referat cluster headache

16
CLUSTER HEADACHE BAB I PENDAHULUAN Mollendorf tahun 1867 memberikan nama “Red Migraine” untuk jenis nyeri kepala yang termasuk nyeri kepala vaskuler dan merupakan varian dari migren. Hal ini sesuai dengan gejala klinisnya yaitu hemicephalgia yang disertai mata merah, muka sesisi merah dan lakrimasi sebelah mata. 4 Masih dihubungkan dengan “kemerahan” ini, Bing (1910) menyebutkan sebagai “Erythromelalgia of the head”. 3 Beberapa ahli masih memberikan berbagai nama untuk jenis cephalgia ini, sampai tahun 1926 Wilfred Harris menyebutnya sebagai “Periodic Migrainous Neuralgia”. Nama inipun menggambarkan gejala klinisnya tetapi dari segi lain, yaitu adanya intensitas nyeri kepala yang hebat, berlangsung dalam waktu yang pendek dan mendekati gejala neuralgia. 4 Untuk mencegah kesalahpahaman dengan nama lain, maka Bicker staff (1959) mengusulkan nama “Harris’s Neuralgia”. Akhirnya, Kunkle (1952) menyederhanakan nama ini dan menyesuaikan dengan gejalanya yang timbul secara berkelompok-kelompok dan bertubi-tubi, menyebutnya sebagai “Cluster Headache” (cephalgia Klaster). 4 Nama ini netral, karena hanya menggambarkan gejalanya yang berkelompok tanpa menghubungkan dengan etiologi atau mekanismenya, yang memang masih belum diketahui dengan pasti. Nama terakhir ini diterima secara umum dan internasional, serta diakui oleh Ad Hoc Committee on Classification of Headache 1962. 4 Definisi yang diberikan oleh Committee ini “ Vaskular Headache, predominantly unilateral on the same side, usually associated with flushing, sweating, rinorhoe and increased lacrimation, brief in duration and usually occurring in close packed groups separated by long remissions”. 4

Upload: fadlan-adima-adrianta

Post on 30-Nov-2015

729 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

Definisi, epidemiology, patofisiologi dan penatalaksanaan cluster headache

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Cluster Headache

CLUSTER HEADACHE

BAB I

PENDAHULUAN

Mollendorf tahun 1867 memberikan nama “Red Migraine” untuk jenis nyeri kepala yang

termasuk nyeri kepala vaskuler dan merupakan varian dari migren. Hal ini sesuai dengan gejala

klinisnya yaitu hemicephalgia yang disertai mata merah, muka sesisi merah dan lakrimasi sebelah

mata.4

Masih dihubungkan dengan “kemerahan” ini, Bing (1910) menyebutkan sebagai

“Erythromelalgia of the head”.3 Beberapa ahli masih memberikan berbagai nama untuk jenis cephalgia

ini, sampai tahun 1926 Wilfred Harris menyebutnya sebagai “Periodic Migrainous Neuralgia”. Nama

inipun menggambarkan gejala klinisnya tetapi dari segi lain, yaitu adanya intensitas nyeri kepala yang

hebat, berlangsung dalam waktu yang pendek dan mendekati gejala neuralgia.4

Untuk mencegah kesalahpahaman dengan nama lain, maka Bicker staff (1959) mengusulkan

nama “Harris’s Neuralgia”. Akhirnya, Kunkle (1952) menyederhanakan nama ini dan menyesuaikan

dengan gejalanya yang timbul secara berkelompok-kelompok dan bertubi-tubi, menyebutnya sebagai

“Cluster Headache” (cephalgia Klaster).4

Nama ini netral, karena hanya menggambarkan gejalanya yang berkelompok tanpa

menghubungkan dengan etiologi atau mekanismenya, yang memang masih belum diketahui dengan

pasti. Nama terakhir ini diterima secara umum dan internasional, serta diakui oleh Ad Hoc Committee

on Classification of Headache 1962.4

Definisi yang diberikan oleh Committee ini “ Vaskular Headache, predominantly unilateral on

the same side, usually associated with flushing, sweating, rinorhoe and increased lacrimation, brief in

duration and usually occurring in close packed groups separated by long remissions”.4

Sesuai dengan definisinya, cephalgia klaster ini tergolong dalam jenis migren. Ada beberapa

perbedaan pokok, yang menyebabkan cephalgia ini lebih mudah dikenal karena sangat khas.4

Page 2: Referat Cluster Headache

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI / BATASAN

Sakit kepala didefinisikan sebagai sakit yang berlokasi di kepala atau leher bagian belakang.

Secara garis besar, sakit kepala dapat dibagi menjadi sakit kepala primer dan sekunder. Sakit kepala

primer adalah sakit kepala yang tidak berhubungan dengan penyebab atau penyakit lain. Sakit kepala

sekunder adalah sakit kepala yang berhubungan dengan penyakit lain. Berdasarkan klasifikasi

Internasional Sakit Kepala Edisi 2 dari IHS (International Headache Society) yang terbaru tahun 2004,

sakit kepala primer terdiri atas migraine, tension type headache, cluster headache dan trigeminal-

autonomic cephalgias dari primary headaches.2

Cluster headache adalah suatu sindrom idiopatik yang terdiri dari serangan yang jelas dan

berulang dari suatu sakit periorbital unilateral yang mendadak dan parah.6 Cluster headache juga

dikenal sebagai sakit kepala histamine, yaitu suatu bentuk sakit kepala neurovascular. Serangan

biasanya parah, unilateral dan terletak di daerah periorbital. Rasa sakit ini terkait dengan lakrimasi

ipsilateal, hidung tersumbat, injeksi konjungtiva, miosis, ptosis dan edema kelopak mata. Sakit kepala

berlangsung singkat dan berlangsung beberapa saat sampai 2 jam. Cluster mengacu pada

pengelompokan sakit kepala, biasanya selama beberapa minggu. Untuk memenuhi kriteria diagnosis,

pasien harus memiliki minimal 5 serangan yang terjadi dari 1 setiap hari untuk 8 per hari dan tidak

ada penyebab lain untuk sakit kepala.3

2.2 EPIDEMIOLOGI

Page 3: Referat Cluster Headache

Pada sebuah penelitian,ditemukan untuk prevalensi cluster headache masih kontroversial

tetapi salah satu survei menghitung prevalensi sekitar 0,24% pada populasi umum. Tingkat intensitas

nyeri pasien dengan cluster headache pada umumnya, sebagai salah satu cluster headache terburuk

dan mungkin yang paling parah dari gangguan sakit kepala primer. Paling sering, cluster headache

terjadi sekali setiap 24 jam selama 6 sampai 12 minggu pada suatu waktu dengan periode remisi

biasanya berlangsung 12 bulan. Khas usia onset untuk pria dan wanita adalah 27 hingga 31 tahun.

Namun sakit kepala cluster merupakan salah satu sindrom sakit kepala yang lebih sering terjadi pada

pria dibandingkan pada wanita. Penelitian menunjukkan rasio laki-laki dan wanita berkisar dari 5.0:1

sampai 6.7:1, tetapi ada bukti lain bahwa kesenjangan mungkin telah berkurang pada tahun 1990 an.

Dua studi terbaru menemukan rasio jenis kelamin yang masih menunjukkan frekuensi lebih besar

pada pria, tetapi hanya 3.5:1 dan 2:1. Beberapa fitur membedakan adanya tanda serangan. Paling

penting adalah adanya gejala otonom sementara.1

Data epidemiologi pada cluster headache hanya sedikit. Dalam sebuah penelitian bahwa

laki-laki berusia 18 tahun, pada tahun 1976 di Swedia ditemukan prevalensi seumur hidup dari 90 per

100.000 penduduk. Pada tahun 1984 dan 1999, seluruh penduduk Republik San Marino dilakuan

penelitian dalam dua studi yang menggunakan pendekatan metodologi yang sama. Dalam survey

pertama, ditemukan tingkat prevalensi 69 per 100.000 (128 per 100.000 pada laki-laki dan 9 per

100.000 pada wanita), pada survei kedua, 3 angka prevalensi diperkirakan adalah 56 per 100.000

(115,3 per 100.000 pada laki-laki). Dalam penelitian epidemiologi ekstensif yang dilakukan pada

populasi daerah kecil di Norwegia (studi Vaga), tingkat prevalensi diperkirakan adalah 326 per

100.000 (558 per 100.000 pada laki-laki dan 106 per 100.000 pada wanita) sangat tinggi

dibandingkan populasi di San Marino.1

2.3 ETIOLOGI

Beberapa pemicu cluster headache meliputi:

1. Injeksi subkutan histamine memprovokasi serangan pada 69% pasien.

2. Serangan yang dipicu pada beberapa pasien karena stres, alergi, perubahan musiman,

atau nitrogliserin.

3. Perokok berat.

4. Gangguan dalam pola tidur normal.

5. Keabnormalan kadar hormon tertentu.

6. Alkohol menginduksi serangan selama cluster tetapi tidak selama remisi. Pasien dengan

cluster headache, 80% adalah perokok berat dan 50% memiliki riwayat penggunaan

etanol berat.

7. Faktor resiko

Laki-laki.

Usia lebih dari 30 tahun

Vasodilator dengan jumlah kecil (misalnya, alcohol).

Trauma kepala sebelumnya atau operasi (kadang-kadang).3

Page 4: Referat Cluster Headache

2.4 PATOFISIOLOGI

Patofisiologi dari cluster headache tidak diketahui dengan jelas. Ada beberapa mekanisme

yang mungkin dapat menjelaskannya.

1. Hemodinamik

Dilatasi vaskular mungkin memiliki peranan, tetapi studi tentang peredaran darah masih belum

pasti. Aliran darah ekstrakranial (hipertermia dan peningkatan aliran darah arteri temporal)

meningkat tetapi tidak menimbulkan rasa sakit. Perubahan vaskular merupakan perubahan

sekunder untuk neuronal discharge yang primer.

2. Saraf trigeminal

Saraf trigeminal mungkin bertanggung jawab terhadap neuronal discharge yang bisa

menyebabkan cluster headache. Substansi P neuron membawa impuls sensori dan motorik dalam

divisi saraf maksillaris dan opthalamic. Semua ini berhubungan dengan ganglion sphenopalatina

dan pleksus sympathetic carotid perivaskular interior. Somatostatin menghambat substansi P dan

mengurangi durasi dan intensitas cluster headache.

3. Sistem saraf autonomik

Efek simpatis (misalnya, Horner syndrome, keringat di dahi) dan parasimpatis (misalnya, lakrimasi,

rinore, nasal congestion).

4. Ritme sirkadian

Cluster headache sering kambuh dalam waktu yang sama setiap hari, menunjukkan hipothalamus,

yang mengontrol ritme sirkadian, dimana lokasi yang menjadi penyebabnya.

5. Serotonin

Tidak khas seperti pada migrain, tetapi kadang-kadang terdapat perubahan.

6. Histamin

Meskipun penyebabnya kurang mendukung, cluster headache mungkin dipicu oleh sedikit

perubahan histamin. Antihistamin tidak menghilangkan cluster headache.

7. Mast sel

Peningkatan jumlah mast sel dapat ditemukan pada area kulit yang sakit pada beberapa

penderita, tetapi hal ini tidak dapat menjadi penjelasan.3

2.5 PEMBAGIAN DAN KLASIFIKASI

Berdasarkan jangka waktu periode cluster dan periode remisi, International Headache

Society telah mengklasifikasikan cluster headache menjadi dua tipe :

1. Episodik

Dalam tipe ini, cluster headache terjadi setiap hari selama satu minggu sampai satu tahun

diikuti oleh remisi tanpa nyeri yang berlangsung beberapa minggu sampai beberapa tahun

sebelum berkembangnya periode cluster selanjutnya.

2. Kronik

Page 5: Referat Cluster Headache

Dalam tipe ini, cluster headache terjadi setiap hari selama lebih dari satu tahun dengan tidak

ada remisi atau dengan periode tanpa nyeri berlangsung kurang dari dua minggu.

Sekitar 10 sampai 20 % orang dengan cluster headache mempunyai tipe kronik. Cluster

headache kronik dapat berkembang setelah suatu periode serangan episodik atau dapat berkembang

secara spontan tanpa di dahului oleh riwayat sakit kepala sebelumnya. Beberapa orang mengalami

fase episodik dan kronik secara bergantian.

Para peneliti memusatkan pada mekanisme yang berbeda untuk menjelaskan karakter utama

dari cluster headache. Mungkin terdapat riwayat keluarga dengan cluster headache pada penderita,

yang berarti ada kemungkinan faktor genetik yang terlibat. Beberapa faktor dapat bersama-sama

menyebabkan cluster headache.1

2.6 TANDA DAN GEJALA KLINIS

Gejala klinis yang dapat ditemukan pada cluster headache adalah Tidak ada aura muncul

seperti pada migraine. Periodisitas adalah karakteristik yang paling mencolok. Biasanya, pasien

mengalami 1-2 kali periode cluster per tahun, yang masing-masing berlangsung 2-3 bulan.

1. Sakit (digambarkan sebagai sakit pedih dan berat )

Onset mendadak ( Puncaknya dalam 10-15 menit)

Unilateral wajah ( masih pada sisi yang sama selama periode cluster)

Durasi (10 menit sampai 3 jam per episode)

Karakter (membosankan dan sakit pedih, seolah-olah mata didorong keluar)

Distribusi (divisi pertama dan kedua dari saraf trigeminal, sekitar 18-20% pasien mengeluh

sakit di daerah ekstratrigeminal, misalnya, beelakang leher, di ssepanjang arteri carotid)

Periodesitas (keteraturan sirkadian di 47%)

Remisi (panjang interval bebas gejala terjadi pada beberapa pasien. Rata-rata selama 2 tahun

tetapi berkisar antara 2 bulan sampai 20 tahun)

2. Lakrimasi (84-91%) atau injeksi konjungtiva.

3. Hidung tersumbat (48-75%) atau rinore.

4. Edema kelopak mata ipsilateral.

5. Miosis atau ptosis ipsilateral.

6. Keringat pada dahi dan wajah ipsilateral (26%).

7. Letih/ lemas (90%).3

2.7 PEMERIKSAAN FISIK

Pada pemeriksaan fisik biasanya normal kecuali untuk lakrimasi dan injeksi konjungtiva yang

mungkin terjadi. Ptosis juga bisa dilihat. Pada penelitian, hasilnya konsisten dengan fitur ipsilateral

otonom parasimpatis yang ditandai oleh aktivasi tengkorak dan hipofungsi simpatis. Munculnya

kelainan lain menunjukkan etiologi lain untuk sakit kepala.

1. Parasimpatis overactivity.

2. Kelumpuhan ocular simpatis – sindrom Horner ringan (misalnya, ptosis, miosis, anhidrosis).

Page 6: Referat Cluster Headache

3. Bradikardia.

4. Pucat.

5. Sakit kulit kepala dan wajah.

6. Kelembutan krotid ipsilateral (pada beberapa pasien).

7. Pasien sering dalam kesulitan yang parah.

8. Pasien dapat menurunkan kepala dan menekan pada daerah yang sakit, kadang-kadang

menangis atau menjerit.

9. Latihan fisik dapat membantu beberapa pasien mendapatkan bantuan.

10. Pasien mungkin merasa ingin bunuh diri.3

2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Neuroimaging.

Computed tomography (CT).

Magnetic Resonance Imaging / angiografi (MRI / MRA).

2. Elektroencephalography (jarang diperlukan).1

2.9 DIAGNOSIS

Cluster headache mempunyai ciri khas tipe nyeri dan pola serangan. Suatu diagnosis

tergantung kepada gambaran dari serangan, termasuk nyeri, lokasi dan keparahan sakit kepala, dan

gejala-gejala lainnya yang terkait. Frekuensi dan lama waktu terjadinya sakit kepala merupakan faktor

yang penting.

Keterlibatan fenomena otonom yang jelas sangat penting pada cluster headache. Tanda-

tanda tersebut diantaranya adalah rinorea dan hidung tersumbat ipsilateral, lakrimasi, hiperemi pada

konjungtiva, diaforesis pada wajah, edema pada palpebra dan sindrom Horner parsial atau komplit,

takikardia juga sering ditemukan.

Pemeriksaan neurologis dapat membantu untuk mendeteksi tanda-tanda dari cluster

headache. Terkadang pupil terlihat lebih kecil atau palpebra terjatuh bahkan diantara serangan.

Diadaptasi IHS Criteria for the General Diagnosis of Cluster Headache*

Headache Description (All 4) Autonomic Symptoms (Any 2)

Severe headache

Unilateral

Duration of 15–180 min

Orbital periorbital or temporal location

Rhinorrhea

Lacrimation

Facial sweating

Miosis

Eyelid edema

Conjunctival injection

Ptosis

* Tidak ada bukti dari gangguan sakit kepala sekunder. Sakit kepala cluster episodik terjadi untuk <1

tahun dan sakit kepala kronis terjadi selama> 1 tahun.5

Page 7: Referat Cluster Headache

2.10 DIAGNOSIS BANDING

1. Herpes zoster.2. Sinusitis.3. Subarachnoid hemorrage.4. Termporal arteritis.5. Trigeminal neuralgia.3

2. 11 KOMPLIKASI/PENYULIT

1. Cedera selama serangan.2. Efek samping obat, termasuk unmasking penyakit arteri koroner.3. Potensi untuk panyalahgunaan obat.3

2.12 TERAPI

Tidak ada terapi untuk menyembuhkan cluster headache. Tujuan dari pengobatan adalah

membantu menurunkan keparahan nyeri dan memperpendek jangka waktu serangan. Obat-obat

yang digunakan untuk cluster headache dapat dibagi menjadi obat-obat simptomatik dan profilaksis.

Obat-obat simptomatik bertujuan untuk menghentikan atau mengurangi rasa nyeri setelah terjadi

serangan cluster headache, sedangkan obat-obat profilaksis digunakan untuk mengurangi frekuensi

dan intensitas eksaserbasi sakit kepala.6

Karena sakit kepala tipe ini meningkat dengan cepat, pengobatan simptomatik harus

mempunyai sifat bekerja dengan cepat dan dapat diberikan segera, biasanya menggunakan injeksi

atau inhaler daripada tablet per oral.6

Pengobatan simptomatik

1. Oksigen

Menghirup oksigen 100 % melalui sungkup wajah dengan kapasitas 7 liter/menit memberikan

kesembuhan yang baik pada 50 sampai 90 % orang-orang yang menggunakannya. Terkadang

jumlah yang lebih besar dapat lebih efektif. Efek dari penggunaannya relatif aman, tidak mahal,

dan efeknya dapat dirasakan setelah sekitar 15 menit. Kerugian utama dari penggunaan oksigen

adalah pasien harus membawa-bawa tabung oksigen dan pengaturnya, membuat pengobatan

dengan cara ini menjadi tidak nyaman dan tidak dapat di akses setiap waktu. Terkadang oksigen

mungkin hanya menunda daripada menghentikan serangan dan rasa sakit tersebut akan kembali.6

2. Sumatriptan

Obat injeksi sumatriptan yang biasa digunakan untuk mengobati migraine, juga efektif digunakan

pada cluster headache. Beberapa orang diuntungkan dengan penggunaan sumatriptan dalam

bentuk nasal spray namun penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan untuk menentukan

keefektifannya.6

3. Ergotamin

Alkaloid ergot ini menyebabkan vasokontriksi pada otot-otot polos di pembuluh darah otak.

Tersedia dalam bentuk injeksi dan inhaler, penggunaan intra vena bekerja lebih cepat daripada

Page 8: Referat Cluster Headache

inhaler dosis harus dibatasi untuk mencegah terjadinya efek samping terutama mual, serta hati-

hati pada penderita dengan riwayat hipertensi.6

4. Obat-obat anestesi lokal

Anestesi lokal menstabilkan membran saraf sehingga sel saraf menjadi kurang permeabilitasnya

terhadap ion-ion. Hal ini mencegah pembentukan dan penghantaran impuls saraf, sehingga

menyebabkan efek anestesi lokal. Lidokain intra nasal dapat digunakan secara efektif pada

serangan cluster headache. Namun harus berhati-hati jika digunakan pada pasien-pasien dengan

hipoksia, depresi pernafasan, atau bradikardi.6

Obat-obat profilaksis :

1. Anti konvulsan

Penggunaan anti konvulsan sebagai profilaksis pada cluster headache telah dibuktikan pada

beberapa penelitian yang terbatas. Mekanisme kerja obat-obat ini untuk mencegah cluster

headache masih belum jelas, mungkin bekerja dengan mengatur sensitisasi di pusat nyeri. 6

2. Kortikosteroid

Obat-obat kortikosteroid sangat efektif menghilangkan siklus cluster headache dan mencegah

rekurensi segera. Prednison dosis tinggi diberikan selama beberapa hari selanjutnya diturunkan

perlahan. Mekanisme kerja kortikosteroid pada cluster headache masih belum diketahui.6

Pembedahan

Pembedahan di rekomendasikan pada orang-orang dengan cluster headache kronik yang tidak

merespon dengan baik dengan pengobatan atau pada pasien yang memiliki kontraindikasi pada obat-

obatan yang digunakan. Tindakan pembedahan hanya pada pasien yang mengalami serangan pada

satu sisi kepala saja karena operasi ini hanya bisa dilakukan satu kali. Sedangkan yang mengalami

serangan berpindah-pindah dari satu sisi ke sisi yang lain mempunyai resiko kegagalan operasi.6

Ada beberapa tipe pembedahan yang dapat dilakukan untuk mengobati cluster headache.

Prosedur yang dilakukan adalah merusak jalur saraf yang bertanggungjawab terhadap nyeri.6

Blok saraf invasif ataupun prosedur bedah saraf non-invasif (contohnya radio frekuensi

pericutaneus, ganglionhizolisis trigeminal, rhizotomi) telah terbukti berhasil mengobati cluster

headache. Namun demikian terjadi efek samping berupa diastesia pada wajah, kehilangan sensoris

pada kornea dan anestesia dolorosa.6

Pembedahan dengan menggunakan sinar gamma sekarang lebih sering digunakan karena

kurang invasif. Metode baru dan menjanjikan adalah penanaman elektroda perangsang dengan

menggunakan penunjuk jalan stereostatik di bagian inferior hipotalamus. Penelitian menunjukkan

bahwa perangsangan hipotalamus pada pasien dengan cluster headache yang parah memberikan

kesembuhan yang komplit dan tidak ada efek samping yang signifikan.6

2.13 PROGNOSIS

1. 80 % pasien dengan cluster headache berulang cenderung untuk mengalami serangan

berulang.

Page 9: Referat Cluster Headache

Cluster headache tingkat sedang sampai berat

Profilaksis (jangka pendek)

Profilaksis (jangka panjang dengan Verapamil)

Alternative profilaksis jangka panjang (misalnya lithium)

Rujuk

Pengobatan akut dengan pemberian sumatriptan secara subkutan

Pengobatan akut alternative lainnya (semprotan hidung triptan atau oksigen

Riwayat penyakit lengkap, tingkat pendidikan pasien dan keinginan untuk sembuh.Diagnosis bandingMengukur keparahan penyakitPengaruh terhadap aktivitas seharihari (kuisioner MIDAS atau HIT).Frekuensi dan durasi serangan.Tingat keparahan penyakit.Gejala diluar sakit kepala.Riwayat penyakit pasien dan preferensinya.

Profilaksis (jangka panjang dengan Verapamil)

Pengobatan akut dengan pemberian sumatriptan secara subkutan

2. Cluster headache tipe episodik dapat berubah menjadi tipe kronik pada 4 sampai13 %

penderita.

3. Remisi spontan dan bertahan lama terjadi pada 12 % penderita, terutama pada cluster

headache tipe episodik.

4. Umumnya cluster headache menetap seumur hidup.

5. Onset lanjut dari gangguan ini teruama pada pria dengan riwayat cluster headache tipe

episodik mempunyai prognosa lebih buruk.3

2.14 ALGORITME

2.15 RINGKASAN

Page 10: Referat Cluster Headache

Cluster headache adalah suatu sindrom idiopatik yang terdiri dari serangan yang jelas dan

berulang dari suatu sakit periorbital unilateral yang mendadak dan parah. Cluster headache juga

dikenal sebagai sakit kepala histamine, yaitu bentuk sakit kepala neurovascular. Serangan biasanya

parah, unilateral dan biasanya terletak di daerah periorbital. Cluster headache sering sekali dipicu

oleh rokok dan alkohol, dan lebih sering terjadi pada laki-laki.

Patofisiologi dari cluster headache tidak diketahui dengan jelas. Ada beberapa mekanisme

yang mungkin dapat menjelaskannya, antara lain hemodinamik, saraf trigeminal, sistem saraf

autonomik, ritme sirkadian, serotonin, histamin dan mast sel.

Berdasarkan jangka waktu periode cluster dan periode remisi, International Headache

Society telah mengklasifikasikan cluster headache menjadi dua tipe, yaitu (i) tipe episodik, suatu

bentuk cluster headache yang terjadi setiap hari selama satu minggu sampai satu tahun diikuti oleh

remisi tanpa nyeri yang berlangsung beberapa minggu sampai beberapa tahun sebelum

berkembangnya periode cluster selanjutnya, (ii) tipe kronik, suatu bentuk cluster headache terjadi

setiap hari selama lebih dari satu tahun dengan tidak ada remisi atau dengan periode tanpa nyeri

berlangsung kurang dari dua minggu.

Gejala klinis yang dapat ditemukan pada cluster headache adalah sakit pada daerah

periorbital dengan onset mendadak, unilateral wajah dengan durasi 10 menit sampai 3 jam per

episode, lakrimasi atau injeksi konjungtiva, hidung tersumbat, edema kelopak mata ipsilateral, miosis

atau ptosis ipsilateral, keringat pada dahi dan wajah ipsilateral, letih atau lemas.

2.16 PERTANYAAN

1. Mengapa disebut cluster headache?

Sakit kepala ini biasa terjadi dalam waktu yang singkat dan berulang secara periodik. Tipe cluster

dalam 4-8 minggu terjadi sakit kepala 1-2 kali perhari selama sakit.

2. Apa yang membedakan cluster headache dengan sakit kepala primer lainnya?

Migrain dapat terjadi pada setengah wajah, termasuk daerah dahi, sering juga sampai daerah

mata dan pipi. Sakit kepala tipe cluster, lokasinya di daerah sekitar mata dan pasien biasanya

mengeluh nyari di atas dan dibelakang mata. Sakit kepala yang disertai kontraksi otot, ditandai

oleh nyeri seperti terikat di daerah sekitar pelipis, kadang-kadang menjalar ke kepala bagian

belakang dan daerah dahi.

3. Gejala apa yang dapat terjadi pada cluster headache ?

Sakit kepala yang tanpa disertai aura, lokasi disekitar dan dibelakang salah satu mata. Sakitnya

sangat berat, lamanya sekitar 20-60 menit. Sakit kepala ini kadang dapat disertai hidung mampet,

hidung seperti flu dan salah satu mata merah, sampai sakit kepala.

4. Bagaimana mencegah cluster headache ?

Inti pencegahan cluster headache adalah menghindari pencetusnya dan memberi edukasi supaya

menghindari alkohol dan rokok. Merubah gaya hidup mungkin diperlukan untuk menghindari

cluster headache tipe kronik. Hal yang dapat dilakukan antara lain beristirahat dan berolahraga

yang teratur, berekreasi, mengubah situasi kerja dan lain-lain.

Page 11: Referat Cluster Headache

5. Mengapa cluster headache bisa menyebabkan sakit kepala yang berat, serangan pada mata serta

serangan pada hidung, dan bagaimana kaitannya dengan faktor etiologinya?

Karena terpicunya saraf-saraf trigeminal yang diakibatkan gangguan pada hipotalamus. Selain itu

hipotalamus juga berfungsi mengatur saraf-saraf autonomik sehingga mengakibatkan gangguan

pada efek simpatis (misalnya, Horner syndrome, keringat di dahi) dan parasimpatis (misalnya,

lakrimasi, rinore, nasal congestion).

DAFTAR PUSTAKA

1. C. Finocchi, M. Del Sette, S. Angeli, et al. 2010. Neurology. Available from : URL :

http://neurology.org. Diakses tanggal 16 Juli 2011

Page 12: Referat Cluster Headache

2. Dr. Hasan Sjahrir Sp S. 2004. Mekanisme terjadinya nyeri kepala primer dan prospek

pengobatannya. Abailable from : URL : http://respiratory.usu.ac.id/bitstream/123456789/

3457/1/neurologi-hasan.pdf. Diakses 15 Juli 2011

3. K Sargeant, Lori. 2010. Cluster Headache. Available from : URL :

http://emedicine .medscape.com. Diakses 15 Juli 2011

4. Kusumoputro, S., dkk, Nyeri Kepala Menahun. Universitas Indonesia Press. Jakarta

5. Martin V Elkind A. 2004. Diagnosis and classification of primary hadache disorders. In: Standards

of care for headache diagnosis and treatment. National Headache Foundation. Chicago (IL). P. 4-

18

6. Mayo Clinic Staff. 2010. Cluster Headaches. Available from : URL :

http://www.mayoclinic.com/health/cluster-headache/ DS00487. Diakses tanggal 16 Juli 2011

7. MIPCA. 2004. Cluster Headache Algorithm. Available from : URL : www.mipca.org.uk. Diakses

tanggal 16 Juli 2011