refleksi kritis implementasi pancasila

3
Refleksi Kritis Implementasi Pancasila dalam Mewujudkan Masyarakat yang Dinamis & Reformis : Mewujudkan Masyarakat Pancasilais 1. Permasalahan Dari hasil pengamatan kelompok kami, ada beberapa masalah yanag terjadi. Pertama, masih banyak masyarakat yang seringkali mempersepsikan Pancasila sebagai kaidah moral individual, bukan sebagai dasar negara. Padahal sebagai dasar negara Pancasila itu mengatur “budi pekertinya” negara, bukan budi pekertinya orang per orang warga negara. Kedua, sebagian orang juga mempersepsikan dalam pemahamannya bahwa seolah-olah negara Pancasila itu dapat terwujud jika setiap individu bangsa Indonesia sudah hafal Pancasila dan mengamalkannya sebagai keutamaan moral individual. Kalau sekarang ini belum terwujud masyarakat Pancasila, itu karena masih ada warga negara yang belum yakin betul atas Pancasila, belum memahami apa sebenarnya tujuan pancasila itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila belum benar-benar dioperasionalkan dalam tata hidup bersama sebagai bangsa dan negara mulai dari sila Ketuhanan, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan dan kesatuan kerakyatan dan perwakilan, hingga mewujudkan keadilan. Sebagai contoh untuk sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa), hingga saat ini masih banyak kita jumpai di masyarakat fenomena- fenomena munculnya kepercayaan lain yang tidak meyakini adanya Tuhan serta tidak di akui oleh bangsa Indonesia. Sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab), banyak kita jumpai hukum di Indonesia masih belum berlaku adil bagi setiap warga negaranya, seperti vonis-vonis hukuman untuk seorang koruptor yang menrugikan negara bermilyar-milyar bisa mendapatkan hukuman yang lebih ringan dibandingkan dengan seorang pencuri sayur atau ayam. Sila ketiga (Persatuan Indonesia), hingga saat ini konflik mengenai persatuan Indonesia belum terselesaikan

Upload: rahmawati-nur-ariyanti

Post on 08-Aug-2015

109 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Refleksi Kritis Implementasi Pancasila

Refleksi Kritis Implementasi Pancasila dalam Mewujudkan Masyarakat yang Dinamis & Reformis :

Mewujudkan Masyarakat Pancasilais

1. Permasalahan

Dari hasil pengamatan kelompok kami, ada beberapa masalah yanag terjadi. Pertama, masih

banyak masyarakat yang seringkali mempersepsikan Pancasila sebagai kaidah moral individual, bukan

sebagai dasar negara. Padahal sebagai dasar negara Pancasila itu mengatur “budi pekertinya” negara,

bukan budi pekertinya orang per orang warga negara.

Kedua, sebagian orang juga mempersepsikan dalam pemahamannya bahwa seolah-olah negara

Pancasila itu dapat terwujud jika setiap individu bangsa Indonesia sudah hafal Pancasila dan

mengamalkannya sebagai keutamaan moral individual. Kalau sekarang ini belum terwujud masyarakat

Pancasila, itu karena masih ada warga negara yang belum yakin betul atas Pancasila, belum memahami

apa sebenarnya tujuan pancasila itu sendiri. Nilai-nilai Pancasila belum benar-benar dioperasionalkan

dalam tata hidup bersama sebagai bangsa dan negara mulai dari sila Ketuhanan, kemanusiaan yang adil

dan beradab, persatuan dan kesatuan kerakyatan dan perwakilan, hingga mewujudkan keadilan. Sebagai

contoh untuk sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa), hingga saat ini masih banyak kita jumpai di

masyarakat fenomena-fenomena munculnya kepercayaan lain yang tidak meyakini adanya Tuhan serta

tidak di akui oleh bangsa Indonesia. Sila kedua (Kemanusiaan yang adil dan beradab), banyak kita jumpai

hukum di Indonesia masih belum berlaku adil bagi setiap warga negaranya, seperti vonis-vonis hukuman

untuk seorang koruptor yang menrugikan negara bermilyar-milyar bisa mendapatkan hukuman yang lebih

ringan dibandingkan dengan seorang pencuri sayur atau ayam. Sila ketiga (Persatuan Indonesia), hingga

saat ini konflik mengenai persatuan Indonesia belum terselesaikan seutuhnya, dapat kita lihat dengan

masih berdirinya Organisasi Papua Merdeka yang notabene tujuannya adalah untuk memisahkan diri dari

NKRI. Selain itu dapat pula kita rasakan dari fenomena yang terjadi saat ini dimana banyak masyarakat

Indonesia yang rasa provinsionalismenya lebih besar ketimbang rasa nasionalismenya sehingga membuat

sila ketiga dari pancasila seakan mulai renggang. Sila keempat (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat

kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan), masih sering kita jumpai para anggota wakil rakyat

ataupun pemerintah yang mengambil keputusan tidak secara musyawarah mufakat. Kebijaksanaan yang

dikeluarkan pemerintah dirasa masih belum berpihak kepada kepentingan rakyat melainkan kepentingan

individu ataupun kelompok. Terakhir sila kelima (Keadilan sosial bagi rakyat Indonesia), dimana masih

sangat jauh dari harapan rakyat Indonesia, mengapa demikian? Karena pemerataan bagi kesejahteraan

masyarakat masih belum terealisasikan sepenuhnya.

2. Solusi

Page 2: Refleksi Kritis Implementasi Pancasila

Berdasarkan hasil pembahasan kelompok kami, untuk menyelesaikan masalah pertama perlu

adanya kesadaran dari kita sebagai masyarakat khususnya mahasiswa yang dalam hal ini dikatakan

sebagai generasi penerus bangsa agar dapat berusaha lebih keras untuk meluruskan persepsi yang ada

sekarang dimulai dari diri sendiri karena sesungguhnya jika seseorang mengartikan dan menempatkan

pancasila sebagai kaidah moral individual dan bukan sebagai dasar negara, maka dapat dipastikan bahwa

implementasi pancasila hanya akan sia-sia. Mengapa dikatakan demikian, alasannya karena pancasila dari

awalnya bertujuan untuk membangun negara bukan mengembangkan per individu saja, sila-silanya

mencakup seluruh komponen bangsa untuk kesejahteraan rakyat. Sehingganya dapat disimpulkan bahwa

mahasiswa harus peduli dan harus terus belajar serta mengamalkan pancasila sebaik mungkin, apapun

bidang yang dipilihnya. Sebagai contohnya kita sebagai mahasiswa yang bergelut di bidang kesehatan,

harus terus mendapatkan pembelajaran mengenai pancasila, karena dalam aplikasinya di dunia

pengabdian masyarakat nanti, nilai-nilai pancasila tidak akan pernah lepas dari hal tersebut. Metode

dialog adalah salah satu metode yang tepat bagi pemahaman Pancasila. Melalui dialog itu bukan saja

pemahaman bersama akan terbentuk, melainkan juga dari hari ke hari perspektif pemahaman para

pembasis Pergerakan Kebangsaan pun makin diperluas. Belajar memahami Pancasila melalui dialog

dengan masyarakat ternyata membawa kita pada pengetahuan yang lebih mendalam dibandingkan dengan

belajar di dalam kelas.

Yang kedua, sebagai pokok kaidah fundamental Pancasila akan terwujud melalui pembuatan dan

pelaksanaan peraturan perundang-undangan negara, serta terungkap dalam praktek dan kebiasaan

bertindak penyelenggara kekuasaan negara. Selain itu hal terpenting yaitu perlunya edukasi kepada

orangtua untuk mengenalkan pancasila kepada anak-anak mereka sedini mungkin, hal tersebut akan

sangat membantu karena jika nilai-nilai pancasila sudah dikenal anak sejak dini maka implementasi

kedepannya akan lebih mudah dan sesuai dengan harapan. Disamping itu, disekolah harus lebih jelas

diperkenalkan mengenai tujuan pancasila itu sendiri dibuat.

Nama Kelompok 10 :

Fauzyah Novrini K.A. (K1A110055)

Harnita Noviyanti (K1A110056)

Rahmawati Nur Ariyanti (K1A110057)

Ririt Yuliarti Taha (K1A110058)

Ervita Rosmalasary (K1A110059)