referat penyakit diare kronik(cikini) revisi
TRANSCRIPT
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
1/17
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
2/17
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Diare Kronik
sebagai salah satu tugas kepaniteraan Ilmu Penyakit Dalam.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dr.Arliando
SpPD selaku dosen pembimbing yang memberikan masukan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih semoga kiranya tulisan ini dapat
membawa manfaat bagi kita semua.
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
3/17
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......i
Daftar Isi..ii
BAB I PENDAHULUAN1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Definisi................................................................................................................................2
Insiden.................................................................................................................................2Klasifikasi............................................................................................................................2
Patofisiologi.........................................................................................................................3
Diagnosa dan Evaluasi.........................................................................................................4
Penatalaksanaan...................................................................................................................5
BAB III KESIMPULAN..............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................11
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
4/17
BAB I
PENDAHULUAN
Diare adalah suatu keadaan meningkatnya berat dari feses (>200 mg/hari) yang dapat
dihubungkan dengan meningkatnya cairan, frekuensi BAB, tidak enak pada perinal, dan rasa
terdesak untuk BAB dengan atau tanpa inkontinensial fekal. Diare terbagi menjadi diare akut dan
kronik.Diare akut berdurasi 2 minggu atau kurang, sedangkan diare kronis lamanya lebih dari 2
minggu. Selanjutnya pembahasan dikhususkan mengenai diare kronis. Diare menetap selama
beberapa minggu atau bulan,baik yang menetap atau intermitten, memerlukan evaluasi.Meskipun
pada umumnya sebagian besar kasus disebabkan oleh Iritable Bowel Syndrome(IBS), diare dapatmewakili manifestasi dari penyakit serius yang mendasarinya.
Diare merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas anak di dunia
y a n g m e n y e b a b k a n 1 , 6 - 2 , 5 j u t a k e m a t i a n p a d a a n a k t i a p t a h u n n y a , s e r t a
me ru pa ka n 1/ 5dari seluruh penyebab kematian. Survey kesehatan rumah tanga di
Indonesia menunjukan penurunan angka kematian bayi akibat diare dari 15,5%
(1986) men jadi 13,95% (1995).Penurunan angka kemat ian akiba t d ia re juga
didap atkan pada kelom pok balita berd asark an survey serupa, yaitu 40% (1972) menjadi
16% (1986) dan 7,5% (2001). Mortalitas tersebut dapat disebabkan oleh dehidrasi atau akibat
lingkaran sebab akibat dari diare-malnutrisi. Bayi dan anak sangat berisiko k arena
kebu tuhan ca iran yang lebih besar, daya tahan tubuh yang kurang, dan rentan terhadap agen
fek a l -o rg an .Seb ag i an b e s a r d a r i p en d e r i t a i n i ( 6 0 -8 0 %) ad a l ah an ak b e ru s i a
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
5/17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Diare kronik ada1ah diare berlangsung 14 hari atau lebih, dapat berupa diare cair atau disentri.
Insiden
Pada Indonesian Demographic dan Hea1th Survey, 1994, di1aporkan bahwa preva1ensi diare
persisten adalah 0,15 dan diare berdarah adalah 1,2%.
Klasifikasi
Pembagian diare kronik yang didasarkan atas sifat tinja-berair, berlemak atau berdarah.
Klasifikasi diare kronik pada bayi dan anak adalah sebagai berikut:
A. Watery stools atau tinja cair
1. Gastroenteropati a1ergi
Alergi protein susu sapi
Alergi protein kedele
2. a. Defisiensi disakaridase
Defisiensi lactase - sering sekunder
Defisiensi sucrose -isomaltase
b. Ma1aosolusi glukosa -galaktosa
1. Defek imun primer
2. Infeksi usus oleh virus, bakteri dan parasit (giardin)
3. CSBS ( contaminated sma1l bowel syndrome )
4. Obstruksi usus, ma1rotasi, short bowel syndrome, dll
3. Penyakit Hirsprung, enterckolitis
4. Persistent postenteriting diarrhoea dengan atau tanpa intoleransi karbohidrat
5. Diare sehubungan dengan penyakit endokrin
Hiperparlitiroidism
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
6/17
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
7/17
Patofisiologi
Mekanisme patofisiologi diare kronik bergantung penyakit dasarnya dan sering terdapat lebih
dari satu mekanisme, yaitu : (Arasu dkk. 1979)
a. Diare osmotic
b. Diare sekretorik
c. Bakteri tumbuh lampau, malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak
d. Defek sistem pertukaran anion
e. Kerusakan mukosa
f. Motilitas dan transit abnormal
g. Sindrom diare intraktabel
h. Mekanisme-mekanisme lain.
Berdasarkan patogenesis dan patofisiologinya, diare kronik diklasifikasikan menjadi:
1. Diare persisten, yaitu diare yang melanjut/menetap sampai 2 minggu atau lebih dan disebabkan
oleh infeksi serta sering disertai gangguan pertumbuhan.
2. Sindroma rawan usus SUS (SRU)/Irritable bowel syndrome (lRS), yaitu suatu sindrom klinis
yang menyebabkan diare kronik non spesifik pada anak yang tampaknya sehat, tidak ditemukan
adanya kelainan organik.
3. Diare intraktibel bayi (Intractable diarrhea ofinfancy), yaitu bayi dengan diare yang berhubungan
dengan kerusakan mukosa yang difus yang timbul sebelum bayi berusia 6 bulan, berlangsung
lebih dari 2 minggu. disertai malabsorbsi dan malnutrisi. Berbagai penyakit dapat menyebabkan
diare yang sulit diatasi, melanjutkan kerusakan mukosa usus halus, yang merupakan penyebab
utama dari diare intraktabel ini .
Diagnosa dan Evaluasi
1. Riwayat penyakit: saat mulainya diare, frekuensi diare, kondisi tinja meliputi penampakan,
konsistensi, adanya darah atau lender, gejala ekstraintestinal seperti gejala infeksi saluran
pernafasan bagian atasfailure to thrive sejak lahir (cystic fibrosis), terjadinya diare sesudah
diberikan susu. Buah-buahan (defisiensi sukrase-isomerase), hubungan dengan serangan sakit
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
8/17
perut dan muntah (malrotasi), diare sesudah gangguan emosi atau kecemasan (irritable colon
syndrome ), riwayat pengobatan antibiotika sebelumnya (euterokolitis pseudomembranosa )
2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan yang cermat keadaan umum pasien, status dehidrasi, pemeriksaan abdomen,
ekskoriasi pada bokong, manifestasi kulit. juga penting untuk mengukur berat badan, tinggi
badan, lingkar kepala, perbandingan berat badan terhadap tinggi badan, gejala kehilangan berat
badan, menilai kurva pertumbuhan, dan sebagainya.
3. Pemeriksaan laboratorium
a. Pemeriksaan Feses
Makroskopis: warna, konsistensi, adanya darah, lendir Mikroskopis:
Darah samar dan leukosit yang positif (> l0/lpb) menunjukkan kemungkinan adanya
peradangan pada kolon bagian bawah.
pH tinja yang rendah menunjukkan adanya maldigesti dan malabsorbsi karbohidrat di dalam
usus kecil yang diikuti fermentasi oleh bakteri yang ada di dalam kolon.
Clinitest, untuk memeriksa adanya substansi reduksi dalam sample tinja yang masih baru,
yang menunjukkan adanya malabsorbsi karbohidrat.
Breath hydrogen test, digunakan untuk evaluasi malabsorbsi karbohidrat
Uji kualitatif ekskresi lemak di dalam tinja dengan pengecatan butir lemak, merupakan
skrining yang cepat dan sederhana untuk menentukan adanya malabsorbsi lemak.
- Biakan kuman dalam tinja, untuk mendapat informasi tentang flora usus dan kontaminasi
- Pemeriksaan parasit (Giardia lamblia, cacing)
b. Pemeriksaan darah: darah rutin, elektrolit (Na, K; Cl) dan bicarbonate, albumin, kadang
diperlukan pemeriksaan kadar serum, dll.
4. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologi saluran gastrointestinal membantu mengidentifikasi cacat bawaan
(malrotasi, stenosis) dan kelainan-kelainan seperti limfangiektasis, inflammatory bowel disease,
penyakit Hirschprung, enterokolitis nekrotikans.
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
9/17
Penatalaksanaan
1. Umum dan Dietetik
a. Nutrisi enteral
Alimentasi enteral merupakan cara yang paling efektif dan dapat diterima untuk mempertahankan
dan mencukupi kebutuhan nutrisi penderita anak dengan saluran pencernaan yang masih
berfungsi jalur enteral dapat ditempuh melalui oral atau nasograstrik, nasojejunal, gastrostomi
atau jejunostomi dengan feeding tube
Pemilihan formula diet yang diberikan secara enteral dapat dikategorisasikan dalam 3 macam
diet:
a) Diet polimerik, yang mengandung protein sebagai sumber protein dan dipakai untuk pasien
dengan fungsi usus yang normal.
b) Diet elemental, yang mengandung nutrient dengan berat molekul rendah dan dipakai untuk pasien dengan gangguan fungsi gadtrointestinal.
c) Diet formula khusus, yang mengandung kadar tinggi asam amino rantai bercabang untuk
pemakaian pada elsefolapati hepatic dan pasien dengan perubahan kadar asam amino lain atau
kesalahan metabolisme bawaan (inborn errors of metabolism)
Kandungan formula yang ditetapkan meliputi:
a) Karbohidrat
Karbohidrat akan dipecah oleh enzim oligosakaridase dalam mikrovili menjadi
monosakarida yang akan diabsorbsi ke dalam enterosit. Terdapat 4 enzim oligosakaridase yang
berbeda dalam mikrovili yaitu maltase (glukosa amilase (glukosa a-dekstrinase), lactase dan
trehalase. Semua enzim ini berkurang pada penyakit yang mengenai mukosa usus halus. Lactase
merupakan enzim yang paling peka dan paling akhir pulih apabila terjadi kerusakan mukosa.
b) Lemak
Lemak merupakan nutrient yang paling padat kandungan kalorinya. Pemberian lemak pada
penderita diare kronik sangat penting karena sering disertai keterbatasan pemasukan kalori.
c) Protein
Kebutuhan anak akan protein dapat dipenuhi dengan penggunaan protein utuh. protein hidrolisat,
asam amino atau gabungan.
d) Vitamin dan mineral
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
10/17
Kekurangan vitamin dan mineral dapat terjadi pada anak kendatipun dan pemasukan kalori yang
cukup apabila terdapat malabsorbsi lemak. atau terjadi interaksi obat/nutrient dengan diet yang
sangat khusus.
Formula yang paling baik diberikan pada diare kronik ialah yang mengandung
glukosa primer, bebas laktosa mengandung protein hidrolisat, medium chain triglyceride,
osmolaritas kurang sedikit dari 600 mOsm/l. dan bersifat hipoalergik. (Pregestimil). atau yang
mengandung short chain peptide (Pepti Yunior).
Menaikkan konsentrasi formula dilakukan perlahan-lahan. mula-mula dianjurkan
konsentrasi 1/3 IV. selanjutnya dinaikkan menjadi 2/3 oral: 1/3 IV. dan bila keadaan sudah
cukup baik (kenaikan BB minimal 1 kg) diberikan pregestimil dalam konsentrasi penuh.
Pemberian melalui pipa nasa gastrik diperlukan apabila bayi/anak tidak mampu atautidak mau menerima makanan secara oral, namun keadaan saluran gastrointestinalnya masih
berfungsi. Pemberian nutrisi dilakukan dengan meningkatkan kecepatan dan kadar formula
secara bertahap sampai mencapai kebutuhan nutrisi anak.
Komplikasi nutrisi enteral:
* Hidrasi berlebih
* Hiperglikemia
* Azotemia (konsumsi protein berlebih)
* Hipervitaminosis K
* Dehidrasi sekunder karena diare
* Gangguan elektrolit dan mineral (terutama akibat muntah dan diare)
* Gagal tumbuh sekunder akibat pemasukan energi tidak cukup.
* Aspirasi
* Defisiensi nutris sekunder karena kesalahan formula
b. Nutrisi Parenteral
Nutrisi parenteral merupakan teknik untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh melalui Jalan
intraven. Nutrient khusus terdiri atas air, dekstrosa. asam amino, emu!si lemak. mineral,
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
11/17
vitamin. trace elemen. Jalur ini jangan digunakan apabila penderita masih mempunyai saluran
gastrointestinal yang masih berfungsi serta masih dimungkinkan pemberian secara peroral,
enteral atau gastrostorni. Pada umumnya tidak digunakan untuk waktu kurang dari 5 hari.
Indikasi nutrisi Ament ME, 1993
Kebutuhan pada nutrisi parenteral
a. Kalori
Kebutuhan kalori per berat badan (Ament, 1993)
Pada beberapa keadaan diperlukan penambahan kebutuhan kalori: panas (12% per setiap setiap
kenaikan 1C di atas 37C) gagal jantung (15 - 20 %), pembedahan besar (20 -30% kombosio
sampai 100%), dan sepsis berat (25%).
b. Cairan
Kebutuhan cairan sesuai umur (Ament ME, 1993)
http://1.bp.blogspot.com/_RoAmudxE0wU/TGcesDHHl7I/AAAAAAAAAb4/3pfWxkwn3lc/s1600/1234124.pnghttp://3.bp.blogspot.com/_RoAmudxE0wU/TGceSi1nD_I/AAAAAAAAAbw/odHySLmHHMU/s1600/11313.pnghttp://2.bp.blogspot.com/_RoAmudxE0wU/TGcdvdvzjYI/AAAAAAAAAbo/eG3SvePT8lg/s1600/4.png -
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
12/17
c. Karbohidrat
Dekstrosa merupakan sumber utama kalori non protein yang memberikan 3,4 kka1/gram dalam
bentuk monohidrat
Keterbatasannya adalah terjadinya phlebitis apabila kadar > 10 -l2,5%
Pemberian dilakukan secara bertahap untuk memberikan kesempatan respon tubuh dalam
memproduksi insulin endogen dan mencegah terjadinya glikosuria.
d. Asam amino
Kebutuhan asam amino menurut usia (Ament ME, 1993 )
e. Lemak
Selain untuk memenuhi kebutuhan kalori, lemak menyediakan asam lemak essensial untuk
pertumbuhan bayi dan anak, dan menunjang perkembangan yang normal.
Preparat lemak intravena tersedia dalam larutan 10% (1 kkal/ml) dan 20% (2 kka1/ml)
Minimal 2-4% dari kebutuhan kalori total diberikan berupa lemak intravena untuk menghindari
terjaadinya defisiensi asam lemak. yang dapat dicapai dengan penggunaan 0,5-1 gram emulsi
lemak/kg/hari
Defisiensi asam lemak paling awal terjadi pada neonatus dalam 2 hari dengan tanda kecepatan
pertumbuhan yang lambat, kulit kering bersisik, pertumbuhan rambut berkurang. trombositopeni,
peka terhadap infeksi dan gangguan penyembuhan luka.
f. ElektrolitKebutuhan elektrolit intravena (Ament ME, 1993)
http://4.bp.blogspot.com/_RoAmudxE0wU/TGcfBRFNpwI/AAAAAAAAAcA/TtnR7jW2HT8/s1600/214145.png -
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
13/17
G. Trace Element
Kebutuhan trace element :
2. Medikamentosa
a. Obat anti diare (kaolin, pectin, difenoksilat) tidak perlu diberikan karena tidak satu pun yang
memberikan efek positif
b. Obat anti mikrobaPada umumnya tidak dianjurkan, bahkan dapat mengubah flora usus dan memperburuk
diare. Kecuali pada neonatus, anak dengan sakit berat (sepsis), anak dengan defisiensi imunologi
dan anak dengan diare kronis yang sangat berat, dianjurkan pemberian antimikroba. Sedangkan
metronidazole efektif untuk Giardia lamblia.
c. Kortikosteroid
Pada anak dengan colitis ulseratif, pemberian enema steroid pada tahap awal memberikan
respon yang baik, dan pada beberapa anak mendapat kombinasi dengan steroid sistemik.
d. Immunosupressif, seperti Azathioprine digunakan pada penyakit Chron apabila pengobatan
konvensional tidak mungkin.
e. Kolestiramin
Penggunaan kolestiramin sangat bermanfaat pada diare kronik, terutama malabsorbsi
asam empedu serta pada infeksi usus karena bakteri (mengikat toksin).
http://1.bp.blogspot.com/_RoAmudxE0wU/TGcfnP-HIcI/AAAAAAAAAcQ/-Tbb4IBMJ1M/s1600/324235.pnghttp://2.bp.blogspot.com/_RoAmudxE0wU/TGcfUeLzLNI/AAAAAAAAAcI/KyiO44yEWF4/s1600/wqrwqr.png -
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
14/17
f. Operasi
Indikasi operasi adalah pada diare kronis pada kasus-kasus bedah seperti penyakit
Hirschprung, enterokolitis nekrotikans. Namun hanya dilakukan setelah keadaan umum
membaik.
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
15/17
BAB III
KESIMPULAN
Diare kronik adalah buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari dan berlangsung lebih
dari dua minggu (15 hari). Banyak sekali penyebab dari diare kronik ini diantaranya adalah
infeksi (amuba, TBC, malaria), non-infeksi (IBD = inflamatory bowel disease), gangguan
penyerapan makanan, radiasi, keganasan (kanker usus besar), HIV-AIDS. Yang menjadi
bertambah sulit baik untuk mencari penyebab dan mengobatinya karena pada kasus diare kronik
sering terdiri lebih dari satu jenis penyebab. Sehingga banyak pemeriksaan yang harus dilakukan
pada kasus diare kronik diantaranya pemeriksaan darah rutin, analisa tinja, fungsi liver, USGabdomen, kolonoskopi hingga biopsi.
Pengobatan pun pada kasus diare kronik menjadi bervariasi dan biasanya memakan waktu yang
lama (4 hingga 8 minggu), respon pengobatanpun bervariasi mulai dari sembuh hingga tidak ada
respon sama sekali.
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
16/17
DAFTAR PUSTAKA
1. Kearney David et al. Chronic Diarrhea. Current Diagnosis & Treatment in
Gastroenterology, Prentice-Hall International,Inc,1996:14-17.2. Tarigan Pengarapen,Marpaung Betthin. Diare Kronik.In. Suparman (Ed). Ilmu
Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FK UI 1990: 163
3. Andreoli Thomas et al Diarrhea Cecil Essentials Of Medicine 3th Ed W.B Saunders
Company, 1993 : 271
4. Daldiyono. Diare.Gastroenterologi-Hepatologi.Infomedika Jakarta,1990 : 14-41
5. Spiro Hooward M et. Chronic Diarrhea. Clinical Gastroenterology 4th Ed, Mc Graw-
Hill,Inc,1995 : 169
6. Hadi Sujono. Gastroenterologi.Alumni Bandung, 1995 : 42-55.
7. Friedman Lawrence 14th Ed Mc Graw Hill,1998 : 239
8. McQuaid Kenneth. Chronic Diarrhea. In Lawrence M (Eds). Current Medical
Diagnosis & Treatment 37th Ed. Prentice Hall International Inc, 1998 : 544
-
7/28/2019 Referat Penyakit Diare Kronik(Cikini) Revisi
17/17
11