referat tentang penyakit rabies

Upload: febriyani-laurus

Post on 08-Jan-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

referat tentang penyakit rabies pada manusia

TRANSCRIPT

RabiesDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum DiperiksaArtikel ini memberikan informasi dasar tentang topik kesehatan. Informasi dalam artikel ini boleh digunakan hanya untuk penjelasan ilmiah, bukan untuk diagnosis diri dan tidak dapat menggantikan diagnosis medis.Perhatian: Informasi dalam artikel ini bukanlah resep atau nasihat medis.Wikipedia bukan pengganti dokter.Jika Anda perlu bantuan atau hendak berobat berkonsultasilah dengan tenaga kesehatan profesional.

Salah satu cirianjingyang terkena rabies adalah terus-menerus mengeluarkan air liur.Rabiesadalahpenyakitinfeksi tingkat akut pada susunansarafpusat yang disebabkan olehvirusrabies.[1]Penyakit ini bersifat zoonotik, yaitu dapat ditularkan darihewankemanusia.[1]Virus rabies ditularkan ke manusia melalu gigitan hewan misalnya olehanjing,kucing,kera,rakun, dankelelawar.[1]Rabies disebut jugapenyakit anjing gila.[2]Daftar isi[sembunyikan] 1Etimologi 2Sejarah 3Penyebab 4Manifestasi Klinis 4.1Stadium prodromal 4.2Stadium sensoris 4.3Stadium eksitasi 4.4Stadium paralitik 5Diagnosis 6Penanganan 7Pencegahan 8Referensi 9Pranala luarEtimologi[sunting|sunting sumber]Kata rabies berasal daribahasa Sanskertakunorabhasyang artinya melakukan kekerasan/kejahatan.[3]Dalambahasa Yunani, rabies disebutLyssaatauLytaayang artinya kegilaan.[3]Dalambahasa Jerman, rabies disebuttollwutyang berasal dari bahasa IndojermanDhvaryang artinya merusak danwutyang artinyamarah.[3]Dalambahasa Prancis, rabies disebutrageberasal dari kata bendarobereyang artinya menjadi gila.[3]Sejarah[sunting|sunting sumber]Rabies bukanlah penyakit baru dalam sejarah perabadan manusia.[4]Catatan tertulis mengenai perilaku anjing yang tiba-tiba menjadi buas ditemukan padaKode Mesopotamiayang ditulis 4000 tahun lalu serta pada KodeBabiloniaEshunna yang ditulis pada2300 SM.[4]Democrituspada500 SMjuga menuliskan karakteristik gejala penyakit yang menyerupai rabies.[2]Aristotle, pada400 SM, menulis diNatural History of Animalsedisi 8, bab 22[5].... anjing itu menjadigila. Hal ini menyebabkan mereka menjadiagresifdan semuabinatangyang digigitnya juga mengalami sakit yang sama.

Hippocrates,Plutarch,Xenophon,Epimarcus,Virgil,Horace, danOvidadalah orang-orang yang pernah menyinggung karakteristik rabies dalam tulisan-tulisannya.[5]Celsius, seorangdokterpada zamanRomawi, mengasosiasikanhidrofobia(ketakutan terhadapair) dengan gigitan anjing, pada tahun 100 Masehi.[4]Cardanus, seorang penulis zamanRomawimenjelaskan sifatinfeksiyang ada di airliuranjing yang terkena rabies.[5]Para penulis Romawi zaman itu mendeskripsikan rabies sebagairacun, yang mana adalah kataLatinbagi virus.[5]Pliny dan Ovid adalah orang yang pertama menjelaskan penyebab lain dari rabies, yang saat itu disebutcacinglidahanjing (dog tongue worm).[5]Untuk mencegah rabies di masa itu, permukaanlidahyang diduga mengandung "cacing" dipotong.[5]Anggapan tersebut bertahan sampai abad 19, ketika akhirnyaLouis Pasteurberhasil mendemonstrasikan penyebaran rabies dengan menumbuhkan jaringanotakyang terinfeksi pada tahun1885[5]Goldwasser dan Kissling menemukan cara diagnosis rabies secara modern pada tahun1958, yaitu dengan teknikantibodiimunofluoresens untuk menemukanantigenrabies padajaringan.[4]Penyebab[sunting|sunting sumber]Rabies disebabkan oleh virus rabies yang masuk ke keluargaRhabdoviridaedangenusLysavirus.[6]Karakteristik utama virus keluargaRhabdoviridaeadalah hanya memiliki satu utas negatifRNAyang tidak bersegmen.[6]Virus ini hidup pada beberapa jenis hewan yang berperan sebagai perantara penularan.[7]Spesies hewan perantara bervariasi pada berbagai letakgeografis.[7]Hewan-hewan yang diketahui dapat menjadi perantara rabies antara lainrakun(Procyon lotor) dansigung(Memphitis memphitis) diAmerika Utara,rubahmerah (Vulpes vulpes) diEropa, dan anjing diAfrika,Asia, danAmerika Latin.Afrika, Asia, dan Amerika Latin memiliki tingkat rabies yang masih tinggi[7]Hewan perantara menginfeksi inang yang bisa berupa hewan lain atau manusia melalui gigitan.[1][2]Infeksi juga dapat terjadi melalui jilatan hewan perantara padakulityang terluka.[1][2]Setelah infeksi, virus akan masuk melalui saraf-saraf menuju kesumsum tulang belakangdan otak dan bereplikasi di sana.[2]Selanjutnya virus akan berpindah lagi melalui saraf ke jaringan non saraf, misalnya kelenjar liur dan masuk ke dalam air liur.[2]Hewan yang terinfeksi bisa mengalami rabies buas/ ganas ataupun rabies jinak/ tenang.[8][9]Pada rabies buas/ ganas, hewan yang terinfeksi tampakgalak, agresif, menggigit dan menelan segala macam barang, air liur terus menetes, meraung-raung gelisah kemudian menjadilumpuhdan mati.[8][9]Pada rabies jinak/tenang, hewan yang terinfeksi mengalami kelumpuhan lokal atau kelumpuhan total, suka bersembunyi di tempat gelap, mengalamikejangdan sulit bernapas, serta menunjukkan kegalakan[8][9]Meskipun sangat jarang terjadi, rabies bisa ditularkan melalui penghirupanudarayang tercemarvirusrabies.[10]Dua pekerjalaboratoriumtelah mengkonfirmasi hal ini setelah mereka terekspos udara yang mengandung virus rabies.[10]Pada tahun1950, dilaporkan dua kasus rabies terjadi pada penjelajah gua diFrio Cave,Texasyang menghirupudaradi mana ada jutaan kelelawar hidup di tempat tersebut.[10]Mereka diduga tertular lewat udara karena tidak ditemukan sama sekali adanya tanda-tanda bekas gigitan kelelawar.[10]Manifestasi Klinis[sunting|sunting sumber]

Seorang penderita rabies pada tahun1959Gejala rabies biasanya mulai timbul dalam waktu 30-50 hari setelah terinfeksi.[11]Masa inkubasi virus hingga munculnya penyakit adalah 10-14 hari pada anjing tetapi bisa mencapai 9 bulan pada manusia[1]Bila disebabkan oleh gigitan anjing, luka yang memiliki risiko tinggi meliputi infeksi padamukosa, luka di atas daerahbahu(kepala,muka,leher), luka padajaritangan atau kaki, luka padakelamin, luka yang lebar atau dalam, dan luka yang banyak.[9]Sedangkan luka dengan risiko rendah meliputi jilatan pada kulit yang luka, garukan atau lecet, serta luka kecil di sekitartangan,badan, dankaki.[9]Gejala sakit yang akan dialami seseorang yang terinfeksi rabies meliputi 4 stadium:[9]Stadium prodromal[sunting|sunting sumber]Dalam stadium prodomal sakit yang timbul pada penderita tidak khas, menyerupai infeksi virus pada umumnya yang meliputidemam, sulit makan yang menuju tarafanoreksia,pusingdan pening (nausea), dan lain sebagainya.[9]Stadium sensoris[sunting|sunting sumber]Dalam stadium sensori penderita umumnya akan mengalami rasanyeripada daerah luka gigitan, panas, gugup, kebingungan, keluar banyak air liur (hipersalivasi),dilatasipupil,hiperhidrosis,hiperlakrimasi.[9]Stadium eksitasi[sunting|sunting sumber]Pada stadium eksitasi penderita menjadi gelisah, mudah kaget, kejang-kejang setiap ada rangsangan dari luar sehingga terjadi ketakutan pada udara (aerofobia), ketakutan padacahaya(fotofobia), dan ketakutan air (hidrofobia).[9]Kejang-kejang terjadi akibat adanya gangguan daerahotakyang mengatur proses menelan dan pernapasan.[8]Hidrofobia yang terjadi pada penderita rabies terutama karena adanya rasasakityang luar biasa di kala berusaha menelan air.[8]Stadium paralitik[sunting|sunting sumber]Pada stadium paralitik setelah melalui ketiga stadium sebelumnya, penderita memasuki stadium paralitik ini menunjukkan tanda kelumpuhan dari bagian atas tubuh ke bawah yang progresif.[9]Karena durasi penyebaran penyakit yang cukup cepat maka umumnya keempat stadium di atas tidak dapat dibedakan dengan jelas.[9]Gejala-gejala yang tampak jelas pada penderita di antaranya adanya nyeri padalukabekas gigitan dan ketakutan pada air, udara, dan cahaya, sertasuarayang keras.[9]Sedangkan pada hewan yang terinfeksi, gelaja yang tampak adalah dari jinak menjadi ganas, hewan-hewan peliharaan menjadi liar dan lupa jalan pulang, sertaekordilengkungkan di bawahperut.[9]Diagnosis[sunting|sunting sumber]Jika seseorang digigit hewan, maka hewan yang menggigit harus diawasi.[12]Satu-satunya uji yang menghasilkan keakuratan 100% terhadap adanya virus rabies adalah dengan uji antibodi fluoresensi langsung (direct fluorescent antibody test/ dFAT) pada jaringan otak hewan yang terinfeksi.[12]Uji ini telah digunakan lebih dari 40 tahun dan dijadikan standar dalam diagnosis rabies.[12][13]Prinsipnya adalah ikatan antaraantigenrabies danantibodispesifik yang telah dilabel dengan senyawa fluoresens yang akan berpendar sehingga memudahkan deteksi[12]Namun, kelemahannya adalah subjek uji harus disuntik matiterlebih dahulu (eutanasia) sehingga tidak dapat digunakan terhadapmanusia.[12]Akan tetapi, uji serupa tetap dapat dilakukan menggunakanserum, cairansumsum tulang belakang, atau air liur penderita walaupun tidak memberikan keakuratan 100%.[12]Selain itu, diagnosis dapat juga dilakukan denganbiopsikulit leher atau selepitelkorneamatawalaupun hasilnya tidak terlalu tepat sehingga nantinya akan dilakukan kembali diagnosispost mortemsetelah hewan atau manusia yang terinfeksi meninggal.[13]Penanganan[sunting|sunting sumber]Bila terinfeksi rabies, segera cari pertolongan medis.[14]Rabies dapat diobati, namun harus dilakukan sedini mungkin sebelum menginfeksi otak dan menimbulkan gejala.[11][14]Bila gejala mulai terlihat, tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan penyakit ini.[14]Kematian biasanya terjadi beberapa hari setelah terjadinya gejala pertama.[14]Jika terjadi kasus gigitan oleh hewan yang diduga terinfeksi rabies atau berpotensi rabies (anjing,sigung,rakun,rubah,kelelawar) segera cuci luka dengansabunatau pelarutlemaklain di bawahairmengalir selama 10-15 menit lalu beriantiseptikalkohol70% ataubetadin.[9]Orang-orang yang belum diimunisasi selama 10 tahun terakhir akan diberikan suntikantetanus.[15]Orang-orang yang belum pernah mendapatvaksinrabies akan diberikan suntikan globulin imun rabies yang dikombinasikan dengan vaksin.[15]Separuh dari dosisnya disuntikkan di tempat gigitan dan separuhnya disuntikan ke otot, biasanya di daerahpinggang.[11]Dalam periode 28 hari diberikan 5 kali suntikan.[11]Suntikan pertama untuk menentukan risiko adanya virus rabies akibat bekas gigitan.[11]Sisa suntikan diberikan pada hari ke 3, 7, 14, dan 28.[11]Kadang-kadang terjadi rasa sakit, kemerahan, bengkak, atau gatal pada tempat penyuntikanvaksin.[15]Pencegahan[sunting|sunting sumber]Pencegahan rabies pada manusia harus dilakukan sesegera mungkin setelah terjadi gigitan olehhewanyang berpotensi rabies, karena bila tidak dapat mematikan (letal)[1]Langkah-langkah untuk mencegah rabies bisa diambil sebelum terjangkit virus atau segera setelah terkena gigitan[7]Sebagai contoh,vaksinasibisa diberikan kapada orang-orang yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya virus, yaitu:[16] Dokter hewan.[16] Petugaslaboratoriumyang menangani hewan-hewan yang terinfeksi.[16] Orang-orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah yang rabies pada anjing banyak ditemukan[7] Para penjelajah gua kelelawar.[10]Vaksinasiidealnya dapat memberikan perlindungan seumur hidup.[17]Tetapi seiring berjalannya waktu kadar antibodi akan menurun, sehingga orang yang berisiko tinggi terhadap rabies harus mendapatkan dosisboostervaksinasi setiap 3 tahun.[1]Pentingnya vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan seperti anjing juga merupakan salah satu cara pencegahan yang harus diperhatikan.[11]