referat widyasari
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
1/30
BAB I
PENDAHULUAN
Dispnea atau sesak nafas merupakan keadaan yang sering ditemukan pada
penyakit paru maupun jantung. Bila nyeri dada merupakan keluhan yang paling
dominan pada penyakit paru. Akan tetapi kedua gejala ini jelas dapat dilihat pada
emboli paru,bahkan sesak napas merupakan gejala utama pada payah jantung.
Secara umum yang dimaksud dispnea adalah kesulitan bernapas,kesulitan
bernapas ini terlihat dengan adanya kontraksi dari otot-otot pernapasan tambahan.
Perubahan ini biasanya terjadi dengan lambat, akan tetapi dapat pula terjadi dengan
cepat.
Berat ringannya dispnea tidak dapat diukur dan kadang-kadang sulit untuk
dinilai, sehingga dokter yang memeriksa akan timbul pertanyaan sebagai berikut:
• Dispnea merupakan suatu perasaan yang subyektif dari pasien atau berhubungan
dengan suatu penyakit.
• Apakah yang dinilai ini bukannya suatu takipnea atau hiperpnea atau suatu tipe
pernapasan yang lain, misalnya pernapasan cheyne stoke.
• Apakah yang terjadi bukannya hanya suatu rasa nyeri saja, sehingga penderita
takut untuk bernapas dalam.
Sulit untuk menilai apakah suatu dispnea bersifat fisiologi atau patologi. Akan
tetapi terdapat beberapa pegangan untuk menilai dispnea yang patologi, yakni sebagai
berikut:
• Berdasarkan riayat penyakit apakah dispnea tersebut terjadi secara mendadak.
• Apakah dispnea tersebut terjadi secara berulang !recurrent".
• #aktu terjadinya dispnea menentukan pula apakah setelah bekerja berat atau
terjadi tiba-tiba pada tengah malam.
• Sedangkan berdasarkan riayat penyakit yang mendukung terjadimya dispnea
yang bersifat subyektif, yakni bila terjadinya dispnea berhubungan banyak dengan
umur, seperti misalnya dalam menjalankan pekerjaan yang tidak sebanding
dengan usia.
$
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
2/30
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi sistem pernapasan
A. Saluran Nafas Atas
Hidung
• %erdiri atas bagian eksternal dan internal
• Bagian eksternal menonjol dari ajah dan disangga oleh tulang hidung dan
kartilago
• Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi
rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi &ertikal yang sempit, yang disebut
septum
• 'ongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak
mengandung &askular yang disebut mukosa hidungPermukaan mukosa hidung
dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan
bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia
• (idung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-paru
• (idung juga berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan serta
menghangatkan udara yang dihirup ke dalam paru-paru
• (idung juga bertanggung jaab terhadap olfaktori !penghidu" karena reseptor
olfaktori terletak dalam mukosa hidung, dan fungsi ini berkurang sejalan dengan
pertambahan usia
aring
• )aring atau tenggorok merupakan struktur seperti tuba yang menghubungkan
hidung dan rongga mulut ke laring
*
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
3/30
• )aring dibagi menjadi tiga region : nasal !nasofaring", oral
!orofaring", dan laring !laringofaring"
• )ungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus
respiratorius dan digestif
Laring
• +aring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang
menghubungkan faring dan trakea
• +aring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas :
Epiglotis : daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama
menelan
!lotis : ostium antara pita suara dalam laring
Kartilago tiroid : kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini
membentuk jakun !Adams apple"
Kartilago "ri"oid : satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring
!terletak di baah kartilago tiroid"
Kartilago aritenoid : digunakan dalam gerakan pita suara dengan kartilago
tiroid
Pita suara : ligamen yang dikontrol oleh gerakan otot yang menghasilkan bunyi
suara !pita suara melekat pada lumen laring"
• )ungsi utama laring adalah untuk memungkinkan terjadinya &okalisasi
• +aring juga berfungsi melindungi jalan nafas baah dari obstruksi benda asing
dan memudahkan batu
Tra"ea
• Disebut juga batang tenggorok
• jung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karina
B. Saluran Nafas Ba#a$
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
4/30
Bron"us
• %erbagi menjadi bronkus kanan dan kiri
• Disebut bronkus lobaris kanan ! lobus" dan bronkus lobaris kiri !* bronkus"
•
Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi $/ bronkus segmental dan bronkuslobaris kiri terbagi menjadi 0 bronkus segmental
• Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental
yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf
Bron"iolus
• Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus
• Bronkiolus mengadung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas
Bron"iolus Terminalis
• Bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis !yang tidak
mempunyai kelenjar lendir dan silia"
Bron"iolus respiratori
• Bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respiratori
• Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas
konduksi dan jalan udara pertukaran gas
Du"tus al%eolar dan Sa"us al%eolar
• Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus al&eolar dan sakus
al&eolar dan kemudian menjadi al&eoli
Al%eoli
• 1erupakan tempat pertukaran 2* dan 32*
• %erdapat sekitar // juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas
4/ m*
5
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
5/30
• %erdiri atas tipe :
Sel&sel al%eolar tipe I : adalah sel epitel yang membentuk dinding al&eoli
Sel&sel al%eolar tipe II : adalah sel yang aktif secara metabolik dan mensekresi
surfaktan !suatu fosfolipid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah
al&eolar agar tidak kolaps"
Sel&sel al%eolar tipe III : adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan
Paru&paru
• 1erupakan organ yang elastis berbentuk kerucut
• %erletak dalam rongga dada atau toraks
• 6edua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan
beberapa pembuluh darah besar
• Setiap paru mempunyai apeks dan basis
• Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi lobus oleh fisura interlobaris
• Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi * lobus
• +obus-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan
segmen bronkusnya
Pleura
• 1erupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
• %erbagi mejadi * :
o Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
o Pleura &iseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru
• Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang
berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama
pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
• %ekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
mencegah kolaps paru-paru
7
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
6/30
8ambar Anatomi saluran pernapasan
isiologi sistem pernapasan
Proses bernafas terdiri dari bagian, yaitu :
$. 9entilasi yaitu masuk dan keluarnya udara atmosfir dari al&eolus ke paru-paru
atau sebaliknya.
Proses keluar masuknya udara paru-paru tergantung pada perbedaan tekanan
antara udara atmosfir dengan al&eoli. Pada inspirasi, dada ,mengembang,
diafragma turun dan &olume paru bertambah. Sedangkan ekspirasi merupakan
gerakan pasif.
)aktor-faktor yang mempengaruhi &entilasi :
• %ekanan udara atmosfir
• alan nafas yang bersih
• Pengembangan paru yang adekuat
;
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
7/30
*. Difusi yaitu pertukaran gas-gas !oksigen dan karbondioksida" antara al&eolus
dan kapiler paru-paru.
Proses keluar masuknya udara yaitu dari darah yang bertekanan
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
8/30
• +atihan !e>ercise"
a"tor&fa"tor 'ang mempengaru$i pernapasan
)aktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah :
?. %ahap Perkembangan
Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang
sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil
dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada aktu bayi dan masa
kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi
terhadap diameter trans&ersal. Pada orang deasa thorak diasumsikan berbentuk
o&al. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.
??. +ingkungan
6etinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. 1akin tinggi
daratan, makin rendah Pa2*, sehingga makin sedikit 2* yang dapat dihirup
indi&idu. Sebagai akibatnya indi&idu pada daerah ketinggian memiliki laju
pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang
meningkat.
Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi,
sehingga darah akan mengalir ke kulit. 1eningkatnya jumlah panas yang hilang
dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga
kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin
sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan
tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga
mengurangi kebutuhan akan oksigen.
???. 8aya (idup
Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan
denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. 1erokok dan
@
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
9/30
pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi
penyakit paru.
?9. Status 6esehatan
Pada orang yang sehat sistem kardio&askuler dan pernapasan dapat
menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan
tetapi penyakit pada sistem kardio&askuler kadang berakibat pada terganggunya
pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem
pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah
satu contoh kondisi kardio&askuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia,
karena hemoglobin berfungsi membaa oksigen dan karbondioksida maka
anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.
9. arkotika
arkotika seperti morfin dan dapat menurunkan laju dan kedalam pernapasan
ketika depresi pusat pernapasan dimedula. 2leh karena itu bila memberikan
obat-obat narkotik analgetik, peraat harus memantau laju dan kedalaman
pernapasan.
9?. Perubahan
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
10/30
• 8angguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi
sebagian jalan napas.
• Hipo"sia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh
yang diinspirasi sampai jaringan. (al ini dapat berhubungan dengan
&entilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh
kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses
respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipo&entilasi al&eolar yang tidak
adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal &olume, sehingga
karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.
• Sianosis dapat ditandai dengan arna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan
membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam
hemoglobin. 2ksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral.
6orteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 7 menit
sebelum terjadi kerusakan permanen. #ajah orang hipoksia akut biasanya
terlihat cemas, lelah dan pucat.
9??. Perubahan pola nafas
Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama
jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut
dyspnoe !sesak". 6adang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha
inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. 2rthopneo yaitu
ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti
pada penderita asma.
$/
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
11/30
9???. 2bstruksi jalan napas
• 2bstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang
saluran pernapasan di sebelah atas atau baah. 2bstruksi jalan napas bagian
atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena
adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang
!otrhopharing" bila indi&idu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk
disaluran napas.
• 2bstruksi jalan napas di bagian baah melibatkan oklusi sebagian atau
lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. 1empertahankan
jalan napas yang terbuka merupakan inter&ensi keperaatan yang kadang-
kadang membutuhkan tindakan yang tepat. 2nbstruksi sebagian jalan napas
ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi !inspirasi".
$$
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
12/30
8ambar. )isiologi Pernafasan
$*
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
13/30
!angguan Pola Pernapasan
a. Bradipnea :)rekensi pernapasan lambat yang abnormal, irama teratur
(. Ta"ipnea :)rekensi pernapasan cepat yang abnormal
). Hiperpnea :Pernafasan cepat dan dalam
d. Apnea :Berhenti bernapas
e. Hiper%entilasi :Sesak nafas yang diakibatkan dari kegagalan &ertikel
kiri
f. Hipo%entilasi :Pernafasan tampak sulit dan tertahan terutama saat
ekspirasi
g. Pernapasan "ussmaul :afas dalam yang abnormalbisa cepat, normal atau
lambat pada umumnya pada asidosis metabolik
$. Pernapasan (io" :%idak terlihat pada kerusakan otak bagian baah dan
depresi pernapasan
i. Pernapasan *$e'ne+sto"es :Periode pernapasan cepat dalam yang bergantian
dengan periode apnea, umumnya pada bayi dan anak
selama tidur terasa nyenyak, depresi dan kerusakan
otak.
$
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
14/30
Dispnea , sesa" nafas
Definisi• Suatu istilah yang menggambarkan suatu persepsi subjektif mengenai
ketidaknyamanan bernapas yang terdiri dari berbagai sensasi yang berbeda
intensitasnya.
• 1erupakan hasil interaksi dari berbagai faktor fisiologi, psikologi, sosial dan
lingkungan dan dapat menginduksi respons fisiologis dan perilaku sekunder.
-e"anisme Dispnea
• sensasi dispnea beraal dari akti&asi sistem sensorik yang terlibat dalam
sistem respirasi
• informasi sensorik sampai pada pusat pernapasan di otak dan meproses
respiratory related signals dan menghasilkan pengaruh kognitif,
kontekstual, dan perilaku sehingga terjadi sensasi dispnea.
$5
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
15/30
8ambar mekanisme Dispnea
Pem(agian Dispnea
• Dispnea akut : sesak napas yang berlangsung C $ bulan
• Dispnea kronik : sesak napas yang berlangsung $ bulan
Etiologi
Sistem Kardio%as"ular, yaitu dispneu yang disebabkan oleh adanya kelainan pada
jantung, misalnya :
• infark jantung akut !?1A", dimana dispneu serangannya terjadi bersama-sama
dengan nyeri dada yang hebat.
• )ibrilasi atrium, dispneu timbul secara tiba-tiba, dimana sudah terdapat
penyakit katup jantung sebelumnya.
• 6egagalan jantung kiri !?nfark miokard akut dengan komplikasi, e>ample :
edema paru kardiogenik" dimana dispneu terjadi dengan mendadak pada malam
hari pada aktu penderita sedang tidurE disebut Paroxysmal nocturnal dyspnoe.
$7
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
16/30
Pada keadaan ini biasanya disertai otopneu dimana dispneu akan berkurang bila
si pasien mengambil posisi duduk.
Sistem respirasi
• Pneumotoraks, penderita menjadi sesak dengan tiba-tiba, sesak nafas tidak akan
berkurang dengan perubahan posisi.
• Asma bronchiale, yang khas disini adalah terdapatnya pemanjangan dari
ekspirasi dan heeFing !mengi".
• 32PD, sesak bersifat kronik dimana dispneu mempunyai hubungan dengan
e>ertional !latihan".
• Gdema paru yang akut, sebab dan tipe dari dispneu disini adalah sama dengan
dispneu yang terjadi pada penyakit jantung.
Hematogenous dispneu
Disebabkan oleh karena adanya asidosis, anemia atau anoksia, biasanya
berhubungan dengan e>ertional !latihan".
Neurogeni" dispneu
Psikogenik dispneu yang terjadi misalnya oleh karena emosi dan organik dispneu
yang terjadi akibat kerusakan jaringan otak atau karena paralisis dari otot-otot
pernafasan.
Sistem meta(oli), gin/al
Pada 36D dan sindrom nefrotik.
Sistem Endo"rin
Pada hipertiroid.
$;
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
17/30
Into"si"asi
Pada o&erdosis aspirin, shock anafilaktik.
0(esitas
Pada obesitas masif.
Psi"ogeni"
Pada gangguan somatisasi, ansietas dan depresi.
6ondisi dispneu pada berbagai sistem
Klasifi"asi
Dispnea dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
• Inspiratori dispnea, yakni kesukaran bernapas pada aktu inspirasi yang
disebabkan oleh karena sulitnya udara untuk memasuki paru-paru.
• Gkspiratori dispnea, yakni kesukaran bernapas pada aktu ekspirasi yang
disebabkan oleh karena sulitnya udara yang keluar dari paru-paru.
• Kardiak dispnea, yakni dispnea yang disebabkan primer penyakit jantung.
• Exertional dispnea, yakni dispnea yang disebabkan oleh karena olahraga.
$4
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
18/30
• Exspansional dispnea, dispnea yang disebabkan oleh karena kesulitan
e>spansi dari rongga toraks.
• Paroksismal dispnea, yakni dispnea yang terjadi seaktu-aktu, baik
pada malam maupun siang hari.
• Ortostatik dispnea, yakni dispnea yang berkurang pada aktu posisi
duduk .
Patofisiologi
1. Ke"urangan o"sigen 2034
• 8angguan konduksi maupun difusi gas keparu-paru
• 2bstruksi dari jalan nafas, misalnya pada bronchospasme H adanya benda asing
• Berkurangnya al&eoli &entilasi, misalnya pada edema paru, radang paru,
emfisema.
• )ungsi restriksi yang berkurang, misalnya pada. pneumotoraks, efusi
pleura dan barrel chest.
• Penekanan pada pusat respirasi
3. !angguan pertu"aran gas dan $ipo%entilasi
• 8angguan neuro muscular
• 8angguan pusat respirasi, misal karena pengaruh sedatif
• 8angguan medulla spinalis misalnya sindrom guillain-barre
• 8angguan saraf prenikus, misalnya pada poliomielitis
• 8angguan diafragma, misalnya tetanus
• 8angguan rongga dada, misalnya kifiskoliosis
$@
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
19/30
• 8angguan obstruksi jalan nafas: 2bstruksi jalan nafas atas, misal laringitis
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
20/30
9. Kele(i$an )ar(on dio"sida 2 *03 4
6arena terdapatnya shunting pada 32PD sehingga menyebabkan terjadinya aliran
dari kanan ke kiri.
:. Hipera"ti%asi refle"s pernafasan
Pada beberapa keadaan refleks Hearing-reuer dapat menjadi aktif. (al ini
disebabkan olek karena refleks pulmonary stretch.
;. Emosi
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
21/30
penyakit paru berat, dan fraksi ejeksi &entrikel kiri dan kanan normal pada saat
istirahat dan selama akti&itas pada dispnea yang berhubungan dengan kecemasanatau malingering.
" 2bser&asi yang cermat selama tes treadmill sering dapat mengidentifikasi dispnea
akibat malingering atau kecemasan.
5" "es latihan kardiopulmoner #cardiopulmonary exercise testing$ juga sangat bermanfaat, di mana dilakukan penilaian kapasitas maksimal dalam melakukan
akti&itas fungsional, sekaligus pemeriksaan G68, tekanan darah, konsumsi oksigen,
oksimetri, dan &entilasi.
Polapola Abnormal dalam %ardiopulmonary Exercise "esting Keter(atasan pada fungsi "ardio%as"ular.
♣ Denyut jantung @7= dari prediksi maksimal
♣ Ambang anaerobik yang rendah
♣ Penurunan konsumsi oksigen maksimal
♣ %ekanan darah drop dengan akti&itas fisik
♣ Aritmia atau iskemia pada G68
♣ %idak mampu mencapai prediksi &entilasi maksimal
♣ %idak memiliki desaturasi yang signifikan
Keter(atasan pada fungsi respirasi.
♣ 1ampu mencapai atau melampaui prediksi &entilasi maksimal
♣ Desaturasi signifikan !C0/="
♣ Dead space yang stabil atau meningkat terhadap rasio &olume tidal
♣ Adanya perkembangan ke arah atau telah terjadi bronkospasme dengan nilai )G9$
yang jatuh
♣ %idak mampu mencapai @7= dari prediksi denyut jantung maksimal♣ %idak terdapat tanda iskemia pada G68
*$
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
22/30
Diagnosis Banding
Dispnea a"ut Dispnea "roni"
(. Jantung8
3(), 3AD, aritmia, perikarditis,A1?, anemia.
). Pulmoner8
32PD, asma, pneumonia,
pneumotoraks, efusi pleura, edema
pulmonal, 8G'D dengan asfiksia.
d. Psi"ogeni"8
Panic attack , hiper&entilasi, sensasinyeri, ansietas.
e. 0(stru"si saluran napas atas8
Gpiglotitis, croup, Gpstain-Barr &irus
f. Endo"rin
a. Jantung8
3(), 3AD, aritmia, pericardiacdisease, !al!ular heart disease
(. Pulmoner8
32PD, asma, efusi pleura,
bronkiektasis, keganasan.
c. Noncardiac – nonpulmonary
• %romboemboli
•
(ipertensi pulmonal• 2besitas massif
• Anemia berat
• Sirosis (epatis
• remia
• Penyakit tiroid
• euromuscular !myasthenia
**
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
23/30
Asidosis metabolic
g. Sentral8
euromuscular disorder, nyeri,
o&erdosis aspirin, hipoksia
gra!is"
• +aryngeal disease
• %racheal
Pemeri"saan isi"
Dari pemeriksaan fisik terlihat menggunakan otot-otot pernapasan tambahan. Gkspirasi
maupun inspirasi tergantung kepada tipe dari dispnea. Pemeriksaan yang dilakukan adalah
sangat luas, akan tetapi dapat digolongkan menjadi 4 bagian, yakni:
• %anda-tanda yang menyokong pada paru-paru
- #heeFing
- 'onchi
• %anda-tanda yang menyokong adanya dispnea
- 3uping hidung yang bergerak
- Sianosis
• Pemeriksaan laboratorium
• G68
• Pemeriksaan fungsi paru dan analisis gas.
Penatala"sanaan
*
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
24/30
a. 1anajemen dispnea yang paling penting adalah mengobati penyakit
dasar serta komplikasinya.
b. Penatalaksaan simptomatis antara lain:
• Pemberian oksigen lt
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
25/30
3. Dispnea Kroni"
*7
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
26/30
*;
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
27/30
DATA> PUSTAKA
Altose 1, 3herniack . 'espiratory sensations and dyspnea 9ol @. American: %homan H
Stoker. *//0. h: ;/-4/.
3ampbell 1%, %emplin. A 'espiratory Distress 2bser&ation Scale for patients unable to
self-report dyspnea 9ol $. */$/. h: *@7-*0/.
elan '.(.(. Demam: %ipe dan pendekatan. Buku Ajar ?lmu Penyakit Dalam jilild ??.
Gdisi 9?. Sudoyo A#, Setiyohadi B, Ali ?, Simadibrata 1, Setiati S. akarta: Pusat
Penerbit Departemen ?lmu Penyakit Dalam )6?. */$5. h:$7@-$70/.
Decramer 1, +acJuet +1, )agard '., 'ogiers P. 'espiratory and 3ritical 3are 1edicine
9ol. $70. American: 1ahler, D. A. *//4. hal: *$-5/.
(iggins, 1. G&aluation of dyspnea 9ol. $$$. e Kork: Sil&estri. *//;. h: 05/5
1anning (+, SchartFstein '1. Pathophisiology of dispnea 9ol ;. e Kork: Gpstein.
*/$$. h: $754-$77.
*4
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
28/30
>EE>AT
Pende"atan Diagnosa D'spneu
PG1B?1B?8:
dr. Hadi Sulist'anto7 Sp.PD7 -H Kes7 INASI-
Disusun oleh:
#idyasari
5/;$5@/$$
6epaniteraan 6linik ?lmu Penyakit Dalam
'S B(AKA86A'A
)akultas 6edokteran ni&ersitas %arumanagara akarta
Periode *@ 1aret */$; 5 uni */$;
*@
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
29/30
+G1BA' PG8GSA(A 'G)G'A%
PGDG6A%A D?A82S?S DKSPG
Dipersiapkan dan disusun oleh:
#idyasari 5/;$5@/$$
%elah dipresentasikan tanggal: ...................................
6epala S1) Pembimbing 'eferat
dr. Hadi Sulist'anto7 Sp.PD7 -H Kes7 INASI-
Semarang, 1aret */$;
Bagian ?lmu Penyakit Dalam
'umah Sakit Bhayangkara, Semarang
*0
-
8/17/2019 REFERAT widyasari
30/30
6A%A PG8A%A'
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada %uhan Kang 1aha Gsa, karena atas
rahmatnya dan karuniaya referat yang berjudul LPendekatan Diagnosis DyspneuM ini
dapat diselesaikan pada aktunya. 'eferat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
6epaniteraan 6linik ?lmu Penyakit Dalam )akultas 6edokteran ni&ersitas %arumanagara
di 'umah Sakit Bhayangkara
Penulis menyampaikan terimakasih sebesar-besarnya kepada dr. (adi Sulistyanto,
Sp.PD, 1( 6es, )?AS?1 dan dr. #idi Budianto, Sp. PD serta peraat yang bertugas di
'S Bhayangkara, atas bantuan dan bimbingannya, serta kepada semua pihak yang turut
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan referat ini.
Dalam penyusunan referat ini, penulis berusaha mendapatkan informai dan referensi
dari buku ajar yang berhubungan dengan tema referat ini. Adapun demikian penulis
menyadari masih banyak kekurangan dari referat ini, baik dari segi penulisan maupun segi
isi. 2leh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis berharap referat ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. %erima kasih.
Semarang, 1aret */$;
Penulis