rangkuman mpkt a

Upload: julioandri

Post on 19-Oct-2015

72 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

rangkuman seadanya

TRANSCRIPT

MERANGKUM BUKU AJAR 1DINDA RIZKI AMALIA / TEKNIK SIPIL / 1206260551

Judul Buku: Buku Ajar 1Nama Penulis: Bagus Takwin, Lamuddin Finoza, Fristian Hadinata M.Hum dan LG. Saraswati Putri M.HumData Publikasi:

Bab 1Kekuatan dan Keutamaan KarakterBanyaknya pembahasan tentang karakter di dalam diskusi dan seminar, memunculkan lembaga-lembaga pendidikan yang diberi label pendidikan karakter. Kecenderungan ini mempunyai pemicu yang baik jika memang persoalan karakter dibidik secara tepat, bukan hanya label saja. Dalam kehidupan, kekuatan dan keutamaan karakter berfungsi untuk mencapai suatu kebahagiaan. Dalam psikologi sendiri, hal tersebut diartikan sebagai perpaduan perasaan-perasaan positif dan penilaian-penilaian terhadap hidup yang memuaskan. Oleh sebab itu, pendidikan karakter juga merupakan usaha untuk membantu peserta didik mencapai kebahagiaan.

Kepribadian tidaklah sama dengan karakter meskipun keduanya berkaitan erat. Kepribadian yaitu organisasi dinamis yang terus bergerak dan berkembang, tidak berhenti pada satu titik. Sedangkan karakter adalah kepribadian yang dievaluasi. Artinya karakter ialah kepribadian yang ditampilkan dan sesuai nilai dan norma tertentu. Karakter ini akan menentukan seperti apa sifat dan perilaku seseorang. Peterson dan Seligman (2004)1) mengembangkan klasifikasinya beserta pendekatan untuk mengidentifikasinya. Mereka mengatakan bahwa keutamaan sebagai kekuatan karakter dibedakan dari bakat dan kemampuan. Mereka juga mengemukaan tiga level konseptual dari karakter, yaitu keutamaan, kekuatan dan teman situasional dari karakter. Pembedaan ini dipelajari untuk mengenali, memahami dan mengukur sejauh mana karakter seseorang. Hubungan antara ketiganya adalah hierarkis yaitu keutamaan berada di level atas, kekuatan berada di level tengah, dan tema situasional berada di level bawah. Tema situasional berada di level bawah karena di keseharian, kita akan mengenali tema situasionaldari kebiasaan khusus. Tetapi kita belum bisa menyimpulkan bahwa orang itu mempunyai kekuatan tertentu. Perilaku yang ditunjukan seseorang dalam rentan waktu yang relatif lama menunjukan kekuatan tertentu secara konsisten. Lalu keutamaan karakter adalah dasar dari tindakan yang baik yang merupakan hasil dari kekuatan-kekuatan yang ada pada diri seseorang. Pemahaman mengenai keutamaan dan karakter telah dikembangkan oelh manusia. Peterson dan Seligman telah membuat daftar 24 kekuatan karakter yang tercakup dalam 6 keutamaan karakter. Berikut penjelasanmengenai masing-masing keutamaan karakter: Kebijaksanaan dan pengetahuan yaitu mengenai bagaimana mendapatkan dan menggunakan pengetahuan. Kekuatannya ialah kreativitas, rasa ingin tahu, cinta pembelajaran, keterbukaan pikiran dan kekuatan perspektif. Kemanusiaan dan cinta mencakup interpersonal dan menjalin hubungan pertemanan. Kekuatan cinta membuat orang mampu menjalin hubungan dekat dengan orang lain. Kekuatannya yaitu kemanusiaan, kebaikan hati, dan kecerdasan sosial. Kesatriaan yaitu kemauan kuat untuk mencapai suatu tujuan. Kekuatannya ialah keberanian (menyatakan kebenaran mengakui kesalahan), ketabahan dan kegigihan (teguh dan berprinsip), integritas, dan vitalitas (semangat ,antusias). Keadilan yaitu seimbang atau tidak berat sebelah. Kekuatannya yaitu kewarganegaraan, kesetaraan, dan kepemimpinan. Pengolahan diri yaitu melindungi diri dari segala kemungkinan buruk yang terjadi. Kekuat yaitu pemaaf, pengendalian diri, kerendahan hati, dan kehati-hatian. Transedensi yaitu menghubungkan kehidupan manusia dengan alam semesta dan memberikan makna kehidupan. Kekuatannya yaitu penghargaan terhadap keindahan dan kesempurnaan, bersyukur atas segala hal baik, harapan pada masa depan, spiritualitas, menikmati hidup dan selera humor.Karakter didasari dengn spiritualitas yaitu berkaitan dengan keberadaan manusia sebagai makhluk spiritual. Karena spiritualitas, manusia mampu memperbaiki diri baik sifat dan perilaku dari waktu ke waktu dengan sumber daya spiritualnya. Pembentukan karakter juga sangat erat hubungannya dengan pencapaian kebahagiaan. Orang yang berbahagia memiliki ciri yaitu memiliki makna dari semua tindakan yang dilakukan. Orang yang bahagia juga memiliki karakter yang kuat dan menjalani hidup dengan baik. Spiritualitas juga mendukung suatu pencapaian kebahagiaan.Pendidikan harus diarahkan kepada ketiga kebahagiaan itu. Perpaduan dari tiga kebahagiaan dan keutamaan-keutamaan karakter merupakan bahan dari pendidikan karakter. Kita dapat memahami bahwa inti pendidikan adalah pembentukan karakter maka seharusnyalah dicamkan pula bahwa setiap pendidikan adalah pembentukan karakter. Dengan demikian diperlukan usaha khusus untuk menyelenggarakan pendidikan karakter sebelum nanti pembentukan karkater kembali menjadi inti dari pendidikan.

Bab 2Filsafat

Secara etimologi kata filsafat diambil dari bahasa Arab falsafah. Falsafah sendiri diambil dari bahsa Yunani, philosophia yang merupakan gabungan dari kata philos (suka, senang, cinta) dan Shopia (arif, bijaksana, dan hikmah). Dengan demikian, arti philosophia adalah suka, kearifan, senang, bijaksana, atau cinta kebenaran. Definisi filsafat bertolak dari kata berfilsafat yang merupakan kegiatan mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran tentang segala sesuatu yang dipermasalahkan dengan berfikir secara radikal, sistematik, dan universal (Gazalba, 1979:41)2).Pengetahuan filsadat pertama kali lahir di Yunani pada era geosentrisme sekitar 600-500 SM. Geosentrisme tumbuh karena keterbatasan alat pada masa itu seiring dengan pertumbuhan filsafat, ilmu pengetahuan lain juga makin berkembang dan penemuan-penemuan baru bermunculan. Berfikir filsafat berarti merenung dan bukan mengkhayal atau melamun. Berfikir secara mendalam, kritis, dan universal dengan konsentrasi tinggi yang terfokus pada segi usaha mengetahui sesuatu. Jadi, seorang filsuf pada hakikatnyamembicarakan tiga hal, yaitu dunia di sekitarnya, dunia yang ada dalam dirinya, dan perbuatan berfikir itu sendiri. Objek filsafat haruslah menyangkut sesuatu yang nyata dan jelas.Objek ilmu pengetahuan ada dua, yaitu objek material dan objek formal. Objek material merujuk kepada materi atau bahan. Sedangkan objek formal adalah sudut pandang atau perhatian orang yang meneliti terhadap objek material. Ada tujuh bidang kajian filsafat, tiga diantaranya mempunyai kaitan khusus dengan filsafat, yaitu: Ontologi : bidang filsafat yang membicarakan atau membahas perihal ada atau keberadaan sesuatu. Dalam ontologi sesuatu yang ada dibedakan atas dua yakni yang sungguh ada (actual) dan yang mungkin ada (possible) (Kattsoff, 2004:185-206)3) Epistemologi : filsafat ilmu pengetahuan yang membahas makna dan kebenaran. Ada empat teori yang menjadi standar minimal untuk dipakai dan dibicarakan dalam epistemology yaitu teori kohersi, teori korespondensi, teori impiris, dan teori pragmatis. Aksiologi adalah bindang yang membicarakan hakikat nilai yang umum atau yang lazim ditinjau dari suatu pandang kefilsafatan.

Ada dua metode filsafat yang sangat cocok dipakai untuk mempelajari dasar-dasar filsafat serta paling banyak digunakan oleh para filsuf dan juga para ahli filsafat.1. Menganalisis dan membuat sintesis2. Metode deduktif dan induktif.

Kegiatan filsafat sangat diperlukan, karena tanpa melakukan kegiatan itu tidak akan diperoleh sikap berpikir yang baru dan menghasilkan sesuatu yang baru. Pada hakikatnya filsafat digunakan manusai untuk menyelesaikan masalah yang dipermasalahkan oleh manusia itu sendiri.Berikut adalah manfaat dari mempelajari filsafat, antara lain :1. Filsafat membuat orang mampu berpikir secara mendalam dan mendasar, kritis dan logis serta mampu berpikir secara menyeluruh.2. Mendorong orang untuk berusaha mengetahui sesuatu yang belum diketahui dan memperdalam sesuatu yang sudah diketahuinya.3. Filsafat membuat orang berani mengoreksi diri, berani melihat sejauh mana kebenaran yang dicari telah dijangkaunya4. Berfilsafat membuat orang tidak apatis terhadap lingkungannya dan terhadap nilai-nilai yang hidup di tengah masyarakat.

Bab 3LogikaLogika juga cabang dari filsafat, yaitu mengkaji prinsip, hokum, berfikir tepat, benar, lurus. Juga sebagai cabang matematika, yaitu mengkaji seluk beluk perumusan. Logika dapat diartikan sebagai alat yang dibutuhkan dalam kajian berbagai ilmu pengetahuan dan juga dalam kehidupan sehari-hari.Sebagai asas pengaturan, logika menjelaskan alam adalah jagat raya yang teratur. Sedangkan penalaran proses penarikan kesimpulan berdasarkan alasan yang relevan. Focus kajian dari logika sendiri berdasar pemikiran, representasi linguistic, meskipun pikiran dan bahasa saling terkait erat.

TERM, DEFINISI, DAN DIVISITerm: tanda untuk menyatakan suatu ide yang dapat diinderai (sensible) sesuai dengan paket (conventional). Tanda bisa bersifat formal contohnya, gambar, film, potret. Sedang tanda instrumental digolongkan menjadi dua: alamiah dan konvensional. Alamiah contohnya, asap menandai api. Konvensional contohnya, sandi morse. 3 jenis makna term: Makna denotative : suatu arti yang tertera dalam kamus (makna sesungguhnya) Makna kesan : berdasarkan penggabungannya dengan kata lain, contoh: sakit hati, semur hati. Makna emotif : didasarkan pada perasaan atau emosi. Contoh: keras hati, keras kepala.

Definisi: pernyataan yang menerangkan hakikat suatu hal. Definisi digolongkan menjadi 2: Definisi nominal (sinonim) : menerangkan makna kata seperti yang dimuat dalam kamus. Contoh: introspeksi Definisi real : menerangkan arti hal itu sendiri. Contoh: sikap adalah kecenderungan memberikan tanggapan secara positif atau negative terhadap objek tertentu.

Aturan membuat definisi:1. Definisi harus lebih jelas dari yang didefinisikan2. Menghindari term-term yang sulit dimengerti3. Tidak boleh mengandung ide atau term dari yang didefinisikan4. Definisi dan yang didefinisikan harus dapat dibolak balik dengan pas5. Dinyatakan dalam kalimat pasif.

Divisi: uraian suatu keseluruhan ke dalam bagian-bagia berdasarkan satu kesamaan karakteristik tertentu. Jenis-jenis divisi: Divisi real (actual) : berdasarkan bagian-bagian yang ada pada objek (fisik maupun metafisik) Divisi logis : berdasarkan mental manusia.Aturan pembuatan divisi:1. Tidak boleh ada bagian yang terlewati2. Bagian tidak boleh melebihi keseluruhan3. Tidak boleh ada bagian yang melewati bagian yang lain4. Divisi harus jelas dan teratur5. Jumlah bagian harus terbatas. Kalau banyak diperlukan sub bagian.KALIMAT, PERNYATAAN, PROPOSISIKalimat: serangkaian kata yang bertujuan menyatakan, menanyakan atau memerintahkan sesuatu halPernyataan: kalimat untuk membuat suatu klaim atau menyampaikan sesuatu yang bisa benar atau salah.Proposisi: makna yang diungkapkan melalui pernyataan atau arti dari suatu pernyataan.Jenis-jenis pernyataan kompleks:1. Negasi (bukan P)2. Konjungsi (P dan Q)3. Disjungsi (P atau Q)4. Kondisional (jika, maka.)Hubungan kondisional : kondisi niscaya dan kondisi yang mencukupi. Kausal, Konseptual, Definisional, Regulator, Logis.Hubungan antar pernyataan: kesimpulan langsung oposisi dari proposisi Semua S adalah P (A) Tidak ada S yang P (I) Beberapa S adalah P (I) Beberapa S bukan P (O)Kontradiksi (A dan O ; E dan I)Contoh: makhluk hidup bernafas (benar) beberapa makhluk hidup tidak bernafas (salah)Kontrari (A dan E)Contoh: semua melati berwarna putih (benar) tidak ada mawar berwarna merah (salah)Subkontrari (I dan E)Contoh: beberapa orang sedang sedih (benar) beberapa orang tidak sedang sedih (benar)Subalternasi ( A dan I ; E dan O)

PENALARANYaitu penarikan kesimpulan berdasarkan alasan-alasan yang relevan. Dua jenis penalaran: Deduksi: membuat suatu kesimpulan dari suatu hokum, dalil, prinsip yang umum kepada suatu keadaan. Induksi: prinsip yang umum dari kasus kasus khusus.

ARGUMEN DEDUKATIF Dedukasi: kesimpulan mengikuti premis-premisnya. Penalaran deduktif: proses perolehan kesimpulan yang terjamin validitasnya jika bukti yang tersedia benar dari penalaran yang digunakan tepat. Karakteristik: - diawali dengan generalisasi yang dianggap benar premis dan kesimpulan harus konsekuensi bentuk umum: premis mayor, minor, kesimpulan kesimpulan bersifat lebih khusus Silogisme: jenis argument logis yang kesimpulannya diturunkan dari dua proposisi umum (premis) yang berbentuk posisi kategori.ARGUMEN DEDUKTIFYaitu hipotesis yang mengandung risiko dan ketidakpastian. Ketidakpastian muncul dalam dua area yang berhubungan yaitu dalam premis-premis argument dan dalam asumsi-asumsi inferensial argument.

SESAT PIKIRYaitu kekeliruan dalam penalaran. Copi perbincangan yang mungkin terasa betul, tetapi setelah di uji terbukti tidak betul Sesat pikir formal: dalam deduksi ditentukan oleh bentuknya Sesat pikir non formal: perbincangan dengan ancaman kebenaran kesimpulan didasarkan ancaman.

Bab 4Etika dan Moralitas

Perbedaan Etika dan MoralitasEtika dan moralitas sangat berkaitan satu sama lain, tetapi makna keduanya jelas berbeda. Etika bisa juga disebut refleksi (yang dilakukan), atau moral. Secara etimologis, etika berasal dari kata Yunani ethikos yang artinya adat, kebiasaan atau watak (Pritchard, 2012, 1)4). Spesifiknya, etika mengacu pada aturan-aturan atau prinsip-prinsip dan tentang bagaimana kita seharusnya bertindak (Borchert, 2006, 279)5). Sedangkan moralitas mempunyai pengertian kepercayaan atau perilaku tentang baik dan buruknya. Moralitas berasal dari kata Latin moralis yang artinya tata cara, karakter, atau perilaku yang tepat (Pritchard, 2012, 1)4). Moralitas mengacu pada nilai baik atau buruknya hal yang disepakati dalam lingkungan tertentu. Moralitas di definisikan sebagai otoritas tertentu, yaitu dipahami sebagai keyakinan menjalani hidup yang baik.Mengapa moralitas dan etika sangat berhubungan karena hal itu adalah objek kajiannya. Etika membahas moral pada situasi tertentu sedang moralitas tergantung pada pilihan individu, keyakinan atau agama dalam menentukan hal yang benar atau salah.

Klasifikasi EtikaEtika bisa dibagi menjadi beberapa bagian bidang. Tetapi etika mempunyai empat bidang etika yang utama, yaitu: Etika Normatif : berfokus pada prinsip-prinsip yang seharusnya dari tindakan yang baik. Maksudnya adalah pertimbangan tentang bagaimana seseorang bertindak secara etis. Dalam etika normative muncul teori-teori yang dipahami bahwa hal tersebut mengajukan suatu kriteria tertentu tentang bagaimana seseorang harus bertindak dalam situasi-situasi etis (Williams, 2006, 72)6). Etika Terapan: penerapan teori-teori etika secara lebih spesifik baik pada domain privat atau publik. Etika ini mengacu dari hal-hal yang kontroversial, biasanya digunakan dalam etika pebisnis. Etika Deskriptif: hanya melakukan observasi terhadap apa yang dianggap baik oleh individu atau masyarakat. Maka, etika destkriptif bukan sebuah etika yang mempunyai hubungan langsung dengan filsafat tetapi merupakan sebuah bentuk studi empiris. Metaetika: berfokus apa arti dari pernyataan-pernyataan etika. Metaetika berhubungan dengan sifat moral.

Realisme Etis dan Non-Realisme EtisPersoalan penting dalam etika bergantung pada subjek etika itu sendiri. Persoalan ini menghasilkan dua aliran besar, yaitu realism etis dan nonrealisme etis (Callcut, 2009, 46)7). Realisme etis sendiri mendapati gagasan pada manusia yang menemukan kebenaran etis yang memiliki eksistensi independen diluar dirinya. Jadi maksudnya mengajarkan bahwa kualitas etis atau tidaknya ada dari manusia secara independen. Dengan kata lain, etis sangat jauh dari apa yang orang fikirkan. Jadi, jika ada seseorang yang mengatakan suatu tindakan adalah salah, maka hal ini bersifat independen dan ada yang harus diubah. Masalah pada etika realis adalah manusia mengikuti keyakinan etis yang berbeda-beda. Dalam bentuk absolutism etis tidak sesuai dengan keragaman budaya dan tradisi.Non-Realisme etis yaitu manusia yang menciptakan kebenaran etis. Non realism etis berkaitan dengan relativisme etis yaitu jika Anda melihat budaya yang berbeda atau melihat periode berbeda dalam sejarah, Anda akan menemukan bahwa hal itu memiliki aturan etis yang berbeda pula. Yang baik mengacu pada hal tertentu dimana orang-orang menyetujui menjadi sesuatu yang baik (Williams, 2006, 157)6). Pada persoalan relativisme etis adalah aturan etis memiliki nilai kualitas yang lebih tinggi daripada sekedar kesepakatan umum dari kelompok. Yang diabaikan dari relativisme etis adalah banyaknya perbaikan yang terjadi di dunia karena orang-orang menentang pandangan etika yang berlaku. Relativisme etis beranggapan orang-orang tersebut berlaku buruk. Persoalannya, relativisme morak tidak mempunyai jalan keluar untuk masalah perbedaan ini.

Empat Jenis Pernyataan EtikaPernyataan pembunuh itu tidak baik, merujuk pada hal yang berbeda. Perbedaan ini memberikan pendekatan yang berbeda pula untuk melihat persoalan etis (Johnson dan Reath, 2011, 472)8).1. Pernyataan pembunuh itu adalah salah hal ini adalah realism moral. Pernyataan etis dinilai memberikan informasi factual tentang kebenaran.2. Kalimat yang hendak menyatakan tentang perasaan sendiri seperti, saya tidak menyetujui pembunuhan. Hal ini sujektivisme. Disini, pernyataan etis tidak mengandung kebenaran factual tentang kebaikan atau keburukan.3. Kalimat yang mengekspresikan perasaan seperti, tidak ada kompromi dengan pembunuhan. Hal ini emotivisme. Emotovisme adalah pandangan bahwa klaim moral adalah tidak lebih dari ekspresi persetujuan dan tidakpersetujuan.4. Kalimat yang ingin memberikan instruksi atau larangan, seperti jangan melakukan pembunuhan. Hal ini prespektivisme. Berfokus pada pernyataan etis adalah petunjuk.

Kegunaan EtikaEtika menyediakan alat-alat analisis untuk berpikir tentang isu-isu moral. Disinilah peran etika, yaitu menawarkan suatu prinsip-prinsip yang memungkinkan kita untuk mengambil pandangan yang lebih jernih dalam melihat isu moral. Tetapi pada dasarnya semua jenis prinsip-prinsip etika dapat menghilangkan kebingungan dan memperjelas masalah karena persoalan moral sulit dan komplek (Hinman, 2012, 1-6)9).

Immanual Kant dan Etika KewajibanMoral: Bagaimana seseorang bertingkah laku dan membedakan baik dan buruk. Yang disebut etika kewajiban: aku harus melakukan tindakan moral yang dapat dterima sebagai prinsip moral yang universal (prinsip deontologis). Etika kewajiban sendiri mempunyai arti bahwa setiap individu berkewajiban bertindak baik sesuai dengan moral baik. Tapi baik buruknya bisa dinilai secara universal.

John Stuart Mill dan teori etika UtilitarianKonsep ini menyatakan suatu tindakan bernilai moral baik apabila hasil tujuan perbuatan itu bisa atau menghasilkan kebahagiaan. Tetapi dibantah oleh Mill.

Daftar Pustaka

Bagus T. 2012. Bab 1 Kekuatan dan keutamaan karakter. Modul MPKT A Tahun Ajaran 2012 Universitas Indonesia.

1) Peterson, C. dan Seligman, M. E. P. 2004. Character Strengths and Virtues: A Handbook and Classification. Oxford: Oxford Univerty Press

2) Gazalba, Sidi. 1979 (cet. ke-7). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

3) Kattsoff, Louis O. 2004 (cet. ke-9). Dasar-dasar Filsafat (terjemahan Soejono Soemargono). Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

4) Pritchard, Michael S. 2012. What is Ethics?. Michigan: Department of Philosophy, Western Michigan University & Theodore Goldfarb5) Borchert, Donald M (Ed.). 2006. Encyclopedia of Philosophy Vol. III. Farmington Hills: Thomson Gale6) Williams, Bernard. 2006. Ethics and the Limits of Philosophy. London dan New York: Routledge7) Callcut, Daniel. 2009. Reading Bernard Williams. London dan New York: Routledge8) Johnson, Oliver A. dan Reath, Andrews. 2011. Ethics: Selections from Classic and Contemporary Writers. California: Wadsworth Publishing9) Hinman, Lawrence M. 2012. Ethics: A Pluralistic Approach to Moral Theory. California: Wadsworth Publishing