purnama · pdf file3 / 27 suka tidak suka perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara...

28
PURNAMA SALURA

Upload: phungkhanh

Post on 05-Feb-2018

228 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

PURNAMA SALURA

Page 2: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

1 / 27

Page 3: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

2 / 27

I L U S T R A S I

Page 4: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

3 / 27

Suka Tidak Suka

Perkumpulan ini mengundang saya untuk

berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu

memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

ini. Mereka menyebutnya club. Saat itu saya termasuk

anggota termuda diantara empatpuluh lima orang

anggota yang ada. Sementara club saya ini termasuk

sebuah club tertua di kota yang dingin ini. Tak mudah

memang utuk menjadi anggota club ini. Setiap

anggota harus dipromosikan oleh salah seorang

anggota senior yang sudah tentu mempunyai profesi

penting dalam masyarakat. Bisa jadi kedudukannya

sebagai pejabat tinggi, pengusaha sukses, seniman

terkenal atau pesohor dalam komunitas. Saya memang

beruntung, seorang pemilik pabrik coklat yang brand-

nya cukup terkenal di seantero dunia memromosikan

saya untuk menjadi anggota.

Itu kisah dahulu. Setelah berhenti cukup lama

dari keanggotaan club ini kebetulan saya diminta

mengisi weekly meeting mereka sebagai pembicara.

Tingkat kehadiran atau istilah mereka attendance

yang diumumkan tadi cukup tinggi, mencapai angka

90 %. Itu termasuk anggota yang melakukan make-up

di tempat lain. Club ini sangat terkenal menjunjung

etika dalam melakukan kegiatan kemanusiaan.

Selesai sesi tanya jawab, saya duduk di sebelah

seorang wanita indo berambut agak pirang yang

berpakaian sangat formal. Wanita ini mengenakan

blazer berwarna cream, menutupi baju terusan

berbahan kaos hitam yang tampaknya agak ketat

Page 5: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

4 / 27

I L U S T R A S I

Page 6: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

5 / 27

menempel di badan. Ia menyodorkan kartu namanya.

Tertera di sana nama dan titelnya : MBA, MBE. Ada

dua degree yang disandangnya. Keduanya tentang

bisnis. Yang pertama Business Administration, yang

kedua Business Ethics. Sedangkan jenis usahanya

adalah real-estate.

Entah mengapa biasanya saya agak enggan jika

bertemu dengan pengusaha jenis ini. Padahal profesi

arsitek sangat erat berkaitan dengan real-estate.

Mungkin karena dalam perjalanan berprofesi, saya

selalu bertemu dengan beberapa pengusaha real-estate

yang kehendaknya nyaris mengedepankan profit

semata. Sehingga selalu mengabaikan bahkan

menafikan aspek penting lainnya. Tetapi tentu saja

tidak elok kalau hanya menimpakan kekesalan saya

hanya pada jenis pengusaha ini. Karena dalam

praktiknya pengelola kota yang berperan sebagai

wasit tentu ikut mempunyai andil besar jika akhir-

akhir ini kondisi tatanan dan wajah kota kita semakin

tak karuan.

Ia bertanya sambil membuka percakapan.

Apakah saya tertarik untuk memberi konsultasi

tentang perancangan perumahan baru di tempat ia

bekerja. Anehnya saya langsung menjawab tertarik.

Mungkin karena tatapan matanya halus menghiba.

Atau mungkin juga karena raut mukanya yang penuh

dengan ekspresi serius.

Mau Tidak Mau

Pagi itu saya memarkir mobil di depan pintu

pagar yang bertuliskan nama perusahaan yang

Page 7: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

6 / 27

I L U S T R A S I

Page 8: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

7 / 27

menggunakan bahasa asing. Bahasanya agak sulit

dieja oleh lidah saya. Penjaga membukakan pintu

kayu yang ekspresinya sangat kokoh. Suaranya

berderit-derit seperti bunyi engsel yang telah lama tak

bertemu dengan minyak. Saya dipersilakan masuk dan

menunggu di ruang tamu. Ada tangga ke lantai atas,

rupanya kantor pimpinan terletak di lantai dua.

Ruang tamu ini termasuk mewah dalam ukuran

bangunan lapangan. Dinding bangunan tersusun dari

konstruksi kayu yang ditempel dengan pelapis dari

bahan GRC dan gypsum. Sebentar kemudian seorang

pemuda memakai t-shirt lengan pendek putih turun

dari lantai dua dan mengundang saya untuk naik. Dari

balik t-shirt ketatnya tersembul otot-otot yang kekar.

Kami bertiga berada di ruang yang berukuran

empat kali delapan meter. Disebelah ujung ada satu

perangkat meja dan kursi pimpinan. Di depannya ada

sebuah meja besar dengan delapan buah kursi yang

beroda. Ditengah meja besar ini terletak sebuah maket

rancangan perumahan.

Tidak seperti malam kemarin di tempat weekly

meeting, kali ini wanita indo yang kemari saya temui

menggunakan celana panjang jeans dan baju bercorak

kotak-kotak khas keluaran sebuah merek yang ciri

bahannya hampir semua berpola kotak-kotak. Ia

tampak santai sekali, senyumnyapun cerah tidak

formal seperti yang dipamerkannya kemarin.

Ah…saya tidak perduli dengan senyumnya yang

menarik . Saya hanya ingin cepat pada inti pertemuan.

Ia memperkenalkan pemuda kekar tadi sebagai

manajer lapangan. Kemudian ia meminta pemuda tadi

Page 9: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

8 / 27

I L U S T R A S I

Page 10: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

9 / 27

menerangkan tentang proyek yang sedang digarapnya

secara keseluruhan. Saya menyimak dengan cermat.

Sesekali saya bertanya dan menorehkan catatan.

Ternyata proyek ini diakuisisi oleh perusahaan tempat

wanita indo kenalan baru saya ini bekerja. Itupun baru

berjalan satu bulan lamanya. Tahap pekerjaan saat ini

adalah baru pada tahap persiapan untuk mengerjakan

land-clearing. Saya yakin dengan nilai proyek sebesar

ini ia tentu tidak hanya berkonsultasi dengan saya.

Tapi tentu meminta second-opinion, atau bahkan lebih

dari satu pendapat profesional. Saya bertanya-tanya

dalam hati, sudah berapa biro konsultankah yang ia

mintai pendapat.

Setelah introduksinya selesai, saya meminta

untuk diantar meninjau kondisi lapangan. Manajer

lapangan bersiap. Tapi wanita indo ini ingin

mengantarkan saya sendiri. Saya agak menampik

diantar olehnya. Maksud saya adalah agar dapat lebih

leluasa mengorek informasi dari manajer lapangan.

Tapi ia bersikeras mengantar.

Ia berada dibalik kemudi mobil Rubicon hitam,

mobil ini tampak kotor sekali dari luar, tetapi

dalamnya sangat bersih, apik dan harum. Walaupun

demikian saya mencium aroma rokok di sana. Kami

berhenti di beberapa batas tanahnya. Tampaknya

masih banyak rumah penduduk setempat yang akan

tergusur.

Telponnya berbunyi, ia tampak gembira sekali

menerimanya. Saya terpancing untuk ikut menyimak.

Sayangnya ia berbincang menggunakan bahasa

Jerman. Dahulu ketika di sekolah menengah atas nilai

Page 11: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

10 / 27

I L U S T R A S I

Page 12: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

11 / 27

bahasa Jerman saya sangat rendah, jadi saya tak

paham apa yang mereka perbincangkan sama sekali.

Itu telpon dari ayahnya, dia bercerita bahwa ayahnya

seorang pengusaha Jerman yang telah lama tinggal di

Indonesia. Rupanya ia dan ayahnya mengelola

perusahaan keluarga dalam bidang manufaktur. Ini

adalah kali pertama mereka masuk ke dalam bidang

properti.

Ia lalu meminta pendapat saya apakah saya

tertarik untuk menangani perancangannya sampai

pada tingkat detail. Saya tak langsung menjawab,

hanya mengernyitkan dahi. Tak sampai hati rasanya

untuk menolak permintaan wanita indo ini. Prinsip

yang masih saya anut adalah, saya tak hendak terlibat

dalam perancangan yang terlalu mementingkan profit.

Perancangan yang tak peduli dengan lingkungan

sekitarnya, seakan menutup diri membangun tembok

tebal yang memisahkan diri dari kondisi yang ada.

Tapi celakanya kalimat yang keluar dari mulut ini

adalah kata-kata “akan saya rundingkan dulu dengan

kawan-kawan saya”. Mengambangkan persoalan.

Benar Tidak Benar

Ia menepikan mobil dan berhenti tepat di bawah

sebuah pohon besar sehingga mobil diteduhi oleh

bayangan pohon. Kemudian ia menatap saya dan

berkata dengan serius. Ia akan paham sekali jika saya

tidak dapat menerima pekerjaan ini. Tapi ia meminta

saya jujur dan mengeluarkan alasan yang mendukung

pendapat saya. Saya agak kaget. Peka juga rupanya

Page 13: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

12 / 27

I L U S T R A S I

Page 14: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

13 / 27

wanita indo ini. Ia berkata lanjut bahwa ia sangat

tertarik dengan topik ceramah yang saya bawakan

kemarin sore. Tentang etika dalam Arsitektur. Ia

berkata bahwa pendalamannya pun adalah dalam

bidang bussines ethics

Saya kembali tertegun, mungkin muka saya

memerah. Baiklah...saya lalu menatap mukanya

sebelum mengutarakan pendapat. Kali ini saya

memerhatikan raut wajahnya secara mendetail. Ini

karena ia duduk persis disamping saya dalam mobil

Rubicon ini, jadi jarak pandang kami relatif sangat

dekat. Saya pikir kulit mukanya yang putih tentu ia

dapatkan dari ayahnya. Matanya agak sipit, ah…ada

sisi oriental di sana. Perpaduan ini sungguh menarik.

Rambutnya yang panjang menyisakan poni diatas

mata menutup dahinya yang tampaknya agak lebar.

Molek.

Ia membuka jendela seraya mematikan air-

conditioning, lalu membuka laci samping mengambil

sebuah kotak rokok serta dua kaleng minuman yang

mengandung ion. Perlahan ia mengeluarkan sebatang

rokok dari kotak rokok yang berpola kotak-kotak

mirip dengan bajunya. Ah…saya sangat familiar

dengan aroma rokok ini. Saya berkata padanya bahwa

saya telah lama berhenti merokok. Tapi entah

mengapa saya mengambilnya sebatang dan saya

mengendus-endus rokok jenis ini. Dahulu saya

merokok jenis ini. Ia lalu menyalakan rokoknya. Saya

membukakan kaleng minuman dan memberikan

padanya.

Saya memulai pembicaraan dengan kata maaf.

Saya berpendapat bahwa proyek ini menutup diri dari

Page 15: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

14 / 27

I L U S T R A S I

Page 16: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

15 / 27

lingkungan dengan membuat tembok tinggi pada area

batasnya. Saya mencontohkan ketika saya merancang

sebuah hotel di daerah pengunungan di pulau dewata.

Hotel itu tidak menutup diri dengan lingkungan,

bahkan membuat jalan keliling sebagai boundary

sehingga penduduk sekitar dapat ikut menikmati dan

menggunakan jalan tersebut. Dirancang juga fasilitas

umum pada area yang langsung bersambungan dengan

perumahan penduduk sekitar. Area tersebut lalu

dikelola bersama dengan penduduk sekitar. Dengan

cara membuka diri pada masyarakat setempat, area

hotel malah dilindungi secara tidak langsung oleh

pada penduduk. Jika kita membuka diri memberi

dengan tulus, justru kita malah mendapatkan.

Kembali pada proyeknya, jika ditengok dari

rencana perkembangan kota, perancangan seperti ini

membawa konsekuensi pertumbuhan parsial. Yang

ujung-ujungnya akan menambah beban jalan.

Bayangkan saja jika jalan keluar dan masuk ke dalam

kompleks hanya melewati satu gerbang yang

bermuara ke arah jalan kecil. Sementara jalan masuk

dan juga jalan keluar dalam area kompleks

mempunyai lebar yang tiga kali lebar jalan muaranya.

Bottle-neck. Ini rancangan yang sangat egois,

mementingkan diri sendiri.

Saya mengungkapkan juga bahwa dengan

hanya membuat tipe bangunan yang mewah akan

menciptakan segregasi sosial yang dampaknya akan

terasa dalam waktu yang sangat panjang. Akan sangat

berbeda jika pada area ini dirancang berbagai tipe.

Mulai dari yang sederhana, besar sampai mewah.

Niscaya pada daerah boundary-nya zonasi akan tertata

Page 17: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

16 / 27

I L U S T R A S I

Page 18: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

17 / 27

dengan elok. Manfaat nyata akan dirasakan oleh

penduduk sekitarnya.

Saya mulai memperhatikan perubahan

parasnya. Ia ternyata mendengarkan dengan

pandangan muka berseri-seri. Jangan-jangan ia

mentertawakan pendapat saya. Betapa sayangnya jika

saya harus berbeda pendapat dengan wanita indo

cantik ini, apalagi jika harus berseberangan pendapat.

Saya lalu menambahkan bahwa kualitas

perancangan yang etis akan sangat berpengaruh pada

kesuksesan meraup profit dan sekaligus menggalang

benefit. Bayangkan saja jika intervensi rancangan

yang dilakukan pada suatu area justru dapat membuat

area tersebut menjadikan daerah sekitarnya lebih baik.

Keberlangsungan kehidupan malah akan terjaga.

Bukankah ini merupakan tingkat sustainability yang

ujung-ujungnya melahirkan multiplier profit and

benefit?

etik dan tidak etik

Saya tanyakan pendapatnya. Ia malah

tersenyum lebar dan mengangguk tanda setuju

sampai-sampai poninya yang pirang bergerak-gerak

dengan indahnya. Pendapat ini yang saya tunggu

sahutnya berapi-api. Ia menceritakan ketika ia

bersekolah di jurusan etika bisnis, pradigma yang

diajarkan sangat berbeda. Pandangan tentang

dominasi pasar, pemenang dalam persaingan bisnis

mulai dipertanyakan. Menjadi lebih hebat atau bahkan

Page 19: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

18 / 27

I L U S T R A S I

Page 20: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

19 / 27

paling hebat tapi merugikan yang lain justru akan

membawa kehancuran dalam jangka panjang.

Membangun kemajuan secara bersama itu jauh

lebih menguntungkan. Dasar dari etika dalam bisnis

harus dimulai dari diri sendiri. Dari kelompok sendiri

lalu dikobarkan ke luar sehingga menciptakan ruang

pengaruh yang semakin besar. Bukan sebaliknya yaitu

dipengaruhi oleh kondisi pasar yang semakin tidak

etis karena pengejaran terhadap profit semata.

Mengedepankan aspek benefit pada lingkungan

harus menjadi kuncinya. Tidak ada lagi istilah

pesaing. Yang tersisa hanyalah patner yang saling

mendukung.

Konon dua orang gurunya yaitu Kenneth

Blanchard dan Norman Vincent Peale dalam bukunya

The Power of Ethical Management, menceritakan

contoh tentang perjalanan hidup seorang anak. Ketika

anak itu berusia 8 tahun ia ikut di samping ayahnya

dalam mobil. Ayahnya melanggar rambu lalu lintas.

Lalu dengan jelasnya ia melihat sang ayah

menyelipkan lembaran uang di bawah surat ijin

mengemudi. Dan polisi membiarkan mereka pergi.

Sang anak bertanya, mengapa? Ayahnya menjawab

tanpa rasa bersalah. Tak apa anakku, Itu sudah biasa

dan semua melakukannya.

Ketika sang anak berumur 12 tahun ia diajak

menemani ibunya menonton film untuk usia 17 tahun

ke atas. Ia takut tak boleh masuk, tapi sang ibu

menenangkan dia dengan mengeluarkan selembar

uang yang disatukan dengan tiketnya. Penjaga pintu

menerima tiket dan uang tersebut lalu mengijinkan

mereka berdua untuk masuk. Sang anak bertanya,

Page 21: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

20 / 27

I L U S T R A S I

Page 22: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

21 / 27

mengapa? Sang ibu menjawab tanpa rasa bersalah.

Tak apa anakku, Itu sudah biasa dan semua

melakukannya.

Ketika ia berusia 17 tahun ia mendaftar pada

sebuah sekolah tinggi. Kawannya yang notabene

mempunyai nilai jauh lebih bagus dan menduduki

ranking ke dua dalam sekolahnya, tidak diterima. Tapi

karena pamannya yang menjadi pengusaha sukses

mempunyai banyak uang berlebih dan bersedia

menyumbangkan sejumlah dananya untuk sekolah

tinggi tersebut ia diterima. Sang anak bertanya,

mengapa? Sang paman menjawab tanpa rasa bersalah.

Tak apa keponakanku, Itu sudah biasa dan semua

melakukannya.

Ketika ia berumur 19, salah seorang pegawai

administrasi sekolah menghubungi ia. Lalu

menawarkan jawaban soal ujian yang akan keluar

nanti. Dan ia diminta untuk membeli jawaban soal

ujian tersebut karena kemungkinan lulus tanpa

membeli soal tersebut sangatlah kecil. Sang anak

bertanya, mengapa? Pegawai administrasi itu

menjawab dengan muka tak bersalah : Tak apa dik, Itu

sudah biasa dan semua melakukannya.

Ternyata sang anak tertangkap tangan ketika

mengikuti ujian karena ia membawa jawaban soal

ujian. Ia dikeluarkan dari sekolah dengan surat

keputusan memalukan yang dikirimkan pada kedua

orang tuanya. Apa yang dikatakan keluarganya? Ayah

dan ibunya sangat marah dan berkata : Tega-teganya

kau melakukan hal ini pada kami? Pamannya pun tak

ketinggalan turut mengata-ngatai : kau belajar dari

Page 23: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

22 / 27

I L U S T R A S I

Page 24: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

23 / 27

siapa melakukan kecurangan ini? Kami tidak pernah

mengajarkan hal-hal seperti ini di rumah.

Saya tercenung mendalam agak terpojok juga

mendengar ceritanya ini. Bukankah peristiwa seperti

itu sudah menjadi rahasia umum? Malu rasanya

saya…Menyuap yang berwajib, menyuap penjaga

tiket, menyuap pengurus kartu penduduk, hampir

semuanya saya lakukan juga. Demikian pula hampir

semua kawan-kawan saya menganggap ini hal biasa.

Saya terhenyak lemas dikursi mobil ini. Wanita cantik

ini kembali tersenyum. Kali ini saya yang merasa

terpukul oleh senyumnya yang tidak tampak manis

lagi. Senyumnya seakan menghakimi saya. Padahal

senyumnya tetap cantik dan parasnya tetap molek.

Ia membuka kembali ceritanya dengan kata

maaf. Persis seperti ketika saya memulai

mengutarakan pendapat saya tadi. Ia berkata bahwa

ada tiga pertanyaan penting yang selalu ia pegang

teguh. Sekelebat saya teringat juga akan tiga

pertanyaan penting dari Socrates.

Socrates seorang filsuf Yunani Kuno yang

hidup pada 469-399 SM yang juga merupakan guru

Plato, terkenal sangat bijaksana. Ketika ada seorang

kenalannya datang ingin membicarakan sesuatu

tentang muridnya, ia lalu mengajukan tiga pertanyaan

sebagai penyaring apa yang ingin dibicarakan.

Pertanyaan pertama yang menekankan pada

kebenaran. Socrates bertanya pada kenalannya apakah

ia sudah yakin bahwa apa yang akan diwartakan itu

mengandung nilai-nilai kebenaran. Kenalannya

menggelengkan kepala. Kemudian Socrates

mengajukan pertanyaan ke dua. Pertanyaan ke dua

Page 25: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

24 / 27

I L U S T R A S I

Page 26: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

25 / 27

adalah tentang kebaikan. Socrates bertanya apakah

dalam berita yang akan disampaikan di dalamnya

mengandung nilai-nilai kebaikan. Lagi-lagi

kenalannya menggelengkan kepala. Kemudian

Socrates melontarkan pertanyaan ke tiga. Pertanyaan

ke tiga mengedepankan kegunaan dan manfaat.

Socrates kemudian bertanya apakah sesuatu yang

ingin disampaikan ini di dalamnya mengandung nilai-

nilai kegunaan dan akan bermanfaat bagi Socrates dan

muridnya. Kenalannya hanya tertegun tak berkata dan

lagi-lagi hanya bisa menggelengkan kepalanya.

Kali ini Socrates ikut menggelengkan kepala. Ia

berkata bahwa jika apa yang ingin disampaikan atau

diceritakan tidak benar, tidak baik dan tidak ada

manfaatnya tak perlulah untuk dibicarakan. Konon

apa yang akan diceritakan oleh kenalannya adalah

cerita tentang Plato salah satu murid Socrates yang

diduga sering menggoda istri Socrates.

Wanita cantik ini berkata bahwa gurunya

mengajarkan agar ia selalu mempertanyakan tiga etika

dasar dalam melakukan bisnis :

Apakah proyek bisnis properti ini legal ?

[jika saya meneruskannya apakah saya tidak

melanggar hukum, aturan dan prinsip atau

pola yang telah ada?]

Apakah proyek bisnis properti ini

mengandung prinsip keseimbangan? [Apakah

cukup fair untuk semua pihak yang terlibat?

Apakah di dalamnya mengandung kesetaraan

hubungan kerja]

Jika proyek bisnis properti ini telah

dipublikasikan dan dipasarkan secara meluas

Page 27: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

26 / 27

apakah akan membuat saya merasa nyaman

dan bangga?

Sambil memperbaiki letak poni yang

mengganggu matanya ia mengucapkan kata

terimakasih pada saya bahwa tiga pertanyaan yang ia

lontarkan tadi sudah terjawab. Saya menjadi semakin

bingung. Ia bertanya kembali pada saya dalam nada

yang sangat berbeda. Apakah saya masih tertarik

untuk mengubah dan memperbaiki seluruh

perencanaannya agar tiga pertanyaan di atas dapat

terjawab dengan baik?

Saya terkagum-kagum dengan cara negosiasi

yang ia lakukan. Dengan penuh semangat saya

menyanggupi untuk mengerjakannya. Lalu dengan

tenangnya ia mencium kedua pipi saya dan

mengucapkan terimakasih dengan lirih. Saya masih

terbingung-bingung…

Ketika mengendarai mobil arah kembali ke

kantor, pikiran saya mengawang-awang. Bukankah

arsitektur juga harus selalu berlandas etika? Jika

fungsi dan bentuk arsitektur selalu berlandas pada

etika bukankah akan tercipta makna arsitektur yang

etis?

Page 28: PURNAMA  · PDF file3 / 27 Suka Tidak Suka Perkumpulan ini mengundang saya untuk berbicara mengenai profesi arsitektur. Dahulu memang saya termasuk anggota dalam perkumpulan

27 / 27

ETIKA ARSITEKTUR purnamasalura.com 2015