refrat anest !!!
TRANSCRIPT
-
8/19/2019 refrat anest !!!
1/47
DAFTAR ISI
BAB I................................................................................................................................. 2
PENDAHULUAN..................................................................................................................2
A.Latar Belakang............................................................................................................2
B.Tujuan......................................................................................................................... 3
BAB II.................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.................................................................................................................... 4
A.Defnisi........................................................................................................................ 4
B.Ei!e"i#l#gi...............................................................................................................4$.Eti#l#gi........................................................................................................................ 4
D.Da%a ta&an traktus resirat#rius................................................................................'
E.Pat#genesis.................................................................................................................(
).*ejala klinis................................................................................................................. +
*.Diagn#sis....................................................................................................................+
H.Pe"eriksaan Penunjang............................................................................................,-
H.i *a"aran /a!i#l#gis..........................................................................................,-
H.3 Pe"eriksaan La#raturiu".................................................................................,2
I.Penatalaksanaan........................................................................................................,3
0.Diagn#sis Ban!ing.....................................................................................................,+
1.0#"likasi..................................................................................................................2-
L.Pr#gn#sis !an "#rtalitas...........................................................................................2-
M.Penega&an..............................................................................................................2,
BAB III..............................................................................................................................22
PENUTUP.......................................................................................................................... 22
,
-
8/19/2019 refrat anest !!!
2/47
BAB IPENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pneumonia sebenarnya bukan peyakit baru. Tahun 1936 pneumonia
me njadi pe nye bab ke mat ian nomor s atu di Am er ik a. P enggunaan
antibiot ik,membuat penyakit in i b isa dikontrol beberapa tahun kemudian.
Namun tahun2, kombinasi pneumonia dan in!luen"a kembali merajalela.
#i $ndonesia, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor tiga setelah
kardio%askuler dan T&'. (aktor sosial ekonomi yang rendah mempertinggi
angka kematian. 1
Pneumonia aspirasi merupakan peradangan yang mengenai
parenkim paru, distal dari bron kus terminalis yang men)akup bronkiolus
respiratorius,dan al%eoli, serta menimbulkan konsolidasi jaringan paru dan
gangguan pertukaran gas setempat yang disebabkan oleh aspirasi benda
asing baik yang berasal dari dalam tubuh maupun di luar tubuh penderita.
#i Amerika pneumonia aspirasi yang terjadi pada komunitas
*PA+adalah sebanyak 12 per 1. penduduk per tahun, sedangkan
pneumoniaaspirasi nosokomial *PAN sebesar - pasien per 1. pasien
raat ina p p er tah un . PA l eb ih ser in g d ijumpa i p ad a p ria d ar ip ad a
perempuan, terutamausia anak atau lanjut. 1 ,2
Aspirasi merupakan pros es terbaanya bahan yang ada di
oro!aring pada saat respirasi kesaluran napas baah dan dapat menimbulkan
kerusakan parenkim paru. +erusakan yang terjadi tergantung jumlah dan
jenis bahan yangteraspirasi serta daya tahan tubuh. /indro m aspirasi dikenal
dalam berbagai bentuk berdasarkan etiologi dan pato!isiologi yang berbeda
dan )ara terapi yang juga berbeda. 2 , 3
Agen0agen mikroba yang menyebabkan pneumonia memiliki tiga bentuk
transmisi primer *1 aspirasi sekret yang berisi mikroorganisme patogen
2
-
8/19/2019 refrat anest !!!
3/47
yang telah berkolonisasi pada oro! aring, *2 inhalasi aerosol yang in!eksius,
dan*3 penyebaran hematogen dari bagian ekstrapulmonal. Aspirasi dan
inhalasi1 agen0agen in!eksius adalah dua )ara tersering yang menyebabkan
pneumonia, sementara penyebaran se)ara hematogen lebih jarang terjadi 3
B.Tujuan
1 .Tujua n u mu m ntuk memen uh i salah satu sya ra t d alam men giku ti
prog ram studi +epaniteraan klinik Anesthesiology di umah /akit $manuel,
&andar 4ampung.
2.Tujuan khusus
1. ntuk menge tahui dan memahami pneumonia as pirasi dari
segi pato!isiologi, gambaran klinis, serta penatalaksanaan
2. mengetahui dan memahami )ara bronkoskopi dan trakeostomi
3
-
8/19/2019 refrat anest !!!
4/47
BAB IIPEMBAHASAN
A.Defnisi Pneumon ia asp iras i d id ef in is ik an seb ag ai inh alas i i si o ro fa ring
atau lambung ke dalam larynx dan sa lu ran pernafasan bawah . Beberapa
sindrom pernafasan mungkin terjadi setelah aspirasi, tergantung pada jumlah
dan jenis material aspirasi , f rekuensi aspirasi dan respon host terhadap
material aspirasi. Pneumonitis aspirasi ( Mendelson’s syndrome) adalah jejas
k imia yangdisebabkan o leh inhalas i i s i lambung. !ama la in " #naerobi$
pneumonia , aspirasi %omitus, pneumonia ne$roti&ing, pneumonitis aspirasi,
pneumonitis kimia.
B.Epie!i"l"gi
'i #me rika pne umonia a spir as i ya ng t er ja di pa da komunit as
(P#)adalah sebanyak ** per **.*** penduduk per tahun, sedangkan
pneumonia aspirasi nosokomial (P#!) sebesar +** pasien per **.*** pasien
rawat inap per tahun. P# lebih sering dijumpai pada pria daripada perempuan,terutama usia anak atau lanjut. #spirasi pneumonia adalah penyebab kematian
palingumum pada pasien dengan disfagia karena gangguan neurologis, suatu
kondisi yang mempengaruhi sekitar **.*** sampai -**.*** orang set iap
tahun di#merika erikat. , ,/
#.Eti"l"gi
0erdapa t ma$am p en yebab s in droma p neumon ia asp iras i, y ai tu
aspirasi asam lambung yang menyebabkan pneumonia kimiawi, aspirasi
bakteri dari oral dan oropharingeal menye babkan pneumonia bakterial,
#spirasi minyak, sepert i mineral o i l atau %egetable o i l dapat menyebabkan
exogenous lipoid pneumonia. #pirasi benda asing merupakan
k eg aw at da ru ra ta n p ar u d an p ad a b eb er ap a k as us me ru pa ka n f ak to r
predisposisi pneumonia bakterial .1 , 3
1nfeksi terjadi se$ara endogen oleh kuman orofaring yang
biasanya polimikrobial namun jenisnya tergantung kepada lokasi, tempat
4
-
8/19/2019 refrat anest !!!
5/47
te rjadinya, yai tu d i komunitas a tau d i 2. Pada P#, kuman patogen
t er ut ama b er up a ku ma na n a er ob o bl ig at ( 3 43 -5 ) ya ng t er da pa t d i
sekitar gigi dan dikeluarkan melalui ludah, misalnya Pepto$o$$us yang juga
dapat d isertai lebsiel la pnemoniae dan tafilo$o$$us, atau fusoba$terium
nu$leatum, Ba$teriodes melaninogeni$us, dan Peptostrepto$o$$us. Pada P#!
pasien di 2 kumannya berasal dari kolonisasi kuman anaerob fakultatif,
batang 6ram negatif, pseudomonas, proteus, serratia, dan . #u reus di
samping bisa juga disertai oleh kuman ananerobobligat di atas. , 3
ondisi yang mempengaruhi pneumonia aspirasi antara lain"
. esadaran yang berkurang, merupakan hasi l yang berbahaya dari ref lex
batuk dan penutupan glottis. . 'isfagia dari gangguan syaraf
. 6angguan pada system gastrointest inal, seperti penyakit
esophageal, pembedahan yang melibatkan saluran atas atau esophagus,
dan aliran lambung.
3 . Mekanisme gangguan penutupan g lo t ti s a tau s f ingter jantung karena
trakeotomi, endotra$heal intubations (70), bronkoskopi, endoskopi atas
dan nasogastri$ feeding (!60)
/. #nestesi faringeal dan kondisi yang berma$am4ma$am seperti muntahan
yang diperpanjang, %olume saluran $erna yang lebar, gastrostomi dan
posisi ter lentang. 8ain4lain " fistula trakeo4esofageal, pneumonia yang
berhubungan dengan %entilator, penyakit periodontal dan
trakeotomi.ondisi kondisi in i kesemuanya berbagi dalam seringnya
dan banyaknya %olume aspi ras i , yang meningkatkan kemungkinan
pengembangan pneumonitis aspirasi.
-. Pasien dengan stroke atau penyaki kritis ya ng me mbutuhkan
perawatan biasanya mempunyai beberapa fa$tor resiko dan yang
mempunyai proporsi yang besar.
9 . Peningkatan resiko infeksi dapat menyebabkan aspirasi .
urangnya kebersihan gigi khususnya pada orang tua atau pasien yang
kondisinya lemah, menyebabkan koloni dalam mulut dengan organism
patogenik yang se$ara potensial bisa menye babkan bertambahnya
jumlah bakteri.
-
8/19/2019 refrat anest !!!
6/47
ondisi4kondis i ini ke semu anya berbagi dalam seri ngnya
dan banyaknya %olume aspi ras i , yang meningkatkan kemungkinan
pengembangan pneumonitis aspirasi.
D.Daya tahan traktus respiratorius
Mekanisme daya tahan traktus respiratorius bagian bawah sangat ef isien
untuk men$egah infeksi dan terdiri dari"
. Pneumon ia asp iras i, ya i tu s if at mater ia l yang t eraspi rasi , % olume
aspirasi, serta faktor defensif host. Perubahan patologis pada saluran
napas pada umumnya tidak dapat dibedakan antara berbagai penyebab
pneumonia, hampir semua kasus gangguan terjadi pada parenkim
disertai bronkiol i t is dan gangguan in terst is ial . Perubahan patologis
m el ip ut i k er us ak an e pi te l, p emb en tu ka n m uk us d an a kh ir nya
terjadi penyumbatan bronkus. elanjutnya terjadi infiltrasi sel radang
peribronkial(peribronkiolitis) dan terjadi infeksi baik pada jaringan
interst isial , duktus al%eolaris maupun dinding al%eolus, dapat pula
disertai pembentukan membran hialin dan perdarahan in tra al%eolar.
6angguan paru dapat berupa restriksi d ifusi dan perfusi . Pneumoniaa sp ir as i m en ga ra h k ep ad a k on se ku en si p at ol og is a ki ba t s ek re t
o ro fa ri ng ea l, n an ah , a ta u i si l am bu ng ya ng m as uk k e s al ur an
napas bagian bawah . Penyak i t in i te rjadi pada o rang dengan le%el
kes adaran ya ng berubah karena serangan $erebro%as$ular
a$$ident (:;#), :! lesion mass ,kera$unan obat atau o%erdosis dan
$ id era k ep ala. eb an yakan ind i% id u men gasp irasi sed ik it se$ re t
orofaringeal selama tidur, dan se$ret tersebut akan dibersihkan se$ara
normal.
-
8/19/2019 refrat anest !!!
7/47
.erusakan sf ingter esophagus oleh selang nasogastrik . =uga peran jumlah
bahan aspirasi,hygiene gigi yang tidak baik, dan gangguan mekanisme klirens
saluran napas.
Predisposisi terjadinya pneumonia "
Mekanisme
. !asog as tr i$ tub e
. 1n tubas i endo trakeal
. 0ra$heos to my
3. upper gastrointest inal endos$opy
/ . b ro n$ho s$op y
Penyakit neuromuskuler
. mul tiple s$ le ro si s
. park inson’s disease
. myas th en ia g ra% is
3 . bulbar atau pseudobulbar palsy
6angguan gastro4oesophageal
. inkompetensi sf ingter $ardia$ . s t rik tu r oesophageal
. neopl as ma
3 . o bs truk si g as te r
/ . p rot ra$ ted %omit ing 8ainnya
- . p os is i re$u mb en t
9 . g en eral debi li ty
Pneumonia aspirasi merupakan peradangan yang mengenai parenkim paru,
distal dari bronkiolus terminalis yang men$akup bronkiolus respiratorius, dana l% eol i, s er ta m en imb ul ka n k ons ol id as i j ar in ga n p ar u d an g an gg ua n
pertukaran gas setempat.ya ng disebabkan oleh aspirasi benda asing baik yang
bersal dalam tubuh maupun di luar tubuh penderita. Pemeriksaan histologis
terdapat pneumonitis atau reaksi inflamasi berupa al%eolitis dan pengumpulan
eksudat yang dapat d i t imbulkan oleh berbagai penyebab dan berlangsung
dalam jangka waktu yang ber%ariasi.
-
8/19/2019 refrat anest !!!
8/47
E.Patogenesis2,3,4
'alam keadaan sehat t idak terjadi pertumbuhan mikroorganisme d i paru ,
k ea da an i ni d is eb ab ka n m ek an is me p er ta ha na n p ar u. 0er da pa tn ya
mikroorganisme (bakteri) didalam paru merupakan akibat ketidakseimbangan
a nt ar a d aya t ah an t ub uh , m ik ro or ga ni sm e d an l in gk un ga n, s eh in gg a
mik ro organi sme d ap at b erkemb an g b iak d an men imbu lk an p en yaki t.
Masuknya mikroorganisme ke saluran napas dan paru dapat melalui berbagai
$ara yaitu"
. 1nhalas i langsung dar i udara
. #spirasi bahan4 bahan yang ada di nasofaring dan orofaring
. Perluasan langsung dari tempat lain
3. Penyebaran se$ara hematogen.
#spirasi merupakan hal yang dapat ter jadi pada set iap orang. 'i sin i
terdapat peranan aksi mukosilier dan makrofag al%eoler dalam pembersihan
material yang teraspirasi. 0erdapat faktor determinan yang berperan dalam
pneumonia aspirasi, yaitu sifat material ya ng teraspirasi, %olume aspirasi,
serta faktor defensif host.
Perubahan patologis pada saluran napas pada umumnya t idak dapat
d ib ed ak an antara b erbaga i p en yebab p neumon ia , h ampi r semua k asus
g an gg ua n t er ja di p ad a p ar en ki m d is er ta i b ro nk io li ti s d an g an gg ua n
interst isial . Perubahan patologis meliputi kerusakan epitel , pembentukan
mukus dan akhi rnya terjadi penyumbatan b ronkus . elanju tnya terjadi
infi l t rasi sel radang peribronkial (peribronkiol i t is) dan ter jadi infeksi baik
pada jaringan interstisial, duktus al%eolaris maupun dinding al%eolus, dapat
pula disertai pembentukan membran hialin dan perdarahan intra al%eolar.
6angguan paru dapat berupa restriksi, difusi dan perfusi.
F.Gejala klinis
Biasanya didahului infeksi saluran nafas akut bagian atas selama
beberapa hari, kemudian diikuti dengan demam, menggigil, suhu tubuh
kadang melebihi 3* o $el$ius, sakit tenggorokan, nyeri pada otot4 o tot dan
sendi. adang disertai batuk, dengan sputum mukoid atau purulen dan dapat
disertai dahak.
(
-
8/19/2019 refrat anest !!!
9/47
G.Diagnosis 5
>ntuk mendiagnosis pneumonia aspi ras i , tenaga kesehatan harus
melihat gejala pasien dan temuan dari pemeriksaan fisik. eterangan dari foto
polos dada, pemeriksaan darah dan kultur sputum mungkin juga bermanfaat.
-
8/19/2019 refrat anest !!!
10/47
pemeriksaan penunjang utama untuk menegakkan diagnosis. 6ambaran
r adi ologis da pa t ber upa inf ilt ra t s ampa i kons oli da si denga n @ ai r
bron$hogram, penyebaran bronkogenik dan interstitial dengan atau tanpa
disertai gambaran ka%iti pada segmen paru yang terinfeksi. 6ambaran lusen
disertai dengan infil t rat menunjukkan nekrotik pneumonia. #ir f lu id le%el
mengindikasikan abses paru atau f is tu la bronkopleura. udut $ostofreni$us
yang b lun t ing dan menis$us yang posi ti f menunjukkan para pneumoni$
pleural effusion.
Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan
radiologik dan laboratorium untuk membantu menegakkan diagnosis. Benda
asing yang bersifat radioopak dapat dibuat 2o foto segera setelah kejadian,
sedangkan benda asing radiolusen (sepert i ka$ang4ka$angan) dibuatkan 2o
foto setel ah 3 j am k ejad ian, k aren a seb elum 3 j am k ejad ian b elum
menunjukkan gambaran radiolusen yang berarti . Biasanya setelah 3 jam baru
tampak tanda atelektasis atau emfisema.
,-
-
8/19/2019 refrat anest !!!
11/47
5ambar 1 langkah penanganan aspirasi benda asing
Pemeriksaan radiologi$ leher dalam posisi tegak untuk penilaian
jaringan lunak leher dan pemeriksaan toraks postero anterior dan lateral
sangat penting pada aspirasi benda asing. Pemeriksaan toraks lateral
dilakukan dengan lengan di belakang punggung, leher dalam fleksi dan
kepala ekstens i untuk melihat keselu ruhan ja lan napas dar i mulut
sampai karina. arena benda as ing d i b ronkus sering tersumbat d i
orifisium bronkus utama atau lobus, pemeriksaan paru sangat membantu
diagnosis.
;ideo
-
8/19/2019 refrat anest !!!
12/47
Benda as ing eksogen $air d ibagi dalam benda $air yang bers i fa t
i r ita ti f , seper ti &a t k imia , dan benda $aii r non4 ir i ta t if , yai tu $a iran
dengan pD 9,3.
Benda asing endogen dapat berupa sekret kental, darah atau bekuan
darah, nanah, krusta, pengkijuan, membran dif ter i , bronkoli t , $airan
amnion, mekonium dapat masuk ke dalam saluran nafas bayi pada saat
proses persalinan.
H.3 Pemeriksaan "aboratorium
Pemeriksaan laboratorium darah diperlukan untuk mengetahui
adanya gangguan keseimbangan asam basa serta tanda infeksi t raktustrakeobronkial . Benda asing didalam suatu organ ialah benda asing
yang berasal dari luar tubuy atau dari dalam tubuh, yang dalam keadaan
normal tidak ada.
Pemeriksaan darah lengkap mungkin menunjukkan jumlah leukosit yang
m en in gk at ( le bi h d ar i * .* ** Cm m , ka da ng4 ka da ng me n$ apai
*.***Cmm ), yang mengindikasikan adanya infeksi atau inflamasi. 0api
pada *5 penderita tidak terdapat leukositosis. Ditung jenis leukosit
@shift to the left. 87' selalu naik. Billirubin dire$t atau indire$t dapat
m en in gk at , o le h ka re na p em e$ ah an d ar i s el d ar ah me ra h ya ng
terkumpul dalam al%eoli dan disfungsi dari hepar oleh karena hipoksia.
>ntuk menentukan diagnosa et io logi d iperlukan pemeriksaan dahak,
kultur darah dan serologi. #nalisis gas darah menunjukan hipoksemia
dan hipokarbia, pada stadium lanjut dapat terjadi asidosis respiratorik.
#.Penatalaksanaan
'a la m hal pena ta la ks anaa n pende rit a pne umon ia pe rlu
diperhatikan keadaan klinisnya. =ika keadaan klinis baik dan tidak ada
indikasi untuk dirawat, maka dapat d i lakukan rawat jalan. =uga perlu
diperhatikan ada tidaknya faktor modifikasi yaitu keadaan yang dapat
meningkatkan r i siko infeks i dengan mikroorganisme patogen yang
,2
-
8/19/2019 refrat anest !!!
13/47
spesif ik misalnya trepto$o$$us pneumoniae yang resisten penisi l in.
Eang termasuk dalam faktor modifikasi adalah"
. Pneumokokus resisten terhadap penisilin
a. umur lebih dari -/ tahun
b. memakai obat4obat golongan F4laktam selama tiga bulan
terakhir
$. pe$andu alkohol
d. penyakit gangguan kekebalan
e. penyakit penyerta yang multipel
. Bakteri enterik 6ram negatif
a. penghuni rumah jompo
b. mempunya i penya kit dasar kelainan jantung paru
$. mempunyai kelainan penyakit yang multipel
d. riwayat pengobatan antibiotik
. Pseudomonas aeruginosa
a. bronkiektasis
b. pengobatan kortikosteroid G* mgChari
$. pengobatan antibiotik spektrum luas G9 hari pada bulan
terakhir
d. gi&i kurang
Berdasarkan kesepakatan Perhimpunan 'okter Paru 1ndonesia (P'P1),
kriteria yang dipakai untuk indikasi rawat inap pneumonia komuniti
adalah"
. ko r P?20 G9*
. Bila kor P?20 kurang H9* maka penderita tetap perlu dirawat inap
bila dijumpai salah satu dari kriteria di bawah ini.
a . f rekuensi napas G*Cmeni t
b. Pa? C
-
8/19/2019 refrat anest !!!
14/47
d.
-
8/19/2019 refrat anest !!!
15/47
demikian paru penuh oleh udara, d i ibaratkan sebagai botol p last i$ yang
tertutup, dengan menekan botol itu, maka sumbatannya akan terlempar ke
luar.
'engan perasat Deimli$h, dilakukan penekanan pada paru. :aranya
ialah, bila pasien masih dapat berdiri , maka penolong berdiri di belakang
pasien, kepalan tangan kanan penolong diletakkan di atas prisesus xifoid,
sedangkan tangan k ir inya d i le takkan d i a tasnya. emudian d ilakukan
penekanan ke belakan ke atas dan ke arah paaru beberapa kali, sehingga
diharapkan benda asing akan terlempar ke luar dari mulut pasien. 3
Bi la pas ie n suda h te rba ring ka rena pings an, ma ka pe nolong bersetumpu pada lututnya di kedua sisi pasien, kepalan tangan diletakkan
di bawah prosesus xifoid, kemudian dilakukan penekanan ke bawah dan ke
arah paru pasien beberapa kal i , sehingga benda asing akan ter lempar ke
lua r mulut . Pad a t in dakan ini p os is i muk a h arus lurus , l eh er j an gan
ditekuk ke samping, supaya jalan napas merupakan garis lurus.
ompl ik as i p erasat Deiml i$h i al ah k emun gk in an t er jadi rup tu re
lambung atau hat i dan fraktur iga. ?leh karena i tu pada anak sebaiknya
$ara menolongnya tidak dengan menggunakan kepalan tangan, tetapi $ukup
dengan dua buah jari kiri dan kanan.
Pada sumbatan benda asing tidak total di laring, perasat Deimli$h tidak
dapat digunakan. 'alam hal ini pasien masih dapat di bawa ke rumah sakit
terdekat untuk diberi pertolongan dengan menggunakan laringoskop atau
bronkoskop, atau kalau alat4alat i tu tidak ada, dilakukan trakeostomisebelum merujuk. Pada waktu tindakan trakeostomi, pasien tidur dengan
posisi 0rendelenburg, kepasla lebih rendah dari badan, supaya benda asing
tidak turun ke trakea. emudian pasien dapat dirujuk ke rumah sakit yang
mempunyai fasi l itas lar ingoskopi atau bronkoskopi untuk mengeluarkan
benda asing itu dengan $unam. 0inddakan ini dapat dilakukan dengan
anastesi (umum) atau analgesia (lo$al).
,
-
8/19/2019 refrat anest !!!
16/47
Ben da asing d i t rakea. Ben da asing d i t rakea d ik elua rk an d en gan
bronkoskopi. 0indakan ini merupakan tindakan yang harus segera dilakukan,
dengan pasien tidur terlentang posisi 0endelenburg, supaya benda asing tidak
turun ke dalam bronkus.
gambar paru4paru yang mengalami infeksi
Pada waktu bronkoskopi , benda asing dipegang dengan $unam yang
sesua i d en gan b en da asing i tu , d an k et ik a d ik elua rk an melalui l ar in g
diusahakan sumbu panjang benda asing segaris dengan sumbu panjang trakea,
jadi pada sumbu %erti$al, untuk memudahkan pengeluaran benda asing itu
melalui rima glottis.
,'
-
8/19/2019 refrat anest !!!
17/47
6ambar mekanisme bronskoskopi
Bi la fasi l itas untuk melakukan bronkoskopi t idak ada , maka pada
kasus benda as ing d i t rakea dapat d ilakukan t rakeostomi, dan b i la
mungkin benda asing itu dikeluarkan dengan memakai $unam atau alat
penghisap melalui trakeostomi. Bila tidak berhasi l pasien dirujuk ke
rumah sakit dengan fasilitas endoskopi, ahli dan personal yang tersedia
optimal. Benda asing di bronkus. >ntuk mengeluarkan benda asing dari
bronkus dilakukan dengan bronkoskopi, menggunakan bronkoskop kaku
atau sera t opt i$ dengan memakai $unam yang sesuai dengan benda
asing i tu . 0indakan bronkoskopi harus segera di lakukan, apalagi b i la
benda asing bersifat organi$
,
-
8/19/2019 refrat anest !!!
18/47
6ambar 3
Dasil bronkoskopi pasien aspirasi pneumonia e.$ daun singkong
B enda as ing ya ng t ida k dapa t di ke lua rkan de nga n $ ar a
bronkoskopi, seperti benda asing tajam, tidak rata dan tersangkut pada
jaringan, dapat dilakukan ser%ikotomi atau torakotomi untuk
mengeluarkan benda asing tersebut.
#nt ib io tik d an k or tiko steroid t id ak rut in d ib er ik an setel ah
t in dakan end osko pi p ad a eks trak si b en da asing . < is io te rapi d ad a
dilakukan pada kasus pneumonia, bron$hitis purulenta dan atelektasis.
Pasien dipulangkan 3 jam setelah tindakan, jika paru bersih dan tidak
demam.
-
8/19/2019 refrat anest !!!
19/47
Benda as ing d i h idung. :ara mengeluarkan benda as ing dar i
dalam hidung ialah dengan memakai pengait (haak) yang dimasukkan ke
d alam h id un g d ib aga in a tas, men yu su ri a tap k a% um n as i sampa i
menyentuh nasofaring. etelah itu pengait diturunkan sedikit dan ditarik
ke depan. 'engan $ara in i benda asing i tu akan ikut terbawa ke luar .
'apat pula menggunakan $unam !ortman atau Lwire loop.
0idaklah bijaksana bila mendorong benda asing dari hidung kea
rah nasofaring dengan maksud supaya masuk ke dalam mulut . 'engan
$ara i tu benda as ing dapat terus masuk ke laring dan sa lu ran napas
bagian bawah, ya ng menye babkan sesak napas, sehingga menimbulkan
keadan yang gawat.
Pemberian antibiotika sistemik selama /49 hari hanya diberikan
pada kasus benda asing hidung yang telah menimbulkan infeksi hidung
maupun sinus.
Benda asing di tonsil dapat diambil dengan memakai pinset atau
$unam. Biasanya yang tersangkut d i tonsi l ialah benda tajam, sepert i
tulang ikan, jarum atau kail. Benda asing di dasar lidah, dapat dilihat
dengan ka$a tenggorok yang besar . Pasien diminta menarik l idahnya
sendir i dan pemeriksa memegang ka$a tenggorok dengan tangan kir i ,
sedangkan tangan kasnan memegang $unam untuk mengambil bemnda
tersebut . Bila pasien sangat perasa sehingga menyukarkan t indakan,
sebelumnya dapat bdisemprotkan obat pelali (anastet ikum), sepert i
xylo$ain atau panto$ain. Benda asing di %alekula dan sinus piriformis
k ad an g4 ka da ng u nt uk m en ge lu ar ka nn ya d il aku ka n de ng an $ ar a
laringoskopi langsung. Penatalaksanaan pneumonia komuniti d ibagi
menjadi , yaitu"
. Pender i ta rawat ja lan
a. pengobatan suport if C s imptomatik
i. is tir aha t di te mpat ti dur
,+
-
8/19/2019 refrat anest !!!
20/47
i i. m in um se$u ku pn ya u n tu k meng atas i d eh id rasi
i i i. b ila panas t inggi per lu d ikompres a tau minum obat penurun
panas
i%. b ila per lu dapat d iberikan mukol i tik dan ekspek toran
b. pengobatan antibiot ik harus diberikan (sesuai dengan bagan)
kurang dari + jam
. Penderi ta rawat inap di ruang rawat biasa
a pengobatan supor ti f C simptomat ik
i pe mb eri an te ra pi oks ige n
i i pemasangan in fus untuk rehid ras i dan koreksi kalor i dan
elektrolit
i i i pemberian obat simptomat ik an tara la in an t ip i re t ik dan
mukolitik
b pengobatan antibiot ik harus diberikan (sesuai dengan bagan)
kurang dari + jam
Pender i ta rawat inap d i ruang rawat intens i f
a pengobatan supor ti f C simptomat ik
i pe mb eri an te ra pi oks ige n
i i pemasangan in fus untuk rehid ras i dan koreksi kalor i dan
elektrolit
i i i pemberian obat simptomat ik an tara la in an t ip i re t ik dan
mukolitik
2-
-
8/19/2019 refrat anest !!!
21/47
-
8/19/2019 refrat anest !!!
22/47
&.$omplikasi
ompilasi akut akibat tersangkutnya benda asing antara lain"
a. esak nafas
b. Dipoksia sampai henti jalan nafas
ompilkasi kronik akibat tersangkutnya benda asing antara lain"
a. Pneumonia yang berlanjut dengan pembentukan abses paru dan
ka%itas
b. Bronkoektasis
$.
-
8/19/2019 refrat anest !!!
23/47
'en gan p en go ba tan, k eb an yakan j en is p neumon ia b ak te ri b isa
disembuhkan dalam satu atau dua minggu. Pneumonia bakteri mungkin lebih
lama, dan pneumonia mikoplasma mungkin memerlukan empat hingga enam
minggu untuk sembuh sempurna. eluaran episode pneumonia tergantung
seberapa sakit seseirang ketika ia pertama kali didiagnosis. /
'.Pen(egahan
Pada pasien yang memilik i d is fungsi menelan untuk menghindar i
aspi ras i asam lambung, d iper lukan tekn ik kompensasi untuk mengurangi
aspirasi dengan diet lunak dan takaran yang lebih sedikit.
23
-
8/19/2019 refrat anest !!!
24/47
BAB IIIBR$N%$S%$PI DAN TRA%E$ST$MI
III.& Br"nk"sk"pi
adalah t indakan medis yang ber tujuan untuk melakukan % isual i sas i
t rakea dan b ronkus, mela lui b ronkoskop, yang berfungsi dalam prosedur
diagnostik dan terapi penyakit paru. 'alam perkembangannya, bronkoskopi
di bagian atas Bronkoskop 2igid dan bronkosfleksibel
24
-
8/19/2019 refrat anest !!!
25/47
1ndikasi dari bronkoskopi adalah membantu menegakkan diagnosis, sebagai
terapeutik serta preoperatifCpotoperatif "
1ndikasi bronkoskopi adalah "
. batuk
. b at uk d ar ah . men gi dan s tido r
3 . gambaran foto thoraks yang abnormal
/ . Bron$hoal%eo lar la%age (B#8) &ron )hoal%eolar la%age (B#8) adalah
prosedur saat bronkoskopi di mana sejumlah ke$il garam disuntikkan ke
d alam b ag ian p aru4paru distal ( jauh ), k emud ian d ised ot k embali
melalui bronkoskop, men$u$i al%eoli. Bahan yang d idapat kemudian
dianalisis untuk jumlah sel, diferensial atau benda asing.
-. limpahadenopathy atau masa intrabronkial pada intratoraks
9 . kars inoma bronkus+. ada bukti s i tologi atau masi tersangka
2
http://kamuskesehatan.com/arti/bronkoskopi/http://kamuskesehatan.com/arti/distal/http://kamuskesehatan.com/arti/bronkoskop/http://kamuskesehatan.com/arti/alveoli/http://kamuskesehatan.com/arti/bronkoskopi/http://kamuskesehatan.com/arti/distal/http://kamuskesehatan.com/arti/bronkoskop/http://kamuskesehatan.com/arti/alveoli/
-
8/19/2019 refrat anest !!!
26/47
J. penentuan derajat karsinoma bronkus
*. follow up karsinoma bronkus
Eang termasuk indikasi terapeutik bronkoskopi adalah "
. dahak yang ter tahan, gumpalan mukus
. benda asing pada trakeoronkial
. pemasangan stent pada trakeobronkial
3 . di latasi bronkus dengan menggunakan balon
/ . k is ta mediastunum
- . k is ta b ro nk us
9. mengeluarkan sesuatu dengan broskoskopi
+ . b ra$k ytherapi
J . l as er te ra pi
*. abses paru
.trauma dada. therapeutik la%age
ontraindikasi t indakan bronkoskopi meliputi kontraindikasi absolut dan
kontraindikasi relatif, kontraindikasi bronkoskopi absolut meliputi "
.penderita kuarngkooperatif
. keterampilan operator kurang
.
-
8/19/2019 refrat anest !!!
27/47
d il ak uk an p ad a p en deri ta d en gan p en yaki t k oron er y an g akan
dilakukan bronkoskopi, karena penyakit in i dapat meningkatkan
resiko pada saat bronkoskopi. 'isamping pemeriksaan tersebut yang
juga penting untuk dipersiapkan adalah yang berkaitan dengan
penderita.
III.&.( Persiapan )ang *arus ilakukan ter*aap penerita aala* +
. 1nformasi yang berkaitan dengan r iwayat penyakit sebelumnya,
pemnya kit sekarang, kondisi fisik dan mental penderita dan
riwayat reaksi alergi terhadap obatyang akan digunakan untuk
tindakan bronkoskopi
. Memberikan in formasi kepada pender i ta tentang tahapan yang
akan di lakukan mulai dari persiapan bronkoskopi sampai pas$a
bronkoskopi yang dilakukan sekitar + jam untuk men$egah
terjadinya aspi ras i i s i lambung, pen jelasan tentang t indakan
anestes i yang d il ak uk an d an e fek anestes i y an g d irasak an
penderita , puasa setelah menjalani tindakan bronkoskopi.
. Menandatangani informed $onse$t untuk tindakan yang dilakukan
3. Melakukan e%aluasi sebelum bronkoskopi untuk
m en gk la si fi ka si ka n b er da sa rk an k on di si f is ik p en de ri ta .
berhubungan dengan kondisi fisik penderita #meri$an
#sso$iat ion of #nesthesiologyst O(##) membuat k lasif ikasi
sebagai berikut "
## 1" penderita dengan kondisi fisik normal
## 11 " Penderita dengan penyakit sistemik ringan
## 111 "Penderita dengan penyakit sistemik yang berat dengan
keterbatasan aktifitas
## 1; " Penderi ta dengan penyak i t yang tergan tung dengan
obat4obatan agar bertahan.## ; " Penderi ta dengan kondisi yang gawat dengan prediksi
t id ak akan b er tahan h id up d alam 3 j am d en gan a tau t an pa
bronkoskopi.
elain persiapan pada penderita juga dilakukan persiapan fasilitas penunjang
berupa"
. 2uangan bron$os$opy su ite , ruangan pers iapan , ruangna t indkan ,
ruangan pemulihan,ruangan desinfeksi alat
2
-
8/19/2019 refrat anest !!!
28/47
. Bro nk osko pi " k elen gk ap an t el e% is i, % id eo , foto, k elen gk ap an
diagnostik dan terapi
. aran penunjang " oks igen , mesin penghisap lend i r ( su$tion) , a la t
pemantau 76, oksimeter denyut, nebili&er, resusitator, jet
%entilation
III.&., Meikasi se'elu! !elakukan tinakan 'r"nk"sk"pi +
medikasi diberikan sebelum dilakukan bronkoskopi untuk keamanan
dan keberhasilan prosedur bronkoskopi umumnya antisedatif ringan
diberikan * menit sebelum prosedur bronkoskopi dilakukan. elama
prosedur anesthesi topikal diberikan pada saluran napas serta sedatif
dan analget ik tambahan d iber i untuk mengatas i dan mengurang i
ke$emasan nyeri saat batuk.
#nt i s ia la gogues di guna ka n unt uk me ngur angi s ekre si ,
menurunkan respon %aso%agal juga untuk merningkatkan efikasi
a ne st he si t op ik al . 7d ek s amp in g y ng mu ng ki n t im bu l pa da
pemberian antisialagogues berupa takikardi, hipotensi, aritmia,
retensi urin, glikoma, dan penurunan motilitas saluran $erna. 0idak
ada data akurat menunjukkan efikasi pemberian antisialagogues dan
tidak selalu diberikan karen efek sampingnya. ?perator umumnya
menggunakan kombinasi medikasi ben&odiasepin, opiat narkotik,
antisialagogue dan antihistamin digunakan se$ara indi%idual untuk
menimbulkan efek amnesia, anxiolysis, penurunan refleks batuk dan
analgesia pada saluran napas. ?bat dengan onset $epat, masa paruh
pendek dan efek samping yang minimal seklalu digunakan.
Ben&odiasepin biasanya diberikan untuik menimbuilakan efek
amnesia dan anxialosisi , Midasolam 1; diberi karena onset $epat
dan masa paruhmya pendek . Bolus * ,/ 4 ,*mg d iber i 4/ meni t
sampai efek sedasi d iperoleh. 8ora&epam juga digunakan sebelum
melakukan tindakan dengan batas keamanan lebih baik disebabkan
retrograde amnesia yang di t imbulakn oelh mida&ola, .
-
8/19/2019 refrat anest !!!
29/47
?piat menurunkan refleks laryng dan batuk serta sebagai
anxiolysis . 'apat meimbulkan nausea dan dispharia.
-
8/19/2019 refrat anest !!!
30/47
di%isual isasikan pada layar bronkoskopi. arina dini lai ketajamannya.
ugsegmen paru paru dinilai posisi, tekstur, warna ukuran,dan paten$y.
Mukosa bronkial juga dipriksa apakah ada infil t rasi , peradangan, dan
sekresi . etelah t indakan bronkoskopi d i lakukan, penderi ta d ipantau
tanda4tanda %i tal sepert i tekanan darah, nadi, temperatur , frekuaensi
napas, serta penderi ta t idak boleh mengkonsumsi apapun sampai jam
setelah tindakan bronkoskopi selesai dilakukan.
6ambar
Batuk dengans edikit darah, ketidaknyamanan karena alergi obat
y an g d ib er ik an selama p ro sedu r b iasa d ijumpai set el ah t in dakan
bronkoskopi, hal ini akan hilang setelah jam bronoskopi selesai
dilakukan.
III.(. Trake"st"!i
adalah pembuatan lubang dinding anterior trakea untu mempertahankan
jalan nafas atau tindakan membuat stoma agar udara dapat masuk
kedalam paru4paru dengan memitas jalan nafas atas untuk mengatasiasfiksi apabila ada gangguan lalu lintas udara pernafasan. , ,
3-
-
8/19/2019 refrat anest !!!
31/47
0rakeostomi pertama kali d ikemukakan oleh #reta$us dan 6alen pada
a ba d p er ta ma d an k ed ua s es ud ah M as eh i. Qal au pu n t eh ni k i ni
d ik emuk ak an b erulan g k al i set el ah i tu , t et ap i o rang p er tama y an g
diketahui se$ara pasti melakukan tindakan itu adalah #ntonio Brasa%ola
pada tahun /3-. Prosedur ini disebut dengan berbagai ist ilah, antara
lain laringotomi dan bronkotomi sampai istilah trakeotomi diperkenalkan
oleh Deister pada tahun 9+. Pipa trakeostomi yang pertama dengan
kanul diperkenalkan oleh 6orge Martinedi 1nggris kira4kira tahun 9*
untuk menghindari sumbatan pipa pas$a bedah.
0rakeostomi dapat menyelamatkan j iwa penderi ta yang mengalami
obstruksi saluran nafas diatas trakea dan tidak dapat diatasi dengan $ara
lain, misalnya intubasi. 0rakeostomi juga dilakukan pada penderita yang
memerlukan bantuan pernafasan buatan untuk waktu yang lama dan
memerlukan pertolongan pembersihan jalan nafas yang memadai.aat ini,
diberbagai pusat, intubasi dilakukan pada kasus4kasus darurat, j ika tuba
dianggap dapat d i lepaskan dalam satu minggu. etelah 9 jam apabila
tuba masih dibutuhkan barulah dilakukan trakeostomi. , 3
ANATOMI TRAKTUS RESPIRATORIUS
Saluran napas bagian atas
Didung memil ik i peranan yang sangat pen t ing pada sa lu ran napas
bagian atas. etika udara masuk melalui hidung, partikel4partikel debu
dan kotoran akan dif i lt rasi.Membran mukosa nasofaring selanjutnya
akan menyaring udara tersebut, menghangatkan, dan melembabkannya. /
>dara inspirasi akan turun melalui orofaring ke laringofaring kemudian
melewati far ing di mana pl i$a %o$alis berada. 8aring ter letak di atas
t rakea. etika seseorang menghirup udara, p li$a %o$ali s terbuka,
memungkinkan udara untuk melewati trakea dengan bebas. /
0rakea berakhir pada per$abangan bronkus utama kiri dan kanan yang
masuk ke paru4paru. 0iap4tiap bronkus masuk melalui hilus (tempat di
3,
-
8/19/2019 refrat anest !!!
32/47
mana pembukuh darah, ner%us , dan la in 4 la in keluar masuk organ).
Bronkus kanan lebih pendek, lebih lebar, dan lebih %ertikaldaripada
bronkus kiri. /
6ambar . aluran !afas Bagian #tas
Saluran napas bagian bawah
egera setelah memasuki paru4paru kiri dan kanan, bronkus ber$abangmenjadi
bagian4bagian yang ke$il atau bronkus sekunder yang memasuki masing4
masing lobus ( t iga lobus di kanan dan dua lobus di kiri). Bronkus sekunder
ini kemudian ber$abang lagi menjadi bagian yang lebih ke$il atau bronkiolus.
e$ara stru$tural, bronkus sangat mirip dengan trakea. 'indingnya memiliki
$in$in4$in$in kartilago dan dilapisi membrane mukosa bersilia.
/
32
-
8/19/2019 refrat anest !!!
33/47
6ambar . aluran !afas Bagian Bawah
Paru4paru merupakan organ pernapasan sebenarnya di mana gas4gas dalam
darah dan udara bertukar. Paru4paru kanan memiliki tiga lobus dan paru4paru
kiri memilki dua lobus. etiap lobus kemudian terbagi lagi menjadi lobulus.
8obulus memilik i bentuk dan ukuran yang ireguler, tapi lobulus mendapat
s up la i u da ra d ar i b ro nk io lu s. et ik a me ma su ki l ob ul us , b ro nk io lu s
ber$abang4$abang menjadi bagian ya ng sangat ke$il yang disebut bronkiolus
terminal yang selanjutnya men$apai unit fungsional paru4paru yaitu al%eolus.
'i sinilah terjadi pertukaran oksigen dan karbondioksida. /
6ambar . Pertukaran ? dan $o di al%eoli (dikutip dari kepustakaan no./)
33
-
8/19/2019 refrat anest !!!
34/47
FISIOLOGI PERNAFASAN
aluran pernafasan dar i h idung sampai ke b ronkeo lus d ilapis i o leh
membrean mukosa bers i lia . etika udara masuk ke rongga h idung , udara
disaring, dihangatkan dan dilembabkan. etiga proses ini merupakan fungsi
utama dari mukosa respirasi. 9
6ambar 3. istem Pernapasan
>dara mengalir dari faring menuju laring atau kotak suara. 8aring terdiri dari
r ang ka ia n $ in $i n t ul an g r aw an ya ng d ih ub un gk an o le h o to t o to t d an
mengandung pi ta suara. 2uang berbentuk sig i t iga diantara pi ta suara yai tu
g lo t is bermuara kedalam t rakea dan membentuk bag ian a tas dar i sa lu ran
pernafasan atas dan bawah. 6lotis merupakan pemisah antara saluran nafas
atas dan bawah. Meskipun laring terutama dianggap berhubungan denganfonasi, tetapi fungsinya sebagai organ pelindung jauh lebih penting. 9
Pada waktu menelan gerakan laring ke a tas , penu tupan g lot i s dan fungsi
sepert i p intu dari epiglot t is yang berbentuk daun pada pintu masuk laring,
berperan untuk mengarahkan makanan dan $airan masuk kedalam esophagus.
=ika benda asing masih mampu melampaui glotis, fungsi batuk yang dimiliki
laring akan membantu menghalau benda dan se$ret dari saluran nafas bagian
bawah.9
34
-
8/19/2019 refrat anest !!!
35/47
0rakea disokong oleh $in$in tulang rawan berbentuk seperti sepatu kuda yang
panjangnya kurang lebih ,/ $m. truktur trakea dan bronkus digolongkan
denga sebuah pohon dan oleh karena i tu d inamakan pohon trakeobronkial .
0rakea merupakan tabung berongga yang disokong oleh $in$in kart ilago.
0rakea berawal dari kart i lago krikoid yang berbentuk $in$in stempel dan
m el ua s k e a nt er io r p ad a e so fa gu s, t ur un k e d al am t ho ra ks d i m an a i a
membelah menjadi dua bronkus utama pada karina. Pembuluh darah besar
pada leher berjalan sejajar dengan trakea di sebelah lateral dan terbungkus
dalam selubung karo ti s . elen jar t i ro id terle tak d i a tas t rakea d i sebelah
depan dan la teral . 1 smuth mel intas t rakea d i sebelah an ter io r, b iasanya
setinggi $in$in trakea kedua hingga kelima. araf laringeus rekuren terletak
pada sulkus trakeoesofagus. 'i bawah jaringan subkutan dan menutupi trakea
di bagian depan adalah otot4otot supra sternal yang melekat pada kart i lago
tiroid dan hyoid. , 9
6ambar /. #nantomi 8aring (kanan) dan Potongan melintang trakea (kiri)
(dikutip dari kepustakaan no.+)
Permukaan trakea dilapisi oleh epitel respirasi. 0erdapat kelenjar serosa pada
lamin a p ro pr ia d an tulan g rawan h ia lin b erbentuk : y an g man a u ju ng
bebasnya berada di bagian posterior trakea. :airan mukosa yang dihasilkan
o leh se l gob le t dan se l ke len jar membentuk lapisan yang memungkinkan
pergerakan silia untuk mendorong partikel asing. edangkan tulang rawan
hia l in berfungsi untuk menjaga lumen t rakea te tap terbuka. Pada u jung
terbuka (ujung bebas) tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut
terdapat ligamentum fibroelastis dan berkas otot polos yang memungkinkan
3
-
8/19/2019 refrat anest !!!
36/47
pengaturan lumen dan men$egah distensi berlebihan0empat trakea ber$abang
menjadi b ronkus u tama dan kanan yang d ikenal sebagai karina . arina
memilik i banyak saraf dan dan dapat menebabkan bronkospasme dan batuk
berat jika dirangsang. 9
TANDA-TANDA KLINIS OSTRUKSI PERNAPASAN AGIAN ATAS
6ejala dan sumbatan laring ialah " J
. uara serak (disfoni) sampai afoni
. esak napas (dispneu)
. tridor (napas berbunyi) yang terdengar waktu inspirasi
3. :ekungan yang terdapat pada waktu inspirasi di
suprasternal,epigastrium, suprakla%ikula dan interkostal. :ekungan itu
terjadi sebagai upaya dar i o to t 4o to t pernapasan untuk mendapatkan
oksigen yang adekuat.
/. 6elisah karena pasien haus udara (air hunger)
-. Qarna muka pu$at dan terakhir menjadi sianosis karena hipoksia
Jackson membagi sumbatan l ar in g y an g p ro gres if d alam 3 s tadium
dengan tanda dan gejala " J
Sta!iu" #$ :ekungan tampak pada waktu insp irasi d i suprasternal,
stridor pada waktu inspirasi dan pasien masih tenang.
Sta!iu" %$ :ekungan pada waktu insp irasi d i daerah suprasternal
makin dalam, di tambah lagi dengan t imbulnya retraksi d i epigastr ium.
Pasien sudah mulai gelisah. tridor terdengar pada waktu inspirasi.
Sta!iu" &$ :ekungan selain di daerah suprasternal , epigastr ium juga
terdapat d i in frakla%iku la dan se la4se la iga, d i mana pasien sangat
g el isah d an d ispn eu . tr id or t erdeng ar p ad a wak tu inspi rasi d an
ekspirasi.
Sta!iu" ' " :ekungan4$ekungan di atas bertambah jelas, pasien sangat
g el is ah , t am pa k s an ga t k et aku ta n d an s ia no si s. = ik a k ea da an i ni
berlangsung terus, maka pasien akan kehabisan tenaga, pusat pernapasan
paralitik karena hiperkapnea. Pasien lemah dan tertidur, akhirnya
meninggal karena asfiksia.
FUNGSI TRAKEOSTOMI
3'
-
8/19/2019 refrat anest !!!
37/47
-
8/19/2019 refrat anest !!!
38/47
. Surgical trakeostomi, yaitu tipe ini dapat sementara dan permanen dan
dilakukan di dalam ruang operasi. 1nsisi dibuat di antara $in$in trakea
kedua dan ketiga sepanjang 34/ $m.
. Percutaneous trakeostomi, yaitu tipe ini hanya bersifat sementara dan
dilakukan pada unit gawat darurat . 'ilakukan pembuatan lubang di antara
$in$ing trakea satu dan dua atau dua dan t iga. arena lubang yang dibuat
l eb ih k e$ il , m ak a p en ye mb uh an l uk an ya a ka n l ebi h $ ep at d an t id ak
meninggalkan s)ar. elain i tu , kejadian t imbulnya infeksi juga jauh lebih
ke$il.
. Mini t rakeostomi, yai tu pada t ipe ini d ilakukan insis i pada pertengahan
membran krikotiroid dan trakeostomi mini ini dimasukan menggunakan kawat
dan dilator
INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI TRAKEOSTOMI
In!i)asi Tra)*+st+"i
0rak eo stomi d ap at d il ak uk an u ntuk tujuan t erapi a tau sua tu p ro sedu r
beren$ana. 1ndikasi trakeostomi termasuk untuk mengatasi sumbatan jalan
nafas dan gangguan non4obstruktif.
Beberapa 1ndikasi trakeostomi adalah" J , *
a. Mengatasi obstruksi jalan nafas atas seperti laring.
b. Mengurangi ruang rugi (dead air spa)e) d i saluran nafas bagian atas
seperti daerah rongga mulut, sekitar lidah dan faring. 'engan adanya stoma
maka seluruh oksigen yang dihirupkan akan masuk ke dalam paru, tidak ada
y an g t er ting ga l d i ruang rug i i tu . Dal ini b ergu na p ad a p as ien d en gan
kerusakan paru, yang kapasitas %italnya berkurang.
$. Mempermudah pengisapan sekret dari bronkus pada pasien yang tidak
dapat mengeluarkan sekret se$ara f is iologik , misalnya pada pasien dalam
koma.
d. >ntuk memasang respirator (alat bantu pernafasan).
e. >ntuk mengambil benda asing dari subglotik, apabila tida k mempunyai
fasilitas untuk bronkoskopi.
f. :edera parah pada wajah dan leher.
g. Pada pasien dengan pipa endotrakeal yang perlu pengantian,
3(
-
8/19/2019 refrat anest !!!
39/47
pembersihan dan penggunaan lama.
K+ntrain!i)asi tra)*+st+"i,
atu4sa tunya kon tra ind ikas i t rakeostomi adalah pasien dengan obst ruksi
laring o leh tumor ganas , karena pada beberapa kasus, t rakeostomi yang
dilakukan lebih dari 3+ jam sebelum pembedahan defini t if , menyebabkan
insidens kekambuhan pada stoma bertambah. , *
P*n*ntuan saat tra)*+st+"i
Pasien yang sadar menderi ta obs t ruksi sa lu ran nafas bagian a tas
biasanya menunjukaan tanda hipoksemia akut, pada keadaan demikian pasien
akan kelelahan untuk mempertahankan kadar gas darah yang adekuat sebelum
terjadi desaturasi oksigen dalam arteri. ?leh karena itu tanda4tanda desaturasi
sepert i s ianosis , koma dan hipotensi merupakan tanda infusiensi lanjut dan
mungkin mendahulu i resus itasi . Pada umumnya pas ien yang ,mender ita
sumbatan jalan nafas dengan tanda hipoksemia meningkat , harus dilakukan
trakeostomi.
Pasien yang t idak sadar dengan inf isuensi pernafasan , tanda k l in ik
hipoksemia mungkin kurang jelas, tapi karena kehilangan mekanisme proteksi
maka perlu dilakukan trakeostomi lebih dini.
ALAT-ALAT TRAKEOSTO MI
ebelum d i lakukan pembedahan , maka a lat 4ala t yang perlu d ipersiapkan
adalah sempri t yang berisi obat analgesia, p isau, p inset anatomi, gunting
panjang yang tumpul, sepasang pengait tumpul, klem arteri, gunting ke$il
yang tajam serta kanul trakea dengan ukuran yang sesuai untuk pasien. Pasien
atau keluarganya yang akan dilakukan tindakan trakeostomi harus dijelaskan
segala resiko t indakan t rakeostomi termasuk kemat ian se lama prosedur
tindakan. J
3+
-
8/19/2019 refrat anest !!!
40/47
-
8/19/2019 refrat anest !!!
41/47
anul seperti ini mempunyai kanul dalam yang disposibel. anul luarnya ada
yang r ig id dan ada yang f leksibel . anul luar f leksibel untuk pasien yang
tidak bisa bertoleransi dengan kanul luar rigid. anul dalam yang disposibel
akan meningkatkan perawatan trakeostomi, tetapi akan menurunkan waktu
perawatan. /
, Portex Specialty tubes , yang dibagi lagi yaitu " /
1. Portex Laryngectomy Tubes
anul laringektomi Porte #$' digunakan untuk mempertahankan jalan napas
pasien selama laringektomi.
. Portex Trac!"Talk Trac!eostomy Tubes
anul in i d idesain untuk menuntun pasien dapat berb i$ara dengan suara
ren dah. an ul ini d ib ua t u ntuk men ge liminasi masalah p siko lo gik d an
komunikasi semua pasien trakeostomi.
#. $xtra %ori&ontal Lengt!Trac!eostomy Tubes
anul in i d idesain untuk pasien yang ada 7 b u l l n e)k 7 . Bentuknya yang
eks tra p an jang d en gan aks is h or ison ta l akan memberikan k emampu an
bernapas bagi pasien.
'. Portex Mini"Trac! II
anul in i d imasukkan ke dalam trakea melalui membran kriki t i ro id dengan
men gg un ak an k an ul k e$ il (3,* mm) , ska lp el d an p en un tu n. an ul ini
dperuntukkan bagi pasien yang mengalami retensi sputum.
(. Lo"Pro)ile Trac!eostomy Tubes
anul ini untuk pasien yang memerlukan trakeostomi jangka panjang. anul
ini dibuat sesuai kosmetik, mudah penggunaannya, aman dan menyenangkan
bagi pasien.
*. Portex Per")it Percutaneous Trac!eostomy +it
'igunakan untuk melakukan t indakan t rakeostomi perkutaneus berseri .
Berguna bagi dokter untuk melakukan tindakan trakeostomi perkutaneus yang
aman dan efisien.
=enis kanul yang lain adalah " / ,
a, Fl*.ibl* Shil*/ Trah*+st+"/ Tub*
anul ini digunakan pada pembedahan dan insersi perkutaneus. 0erdiri dari
dua kanul d i mana kanul dalam yang dapat d ipakai untuk pembedahan atau
4,
-
8/19/2019 refrat anest !!!
42/47
insersi perkutaneus. 'apat dipakai untuk perawatan di rumah sehingga biaya
perawatan tidak banya k dan waktu perawatan tidak lama.
6ambar9.anul
-
8/19/2019 refrat anest !!!
43/47
, Kanul Tra)*+st+"i n+n-1u22
anul in i berfungsi untuk membersihkan jalan napas tetapi t idak men$egah
terjadinya aspirasi.
6ambar J. Plain :uffed 0ube. ('ikutip dari kepustakaan nomor )
!, Kanul Tra)*+st+"i b*ntu) F*n*strat*!
anul seperti ini mempunyai lubang yang berfungsi untuk berbi$ara melalui
jalan napas atas. Bentuk kanul seperti ini $o$ok untuk anak ke$il.
-
8/19/2019 refrat anest !!!
44/47
6ambar . ayatan kulit pada daerah trakea
44
-
8/19/2019 refrat anest !!!
45/47
BAB IIIPENUTUP
8Aspiration pneumonitis7 adalah kerusakan mukosa trakeo0bronkial
yang terjadi se)ara akut, biasanya akibat muntahan )airan lambung yang
masuk ke dalam saluran na! as. Penyak i t i ni ser in g t er ja di p ad a p en deri ta
epilepsi , kera)unano%erdose obat0obatan, trauma kepala , tumor otak dan
':A.
Penurunan kesadaran akan semakin meningkatkan res iko aspirasi, juga
dapat meningkatkan jumlah )airan lambung yang terhirup. Pneumonitis
kimia yang terjadi bila "at yang terhirup bersi!at ra)unterhadap paru0paru
dan masalah yang timbul lebih berupa iritasi dibandingkan in! eksi.
;at yang terhirup biasanya asam lambung. Apabila )airan lambung
yang masuk dalam jumlah banyak, terjadi sindroma
-
8/19/2019 refrat anest !!!
46/47
DAFTAR PUSTA%A
Marik. 7 .P, **.#spirat ion Pneumoni t is and #spirat ion Pneumonia .
!7ngl = Med, ;ol 3, !o. J. 0exas te$h >ni%ersity Dealth $ien$e
:enter"Massa$ussetts
.Marlisa. *. Pneumonia #spirasi.>P! ;eteran.
(http" CCww w.s$ribe .$omC , + Maret *)
3 :hamberlain, !2. :lini$al yndromes of Pneumonia. **.
(http"CCwww.k$om.eduCfa$ultyC$hamberlainCQebsiteCle$turesCsyllabi.ht
m, +Maret *)
4 hubha #M, 'as . 0ra$heobron$hial foreign bodies in infants. 1nternational =ournal
of Pediatri$ ?torhinolaryngology **JN9" +/4+J
/ Bart let t , =6, exton, '=, 0horner, #2, #spirat ion Pneumonia 1n #dult .
>p0o'ate
-
8/19/2019 refrat anest !!!
47/47
Boies 8. 2. Buku #jar Penyakit 0D0. 7disi -. 0rakeostomi. =akarta " 76:.
JJ9. Dal. 3943+/.