referat penyakit diare kronik(cikini) revisi

Upload: inka-fransiska-maria

Post on 03-Apr-2018

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    1/17

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    2/17

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat

    rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Diare Kronik

    sebagai salah satu tugas kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam.

    Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dr.Arliando

    SpPD selaku dosen pembimbing yang memberikan masukan demi kesempurnaan makalah ini.

    Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

    penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

    Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu

    penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi

    kesempurnaan makalah ini.

    Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga kiranya tulisan ini dapat

    membawa manfaat bagi kita semua.

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    3/17

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar......i

    Daftar Isi..ii

    BAB I PENDAHULUAN1

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Definisi................................................................................................................................2

    Insiden.................................................................................................................................2Klasifikasi............................................................................................................................2

    Patofisiologi.........................................................................................................................3

    Diagnosa dan Evaluasi.........................................................................................................4

    Penatalaksanaan...................................................................................................................5

    BAB III KESIMPULAN..............................................................................................................10

    DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    4/17

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari feses (>200 mg/hari) yang dapat

    dihubungkan dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak pada perinal, dan rasa

    terdesak untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensial fekal. Diare terbagi menjadi diare akut dan

    kronik.Diare akut berdurasi 2 minggu atau kurang, sedangkan diare kronis lamanya lebih dari 2

    minggu. Selanjutnya pembahasan dikhususkan mengenai diare kronis. Diare menetap selama

    beberapa minggu atau bulan,baik yang menetap atau intermitten, memerlukan evaluasi.Meskipun

    pada umumnya sebagian besar kasus disebabkan oleh Iritable Bowel Syndrome(IBS), diare dapatmewakili manifestasi dari penyakit serius yang mendasarinya.

    Diare merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas anak di dunia

    y a n g m e n y e b a b k a n 1 , 6 - 2 , 5 j u t a k e m a t i a n p a d a a n a k t i a p t a h u n n y a , s e r t a

    me ru pa ka n 1/ 5dari seluruh penyebab kematian. Survey kesehatan rumah tanga di

    Indonesia menunjukan penurunan angka kematian bayi akibat diare dari 15,5%

    (1986) men jadi 13,95% (1995).Penurunan angka kemat ian akiba t d ia re juga

    didap atkan pada kelom pok balita berd asark an survey serupa, yaitu 40% (1972) menjadi

    16% (1986) dan 7,5% (2001). Mortalitas tersebut dapat disebabkan oleh dehidrasi atau akibat

    lingkaran sebab akibat dari diare-malnutrisi. Bayi dan anak sangat berisiko k arena

    kebu tuhan ca iran yang lebih besar, daya tahan tubuh yang kurang, dan rentan terhadap agen

    fek a l -o rg an .Seb ag i an b e s a r d a r i p en d e r i t a i n i ( 6 0 -8 0 %) ad a l ah an ak b e ru s i a

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    5/17

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Definisi

    Diare kronik ada1ah diare berlangsung 14 hari atau lebih, dapat berupa diare cair atau disentri.

    Insiden

    Pada Indonesian Demographic dan Hea1th Survey, 1994, di1aporkan bahwa preva1ensi diare

    persisten adalah 0,15 dan diare berdarah adalah 1,2%.

    Klasifikasi

    Pembagian diare kronik yang didasarkan atas sifat tinja-berair, berlemak atau berdarah.

    Klasifikasi diare kronik pada bayi dan anak adalah sebagai berikut:

    A. Watery stools atau tinja cair

    1. Gastroenteropati a1ergi

    Alergi protein susu sapi

    Alergi protein kedele

    2. a. Defisiensi disakaridase

    Defisiensi lactase - sering sekunder

    Defisiensi sucrose -isomaltase

    b. Ma1aosolusi glukosa -galaktosa

    1. Defek imun primer

    2. Infeksi usus oleh virus, bakteri dan parasit (giardin)

    3. CSBS ( contaminated sma1l bowel syndrome )

    4. Obstruksi usus, ma1rotasi, short bowel syndrome, dll

    3. Penyakit Hirsprung, enterckolitis

    4. Persistent postenteriting diarrhoea dengan atau tanpa intoleransi karbohidrat

    5. Diare sehubungan dengan penyakit endokrin

    Hiperparlitiroidism

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    6/17

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    7/17

    Patofisiologi

    Mekanisme patofisiologi diare kronik bergantung penyakit dasarnya dan sering terdapat lebih

    dari satu mekanisme, yaitu : (Arasu dkk. 1979)

    a. Diare osmotic

    b. Diare sekretorik

    c. Bakteri tumbuh lampau, malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak

    d. Defek sistem pertukaran anion

    e. Kerusakan mukosa

    f. Motilitas dan transit abnormal

    g. Sindrom diare intraktabel

    h. Mekanisme-mekanisme lain.

    Berdasarkan patogenesis dan patofisiologinya, diare kronik diklasifikasikan menjadi:

    1. Diare persisten, yaitu diare yang melanjut/menetap sampai 2 minggu atau lebih dan disebabkan

    oleh infeksi serta sering disertai gangguan pertumbuhan.

    2. Sindroma rawan usus SUS (SRU)/Irritable bowel syndrome (lRS), yaitu suatu sindrom klinis

    yang menyebabkan diare kronik non spesifik pada anak yang tampaknya sehat, tidak ditemukan

    adanya kelainan organik.

    3. Diare intraktibel bayi (Intractable diarrhea ofinfancy), yaitu bayi dengan diare yang berhubungan

    dengan kerusakan mukosa yang difus yang timbul sebelum bayi berusia 6 bulan, berlangsung

    lebih dari 2 minggu. disertai malabsorbsi dan malnutrisi. Berbagai penyakit dapat menyebabkan

    diare yang sulit diatasi, melanjutkan kerusakan mukosa usus halus, yang merupakan penyebab

    utama dari diare intraktabel ini .

    Diagnosa dan Evaluasi

    1. Riwayat penyakit: saat mulainya diare, frekuensi diare, kondisi tinja meliputi penampakan,

    konsistensi, adanya darah atau lender, gejala ekstraintestinal seperti gejala infeksi saluran

    pernafasan bagian atasfailure to thrive sejak lahir (cystic fibrosis), terjadinya diare sesudah

    diberikan susu. Buah-buahan (defisiensi sukrase-isomerase), hubungan dengan serangan sakit

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    8/17

    perut dan muntah (malrotasi), diare sesudah gangguan emosi atau kecemasan (irritable colon

    syndrome ), riwayat pengobatan antibiotika sebelumnya (euterokolitis pseudomembranosa )

    2. Pemeriksaan fisik

    Pemeriksaan yang cermat keadaan umum pasien, status dehidrasi, pemeriksaan abdomen,

    ekskoriasi pada bokong, manifestasi kulit. juga penting untuk mengukur berat badan, tinggi

    badan, lingkar kepala, perbandingan berat badan terhadap tinggi badan, gejala kehilangan berat

    badan, menilai kurva pertumbuhan, dan sebagainya.

    3. Pemeriksaan laboratorium

    a. Pemeriksaan Feses

    Makroskopis: warna, konsistensi, adanya darah, lendir Mikroskopis:

    Darah samar dan leukosit yang positif (> l0/lpb) menunjukkan kemungkinan adanya

    peradangan pada kolon bagian bawah.

    pH tinja yang rendah menunjukkan adanya maldigesti dan malabsorbsi karbohidrat di dalam

    usus kecil yang diikuti fermentasi oleh bakteri yang ada di dalam kolon.

    Clinitest, untuk memeriksa adanya substansi reduksi dalam sample tinja yang masih baru,

    yang menunjukkan adanya malabsorbsi karbohidrat.

    Breath hydrogen test, digunakan untuk evaluasi malabsorbsi karbohidrat

    Uji kualitatif ekskresi lemak di dalam tinja dengan pengecatan butir lemak, merupakan

    skrining yang cepat dan sederhana untuk menentukan adanya malabsorbsi lemak.

    - Biakan kuman dalam tinja, untuk mendapat informasi tentang flora usus dan kontaminasi

    - Pemeriksaan parasit (Giardia lamblia, cacing)

    b. Pemeriksaan darah: darah rutin, elektrolit (Na, K; Cl) dan bicarbonate, albumin, kadang

    diperlukan pemeriksaan kadar serum, dll.

    4. Pemeriksaan radiologi

    Pemeriksaan radiologi saluran gastrointestinal membantu mengidentifikasi cacat bawaan

    (malrotasi, stenosis) dan kelainan-kelainan seperti limfangiektasis, inflammatory bowel disease,

    penyakit Hirschprung, enterokolitis nekrotikans.

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    9/17

    Penatalaksanaan

    1. Umum dan Dietetik

    a. Nutrisi enteral

    Alimentasi enteral merupakan cara yang paling efektif dan dapat diterima untuk mempertahankan

    dan mencukupi kebutuhan nutrisi penderita anak dengan saluran pencernaan yang masih

    berfungsi jalur enteral dapat ditempuh melalui oral atau nasograstrik, nasojejunal, gastrostomi

    atau jejunostomi dengan feeding tube

    Pemilihan formula diet yang diberikan secara enteral dapat dikategorisasikan dalam 3 macam

    diet:

    a) Diet polimerik, yang mengandung protein sebagai sumber protein dan dipakai untuk pasien

    dengan fungsi usus yang normal.

    b) Diet elemental, yang mengandung nutrient dengan berat molekul rendah dan dipakai untuk pasien dengan gangguan fungsi gadtrointestinal.

    c) Diet formula khusus, yang mengandung kadar tinggi asam amino rantai bercabang untuk

    pemakaian pada elsefolapati hepatic dan pasien dengan perubahan kadar asam amino lain atau

    kesalahan metabolisme bawaan (inborn errors of metabolism)

    Kandungan formula yang ditetapkan meliputi:

    a) Karbohidrat

    Karbohidrat akan dipecah oleh enzim oligosakaridase dalam mikrovili menjadi

    monosakarida yang akan diabsorbsi ke dalam enterosit. Terdapat 4 enzim oligosakaridase yang

    berbeda dalam mikrovili yaitu maltase (glukosa amilase (glukosa a-dekstrinase), lactase dan

    trehalase. Semua enzim ini berkurang pada penyakit yang mengenai mukosa usus halus. Lactase

    merupakan enzim yang paling peka dan paling akhir pulih apabila terjadi kerusakan mukosa.

    b) Lemak

    Lemak merupakan nutrient yang paling padat kandungan kalorinya. Pemberian lemak pada

    penderita diare kronik sangat penting karena sering disertai keterbatasan pemasukan kalori.

    c) Protein

    Kebutuhan anak akan protein dapat dipenuhi dengan penggunaan protein utuh. protein hidrolisat,

    asam amino atau gabungan.

    d) Vitamin dan mineral

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    10/17

    Kekurangan vitamin dan mineral dapat terjadi pada anak kendatipun dan pemasukan kalori yang

    cukup apabila terdapat malabsorbsi lemak. atau terjadi interaksi obat/nutrient dengan diet yang

    sangat khusus.

    Formula yang paling baik diberikan pada diare kronik ialah yang mengandung

    glukosa primer, bebas laktosa mengandung protein hidrolisat, medium chain triglyceride,

    osmolaritas kurang sedikit dari 600 mOsm/l. dan bersifat hipoalergik. (Pregestimil). atau yang

    mengandung short chain peptide (Pepti Yunior).

    Menaikkan konsentrasi formula dilakukan perlahan-lahan. mula-mula dianjurkan

    konsentrasi 1/3 IV. selanjutnya dinaikkan menjadi 2/3 oral: 1/3 IV. dan bila keadaan sudah

    cukup baik (kenaikan BB minimal 1 kg) diberikan pregestimil dalam konsentrasi penuh.

    Pemberian melalui pipa nasa gastrik diperlukan apabila bayi/anak tidak mampu atautidak mau menerima makanan secara oral, namun keadaan saluran gastrointestinalnya masih

    berfungsi. Pemberian nutrisi dilakukan dengan meningkatkan kecepatan dan kadar formula

    secara bertahap sampai mencapai kebutuhan nutrisi anak.

    Komplikasi nutrisi enteral:

    * Hidrasi berlebih

    * Hiperglikemia

    * Azotemia (konsumsi protein berlebih)

    * Hipervitaminosis K

    * Dehidrasi sekunder karena diare

    * Gangguan elektrolit dan mineral (terutama akibat muntah dan diare)

    * Gagal tumbuh sekunder akibat pemasukan energi tidak cukup.

    * Aspirasi

    * Defisiensi nutris sekunder karena kesalahan formula

    b. Nutrisi Parenteral

    Nutrisi parenteral merupakan teknik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh melalui Jalan

    intraven. Nutrient khusus terdiri atas air, dekstrosa. asam amino, emu!si lemak. mineral,

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    11/17

    vitamin. trace elemen. Jalur ini jangan digunakan apabila penderita masih mempunyai saluran

    gastrointestinal yang masih berfungsi serta masih dimungkinkan pemberian secara peroral,

    enteral atau gastrostorni. Pada umumnya tidak digunakan untuk waktu kurang dari 5 hari.

    Indikasi nutrisi Ament ME, 1993

    Kebutuhan pada nutrisi parenteral

    a. Kalori

    Kebutuhan kalori per berat badan (Ament, 1993)

    Pada beberapa keadaan diperlukan penambahan kebutuhan kalori: panas (12% per setiap setiap

    kenaikan 1C di atas 37C) gagal jantung (15 - 20 %), pembedahan besar (20 -30% kombosio

    sampai 100%), dan sepsis berat (25%).

    b. Cairan

    Kebutuhan cairan sesuai umur (Ament ME, 1993)

    http://1.bp.blogspot.com/_RoAmudxE0wU/TGcesDHHl7I/AAAAAAAAAb4/3pfWxkwn3lc/s1600/1234124.pnghttp://3.bp.blogspot.com/_RoAmudxE0wU/TGceSi1nD_I/AAAAAAAAAbw/odHySLmHHMU/s1600/11313.pnghttp://2.bp.blogspot.com/_RoAmudxE0wU/TGcdvdvzjYI/AAAAAAAAAbo/eG3SvePT8lg/s1600/4.png
  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    12/17

    c. Karbohidrat

    Dekstrosa merupakan sumber utama kalori non protein yang memberikan 3,4 kka1/gram dalam

    bentuk monohidrat

    Keterbatasannya adalah terjadinya phlebitis apabila kadar > 10 -l2,5%

    Pemberian dilakukan secara bertahap untuk memberikan kesempatan respon tubuh dalam

    memproduksi insulin endogen dan mencegah terjadinya glikosuria.

    d. Asam amino

    Kebutuhan asam amino menurut usia (Ament ME, 1993 )

    e. Lemak

    Selain untuk memenuhi kebutuhan kalori, lemak menyediakan asam lemak essensial untuk

    pertumbuhan bayi dan anak, dan menunjang perkembangan yang normal.

    Preparat lemak intravena tersedia dalam larutan 10% (1 kkal/ml) dan 20% (2 kka1/ml)

    Minimal 2-4% dari kebutuhan kalori total diberikan berupa lemak intravena untuk menghindari

    terjaadinya defisiensi asam lemak. yang dapat dicapai dengan penggunaan 0,5-1 gram emulsi

    lemak/kg/hari

    Defisiensi asam lemak paling awal terjadi pada neonatus dalam 2 hari dengan tanda kecepatan

    pertumbuhan yang lambat, kulit kering bersisik, pertumbuhan rambut berkurang. trombositopeni,

    peka terhadap infeksi dan gangguan penyembuhan luka.

    f. ElektrolitKebutuhan elektrolit intravena (Ament ME, 1993)

    http://4.bp.blogspot.com/_RoAmudxE0wU/TGcfBRFNpwI/AAAAAAAAAcA/TtnR7jW2HT8/s1600/214145.png
  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    13/17

    G. Trace Element

    Kebutuhan trace element :

    2. Medikamentosa

    a. Obat anti diare (kaolin, pectin, difenoksilat) tidak perlu diberikan karena tidak satu pun yang

    memberikan efek positif

    b. Obat anti mikrobaPada umumnya tidak dianjurkan, bahkan dapat mengubah flora usus dan memperburuk

    diare. Kecuali pada neonatus, anak dengan sakit berat (sepsis), anak dengan defisiensi imunologi

    dan anak dengan diare kronis yang sangat berat, dianjurkan pemberian antimikroba. Sedangkan

    metronidazole efektif untuk Giardia lamblia.

    c. Kortikosteroid

    Pada anak dengan colitis ulseratif, pemberian enema steroid pada tahap awal memberikan

    respon yang baik, dan pada beberapa anak mendapat kombinasi dengan steroid sistemik.

    d. Immunosupressif, seperti Azathioprine digunakan pada penyakit Chron apabila pengobatan

    konvensional tidak mungkin.

    e. Kolestiramin

    Penggunaan kolestiramin sangat bermanfaat pada diare kronik, terutama malabsorbsi

    asam empedu serta pada infeksi usus karena bakteri (mengikat toksin).

    http://1.bp.blogspot.com/_RoAmudxE0wU/TGcfnP-HIcI/AAAAAAAAAcQ/-Tbb4IBMJ1M/s1600/324235.pnghttp://2.bp.blogspot.com/_RoAmudxE0wU/TGcfUeLzLNI/AAAAAAAAAcI/KyiO44yEWF4/s1600/wqrwqr.png
  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    14/17

    f. Operasi

    Indikasi operasi adalah pada diare kronis pada kasus-kasus bedah seperti penyakit

    Hirschprung, enterokolitis nekrotikans. Namun hanya dilakukan setelah keadaan umum

    membaik.

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    15/17

    BAB III

    KESIMPULAN

    Diare kronik adalah buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari dan berlangsung lebih

    dari dua minggu (15 hari). Banyak sekali penyebab dari diare kronik ini diantaranya adalah

    infeksi (amuba, TBC, malaria), non-infeksi (IBD = inflamatory bowel disease), gangguan

    penyerapan makanan, radiasi, keganasan (kanker usus besar), HIV-AIDS. Yang menjadi

    bertambah sulit baik untuk mencari penyebab dan mengobatinya karena pada kasus diare kronik

    sering terdiri lebih dari satu jenis penyebab. Sehingga banyak pemeriksaan yang harus dilakukan

    pada kasus diare kronik diantaranya pemeriksaan darah rutin, analisa tinja, fungsi liver, USGabdomen, kolonoskopi hingga biopsi.

    Pengobatan pun pada kasus diare kronik menjadi bervariasi dan biasanya memakan waktu yang

    lama (4 hingga 8 minggu), respon pengobatanpun bervariasi mulai dari sembuh hingga tidak ada

    respon sama sekali.

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    16/17

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Kearney David et al. Chronic Diarrhea. Current Diagnosis & Treatment in

    Gastroenterology, Prentice-Hall International,Inc,1996:14-17.2. Tarigan Pengarapen,Marpaung Betthin. Diare Kronik.In. Suparman (Ed). Ilmu

    Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FK UI 1990: 163

    3. Andreoli Thomas et al Diarrhea Cecil Essentials Of Medicine 3th Ed W.B Saunders

    Company, 1993 : 271

    4. Daldiyono. Diare.Gastroenterologi-Hepatologi.Infomedika Jakarta,1990 : 14-41

    5. Spiro Hooward M et. Chronic Diarrhea. Clinical Gastroenterology 4th Ed, Mc Graw-

    Hill,Inc,1995 : 169

    6. Hadi Sujono. Gastroenterologi.Alumni Bandung, 1995 : 42-55.

    7. Friedman Lawrence 14th Ed Mc Graw Hill,1998 : 239

    8. McQuaid Kenneth. Chronic Diarrhea. In Lawrence M (Eds). Current Medical

    Diagnosis & Treatment 37th Ed. Prentice Hall International Inc, 1998 : 544

  • 7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi

    17/17

    11