rasionalitas penggunaan oains pada pasien...
TRANSCRIPT
RASIONALITAS PENGGUNAAN OAINS PADA PASIEN
REMATIK OSTEOARTHRITIS RAWAT JALAN DI RSUD
KABUPATEN SUBANG TAHUN 2014 DITINJAU DARI
(TEPAT DIAGNOSIS, TEPAT INDIKASI, TEPAT OBAT,
TEPAT DOSIS, TEPAT CARA PEMBERIAN, TEPAT PASIEN)
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi
Jenjang Pendidikan Strata Satu (S1)
Oleh :
RIZKY ISLAMY RAMADHAN
NIM : 109102000009
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015
IIALAMAN PER}IYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah benar hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang
dikutip msupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar
Nama
NIM
Tanggal 8 september 2015
: Rizky Islamy Ramadhan
: 109102000009
HALAMAN PERSBTUJUAN PEMBIMBING
NAMA : RIZKY ISLAMY RAMADHAN
NIM : 109102000009
JUDUL : RASIONALITAS PENGGUNAAN OAINS PADA PASIENREMATIK OSTEOARTHRITIS RAWAT JALAN DI RSUD KABUPATENSUBANG TAHUN 2014 DITINJAU DARI (TEPAT DIAGNOSIS, TEPATINDIKASI, TEPAT OBAT, TEPAT DOSIS, TEPAT CARA PEN{BERIAN,TEPAT PASIEN).
Disetujui Oleh
Pembimbing II
Dr. Delina Hasan. M.Kes..Apt H. cecep Sobirin. s.Kep..Ners. N{. Kep
Mengetahui,
Ketua Program Studi Fannasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pembimbing I
tu
Yardi. Ph.D..Apt
Skripsi ini diajukan oleh:
Nama
NIM
Program Studi
Judul Skripsi
HALAMAN PENGESAHAN
Rizky Islamy Ramadhan
109102000009
Farmasi
Rasionalitas Penggunaan OAINS Pada Pasien Rematik
Osteoarthritis Rawat Jalan Di RSUD Kabupaten Subang Tahun
2014 Ditinjau dari (Tepat Diagnosis, Tepat Indikasi, Tepat Obat,
Tepat Dosis, Tepat Cara Pemberian, Tepat Pasien).
:Ciputat
:7 Oktober 2015
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
DEWAN PENGUJI
Pembimbing 1 : Dr. Delina Hasan. M.Kes.,Apt
Pembimbing 2
Penguji 1
Penguji 2
: Dr. M. Yanis Musdja. M.Sc. Apt
: Ofa Suzanti Betha. M.Si.,Apt
Ditetapkan di
Tanggal
ilt
iv
ABSTRAK
Nama : Rizky Islamy Ramadhan
Program Studi : Farmasi
NIM : 109102000009
Judul : Rasionalitas Penggunaan OAINS Pada Pasien Rematik Osteoarthritis Rawat Jalan Di RSUD Kabupaten Subang Tahun 2014 Ditinjau dari (Tepat Diagnosis, Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Cara Pemberian, Tepat Pasien).
Osteoartritis (OA) merupakan bentuk artritis yang paling sering ditemukan di masyarakat, bersifat kronis, berdampak besar dalam masalah kesehatan masyarakat. Osteoarthritis tidak hanya mengenai rawan sendi namun juga mengenai seluruh sendi, termasuk tulang sub kondral, ligamentum, kapsul dan jaringan synovial serta jaringan ikat periartikular. Dari total pasien arhthritis yang berjumlah 213 pasien hanya di dapat 30 pasien yang memenuhi criteria inklusi disebabkan karena tidak lengkapnya data rekam medis atau bahkan hilangnya data rekam medis yang menyebabkan data rekam medis pasien menjadi tidak lengkap. Adapun aspek kerasionalan obat meliputi penilaian ketepatan diagnosis, ketepatan indikasi, ketepatan obat, ketepatan dosis, ketepatan pasien, ketepatan cara pemberian Dari total pasien inklusi yang berjumlah 30 pasien di dapatkan hasil tepat diagnosis 100 %, tepat indikasi sebesar 100%, tepat dosis 100%, tepat obat 52%, tepat pasien 100%, dan tepat cara pemberian 52%.
v
ABSTRACT
Nama : Rizky Islamy Ramadhan
NIM : 109102000009
Program Studi : Farmasi
Judul : Rasionality of Osteoarthritis Inflamasi Non Stereoidal with Ambulatory Osteoarthritis Rhematoid Patients at RSUD KabupatenSubang in 2014 Evaluated by (Proper Diagnose, Proper Indication, Proper Dose, Proper Administration, Proper Patients)
Osteoarthritis (OA) is the most frequently obtained arthritis in society, chronical, and affects the health of society. Osteoarthritis isn’t just about the joint of kartilage but its about entire joints, including subcondral, ligamentum, capsul synovial tissues, and connective particular tissue. From the entire of 213 arthritis patients its only obtained 30 patients that fulfill the criteria of inclution caused by incompletely of medical record data that affects the data. Rasionality aspects covers proper diagnose, proper indication, proper medication, proper dosage, proper patients, and proper administration. From the results of 30 patients obtained that proper diagnose as much as 100 %, proper indication as much as 100 %, proper dosage 100 %, proper medication 100 %, and proper admistration 52 %.
vi
KATA PENGANTAR
بـسم اهللا الرحمن الرحيـم
Segala puji bagi Allah pencipta semesta alam yang telah memberikan
nikmat serta karunia-Nya kepada kita semua. Shalawat dan Salam kita sampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW serta para pengikutnya sampai akhir zaman. Dan
doa selalu di panjatkan untuk para leluhur, para ulama, dan para aulia semoga kita
kelak dapat di sejajarkan amalnya dengan para kekasih Allah yang telah
mendahului kita.
Dengan pertolongan dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan lancar sebagai persyaratan memperoleh gelar sarjana (S1).
Dalam hal ini penulis mencoba meneliti “Rasionalitas Penggunaan OAINS Pada
Pasien Rematik Osteoarthritis Rawat Jalan Di RSUD Kabupaten Subang Tahun
2014 Ditinjau dari (Tepat Diagnosis, Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis,
Tepat Cara Pemberian, Tepat Pasien)”
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini
tidak akan selesai tanpa bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang tulus kepada:
1. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc, Apt, selaku Ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Uin Syarif Hidayatullah yang turut
mendorong kami Pada Awal Masa penulisan skripsi ini Selaku Ketua Program
Studi Farmasi Pada Awal Masa Penulisan Skripsi.
2. Bapak Yardhi, Ph.D.,Apt dan Ibu Nelly Suryani, Ph.D.,Apt selaku ketua dan
wakil Program Studi Farmasi setelah bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc, Apt,
yang telah membantu dalam akhir masa penyelesaian Skripsi ini.
3. Ibu Dr. Delina Hasan, M.Kes, Apt selaku pembimbing I yang telah dengan
sabar membimbing saya untuk segera menyelesaikan penyusunan skripsi.
4. Bapak H. Cecep Sobirin, S.Kep, Ners, M.Kep selaku pembimbing II dan
perwakilan dari RSUD Kabupaten Subang.
vii
5. Kepadaa Direktur dan jajaran di RSUD Kabupaten subang yang telah
mengizinkan saya melakukan penelitian di institusinya.
6. Segenap dosen penguji yang telah mengoreksi terhadap penulisan skripsi ini
demi penyempurnaannya.
7. KepadaDosen, seluruh Staff &KaryawanProgram Studi Farmasi Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta.
8. Kepada Ayahanda Drs. H. Anang Jauharuddin, M.MPd &Ibunda Hj. Rokayah
Surya dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan doa, motivasi dan
pengorbanan selama menjalankan masa studi dan penyusunan skripsi ini. Dan
maafkan segala dosa anakmu yang bodoh ini.
9. Kepada sahabat dan teman-temanku yang selalu menemaniku dan membantu
segala aktifitasku, Anas S.Pd.i, GianPertela. S.Far.,Aptdan lain-lain yang tidak
bisa disebutkan semuanya.
Namun demikian, segala harapan dan rasa syukur hanya kepada Allah
jualah kita persembahkan. Mudah-mudahan semua pihak yang telah membantu
saya dalam menyelesaikan studi ini, mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari
Allah SWT.
HALAMAN PER}TYATAAI\ PERSETUJUAN PUBLIKASI
KEPENTIN
Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullatt
jakarta saya yang bertandatangan dibawah ini :
NamaNIMFrogram Studi
Fakultas
JenisKar"va
Rizky Islamy Ramadhan
109102000009
Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetatruan, saya menyetujui skripsi/karyailmiah saya
dengan judul
RASIONALITAS PENGGI]NAAI\{ OAINS PADA PASIEN REMATIK
OSTEOARTHRITIS RAWAT JALAI\I DI RSI]D KABUPATEN SUBAI{G TAHTTN
2014 DITINJAU DARI (TEPAT DIAGNOSIS, TEPAT II\IDIKASI' TEPAT OBAT'
TEPATDosls,TEPATCARAPEMBERIAN,TEPATPASIEN)'
Untuk dipublikasikan atau ditampilkan di intemet atau media lain yaitu Digital
LibraryPeryustakaan Universitas Islam Negeri (uIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta'
Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di : CiPutat
Pada Tanggal : 8 Ol{ober 2015
vlll
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI....................... viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
1.3.1 Tujuan Umum ....................................................................... 3
1.3.2 Tujuan Khusus ..................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
1.4.1 Secara Metodologi................................................................ 3
1.4.2 Secara Aplikatif .................................................................... 4
1.4.3 Untuk peneliti lainnya .......................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rasionalitas Obat .............................................................................. 5
2.1.1 Tepat Diagnosis ...................................................................... 5
2.1.2 Tepat indikasi penyakit ........................................................... 5
2.1.3 Tepat Pemilihan Obat ............................................................. 5
2.1.4 Tepat Dosis ............................................................................. 6
2.1.5 Tepat Cara Pemberian ............................................................ 6
2.1.6 Tepat Interval Waktu Pemberian ............................................ 6
x
2.1.7 Tepat penilaian kondisi pasien ............................................... 6
2.1.8 Tepat Informasi ....................................................................... 7
2.2 Rematik............................................................................................. 7
2.2.1 Definisi .................................................................................... 8
2.2.2 Mekanisme terjadinya nyeri rematik dan tempat kerja
anti nyeri ................................................................................. 8
2.2.3 Etiologi & Klasifikasi Rematik ............................................... 9
2.2.3.1 Osteoarthritis ........................................................... 9
2.2.3.2 Arthritis Remathoid ................................................. 18
2.2.3.3 Polimialgia Rematik ............................................... 18
2.3 OAINS (Obat Anti Inflamasi Non-steroid) ..................................... 19
2.3.1. OAINS sebagai anti nyeri rematik ........................................ 19
2.3.2 Pertimbangan farmakologi dalam pemilihan AINS
sebagai anti nyeri rematik ..................................................... 20
2.3.3 Obat Analgesik AntI-Inflamasi Non-steroid ....................... 22
2.3.4 Obat Analgesik dan OAINS berdasarkan
Formularium RSUD Kabupaten Subang. ........................... 23
2.4 Profil RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kabupaten
Subang ............................................................................................ 24
2.4.1 Pelayanan Dokter di RSUD Kabupaten Subang. ............... 25
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL,
HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................ 27
3.2 Definisi Operasional ........................................................................ 28
3.2.1 Usia ....................................................................................... 31
3.3 Hipotesis ......................................................................................... 31
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian ............................................................................ 32
4.2 Waktu Penelitian ............................................................................ 32
xi
4.3 Desain Penelitian ............................................................................ 32
4.4 Populasi dan Sampel....................................................................... 32
4.4.1 Populasi ................................................................................ 32 4.4.2 Sampel penelitian .................................................................. 33
4.4.2.1 Kriteria Sampel Inklusi ........................................... 33 4.4.2.2 Kriteria Sampel Eksklusi ........................................ 33
4.5 Prosedur Penelitian ......................................................................... 33 4.5.1 Persiapan (Permohonan Perizinan) ..................................... 33 4.5.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data .......................................... 34
4.5.2.1 Penelusuran Dokumen .............................................. 34 4.6 Pengolahan Data ............................................................................. 34 4.7 Analisis Data ................................................................................... 35
4.7.1 Analisis Univariat ................................................................. 35 4.7.2 Analisis Bivariat .................................................................... 35
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Demografi Pasien ........................................................................... 36 5.1.1 Jenis Kelamin...................................................................... 36 5.1.2 Usia Pasien ......................................................................... 37
5.2 Profil Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid ........................................ 38 5.2.1 Obat Anti-Inflamasi Non-steroid Tunggal .......................... 38 5.2.2 Kombinasi OAINS oral, injeksi dan topical .......................... 38
5.3 Analisis Kerasionalan OAINS ....................................................... 39 5.3.1 Tepat Diagnosis .................................................................... 40 5.3.2 Tepat Indikasi ........................................................................ 40 5.3.3 Tepat Dosis ........................................................................... 41 5.3.4 Tepat Pasien .......................................................................... 41 5.3.5 Tepat Obat ............................................................................. 42 5.3.6 Tepat Cara Pemberian .......................................................... 44 5.3.7 Evaluasi Analisis Kerasionalan .......................................... 44
5.4 Keterbatasan Penelitian 5.4.1 Kendala ................................................................................. 45 5.4.2 Kelemahan ............................................................................ 45
xii
5.4.3 Kekuatan ............................................................................... 46
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 47
6.2 Saran ............................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 48
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi OA berdasarkan Etiologi ..................................................... 10
Tabel 2.2 Klasifikasi OA berdasarkan lokasi sendi yang terkena ......................... 11
Tabel 2.3 Obat Analgesik AntI-Inflamasi Non-steroid ......................................... 22
Tabel 2.3.4 Obat Analgesik dan OAINS berdasarkan formularium RSUD .......... 23
Tabel 3.1 Definisi Operasional .............................................................................. 28
Tabel 4.1 Pengkodean Ketepatan .......................................................................... 34
Tabel 5.1 Demografi Pasien .................................................................................. 36
Tabel 5.1.1 Jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin ........................................... 37
Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi penderita OA berdasarkan pasien (%) ................ 37
Tabel 5.2.1 Distribusi Penggunaan OAINS tunggal (%) ....................................... 38
Tabel 5.3.1 Tepat Diagnosis .................................................................................. 40
Tabel 5.3.2 Tepat Indikasi ...................................................................................... 41
Tabel 5.3.3 Tepat Dosis ......................................................................................... 41
Tabel 5.3.4Tepat Pasien ......................................................................................... 41
Tabel 5.3.5 Tepat Obat ........................................................................................... 43
Tabel 5.3.6 Tepat cara pemberian .......................................................................... 44
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Diagram alur pendekatan diagnosis Osteoarthritis ........................... 15
Gambar 3.1 Kerangka Konsep .............................................................................. 27
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Pengambilan Data untuk RSUD Kab. Subang.
Lampiran 2 Surat Izin Direktur RSUD Kelas B Kabupaten Subang.
Lampiran 3 Rekapitulasi Data Sampel
Lampiran 4 Analisis Penilaian Ketepatan Diagnosis
Lampiran5 Analisis Penilaian Ketepatan Indikasi
Lampiran 6 Analisis Penilaian Ketepatan Dosis
Lampiran 7 Analisis Penilaian Ketepatan Pasien
Lampiran 8 Analisis Penilaian Ketepatan Obat
Lampiran 9 Analisis Penilaian Ketepatan Cara Pemberian
Lampiran10 Hasil analisa ketepatan dan kerasionalan berdasarkan pemberian
Obat anti-Inflamasi Non-Steroid pada pasien rawat jalan
1
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Rematik merupakan penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat
Indonesia, khususnya para lansia. Rematik merupakan penyakit yang menyerang
sendi dan tulang atau jaringan penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini
merupakan penyakit autoimun yang banyak diderita oleh kalangan lansia (usia 50
tahun keatas).(Junaidi, 2006). Dan penyakit ini sering menyerang perempuan pada
usia 40 tahun (Arif Muttaqin, 2008).
Penderita dapat terancam jiwanya atau hanya menimbulkan gangguan-
gangguan kenyamanan dalam melakukan aktivitas, dan Masalah yang ditimbulkan
oleh penyakit rematik ini tidak hanya sekedar keterbatasan dalam mobilitas saja
akan tetapi yang paling ditakutkan adalah kecacatan disabilitas, penyakit ini pun
dikhawatirkan menimbulkan kegagalan organ bahkan hingga kematian.
WHO melaporkan angka kejadian rematik pada tahun 2008 mencapai 20%
persen penduduk dunia yang terserang rematik, dimana 5-10% merupakan
penderita yang berusia 5-20 tahun. Dan 20% dari penderita rematik adalah mereka
yang berusia 55 tahun (Wiyono, 2010). Sedangkan penderita di indonesia menurut
hasil penelitian dari Zeng QY et al 2008, menyatakan bahwa prevalensi rematik di
indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Dan menurut pusat data BPS Provinsi
Jawa Timur didapat bahwa rematik banyak diderita oleh kaum lansia, pada tahun
2007 saja sebanyak 28% dari 4.209.817 lansia menderita penyakit rematik,
(Smart, 2010). Dan menurut wiyono, 2010 di sebutkan bahwa di kota malang di
dapat jumlah penderita penyakit rematik mencapai 7.179 kasus di Rumah Sakit
dan 33.985 kasus di puskesmas pada tahun 2008.
Asosiasi Internanasional untuk Penelitian Nyeri (International Association
for the Study of Pain, IASP) mendefinisikan nyeri sebagai suatu sensori subjektif
dan pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan
jaringan yang aktual atau potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian
dimana terjadi kerusakan (Perry& Potter 2006, h.1502).
Mengkonsumsi Obat merupakan salah satu terapi untuk mengurangi efek
2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dari rematik, secara umum obat rematik merupakan dikategorikan sebagai obat
anti-inflamasi non-steroid (OAINS). Pada kehidupan sehari-hari sangat mudah
didapatkan obat untuk meredakan rasa nyeri pada sakit rematik, bahkan dapat
dengan mudah di dapatkan di warung-warung, toko-toko dan bahkan Apotek
tanpa harus berkonsultasi dengan dokter untuk mendapat pengobatan yang tepat.
Kebanyakan masyarakat tidak mempertimbangkan dan tidak mempedulikan akan
efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian bebas obat-obat pereda nyeri.
Sebagian besar pasien yang hanya karena merasa cocok dengan obat yang
tadinya diresepkan oleh dokternya, sehingga ketika merasakan sakit kembali
mereka membeli obat yang pernah diresepkan di warung atau toko obat tanpa
merasa perlu berkonsultasi dahulu dengan dokter. Padahal penggunaan obat
rematik yang tidak tepat bisa menyebabkan efek samping kerusakan lambung atau
saluran cerna (Makmun, 2009).
Obat-Obat OAINS yang biasa dipakai untuk terapi rematik sering
menimbulkan gejala-gejala akibat efek samping dari pemakaiannya, antara lain
gangguan maagh berupa rasa sakit pada ulu hati, mual, muntah, perlukaan bahkan
tukak di lambung dan usus duabelas jari. Dan dapat menimbulkan erosi klinis
dilambung sehingga terjadi pendarahan saluran cerna bagian atas yang bisa
berlanjut dengan kematian (Fahrial, 2008).
OAINS/AINS diharapkan sebagai antinyeri rematik apabila sediaan sudah
terbukti terdistribusi ke sinovium, mula kerja AINS yang segera (dini), masa kerja
AINS yang lama (panjang), bahan aktif AINS bukan rasemik, bahan aktif AINS
bukan prodrug, efeksamping AINS yang minimal, memberikan interaksi yang
minimal, mekanisme kerja multifaktor.
Berdasarkan uraian diatas, prevalensi penyakit Osteoarthritis yang
insidensinya semakin meningkat dan banyaknya kasus seperti polifarmasi serta
komplikasi yang di derita oleh pasien Osteoarthritis, maka diperlukan evaluasi
mengenai rasionalitas penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid. Oleh karena itu
peneliti hendak melakukan penelitian pada pasien rawat jalan di RSUD
Kabupaten Subang dari Januari hingga Desember 2014, yaitu mengenai
Rasionalitas Penggunaan Obat Anti-Inflamasi Non-steroid pada pasien
Osteoarthritis.
3
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.2 Rumusan Masalah Pada banyak kasus nyeri seringkali di resepkan dengan Obat Anti-
Inflamasi Non-steroid atau yang disebut dengan OAINS/NSAID (Non-steroid
Anti-Inflamation Drugs), khususnya pada kasus pasien rematik Osteoarthritis.
Namun sejauh ini jarang sekali ada pengkajian terhadap rasionalitas penggunaan
obat-obat tersebut yang di tinjau dari Ketepatan Diagnosis, Ketepatan Indikasi,
Ketepatan Obat, Ketepatan Dosis, Tepat Pasien dan Ketepatan Cara
pemberian.Sebagaimana diketahui bahwa Obat-Obat NSAID bila digunakan
dengan tidak memperhatikan rasionalitasnya sehingga sering terjadi efek yang
tidak diinginkan, karena itu rasionalitas perlu diperhatikan dalam pengobatan
Osteoarthritis.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui rasionalitas yang ditinjau dari Ketepatan Diagnosis,
Ketepatan Indikasi, Ketepatan Obat, Ketepatan Dosis, Tepat Pasien dan Ketepatan
Cara pemberianpenggunaan obat antinyeri OAINS pada pasien rematik
osteoarthritis sehingga tidak terjadiefek yang merugikan.
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui rasionalitas yang ditinjau dari Ketepatan Diagnosis,
Ketepatan Indikasi, Ketepatan Obat, Ketepatan Dosis, Tepat Pasien dan Ketepatan
Cara pemberian penggunaan obat antinyeri OAINS pada pasien rematik
osteoarthritis yang berobat jalan di RSUD Kabupaten Subang.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara Metodologi
Metode dalam penelitian ini dapat digunakan untuk mengkaji rasionalitas
(berdasarkan tepat diagnosis, tepat dosis, tepat indikasi, tepat pasien, tepat rute
pemberian, tepat obat) penggunaan Obat pada penyakit lainnya di RSUD
Kabupaten Subang dan di Rumah Sakit lainnya.
4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1.4.2 Secara Aplikatif
Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai informasi untuk membuat
kebijakan dalam penggunaan obat anti inflamasi non steroid sebagai obat
antinyeri dan rematik di RSUD Kabupaten Subang.
1.4.3 Untuk peneliti lainnya
Penelitian ini dapat menjadi referensi dalam mengkaji rasionalitas baik
Obat Anti-Inflamasi Non-steroid atau obat lainnya.
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Rasionalitas Obat Rational Use Of Medicine (RUM) atau yang dikenal dengan Penggunaan
Obat Secara Rasional (POR) merupakan suatu kampanye yang disebarkan ke
seluruh dunia, juga di Indonesia.
Penggunaan obat dikatakan rasional bila (WHO 1985) bila pasien
menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang
adekuat dan dengan harga yang paling murah untuk pasien dan masyarakat.
Penggunaan obat dianggap rasional menurut Modul Penggunaan Obat Rasional
yang dikeluarkan Kemenkes tahun 2011, apabila memenuhi kriteria :
2.1.1 Tepat Diagnosis
Penggunaan obat yang rasional salah satunya adalah harus sesuai diagnosis
yang benar, sehingga obat sesuai indikasi yang seharusnya. Ketepatan diagnosis
menjadi langkah awal dalam sebuah proses pengobatan karena ketepatan
pemilihan obat dan indikasi akan bergantung pada diagnosis penyakit pasien.
Pada pengobatan oleh tenaga kesehatan, diagnosis merupakan wilayah kerja
dokter. Sedangkan pada swamedikasi oleh pasien, apoteker mempunyai peran
sebagai second opinion untuk pasien yang telah memiliki self-diagnosis.
2.1.2 Tepat indikasi penyakit
Pengobatan didasarkan atas keluhan individual dan hasil pemeriksaan fisik yang
akurat. Setiap obat mempunyai tujuan terapi yang spesifik, misalkan antibiotik
diindikasikan untuk infeksi bakteri sehinnga obat ini di berikan untuk penyakit
yang terdapat indikasi dengan infeksi bakteri.
2.1.3 Tepat Pemilihan Obat
Yaitu memberikan obat yang sebenarnya diperlukan untuk penyakit yang
diderita pasien, dalam kasus ini banyak sekali pemakaian antibiotika pada setiap
penyakit yang diderita pasien yang sebenarnya tidak diperlukan.
Keputusan untuk melakukan upaya terapi diambil setelah diagnosis
6
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ditegakkan dengan benar. Dengan demikian, obat yang dipilih harus yang
memiliki efek terapi sesuai dengan spektrum penyakit.
2.1.4 Tepat Dosis
Pemberian obat memperhitungkan umur, berat badan dan kronologis penyakit.
Pemberian obat dengan dosis yang berlebihan khususnya untuk yang rentang
terapinya sangat sempit akan beresiko timbulnya efek samping. Sebaliknya
apabila dosis yang diberikan kurang maka tidak akan memberikan efek teurapetik
yang diinginkan.
2.1.5 Tepat Cara Pemberian
Masih banyak terjadi kesalahan di masyarakat akan cara mereka
mengkonsumsi obat karena kurangnya informasi yang di dapat ketika obat di
serahkan ke tangan mereka. Seperti contohnya obat Antasida yang ketika
dikonsumsi harus dikunyah, atau bahkan larangan Antibiotik dikonsumsi
bersamaan dengan susu karena akan membentuk ikatan sehingga akan sulit di
absorbsi dan menurunkan efektivitasnya.
2.1.6 Tepat Interval Waktu Pemberian
Jarak minum obat sesuai dengan aturan pemakaian yang telah ditentukan.
Pemberian obat hendaknya diberikan sesederhana dan se-praktis mungkin agar
mudah dipatuhi oleh pasien. Pemberian obat dengan interval waktu 4x/hari lebih
besar kemungkinaan ketidak patuhan pasien dalam mengkonsumsi obat dibanding
dengan interval waktu pemberian yang hanya 3x/hari, dan harus diberi pengertian
bahwa obat dengan 3x/hari itu diminum setiap 8 jam.
2.1.7 Tepat penilaian kondisi pasien
Respon individu terhadap efek obat sangat beragam. Hal ini lebih jelas
terlihat pada beberapa jenis obat seperti teofilin dan aminoglikosida. Beberapa
kondisi berikut harus dipertimbangkan sebelum pemberian obat.
- β-bloker (misalnya propranolol) hendaknya tidak diberikan pada penderita
hipertensi yang memiliki riwayat asma, karena obat ini memberi efek
7
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
bronkhospasme.
- Antiinfl amasi Non Steroid (AINS) sebaiknya juga dihindari pada penderita
asma, karena obat golongan ini terbukti dapat mencetuskan serangan asma.
- Peresepan beberapa jenis obat seperti simetidin, klorpropamid, aminoglikosida
dan allopurinol pada usia lanjut hendaknya ekstra hati-hati, karena waktu
paruh obatobat tersebut memanjang secara bermakna, sehingga resiko efek
toksiknya juga meningkat pada pemberian secara berulang.
- Peresepan kuinolon (misalnya siprofl oksasin dan ofloksasin), tetrasiklin,
doksisiklin, dan metronidazol pada ibu hamil sama sekali harus dihindari,
karena memberi efek buruk pada janin yang dikandung.
2.1.8 Tepat Informasi
Informasi yang tepat dan benar akan membantu dalam pencapaian efek
teurapetis yang diinginkan, dan meminimalisir efeksamping yang tidak diinginkan
dari obat yang dikonsumsi.
Sebagai contoh:
- Peresepan rifampisin akan mengakibatkan urine penderita berwarna merah.
Jika hal ini tidak diinformasikan, penderita kemungkinan besar akan
menghentikan minum obat karena menduga obat tersebut menyebabkan
kencing disertai darah. Padahal untuk penderita tuberkulosis, terapi dengan
rifampisin harus diberikan dalam jangka panjang.
- Peresepan antibiotik harus disertai informasi bahwa obat tersebut harus
diminum sampai habis selama satu kurun waktu pengobatan (1 course of
treatment), meskipun gejala-gejala klinik sudah mereda atau hilang sama
sekali. Interval waktu minum obat juga harus tepat, bila 4 kali sehari berarti
tiap 6 jam. Untuk antibiotik hal ini sangat penting, agar kadar obat dalam
darah berada di atas kadar minimal yang dapat membunuh bakteri penyebab
penyakit.
2.2 Rematik 2.2.1Definisi
Rematik merupakan penyakit yang menyerang sendi dan tulang atau
8
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
jaringan penunjang sekitar sendi, golongan penyakit ini merupakan penyakit
autoimun yang banyak diderita oleh kalangan lansia (usia 50 tahun
keatas).(Junaidi, 2006). Dan penyakit ini sering menyerang perempuan pada usia
40 tahun (Arif Muttaqin, 2008).
2.2.2 Mekanisme terjadinya nyeri rematik dan tempat kerja antinyeri
Nyeri timbul oleh karena aktivasi dan sensitisasi sistem nosiseptif, baik
perifer maupun sentral. Dalam keadaan normal, reseptor tersebut tidak aktif.
Dalam keadaan patologis, misalnya inflamasi, nosiseptor menjadi sensitive
bahkan hipersensitif. Adanya pencederaan jaringan akan membebaskan berbagai
jenis mediator inflamasi, seperti prostaglandin, bradikinin, histamin dan
sebagainya. Mediator inflamasi dapat mengaktivasi nosiseptor yang menyebabkan
munculnya nyeri. AINS mampu menghambat sintesis prostaglandin (PG) dan
sangat bermanfaat sebagai antinyeri.
Berawal dari perubahan fosfolipid menjadi asam arakidonat yang
merupakan substrat bagi enzim prostaglandin endoperoxide synthase (PGHS;
COX, cyclooxygenase) menjadi PGG2, dan reduksi peroxidative PGG2 menjadi
PGH2. Selanjutnya sebagai bahan baku prostaglandin, endoperoxide PGH2
dirubah menjadi berbagai prostaglandin. Saat ini dikenal dua iso-enzim COX,
yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1 sebagai enzim "constitutive" merubah PGH2
menjadi berbagai jenis prostaglandin (PGI2, PGE2) dan tromboxan (TXA2) yang
dibutuhkan dalam fungsi homeostatis. COX-2 yang terdapat di dalam sel-sel imun
(macrophage dll), sel endotel pembuluh darah dan fibroblast sinovial, sangat
mudah diinduksi oleh berbagai mekanisme, akan merubah PGH2 menjadi PGE2
yang berperan dalam kejadian inflamasi, nyeri dan demam. Oleh karena itu COX-
2 dikenal sebagai enzim "inducible". Pada kenyataannya, baik COX-1 dan COX-2
adalah isoenzim yang dapat diinduksi (Lelo, 2001).
Sepuluh tahun yang lalu, Wittenberg dkk (1993) membuktikan bahwa dari
jaringan sinovium dilepaskan berbagai eicosanoid prostaglandin E2 (PGE2), 6-
keto-PGF1 alpha, leukotriene B4 (LTB4), dan LTC4, tapi bukan dari bagian
rawan atau tulang sendi. Grup peneliti ini juga menemukan bahwa diclofenak dan
indomethacin dapat menghambat pembebasan prostaglandin, tanpa mempengaruhi
9
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
produksi leukotriene.
2.2.3Etiologi & Klasifikasi Rematik
Penyebab Rematik berdasarkan klasifikasinya adalah:
2.2.3.1 Osteoarthritis
Osteoartritis (OA) merupakan bentuk artritis yang paling sering ditemukan
di masyarakat, bersifat kronis, berdampak besar dalam masalah kesehatan
masyarakat. Osteoarthritis tidak hanya mengenai rawan sendi namun juga
mengenai seluruh sendi, termasuk tulang subkondral, ligamentum, kapsul dan
jaringan synovial serta jaringan ikat periartikular. Pada stadium lanjut rawan sendi
mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fissura dan ulserasi
yang dalam pada permukaan sendi.
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah :
a. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan
adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin meningkat
dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah pada anak-anak,
jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur diatas 60 tahun.
b. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi, dan lelaki lebih sering
terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keeluruhan
dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada laki dan wanita
tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak pada wanita dari pada
pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
c. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada
ibu dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal
terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan anak-
anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari pada ibu
dananak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
10
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
d. Suku.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya
terdapat perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis
paha lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia.
Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada
orang kulit putih. Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup
maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
e. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria. Kegemukan
ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang menanggung
beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula).
1. Klasifikasi Osteoarthritis
Osteoarthritis diklasifikasikan berdasarkan etiologi dan lokasi sendi yang
kena. Berdasarkan etiologi, OA dapat terjadi secara primer (idiopatik) maupun
sekunder.
Pada Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Ikatan Reumathology Indonesia
(IRA) tahun 2014 terdapat tabel Klasifikasi OA berdasarkan etiologi dan
berdasarkan lokasi sendi yang kena.
a) Klasifikasi OA berdasarkan Etiologi I. Idiopatik (Primer) II. Sekunder
Tabel 2.1 Klasifikasi OA berdasarkan Etiologi
Metabolik Kelainan Anatomi /
Struktur Sendi Trauma Inflamasi
• Artritis kristal(Gout, calciumpyrophosphatedihy
• Slipped femoral epiphysis
• Epiphyseal dysplasias • Penyakit Blount’s
• Trauma sendi mayor
• Fraktur pada sendiatau
• Semua artropatiinflamasi
• Artritis
11
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dratearthropaty/pseudogout)
• Akromegali • Okronosis(alk
aptonuria)HemokromatosisPenyakit Wilson
• Penyakit Legg-Perthe • Dislokasi koksa
kongenital • Panjang tungkai tidak
sama • Deformitas
valgus/varus • Sindroma hipermobiliti
osteonekrosis • Bedah
tulang(contoh: menisektomi)
• Jejas kronik (artropatiokupasional/terkaitpekerjaan), bebanmekanik kronik(obesitas).
septik
Sumber dari Rekomendasi-IRA-2014
b) Klasifikasi OA berdasarkan lokasi sendi yang terkena
Klasifikasi berikut pada penatalaksanaan OA secara menyeluruh, baik itu secara
farmakologi ataupun Non-farmakologi. Penanganan OA tidak hanya pada sendi
lutut, panggul, lumbal, tetapi juga dapat mengenai sendi-sendi dibawah ini :
Tabel 2.2 Klasifikasi OA berdasarkan lokasi sendi yang terkena
OA Tangan
• Nodus Heberden danBouchard (nodal)
• Artritis erosif interfalang
• Karpal-metakarpal I
OA Vetebra
• sendi apofiseal • sendi intervertebral • spondilosis (osteofit) • ligamentum
(hiperostosis,penyakit Forestier,diffuse idiopathic skeletalhyperostosis=DISH)
OA Lutut • Bony enlargement • Genu valgus • Genu varus
OA ditempat lainnya
• glenohumeral • akromioklavikular • tibiotalar • sakroiliaka • temporomandibular
OA Kaki • haluks valgus • haluks rigidus • jari
kontraktur(hammer/cock-up toes)
• talonavikulare
OA generalisata
/ sistemik
Meliputi 3 atau lebih daerahyang tersebut di atas
OA • eksentrik (superior)
12
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Koksa (Panggul)
• konsentrik (aksial, medial)
• difus (koksa senilis)
2. Langkah-Langkah Penetapan Diagnosis Osteoarthritis
Seperti pada penyakit reumatik umumnya penetapan diagnosis tak dapat
didasarkan hanya pada satu jenis pemeriksaan saja. Biasanya di lakukan
pemeriksaan reumatologi ringkas berdasarkan prinsip pemeriksaan GALS (Gait,
arms, legs, spine). Penegakan diagnosis OA berdasarkan gejala klinis. Tidak ada
pemeriksaan penunjang khusus yang dapat menentukan diagnosis OA.
Pemeriksaan penunjang saat ini terutama dilakukan hanya untuk memonitoring
penyakit dan untuk menyingkirkan kemungkinan arthritis karena sebab lainnya.
Pemeriksaan radiologi dapat menentukan adanya OA, namun tidak berhubungan
langsung dengan gejala klinis yang muncul. Gejala OA umumnya dimulai saat
usia dewasa, dengan tampilan klinis kaku sendi di pagi hari atau kaku sendi
setelah istirahat. Sendi dapat mengalami pembengkakan tulang, dan krepitus saat
digerakkan, dapat disertai keterbatasan gerak sendi. Peradangan umumnya tidak
ditemukan atau sangat ringan. Banyak sendi yang dapat terkena OA, terutama
sendi lutut, jari-jari kaki, jari-jari tangan, tulang punggung dan panggul.
Pada seseorang yang dicurigai OA, direkomendasikan melakukan
pemeriksaan berikut ini:
A) Anamnesis
Ø Nyeri dirasakan berangsur-angsur (onset gradual)
Ø Tidak disertai adanya inflamasi(kaku sendi dirasakan < 30 menit, bila
disertai inflamasi, umumnya dengan perabaan hangat, bengkakyang
minimal, dan tidak disertai kemerahan pada kulit)
Ø Tidak disertai gejala sistemik
Ø Nyeri sendi saat beraktivitas
Ø Sendi yang sering terkena: Sendi tangan: carpo-metacarpal (CMCI),
Proksimal interfalang (PIP) dan distal interfalang (DIP), dan Sendi kaki:
Metatarsofalang (MTP) pertama. Sendi lain: lutut, V. servikal, lumbal, dan
hip.
13
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Faktor risiko penyakit :
Ø Bertambahnya usia
Ø Riwayat keluarga dengan OAgeneralisata
Ø Aktivitas fisik yang berat
Ø Obesitas
Ø Trauma sebelumnya atau adanya deformitas pada sendi yang
bersangkutan.
Penyakit yang menyertai, sebagai pertimbangan dalam pilihan terapi:
Ø Ulkus peptikum, perdarahan saluranpencernaan, penyakit liver.Penyakit
kardiovaskular (hipertensi,penyakit jantung iskemik, stroke, gagal
jantung)
Ø Penyakit ginjal
Ø Asthma bronkhiale (terkaitpenggunaan aspirin atau OAINs)
Ø Depresi yang menyertai
B) Pemeriksaan Fisik
Ø Tentukan BMI
Ø Perhatikan gaya berjalan/pincang?
Ø Adakah kelemahan/atrofi otot
Ø Tanda-tanda inflamasi/efusi sendi?
Ø Lingkup gerak sendi (ROM)
Ø Nyeri saat pergerakan atau nyeri di akhir gerakan.
Ø Krepitus
Ø Deformitas/bentuk sendi berubah
Ø Gangguan fungsi/keterbatasan gerak sendi
Ø Nyeri tekan pada sendi dan periartikular
Ø Penonjolan tulang (Nodul Bouchard’s dan Heberden’s)
Ø Pembengkakan jaringan lunak
Ø Instabilitas sendi
C) Pendekatan untuk Menyingkirkan Kemungkinan Diagnosis Lain.
Ø Adanya infeksi
Ø Adanya fraktur
14
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Ø Kemungkinan keganasan
Ø Kemungkian Artritis Reumatoid
Diagnosis banding yang menyerupai penyakit OA :
Ø Inflammatory arthropaties
Ø Artritis Kristal (gout atau pseudogout)
Ø Bursitis (a.r. trochanteric, Pes anserine)
Ø Sindroma nyeri pada soft tissue
Ø Nyeri penjalaran dari organ lain (referred pain)
Ø Penyakit lain dengan manifestasi artropati (penyakit neurologi, metabolik
dll.)
D) Pemeriksaan Penunjang
Ø Tidak ada pemeriksaan darah khusus untuk mendiagnosis OA.
Pemeriksaan darah membantu menyingkirkan diagnosis lain dan monitor
terapi.
Ø Pemeriksaan radiologi dilakukan untuk klasifikasi diagnosis atau untuk
merujuk ke ortopaedi.
E) Perhatian khusus terhadap gejala klinis dan faktor yang mempengaruhi
pilihan terapi / penatalaksanaan OA.
Ø Singkirkan diagnosis banding.
Ø Pada kasus dengan diagnosis yang meragukan, sebaiknya dikonsulkan
pada ahli reumatologi untuk menyingkirkan diagnosis lain yang
menyerupai OA. Umumnya dilakukan artrosentesis diagnosis.
Ø Tentukan derajat nyeri dan fungsi sendi
Ø Perhatikan dampak penyakit pada status social seseorang
Ø Perhatikan tujuan terapi yang ingin dicapai, harapan pasien, mana yang
lebih disukai pasien, bagaimana respon pengobatannya.
Ø Faktor psikologis yang mempengaruhi.
15
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 2.1 Diagram alur pendekatan diagnosis Osteoarthritis
3. Penatalaksanaan Osteoarthritis
Penatalaksanaan Osteoarthritis menurut Guideline ACR (American
College Of Rheumatology) yang dikutip dari Rekomendasi Ikatan Reumatologi
Indonesia tahun 2014 :
Penderita / pasien yang di duga Osteoarthritis
Diagnosis Pendekatan Klinis Dokumentasi penunjang medis
Riwayat penyakit Radiografi standar* Faktor yang dieksklusi : - Trauma - Kondisi jaringan lunak - Sindroma penjalaran nyeri - Artritis septik/kristal - Hemartrosis
Diagnosis OA berdasarkan kriteria ACR
• Tanggal dilakukannya pemeriksaan Radiografi • Tanggal dilakukannya pemeriksaan Radiografi • Dasar diagnosis OA: Kriteria klasifikasi OA berdasarkan (ACR) • Diagnosis banding
Lakukan penilaian yang menyeluruh
Penilaian pada sendi: - Nyeri, bengkak - Fungsi, gangguan pergerakan - Disabilitas emosi - Disabilitas lainnya Penyakit penyerta: - Penilaian status gizi (BMI) - Risiko jatuh Risiko NSAID: - Usia, Hipertensi, gangguan GI, kardiovaskular, ginjal atau penyakit hati. Risiko pengobatan: - Polifarmasi - Alergi obat/aspirin - Penggunaan diuretik/ACEI - Penggunaan antikoagulan Pendidikan dan sosial ekonomi
• Derajat OA terakhir • Bila menggunakan NSAID periksa tekanan darah, fungsi ginjal • Respon terapi sebelumnya • Penyakit kronis komorbid sebelumnya
Penatalaksanaan Farmakologis dan non-Farmakologis
16
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tahap Pertama:
Terapi Non-Farmakologis
a) Edukasi pasien (Level Of Evidence: II)
b) Program Penatalaksanaan Mandiri (Self-Management Program).
c) Bila berat badan berlebih (BMI > 25), program penurunan berat badan,
minimal penurunan 5% dari berat badan, dengan target BMI 18,5-25.
(Level of evidence: I).
d) Program latihan aerobik (low impact aerobic fitness exercises).(Level of
Evidence: I)
e) Terapi fisik meliputi latihan perbaikan lingkup gerak sendi, penguatan
otot- otot (quadrisep/pangkal paha) dan alat bantu gerak sendi (assistive
devices for ambulation): pakai tongkat pada sisi yang sehat. (Level of
evidence: II)
f) Terapi okupasi meliputi proteksi sendi dan konservasi energi,
menggunakan splint dan alat bantu gerak sendi untuk aktivitas fisik sehari-
hari. (Level of evidence: II)
Tahap Kedua :
Terapi Farmakologis
• Pendekatan Terapi Awal
a) Untuk Osteoarthritis dengan gejala ringan hingga sedang dapat diberikan
obat berikut ini, bila tidak terdapat atau menimbulkan kontraindikasi
dengan pemberian obat tersebut :
§ Acetaminophen (kurang dari 4 gram sehari).
§ Obat Antiinflamasi non-steroid
b) Untuk Osteoarthritis dengan gejala ringan hingga sedang yang mengalami
resiko pada system pencernaan (untuk penderita usia >60 tahun, disertai
penyakit komorbid dengan polifarmaka, riwayat ulkus peptikum, riwayat
perdarahan saluran cerna, mengkonsumsi obat kortikosteroid dan atau
antikoagulan), dapat diberikan salah satu obat berikut ini:
§ Acetaminophen ( kurang dari 4 gram per hari).
§ Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) topikal
§ Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) non selektif, dengan
17
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pemberian obat pelindung gaster (gastro- protective agent).
Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) harus dimulai dengan dosis
analgesik rendah dan dapat dinaikkan hingga dosis maksimal hanya bila
dengan dosis rendah respon kurang efektif. Pemberian OAINS lepas
bertahap (misalnya Na-Diklofenak SR75 atau SR100) agar
dipertimbangkan untuk meningkatkan kenyamanan dan kepatuhanpasien.
Penggunaan misoprostol atau proton pump inhibitor dianjurkan pada
penderita yang memiliki faktor risiko kejadian perdarahan sistem
gastrointestinal bagian atas atau dengan adanya ulkus saluran pencernaan.
(Level of Evidence: I, dan II)
• Cyclooxygenase-2 inhibitor.
(Level of Evidence: II).
Obat-obat tersebut harus secara teratur diberikan kepada pasien gangguan
fungsi liver, dan harus di hindari kepada pasien pecandu alkohol kronis. Pada
pasien yang tidak merespon terhadap Acetaminophen tidak diperbolehkan
mendapatkan terapi sistemik atau dapat diberikan Capcaisin topikal atau
methylsalicylate cream.
Untuk nyeri sedang hingga berat, dan disertai pembengkakan sendi, aspirasi
dan tindakan injeksi glukokortikoid intraartikular (misalnya triamsinolone
hexatonide 40 mg) untuk penanganan nyeri jangka pendek (satu sampai tiga
minggu) dapat diberikan, selain pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid per
oral (OAINS).
v Pendekatan Terapi Alternatif Bila pada terapi awal tidak menunjukan hasil/respon yang adekuat maka
dapat dilakukan terapi alternative sebagai berikut :
a. Pada penderita dengan keluhan nyeri sedang hingga berat, dan memiliki
riwayat kontraindikasi pemberian COX-2 inhibitor spesifik dan OAINS,
maka dapat diberikan Tramadol (200-300 mg dalam dosis terbagi).
Manfaatnya dalam pengendalian nyeri OA sedang hingga berat, akantetapi
dibatasi dengan adanya efeksamping mual (30%), konstipasi (23%),
pusing (20%), somnolen (18%) dan muntah (13%).
b. Terapi intraartikular seperti pemberian hyaluronan (Level of Evidence: I
dan II) atau kortikosteroid jangka pendek (satu hingga tiga minggu) pada
18
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
OA lutut. (Level of Evidence: II)
c. Kombinasi :
Metaanalisis membuktikan:
Manfaat kombinasi paracetamol-kodein meningkatkan efektifitas
analgesik hingga 5% dibandingkan paracetamol saja, namun efek
sampingnya lebih sering terjadi: lebih berdasarkan pengalaman klinis.
Bukti-bukti penelitian klinis menunjukkan kombinasi ini efektif untuk
non-cancer related pain.
2.2.3.2 Arthritis Remathoid
Pasien Arthritis Remathoid menunjukkan gejala umum cepat lelah, karena
Artritis rematoid merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan berakibat seluruh organ tubuh.
Terlibatnya sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini
berkembang lebih lanjut sesuai dengan sifat progresifitasnya.Reumatoid artritis
(RA) merupakan suatu penyakit autoimun dimana etiologinya tidak diketahui dan
biasanya mengefek sendi kecil dan besar. (Dubey, S., & Adebajo, A., 2008). Kira-
kira 20% dari pasien, onset RA adalah akut. Beberapa pasien akan rasa tidak enak
untuk beberapa bulan, tetapi yang lain mengalami disabilitas yang parah.Remisi
spontan bisa terjadi, tetapi jika penyakit berlanjutan lebih dari 2 tahun, maka
remisi spontan tidak bisa terjadi. (Dubey, S., Adebajo, A., 2008).RA mungkin
merupakan suatu manifestasi dari respon terhadap suatu agen infeksi dalam
individu yang rentan terkena secara genetik (genetically susceptiblehost). Agen-
agen yang mungkin menjadi penyebab adalah Mycoplasma, virus Epstein-Barr
(EBV), cytomegalovirus, parvovirus, dan rubella. (Fauci, A.S., & Langford, C.A.,
2006).
2.2.3.3 Polimialgia Rematik
Penyakit ini merupakan suatu sindrom yang terdiri dari rasa nyeri dan
kekakuan yang terutama mengenai otot ekstremitas proksimal, leher, bahu dan
panggul. Terutama mengenai usia pertengahan atau usia lanjut sekitar 50 tahun
keatas.
19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3 OAINS (Obat Anti Inflamasi Non-steroid) Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) merupakan obat yang dapat
mengurangi inflamasi dan meredakan nyeri melalui penekanan pembentukan
prostaglandin (PG) dengan cara menghambat enzim cyclooxygenase
(COX).OAINS merupakan obat yang banyak diresepkan, terutama untuk keluhan
sakit Rematik dan sakit peradangan lainnya untuk menekan atau mengurangi rasa
sakit yang di derita oleh pasien. Namun kehati-hatian dalam penggunaan OAINS
di masyarakat masih sangat kecil tingkat kesadarannya, karena banyak dari
masyarakat menggunakan OAINS tanpa aturan yang benar untuk semakin
menekan rasa sakit yang diderita dan rasa sakit itu segera hilang. Berbagai
keadaan tersebut mengakibatkan lebih 100.000 orang dirawat di RS setiap tahun
karena efek samping OAINS, dengan angka kematian sekitar 10.000-20.000 orang
(Soeroso, 2008).
2.3.1 OAINS sebagai antinyeri rematik
Sediaan AINS yang mampu menghambat sintesis mediator nyeri
prostaglandin mempunyai struktur kimia yang heterogen dan berbeda di dalam
farmakodinamiknya. Oleh karena itu berbagai cara telah diterapkan untuk
mengelompokkan AINS, apakah menurut 1). struktur kimia, 2). tingkat keasaman
dan 3). ketersediaan awalnya (pro-drug atau bukan) dan sekarang berdasarkan
selektivitas hambatannya pada COX-1 dan COX-2, apakah selektif COX-1
inhibitor, non-selektif COX inhibitor, preferentially selektif COX-2 inhibitor dan
sangat selektif COX-2 inhibiotr.
Khasiat suatu AINS sangat ditentukan kemampuannya menghambat
sintesis prostaglandin melalui hambatan aktivitas COX. Dari penelitian Duffy dkk
(2003) diketahui bahwa kadar PGE2 penderita rematik di plasma berkurang
setelah pemberian diklofenak (dari 28.15 +/- 2.86 ng/mL menjadi 0.85 +/- 2.86
ng/mL setelah 4 jam pemberian) dan nimesulide (dari 24.45 +/- 2.71 ng/mL
menjadi 1.74 +/- 2.71 ng/ mL setelah 2 jam pemberian) dan di cairan sinovium
berkurang setelah pemberian diklofenak dan nimesulide (dari 319 +/- 89 pg/mL
menjadi 235 +/- 72 pg/mL setelah 4 jam pemberian) bahkan pada pemakaian
jangka lama kadar PGE2 di cairan sinovium dapat turun menjadi 61 +/- 24 pg/
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mL. Aspirin dan meloxicam juga mampu menurunkan kadar prostaglandin di
darah dan cairan sinovium (Jones dkk, 2002).
Dari berbagai uji klinik pada penderita osteoarthritis ditunjukkan bahwa
AINS baik yang non-selektif (naproxen) maupun selektif menghambat aktivitas
COX-2 (celecoxib) berkhasiat dalam mengurangi nyeri rematik (Bensen dkk,
1999). Hasil temuan yang sama dilaporkan antara rofecoxib dan ibuprofen (Ehrich
dkk, 1999) serta diclofenac (Cannon dkk, 2000). Simon dkk (1999) mengkaji
khasiat anti-nyeri celecoxib dan naproxen pada penderita rheumatoid arthritis.
Kelompok peneliti ini menemukan bahwa kedua AINS ini efektif dalam
menanggulangi nyeri dan inflamasi pada penderita rheumatoid arthritis. Namun,
kelihatannya makin lebih selektif suatu AINS menghambat COX-1 makin
berkurang khasiatnya sebagai antiinflamasi, dan sebaliknya dengan sediaan yang
makin lebih selektif menghambat COX-2.
Penggunaan AINS sebagai sediaan analgetika tunggal akan menunjukkan
efek mengatap (ceiling effect). Niederberger dkk (2001) menunjukkan kejadiaan
tersebut pada celecoxib, dimana dengan dosis 800 mg per-hari memberikan
khasiat analgetik yang tidak lebih besar daripada dosis optimum yang dianjurkan
(200 mg), malah lebih rendah daripada dosis 200 mg per-hari. Oleh karena semua
AINS menunjukkan efek mengatap (ceiling effect) yang akan membatasi
khasiatnya pada penanggulangan nyeri rematik yang makin meningkat parah,
sehingga penggunaan dosis yang lebih besar dari yang semestinya tidak
dianjurkan.
2.3.2 Pertimbangan farmakologi dalam pemilihan AINS sebagai antinyeri
rematik
AINS sebagai antinyeri paling bermanfaat bila nyeri disertai dengan
adanya proses inflamasi. Secara farmakologis, AINS yang diinginkan sebagai
antinyeri rematik adalah sediaan yang sudah terbukti:
a. Terdistribusi ke sinovium
Dalam pengobatan radang sendi yang merupakan organ sasaran AINS
adalam membran sinovium. Tangkapan ion AINS (yang umumnya bersifat asam
lemah) di lingkungan intraseluler yang lebih alkalis akan memacu ambilannya di
sendi yang mengalami peradangan. Hal ini jelas akan memberikan nilai tambah
21
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam khasiat klinis suatu AINS (Borenstein, 1995). Borenstein (1995) berhasil
memantau keberadaan AINS yang bersifat asam lemah (naproxen, oxaprozin dan
piraoxicam) di sinovium.
Berdasarkan telusuran kepustakaan yang telah dilakukan, sangat terbatas
ragam AINS yang terbukti mampu merembes ke sinovium, diantaranya
diclofenac, ibuprofen, ketoprofen, meloxicam dan naproxen. Cukup banyak
sediaan AINS yang diberikan secara topikal dalam penanggulangan nyeri
inflamasi sendi. Beberapa sediaan AINS diklofenak, ketoprofen dan meloxicam
ternyata mampu merembes ke dalam kulit dan sampai ke sinovium. Secara
farmakologis sediaan AINS seperti inilah yang diharapkan akan memberikan
khasiat antinyeri rematik yang nyata.
b. Mula kerja OAINS yang segera (dini)
Mula kerja obat biasanya berkaitan dengan kecepatan penyerapan obat,
makin cepat kadar puncak obat tercapai makin dini efek AINS muncul.
Diklofenak bila diberikan peroral akan diserap dengan cepat dan sempurna akan
memberikan mula kerja yang segera. Contoh sediaan AINS lain yang juga cepat
penyerapannya adalah asam mefenamat, ibuprofen, ketoprofen, nimesulide dan
lainnya.
Selain itu, kerja suatu AINS sangat dipengaruhi oleh distribusinya ke
cairan sinovium. Diklofenak yang terdistribusi ke cairan sinovium menunjukkan
hubungan konsentrasi-efek diklofenak (Davies & Anderson, 1997). Suatu hal
yang perlu menjadi catatan bahwa distribusi AINS ke cairan sinovium akan
meningkat pada fase inflamasi. Misalnya meloxicam, ratio konsentrasi di cairan
sinovium / di plasma pada inflamasi akut (0,58) lebih besar daripada tanpa
inflamasi (0,38) (Lapicque dkk, 2000).
c. Masa kerja OAINS yang lama (panjang)
Biasanya, makin panjang waktu paruh AINS makin lama masa kerja
AINS. Sebaiknya suatu AINS bekerja lama kalau perlu lebih dari 24 jam sehingga
barangkali cukup diberikan satu kali dalam satu minggu. Salah satu derivate
oxicam (meloxicam) memiliki waktu paruh sekitar 20 jam, membuat sediaan ini
22
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
layak untuk diberikan sekali sehari (Davies & Skjodt, 1999). Namun di sisi lain
makin panjang waktu paruh AINS (misalnya t ½ piroxicam = 50 jam atau lebih
dari 2 hari 2 malam ) makin mudah terjadi akumulasi (penumpukan) AINS di
dalam tubuh penderita. Apa bila AINS tersebut diberikan lebih sering, sudah tentu
sebagai akibatnya makin mudah terjadi efek toksik AINS dengan segala resiko.
Upaya untuk memperpanjang masa kerja AINS dengan waktu paruh
singkat (misalnya ibuprofen dan diklofenak) dapat dilakukan merubah
formulasinya menjadi sediaan lepas lambat. Sediaan lepas lambat memiliki
kelebihan dalam hal tidak adanya perubahan waktu paruh sediaan, dengan kata
lain secara farmakologis lebih aman daripada AINS dengan waktu paruh panjang.
Suatu hal yang perlu dicatat adalah apabila suatu sediaan AINS telah
terdistribusi ke sinovium biasanya akan memberikan waktu paruh yang lebih
panjang daripada yang ada di plasma (Audeval-Gerard dkk, 2000). Setelah
pemberian piroxicam (20 mg), kadar AINS di plasma (2.51+/-0.25 microg/ml)
lebih tinggi daripa di cairan sinovium (1.31+/-0.76 microg/ml), tetapi waktu paruh
di cairan sinovium (90.7 h) lebih panjang daripada yang di plasma (32.5 h)
(Bannwart dkk, 2001).
2.3.3 Obat Analgesik AntI-Inflamasi Non-steroid
Tabel 2.3.3Obat Analgesik AntI-Inflamasi Non-steroid
Carboxylic acids Enolic Acids Non-Acidic Compounds
Phenylacetic Acids Pyrazolones Nabumetone
Diclofenak Fenilbutazon
Anclofenac Azapropazon
fenclofenac Oksifenbutazon
Carbo and heterocyclic
acids
Oxicams
Indometacin Piroksikam
Sulindak Tenoksikam
Tolmetin Meloxicam
Etodolac
23
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Salicylic acids
Ibuprofen
Fenbufen
Ketoprofen
Fenoprofen
Flurbiprofen
Naproxen
Oxaprozin
Tiaprofenic acid
Fenamic Acids
Meclofenamic acid
Flufenamic acid
mefenamic
2.3.4 Obat Analgesik dan OAINS berdasarkan Formularium RSUD
Kabupaten Subang.
Tabel 2.3.4 Obat terapi berdasarkan Formularium RSUD kab. Subang
No Sub kelas Terapi Nama generik Sediaan /
kekuatan
1
Analgesik Non Narkotik 1. Ibuprofen tab. 200 mg
tab. 400 mg
Sirup 100
mg/5 ml
Suspensi 200
mg/5 ml
2. Parasetamol Tab. 500 mg
Sirup 120
mg/5 ml
Drop 100
mg/ml btl (60
mg/0,6 ml)
3. Asam mefenamat Kapsul/kaplet
24
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
500 mg
4. Tramadol Kapsul 50 mg
Injeksi 50 mg
5. Ketorolac Injeksi 30
mg/ml
6. Natrium diclofenak Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
7. Ketoprofen Suppositosria
100 mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injeksi
8. Deksketoprofen Tab. 25 mg
Injeksi 50 mg/
2 ml
9. Meloksikam Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
10. Kombinasi
(metampiron 500
mg+diazepam 2
mg)
Kaplet
11. Metampiron Injeksi
Tablet
12. Metamizol Injeksi
2 Antipirai 1. Alopurinol Tab. 100 mg
Tab. 300 mg
2.4 Profil RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kabupaten Subang Nama : Rumah Sakit Umum Daerah
Instansi : Kelas B
Alamat : Jln. Brigjen Katamso No. 37, Dangdeur, Subang
Telepon : (0260) 411421
25
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Visi : Terwujudnya Rumah Sakit Daerah pilihan dan Terpercaya melalui
pelayanan prima yang berwawasan Lingkungan Tahun 2023.
Misi :
a) Penyelenggaraan pelayanan Rumah Sakit yang berkualitas dengan
berorientasi pada kepuasan pelanggan;
b) Menerapkan sistem manajemen yang professional, transparan dan
akuntable;
c) Membangun Rumah Sakit dengan konsep nyaman, aman dan
Hommy;
d) Meningkatakan sumber daya dalam rangka pengembangan bisnis
rumah sakit.
2.3.4 Pelayanan Dokter di RSUD Kabupaten Subang.
a) Dokter Spesialis Penyakit Dalam.
b) Dokter Spesialis Syaraf.
c) Dokter Spesialis Mata.
d) Dokter Spesialis Ortopedi.
e) Dokter Spesialis THT.
f) Dokter Spesialis Jiwa dan Psikotest.
g) Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin.
h) Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan.
i) Dokter Spesialis Bedah.
j) Dokter Spesialis Anak.
k) Dokter Spesialis Anestesi.
l) Dokter Gigi dan Bedah Mulut.
m) Dokter Spesialis Rehabilitasi.
n) Dokter Spesialis Patologi Anatomi.
o) Dokter Spesialis Radiologi.
p) Dokter Akupuntur.
q) Dokter Umum.
26
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Pada tahun 1999 Rumah Sakit Daerah Kelas B Kabupaten Subang telah
lulus akreditasi untuk 5 bidang pelayanan. Keberhasilan ini terus ditingkatkan
dengan terus meningkatkan kualitas pelayanan, melalui SK Dirjen Pelayanan
Medik No. H.K.00.06.3.5.248 tentang pemberian status akreditasi penuh tingkat
lanjut 12 (dua belas) pelayanan untuk keseluruhan 12 pelayanan.
Sejak 12 April 2007 melalui SK Menteri Kesehatan No.
484/Menkes/SK/IV/2007. Telah dinyatakan sebagai rumah sakit pemerintah kelas
B Non-Pendidikan. Manajemen rumah sakit terus meningkatkan cakupan dan
kualitas pelayanan dalam pengembangan organisasi.
27
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 3
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL,
HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep
Gambar 3.1Kerangka Konsep
Medical Record Pasien OsteoArthritis
Obat Anti-inflamasi Non Steroid
Asam karboksilat • Asam asetat
• Dervat asam
Salisilat
• Derivat asam
fenamat
Asam Enolat • Derivat
pirazolon
• Derivat
Oksikam
Rasionalitas
1. Tepat Diagnosis 2. Tepat Pemilihan Obat 3. Tepat Indikasi 4. Tepat Dosis Yang
Digunakan 5. Tepat Cara
Pemberian 6. Tepat Pasien
Tepat Tidak Tepat
RASIONAL TIDAK RASIONAL
28
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.2 Definisi Operasional
Tabel 3.1Definisi Operasional
No. Nama
Variabel
Definisi
Operasional
Cara
Pengukuran
Hasil
Pengukuran
1. Pasien Pasien penderita
Osteoarthritis yang
berobat rawat Jalan
ke RSUD Kabupaten
Subang
Membaca data
rekam medis
pasien
Pasien
menderita
Osteoarthritis
2. Rasionalitas Suatu ukuran
rasional obat yang
sesuai dengan
kondisi pasien dan
ditinjau dari tepat
diagnosis, tepat
indikasi, tepat
pemilihan obat, tepat
dosis, tepat cara
pemberian, tepat
pasien
Melihat dan
membaca
rekam medis
pasien.
1. Rasional
2. Tidak
Rasional
3. Obat Anti
Inflamasi
Non steroid
untuk pasien
OA
Obat anti inflamasi
non steroid yang
digunakan untuk
terapi pasien
osteoarthritis
Membaca data
rekam medis
pasien
Pasien
mendapatkan
obat OAINS
4. Demografi
pasien
Demografi
pasien adalah
penyebaran pasien
yang dapat dilihat
dari karakteristik
pasien (jenis
kelamin, usia, dan
Melihat dari
pusat SIM
(Sumber
Informasi
Manajemen)
Rumah sakit
dan membaca
1. Inklusi
2. Eksklusi
29
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
jenis arthritis).
rekam medis
pasien.
5. Penggolonga
n Obat
antiinflamasi
non steroid
penggolongan Obat
Anti-Inflamasi Non-
steroid yang
digunakan untuk
pengobatan
Osteoarthritis
Dengan
membaca obat-
obat yang
digunakan di
rekam medis
pasien.
1. Asam
karboksilat
2. Asam
Enolat
6. Usia Rentang usia pasien
penderita
osteoarthritis yang
berobat ke RSUD
Kabupaten Subang
Membaca data
rekam medis
pasien
Pasien usia >
40 tahun
7. Jenis kelamin Kondisi fisik yang
menentukan status
seseorang laki-laki
atau perempuan
Membaca data
rekam medis
pasien
1. Laki-laki
2. Perempuan
8. Tepat
Diagnosis
ketepatan dalam
penentuan jenis
penyakit dengan
memeriksa gejala-
gejalanya dan sesuai
dengan pedoman
penegakkan
diagnosis.
1. Tepat
2. Tidak tepat
9. Tepat
Indikasi
ketepatan pemilihan
Obat Anti-Inflamasi
Non-Steroid yang
sesuai dengan
indikasi berdasarkan
pedoman
pengobatan.
Membaca
rekam medis
pasien
1. Tepat
2. Tidak
tepat
10. Tepat ketepatan pemilihan Membaca data 1. Tepat
30
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pemilihan
obat
Obat Anti-Inflamasi
Non-steroid pada
pasien yang di rawat
jalan berdasarkan
algoritma
pengobatan dan
formularium
pengobatan
Osteoarthritis yang
dikeluarkan oleh
RSUD Kabupaten
Subang yang
disesuaikan dengan
pengobatan yang
telah diberikan
sebelumnya.
Rekam Medis
Pasien
2. Tidak
Tepat
11. Tepat dosis pemberian obat yang
diberikan oleh
petugas kesehatan
yang sesuai dengan
perhitungan yang
sudah tercantum
dalam pedoman
pengobatan.
Membaca data
pada rekam
medis pasien
1. Tepat
2. Tidak
Tepat
12. Tepat cara
pemberian
obat
pemberian obat yang
dilakukan oleh
petugas kesehatan
yang sesuai dengan
kondisi pasien.
Membaca
menganalisa
data rekam
medis pasien
1. Tepat
2. Tidak
Tepat
13. Tepat pasien ketika dokter
mendiagnosa pasien
hasilnya sesuai
Melihat dan
menganalisa
data di rekam
1. Tepat
2. Tidak
tepat
31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dengan keluhan-
keluhan yang
dirasakan oleh
pasien dan begitu
juga obat yang
diberikan sesuai
diagnosis pasien
medis pasien
14. Tepat
Informasi
informasi yang
diterima pasien
sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Membaca dan
menganalisa
data di rekam
medis pasien
1. Tepat
2. Tidak
tepat
3.2.1 Usia
Penggolongan usia pasien berdasarkan Departemen Kesehatan RI (DEPKES RI,
2009). DEPKES RI mengklasifikasikan Usia menjadi 8 Kategori, yaitu :
1. 5-11 tahun : Masa kanak-kanak
2. 12-16 tahun : Masa remaja awal
3. 17-25 tahun : Masa remaja akhir
4. 25-35 tahun : Masa dewasa awal
5. 36-45 tahun : Masa dewasa akhir
6. 46-55 tahun : Masa lansia awal
7. 56-65 tahun : Masa lansia akhir
8. 65-sampai diatas : Manula
3.3 Hipotesis Berdasarkan uraian pada latar belakang, rumusan masalah, yang didukung
oleh kajian teoritis, maka hipotesis yang dapat dikemukakan adalah sebagai
berikut:
• OAINS banyak digunakan untuk penggunaan terapi pada pasien
Osteoarthritis.
• Rasionalitas obat OAINS ditinjau dari tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat
pemilihan obat, tepat dosis, tepat cara pemberian, tepat pasien.
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pasien Rawat jalan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Subang dengan alamat Jl. Brigjen Katamso No. 37 Kabupaten
Subang.
4.2 Waktu Penelitian
Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2015.
Analisa data dilaksanakan dari bulan Februari 2015 sampai Maret 2015.
4.3 Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder, yakni
berupa catatan Rekam Medis pasien penderita Ostoearthritis di Instalasi Rawat
Jalan Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Subang selama februari-maret 2015.
Penelitian ini berupa observasional berdasarkan rekam medis pasien,
melihat ke belakang peristiwa yang terjadi di masa lalu, dalam hal ini dilihat dari
rekam medis pasien periode januari-desember 2014. Desain yang digunakan
adalah Cross Sectional, yaitu pengumpulan data variabel untuk mendapatkan
gambaran rasionalitas penggunaan Obat Anti-Inflamasi Non-steroid pada pasien
yang berobat rawat jalan sebagai variabel terikat pada suatu waktu tertentu.
Analisa yang dilakukan adalah secara deskriptif yaitu dengan
menggambarkan frekuensi ketepatan indikasi, ketepatan diagnosis, ketepatan
pemilihan obat, ketepatan pasien, ketepatan regimen dosis, ketepatan pasien,
ketepatan informasi,ketepatan cara pemberian Anti-Inflamasi Non steroid pada
pasien.
4.4 Populasi dan Sampel 4.4.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dewasa Penderita
Arthritis yang berobat di secara rawat jalan di RSUD Kabupaten Subang pada
periode januari sampai dengan Desember 2014. Populasi dalam penelitian ini
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sebanyak 213 pasien yang menderita Arthritis.
4.4.2 Sampel penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria
inklusi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu
semua pasien yang memenuhi kriteria diambil sebagai sampel penelitian. Sampel
dalam penelitian ini terdapat 30 pasien Osteoarthritis.
4.4.2.1 Kriteria Sampel Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili
dalam sampel penelitian,memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi untuk
sampel kasus dalam penelitian ini ialah :
a. Pasien rawat jalan Osteoarthritis yang merupakan pasien pada bulan Januari –
Desember 2014.
b. Pasien Osteoarthritis yang berumur > 40 tahun.
c. Pasien Osteoarthritis yang mendapatkan Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid
4.4.2.2 Kriteria Sampel Eksklusi
Kriteria eksklusi merupakan keadaan yang menyebabkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikusertakan. Adapun yang termasuk
kriteria eksklusi adalah:
a. Pasien dengan rekam medis yang tidak lengkap dan hilang.
b. Pasien non-Osteoarthritis.
c. Pasien Osteoarthritis berumur < 40 tahun
d. Pasien Osteoarthritis yang mempunyai penyakit lainnya (Komplikasi)
e. Pasien Osteoarthritis yang tidak diberikan Obat Anti Inflamasi Non Steroid
4.5 Prosedur Penelitian 4.5.1 Persiapan (Permohonan Perizinan)
a. Pembuatan dan penyerahan surat permohonan izin pelaksaan penelitian
dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi
Universitas Islam Negeri Jakarta kepada Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Subang
34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Penyerahan surat persetujuan penelitian dari Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Subang kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Program Studi Farmasi Universitas Islam Negeri Jakarta
4.5.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data
4.5.2.1 Penelusuran Dokumen
a. Penelusuran data pasien rawat jalan pasien Osteoarthritis RSUD
Kabupaten Subang periode Januari-Desember 2014
b. Proses pemilihan pasien yang masuk ke dalam kriteria inklusi
c. Pengambilan data dan pencatatan data hasil rekam medis di ruang
administrasi medis berupa :
1) Nomor Rekam Medis
2) Identitas pasien (nama, jenis kelamin, umur)
3) Tanggal perawatan
4) Diagnosa
5) Data penggunaan obat (Jenis, regimen dosis, dan aturan penggunaan)
4.6 Pengolahan Data a. Editing
Sebelum melakukan penilaian terhadap data mentah, terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan kembali kebenaran data yang diperoleh dan mengeluarkan data yang
tidak memenuhi kriteria penelitian.
b. Coding
Peneliti melakukan coding terhadap data yang terpilih dari proses seleksi
untuk mempermudah analisis di program Microsoft Excel. Coding merupakan
kegiatan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori.
c. Pengkodean kategori ketepatan
Tabel 4.2Pengkodean Ketepatan
Ketepatan Kode
Tepat 1
Tidak tepat 0
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
d. Entry Data
Peneliti memasukkan data yang telah dilakukan proses coding ke dalam
program Microsoft Excel dalam bentuk tabel.
e. Cleaning data
Data yang sudah diinput diperiksa kembali untuk memastikan data bersih
dari kesalahan dan siap untuk dianalisis.
4.7 Analisis Data
Analisis data dilakukan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan
program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) 17.0. Pengolahan data
yang dilakukan meliputi :
4.7.1 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah untuk melihat sebaran setiap variable yang
diikutsertakan dalam penelitian.
4.7.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk melihat 2 hubungan
dari 2 variabel, antara variable independent dengan variable independen.
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Demografi Pasien
Demografi pasien meliputi jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit
osteoarthritis. Penggunaan obat anti-inflamasi non-steroid pada pasien
digambarkan secara deskriptif dalam bentuk persentase. Jumlah pasien
Osteoarthritis di RSUD Kabupaten Subang dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1Demografi Pasien
Pasien Jumlah
Pasien Arthritis rawat jalan Januari-desember 2014 213
Pasien Osteoarthritis rawat jalan yang memenuhi
inklusi periode Januari-Desember 2014
30
Pasien Osteoarthritis rawat jalan yang memenuhi
inklusi berjenis kelamin laki-laki periode Januari-
Desember 2014
11
Pasien Osteoarthritis rawat jalan yang memenuhi
inklusi berjenis kelamin perempuan periode Januari-
Desember 2014
19
Pasien yang memenuhi kriteria inklusi adalah pasien rawat jalan Osteoarthritis
sebanyak 30 pasien yang memiliki rekam medis yang lengkap.
5.1.1 Jenis Kelamin
Dapat dilihat dari data yang didapat bahwa pasien Osteoarthritis yang merupakan
pasien rawat jalan lebih banyak terjadi pada pasien perempuan dibanding pada
pasien laki-laki. Dengan perbandingan pasien perempuan berjumlah 19 orang dan
pasien laki-laki berjumlah 11 orang.
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Table 5.1.1 Jumlah pasien berdasarkan jenis kelamin
Keterangan pasien Jumlah pasien Persentase
(%)
Pasien Osteoarthritis rawat jalan yang
memenuhi inklusi berjenis kelamin laki-laki
periode Januari-Desember 2014
11 37 %
Pasien Osteoarthritis rawat jalan yang
memenuhi inklusi berjenis kelamin perempuan
periode Januari-Desember 2014
19 63 %
Jumlah pasien yang terdiagnosa osteoarthritis pada periode januari-
desember dan memenuhi kriteria inklusi sebanyak 19 orang (63%) ialah perempuan, sementara jumlah laki-laki sebanyak 11 orang (37%). Berdasarkan data tersebut perempuan memiliki tingkat resiko lebih tinggi terdiagnosis penyakit Osteoarthritis di bandingkan laki-laki.
5.1.2 Usia Pasien
Penggolongan usia pasien berdasarkan Departemen Kesehatan RI (DEPKES 2009). DEPKES RI mengkategorikan usia manusia menjadi 8 kategori, yaitu : Balita, Kanak-kanak, Remaja awal, Remaja akhir, Dewasa awal, Dewasa akhir, Lansia awal, Lansia akhir, dan Manula. Berdasarkan usia tersebut, dapat diketahui bahwa usia 46 sampai 55 tahun (masa lansia awal) adalah usia yang paling banyak menderita penyakit Osteoarthritis. Persentase jumlah penderita Osteoarthritis pada usia 46 sampai 55 tahun ialah sebesar 30,0%. Distribusi dari 30 pasien penderita Osteoarthritis berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 5.1.2
Tabel 5.1.2 Distribusi frekuensi penderita OA berdasarkan pasien (%)
No Keterangan Usia Pasien Jumlah persentase
1 Usia 36-45 tahun 5 17 %
2 Usia 46-55 tahun 13 33 %
3 Usia 56-65 tahun 6 30 %
4 Usia 66- keatas 6 20 %
38
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Terlihat bahwa penderita Osteoarthritis mulai rentan dan sering terjadi
pada usia 46 tahun keatas hingga usia 65 tahun. Pada usia ini, umur sangat erat
kaitannya dengan terjadinya nyeri atau radang sendi, sehingga semakin meningkat
usia maka prevalensi Osteoarthritis dan gangguan radang sendi semakin tinggi.
5.2 Profil Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid 5.2.1 Obat Anti-Inflamasi Non-steroid Tunggal
Pemakaian OAINS tunggal (monoterapi) banyak diberikan kepada pasien,
baik secara oral ataupun injeksi. Pemakaian OAINS tunggal yang paling banyak
digunakan adalah meloksikam dari golongan Asam Enolat (43%) dan Natrium
Diclofenak dari golongan Asam Karboksilat (39%).
Table 5.2.1 Distribusi Penggunaan OAINS Tunggal (%)
No Nama Obat Jumlah Pemakaian Persentase
1 Asam Mefenamat 2 2%
2 Ketoprofen 16 16%
3 Meloksicam 43 43%
4 Natrium diklofenak 38 38%
OAINS oral yang paling banyak digunakan adalah dari golongan Asam
Enolat terutama Meloksicam. Tingginya penggunaan Meloksikam ini
kemungkinan disebabkan karena tergolong dalam generasi baru obat-obatan
OAINS yang cukup effektif mengobati nyeri dan inflamasi atau rematik
khususnya Osteoarthritis. Mekanisme kerja meloksicam melalui penghambatan
biosintesa prostaglandin yang diketahui berfungsi sebagai mediator peradangan.
Proses penghambatan oleh meloxicam lebih selektif pada COX2 daripada COX1,
dan penghambatan COX2 yang menentukan efek terapi, akan tetapi
penghambatan pada COX1 menunjukan efeksamping pada lambung dan ginjal.
5.2.2 Kombinasi OAINS oral, injeksi dan topical
Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari beberapa obat
OAINS oral, Injeksi dengan topical. Kombinasi ini kadang diperlukan untuk
39
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mencapai efek teurapetik yang di kehendaki. Namun pada penemuan kasus kali
ini semuanya menggunakan terapi OAINS oral.
5.3 Analisis Kerasionalan OAINS
Pemberian OAINS yang tepat merupakan hal yang sangat penting
mengingat begitu tingginya angka kejadian serta pentingnya penanganan secara
tepat terhadap Osteoarthritis dan komplikasi yang ditimbulkannya. Maka terapi
Osteoarthritis harus dilakukan secara rasional baik secara farmakologi atau non-
farmakologi. Ketepatan terapi dipengaruhi oleh proses diagnosis, pemilihan terapi,
pemberian terapi, serta evaluasi terapi. Evaluasi penggunaan obat merupakan
suatu proses jaminan mutu yang terstruktur dan dilakukan secara terus-menerus
untuk menjamin agar obat-obat yang digunakan tepat, aman, dan efisien
(Kumolosari, dkk, 2001).
Rasionalitas obat merupakan penilaian yang sesuai dengan beberapa aspek
ketepatan, yaitu diantaranya tepat indikasi, tepat dosis, tepat obat, tepat pasien,
tepat cara pemberian. Pasien dapat dikatakan rasional apabila memenuhi evaluasi
penilaian ketepatan tersebut. Jika terdapat salah satu yang tepat diantaranya, maka
pasien tidak dapat memenuhi evaluasi ketepatan. Sehingga pasien dapat dikatakan
tidak mendapatkan terapi pengobatan Osteoarthritis secara rasional. Pasien dapat
dikatakan telah mendapatkan OAINS secara rasional jika telah memenuhi criteria
evaluasi ketepatan dan tidak ada satupun OAINS yang diberikan tidak memenuhi
evaluasi ketepatan pemberian OAINS.
Persentase analisis ketepatan didapatkan dari penggunaan OAINS dengan
5 jenis obat OAINS yang berbeda yang diberikan pada 30 pasien. Pada diagram
tersebut terlihat angka ketepatan paling tinggi terdapat pada ketepatan dosis,
indikasi dan tepat pasien, Tepat cara pemberian sebesar 100 %.Sedangkan untuk
tepat obat menunjukkan persentase 52 %. Hal ini menunjukkan bahwa banyak
terjadi ketidak tepatan dalam pemberian terapi pada pasien Osteoarthritis, hal ini
disebabkan karena dewasa ini untuk penggunaan Natrium Diclofenak yang telah
dianjurkan bagi dokter oleh Badan POM RI akan pembatasan dosis dan
40
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kontraindikasi produk diklofenak terkait resiko kardiovaskular, dengan Lampiran
surat No : SV.03.01.343.3.07.15.4239. Hal ini dikarenakan Natrium diclofenak
akan menimbulkan efek sistemik pada dosis tinggi dan dalam jangka panjang.
Maka dengan adanya surat edaran dari Badan POM maka penggunaan Natrium
diklofenak dapat dikategorikan tidak tepat, dan pada terapi pengobatan tidak
mengikuti tahapan pengobatan terapi yang telah di rekomendasikan oleh Ikatan
Rheumatoid Indonesia dengan tidak memberikan terlebih dahulu Acetaminophen
pada awal terapi.
5.3.1 Tepat Diagnosis
Tepat diagnosis adalah ketepatan penegakkan diagnosis penyakit yang di
derita oleh pasien. Pada penelitian ini pengukuran penegakkan diagnosis
berdasarkan yang tercantum pada rekam medis pasien. Karena penegakkan
diagnosis dilakukan oleh dokter yang memberikan terapi.
Tabel 5.3.1Tepat Diagnosis
N
Percent
(%)
Tepat 30 100,0
Terdapat jumlah OAINS tepat indikasi sebesar 100 %. Ketepatan
diagnosis OAINS terhadap pasien yang tercantum dalam rekam medis
berdasarkan hasil diagnosis OAINS yang diberikan sesuai dengan kondisi yang
dialami pasien. Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 4.
5.3.2 Tepat Indikasi
Tepat indikasi adalah ketepatan penggunaan OAINS atas dasar
diagnosisyang ditegakkan, sesuai dengan diagnosis yang tercantum di rekam
medis. Diagnosis OA dapat ditegakkan melalui 5 tahapan, yaitu : Anamnesis,
pemeriksaan fisik, pendekatan untuk menyingkirkan diagnosis penyakit lain,
pemeriksaan penunjang, perhatian khusus terhadap gejala klinis dan factor yang
mempengaruhi pilihan terapi/penatalaksanaan OA.
Terdapat jumlah OAINS tepat indikasi sebesar 100 %. Ketepatan indikasi
41
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
OAINS terhadap pasien terjadi apabila OAINS yang diberikan sesuai dengan
indikasi kondisi yang dialami pasien. Hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 5.
Dan berikut hasil analisis SPSS dari Tepat Indikasi : Tabel 5.3.2Tepat Indikasi
N
Percent
(%)
Tepat 30 100,0
5.3.3 Tepat Dosis
Dosis merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan pada penilaian
ketepatan. Dosis yang diberikan harus sesuai dengan keadaan pasien, dan dosis
yang sudah ditetapkan di literature (Drug Information Book). Hasil analisis
penilaian ketepatan dosis OAINS berdasarkan jumlah pemberian OAINS pada
pasien, terdapat pemberian OAINS yang sudah tepat dosis sebanyak 100%.
Penilaian ketepatan dosis pada pasien didasarkan pada dosis regimen yang
diberikan. Seluruh pasien Osteoarthritis rawat jalan RSUD kabupaten Subang
telah mendapatkan dosis yang sesuai dengan persyaratan yang sudah ditetapkan
literature dan Formularium Rumah Sakit. Tabel 5.3.3Tepat Dosis
N Percent
Tepat 30 100,0
5.3.4 Tepat Pasien
Tepat pasien merupakan pemberian OAINS harus disesuaikan dengan
keadaan masing-masing pasien. Ketepatan pasien dapat dilihat dari kesesuaian
dengan kondisi pasien. Maka, di dapatkan 100% pemberian OAINS yang tepat
pasien. Pada lampiran 6 dapat dilihat hasil dari analisis penilaian ketepatan pasien. Tabel 5.3.4 Tepat Pasien
Frequency Percent
Tepat 30 100,0
42
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5.3.5 Tepat Obat
Ketepatan obat adalah kesesuaian pemilihan suatu obat diantara beberapa
jenis obat yang mempunyai indikasi untuk penyakit Osteoarthritis yang telah di
tetapkan di literature standard an disesuaikan dengan riwayat pengobatan pasien
yang telah digunakan sebelumnya. Berdasarkan rekomendasi IRA, disebutkan
bahwa :
a. Untuk Osteoarthritis dengan gejala ringan hingga sedang dapat diberikan obat
berikut ini, bila tidak terdapat atau menimbulkan kontraindikasi dengan
pemberian obat tersebut :
§ Acetaminophen (kurang dari 4 gram sehari).
§ Obat Antiinflamasi non-steroid
b. Untuk Osteoarthritis dengan gejala ringan hingga sedang yang mengalami
resiko pada system pencernaan (untuk penderita usia >60 tahun, disertai
penyakit komorbid dengan polifarmaka, riwayat ulkus peptikum, riwayat
perdarahan saluran cerna, mengkonsumsi obat kortikosteroid dan atau
antikoagulan), dapat diberikan salah satu obat berikut ini:
§ Acetaminophen ( kurang dari 4 gram per hari).
§ Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) topikal
§ Obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) non selektif, dengan pemberian
obat pelindung gaster (gastro- protective agent).
Obat anti inflamasi nonsteroid (OAINS) harus dimulai dengan dosis
analgesik rendah dan dapat dinaikkan hingga dosis maksimal hanya bila
dengan dosis rendah respon kurang efektif. Pemberian OAINS lepas bertahap
(misalnya Na-Diklofenak SR75 atau SR100) agar dipertimbangkan untuk
meningkatkan kenyamanan dan kepatuhanpasien. Penggunaan misoprostol
atau proton pump inhibitor dianjurkan pada penderita yang memiliki faktor
risiko kejadian perdarahan sistem gastrointestinal bagian atas atau dengan
adanya ulkus saluranpencernaan. (Level of Evidence: I, dan II)
• Cyclooxygenase-2 inhibitor.
(Level of Evidence: II).
Obat-obat tersebut harus secara teratur diberikan kepada pasien
gangguan fungsi liver, dan harus di hindari kepada pasien pecandu alkohol
43
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
kronis. Pada pasien yang tidak merespon terhadap Acetaminophen tidak
diperbolehkan mendapatkan terapi sistemik atau dapat diberikan Capcaisin
topikal atau methylsalicylate cream.
c. Untuk nyeri sedang hingga berat, dan disertai pembengkakan sendi, aspirasi
dan tindakan injeksi glukokortikoid intraartikular (misalnya triamsinolone
hexatonide 40 mg) untuk penanganan nyeri jangka pendek (satu sampai tiga
minggu) dapat diberikan, selain pemberian obat anti-inflamasi nonsteroid per
oral (OAINS).
d. Berdasarkan rekomendasi dari Badan POM akan pembatasan dan pengawasan
dosis Natrium diklofenak karena efek sampingnya terhadap resiko
kardiovaskular, maka untuk penggunaannya dikategorikan tidak tepat lagi
Bila pada terapi awal tidak menunjukan hasil/respon yang adekuat maka dapat
dilakukan terapi alternative sebagai berikut :
a. Pada penderita dengan keluhan nyeri sedang hingga berat, dan memiliki
riwayat kontraindikasi pemberian COX-2 inhibitor spesifik dan OAINS, maka
dapat diberikan Tramadol (200-300 mg dalam dosis terbagi). Manfaatnya
dalam pengendalian nyeri OA sedang hingga berat, akantetapi dibatasi dengan
adanya efeksamping mual (30%), konstipasi (23%), pusing (20%), somnolen
(18%) dan muntah (13%).
b. Terapi intraartikular seperti pemberian hyaluronan (Level of Evidence: I dan
II) atau kortikosteroid jangka pendek (satu hingga tiga minggu) pada OA lutut.
(Level of Evidence: II)
c. Kombinasi :
Metaanalisis membuktikan:
Manfaat kombinasi paracetamol-kodein meningkatkan efektifitas analgesik
hingga 5% dibandingkan paracetamol saja, namun efek sampingnya lebih
sering terjadi: lebih berdasarkan pengalaman klinis. Bukti-bukti penelitian
klinis menunjukkan kombinasi ini efektif untuk non-cancer related pain. Tabel 5.3.5 Tepat Obat
N Percent
Tidak Tepat 15 50,0
Tepat 15 50,0
44
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Total 30 100,0
Dari hasil deskriptif tersebut, didapatkan 52% pasien yang dikategorikan
tepat Obat, dengan OAINS yang diberikan dan sesuai dengan riwayat
pengobatan.. Begitu pula hasil analisis dengan formularium RSUD Kabupaten
Subang. Pada sebagian kasus pengobatan OA tidak mengikuti tahap-tahap terapi
farmakologis, bahkan pada beberapa kasus yang langsung diberikan obat untuk
indikasi pasien yang seharusnya untuk pasien dengan tingkat nyeri menengah
hingga parah.
5.3.6 Tepat Cara Pemberian
Cara pemberian merupakan aturan pemakaian obat yang harus di
perhatikan oleh pasien Osteoarthritis. Berikut karena setiap obat memiliki aturan
pakai yang berbeda-beda. Cara pemberian obat kepada pasien Osteoarthritis
mendapat angka ketepatan sebesar 100%, Tabel 5.3.6 Tepat cara pemberian
N
Percent
(%)
Tidak Tepat 15 100,0
Tepat 15 100,0
Total 30 100,0
5.3.7 Evaluasi Analisis Kerasionalan
Analisis evaluasi kerasionalan dilakukan dengan memperhatikan evaluasi
hasil tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat cara pemberian.
Kelima aspek ketepatan ini harus dapat memberikan nilai tepat hingga akhir
evaluasi dinyatakan tepat seluruhnya. Sehingga ditinjau dari tepat diagnosis, tepat
indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat cara pemberian diambil
keputusan bahwa pemberian OAINS sudah dinyatakan rasional jika sudah
dinyatakan tepat pada setiap dari ke-enam aspek tersebut pada setiap pemberian
OAINS terhadap pasien. Pada contoh kasus nomor 2 tanggal 17/06/2014, pemberian
Na diclofenak beresiko terhadap kardiovaskular, sehingga dinyatakan tidak tepat
obat dan ada beberapa terapi obat yang pemberiannya langsung di berikan Na
45
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
diclofenak dan tidak mengikuti sesuai dengan pedoman terapi pengobatan
Osteoarthritis walaupun criteria yang lainnya telah sesuai dengan ketepatan baik
itu yang dikeluarkan oleh formularium Rumah Sakit atau algoritme
penatalaksanaan osteoarthritis lainnya.
5.4 Keterbatasan Penelitian 5.4.1 Kendala
1. Pengambilan data dan jumlah sampel
Pada proses pengambilan data ada beberapa data pasien yang kurang lengkap,
sehingga tidak dapat diambil sebagai data, dan banyak data pasien yang
mengalami kerusakan. Selain itu system manajemen penyimpanan rekam
medis yang masih belum tertata dengan baik sehingga menyebabkan sampel
menjadi semakin sedikit.
2. Diagnosis data
Diagnosis yang diberikan oleh dokter dan catatan perawat diberikan secara
umum sehingga data yang di dapatkan tidak lengkap.
3. Parameter Ketepatan.
Pada penelitian kali ini tidak semua parameter ketepatan dapat diukur,
sehingga hanya penilaian ketepatan Diagnosis, Ketepatan dosis, Ketepatan
Obat, Ketepatan Cara pemberian, ketepatan indikasi, dan ketepatan pasien.
Hal ini dikarenakan terbatasnya informasi yang terdapat pada rekam medis
pasien, sehingga berpengaruh akan kelengkapan parameter ketepatan yang
diukur oleh peneliti.
5.4.2 Kelemahan
Penelitian ini memiliki kekurangan, diantaranya : 1. Penelitian deskriptif retrospektif-cross sectional
Pada penelitian secara deskriptif hanya dapat dilakukan demografi berupa hasil analisis ketepatan untuk mengetahui kerasionalan penggunaannya. Selain itu dengan metode restrospektif, dimana waktu kejadian sudah terjadi, tidak dapat dilakukan pertanyaan langsung pada pasien.
2. Jumlah sampel Jumlah sampel yang memenuhi criteria inklusi sangat sedikit karena ada
46
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
beberapa data yang tidak terdapat pada rekam medic dan kurang lengkap. 3. Penelitian ini tidak dapat dikatakan seutuhnya rasional, dikarenakan penilaian
diagnosis pasien tidak dilakukan secara langsung, melainkan menarik kesimpulan dari diagnosis yang tercatat pada rekam medis.
5.4.3 Kekuatan
Penelitian ini sebelumnya belum pernah dilakukan di RSUD Kabupaten
Subang. Maka diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan
gambarankerasionalan penggunaan Obat Anti-Inflamasi Non-Steroid yang tepat
khususnya dan obat yang lain pada umumnya.
47
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan Rasionalitas ditinjau dari 6 ketepatan (tepat diagnosis, tepat indikasi, tepat
obat, tepat dosis, tepat rute pemberian, tepat pasien) maka di dapatkan hasil
analisis bahwa sebagian ketepatan bernilai 100% tepat, sedangkan untuk
parameter tepat obat dan masih bernilai 52%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
pengobatan untuk pasien Osteoarthritis apabila ditinjau dari tepat diagnosis, tepat
indikasi, tepat dosis, tepat pasien, tepat obat, tepat cara pemberian di RSUD Kab.
Subang masih belum dapat
sepenuhnya rasional.
6.2Saran a. Perlu adanya monitoring dan evaluasi penggunaan OAINS secara sistematis
yang dilaksanakan secara teratur untuk mengatasi penggunaan OAINS yang
kurang tepat yang menyebabkan ketidak rasionalan dalam penggunaannya.
b. Perlu adanya sinergitas yang kooperatif antara dokter, apoteker, dan tenaga
kesehatan lainnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian dan
terapi pengobatan pada pasien, sehingga didapatkan target terapi yang tepat,
efektif dan aman.
48
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Ibrahim, Prasetyaningrum, Erna, Murti, Tri. Evaluasi Kerasionalan Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang Tahun 2006. Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik Vol . 4 No. 1 Juni 2007..
Aznan Lelo, D. S. Hidayat, Sake Juli. 2004. Penggunaan Anti-Inflamasi Non-Steroid Yang Rasional Pada Penanggulangan Nyeri Rematik. Fakultas Kedokteran Bagian Farmakologi dan Terapeutik Universitas Sumatera Utara.
Anderson,O(2007).HeatTreatment.Diakses tanggal 20 April 2015 pukul 12.00 darihttp://www.warmbuddy.com.
Altman R.D. Criteria for the Classification of Osteoarthritis. Journal of Rheumatology, 1991; 27 (suppl) : 10 – 12.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Laporan Nasional 2007. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.
Buffer(2010). Rheumatoid Arthritis. Tersedia
http://www.rheumatoid_arthritis.net/dowload.doc Diakses pada tanggal 15 Juli 2015
Chandra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Daftar Obat Esensial Nasional. 2008. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Gaya Baru.
Dinkes Prov. Sulsel, (2011). Laporan Pertemuan Pertemuan Pembekalan Penggunaan Obat Rasional, Makassar.
Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Arthritis Rematik. Jakarta : Departemen Kesehatan.
Dubey, S. and Adebajo, A.O., 2008. Historical and Current Perspectives on Management of Osteoarthritis and Rheumatoid Arthritis. In: Reid, D.M. and Miller, C.G., Clinical Trials in Rheumatoid Arthritis and Osteoarthritis. Springer Science + Business Media.
Fahrial, 2008. Informasi Obat Rematik dan Obat Encok. Diunduh dari : http://www.medicastore.com/apotik_online/obat_saraf_otot/obat_remati
49
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
k.htm [diakses 10 april 2015]
Gunawan, Sulistia.2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid Dalam : Gunawan, Sulistia, Editor. Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi 5. Jakarta. Gaya Baru, 230-246.
Hardman, Joel G, Lee E. Limbird. Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi. Edisi 10 Volume 4. Jakarta : EGC.
http://eprints.undip.ac.id/7467/1/FARMAKOLOGI_%26_TERAPEUTIK_1_FK_UNDIP_SEM_IV. pdf diakses pada 25 April 2015 jam 13.00
http://www.who.int/medicines/publications/responsible_use/en/index.html. Diakses pada 25 April 2015 Jam 13.25.
Ikatan Reumathoid Indonesia (IRA). 2004, Panduan Diagnosis dan Pengelolaan Osteoarthritis, hal : 39-45. Jakarta.
Isbagio, H (1995). Masalah Nyeri Kejang Otot pada Penderita Penyakit Reumatik. Diambil pada tanggal 15 april 2013 dari httpwww.kalbe.co.idfilescdkfiles09Masalah NyeriKejan.pdf html.
Istiqomatunnisa. 2014. Rasionalitas Penggunaan Obat Anti-Diabetes dan Evaluasi Beban Biaya Perbekalan Farmasi Pada Pasien Rawat Inap Kartu Jakarta Sehat di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ismayadi, (2004).AsuhanKeperawatanDenganRematik (Arthritis rheumatoid) padalansiadihttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3592/1/keperawatanismayadi2.pdfDiaksestanggal 20April 2015 pukul 09.30.
Junaidi. (2006). RamatikdanAsamUrat. PT: BhuanaIlmuPopuler KelompokGramedia.Jakarta.
Joseph, T. Dipiro, Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gry R. Matzkee, Barbara G. Wells, L. Michael Polsey (Eds.). 2008. Pharmacotherapy A Pathophysiologic Approach. Edisi ke-7, New York : Mc Graw-Hill Medical Publishing Division.
Kemenkes. RI, (2011). Modul Penggunaan Obat Rasional, Jakarta.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 312/MENKES/SK/IX/ 2013. Tentang Daftar Esensial Obat Nasional 2013.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 440/MENKES/SK/XII/2012.
50
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konggres Nasional Ikatan Reumatologi Indonesia VI. http://pemda-diy.go.id/berita, 2005. Diakses pada tanggal 25 April 2015. Pukul 20.15
Katzung, B.G., 2002. Obat-Obat Antiinflamasi Nonsteroid, Obat-obat Reumatik pemodifikasi-penyakit, Analgesik Nonopioid dan Obat-Obat Untuk Pirai. Dalam : Katzung. B.G.,Editor. Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2. Edisi 8. Jakarta : Salemba Medika, 451-486.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1197/MENKES/SK/X/2004 Tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 312/MENKES/SK/IX/2013. Tentang Daftar Esensial Obat Nasional 2013.
Makmun, 2009. Obat Rematik Merusak Lambung. Diunduh dari :http://www.dechacare.com/Obat-Rematik-Merusak-Lambung-I219.html. [Diakses 10 April 2015].
Muttaqin, Arif, 2008, Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan, Jakarta: Salemba Medika.
Notoadmojo. (2010). Metodologi Riset Keperawatan, Jakarta: Rineka Cipta
Modul Penggunaan Obat Rasional. 2011. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses tanggal 26 April 2015, Pukul 08.40
Murray C.J.L., Lopez A.D. The Global Burden of Disease. Geneva : World Health Organization, 1996 : 1 – 3.
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia, 2010. Tersedia: http://blog.dokter.co.id Diakses pada tanggal 15 Juli 2015
Potter & Perry, (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses & Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Potter, W.P. 2007. Rats and Mice :Introduction and use In Research. Health Sciences Center for Educational Resources University of Washington.
Quick. J. D, et al. (1997). Management Drug Supplay: Management Sciences For Health in Collaboration With The World Health Organization, 2-nd Edition, Reviced and Expanded, Kumarian Prress Inc..USA.
Rizasyah, D. (2004). Diagnosis dan Penatalaksanaan Artritis Reumatoid. Diunduh pada tanggal 29 Juli 2015 dari httpwww.kalbe.co.idfilescdkfilescdk_129_penyakit_sendi.pdf.
Surat Edaran Badan POM RI, 13 Juli 2015. Perihal Informasi Terkini Aspek Keamanan Obat Yang Mengandung Diclofenak. Nomor : SV.03.01.343.3.07.15.4239.
51
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Suryabrata, S. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers. Swandari, Swestika. 2013. Penggunaan Obat Rasional (POR) 8 Tepat 1 Waspada Efek Samping. http:bppkmalang.com diakses pada 25 juni 2015 pukul 13.30 WIB.
Siswono. 2006. Wanita Lebih Sering Menderita Reumatoid Artritis. Diunduhdarihttp://www.suarapembaruan.com/. Diakses Tanggal 21 April 2015.
Sastroasmoro S, Ismael S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 2. Jakarta : S Agung Seto, 2002.
Undang-Undang Republik Indonesia No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
Waluyo, I. (2007). Rehabilitasi Penderita Penyakit Rematik/Sendi. Diambil pada tanggal 29 Juli 2015 dari http//:www.kalbe.co.idfilescdkfiles 07
Wibowo Dhidik Tri, Kurniawan Yusuf, Latifah Tati, Gunadi Rachmat. Perancangan dan Implementasi Sistem Bantu Diagnosis Penyakit Osteoartritis dan Reumatoid Artritis Melalui Deteksi Penyempitan Celah Sendi pada Citra X-Ray Tangan dan Lutut. Dalam Temu Ilmiah Reumatologi. Jakarta, 2003 : 168 – 172.
WHO, (1993). How to investigate drugs use in health facilities selected drug use indicators, action programme on essential drugs, WHO Geneva. (Online) (http://apps.WHO.int/medicine). Diakses 27 April 2015. Pukul 10.00 WIB.
Zegaria M.A., Osteoarthritisin Seniors, Key Elements in Disease Management, US Pharmacist 2006
Zeng, Q.Y. 2008. Effect of tumor necrosis factor a on disease arthritis reumatoid. Journal of Experimental Medicine, 180: 995-1004.
Lampiarn 1
Lampiran 2
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
No L/P Usia Tanggal kunjungan
Riwayat penyakit Keluhan
Jenis Arthriti
s
Tindakan tambahan
Obat yang digunakan
Nama generik keterangan Rute
obat Dosis obat
Hasil laboratorium Diagnosis Lain
BB & Lab.
Darah tanggal
1 P 41 18/02/2014 OA Pasien datang dengan keluhan nyeri daerah
sikut jika digerakkan ± 2 minggu. Kesemutan
pada daerah digiti II, III, IV. Lebih sering pada
pagi hari.
OA - Meloxicam Meloxicam
NSAID Golongan Oxicam
oral 2x7,5 BB : 50 Kg
TD : 120/90 mmhg
Omeprazol Omeprazol
Mengurangi asam lambung, tukak
lambung
Oral
26/02/2014 Arthritis Kontrol dengan keluhan sama pada sebelumnya
OA - Meloxicam Meloxicam
NSAID golongan oxicam
Oral BB : 51 kg
TD: 120/80 mmhg
Omeprazol Omeprazol
Mengurangi asam lambung, tukak
lambung
Oral
17/03/2014 Arthritis Elbow
Kontrol sama seperti keluhan sebelumnya.
OA Meloxicam Meloxicam
NSAID Oral BB : 50kg TD :
120/80 mmhg
Ketoprofen Ketoprofen
NSAID Oral
02/04/2014 Tennis Elbow
(epicondyliti
lateralis)
Lutut terasa sakit dan pegal pada sikut sebelah kanan juga terasa lemas, keluhan dirasakan sejak
± 1 bulan yang lalu. Paling terasa pada pagi
hari. Telapak tangan terasa kesemutan saat
aktivitas
OA Fisioterapi
Meloxicam Meloxicam
NSAID golongan oxicam
Oral 2x7,5 BB : 50 Kg
TD : 120/90 mmhg
Neurodex Neurodex
Suplemen vitamin Oral 2x1
08/08/2014 Arthritis ± 2 bulan nyeri kedua lutut terutama lutut
sebelah kiri.
OA Meloxicam Meloxicam
NSAID Oral 2x7,5 BB : 50 Kg
TD : 120/80 mmhg
Neurodex /neurodex
Gejala neurotropik karena defisiensi
vit, gangguan neurologik, mual dan muntah pada
kehamilan, anemia; roboransia untuk /kejang, lesu, dan
usia lanjut.
Oral 2x1
M. prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan
Oral
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
tubuh
2 L 69 02/06/2014 OA Kedua lutut kaki terasa nyeri.
OA Rontgen Asam Mefenamat
Asam mefena
mat
NSAID Oral 3x1 TD :150/90
mmg BB : 55
Kg.
02/06/2014
Adalat Adalat oros
Untuk hipertensi dan penyakit
jantung koroner
Oral
17/06/2014 OA Kedua kaki terasa sakit OA Control Poli
Ortopedi
Na. Diclofenak
Natrium
diclofenak
NSAID golongan phenylacetic acid
Oral BB : 55 Kg. TD :
140/80 mmhg
17/06/2014
M. prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral 2x4 mg
10/07/2014 OA ± 1 tahun kedua lutut terasa nyeri dan
menjalar ke ruas jari kaki
Ketoprofen Ketoprofen
NSAID golongan salicylic acid
Oral BB : 55 Kg
TD : 140/90 mmhg
10/07/2014
M. prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral
GCM Glucosamine, chondroitin & MSM
Mengatasi masalah sendi dan
memperbaiki elastisitas tulang
rawan, mengurangi peradangan dan rasa sakit pada
sendi.
Oral
18/08/2014 OA Control kedua lutut masih terasa nyeri
Ketoprofen Ketoprofen
NSAID golongan salicylic acid
Oral BB : 55 Kg
TD : 140/90 mmhg
18/08/2014
M. prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral
3 L 49 26/06/2014 OA Lutut bengkak, nyeri, badan gatal-gatal
OA Na. diclofenak
Natrium
diclofenak
NSAID golongan phenylacetic acid
Oral 2x50 mg
BB : 75 Kg, TD :
140/80 mmhg
26/06/2014
M. prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi
Oral 2x4 mg
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Sohobion Sohobion
Oral
4 P 46 05/08/2014 Arthritis Ruas jari tengah kaki masih nyeri
OA Ketoprofen Ketoprofen
NSAID golongan salicylic acid
Oral BB : 61 TD :
120/90 mmhg
M.
Prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral
Neurodex
Gejala neurotropik karena defisiensi
vit, gangguan neurologik, mual
dan muntah
Oral
11/08/2014 Arthritis kontrol jari-jari kaki masih sakit, obat habis
OA Meloxicam Meloxicam
NSAID golongan Oxicam
Oral 2x1 BB : 60 kg
TD : 120/80 mmhg
Omeprazol Omeprazol
Mengurangi asam lambung, tukak
lambung
Oral
M. Prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral
Amitripthili
n
Amitriptyline
Meredakan depresi, nyeri
saraf, dan mencegah migrain
Oral 2x50 mg
25/08/2014 Arthritis Kontrol jari-jari kaki masih nyeri di pagi hari
±8 bulan SMRS
Meloxicam Meloxicam
NSAID golongan oxicam
Oral BB : 60 Kg
TD : 120/80 mmhg
M. prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral
Amitriptilin
Amithriptilin
Meredakan depresi, nyeri
saraf, dan mencegah migrain
Oral
Omeprazol Omeprazol
Mengurangi asam lambung, tukak
Oral
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
lambung
16/10/2014 Arthritis Lutut kaki terasa nyeri OA Meloxicam Meloxicam
NSAID golongan oxicam
Oral 2x1 BB : 59 Kg
TD : 120/90 mmhg
M. Prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral 1x1
Amitriptilin
Amithriptilin
Meredakan depresi, nyeri
saraf, dan mencegah migrain
Oral
Omeprazol Omeprazol
Mengurangi asam lambung, tukak
lambung
Oral 2x1
10/11/2014 Arthritis Kontrol lutut terasa nyeri, ±1 minggu yang lalu. Keluhan disertai jari-jari tangan terasa
nyeri.
OA Ketoprofen Ketoprofen
NSAID golongan salicylic acid
Oral 2x1 BB : 60 kg
TD : 120/90 mmhg
Meloxicam Meloxicam
NSAID golongan oxicam
Oral 2x1
Omeprazol
Omeprazol
Mengurangi asam lambung, tukak
lambung
Oral 2x1
5 L 74 22/08/2014 Arthritis Pasien telah ± 10 tahun merasakan adanya sakit pada sendi lutut kanan dan lengan. Disertai
nyeri pada betis kanan, krepitasi (+) pada lutut kanan. Pasien mengaku
melakukan olahraga ringan (jalan kaki)
Meloxicam 15 mg
Meloxicam
NSAID golongan oxicam
Oral 2x1 BB : 69 Kg
TD : 150/90 mmhg
M. prednisolon 8 Mg
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral 1x1
GCM
Glucosamine, chondroitin & MSM
Mengatasi masalah sendi dan
memperbaiki elastisitas tulang
rawan, mengurangi peradangan dan rasa sakit pada
sendi.
Oral 2x1
18/09/2014 Kontrol nyeri tangan sebelah kanan. Lutut
nyeri menjalar ke kedua kaki bawah.
Meloxicam Meloxicam
NSAID golongan oxicam
Oral 2x1 BB: 70 Kg
TD : 200/120
Hipertensi
Ketoprofen
Ketoprofen
NSAID golongan salicylic acid
Oral 2x1
02/12/2014 Kontrol badan pegal-pegal
Amlodipin Amlodipin
Antihipertensi Oral 1x2,5 mg
BB : 69kg TD :
Hipertensi
Adalat Untuk hipertensi Oral 1x1
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
Adalat oros dan penyakit
jantung koroner 160/10
0 Meloxicam Meloxi
cam NSAID golongan
oxicam Oral 2x1
10/12/2014 Keluhan lutut Kanan sakit
OA Meloxicam Meloxicam
NSAID golongan oxicam
Oral 2x1 BB : 69 Kg
TD : 140/90 mmhg
M.
prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral 1x1
6 L 66 Tahun
17/06/2014 OA Kaki sakit bagian belakang lutut apalagi
bila jongkok
OA Amlodipin Amlodipin
Antihipertensi Oral 1x5 mg
BB : 65 Kg
TD : 160/10
0 mmhg
Hipertensi
Fitbone
Fitbon Suplemen makanan untuk memelihara
persendian
Oral 2x1
7 L 40 17/04/2014 OA Kontrol kaki terasa sakit, nyeri (+) pada posisi
jongkok, jalan jogging. Demam (-)
OA Meloxicam Meloxicam
NSAID golongan oxicam
Oral 2x1 BB : 65 Kg TD :
120/90 mmhg Uric
Acid : 8,1
mg/dl
Kadar Asam urat
tinggi Glucosamin
e
Glucosamin
Memelihara kesehatan persendian
Oral 2x1
Ranitidine
Ranitidin
Menurunkan kadar asam lambung
Oral 2x1
Allupurinol Allopurinol
Mencegah gout dan pembentukan batu ginjal tertentu
dengan menurunkan kadar
asam urat yang tinggi
Oral 1x100 mg
24/04/2014 OA Masih terasa sakit pada lutut kiri
OA Meloxicam Meloxicam
NSAID golongan oxicam
Oral 2x1 BB : 65 Kg
TD : 120/80 mmhg
Hiperurekimia
Allupurinol
Allopurinol
Mencegah gout dan pembentukan batu ginjal tertentu
dengan menurunkan kadar
asam urat yang tinggi
Oral 1x100 mg
22/05/2014 Kontrol lutut kiri masih terasa sakit
Meloxicam Meloxicam
NSAID golongan oxicam
Oral 2x1 BB : 65 Kg
TD : 120/80 mmhg
06/06/2014 Nyeri lutut kiri, krepitasi OA Meloxicam Meloxi Meloxicam Oral 2x1 BB : 66 Hiperureki
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
(+). genu
sinistra cam Kg
TD : 120/80 mmhg Uric
Acid : 8,1
mia
Ranitidine Ranitid
in Menurunkan kadar
asam lambung Oral 2x1
M. Prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral 1x1
30/06/2014 Kontrol lutut sebelah kiri masih nyeri.
Meloxicam Meloxicam
NSAID golongan oxicam
Oral 2x1 BB : 66 Kg
TD : 120/80 mmhg
M.
prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral 2x4 mg
Amlodipin
Amlodipin
Antihipertensi Oral 1x1
02/09/2014 Kontrol lutut dan pangkal ibu jari kaki
nyeri ± 1 minggu yang lalu.
OA Meloxicam 2,5 mg
Meloxi
cam
NSAID golongan oxicam
Oral 2x1 BB : 60 Kg
TD : 130/80 mmhg
Hiperurekimia.
Riwayat
trauma (+) tahun 1990
Allupurinol 300 mg
Mencegah gout dan pembentukan batu ginjal tertentu
dengan menurunkan kadar
asam urat yang tinggi.
Oral 1x1
Fitbon
Fitbon Suplemen makanan untuk memelihara
persendian
Oral 2x1
18/09/2014 Arthritis Kontrol lutut terasa nyeri.
Pangkal ibu jari sinistra
Meloxicam Meloxi
cam
NSAID golongan oxicam
Oral 2x1 BB : 60 Kg
TD : 120/90 mmhg
Allopurinol
Allopurinol
Mencegah gout dan pembentukan batu ginjal tertentu
dengan menurunkan kadar
asam urat yang tinggi.
Oral 1x1
Fitbon Fitbon Suplemen makanan untuk memelihara
persendian
Oral 2x1
8 P 51 12/03/2014 Arthritis Keluhan kaki sakit, telapak tangan kebas dan
OA Na Diclofenak
Oral 2x1 BB : 75 Kg
Neuropa Obesitas
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
kesemutan. Sohobion Oral 1x1 TD :
130/90 Mmhg
10/04/2014 Arthritis ±1 tahun kedua lutut terasa nyeri.
OA Grade
II
Neurodex Oral BB : 75 kg
TD : 140/80 mmhg
Meloxicam NSAID golongan
oxicam Oral 2x1
M. prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral 1x1
23/04/2014 Arthritis Kontrol kedua lutut kaki masih terasa nyeri.
OA Ketoprofen Oral BB : 75 Kg
TD : 140/90 mmhg
Meloxicam Oral 2x1
GCM
Oral 2x1
9 P 52 05/12/14 Arthritis Keluhan nyeri kedua kaki selama 2 minggu.
OA Na diclofenak
Oral 2x1 BB : 75 Kg
TD : 140/90 Mmhg
M. Prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral 1x1
neurodex
Oral 1x1
10 L 53 10/10/2014 Arthritis Kontrol kaki kiri bengkak
OA Na diclofenak
Oral 2x1 BB : 75Kg. TD :
110/70 Mmhg
Myalgia
M. prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral 1x1
21/10/2014 Arthritis Kaki kiri bengkak OA Na. diclofenak
Natrium
diclofenak
NSAID golongan phenylacetic acid
Oral 2x1 BB : 78 Kg
TD : 150/90 mmhg
Hipertensi
M. prednisolon
Methyl prednis
olon
Mengurangi inflamasi dan
reaksi alergi/menekan
system kekebalan tubuh
Oral 2x4 mg
03/12/2014 Arthritis Kaki kiri Bengkak OA Furosemid Oral 1x1 BB : 75 Kg
Oral 1x1
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
KSR TD :
140/90 Mmhg
Na Diclofenak
Oral 2x25 mg
11 P 56 17/09/2014 Arthritis ±3 hari kedua lutut dan pinggang sakit.
OA Na diclofenak
Oral 2x1 TD : 140/90 Mmhg BB : 73
Kg
Hipertensi
Glucosamin Oral 3x1
M. prednisolon
Oral 2x4 mg
Amlodipin
Oral 1x5mg
06/10/2014 Arthritis Lutut dan pinggang sakit OA Na diclofenak
Oral 2x1 BB : 70 Kg
TD : 110/80 Mmhg
M. prednisolon
Oral 2x4 mg
13/10/2014 Arthritis ± 2 bulan nyeri punggung dan lutut
sebelah kanan
OA Rontgen Ketoprofen Oral 2x1 BB : 70 Kg
TD : 130/80 mmhg
Hiperlordosis
Ranitidine Oral 2x1
03/11/2014 Arthritis Kontrol nyeri pada bagian punggung (LBP) . nyeri pada bagian lutut ± 1 tahun SMRS, panas
(-). keluhan paling dirasakan saat turun
tangga.
OA grade II
Meloxicam Oral 2x1 BB : 70 kg
TD : 140/ 80 mmhg
LBP m.
prednisolon Oral 1x1
Amlodipin
Oral 1x1
Omeprazol Oral 2x1
30/12/2014 Arthritis Pinggang hingga kaki nyeri, lutut sebelah
kanan bengkak ± 3 hari SMRS.
(Terpasang korset).
OA Clyndamicin
Oral 3x300 mg
BB : 69 Kg
TD : 130/90 mmhg
LBP
Ketoprofen
Oral 2x1
M.
prednisolon
Oral 1x1
12 P 60 06/03/2014 Arthritis Keluhan ±15 hari napas terasa sesak dan lutut sebelah kanan masih nyeri dan bengkak.
OA Meloxicam Oral BB : 51 Kg
TD : 130/80 Mmhg
LBP
Neurodex Oral
M. prednisolon
Oral
12/03/2014 Arthritis Nyeri lutut kanan dan kiri sejak ± 1 bulan yang lalu, menjalar ke ujung-
ujung jari kaki kanan dan kiri, panas (+) daerah telapak kaki
kebas, kesemutan (-).
OA genu
bilateral
Meloksikam
Oral 2x1 BB : 50 kg
TD : 140/80 mmhg
Ranitidine
Oral 2x1
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
Bahu kanan nyeri (+)
terasa pegal-pegal. 13 P 40 10/03/2014 Arthritis Lutut Kaki terasa sakit,
pusing. OA Na
Diclofenak Oral 2x1 BB :
108 Kg. TD :
130/80 Mmhg
Obesitas hiperureksi
mia Neurodex Oral 2x1 Ranitidin Oral 2x1
17/03/2014 OA genu siistra
Kontrol lutut sakit OA Cek lab, konsultasi ke bagian fisioterapi
Na diclofenak
Oral 2x1 BB : 108 kg TD :
140/90 mmhg
Obesitas
Methyl prednisolon
Oral 2x8 mg
14 P 63 29/04/2014 OA genu sinistra
Keluhan gatal dan kaki sakit
OA Cek lab Furosemid Oral 1x1 TD : 140/90 Mmhg BB : 58
Kg. HB : 8,1
Cr : 6’
KSR Oral 1x1
Na diclofenak
Oral 2x1
M. prednisolon
Oral 2x4 mg
30/05/2014 OA genu sinistra
Kontrol Kaki sakit OA - Na Diclofenak
Oral 2x50 mg
BB : 58 Kg
TD : 140/90 Mmhg
M. prednisolon
Oral 2x4 mg
Furosemid
Oral 2x1
Captopril
Oral 12,5 mg
KSR Oral 1x1 21/04/2014 OA Keluhan kaki sakit, di
bagian kiri biru-biru, perut sakit/mules
- FA Oral 2x1 BB : 50 kg
TD : 140/90 Mmhg
Gangguan lambung M.
prednisolon Oral 2x4
mg
Na. diclofenak
Oral 2x50 mg
Amlodipin Oral 1x1 29/04/2014 OA Kontrol kaki sakit Cek lab Furosemid Oral 1x1 TD :
140/90 mmhg
BB : 58 kg
HB : 8,1 Br : 2’10
KSR Oral 1x1 Na.
diclofenak Oral 2x4
mg
15 P 68 04/08/2014 OA Keluhan kedua kaki Furosemid Oral 1x1 BB : 65
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
sakit dan bengkak
Na diclofenak
Oral 2x1 Kg TD :
140/90 Mmhg Neurodex Oral 2x1
Captopril Oral 2x6,25 mg
12/08/2014 OA Lutut dan sakit pinggang Cek lab Metformin Oral 2x5mg
TD : 140/90 mmhg
BB : 70 kg
Albumin : 4-9 Kolestrol : 219
Cardiomegal
Hipercolestrolemia
DM Tipe II
Simvastatin
Oral
Furosemid
Oral 2x1
Na
diclofenak
Oral 2x1
Neurodex
Oral 2x1
16 P 67 20/11/2014 OA Pegal-pegal dan sakit pada bagian lutut kaki
Na diclofenak
Oral 2x50 mg
TD : 140/90 mmhg
BB : 36 kg.
m. prednisolon
Oral 2x4 mg
Sohobion Oral 2x1 03/11/2014 OA Pegal-pegal dan sakit
pada lutut kiri OA
genu Meloxicam Oral 2x1 BB : 48
kg TD :
130/90 mmhg
Methyl
prednisolon Oral 2x4
mg
16/14/2014 OA Control, pegal-pegal dan sakit lutut kiri
OA genu
sinistra
M.P Oral 2x4 mg
BB : 45 kg.
TD : 120/80 mmhg
Meloxicam Oral 2x1 Neurodex Oral 2x1
30/12/2014 OA Lutut kiri bengkak dan nyeri sejak ± 2 bulan.
Edema (+), genue dextra, rontgen baik.
Rontgen Clyndamicin
Oral BB : 46 Kg
TD : 120/90 mmhg
M.P
Oral 2x4 mg
KSR
Oral 1x1
GCM Oral 2X1 17 P 46 01/10/2014 OA Kontrol lutut, perut sakit Rontgen
(+). X-ray (+)
Omeprazol Oral 2x1 BB : 59 kg TD :
130/80 mmhg
Loperamid Oral
Neurodex Oral 2x1 Amlodipin Oral 1x1
Na diclofenak
Oral
08/10/2014 OA Control lutut sakit Na Oral TD :
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
diclofenak 120/80
mmhg BB : 70
kg
M. prednisolon
Oral 2x4 mg
Sohobion
Oral
04/11/2014 OA Control lutut sakit Na diclofenak
Oral TD : 120/80 mmhg
BB : 69 kg
Hyperurekimia
M. prednisolon
Oral 2x4 mg
12/11/2014 OA Keluhan nyeri kaki sebelah kiri.
OA genu
sinistra
Na diclofenak
Oral TD : 130/90 Mmhg BB : 70
kg
Hyperurekimia
M. prednisolon
Oral 2x4 mg
Neurodex
Oral 2x1
allopurinol Oral 1x300 mg
18/11/2014 OA Control lutut sebelah kiri sakit
Amlodipin Oral BB : 68 Kg
TD : 140/90 mmhg
Hypertensi
Na diclofenak
Oral
M.prednisolon
Oral
28/11/2014 OA Control lutut kaki sakit Allopurinol Oral 1x300 mg
BB : 65 kg
TD : 120/80 mmhg
Hyperurekimia
Na.
diclofenak
Oral 2x 50 mg
01/12/2014 OA Control kaki sakit Ketoprofen Oral 2x100 mg
BB : 65 kg
TD : 120/80 mmhg
M. prednisolon
Oral 2x4 mg
18 P 50 24/08/2014 OA Kedua lutut kaki sakit Na diclofenak
Oral 2x50 mg
BB : 60 kg
TD : 120/90 mmhg
Badan gatal-gatal
m.
prednisolon
Oral 2x4 mg
22/ 09/2014 OA Kedua lutut kaki sakit Meloxicam Oral 2x1 BB : 61 kg
TD : 120/80 mmhg
Ranitidine Oral 2x1
19 P 52 17/07/2014 OA Jika sudah duduk maka susah berdiri lagi,
bokong dan paha sakit
Meloxicam Oral 2x5,5 mg
BB : 115 kg TD :
Obesitas, batuk,
tekanan Neurodex Oral 1x1
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
kadang sesak, batuk,
gemetaran. Ambroxol Oral 2x1 90/60
mmhg darah
rendah. 06/08/2014 OA Nyeri kaki dan telapak
kaki. Meloxicam Oral 2x5,5
mg BB :
115 Kg TD :
130/90 mmhg
Obesitas
Sohobion Oral 1x1 Glucosamin
e Oral 2x
20 P 49 27/10/2014 OA Pegal dan sakit sendi Na diclofenak
Oral 2x1 TD : 130/50 mmhg
BB : 85 kg
Myalgia
M
prednisolon
Oral 2x4 mg
03/11/2014 OA kontrol pegal dan sakit sendi
Cek lab Na diclofenak
Oral 2x1 TD : 120/90 mmhg
BB : 88 kg
HB : 11,1 Uric acid : 4,50
Cholesterol : 275
Myalgia
M
prednisolon
Oral 2x4 mg
Sohobion
Oral 1x1
21 P 52 11/11/2014 OA ±2 minggu nyeri lutut dan batuk
Na Diclofenak
Oral 2x1 BB : 65 kg
TD : 110/70
ISPA dan Obesitas
Ambroxol
Oral 3x1
Neurodex Oral 1x1 14/11/2014 OA Lutut sakit dan terasa
pegal OA Sen
bilateral
Ketoprofen Oral 2x100 mg
BB : 65 Kg
TD : 120/90 mmhg
Meloxicam Oral 2x1 neurodex Oral 1x1
24/11/2014 OA Sakit pada lutut kiri OA genus
bilateral grade
I-II
Rontgen (+)
Ketoprofen Oral 2x100 mg
BB : 65 Kg
TD : 120/80 mmhg
Simvastatin Oral M
prednisolon Oral 2x4
mg
GCM Oral 2x1
17/12/2014 OA Lutut sebelah kiri dan pegal
Sohobion Oral 1x1 BB : 65 kg
TD : 120/90 mmhg
meloxicam Oral 2x1
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
23/12/2014 OA Lutut kiri sakit dan pegal Meloxicam Oral 2x7,5
mg BB : 65
kg TD :
120/80mmhg
Neurodex Oral 2x1
22 L 78 20/05/2014 OA Lutut kaki terasa sakit Adallat oros
Oral BB : 62 Kg
TD : 140/90 mmhg Gula
darah : 315
DM Hipertensi Metformin Oral
Glimepiride Oral Na
diclofenak Oral
M.
prednisolon
Oral 2x4 mg
10/09/2014 OA Kontrol lutut kaki sakit Adallat oros
Oral 1x1 BB : 65 Kg
TD : 130/80 mmhg GDN :
165
DM Hipertensi
Metformin Oral 2x500 mg
Meloxicam Oral 2x7,5 M
prednisolon
Oral 2x4 mg
12/09/2014 OA grade II
Kontrol Glucosamine
Oral TD : 130/90 mmhg
BB : 65 Kg
Lansoprazo
le
Oral 1x1
Meloxicam Oral 2x1 23 P 51 14/07/2014 OA Nyeri kedua kaki Na
diclofenak Oral 2x1 TD :
130/80 mmhg
BB : 47 Kg
Allopurinol
Oral 2x10 mg
M prednisolon
Oral 2x4 mg
Vit B1
Oral 2x1
20/08/2014 OA Kontrol Na diclofenak
Oral 2x1 BB : 45 kg
TD : 120/80 mmhg
Vit B1
Oral 2x1
15/09/2014 OA Kedua kaki sakit Ketoprofen Oral TD : 130/90 mmhg
BB : 45 kg
M
prednisolon Oral 2x4
mg
07/10/2014 OA Kontrol Sohobion Oral 1x1 BB : 45
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
Meloxicam Oral 2x1 kg
TD : 190/80 mmhg
24 L 61 02/06/2014 OA Lutut, betis sakit, pegal-pegal ± 3bulan
Meloxicam Oral 2x1 BB : 85 Kg
TD : 120/80 mmhg
Neurodex Oral 2x1
06/06/2014 OA ± 4 bulan nyeri kedua lutut. Riwayat trauma (+), riwayat urut (+)
Ketoprofen Oral 2x1 BB : 85 kg
TD : 120/90 mmhg
Glukosamin Oral 2x1
12/06/2014 OA Kontrol kedua lutut terasa nyeri
Ketoprofen Oral BB : 85 Kg
TD : 120/80 mmhg
M
prednisolon Oral
20/06/2014 OA Kontrol kedua lutut terasa nyeri
Ketoprofen Oral BB : 85 Kg
TD : 120/80 mmhg
Meloxicam Oral
M prednisolon
Oral
25 P 63 31/01/2014 OA Kesemutan, lutut sakit dan pegal-pegal
Na diclofenak
Oral 2x50 mg
BB : 45 Kg
TD : 140/90 mmhg
Hipertensi
Amitripthid
in
Oral 1x1
Omeprazol
Oral 2x1
21/04/2014 OA Keluhan kaki sakit di bagian kiri, biru-biru,
perut sakit, mulas.
Magard FA Oral 2x1 BB : 50 kg
TD : 140/90 mmhg
Hipertensi M
prednisolon Oral 2x4
mg
Na diclofenak
Oral 2x50 mg
26 L 59 24/04/2014 OA Riwayat habis diurut dan keluhan hilang, akan
tetapi sekarang keluhan terasa panas, pegal,
nyeri sejak 1 hari yang lalu
Tramadol Oral 2x1 BB : 65 kg
TD : 120/80 mmhg
Ketoprofen Oral 2x1
M prednisolon
Oral 1x1
07/05/2014 OA Kontrol jika obat habis lutut terasa nyeri
kembali
Ketoprofen Oral 2x1 BB : 68 Kg
TD :
M
prednisolon Oral 2x4
mg
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
120/80 mmhg
27 L 40 08/05/2014 OA OS datang dengan keluhan nyeri pada
bagian bokong saat lama duduk
Keren dexketoprof
en
Oral BB : 52 Kg
TD : 120/90 mmhg
Na
diclofenak
Oral 2x 50 mg
GCM
Oral 2x1
Neurodex Oral 2x1 07/07/2014 OA Kaku pada seluruh tubuh
dan sakit pada daerah sikut tangan ketika
bangun tidur
Keren dexketoprof
en
Oral BB : 55 kg
TD : 120/90 Mmhg
Na
diclofenak
Oral 2x50 mg
GCM
Oral 2x1
28 P 61 25/08/2014 OA Kesemutan, lutut sakit dan pegal-pegal
Na diclofenak
Oral 2x50 mg
BB : 42 kg
TD : 140/90 mmhg
Hipertensi
M
prednisolon
Oral 2x4 mg
01/09/2014 OA Keluhan tangan sakit, kesemutan dan pegal-
pegal
Na diclofenak
Oral 2x50 mg
BB : 45 Kg
TD : 140/90 mmhg
Hipertensi
M
prednisolon
Oral 2x4 mg
Sohobion
Oral 1x1
08/09/2014 OA Keluhan tangan sakit, kesemutan dan pegal-
pegal
Ketoprofen Oral BB : 43 Kg
TD : 150/90 mmhg
As. Urat :
4,1
Myalgia dan
hipertensi Myonep Oral 2x1
29 P 53 11/09/2014 OA Keluhan lutut sakit Na diclofenak
Oral 2x1 BB : 49 Kg
TD :
-
Oral 1x1
Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Sampel
Sohobion 110/70 15/09/2014 OA Kontrol sakit lutut Sohobion Oral 1x1 BB : 50
Kg TD :
100/80 mmhg
As. Urat :
3,9 Koleste
rol : 204
- Na
diclofenak Oral 2x50
mg
Neurodex Oral
08/10/2014 OA ± 1 bulan kedua lutut terasa nyeri.
Riwayat trauma (-), riw. Diurut (-), hasil RO (+).
Meloxicam Oral BB : 50 Kg
TD : 110/80 mmhg
- M
prednisolon Oral
Antripthilin
Oral
Omeprazol
Oral
30 L 40 07/05/2014 OA ± 1 bulan yang lalu nyeri pangkal ibu jari kaki sebelah kanan, sakit menjalar ke tumit
M prednisolon
Oral BB : 90 Kg
TD : 120/80 mmhg
Obesitas
Meloxicam
Oral
Keren Oral Neurodex Oral
13/07/2014 OA Kaki sebelah kanan sakit, bengkak, pegel.
Meloxicam Oral TD : 120/80 mmhg
BB : 89 Kg.
Myalgia Neurodex
Oral
Lampiran 4 . Analisis Penilaian Ketepatan Diagnosis
No Kasus
Tanggal
kunjungan
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis BB dan TD Obat NSAID Tepat Indikasi
Penilaian / pasien BB TD
1 18/02/2014 OA genu bilateral
Pasien datang dengan keluhan
nyeri daerah sikut
jika digerakkan ± 2 minggu. Kesemutan pada daerah digiti II, III, IV. Lebih
sering pada pagi hari.
50 120/90 Meloxicam
1 1
26/02/2014 OA elbow Kontrol keluhan
nyeri pada daerah sikut
jika digeraakkan
51 120/80 Meloxicam 1 1
17/03/2014 OA elbow Kontrol sama seperti keluhan
sebelumnya. 50 120/80 Meloxicam 1 1
02/04/2014 OA Lutut terasa sakit dan pegal
pada sikut sebelah kanan
juga terasa lemas, keluhan
dirasakan sejak ± 1 bulan
yang lalu. Paling terasa
pada pagi hari. Telapak
tangan terasa kesemutan saat
aktivitas
50 120/90 Meloxicam 1 1
08/08/2014 OA ± 2 bulan nyeri kedua lutut
terutama lutut sebelah kiri.
50 120/80 Meloxicam
1 1
2 02/06/2014 OA Kedua lutut kaki terasa
sakit
55 150/90 Asam mefenamat
1 1
17/06/2014 OA Kedua lutut kaki terasa
sakit
55 140/80 Na diclofenak 1 1
10/07/2014 OA ± 1 tahun kedua lutut terasa nyeri
dan menjalar ke ruas jari
kaki
55 140/90 Ketoprofen 1 1
18/08/2014 OA grade II Kedua lutut masih terasa
nyeri menjalar keruas jari
55 140/90 Ketoprofen 1 1
No Kasus
Tanggal
kunjungan
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis BB dan TD Obat NSAID Tepat Indikasi
Penilaian / pasien BB TD
kaki. 3 26/06/2014 OA Kaki sakit,
lutut bengkak, nyeri, badan gatal-gatal.
75 140/80 Na diclofenak
1 1
4 05/08/2014 OA Ruas jari kaki tengah terasa
nyeri
61 120/90 Ketoprofen
1 1
11/08/2014 OA Jari-jari kaki masih sakit, obat habis
60 120/80 Meloxicam 1 1
25/08/2014 OA Kontrol jari kaki masih
nyeri di pagi hari ±8 bulan
SMRS
60 120/80 Meloxicam 1 1
16/10/2014 OA Kontrol jika obat habis, lutut terasa
nyeri
59 120/90 Meloxicam 1 1
10/11/2014 OA Kontrol lutut terasa nyeri ±
1 minggu yang lalu, keluhan disertai jari-jari tangan
nyeri.
60 120/90 Meloxicam 1 1 Ketoprofen 1 1
5 22/08/2014 OA Pasien telah ± 10 tahun
merasakan adanya sakit pada sendi lutut kanan dan lengan.
Disertai nyeri pada betis
kanan, krepitasi (+) pada lutut
kanan. Pasien mengaku
melakukan olahraga
ringan (jalan kaki)
69 150/90 Meloxicam 1 1
18/09/2014 OA Kontrol nyeri tangan sebelah kanan. Lutut
nyeri menjalar ke kedua kaki
bawah.
69 200/120 Meloxicam 1 1 Ketoprofen 1 1
02/12/2014 OA Kontrol badan pegal-pegal
69 160/100 Meloxicam 1 1
10/12/2014 OA Keluhan lutut Kanan sakit
70 140/90 Meloxicam 1 1
6 07/06/2014 OA Kaki sakit bagian
belakang lutut apalagi bila
jongkok.
65 160/100 Asam mefenamat
1 1
7 17/04/2014 OA Kontrol kaki terasa sakit
65 120/90 Meloxicam 1 1
24/04/2014 OA Masih terasa sakit pada lutut
kiri.
65 120/80 Meloxicam 1 1
22/05/2014 OA Nyeri lutut kiri, krepitasi (+), pain (+)
65 120/80 Meloxicam 1 1
06/06/2014 OA Kontrol lutut kiri masih
66 120/80 Meloxicam 1 1
No Kasus
Tanggal
kunjungan
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis BB dan TD Obat NSAID Tepat Indikasi
Penilaian / pasien BB TD
terasa sakit, asam urat 8,1
30/06/2014 OA Kontrol lutut kiri masih
terasa nyeri
66 140/90 Meloxicam 1 1
02/09/2014 OA Kontrol lutut dan pangkal ibu jari kaki
nyeri, ±1 minggu yang lalu. Riwayat asam urat (+)
65 140/80 Meloxicam 1 1
18/09/2014 OA Lutut terasa ngilu dan
nyeri. Riw. Asam urat, pangkal ibu jari sinistra
65 130/80 Meloxicam 1 1
8 12/03/2014 OA Kaki sakit, telapak tangan kebas/baal dan
kesemutan
75 130/90 Na diclofenak 1 1
10/04/2014 OA grade II ±1 tahun kedua lutut terasa nyeri,
75 Meloxicam 1 1
23/04/2014 OA Kontrol kedua lutut masih
nyeri
75 140/90 Ketoprofen 1 1 Meloxicam 1 1
9 05/12/2014 Keluhan nyeri kedua lutut
kaki selama ± 1 minggu
78 140/90 Na diclofenak 1 1
10 10/10/2014 OA Kaki kiri bengkak.
75 110/70 Na diclofenak 1 1
21/10/2014 OA Kaki kiri bengkak
75 150/90 Na diclofenak 1 1
03/12/2014 OA Kaki kiri bengkak
75 140/90 Na diclofenak 1 1
11 17/09/2014 OA ±3 hari kedua lutut dan
pingggang sakit
73 140/90 Na diclofenak 1 1
06/10/2014 OA Kontrol kedua lutut dan punggung
sakit
70 110/80 Na diclofenak 1 1
13/10/2014 OA ±2 bulan nyeri punggung dan lutut sebelah kanan. Hasil RO (+). OS
sering minum obat setelan.
70 130/80 Ketoprofen 1 1
03/11/2014 OA Kontrol nyeri pada bagian
pinggang (LBP), hasil rontgen tidak dibawa. Nyeri pada bagian
lutut ± 1 tahun. Keluhan paling
dirasakan saat turun tangga.
69 140/80 Meloxicam 1 1
30/12/2014 OA Pinggang hingga kaki nyeri, lutut
sebelah kanan bengkak ± 3
hari, terpasang
70 130/90 Ketoprofen 1 1
No Kasus
Tanggal
kunjungan
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis BB dan TD Obat NSAID Tepat Indikasi
Penilaian / pasien BB TD
korset. 12 06/03/2014 OA ± 15 hari nafas
terasa sesak. Lutut terasa
sakit.
51 130/80 Meloxicam 1 1
12/03/2014 OA Nyeri lutut kanan dan kiri
sejak ± 1 tahun,
menjalar ke ujung-ujung
jari kaki kanan dan kiri, panas
(+). Daerah telapak kaki
kebas, kesemutan (-),
bahu kanan dan kiri nyeri
(+), terasa pegal-pegal.
51 130/80 Meloxicam 1 1
13 10/03/2014 OA Kaki sakit, pusing-pusing
108 130/80 Na diclofenak 1 1
17/03/2014 OA Kontrol Lutut kaki sakit
108 130/80 Na diclofenak 1 1
14 29/04/2014 OA Gatal dan nyeri lutut kaki
kiri.
58 140/90 Na diclofenak 1 1
30/05/2014 OA Kontrol lutut kaki kiri sakit
50 140/90 Na diclofenak 1 1
21/04/2014 OA Kaki sakit di bagian kiri,
biru-biru, perut sakit, mulas
50 140/90 Na diclofenak 1 1
10/06/2014 OA Kontrol kaki sakit
55 150/90 Na diclofenak 1 1
29/04/2014 OA Kontrol kaki terasa sakit
58 140/90 Na diclofenak 1 1
15 04/08/2014 OA Kedua kaki bengkak sakit, BAB dan BAK
lancer
65 140/90 Na diclofenak 1 1
12/08/2014 OA Lutut dan pinggang sakit
70 140/90 Na diclofenak 1 1
16 20/11/2014 OA Kaki terasa pegal-pegal
36 140/90 Na diclofenak 1 1
03/11/2014 OA Kaki terasa pegal-pegal
48 130/90 Meloxicam 1 1
16/12/2014 OA Kontrol kaki terasa pegal
45 130/90 Meloxicam 1 1
30/12/2014 OA Lutut kiri bengkak dan
nyeri sejak ± 2 bulan
48 130/80 Meloxicam 1 1
17 01/10/2014 OA Kontrol lutut, perut sakit
69 130/80 Na diclofenak 1 1
08/10/2014 OA Kontrol lutut sakit
70 120/80 Na diclofenak 1 1
04/11/2014 OA Kontrol lutut sakit
69 120/80 Na diclofenak 1 1
12/11/2014 OA Nyeri kaki sebelah kiri
70 130/90 Na diclofenak 1 1
18/11/2014 OA Kontrol lutut sakit
68 140/90 Na diclofenak 1 1
28/11/2014 OA Kontrol lutut sakit
65 120/80 Na diclofenak 1 1
01/12/2014 OA Kontrol sakit lutut
65 120/80 Ketoprofen 1 1
18 24/08/2014 OA Kedua kaki sakit
60 120/90 Na diclofenak 1 1
No Kasus
Tanggal
kunjungan
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis BB dan TD Obat NSAID Tepat Indikasi
Penilaian / pasien BB TD
22/09/2014 OA Kedua kaki sakit
61 120/80 Meloxicam 1 1
19 17/07/2014 OA Jika sudah duduk maka susah berdiri lagi, bokong
dan paha sakit kadang sesak,
batuk, gemetaran
115 90/60 Meloxicam 1 1
06/08/2014 OA Nyeri kaki dan telapak kaki.
115 130/90 Meloxicam 1 1
20 14/11/2014 OA Pegal dan sakit sendi
85 130/50 Na diclofenak 1 1
03/11/2014 OA Kontrol 88 120/90 Na diclofenak 1 1 21 11/11/2014 OA ±2 minggu
nyeri lutut dan batuk
65 110/70 Na diclofenak 1 1
14/11/2014 OA Lutut sakit dan terasa pegal
65 120/90 Ketoprofen 1 1 Meloxicam 1 1
24/11/2014 OA Sakit pada lutut kiri
66 130/80 Ketoprofen
1 1
17/11/2014 OA Lutut sebelah kiri nyeri dan pegel-pegel
63 130/90 Meloxicam 1 1
23/12/2014 OA Lutut kiri sakit dan pegal
64 130/90 Meloxicam 1 1
22 20/05/2014 OA Lutut kaki terasa sakit
62 140/90 Na diclofenak 1 1
10/09/2014 OA Kontrol lutut kaki sakit
65 130/80 Meloxicam 1 1
12/09/2014 OA Kontrol lutut kaki sakit
65 130/90 Meloxicam 1 1
23 14/07/2014 OA Nyeri kedua kaki
47 130/80 Natrium diclofenak
1 1
20/08/2014 OA Nyeri kedua kaki
45 130/80 Na diclofenak 1 1
15/09/2014 OA Kedua kaki sakit
45 130/90 Ketoprofen 1 1
07/10/2014 OA Kontrol kedua lutut sakit
45 190/80 Meloxicam 1 1
24 02/06/2014 OA Lutut, betis sakit pegal-pegal ± 3
bulan
85 120/80 Meloxicam 1 1
06/06/2014 OA Lutut, betis sakit pegal-pegal ± 4 bulan riw
trauma (+), riw. Urut (+).
85 120/90 Ketoprofen 1 1
20/06/2014 OA Sakit lutut terasa sakit
85 120/90 Ketoprofen 1 1 Meloxicam 1 1
25 31/01/2014 OA Kaki kiri sakit 45 140/90 Na diclofenak 1 1 21/04/2014 OA Kaki sakit
dibagian kiri biru-biru, perut
sakit dan mulas.
50 140/90 Na diclofenak 1 1
26 29/04/2014 OA Setelah urut habis keluhan, namun terasa
lagi panas, pegal, nyeri sejak 1 hari yang lalu
65 120/80 Ketoprofen 1 1
07/05/2014 OA Kontrol, jika 68 120/80 Ketoprofen 1 1
No Kasus
Tanggal
kunjungan
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis BB dan TD Obat NSAID Tepat Indikasi
Penilaian / pasien BB TD
obat habis lutut terasa nyeri lagi
27 08/05/2014 OA Os dating dengan
keluhan nyeri pada bagian bokong dan
pinggang saat lama duduk
52 120/90 Meloxicam 1 1
07/07/2014 OA Kaku pada seluruh tubuh, terlebih ketika bangun tidur
55 120/90 Meloxicam 1 1 Keren
dexketoprofen 1 1
28 25/08/2014 OA Kesemutan, lutut sakit dan
pegal-pegal
42 140/90 Na diclofenak 1 1
01/09/2014 OA Tangan sakit, kesemutan, pegal-pegal
45 140/90 Na diclofenak 1 1
08/09/2014 OA Tangan sakit kesemutan, dan pegal-
pegal
43 150/90 Ketoprofen 1 1
29 11/09/2014 OA Keluhan sakit lutut
49 100/80 Na diclofenak 1 1
15/09/2014 OA Kontrol sakit lutut
50 100/80 Na diclofenak 1 1
08/10/2014 OA 1 tahun kedua lutut terasa
nyeri, hasil RO (+)
51 110/80 Meloxicam 1 1
30 07/05/2014 OA ±1 bulan yang lalu pangkal ibu jari kaki sebelah kiri
sakit, menjalar ke tumit
89 120/80 Meloxicam 1 1
13/07/2014 OA Kaki sebelah kanan sakit,
bengkak, pegal-pegal
89 120/80 Meloxicam 1 1
Lampiran 5 . Analisis Penilaian Ketepatan Indikasi
No Kasus
Tanggal
kunjungan
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis BB dan TD Obat NSAID Tepat Indikasi
Penilaian / pasien BB TD
1 18/02/2014 OA genu bilateral
Pasien datang dengan keluhan
nyeri daerah sikut
jika digerakkan ± 2 minggu. Kesemutan pada daerah digiti II, III, IV. Lebih
sering pada pagi hari.
50 120/90 Meloxicam
1 1
26/02/2014 OA elbow Kontrol keluhan
nyeri pada daerah sikut
jika digeraakkan
51 120/80 Meloxicam 1 1
17/03/2014 OA elbow Kontrol sama seperti keluhan
sebelumnya. 50 120/80 Meloxicam 1 1
02/04/2014 OA Lutut terasa sakit dan pegal
pada sikut sebelah kanan
juga terasa lemas, keluhan
dirasakan sejak ± 1 bulan
yang lalu. Paling terasa
pada pagi hari. Telapak
tangan terasa kesemutan saat
aktivitas
50 120/90 Meloxicam 1 1
08/08/2014 OA ± 2 bulan nyeri kedua lutut
terutama lutut sebelah kiri.
50 120/80 Meloxicam
1 1
2 02/06/2014 OA Kedua lutut kaki terasa
sakit
55 150/90 Asam mefenamat
1 1
17/06/2014 OA Kedua lutut kaki terasa
sakit
55 140/80 Na diclofenak 1 1
10/07/2014 OA ± 1 tahun kedua lutut terasa nyeri
dan menjalar ke ruas jari
kaki
55 140/90 Ketoprofen 1 1
18/08/2014 OA grade II Kedua lutut masih terasa
nyeri menjalar keruas jari
55 140/90 Ketoprofen 1 1
No Kasus
Tanggal
kunjungan
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis BB dan TD Obat NSAID Tepat Indikasi
Penilaian / pasien BB TD
kaki. 3 26/06/2014 OA Kaki sakit,
lutut bengkak, nyeri, badan gatal-gatal.
75 140/80 Na diclofenak
1 1
4 05/08/2014 OA Ruas jari kaki tengah terasa
nyeri
61 120/90 Ketoprofen
1 1
11/08/2014 OA Jari-jari kaki masih sakit, obat habis
60 120/80 Meloxicam 1 1
25/08/2014 OA Kontrol jari kaki masih
nyeri di pagi hari ±8 bulan
SMRS
60 120/80 Meloxicam 1 1
16/10/2014 OA Kontrol jika obat habis, lutut terasa
nyeri
59 120/90 Meloxicam 1 1
10/11/2014 OA Kontrol lutut terasa nyeri ±
1 minggu yang lalu, keluhan disertai jari-jari tangan
nyeri.
60 120/90 Meloxicam 1 1 Ketoprofen 1 1
5 22/08/2014 OA Pasien telah ± 10 tahun
merasakan adanya sakit pada sendi lutut kanan dan lengan.
Disertai nyeri pada betis
kanan, krepitasi (+) pada lutut
kanan. Pasien mengaku
melakukan olahraga
ringan (jalan kaki)
69 150/90 Meloxicam 1 1
18/09/2014 OA Kontrol nyeri tangan sebelah kanan. Lutut
nyeri menjalar ke kedua kaki
bawah.
69 200/120 Meloxicam 1 1 Ketoprofen 1 1
02/12/2014 OA Kontrol badan pegal-pegal
69 160/100 Meloxicam 1 1
10/12/2014 OA Keluhan lutut Kanan sakit
70 140/90 Meloxicam 1 1
6 07/06/2014 OA Kaki sakit bagian
belakang lutut apalagi bila
jongkok.
65 160/100 Asam mefenamat
1 1
7 17/04/2014 OA Kontrol kaki terasa sakit
65 120/90 Meloxicam 1 1
24/04/2014 OA Masih terasa sakit pada lutut
kiri.
65 120/80 Meloxicam 1 1
22/05/2014 OA Nyeri lutut kiri, krepitasi (+), pain (+)
65 120/80 Meloxicam 1 1
No Kasus
Tanggal
kunjungan
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis BB dan TD Obat NSAID Tepat Indikasi
Penilaian / pasien BB TD
06/06/2014 OA Kontrol lutut kiri masih
terasa sakit, asam urat 8,1
66 120/80 Meloxicam 1 1
30/06/2014 OA Kontrol lutut kiri masih
terasa nyeri
66 140/90 Meloxicam 1 1
02/09/2014 OA Kontrol lutut dan pangkal ibu jari kaki
nyeri, ±1 minggu yang lalu. Riwayat asam urat (+)
65 140/80 Meloxicam 1 1
18/09/2014 OA Lutut terasa ngilu dan
nyeri. Riw. Asam urat, pangkal ibu jari sinistra
65 130/80 Meloxicam 1 1
8 12/03/2014 OA Kaki sakit, telapak tangan kebas/baal dan
kesemutan
75 130/90 Na diclofenak 1 1
10/04/2014 OA grade II ±1 tahun kedua lutut terasa nyeri,
75 Meloxicam 1 1
23/04/2014 OA Kontrol kedua lutut masih
nyeri
75 140/90 Ketoprofen 1 1 Meloxicam 1 1
9 05/12/2014 Keluhan nyeri kedua lutut
kaki selama ± 1 minggu
78 140/90 Na diclofenak 1 1
10 10/10/2014 OA Kaki kiri bengkak.
75 110/70 Na diclofenak 1 1
21/10/2014 OA Kaki kiri bengkak
75 150/90 Na diclofenak 1 1
03/12/2014 OA Kaki kiri bengkak
75 140/90 Na diclofenak 1 1
11 17/09/2014 OA ±3 hari kedua lutut dan
pingggang sakit
73 140/90 Na diclofenak 1 1
06/10/2014 OA Kontrol kedua lutut dan punggung
sakit
70 110/80 Na diclofenak 1 1
13/10/2014 OA ±2 bulan nyeri punggung dan lutut sebelah kanan. Hasil RO (+). OS
sering minum obat setelan.
70 130/80 Ketoprofen 1 1
03/11/2014 OA Kontrol nyeri pada bagian
pinggang (LBP), hasil rontgen tidak dibawa. Nyeri pada bagian
lutut ± 1 tahun. Keluhan paling
dirasakan saat turun tangga.
69 140/80 Meloxicam 1 1
30/12/2014 OA Pinggang 70 130/90 Ketoprofen 1 1
No Kasus
Tanggal
kunjungan
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis BB dan TD Obat NSAID Tepat Indikasi
Penilaian / pasien BB TD
hingga kaki nyeri, lutut
sebelah kanan bengkak ± 3
hari, terpasang korset.
12 06/03/2014 OA ± 15 hari nafas terasa sesak. Lutut terasa
sakit.
51 130/80 Meloxicam 1 1
12/03/2014 OA Nyeri lutut kanan dan kiri
sejak ± 1 tahun,
menjalar ke ujung-ujung
jari kaki kanan dan kiri, panas
(+). Daerah telapak kaki
kebas, kesemutan (-),
bahu kanan dan kiri nyeri
(+), terasa pegal-pegal.
51 130/80 Meloxicam 1 1
13 10/03/2014 OA Kaki sakit, pusing-pusing
108 130/80 Na diclofenak 1 1
17/03/2014 OA Kontrol Lutut kaki sakit
108 130/80 Na diclofenak 1 1
14 29/04/2014 OA Gatal dan nyeri lutut kaki
kiri.
58 140/90 Na diclofenak 1 1
30/05/2014 OA Kontrol lutut kaki kiri sakit
50 140/90 Na diclofenak 1 1
21/04/2014 OA Kaki sakit di bagian kiri,
biru-biru, perut sakit, mulas
50 140/90 Na diclofenak 1 1
10/06/2014 OA Kontrol kaki sakit
55 150/90 Na diclofenak 1 1
29/04/2014 OA Kontrol kaki terasa sakit
58 140/90 Na diclofenak 1 1
15 04/08/2014 OA Kedua kaki bengkak sakit, BAB dan BAK
lancer
65 140/90 Na diclofenak 1 1
12/08/2014 OA Lutut dan pinggang sakit
70 140/90 Na diclofenak 1 1
16 20/11/2014 OA Kaki terasa pegal-pegal
36 140/90 Na diclofenak 1 1
03/11/2014 OA Kaki terasa pegal-pegal
48 130/90 Meloxicam 1 1
16/12/2014 OA Kontrol kaki terasa pegal
45 130/90 Meloxicam 1 1
30/12/2014 OA Lutut kiri bengkak dan
nyeri sejak ± 2 bulan
48 130/80 Meloxicam 1 1
17 01/10/2014 OA Kontrol lutut, perut sakit
69 130/80 Na diclofenak 1 1
08/10/2014 OA Kontrol lutut sakit
70 120/80 Na diclofenak 1 1
04/11/2014 OA Kontrol lutut sakit
69 120/80 Na diclofenak 1 1
12/11/2014 OA Nyeri kaki sebelah kiri
70 130/90 Na diclofenak 1 1
No Kasus
Tanggal
kunjungan
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis BB dan TD Obat NSAID Tepat Indikasi
Penilaian / pasien BB TD
18/11/2014 OA Kontrol lutut sakit
68 140/90 Na diclofenak 1 1
28/11/2014 OA Kontrol lutut sakit
65 120/80 Na diclofenak 1 1
01/12/2014 OA Kontrol sakit lutut
65 120/80 Ketoprofen 1 1
18 24/08/2014 OA Kedua kaki sakit
60 120/90 Na diclofenak 1 1
22/09/2014 OA Kedua kaki sakit
61 120/80 Meloxicam 1 1
19 17/07/2014 OA Jika sudah duduk maka susah berdiri lagi, bokong
dan paha sakit kadang sesak,
batuk, gemetaran
115 90/60 Meloxicam 1 1
06/08/2014 OA Nyeri kaki dan telapak kaki.
115 130/90 Meloxicam 1 1
20 14/11/2014 OA Pegal dan sakit sendi
85 130/50 Na diclofenak 1 1
03/11/2014 OA Kontrol 88 120/90 Na diclofenak 1 1 21 11/11/2014 OA ±2 minggu
nyeri lutut dan batuk
65 110/70 Na diclofenak 1 1
14/11/2014 OA Lutut sakit dan terasa pegal
65 120/90 Ketoprofen 1 1 Meloxicam 1 1
24/11/2014 OA Sakit pada lutut kiri
66 130/80 Ketoprofen
1 1
17/11/2014 OA Lutut sebelah kiri nyeri dan pegel-pegel
63 130/90 Meloxicam 1 1
23/12/2014 OA Lutut kiri sakit dan pegal
64 130/90 Meloxicam 1 1
22 20/05/2014 OA Lutut kaki terasa sakit
62 140/90 Na diclofenak 1 1
10/09/2014 OA Kontrol lutut kaki sakit
65 130/80 Meloxicam 1 1
12/09/2014 OA Kontrol lutut kaki sakit
65 130/90 Meloxicam 1 1
23 14/07/2014 OA Nyeri kedua kaki
47 130/80 Natrium diclofenak
1 1
20/08/2014 OA Nyeri kedua kaki
45 130/80 Na diclofenak 1 1
15/09/2014 OA Kedua kaki sakit
45 130/90 Ketoprofen 1 1
07/10/2014 OA Kontrol kedua lutut sakit
45 190/80 Meloxicam 1 1
24 02/06/2014 OA Lutut, betis sakit pegal-pegal ± 3
bulan
85 120/80 Meloxicam 1 1
06/06/2014 OA Lutut, betis sakit pegal-pegal ± 4 bulan riw
trauma (+), riw. Urut (+).
85 120/90 Ketoprofen 1 1
20/06/2014 OA Sakit lutut terasa sakit
85 120/90 Ketoprofen 1 1 Meloxicam 1 1
25 31/01/2014 OA Kaki kiri sakit 45 140/90 Na diclofenak 1 1 21/04/2014 OA Kaki sakit
dibagian kiri 50 140/90 Na diclofenak 1 1
No Kasus
Tanggal
kunjungan
Jenis Osteoarthritis
Diagnosis BB dan TD Obat NSAID Tepat Indikasi
Penilaian / pasien BB TD
biru-biru, perut sakit dan mulas.
26 29/04/2014 OA Setelah urut habis keluhan, namun terasa
lagi panas, pegal, nyeri sejak 1 hari yang lalu
65 120/80 Ketoprofen 1 1
07/05/2014 OA Kontrol, jika obat habis lutut terasa nyeri lagi
68 120/80 Ketoprofen 1 1
27 08/05/2014 OA Os dating dengan
keluhan nyeri pada bagian bokong dan
pinggang saat lama duduk
52 120/90 Meloxicam 1 1
07/07/2014 OA Kaku pada seluruh tubuh, terlebih ketika bangun tidur
55 120/90 Meloxicam 1 1 Keren
dexketoprofen 1 1
28 25/08/2014 OA Kesemutan, lutut sakit dan
pegal-pegal
42 140/90 Na diclofenak 1 1
01/09/2014 OA Tangan sakit, kesemutan, pegal-pegal
45 140/90 Na diclofenak 1 1
08/09/2014 OA Tangan sakit kesemutan, dan pegal-
pegal
43 150/90 Ketoprofen 1 1
29 11/09/2014 OA Keluhan sakit lutut
49 100/80 Na diclofenak 1 1
15/09/2014 OA Kontrol sakit lutut
50 100/80 Na diclofenak 1 1
08/10/2014 OA 1 tahun kedua lutut terasa
nyeri, hasil RO (+)
51 110/80 Meloxicam 1 1
30 07/05/2014 OA ±1 bulan yang lalu pangkal ibu jari kaki sebelah kiri
sakit, menjalar ke tumit
89 120/80 Meloxicam 1 1
13/07/2014 OA Kaki sebelah kanan sakit,
bengkak, pegal-pegal
89 120/80 Meloxicam 1 1
Lampiran 6 Analisis Ketepatan Dosis
No Pasien Tanggal Kunjungan OAINS yang Diberikan Tepat Dosis
Dosis Yang diberikan Dosis Formularium
Ketepatan
Tepat Tidak Tepat
1 18/02/2014 Meloxicam 2x7,5 mg Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
26/02/2014 Meloxicam 2x7,5 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
17/03/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
02/04/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
08/08/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
2 02/06/2014 Asam mefenamat 3x1 Kapsul/kaplet 500 mg
1 -
17/06/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
10/07/2014 Ketoprofen 2x1 Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injeksi
1 -
18/08/2014 Ketoprofen 2x1 Suppositosria 100
mg
1 -
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injeksi 3 26/06/2014 Na diclofenak
2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
4 05/08/2014 Ketoprofen
2x1 Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injeksi
1 -
11/08/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
25/08/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
16/10/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
10/11/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
Ketoprofen 2x1 Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injeksi
1 -
5 22/08/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
18/09/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
Ketoprofen 2x1 Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injek
1 -
02/12/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
10/12/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
6 07/06/2014 Asam mefenamat 3x1 Kapsul/kaplet 500 mg
1 -
7 17/04/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
24/04/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
22/05/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
06/06/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
30/06/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
02/09/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
18/09/2014 Meloxicam 3x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
8 12/03/2014 Na diclofenak 2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
10/04/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
23/04/2014 Ketoprofen 2x1 Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injek
1 -
Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
9 05/12/2014 Na Diclofenak 2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
10 10/10/2014 Na diclofenak 2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
21/10/2014 Na diclofenak 2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
03/12/2014 Na diclofenak 2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
11 17/09/2014 Na diclofenak 2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
06/10/2014 Na diclofenak 2x25 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
13/10/2014 Ketoprofen 2x1 Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
1 -
Tab. 100 mg
Injek 03/11/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
30/12/2014 Ketoprofen 2x1 Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injek
1 -
12 06/03/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
12/03/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
13 10/03/2014 Na diclofenak 2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
17/03/2014 Na diclofenak 2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
14 29/04/2014 Na diclofenak 2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
30/05/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
21/06/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
29/06/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
15 04/08/2014 Na diclofenak 2x1 Tab. 50 mg 1 -
Tab. 25 mg 12/08/2014 Na diclofenak 2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
16 20/11/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
03/12/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
16/12/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
30/12/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
17 01/10/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
08/10/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
04/11/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
12/11/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
18/11/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
28/11/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
01/12/2014 Ketoprofen 2x100 mg Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
1 -
Tab. 100 mg
Injek 18 24/08/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
22/09/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
19 17/07/2014 Meloxicam 2x7,5 mg Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
06/08/2014 Meloxicam 2x7,5 mg Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
20 14/11/2014 Na diclofenak 2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
03/11/2014 Na diclofenak 2x1 Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
21 11/11/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
14/11/2014 Ketoprofen 2x100 mg Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injek
1 -
Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
24/11/2014 Ketoprofen
2x100 mg Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
1 -
Tab. 100 mg
Injek 17/11/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
23/12/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
22 20/05/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
10/09/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
12/09/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
23 14/07/2014 Natrium diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
20/08/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
15/09/2014 Ketoprofen 2x100 mg Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injek
1 -
07/10/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
24 02/06/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
06/06/2014 Ketoprofen 2x100 mg Suppositosria 100 1 -
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injek 20/06/2014 Ketoprofen 2x100 mg Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injek
1 -
Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
25 31/01/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
21/04/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
26 29/04/2014 Ketoprofen 2x100 mg Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injek
1 -
07/05/2014 Ketoprofen 2x100 mg Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injek
1 -
27 08/05/2014 Meloxicam 2x1
Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
07/07/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
28 25/08/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
01/09/2014 Na diclofenak 2x100 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
08/09/2014 Ketoprofen 2x50 mg Suppositosria 100
mg
Tab. 50 mg
Tab. 100 mg
Injek
1 -
29 11/09/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
15/09/2014 Na diclofenak 2x50 mg Tab. 50 mg
Tab. 25 mg
1 -
08/10/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
30 07/05/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
13/07/2014 Meloxicam 2x1 Tablet 7,5 mg
Tab. 15 mg
1 -
Lampiran 7. Analisis Ketepatan Pasien
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
1 P 41 18/02/2014
Pasien datang dengan keluhan
nyeri daerah sikut jika
digerakkan ± 2 minggu.
Kesemutan pada daerah digiti II, III, IV. Lebih
sering pada pagi hari.
OA 50 120/90
- Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
26/02/2014
Kontrol keluhan nyeri pada
daerah sikut jika digeraakkan
OA 51 120/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
17/03/2014
Kontrol sama seperti keluhan sebelumnya. OA 50 120/
80 Pasien yang sensitive ataupun
alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
02/04/2014
Lutut terasa sakit dan pegal pada sikut
OA 50 120/ Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam
Meloxicam Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
sebelah kanan juga terasa lemas,
keluhan dirasakan sejak ± 1 bulan yang
lalu. Paling terasa pada pagi hari. Telapak tangan
terasa kesemutan saat aktivitas
90 ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
08/08/2014
± 2 bulan nyeri kedua lutut terutama
lutut sebelah kiri. OA 50 120/
80 Pasien yang sensitive ataupun
alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
2 L 69 02/06/2014
Kedua lutut kaki terasa sakit
OA dan hipertensi
55 150/90
Penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitivitas terhadap asam mefenamat.
Asam mefenamat
Oral 1 1
17/06/2014
Kedua lutut kaki terasa sakit
OA dan hipertensi
55 140/80
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
10/07/2014
± 1 tahun kedua lutut terasa nyeri dan menjalar ke ruas jari
kaki
OA dan hipertensi
55 140/90
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.
Ketoprofen Oral 1 1
18/08/2014
Kedua lutut masih terasa nyeri menjalar
keruas jari kaki.
OA dan hipertensi
55 140/90
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.
Ketoprofen Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
3 L 49 26/06/2014
Kaki sakit, lutut bengkak, nyeri,
badan gatal-gatal.
OA dan hipertensi
75 140/80
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
4 P 46 05/08/2014
Ruas jari kaki tengah terasa nyeri
OA 61 120/90
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.
Ketoprofen Oral 1 1
11/08/2014
Jari-jari kaki masih sakit, obat habis
OA 60 120/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
25/08/2014
Kontrol jari kaki masih nyeri di pagi
hari ±8 bulan SMRS
OA 60 120/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
16/10/2014
Kontrol jika obat habis, lutut terasa
nyeri
59 120/90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran
Meloxicam Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
cerna
10/11/2014
Kontrol lutut terasa nyeri ± 1 minggu yang lalu, keluhan
disertai jari-jari tangan nyeri.
60 120/90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam
Oral 1 1
1 1
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.
Ketoprofen
Oral
5 L 74 22/08/2014
Pasien telah ± 10 tahun merasakan adanya sakit pada sendi lutut kanan
dan lengan. Disertai nyeri pada betis
kanan, krepitasi (+) pada lutut kanan. Pasien mengaku
melakukan olahraga ringan (jalan kaki)
OA, Hipertensi
69 150/90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
18/09/2014
Kontrol nyeri tangan sebelah kanan. Lutut
nyeri menjalar ke kedua kaki bawah.
OA, Hipertensi
70 200/120
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam
Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
02/12/2014
Kontrol badan pegal-pegal
OA, Hipertensi
69 160/100
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat.
Ketoprofen
Oral 1 1
10/12/2014
Keluhan lutut Kanan sakit
OA, Hipertensi
70 140/90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
6 L 66 07/06/2014
Kaki sakit bagian belakang lutut
apalagi bila jongkok.
OA dan hipertensi
65 160/100
Penderita tukak lambung, radang usus, gangguan ginjal, asma dan hipersensitivitas terhadap asam mefenamat.
Asam mefenamat
Oral 1 1
7 L 40 17/04/2014
Kontrol kaki terasa sakit
OA dan hyperurekimia
65 120/90
Uric Acid : 8,1 mg/dl
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
24/04/2014
Masih terasa sakit pada lutut kiri. OA dan
hyperurekimia
65 120/80
- Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
22/05/2014
Nyeri lutut kiri, krepitasi (+), pain
(+) 65 120/
80 - Pasien yang sensitive ataupun
alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
06/06/2014
Kontrol lutut kiri masih terasa sakit,
66 120/80
asam urat 8,1
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
30/06/2014
Kontrol lutut kiri masih terasa nyeri
66 120/80
- Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
02/09/2014
Kontrol lutut dan pangkal ibu jari kaki
nyeri, ±1 minggu yang lalu. Riwayat
asam urat (+)
OA, hyperurekimia dan riwayat Trauma pada tahun 1990
60 130/80
- Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
18/09/2014
Lutut terasa ngilu dan nyeri. Riw.
Asam urat, pangkal ibu jari sinistra
OA dan hyperurekimia
60 120/90
- Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
8 P 51 12/03/2014
Lutut terasa ngilu dan nyeri. Riw.
Asam urat, pangkal ibu jari sinistra
OA dan Neuropa, hipertensi
75 130/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
10/04/2014
Kaki sakit, telapak tangan kebas/baal
dan kesemutan
OA dan Neuropa, hipertensi
75 140/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya
Meloxicam Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
riwayat pendarahan saluran cerna
23/04/2014
±1 tahun kedua lutut terasa nyeri,
OA dan Neuropa, hipertensi
75 140/90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam
Oral 1 1
9 P 52 05/12/2014
Kontrol kedua lutut masih nyeri
OA dan hipertensi
75 140/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
10 L 53 10/10/2014
Kaki kiri bengkak. OA dan myalgia
75 110/70
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
21/10/2014
Kaki kiri bengkak OA dan Hipertensi
76 150/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
03/12/2014
Kaki kiri bengkak OA dan Hipertensi
75 140/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
11 P 56 17/09/2014
±3 hari kedua lutut dan pingggang sakit
OA dan hiperte
73 140/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang
Na diclofenak
Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
nsi menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
06/10/2014
Kontrol kedua lutut dan punggung sakit
- 70 110/80
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
13/10/2014
±2 bulan nyeri punggung dan lutut sebelah kanan. Hasil RO (+). OS sering
minum obat setelan.
OA dan Hipertensi
70 130/80
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B
Ketoprofen Oral 1 1
03/11/2014
Kontrol nyeri pada bagian pinggang
(LBP), hasil rontgen tidak dibawa. Nyeri
pada bagian lutut ± 1 tahun. Keluhan
paling dirasakan saat turun tangga.
OA dan hipertensi
70 140/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
30/12/2014
Pinggang hingga kaki nyeri, lutut sebelah kanan
bengkak ± 3 hari, terpasang korset.
OA dan hipertensi
60 130/90
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B
Ketoprofen Oral 1 1
12 P 60 06/03/2014
± 15 hari nafas terasa sesak. Lutut
terasa sakit.
51 130/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya
Meloxicam
Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
riwayat pendarahan saluran cerna
12/03/2014
Nyeri lutut kanan dan kiri sejak ± 1 tahun, menjalar ke
ujung-ujung jari kaki kanan dan kiri,
panas (+). Daerah telapak kaki kebas, kesemutan (-), bahu kanan dan kiri nyeri
(+), terasa pegal-pegal.
50 140/80
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
13 P 40 10/03/2014
Kaki sakit, pusing-pusing
OA, Obesitas, hipertensi
108
130/80
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
17/03/2014
Kontrol Lutut kaki sakit
OA, Obesitas, hipertensi
108
140/80
- Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
14 P 63 29/04/2014
Gatal dan nyeri lutut kaki kiri.
OA, hipertensi
58 140/90
HB : 8,1
Cr : 6’
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
30/05/2014
Kontrol lutut kaki kiri sakit
OA, hipertensi
58 140/90
- Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain-
Na diclofenak
Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
penderita tukak lambung 21/06/2014
Kaki sakit di bagian kiri, biru-biru, perut
sakit, mulas
OA, hipertensi, tukak lambung
50 140/90
- Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
29/06/2014
Kontrol kaki sakit OA, hipertensi
58 140/90
HB : 8,1
Br : 2’10
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
15 P 68 04/08/2014
Kontrol kaki terasa sakit
OA, Hipertensi
65 140/90
- Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
12/08/2014
Kedua kaki bengkak sakit, BAB dan
BAK lancer
OA, hipertensi, Cardiomeg
al Hipercolest
rolemia DM Tipe II
70 140/90
Albumin : 4-9
Kolestrol : 219
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
16 P 67 20/11/2014
Kaki terasa pegal-pegal
36 140/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
03/12/2014
Kaki terasa pegal-pegal
OA, hiperte
48 130/90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien
Meloxicam Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
nsi dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
16/12/2014
Kontrol kaki terasa pegal
OA, Hipertensi
45 120/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
30/12/2014
Lutut kiri bengkak dan nyeri sejak ± 2
bulan
OA 46 120/90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
17 P 46 01/10/2014
Kontrol lutut, perut sakit
OA, Gangguan lambung
59 130/80
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
08/10/2014
Kontrol lutut sakit 70 120/80
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian
Na diclofenak
Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
04/11/2014
Kontrol lutut sakit OA, hyperurekimia
69 120/80
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
12/11/2014
Nyeri kaki sebelah kiri
OA, hyperurekimia
70 130/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
18/11/2014
Kontrol lutut sakit OA, hipertensi
68 140/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
28/11/2014
Kontrol lutut sakit 65 120/80
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
01/12/2014
Kontrol sakit lutut 65 120/80
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B
Ketoprofen Oral 1 1
18 P 50 24/08/2014
Kedua kaki sakit 60 120/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
22/09/2014
Kedua kaki sakit 61 120/ Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam
Meloxicam Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
80 ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
19 P 52 17/07/2014
Jika sudah duduk maka susah berdiri lagi, bokong dan paha sakit kadang
sesak, batuk, gemetaran
115
90/60
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
06/08/2014
Nyeri kaki dan telapak kaki.
115
130/90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
20 P 49 14/11/2014
Pegal dan sakit sendi 85 130/50
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
03/11/2014
Kontrol 88 120/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain-
Na diclofenak
Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
penderita tukak lambung
21 P 52 11/11/2014
±2 minggu nyeri lutut dan batuk
OA, ISPA
65 110/70
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
14/11/2014
Lutut sakit dan terasa pegal
OA, ISPA
65 120/90
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B
Ketoprofen
Oral 1 1
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam
Oral 1 1
24/11/2014
Sakit pada lutut kiri Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B
Ketoprofen Oral 1 1
17/11/2014
Lutut sebelah kiri nyeri dan pegel-
pegel
OA 65 120/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
23/12/2014
Lutut kiri sakit dan pegal
OA 65 120/90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien
Meloxicam Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
22 L 78 20/05/2014
Lutut kaki terasa sakit
DM, OA, Hipertensi
65 120/80
Gula darah : 315
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
10/09/2014
Kontrol lutut kaki sakit
62 140/90
GDN : 165
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
12/09/2014
Kontrol lutut kaki sakit
65 130/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
23 P 51 14/07/2014
Nyeri kedua kaki 47 130/80
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Natrium diclofenak
Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
20/08/2014
Nyeri kedua kaki 45 120/80
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
15/09/2014
Kedua kaki sakit 45 130/90
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B
Ketoprofen Oral 1 1
07/10/2014
Kontrol kedua lutut sakit
45 190/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
24 L 61 02/06/2014
Lutut, betis sakit pegal-pegal ± 3
bulan
85 120/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
06/06/2014
Lutut, betis sakit pegal-pegal ± 4
bulan riw trauma (+), riw. Urut (+).
85 120/90
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B
Ketoprofen Oral 1 1
20/06/2014
Sakit lutut terasa sakit
85 120/80
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B
Ketoprofen Oral 1 1
1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam
Oral
25 P 63 31/01/2014
Kaki kiri sakit 45 140/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
21/04/2014
Kaki sakit dibagian kiri biru-biru, perut
sakit dan mulas.
50 140/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
26 L 59 29/04/2014
Setelah urut habis keluhan, namun terasa lagi panas,
pegal, nyeri sejak 1 hari yang lalu
65 120/80
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B
Ketoprofen Oral 1 1
07/05/2014
Kontrol, jika obat habis lutut terasa
nyeri lagi
68 120/80
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B
Ketoprofen Oral 1 1
27 L 40 08/05/2014
Os dating dengan keluhan nyeri pada bagian bokong dan pinggang saat lama
duduk
52 120/90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung
Meloxicam Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
07/07/2014
Kaku pada seluruh tubuh, terlebih
ketika bangun tidur
55 120/90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam
Oral 1 1
28 P 61 25/08/2014
Kesemutan, lutut sakit dan pegal-
pegal
OA, hipertensi
42 140/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
01/09/2014
Tangan sakit, kesemutan, pegal-
pegal
OA, Hypertensi
45 140/90
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
08/09/2014
Tangan sakit kesemutan, dan
pegal-pegal
OA, myalgia, hipertensi
43 150/90
As. Urat : 4,1
Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan OAINS lainnya. Gangguan fungsi hati dan ginjal yang berat. B
Ketoprofen Oral 1 1
29 P 53 11/09/2014
Keluhan sakit lutut 49 110/70
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
Na diclofenak
Oral 1 1
15/09/ Kontrol sakit lutut 50 100/ As. Urat :
Penderita yang hipersensitif terhadap diclofenak atau yang
Na Oral 1 1
No Gender Usia tanggal Keluhan dan Diagnosis lain
Riwayat penyakit
Data laboratorium Kontraindikasi OAINS Rute Tepat pasien
Penilaian per pasien
BB TD Lainnya
2014 80 3,9 Kolesterol : 204
menderita asma, urtikaria atau alergi terhadap pemberian aspirin atau OAINS lain- penderita tukak lambung
diclofenak
08/10/2014
1 tahun kedua lutut terasa nyeri, hasil
RO (+)
50 110/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
30 L 40 07/05/2014
±1 bulan yang lalu pangkal ibu jari kaki
sebelah kiri sakit, menjalar ke tumit
OA, Obesitas
90 120/80
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
13/07/2014
Kaki sebelah kanan sakit, bengkak,
pegal-pegal
OA, Obesitas
89 120/90
Pasien yang sensitive ataupun alergi terhadap meloxicam ataupun OAINS lainnya. Pasien dengan gangguan ginjal berat hingga gagal ginjal, wanita hamil dan menyusui, anak-anak, adanya riwayat tukak lambung dalam 6 bulan terakhir, adanya riwayat pendarahan saluran cerna
Meloxicam Oral 1 1
Penilaian Ketepatan Pasien :
1 = Tepat Pasien
0 = Tidak Tepat Pasien
Penilaian Per Pasien :
1 = Sudah mendapatkan terapi OAINS yang tepat
0 = Tidak mendapatkan terapi OAINS yang tepat
Lampiran 8 : Analisis ketepatan Obat
No kasus
Tanggal kunjungan
Jenis Arthritis
Obat Anti-Inflamasi Non-
steroid
Rute pemberian
Ketepatan obat
Penilaian per-pasien
1 18/02/2014 OA genu bilateral
Meloxicam Oral 1 1
26/02/2014 OA elbow
Meloxicam Oral 1 1
17/03/2014 OA elbow
Meloxicam Oral 0 0
02/04/2014 OA Meloxicam Oral 0 0 08/08/2014 OA Meloxicam Oral 0 0
2 02/06/2014 OA Asammefenamat Oral 1 1 17/06/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 10/07/2014 OA Ketoprofen Oral 1 1 18/08/2014 OA
grade II Ketoprofen Oral 1 1
3 26/06/2014 OA Na diclofenak
Oral 0 0
4 05/08/2014 OA Ketoprofen
Oral 1 1
11/08/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 25/08/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 16/10/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 10/11/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
Ketoprofen Oral 1 1
5 22/08/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 18/09/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
Ketoprofen Oral 0 0 02/12/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 10/12/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
6 07/06/2014 OA Asammefenamat Oral 1 1 7 17/04/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
24/04/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 22/05/2014 OA Meloxicam Oral 0 0 06/06/2014 OA Meloxicam Oral 0 0 30/06/2014 OA Meloxicam Oral 0 0 02/09/2014 OA Meloxicam Oral 0 0 18/09/2014 OA Meloxicam Oral 0 0
8 12/03/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 10/04/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
23/04/2014 OA Ketoprofen Oral 0 0 Meloxicam Oral 0 0
9 05/12/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 10 10/10/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0
21/10/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 03/12/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0
11 17/09/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0
No kasus
Tanggal kunjungan
Jenis Arthritis
Obat Anti-Inflamasi Non-
steroid
Rute pemberian
Ketepatan obat
Penilaian per-pasien
06/10/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 13/10/2014 OA Ketoprofen Oral 1 1 03/11/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 30/12/2014 OA Ketoprofen Oral 1 1
12 06/03/2014 OA Meloxicam Oral 0 0 12/03/2014 OA Meloxicam Oral 0 0
13 10/03/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 17/03/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0
14
29/04/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 30/05/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 21/06/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 29/06/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0
15 04/08/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 12/08/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0
16 20/11/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 03/12/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 16/12/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 30/12/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
17 01/10/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 08/10/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 04/11/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 12/11/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 18/11/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 28/11/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 01/12/2014 OA Ketoprofen Oral 1 1
18 24/08/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 22/09/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
19 17/07/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 06/08/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
20 14/11/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 03/11/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0
21 11/11/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 14/11/2014 OA Ketoprofen Oral 1 1
Meloxicam Oral 1 1 24/11/2014 OA Ketoprofen
Oral 1 1
17/11/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 23/12/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
22 20/05/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 10/09/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 12/09/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
23 14/07/2014 OA Natriumdiclofenak Oral 0 0 20/08/2014 OA Na diclofenak Oral 1 1 15/09/2014 OA Ketoprofen Oral 1 1 07/10/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
No kasus
Tanggal kunjungan
Jenis Arthritis
Obat Anti-Inflamasi Non-
steroid
Rute pemberian
Ketepatan obat
Penilaian per-pasien
24 02/06/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 06/06/2014 OA Ketoprofen Oral 1 1 20/06/2014 OA Ketoprofen Oral 1 1
Meloxicam Oral 1 1 25 31/01/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0
21/04/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 26 29/04/2014 OA Ketoprofen Oral 1 1
07/05/2014 OA Ketoprofen Oral 1 1 27 08/05/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
07/07/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 28 25/08/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0
01/09/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 08/09/2014 OA Ketoprofen Oral 1 1
29 11/09/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 15/09/2014 OA Na diclofenak Oral 0 0 08/10/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
30 07/05/2014 OA Meloxicam Oral 1 1 13/07/2014 OA Meloxicam Oral 1 1
Analisis Ketepatan Obat :
1 = Tepat Obat
0 = Tidak Tepat Obat
Penilaian Per Pasien :
1 = Sudah Mendapatkan Terapi OAINS Tepat Obat
0 = Tidak Mendapatkan Terapi OAINS Tepat Obat
Lampiran 9 Analisis Ketepatan Cara Pemberian No
Pasien Tanggal Kunjungan OAINS yang Diberikan Tepat Cara Pemberian
Cara Pemberian Yang dilakukan Cara pemberian menurut Formularium
Ketepatan
Tepat Tidak Tepat
1 18/02/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 26/02/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 17/03/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 02/04/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 08/08/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
2 02/06/2014 Asam mefenamat Oral Oral 1 - 17/06/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 10/07/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria,
injeksi 1 -
18/08/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria, injeksi
1 -
3 26/06/2014 Na diclofenak
Oral Oral 1 -
4 05/08/2014 Ketoprofen
Oral Oral, suppositoria, injeksi
1 -
11/08/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 25/08/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 16/10/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 10/11/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
Ketoprofen Oral Oral, suppositoria, injeksi
1 -
5 22/08/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 18/09/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
Ketoprofen Oral Oral, suppositoria, injeksi
1 -
02/12/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 10/12/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
6 07/06/2014 Asam mefenamat Oral Oral 1 -
7 17/04/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 24/04/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 22/05/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 06/06/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 30/06/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 02/09/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 18/09/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
8 12/03/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 10/04/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 23/04/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria,
injeksi 1 -
Meloxicam Oral Oral 1 - 9 05/12/2014 Na Diclofenak Oral Oral 1 -
10 10/10/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 21/10/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 03/12/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 -
11 17/09/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 06/10/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 13/10/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria,
injeksi 1 -
03/11/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 30/12/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria,
injeksi 1 -
12 06/03/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 12/03/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
13 10/03/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 17/03/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 -
14 29/04/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 30/05/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 21/06/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 29/06/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 -
15 04/08/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 12/08/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 -
16 20/11/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 03/12/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 16/12/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 30/12/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
17 01/10/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 08/10/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 04/11/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 12/11/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 18/11/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 28/11/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 01/12/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria,
injeksi 1 -
18 24/08/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 22/09/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
19 17/07/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 06/08/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
20 14/11/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 03/11/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 -
21 11/11/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 14/11/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria,
injeksi 1 -
Meloxicam Oral Oral 1 - 24/11/2014 Ketoprofen
Oral Oral, suppositoria,
injeksi 1 -
17/11/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 23/12/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
22 20/05/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 10/09/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 12/09/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
23 14/07/2014 Natrium diclofenak Oral Oral 1 - 20/08/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 15/09/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria,
injeksi 1 -
07/10/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 24 02/06/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
06/06/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria, injeksi
1 -
20/06/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria, injeksi
1 -
Meloxicam Oral Oral 1 - 25 31/01/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 -
21/04/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 26 29/04/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria,
injeksi 1 -
07/05/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria, injeksi
1 -
27 08/05/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 07/07/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
28 25/08/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 01/09/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 08/09/2014 Ketoprofen Oral Oral, suppositoria,
injeksi 1 -
29 11/09/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 15/09/2014 Na diclofenak Oral Oral 1 - 08/10/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
30 07/05/2014 Meloxicam Oral Oral 1 - 13/07/2014 Meloxicam Oral Oral 1 -
No L/P Tanggal kunjungan
Obat anti-inflamasi Non
steroid
Tepat diagnosis
tepat dosis
tepat obat tepat indikasi
tepat pasien
Tepat cara pemberian
Evaluasi kerasionalan
kerasionalan
1 P 18/02/2014 Meloxicam
1 1 1 1 1 1 1 1
26/02/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 17/03/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0 02/04/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0 08/08/2014 Meloxicam
1 1 0 1 1 1 0 0
2 L 02/06/2014 Asam mefenamat
1 1 1 1 1 1 1 1
17/06/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 10/07/2014 Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1 18/08/2014 Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1
3 L 26/06/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 4 P 05/08/2014 Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1
11/08/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 25/08/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 16/10/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 10/11/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1
Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1 5 L 22/08/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1
18/09/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 Ketoprofen 1 1 0 1 1 1 0 0
02/12/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1
10/12/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 6 L 07/06/2014 Asam
mefenamat 1 1 1 1 1 1 1 1
Lampiran 10 : Hasil analisa ketepatan dan kerasionalan berdasarkan pemberian Obat anti-Inflamasi Non-Steroid pada pasien rawat jalan
7 L 17/04/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 24/04/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 22/05/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0 06/06/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0 30/06/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0 02/09/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0 18/09/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0
8 P 12/03/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 10/04/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 23/04/2014 Ketoprofen 1 1 0 1 1 1 0 0
Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0 9 P 05/12/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0
10 L 10/10/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 21/10/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 03/12/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0
11 P 17/09/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 06/10/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 O O 13/10/2014 Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1 03/11/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 30/12/2014 Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1
12 P 06/03/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0 12/03/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0
13 P 10/03/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 17/03/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0
14 P 29/04/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0
30/05/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 21/04/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 10/06/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 29/04/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0
15 P 04/08/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 12/08/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0
16 P 20/11/2014 Na diclofenak 1 1 1 1 1 1 1 1 03/11/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 16/12/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 30/12/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1
17 P 01/10/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 08/10/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 04/11/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 12/11/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 18/11/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 28/11/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 01/12/2014 Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1
18 P 24/08/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 1 1 22/09/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1
19 P 17/07/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 06/08/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0
20 P 14/11/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 03/11/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0
21 P 11/11/2014 Na diclofenak 1 1 1 1 1 1 1 1 14/11/2014 Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1
Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 24/11/2014 Ketoprofen
1 1 1 1 1 1 1 1
17/11/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 23/12/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0
22 L 20/05/2014 Na diclofenak 1 1 1 1 1 1 1 1 10/09/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 12/09/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0
23 P 14/07/2014 Natrium diclofenak
1 1 1 1 1 1 1 1
20/08/2014 Na diclofenak 1 1 1 1 1 1 1 1 15/09/2014 Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1 07/10/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1
Penilaian ketepatan : 1 = tepat 0 = tidak tepat Penilaian Evaluasi Kerasionalan : 1 = memenuhi penilaian ketepatan 0 = tidak memenuhi penilaian ketepatan Kerasionalan : 1 = rasional 0= tidak rasional
24 L 02/06/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 06/06/2014 Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1 20/06/2014 Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1
Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0 25 P 31/01/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0
21/04/2014 Na diclofenak 1 1 1 1 1 1 1 1
26 L 29/04/2014 Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1 07/05/2014 Ketoprofen 1 1 1 1 1 1 1 1
27 L 08/05/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 07/07/2014 Meloxicam 1 1 0 1 1 1 0 0
Keren dexketoprofen
1 1 0 1 1 1 0 0
28 P 25/08/2014 Na diclofenak 1 1 1 1 1 1 1 1 01/09/2014 Na diclofenak 1 1 0 1 1 1 0 0 08/09/2014 Ketoprofen 1 1 0 1 1 1 0 0
29 P 11/09/2014 Na diclofenak 1 1 1 1 1 1 1 1 15/09/2014 Na diclofenak 1 1 1 1 1 1 1 1 08/10/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1
30 L 07/05/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1 13/07/2014 Meloxicam 1 1 1 1 1 1 1 1
102 102 53 102 102 102 53 53
Lampiran 11 : Data Hasil Analisis Dengan SPSS Statistics
Usia Jenis
Kelamin Tepat
Indikasi Tepat Dosis
Tepat Obat
Tepat Pasien
Tepat cara pemberian
N Valid 30 30 30 30 30 30 30 Missing 0 0 0 0 0 0 0
Sum 191 49 30 30 15 30 15
Frequency Table Usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 5 8 26,7 26,7 26,7
6 9 30,0 30,0 56,7 7 7 23,3 23,3 80,0 8 6 20,0 20,0 100,0 Total 30 100,0 100,0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid 5-11 tahun 11 36,7 36,7 36,7
12-16 tahun 19 63,3 63,3 100,0 Total 30 100,0 100,0
Tepat Indikasi
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Tepat 30 100,0 100,0 100,0
Tepat Dosis
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Tepat 30 100,0 100,0 100,0
Tepat Obat
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Tidak Tepat 15 50,0 50,0 50,0
Tepat 15 50,0 50,0 100,0 Total 30 100,0 100,0
Tepat Pasien
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Tepat 30 100,0 100,0 100,0
Tepat cara pemberian
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent Valid Tidak Tepat 15 50,0 50,0 50,0
Tepat 15 50,0 50,0 100,0 Total 30 100,0 100,0