referat kleptomania

27
REFERAT UL KLEPTOMANIA Oleh Bagus Lukman 082011101050 Robiatul Adawiyah 082011101059 Dokter Pembimbing: dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ dr. Alif Mardijana, Sp.KJ SMF ILMU KESEHATAN JIWA RSD DR. SOEBANDI JEMBER FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: witari-alvianika

Post on 01-Jan-2016

131 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

psikiatri

TRANSCRIPT

Page 1: Referat KLEPTOMANIA

REFERAT

UL

KLEPTOMANIA

Oleh

Bagus Lukman 082011101050Robiatul Adawiyah 082011101059

Dokter Pembimbing:

dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ dr. Alif Mardijana, Sp.KJ

SMF ILMU KESEHATAN JIWA RSD DR. SOEBANDI JEMBERFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER2013

Page 2: Referat KLEPTOMANIA

HALAMAN JUDUL

KLEPTOMANIA

REFERAT

diajukan guna melengkapi tugas kepaniteraan Klinik Madya Lab/SMF Ilmu Kesehatan Jiwa RSD dr. Soebandi Jember - Fakultas Kedokteran Universitas Jember

Oleh

Bagus Lukman 082011101050Robiatul Adawiyah 082011101059

Dokter Pembimbing:dr. Justina Evy Tyaswati, Sp.KJ

dr. Alif Mardijana, Sp.KJ

SMF ILMU KESEHATAN JIWA RSD DR. SOEBANDI JEMBERFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS JEMBER2013

ii

Page 3: Referat KLEPTOMANIA

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL i

HALAMAN JUDUL ii

DAFTAR ISI iii

BAB 1. PENDAHULUAN 1

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 3

2.1 Definisi 3

2.2 Epidemiologi 4

2.3 Etiologi 5

2.4 Gambaran Klinis 7

2.5 Diagnosis 9

2.6 Diagnosis Banding 10

2.7 Penatalaksanaan 11

2.8 Prognosis 13

BAB 3. PENUTUP 15

DAFTAR PUSTAKA 16

iii

Page 4: Referat KLEPTOMANIA

BAB 1. PENDAHULUAN

Kleptomania mungkin masih terdengar asing di kalangan masyarakat

awam,sehingga tindakan berlebihan banyak dilakukan untuk menghakimi

masyarakat yang terkena penyakit ini. Kleptomania merupakan gangguan

kebiasaan dan impuls yang tidak terkendalikan (impulse control disorder).

Kleptomania diartikan sebagai bentuk gangguan impuls yang tidak dapat

dikendalikan oleh individu untuk memiliki barang-barang yang dilihatnya dengan

cara mencuri. Gangguan ini dilakukan secara berulang (kompulsi) dengan

berbagai alasan yang tidak rasional untuk memiliki benda-benda tersebut.1

Individu yang mempunyai gangguan kleptomania ditandai oleh kegagalan

menahan dorongan yang timbul untuk mencuri sesuatu yang tidak dibutuhkan atau

tidak menghasilkan uang, ketika dorongan untuk mencuri itu muncul, ia akan

merasa tidak nyaman, gelisah dan dorongan tersebut akan semakin kuat, setelah

perilaku tersebut tersalurkan, individu tersebut akan merasakan kepuasaan. Pada

saat-saat tertentu individu dapat merasakan penyesalan terhadap kebiasaan

tersebut, akan tetapi penyesalan tersebut tidak dapat menghentikan kebiasaan

buruk tersebut, justru ketika muncul dorongan itu kembali, ia akan kembali

mencuri.2

Beberapa penelitian psikoanalisa menyebutkan bahwa kleptomania

disebabkan oleh berbagai permasalahan dan fase masa anak-anak yang tidak

berjalan dengan semestinya, akibatnya dorongan mencuri merupakan salah satu

cara untuk mengembalikan masa tersebut. Secara pasti sebab-sebab kemunculan

kleptomania masih dalam perdebatan, namun diperkirakan ketidakseimbangan zat

kimia serotonin di dalam otak diduga menjadi penyebab bentuk abnormalitas

ini.1,2

Meskipun tidak ada data epidemiologi yang dilaporkan, tampaknya

kleptomania lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki

dengan rasio laki-laki-perempuan adalah 1:3. Prevalensi kleptomania diperkirakan

1

Page 5: Referat KLEPTOMANIA

sekitar 0,6 persen, dimana 3,8-24 persen ditangkap karena mencuri di toko. DSM–

IV menyebutkan bahwa kleptomania muncul kurang dari 5% dari kasus pencurian

toko yang teridentifikasi.3

Sebuah studi terkini pada pada pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit

dengan gangguan jiwa multipel (n=240) ditemukan bahwa 7,8% (n=16) terdapat

gejala konsisten dengan diagnosis kleptomania, dan 9,3% (n=19) mempunyai

diagnosis kleptomania seumur hidup. Dalam studi pada 102 remaja yang dirawat

karena berbagai macam gangguan jiwa ditemukan bahwa 8,8% (n=9) menderita

kleptomania. Karena angka kejadian pada remaja dan dewasa hampir sama,

menunjukkan bahwa jika kleptomania tidak ditanganin maka akan menjadi kronis.

Hasil temuan ini sesuai dengan studi selanjutnya. Suatu studi dimana diperiksa

107 pasien dengan depresi ditemukan 3,7% nya menderita kleptomania. Dalam

studi pada pasien dengan ketergangtungan alkohol, dilaporkan 3,8% ditemukan

gejala kleptomania yang konsisten.4

1

Page 6: Referat KLEPTOMANIA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Kleptomania pertama kali dijelaskan pada tahun 1816 oleh Andre Matthey

seorang psikiater dari Swiss, pada saat itu disebut dengan “klopemanie” yang

yang dijelaskan sebagai suatu tindakan mencuri kompulsif barang tidak berharga

dan tidak dibutuhkan. Pada 1838, Marc dan Esquirol, dalam menggambarkan

sebuah kasus, membuat istilah “kleptomania”. Esquirol melaporkan bahwa

individu dengan gangguan ini sering mencoba untuk menghindari perilaku

mencuri. Pada akhir 1800an, beberapa penulis menghubungkan kleptomania

dengan intoksikasi suasana dari penemuan terbaru pusat perbelanjaan di

perkotaan. Pada abad ke 19 dan awal abad 20, diskusi tentang kleptomania

menjadi perdebatan terus menerus dalam bidang kedokteran. Psikoanalis

menginterpretasikan gejala-gejala kleptomania sebagai refleksi dari pertahanan

ego bawah sadar terhadap kecemasan, naluri yang terlarang, konflik yang tidak

diselesaikan, atau dorongan seksual.2

Dalam kamus “ The Advanced Learner s’ of Current English

“, kata kleptomania diberi batasan sebagai “ irressistable tendency to steal

not from poverty but from weakness of mind “ ( dalam Kaplan & Sadock,1997)

( kecenderungan yang tidak bisa ditahan untuk mencuri, bukan disebabkan karena

kemiskinan tetapi karena kelemahan jiwa ).

Ciri penting dari kleptomania adalah kegagalan rekuren untuk menahan

impuls untuk mencuri benda-benda yang tidak diperlukan untuk pemakaian

pribadi atau yang memiliki arti ekonomi. Benda-benda yang diambil seringkali

dibuang, dikembalikan secara rahasia, atau disimpan bahkan disembunyikan.1,2

Seperti gangguan pengendalian impuls lainnya, kleptomania ditandai oleh

ketegangan yang memuncak sebelum tindakan, diikuti oleh pemuasan dan

peredaan ketegangan dengan atau tanpa rasa bersalah, penyesalan, atau depresi

3

Page 7: Referat KLEPTOMANIA

selama tindakan. Biasanya mecuri pada kleptomania adalah tidak direncanakan

dan tidak melibatkan orang lain.1,2,3

Kebanyakan orang dengan kleptomania tidak mencuri untuk kebutuhan

pribadi dan seirngkali mempunyai uang yang cukup untuk membeli barang barang

yang mereka beli. Lebih lanjut mereka menyadari bahwa itu merupakan perilaku

kriminal. Beberapa orang dapat mengidentifikasi pemicu spesifik terhadap

dorongan untuk mencuri. Sebagai tambahan, peningkatan ketegangan dan tekanan

untuk mencuri diikuti dengan kepuasan atau kelegaan segera, mereka juga sering

mengalami perasaan bersalah dan malu.5

Pada dasarnya pencurian bisa terdapat dalam episode tertentu atau lebih

kronis. Selain itu juga ada periode remisi yang lama antar episode pencurian.

Banyak penderita kleptomania membuat strategi tersendiri dalam usahanya untuk

menahan diri dari perilaku tersebut. Mereka biasanya menghindari pusat

perbelanjaan, mereka hanya pergi berbelanja jika ada yang menemani atau bahkan

berhenti pergi berbelanja sama sekali. Mereka juga bisa menjauhkan diri secara

sosial sebagai usaha untuk mengurangi kesempatan dalam mencuri.5

2.2 Epidemiologi

Meskipun tidak ada data epidemiologi yang dilaporkan, tampaknya

kleptomania lebih banyak ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-laki

dengan rasio laki-laki-perempuan adalah 1:3. Prevalensi kleptomania diperkirakan

sekitar 0,6 persen, dimana 3,8-24 persen ditangkap karena mencuri di toko. DSM–

IV menyebutkan bahwa kleptomania muncul kurang dari 5% dari kasus pencurian

toko yang teridentifikasi.3

Sebuah studi terkini pada pada pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit

dengan gangguan jiwa multipel (n=240) ditemukan bahwa 7,8% (n=16) terdapat

gejala konsisten dengan diagnosis kleptomania, dan 9,3% (n=19) mempunyai

diagnosis kleptomania seumur hidup. Dalam studi pada 102 remaja yang dirawat

karena berbagai macam gangguan jiwa ditemukan bahwa 8,8% (n=9) menderita

kleptomania. Karena angka kejadian pada remaja dan dewasa hampir sama,

menunjukkan bahwa jika kleptomania tidak ditanganin maka akan menjadi kronis.

4

Page 8: Referat KLEPTOMANIA

Hasil temuan ini sesuai dengan studi selanjutnya. Suatu studi dimana diperiksa

107 pasien dengan depresi ditemukan 3,7% nya menderita kleptomania. Dalam

studi pada pasien dengan ketergangtungan alkohol, dilaporkan 3,8% ditemukan

gejala kleptomania yang konsisten.4

2.3 Etiologi

Etiologi kleptomania pada dasarnya belum diketahui, beberapa penelitian

psikoanalisa menyebutkan bahwa kleptomania disebabkan oleh berbagai

permasalahan dan fase masa anak-anak yang tidak berjalan dengan semestinya,

akibatnya dorongan mencuri merupakan salah satu cara untuk mengembalikan

masa tersebut.1

Walaupun etiologi kleptomania masih belum jelas namun ada beberapa

hipotesis yang menyatakan adanya disfungsi serotogenik pada korteks prefrontal

ventromedial yang mendasari kegagalan pengendalian impuls pada individu

kleptomania. Pada suatu studi yang meneliti individu kleptomania dilaporkan

bahwa jumlah dari 5-HT transporter pada individu kleptomania adalah lebih

sedikit jika dibandingkan dengan individu yang normal.2

Faktor Psikososial

Gejala kleptomania cenderung muncul pada saat adanya stress berat,

seperti kehilangan, perpisahan, dan berakhirnya sebuah hubungan yang penting.

Beberapa psikoanalis menekankan munculnya impuls yang agresif pada

kleptomania, penulis lainnya menemukan adanya aspek dari libido.3

Penulis psikoanalisis memfokuskan pada pencurian yang dilakukan oleh

anak-anak dan remaja. Anna freud menemukan bahwa pencurian pertama dari

dompet ibu mengindikasikan semua pencurian berasal dari hubungan ibu dan

anak. Karl Abraham menulis adanya perasaan anak yang diabaikan, disakiti, dan

tidak diinginkan. Sebuah teori membuat tujuh kategori mencurian pada anak-anak

yang dilakukan secara kronis, yaitu :3

1. Sebagai cara memulihkan hubungan ibu dan anak yang hilang.

5

Page 9: Referat KLEPTOMANIA

2. Sebagai suatu tindakan yang agresif.

3. Sebagai suatu pertahanan melawan rasa takut dilukai.

4. Sebagai cara mencari hukuman.

5. Sebagai cara memulihkan atau menambah harga diri.

6. Berhubungan dengan dan sebagai reaksi terhadap rahasia keluarga.

7. Sebagai rangsangan dan pengganti untuk tindakan seksual.

Faktor Biologis

Penyakit pada otak dan retardasi mental telah dihubungkan dengan

kleptomania, dimana juga berhubungan dengan gangguan kontrol impuls lainnya.

Tanda-tanda neurologis fokal, atrophy cortical, dan pembesaran ventrikel lateral

ditemukan pada beberapa pasien kleptomania. Telah ditemukan juga teori

mengenai gangguan pada metabolisme monoamin, khususnya serotonin.3

Meskipun patogenesis neurobiologi bisa dibilang indikator paling valid

dari gangguan terkait, hanya ada sejumlah kecil penelitian tentang kemungkinan

neurobiologi kleptomania. Dalam sebuah penelitian pengangkutan platelet

serotonin, disfungsi yang sama terlihat pada subjek dengan kleptomania

dibandingkan individu dengan gangguan obsesif-kompulsif.6

Sebuah laporan kasus menemukan bahwa kerusakan jaras orbitofrontal-

subkortikal dapat mengakibatkan kleptomania. Laporan kasus lain menemukan

kleptomania berasal dari trauma kepala dan defisit perfusi pada lobus temporal

kiri. Selain itu, penelitian baru-baru ini memeriksa mikrostruktur materi putih

lobus frontal yang menemukan bahwa penderita kleptomania integritas materi

putih di daerah frontal inferiornya telah menurun signifikan dan karena itu

berakibat gangguan konektivitas pada traktus dari limbik ke daerah thalamus dan

prefrontal.6

Selain itu, respon terhadap intervensi farmakologi juga dapat

menginformasikan tentang kemungkinan yang mendasari mekanisme biologi dari

kleptomania. Semula ada saran yang kleptomani, seperti gangguan obsesif

kompulsif, mungkin menunjukkan respon khusus terhadap serotonin reuptake

inhibitor (SRIS). Data dari laporan kasus, Namun, telah dapat disimpulkan,

6

Page 10: Referat KLEPTOMANIA

dengan beberapa kasus menunjukkan kleptomani yang merespon obat

serotonergik dan lain-lain tidak mendukung hipotesis.6

Alasan kekurangan kemungkinan obsesif model spektrum kompulsif

seperti berkaitan dengan kleptomani mungkin karena heterogenitas kleptomania.

Mungkin hanya beberapa orang dengan kleptomani berbagi fitur umum dengan

gangguan obsesif kompulsif. Konseptualisasi semua individu dengan kleptomani

sebagai kesamaan bisa terlalu luas. Selain itu, akan ada subtipe kleptomani yang

lebih seperti gangguan obsesif kompulsif, sedangkan subtipe kleptomani lain

memiliki lebih banyak umum dengan gangguan adiksi atau suasana hati.6

Faktor Genetik dan Keluarga

Dalam sebuah penelitian, 7% dari keluarga pasien generasi pertama

mempunyai gangguan obsesive kompulsif. Selain itu juga ditemukan adanya

mood yang meningkat pada anggota keluarga pasien kleptomania.3

Hubungan antara kleptomania dengan gangguan obsesif-kompulsif bisa

juga diperlihatkan dengan meenunujukkan bahwa gangguan obsesif-kompulsif

biasanya berhubungan dengan penderita kleptomania. Penelitian tentang riwayat

keluarga kleptomania sangat terbatas. Dua penelitian tanpa kontrol menemukan

bahwa 7% sampai 25% anggota keluarga penderita kleptomania bisa menderita

gangguan obsesif kompulsif. Hanya pada penelitian dengan menggunakan

kelompok kontrol, tidak ditemukan perbedaan yang berarti pada rasio gangguan

obsesif–kompulsif antara keluarga generasi pertama dari penderita kleptomania

dibandingkan kontrol.6

2.4 Gambaran Klinis

Ciri penting dari kleptomania terdiri dari dorongan atau impus yang

rekuren, intrusif dan tidak dapat ditahan untuk mencuri benda-benda yang tidak

diperlukan. Pasien kleptomania mungkin juga mengalami depresi atau kecemasan.

Pasien kleptomania tidak selalu mempertimbangkan kemungkinan penangkapan

mereka, kendatipun penahanan yang berulang menyebabkan penderitaan dan rasa

malu. Pasien kleptomania mungkin merasa bersalah dan cemas setelah mencuri

namun hal ini tidak dapat menghentikannya. Sebagian besar pasien kleptomania

7

Page 11: Referat KLEPTOMANIA

mencuri dari toko, tetapi mereka juga dapat mencuri dari anggota keluarga atau

teman mereka sendiri.1,2,3,4

Individu dengan kleptomania menyebutkan bahwa barang curian biasanya

dengan nilai yang kecil dan mudah didapat. Setelah mencuri barang tersebut,

penderita kemudian akan membuang, menimbun, mengembalikan secara

sembunyi-sembunyi, atau menghadiahkannnya kepada orang lain. Penderita

mungkin bisa menghindar saat tertangkap, tetapi tantangan biasanya tidak

sepenuhnya dalam jumlah. Meskipun perasaan senang, kepuasan atau pembebasan

pengalaman dialami pada waktu mencuri, penderita akan mengalami perasaan

bersalah, depresi atau penyesalan segera.6

Rata-rata onset usia perilaku mencuri adalah selama masa remaja,

meskipun ada laporan baru bahwa onset usia perilaku mencuri terjadi paling cepat

saat usia 4 tahun dan paling lambat pada usia 77 tahun. Usia yang penting untuk

evaluasi adalah paling lambat pada usia 30 tahun. Wanita biasanya

memperlihatkan evaluasi pada usia yang lebih muda daripada pria. Panjangnya

masa antara onset dan waktu evaluasi memperkuat rasa bersalah, malu dan

kerahasiaan yang terlibat dalam gangguan ini.6

Mayoritas luas individu dengan kleptomania mencuri di toko. Dalam

sebuah penelitian, 68,2% individu dilaporkan bahwa nilai barang curian

meningkat diatas durasi gangguan dengan toleransi. Sebagian besar individu

dengan kleptomania selalu tidak berhasil dalam menghentikan perilakunya.

Ketidakmampuan menghentikan perilakunya membawa penderita pada perasaan

malu dan rasa bersalah. Banyak penderita kleptomania (64-87%) kadang-kadang

telah mengerti akibat dari perilaku mencuri mereka, dengan presentase sedikit

(15-23%) masuk penjara.6

Sekitar sepuluh tahun yang lalu, para peneliti menyarankan bahwa salah

satu cara untuk memahami gangguan kontrol impuls seperti kleptomania,

merupakan bagian dari spektrum obsesif-kompulsif. Konsep ini didasarkan pada

apa yang kemudian dikenal tentang karakteristik klinis dari gangguan, transmisi

keluarga dan respons baik farmakologi dan pengobatan intervensi psikososial.

Selama 5 tahun terakhir, telah terjadi peningkatan dramatis dalam penelitian

8

Page 12: Referat KLEPTOMANIA

tentang kleptomania. Hasil penelitian ini adalah lebih rinci pemahaman

kleptomania dan gambaran kompleks dihubungkan dengan gangguan obsesif-

kompulsif. Selain itu, model lain untuk memahami kleptomani telah disarankan

dan penelitian menunjukkan bahwa diagnosa perilaku kleptomania mungkin jauh

lebih heterogen dari pikiran awal.6

2.5 Diagnosis

Kriteria untuk mendiagnosa kleptomania berdasarkan Diagnostic and

Statistical Manual of Mental Disorders, edisi keempat, teks revisi (DSM-IV-TR),

yaitu :3

1. Kegagalan berulang dalam menahan impuls untuk mencuri benda-

benda yang tidak diperlukan untuk keperluan pribadi atau untuk nilai

ekonominya.

2. Meningkatnya perasaan ketegangan segera sebelum melakukan

pencurian.

3. Rasa senang, puas, atau redanya rasa ketegangan pada saat bersamaan

melakukan pencurian.

4. Mencuri tidak dilakukan untuk mengekspresikan kemarahan atau

balas dendam, dan bukan sebagai respon suatu waham atau halusinasi.

5. Mencuri tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan konduksi,

episode manik, atau gangguan kepribadian antisosial.

Kriteria untuk mendiagnosa kleptomania (curi patologis) berdasarkan PPDGJ-III,

yaitu :7

1. Adanya peningkatan rasa tegang sebelum, dan rasa puas selama dan

segera sesudah melakukan tindakan pencurian

2. Meskipun upaya untuk menyembunyikan biasanya dilakukan, tetapi

tidak setiap kesempatan yang ada digunakan.

3. Pencurian basanya dilakukan sendiri (solitary act), tidak bersama-

sama dengan pembantunya.

9

Page 13: Referat KLEPTOMANIA

4. Individu mungkin tampak cemas, murung dan rasa bersalah pada

waktu diantara episode pencurian tetapi hal ini tidak mencegahnya

mengulangi perbuatan tersebut.

Curi patologis harus dibedakan dari:

1. Pencurian berulang di toko tanpa gangguan jiwa yang nyata, dimana

perbuatannya direncanakan dengan lebih hati-hati dan terdapat motif

keuntungan pribadi yang jelas.

2. Gangguan mental organik (F00-F09), dimana berulang kali gagal untuk

membayar belanjaan sebagai konsekuensi berkurangnya daya ingat dan

kemerosotan fungsi intelektual lain

3. Gangguan depresif dengan pencurian (F30-F33), beberapa penderita

depresi melakukan pencurian dan mungkin akan tetap mengulanginya

selama gangguan depresif masih ada.

2.6 Diagnosis Banding

Perbedaan utama antara kleptomania dengan bentuk mencuri lainnya

adalah untuk suatu diagnosis kleptomania, mencuri harus selalu mengikuti

kegagalan untuk menahan impuls dan harus merupakan tindakan yang tersendiri,

dan benda-benda yang dicuri tidak dipergunakan dan tidak memiliki arti ekonomi.

Pada mencuri tanpa gangguan jiwa biasanya tindakan itu direncanakan dan benda

yang dicuri biasanya untuk digunakan atau memiliki nilai ekonomi.1

Episode pencurian kadang-kadang terjadi pada masa gangguan psikotik,

seperti pada episode manik akut, depresi berat dengan gejala psikotik, atau

skizoprenia. Pencurian psikotik merupakan hasil dari peningkatan atau penurunan

patologis dari mood atau perintah dari halusinasi atau delusi. Pencurian pada

individu dengan gangguan kepribadian antisosial merupakan suatu yang sengaja

dilakukan untuk meningkatkan percaya diri, dengan beberapa tingkat persiapan

dan perencanaan, biasanya dilakukan dengan orang lain. Pencurian antisosial

biasanya melibatkan perilaku yang membahayakan atau kekerasan, khususnya

menghindari penangkapan. Rasa bersalah dan penyesalan jarang sekali muncul,

atau pasien selalu berbohong. Intoksikasi akut obat dan alkohol bisa memicu

10

Page 14: Referat KLEPTOMANIA

pencurian pada individu dengan gangguan jiwa lainnya atau tanpa psikopatologi

yang berat. Pasien dengan Alzheimer atau penyakit organik demensia lainnya bisa

saja meninggalkan toko tanpa membayar, yang lebih mengarah pada kelalaian

daripada pencurian.3

2.7 Penatalaksanaan

Kebanyakan pasien menolak untuk mendapatkan bantuan sampai mereka

terlibat dalam proses hukum. Tidak ada terapi yang paling efektif dalam

penyembuhan gangguan ini, walaupun demikian beberapa terapi dapat diberikan.

Terapi yang dapat diberikan adalah secara farmakologis dan psikoterapi.1,2

a. Psikofarmaka

Ada beberapa obat yang dilaporkan berhasil dan dapat digunakan pada

penderita kleptomania, yaitu :

1) Antidepressant

Karena kleptomania pada awalnya merupakan suatu bentuk gangguan

obsesif kompulsif, pendekatan farmakologis pertama adalah penggunaan Selective

Serotonin Reuptake inhibitors (SSRIs). Beberapa laporan kasus menunjukkan

SSRIs mempunyai beberapa kamanjuran dalam pengobatan kleptomania.6

Fluoxentine, fluvotamine, dan proxetine telah digunakan sebagai

monoterapi dalam pengobatan kleptomania. Pemilihan penggunaan SSRIs pada

pengobatan kleptomania karena diyakini bahwa pada penderita kleptomania

terjadi disfungsi serotogenik. Respon penggunaan SSRIs pada pasien kleptomania

berupa penurunan keinginan mencuri, perilaku mencuri, dan peningkatan fungsi

social serta fungsi pekerjaan.6

Beberapa SSRIs telah dilaporkan keberhasilannya pada beberapa kasus :

fluoxentine pada 2 dari 10 pasien, dengan remisi 3 dan 11 bulan (McElroy et al.

1991) dan pada 4 pasien mengalami remisi 7, 12, 18, dan 20 bulan (Lepkifker et

al. 1999); fluvotamine, dengan remisi selama 9 bulan (Chong and Low 1996); dan

paroxetine, dengan remisi selama 3 bulan (Krause 1999; Lepkifker et al. 1999).2

11

Page 15: Referat KLEPTOMANIA

2) Atypikal antipsikotik

3) Mood stabilizers

Obat ini memberikan ketenangan bila terjadi perubahan mood berupa

dorongan dorongan kuat untuk mencuri timbul secara mendadak.

4) Naltrexone

Merupakan opioid antagonis competitif kerja lama, khususnya pada

reseptor mu, dan juga reseptor kappa dan lamba. Pasien yang mendapatkan

naltrexone sering melaporkan berkurangnya keinginan yang mendesak untuk

mencuri. Keinginan mencuri yang mendesak tidak mungkin hilang tetapi

berkurang sehingga pasien dapat menolak/menekan keinginan tersebut dengan

lebih mudah. Naltrexone digunakan dalam studi pengobatan pertama kleptomani

dan menunjukkan penurunan yang signifikan dalam intensitas dorongan untuk

mencuri dan perilaku mencuri.2,6

Dannon et al melaporkan dua pasien kleptomania yang memberi respon

terhadap naltrexone. Pasien merupakan pasien yang tidak dirawat inap, satu

pasien diberikan 50mg/hari, yang lainnya 100mg/hari. Dalam satu sampai tiga

minggu, kedua pasien ini melaporkan adanya pengurangan gejala kleptomania,

khususnya pengurangan dorongan untuk mencuri. Laporan kasus lainnya pada

remaja dengan kleptomania menunjukkan bahwa naltrexone 50mg/hari efektif

untuk mengurangi dorongan untuk mencuri. Dosis rata-rata untuk naltrexone yang

efektif adalah 148mg/hari.6

b. Psikoterapi

Terapi yang digunakan dalam penyembuhan kleptomania adalah

Cognitive-Behavioral Therapy (CBT). Pada CBT individu diharapkan dapat

mengindentifikasi perilaku yang salah, pikiran negatif dan mengubah pikiran dan

perilaku tersebut secara lebih sehat. Pada Cognitive-Behavioral Therapy diberikan

beberapa perlakuan seperti covert sensitization, dimana individu diminta untuk

membangkitkan hal-hal yang tidak mengenakkan saat akan mencuri misalnya

pasien di intruksikan untuk membayangkan jika diri nya mencuri dan

12

Page 16: Referat KLEPTOMANIA

membayangkan efek negatifnya seperti tertangkap atau perasaan mual dan sesak

nafas. Aversion therapy merupakan sesi dimana individu berusaha mengatur

pernafasan secara tepat, menahan nafas untuk beberapa saat ketika rasa tidak

nyaman muncul yang akan melawan dorongan-dorongan untuk mencuri tersebut

untuk kembali muncul. Systematic desensitization, membantu pasien untuk

mencapai keadaan relaksasi melalui relaksasi otot dan memerintahkan pasien

untuk membayangkan tindakan selain episode mencuri, juga menyarankan bahwa

pasien lebih baik mengontrol dorongan untuk mencuri dengan mengontrol

kecemasan.7

Penatalaksanaan yang mengkombinasikan CBT dengan obat telah

menunjukkan keuntungan pada pasien dalam suatu laporan kasus. Seorang pasien

pria 43 tahun dengan cedera tumpul pada regio fronto temporal kepala yang

menyebabkan timbulnya gejala mirip kleptomania diterapi dengan citalopram dan

CBT dan dilaporkan adanya pengurangan dari seluruh gejala kleptomania.

Seorang pasien wanita 77 tahun dengan onset kleptomania yang lambat (usia 73

tahun) dilaporkan berhentinya semua pencurian yang dilakukan setelah terapi

dengan pemberian kombinasi CBT, sertraline 50mg/hari, terapi menasehati diri

sendiri, dan membuat larangan sendiri dalam berbelanja.7

2.8 Prognosis

Kleptomania dapat mulai muncul pada masa anak-anak, walaupun

kebanyakan anak- anak dan remaja yang mencuri tidak akan menjadi kleptomania

pada saat dewasa. Onset gangguan ini sering muncul pada masa remaja akhir.

Wanita lebih sering mencari pertolongan psikiatri daripada pria. Pria lebih sering

dimasukkan ke penjara. Pria cenderung memeperlihatkan gangguan ini pada usia

50 tahun dan wanita usia 35 tahun.3

Perjalanan penyakit ini bisa bertambah dan berkurang tapi cenderung

menjadi kronis. Angka kesembuhan spontan tidak diketahui. Pada pasien dengan

penyakit yang serius biasanya sering tertangkap dan ditahan. Kebanyakan pasien

biasanya secara sadar mempertimbangkan konsekuensi dari perilaku mereka.

13

Page 17: Referat KLEPTOMANIA

Prgonosis dengan pengobatan bisa baik, tapi sedikit pasien yang datang secara

sadar untuk mencari pertolongan.3

14

Page 18: Referat KLEPTOMANIA

BAB 3. PENUTUP

1. Ciri penting dari kleptomania terdiri dari dorongan atau impus yang

rekuren, intrusif dan tidak dapat ditahan untuk mencuri benda-benda yang

tidak diperlukan.

2. Pasien kleptomania mungkin merasa bersalah dan cemas setelah mencuri

namun hal ini tidak dapat menghentikannya.

3. Diagnosis kleptomania ditegakkan berdasarkan PPDGJ-III atau DSM IV.

4. Pencurian pada kleptomania harus dibedakan dengan pencurian lain

seperti pencurian pada gangguan psikotik, gangguan kepribadian

antisosial, atau pada pasien Alzheimer.

5. Kebanyakan pasien menolak untuk mendapatkan bantuan sampai mereka

terlibat dalam proses hukum. Psikofarmaka yang dapat digunakan adalah

antidepresan SSRIs, mood stabilizer, dan naltrexone, sedangkan

psikoterapi yang digunakan adalah Cognitive-Behavioral Therapy (CBT).

Page 19: Referat KLEPTOMANIA

16

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan & Sadock. 2007. Synopsis of Psychiatry : Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry. 10th Edition : Jilid 1. Penerbit : Lippincott Williams & Wilkins

2. Sadock, Benjamin J. dan Sadock, Virginia A. 2000. Kaplan & Sadock's Comprehensive Textbook of Psychiatry 7th edition. Lippincott Williams & Wilkins Publishers.

3. Maslim, Rusdi. 2002. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas Dari PPDGJ-III. Jakarta.

4. Raja, Yuva. Kleptomania. http://www.scribd.com/doc/57561602/Kleptomania

5. Sudibio. Kleptomania. http://www.scribd.com/doc/43614579/Kleptomania

6. Basyaruddin. Kleptomania. http://www.scribd.com/doc/56233521/Kleptomania

7. Grant, Jon E. dan Odlaug, Brian L. 2008. Kleptomania: Clinical Characteristics and Treatment. Rev. Bras. Psiquiatr. 30 (S11-5).