raja,orang suci dan angsa

Download Raja,Orang suci dan Angsa

If you can't read please download the document

Upload: achmad-hidayat

Post on 06-Jun-2015

150 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Malang! Saat menyedihkan datang. Seiring perjalanan waktu, angsa itu pun menjadi tua. Jalannya pun kini terseok-seok. Ia tidak menyenangkan lagi. Raja O’Toole merasa hidupnya amat menyedihkan.

TRANSCRIPT

Raja, Orang Suci dan Angsa

Di Irlandia dulu hidup seorang raja yang baik hati. Namanya Raja OToole. Ia gemar sekali berburu. Ketika matahari muncul, ia berangkat dan baru kembali saat hari mulai gelap. Waktu berjalan. Raja OToole pun semakin tua. Namun ia tetap melakukan kesukaannya. Ia melangkah tertatih-tatih dengan tongkatnya saat berburu di musim dingin. Tetapi ia tetap suka. Cuma itulah yang membuatnya senang. Raja OToole mempunyai seekor angsa yang dapat menghiburnya. Angsa itu amat setia. Ia suka pada Raja OToole. Ia akan terbang berputar-putar, lalu kembali saat majikannya memanggil. Ia berjalan egol-egol. Raja OToole terkekeh-kekeh melihatnya. Pada hari Jumat, (hari suci di Irlandia), si angsa berenang di danau, lalu kembali dengan tubuh bersih. Angsa itu benar-benar menyenangkan hati Raja OToole. Malang! Saat menyedihkan datang. Seiring perjalanan waktu, angsa itu pun menjadi tua. Jalannya pun kini terseok-seok. Ia tidak menyenangkan lagi. Raja OToole merasa hidupnya amat menyedihkan. Suatu hari kedua makhluk itu duduk sedih di pinggir danau. Raja OToole mengelus si Angsa Tua. Ia memperhatikan dengan sayang pada peliharaannya. Ia meneteskan air mata. Kini, ia maupun angsa itu tak bisa lagi saling menghibur. Si Angsa lalu bangkit. Ia mengegol-egol memburu seekor capung. Raja OToole tak memperhatikan. Di benaknya tengah terpikir : Lebih baik mati menenggelamkan diri di danau. Raja OToole merasa hidupnya tak menyenangkan lagi. Diangkatnya kepala. Ia sangat kaget. Di hadapannya, berdiri seorang pemuda yang tak dikenalnya. Apa kabar, Raja OToole! sapa pemuda itu. Kau tahu namaku? tanya Raja. Si Pemuda tersenyum. Ia lalu menanyakan angsa Raja OToole. Dengan penuh kesedihan Raja OToole menceritakannya. Aku bisa membuat angsamu muda kembali, kata si Pemuda. Betul? Ya! Raja OToole bersuit. Si Angsa datang. Jalannya terseok. Ia, menghampiri majikannya. Si Pemuda memperhatikan. Hmh, ucap pemuda itu, Aku dapat melakukannya dengan mudah! Lakukanlah. Apa upahnya? Apa saja yang kauminta! Maukah kau memberiku sebidang tanah yang ditutupi bayangan angsa itu saat ia terbang nanti, setelah aku membuatnya muda kembali? kata si Pemuda. Raja OToole setuju. Pemuda itu lalu mengambil si Angsa tua. Mulutnya komat-kamit. Kemudian ia melemparkan angsa itu ke udara. Ajaib! Angsa itu melayang-layang terbang. Bayangannya menutupi lebih dari separuh tanah kerajaan Raja OToole. Angsa itu telah kembali muda. Ia pun turun. Dihampirinya majikannya. Raja OToole sungguh gembira. "Bagaimana? tanya si Pemuda. Kau hebat!

Mana janjimu? Ambillah yang kau mau. Si Pemuda tersenyum. Kau tahu siapa aku? tanyanya. Raja OToole menggeleng. Aku Santo Kevin, kata pemuda itu. Aku kemari untuk mengujimu. Ternyata kau sungguh orang baik. Kau jujur, Kau orang yang mau menepati janji. Pasti engkau juga orang yang bersemangat. Aku suka kepadamu. Karena itu, kukembalikan bagian tanah yang telah kauberikan padaku. Demikianlah. Akhirnya Raja OToole hidup senang sampai akhir hayatnya bersama Angsa kesayangannya. Harta Warisan Di sebuah desa terdapatlah sebuah gubuk yang sangat sederhana. Gubuk itu didiami oleh seorang ayah dengan tiga orang putranya. Si ayah sudah tua dan kini sedang sakit. Ia sedang membagi harta warisan kepada ketiga putranya. Si Sulung, Tole, mendapat kerbau. Putra kedua, Tolo, mendapat alat bajak. Sedangkan si bungsu, Tolu, mendapat sekantung gabah kering. Cuma itu yang ayah punya. Tapi dengan warisan ituhukhuk jika kalian saling menolong, kalian akan bisa mengubah hidup menjadi lebih baik. dan ingat ya, matahari terbit di timur dan tenggelam di sebelah baratagar kalian bahagia, bersatulah! Kalian pikirkanlah sendiri huk..huk..huk Sesudah ayah mereka dimakamkan, si sulung Tole pergi menjual kerbaunya. Si putra kedua, Tolo, juga pergi untuk menjual bajaknya. Waktu terus berlalu. Tolu, si Bungsu, tidak putus asa untuk terus memecahkan arti pesan ayahnya. Akhirnya ia mengerti. Si bungsu Tole lalu pergi ke kepala desa setempat dan meminjam gergaji. Ia ingin membuat bajak. Selanjutnya ia mengolah tanahnya sendiri. Ia menyebar benih dan tumbuhlah tanaman padi muda. Tanaman padi muda itu lalu ditanam di atas tanah yang sudah dibajak. Makin hari makin besar. Sementara itu, di lain tempat, Tole mengalami kesusahan. Setelah menjual kerbaunya, ia memakai uangnya untuk berjudi. Ia kalah dan akhirnya uangnya habis. Karena tidak punya uang, ia sering melakukan hal tidak terpuji seperti mencuri. Bagaimana dengan Tolo? Setelah menjual bajaknya, Tolo memuaskan dirinya dengan memakan segala macam makanan yang enak-enak. Lama-kelamaan uangnya habis. Ia tidak punya uang dan ia tidak tahu harus bagaimana menyambung hidup. Berbeda dengan kedua kakaknya, keadaan Tolu penuh harapan. Padinya telah berbuah dan ia telah memanen hasilnya. Uang hasil panenan dibelikan sawah. Begitu seterusnya sampai akhirnya beberapa tahun kemudian sawahnya menjadi luas. Tolu kini menjadi saudagar kaya. Tapi ia tidak bahagia. Ia terus teringat akan nasib kedua kakaknya. Ia terus berusaha mencari mereka. Suatu ketika, Tolu berbelanja. Ketiak sedang berbelanja buah seorang pencopet berusaha mencuri dompetnya. Tolu kaget namun ia lebih kaget lagi ketika menyadari bahwa copet itu adalah kakaknya yang sulung, Tole. Pencopet itu terus berlari sambil melihat ke belakang. Karena tidak memperhatikan jalan, Tole menubruk seorang peminta-minta yang sedang melintas di depannya. Upf, ah! Kak Tole! Kak Tolo! Ini aku, Tolu! seru Tolu ketika ia menyadari bahwa peminta-minta yang ditabrak Tole adalah kakak keduanya, Tolo. Tole dan Tolo sangat terkejut. Sungguh tak disangka. Ketiganya berpelukan sambil bertangisan-tangisan. Kedua kakak Tolu meminta maaf dan menyesali semua yang telah terjadi.

Tolu lalu mengajak kedua kakaknya pulang ke rumah. Sudahlah, yang penting sekarang kita harus bersatu seperti kata ayah, kata Tolu. Kedua kakaknya mengangguk setuju dan mereka bertekad untuk belajar dari Tolu. Akhirnya mereka semua hidup berbahagia dan rukun sebagai saudara. Dongeng ini bisa didapatkan dalam kemasan Dancow kotak 400 gram atau 800 gram