refleksi kritis implementasi pancasila
TRANSCRIPT
![Page 1: Refleksi Kritis Implementasi Pancasila](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012307/557212cd497959fc0b90f6b0/html5/thumbnails/1.jpg)
Refleksi Kritis Implementasi Pancasila dalam Mewujudkan Masyarakat yang Dinamis & Reformis :
Mewujudkan Masyarakat Pancasilais
1. Permasalahan
Dari hasil pengamatan kelompok kami, ada beberapa masalah yanag terjadi. Pertama, masih
banyak masyarakat yang seringkali mempersepsikan Pancasila sebagai kaidah moral individual, bukan
sebagai dasar negara. Padahal sebagai dasar negara Pancasila itu mengatur “budi pekertinya” negara,
bukan budi pekertinya orang per orang warga negara.
Kedua, sebagian orang juga mempersepsikan dalam pemahamannya bahwa seolah-olah negara
Pancasila itu dapat terwujud jika setiap individu bangsa Indonesia sudah hafal Pancasila dan
mengamalkannya sebagai keutamaan moral individual. Kalau sekarang ini belum terwujud masyarakat
Pancasila, itu karena masih ada warga negara yang belum yakin betul atas Pancasila, belum memahami
apa sebenarnya tujuan pancasila itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila belum benar-benar dioperasionalkan
dalam tata hidup bersama sebagai bangsa dan negara mulai dari sila Ketuhanan, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan dan kesatuan kerakyatan dan perwakilan, hingga mewujudkan keadilan. Sebagai
contoh untuk sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa), hingga saat ini masih banyak kita jumpai di
masyarakat fenomena-fenomena munculnya kepercayaan lain yang tidak meyakini adanya Tuhan serta
tidak di akui oleh bangsa Indonesia. Sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab), banyak kita jumpai
hukum di Indonesia masih belum berlaku adil bagi setiap warga negaranya, seperti vonis-vonis hukuman
untuk seorang koruptor yang menrugikan negara bermilyar-milyar bisa mendapatkan hukuman yang lebih
ringan dibandingkan dengan seorang pencuri sayur atau ayam. Sila ketiga (Persatuan Indonesia), hingga
saat ini konflik mengenai persatuan Indonesia belum terselesaikan seutuhnya, dapat kita lihat dengan
masih berdirinya Organisasi Papua Merdeka yang notabene tujuannya adalah untuk memisahkan diri dari
NKRI. Selain itu dapat pula kita rasakan dari fenomena yang terjadi saat ini dimana banyak masyarakat
Indonesia yang rasa provinsionalismenya lebih besar ketimbang rasa nasionalismenya sehingga membuat
sila ketiga dari pancasila seakan mulai renggang. Sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan), masih sering kita jumpai para anggota wakil rakyat
ataupun pemerintah yang mengambil keputusan tidak secara musyawarah mufakat. Kebijaksanaan yang
dikeluarkan pemerintah dirasa masih belum berpihak kepada kepentingan rakyat melainkan kepentingan
individu ataupun kelompok. Terakhir sila kelima (Keadilan sosial bagi rakyat Indonesia), dimana masih
sangat jauh dari harapan rakyat Indonesia, mengapa demikian? Karena pemerataan bagi kesejahteraan
masyarakat masih belum terealisasikan sepenuhnya.
2. Solusi
![Page 2: Refleksi Kritis Implementasi Pancasila](https://reader031.vdocuments.site/reader031/viewer/2022012307/557212cd497959fc0b90f6b0/html5/thumbnails/2.jpg)
Berdasarkan hasil pembahasan kelompok kami, untuk menyelesaikan masalah pertama perlu
adanya kesadaran dari kita sebagai masyarakat khususnya mahasiswa yang dalam hal ini dikatakan
sebagai generasi penerus bangsa agar dapat berusaha lebih keras untuk meluruskan persepsi yang ada
sekarang dimulai dari diri sendiri karena sesungguhnya jika seseorang mengartikan dan menempatkan
pancasila sebagai kaidah moral individual dan bukan sebagai dasar negara, maka dapat dipastikan bahwa
implementasi pancasila hanya akan sia-sia. Mengapa dikatakan demikian, alasannya karena pancasila dari
awalnya bertujuan untuk membangun negara bukan mengembangkan per individu saja, sila-silanya
mencakup seluruh komponen bangsa untuk kesejahteraan rakyat. Sehingganya dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa harus peduli dan harus terus belajar serta mengamalkan pancasila sebaik mungkin, apapun
bidang yang dipilihnya. Sebagai contohnya kita sebagai mahasiswa yang bergelut di bidang kesehatan,
harus terus mendapatkan pembelajaran mengenai pancasila, karena dalam aplikasinya di dunia
pengabdian masyarakat nanti, nilai-nilai pancasila tidak akan pernah lepas dari hal tersebut. Metode
dialog adalah salah satu metode yang tepat bagi pemahaman Pancasila. Melalui dialog itu bukan saja
pemahaman bersama akan terbentuk, melainkan juga dari hari ke hari perspektif pemahaman para
pembasis Pergerakan Kebangsaan pun makin diperluas. Belajar memahami Pancasila melalui dialog
dengan masyarakat ternyata membawa kita pada pengetahuan yang lebih mendalam dibandingkan dengan
belajar di dalam kelas.
Yang kedua, sebagai pokok kaidah fundamental Pancasila akan terwujud melalui pembuatan dan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan negara, serta terungkap dalam praktek dan kebiasaan
bertindak penyelenggara kekuasaan negara. Selain itu hal terpenting yaitu perlunya edukasi kepada
orangtua untuk mengenalkan pancasila kepada anak-anak mereka sedini mungkin, hal tersebut akan
sangat membantu karena jika nilai-nilai pancasila sudah dikenal anak sejak dini maka implementasi
kedepannya akan lebih mudah dan sesuai dengan harapan. Disamping itu, disekolah harus lebih jelas
diperkenalkan mengenai tujuan pancasila itu sendiri dibuat.
Nama Kelompok 10 :
Fauzyah Novrini K.A. (K1A110055)
Harnita Noviyanti (K1A110056)
Rahmawati Nur Ariyanti (K1A110057)
Ririt Yuliarti Taha (K1A110058)
Ervita Rosmalasary (K1A110059)