rangkuman reliabilitas.docx

4
Jali Yulaeni 140211807777 RELIABILITAS PENGERTIAN RELIABILITAS Selain harus memiliki validitas, tes yang baik juga harus konsisten dan dapat dipercaya. Dengan kata lain, sebuah tes harus reliabel. Moore (2005:172) mendefinisikan reliabilitas sebagai konsistensi antara alat pengukuran dan hasil secara berulang. Sebuah tes dikatakan reliabel jika skor yang dihasilkan benar-benar dapat dipercaya karena bersifat ajeg dan tidak berubah secara mencolok (Djiwandono, 2011: 170). Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah hasil pengukuran yang konsisten dengan hasil yang dapat dipercaya walaupun dilakukan secara berulang-ulang. Jika validitas dapat dibuktikan secara kualitatif sesuai dengan jenis data pendukung yang dapat ditunjukkan, maka reliabilitas hanya dapat dinyatakan secara empirik menggunakan angka-angka statistik. Angka statistik tersebut adalah hasil penghitungan korelasi antara dua rangkaian skor. Sebuah alat ukur harus menunjukkan informasi yang reliabel jika penilaian tersebut ditujukan untuk mengambil sebuah keputusan (Moore, 2005: 171). Metode penghitungan yang digunakan perlu dijelaskan secara rinci, terutama yang berkaitan dengan reliabilitas data. Penjelasan tersebut menurut Patilima (2011: 97) meliputi: (a) gambaran pendekatan dan prosedur analisis data; (b) pemberian alasan mengapa pendekatan ini digunakan dalam penelitian tersebut; (c) pernyataan secara jelas proses penyusunan tema, konsep, dan teori dari pengauditan data; dan (d) penunjukan fakta-fakta, termasuk penelitian kualitatif dan kuantitatif sebelumnya. Moore (2005: 172) menjelaskan bahwa kesalahan dalam pengukuran mungkin saja terjadi. Beberapa kesalahan tersebut misalnya (a) kurang baiknya konstruksi alat ukur, (b) hal yang akan diukur mungkin saja berubah sewaktu-waktu, (c) ketidaksamaan penilaian dan perekaman yang akan memengaruhi nilai, dan (d) variabel seperti motivasi, kesehatan, dan keberuntungan dapat menyebabkan perbedaan. Namun demikian, kesalahan-kesalahan dalam pengukuran tersebut dapat diminimalkan. Reliabilitas sebuah alat ukur dapat ditingkatkan dengan (a) meningkatkan jumlah item yang akan dievaluasi, (b) menetapkan tingkat kesulitan tiap item, (c) menulis item dan

Upload: jali-yulaeni

Post on 08-Apr-2016

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ASESMEN

TRANSCRIPT

Page 1: RANGKUMAN RELIABILITAS.docx

Jali Yulaeni

140211807777

RELIABILITAS

PENGERTIAN RELIABILITAS

Selain harus memiliki validitas, tes yang baik juga harus konsisten dan dapat dipercaya. Dengan kata lain, sebuah tes harus reliabel. Moore (2005:172) mendefinisikan reliabilitas sebagai konsistensi antara alat pengukuran dan hasil secara berulang. Sebuah tes dikatakan reliabel jika skor yang dihasilkan benar-benar dapat dipercaya karena bersifat ajeg dan tidak berubah secara mencolok (Djiwandono, 2011: 170). Berdasarkan dua pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah hasil pengukuran yang konsisten dengan hasil yang dapat dipercaya walaupun dilakukan secara berulang-ulang.

Jika validitas dapat dibuktikan secara kualitatif sesuai dengan jenis data pendukung yang dapat ditunjukkan, maka reliabilitas hanya dapat dinyatakan secara empirik menggunakan angka-angka statistik. Angka statistik tersebut adalah hasil penghitungan korelasi antara dua rangkaian skor. Sebuah alat ukur harus menunjukkan informasi yang reliabel jika penilaian tersebut ditujukan untuk mengambil sebuah keputusan (Moore, 2005: 171). Metode penghitungan yang digunakan perlu dijelaskan secara rinci, terutama yang berkaitan dengan reliabilitas data. Penjelasan tersebut menurut Patilima (2011: 97) meliputi: (a) gambaran pendekatan dan prosedur analisis data; (b) pemberian alasan mengapa pendekatan ini digunakan dalam penelitian tersebut; (c) pernyataan secara jelas proses penyusunan tema, konsep, dan teori dari pengauditan data; dan (d) penunjukan fakta-fakta, termasuk penelitian kualitatif dan kuantitatif sebelumnya.

Moore (2005: 172) menjelaskan bahwa kesalahan dalam pengukuran mungkin saja terjadi. Beberapa kesalahan tersebut misalnya (a) kurang baiknya konstruksi alat ukur, (b) hal yang akan diukur mungkin saja berubah sewaktu-waktu, (c) ketidaksamaan penilaian dan perekaman yang akan memengaruhi nilai, dan (d) variabel seperti motivasi, kesehatan, dan keberuntungan dapat menyebabkan perbedaan. Namun demikian, kesalahan-kesalahan dalam pengukuran tersebut dapat diminimalkan. Reliabilitas sebuah alat ukur dapat ditingkatkan dengan (a) meningkatkan jumlah item yang akan dievaluasi, (b) menetapkan tingkat kesulitan tiap item, (c) menulis item dan petunjuk dengan jelas, (d) mengatur instrumen penilaian dengan hati-hati, dan (e) menilai secara objektif (Moore, 2005: 172).

Dalam menentukan reliabilitas, ada empat hal yang perlu diperhatikan reliabilitasnya (Brown, 2003: 21). Empat hal tersebut adalah (a) reliabilitas yang berhubungan dengan murid, (b) reliabilitas rater, (c) reliabilitas pelaksanaan tes, dan (d) reliabilitas tes. Salah satu syarat agar hasil suatu tes dapat dipercaya adalah tes tersebut harus mempunyai reliabilitas yang memadai. Secara lebih lengkap, Jaali dan Moeljono (2008) membedakan reliabilitas menjadi dua macam sebagai berikut.

Reliabilitas Konsistensi Tanggapan

Reliabilitas ini selalu mempersoalkan mengenai tanggapa responden atau objek terhadap tes tersebut apakah sudah baik atau konsisten. Dalam artian apabila tes yang telah di cobakan tersebut dilakukan pengukuran kembali terhadap obyek yang sama, apakah hasilnya masih tetap sama dengan pengukuran sebelumnya. Jika hasil pengukuran kedua menunjukkan ketidakonsistenan,

Page 2: RANGKUMAN RELIABILITAS.docx

maka hasil pengukuran tersebut tidak mengambarkan keadaan obyek yang sesungguhnya. Untuk mengetahui apakah suatu tes atau instrument tersebut sudah mantap atau konsisten, maka tes/instrument tersebut harus diuji kepada obyek ukur yang sama secara berulang-ulang.

Ada tiga mekanisme untuk memeriksa reliabilitas tanggapan responden terhadap tes (Jaali ; 2008) yaitu :

Teknik test-retest ialah pengetesan dua kali dengan menggunakan suatu tes yang sama pada waktu yang berbeda.

Teknik belah dua ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan dua kelompok item yang setara pada saat yang sama.

Bentuk ekivalen ialah pengetesan (pengukuran) yang dilakukan dengan menggunakan dua tes yang dibuat setara kemudian diberikan kepada responden atau obyek tes dalam waktu yang bersamaan.

Reliabilitas Konsistensi Gabungan Item

Reabilitas ini terkait dengan konsistensi antara item-item suatu tes atau instrument.. Apabila terhadap bagian obyek ukur yang sama, hasil pengukuran melalui item yang satu kontradiksi atau tidak konsisten dengan hasil ukur melalui item yang lain maka pengukuran dengan tes (alat ukur) sebagai suatu kesatuan itu tidak dapat dipercaya. Untuk itu jika terjadi hal demikian maka kita tidak bisa menyalahkan obyek ukur, melainkan alat ukur (tes) yang dipersalahkan, dengan mengatakan bahwa tes tersebut tidak reliable atau memiliki reliabilitas yang rendah.

Dalam menentukan reliabilitas sebuah alat evaluasi dalam hal ini instrumen tes, dapat dikelompokkan berdasarkan jenis instrumen tersebut, yaitu: (1) Tes Objektif , (2) Tes Uraian, dan (3) Tes Afektif.

PENGUJIAN RELIABILITAS INSTRUMEN

Pengujian reliabilitas instrumen menurut Sugiyono (2010:354) dapat dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal, pengujian dilakukan dengan test – retest (stability), equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal pengujian dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik-teknik tertentu.

Test retest

Instrumen penelitian dicobakan beberapa kali pada responden yang sama dengan instrumen yang sama dengan waktu yang berbeda. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan pertama dengan yang berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan, maka instrumen tersebut sudah dinyatakan reliabel.

Ekuivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda, tetapi maksudnya sama. misalnya, berapa tahun pengalaman Anda bekerja di lembaga ini? Pertanyaan tersebut ekuivalen dengan tahun berapa Anda mulai bekerja di lembaga ini?

Pengujian dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya dua dan berbeda, pada responden yang sama. Reliabilitas diukur dengan cara mengkorelasikan antara data instrumen yang satu dengan instrumen yang dijadikan ekuivalennya. Bila korelasi positif dan signifikan, maka instrumen dapat dinyatakan reliabel.

Page 3: RANGKUMAN RELIABILITAS.docx

Gabungan

Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen yang ekuivalen beberapa kali ke responden yang sama. cara ini merupakan gabungan dari test-retest (stability) dan ekuivalen.

Reliabilitas instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan dua instrumen, setelah itu dikorelasikan pada pengujian kedua dan selanjutnya dikorelasikan secara silang. Jika dengan dua kali pengujian dalam waktu yang berbeda, maka akan dapat dianalisis keenam koefisien reliabilitas. Bila keenam koefisien korelasi itu semuanya positif dan signifikan, maka dapat dinyatakan bahwa instrumen itu reliabel.

Daftar Rujukan

Moore, Keneth D. 2005. Effective Instructional Strategies: From Theory to Practice. USA: Sage

publication.

Djiwandono, Soenardi. 2011. Tes Bahasa: Pegangan bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks.

Patilima, Hamid. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Brown, James Dean. 2004. Language Assessment: Principles and Classroom Practices. London:

Longman.

Djali dan Muljono. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.