referat dhira

29
Sirkuit Anestesi Sistem penghantar gas atau sistem anesthesia atau sirkuit anesthesia ialah alat yang mengirim gas atau uap anestetik dan oksigen dari mesin ke jalan nafas pasien dan membuang CO 2 dengan mendorongnya dengan aliran gas segar atau dengan menghisapnya dengan kapur soda. Sirkuit anesthesi umumnya terdiri dari: 1. Sungkup muka, sungkup laring, atau pipa trakea 2. Katup ekspirasi dengan pegas (expiratory loaded spring valve,pop-off valve, APL, adjustable pressure limiting valve) 3. Pipa ombak, pipa cadang (corrugated tube, reservoir tube) 4. Kantong cadang (reservoir bag) 5. Tempat masuk campuran gas anesthesi dan O 2 (Fresh gas inlet). Untuk mencegah terjadinya barotrauma akibat naiknya tekanan yang mendadak tinggi, katup membatasi tekanan sampai 50 cm H 2 O Sirkuit anesthesi diklasifikasikan sebagai rebreathing dan non-rebreathing berdasarkan ada tidaknya udara ekspirasi yang dihirup kembali. Sirkuit ini juga diklasifikasikan sebagai open, semi open, semi closed, dan closed berdasarkan : 1. Ada tidaknya reservoir bag 1

Upload: yudhistira-permana

Post on 10-Feb-2016

235 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

referat terbaik

TRANSCRIPT

Sirkuit Anestesi

Sistem penghantar gas atau sistem anesthesia atau sirkuit anesthesia ialah

alat yang mengirim gas atau uap anestetik dan oksigen dari mesin ke jalan nafas

pasien dan membuang CO2 dengan mendorongnya dengan aliran gas segar atau

dengan menghisapnya dengan kapur soda.

Sirkuit anesthesi umumnya terdiri dari:

1. Sungkup muka, sungkup laring, atau pipa trakea

2. Katup ekspirasi dengan pegas (expiratory loaded spring valve,pop-off

valve, APL, adjustable pressure limiting valve)

3. Pipa ombak, pipa cadang (corrugated tube, reservoir tube)

4. Kantong cadang (reservoir bag)

5. Tempat masuk campuran gas anesthesi dan O2 (Fresh gas inlet).

Untuk mencegah terjadinya barotrauma akibat naiknya tekanan yang

mendadak tinggi, katup membatasi tekanan sampai 50 cm H2O

Sirkuit anesthesi diklasifikasikan sebagai rebreathing dan non-rebreathing

berdasarkan ada tidaknya udara ekspirasi yang dihirup kembali. Sirkuit ini juga

diklasifikasikan sebagai open, semi open, semi closed, dan closed berdasarkan :

1. Ada tidaknya reservoir bag

2. Udara ekspirasi yang dihirup kembali (rebreathing exhale gas)

3. Komponen untuk menyerap CO2 ekspirasi (CO2 absorber)

4. Katup satu arah

Tabel 3.1 Pembagian sirkuit anesthesi

SISTEM CO2 ABSORBER REBREATHING

Open - Tidak ada

Semi Open - Sebagian

Close + Total

Semi Close + Sebagian

1

a) Sistem Open

1) Tidak terjadi nafas ulang (rebreathing)

2) Tidak ada penyerapan CO2 (CO2 Absorber)

3) Terutama untuk anesthesi anak-anak < 20 Kg

4) Contoh :

- Sistem Open dengan sungkup tanpa plastik

Kelebihan : Pertukaran udara menjadi bebas

Tidak ada rebreathing, tidak terjadi akumulasi CO2

Biasanya menggunakan eter tetes

- Sistem Open dengan Jacson Reese

Syaratnya : Aliran udara harus 2 kali volume semenit

Mempunyai katup ekshalasi

- Sistem open dengan Ayre’s T-Tube

Sistem ini akan menjadi sistem terbuka bila aliran O2

samadengan 2 kali volume semenit.

Gambar 3.2. Jackson Reese

2

5) Kerugian :

- Boros

- Mudah terjadi kebakaran/ ledakan

- Dapat mengiritasi kulit muka

- Butuh waktu lebih lama untuk mecapai level anestesi

b) Sistem Semi Open

1. Udara ekspirasi tidak bebas keluar sehingga sebagiandari ekspirasi akan

kembali pada waktu inspirasi.

2. Ada rebreathing sebagian

3. Tidak ada CO2 Absorber

4. Alat biasa menggunakan eter-air buatan LOOSCO atau EMO

Contoh: open drop dengan sungkup yang dilapisi plastik, alat untuk ether

(E.M.O atau Losco).

3

Gambar 3.3 Sistem semi open E.M.O

Keuntungan:

- Samadengan open method,

- Konsentrasi obat lebih tinggi dibanding open method,

- Induksi lebih cepat dibanding open method.

Kerugian:

- Sama dengan open method

- Bisa terjadi akumulasi CO2 dalam sungkup (mudah terjadi hipoksia).

c) Sistem Close

1. Circle sirkuit katup ekshalasi tertutup

2. Udara ekspirasi dihisap lagi dan diikat dengan atmosfer

3. Tidak ada udara yang berhubungan dengan atmosfer

4. Hemat O2 dan obat anesthesi

5. Berbahaya bila CO2 Absorber tidak berfungsi dengan baik

d) Sistem Semi close

1. Gas ekspirasi sebagian keluar ke atmosfir dan sebagian masuk ke dalam

saluran inspirasi

2. Terdapat tabung penyerapan CO2.

3. Keuntungan: lebih irit,tidak terjadi akumulasi CO2,bahaya

kebakaran/ledakan berkurang

4. Kerugian :Kalau soda lime sdh tua bisa terjadi akumulasi CO2 => CO2

narcosis

5. Debu dari soda lime dapat mengiritasi paru penderita

4

Gambar 3.4 Sistem semi close dan sistem close

Sirkuit anesthesia yang populer sampai saat ini ialah sirkuit lingkaran

(circle system), sirkuit Magiil, sirkuit Bain dan sistem pipa T.

a. Sistem tetes terbuka

Sistem tetes terbuka (open drop system) ialah system anesthesi yang

sederhana yaitu dengan meneteskan cairan anastetik (eter, koloform) dari

botol khusus ke wajah dengan bantuan sungkup muka (face mask)

Schimmelbusch.

Sistem ini tahanan nafasnya minimal dapat ditambahkan O2 melalui pipa

kecil ke dalam sungkup.Keburukan sistem ini ialah selain boros, udara

ekspirasi mencemari lingkungan sekitar.

5

Gambar Sistem tetes eter terbuka

Gambar 3.5Sungkup muka (face mask) Schimmelbusch.

b. Sistem Insuflasi

Sistem ini diartikan sebagai penghembusan gas anastetik dengan sungkup

muka melalui salah satu ke wajah pasien tanpa menyentuhnya. Biasanya

dikerjakan pada bayi anak yang takut disuntik pada mereka yang sedang tidur

supaya tidak terbangun (induksi mencuri, steal induction). Untuk

menghindari penumpukan gas CO2 aliran gas harus cukup tinggi sekitar 8 -

10 liter / menit. Seperti sistem tetes terbuka cara ini mencemari udara sekitar.

Ada yang mengartikan, bahwa sistem ini adalah penghembusan campuran

gas anastetik melalui lubang hidung dengan menggunakan pipa

nasofaring.Seperti melalui sungkup, aliran campuran gas juga harus tinggi

sekitar 8 – 10 liter / menit.

6

Gambar Sistem Insuflasi

c. Sistem Mapleson

Sistem Mapleson asli (1954) tak dilengkapi dengan penyerap CO2 sehingga

aliran gas harus sanggup membuang CO2. Sistem ini disebut juga sebagai

sistem aliran nafas terkendali (flow controlled breathing system).Sistem ini

terdiri dari beberapa kelas yaitu ABCDE. Willis (1975) menambah dengan

system F dan sistem ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu kelas A, kelas

BCdan kelas DEF. Sistem Mapleson disebut juga sebagai sistem semi-

tertutup yang terdiri dari sungkup muka (face mask), pipa ombak

(carrugated tubing), kantong cadang (reservoir bag) dan lubang aliran gas

segar (fresh gas flow inlet).

7

Gambar 3.6 Sistem Mapleson

Sistem Mapleson A

Sistem Mapleson A disebut sebagai sistem Magiil atau Magiil attachment.

Sistem ini cocok digunakan pada anesthesi dengan pernapasan spontan.

Katub Ekspirasi (KE) diletakkan di dekat sungkup muka (SM=P),

menggunakan pipa ombak, sedangkan tempat masuk aliran gas segar

(AGS=FG) di dekat atau pada kantong cabang (KC=T). Pada pasien

pernapasan spontan, aliran gas segar minimal harus sama dengan besarnya

ventilasi pasien semenit (80 – 100 ml/kg) yang pada pasien dewasa sekitar 5

– 6 liter / menit dan katub ekspirasi dibuka maksimal. Sistem ini sekarang

jarang digunakan.

Gambar Sistem Mapleson A atau sistem Magill

8

Sistem Mapleson B dan C

Seperti pada Sistem Mapleson A, pada sistem Mapleson B katup ekspirasi

tetap didekat sungkup, tetapi lubang masuk aliran gas segar juga dekat

sungkup atau katup. Pipa ombak dan kantong cadang berfungsi sebagai ruang

tertutup (blind limb), tempat berkumpulnya gas segar, gas ruang mati (dead

space gas) dan gas alveolar. Kadang-kadang sistem ini digunakan di ruang

pulih (recovery room) pada pasien dengan nafas spontan dan pada sistem ini

diperlukan aliran gas segar sekitar dua kali ventilasi semenit. Mapleson C

seperti Mapleson B, tetapi tidak menggunakan pipa ombak. Dengan

menambah kanister kapur soda, Mapleson C ini disebut juga sebagai sistem

Water’ to and fro.

Gambar Sistem Mapleson B, Mapleson C dan Sistem Water’s to and fro

9

Sistem Mapleson D

Pada Sistem Mapleson D, katup ekspirasi diletakkan didekat masing-masing

cadang dan lubang aliran gas segar di dekat sungkup muka. Untuk mencegah

penghisapan kembali CO2 perlu aliran gas segar 2,5 x ventilasi semenit.

Modifikasi sistem ini disebut sistem Bain. Pada sistem Bain pipa kecil yang

mengalirkan gas segar di dekat sungkup masih di dalam pipa ombak. Pipa

ombak biasanya dari plastik transparan, tembus pandang, sehingga kalau ada

kerusakan pipa dalam segera diketahui.

Keuntungan sistem Bain ialah :

Lebih ringkas, lebih ringan, dengan pipa tunggal

Dapat digunakan kembali dan untuk semua usia

Dapat digunakan untuk napas spontan atau kendali

Dapat digunakan dengan ventilator

Mudah disterilkan

Untuk napas spontan perlu aliran gas segar 100 – 150 mL/Kg, napas kendali

70 mL /Kg.

Gambar Sistem Mapleson D dan Sistem Bain

Sistem Mapleson E dan F

Sistem Mapleson E ini hanya terdiri dari sungkup muka, lubang masuk

untuk aliran gas segar dan pipa ombak sebagai pipa cadang. Sistem ini

dikenal juga dengan nama Ayre’s T-Piece atau y-piece in Rees atau Mapleson

F. Tambahan kantong cadang ini memudahkan memonitor napas spontan

dan melakukan napas kendali. System ini cocok untuk bayi dan anak kecil.

10

Untuk mencegah dilusi oleh gas inspirasi dengan udara atau inspirasi dengan

CO2 maka diperlukan aliran gas segar 2x ventilasi semenit.

Keuntungan sistem ini ialah tak ada resintensi ekspirasi. Sedangkan aliran

gas yang diperlukan ialah untuk:

Berat badan 10 – 30 kg → 100 ml/kg + 1000 ml

Berat badan > 30 kg → 50 ml/kg + 2000 ml

Untuk efisiensi napas spontan A > DFE > C > B

Untuk efisiensi napas kendali DFE > B > C < A

Sistem ABC sekarang jarang digunakan, sistem DEF umumnya digunakan

dan di Amerika banyak digunakan sistem Bain.

Gambar Sistem Mapleson E dan Sistem Mapleson F

d. Sistem lingkar

Sistem ini populer di Amerika, menggunakan dua katup ekspirasi, satu di

dekat pasien yang lainnya di dekat kantong cadang. Aliran gas cukup 2 – 3

menit asalkan kadar O2> 25%. Sistem ini variasinya cukup banyak dan

umumnya terdiri dari beberapa komponen, yaitu :

Tempat masuk campuran gas segar (fresh gas islet)

Katup ombak inspirasi dan ekspirasi

Pipa ombak inspirasi dan ekspirasi

Konektor Y

Katup pop-off

Kantong cadang

Kanister berisi kapur soda

11

Untuk mencegah hirupan kembali CO2, perhatikan hal-hal dibawah ini :

Dua katup searah harus diletakkan antara pasien dan kantong cadang

pada ujung distal pipa ombak

Gas segar jangan dimasukkan ke sirkuit antara pasien dan katup

ekspirasi.

Katup pop-off tidak dapat ditempatkan antara pasien dan katup inspirasi.

Gambar 3.7 Sistem lingkar

Tergantung tingginya aliran gas segar, maka sistem ini dapat digunakan untuk:12

Semi open (aliran gas tinggi, hirupan kembali minimal)

Semi closed (sering digunakan, disertai hirupan kembali)

Closed (hirupan kembali komplit)

Keuntungan system ini :

Ekonomis (aliran gas rendah).

Konsentrasi gas inspirasi relative stabil

Ada kehangatan dan kelembapan pada jalan napas

Tingkat polusi rendah

Kerugian sistem ini :

Resistensi tinggi.

Tidak ideal untuk anak

Pengenceran oleh udara ekspirasi

Sistem ini kompleks dengan beberapa komponen di antaranya :

Tempat gas segar masuk (fresh gas inlet)

Katup searah inspirasi dan ekspirasi

Pipa ombak inspirasi dan ekspirasi

Konektor Y

Katup pop-off

Kanister berisi kapur soda

Gambar Sistem lingkar

13

Pada sistem lingkar perlu penyerap CO2, yaitu :

1. Kapur soda (soda lime), yang terdiri dari :

Ca (OH)2 76 – 81%

NaOH 4%

KOH 1%

Pelembab silikat 14-19%

2. Baralime, yang terdiri dari :

Ba(OH)2 20%

Ca (OH)2 80%

CO2 + Ba (OH) 2.8H2O BaCO3 + H2O

Tanda-tanda kapur soda tidak bekerja :

Warna berubah

Kapnograf CO2 meningkat

Tekanan darah mula-mula meningkat lalu menurun.

Nadi menurun

Napas menurun

Napas spontan dalam

Luka operasi darahnya merembes (oozing)

14

Tehnik Anesthesi Umum Inhalasi

Merupakan salah satu teknik anesthesia umum yang dilakukan dengan

jalan memberikan kombinasi obat anestesia inhalasi yang berupa gas atau cairan

yang mudah menguap melalui alat atau mesin anestesia langsung ke udara

inspirasi.

Tabel 3.2 Efek obat anestesia umum inhalasi

Obat Hipnotik Analgetik Relaksasi otot

N2O - + -

Halotan ++ + +

Enfluran ++ + +

Isofluran ++ + +

Sevofluran ++ + +

Desfluran ++ + +

Pemakaian N2O harus selalu dikombinasikan dengan O2 dengan

perbandingan 70:30 atau 60:40 atau 50:50, tergantung kondisi pasien.

Dosis obat volatil (halotan, enfluran, isofluran, sevofluran dan desfluran)

dimulai dengan “dial set” rendah kemudian ditingkatkan sesuai dengan target

stadium anestesi yang diperlukan.

Apabila diperlukan relaksasi lapangan operasi yang optimal, masing-masing

kombinasi ini dapat ditambahkan obat pelumpuh otot golongan non depolarisasi,

antara lain: pankuronium bromide atau atrakurium besylate dan lain-lainnya

secara intravena. Pilihan kombinasi tergantung indikasi.

Teknik anesthesia umum inhalasi antara lain :

1. Inhalasi sungkup muka

2. Inhalasi sungkup laring

3. Inhalasi pipa endotrakeal (PET) nafas spontan

4. Inhalasi pipa endotrakeal (PET) nafas kendali

15

1. Inhalasi sungkup muka

Pemakaian salah satu kombinasi obat secara inhalasi melalui sungkup

muka dengan pola nafas spontan. Komponen trias anesthesia yang

dipenuhinya adalah hipnotik, analgesia dan relaksasi otot ringan.

Indikasi :

Pada operasi kecil dan sedang di daerah permukaan tubuh, berlangsung singkat

dan posisinya terlentang.

Kontraindikasi:

Pada operasi di daerah kepala dan jalan nafas dan operasi dengan posisi miring

atau tertelungkup.

Tatalaksananya:

1. Pasien telah disiapkan sesuai dengan pedoman.

2. Pasang alat pantau yang diperlukan.

3. Siapkan alat-alat dan obat-obat resusitasi.

4. Siapkan mesin anestesia dengan system sirkuitnya dan gas anesthesia

yang digunakan.

5. Induksi dengan pentothal atau dengan obat hipnotik yang lain.

6. Berikan salah satu kombinasi obat inhalasi tersebut diatas.

7. Awasi pola nafas pasien, bila tampak tanda-tanda hipoventilasi berikan

nafas bantuan intermitten secara sinkron sesuai dengan irama nafas

pasien.

8. Pantau denyut nadi dan tekanan darah.

9. Apabila operasi sudah selesai, hentikan aliran gas/obat anesthesia

inhalasi dan berikan oksigen 100 % (4-8 liter/menit) selama 2-5 menit.

Penyulit : efek samping obat dan resiko sumbatan jalan nafas atas.

16

Gambar 3.14 Inhalasi sungkup muka

2. Inhalasi sungkup laring

Merupakan pemakaian salah satu kombinasi obat seperti tersebut di atas

secara inhalasi melalui sungkup laring dengan pola nafas spontan.

Komponen trias anestesia yang dipenuhi adalah hipnotik, analgesia dan

relaksasi otot ringan.

Indikasi :

Pada operasi kecil dan sedang di daerah permukaan tubuh, berlangsung singkat

dan posisinya terlentang.

Kontraindikasi :

Pada operasi di daerah rongga mulut dan operasi dengan posisi tertelungkup.

Tatalaksananya :

1. Pasien telah disiapkan sesuai dengan pedoman.

2. Pasang alat pantau yang diperlukan.

3. Siapkan alat-alat dan obat-obat resusitasi.17

4. Siapkan mesin anesthesia dengan sistem sirkuitnya dan gas anestesia

yang digunakan.

5. Induksi dengan pentothal atau dengan obat hipnotik yang lain.

6. Pasang sungkup laring yang telah disiapkan sesuai ukuran.

7. Berikan salah satu kombinasi obat inhalasi tersebut diatas.

8. Awasi pola nafas pasien, bila tampak tanda-tanda hipoventilasi berikan

nafas bantuan intermitten secara sinkron sesuai dengan irama nafas

pasien.

9. Pantau denyut nadi dan tekanan darah.

10. Apabila operasi sudah selesai, hentikan aliran gas/obat anestesia

inhalasi dan cabut sungkup laring.

11. Berikan oksigen 100 % (4-8 liter/menit) selama 2-5 menit.

Penyulitnya :

Efek samping obat dan resiko sumbatan jalan nafas atas.

18

Gambar 3.15 Inhalasi sungkup laring

3. Inhalasi pipa endotrakeal nafas spontan

Merupakan pemakaian salah satu kombinasi obat obatan seperti tersebut

diatas secara inhalasi melalui PET dan dengan pola nafas spontan.

Komponen trias anesthesia yang dipenuhi adalah hipnotik, analgesia dan

relaksasi otot (ringan).

Indikasi :

Pada operasi di daerah kepala-leher dengan posisi terlentang, berlangsung singkat

dan tidak memerlukan relaksasi otot yang maksimal.

Kontraindikasi :

Tidak dianjurkan pada operasi intrakranial, torakotomi, laparotomi, operasi

dengan posisi khusus (misalnya miring atau tengkurap) dan operasi yang

berlangsung lama (lebih dari satu jam).

Tatalaksananya :

1. Pasien telah dipersiapkan dan diberikan premedikasi di kamar

persiapan.

2. Pasang alat pantau yang diperlukan.

3. Siapkan alat-alat dan obat-obat resusitasi.

19

4. Siapkan mesin anesthesia dengan sistem sirkuitnya dan gas anesthesia

yang digunakan.

5. Induksi dengan pentothal atau dengan obat hipnotik yang lain.

6. Berikan obat pelumpuh otot suksinil kholin intravena secara cepat

untuk fasilitas intubasi.

7. Berikan nafas buatan melalui sungkup muka dengan oksigen 100 %

mempergunakan fasilitas mesin anestesia sampai fasikulasi hilang dan

otot rahang relaksasi.

8. Lakukan laringoskopi dan pasang PET.

9. Fiksasi PET dan hubungkan dengan mesin anestesia.

10. Berikan salah satu kombinasi obat inhalasi.

11. Kendalikan nafas pasien secara manual selama efek suksinil kholin

masih ada , selanjutnya apabila efeknya sudah habis, pasien akan

bernafas spontan. Apabila nampak hipoventilasi, berikan bantuan nafas

intermitten.

12. Pantau denyut nadi dan tekanan darah.

13. Apabila operasi sudah selesai, hentikan aliran gas/obat anesthesia

inhalasi dan berikan oksigen 100 % (4-8 liter/menit) selama 2-5 menit.

14. Ekstubasi PET setelah jalan nafas dibersihkan dan kalau perlu

dilakukan isapan ke dalam pipa endotrakeal.

Penyulitnya : Efek samping obat dan pemasangan PET.

4. Inhalasi pipa endotrakeal nafas kendali

Merupakan pemakaian salah satu kombinasi obat-obatan secara inhalasi

melalui PET dan pemakaian obat pelumpuh otot non depolarisasi, selanjutnya

dilakukan nafas kendali.

Komponen trias anestesi yang dipenuhi adalah hipnotik, analgesia dan

relaksasi otot.

Indikasi :

Kraniotomi

Torakotomi

Laparotomi

20

Operasi dengan posisi khusus, misalnya posisi miring pada operasi

ginjal atau posisi tengkurap pada operasi tulang belakang.

Operasi yang berlangsung lama (> 1jam).

Tatalaksananya :

1. Pasien telah dipersiapkan dan diberikan premedikasi di kamar

persiapan.

2. Pasang alat pantau yang diperlukan.

3. Siapkan alat-alat dan obat-obat resusitasi.

4. Siapkan mesin anestesia dengan system sirkuitnya dan gas anesthesia

yang digunakan.

5. Induksi dengan pentothal atau dengan obat hipnotik yang lain.

6. Berikan obat pelumpuh otot suksinil kholin intravena secara cepat

untuk fasilitas intubasi.

7. Berikan nafas buatan melalui sungkup muka dengan oksigen 100 %

mempergunakan fasilitas mesin anestesia sampai fasikulasi hilang dan

otot rahang relaksasi.

8. Lakukan laringoskopi dan pasang PET.

9. Fiksasi PET dan hubungkan dengan mesin anestesia.

10. Berikan salah satu kombinasi obat inhalasi dan obat pelumpuh otot non

depolarisasi secaraintravena.

11. Kendalikan nafas pasien secara manual atau mekanik dengan volume

dan frekuensi nafas disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

12. Pantau tanda vital secara kontinyu dan periksa analisis gas darah

apabila ada indikasi.

13. Apabila operasi sudah selesai, hentikan aliran gas/obat anestesia

inhalasi dan berikan oksigen 100 % (4-8 liter/menit) selama 2-5 menit.

14. Berikan neostigmine dan atropin

15. Ekstubasi PET dilakukan apabila pasien sudah bernafas spontan dan

adekuat serta jalan nafas (mulut, hidung dan pipa endotrakeal) sudah

bersih.

21

Penyulit : Efek samping obat, pemasangan PET dan ventilasi mekanik.

22

DAFTAR PUSTAKA

1. Karjadi Wirdjoatmpdjo, Prof, dr,. SpAn-KIC. Anesthesiologi dan reaminasi

modul dasar untuk pendidikan S1 Kedokteran. 2000. Direktorat Jenderal

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

2. Latief A S, Suryandu KA, et al. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Edisi Kedua.

Bagian Anestesiologi dan terapi Intensif FK UI.

3. John F. B, David C. M, john D. W, 2013. Morga & Mikhail’s: Clinical

anesthesiology, 5th. Mc Graw Hill

23