quality assurance of welding inspection

67
QUALITY ASSURANCE OF WELDING INSPECTION

Upload: candy-kendee

Post on 07-Nov-2015

167 views

Category:

Documents


42 download

DESCRIPTION

Explain QA for welding inspection

TRANSCRIPT

  • QUALITY ASSURANCE OF WELDING INSPECTION

  • Pengertian :Sertifikat Kepastian Mutu adalah : Kegiatan pemberian evaluasi dan persetujuan sehubungan dengan tahapan-tahapan pelaksanaan proses pembuatan peralatan pabrik (manufacturing) mulai dari rancang bangun dan perekayasaan, pemilihan bahan dan suku bagian, prosedur dan pelaksanaan fabrikasi serta pengendalian mutu berdasarkan standar yang digunakan.Kegiatan sertifikasi kepastian mutu adalah pengawasan external yang dilakukan oleh lembaga independen terhadap QC dan penerapan standar yang diawasi oleh internal QARancang bangunMaterial :BahanBahan tambahProsedur :WPS/PQRWPQFabrikasi :SebelumSaatSetelahPengujian :NDTDTStandar/CodeQuality Assurance (QA)

  • Standar sebagai dasar Kepastian Mutu.Kepastian Mutu (Quality Assurance) merupakan bagian integral sistim implementasi Standar.Beberapa Standar yang umum digunakan :Penting Pemahaman Standar

  • KEPASTIAN MUTU /QUALITY ASSURANCE

    Seluruh perencanaan dan kegiatan yang sistematis yang diperlukan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa suatu produk atau jasa akan memenuhi persyaratan sesuai standar yang diacu Faktor-faktor penentu :Kebutuhan pasarStandarSDMSumber DanaDisainBahan (bahan dasar dan bahan tambah)Proses

  • Mutu produk yang baik akan memberikan manfaat yang tinggi ,baik bagi produsen maupun bagi pengguna atau pemilik, karena : Mutu baik beberapa unsur biaya produksi seperti : biaya kegagalan (failure) biaya penilaian produk dan kontrol proses produksi (appraisal), biaya planning dan checking proses (prevention) secara langsung dapat mengurangi biaya produksi.

  • MUTU MEMENUHI KESESUAIAN DAN KEAMANAN

  • Personal Quality Assurance.Peranan WI sangat penting dalam QA Keberhasilan pekerjaan sangat ditentukan oleh kualifikasi WI,oleh karena itu seorang WI harus mempunyai Attitude yang baik disamping memiliki Skill dan Knowledge. (Ketiga domain tersebut mempunyai hubungan yang erat)Tahap-tahap pelaksanaan QAPemeriksaan desainPemeriksaan selama Pra fabrikasiPemeriksaan selama fabrikasiLaporan data pemanufakturSertifikat Kepastian MutuPemarkaan

  • * Orang yang bertanggung jawab dan terlibat langsung dalam menilai mutu hasil las dengan merujuk pada standar /kode/spesifikasi yang digunakan/disepakati.* Mempunyai pengetahuan tentang : - gambar teknik dan spesifikasi - terminologi las,teknologi dan proses las,metalurgi las - metode uji - telah mengikuti pelatiham WI - mempunyai pengalaman las dan inspeksi - sehat pisik dan mental - mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja* Kompeten sebagai seorang Welding InspectorWELDING INSPECTOR

  • - Verifikasi disain- Inspeksi bahan- Verifikasi WPS Verif.Kualif.Juru/operator Las Verif.Prosedur dan kualif.operator /teknisi uji- Periksa kalibrasi alat- Proses pengelasan- Uji Tak Rusak (UTR)

  • Pemeriksaan Disain Tujuan : menghindari kesalahan dalam perencanaan yang akan mengakibatkan kegagalan pengoperasian peralatan

    Kalkulasi Disain Tujuan : Pemeriksaan kesesuaian perhitungan dengan standar yang digunakan Beban yang terjadiSuhu/temp.Fluida kerja Gambar disain Tujuan : Penjabaran spesifikasi dan kalkulasi disain dalam bentuk gambar yang dikaitkan dengan aturan/standar.

  • 2. Pemeriksaan selama Pra fabrikasiInspeksi bahan * mill certificate * tanpa mill certificate (?)WPS dan PQR * seluruh variabel dalam WPS (essensial & non essensial) * kelulusan hasil uji -Kualifiukasi Juru/Operator las * sertifikat dan rekaman kualifikasi-Kalibrasi alat * keabsahan sertifikat serta rekaman kalibrasi-Kualifikasi personil/teknisi/operator penguji * keabsahan sertifikat dan rekaman kualifikasi3. Pemeriksaan selama fabrikasiJadual pelaksanaan fabrikasi dan inspeksiPemeriksaan fit-upToleransiPreheatPemeriksaan lasanUji visualReview pelaksanaan PWHT (bila dilakukan)Pemeriksaan dimensi produkHydrostatic test (bila diperlukan)

  • Verifikasi disain : Pemanufaktur menyerahkan dokumen kepada WI untuk diperiksa

    2. Verifikasi bahan : Pengendali bahan menyerahkan mill certificate kepada WI untuk diteliti Bahan yang tidak memiliki mill certificate harus dilakukan pengujian dan hasil ujinya diteliti oleh WI apakah sudah sesuai dengan spek . 3.Verifikasi Prosedur Pengelasan (WPS) : WPS yang telah diuji dengan PQR diserahkan kepada WI untuk diperiksa WI memeriksa data dalam WPS dengan hasil pengelasan (bahan,bahan tambah,parameter-parameter lainnya)

    4. Verifikasi kualifikasi juru/operator las : WI memeriksa sertifikat dan kualifikasi juru/operator las

    5. Kualifikasi personil uji : * UTR a. Kualifikasi operator/teknisi UTR b. Prosedur UTR

    * UR a. Kualifikasi operator/teknisi UR b. Prosedur UR

    6. Jadual pelaksanaan : * Untuk fabrikasi Pemanufaktur menyerahkan jadual tahapan fabrikasi ,WI membuat jadual pengujian yang disepakati dengan pemanufaktur

  • 7. Pemeriksaan pengelasan dengan visual : WI memeriksa dari mulai persiapan sambungan ,fit-up,joint design sampai dengan pemeriksaan hasil pengelasan secara visual WI mengawasi pelaksanaan UTR * Untuk WI : Mengawasi pemotongan bahan (inspeksi dimensi)

    Memeriksa perubahan dimensi akibat proses pengerjaan (mis. akibat rol dll)8. Pemeriksaan perlakuan panas paska las (bila dilakukan) : Pemanufaktur memberitahukan jadual pelaksanaan perlakuan panas paska las (bila dilakukan) kepada WI dan WI mengawasi pelaksanaannya. WI memeriksa hasil perlakuan panas secara visual

    9. Penerapan Peraturan K3 : WI mengawasi penerapan peraturan K3 selama pelaksanaan fabrikasi dan inspeksi (kelengkapan APD,keamanan tempat kerja,keselamatan pekerja dan lingkungan)10. Laporan data poemanufaktur. Laporan ini meliputi semua dokumen yang merupakan pertanggung jawaban pemanufaktur yang ditanda tangani pemanufaktur dan keterangan inspeksi pemanufaktur11. Sertifikat Kepastian Mutu. Merupakan bukti bahwa produk ang difabrikasi telah diinspeksi sesuai dengan standar yang diacu12. Pemarkaan. Produk yang telah memiliki Sertifikat Kesesuaian Mutu ditandai dengan marka pada pelat nama

  • Measures For Quality Assurance in Welding

  • European and World wide Standards supporting quality of weld

  • Rules and regulations for quality of weld

  • Certification and Application Code or Standard in Welding InspectionASME CodeASME Sec I : Power BoilerASME Sec II A,B,C and DASME Sec V : NDEASME Sec VIII : Rule for constr.PV.codeASME Sec IX : Welding & Brazing qualif.AWS Code Structure welding codeAWS D1.1 SteelAWS D1.2 AluminiumAWS D1.3 Sheet SteelAWS D1.4 Reinforcing SteelISO 3834 (EN 729 and ISO 14554 CodeISO 14731 (EN 719)ISO 14732 (EN 1418)ISO 9606 (EN 287)ISO 9956 (EN 288)ISO 5817 (EN 25817) and ISO 10042 (EN 30042)EN ISO 13920ASME B31.1 : Power piping code B31.2 : Fuel Gas piping code B31.3 : Petroleum refinery piping code B31.4 : Liqiud petolum transportasion piping system code B31.5. refrigration piping code etc

  • Standard Supporting Quality of Weld ASME

  • Standard support quality of Welding according to EN

  • Standard Series EN 288EN 288 -1 . General rules fusion welding.EN 288-2. WPS for Arc WeldingEN 288-3. Welding procedure test for Arc welding of steel.EN 288-4. Welding Procedure Test for Arc welding of Aluminium and Its alloysEN 288-5. Approval by using approved welding consumables for arc weldingEN 288-6. Approval related to previous experienceEN 288-7. Approval by a standard welding procedure for arc weldingEN 288-8. Approval by a pre-production welding test.

  • Standard Series EN 287EN 287 -1 . Approval testing of welders Fusion welding part 1 : Steels.EN 287-2. Approval testing of welders Fusion welding part 2 : Aluminium and aluminium Alloys.EN 287-3. Approval testing of welders Fusion welding part 3 : Copper and Copper Alloys.EN 287-4. Approval testing of welders Fusion welding part 4 : Nickel and Nickels alloysEN 287-5. Approval testing of welders Fusion welding part 5 : Titanium and Titanium, Zirconium and Zirconium alloysEN 288-6. Approval related to previous experienceEN 288-7. Approval by a standard welding procedure for arc weldingEN 288-8. Approval by a pre-production welding test.

  • AWS issues For Welding CodeAWS D1.1 Structural Welding Code of SteelAWS D1.1 Structural Welding Code of AluminiumAWS D1.1 Structural Welding Code of Sheet SteelAWS D1.1 Structural Welding Code of Reinforcing Steel

  • Kelompok Pilihan JIP.WI04.002.01Melakukan Inspeksi Pekerjaan Pengelasan Pipeline dan Fasilitas Pendukungnya

  • ASME B31.8 Bila Gas

    API 1104 Bila Oil

    ASME B31.1 Bila Steam (Geotermal)API 6A Crismas Tree / Well HeadPipe line penyalurRefinery / Kilang/ Processing Plant

  • Mereview Dokumen yang Berhubungan dengan Inspeksi

  • Mengidentifikasi Spesifikasi Teknis dan Karakteristik Bahan dan Bahan Tambah

  • Mengidentifikasi Spesifikasi Teknis dan Karakteristik Bahan dan Bahan Tambah

  • Memverifikasi Spesifikasi Prosedur Pengelasan (WPS) , dan Aplikasinya pada Proses Fabrikasi

  • Memverifikasi Kualifikasi Juru Las dan Operator Las

  • Melakukan Inspeksi Pekerjaan Las

  • Menugaskan dan Memonitor Pelaksanaan Uji Tak Rusak (Nondestructive Testing)

  • Menugaskan dan Memonitor Pelaksanaan Uji Rusak (Destructive Testing)

  • Menugaskan dan Memonitor Pelaksanaan Uji Rusak (Destructive Testing)

  • Melakukan Identifikasi Cacat Las dan Memprediksi Penyebabnya

  • Membuat Laporan Inspeksi

  • Pemeriksaan selama Pengelasan Check :Tempat/area pengelasan : Tidak mempengaruhi terhadap hasil lasWelding Proces : Sesuai WPSPreheat (bila digunakan) : Ukur interpass temperatur (sesuai WPS)Konsumabel : Sesuai dengan yang tertera pada WPS dan tersimpan dan terkontrol dengan baikWelding Parameter : Amper,Voltase,speed (sesuai WPS)Root run : Sesuai codeGouging/grinding : Dengan metode yang disepakati (approive)Inter-run cleaning : Dilakukan secara baikWelder : Kualified sesuai WPS

  • Pemeriksaan sebelum Pengelasan Check :Material : Harus sesuai dengan spek pada gambar/WPS,diperiksa mill certificateWPS : Harus diapprove dan ada pada welder & WIWelding Equipment : Harus dalam kondisi baik dan terkalibrasiPreparasi : harus sesuai dengan WPS/gambarKualifikasi juru/operator las : Periksa sertifikat dan kualifikasinyaKonsumabel : Sesuai dengan yang tertera pada WPS dan tersimpan dan terkontrol dengan baikJoint Fit-up : Sesuai dengan WPSPermukaan las : Bebas dari kotoran/kontaminasiPreheat (bila dibutuhkan) : diukur (sesuai WPS)

  • Pemeriksaan selama Pengelasan Check :Tempat/area pengelasan : Tidak mempengaruhi terhadap hasil lasWelding Proces : Sesuai WPSPreheat (bila digunakan) : Ukur interpass temperatur (sesuai WPS)Konsumabel : Sesuai dengan yang tertera pada WPS dan tersimpan dan terkontrol dengan baikWelding Parameter : Amper,Voltase,speed (sesuai WPS)Root run : Sesuai codeGouging/grinding : Dengan metode yang disepakati (approive)Inter-run cleaning : Dilakukan secara baikWelder : Kualified sesuai WPS

  • Pemeriksaan setelah Pengelasan :Check :Weld identification : Setiap lasan diidentifikasi sesuai gambar/weld mapWeld appearance : Yakinkan bahwa setiap lasan dapat diuji NDTDimensi : Sesuai dengan gambar/codeNDT : Yakinkan semua uji NDT dilakukan secara komplit dan dibuat sebagai data laporanRepair : Monitor dan sesuai dengan prosedurPWHT (bila dilakukan) : Monitor dan check chart recordPressure/Load test : Periksa test equipment terkalibrasi dan dilaksanakan sesuai prosedurDocumentation records : Yakinkan bahwa semua report sudah komplit dan dikumpulkan sesuai kebutuhan

  • Examination Record.Sebelum membuat laporan pengujian , harus diyakinkan bahwa semua item telah dichek sesuai prosedur dan standar/code yang diacu

    Untuk idividual inspection report , detail laporan memuat :Nama fabrikator/manufakturIdentifikasi pengujianTipe material/tebalWelding ProcessAcceptance standard/acceptance criteriaLokasi dan tipe dari semua pengujian yang tidak acceptableNama penguji/inspector dan tanggal inspeksi

  • PemakaiMonitoringSertifikat Kepastian Mutu (EQA)EQA = External QAIQA = Internal QA

  • SISTIM PELAPORAN INSPEKSI TEKNIS

    Salah satu langkah inspeksi yang tidak kalah pentingnya adalah Pelaporan , karena pelaksanaan inspeksi harus dibuktikan dengan , hasil pemeriksaan,penyelidikan,deteksi,survey,pengukuran dan analisa yang semuanya harus dicantumkan dalam laporan inspeksi.

    Laporan harus menggambarkan kondisi yang sebenarnya dan bersifat objektif (apa adanya), tidak direkayasa.

    Cara menyusun laporan inspeksi yang baik .

    * Tujuan pelaporan hasil inspeksi : Pendokumentasian semua hasil kegiatan inspeksi Penginformasian semua hasil inspeksi kepada pihak-pihak yang berkepentingan

    * Jenis-jenis laporan. a. Laporan Rutin disajikan dalam bentuk pengisian format yang baku b. Laporan Non Rutin disusun dalam rangka mendokumentasikan kejadian/peristiwa yang terjadi pada suatu objek yang diinspeksi yang tidak wajar (jarang/belum pernah terjadi), bentuknya : * Judul laporan * Objek inspeksi,jenis,sistim operasi,lokasi peralatan * Tanggal inspeksi * Pemilik * Pendahuluan (uraian singkat mengenai peristiwanya,maksud dan tujuan inspeksi,kesimpulan yang dapat diambil dari peristiwa teknis tersebut) * Uraian pemeriksaan,deteksi * Sketsa peralatan * Analisa terjadinya ketidaksesuaian * Hasil penelitian laboratiris * Photo * Kesimpulan * Saran * Kolom tindak lanjut

  • Examination RecordSebelum membuat laporan pengujian , harus diyakinkan bahwa semua item telah dichek sesuai prosedur dan standar/code yang diacu

    Untuk idividual inspection report , detail laporan memuat : Nama fabrikator/manufaktur Identifikasi pengujian Tipe material/tebal Welding Process Acceptance standard/acceptance criteria Lokasi dan tipe dari semua pengujian yang tidak acceptable Nama penguji/inspector dan tanggal inspeksi

    1. Verifikasi disain : Pemanufaktur menyerahkan dokumen kepada WI untuk diperiksa

    2. Verifikasi bahan : Pengendali bahan menyerahkan mill certificate kepada WI untuk diteliti Bahan yang tidak memiliki mill certificate harus dilakukan pengujian dan hasil ujinya diteliti oleh WI apakah sudah sesuai dengan spek .

  • 3.Verifikasi Prosedur Pengelasan (WPS) : WPS yang telah diuji dengan PQR diserahkan kepada WI untuk diperiksa WI memeriksa data dalam WPS dengan hasil pengelasan (bahan,bahan tambah,parameter-parameter lainnya)

    4. Verifikasi kualifikasi juru/operator las : WI memeriksa sertifikat dan kualifikasi juru/operator las

    5. Kualifikasi personil uji : * UTR a. Kualifikasi operator/teknisi UTR b. Prosedur UTR * UR a. Kualifikasi operator/teknisi UR b. Prosedur UR

    6. Jadual pelaksanaan : * Untuk fabrikasi Pemanufaktur menyerahkan jadual tahapan fabrikasi ,WI membuat jadual pengujian yang disepakati dengan pemanufaktur * Untuk WI : Mengawasi pemotongan bahan (inspeksi dimensi) Memeriksa perubahan dimensi akibat proses pengerjaan (mis. akibat rol dll)

    7. Pemeriksaan pengelasan dengan visual : WI memeriksa dari mulai persiapan sambungan ,fit-up,joint design sampai dengan pemeriksaan hasil pengelasan secara visual WI mengawasi pelaksanaan UTR

  • 8. Pemeriksaan perlakuan panas paska las (bila dilakukan) : Pemanufaktur memberitahukan jadual pelaksanaan perlakuan panas paska las (bila dilakukan) kepada WI dan WI mengawasi pelaksanaannya. WI memeriksa hasil perlakuan panas secara visual

    9. Penerapan Peraturan K3 : WI mengawasi penerapan peraturan K3 selama pelaksanaan fabrikasi dan inspeksi (kelengkapan APD,keamanan tempat kerja,keselamatan pekerja dan lingkungan)

    10. Laporan data pemanufaktur. Laporan ini meliputi semua dokumen yang merupakan pertanggung jawaban pemanufaktur yang ditanda tangani pemanufaktur dan keterangan inspeksi pemanufaktur

    11. Sertifikat Kepastian Mutu. Merupakan bukti bahwa produk ang difabrikasi telah diinspeksi sesuai dengan standar yang diacu

    12. Pemarkaan. Produk yang telah memiliki Sertifikat Kesesuaian Mutu ditandai dengan marka pada pelat nama

  • Kualifikasi prosedur lasTes kuat-tarik

    PenyiapanSpesimen tes kuat tarik (lihat Gbr. 4) harus mempunyai panjang kurang lebih 9 in (230 mm) dan lebar kurang lebih 1 in (25 mm).

    Spesimen tes kuat tarik harus putus dibawah beban tarik, menggunakan peralatan yang dapat mengukur besarnya beban pada waktu putus. Kuat tarik harus dihitung dengan membagi beban maksimum pada saat putus dengan penampang spesimen terkecil, yang diukur sebelum pembebanan.

  • Persyaratan

    Kuat tarik lasan, termasuk zona fusi dari tiap-tiap spesimen, harus sama atau lebih besar dari kuat tarik minimum-spesifikasi material pipa,

    Jika spesimen putus di luar lasan dan zona fusi (putusnya, pada material pipa) dan memenuhi persyaratan kuat tarik minimum dari spesifikasi, maka lasan harus diterima sebagai lasan yang memenuhi persyaratan.

    Jika spesimen putus pada lasan atau zona fusi dan kuat tarik yang diobservasi adalah sama atau lebih besar dari kuat tarik minimum spesifikasi material pipa dan memenuhi persyaratan kemulusan , maka lasan harus diterima sebagai telah memenuhi persyaratan.

    Jika spesimen putus di bawah kuat tarik minimum spesifikasi dari material pipa, maka lasan harus ditolak dan dibuat lasan tes baru.

  • Tes nick-break

    PenyiapanSpesimen tes nick-break (lihat Gbr.5) harus mempunyai panjang kurang lebih 9 in (230 mm) dan lebar kurang lebih 1 in (25 mm), Spesimen tersebut harus ditakik dengan gergaji pada setiap sisi di tengah lasan, dan setiap takik kedalamannya harus 1/8 in (3,17 mm). Spesimen nick - break yang disiapkan dengan cara ini berasal dari lasan yang dibuat dengan mekanis tertentu dan proses semiotomatis boleh patah pada pipanya ketimbang patah pada lasannya. Bila dari pengalaman pengetesan sebelumnya menunjukan bahwa terjadinya patah dapat diperkirakan pada pipanya, tonjolan-lasan bagian luar boleh ditakik sampai kedalaman tidak melebihi 1/16 in (1,6 mm), diukur dari permukaan lasan Untuk pilihan-perusahaan, spesimen nick-break untuk kualifikasi dari prosedur yang menggunakan proses las semiotomatis atau mekanis boleh dietsa-makro sebelum di-nick.

  • Spesimen tes nick-break harus ditarik sampai patah dengan mesin tarik, dengan menjepit kedua ujungnya dan memukul bagian tengahnya, atau dengan menjepit salah satu ujungnya dan memukul ujung lainnya dengan palu. Lebar daerah bidang patahan, sedikitnya harus 3/4 in (19mm). PersyaratanPermukaan bidang patahan dari setiap spesimen nick - break harus menunjukkan penetrasi dan fusi yang sempurna. Dimensi terbesar dari setiap kantong gas tidak lebih dari 1/16 in (1,6 mm), dan jumlah area dari semua kantong gas tidak lebih dari 2% dari daerah permukaan bidang patahan. Kedalaman dari slag inclusion tidak lebih dari 1/32 in (0,8 mm) dan panjangnya tidak lebih dari 1/8 in (3mm) atau setengah dari tebal nominal dinding, mana yang lebih kecil. Sekurang-kurangnya terdapat 1/2 in (13mm) lasan yang tanpa cacat diantara slag inclusion yang berdekatan.

  • Tes lengkung akar dan muka

    PenyiapanSpesimen tes lengkung-akar-lasan dan lengkung-muka-lasan (lihat Gbr.6) harus mempunyai panjang kurang lebih 9 in (230 mm) dan lebar kurang lebih 1 in (25 mm), dan tepi yang memanjang harus dibulatkan. Spesimen tersebut boleh dipotong dengan mesin atau oksigen. Tonjolan dari cover bead dan root bead harus dihilangkan/ digerinda sampai rata dengan permukaan spesimen. Permukaan ini harus halus, dan goresan yang tampak harus tidak dalam dan melintang terhadap lasan.

    PersyaratanTes lengkung harus dianggap berterima jika pada lasan atau antara lasan dan zona fusi, setelah pelengkungan, tidak terdapat retakan atau cacat lain melebihi 1/8 in (3 mm) atau setengah dari tebal nominal dinding ke segala arah, dipilih yang lebih kecil. Retak yang bermula pada radius terluar dari lengkungan sepanjang pinggiran spesimen selama pengetesan dan retak tersebut kurang dari 1/4 in (6,35 mm), diukur ke segala arah, harus tidak dipertimbangkan, kecuali setelah diobservasi retak tersebut adalah cacat lasan.

  • Tes lengkung-sisi .

    Spesimen lengkung-sisi (lihat Gbr. 7) harus mempunyai paniang kurang lebih 9 in (230 mm) dan Iebar kurang lebih 1/2 in (12,7 mm,) dan pinggiran sisi panjangnya harus dibulatkan. Spesimen tersebut harus dipotong mesin atau dipotong oksigen sampai lebarnya kurang lebih 3/4 in (19 mm) dan selanjutnya dimesin atau digerinda sampai lebar 1/2 in (12,7 mm). Sisi-sisinya harus halus/rata dan seiajar. Tonjolan cover bead dan root bead harus dihilangkan/digerinda sampai rata dengan permukaan spesimen.

    Setiap spesimen lengkung-sisi harus memenuhi persyaratan tes lengkung-muka dan lengkung-akar, (tidak boleh ada retak)

  • Standar Penerimaan Pemeriksaan Uji Tak RusakSlag Inclusion (SI)Slag yang terperangkap didalam lasan biasanya ditemukan dalam zone fusi. Untuk pipa dengan diameter luar lebih besar atau sama dengan 2,375 inci (60,3 mm) slag inclusion harus dianggap sebagai cacat, bila terdapat kondisi berikut:a.Terindikasi panjang lebih dari 2 inci (50 mm). b.Terindikasi lebar melebihi 1/16 inci (1,6 mm).

    Untuk pipa dengan diameter luar kurangl dari 2,375 inci (60,3 mm) slag inclusion harus dianggap sebagai cacat, bila terdapat kondisi berikut

    a.Terindikasi panjang 3 kali tebal dinding nominal paling tipis yang disambung.b.Terindikasi lebar 1/16 inci (1,6 mm).

  • Porositas Gas yang terperangkap dalam logam lasan yang sedang membeku sebelum gas tersebut mendapat kesempatan naik kepermukaan cairan lasan dan melepaskan diri. Porositas biasanya berbentuk bola tetapi mungkin juga berbentuk memanjang atau tidak teratur.

    Porositas individual atau tersebar (P) harus dianggap sebagai cacat, bila terdapat kondisi berikuta.Ukuran pori individual, melebihi 1/8 inci (3 mm).b.Ukuran pori individual, melebihi 25% dari tebal dinding nominal tertipis yang disambung.Distribusi dari pori tersebar (scattered) melebihi konsentrasi yang diizinkan oleh Gbr. 19 dan 20.

  • Porositas holow-bead (HB) didefinisikan sebagai porositas linier memanjang yang terjadi pada akar las. Holow-bead (HB) tidak dapat diterima bila :a) Panjang individual HB melebihi 1/2 inci (13 mm).Jarak antara HB individual kurang dari 2 inci (50 mm). c) Panjang seluruh HB melebihi 8% panjang lasan. RetakTidak dapat diterima bila :a) Retak, dari sembarang ukuran atau lokasi pada lasan, tidak merupakan retak kawah dangkal (shallow crater crack) atau retak bintang (star crack).b) Retak kawah dangkal atau retak bintang dengan panjang melebihi 5/32 inci (3,96 mm)

  • Data yang perlu dicantumkan dalam laporan antara lain data bahan baku dan bahan tambah yang dilengkapi dengan spesifikasi dan sertifikat dari pabrik pembuat atau hasil uji laboratorium,data rekaman uji NDT/DT,data rekaman postweld heat treatment /stress relieve,data WPS dan PQR,dat a kualifikasi juru las dan operator las, rekaman hasil uji prooft test,gambar kerja rakitan yang dilengkapi dengan tanda uji radiographi,serta kesimpulan hasil uji dan inspeksi. Informasi yang perlu ditambahkan dalam laporan Data uji dan inspeksi yang telah diolah menjadi data final yang merupakan kesimpulan dari hasil uji dan inspeksi serta penjelasan teknis hasil uji dan inspeksi. Konsep laporan inspeksi perlu dibahas dalam tim untuk mendapatkan masukan data dan informasi tambahan guna melengkapi laporan. Informasi yang perlu ditambahkan dalam laporan final yaitu hasil kerja inspeksi yang merupakan kesimpulan dari laporan,dan produk diberi label/tanda tahun pembuatan dan nama perusahaan pembuat Laporan inspeksi biasanya terdiri dari : *Judul laporan *Pendahuluan *Ruang lingkup kegiatan inspeksi *Pelaksanaan inspeksi *Permasalahan *Pembahasan *Kesimpulan *Saran saran *Lampiran

  • Dokumen yang berhubungan dengan pekerjaan inspeksi antara lain terdiri dari kontrak kerja fabrikasi,gambar teknik,standard dan code yang disepakati untuk digunakan,dokumen kualifikasi/kompetensi juru las danoperator las,WPS dan PQR.

    Gambar kerja direview gunanya untuk mengetahui jenis produk yang akan difabrikasi, spesifiksi teknis bahan dan bahan tambah,tingkat kesulitan produk yang akan dibuat,disain sambungan las dan jenis uji dan inspeksi yang diperlukan Standard dan code yang disepakati digunakan sebagai acuan kerja perlu dipahami agar dalam pelaksanaankerja fabrikasi oleh fabricator dan kegiatan uji dan inspeksi oleh inspector dapat menggunakan acuan standar yang sama Standar dan code biasanya memuat ketentuan umum untuk membatasi lingkup atau cakupan kegiatan untuk pekerjaan tertentu misalnya memfabrikasi dan merakit pekerjaan las menjadi suatu produk yang dapat memenuhi ketentuan mutu yang disepakti

    Contoh muatan standar. AWS D1.1 Structural Welding Code memuat ketentuan umum sebagai berikut: General requirements, Design of welded connections, Prequalificqtion, Qualification, Fabrication, Inspection, Stud welding,Strengtening and repair of existing structures,dan beberapa annex yang memuat Mandatory Information dan Nonmandatary Information. Hal penting yang perlu diperhatikn adalah latasan-batasan penggunaan standar AWS D1.1 seperti: tidak berlaku untuk baja dengan yield strengthminimum lebih besar dari 100 ksi (690 MPa),baja dengan ketebalan kurang dari 3mm bejana tekan atau pipa berteknan,baja selain dari baja karbon atau baja paduan rendah. Seorang welding inspector harus mengerti dan mampu membaca gambar teknik karena dalam melaksanakankegiatan inspeksi welding inspector harus memahami bentuk produk, desain sambungan las,simbol-simbol las dan simbol inspeksi,spesifikasi material, tanda-tanda pengerjaan,perakitan dibengkel maupun di lapangan/site , yang semua informasi tersebut terdapat dalam gambar teknik.

  • Review dokumen kualifikasi juru las dan operator las agar dapat dinyatakan qualified dan kompeten.Dokumen kualifiksi juru las dan operator las antara lain mencakup :nama juru las,proses las,posisi pengelasan,material yang dilas, WPS yang digunakan,dimensi benda kerja (pelat dan pipa),batas ketebalan kualifikasi,jenis dan type elektroda las,nama dagang/brand name,type sambugan,backing strip, purging gas,type arus dan polaritas,jenis fluks atau shielding gas, preheat and interpas temperature,postweld heat treatment,serta dilengkapi dengan gambar sketsa desain sambungan las, dan urutan pengelasan serta parameter las yang digunakan.Bilamana hasil ujI Laboratorium maka juru las atau operator las dapat dinyatakan kualifaid atau kompeten dalam batas-batas tertentu.Seorang welding inspector harus memahami proses dan teknik mengelas serta spesifikasi material dan bahan tambah termasuk memahami data hasil uji laboratorium agar dapat melakukan penilaian secara konsisten. Mereview dokumen spesifikasi prosedur pengelasan (WPS) Spesifikasi prosedur pengelasan (WPS) tahap awalnya dirancang oleh welding engineer berdasarkan data spesifikasi material yang akan dilas dan akan diaplikasikan dalam proses produksi.Untuk mengetahui dan memastikan WPS kualified atau tidak perlu dilakukan uji kualifikasi dari WPS tersebut dengan membuat benda uji las yang dilakukan proses pengelasannya menggunakan data dan parameter las yang ada dalam WPS,kemudian hasinya diuji di laboratorium . Hasil uji visual,NDT dan DT d-i analisis dan bilamana memenuhi ketentuan acceptance criteria dalam standar yang diacu maka WPS dapat dinyatakan kualified dalam batas-batas tertentu dan dapat diaplikasikan dalam proses produksi.Bilamana hasil ujinya tidak memenuhi ketentuan aceptace criteria maka WPSnya diperbaiki dan proses kualifikasi WPS dilakukan kembali.

  • Jadwal kerja inspeksi dibuat berdasar bobot dan urutan kerja fabriksi. faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyiapan jadwal kerja inspeksi . Jadwal kerja fabrikasi biasanya mencakup proses prefabrikasi antara lain memotong ,membentuk, membuat kampuh sambungan, menyetel (fit up),mengukur, membersihkan permukaan sambungan, menyetel menggunakan jig-fixture bila diperlukan, kemudian dilanjutkan dengan proses pengelasan.Pengelasan dilakukan oleh juru las menggunakan WPS sebagai instruksi kerja las, sedang petugas welding inspector melakukan inspeksi sesuai prosedur baku yakni mulai dari sebelum pengelasan-saat pengelasan-dan setelah selesai pengelasan, sehingga pengaturan tenaga teknisi uji dan inspector serta penyediaan peralatan uji dan inspeksi perlu disesuaikan dengan bobot kerja fabrikasi.Cara mengidentifikasi bahan baku dan bahan tambah yang akan digunakan apakah sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan.Dalam proses pengadaan ,suplai bahan dan bahan tambah minta dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik pembuat (manufacturer certificate/mill certificate) sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Standar identifikasi baja tergantung kepada negara produsen misalnya produk dari Amerika menggunakan standar ASTM, AISI, SAE misalnya besi cor kelabu ASTM A-48-36,besi cor malleable ASTM A 47-33, dan baja karbon SAE 1010 ,baja paduan moly SAE 4130, dan baja nikel AISI 2515.Komposisi Kimia dan sifat mekanik dan pisik dapat dilaihat pada buku standar .Identifikasi baja ada juga menggunakan trade name seperti High Strength No.1 buatan Armco Steel eq. dengan ASTM A242 , baja Manganese Vanadium buatan Bethlehem Steel eq. dengan ASTM A441,baja Man-Ten buatan U.S. Steel eq. dengan ASTM A 440.

    Identifikasi elektroda menggunakan standar AWS seperti E 6013, E 7018, E 8018-C2, E9016, E10018, E11018, E12018. Sedangkan gas industri seperti acetylene (C2H2), Argon (A), Carbon dioksida (CO2), Helium (He),Hydrogen (H2), Nitrogen (N2), Oxygen (O2), dan Propane (C3H8) diidentifikasikan melalui penandaan pada botol gas

  • Spesifikasi Prosedur Pengelasan sebelum digunakan dalam proses produksi perlu dilakukan verifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui apakah batas-batas berlakunya WPS sesuai dengan material yang akan dilas Spesifikasi Prosedur Pengelasan (WPS)yang telah disiapkan oleh welding engineer sebelum digunakan dalam proses produksi perlu dilakukan verifkasi untuk mengetahui batas-batas berlakunya WPS karena setiap terdapat perubahan pada essential variables misalnya antara lain adanya perubahan pada bahan dasar (base metal) P-Number qualified, dan perubahan pada thickness qualified, perubahan pada PWHT, maka WPS harus diverifikasi ( lebih rinci lihat ASME section IX QW-253 ).Bilamana tidak ada perubahan pada essential variables maka WPS dapat digunakan , sedang bila ada perubahan pada essential variable maka WPS harus di buat lagi untuk material yang berbeda.Welding variable seperti joints,base metals,filler metals,positions, preheat,PWHT,electrical characteristics dan technique perlu diperhatikan baik dalam mereview maupun memverifikasi WPS, karena perubahan welding variable dapat menyebabkan WPS tidak kualified untuk digunakan. Welding variable terdiri dari variable essential, supplementary essential, dan nonessential .Data welding variable tidak sama untuk proses yang berbeda seperti proses las OFW, SMAW,SAW,GMAW % FCAW, GTAW, PAW, ESW, EGW,EBW . Lbih rinci dapat dilihat ASME section IX article II.Pengamatan aplikasi WPS pada proses produksi dapat dilakukan saat proses pengelasan dengan mengecek parameter las yang digunakan apakah sesui dengan data pada WPS. Selain itu perlu juga dicek spesifikasi bahan /material, elektroda las, fluks, gas pelindung, desain sambungan,fitup sambungan, kebersihan sambungan,posisi las, dan kualifikasi juru las.

  • WPS dan PQR harus dibuat oleh satu perusahaan sebagai fabricator, dan welding engineer dari fabricator tersebut bertanggung jawab atas produk WPS dan PQR nya yang digunakan dalam proses produksi Cara mengamati aplikasi WPS dalam proses produksi.Mesin las : Arus ac/dc, polaritas =+- , pemasangan mesin,alat bantu,botol gas,aspek keamanan.Benda kerja las: pelat/pipa,kampuh las ,fitup &toleransi,cleaning,posisi,arah pengelasan, Elektroda las: jenis/klasifikasi, ukuran ,pengeringan,penempatan, Gas: jenis gas,pemasangan alat flow meter,debit gas, penempatan botol,selang gas, heter gas.Parameter las: amper, voltage,kecepatan las,preheat,start arc.Pengelasan: root pass, filling pass, cover pass, cleaning between pass.

  • Rencana kerja inspeksi adalah rencana kerja inspeksi yang jadwalnya disesuaikan dengan Jadwal kerja fabrikasi. Dalam rencana kerja dirinci rencana kegiatan uji dan inspeksi yang dibuat berdasarkan dokumen kontrak dan gambar kerja ,daftar alat uji dan inspeksi yang diperlukan, tenaga teknisi uji dan inspeksi, kesiapan lab uji untuk uji DT,dan standar yang diperlukan serta criteria penerimaan yang sudah jelas. Pekerjaan inspeksi yang perlu dilakukan sebelum pengelasan adalah: mengecek spesifikasi bahan ( komposisi kimia dan sifat mekanik), kondisi bahan /material ( laminasi , retak, kerataan permukaan ), persiapan kampuh las ( beveling, root face), ukuran, kebersihan,root opening, tacking,backing(kalau diperlukan), special set-up for assembly , penggunaan jig &fixtures, prestressing Pekerjaani nspeksi yang perlu dilakukan saat pengelasan dan setelah selesai pengelasan adalah: preheat dan interpass temperature,Root pass,root preparation saat pengelasan sisi kedua, membersihkan terak tiap lapisan las,appearance tiap lapisan las, variasi dari data WPS yang telah digunakan (amper, voltase, kecepatan , dll)Pekerjaan inspeksi yang dilakukan setelah selesai pengelasan meliputi uji NDT dan DT tergantung kebutuhannya . Inspeksi NDT meliputi : inspeksi visual , appearance permukaan las, comformity hasil las dengan gambar teknik,uji liquid penetrant (PT), uji magnetic particle (MT),uji radiography (RT),uji ultrasonic (UT),proof test, dan uji lainny sesuai kebutuhannya. Inspeksi DT meliputi: uji kimia, uji mekanik,metalography. Pekerjaan las reparasi : dilakukan juga inspeksi setelah reparasi.Batas-batas diskontinuitas pada bahan / baja (mill-induced discontinuities) yang disetujui dan dibolehkan ( limits on acceptability and repair) direparasi lihat pada table 5.4 AWS D1.1 , dan acceptance criteria discontinuity lebih besar 25mm lihat paragraph 5.15.1.1 AWS D1.1 , serta mereparasinya dapat dilihat paragraph 5.15.1.2 ( peserta harus menjelaskan ini)

  • Acceptance criteria hasil uji radiographi sambungan las nontubular yang digunakan untuk beban statik - Las yang di uji radiographi sebagai tambahan dari uji visual harus bebas dari retak (crack), dan harus ditolak /unacceptable bila dari hasil uji radigraphi terdapat diskontinuitas melebihi batas/limitation sbb: 1). Elongated diskontinuitas ukurannya melebihi ketentuan ukuran pada gambar 6.1 AWS D1.1 2). Diskntinuitias yang berjarak lebih dekat /kecil dari minimum clearnce pada gambar 6.1 AWS D1. 3).Diskontinuitas bentuk bulat yang berukuran lebih besar dari ukuran maksimum 1/3 E ( E adalah ukuran tebal las) , tidak lebih besar dari 6 mm. Tetapi bila ukuran las lebih tebal dari 50 mm (2 in.) maka diskontinuitas betuk bulat boleh sampai 10 mm. Jarak /clearance minimum dari diskontinuitas tipe ini lebih besar atau sama dengan 2.5 mm ke diskontinuitas bentuk bulat atau memanjang yang disetujui /acceptable berikutnya ,atau jarak ketepi /edge atau akhir dari las yang berdekatan (intersecting weld ) adalah tiga kali (3X) dari dimensi disontinuitas terbesar yang dipertimbangkan4).Diskontinuitas terpisah /isolated seperti sebuah kluster dari beberapa diskontinuitas yang diidentifikasi berbentuk bulat, perjumlahan ukuran dari masing-masing diskontinuitas terbesar nya melebihi ukuran maksimum dari satu diskontinuitas tunggal yang diizinkan dalam gambar 6.1 AWS D1.1. Jarak /clearence minimum ke kluster berikutnya atau ke sebuah diskontinuitas bentuk bulat / rounded discontinuity atau jarak ke pinggir or akhir dari las yang berdekatan (intersecting weld) harus berjarak tiga kali (3X) ukuran terbesar dari diskontinuitas yang lebih besar yang dipertimbangkan ( three times the gretest dimention of the larger of the discontinuities being considered). 5).Perjumlahan ukuran dari masing-masing diskontinuitas individu yang berdimensi lebih besar dari ukuran kurang 2.5 mm harus tidak melebihi 2E/3 atau 10 mm walaupun lebih kecil pada setiap panjang las 25 mm . Persyaratan ini independen dari (1), (2), dan (3) diatas. 6).Diskontinuitas yang sebaris (in-line) dimana jumlah dimensi terbesarnya melebihi E pada setiap panjang dari 6E. Bila panjang las yang diamati kurang dari 6 E dan jumlah dimensi terbesar yang dibolehkan harus secara proposianal lebih kecil. ( Untuk jelasnya semua ketentuan yang tercantum pada butir 20 ini seperti yang diilustrasikan pada gambar 6.2 dan 6.3 AWS D1.1)

  • Sambungan las yang mengalami kondisi beban tarik (Tensile stress welds) ,dimensi setiap porositas atau diskontinuitas tip-fusi (fusion type discontinuity) terbesar 2mm atau lebih luas dari dimensi terbesar harus tidak melebihi ukuran B seperti gambar 6.4 AWS D1.1. Jarak antara setiap porositas atau diskontinuitas tipe fusi tersebut dengan diskontinuitas yang lain ,atau j yang berdekatan (interscting weld) jarakny a harus lebih kecil dari jarak minimum (minimum clearence) yang dibolehkan (C ) seperti yang diilustrasikan pada gambar 6.4 AWS D1.1 Weld quality requirement pada struktur baja yang mendapat beban tarik ciclycally dapat dilihat pad a annex AWS D1.1 sebagai mandatory information. Acceptance criteria untuk sambungan tubularLas yang di uji radiographi sebagai tambahan dari uji visual harus bebas dari retak (crack), dan harus ditolak /unacceptable bila dari hasil uji radigraphi terdapat diskontinuitas melebihi ketentuan sbb: 1).Diskontinuitas memanjang (elongated discontinuity) melebihi ukuran maksimum pada gambar 6.6 AWS D1.1 2).Diskontinuitas berjarak lebih dekat dari jarak minimum (minimum clearance) yang dibolehkan pada 6.6 AWS D1.1 3).Pada persilangan (intersection) las dengan las yang lain atau dekat pinggir bebas (free edge) ukuran diskotinuitas yang disetujui harus sbb: a).Sesuai/conform dengan batasan-batasan pada gambar 6.6 AWS D1.1 untuk tiap individu las b).Sesuai /conform dengan batasan-batasan pada persilangan las seperti pada case I dan case I pada gambar 6.6 AWS D1.1 4).Diskontinuitas terpisah (isolated) seperti sebuah kluster yang diindikasikan berbentuk bulat ,perjum lahan dimensi terbesar melebihi diskontinuitas tunggal maksimum yang dibolehkan pada gambar 6.6 AWS D1.1, dan jarak minimum ke kluster yang lain atau diskontinuitas yang lain atau jarak kepinggir atau jarak Ke persilangan las lain harus tiga kali (3X)dari dimensi terbesar dari diskontinuitas berukuran besar yang diamati.5).Jumlah diskontinuits individu yang mempunyai dimensi terbesar kurang dari 2,5 mm harus tidak melebihi 2E/3 atau 10 mm pada setiap 25 mm panjang las. Ketentuan ini adalah independen dari ketentuan 1), 2), dan 3) diatas. 6).Diskontinuitas sebaris/ in-line

  • Pengujian yang dilakukan sebelum pengelasan, selama pengelasan dan sesudah pengelasan . Jawab :

    Sebelum pengelasan

    KlasifikasiHal-hal yang perlu diperhatikanLingkunganLingkungan kerjaLingkungan pengelasanPengamanan dan KeselamatanBahan , Mesin dan alatKesiapan dan spesifikasi bahanKesiapan mesin dan alatKapasitas mesinKondisi mesin dan alatPreparasiBentuk alurUkuran alurJarak suaianFit-upLas cantumLain-lainReview WPSPeriksa kualifikasi juru/operator las

  • Selama pengelasan

    Setelah pengelasan

    Hal-hal yang perlu diperhatikanPreheating (bila digunakan)Posisi pengelasanArus lasVoltaseUrutan pengelasanKecepatan pengelasanPembersihan antar lapis lasInterpass temperaturPenggunaan jenis dan diameter konsumabelPenggunaan gas (bila digunakan)

    KlasifikasiHal-hal yang perlu diperhatikanPemeriksaan cacat luarKelurusan sumbu lasKemulusan hasil lasKaki lasTinggi timbunan lasRetak permukaanUnder cutPenetrasiCacat dalamRetakLack of fusionPorositiBlow holeSlag inclusionDeformasiLain-lainPost heating (bila digunakan)Stresser relief (bla digunakan)Dimensi

  • . Pengujian yang dapat dilakukan pada cacat-cacat las.

    NoJenis cacat lasCara pengujianNDTDT1Cacat Ukuran-Pengerutan- Persiapan sambungan tidak baik- Cacat ukuran las- Ukuran akhirVT + alat ukurVT + alat ukurVT + alat ukurVT + alat ukurVT + alat ukur2Ketidak mulusan lasPorositi- Slag inclusion- Tungten inclusion- Lack of fusion- Lack of penetration- UndercutRT,UT,ETRT,UT,ETRT,UT,ETRT,UT,ETRT,UT,ETRT,UT,ET,VT,MT,LTFT,M2T,MaTFT,M2T,MaTMiT,MaTFT, MiT,MaTFT, MiT,MaTBending Test3Cacat karena sifat mekanis dan kimiaKuat TarikKuat Luluh (Yield point)DuctilityKekerasanKomposisi kimiaKuat impactDaya tahan korosiUji tarikUji tarikBend testVickers,Brinnel,HardnessAnalisa kimiaImpact testUji korosiVT = Visual TestRT = Radiography TestUT = Ultrasonoc TestET = Eddy current TestMT = Magnetic particle TestLT = Liquid Penetrant TestMaT = Makroskopis TestMiT = Pengujian dengan mematahkan sambungan