referat hidradenitis suppurativa

16
Hidradenitis Supurativa I. Definisi Hidradenitis supurativa merupakan penyakit peradangan kronik yang disertai timbulnya jaringan parut pada kulit yaitu di jaringan subkutan pada daerah ketiak, anogenital dan payudara pada perempuan ditandai oleh adanya lesi berupa komedo atau berupa benjolan lembut. Lesi sering membesar, membuka dan mengeluarkan nanah. Ada beberapa variasi yang timbul pada manifestasi klinik dari penyakit ini. Jaringan parut dapat terjadi sebagai hasil setelah beberapa kali kambuh. (1) Hidradenitis supurativa terjadi jauh di dalam kulit di sekitar kelenjar minyak (sebasea) dan folikel rambut. Bagian-bagian tubuh yang terkena biasanya pangkal paha dan ketiak, yang juga merupakan lokasi utama dari kelenjar keringat apokrin. Banyak terjadi kesalahan diagnosis dalam beberapa kasus, khususnya 1

Upload: irfan-thamrin

Post on 23-Jan-2016

99 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

referat hidradenitis suppurativa

TRANSCRIPT

Page 1: REFERAT HIDRADENITIS SUPPURATIVA

Hidradenitis Supurativa

I. Definisi

Hidradenitis supurativa merupakan penyakit peradangan kronik yang

disertai timbulnya jaringan parut pada kulit yaitu di jaringan subkutan pada daerah

ketiak, anogenital dan payudara pada perempuan ditandai oleh adanya lesi berupa

komedo atau berupa benjolan lembut. Lesi sering membesar, membuka dan

mengeluarkan nanah. Ada beberapa variasi yang timbul pada manifestasi klinik

dari penyakit ini. Jaringan parut dapat terjadi sebagai hasil setelah beberapa kali

kambuh.(1)

Hidradenitis supurativa terjadi jauh di dalam kulit di sekitar kelenjar

minyak (sebasea) dan folikel rambut. Bagian-bagian tubuh yang terkena biasanya

pangkal paha dan ketiak, yang juga merupakan lokasi utama dari kelenjar keringat

apokrin. Banyak terjadi kesalahan diagnosis dalam beberapa kasus, khususnya

pada daerah paha, yang biasanya didiagnosis sebagai penyakit furukulosis

rekuren.1

II. EPIDEMIOLOGI

Hidradenitis supurativa cenderung terjadi setelah masa pubertas, bertahan

selama bertahun-tahun dan memburuk dari waktu ke waktu. Penyakit ini lebih

sering terjadi pada wanita dengan perbandingan rasio 2 : 1 hingga 5 : 1.

Penyebabnya masih belum diketahui, dan penyakit ini biasanya terjadi sebelum

masa pubertas atau setelah menopause. Rata-rata umur penderita adalah 23 tahun.

1

Page 2: REFERAT HIDRADENITIS SUPPURATIVA

Meskipun penyakit ini biasanya terjadi pada kelenjar apokrin, akan tetapi pada

wanita lesi terjadi lebih sering pada daerah genitofemoral. (1,2)

III. Etiologi

Kepastian penyebab dari hidradenitis supurativa tidak dapat diketahui,

namun ada beberapa faktor predisposisi yang dapat memicu terjadinya penyakit

ini diantaranya: struktur adneksa, hormon, obesitas, riwayat genetik menderita

akne, adanya obstruksi pada daerah kelenjar keringat dan folikel rambut serta

infeksi bakteri.(3)

IV. Patogenesis

Hidradenitis supurativa terjadi apabila terdapat obstruksi pada daerah

kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar folikel rambut yang menyebabkan

terjadinya hiperkeratosis, yakni sel-sel kulit mati dikeluarkan dari sekitar kelenjar

keringat apokrin, ketika sel-sel kulit mati ini bercampur dengan minyak dari

kelenjar sebasea, maka sel-sel tersebut akan terdorong ke jaringan sekitarnya,

yang menyebabkan timbulnya jaringan parut. Kemudian terjadi dilatasi dari

folikel rambut yang diikuti oleh kelenjar apokrin, dan terjadilah proses inflamasi

yang menyebabkan tumbuhnya bakteri pada daerah tersebut. Apabila proses

inflamasi terjadi dalam waktu lama, maka akan terjadi destruksi dari folikel

rambut serta pembentukan granuloma, yang menyebabkan terbentuknya ulserasi,

fibrosis dan sinus. Tidak diketahui mengapa terjadi penyumbatan, tetapi sejumlah

faktor termasuk hormon, genetika, merokok dan kelebihan berat badan semua

dapat menjadi faktor resiko. (3,4)

2

Page 3: REFERAT HIDRADENITIS SUPPURATIVA

V. Gejala Klinis

Ada beberapa karakteristik diagnosis dari hidradenitis supurativa

diantaranya lesi dengan effloresensi berupa nodus dengan tanda radang akut yang

dapat melunak menjadi abses, memecah dan membentuk fistel, dan bersifat

menahun, dan disertai nyeri yang hilang timbul, dapat berukuran seperti bola atau

sekecil kacang polong, dan nanah juga dapat terbentuk pada lesi dengan abses

terbuka, yang sangat menyakitkan untuk disentuh dan dapat bertahan selama

bertahun-tahun, yang berpuncak pada insisi dan drainase dari nanah, dapat

ditemukan sinus, pada lesi sekunder dapat berupa komedo. (5)

Gambar 1. Hidradenitis Supurativa pada daerah ketiak

Dikutip dari kepustakaan5

Kemudian predileksi dari penyakit ini adalah seluruh area dari permukaan

tubuh manusia yang terdapat kelenjar apokrin, namun biasanya banyak ditemukan

pada daerah ketiak, payudara, dan anogenital. Apabila terjadi pada daerah ketiak

biasanya lesi dapat ditemukan pada kedua sisi. Sedangkan apabila terjadi pada

3

Page 4: REFERAT HIDRADENITIS SUPPURATIVA

daerah anogenital biasanya lesi dapat ditemukan pada seluruh daerah tersebut baik

itu pada daerah pantat, hingga daerah perineum termasuk inguinal, scrotum atau

vulva. Dan kriteria yang terakhir adalah, perlu diingat bahwa penyakit ini

merupakan penyakit kronik serta bersifat menahun dan berulang. Kelebihan berat

badan, stres, perubahan hormon, panas atau keringat yang berlebihan dapat

memperburuk gejala. (3,5)

Gambar. 2 Predileksi Hidradenitis Supurativa

Dikutip dari kepustakaan5

VI. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Laboratorium

Pasien dengan hidradenitis supurativa yang memiliki lesi yang akut

akan memberikan gambaran peningkatan sedimen eritrosit. (2)

2. Bakteriologi

Pada pemeriksaan bakteriologi dapat ditemukan bakteri patogen pada

daerah lesi yang terinfeksi, seperti Staphylococcus aureus,

4

Page 5: REFERAT HIDRADENITIS SUPPURATIVA

Streptococci, Escherichia colli, Proteus mirabilis dan Pseudomonas

aeruginase. (3)

3. Histologi

Sedangkan pada pemeriksaan dermatopatologi pada tahap awal dapat

ditemukan oklusi keratin dari folikel rambut dan dilatasi duktus,

sedangkan pada kasus-kasus yang sudah kronik dapat ditemukan

destruksi kelenjar apokrin, ekrin dan pilosebaseous, serta hiperplasia

pseudoephitelomatous pada sinus.(3)

VII. Diagnosis Banding

Dilihat dari gejala yang timbul dari penyakit ini, pada tahap awal yakni

berupa papul, nodul dan abses yang d isertai rasa nyeri pada daerah ketiak dapat

pula didiagnosis dengan furunkel atau karbunkel. Sedangkan untuk manifestasi

klinik yang didapatkan pada tahap akhir dapat didiagnosis pula dengan penyakit

limfogranuloma vereneum. (1,3)

1. Furunkel

Bisul (furunkel) adalah infeksi kulit yang meliputi seluruh folikel rambut

dan jaringan subkutaneus di sekitarnya. Paling sering ditemukan di daerah leher,

payudara, wajah dan pantat. Akan terasa sangat nyeri jika timbul di sekitar hidung

atau telinga atau pada jari-jari tangan. Pemeriksaan fisik khususnya efloresensi

didapatkan nodul eritema berbentuk kerucut, dan ditengahnya terdapat core atau

mata bisul. Furunkel berawal sebagai benjolan keras berwarna merah yang

mengandung nanah. Lalu benjolan ini akan berfluktuasi dan tengahnya menjadi

putih atau kuning (membentuk pustula). Bisul bisa pecah spontan atau dipecahkan

5

Page 6: REFERAT HIDRADENITIS SUPPURATIVA

dan mengeluarkan nanahnya, kadang mengandung sedikit darah. Bisa disertai

nyeri yang sifatnya ringan sampai sedang. Kulit di sekitarnya tampak kemerahan

atau meradang.

Gambar. 3 Furunkel

Dikutip dari kepustakaan3

2. Karbunkel

Karbunkel adalah sekumpulan bisul yang menyebabkan pengelupasan

kulit yang luas serta pembentukan jaringan parut. Pembentukan dan penyembuhan

karbunkel terjadi lebih lambat dibandingkan bisul tunggal dan bisa menyebabkan

demam serta lelah karena merupakan infeksi yang lebih serius. Pemeriksaan fisik

khususnya efloresensi, ukurannya lebih besar dan mata bisulnya lebih dari satu.

6

Page 7: REFERAT HIDRADENITIS SUPPURATIVA

Gambar. 4 Karbunkel

Dikutip dari kepustakaan3

3. Limfogranuloma Venerum

Gejala Limfogranuloma Venerum dimulai beberapa hari hingga satu bulan

setelah kontak dengan bakteri. Gejala termasuk bisul kecil pada alat kelamin, bisul

tidak terasa sakit, pembengkakan dan kemerahan pada kulit di daerah

selangkangan, pembengkakan kelenjar getah bening salah satu atau kedua sisi

mungkin juga mempengaruhi kelenjar getah bening di sekitar dubur pada mereka

yang memiliki hubungan seks anal, dapat ditemukan lesi yang berisi darah atau

nanah di daerah rektum ataupun pada feses, nyeri buang air besar (tenesmus).

Gambar. 5 Limfogranuloma Venerum

7

Page 8: REFERAT HIDRADENITIS SUPPURATIVA

Dikutip dari kepustakaan3

VIII. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Hidradenitis Supurativa cukup sulit. Hal ini paling baik

ditangani pada tahap awal sebelum jaringan parut yang luas berkembang. Dan

harus didiagnosis dengan benar. Antibiotik - antibiotik oral dapat membantu

menekan peradangan terutama pada kasus yang ringan, tetapi mereka tidak

menyembuhkan penyakit. Berikut ini adalah beberapa pilihan pengobatan : (3,4,6)

1. Pengobatan Sistemik

Antibiotik digunakan untuk anti-inflamasi dan bukan untuk mengobati

infeksi. Dapat diberikan antibiotik oral berupa eritromisin 250-500 mg/kg

BB, tetrasiklin 250-500 mg/kgBB , atau minosiklin 100 mg/kgBB

diberikan 2 kali sehari sampai lesi menghilang, selama 3 bulan.

Lesi akut yang menimbulkan rasa nyeri dapat diberikan injeksi

triamsinolon 1% 3-5 mg/ml dan diteruskan dengan melakukan insisi serta

drainase dari cairan abses yang dihasilkan.

Prednison. Obat ini dapat diberikan apabila ditemukan nyeri dan reaksi

inflamasi yang berat, diberikan dengan dosis 70 mg sehari selama 2-3 hari,

dosis dapat diturunkan dosisnya setelah 14 hari.

Isotretinoin injeksi dengan dosis 0,5-1,0 mg/kgBB selama beberapa bulan.

Obat ini tidak digunakan pada kasus yang berat, tetapi digunakan pada

tahap awal untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada folikel rambut

dan dapat diberikan pada saat melakukan bedah eksisi pada lesi tunggal.

8

Page 9: REFERAT HIDRADENITIS SUPPURATIVA

2. Pengobatan Topikal

Antibiotik topikal tidak membantu. Namun biasanya dapat diberikan

kombinasi antara klindamisin topikal dan rifampisin oral dengan dosis

300mg 2 kali sehari yang dapat diberikan selama beberapa minggu.

3. Terapi Bedah

Ketika proses menjadi kronis, bedah eksisi luas adalah prosedur pilihan.

Sedangkan insisi dapat dilakukan apabila terdapat abses yang juga disertai

dengan tindakan drainase dari cairan abses.

4. Edukasi

Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu mencegah

infeksi kulit dari penyebaran lebih lanjut. Dengan mengenakan kain hangat atau

kompres pada daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan dan iritasi

kulit. Cuci daerah yang terkena dengan sabun antibakteri. Mengenakan pakaian

yang longgar dan pakaian dalam dapat membantu mencegah iritasi kulit yang

terkait dengan Hidradenitis suppurativa, terutama di sekitar ketiak dan pangkal

paha. Jangan mencukur daerah di mana telah terjadi iritasi kulit untuk membantu

mencegah memburuknya iritasi juga hindari penggunaan deodoran. Seseorang

dengan hidradenitis suppurativa tidak boleh merokok, karena merokok

merupakan salah satu faktor resiko dari penyakit ini. Dan usahakan untuk

menurunkan berat badan. (1,6)

9

Page 10: REFERAT HIDRADENITIS SUPPURATIVA

DAFTAR PUSTAKA

1. Habif, T. P. Acne, Rosacea and Related Disorders. L. Cook. Clinical

Dermatology : A Color Guide to Diagnosis and Therapy. New York.

Mosby, Inc.: 2004. 202-4.

2. Lautenschlager S. dermatitis supurativa. In: Goldsmith L, Katz, SI,

Gilchrest, BA, Paller, AS, Leffell, DJ, Wolff, K, editor. Fitzpatrick's

dermatologi in general medicine. new york: Mc graw hill. p. 734-8.

10

Page 11: REFERAT HIDRADENITIS SUPPURATIVA

3. Johnson, K. W. Disorders Of Sebaceous and Apocrine Glands.

Fitzpatrick's Color Atlas and Synopsis of Clinical Dermatology. New

York. McGraw-Hill: 2009. 16-9.

4. Jemec, G. B. E. Hidradenitis Supurativa. N ENGL J Med 2012;366: 158-

64.

5. Revuz, J. Hidradenitis Supurativa. JEADV 2009;23:985-98.

6. Shah, N. Hidradenitis Suppurativa : A Treatment Challenge. Am Fam

Physician. 72. 1547-52

11