referat tumor paru

33
REFERAT TUMOR PARU Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepanitraan Klinik Stase Ilmu Penyakit Paru di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane Pembimbing : dr. J. Parlin Sitanggang, Sp.P Disusun Oleh : Ayu Pestari Hestia Ambarwati Karni FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA MEI 2015

Upload: abortusprovocatus

Post on 05-Dec-2015

291 views

Category:

Documents


35 download

DESCRIPTION

tumpar

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Tumor Paru

REFERAT

TUMOR PARU

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kepanitraan Klinik

Stase Ilmu Penyakit Paru di RSUD Dr. H. Kumpulan Pane

Pembimbing :

dr. J. Parlin Sitanggang, Sp.P

Disusun Oleh :

Ayu Pestari

Hestia Ambarwati

Karni

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEI

2015

Page 2: Referat Tumor Paru

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, hanya karena karunia –

Nya kami dapat menyelesaikan Referat Tumor Paru ini. Latar belakang dibuatnya refarat ini

adalah untuk memenuhi tugas dari bagian ilmu penyakit paru dan juga untuk mengetahui lebih

lanjut mengenai kasus ini. Besar harapan saya agar kiranya kasus ini dapat membantu kita

memahami lebih dalam mengenai tumor paru. Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada

semua pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan kasus ini dan mohon maaf jika masih

ada kesalahan baik dalam isi maupun kata – kata.

Tebing Tinggi, Mei 2015

Penulis

Page 3: Referat Tumor Paru

DAFTAR ISI

KATAR PENGANTAR ..................................................................................i

DAFTAR ISI ...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG...................................................................1

1.2 TUJUAN PENULISAN.................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................3

2.1 DEFINISI ......................................................................................3

2.2 ETIOLOGI ....................................................................................3

2.3 PATOFISIOLOGI .........................................................................5

2.4 MANIFESTASI KLINIS ..............................................................5

2.5 KLASIFIKASI ..............................................................................6

2.6 DIAGNOSIS .................................................................................9

2.7 DIAGNOSIS BANDING ............................................................15

2.8 PENATALAKSANAAN.............................................................15

2.9 PROGNOSIS ...............................................................................18

2.10 PENCEGAHAN ..........................................................................20

BAB III KESIMPULAN ..........................................................................22

BAB IV DAFTAR PUSTAKA ................................................................23

Page 4: Referat Tumor Paru

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Prevalensi kanker paru di negara sangat maju sangat tinggi, di Amerika tahun 2002

dilaporkan terdapat 169.400 kasus baru (merupakan 13% dari semua kanker baru yang

terdiagnosis) dengan 154.900 kematian (merupakan 28 % dari seluruh akibat kanker), di

Inggris prevalensi kejadiannya mencapai 40.000/tahun, sedangkan di Indonesia menduduki

peringkat 4 kanker terbanyak, di RS Kanker Dharmais, Jakarta tahun 1998 menduduki urutan

ke 3 sesudah kanker payudara dan leher rahim.3 Kanker paru adalah penyebab kematian

tersering dari seluruh kanker yang tersering di dunia (meliputi Ca Paru, Ca Prostat,

Adenocarcinoma colon).1

Data yang dibuat WHO juga menunjukkan bahwa kanker paru adalah jenis penyakit

keganasan yang menjadi penyebab kematian utama pada kelompok kematian akibat keganasan,

bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada perempuan. Buruknya prognosis penyakit ini

mungkin berkaitan erat dengan jarangnya penderita ke dokter ketika penyakitnya masih berada

dalam stadium awal penyakit.2

Kanker paru memerlukan penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan

diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan sarana yang tidak sederhana dan

memerlukan pendekatan multidisiplin kedokteran. Penyakit ini membutuhkan kerja sama yang

erat dan terpadu antara ahli paru dengan ahli radiologi, ahli patologi anatomi, ahli radiologi

terapi dan ahli bedah toraks, ahli rehabilitasi dan ahli-ahli lainnya. Pengobatan atau

penatalaksaan penyakit ini sangat bergantung pada kecekatan ahli paru untuk mendapatkan

diagnosis pasti. Penemuan kanker paru pada stadium dini akan sangat membantu penderita,

dan penemuan diagnosis dalam waktu yang lebih cepat memungkinkan penderita memperoleh

kualitas hidup yang lebih baik dalam perjalanan penyakitnya meskipun tidak dapat

menyembuhkannya.2

2.2 TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan referat ini adalah untuk:

Page 5: Referat Tumor Paru

- Mengetahui Definisi, Etiologi, Patofisiologi, Manifestasi Klinis, Klasifikasi,

Diagnosis, Diagnosis Banding, Penatalaksanaan, Prognosis, Pencegahan dari

tumor paru.

BAB II

Page 6: Referat Tumor Paru

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Secara normal, tubuh memelihara suatu sistim dari pemeriksaan-pemeriksaan

(checks) dan keseimbangan-keseimbangan (balances) pada pertumbuhan sel-sel

sehingga sel-sel membelah untuk menghasilkan sel-sel baru hanya jika diperlukan.

Gangguan atau kekacauan dari sistim checks dan balances ini pada pertumbuhan sel

berakibat pada suatu pembelahan dan perkembangbiakan sel-sel yang tidak terkontrol

yang pada akhirnya membentuk suatu massa yang dikenal sebagai suatu tumor.3

Tumor-tumor bisa menjadi jinak atau ganas. Kanker adalah tumor yang

dipertimbangkan sebagai ganas. Tumor-tumor jinak biasanya dapat diangkat dan tidak

menyebar ke bagian-bagian lain tubuh. Tumor-tumor ganas, akan tumbuh secara

agresif dan menyerang jaringan-jaringan lain dari tubuh. Masuknya sel-sel tumor

kedalam aliran darah atau sistim limfatik menyebabkan menyebarnya tumor ke

tempat-tempat lain di tubuh. Proses penyebaran ini disebut metastasis, area-area

pertumbuhan tumor pada tempat-tempat yang berjarak jauh disebut metastases.

Karena kanker paru-paru cenderung untuk metastase, maka tidak aneh bila kanker

paru merupakan kanker yang sangat mengancam nyawa dan merupakan satu dari

kanker-kanker yang paling sulit dirawat. Kelenjar adrenal, hati, otak, dan tulang

adalah tempat-tempat yang paling sering menjadi tempat metastase untuk kanker

paru.3

2.2 ETIOLOGI

Seperti umumnya kanker yang lain penyebab yang pasti dari pada kanker paru

belum diketahui, tapi paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat yang bersifat

karsinogenik merupakan faktor penyebab utama disamping adanya faktor lain seperti

kekebalan tubuh, genetik dan lain-lain.1

Dari beberapa kepustakaan telah dilaporkan bahwa etiologi kanker paru sangat

berhubungan dengan kebiasaan merokok. Lombard dan Doering (1928), telah

melaporkan tingginya insiden kanker paru pada perokok dibandingkan dengan yang

tidak merokok. Terdapat hubungan antara rata-rata jumlah rokok yang dihisap per hari

dengan tingginya insiden kanker paru. Dikatakan bahwa, 1 dari 9 perokok berat akan

menderita kanker paru.3 Hidrokarbon karsinogenik telah ditemukan dalam ter dari

tembakau rokok yang jika dikenakan pada kulit hewan, menimbulkan tumor.4

Page 7: Referat Tumor Paru

Laporan beberapa penelitian terakhir ini mengatakan bahwa perokok pasif pun

akan berisiko terkena kanker paru. Anak-anak yang terpapar asap rokok selama 25

tahun pada usia dewasa akan terkena risiko kanker paru dua kali lipat dibandingkan

dengan yang tidak terpapar, dan perempuan yang hidup dengan suami/pasangan

perokok juga terkena risiko kanker paru 2-3 kali lipat. Diperkirakan 25 % kanker paru

dari bukan perokok adalah berasal dari perokok pasif.1

Insiden karsinoma paru yang tinggi pada penambang kobalt di Schneeberg dan

penambang radium di Joachimsthal (lebih dari 50 % meninggal akibat kanker paru)

berkaitan dengan adanya bahan radioaktif dalam bentuk radon. Bahan ini diduga

merupakan agen etiologi operatif.5 Insiden yang tinggi juga terjadi pada pekerja yang

terpapar karbonil nikel (pelebur nikel) dan arsenic (pembasmi rumput). Pekerja

pemecah hematite dan orang–orang yang bekerja dengan asbestos dan kromat juga

mengalami peningkatan insiden.2 Mereka yang tinggal di kota mempunyai angka

kanker paru yang lebih tinggi dari pada mereka yang tinggal di desa dan walaupun

telah diketahui adanya karsinogen dari dan uap diesel dalam atmosfer di kota.5

Dilaporkan bahwa rendahnya konsumsi betakaroten, selenium dan vitamin A

menyebabkan tingginya resiko terkena kanker paru.1 Pemberian Nutrisi dan

supplement dapat mengurang gejala yang disebabkan oleh kanker paru. Vitamin D

dan Fe sangat baik untuk diberikan oleh penderita penyakit kanker paru, Begitu pula

dengan makanan antioxidant seperti cherri, dan buah tomat.6,7 Terdapat

perubahan/mutasi beberapa gen yang berperanan dalam kanker paru, yakni: Proto

oncogen, Tumor suppressor gene, Gene encoding enzyme. 1

2.3 PATOFISIOLOGI

Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus

menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen.

Dengan adanya pengendapan karsinogen maka menyebabkan metaplasia, hyperplasia

dan displasia. Bila lesi perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan

displasia menembus ruang pleura, biasanya akan timbul efusi pleura, dan bisa diikuti

invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.8

Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang bronkus yang

terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi bronkus dengan diikuti dengan

supurasi di bagian distal. Gejala – gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis,

dispneu, demam, dan dingin. Wheezing unilateral dapat terdengar pada auskultasi.8

Page 8: Referat Tumor Paru

Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya menunjukkan adanya

metastase, khususnya pada hati. Kanker paru dapat bermetastase ke struktur – struktur

terdekat seperti kelenjar limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.8

2.4 MANIFESTASI KLINIS

Pada fase awal kebanyakan kanker  paru tidak menunjukan gejala-gejala

klinis. Bila sudah menampakan gejala berarti pasien dalam stadium lanjut.1

Gejala-gejala dapat bersifat 1:

1. Lokal (tumor tumbuh setempat)

a. Batuk baru atau batuk lebih hebat pada batuk kronis

b. Batuk darah

c. Mengi karena ada obstruksi saluran napas

d. Kadang terdapat kavitas seperti abses paru

e. Atelektasis

2. Invasi lokal

a. Nyeri dada

b. Sesak karena cairan pada rongga pleura

c. Invasi ke perikardium terjadi tamponade atau aritmia

d. Sindrom vena cara superior

e. Sindrom Horner (facial anhidrosis, ptosis, miosis)

f. Suara serak, karena penekanan pada nervus laryngeal recurrent

g. Sindrom Pancoast, karena invasi pada pleksus brakialis dan saraf simpatis

servikalis

3. Gejala Penyakit Metastasis

a. Pada otak, tulang, hati, adrenal

b. Limfadenopati servikal dan supraklavikula (sering menyertai metastasis)

4. Sindrom Para neoplastik (10% pada Ca Paru), dengan gejala:

a. Sistemik : penurunan berat badan, anoreksia, demam

b. Hematologi : leukositosis, anemia, hiperkoagulasi

c. Hipertrofi osteoartropati

d. Neurologik : dementia, ataksia, tremor, neuropati perifer

e. Neuromiopati

f. Endoktrin: sekresi berlebihan hormon paratiroid (hiperkalsemia)

g. Dermatologik : eritema multiform, hyperkeratosis, jari tabuh

Page 9: Referat Tumor Paru

h. Renal: Syndrome of inappropriate andiuretic hormone (SIADH)

5. Asimtomatik dengan kelainan radiologi

2.5 KLASIFIKASI

Berdasarkan level penyebarannya penyakit kanker paru-paru terbagi dalam

dua kriteria:

1. Kanker paru primer

Memiliki 2 tipe utama, yaitu:

a. Small cell lung cancer (SCLC)

SCLC adalah jenis sel yang kecil-kecil (banyak) dan memiliki daya

pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Biasanya disebut “oat cell

carcinomas” (karsinoma sel gandum). Tipe ini sangat erat kaitannya dengan

perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan kemoterapi dan

radioterapi.7 Stadium (Stage) SCLC ada 2 yaitu9:

Stage terbatas (limited) jika hanya melibatkan satu sisi paru (hemitoraks)

Stage luas (extensived) jika sudah meluas dari satu hemitoraks atau

menyebar ke organ lain

b. Non-small cell lung cancer (NSCLC).

NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sel tunggal, tetapi seringkali

menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru,7 mencakup adenokarsinoma,

karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel besar (Large Cell Ca) dan karsinoma

adenoskuamosa.9

Stage NSLCLC dibagi atas : Stage 0, IA, IB, IIA, IIB, IIIA, IIIB dan

IV yang ditentukan menurut International Staging System for Lung Cancer

1997, berdasarkan sistem TNM. 9

 Stadium TNM

Occult carcinoma0IAIBIIAIIBIIIA

IIIB

Tx  N0  M0Tis  N0  M0T1  N0  M0T2  N0  M0T1  N1  M0T2  N1  M0, T3 N0  M0T1  N2  M0, T2 N2  M0, T3  N1 M0, T3 N2  M0berapapun T  N3  M0, T4 berapapun N  M0

Page 10: Referat Tumor Paru

IVberapapun T berapapun N  M1

Kategori TNM untuk Kanker Paru 9:

T  : Tumor Primer   

To : Tidak ada bukti ada tumor primer

Tx : Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan

sel tumor ganas pada sekret bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara

radiologis atau bronkoskopis.

Tis  : Karsinoma in situ

T1 : Tumor dengan garis tengah terbesar tidak melebihi 3 cm, dikelilingi

oleh jaringan paru atau pleura viseral dan secara bronkoskopik invasi

tidak lebih proksimal dari bronkus lobus (belum sampai ke bronkus

utama). Tumor sembarang ukuran dengan komponen invasif terbatas

pada dinding bronkus yang meluas ke proksimal bronkus utama.

T2  :Setiap tumor dengan ukuran atau perluasan sebagai berikut: :

-   Garis tengah terbesar lebih dari 3 cm

-   Mengenai bronkus utama sejauh 2 cm atau lebih distal

dari karina, dapat mengenai pleura viseral

-   Berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis

obstruktif  yang meluas ke daerah hilus, tetapi belum

mengenai seluruh paru.

T3    : Tumor sembarang ukuran, dengan perluasan langsung pada dinding

dada (termasuk tumor sulkus superior), diafragma, pleura mediastinum

atau tumor dalam bronkus utama yang jaraknya kurang dari 2 cm

sebelah distal karina atau tumor yang berhubungan dengan atelektasis

atau pneumonitis obstruktif seluruh paru.

T4   : Tumor sembarang ukuran yang mengenai mediastinum atau jantung,

pembuluh besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, karina, tumor yang

disertai dengan efusi pleura ganas atau tumor satelit nodul ipsilateral

pada lobus yang sama dengan tumor primer.

N : Kelenjar getah bening regional (KGB)

Nx : Kelenjar getah bening regional tak dapat dinilai

Page 11: Referat Tumor Paru

No : Tak terbukti keterlibatan kelenjar getah bening

N1  : Metastasis pada kelenjar getah bening peribronkial

dan/atau hilus ipsilateral, termasuk perluasan tumor secara langsung

N2  : Metastasis pada kelenjar getah bening mediatinum ipsilateral dan/atau

KGB subkarina

N3 : Metastasis pada hilus atau mediastinum kontralateral atau KGB

skalenus/supraklavikula ipsilateral/kontralateral

M : Metastasis (anak sebar) jauh

Mx : Metastasis tak dapat dinilai

Mo : Tak ditemukan metastasis jauh

M1 : Ditemukan metastasis jauh. Nodul ipsilateral di luar lobus tumor primer

dianggap sebagai M1

2. Kanker paru sekunder

Merupakan penyakit kanker paru yang timbul sebagai dampak penyebaran

kanker dari bagian organ tubuh lainnya, yang paling sering adalah kanker

payudara dan kanker usus (perut). Kanker menyebar melalui darah, sistem limpa

atau karena kedekatan organ.7

2.6 DIAGNOSIS

1. Anamnesis

Sesuaikan atau cocokkan dengan manifestasi dari Ca Paru yang dijelaskan

sebelumnya.

2. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik harus dilakukan secara menyeluruh dan teliti.. Tumor paru

ukuran kecil dan terletak di perifer dapat memberikan gambaran normal pada

pemeriksaan. Tumor dengan ukuran besar, terlebih bila disertai atelektasis

sebagai akibat kompresi bronkus, efusi pleura atau penekanan vena kava akan

memberikan hasil yang lebih informatif,2 pada 50% pasien NSCLC dan 25%

pasien SCLC didapatkan adanya sindrom vena cava.10

Pemeriksaan ini juga dapat memberikan data untuk penentuan stage kanker,

seperti pembesaran KGB (kelenjar getah bening) atau tumor diluar paru.

Metastasis ke organ lain juga dapat dideteksi dengan perabaan hepar,

Page 12: Referat Tumor Paru

pemeriksaan funduskopi untuk mendeteksi peninggian tekanan intrakranial dan

terjadinya fraktur sebagai akibat metastasis ke tulang. 2

3. Pemeriksaan Penunjang

a. Radiologi

Untuk kanker paru pada pemeriksaan foto toraks PA/lateral akan dapat

dilihat bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Tanda yang

mendukung keganasan adalah tepi yang ireguler, disertai identasi pleura,

tumor satelit. Pada foto, tumor juga dapat ditemukan telah invasi ke dinding

dada, efusi pleura, efusi perikard dan metastasis intrapulmoner.2

- Gambaran radiologis Small Cell Lung Carcinoma (SCLC)

Tampak gambaran opasitas pada paru bagian kiri atas. Juga tampak gambaran nodul pada paru kanan bagian bawah yang diduga deposit metastasis. Peningkatan opasitas pada paratracheal

paru kanan yang mengindikasikan limfadenopathy. Efusi pleura yang minimal dengan blunting sudut costiphrenicus.

Page 13: Referat Tumor Paru

Tampak peningkatan opasitas pada hilus dan region peretracheal kanan dengan penebalan garis paratracheal kanan. Pengurangan volume juga terlihat pada lobus bawah paru kanan.

SCLC sering muncul sebagai massa pada hilus atau mediastinal.

- Gambaran radiologis Non Small Cell Lung Carcinoma

Tampak gambaran efusi pleura dan berkurangnya volume sekunder dari NSCLC pada lobus basal paru kiri. Pemeriksaan pada cairan efusi pleura didapatkan hasil

maligna dan lesi tidak dapat dioperasi

Page 14: Referat Tumor Paru

NSCLC, kolaps pada puncak paru kiri yang hampir selalu disebabkan oleh carcinoma endobronchial brokhogenik.

NSCLC, kolaps penuh pada paru kiri sekunder dari carcinoma bronkhogenik pada bronkus utama kiri.

CT-Scan dapat menentukan kelainan di paru secara lebih baik daripada

foto toraks. CT-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil dari

1 cm secara lebih tepat. Demikian juga tanda-tanda proses keganasan juga

tergambar secara lebih baik, bahkan bila terdapat penekanan terhadap

bronkus, tumor intra bronkial, atelektasis, efusi pleura yang tidak masif dan

telah terjadi invasi ke mediastinum dan dinding dada meski tanpa gejala.

Lebih jauh lagi dengan CT-scan, keterlibatan KGB yang sangat berperan

Page 15: Referat Tumor Paru

untuk menentukan stage juga lebih baik karena pembesaran KGB (N1 s/d

N3) dapat dideteksi. Demikian juga ketelitiannya mendeteksi kemungkinan

metastasis intrapulmoner. USG abdomen dapat melihat ada tidaknya

metastasis di hati, kelenjar adrenal dan organ lain dalam rongga perut.2

Kanan :CT scan posisi mediastinal pria 68 tahun dengan gejala batuk produktif dan hemoptysis. Gambaran hiperdens, carcinoid endobonchial pada bronchus intermedius. Kiri, CT scan potongan paru memperlihatkan kistik postobstuktif

bronkiektasis yang berat.

b. Bronkoskopi

Bertujuan diagnostik sekaligus dapat mengambil jaringan atau bahan

agar dapat dipastikan ada tidaknya sel ganas. Pemeriksaan ada tidaknya masa

intrabronkus atau perubahan mukosa saluran napas, seperti terlihat kelainan

mukosa tumor misalnya, berbenjol-benjol, hiperemis, atau stinosis infiltratif,

mudah berdarah. Tampakan yang abnormal sebaiknya di ikuti dengan

tindakan biopsi tumor/dinding bronkus, bilasan, sikatan atau kerokan

bronkus.2

c. Biopsi Aspirasi Jarum

Apabila biopsi tumor intrabronkial tidak dapat dilakukan, misalnya

karena amat mudah berdarah, atau apabila mukosa licin berbenjol, maka

sebaiknya dilakukan biopsi aspirasi jarum, karena bilasan dan biopsi bronkus

saja sering memberikan hasil negatif.2

d. Sitologi sputum

Sitologi sputum adalah tindakan diagnostik yang paling mudah dan

murah. Kekurangan pemeriksaan ini terjadi bila tumor ada di perifer,

penderita batuk kering dan tehnik pengumpulan dan pengambilan sputum

yang tidak memenuhi syarat. Dengan bantuan inhalasi NaCl 3% untuk

Page 16: Referat Tumor Paru

merangsang pengeluaran sputum dapat ditingkatkan. Semua bahan yang

diambil dengan pemeriksaan tersebut di atas harus dikirim ke laboratorium

Patologi Anatomik untuk pemeriksaan sitologi/histologi. Bahan berupa

cairan harus dikirim segera tanpa fiksasi, atau dibuat sediaan apus, lalu

difiksasi dengan alkohol absolut atau minimal alkohol 90%. Semua bahan

jaringan harus difiksasi dalam formalin 4%.2

e. Pemeriksaan Cairan Pleura (Kalau ditemukan efusi pleura)

Cairan efusi dapat bersifat transudat maupun eksudat, dan juga bersifat

hemoragik karena dapat dilewati sel-sel darah terutama eritrosit, kadar

glukosa rendah.

2.7 DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding dari kanker paru antara lain:

1. Kanker Mediastinum

2. Tuberculosis

2.8 PENATALAKSANAAN

Pengobatan kanker paru adalah combined modality therapy (multi-modaliti

terapi). Kenyataanya pada saat pemilihan terapi, sering bukan hanya diharapkan pada

jenis histologis, derajat dan tampilan penderita saja tetapi juga kondisi non-medis

seperti fasilitas yang dimiliki rumah sakit dan ekonomi penderita juga merupakan

faktor yang amat menentukan.2

Adapun penanganan Kanker paru yang dapat dilakukan adalah:

1. Pembedahan

Indikasi pembedahan pada kanker paru adalah untuk NSCLC stadium I dan II.

Pembedahan juga merupakan bagian dari “combine modality therapy”, misalnya

kemoterapi neoadjuvan untuk NSCLC stadium IIIA. Indikasi lain adalah bila ada

kegawatan yang memerlukan intervensi bedah, seperti kanker paru dengan

sindroma vena kava superiror berat.2

Prinsip pembedahan adalah sedapat mungkin tumor direseksi lengkap berikut

jaringan KGB intrapulmoner, dengan lobektomi maupun pneumonektomi.

Segmentektomi atau reseksi baji hanya dikerjakan jika faal paru tidak cukup

untuk lobektomi. Tepi sayatan diperiksa dengan potong beku untuk memastikan

bahwa batas sayatan bronkus bebas tumor. KGB mediastinum diambil dengan

Page 17: Referat Tumor Paru

diseksi sistematis, serta diperiksa secara patologi anatomis. Hal penting lain yang

penting dingat sebelum melakukan tindakan bedah adalah mengetahui toleransi

penderita terhadap jenis tindakan bedah yang akan dilakukan. Toleransi penderita

yang akan dibedah dapat diukur dengan nilai uji faal paru dan jika tidak

memungkin dapat dinilai dari hasil analisis gas darah (AGD).2

2. Radiasi

Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan

bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi, seperti

mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/ bronkus. Pada

terapi kuratif, radioterapi menjadi bagian dari kemoterapi neoadjuvan untuk

NSCLC stadium IIIA. Pada kondisi tertentu, radioterapi saja tidak jarang menjadi

alternatif terapi kuratif. 2,11

Radiasi sering merupakan tindakan darurat yang harus dilakukan untuk

meringankan keluhan penderita, seperti sindroma vena kava superiror, nyeri

tulang akibat invasi tumor ke dinding dada dan metastasis tumor di tulang atau

otak. 2,11

3. Kemoterapi

Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk

menangani pasien SCLC atau dengan metastase luas serta untuk melengkapi

bedah atau terapi radiasi. Kemoterapi dapat diberikan pada semua kasus kanker

paru. Syarat utama harus ditentukan jenis histologis tumor dan tampilan

(performance status) harus lebih dari 60 menurut skala Karnosfky atau 2 menurut

skala WHO. Kemoterapi dilakukan dengan menggunakan beberapa obat

antikanker dalam kombinasi regimen kemoterapi. Pada keadaan tertentu,

penggunaan 1 jenis obat anti kanker dapat dilakukan.2

Geftinib dapat digunakan untuk terapi lini pertama pada pasien NSCLC, yang

dipilih berdasarkan mutasi EGFR yang mampu meningkat angka kelangsungan

hidup, dengan toksisitas yang dapat diterima, dibandingkan dengan kemoterapi

laiinya. 2

Prinsip pemilihan jenis antikanker dan pemberian sebuah regimen kemoterapi

adalah2:

a. Platinum based therapy ( sisplatin atau karboplatin)

Page 18: Referat Tumor Paru

b. Respons obyektif satu obat antikanker sebesar 15%

c. Toksisiti obat tidak melebihi grade 3 skala WHO

d. Terapi harus dihentikan atau diganti bila setelah pemberian 2 siklus pada

penilaian terjadi tumor progresif.

4. Photodynamic Therapy (PDT)

Satu terapi yang lebih baru yang digunakan untuk beberapa tipe dan tingkatan

dari kanker paru (begitu juga beberapa kanker-kanker lain) adalah photodynamic

therapy.

Pada perawatan photodynamic, suatu ocal photosynthesizing (seperti suatu

porphyrin, suatu ocal yang terjadi secara alami di tubuh) disuntikkan kedalam

aliran darah beberapa jam sebelum operasi.12

Selama waktu ini, ocal ini menempatkan dirinya secara selektif pada sel-sel

yang tumbuh dengan cepat seperti sel-sel kanker. Suatu prosedur kemudian

mengikutinya dimana dokter menggunakan suatu sinar dengan panjang

gelombang tertentu melalui suatu tongkat yang dipegang tangan langsung ke

tempat dari kanker dan jaringan-jaringan sekitarnya. Energi dari sinar

mengaktifkan ocal photosensitizing, menyebabkan produksi dari suatu racun yang

menghancurkan sel-sel tumor.12

PDT mempunyai keuntungan-keuntungan yang mana ia dapat secara tepat

mengenai sasaran dari lokasi kanker, lebih tidak ocalsi daripada operasi, dan

dapat diulang pada tempat yang sama jika diperlukan. Kelemahan-kelemahan dari

PDT adalah bahwa ia hanya bermanfaat dalam merawat kanker-kanker yang

dapat dicapai dengan suatu sumber sinar dan tidak cocok untuk perawatan

kanker-kanker yang luas/ekstensif. Penelitian sedang berlangsung untuk lebih

jauh menentukan keefektivitasan PDT pada kanker paru.12

Tujuan pengobatan kanker dapat berupa11 :

1. Kuratif, yaitu untuk memperpanjang masa bebas penyakit dan meningkatkan

angka harapan hidup klien.

2. Paliatif , untuk mengurangi dampak kanker, meningkatkan kualitas hidup.

3. Rawat rumah (Hospice care) pada kasus terminal, untuk mengurangi dampak fisis

maupun psikologis kanker baik pada pasien maupun keluarga.

Page 19: Referat Tumor Paru

4. Suportif, untuk menunjang pengobatan kuratif, paliatif dan terminal seperti

pemberian nutrisi, tranfusi darah dan komponen darah, obat anti nyeri dan anti

infeksi

2.9 PROGNOSIS

Prognosis dari kanker paru merujuk pada kesempatan untuk penyembuhan dan

tergantung dari lokasi dan ukuran tumor, kehadiran gejala-gejala, tipe kanker paru,

dan keadaan kesehatan secara keseluruhan dari pasien.12

SCLC mempunyai pertumbuhan paling agresif, dengan suatu waktu

kelangsungan hidup median (angka yang ditengah-tengah) hanya dua sampai empat

bulan setelah didiagnosis jika tidak dirawat. (Itu adalah pada dua sampai empat bulan

separuh dari semua pasien-pasien telah meninggal). Bagaimanapun, SCLC adalah

juga tipe kanker paru yang paling ocalsive pada terapi radiasi dan kemoterapi. Karena

SCLC menyebar sangat cepat dan biasanya berhamburan pada saat diagnosis, metode-

metode seperti pengangkatan secara operasi atau terapi radiasi ocal berkurang efektif

dalam merawat tipe tumor ini. Bagaimanapun, ketika kemoterapi digunakan sendiri

atau dalam kombinasi dengan metode-metode lain, waktu kelangsungan hidup dapat

diperpanjang empat sampai lima kali.12 Namun, kelangsungan hidup secara

keseluruhan rata-rata pasien dengan pengobatan kombinasi hanya 12 bulan saja.1

Dari semua pasien-pasien dengan SCLC, hanya 5%-10% masih hidup lima

tahun setelah diagnosis. Kebanyakan dari mereka yang selamat (hidup lebih lama)

mempunyai tingkat yang terbatas dari SCLC.12 Pada non-small cell lung cancer

(NSCLC), hasil-hasil dari perawatan standar biasanya keseluruhannya jelek namun

kebanyakan kanker yang terlokalisir dapat diangkat secara operasi.

Bagaimanapun, pada tingkat I kanker dapat diangkat sepenuhnya, angka

kelangsungan hidup lima tahun dapat mendekati 75%. Terapi radiasi dapat

menghasilkan suatu penyembuhan pada suatu minoritas dari pasien-pasien dengan

NSCLC dan menjurus pada pembebasan gejala-gejala pada kebanyakan pasien-

pasien.12

Prognosis keseluruhan untuk kanker paru adalah jelek jika dibandingkan

dengan beberapa kanker-kanker lain. Angka-angka kelangsungan hidup untuk kanker

paru umumnya lebih rendah daripada yang untuk kebanyakan kanker-kanker, dengan

Page 20: Referat Tumor Paru

suatu angka keseluruhan kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker paru sebesar

16% dibandingkan dengan 65% untuk kanker kolon, 89% untuk kanker payudara, dan

lebih dari 99% untuk kanker prostat.12

2.10 PENCEGAHAN

Penghentian merokok adalah langkah/tindakan yang paling penting yang dapat

mencegah kanker paru.3,12 Banyak produk-produk, seperti permen karet nikotin,

spray-spray nikotin, atau inhaler-inhaler nikotin, mungkin bermanfaat bagi orang-

orang yang mencoba berhenti merokok. Mengecilkan paparan pada merokok pasif

juga adalah suatu tindakan pencegahan yang efektif. Menggunakan suatu kotak tes

radon rumah dapat mengidentifikasi dan mengizinkan koreksi dari tingkat-tingkat

radon yang meningkat di rumah, yang juga dapat menyebabkan kanker-kanker paru.

Metode-metode yang mengizinkan deteksi dini kanker-kanker, seperti helical low-

dose CT scan, mungkin juga bermanfaat dalam mengidentifikasi kanker-kanker kecil

yang dapat disembuhkan dengan resection secara operasi dan pencegahan dari kanker

yang menyebar luas dan tidak dapat disembuhkan.12

Makan makanan yang mengandung buah-buahan dan sayuran. Pilih diet sehat

dengan berbagai buah-buahan dan sayuran. Makanan sumber vitamin dan nutrisi yang

terbaik. Hindari mengambil dosis besar vitamin dalam bentuk pil, karena mungkin

akan berbahaya.

Sebagai contoh, para peneliti berharap untuk mengurangi risiko kanker paru-

paru pada perokok berat memberi mereka suplemen beta karoten. Hasilnya

menunjukkan suplemen benar-benar meningkatkan risiko kanker pada perokok.12

Akhir-akhir ini pencegahan dengan chemoprevention banyak dilakukan, yakni

dengan memakai derivate asam retinoid, carotenoid, vitamin C, selenium dan lain-

lain. Jika seseorang berisiko terkena kanker  paru maka penggunaan betakaroten,

retinol, isotretinoin ataupun N-acetyl cystein dapat meningkatkan resiko kanker paru

pada perokok. Untuk itu, penggunaan kemopreventif ini masih memerlukan penelitian

lebih lanjut sebelum akhirnya direkomendasi untuk digunakan. Hingga saat ini belum

ada konsensus yang diterima oleh semua pihak.3

Page 21: Referat Tumor Paru

BAB III

KESIMPULAN

kanker paru adalah jenis penyakit keganasan yang menjadi penyebab kematian utama

pada kelompok kematian akibat keganasan, bukan hanya pada laki laki tetapi juga pada

perempuan. Gangguan atau kekacauan dari sistim checks dan balances pada pertumbuhan sel

berakibat pada suatu pembelahan dan perkembangbiakan sel-sel yang tidak terkontrol yang

pada akhirnya membentuk suatu massa yang dikenal sebagai suatu tumor. Kanker adalah

tumor yang dipertimbangkan sebagai ganas

Page 22: Referat Tumor Paru

Kanker paru memiliki 2 tipe utama, yaitu Small cell lung cancer (SCLC) dan Non-

small cell lung cancer (NSCLC). SCLC adalah jenis sel yang kecil-kecil (banyak) dimana

memiliki daya pertumbuhan yang sangat cepat hingga membesar. Tipe ini sangat erat

kaitannya dengan perokok, Penanganan cukup berespon baik melalui tindakan kemoterapi dan

radioterapi. Sedangkan NSCLC adalah merupakan pertumbuhan sell tunggal, tetapi seringkali

menyerang lebih dari satu daerah di paru-paru, misalnya adenokarsinoma, karsinoma sel

skuamosa, karsinoma sel besar (Large Cell Ca) dan karsinoma adenoskuamosa .

Penatalaksanaan kanker paru adalah combined modality therapy (multi-modaliti terapi).

Kemoterapi dengan gefitinib untuk lini pertama memberikan angka harapan hidup yang cukup

baik. Prognosis keseluruhan untuk kanker paru adalah jelek. Angka-angka kelangsungan hidup

untuk kanker paru umumnya lebih rendah daripada yang untuk kebanyakan kanker-kanker,

dengan suatu angka keseluruhan kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker paru sebesar

16%.

Penghentian merokok adalah langkah/tindakan yang paling penting yang dapat

mencegah kanker paru. Mengecilkan paparan pada merokok pasif juga adalah suatu tindakan

pencegahan yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kalantari Farhad, Sarami Abdollah, Shahba Nariman, Marashi seyed Kamal, Reza

Shafiezadeh. Prevalence of cancers in the National Oil Company employees referred

to Ahwaz health and industrial medicine in 5 years (Ministry of oil). Life Science

Journal. 2011;8(4):698-700] (ISSN:1097-8135).

2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Kanker Paru Pedoman Diagnosis dan

Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta

3. Landis SH, Mliiray T, Bolden S, Wingo PA. Cancer 1998. Ca Cancer J Clin 1998;

48:6-29.

4. Baron DN. Kapita Selekta Patologi Klinik, EGC, Jakarta, 1995: 227

5. Stover DE. Women, smoking and lung cancer. Chest 1998; 113:1-2.

6. Scottish Intercollegiate Guidelines network. Management of patients with lung

cancer. A national clinical guidelines. SIGN, Eidenburg, 2005.

Page 23: Referat Tumor Paru

7. Jusuf A, Harryanto A, Syahruddin E, Endardjo S, Mudjiantoro S, Sutandio N. Kanker

paru jenis   karsinoma bukan sel kecil . Pedoman nasional untuk diagnosis dan

penatalaksanaan di Indonesia 2005. PDPI dan POI, Jakarta, 2005.

8. Price S.A, Wilson L.M., 1995. Patofisiologi. Buku 2. Edisi 4. EGC Jakarta. Hal. 1049

– 1051

9. National Collaborating Center for Acute Care. Lung cancer: The diagnosis and

treatment of lung cancer. Clinical Effectiveness Unit, London, 2005.

10. Division of Thoracic Oncology. Focus on Lung Cancer. 2006.

11. Suyono, Slamet, (2001), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Edisi 3, Balai

Penerbit FKUI,Jakarta

12. Practice Guidelines in Oncology Non-small Cell Lung Cancer. Version 1.2002.

National Comprehensive Cancer Network (NCCN). 2002.