referat hipertensi

20
Pendahuluan Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalesni hipertensi, masih banyaknya pasioen hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Epidemiologi Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah, dimana baik hipertensi sistolik dan diastolic maupun kombinasi hipertensi sistolik dan diastolic sering timbul pada lebih dari separuh orag yang berusia > 65 tahun. Selain itu, laju pengendalian tekanan darah yang dahulu terus meningkat dalam decade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi (pola kurva mendatar), dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34 % dari seluruh pasien hipertensi. Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari Negara – Negara yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999 – 2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29 – 31 %, yang berarti terdapat 58 – 65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III tahun 1988 – 1991. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95 % dari seluruh kasus hipertensi. Definisi Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Beberapa penulis lebih memilih istilah hipertensi primer, untuk membedakannya dengan hipertensi lain yang sekunder karena sebab – sebab yang diketahui.

Upload: rinaldy-t-setiawan

Post on 26-Jul-2015

750 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: referat hipertensi

Pendahuluan

Sampai saat ini hipertensi masih tetap menjadi masalah karena beberapa hal, antara lain meningkatnya prevalesni hipertensi, masih banyaknya pasioen hipertensi yang belum mendapat pengobatan maupun yang sudah diobati tetapi tekanan darahnya belum mencapai target, serta adanya penyakit penyerta dan komplikasi yang dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas.

Epidemiologi

Data epidemiologis menunjukkan bahwa dengan makin meningkatnya populasi usia lanjut, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga akan bertambah, dimana baik hipertensi sistolik dan diastolic maupun kombinasi hipertensi sistolik dan diastolic sering timbul pada lebih dari separuh orag yang berusia > 65 tahun. Selain itu, laju pengendalian tekanan darah yang dahulu terus meningkat dalam decade terakhir tidak menunjukkan kemajuan lagi (pola kurva mendatar), dan pengendalian tekanan darah ini hanya mencapai 34 % dari seluruh pasien hipertensi.

Sampai saat ini, data hipertensi yang lengkap sebagian besar berasal dari Negara – Negara yang sudah maju. Data dari The National Health and Nutrition Examination Survey (NHNES) menunjukkan bahwa dari tahun 1999 – 2000, insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29 – 31 %, yang berarti terdapat 58 – 65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHANES III tahun 1988 – 1991. Hipertensi esensial sendiri merupakan 95 % dari seluruh kasus hipertensi.

Definisi

Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya didefinisikan sebagai hipertensi esensial. Beberapa penulis lebih memilih istilah hipertensi primer, untuk membedakannya dengan hipertensi lain yang sekunder karena sebab – sebab yang diketahui.

Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7

KlasifikasiTekanan Darah

TDS (mmHg) TDD (mmHg)

Normal < 120 < 80Prahipertensi 120 – 139 80 – 89Hipertensi derajat 1 140 – 159 90 – 99Hipertensi derajat 2 >160 >100

Masih ada beberapa klasifikasi dan pedoman penanganan hipertensi lain dari WHO dan ISH, dari ESH, BSH, serta CHEP, tetapi umumnya digunakan JNC 7.

Page 2: referat hipertensi

Anamnesis

Dari anamnesis dapat kita peroleh keterangan-keterangan dari pasien. Pada kasus hipertensi kita dapat memperoleh hal yang penting dari anamnesis seperti:

Anamnesis meliputi :

1. Lama menderita hipertensi dan derajat tekanan darah2. Indikasi adanya hipertensi sekunder

a. Keluarga dengan riwayat penyakit ginjal (ginjal polikistik)b. Adanya penyakt ginjal, infeksi saluran kemih, hematuria, pemakaian obat – obat

analgesic dan obat/bahan lauinc. Episode berkeringat, sakit kepala, kecemasan, palpitasi (feokromositoma)d. Episode lemah otot dan tetani (alosteronisme)

3. Faktor – faktor risiko :a. Riwayat hipertensi atau kardiovaskular pada pasien atau keluarga pasienb. Riwayat hyperlipidemia pada pasien atau keluarganyac. Riwayat diabetes mellitus pada pasien atau keluarganyad. Kebiasaan merokoke. Pola makanf. Kegemukan

4. Gejala kerusakan organa. Otak dan mata : sakit kepala, vertigo, gangguan penglihatan, transient ischemic

attacks, deficit sensoris atau motorisb. Jantung : palpitasi, nyeri dada, sesak, bengkak kakic. Ginjal : poliuri, nokturia, hematuriad. Arteri perifer : ekstremitas dingin, klaudikasio intermiten

5. Pengobatan antihipertensi sebelumnya6. Faktor – faktor pribadi, keluarga, dan lingkungan

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik dilakukan pengukuran tekanan darah dikedua lengan. mencari

kerusakan organ sasaran ( retinopati, gangguan neurologi, payah jantung kongestif, diseksi

aorta ). Palpasi denyut nadi di keempat ekstremitas. Auskultasi untuk mendengar ada atau tidak

bruit pembuluh darah besar, bising jantung dan ronki paru.

Pengukuran Tekanan Darah

Page 3: referat hipertensi

Dalam rekomendasi pengukuran TD dari Canadian Hypertension Education

Program(CHEP,2009) dilakukan pengukuran minimal 3 kali pada posisi duduk dengan jarak

pemeriksaan minimal 1 menit. Pengukuran pertama diabaikan,kemudian diambil nilai rata-rata

dari dua pengukuran selanjutnya.TD saat berdiri juga harus diukur setelah pasien berdiri 2

menit,demikian pula bila pasien memiliki keluhan hipotensi ortrostatik. Pengukuran TD

sebaiknya dilakukan pada kedua lengan pada minimal 1x kunjungan. Bila salah satu lengan

secara konsisten menunjukkan TD yang lebih tinggi, maka lengan tersebut sebaiknya digunakan

sebagai patokan untuk pengukuran maupun interpretasi TD.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pasien hipertensi :

Test darah rutin Glukosa darah (sebaiknya puasa) Kolesterol total serum Profil lipid Asam urat, kreatinin, kalium serum Hemoglobin dan hematocrit Urinalisis (uji carik celup serta sedimen urin) EKG

Pemeriksaan lain pada penanganan hipertensi :

EKG USG karotis (dan femoral) C-reactive protein Mikroalbuminuria atau perbandingan albumin/kreatinin urin Proteinuria kuantitatif (jika uji carik positif) Funduskopi (pada hipertensi berat)

Patogenesis

Hipertensi esensial adalah penyakit multifactorial yang timbul terutama karena interaksi antara faktor – faktor risiko yang mendorong timbulnya kenaikan tekanan darah tersebut adalah :

1. Faktor risiko seperti : diet dan asupan garam, stress, ras, obesitas, merokok, genetis2. System saraf simpatis

a. Tonus simpatis

Page 4: referat hipertensi

b. Variasi diurnal3. Keseimbangan antara modulator vasodilatasi da vasokontriksi : endotel pembuluh darah

berperan utama, tetapi remodeling dari endotel, otot polos dan interstisium juga memberiksan konttribusi akhir

4. Pengaruh system otokrin setempat yang berperan pada system renin, angiotensin dan aldosterone.

Kaplan menggambarkan beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah yang mempengaruhi rumus dasar Tekanan Darah = Curah Jantung x Tahanan Perifer.

Kerusakan Organ Target

Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerusakan organ – organ target yang umum ditemui pada pasien hipertensi adalah :

1. Jantunga. Hipertrofi ventrikel kirib. Angina atau infark miokardiumc. Gagal jantung

2. Otaka. Stroke atau transient ischemic attack

3. Penyakit ginjal kronis4. Penyakit arteri perifer5. Retinopati

Beberapa penetliaian menemukan bahwa penyebab kerusakan organ – organ tersebut dapat melalui akibat langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ, atau karena efek tidak langsung, antara lain adanya autoantibodi terhadap reseptor ATI angiotensin II, stress oksidatif, down regulation dari ekspresi nitric oxide synthase, dan lain – lain. Penelitian lain juga membuktikan bahwa diet tinggi garam dan sensitivitas terhadap organ target, misalnya kerusakan pembuluh darah akibat meningkatnya ekspresi transforming growth factor beta (TGF-B).

Adanya kerusakan organ target, terutama pada jantung dan pembuluh darah, akan memperburuk prognosis pasien hipertensi. Tingginya morbiditas dan mortalitas pasien hipertensi terutama disebabkan oleh timbulnya penyakit kardiovaskular.

Faktor risiko penyakit kardiovaskular pada pasien hipertensi antara lain adalah :

Merokok Obesitas Kurangnya aktivitas fisik

Page 5: referat hipertensi

Dyslipidemia Diabetes mellitus Mikroalbuminuria atau perhitungan LFG <60 ml/menit Umur (laki – laki >55 tahun, perempuan 65 tahun) Riwayat keluarga dengan penyakit jantung kardiovaskular premature (laki – laki <55

tahun, perempuan <65 tahun)

Pasien dengan prehipertensi berisiko mengalami peningkatan tekanan darah menjadi hipertensi. Mereka yang tekanan darahnya berkisar antara 130 – 139 / 80 – 90 mmHg dalam sepanjang hidupnya akan memiliki dua kali risiko menjadi hipertensi dan mengalami penyakit kardiovaskular daripada yang tekanan darahnya lebih rendah.

Pada orang yang berumur lebih dari 50 tahun, tekanan darah sistolik >140 mmHg merupakan faktor risiko yang lebih penting untuk terjadinya kardiovaskular daripada yang tekanan darah diastolic :

Risiko penyakit kardiovaskular dimulai pada tekanan darah 115.75 mmHg, meningkat dua kali dengan tiap kenaikan 20/10 mmHg

Risiko penyakit kardiovaskular bersifat kontinyu, konsisten, dan independen dari faktor risiko lainnya

Individu berumur 55 tahun memiliki 90% risiko untuk mengalami hipertensi.

Evaluasi Hipertensi

Evaluasi pada pasien hipertensi bertujuan untuk :1. Menilai pola hidup dan identifikasi faktor – faktor risiko kardiovaskular lainnya atau menilai adanya penyakit penyerta yang mempengaruhi prognosis dan menentukan pengobatan. 2. Mencari penyebab kenaikan tekanan darah . 3. Menentukan ada tidaknya kerusakan target organ dan poenyakit kardiovaskular.

Evaluasi pasien hipertensi adalah dengan melakukan anamnesis tentang keluhan pasien, riwayat penyakit dahulu dan penyakit keluarga, pemeriksaan fisik serta poemeriksaan penunjang.

Evaluasi pasien hipertensi juga diperlukan untuk menentukan adanya oenyakit penyerta sistemik, yaitu :

Aterosklerosis (melalui pemeriksaan profil lemak) Diabetes (melalui pemeriksaan gula darah) Fungsin ginjal (dengan pemeriksaan proteinuria, kreatinin serum, serta memperkirakan

laju filtrasi glomerulus)

Page 6: referat hipertensi

Pada pasien hipertensi beberapa pemeriksaan untuk menentukan adanya kerusakan organ target dapat dilakukan secara rutin, sedang pemeriksaan lainnya hanya dilakukan bila ada kecurigaan yang didukung oleh keluhan dan gejala pasien. Pemeriksaan untuk mengevaluasi adanya keruksan organ target meliputi :

1. Jantung Pemeriksaan fisik Foto polos dada (untuk melihat pembesaran jantung, kondisi arteri intratoraks dan

sirkulasi pulmoner) EKG (deteksi iskemia jantung, gangguan konduksi, aritmia, serta hipertrofi

ventrikel kiri) Ekokardiografi

2. Pembuluh darah Pemeriksaan fisik termasuk perhitungan pulse pressure USG karotis Fungsi endotel (masih dalam penelitian)

3. Otak Pemeriksaan neurologis Diagnosis stroke dengan menggunakan CT Scan atau MRI (untuk pasien dengan

keluhan gangguan neural, memori dan kognitif)4. Mata

Funduskopi5. Fungsin ginjal

Pemeriksaan fungsi ginjal dan penentuan adanya proteinuria/mikroalbuminuria serta rasio albumin kreatinin urin

Perkiraan GFR yang untuk dalam kondisi stabil dapat diperkirakan dengan menggunakan modifikasi dari cockroft – gault sesuai dengan NKF :

Klirens kreatinin = (140 – umur) x BB x 0,85 (untuk perempuan)

72 x kreatinin serum

Pengobatan

Tujuan pengobatan pasien hipertensi adalah :

Target tekanan darah <140/90 mmHg, untuk individu berisiko tinggi (diabetes, GGK) <130/80 mmHg

Penurunan morbiditas dan mortalitas kardiovaskular

Page 7: referat hipertensi

Menghambat laju penyakit ginjal proteinuria

Terapi nonfarmakologis :

Hentikan rokok Turunkan BB Turunkan konsumsi alkhohol Latihan fisik Turunkan asupan garam Tingkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak

Jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang dianjurkan oleh JNC 7:

Diuretic, terutama jenis Thiazide atau aldosterone antagonisSpironolactone (Aldosterone antagonis) adalah diuretik hemat kalium dengan aktivitas diuretik relatif lemah yang biasanya digunakan bersama diuretik thiazide atau diuretik kuat. Kontra indikasi anuria,insufisiensi ginjal,hiperkalemia,penggunaan bersama diuretik he mat kalium, suplemen K. Ddosis 25-100 mg/hari PO dalam dosis tunggal atau dibagi tiap 12 jam.

Hyidrochlorothiazide (HCT) adalah diuretik golongan thiazide yang digunakan untukterapi hipertensi. Hydroclorithiazide juga digunakan untuk terapi edema yang berkaitan dengan gagal jantung,gangguan hati dan ginjal. Dosis: 3x 25mg/hari

Beta blockerPropanolol adalah β blocker non kardioselektif memiliki aktivitas stabilisasi membran,tetapi tidak memiliki aktivitas stabilisasi membran, tetapi tidak memiliki aktivitas simpatomimetik intrinsik pada dosis terapi. Kontra indikasi: riwayat asma, syok kardiogenik, bradikardia, hipotensi. Dosis yang dianjurkan:3-4 x 20mg/hari.

Bisoprolol adalah β kardioselektif sintetik tanpa aktivitas stabilisasi membran yang signifikan & aktivitas simpatomimetik intrinsik pada dosis terapi.Kontra indikasi: riwayat asma, gagal jantung akut. Dosis yang dianjurkan: 2x 5mg/hari.

Calcium channel blockerNifedipine adalah calsium-channel blocker. Aksi utama dari calcium channel blocker mencakup dilatasi arteri serta arteriola koroner dan perifer dengan sedikit atau tanpa detak vena,aksi inotropik negatif,penurunan detak jantung & perlambatan konduksi AV. Kontra indikasi : ibu hamil,syok kardiogenik dan infark miokardium akut. : Dosis : 10-20 mg 3x /hariPemberian hindarkan dengan jus grapefruit

ACE inhibitor

Page 8: referat hipertensi

Captopril adalah angiotensin converting enzyme (ACE) inhibitor yang mengandung sulfyhydryl. ACE mengakatalisa konversi decapeptide angiotensin I menjadi decapeptide angiotensin II yang merupakan suatu vasokonstriktor arterial yang kuat dengan meghambat aktivitas vasokonstriktor dari ACE. Obat golongan ACE inhibitor digunakan untuk penanganan penyakit hipertensi,gagal jantung,kondisi sesudah serangan infark miokardium dan nafropati diabetik. Dosis: 2x 25mg /hari.

ARBLosartan adalah antagonis reseptor angiotensin II. Losartan menunjukkan aktivitas antihipertensi termasuk melalui pemblokan secara selektif reseptor AT1 yang berakibat pada pengurangan efek pressor (kecendrungan peningkatan tekanan darah) dari angiotensin II. Pemblokan reseptor AT1 secara langsung menyebabkan vasodilatasi,penurunan sekresi vasopresin,penurunan produksi dan sekresi aldoseterone yang secara bersama menghasilkan efek penurunan tekanan darah. Dosis: 1x50mg/hari.

Masing – masing obat antihipertensi memiliki efektivitas dan keamanan dalam pengobatan hipertensi, tetapi pemilihan obat antihipertensi juga dipengruhi beberapa faktor, yaitu :

Faktor sosio ekonomi Profil faktor risiko kardiovaskular Ada tidaknya kerusakan organ target Ada tidaknya penyakit penyerta Variasi individu dari respon pasien terhadap obat antihipertensi Kemungkinan adanya interaksi denga obat yang digunakan pasien untuk penyakit lain Bukti ilmiah kemampua oabt antihipertensi yang akan dugunakjan dalam menurukan

risiko kardiovaskular

Untuk keperluan pengobatan,ada pengelompokkan pasien berdasar yang memerlukan pertimbangan khusus (special considerations), yaitu kelompok Indikasi yang memaksa (Compelling Indication), dan keadaan khusus lainnya (Special Situations).

Indikasi yang memaksa meliputi:

- Gagal jantung

- Pasca infark miokardium

- Risiko penyakit pembuluh darah koroner tinggi

- Diabetes

- Penyakit ginjal kronis

- Pencegahan stroke berulang

Keadaan khusus lainnya adalah:

Page 9: referat hipertensi

- Populasi minoritas

- Obesitas dan sindrom metabolik

- Hipertrofi ventrikel kanan

- Penyakit arteri pertifer

- Hipertensi pada usia lanjut

- Hipotensi postural

- Demensia

- Hipertensi pada perempuan

- Hipertensi pada anak dewasa muda

- Hipertensi urgensi dan emergensi

Untuk sebagian besar pasien hipertensi terapi dimulai secara bertahap dan target tekanan darah dicara secara progresif dalam beberapa minggu. Dilanjutkan untuk menggunakan obat antihipertensi denhgan masa kerja panjang atau yang memberikan efikasi 24 jam dengan pemberian sekali sehari. Pilihan apakah memulai dengan kombinasi atau satu jenis obat antihipertensi tergantung pada tekanan darah awal da nada tidakya komplkasi. Jika terapi dimulai dengan satu jenis obat dan dalam dosis rendah, dan kemudian tekanan darah belum mencapai target, maka langkah selanjutnya adalah meningkatkan dosis obat tersebut, atau berpindah ke antihipertensi lain dengan dosis rendah. Efek samping umumnya bisa dihindari dengan menggunakan dosis rendah, baik tunggal maupun kombinasi. Sebagian besar pasien memerluka kombinasi obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah, tetapi terapi kombinasi dapat meningkatkan biaya pengobatan dan menurunkan kepatuhan pasien karena jumlah obat yang harus diminum ertambah.

Kombinasi yang telah terbukti efektif dan dapat ditolenransi pasien adalah :

- Diuretic dan ACE inhibitor atau ARB

- CCB dan BB

- CCB dan ACE I atau ARB

- CCB dan diuretic

- AB dan BB

- Kadang diperlukan tiga atau empat kombinasi obat

Gambar . Alogaritma penatalaksanaan hipertensi dengan Compelling Indication

Page 10: referat hipertensi

Hipertensi pada keadaan lain

Hipertensi pada usia lanjut

Dalam rekomendasi penatalaksanaan hipertensi yang kesemuanya didadasarkan atas bukti penelitian (evidence based) antara lain dikeluarkan oleh The Seventh Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Presure (JNC-7), World Health Organization/International Society of Hypertension (WHO-ISH), definisi untuk semua hipertensi sama untuk semua golongan umur. Pengobatan juga didasarkan bukan atas umur akan tetapi pada tingkat tekanan darah dan adanya resiko kardiovaskular yang ada pada pasien.

Hipertensi sistolik terisolasi (HST) didefinisikan sebagai TDS ≥140mmHg dengan TDD <90 mmHg. Keadaan ini diakibatkan oleh kehilangan elastisitas arteri karena proses menua. Kekauan aorta akan meningkatkan TDS dan pengurangan volume aorta,yang pada akhirnya akan menurunkan TDD. Semakin besar perbedaan TDS dan TDD atau tekanan nadi(pulse pressure),semakin besar risiko komplikasi kardiovaskular. Tekanan nadi yang meningkat pada usia lanjut dengan HST berkaitan dengan besarnya kerusakan yang terjadi pada organ target;jantung,otak dan ginjal. pada usia lanjut tekanan darah sistolik (TDS) lebih berkaitan dengan prognosis komplikasi KV dibandingkan tekanan darah diastolik(TDD).

Pengelolaan hipertensi pada usia lanjut

Pengelolaan hipertensi pada dasarnya sama pada setiap tingkatan usia. Direkomendasikan agar tekanan darah dapat mencapai dari 140/90 mmHg. Pada usia lanjut penurunan berat badan (pada obesitas) dan me ngurangi asupan garam amat penting dalam pengelolaan hipertensi.selain itu dianjurkan melakukan latihan atau aktivitas fisik secara teratur dan menghentikan konsumsi alkohol. National Institute for Health and Clinical Excellence (NICE/BHS 2006) merekomendasikan untuk memulai intervensi medikamentosa antihipertensi bila: tekanan darah diatas 160/100mmHg;atau hipertensi sistolik terisolasi (TDS>160mmg);atau tekanan darah >140mmHg dan disertai: risiko kardiovaskular (+);atau kerusakan organ target;atau resiko kardiovaskular (dalam) 10 tahun minimal 20%.

Analisis meta yang besar juga menyimpulkan bahwa diuretik,penghambat beta ,ACEI, dan antagonis kalsium menghasilkan penurunan morbiditas dan mortalitas yang sama. Pengecualiannya adalah bahwa pada nefropati diabetik atau non diabetes pengobatan dengan ACEI atau ARB harus dipergunakan sebagai pilihan utama.

Untuk mencapai sasaran pengobatan diperlukan kombinasi 2 obat atau lebih. Apabila sasaran TDS tercapai,biasanya TDD juga akan menurun. Secara umum penggunaan obat hipertensi,diuretik,ACEI, dan antagonis kalsium mempunyai efek klinis yang sama.

Page 11: referat hipertensi

Masalah khusus pada usia lanjut

Pasien usia lanjut sering mendapat banyak obat,sehingga kemungkinan interaksi harus selalu dipikirkan. Ada obat dari dokter,obat bebas maupun obat tradisional. Pada saat kontrol sebaiknya pasien membawa semua obat yang dimninum selama ini atau catatan yang lengkap mengenai obat-obatan yang didapat.

Krisis Hipertensi

Krisis hipertensi adalah suatu keadaan klinis yang ditandai oleh tekanan darah yang

sangat tinggi (tekanan darah sistolik ≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg yang

membutuhkan penanganan segera.

Berdasarkan keterlibatan organ target, krisis hipertensi dibagi menjadi dua kelompok yaitu :

Hipertensi darurat (emergency hypertension) : kenaikan tekanan darah mendadak (sistolik

≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg) dengan kerusakan organ target yang bersifat

progresif, sehingga tekanan darah harus diturunkan segera, dalam hitungan menit sampai jam.

Hipertensi mendesak (urgency hypertension) : kenaikan tekanan darah mendadak (sistolik

≥180 mm Hg dan / atau diastolik ≥120 mm Hg) tanpa kerusakan organ target yang progresif atau

minimal. Sehingga penurunan tekanan darah bisa dilaksanakan lebih lambat, dalam hitung jam

sampai hari.

Faktor resiko krisis hipertensi adalah sebagai berikut:

Penderita hipertensi tidak minum obat atau tidak teratur minum obat.

Kehamilan

Penderita hipertensi dengan penyakit parenkim ginjal.

Pengguna NAPZA

Penderita dengan rangsangan simpatis tinggi. (luka bakar, trauma kepala, penyakit

vaskular/ kolagen)

Gambaran klinis krisis hipertensi umumnya adalah gejala organ target yang terganggu,

diantaranya nyeri dada dan sesak nafas pada gangguan jantung dan diseksi aorta; mata kabur dan

Page 12: referat hipertensi

edema papilla mata; sakit kepala hebat, gangguan kesadaran dan lateralisasi pada gangguan otak;

gagal ginjal akut pada gangguan ginjal; di samping sakit kepala dan nyeri tengkuk pada kenaikan

tekanan darah umumnya. Gambaran klinik hipertensi darurat dapat dilihat pada table 2.

Tabel 2. Gambaran Klinik Hipertensi Darurat 5

Tekanan

darah

Funduskopi Status

neurologi

Jantung Ginjal Gastrointestin

al

> 220/140

mmHg

Perdarahan,

eksudat,

edema

papilla

Sakit kepala,

kacau,

gangguan

kesadaran,

kejang.

Denyut jelas,

membesar,

dekompensas

i, oliguria

Uremia,

proteinuria

Mual, muntah

Pentalaksanaan

Penatalaksanaan krisis hipertensi sebaiknya dilakukan di rumah sakit, namun dapat dilaksanakan

di tempat pelayanan primer sebagai pelayanan pendahuluan dengan pemberian obat anti

hipertensi oral.2,4,5 Penatalaksanaan krisis hipertensi berdasarkan penilian awal dapat dilihat pada

tabel 3.

Parameter Hipertensi Mendesak Hipertensi Darurat

Biasa Mendesak

Tekanan

darah

(mmHg)

> 180/110 > 180/110 > 220/140

Gejala Sakit kepala,

kecemasan; sering

kali tanpa gejala

Sakit kepala hebat,

sesak napas

Sesak napas, nyeri dada,

nokturia, dysarthria,

kelemahan, kesadaran

menurun

Pemeriksaan Tidak ada

kerusakan organ

target, tidak ada

Kerusakan organ

target; muncul klinis

penyakit

Ensefalopati, edema paru,

insufisiensi ginjal, iskemia

jantung

Page 13: referat hipertensi

penyakit

kardiovaskular

kardiovaskuler, stabil

Terapi Awasi 1-3 jam;

memulai/teruskan

obat oral, naikkan

dosis

Awasi 3-6 jam; obat

oral berjangka kerja

pendek

Pasang jalur IV, periksa

laboratorium standar, terapi

obat IV

Rencana Periksa ulang

dalam 3 hari

Periksa ulang dalam

24 jam

Rawat ruangan/ICU

Tabel 3: Algoritma untuk Evaluasi Krisis Hipertensi 3,5

Adapun obat hipertensi oral yang dapat dipakai untuk hipertensi mendesak (urgency)

dapat dilihat pada tabel 4.

Obat Dosis Efek / Lama Kerja Perhatian khusus

Captopril 12,5 - 25 mg PO;

ulangi per 30 min ;

SL, 25 mg

15-30 min/6-8 jam ;

SL 10-20 min/2-6 jam

Hipotensi, gagal ginjal,

stenosis arteri renalis

Clonidine PO 75 - 150 ug,

ulangi per jam

30-60 min/8-16 jam Hipotensi, mengantuk, mulut

kering

Propanolo

l

10 - 40 mg PO; ulangi

setiap 30 min

15-30 min/3-6 jam Bronkokonstriksi, blok

jantung, hipotensi ortostatik

Nifedipin

e

5 - 10 mg PO; ulangi

setiap 15 menit

5 -15 min/4-6 jam Takikardi, hipotensi,

gangguan koronerSL, Sublingual. PO, Peroral

Tabel 4: Obat hipertensi oral 3,5

Sedangkan untuk hipertensi darurat (emergency) lebih dianjurkan untuk pemakaian parenteral,

daftar obat hipertensi parenteral yang dapat dipakai dapat dilihat pada tabel 5.

Obat Dosis Efek / Lama

Kerja

Perhatian khusus

Page 14: referat hipertensi

Sodium

nitroprusside

0,25-10 mg / kg /

menit sebagai

infus IV

langsung/2-3

menit setelah

infus

Mual, muntah, penggunaan jangka

panjang dapat menyebabkan keracunan

tiosianat, methemoglobinemia, asidosis,

keracunan sianida.

Selang infus lapis perak

Nitrogliserin 500-100 mg

sebagai infus IV

2-5 min /5-10

min

Sakit kepala, takikardia, muntah, ,

methemoglobinemia; membutuhkan

sistem pengiriman khusus karena obat

mengikat pipa PVC

Nicardipine 5-15 mg / jam

sebagai infus IV

1-5 min/15-30

min

Takikardi, mual, muntah, sakit kepala,

peningkatan tekanan intrakranial;

hipotensi

Klonidin 150 ug, 6 amp per

250 cc Glukosa

5% mikrodrip

30-60 min/ 24

jam

Ensepalopati dengan gangguan koroner

Diltiazem

5-15 ug/kg/menit

sebagi infus IV

1-5 min/ 15-

30 min

Takikardi, mual, muntah, sakit kepala,

peningkatan tekanan intrakranial;

hipotensiTabel 5: Obat hipertensi parenteral 3,5

Pada hipertensi darurat (emergency) dengan komplikasi seperti hipertensi emergensi dengan

penyakit payah jantung, maka memerlukan pemilihan obat yang tepat sehingga tidak

memperparah keadaannya. Pemilihan obat untuk hipertensi dengan komplikasi dapat dilihat pada

tabel 6.

Komplikasi Obat Pilihan Target Tekanan Darah

Diseksi aorta Nitroprusside + esmolol SBP 110-120 sesegera

mungkin

AMI, iskemia Nitrogliserin, nitroprusside,

nicardipine

Sekunder untuk bantuan

iskemia

bEdema paru Nitroprusside, nitrogliserin,

labetalol

10% -15% dalam 1-2 jam

Gangguan Ginjal Fenoldopam, nitroprusside, 20% -25% dalam 2-3 jam

Page 15: referat hipertensi

labetalol

Kelebihan katekolamin Phentolamine, labetalol 10% -15% dalam 1-2 jam

Hipertensi ensefalopati Nitroprusside 20% -25% dalam 2-3 jam

Subarachnoid

hemorrhage

Nitroprusside, nimodipine,

nicardipine

20% -25% dalam 2-3 jam

Stroke Iskemik nicardipine 0% -20% dalam 6-12 jam

AMI, infark miokard akut; SBP, tekanan sistolik bood.Tabel 6: Obat yang dipilih untuk Hipertensi darurat dengan komplikasi 2,5