rancang bangun sistem monitoring suhu dan kelembaban udara
TRANSCRIPT
1
Rancang Bangun Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban
Udara Berbasis Wireless Sensor Network (WSN)
Muhammad Wardhani1, Sirojul Hadi2, Jian Budiarto3
1,2,3 Universitas Bumigora Mataram
Artikel Info
Kata-kata kunci
Nodemcu,
DHT11, Wireless
Sensor Network,
WebView,
monitoring,
Arduino IDE
ABSTRAK
Server merupakan perangkat yang sangat vital dan harus di berikan
perhatian eksta saat server tersebut dalam keadaan aktif. Didalam server tersimpan
data-data penting berupa database maupun dokumen-dokumen aplikasi web. Salah
satu hal yang dapat membuat kinerja server menjadi terganggu adalah suhu ruangan
terlalu panas pada ruangan server.
Dari permasalahan tersebut, maka penulis merancang dan membuat suatu
sistem yang dibangun dengan berjudul” Rancang Bangun Sistem Monitoring Suhu
dan Kelembaban Udara berbasis Wireless Sensor Network (WSN) ” dengan
memanfaatkan Arduino IDE dan mikrokontroller sebagai pengambilan informasi
data suhu dan kelembaban udara pada ruangan server dan memanfaatkan web view
serta mengirimkannya ke database sehingga admin dapat memantau menggunakan
aplikasi android secara berkala.
Sistem dan aplikasi ini dibangun untuk mempermudah admin server dalam
monitoring keadaan ruangan server, kapanpun dan dimanapun secara realtime.
Sehingga jika terjadi masalah pada server yang disebabkan oleh suhu dan kelembaban
udara yang tidak sesuai, maka dapat segera melakukan penanganan agar tidak
menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan pada server tersebut.
Error rata-rata yang dihasilkan oleh sensor suhu berkisar antara 0.12985%
dan kelembaban udara berkisar antara 0.611538%. Sensor yang digunakan untuk
mendapatkan keadaan suhu dan kelembaban udara pada ruang server yaitu sensor
DHT11 dan data-data suhu dan kelembaban udara yang sudah terkumpul dapat
ditampilkan dan disimpan pada aplikasi web dan web view.
.
Article Info
Keywords
Nodemcu,
DHT11, Wireless
Sensor Network,
WebView,
monitoring,
Arduino IDE
ABSTRAC
The server is a very vital device and should be paid extra attention when the
server is active. The server contains important data in the form of databases and web
application documents. One of the things that can interfere with server performance
is that the room temperature is too hot in the server room.
From these problems, the authors designed and built a system entitled
"Design of a Wireless Sensor Network (WSN) based Temperature and Humidity
Monitoring System" by utilizing the Arduino IDE and NodeMCU.emperature and
humidity data information in the server room and take advantage of the web view and
send it to the database so that the admin can monitor using the android application
regularly.
This system and application was built to make it easier for the server admin
to monitor the state of the server room, anytime and anywhere in realtime. So that if
a problem occurs on the server caused by inappropriate temperature and humidity, it
can be done immediately so as not to cause a significant impact on the server.
The average error generated by the temperature sensor ranges from
0.12985% and humidity ranges from 0.611538%. The sensors used to get the
temperature and humidity conditions in the server room are the DHT11 sensor and
the collected temperature and humidity data can be displayed and stored in web
applications and web views.
2
1. PENDAHULUAN
Suhu dan kelembaban uadara termasuk salah satu yang sangat berpengaruh terhadap kelancaran dan
kualitas suatu jaringan dalam ruang server, salah satu kendala yang sangat berpengaruh adalah naiknya tingkat
suhu dan kelembaban pada ruang server. Server yang memiliki tingkat suhu dan kelembaban tinggi akan terjadi
lambatnya kinerja satu dengan yang lain pada proses jaringan serta dapat merusak komponen-komponen hardware
server[1]. Suhu yang terlalu rendah dapat boros menguras biaya dan untuk suhu yang terlalu tinggi dapat
mengakibatkan komponen hardware server cepat rusak seperti hardisk. Nilai pengukuran suhu sangat menentukan
validitas data suhu ruang server sebaiknya 18oC-27oC, dan ruangan yang terlalu lembab bisa merusak komponen-
komponen server, pengaturan AC untuk ruang server khusus untuk kelembaban sebaiknya 40% RH-60% RH.[1]
Universitas Bumigora (UBG) merupakan perguruan tinggi swasta yang beralamat di Jl. Ismail Marzuki
No.22, Cilinaya, Kec. Cakranegara, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. 83127. Universitas Bumigora Mataram
memiliki dua ruang server yang berbeda tempat, selama ini network administrator melakukan pengecekan suhu
ruang server harus pergi ke ruang server itu sendiri dan masih menggunakan thermometer digital. Untuk itu
peneliti perlu untuk melakukan penelitian yang memanfaatkan Wireless Sensor Network (WSN) yang
memungkinkan pengiriman data atau pesan secara nirkabel dengan merancang dan membangun sebuah sistem
yang dapat membantu administrator jaringan untuk memantau kondisi suhu dan kelembaban ruang server yang
terhubung dengan aplikasi android, sehingga administrator jaringan tidak perlu lagi masuk ke ruang server untuk
memantau suhu dan kelembaban ruang server.[2][3]
Wireless Sensor Network (WSN) merupakan jaringan nirkabel yang terdiri dari beberapa alat sensor yang
saling bekerja sama untuk memonitor fisik dan kondisi lingkungan seperti temperatur, air, polusi udara dan lain-
lain. Banyak penelitian sebelumnya yang telah membahas tentang implementasi dari teknologi WSN ini,
diantaranya yaitu seperti sistem untuk monitoring suhu dan kelembaban pada lahan tanaman jarak dan sistem
untuk kontrol dan monitoring PH tanah pada tanaman kentang[4]. Wireless Sensor Network (WSN) umunya
terdiri dari kumpulan node sensor yang tersebar pada area tertentu yang digunakan untuk mengumpulkan data
agar dapat memonitoring tentang suatu sistem atau lingkungan. Monitoring yang dilakukan seperti temperatur,
kelembaban, tekanan, pergeseran dan lain-lain yang didukung secara otomatis dengan peralatan cerdas dalam
mengelola sumber daya serta mengoptimalkan jadwal tugas secara real-time[5].
Gambar 1 Artisektur WSN[2]
NodeMCU merupakan sebuah opensource platform IoT dan pengembangan Kit yang menggunakan
bahasa pemrograman Lua untuk membantu programmer dalam membuat prototype produk IoT atau bisa dengan
memakai sketch dengan arduino IDE. Pengembangan Kit ini didasarkan pada modul ESP8266, yang
mengintegrasikan GPIO, PWM (Pulse Width Modulation) , IIC , 1-Wire dan ADC (Analog to Digital Converter)
semua dalam satu board. Keunikan dari Nodemcu ini sendiri yaitu Boardnya yang berukuran sangat kecil yaitu
panjang 4.83cm, lebar 2.54cm, dan dengan berat 7 gram. Tapi walaupun ukurannya yang kecil, board ini sudah
dilengkapi dengan fitur wifi dan firmwarenya yang bersifat opensource.[6]
3
Gambar 2. Pin Mapping Nodemcu[6]
Aplikasi mobile berasal dari dua kata, yaitu aplikasi dan mobile. Secara istilah, aplikasi adalah program
siap pakai yang dibuat untuk melaksanakan suatu fungsi untuk pengguna atau aplikasi yang lain sedangkan mobile
adalah perpindahan dari suatu tempat ke tempat yang lain. Secara lebih lengkap, aplikasi mobile adalah program
siap pakai yang melaksanakan fungsi tertentu yang dipasang pada perangkat mobile[7]. Aplikasi mobile belum
dimanfaatkan sebagai aplikasi yang dapat memonitoring suhu dan kelembaban ruangan, terutama ruangan server.
Dengan adanya aplikasi mobile ini diharapkan dapat lebih mengoptimalkan kinerja jaringan administrator, karena
dapat memantau suhu dan kelembaban udara melalui aplikasi mobile.[8]
Network Development Lifecyle (NDLC) merupakan metode yang digunakan peneliti dalam
mengembangkan dan membangun sistem yang akan di bangun sesuai tahapan langkah kerja metode dari analisys
sampai monitoring (KURNIAWAN et al. 2018). Penelitian ini tahapan NDLC hanya sampai pada tahap
monitoring
Gambar 3. Network Development Life Cycle (NDLC) [9]
2. METODOLOGI
Berdasarkan pembahasan sebleumnya metode penulis yang digunakan yaitu metode Network
Development LifeCycle, adapun tujuan penulis menggunakan metode ini adalah agar tahapan-tahapan dalam
pengembangan dalam pengembangan sistem lebih terstruktur dan sistematik. Penelitian ini penulis menggunakan
sampai tahapan monitoring.
2.1 Analysis
Universitas Bumigora (UBG) Mataram memiliki ruangan server yang di dalamnya terdapat
beberapa PC server, server tersebut berisi data-data penting seperti data nilai, data mahasiswa, dan data-data
untuk keperluan plikasi web UBG Mataram Pahrul Irfan S.kom.,M.kom menyatakan suhu dan kelembaban
sangat berpengaruh terhadapap komponen hardware server karena pada ruang server tidak boleh terlalu
lembab (wawancara, 25 juni 2020). Server harus selalu siap diakses kapanpun, siang maupun malam, oleh
karena itu server diharuskan selalu aktif, bekerja tanpa henti setiap harinya. Seperti peralatan elektronik lain,
PC server juga dapat menjadi panas jika dinyalakan dalam waktu yang lama, salah satu yang dapat
mempengaruhi cepat terjadinya panas pada PC server adalah suhu ruangan yang tidak kondusif. Oleh karena
itu, ruangan server harus selalu dijaga dalam keadaan dingin agar tidak terjadi panas yang berlebihan pada
PC server. Untuk mendapatkan suhu ruang server yang selalu terjaga tentunya dilakukan pengecekan suhu
ruangan secara berkala, namun hal tersebut bisa saja merepotkan Network Administrator, karena diharuskan
untuk datang ruangan server dan melakukan pengecekan pada waktu-waktu tertentu pada lokasi yg cukup
jauh. Jika saja kita bisa memonitoring keadaan ruangan server kapan saja tanpa harus datang langsung
4
keruangan server dan melakukan pengecekan kondisi data suhu dan kelembaban udara pasti sangat
membantu Network administrator dalam mendapatkan informasi secara realtime.
Dari masalah tersebut, ditemukan adanya kebutuhan akan suatu sistem yang dapat memonitoring
suhu dan kelembaban udara di ruangan server yang kemudian informasi suhu ruangan dapat dilihat dimana
saja secara berkala, dan tentu juga dapat memberitahu admin server jika terjadi overheat pada ruangan server
agar dapata di tangani secepatnya dan tidak menimbulkan kerusakan komponen pada PC server. Pada sistem
monitoring ini, batas aman pada suhu ruangan server adalah18oC-27oC dan kelembaban 40%-60%RH.
2.2 Desain Perancangan Sistem
2.2.1 Rancangan Sistem
Pembuatan sistem akan dimulai dari perancangan perangkat keras yang akan digunakan untuk
memonitoring ruangan server, yaitu Module NodeMCU dan sensor DHT11. Module NodeMCU dipilih
bukan hanya karena ukurannya yang kecil, tapi juga karena kemampuannya yang menyerupai komputer
pada umumnya, sehingga dapat digunakan untuk berbagai keperluan mulai dengan penggunaan biasa
hingga untuk pembuatan project yang bersifat eksperimental seperti membuat robot, selain itu juga
Module NodeMCU telah dilengkapi denga wifi esp8266 yan terhubung dengan internet. Setelah
perancangan perangkat keras sistem monitoring suhu dan kelembaban dibuat selanjutnya akan dilakukan
perancangan aplikasi web yang berhubung dengan aplikasi android untuk client, yang berfungsi untuk
melihat data suhu dan kelembaban secara real time pada ruang server.
Gambar 4. Rancangan sistem
Gambar 4 menjelaskan rancangan sistem sensor suhu yang dibangun dengan simulasi
menghubungkan nodemcu, sensor dht11, dan lcd i2c menjadi satu rangkaian.
2.2.2 Rancangan Use Case
Use Case dirancang untuk mengetahui mengenai interaksi apasaja yang dapat dilakukan user
saat menggunakan aplikasi monitoring, baik itu melalui aplikasi web, maupun aplikasi android.
5
Gambar 5. Use case aplikasi monitoring
Gambar 5 menjelaskan cara kerja aplikasi sensor suhu dan kelembaban, untuk menjalankan
aplikasi user harus melakukan login terlebih dahulu, kemudian user dapat melihat menu aplikasi yang di
bangun.
Gambar 6. Use Case sistem monitoring
Gambar 6 menjelaskan cara kerja sistem sensor suhu dan kelembaban, untuk menjalankan
system harus connect internet terlebih dahulu, kemudian system dapat mengambil data dan mengirimkan
ke database server dan mengirimkan ke aplikasi yang di bangun.
Pada artisektur sistem monitoring terdapat sensor DHT11 untuk mendapatkan data, kemudian
NodeMCU sebagai perangkat untuk mengirimkan data yang telah diakuisisi ke database. Antara
NodeMCU dan database dihubungkan secara local network.
Gambar 7. Diagram blok.
6
2.2.1 Perancangan halaman web
Tampilan web direncanakan khusus untuk manajemen data, pada web ini akan memuat
informasi data suhu dan kelembaban saat ini dengan keterangan waktu yang di terapkan untuk
memonitoring ruangan server.
Gambar 8. Halaman login
Gambar 8 merupakan tampilan halaman login pada aplikasi web, user harus memasukan
username dan password untuk bisa ke halaman selanjutnya.
Gambar 9. Halaman utama
Gambar 9 merupakan tampilan halaman utama pada aplikasi web.
Gambar 10. Master Manajemen Data
Gambar 10 merupakan halaman menejemen data suhu dan kelembaban, pada halaman ini user
dapat menghapus, merubah, dan menjetak laporan data.
Gambar 11. Manajemen Data Laporan
Gambar 11 merupakan halaman untuk mencetak semua data laporan suhu dan kelembaban serta
eksport ke excel.
7
2.2.2 Rancangan aplikasi web view
Tampilan Web mobile View yang akan dibuat memuat informasi data suhu dan kelembaban yan
tidak jauh beda dengan aplikasi web, hanya saja aplikasi web mobile view dibuat untuk menghubungkan
aplikasi web ke aplikasi android khusus untuk monitoring secara realtime.
Gambar 12. Halaman login
Gambar 12 merupakan tampilan halaman login pada aplikasi web view dengan
memasukan username dan password.
Gambar 13. Halaman menu utama
Gambar 13 merupakan tampilan menu utama aplikasi web view.
Gambar 14. Menu data suhu dan kelembaban
Gambar 13 merupakan tampilan menu suhu dan kelembaban secara realtime.
8
Gambar 15. Tampilan menu grafik
Gambar 15 merupakan tampilan data suhu dan kelembaban secara keseluruhan dalam
bentuk grafik.
Gambar 16. Menu riwayat sensor
Gambar 16 merupakan tampilan menu riwayat data suhu dan kelembaban secara
keseluruhan.
Gambar 17. Menu tentang
Gambar 16 merupakan menu tentang aplikasi mobile web view memuat informasi
tentang pembuatan aplikasi yang dibangun.
2.3 Simulasi prototype Tahap ini akan dilakukan perencanaan uji coba mandiri sistem yang dibangun, dilakukan untuk
mengetahui permasalahan dan tingkat keberhasilan sistem sensor suhu dan kelembaban yang dibangun
sebelum mengingimpelentasikan pada ruang server, pengujian dilakukan dengan menggunakan metode
blackbox yaitu pengujian antarmuka sistem dan aplikasi yang dubangun, untuk mengetaui letak error dan
kelayakan aplikasi dan sistem yang dibangun.
2.4 Implementasi Tahap implementasi menggunakan spetifikasi rancangan sebagai masukan proses untuk
menghasilkan keluaran berupa instruksi penerapan sistem yang dibangun secara nyata. Implementasi sistem
uji coba pada ruang server Universitas Bumigora Mataram, pada tahap ini dilakukan penelitian selama 26
jam pengambilan data untuk mengetahui akurasi kelayakan sistem yang dibangun dan dilakukan
9
perbandingan sistem sensor suhu dan kelembaban udara dengan thermometer digital.
2.5 Monitoring Penerapan sistem secara keseluruhan didalam lingkungan nyata merupakan masukan dari tahapan
ini, dan hasil keluarannya adalah jaminan efektivitas kinerja dari seistem yang telah dibangun dan diterapkan.
Pengujian dilakukan untuk memastikan apakah sistem sensor suhu dan aplkasi yang dibangun sesuai dengan
kebutuhan atau menjawab semua pertanyaan permasalahan yang dirumuskan. Dilakukan dengan proses
pengujian diterapkan pada setiap fungsi disetiap komponen sistem yang dibangun untuk memastikan apakah
komponen fungsional sistem sudah bekerja dengan baik. Data hasil penelitian dilakukan perbandingan
dengan thermometer digital untuk mengetahui akurasi kelayakan sistem yang dibangun dan dilakukan
kegiatan monitoring yaitu dengan mengamati kondisi reability/ kehandalan sistem yang telah dibangun.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengujian Sistem Sensor Suhu dan Kelembaban
Tujuan dari pengujian suhu dan kelembaban udara pada ruang server dengan menggunakan
mikrokontroller nodeMCU dan sensor DHT11 yang terhubung dengan aplikasi web dan web mobile view
yaitu untuk mengetahui akurasi kelayakan sistem yang dibangun dengan melakukan perbandingan pada
thermometer digital. Pengambilan data dilakukan selama 26 jam, yaitu selama dua hari dimulai pukul 06.00
s/d 18.00 wita, diambil pada ruang server Universitas Bumigora Mataram.
Tabel 2. Hasil pengukuran sensor suhu dan kelembaban pada ruang server
NO Waktu/
dd-mm-yyyy
Sistem digital
Sistem/
Alat
Standar Error
Data (%)
TM (oC)
RH
(%)
TM
(oC) RH
(%) TM RH
1 06.00/
16-07-2020 25.4 41 25.6 41 0.508 0
2 07.00/
16-07-2020 25.2 42 25.0 42 0.0504 0
3 08.00/
16-07-2020 25.6 42 25.3 42 0.075 0
4 09.00/
16-07-2020 26.1 43 25.0 45 0.07 0.86
5 10.00/
16-07-2020 26.5 45 25.9 47 0.102 0.9
6 11.00/
16-07-2020 25.8 47 25.3 48 0.129 0.47
7 12.00/
16-07-2020 27.0 48 26.5 49 0.135 0.48
8 13.00/
16-07-2020 26.8 47 26.0 48 0.21 0.47
9 14.00/
16-07-2020 26.4 47 26.9 47 0.312 0
10 15.00/
16-07-2020 27.1 52 27.5 53 0.1084 0.52
11 16.00/
16-07-2020 27.4 52 27.3 52 0.0274 0
12 17.00/
16-07-2020 27.8 52 26.2 52 0.4448 0
13 18.00/
16-07-2020 27.2 52 26.9 49 0.0816 1.56
14 06.00/
17-07-2020 26.9 45 25.4 42 0.0435 1.35
15 07.00/
17-07-2020 25.2 45 24.8 42 0.1008 1.35
16 08.00/
17-07-2020 25.6 42 25.9 41 0.0768 0.42
17 09.00/
17-07-2020 26.5 44 25.3 45 0.318 0.44
10
18 10.00/
17-07-2020 26.3 49 25.1 47 0.3156 0.98
19 11.00/
17-07-2020 25.2 51 26.9 50 0.4284 0.51
20 12.00/
17-07-2020 25.9 50 26.2 50 0.0777 0
21 13.00/
17-07-2020 26.6 52 26.4 50 0.0532 1.04
22 14.00/
17-07-2020 25.9 51 26.8 51 0.2331 0
23 15.00/
17-07-2020 26.1 49 26.7 51 0.1614 0.98
24 16.00/
17-07-2020 26.9 51 27.2 53 0.0807 1.02
25 17.00/
17-07-2020 25.3 51 26.6 53 0.3289 1.02
26 18.00/
17-07-2020 25.9 48 26.0 51 0.0259 1.53
Rata-rata Standar Error (TM oC) 0.172985%
Rata-rata Standar Error (RH %) 0.611538%
Keterangan:
TM (oC): Thermometer Humdity (Suhu)
RH (%): Relative Humddity (Kelembaban)
Tabel 1 menjelaskan tentang hasil ujicoba perbandingan sensor suhu dan kelembaban udara
dengan thermometer digital selama 26 jam dimulai pukul 06.00 s/d 18.00 wita, pada ruang server
Universitas Bumigora.
Gambar 19. Pengujian Suhu pada Ruang Server selama 13 jam
Gambar 19 menjelaskan pengujian suhu pada ruang server Universitas Bumigora hari pertama
selama 13 jam dimulai pukul 06.00-18.00 wita.
Gambar 20. Pengujian Suhu pada Ruang Server selama 13 jam
Gambar 20 menjelaskan pengujian suhu pada ruang server Universitas Bumigora hari kedua
selama 13 jam dimulai pukul 06.00-18.00 wita.
23
25
27
29
0 5 10 15
Suh
u(o
C)
Waktu(Jam)
Pengukuran suhu hari pertama
Thermometer Digital Suhu Sistem Suhu
242526272829
0 5 10 15
Suh
u(o
C)
Waktu(jam)
Pengukuran suhu hari kedua
Thermometer Digital Suhu Sistem Suhu
11
Gambar 21. Pengujian Kelembaban pada Ruang Server Hari Pertama
Gambar 21 menjelaskan pengujian kelembaban pada ruang server Universitas Bumigora hari
pertama selama 13 jam dimulai pukul 06.00-18.00 wita.
Gambar 22. Pengujian Kelembaban pada Ruang Server Hari Kedua
Gambar 22 menjelaskan pengujian kelembaban pada ruang server Universitas Bumigora hari
pertama selama 13 jam dimulai pukul 06.00-18.00 wita.
Hasil pengujian terdiri dari sistem dan aplikasi yang telah dirancang sebelumnya, baik dari segi
tampilan maupun dari segi program telah berjalan dengan baik dan juga informasi yang di terima memiliki
nilai rata-rata standar error 0.172985% untuk suhu dan rata-rata nilai error 0.611538% kelembaban untuk
perbandingan alat/sistem dengan thermometer digital, akurasi kelayakan untuk sebuah sistem untuk standar
error tidak lebih dari nilai 10%. Mikrokontroller NodeMCU sudah dapat menjalankan perintah untuk
mendapatkan nilai suhu dan kelembaban dari sensor DHT11, dan kemudian mengirimkannya ke database
dengan baik tanpa hambatan yang berarti, serta informasi yang diterima tidak jauh beda dengan pengukuran
menggunakan thermometer digital yang di simpan sebelumnya.
4. KESIMPULAN
Sistem dan aplikasi ini dibangun untuk mempermudah admin server dalam monitoring keadaan
ruangan server, kapanpun dan dimanapun secara realtime. Sehingga jika terjadi masalah pada server yang
disebabkan oleh suhu dan kelembaban udara yang tidak sesuai, maka dapat segera melakukan penanganan
agar tidak menimbulkan dampak kerusakan yang signifikan pada server tersebut. Dari segi perbandingan
dengan thermometer digital, akurasi yang dihasilkan oleh sensor pada sistem monitoring suhu dan
kelembaban udara sudah sangat baik. Error rata-rata yang dihasilkan oleh sensor suhu berkisar antara
0.12985% dan kelembaban udara berkisar antara 0.611538%. Sensor yang digunakan untuk mendapatkan
keadaan suhu dan kelembaban udara pada ruang server yaitu sensor DHT11 dan data-data suhu dan
kelembaban udara yang sudah terkumpul dapat ditampilkan dan disimpan pada aplikasi web dan mobile
web view.
UCAPAN TERIMAKASIH
0
20
40
60
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Re
lati
ve(%
)
Waktu(Jam)
Perbandingan Kelembaban H1
Thermometer Relative system relative
0
10
20
30
40
50
60
70
0 5 10 15
Re
lati
ve(%
)
Waktu(Jam)
Pengukuran Kelembaban hari kedua
Digital Relative system relative
12
Dengan selesainya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terimakasih kepada:
1. Ayahanda Wahidin S.Pd dan ibunda Sri Rahayu yang telah memberikan dukungan moral, bimbingan dan
nasehat serta dukugan materi.
2. Keluarga besar alm.M Yusuf Landa dan Keluarga besar M Ali Hakim yang telah memberi dukungan dan
dorongan penulis dalam mengerjakan Skripsi.
3. Bapak Ir. Anthony Anggrawan, M.T., Ph.D selaku Rektor Universitas Bumigora.
4. Ibu Ni Gusti Ayu Dasriani, M.Kom selaku Wakil Rektor I Universitas Bumigora.
5. Bapak Ahmat Adil, M.Sc selaku Dekan Fakultas Teknik dan Desain.
6. Lilik Widyawati, M.Kom selaku Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer.
7. Bapak Jian Budiarto, S.T M.Eng dan bapak Sirojul Hadi, S.T M.T selaku Dosen Pembimbing dalam
mengerjakan Skripsi ini.
8. Bapak Danang Tejo Kumoro, M.Kom selaku dosen wali.
9. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu selama dalam perkuliahan.
10. Umrah dan semua keluarga yang senantiasa mendukung penulis.
11. M Ifran, teman-teman Lembo ade clan dan teman-teman kost Gunung kawi yang sudah mendukung penulis.
REFRENSI
[1] M. F. Awaj, A. F. Rochim, and E. D. Widianto, “Sistem Pengukur Suhu dan Kelembaban Ruang
Server,” J. Teknol. dan Sist. Komput., vol. 2, no. 1, p. 40, 2014.
[2] S. Marphy and J. Lawalata, “Perancangan Sistem Pemantau Suhu Ruangan Berbasis Wireless Sensor
Network Artikel Ilmiah Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas
Kristen Satya Wacana Oktober 2015 Perancangan Sistem Pemantau Suhu Ruangan Berbasis Wireless,”
Salatiga Univ. Kristen Satya Wacana, no. 672011110, 2015.
[3] J. Budiarto and S. Hadi, “Sistem Kendali Peralatan Elektronik Rumah Tangga Berbasis Internet Of
Things Menggunakan Protokol MQTT Jurnal BITe : Jurnal Bumigora Information Technology Jurnal
BITe : Jurnal Bumigora Information Technology,” vol. 2, no. 1, pp. 1–11, 2020.
[4] H. Helmy, A. Rahmawati, S. Ramadhan, T. A. Setyawan, and A. Nursyahid, “Pemantauan dan
Pengendalian Kepekatan Larutan Nutrisi Hidroponik Berbasis Jaringan Sensor Nirkabel,” J. Nas. Tek.
Elektro dan Teknol. Inf., vol. 7, no. 4, 2018.
[5] D. I. Pujiana, A. S. Handayani, and A. Aryanti, “Perancangan Wireless Sensor Network Dalam Sistem
Monitoring Lingkungan,” Pros. Annu. Res. Semin. 2017 Comput., vol. 3, no. 1, 2017.
[6] A. Heryanto, J. Budiarto, and S. Hadi, “Sistem Nutrisi Tanaman Hidroponik Berbasis Internet Of
Things Menggunakan NodeMCU ESP8266 Jurnal BITe : Jurnal Bumigora Information Technology
Jurnal BITe : Jurnal Bumigora Information Technology,” vol. 2, no. 1, pp. 31–39, 2020.
[7] D. P. A. Sanjaya, I. K. A. Purnawan, and N. K. D. Rusjayanthi, “Pengenalan Tradisi Budaya Bali
melalui Aplikasi Game Explore Bali Berbasis Android,” Lontar Komput. J. Ilm. Teknol. Inf., vol. 7,
no. 3, p. 162, 2016.
[8] S. Hadi, M. Rivai, and D. Purwanto, “Leader-Follower Formation System of Multi-Mobile Robots for
Gas Source Searching,” J. Phys. Conf. Ser., vol. 1201, no. 1, 2019.
[9] M. T. Kurniawan, A. Nurfajar, O. Dwi, and U. Yunan, “Desain Topologi Jaringan Kabel Nirkabel
PDII-LIPI dengan Cisco Three-Layered Hierarchical menggunakan NDLC,” ELKOMIKA J. Tek.
Energi Elektr. Tek. Telekomun. Tek. Elektron., vol. 4, no. 1, p. 47, 2018.