rangka baja cibubur
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
1/21
TUGAS
KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL
TEKNIK SIPIL
DIKERJAKAN OLEH :
NAMA : 1. BAGAS .A. PINANDITO
2. RAZZIF .E. DARMA
KELAS : 3 SIPIL 2 SORE
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
DEPOK, JANUARI 2006
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
2/21
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN JEMBATAN RANGKA BAJA
Jembatan: secara umum suatu konstruksi yang melintaskan alur
jalan melewati rintangan yang ada dibawahnya yang
berupa sungai, jurang, saluran irigasi, jalan raya, jalan
kereta api, lembah dan lain sebagainya. Jembatan
rangka baja adalah jembatan yang materialnya sebagian
besar terbuat dari baja.
B.BAGIAN JEMBATAN :bagian bagian jembatan yang tersusun secara
logis dimana setiap bagian memikul tipe tipe beban
sejenis sehingga menimbulkan tipe tipe reaksi yang
sejenis. Bagian yang dimaksud dalam peraturan ini
umumnya didefinisikan sebagai berikut :
1. Pondasi: bagian didalam sebuah jembatan yang meneruskan
beban beban langsung ketanah atau kebatuan.
2. Bangunan bawah ( Sub structure ) :bagian jembatan yang
memindahkan beban dari perletakan kepondasi.
Kepala Jembatan
Pilar Jembatan
3. Bagian atas ( upper structure ): bagian jembatan yang menerima
beban dari lantai kendaraan keperletakan.Terdiri dari
Pelat lantai kendaraan.
Balok memanjang.
Balok melintang.
Totoar untuk pejalan kaki.
Balok atau rangka batang.
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
3/21
- Beban beban yang bekerja pada Jembatan antara lain :
Beban Primer ( beban mati, beban hidup, beban kejut dan
tekanan tanah )
Beban Sekunder ( angin, suhu, rem, gempa, tumpuan )
Beban Khusus ( Gaya sentrifugal, beban pelaksanaan, aliran
air dan tumbukan benda hanyutan ).
4. Lantai kendaraan: bagian jembatan yang langsung menerima lalu
lintas kendaraan dan pejalan kaki.
5. Perletakan ( Bearing ) : bagian jembatan yang meneruskan beban
diatasnya kebangunan bawah tanpa menimbulkan kerusakan
diatasnya.
Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari enam bagian
pokok sbb:
1. bangunan atas
2. landasan
3. banguanan bawah
4. pondasi
5. optrid
6. bangunanpengaman jembatan
C. MACAM-MACAM JEMBATAN
Jembatan itu sendiri dapat dibagi-bagi dalam golongan seperti
berikut :
1. Jembatan kayu yang berfungsi untuk lalu lintas biasa pada
bentangan kecil dan jembatan pembantu. Jembatan ini berlantai kayu,
dan bertumpu pada pier-pier dari batu. Lantai kayu ini dapat
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
4/21
dipindahkan/digeser pada malam hari untuk mencegah pencuri-pencuri
jangan memasuki kota.
2. Jembatan baja, terbagi atas :
a) jembatan jelurung: jembatan dimana balok-balok memanjang yang
merupakan balok utama terdiri dari profil normal.
b) Jembatan dinding penuh : jembatan yang terdiri dari gelagar-
gelagar memanjang yang berfungsi menerima gaya-gaya beban
lantai kendaraan dan beban hidup dari kendaraan lalu lintas
diatasnya.
c) Jembatan rangka : jembatan yang melintaskan alur jalan melewati
rintangan yang ada.
d) Jembatan-jembatan gelagar kembar, untuk lalu lintas kereta api,dengan bentang rel diantara balok-balok.
e) Jembatan dengan pemikul lintang dan pemikul memanjang, gelagar
induknya ialah gelagar dinding penuh yang konstruir atau gelagar
pekerjaan vak
f) Jembatan pelengkungan, jembatan ini mengadakan reaksi
tumpuan yang arahnya seseorang pada beban tegak lurus.
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
5/21
g) Jembatan gantung, terdiri dari kabel-kabel yang terbentang diatas
menara, dan dijangkarkan pada landasan-landasan pada kabel.
h) Jembatan kabel stayed : kabel tegang sebagai penopang lantai
kemdaraan yang relatif tidak fleksibel
i) Jembatan Bridle-Chord: jembatan yang kabel utamanya berbentuk
lengkung yang tidak kontinyu berhenti pada L.k.
Jembatan Baja pratekan : jembatan yang kabelnya terletak didalam
konstruksi pemikul utamanya.
j) Jembatan rangka kabel :jembatan yang susunan rangkanya dibuat
sedemikian hingga pada perubahan arah beban tetap ada kabel
yang menerimanya sebagai gaya tarik.
k) Jembatan kabel untuk beban horizontal: jembatan yang dipakai
untuk jangkar pontoon pada jembatan pontoon.
3. Jembatan-jembatan dari beton bertulang, dalam golongan ini
termasuk juga, jembatan-jembatan yang gelagar-gelagarnya didalam
beton.
4. Jembatan batu, hampir tidak ada, kecuali dipergunakan untuk lalu
lintas biasa.
D. Klasifikasi jembatan
1. klasifikasi menurut kegunaannya :
jembatan jalan raya
jembatan kereta api
jembatan jalan air
jambatan jalan pipa
jembatan militer
jembatan penyebrangan
dll
2. klasifikasi menurut jenis material kayu :
jembatan kayu
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
6/21
jembatan baja
jembatan beton, berupa : beton bertulang dan beton
pratekan.
3. klasifikasi menurut letak lantai jembatan :
jembatan lantai kendaraan dibawah
jembatan lantai kendaraan diatas
lembatan lantai kendaraan ditengah
jembatan lantai kendaraan diatas dan dibawah.
4. klasifikasi menurut bentuk struktur secara umum:
jembatan gelagar (girder bridge)
jembatan pelengkung/busur (arch bridge)
jembatan rangka (truss bridge)
jembatan portal (rigid frame bridge)
jembatan gantung (suspension bridge)
jembatan kabel (cable-stayed bridge)
Kriteria Desain
Ada beberapa macam kriteria yang menjadi dasar pembuatan
jembatan, diantaranya adalah:
-
Tinggi bidang kendaraan / clearance ( C )- Tanjakan atau turunan menuju jembatan
- Bidang permukaan jalan yang sejajar terhadap permukaan
jembatan
- Tata letak Jembatan
- Penentuan bentang
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
7/21
a) Tinggi bidang kendaraan
Bila tidak ada keadaan keadaan teristimewa yang dapat
mempengaruhi, haruslah bidang bidang kendaraan dibuat
sedemikian tinggi sehingga antara muka air pada A . T. ( mungkin juga
pada air terbendung ) dan tepi bawah jembatan tinggal suatu ruangan
sekurang kurangnya dari 1 meter. Clearance ( c ) adalah jagaan
terhadap rusaknya struktur atas oleh tumbukan benda hanyutan,
diukur dari muka air banjir ( MAB ) sampai batas bawah struktur atas.
Nilai Clearance ( c ) :
- c = 0.5 di atas tinggi air normal untuk saluran pengaliran ( SP )
sudah mencukupi
- c = 1.0 untuk saluran alam ( SA )
- c = 1.5 untuk saluran alam yang membawa hanyutan ( SAH )
bila ada kemunkinan bahwa sungai atau saluran air pada waktu
banjir mengalirkan pohon pohon tumbang
-c = 2.0 untuk saluran yang tidak diketahui keadaannya ( ST )
b) Tanjakan atau turunan
Oleh karena mengikuti ketentuan ketentuan yang telah ada, maka
duga tepi atas lantai jembatan menjadi lebih tinggi daripada duga jaan
yang akan disambungkan; sehngga haruslah dibuat tanjakan
( pendakian ) dari jalan ke jembatan, yaitu diatur sebesar :
-1 : 20 untuk jalan dengan kecepatan 80 km / jam
- 1 : 30 untuk jalan dengan kecepatan < 80 km jam
Tujuannya untuk menghindari lompatan pada kendaraan ketika
masuk jembatan. Antara jembatan dan tanjakan ( pendakian ) haruslah
dibuat suatu bidang permukaan jalan yang sejajar terhadap
permukaan jembatan, minimal 5 meter dari jembatan. Peralihannya
dikerjakan berbentuk lengkung. Tujuannya agar tidak terjadi energi
tumbukan akibat berat kendaraan.
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
8/21
Bila jalan antaran tadi tidak mempunyai perkerasan, maka tanjakan
ini haruslah diberi suatu pengerasan, sekurang kurangnya sama
dengan lebar bidang kendaraan jembatan.
c) Bidang permukaan jalan yang sejajar terhadap permukaan
jembatan
Pemberian syarat bidang dari permukaan jalan yang
menghubungkan antara jalan dan Jembatan dilakukan untuk meredam
energi akibat tumbukan dari kendaraan yang akan melewati Jembatan.
Bila hal ini tidak diberikan pada Jembatan dikhawatirkan akan
berakibat pada rusaknya struktur secara perlahan lahan akibat dari
tumbukan kendaraan kendaraan terutama kendaraan berat seperti
Truk atau kendaraan berat lainnya.
Energi kejut yang diberikan pada strukur akan meruntuhkan
strukutur atas, berupa girder dan juga lantai kendaraan. Tentu saja
untuk menguranginya maka diberikan spasi berupa jalan yang datar
mulai dari tumpuan sejauh 5 meter menuju jalan.
d) Penentuan tata letak jembatan
Tempat dimana jembatan harus didirikan, acap kali ditentukan oleh
keadaan keadaan istimewa misalnya seperti di kota kota, akan
tetapi bila kita diberi sedikit keleluasaan dalam pemilihan tempatnya,
haruslah pemilihan itu dilakukan dengan teliti, tidak boleh
sembarangan. Tetapi harus sesuai dengan ketentuan berikut ini :- Aliran air atau alur sungai stabil ( tidak berpindah pindah )
- Tegak lurus terhadap sungai
- Bentang terpendek ( lebar sungai terkecil )
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
9/21
e) Penentuan bentang jembatan
Kepala Jembatan Kepala Jembatan
L L
B B
A
2
baL
+= BL =
Kondisi Normal
Sungai limpasan banjir Sungai limpasan
banjir
Banjir tidak membawa benda hanyutan Banjir
membawa benda hanyutan
Untuk memperkecil jarak bentang, biasanya dipergunakan kepala
jembatan. Bila kita berpegang pada syarat syarat bahwa kecepatan
pada ubang jembatan harus sama besar dengan kecepatan alir di
saluran maka jarak bentang dari jembatan dapat ditentukan dari
penampang basah saluran.
- Bila lebar dasar disamakan dengan b dan lebar muka air pada A . T.
L = b
untuk kondisi : sungai limpasan banjir, dan bila banjir membawa
hanyutan.
- Tetapi bila terdapat a, maka :
L = a + b
2
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
10/21
untuk kondisi : sungai bukan limpasan banjir, dan bila banjir tidak
membawa hanyutan. Dapatah dikira kira bahwa tidak akan terjadi
pembendungan. Pada jarak bentang yang tidak terlalu besar akan
terdapat juga sedikit pembendungan, karena arus air harus mengubah
arahnya. Bila pembendungan tidak dapat dibenarkan maka jarak bentang
( L ) dibuat lebih besar.
Bentuk jembatan, tergantung bentang dan jenis sungai
Tergantung dari jarak bentang dan bebannya, dapatlah
dipergunakan balok balok baja ataupun juga dari kayu yang sederhana,
untuk bagian yang memikul dari bagian atas. Balok balok itu terletak
atas dua titik titik tumpuan dan ini dinamai jembatan balok baja atau
balok kayu.
Bila profil profil yang terdapat dalam perdagangan tidak
mencukupi, dapatlah dipergunakan sebagai konstruksi pemikul suatu
pekerjaan ranga baik dengan tepi tepi yang sejajar ataupun dengan
tepi atas yang lengkung. Banya juga dipergunakan jembatan busur dari
baja atau dari beton bertulang atau jembatan gantung.
Bila keadaan meminta, dibuatlah jembatan yang dapat digerakkan.
Ini terdapat, misalnya bila ada pelajaran dan tinggi bebasnya tidak dapat
dibuat cukup tinggi, untuk kapat dapat lewat dibawahnya. Kita
mengetahui jembatan tarik, jembatan putar, jembatan angkat dan
jembatan jungkit.
Konstruksi kayu biasanya digunakan untuk konstruksi sementara.
Jembatan tetap dibuat dari baja atau beton bertulang. Jembatanbeton bertulang pada umumnya mempunyai berta yang lebih besar; akan
tetapi untungnya adalah hampir tidak memerlukan pemeliharaan.
Konstruksi baja harus dipelihara dengan teratur, akan tetapi lebih mudah
untuk disesuaikan pada beton yang lebih berat.
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
11/21
DATA HASIL PENGAMATAN JEMBATAN
ANALISA DAN PERMASALAHAN
Berdasarkan data yang telah kami peroleh, kami mencoba
menganalisa Jembatan tersebut melalui kriteria desain yang menjadi
dasar dari pembuatan sebuah jembatan.
1) Clearance
Clearance adalah jarak jagaan yang diberikan untuk menghindarirusaknya struktur atas jembatan karena adanya tumbukan dari benda-
benda hanyutan. Besarnya clearance sangat bervariasi, tergantung dari
jenis sungai yang ada. Dan dari sungai yang telah kami tinjau besarnya
clearance tersebut adalah sebesar 10 meter. Jarak tersebut merupakan
ukuran yang sangat aman untuk sebuah jembatan yang membawa
limpasa banjir. Sehingga untuk nilai clearance yang kami dapatkan ini,
maka jembatan tersebut memenuhi kriteria design dan tidak mengalami
permasalahan yang berarti.
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
12/21
2) Tanjakan atau turunan menuju jembatan
Berdasarkan hasil pengamatan kami terhadap tanjakan atau turunan
menuju jembatan, didapatkan besarnya tanjakan atau turunan tersebut
adalah sebesar 1 : 30 dengan kecepatan rencana kendaraan 80 km /
jam. Berdasarkan hal tersebut, maka besarnya tanjakan atau turunan
tersebut sesuai dengan criteria desain yang ada karena tanjakan atau
turunan tersebut bertujuan untuk menghindari jumping kendaraan pada
saat memasuki jembatan tersebut.
3) Bidang permukaan jalan yang sejajar terhadap
permukaan jembatan
Dari pengukuran bidang permukaan jalan yang sejajarterhadap permukaan jembatan, kami mendapatkan nilai 20 meter.
Berdasarkan hal tersebut maka jarak 20 meter merupakan jarak
yang sangat aman untuk ukuran sebuah jembatan, karena bidang
permukaan jalan yang sejajar terhadap permukaan jembatan
disyaratkan minimal 5 meter. Karena itu maka kami menarik
kesimpulan bahwa energi yang diterima jembatan akan teredam
sempurna melalui bidang datar yang sejajar dengan jembatan.
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
13/21
Energi kejut yang diberikan pada strukur akan meruntuhkan strukutur
atas, berupa girder dan juga lantai kendaraan. Tentu saja untuk
menguranginya maka diberikan spasi berupa jalan yang datar mulai dari
tumpuan sejauh 5 meter menuju jalan.
4) Penentuan tata letak jembatan
Dari hasil analisa kami, bahwa jembatan ini tidak terletak tegak lurus
terhadap aliran sungai, sehingga dinding kepala jembatannya memerlukan
perlindungan berupa perbaikan dinding sungai. Oleh karena itu jembatan
yang telah kami tinjau ini kurang memenuhi kriteria design, dimana letak
jembatan tidak tegak lurus terhadap sungai yang alirannya stabil.
Maka dinding kepala jembatannya memerlukan perlindungan berupa
perbaikan dinding sungai, yaitu :
Turap baja
Bronjong (pasangan batu kosong dengan batu kosong)
Dinding penahan (pasangan batu kali, beton)
Dinding pelindung (pasangan batu kali, lempeng plat beton)
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
14/21
Perbaikan dasar sungai:
Pasangan batu kali
Beton
Pasangan batu kosong dengan tiang cerucuk
5) Penentuan bentang
Ada 2 cara dalam menentukan bentang dalam pembuatan jembatan,
yaitu untuk sungai yang merupakan limpasan banjir dan sungai yang
bukan limpasan banjir. Dari data yang kami telah dapatkan, maka dapat
kami simpulkan bahwa sungai ini merupakan sungai limpasan banjir, oleh
sebab itu penentuan bentangnya menggunakan metode berikut ini :
Sungai merupakan limpasan banjir
Bila banjir, sungai membawa hanyutan
L = bBentang Jembatan = Lebar sungai
Dimana lebar sungai dijadikan sebagai bentang jembatan yang
dibuat.
6) Type jembatan
Dari hasil pengamatan, kami dapat menentukan bahwa type
jembatan yang kami analisa termasuk pada type no vertical. Dan
didapatkan sudut batang diagonal sebesar 45o, dengan penempatan deck
di bawah jembatan dan lantai jembatan dari aspal.
Berdasarkan ukuran proporsi ekonomis, tinggi rangka pada jembatan
diyaratkan 1/5 1/8 bentang jembatan yang ada . Yaitu (1/8 x 57,5 m =
7,18 meter) sedangkan berdasarkan hasil pengukuran di lapangan
didapatkan tinggi rangka pada jembatan tersebut sebesar 8 meter.
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
15/21
Berdasarkan pengamatan diatas kami menyimpulkan bahwa tinggi
rangka jembatan memenuhi syarat proporsi ekonomis.
7) Kepala jembatan
Kepala jembatan berfungsi sebagai penahan struktur atas dan
sebagai struktur pembatas antara jalan dengan sungai. Penempatan
kepala jembatan ini diusahakan untuk tidak ditempatkan pada belokan
sungai dengan tujuan untuk menghindari scouring ( penggerusan ).
Berdasarkan pengamatan, posisi kepala jembatan yang kami
analisa tidak terletak pada belokan sungai tetapi juga tidak tegak lurus
terhadap arah aliran sungai. Sehingga dapat kami simpulkan bahwa posisi
kepala jembatan yang kami analisa memenuhi syarat criteria desain, yaitu
tidak terletak pada belokan sungai. Bentuk kepala jembatan yang kami
analisa termasuk type gravitasi.
8) Kelengkapan Jembatan
a. Pagar
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
16/21
Jembatan yang kami amati tidak memiliki pagar sebagai
pengaman dari pejalan kaki dan juga sebagai keindahan
Solusi : Pasang pipa sepanjang jembatan sebagai pengganti
pagar.
b. Kerb
Jembatan yang kami amati tidak memiliki kerb sebagai
pengaman gesekan ban dengan trotoar dan sebagai keindahanserta kelengkapan dari sebuah jalan raya.
Solusi : Diberi kerb agar trotoar tidak rusak sebelum waktunya.
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
17/21
c. Pertemuan perkerasan jalan dengan struktur atas
jembatan
Sambungan pertemuan antara perkerasan jalan dengan struktur
bagian atas jembatan telah rusak di satu sisi karenanya sangat
membahayakan bagi pengguna jalan. Ini dikarenakan lendutan
jembatan yang sangat besar yang kami rasakan pada saat
survey dilapangan.Solusi : Sebaiknya diberi ikatan karet dahulu sebagai elastisitas
baru dilapisi oleh logam untuk menutup gesekan antara karet
dengan lalu lintas diatas.
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
18/21
d. Drainase jembatan
Jembatan yang kami amati memiliki saluran drainase yang
cukup tetapi tersumbat oleh kotoran yang cukup banyak ini
dikhawatirkan dapat menyebabkan genangan air pada saat
hujan yang cukup lebat.Solusi : Perawatan setiap enam bulan sekali untuk
membersihkan saluran drainase yang tersumbat oleh kotoran
dan lumut.
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
19/21
e. Banyak kotoran (sampah) yang dihasilkan oleh rumah
tangga di sekitar daerah jembatan sehingga menambah
beban mati dijembatan itu. Sampah-sampah tersebut
mencapai permukaan sungai sehingga mengotori sungai
dan alirannya terhambat megakibatkan turbulensi aliran
sungai yang dikhawatirkan dapat mengakibatkan local
scouring di kepala jembatan.Solusi : Dipasang larangan membuang sampah.
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
20/21
PENUTUP DAN KESIMPULAN
Dari hasil analisa kriteria design terhadap jembatan Kranggan -
Cibubur, kelompok kami melakukan pengamatan dan menarik kesimpulan
bahwa jembatan tersebut kurang layak untuk digunakan bila ditinjau dari
kriteria desain yang ada. Karena untuk semua analisa, criteria design
terhadap jembatan tersebut memenuhi persyaratan yang telah ada.
Dari faktor kenyamanan menurut kelompok kami karena lebar
jalan sesuai dengan transportasi yang digunakan oleh pemakai maka
kecelakaan bisa terhindari, hanya saja pada saat malam tidak terdapat
penerangan, sehingga pejalan kaki harus was-was terhadap kendaraan
yang lewat juga tiadanya pagar cukup membahayakan.
-
7/29/2019 Rangka Baja Cibubur
21/21
:
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT , karena
atas izin - Nya kelompok kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
KONSTRUKSI BANGUNAN SIPIL dan kami ucapkan terima kasih
sebesar-besarnya kepada ayahanda dan ibunda tercinta karena dengan
doa beliau kami dapat menyelesaikan tugas ini .
Dalam tugas jembatan ini , penulisan mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Drs.Ir Andi Indianto MT , selaku dosen mata kuliah
Jembatan yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan, bimbingan
dan pengarahan selama berlangsungnya mata kuliah.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam tugas
ini, karena terbatasnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu masukan
dan kritikan yang membangun sangat penulis harapkan untuk lebih
menyempurnakan penulisan dimasa yang akan datang. Akhir kata penulis
memohon maaf kepada Bapak Andi Indianto, jika ada kata-kata yang
kurang berkenan di hati dan terima kasih atas kesempatan yang Bapak
berikan untuk menyelesaikan tugas ini.
Hor
mat kami
Penulis