pulihkan gambut, peta jalan restorasi gambut indonesia...

124
BADAN RESTORASI GAMBUT 2016 - 2020 DESA PEDULI GAMBU T PROVINSI SUMATRA SELATAN DESA TIMBUL JAYA

Upload: vutram

Post on 21-Aug-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Gedung Sekretariat Negara,Jalan Teuku Umar No. 10-11,Menteng, Jakarta PusatT. +62 21 319 012 608

Badan Restorasi Gambut@BRG_Indonesia@BRG_IndonesiaBadan Restorasi Gambut - BRGBadan Restorasi Gambut-BRG

www.brg.go.id

“ Pulihkan Gambut, Pulihkan Kemanusiaan.”

BADAN RESTORASI GAMBUT2016 - 2020

DESA PEDULI GAMBU T

% !"#"$

%

&'()*+"(, -".

/0)

PETA JALAN RESTORASI GAMBUT INDONESIA

2016-2020

BadanRestorasiGambut

PROVINSI SUMATRA SELATANDESA TIMBUL JAYA

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

Badan Restorasi Gambut

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

Badan Restorasi Gambut

DAFTAR PUSTAKA

BAB IPENDAHULUAN........................................................................... 1

BAB IIGAMBARAN UMUM LOKASI........................................................ 7

BAB IIILINGKUNGAN FISIK DAN EKOSISTEM GAMBUT............................ 15

BAB IVKEPENDIDIKAN........................................................................... 24

BAB VKESEHATAN DAN PENDIDIKAN..................................................... 42

BAB VIKESEJARAHAN DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT......................... 111

DESA TIMBUL JAYA

1

BAB l

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi pada tahun 2015 lalu merupakan peristiwa yang luar biasa. Peristiwa ini memberikan dampak buruk bagi masyarakat dan menimbulkan kerugian negara hingga mencapai 221 Triliun rupiah1 dan World Bank memperkirakan kerugian tersebut senilai $16 Milyar2. Kebakaran tersebut umumnya terjadi di areal perkebunan/hutan monokultur, salah satunya perkebunan kelapa sawit yang ditanam di atas lahan gambut. Hal ini mengakibatkan pada kerusakan hidrologi lahan gambut yang berdampak pada mudahnya lahan ini terbakar dan sulit dipadamkan.

Berdasarkan kondisi di atas, untuk mencegah, memperbaiki, dan menjaga ekosistem gambut, pemerintah mengupayakan berbagai cara. Salah satunya dan yang sedang berlangsung adalah dibentuknya Badan Restorasi Gambut (BRG) oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 2016, dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016. Pembentukan BRG ini ditujukan untuk melakukan proses

1 http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/12/20/nzms82359-bnpb-catat-kerugian-akibat-kebakaran-hutan-2015-rp-221-triliun dilihat pada tanggal 7 September 2017 2http://www.worldbank.org/in/news/feature/2015/12/01/indonesias-fire-and-haze-crisis dilihat pada tanggal 7 September 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

Badan Restorasi Gambut

DESA TIMBUL JAYA

1

BAB l

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi pada tahun 2015 lalu merupakan peristiwa yang luar biasa. Peristiwa ini memberikan dampak buruk bagi masyarakat dan menimbulkan kerugian negara hingga mencapai 221 Triliun rupiah1 dan World Bank memperkirakan kerugian tersebut senilai $16 Milyar2. Kebakaran tersebut umumnya terjadi di areal perkebunan/hutan monokultur, salah satunya perkebunan kelapa sawit yang ditanam di atas lahan gambut. Hal ini mengakibatkan pada kerusakan hidrologi lahan gambut yang berdampak pada mudahnya lahan ini terbakar dan sulit dipadamkan.

Berdasarkan kondisi di atas, untuk mencegah, memperbaiki, dan menjaga ekosistem gambut, pemerintah mengupayakan berbagai cara. Salah satunya dan yang sedang berlangsung adalah dibentuknya Badan Restorasi Gambut (BRG) oleh Presiden Republik Indonesia pada tahun 2016, dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2016. Pembentukan BRG ini ditujukan untuk melakukan proses

1 http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/12/20/nzms82359-bnpb-catat-kerugian-akibat-kebakaran-hutan-2015-rp-221-triliun dilihat pada tanggal 7 September 2017 2http://www.worldbank.org/in/news/feature/2015/12/01/indonesias-fire-and-haze-crisis dilihat pada tanggal 7 September 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

Badan Restorasi Gambut

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

2

percepatan pemulihan kawasan dan pengembalian fungsi hidrologis gambut akibat kebakaran hutan dan lahan secara khusus, sistematis, terarah, terpadu dan menyeluruh.

Upaya restorasi gambut yang dilakukan haruslah melihat satu Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) yang secara umum terdiri dari tanah gambut dan tanah mineral yang berada diantara dua sungai (atau antara sungai dan laut). Ekosistem gambut merupakan ekosistem yang rapuh sehingga pengelolaannya harus direncanakan dengan baik dan hati-hati. Dalam proses pengelolaan untuk restorasi, kesatuan hidrologi gambut tidak bisa dipecah-pecah. Setiap orang atau komunitas yang berada di dalam atau di sekitar KHG atau yang memiliki kepentingan di dalam KHG tersebut harus dilibatkan dalam pengelolaannya.

Untuk memperkuat upaya restorasi tersebut, diperlukan suatu basis data berupa sistem tenurial masyarakat, kondisi sosial ekonomi dan tata kelola gambut masyarakat. Data ini diharapkan dapat berguna bagi pengambil kebijakan terutama Badan Restorasi Gambut, Pemerintah Pusat, Kabupaten dan Desa dalam merencanakan restorasi gambut.

Program Desa Peduli Gambut (DPG) adalah kerangka program untuk intervensi pembangunan pada desa-desa/kelurahan di dalam dan sekitar Kesatuan Hidrologis Gambut (KHG), yang menjadi target restorasi gambut. DPG bukan program yang berdiri sendiri tetapi mengkoordinasi dan memfasilitasi program-program pembangunan di lokasi-lokasi prioritas restorasi gambut.

Pendekatan DPG adalah pembangunan desa berbasis lansekap ekosistem gambut. DPG bekerja pada kawasan-kawasan perdesaan di dalam KHG. Desa-desa yang berdekatan akan dirajut kerja samanya dalam sebuah kawasan perdesaan. Kawasan perdesaan gambut yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam,

DESA TIMBUL JAYA

3

perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi berbasis paludikultur lahan/ rawa gambut. Paludikultur didefinisikan sebagai suatu budidaya tanaman menggunakan jenis-jenis tanaman rawa atau tanaman lahan basah yang tidak memerlukan adanya drainase air gambut, namun dalam pelaksanaannya, kegiatan ini mesti dilakukan tepat waktu (sebelum lahan gambut mengalami genangan permanen/parah) dan jenis jenis yang akan ditanam disesuaikan dengan dinamika genangan yang terjadi dan diharapkan tanaman tersebut memiliki nilai ekonomis tinggi3.

Untuk Tahun 2017 Desa Timbul Jaya, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan adalah salah satu prioritas desa yang mendapatkan Program Desa Peduli Gambut Republik Indonesia dimana desa ini termasuk dalam kawasan Kesatuan hidrologi gambut (KHG) antara Sungai Sugihan dan Sungai Saleh.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Kegiatan Program Desa Peduli Gambut (DPG) ini adalah agar setiap proses tahapan pelaksanaan benar-benar dilaksanakan dan sesuai dengan Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Presiden nomor 1 tahun 2016 tentang Badan Restorasi Gambut, Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2014 tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut dan Peraturan Pemerintah nomor 57 tahun 2016 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2014 tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem Gambut dalam mengupayakan masyarakat mengetahui dan memahami tahapan-tahapan yang dilakukan. Keterbukaan mencakup semua kegiatan serta permasalahan kemiskinan, khususnya

3 http://jikalahari.or.id/kabar/rilis/alternatif-pengembangan-lahan-gambut-berkelanjutan-berbasis-masyarakat-dengan-pendekatan-paludikultur/

DESA TIMBUL JAYA

3

perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi berbasis paludikultur lahan/ rawa gambut. Paludikultur didefinisikan sebagai suatu budidaya tanaman menggunakan jenis-jenis tanaman rawa atau tanaman lahan basah yang tidak memerlukan adanya drainase air gambut, namun dalam pelaksanaannya, kegiatan ini mesti dilakukan tepat waktu (sebelum lahan gambut mengalami genangan permanen/parah) dan jenis jenis yang akan ditanam disesuaikan dengan dinamika genangan yang terjadi dan diharapkan tanaman tersebut memiliki nilai ekonomis tinggi3.

Untuk Tahun 2017 Desa Timbul Jaya, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan adalah salah satu prioritas desa yang mendapatkan Program Desa Peduli Gambut Republik Indonesia dimana desa ini termasuk dalam kawasan Kesatuan hidrologi gambut (KHG) antara Sungai Sugihan dan Sungai Saleh.

1.2. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Kegiatan Program Desa Peduli Gambut (DPG) ini adalah agar setiap proses tahapan pelaksanaan benar-benar dilaksanakan dan sesuai dengan Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, Peraturan Presiden nomor 1 tahun 2016 tentang Badan Restorasi Gambut, Peraturan Pemerintah nomor 71 tahun 2014 tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut dan Peraturan Pemerintah nomor 57 tahun 2016 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2014 tentang perlindungan dan pengelolaan ekosistem Gambut dalam mengupayakan masyarakat mengetahui dan memahami tahapan-tahapan yang dilakukan. Keterbukaan mencakup semua kegiatan serta permasalahan kemiskinan, khususnya

3 http://jikalahari.or.id/kabar/rilis/alternatif-pengembangan-lahan-gambut-berkelanjutan-berbasis-masyarakat-dengan-pendekatan-paludikultur/

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

4

masalah gambut di Desa Timbul Jaya Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan sehingga dapat berkurang secara bertahap dan percepatan restorasi gambut pada gilirannya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat menjadi mandiri. Selain itu juga untuk memperoleh basis data berupa sketsa desa, sketsa infrastruktur dan data sosial ekonomi.

1.3. Metodologi Pengumpulan Data

Kegiatan ini dilaksanakan dengan beberapa metode yang melibatkan masyarakat, perangkat desa dan tokoh masyarakat, yaitu sebagai berikut :

1. Wawancara.

Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan dengan tujuan konfirmasi dan klarifikasi kepada narasumber yang dinilai memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterlibatan dalam satu hal yang sedang digali.

2. Diskusi Pemetaan Partisipatif.

Metode ini dilakukan dengan cara bertukar pikiran sesama masyarakat, menggambarkan keadaan desa dalam bentuk peta sketsa desa secara bersama-sama.

3. Observasi Lapangan.

Metode ini dilakukan dengan cara mengunjungi langsung lokasi objek yang telah digambarkan dalam peta sketsa untuk memastikan keberadaannya serta melakukan pengambilan titik koordinat yang diperlukan.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

4

masalah gambut di Desa Timbul Jaya Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan sehingga dapat berkurang secara bertahap dan percepatan restorasi gambut pada gilirannya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat menjadi mandiri. Selain itu juga untuk memperoleh basis data berupa sketsa desa, sketsa infrastruktur dan data sosial ekonomi.

1.3. Metodologi Pengumpulan Data

Kegiatan ini dilaksanakan dengan beberapa metode yang melibatkan masyarakat, perangkat desa dan tokoh masyarakat, yaitu sebagai berikut :

1. Wawancara.

Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan dengan tujuan konfirmasi dan klarifikasi kepada narasumber yang dinilai memiliki pengetahuan, pengalaman dan keterlibatan dalam satu hal yang sedang digali.

2. Diskusi Pemetaan Partisipatif.

Metode ini dilakukan dengan cara bertukar pikiran sesama masyarakat, menggambarkan keadaan desa dalam bentuk peta sketsa desa secara bersama-sama.

3. Observasi Lapangan.

Metode ini dilakukan dengan cara mengunjungi langsung lokasi objek yang telah digambarkan dalam peta sketsa untuk memastikan keberadaannya serta melakukan pengambilan titik koordinat yang diperlukan.

DESA TIMBUL JAYA

5

1.4. Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan dalam menyusun laporan ini dan memperjelas isi dari setiap bab yang ada pada laporan ini, maka dibuatlah sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi penjabaran secara sistematis mengenai laporan yang dibuat.

BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI

Bab ini berisi gambaran umum lokasi desa yang mendapatkan Program Desa Peduli Gambut Republik Indonesia.

BAB III. LINGKUNGAN FISIK DAN EKOSISTEM GAMBUT

Bab ini menjelaskan keadaan lingkungan fisik dan ekosistem gambut di desa yang mendapatkan Program Desa Peduli Gambut Republik Indonesia.

BAB IV. KEPENDUDUKAN

Bab ini menjelaskan keadaan penduduk desa yang mendapatkan Program Desa Peduli Gambut Republik Indonesia yang meliputi laju pertumbuhan, data umum penduduk, tingkat kepadatan dan struktur kependudukan

BAB V. KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

Bab ini menjelaskan keadaan sarana dan prasarana serta ketersediaan tenaga kesehatan dan pendidikan di desa.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

6

BAB VI. KESEJARAHAN DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT Bab ini menjelaskan tentang sejarah berdirinya desa serta etnis, bahasa, agama yang dianut masyarakat dan kesenian yang terdapat di desa.

BAB VII. PEMERINTAHAN DAN KEPEMIMPINAN Bab ini berisi bagian-bagian struktur pemerintahan desa, kepemimpinan lokal, mekanisme penyelesaian sengketa dan mekanisme pengambilan keputusan desa.

BAB VIII. KELEMBAGAAN SOSIAL

Bab ini berisi struktur organisasi sosial yang ada di desa, baik organisasi formal maupun informal.

BAB IX. PEREKONOMIAN DESA/ KOMUNITAS

Bab ini menjelaskan jumlah pendapatan dan belanja desa, aset yang dimiliki desa serta potensi dan masalah yang ada di desa.

BAB X. PENGUASAAN DAN PEMANFAATAN TANAH DAN SUMBER DAYA ALAM

Bab ini menjelaskan tentang tata guna lahan desa serta pola penguasaan dan pemanfaatan tanah desa.

BAB XI. PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

Bab ini berisi Program dan Kegiatan Pembangunan dari pemerintah yang dilaksanakan di desa, baik yang dikelola oleh masyarakat ataupun kontraktor.

BAB XII. PERSEPSI TERHADAP RESTORASI GAMBUT

Bab ini berisi penjelasan dari kepala desa, perangkat desa, dan tokoh masyarakat mengenai persepsi mereka terhadap restorasi gambut.

BAB XIII. PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan akhir dari hasil Pemetaan Sosial dan saran-saran.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

6

BAB VI. KESEJARAHAN DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT Bab ini menjelaskan tentang sejarah berdirinya desa serta etnis, bahasa, agama yang dianut masyarakat dan kesenian yang terdapat di desa.

BAB VII. PEMERINTAHAN DAN KEPEMIMPINAN Bab ini berisi bagian-bagian struktur pemerintahan desa, kepemimpinan lokal, mekanisme penyelesaian sengketa dan mekanisme pengambilan keputusan desa.

BAB VIII. KELEMBAGAAN SOSIAL

Bab ini berisi struktur organisasi sosial yang ada di desa, baik organisasi formal maupun informal.

BAB IX. PEREKONOMIAN DESA/ KOMUNITAS

Bab ini menjelaskan jumlah pendapatan dan belanja desa, aset yang dimiliki desa serta potensi dan masalah yang ada di desa.

BAB X. PENGUASAAN DAN PEMANFAATAN TANAH DAN SUMBER DAYA ALAM

Bab ini menjelaskan tentang tata guna lahan desa serta pola penguasaan dan pemanfaatan tanah desa.

BAB XI. PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

Bab ini berisi Program dan Kegiatan Pembangunan dari pemerintah yang dilaksanakan di desa, baik yang dikelola oleh masyarakat ataupun kontraktor.

BAB XII. PERSEPSI TERHADAP RESTORASI GAMBUT

Bab ini berisi penjelasan dari kepala desa, perangkat desa, dan tokoh masyarakat mengenai persepsi mereka terhadap restorasi gambut.

BAB XIII. PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan akhir dari hasil Pemetaan Sosial dan saran-saran.

DESA TIMBUL JAYA

7

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI

2.1 Letak Desa

Secara administratif, Desa Timbul Jaya berada dalam wilayah Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Lokasinya di ujung timur jalur 13 atau dikenal dengan nama Blok K dan Blok Y, termasuk wilayah tambahannya di dusun IV, wilayah Cahaya Kenten yang merupakan hasil pemekaran Desa Muara Padang.

2.2 Orbitasi

Kota atau wilayah yang menjadi pusat pemerintahan ekonomi termasuk di dalamnya adalah Ibukota Kecamatan, Ibukota Kabupaten dan Ibukota Provinsi. Orbitasi ataupun jarak dan waktu tempuh dari Desa Timbul Jaya ke pusat pemerintahan ataupun pusat perekonomian dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut :

Tabel 2.1 Orbitasi Desa Timbul Jaya ke Pusat Pemerintahan

No. Pusat Kota Jarak

Tempuh Alat Transportasi Waktu

Tempuh

1 Ibu Kota Kecamatan

Muara Sugihan 12 Km

Kendaraan Bermotor

30 Menit

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

8

Berjalan kaki 3 Jam

2

Ibu Kota Kabupaten Banyuasin,

Kota Pangkalan Balai

193 Km

Kendaraan Bermotor

6 Jam

Berjalan kaki 72 Jam

3 Ibu Kota Propinsi Sumsel,

Kota Palembang 148 Km

Kendaraan Bermotor

4 Jam

Berjalan kaki 50 Jam

Speedboat 3 Jam

Sumber : Buku Profil Desa Timbul Jaya, Tahun 2016

Lokasi Desa Timbul Jaya berjarak sekitar 12 Km dari Ibukota Kecamatan Muara Sugihan, dapat diakses menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh sekitar 30 menit ataupun berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar tiga jam. Dari Ibukota Kabupaten Banyuasin berjarak sekitar 193 Km, dapat diakses menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh sekitar lima jam ataupun berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 72 jam. Dari Ibu Kota Propinsi, kota Palembang, yang jaraknya sekitar 148 Km, dapat diakses menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh sekitar empat jam atau dengan speedboat sekitar tiga jam.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

8

Berjalan kaki 3 Jam

2

Ibu Kota Kabupaten Banyuasin,

Kota Pangkalan Balai

193 Km

Kendaraan Bermotor

6 Jam

Berjalan kaki 72 Jam

3 Ibu Kota Propinsi Sumsel,

Kota Palembang 148 Km

Kendaraan Bermotor

4 Jam

Berjalan kaki 50 Jam

Speedboat 3 Jam

Sumber : Buku Profil Desa Timbul Jaya, Tahun 2016

Lokasi Desa Timbul Jaya berjarak sekitar 12 Km dari Ibukota Kecamatan Muara Sugihan, dapat diakses menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh sekitar 30 menit ataupun berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar tiga jam. Dari Ibukota Kabupaten Banyuasin berjarak sekitar 193 Km, dapat diakses menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh sekitar lima jam ataupun berjalan kaki dengan waktu tempuh sekitar 72 jam. Dari Ibu Kota Propinsi, kota Palembang, yang jaraknya sekitar 148 Km, dapat diakses menggunakan kendaraan bermotor dengan waktu tempuh sekitar empat jam atau dengan speedboat sekitar tiga jam.

DESA TIMBUL JAYA

9

2.3 Batas dan Luas Wilayah

Batas Desa Timbul Jaya bagian Timur berbatasan dengan Desa Marga Tani dan Desa Tirta Mulya yang termasuk dalam Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten OKI. Kemudian bagian Barat berbatasan dengan Desa Jalur Mulya, bagian Selatan berbatasan dengan Desa Mekar Jaya dan bagian Utara berbatasan dengan Desa Gilirang dan Desa Kuala Sugihan. Luas wilayahnya mencakup kawasan seluas 1.824 ha. Berikut gambar 2.1 yang merupakan peta batas wilayah desa Timbul Jaya :

Gambar 2.1 Peta Batas Wilayah Desa Timbul Jaya

Sumber : Lampiran Keputusan Bupati Banyuasin 2010

2.4 Fasilitas Umum dan Sosial

Jumlah fasilitas umum dan sosial di desa timbul jaya dapat dilihat pada tabel 2.2 sebagai berikut :

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

10

Tabel 2.2 Fasilitas Umum dan Sosial Desa Timbul Jaya Tahun 2017

No Jenis Jumlah (unit)

Kondisi

I. Fasilitas Umum

1 Jalan Desa - Berfungsi

2 Jalan Usaha

Tani - Berfungsi

3 Saluran Air 7 Berfungsi

4 Jembatan Cor 17 Berfungsi

5 Dermaga 2 Berfungsi

II. Fasilitas Sosial

1. Balai Serbaguna 2 Berfungsi

2. Rumah Ibadah 6 Berfungsi

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

10

Tabel 2.2 Fasilitas Umum dan Sosial Desa Timbul Jaya Tahun 2017

No Jenis Jumlah (unit)

Kondisi

I. Fasilitas Umum

1 Jalan Desa - Berfungsi

2 Jalan Usaha

Tani - Berfungsi

3 Saluran Air 7 Berfungsi

4 Jembatan Cor 17 Berfungsi

5 Dermaga 2 Berfungsi

II. Fasilitas Sosial

1. Balai Serbaguna 2 Berfungsi

2. Rumah Ibadah 6 Berfungsi

DESA TIMBUL JAYA

11

3. Poskesdes 1 Berfungsi

4. Posyandu 4 3 berfungsi, 1 belum

berfungsi

5. Pustu 1 Berfungsi

6. Pasar 1 Berfungsi

7. Pos Ronda 10 Berfungsi

8. Lapangan Voli 4 Berfungsi

9. Sekolah 5 Berfungsi

10 Lapangan sepakbola

1 Berfungsi

11 Pabrik

Penggilingan Padi

1 Berfungsi

Sumber : Hasil survey tim lapangan pada tanggal 11-14 Juli 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

12

2.4.1. Fasilitas Umum

Jalan desa atau dikenal warga sebagai jalan poros merentang sepanjang 4 Km. Jalan poros ini melintasi dusun II dan dusun III yang kondisinya sudah dilapisi batuan koral. Sementara jalan desa yang menghubungkan dusun III ke dusun IV Cahaya Kenten masih berupa jalan tanah dengan panjang total sekitar 8,5 km dan hanya dapat dilalui dengan sepeda motor. Jalan antar desa yang berada di dusun II dan dusun III juga masih berupa jalan tanah. Jika hujan turun akan sangat menyulitkan kendaraan untuk melintasinya karena banyak terdapat genangan yang membuat jalan menjadi hancur, licin dan berlumpur dalam. Jalan usaha tani atau biasa disebut masyarakat jalan sayap, merupakan jalan untuk mengangkut hasil pertanian yang dibangun dari tanah. Letaknya berada di dusun I, II dan III. Memiliki panjang total 20 Km yang terbagi pada lima titik lokasi dengan masing-masing panjangnya 4 Km.

Saluran air terbagi atas saluran primer, saluran drainase umum (SDU), saluran pedesaaan (SPD), saluran tersier dan saluran kwarter. Saluran primer disebut masyarakat dengan nama jalur 13, merupakan jalur utama transportasi air di desa yang dilewati speedboat dari ataupun ke Palembang dan Pulau Bangka. Saluran drainase umum (SDU) berjumlah 3 unit yang berada di lahan pertanian yang digunakan untuk pengairan sawah. Saluran pedesaan (SPD) berjumlah 3 unit yang berada di lahan permukiman yang berfungsi untuk kebutuhan MCK. Sedangkan saluran tersier berjumlah 51 unit dengan total panjang 800m dan saluran kwarter merupakan saluran persawahan yang sekaligus menjadi batas kepemilikan lahan warga. Di sebelah Utara desa Timbul Jaya juga terdapat galian tanggul penahan air laut yang disebut kolektor. Kolektor ini dibuat buntu tanpa adanya saluran pembuangan air, bentuknya memanjang dari dusun I desa Timbul Jaya hingga menuju desa Jalur Mulya dan desa Beringin Agung. Kolektor ini pula yang menjadi batas wilayah antara ketiga desa tersebut dengan desa Gilirang.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

12

2.4.1. Fasilitas Umum

Jalan desa atau dikenal warga sebagai jalan poros merentang sepanjang 4 Km. Jalan poros ini melintasi dusun II dan dusun III yang kondisinya sudah dilapisi batuan koral. Sementara jalan desa yang menghubungkan dusun III ke dusun IV Cahaya Kenten masih berupa jalan tanah dengan panjang total sekitar 8,5 km dan hanya dapat dilalui dengan sepeda motor. Jalan antar desa yang berada di dusun II dan dusun III juga masih berupa jalan tanah. Jika hujan turun akan sangat menyulitkan kendaraan untuk melintasinya karena banyak terdapat genangan yang membuat jalan menjadi hancur, licin dan berlumpur dalam. Jalan usaha tani atau biasa disebut masyarakat jalan sayap, merupakan jalan untuk mengangkut hasil pertanian yang dibangun dari tanah. Letaknya berada di dusun I, II dan III. Memiliki panjang total 20 Km yang terbagi pada lima titik lokasi dengan masing-masing panjangnya 4 Km.

Saluran air terbagi atas saluran primer, saluran drainase umum (SDU), saluran pedesaaan (SPD), saluran tersier dan saluran kwarter. Saluran primer disebut masyarakat dengan nama jalur 13, merupakan jalur utama transportasi air di desa yang dilewati speedboat dari ataupun ke Palembang dan Pulau Bangka. Saluran drainase umum (SDU) berjumlah 3 unit yang berada di lahan pertanian yang digunakan untuk pengairan sawah. Saluran pedesaan (SPD) berjumlah 3 unit yang berada di lahan permukiman yang berfungsi untuk kebutuhan MCK. Sedangkan saluran tersier berjumlah 51 unit dengan total panjang 800m dan saluran kwarter merupakan saluran persawahan yang sekaligus menjadi batas kepemilikan lahan warga. Di sebelah Utara desa Timbul Jaya juga terdapat galian tanggul penahan air laut yang disebut kolektor. Kolektor ini dibuat buntu tanpa adanya saluran pembuangan air, bentuknya memanjang dari dusun I desa Timbul Jaya hingga menuju desa Jalur Mulya dan desa Beringin Agung. Kolektor ini pula yang menjadi batas wilayah antara ketiga desa tersebut dengan desa Gilirang.

DESA TIMBUL JAYA

13

Jembatan cor atau jembatan yang terbuat dari beton berjumlah 17 unit. 1 unit berada di saluran primer berukuran 30 x 2,5 Meter, 2 unit di tanggul kolektor, 8 unit di SPD dan 6 unit di SDU dengan ukuran yang sama pada masing-masing jembatan tersebut, yaitu 12 x 2,5 Meter.

Dermaga berada di di Dusun 1 dan Dusun 2. Dermaga adalah lokasi speedboat berlabuh, yang mengangkut orang yang henda bepergian atau datang dari kota Palembang.

2.4.2. Fasilitas Sosial

Balai serbaguna terdapat 2 unit bangunan, antara lain balai desa yang berada di dusun 2 dan balai dusun yang berada di dusun 3. Semua kegiatan terkait dengan kegiatan untuk kebersamaan warga, dilaksanakan di tempat ini. Siapa saja bisa mempergunakan tempat ini.

Rumah ibadah berjumlah enam unit yang terdiri dari 4 Masjid dan 2 Mushollah. Meskipun di desa Timbul Jaya terdapat warga yang beragama Protestan namun belum ada sarana Gereja di desa ini. Untuk pemenuhan kebutuhan ibadah mereka, secara bergantian menggunakan salah tu rumah umat untuk menjalankan ibadah bersama-sama.

Pada setiap dusun terdapat 1 unit posyandu. Dari jumlah total 4 unit posyandu yang ada di desa Timbul Jaya, hanya posyandu di dusun Cahaya Kenten yang belum berfungsi karena baru selesai dibangun dan belum terdaftar pada dinas kesehatan. Poskesdes, Pustu, lapangan sepak bola dan pasar cokrotulung berada di dusun 2, pasar ini sendiri memiliki hanya ada pada hari kamis sore hingga jumat pagi.

Sarana sosial lainnya adalah sarana untuk menunjang pendidikan. Gedung sekolah berjumlah 5 unit, 3 unit berada di dusun 2, antara lain Kelompok Belajar (KB) Arjuna, Ponpes Al-Khoriyah dan SDN 21 Muara Sugihan serta 2 unit berada di

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

14

dusun 1, yaitu Kelompok Belajar (KB) Arjuna dan SDN 17 Muara Sugihan.

Sebagai gambaran, berikut peta sketsa desa Timbul Jaya berdasarkan hasil observasi tim lapangan dan partisipatif bersama masyarakat desa :

Gambar 2.1 Peta Sketsa Desa Timbul Jaya

Sumber : Hasil partisipatif masyarakat desa dan observasi lapanganpada tanggal 15 Juni 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

14

dusun 1, yaitu Kelompok Belajar (KB) Arjuna dan SDN 17 Muara Sugihan.

Sebagai gambaran, berikut peta sketsa desa Timbul Jaya berdasarkan hasil observasi tim lapangan dan partisipatif bersama masyarakat desa :

Gambar 2.1 Peta Sketsa Desa Timbul Jaya

Sumber : Hasil partisipatif masyarakat desa dan observasi lapanganpada tanggal 15 Juni 2017

DESA TIMBUL JAYA

15

BAB III LINGKUNGAN FISIK DAN EKOSISTEM GAMBUT

3.1. Topografi

Desa Timbul Jaya terletak di Kecamatan Muara Sugihan. Berdasarkan data Statistik Daerah Kecamatan Muara Sugihan Tahun 2017, keadaan topografi wilayah Kecamatan Muara Sugihan sebagian besar di daerah rawa–rawa dan di daerah aliran sungai (DAS). Dari hasil survey dan pengamatan lapangan, wilayah desa Timbul Jaya hampir keseluruhan berkontur datar. Dengan lokasinya yang dekat dengan laut dan tingkat elevasi yang sangat rendah, yaitu sekitar -54 hingga 17 meter diatas permukaan laut, maka wilayah ini berpotensi besar untuk banjir1.

3.2. Geomorfologi dan Jenis Tanah

Jenis tanah di daerah desa Timbul Jaya merupakan tanah organosol pada dataran rendahnya dan tanah aluvial rawa di sepanjang aliran sungai. Berdasarkan keterangan dari perangkat desa, jenis tanah di desa saat ini merupakan jenis B, yakni rendah, bagus untuk tanaman padi2.

1 Hasil kegiatan pemetaan partisipatif yang dilaksanakan pada tanggal 11-14 Juli 2017. 2 Wawancara dengan Sekretaris Desa Timbul Jaya pada tanggal 15 Juli 2017.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

16

Berdasarkan pengakuan masyarakat 3, pada tahun 1981 hampir seluruh wilayah desa Timbul Jaya didominasi oleh dataran rawa gambut, baik di daerah permukiman maupun lahan pertanian. Lahan gambut yang dimaksud adalah lahan dengan ciri warna tanah kecoklatan, jika direndam di air tanahnya akan lepas, warna airnya kecoklatan, apabila berjalan di atasnya kaki akan melesak ke dalam karena tanahnya lembut dan juga perlu kehati-hatian dalam melangkah karena jenis tanahnya tidak stabil. Lahan gambut merupakan suatu ekosistem lahan basah yang dibentuk oleh adanya penimbunan/akumulasi bahan organik di lantai hutan yang berasal dari reruntuhan vegetasi di atasnya dalam kurun waktu yang sangat lama. Secara fisik, lahan gambut merupakan tanah organosol atau tanah histosol yang umumnya selalu jenuh air atau terendam sepanjang tahun kecuali di drainase4.

Sejak tahun 1981, masyarakat awal yang datang ke daerah Unit 1 pemukiman transmigrasi (sekarang bernama desa Timbul Jaya) sudah mulai mencari penghidupan dengan mengolah dan memanfaatkan lahan gambut yang diberikan pemerintah untuk pertanian dan perkebunan. Masing-masing Kepala Keluarga mendapatkan lahan seluas 2,25 Ha yang terbagi atas lahan permukiman seluas 0.25 Ha dan lahan pertanian seluas 2 Ha.

Namun pada tahun tersebut, belum banyak masyarakat yang mengolah lahan pertanian karena sebagian masyarakat lebih memilih untuk menjual tanahnya dan kembali pulang ke daerah asalnya. Pada saat itu, kondisi lahan belum siap untuk digarap secara maksimal karena masih berupa lahan belukar, sementara mereka membutuhkan sumber penghasilan untuk kebutuhan sehari-harinya. Karena itu, warga transmigran memilih untuk kembali ke tempat asalnya. Selain itu, sarana infrastruktur yang tersedia masih jauh dari kondisi memadai. Namun, beberapa warga memilih menetap, dan tidak ada

3 Hasil diskusi malam bersama masyarakat di rumah Kepala Desa Timbul Jaya. 4 Najiyati, S., Agus Asmana, I Nyoman N. Suryadiputra. 2005. Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut. Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia. Wetlands International – Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

16

Berdasarkan pengakuan masyarakat 3, pada tahun 1981 hampir seluruh wilayah desa Timbul Jaya didominasi oleh dataran rawa gambut, baik di daerah permukiman maupun lahan pertanian. Lahan gambut yang dimaksud adalah lahan dengan ciri warna tanah kecoklatan, jika direndam di air tanahnya akan lepas, warna airnya kecoklatan, apabila berjalan di atasnya kaki akan melesak ke dalam karena tanahnya lembut dan juga perlu kehati-hatian dalam melangkah karena jenis tanahnya tidak stabil. Lahan gambut merupakan suatu ekosistem lahan basah yang dibentuk oleh adanya penimbunan/akumulasi bahan organik di lantai hutan yang berasal dari reruntuhan vegetasi di atasnya dalam kurun waktu yang sangat lama. Secara fisik, lahan gambut merupakan tanah organosol atau tanah histosol yang umumnya selalu jenuh air atau terendam sepanjang tahun kecuali di drainase4.

Sejak tahun 1981, masyarakat awal yang datang ke daerah Unit 1 pemukiman transmigrasi (sekarang bernama desa Timbul Jaya) sudah mulai mencari penghidupan dengan mengolah dan memanfaatkan lahan gambut yang diberikan pemerintah untuk pertanian dan perkebunan. Masing-masing Kepala Keluarga mendapatkan lahan seluas 2,25 Ha yang terbagi atas lahan permukiman seluas 0.25 Ha dan lahan pertanian seluas 2 Ha.

Namun pada tahun tersebut, belum banyak masyarakat yang mengolah lahan pertanian karena sebagian masyarakat lebih memilih untuk menjual tanahnya dan kembali pulang ke daerah asalnya. Pada saat itu, kondisi lahan belum siap untuk digarap secara maksimal karena masih berupa lahan belukar, sementara mereka membutuhkan sumber penghasilan untuk kebutuhan sehari-harinya. Karena itu, warga transmigran memilih untuk kembali ke tempat asalnya. Selain itu, sarana infrastruktur yang tersedia masih jauh dari kondisi memadai. Namun, beberapa warga memilih menetap, dan tidak ada

3 Hasil diskusi malam bersama masyarakat di rumah Kepala Desa Timbul Jaya. 4 Najiyati, S., Agus Asmana, I Nyoman N. Suryadiputra. 2005. Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut. Proyek Climate Change, Forests and Peatlands in Indonesia. Wetlands International – Indonesia Programme dan Wildlife Habitat Canada. Bogor.

DESA TIMBUL JAYA

17

pilihan lain bagi mereka selain harus beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan menggarap lahan yang ada untuk kelangsungan hidupnya.

Masyarakat mulai menggarap lahan gambut secara intensif menggunakan peralatan seadanya seperti cangkul. Diawali dari mereka lah maka kemudian berkembang yang hingga saat ini menjadi desa Timbul Jaya.

Pada Tahun 1983, Unit 1 Pemukiman Transmigrasi (UPT) disahkan menjadi desa definitif bernama desa Timbul Jaya. Sejak saat itu pembangunan infrastruktur desa dan kehidupan masyarakat mulai berkembang. Selama berdirinya desa ini, beberapa program pemerintah mulai berjalan, baik untuk menunjang penghasilan ekonomi warga juga untuk meningkatkan kualitas sarana infrastruktur.

Beberapa hal yang terlihat saat tim pemetaan di lapangan pada bulan Juni 2017, adanya bekas galian lama pada masing-masing depan rumah warga dari dusun I sampai dusun II. Tanah galian tersebut dulunya digunakan untuk penimbunan jalan poros sepanjang 4 Km. Pada bulan tersebut juga masyarakat secara gotong royong melakukan penyebaran batu sprit di sepanjang jalan poros. Karena dalam bulan ramadhan, gotong royong ini dilakukan selepas sholat isya hingga menjelang waktu sahur.

3.3. Iklim Dan Cuaca

Seperti wilayah Indonesia pada umumnya, Kecamatan

Muara Sugihan beriklim tropis dengan curah hujan yang cukup tinggi sepanjang tahun, yaitu berkisar 1000-2000 mm/tahun dengan variasi cukup merata setiap bulan5.

5 Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyuasin.2017. Kecamatan Muara Sugihan Dalam Angka 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

18

3.4. Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati desa Timbul Jaya masih dipertahankan. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dan observasi tim di lapangan, jenis keanekaragaman hayati yang masih dapat ditemui di desa Timbul Jaya saat ini, antara lain rerumputan (Gramineae), pohon salam (Syzygium polyanthum), kayu sengon (Paraserianthes falcataria), kayu gelam (Melaleuca leucadendra) dan kayu akasia (Acacia denticulosa). Beberapa fauna yang masih ditemui saat ini di lahan persawahan dan perkebunan, antara lain biawak (Varanus), ular sawah (Python reticulatus), musang air (Cynogale bennettii), trenggiling (Manis javanica), kera (Hominoidea), elang, burung jalak (Sturnidae), bangau (Ciconiidae). Sedangkan beberapa fauna yang dapat ditemui di wilayah pemukiman desa, yaitu ayam (Gallus gallus domesticus), bebek (Cairina moschata), burung walet (Apodidae), anjing (Canis lupus familiaris), dan kucing (Felis catus).

3.5. Vegetasi

Jenis vegetasi yang saat ini banyak ditanam warga adalah Padi dan Kelapa. Ada juga beberapa jenis vegetasi lain, tetapi sedikit ditemui di lahan perkebunan ataupun pertanian warga, yaitu kelapa sawit, karet, jagung, cabe dan beragam palawija.

3.6. Hidrologi Di Lahan Gambut

Sistem hidrologi menentukan kelestarian lahan gambut dan kelangsungan jasa lingkungannya. Neraca air yang setimbang diperlukan untuk berlangsungnya neraca karbon yang setimbang. Kelestarian jasa lingkungan ekosistem gambut hanya dapat dicapai dengan neraca karbon yang setimbang. Diperlukan tata air yang baik agar kelestarian ekosistem gambut dan layanan jasa lingkungannya tetap lestari. Peran hidrologi

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

18

3.4. Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati desa Timbul Jaya masih dipertahankan. Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat dan observasi tim di lapangan, jenis keanekaragaman hayati yang masih dapat ditemui di desa Timbul Jaya saat ini, antara lain rerumputan (Gramineae), pohon salam (Syzygium polyanthum), kayu sengon (Paraserianthes falcataria), kayu gelam (Melaleuca leucadendra) dan kayu akasia (Acacia denticulosa). Beberapa fauna yang masih ditemui saat ini di lahan persawahan dan perkebunan, antara lain biawak (Varanus), ular sawah (Python reticulatus), musang air (Cynogale bennettii), trenggiling (Manis javanica), kera (Hominoidea), elang, burung jalak (Sturnidae), bangau (Ciconiidae). Sedangkan beberapa fauna yang dapat ditemui di wilayah pemukiman desa, yaitu ayam (Gallus gallus domesticus), bebek (Cairina moschata), burung walet (Apodidae), anjing (Canis lupus familiaris), dan kucing (Felis catus).

3.5. Vegetasi

Jenis vegetasi yang saat ini banyak ditanam warga adalah Padi dan Kelapa. Ada juga beberapa jenis vegetasi lain, tetapi sedikit ditemui di lahan perkebunan ataupun pertanian warga, yaitu kelapa sawit, karet, jagung, cabe dan beragam palawija.

3.6. Hidrologi Di Lahan Gambut

Sistem hidrologi menentukan kelestarian lahan gambut dan kelangsungan jasa lingkungannya. Neraca air yang setimbang diperlukan untuk berlangsungnya neraca karbon yang setimbang. Kelestarian jasa lingkungan ekosistem gambut hanya dapat dicapai dengan neraca karbon yang setimbang. Diperlukan tata air yang baik agar kelestarian ekosistem gambut dan layanan jasa lingkungannya tetap lestari. Peran hidrologi

DESA TIMBUL JAYA

19

dalam kelestarian lahan gambut dan jasa lingkungan, beberapa diantaranya antara lain :

Lapisan gambut merupakan akuifer yang menjadi sumber aliran utama sungai-sungai air hitam pada musim kemarau.

Neraca karbon lahan gambut yang setimbang hanya dapat dicapai apabila neraca air juga seimbang.

Neraca air dan neraca karbon yang setimbang diperlukan untuk kelangsungan ekosistem hutan rawa gambut yang lestari.

Drainase buatan mempengaruhi kondisi siklus hidrologi pada lahan gambut.

Tata air yang baik diperlukan untuk menjaga kelestarian ekosistem gambut dan peranannya dalam menyediakan jasa lingkungan.

Gambaran Hidrologi di desa Timbul Jaya dipengaruhi langsung oleh pasang surut air laut, seperti kondisi sungai sugihan serta keberadaan drainase yang ada di sekitarnya. Telah diuraikan sebelumnya, terdapat tiga saluran drainase umum (SDU) dan tiga saluran pedesaan (SPD) dimana masing-masing drainase tersebut mempunyai saluran tersier dan kwarter. Drainase ini telah mengakibatkan penurunan kadar air gambut dibawah batas kritis sehingga tanah gambut yang sifatnya hidropobik tidak dapat lagi menyerap air. Penurunan kadar air ini menyebabkan tanah gambut di dominasi oleh sisa tanaman (daun, dahan, ranting, batang) yang mengarah pada kondisi aerobik. Kondisi ini menyebabkan aktivitas bakteri pembusuk akan meningkat dan mulai mendekomposisi gambut. Dampaknya, karbon yang tersimpan di dalam bagian bahan tersebut akan teremisi ke udara dalam bentuk CO2 dan memenuhi lapisan ozon sehingga akan menciptakan efek rumah kaca (green house effect) dan dapat memicu terjadinya

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

20

pemanasan global yang berdampak terhadap naiknya suhu bumi dan berubahnya iklim global6.

3.7. Kerentanan Ekosistem Gambut

Kerusakan ekologi lahan gambut di Indonesia secara umum disebabkan oleh dua kegiatan utama, yaitu drainase terbuka dan kebakaran lahan. Perubahan terhadap sifat alamiah lahan gambut menciptakan kerugian ekologis yang besar. Pemanfaatan yang mengabaikan sifat alamiah lahan gambut akan mengakibatkan gambut menjadi kering dan sangat mudah terbakar.

Menurut Buku Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut (2005), Penelitian tentang penyebab kebakaran di lahan gambut dan dampak yang ditimbulkan telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak. Beberapa diantaranya oleh CIFOR, ICRAF, Departemen Kehutanan, Wetlands International-Indonesia Programme, dan Perguruan Tinggi. Dari beberapa penelitian tersebut diketahui bahwa kebakaran hutan di hutan gambut umumnya disebabkan oleh sebagai berikut :

6 Menurut Kirk (2004) pengaruh peningkatan kondisi aerase terhadap peningkatan tingkat

dekomposisi dapat pula diikuti oleh penurunan pH gambut dan penurunan suhu gambut,

kedua hal ini sangat penting dalam menentukan tingkat dekomposisi bahan organik.

Proses yang terjadi adalah, pada kondisi lahan gambut alami di atas tanah mineral, aliran

air bawah tanah yang berasal dari lahan tanah mineral disekitarnya membawa kation-

kation basa masuk ke lahan gambut sehingga dapat menetralkan asam-asam organik

gambut. Setelah gambut didrainase, aliran air dari luar yang masuk ke area lahan gambut

menjadi terhalang oleh saluran-saluran, sementara itu kation-kation basa tetap lebih

banyak diambil oleh tanaman untuk meningkatkan pertumbuhannya sehingga

menyebabkan pH gambut menjadi turun.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

20

pemanasan global yang berdampak terhadap naiknya suhu bumi dan berubahnya iklim global6.

3.7. Kerentanan Ekosistem Gambut

Kerusakan ekologi lahan gambut di Indonesia secara umum disebabkan oleh dua kegiatan utama, yaitu drainase terbuka dan kebakaran lahan. Perubahan terhadap sifat alamiah lahan gambut menciptakan kerugian ekologis yang besar. Pemanfaatan yang mengabaikan sifat alamiah lahan gambut akan mengakibatkan gambut menjadi kering dan sangat mudah terbakar.

Menurut Buku Pemberdayaan Masyarakat di Lahan Gambut (2005), Penelitian tentang penyebab kebakaran di lahan gambut dan dampak yang ditimbulkan telah banyak dilakukan oleh berbagai pihak. Beberapa diantaranya oleh CIFOR, ICRAF, Departemen Kehutanan, Wetlands International-Indonesia Programme, dan Perguruan Tinggi. Dari beberapa penelitian tersebut diketahui bahwa kebakaran hutan di hutan gambut umumnya disebabkan oleh sebagai berikut :

6 Menurut Kirk (2004) pengaruh peningkatan kondisi aerase terhadap peningkatan tingkat

dekomposisi dapat pula diikuti oleh penurunan pH gambut dan penurunan suhu gambut,

kedua hal ini sangat penting dalam menentukan tingkat dekomposisi bahan organik.

Proses yang terjadi adalah, pada kondisi lahan gambut alami di atas tanah mineral, aliran

air bawah tanah yang berasal dari lahan tanah mineral disekitarnya membawa kation-

kation basa masuk ke lahan gambut sehingga dapat menetralkan asam-asam organik

gambut. Setelah gambut didrainase, aliran air dari luar yang masuk ke area lahan gambut

menjadi terhalang oleh saluran-saluran, sementara itu kation-kation basa tetap lebih

banyak diambil oleh tanaman untuk meningkatkan pertumbuhannya sehingga

menyebabkan pH gambut menjadi turun.

DESA TIMBUL JAYA

21

a. Pembersihan lahan (land clearing) dengan cara pembakaran untuk perkebunan oleh perusahan-perusahan besar.

b. Penyiapan lahan pertanian dengan cara bakar oleh petani (umumnya peladang berpindah).

c. Kecerobohan para penebang kayu secara liar di dalam hutan yang membuat api untuk memasak makanan dan minuman.

d. Penangkapan ikan di daerah floodplain (lebak-lebung) pada musim kemarau dimana rumput yang tumbuh di sekitar kolam dibakar terlebih dahulu agar ikan mudah di panen.

e. Konflik lahan antara masyarakat dengan pihak pemegang HPH (Hak Pengusahaan Hutan) atau perusahaan HTI (Hutan Tanaman Industri).

Berikut merupakan gambar 3.1 yang memperlihatkan suatu ilustrasi penyebab kebakaran lahan gambut dan ancaman yang dapat ditimbulkannya.

Gambar 3.1. Kebakaran di Lahan Gambut dan Ancaman yang Ditimbulkannya

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

22

Sumber: Najiyati, S., Agus Asmana, I Nyoman N. Suryadiputra. 200

Dari gambar tersebut dijelaskan bahwa kebakaran lahan gambut menimbulkan akibat yang sangat luas, seperti terjadinya perubahan tata air (hidrologi) dan kualitas air, pendangkalan sungai, terbentuknya tanah sulfat masam, ambelasnya gambut, hilangnya keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

Dari hasil wawancara dengan masyarakat desa, diketahui kebakaran besar pernah terjadi pada tahun 1987 dan 1997. Sekarang ini hampir tidak ada lagi lokasi yang rawan terbakar, baik di tahun 2015 hingga sekarang. Hal ini dimungkinkan karena hampir keseluruhan lahan tidak lagi memiliki gambut. Adapun pembakaran yang terjadi di desa sekarang adalah pembakaran untuk persiapan lahan pertanian yang dilakukan secara bergantian dan bertanggung jawab, yaitu menjaga api pembakaran oleh pemilik lahan bersama warga secara gotong royong agar api tidak meluas ke lahan sekitar. Pembakaran lahan di areal pertanian tersebut dilakukan masyarakat untuk meminimalisir biaya pembersihan lahan.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

22

Sumber: Najiyati, S., Agus Asmana, I Nyoman N. Suryadiputra. 200

Dari gambar tersebut dijelaskan bahwa kebakaran lahan gambut menimbulkan akibat yang sangat luas, seperti terjadinya perubahan tata air (hidrologi) dan kualitas air, pendangkalan sungai, terbentuknya tanah sulfat masam, ambelasnya gambut, hilangnya keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.

Dari hasil wawancara dengan masyarakat desa, diketahui kebakaran besar pernah terjadi pada tahun 1987 dan 1997. Sekarang ini hampir tidak ada lagi lokasi yang rawan terbakar, baik di tahun 2015 hingga sekarang. Hal ini dimungkinkan karena hampir keseluruhan lahan tidak lagi memiliki gambut. Adapun pembakaran yang terjadi di desa sekarang adalah pembakaran untuk persiapan lahan pertanian yang dilakukan secara bergantian dan bertanggung jawab, yaitu menjaga api pembakaran oleh pemilik lahan bersama warga secara gotong royong agar api tidak meluas ke lahan sekitar. Pembakaran lahan di areal pertanian tersebut dilakukan masyarakat untuk meminimalisir biaya pembersihan lahan.

DESA TIMBUL JAYA

24

BAB IV KEPENDUDUKAN

4.1. Data Umum Penduduk

Total jumlah penduduk desa Timbul Jaya yang bersumber dari data monografi desa Timbul Jaya tahun 2017 berjumlah 1.634 jiwa yang terdiri dari 821 jiwa laki-laki dan 813 jiwa perempuan dengan total kepala keluarga (KK) sebanyak 441 KK. Rincian jumlah penduduk setiap dusun, jenis kelamin dan rasio jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Desa Timbul Jaya Berdasarkan Setiap Dusun, Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin, Tahun 2017

Nama

Dusun

JenisKelamin Jumlah Penduduk

(jiwa)

Rasio Jenis

Kelamin (%) Laki–laki Perempuan

Dusun I Banjar Sari 157 154 311 101.95

Dusun II Sido Mukti 325 337 662 96.44

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

25

Dusun III Lebak Sari 190 168 358 113.09

Dusun IV Cahaya Kenten

149 154 303 94.75

Jumlah 821 813 1634 100.98

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Jumlah penduduk terbesar di desa Timbul Jaya berada di dusun II Sido Mukti, yaitu berjumlah 662 jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di dusun IV Cahaya Kenten yang berjumlah 303 jiwa.

Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio), adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan dalam suatu wilayah. Berdasarkan tabel diatas, rasio jenis kelamin terbesar berada di dusun III Lebak Sari dengan total jumlah rasio sebesar 113,09% yang berarti dalam 100 jiwa penduduk perempuannya terdapat sekitar 113 jiwa penduduk laki-laki, dengan kata lain proporsi penduduk laki-laki di dusun III Lebak Sari lebih besar dibanding perempuan. Rasio jenis kelamin terkecil berada di dusun IV Cahaya Kenten dengan total jumlah rasio sebesar 94,75% yang berarti dalam 100 jiwa penduduk perempuannya terdapat sekitar 95 jiwa penduduk laki-laki, dengan kata lain proporsi penduduk perempuan di dusun IV Cahaya Kenten lebih besar dibanding laki-laki.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

25

Dusun III Lebak Sari 190 168 358 113.09

Dusun IV Cahaya Kenten

149 154 303 94.75

Jumlah 821 813 1634 100.98

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Jumlah penduduk terbesar di desa Timbul Jaya berada di dusun II Sido Mukti, yaitu berjumlah 662 jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil berada di dusun IV Cahaya Kenten yang berjumlah 303 jiwa.

Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio), adalah perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan dalam suatu wilayah. Berdasarkan tabel diatas, rasio jenis kelamin terbesar berada di dusun III Lebak Sari dengan total jumlah rasio sebesar 113,09% yang berarti dalam 100 jiwa penduduk perempuannya terdapat sekitar 113 jiwa penduduk laki-laki, dengan kata lain proporsi penduduk laki-laki di dusun III Lebak Sari lebih besar dibanding perempuan. Rasio jenis kelamin terkecil berada di dusun IV Cahaya Kenten dengan total jumlah rasio sebesar 94,75% yang berarti dalam 100 jiwa penduduk perempuannya terdapat sekitar 95 jiwa penduduk laki-laki, dengan kata lain proporsi penduduk perempuan di dusun IV Cahaya Kenten lebih besar dibanding laki-laki.

DESA TIMBUL JAYA

26

4.2. Struktur Kependudukan

Struktur kependudukan suatu wilayah melingkupi jumlah penduduk, persebaran dan komposisi penduduk. Komposisi penduduk sangat perlu untuk diketahui karena struktur kependudukan suatu wilayah akan mengalami perubahan dalam setiap waktunya akibat pengaruh proses demografi, yaitu kelahiran, kematian dan migrasi, sehingga melalui penghitungan komposisi penduduk, akan tergambar pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria tertentu 1. Beberapa kriteria tersebut, antara lain :

- Kriteria Biologis, meliputi umur dan jenis kelamin. - Kriteria Sosial, meliputi agama dan pendidikan. - Kriteria Ekonomis, meliputi jenis pekerjaan atau

mata pencaharian. -

4.2.1. Kriteria Biologis (Umur dan Jenis Kelamin)

Berdasarkan sumber dari buku monografi desa Timbul Jaya tahun 2017, diperoleh data demografi desa yang meliputi jumlah kelahiran, kematian dan migrasi yang dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :

Tabel 4.2. Komposisi Penduduk Desa Timbul Jaya Berdasarkan Aspek Demografi, Tahun 2017

Aspek Demografi Laki-laki Perempuan Jumlah

Kelahiran 4 6 10

1 Mantra, Bagoes Ida. 2000. Demografi Umum. Yogyakarta : Pustaka Belajar 18 Sanjaya

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

27

Kematian 7 4 11

Migrasi

Masuk 3 4 7

Keluar - - -

Jumlah 14 14 28

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Total jumlah kelahiran adalah sebanyak 10 jiwa sedangkan total jumlah kematian sebanyak 11 jiwa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jumlah kelahiran lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kematian. Sedangkan migrasi yang terjadi adalah perpindahan penduduk yang terdata masuk ke wilayah desa Timbul Jaya dikarenakan faktor ekonomi, yaitu mereka yang memiliki lahan pertanian di desa Timbul Jaya.

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dibedakan antara laki-laki dan perempuan, sedangkan berdasarkan umur dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

1. Umur 0-14 Tahun, disebut usia muda (usia belum produktif).

2. Umur 15-64 Tahun, disebut usia dewasa (usia produktif).

3. Umur 65 Tahun keatas, disebut usia tua (usia tidak produktif).

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

27

Kematian 7 4 11

Migrasi

Masuk 3 4 7

Keluar - - -

Jumlah 14 14 28

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Total jumlah kelahiran adalah sebanyak 10 jiwa sedangkan total jumlah kematian sebanyak 11 jiwa. Hal ini dapat disimpulkan bahwa jumlah kelahiran lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kematian. Sedangkan migrasi yang terjadi adalah perpindahan penduduk yang terdata masuk ke wilayah desa Timbul Jaya dikarenakan faktor ekonomi, yaitu mereka yang memiliki lahan pertanian di desa Timbul Jaya.

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dibedakan antara laki-laki dan perempuan, sedangkan berdasarkan umur dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

1. Umur 0-14 Tahun, disebut usia muda (usia belum produktif).

2. Umur 15-64 Tahun, disebut usia dewasa (usia produktif).

3. Umur 65 Tahun keatas, disebut usia tua (usia tidak produktif).

DESA TIMBUL JAYA

28

Komposisi penduduk desa Timbul Jaya menurut umur dan jenis kelamin pada tahun 2017, dapat dilihat pada tabel 4.3 sebagai berikut :

Tabel 4.3. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin Desa Timbul Jaya Tahun 2017

Umur

(Tahun)

Jenis Kelamin Jumlah

(Jiwa) Laki–laki % Perempuan %

0-4 51 6.21 75 9.23 126

5-9 132 16.08 103 12.67 235

10-14 44 5.36 53 6.52 97

15-19 76 9.26 109 13.41 185

20-24 58 7.06 59 7.26 117

25-29 61 7.43 48 5.90 109

30-34 37 4.51 37 4.55 74

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

29

35-39 48 5.85 46 5.66 94

40-44 49 5.97 42 5.17 91

45-49 50 6.09 44 5.41 94

50-59 43 5.24 40 4.92 83

60-64 49 5.97 41 5.04 90

65-69 51 6.21 38 4.67 89

70-74 46 5.60 41 5.04 87

75+ 26 3.17 37 4.55 63

Total 821 100 813 100 1.634

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Komposisi umur dan jenis kelamin diatas jika digambarkan secara grafik dalam bentuk piramida penduduk, dapat disajikan sebagai berikut :

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

29

35-39 48 5.85 46 5.66 94

40-44 49 5.97 42 5.17 91

45-49 50 6.09 44 5.41 94

50-59 43 5.24 40 4.92 83

60-64 49 5.97 41 5.04 90

65-69 51 6.21 38 4.67 89

70-74 46 5.60 41 5.04 87

75+ 26 3.17 37 4.55 63

Total 821 100 813 100 1.634

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Komposisi umur dan jenis kelamin diatas jika digambarkan secara grafik dalam bentuk piramida penduduk, dapat disajikan sebagai berikut :

DESA TIMBUL JAYA

30

Gambar 4.1 Grafik Piramida Penduduk Desa Timbul Jaya 2017

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Jika melihat data diatas, terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki terbesar berada pada kelompok usia 5-9 tahun, yaitu mencapai 132 jiwa atau 16,08% dan jumlah terkecil berada pada kelompok usia 75 tahun keatas, yaitu 26 jiwa atau 3,17%. Jumlah penduduk perempuan yang terbesar berada pada kelompok usia 15-19 tahun, yaitu mencapai 109 jiwa atau 13,41% dan yang terkecil berada pada kelompok usia 30-34 tahun serta 75 tahun keatas, dengan persentase sama yaitu mencapai 4.55%.

Jika dilihat berdasarkan pengelompokkan umur, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk desa Timbul Jaya berada dalam kelompok usia dewasa atau usia produktif, yaitu mencapai 937 jiwa (57,34%). Sedangkan kelompok usia tua berjumlah paling sedikit, yaitu mencapai 239 jiwa (14,63%).

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

31

4.2.2. Kriteria Sosial

Komposisi penduduk berdasarkan kriteria sosial, meliputi agama dan pendidikan. Di desa Timbul Jaya, terdapat dua agama yang dianut penduduknya, yaitu agama Islam dan Kristen Protestan. Rincian jumlah penduduk desa Timbul Jaya berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat pada Tabel 4.4. sebagai berikut :

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Desa Timbul Jaya Berdasarkan Agama, Tahun 2017

Agama

JenisKelamin Jumlah

Penduduk

Persentase

(%) Laki–laki Perempuan

Islam 804 789 1593 97,5

Protestan 17 24 41 2,5

Katholik - - - -

Hindu - - - -

Budha - - - -

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

31

4.2.2. Kriteria Sosial

Komposisi penduduk berdasarkan kriteria sosial, meliputi agama dan pendidikan. Di desa Timbul Jaya, terdapat dua agama yang dianut penduduknya, yaitu agama Islam dan Kristen Protestan. Rincian jumlah penduduk desa Timbul Jaya berdasarkan agama yang dianut dapat dilihat pada Tabel 4.4. sebagai berikut :

Tabel 4.4. Jumlah Penduduk Desa Timbul Jaya Berdasarkan Agama, Tahun 2017

Agama

JenisKelamin Jumlah

Penduduk

Persentase

(%) Laki–laki Perempuan

Islam 804 789 1593 97,5

Protestan 17 24 41 2,5

Katholik - - - -

Hindu - - - -

Budha - - - -

DESA TIMBUL JAYA

32

Kong Hu Chu - - - -

Total 821 813 1.634 100

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Jumlah penduduk desa Timbul Jaya yang menganut agama Islam berjumlah 1.593 jiwa (96,5%) yang terdiri dari 804 jiwa laki-laki dan 789 jiwa perempuan. Sedangkan jumlah penduduk yang menganut agama Kristen Protestan berjumlah 41 jiwa (2,5%) yang terdiri dari 17 jiwa laki-laki dan 24 jiwa perempuan. Sesuai dengan data diatas, dapat digambarkan pula melalui diagram batang, sebagai berikut:

Gambar 4.2 Diagram Agama Penduduk Desa Timbul Jaya 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

33

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Jumlah penduduk yang masih bersekolah berdasarkan usia sekolah dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan. Berikut Tabel 4.5. merupakan jumlah penduduk menurut usia sekolah :

Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Sekolah, Tahun 2017

Golongan Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

5-8 Tahun (TK) 34 32 66

7-13 (SD/ MI) 97 102 199

14-17 (SMP/ MTS) 41 48 89

18-20 (SMA/ MA) 32 43 75

21+ (PT) 13 8 21

Jumlah 218 232 450

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

33

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Jumlah penduduk yang masih bersekolah berdasarkan usia sekolah dapat dikelompokkan berdasarkan jenjang pendidikan. Berikut Tabel 4.5. merupakan jumlah penduduk menurut usia sekolah :

Tabel 4.5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia Sekolah, Tahun 2017

Golongan Usia Laki-laki Perempuan Jumlah

5-8 Tahun (TK) 34 32 66

7-13 (SD/ MI) 97 102 199

14-17 (SMP/ MTS) 41 48 89

18-20 (SMA/ MA) 32 43 75

21+ (PT) 13 8 21

Jumlah 218 232 450

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

DESA TIMBUL JAYA

34

Terdapat 450 jiwa penduduk desa Timbul Jaya yang berstatus pelajar. Jumlah pelajar terbesar berada di tingkat Sekolah Dasar/MI dengan total mencapai 199 jiwa sedangkan jumlah pelajar terkecil berada di tingkat Perguruan Tinggi (PT) dengan total mencapai 21 jiwa.

Berdasarkan tingkat pendidikan semua penduduk, dapat dikelompokkan dalam tingkatan SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA dan Perguruan Tinggi. Pengelompokkan ini tentunya dapat digunakan untuk menentukan besarnya tingkat pendidikan penduduk di desa Timbul Jaya. Berikut Tabel 4.6. menjelaskan rincian tingkat pendidikan penduduk desa Timbul Jaya pada tahun 2017 :

Tabel 4.6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan, Tahun 2017

Pendidikan

JenisKelamin Jumlah Penduduk

Laki–laki Perempuan

Tidak Sekolah 301 397 698

SD/ MI 103 154 257

SMP/ MTS 204 236 440

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

35

SMA/ MA 99 109 208

Perguruan Tinggi

18 13 31

Total 909 725 1.634

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Sesuai dengan data diatas, terlihat bahwa jumlah penduduk yang belum/ tidak sekolah memiliki angka yang cukup besar, mencapai 698 jiwa sedangkan pada status pendidikan perguruan tinggi memiliki angka yang sangat sedikit, mencapai 31 jiwa. Berikut gambar 4.3 merupakan diagram batang tingkat pendidikan penduduk desa Timbul Jaya :

Gambar 4.3 Diagram Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Timbul Jaya 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

35

SMA/ MA 99 109 208

Perguruan Tinggi

18 13 31

Total 909 725 1.634

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Sesuai dengan data diatas, terlihat bahwa jumlah penduduk yang belum/ tidak sekolah memiliki angka yang cukup besar, mencapai 698 jiwa sedangkan pada status pendidikan perguruan tinggi memiliki angka yang sangat sedikit, mencapai 31 jiwa. Berikut gambar 4.3 merupakan diagram batang tingkat pendidikan penduduk desa Timbul Jaya :

Gambar 4.3 Diagram Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Timbul Jaya 2017

DESA TIMBUL JAYA

36

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

4.2.3. Kriteria Ekonomis

Status ekonomi dapat dilihat dari kegiatan ekonomi kepala keluarga maupun anggota keluarganya. Oleh sebab itu informasi mengenai status pekerjaan suatu penduduk perlu diketahui untuk perencanaan pelayanan kebutuhan dasar penduduk. Berikut Tabel 4.7 yang mendeskripsikan jumlah penduduk berdasarkan status pekerjaannya:

Tabel 4.7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Status Pekerjaan, Tahun 2017

Status Pekerjaan

JenisKelamin Jumlah

Laki–laki Perempuan

Belum/Tidak Bekerja 116 103 219

Bekerja 641 241 882

Pelajar/Mahasiswa 218 232 450

Pensiunan 2 - 2

Mengurus Rumah 6 75 81

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

37

Tangga

Total 983 651 1.634

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Sesuai dengan data diatas, dapat digambarkan pula dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.4 Diagram Status Pekerjaan Penduduk Desa Timbul Jaya 2017

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Komposisi penduduk berdasarkan kriteria ekonomis meliputi jenis pekerjaan atau mata pencahariannya. Kriteria ini

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

37

Tangga

Total 983 651 1.634

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Sesuai dengan data diatas, dapat digambarkan pula dalam bentuk diagram lingkaran sebagai berikut :

Gambar 4.4 Diagram Status Pekerjaan Penduduk Desa Timbul Jaya 2017

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Komposisi penduduk berdasarkan kriteria ekonomis meliputi jenis pekerjaan atau mata pencahariannya. Kriteria ini

DESA TIMBUL JAYA

38

dapat menginformasikan jenis-jenis sektor pekerjaan penduduk yang berkontribusi pada perekonomian desa Timbul Jaya. Berikut Tabel 4.8. yang mendeskripsikan jenis pekerjaan penduduk desa Timbul Jaya :

Tabel 4.8. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan, Tahun 2017

Jenis Pekerjaan

JenisKelamin Jumlah (Jiwa)

Laki–laki Perempuan

Pegawai Desa 8 - 8

PNS 6 4 10

Bidan - 6 6

Pegawai Swasta 2 4 6

Pensiunan 2 - 2

Petani Sawah 641 241 882

Petani Kebun 62 31 93

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

39

Buruh Tani 74 38 112

Buruh Sektor Lain 9 2 11

Pedagang 17 17 34

Pangkas Rambut 1 - 1

Bengkel Motor 2 - 2

Penangkaran Walet 17 - 17

Total 841 343 1.184

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Mayoritas penduduk desa Timbul Jaya bermatapencaharian sebagai petani sawah. Meskipun mereka juga kadang bekerja dengan mata pencaharian lain namun bersawah merupakan kegiatan utama yang mereka jalankan setiap tahun.

4.3. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk suatu wilayah dalam setiap tahunnya. Kegunaannya adalah untuk memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

39

Buruh Tani 74 38 112

Buruh Sektor Lain 9 2 11

Pedagang 17 17 34

Pangkas Rambut 1 - 1

Bengkel Motor 2 - 2

Penangkaran Walet 17 - 17

Total 841 343 1.184

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Mayoritas penduduk desa Timbul Jaya bermatapencaharian sebagai petani sawah. Meskipun mereka juga kadang bekerja dengan mata pencaharian lain namun bersawah merupakan kegiatan utama yang mereka jalankan setiap tahun.

4.3. Laju Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk suatu wilayah dalam setiap tahunnya. Kegunaannya adalah untuk memprediksi jumlah penduduk suatu wilayah di

DESA TIMBUL JAYA

40

masa yang akan datang. Berikut tabel 4.9 menjelaskan laju pertumbuhan penduduk desa Timbul Jaya dalam kurun waktu empat tahun terakhir :

Tabel 4.9. Laju Pertumbuhan Penduduk Desa Timbul Jaya 4 Tahun Terakhir.

Tahun Jumlah

Penduduk (Jiwa)

Laki-laki Perempuan Laju

Pertumbuhan Penduduk (%)

2014 1283 651 632 1,91

2015 1331 672 659 3,74

2016 1597 807 790 19,98

2017 1634 821 813 2,32

Sumber : Hasil wawancara dengan Sekretaris Desa pada tanggal 15 November 2017

Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan penduduk desa Timbul Jaya dalam kurun waktu empat tahun terakhir terjadi perubahan yang signifikan. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan wilayah yang masuk ke

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

41

dalam bagian desa Timbul Jaya, yaitu dusun IV Cahaya Kenten yang merupakan pecahan dari pemekaran desa Muara Padang.

4.4. Tingkat Kepadatan Penduduk

Total jumlah penduduk desa Timbul Jaya tahun 2017 adalah sebesar 1.634 jiwa. Jika dibagi dengan total luas wilayah desa 1.824 Ha atau dihitung dalam satuan Km2 menjadi 18,2 Km2 maka didapat angka kepadatan penduduk sebesar 90 jiwa/ Km2.

Klasifikasi desa dari segi angka kepadatan penduduk, dibagi menjadi lima macam2, yaitu :

1. Desa Terkecil, dengan kepadatan penduduk kurang dari 100 jiwa/Km2.

2. Desa Kecil, dengan kepadatan penduduk antara 100-500 jiwa/Km2.

3. Desa Sedang, dengan kepadatan penduduk antara 500-1500 jiwa/Km2.

4. Desa Besar, dengan kepadatan penduduk antara 1500-3000 jiwa/Km2.

5. Desa Terbesar, dengan kepadatan penduduk antara 3000-4500 jiwa/Km2.

Jika melihat klasifikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa desa Timbul Jaya termasuk dalam klasifikasi Desa Terkecil karena angka kepadatan penduduk masih dibawah atau kurang dari 100 jiwa/Km2.

2 Dr. Enok Maryani, MS, Bagja Waluya, S.Pd. 2008. Hand Out Mata kuliah Geografi Desa

Kota (GG 408). Jurusan Pendidikan Geografi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

41

dalam bagian desa Timbul Jaya, yaitu dusun IV Cahaya Kenten yang merupakan pecahan dari pemekaran desa Muara Padang.

4.4. Tingkat Kepadatan Penduduk

Total jumlah penduduk desa Timbul Jaya tahun 2017 adalah sebesar 1.634 jiwa. Jika dibagi dengan total luas wilayah desa 1.824 Ha atau dihitung dalam satuan Km2 menjadi 18,2 Km2 maka didapat angka kepadatan penduduk sebesar 90 jiwa/ Km2.

Klasifikasi desa dari segi angka kepadatan penduduk, dibagi menjadi lima macam2, yaitu :

1. Desa Terkecil, dengan kepadatan penduduk kurang dari 100 jiwa/Km2.

2. Desa Kecil, dengan kepadatan penduduk antara 100-500 jiwa/Km2.

3. Desa Sedang, dengan kepadatan penduduk antara 500-1500 jiwa/Km2.

4. Desa Besar, dengan kepadatan penduduk antara 1500-3000 jiwa/Km2.

5. Desa Terbesar, dengan kepadatan penduduk antara 3000-4500 jiwa/Km2.

Jika melihat klasifikasi di atas, dapat disimpulkan bahwa desa Timbul Jaya termasuk dalam klasifikasi Desa Terkecil karena angka kepadatan penduduk masih dibawah atau kurang dari 100 jiwa/Km2.

2 Dr. Enok Maryani, MS, Bagja Waluya, S.Pd. 2008. Hand Out Mata kuliah Geografi Desa

Kota (GG 408). Jurusan Pendidikan Geografi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia.

DESA TIMBUL JAYA

42

BAB V KESEHATAN DAN PENDIDIKAN

5.1. Sarana dan Prasarana Pendidikan dan Kesehatan

Sarana pendidikan dan kesehatan yang ada di desa Timbul Jaya sebagian besar merupakan bangunan permanen. Sarana pendidikan yang ada mulai dari jenjang Kelompok Belajar (KB)/Raudatul Athfal (RA), Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah (MA) dan juga penyelenggaraan kelas Universitas Terbuka (UT). Sedangkan sarana kesehatan yang ada, antara lain Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan Puskesmas Pembantu (Pustu).

5.1.1. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, jumlah persebaran sarana pendidikan di desa Timbul Jaya dapat dilihat pada Tabel 5.1. sebagai berikut :

Tabel 5.1. Sarana Pendidikan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

No.

Dusun

Sarana Pendidikan

Jumlah

KB/RA SD/MI MTS MA UT

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

43

1. Dusun I 1 1 - - 2

2. Dusun II 2 2 1 1 1 7

3. Dusun III - - - -

4. Dusun IV - - - -

TOTAL 3 3 1 1 1 9

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 11-14 Juli 2017

Di Dusun II Desa Timbul Jaya, berdiri Yayasan Pondok

Pesantren Al-Khoiriyah yang mengelola beberapa lembaga studi formal, yaitu Raudatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah (MA) dan tempat penyelenggaraan Universitas Terbuka (UT). Adapun sekolah formal lainnya di desa Timbul Jaya, yaitu Kelompok Belajar (KB) Arjuna yang berada di dusun II dan dusun I. Pada tingkat SD, terdapat SDN 21 Muara Sugihan di dusun II dan SDN 17 Muara Sugihan yang berada di dusun I. SDN 17 Muara Sugihan ini juga memiliki kelas pendidikan di desa Kuala Sugihan, Kecamatan Muara Sugihan. Dari semua jenjang pendidikan yang ada di desa Timbul Jaya, hanya sekolah dasar yang berstatus negeri, sedangkan sekolah lainnya berstatus swasta. Berikut grafik jumlah persebaran sarana pendidikan di desa Timbul Jaya :

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

43

1. Dusun I 1 1 - - 2

2. Dusun II 2 2 1 1 1 7

3. Dusun III - - - -

4. Dusun IV - - - -

TOTAL 3 3 1 1 1 9

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 11-14 Juli 2017

Di Dusun II Desa Timbul Jaya, berdiri Yayasan Pondok

Pesantren Al-Khoiriyah yang mengelola beberapa lembaga studi formal, yaitu Raudatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS), Madrasah Aliyah (MA) dan tempat penyelenggaraan Universitas Terbuka (UT). Adapun sekolah formal lainnya di desa Timbul Jaya, yaitu Kelompok Belajar (KB) Arjuna yang berada di dusun II dan dusun I. Pada tingkat SD, terdapat SDN 21 Muara Sugihan di dusun II dan SDN 17 Muara Sugihan yang berada di dusun I. SDN 17 Muara Sugihan ini juga memiliki kelas pendidikan di desa Kuala Sugihan, Kecamatan Muara Sugihan. Dari semua jenjang pendidikan yang ada di desa Timbul Jaya, hanya sekolah dasar yang berstatus negeri, sedangkan sekolah lainnya berstatus swasta. Berikut grafik jumlah persebaran sarana pendidikan di desa Timbul Jaya :

DESA TIMBUL JAYA

44

Gambar 5.1 Jumlah Sarana Pendidikan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

Sumber : Tim Pemetaan Sosial DPG 2017

Dari gambar grafik diatas, diketahui jumlah sarana pendidikan paling banyak terdapat di Dusun II, sedangkan di Dusun III dan Dusun IV tidak memiliki sarana pendidikan sama sekali. Dusun III lokasinya bersebelahan dengan Dusun II dengan jarak rumah terjauh menuju sarana pendidikan sekitar 3 Km dengan akses jalan tanah yang sudah ditabur koral sehingga akses pendidikan dapat dikatakan belum terlalu jauh. Namun pada dusun IV sendiri lokasinya berada paling ujung utara desa Timbul Jaya. Dari dusun IV menuju sarana pendidikan di Dusun I

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

45

dan Dusun II berjarak antara 10-12 Km dengan akses jalan tanah yang rusak dan berlumpur pada beberapa bagian. Oleh karena itu para orang tua di dusun IV lebih memilih menyekolahkan anaknya di desa Tirta Mulya, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, yang berada di seberang sungai Sugihan karena jaraknya lebih dekat, yaitu sekitar 2 Km. Setiap harinya secara kolektif anak-anak diantar-jemput warga dusun untuk menyeberang sungai dengan menggunakan perahu motor (ketek).

Rincian sarana dan prasarana pendidikan yang ada di desa Timbul Jaya dapat dijelaskan sebagai berikut :

A. Kelompok Belajar (KB) Arjuna.

Kelompok Belajar (KB) Arjuna adalah sekolah swasta yang memiliki dua lokasi pengajaran, yaitu di Dusun II dengan bangunan permanen dan di Dusun I dengan bangunan yang semi permanen. Waktu Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan serentak pada pagi hari mulai pukul 7.30 – 10.00 WIB.

Total jumlah peserta didik KB Arjuna yang tercatat pada tahun 2017 ini sebanyak 66 jiwa dengan rincian 34 jiwa laki-laki dan 32 jiwa perempuan. Peserta didik sebagian besar berasal dari desa Timbul Jaya dan beberapa lainnya dari desa Mekar Jaya1. Berikut Tabel 5.2. rincian komposisi siswa KB Arjuna :

1 Hasil wawancara dengan guru KB Arjuna di dusun II, tanggal 18 November 2017.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

45

dan Dusun II berjarak antara 10-12 Km dengan akses jalan tanah yang rusak dan berlumpur pada beberapa bagian. Oleh karena itu para orang tua di dusun IV lebih memilih menyekolahkan anaknya di desa Tirta Mulya, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, yang berada di seberang sungai Sugihan karena jaraknya lebih dekat, yaitu sekitar 2 Km. Setiap harinya secara kolektif anak-anak diantar-jemput warga dusun untuk menyeberang sungai dengan menggunakan perahu motor (ketek).

Rincian sarana dan prasarana pendidikan yang ada di desa Timbul Jaya dapat dijelaskan sebagai berikut :

A. Kelompok Belajar (KB) Arjuna.

Kelompok Belajar (KB) Arjuna adalah sekolah swasta yang memiliki dua lokasi pengajaran, yaitu di Dusun II dengan bangunan permanen dan di Dusun I dengan bangunan yang semi permanen. Waktu Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan serentak pada pagi hari mulai pukul 7.30 – 10.00 WIB.

Total jumlah peserta didik KB Arjuna yang tercatat pada tahun 2017 ini sebanyak 66 jiwa dengan rincian 34 jiwa laki-laki dan 32 jiwa perempuan. Peserta didik sebagian besar berasal dari desa Timbul Jaya dan beberapa lainnya dari desa Mekar Jaya1. Berikut Tabel 5.2. rincian komposisi siswa KB Arjuna :

1 Hasil wawancara dengan guru KB Arjuna di dusun II, tanggal 18 November 2017.

DESA TIMBUL JAYA

46

Tabel 5.2. Komposisi Siswa KB Arjuna di Dusun I dan Dusun II, Tahun 2017

KB Arjuna Dusun I (Blok Y)

Kelompok

Jenis Kelamin Jumlah

Siswa Laki-laki Perempuan

A 8 6 14

B 2 1 3

KB Arjuna Dusun II (Blok K)

Kelompok

Jenis Kelamin Jumlah Siswa

Laki-laki Laki-laki

A 13 15 28

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

47

B 11 10 21

Total 34 32 66

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18 November 2017

Peserta didik KB Arjuna di Dusun I (Blok Y) berjumlah 17 jiwa

yang semuanya berasal dari Dusun I. Jumlah peserta didik terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok A disebut kelas nol kecil berjumlah 8 anak laki-laki dan 6 anak perempuan serta kelompok B disebut kelas nol besar yang berjumlah 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.

Peserta didik KB Arjuna di Dusun II (Blok K) berjumlah 49 jiwa yang sebagian besar berasal dari desa Timbul Jaya dan beberapa lainnya dari desa Mekar Jaya. Jumlah peserta didik juga terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok A disebut kelas nol kecil berjumlah 13 anak laki-laki dan 15 anak perempuan serta kelompok B disebut kelas nol besar yang berjumlah 11 anak laki-laki dan 10 anak perempuan.

Prasarana KB Arjuna di dua dusun, dapat dijelaskan pada Tabel 5.3. sebagai berikut :

Tabel 5.3. Prasarana KB Arjuna Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

KB Arjuna Dusun I (Blok Y)

No Jenis Jumlah Kondisi

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

47

B 11 10 21

Total 34 32 66

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18 November 2017

Peserta didik KB Arjuna di Dusun I (Blok Y) berjumlah 17 jiwa

yang semuanya berasal dari Dusun I. Jumlah peserta didik terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok A disebut kelas nol kecil berjumlah 8 anak laki-laki dan 6 anak perempuan serta kelompok B disebut kelas nol besar yang berjumlah 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan.

Peserta didik KB Arjuna di Dusun II (Blok K) berjumlah 49 jiwa yang sebagian besar berasal dari desa Timbul Jaya dan beberapa lainnya dari desa Mekar Jaya. Jumlah peserta didik juga terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok A disebut kelas nol kecil berjumlah 13 anak laki-laki dan 15 anak perempuan serta kelompok B disebut kelas nol besar yang berjumlah 11 anak laki-laki dan 10 anak perempuan.

Prasarana KB Arjuna di dua dusun, dapat dijelaskan pada Tabel 5.3. sebagai berikut :

Tabel 5.3. Prasarana KB Arjuna Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

KB Arjuna Dusun I (Blok Y)

No Jenis Jumlah Kondisi

DESA TIMBUL JAYA

48

1 Ruang Kelas 2 Semi Permanen

2 Sanitasi 1 Kurang layak

3 Fasilitas Bermain

diluar - -

4 Tempat bermain/

olahraga 1 Kurang layak

KB Arjuna Dusun II (Blok K)

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Ruang Kelas 2 Baik

2 Sanitasi 1 Kurang layak

3 Fasilitas Bermain

diluar 3 Rusak berat

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

49

4 Tempat bermain/

olahraga 1 Kurang layak

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18 November 2017

KB Arjuna tidak memiliki ruang kepala sekolah dan ruang guru. Jika waktu jeda, baik kepala sekolah dan guru di dua lokasi pengajaran tersebut, beristirahat di ruang kelas. Sebenarnya di lokasi pengajaran Dusun II terdapat ruangan guru yang bersebelahan dengan ruang kelas, namun ruangan guru tersebut tidak ada sekat pemisahnya sehingga digabungkan dengan ruang kelas.

Terdapat 2 unit ruangan kelas di Dusun I dengan kondisi bangunan semi permanen. Dindingnya mulai dari pondasi terbuat dari bata hingga setinggi 1 meter, sisanya masih terbuat dari papan kayu. Lantai masih berupa semen dan atapnya dari seng. Sedangkan 2 unit ruangan kelas di Dusun II sudah bangunan permanen dengan lantai keramik, dinding tembok dan beratap seng.

Sanitasi KB Arjuna di Dusun I dan Dusun II masing-masing ada 1 unit dengan kondisi yang kurang layak. Dindingnya sama-sama terbuat dari papan, berlantai semen dan tanpa atap. Fasilitas bermain diluar hanya ada di Dusun II namun keadaannya sudah tidak dapat digunakan lagi. Fasilitas bermain yang ada seperti perosotan yang sudah jebol jalur luncurnya, jungkat-jungkit yang sudah patah dan komedi putar juga sudah patah.

Tempat bermain di Dusun I dapat dikatakan kurang layak, lokasinya bersebelahan dengan Sungai Pedesaan (SPD) tanpa ada pagar pemisah sehingga guru harus mengawasi saat anak-anak bermain diluar. Sedangkan di Dusun II, terdapat sebuah lapangan kecil berukuran 4 x 7 meter di belakang kelas untuk

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

49

4 Tempat bermain/

olahraga 1 Kurang layak

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18 November 2017

KB Arjuna tidak memiliki ruang kepala sekolah dan ruang guru. Jika waktu jeda, baik kepala sekolah dan guru di dua lokasi pengajaran tersebut, beristirahat di ruang kelas. Sebenarnya di lokasi pengajaran Dusun II terdapat ruangan guru yang bersebelahan dengan ruang kelas, namun ruangan guru tersebut tidak ada sekat pemisahnya sehingga digabungkan dengan ruang kelas.

Terdapat 2 unit ruangan kelas di Dusun I dengan kondisi bangunan semi permanen. Dindingnya mulai dari pondasi terbuat dari bata hingga setinggi 1 meter, sisanya masih terbuat dari papan kayu. Lantai masih berupa semen dan atapnya dari seng. Sedangkan 2 unit ruangan kelas di Dusun II sudah bangunan permanen dengan lantai keramik, dinding tembok dan beratap seng.

Sanitasi KB Arjuna di Dusun I dan Dusun II masing-masing ada 1 unit dengan kondisi yang kurang layak. Dindingnya sama-sama terbuat dari papan, berlantai semen dan tanpa atap. Fasilitas bermain diluar hanya ada di Dusun II namun keadaannya sudah tidak dapat digunakan lagi. Fasilitas bermain yang ada seperti perosotan yang sudah jebol jalur luncurnya, jungkat-jungkit yang sudah patah dan komedi putar juga sudah patah.

Tempat bermain di Dusun I dapat dikatakan kurang layak, lokasinya bersebelahan dengan Sungai Pedesaan (SPD) tanpa ada pagar pemisah sehingga guru harus mengawasi saat anak-anak bermain diluar. Sedangkan di Dusun II, terdapat sebuah lapangan kecil berukuran 4 x 7 meter di belakang kelas untuk

DESA TIMBUL JAYA

50

tempat bermain/olahraga siswanya. Ukuran tersebut terbilang cukup kecil sehingga kurang layak digunakan.

Total jumlah sarana yang ada pada masing-masing

prasarana diatas dapat dilihat pada Tabel 5.4. sebagai berikut :

Tabel 5.4. Sarana KB Arjuna Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

Ruang Kelas

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Kursi Siswa 66 Baik

2 Kursi Guru 4 Baik

3 Meja Siswa 66 Baik

4 Meja Guru 4 Baik

5 Lemari 2 Baik

6 Tempat Sampah 3 Baik

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

51

7 Alat permainan edukatif

4 3 Baik, 1 Rusak

Sanitasi

1 Kloset Jongkok 2 Baik

2 Bak Air 2 Kurang layak

3 Gayung 2 Baik

Tempat bermain/ olahraga

1 Bola Sepak 2 Baik

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18 November 2017

Sarana yang ada di dalam ruang kelas, seperti kursi siswa, kursi guru, meja siswa dan meja guru semuanya masih dalam kondisi yang baik, tidak ada yang patah ataupun bergoyang. Jumlahnya pun mencukupi untuk jumlah siswa dengan satu orang guru di dalam kelas. Terdapat empat buah alat permainan edukatif yang masih digunakan, seperti balok, plastisin (lilin),

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

51

7 Alat permainan edukatif

4 3 Baik, 1 Rusak

Sanitasi

1 Kloset Jongkok 2 Baik

2 Bak Air 2 Kurang layak

3 Gayung 2 Baik

Tempat bermain/ olahraga

1 Bola Sepak 2 Baik

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18 November 2017

Sarana yang ada di dalam ruang kelas, seperti kursi siswa, kursi guru, meja siswa dan meja guru semuanya masih dalam kondisi yang baik, tidak ada yang patah ataupun bergoyang. Jumlahnya pun mencukupi untuk jumlah siswa dengan satu orang guru di dalam kelas. Terdapat empat buah alat permainan edukatif yang masih digunakan, seperti balok, plastisin (lilin),

DESA TIMBUL JAYA

52

puzzle kertas dan boneka peran. Semua alat permainan tersebut masih layak digunakan dan tidak membahayakan, hanya alat permainan puzzle kertas yang sudah banyak hilang unit-unitnya namun masih digunakan siswa.

Sarana sanitasi terdiri atas kloset jongkok, bak air dari ember beserta gayungnya. Bak ember kurang layak digunakan karena sudah usang dan tampak berjamur. Terdapat 2 unit bola sepak untuk olahraga siswa dengan kondisi yang masih baik karena terlihat belum terdapat bocor.

B. SDN 21 Muara Sugihan

SDN 21 Muara Sugihan adalah sekolah negeri dengan bangunan permanen yang berada di dusun II. Didirikan pada tahun 1984 diatas lahan seluas 10.000 m2. Sumber listrik berasal dari PLN dengan daya listrik sebesar 900 Watt. Total jumlah peserta didik yang tercatat pada tahun 2017 ini sebanyak 80 jiwa dengan rincian 48 siswa laki-laki dan 32 siswa perempuan. Terdapat 6 rombongan belajar (rombel) dengan jadwal pengajaran dilaksanakan mulai pukul 07.30 - 12.00 WIB2.

Rincian komposisi siswa SDN 21 Muara Sugihan

dapat dilihat pada masing-masing tabel dibawah ini :

2 Hasil wawancara dengan Bapak A. Sarbandi (OPS), tanggal 16 November 2017.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

53

Tabel 5.5. Komposisi Siswa SDN 21 Muara Sugihan Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Rombongan Belajar, Tahun 2017

Kelas

Jenis Kelamin Jumlah

Siswa

Jumlah Rombel

Laki-laki Perempuan

1 7 6 13 1

2 5 6 11 1

3 15 5 20 1

4 12 3 15 1

5 7 6 13 1

6 2 6 8 1

Total 48 32 80 6

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 16

November 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

53

Tabel 5.5. Komposisi Siswa SDN 21 Muara Sugihan Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Rombongan Belajar, Tahun 2017

Kelas

Jenis Kelamin Jumlah

Siswa

Jumlah Rombel

Laki-laki Perempuan

1 7 6 13 1

2 5 6 11 1

3 15 5 20 1

4 12 3 15 1

5 7 6 13 1

6 2 6 8 1

Total 48 32 80 6

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 16

November 2017

DESA TIMBUL JAYA

54

Untuk kelas 1 terdapat 13 siswa yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 6 anak perempuan, kelas 2 terdapat 11 siswa yang terdiri dari 5 anak laki-laki dan 6 anak perempuan, kelas 3 terdapat 20 siswa yang terdiri dari 15 anak laki-laki dan 5 anak perempuan, kelas 4 terdapat 15 siswa yang terdiri dari 12 anak laki-laki dan 3 anak perempuan, kelas 5 terdapat 13 siswa yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 6 anak perempuan, kelas 6 terdapat 8 siswa yang terdiri dari 2 anak laki-laki dan 6 anak perempuan.

Jumlah siswa SDN 21 Muara Sugihan berdasarkan umur, dapat dilihat pada Tabel 5.7 sebagai berikut :

Tabel 5.7. Komposisi Siswa SDN 21 Muara Sugihan Berdasarkan Umur

Tahun 2017

Umur Jumlah

< 7 Tahun 8

7-12 Tahun 70

> 12 Tahun 2

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

55

Total 80

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 16

November 2017

Terdapat 8 orang siswa yang berumur dibawah 7

tahun, sedangkan yang berumur antara 7-12 tahun berjumlah 70 orang siswa. Siswa yang berumur diatas 12 tahun jumlahnya paling sedikit, hanya terdapat 2 orang siswa. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak usia sekolah, khususnya SD, bersekolah pada usianya.

Jumlah prasarana SDN 21 Muara Sugihan dapat dilihat pada Tabel 5.8 sebagai berikut :

Tabel 5.8. Prasarana SDN 21 Muara Sugihan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Ruang guru 1 Baik

2 Ruang kelas 6 Baik

3 Sanitasi 2 Baik

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

55

Total 80

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 16

November 2017

Terdapat 8 orang siswa yang berumur dibawah 7

tahun, sedangkan yang berumur antara 7-12 tahun berjumlah 70 orang siswa. Siswa yang berumur diatas 12 tahun jumlahnya paling sedikit, hanya terdapat 2 orang siswa. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak usia sekolah, khususnya SD, bersekolah pada usianya.

Jumlah prasarana SDN 21 Muara Sugihan dapat dilihat pada Tabel 5.8 sebagai berikut :

Tabel 5.8. Prasarana SDN 21 Muara Sugihan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Ruang guru 1 Baik

2 Ruang kelas 6 Baik

3 Sanitasi 2 Baik

DESA TIMBUL JAYA

56

4 Perpustakaan 1 Baik

5 Tempat bermain/ Olahraga

3 Cukup Baik

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 16

November 2017

SDN 21 Muara Sugihan memiliki satu unit ruang guru yang menyatu dengan ruang pimpinan. Tidak ada batas dinding yang memisahkan kedua ruangan tersebut, hanya terdapat lemari yang menghadap ke ruang pimpinan yang menjadi pembatasnya. Kondisinya terawat dan tampak bersih, tidak ada debu dan sampah yang berserakan ataupun sarang laba-laba di langit-langit ruangan.

Terdapat enam unit ruang kelas (RK) yang terbagi menjadi RK1, RK2, RK3, RK4, RK5 dan RK6. Ruang kelas ini pun kondisinya masih baik, hanya saja kurang terawat karena tampak terlihat berdebu dan dindingnya kusam.

Keberadaan sanitasi terbagi atas sanitasi untuk guru dan siswa dengan kondisi masih baik. Perpustakaan yang ada kondisinya juga masih baik karena baru selesai dalam pembangunan dan belum dioperasikan sebagaimana mestinya sehingga saat ini sementara digunakan untuk tempat ibadah, walaupun baik siswa dan guru jarang melewatkan waktu ibadah di sekolah karena jadwal kegiatan belajar hingga pukul 12.00. Lapangan tempat bermain dan olahraga cukup luas dengan kondisi lahan datar yang sedikit ditumbuhi

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

57

rumput. Jika hujan turun, lapangan ini akan menjadi becek.

Berikut jumlah sarana yang ada pada masing-masing prasarana diatas dapat dilihat pada Tabel 5.9. sebagai berikut :

Tabel 5.9. Sarana SDN 21 Muara Sugihan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

Ruang Kelas

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Kursi Siswa 80 60 Baik, 20 rusak ringan

2 Kursi Guru 6 Baik (kursi plastik)

3 Meja Siswa 80 70 baik, 10 rusak ringan

4 Meja Guru 4 2 baik, 2 rusak (kaki patah, laci jebol) 2 lagi

menggunakan meja siswa

5 Papan pengumuman

3 Baik, dikelas 4,5,6

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

57

rumput. Jika hujan turun, lapangan ini akan menjadi becek.

Berikut jumlah sarana yang ada pada masing-masing prasarana diatas dapat dilihat pada Tabel 5.9. sebagai berikut :

Tabel 5.9. Sarana SDN 21 Muara Sugihan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

Ruang Kelas

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Kursi Siswa 80 60 Baik, 20 rusak ringan

2 Kursi Guru 6 Baik (kursi plastik)

3 Meja Siswa 80 70 baik, 10 rusak ringan

4 Meja Guru 4 2 baik, 2 rusak (kaki patah, laci jebol) 2 lagi

menggunakan meja siswa

5 Papan pengumuman

3 Baik, dikelas 4,5,6

DESA TIMBUL JAYA

58

6 Papan Tulis 6 Hanya menggunakan triplek whiteboard

7 Alat Peraga 5 Poster

Ruang Guru

1 Kursi Kerja 11 10 kursi plastik, 1 kursi siswa

2 Meja Kerja 5 2 meja besar,3 meja murid

3 Lemari 5 2 baik, 3 rusak berat

4 Papan statistik

4 Baik

5 Papan Pengumuman

1 Baik

Sanitasi

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

59

1 Kloset Jongkok

2 Rusak ringan

2 Bak Air 2 Bocor

3 Gayung 2 Baik

Perpustakaan

1 Lemari 6 Baik/ Baru

2 Meja Baca Lesehan

10 Baik/ Baru

3 Rak Buku 6 Baik/ Baru

4 Meja Kerja Petugas

1 Baik/ Baru

5 Kursi Kerja Petugas

2 Baik/ Baru

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

59

1 Kloset Jongkok

2 Rusak ringan

2 Bak Air 2 Bocor

3 Gayung 2 Baik

Perpustakaan

1 Lemari 6 Baik/ Baru

2 Meja Baca Lesehan

10 Baik/ Baru

3 Rak Buku 6 Baik/ Baru

4 Meja Kerja Petugas

1 Baik/ Baru

5 Kursi Kerja Petugas

2 Baik/ Baru

DESA TIMBUL JAYA

60

Tempat bermain/ Olahraga

1 Tiang bendera

1 Baik

2 Bendera 1 Baik

3 Sepak bola - Rusak berat/ tidak bisa digunakan

4 Bola voli - Rusak berat/ tidak bisa digunakan

5 Catur - Rusak berat/ tidak bisa digunakan

6 Badminton 1 Hanya ada net

7 Pengeras suara

Baik

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 16 November 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

61

Sarana yang ada di dalam ruang kelas, terdiri dari 80 kursi dan meja untuk siswa dengan kondisi 60 unit masih kokoh dan 20 unit rusak ringan karena sudah bergoyang dan diperbaiki seadanya. Terdapat 6 unit kursi guru berbahan plastik dengan kondisi masih kokoh sedangkan meja guru hanya berjumlah 4 unit dengan kondisi 2 unit masih kokoh, 2 unit lagi kondisi lacinya jebol dan kaki meja patah. Sebagai penggantinya, menggunakan meja siswa.

Terdapat 3 unit papan pengumuman dengan kondisi kokoh yang terpasang di tiga ruang kelas, yaitu kelas 4, kelas 5 dan kelas 6. Papan tulis semua kelas menggunakan whiteboard, namun hanya whiteboard saja tanpa ada tulang penahan di belakangnya. Alat peraga di ruang kelas hanya terdapat poster, sedangkan alat peraga lainnya disimpan di ruang guru, antara lain peta, buku agama, globe, magnet dan model tata surya.

Sarana yang ada di dalam ruang guru, terdapat 11 kursi kerja dengan kondisi masih kokoh yang terdiri dari 10 unit berbahan plastik dan 1 unit menggunakan kursi siswa. Meja kerja berjumlah 5 unit dengan kondisi masih kokoh yang terdiri dari 2 unit meja besar dan 3 unit menggunakan meja siswa yang dirangkap tiga. Lima unit lemari hanya dua yang kondisinya masih kokoh, sedangkan tiga lainnya sudah rusak berat, tanpa dinding dan pintu. Papan statistik berjumlah 4 unit dengan kondisi kokoh terbingkai kayu dan papan pengumuman berjumlah 1 unit yang juga masih kokoh terbingkai kayu. Kloset jongkok di ruang sanitasi kondisinya sudah kusam, begitu juga bak penampung airnya yang sudah bocor, hanya ditambal dengan peralatan seadanya.

Sarana di dalam ruang perpustakaan semuanya dalam kondisi baru, antara lain terdapat 6 unit lemari, 6 unit rak buku, 10 unit meja baca lesehan, 1 unit meja kerja petugas dan 2 unit kursi kerja petugas.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

61

Sarana yang ada di dalam ruang kelas, terdiri dari 80 kursi dan meja untuk siswa dengan kondisi 60 unit masih kokoh dan 20 unit rusak ringan karena sudah bergoyang dan diperbaiki seadanya. Terdapat 6 unit kursi guru berbahan plastik dengan kondisi masih kokoh sedangkan meja guru hanya berjumlah 4 unit dengan kondisi 2 unit masih kokoh, 2 unit lagi kondisi lacinya jebol dan kaki meja patah. Sebagai penggantinya, menggunakan meja siswa.

Terdapat 3 unit papan pengumuman dengan kondisi kokoh yang terpasang di tiga ruang kelas, yaitu kelas 4, kelas 5 dan kelas 6. Papan tulis semua kelas menggunakan whiteboard, namun hanya whiteboard saja tanpa ada tulang penahan di belakangnya. Alat peraga di ruang kelas hanya terdapat poster, sedangkan alat peraga lainnya disimpan di ruang guru, antara lain peta, buku agama, globe, magnet dan model tata surya.

Sarana yang ada di dalam ruang guru, terdapat 11 kursi kerja dengan kondisi masih kokoh yang terdiri dari 10 unit berbahan plastik dan 1 unit menggunakan kursi siswa. Meja kerja berjumlah 5 unit dengan kondisi masih kokoh yang terdiri dari 2 unit meja besar dan 3 unit menggunakan meja siswa yang dirangkap tiga. Lima unit lemari hanya dua yang kondisinya masih kokoh, sedangkan tiga lainnya sudah rusak berat, tanpa dinding dan pintu. Papan statistik berjumlah 4 unit dengan kondisi kokoh terbingkai kayu dan papan pengumuman berjumlah 1 unit yang juga masih kokoh terbingkai kayu. Kloset jongkok di ruang sanitasi kondisinya sudah kusam, begitu juga bak penampung airnya yang sudah bocor, hanya ditambal dengan peralatan seadanya.

Sarana di dalam ruang perpustakaan semuanya dalam kondisi baru, antara lain terdapat 6 unit lemari, 6 unit rak buku, 10 unit meja baca lesehan, 1 unit meja kerja petugas dan 2 unit kursi kerja petugas.

DESA TIMBUL JAYA

62

Sarana di lapangan terdapat 1 unit tiang bendera dari besi dengan kondisi kokoh dan 1 unit bendera yang masih bersih tanpa ada sobek. Sedangkan sarana bermain dan olahraga yang terdiri dari sepakbola, bola voli, catur dan badminton semuanya rusak berat tidak dapat digunakan lagi. Hanya badminton yang tersisa jaringnya. Pengeras suara kondisinya masih berfungsi dengan baik, digunakan saat olahraga senam dengan musik yang tersambung melalui handphone.

C. SDN 17 Muara Sugihan

SDN 17 Muara Sugihan adalah sekolah negeri

dengan bangunan permanen yang berada di dusun I. Selain di desa Timbul Jaya, SDN 17 Muara Sugihan juga memiliki kelas di desa Kuala Sugihan, masing-masing lokasi memiliki kepala sekolah namun tetap menginduk di desa Timbul Jaya sehingga data dari 2 sekolah tersebut menjadi satu. Ruang kelas yang ada di SDN 17 Muara Sugihan desa Timbul Jaya berjumlah 3 unit dengan total rombongan belajar (rombel) berjumlah 6 rombel sehingga waktu penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan pada pagi dan siang hari. Kelas pagi dimulai pukul 07.30-10.00 WIB, sedangkan kelas siang dimulai pukul 10.00-13.00 WIB.

Total jumlah peserta didik pada 2 lokasi sekolah ini adalah sebanyak 218 jiwa dengan rincian 113 siswa laki-laki dan 105 siswa perempuan. Total jumlah peserta didik di desa Timbul Jaya sendiri berjumlah 38 jiwa yang semuanya berasal dari Dusun 1, dengan rincian 17 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan3. Rincian komposisi siswa SDN 17 Muara Sugihan desa Timbul Jaya dapat dilihat pada Tabel 5.10 dibawah ini :

3 Hasil wawancara dengan Bapak Mochlani (KepSek), tanggal 22 November 2017.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

63

Tabel 5.10. Komposisi Siswa SDN 17 Muara Sugihan Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Rombongan Belajar,

Tahun 2017

Kelas

Jenis Kelamin Jumlah

Siswa

Jumlah Rombel

Laki-laki Perempuan

1 4 3 7 1

2 3 4 7 1

3 2 6 8 1

4 4 2 6 1

5 - 3 3 1

6 4 3 7 1

Total 17 21 38 6

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 22 November 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

63

Tabel 5.10. Komposisi Siswa SDN 17 Muara Sugihan Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Rombongan Belajar,

Tahun 2017

Kelas

Jenis Kelamin Jumlah

Siswa

Jumlah Rombel

Laki-laki Perempuan

1 4 3 7 1

2 3 4 7 1

3 2 6 8 1

4 4 2 6 1

5 - 3 3 1

6 4 3 7 1

Total 17 21 38 6

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 22 November 2017

DESA TIMBUL JAYA

64

Siswa kelas 1 terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan (total 7 siswa), kelas 2 terdiri dari 3 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan (total 7 siswa), kelas 3 terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan (total 8 siswa), kelas 4 terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan (total 6 siswa), kelas 5 seluruhnya 3 siswa perempuan, kelas 6 terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan (total 7 siswa).

Dari 38 siswa yang ada di SDN 17 Muara Sugihan desa Timbul Jaya, semuanya menganut agama Islam. Sedangkan jika dilihat berdasarkan umur, dapat dijelaskan berdasarkan jumlah keseluruhan siswa yang ada pada 2 lokasi sekolah. Berikut Tabel 5.11, rincian jumlah siswa SDN 17 Muara Sugihan berdasarkan umur :

Tabel 5.11. Komposisi Siswa SDN 17 Muara Sugihan Berdasarkan Umur Tahun 2017

Umur Jumlah

< 7 Tahun 26

7-12 Tahun 172

> 12 Tahun 20

Total 218

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

65

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 22 November 2017

Terdapat 26 siswa yang berumur dibawah 7 tahun

dan 172 siswa yang berumur antara 7-12 tahun, sedangkan siswa yang berumur diatas 12 tahun berjumlah 20 siswa.

SDN 17 Muara Sugihan desa Timbul Jaya baru saja selesai di renovasi sehingga menurut keterangan kepala sekolah, kelengkapan sarana banyak yang belum terpasang. Rincian prasarana SDN 17 Muara Sugihan desa Timbul Jaya dapat dilihat pada Tabel 5.12. sebagai berikut :

Tabel 5.12. Prasarana SDN 17 Muara Sugihan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Ruang guru 1 Baik

2 Ruang kelas 3 Baik

3 Sanitasi 2 Baik

4 Gudang 1 Baik

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

65

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 22 November 2017

Terdapat 26 siswa yang berumur dibawah 7 tahun

dan 172 siswa yang berumur antara 7-12 tahun, sedangkan siswa yang berumur diatas 12 tahun berjumlah 20 siswa.

SDN 17 Muara Sugihan desa Timbul Jaya baru saja selesai di renovasi sehingga menurut keterangan kepala sekolah, kelengkapan sarana banyak yang belum terpasang. Rincian prasarana SDN 17 Muara Sugihan desa Timbul Jaya dapat dilihat pada Tabel 5.12. sebagai berikut :

Tabel 5.12. Prasarana SDN 17 Muara Sugihan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Ruang guru 1 Baik

2 Ruang kelas 3 Baik

3 Sanitasi 2 Baik

4 Gudang 1 Baik

DESA TIMBUL JAYA

66

5 Tempat bermain/ Olahraga

1 Kurang layak

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 11-14

Juli 2017

SDN 17 Muara Sugihan desa Timbul Jaya memiliki satu unit ruang guru serta 3 unit ruang kelas (RK) yang terbagi menjadi RK1, RK2 dan RK3. Kondisinya terawat dengan lantai keramik putih bersih. Setiap guru atau siswa yang akan masuk ke dalam ruangan diwajibkan untuk melepas alas kaki di depan teras. Keberadaan sanitasi terbagi atas sanitasi guru dan siswa dengan kondisi yang juga masih baik. Terdapat juga 1 unit gudang yang kondisinya masih baik, saat ini dijadikan tempat menaruh cat sisa renovasi.

Lapangan bermain dan olahraga kondisinya kurang layak. Lokasinya berada di bawah pohon beringin dengan akar di tanah yang besar-besar sehingga rawan tersandung bagi siswa. Kondisi lahannya juga tempat genangan air, jika hujan dapat dipastikan lapangan akan banjir dan jika kering akan meninggalkan lumpur.

Berikut jumlah sarana yang ada pada masing-masing prasarana diatas dapat dilihat pada tabel 5.13 sebagai berikut :

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

67

Tabel 5.13. Sarana SDN 17 Muara Sugihan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

Ruang Kelas

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Kursi Siswa 90 Baik, 30/ kelas

2 Kursi Guru 3 Baik, 1/ kelas

3 Meja Siswa 90 Baik, 30/ kelas

4 Meja Guru 3 Baik, 1/ kelas

5 Lemari 3 2 lemari bertutup, 1 berupa rak

6 Papan pengumuman

1 Baik/ Belum terpasang

7 Papan Tulis 3 Hanya whiteboard tanpa tulang.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

67

Tabel 5.13. Sarana SDN 17 Muara Sugihan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

Ruang Kelas

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Kursi Siswa 90 Baik, 30/ kelas

2 Kursi Guru 3 Baik, 1/ kelas

3 Meja Siswa 90 Baik, 30/ kelas

4 Meja Guru 3 Baik, 1/ kelas

5 Lemari 3 2 lemari bertutup, 1 berupa rak

6 Papan pengumuman

1 Baik/ Belum terpasang

7 Papan Tulis 3 Hanya whiteboard tanpa tulang.

DESA TIMBUL JAYA

68

8 Alat Peraga 5 Poster

9 Rak Sepatu 2 Kurang layak

Ruang Guru

1 Kursi Kerja 9

2 Meja Kerja 5 4 meja besar, 2 meja kecil yang dijadikan satu

Meja Tamu 1

Kursi Tamu 4 2 kursi panjang, 2 kursi pendek

3 Lemari - Ada namun belum dibawa

4 Papan statistik

- Ada namun belum terpasang

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

69

5 Papan Pengumuman

- Ada namun belum terpasang

Sanitasi

1 Kloset Jongkok

2 Baik

2 Bak Air 2 Baik/ Bak Keramik

3 Gayung 2 Baik

Tempat bermain/ Olahraga

1 Tiang bendera

1 Menggunakan Tiang Bambu

2 Bendera 1 Baik

3 Peralatan sepakbola

1 Hanya 1 bola

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

69

5 Papan Pengumuman

- Ada namun belum terpasang

Sanitasi

1 Kloset Jongkok

2 Baik

2 Bak Air 2 Baik/ Bak Keramik

3 Gayung 2 Baik

Tempat bermain/ Olahraga

1 Tiang bendera

1 Menggunakan Tiang Bambu

2 Bendera 1 Baik

3 Peralatan sepakbola

1 Hanya 1 bola

DESA TIMBUL JAYA

70

4 Peralatan bola voli

1 Hanya 1 bola

5 Pengeras suara

Sumber suara menggunakan HP

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 22

November 2017

Sarana yang ada di dalam ruang kelas, terdiri dari 90 kursi siswa dan 90 meja siswa yang terbagi masing-masing 30 meja dan kursi dalam satu kelas. Kondisinya masih sangat baik, kokoh tidak bergoyang. Terdapat 3 unit meja guru dan 3 unit kursi guru yang juga masih dalam kondisi baik, kokoh tidak bergoyang.

Terdapat 3 unit lemari dengan kondisinya yang masih baik, 2 unit lemari berpintu dan 1 unit lagi berupa rak bersekat. 3 unit papan tulis menggunakan whiteboard, namun hanya whiteboard saja tanpa tulang belakang. Sedangkan alat peraga terdapat poster, seperti poster ekosistem, bunga dan 3 hasil gambar siswa. Di depan teras kelas terdapat 2 unit rak sepatu yang terbuat dari kayu dengan kondisi reyot. Rak ini digunakan untuk menaruh sepatu siswa dan guru sebelum memasuki ruang kelas.

Sarana yang ada di dalam ruang guru, terdapat 9 kursi kerja dan 5 meja kerja dengan 1 meja kerja diisi oleh 2 guru. Terdapat juga 1 set kursi dan meja kayu untuk tamu dengan kondisi masih baru yang terdiri dari 1 meja, 2 kursi panjang dan 2 kursi pendek. Lemari, papan statistik dan papan pengumuman tidak ada di

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

71

dalam ruang guru, namun menurut kepala sekolah semuanya ada dan dalam kondisi baik, hanya belum sempat dibawa karena ruangan baru selesai di renovasi.

Kloset jongkok, baik air dan gayung di ruang sanitasi kondisinya masih baru pakai. Untuk bak penampung air sendiri terbuat dari semen yang dilapisi keramik. Terdapat juga tempat pembuangan sampah permanen berukuran 2x2 meter yang berada di depan ruang sanitasi. Kondisinya masih bagus, dindingnya tidak pecah.

Sarana di lapangan terdapat 1 unit tiang bendera dari batang bambu dan 1 unit bendera yang masih bersih tanpa ada sobek. Sedangkan sarana bermain dan olahraga terdiri dari sepakbola dan bola voli yang hanya tersedia bolanya saja. Pengeras suara kondisinya masih berfungsi dengan baik, digunakan saat olahraga senam dengan musik yang tersambung melalui handphone.

D. Yayasan Pondok Pesantren Al-Khoiriyah

Yayasan Pondok Pesantren Al-Khoiriyah berdiri pada tahun 1986 yang diresmikan oleh Ust. Muhammad Sya’roni, namun pondok pesantren ini mulai berjalan pada tanggal 13 Januari 1992.

Total jumlah santri yang tercatat pada tahun 2017 ini sebanyak 702 jiwa dengan rincian 302 santri laki-laki dan 400 santri perempuan. Para santri ini berasal dari berbagai daerah, seperti Air sugihan, Air saleh, Muara sugihan, Telang, Air kumbang, Riau, Palembang dan Bangka. Terdapat 300 santri yang tinggal dalam asrama Al-Khoiriyah untuk jenjang MTS dan MA, terbagi dalam 8 asrama laki-laki yang berjumlah 100 santri laki-laki dan 8 asrama perempuan yang berjumlah 200 santri perempuan, selebihnya pulang pergi ke rumah masing-masing. Waktu penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan mulai pukul 07.30-12.40 WIB dengan waktu libur setiap hari jumat. Rincian komposisi santri

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

71

dalam ruang guru, namun menurut kepala sekolah semuanya ada dan dalam kondisi baik, hanya belum sempat dibawa karena ruangan baru selesai di renovasi.

Kloset jongkok, baik air dan gayung di ruang sanitasi kondisinya masih baru pakai. Untuk bak penampung air sendiri terbuat dari semen yang dilapisi keramik. Terdapat juga tempat pembuangan sampah permanen berukuran 2x2 meter yang berada di depan ruang sanitasi. Kondisinya masih bagus, dindingnya tidak pecah.

Sarana di lapangan terdapat 1 unit tiang bendera dari batang bambu dan 1 unit bendera yang masih bersih tanpa ada sobek. Sedangkan sarana bermain dan olahraga terdiri dari sepakbola dan bola voli yang hanya tersedia bolanya saja. Pengeras suara kondisinya masih berfungsi dengan baik, digunakan saat olahraga senam dengan musik yang tersambung melalui handphone.

D. Yayasan Pondok Pesantren Al-Khoiriyah

Yayasan Pondok Pesantren Al-Khoiriyah berdiri pada tahun 1986 yang diresmikan oleh Ust. Muhammad Sya’roni, namun pondok pesantren ini mulai berjalan pada tanggal 13 Januari 1992.

Total jumlah santri yang tercatat pada tahun 2017 ini sebanyak 702 jiwa dengan rincian 302 santri laki-laki dan 400 santri perempuan. Para santri ini berasal dari berbagai daerah, seperti Air sugihan, Air saleh, Muara sugihan, Telang, Air kumbang, Riau, Palembang dan Bangka. Terdapat 300 santri yang tinggal dalam asrama Al-Khoiriyah untuk jenjang MTS dan MA, terbagi dalam 8 asrama laki-laki yang berjumlah 100 santri laki-laki dan 8 asrama perempuan yang berjumlah 200 santri perempuan, selebihnya pulang pergi ke rumah masing-masing. Waktu penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan mulai pukul 07.30-12.40 WIB dengan waktu libur setiap hari jumat. Rincian komposisi santri

DESA TIMBUL JAYA

72

berdasarkan tingkat pendidikannya dapat dilihat pada masing-masing tabel dibawah ini:

Tabel 5.14. Komposisi Santri Raudatul Athfal, Tahun 2017

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

1 5 5 10

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18 November 2017

Pada tingkat pendidikan Raudatul Athfal (RA) terdapat 1 ruang kelas dengan jumlah santri sebanyak 10 jiwa yang terdiri dari 5 santri laki-laki dan 5 santri perempuan.

Tabel 5.15. Komposisi Santri Madrasah Ibtidaiyah, Tahun 2017

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

I 14 16 30

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

73

II 14 13 27

III 12 14 26

IV 12 14 26

V 13 13 26

VI 11 12 23

Total 76 82 158

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18

November 2017

Tingkat pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat 6 ruang kelas dengan jumlah santri sebanyak 158 jiwa yang terdiri dari 76 santri laki-laki dan 82 santri perempuan.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

73

II 14 13 27

III 12 14 26

IV 12 14 26

V 13 13 26

VI 11 12 23

Total 76 82 158

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18

November 2017

Tingkat pendidikan Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdapat 6 ruang kelas dengan jumlah santri sebanyak 158 jiwa yang terdiri dari 76 santri laki-laki dan 82 santri perempuan.

DESA TIMBUL JAYA

74

Tabel 5.16. Komposisi Santri Madrasah Tsanawiyah, Tahun 2017

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

VII. A 36 - 36

VII. B - 48 48

VIII. A 35 - 35

VIII. B - 68 68

IX. A 41 - 41

IX. B - 39 39

Total 112 155 267

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18

November 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

75

Tingkat pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTS) terdapat 6 ruang kelas terpisah antara santri laki-laki dan perempuan dengan jumlah santri sebanyak 267 jiwa yang terdiri dari 112 santri laki-laki dan 155 santri perempuan.

Tabel 5.17. Komposisi Santri Madrasah Aliyah, Tahun 2017

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

X.A 42 - 42

X.B - 58 58

XI.A 37 - 37

XI.B - 50 50

XII.A 30 - 30

XII.B - 50 50

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

75

Tingkat pendidikan Madrasah Tsanawiyah (MTS) terdapat 6 ruang kelas terpisah antara santri laki-laki dan perempuan dengan jumlah santri sebanyak 267 jiwa yang terdiri dari 112 santri laki-laki dan 155 santri perempuan.

Tabel 5.17. Komposisi Santri Madrasah Aliyah, Tahun 2017

Kelas

Jenis Kelamin

Jumlah Laki-laki Perempuan

X.A 42 - 42

X.B - 58 58

XI.A 37 - 37

XI.B - 50 50

XII.A 30 - 30

XII.B - 50 50

DESA TIMBUL JAYA

76

Total 109 158 267

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18

November 2017

Tingkat pendidikan Madrasah Aliyah (MA) terdapat 6 ruang kelas yang terpisah antara santri laki-laki dan perempuan dengan jumlah santri sebanyak 267 yang terdiri dari 109 santri laki-laki dan 158 santri perempuan.

Rincian prasarana Yayasan Pondok Pesantren Al-Khoiriyah dapat dilihat pada tabel 5.18 sebagai berikut :

Tabel 5.18. Prasarana Yayasan Pondok Pesantren Al-Khoiriyah, Tahun 2017

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Ruang kelas 18 Baik

2 Ruang guru 1 Baik

3 Ruang UKS 1 Baik

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

77

4 Ruang OSIS 1 Baik

5 Sanitasi 14 Baik

6 Ruang perpustakaan

1 Baik

7 Tempat bermain/ Olahraga

5 Baik

8 Tempat ibadah

1 Baik

9 Asrama santri

2 Baik

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18

November 2017

Terdapat 18 unit ruang kelas yang terbagi untuk jenjang RA, MI, MTS dan MA dengan kondisi terawat, bersih dan rapi. Ruang guru, ruang UKS, ruang OSIS dan ruang perpustakaan masih-masing berjumlah 1 unit yang juga kondisinya terawat bersih. Terdapat 14 unit

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

77

4 Ruang OSIS 1 Baik

5 Sanitasi 14 Baik

6 Ruang perpustakaan

1 Baik

7 Tempat bermain/ Olahraga

5 Baik

8 Tempat ibadah

1 Baik

9 Asrama santri

2 Baik

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18

November 2017

Terdapat 18 unit ruang kelas yang terbagi untuk jenjang RA, MI, MTS dan MA dengan kondisi terawat, bersih dan rapi. Ruang guru, ruang UKS, ruang OSIS dan ruang perpustakaan masih-masing berjumlah 1 unit yang juga kondisinya terawat bersih. Terdapat 14 unit

DESA TIMBUL JAYA

78

ruang sanitasi yang terbagi untuk 1 unit sanitasi guru dan 13 unit sanitasi santri.

Lapangan olahraga terdapat 5 unit, yaitu 1 unit lapangan badminton, 2 unit lapangan voli dan 2 unit lapangan futsal dengan kondisi lahan tanah datar yang sedikit berlumpur saat sehabis hujan. Tempat ibadah terdapat 1 unit masjid berlantai 3 bernama Masjid Al-Khoiriyah dengan kondisi baru selesai 80% pembangunan. Terdapat 2 lokasi asrama santri, terbagi menjadi asrama laki-laki yang berjumlah 8 unit dan asrama perempuan yang juga berjumlah 8 unit dengan kondisi bangunan semi permanen.

Berikut jumlah sarana yang ada pada masing-masing prasarana diatas dapat dilihat pada tabel 5.19 sebagai berikut :

Tabel 5.19. Sarana Yayasan Pondok Pesantren Al-Khoiriyah, Tahun 2017

Ruang Kelas

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Kursi santri 702 Baik

2 Kursi guru 58 Baik

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

79

3 Meja santri 363 Baik

4 Meja guru 30 Baik

5 Papan pengumuman

7 Baik

6 Lemari 10 Baik

Ruang Guru

1 Kursi kerja 16 Baik

2 Meja kerja 15 Baik

3 Lemari 6 Baik

4 Papan statistik 4 Baik

5 Papan pengumuman

4 1 papan infaq, 3 papan

informasi

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

79

3 Meja santri 363 Baik

4 Meja guru 30 Baik

5 Papan pengumuman

7 Baik

6 Lemari 10 Baik

Ruang Guru

1 Kursi kerja 16 Baik

2 Meja kerja 15 Baik

3 Lemari 6 Baik

4 Papan statistik 4 Baik

5 Papan pengumuman

4 1 papan infaq, 3 papan

informasi

DESA TIMBUL JAYA

80

umum

6 Jam dinding 1 Baik

7 Tempat sampah 1 Baik

8 Dispenser + galon 1 Baik

9 Foto bingkai 4 Foto lambang garuda,

presiden dan wakil presiden

RI dan foto pendiri

yayasan.

10 Meja dan kursi tamu

1 set Baik

Ruang UKS

1 Tempat tidur 1 Baik

2 Lemari 1 Baik

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

81

3 Meja 1 Baik

4 Kursi 1 Baik

5 P3K 2 Baik

Sanitasi

1 Kloset jongkok

14 Baik

2 Bak air 14 Baik

3 Gayung 14 Baik

Perpustakaan

1 Lemari 1 Baik

2 Rak Buku 5 Baik

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

81

3 Meja 1 Baik

4 Kursi 1 Baik

5 P3K 2 Baik

Sanitasi

1 Kloset jongkok

14 Baik

2 Bak air 14 Baik

3 Gayung 14 Baik

Perpustakaan

1 Lemari 1 Baik

2 Rak Buku 5 Baik

DESA TIMBUL JAYA

82

3 Buku 5 jenis

Buku pelajaran, buku panduan pendidik,

buku referensi, buku pengayaan, buku peta.

4 Meja kerja petugas

1 Baik

5 Kursi kerja petugas

1 Baik

6 Papan pengumuman

1 Baik

7 Catatan inventaris

1 Baik

8 Tempat sampah

1 Baik

9 Jam dinding 1 Baik

Tempat bermain/ Olahraga

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

83

1 Tiang bendera

1 Baik

2 Bendera 2 Baik

3 Bola futsal 6 Baik

4 Bola voli 4 Baik

5 Badminton 1 Baik

6 Tenis meja 2 Baik

7 Sound system 1 Baik

8 Pengeras suara

1 Baik

9 Wireless 1 Baik

10 Microfon 1 Baik

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

83

1 Tiang bendera

1 Baik

2 Bendera 2 Baik

3 Bola futsal 6 Baik

4 Bola voli 4 Baik

5 Badminton 1 Baik

6 Tenis meja 2 Baik

7 Sound system 1 Baik

8 Pengeras suara

1 Baik

9 Wireless 1 Baik

10 Microfon 1 Baik

DESA TIMBUL JAYA

84

11 Megaphone 1 Baik

Tempat Ibadah

1 Lemari 1 Baik

2 Jam dinding 2 Baik,1 analog dan 1 digital

3 Perlengkapan ibadah

set Baik, mukenah dan sajadah panjang

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18

November 2017

Kursi santri di dalam ruang kelas berjumlah 702 unit yang semuanya masih dalam kondisi baik, kokoh tidak bergoyang. Terbagi menjadi 10 unit di kelas Raudatul Athfal, 158 unit di Madrasah Ibtidaiyah, 267 unit di Madrasah Tsanawiyah dan 267 unit di Madrasah Aliyah. Meja santri berjumlah 363 unit yang semuanya juga masih dalam kondisi baik, kokoh tidak bergoyang. Terbagi menjadi 5 unit di kelas Raudatul Athfal, 78 unit di Madrasah Ibtidaiyah, 140 unit di Madrasah Tsanawiyah dan 140 unit di Madrasah Aliyah. Kursi guru di dalam ruang kelas berjumlah 58 unit yang semuanya masih dalam kondisi baik, kokoh tidak bergoyang. Terbagi menjadi 4 unit di kelas Raudatul Athfal, 16 unit

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

85

di Madrasah Ibtidaiyah, 19 unit di Madrasah Tsanawiyah dan 19 unit di Madrasah Aliyah. Meja guru berjumlah 30 unit yang semuanya juga masih dalam kondisi baik, kokoh tidak bergoyang. Terbagi menjadi 2 unit di kelas Raudatul Athfal, 8 unit di Madrasah Ibtidaiyah, 10 unit di Madrasah Tsanawiyah dan 10 unit di Madrasah Aliyah.

Terdapat 7 unit papan pengumuman dengan kondisi kuat dan bertulang di belakangnya. Terbagi menjadi 1 unit di kelas Raudatul Athfal, 2 unit di Madrasah Ibtidaiyah, 2 unit di Madrasah Tsanawiyah dan 2 unit di Madrasah Aliyah. Jumlah lemari ada 10 unit dengan kondisi kuat, kokoh dan bertutup. Terbagi menjadi 1 unit di kelas Raudatul Athfal, 3 unit di Madrasah Ibtidaiyah, 3 unit di Madrasah Tsanawiyah dan 3 unit di Madrasah Aliyah.

Sarana di dalam ruang guru terdapat 16 kursi kerja dan 15 meja kerja dengan kondisi kokoh. Terdapat juga 1 set meja dan kursi tamu yang masih kuat dan terawat. Lemari jumlahnya 6 unit dengan kondisi masih kuat berdinding kayu. Papan statistik berjumlah 4 unit dengan kondisi kuat bertulang kayu dan aluminium. Papan pengumuman berjumlah 4 unit berbahan whiteboard dengan kondisi kuat bertulang kayu. 2 unit berada di dalam ruangan dan 2 unit lagi berada di depan luar ruangan guru. Terdapat 1 unit jam dinding, tempat sampah serta dispenser dan galon yang masih berfungsi dengan baik. Foto bingkai terdiri dari foto lambang garuda, presiden dan wakil presiden serta foto pendiri yayasan.

Di dalam ruangan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) terdapat masing-masing 1 unit tempat tidur, lemari,

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

85

di Madrasah Ibtidaiyah, 19 unit di Madrasah Tsanawiyah dan 19 unit di Madrasah Aliyah. Meja guru berjumlah 30 unit yang semuanya juga masih dalam kondisi baik, kokoh tidak bergoyang. Terbagi menjadi 2 unit di kelas Raudatul Athfal, 8 unit di Madrasah Ibtidaiyah, 10 unit di Madrasah Tsanawiyah dan 10 unit di Madrasah Aliyah.

Terdapat 7 unit papan pengumuman dengan kondisi kuat dan bertulang di belakangnya. Terbagi menjadi 1 unit di kelas Raudatul Athfal, 2 unit di Madrasah Ibtidaiyah, 2 unit di Madrasah Tsanawiyah dan 2 unit di Madrasah Aliyah. Jumlah lemari ada 10 unit dengan kondisi kuat, kokoh dan bertutup. Terbagi menjadi 1 unit di kelas Raudatul Athfal, 3 unit di Madrasah Ibtidaiyah, 3 unit di Madrasah Tsanawiyah dan 3 unit di Madrasah Aliyah.

Sarana di dalam ruang guru terdapat 16 kursi kerja dan 15 meja kerja dengan kondisi kokoh. Terdapat juga 1 set meja dan kursi tamu yang masih kuat dan terawat. Lemari jumlahnya 6 unit dengan kondisi masih kuat berdinding kayu. Papan statistik berjumlah 4 unit dengan kondisi kuat bertulang kayu dan aluminium. Papan pengumuman berjumlah 4 unit berbahan whiteboard dengan kondisi kuat bertulang kayu. 2 unit berada di dalam ruangan dan 2 unit lagi berada di depan luar ruangan guru. Terdapat 1 unit jam dinding, tempat sampah serta dispenser dan galon yang masih berfungsi dengan baik. Foto bingkai terdiri dari foto lambang garuda, presiden dan wakil presiden serta foto pendiri yayasan.

Di dalam ruangan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) terdapat masing-masing 1 unit tempat tidur, lemari,

DESA TIMBUL JAYA

86

meja dan kursi yang bersih dan masih dalam kondisi kokoh. Terdapat pula 2 kotak P3K yang berisi obat-obatan, seperti perban, alcohol, obat generic dan betadine.

Sarana di lapangan terdapat 1 unit tiang bendera dari besi dan 2 unit bendera yang masih utuh. Sedangkan sarana olahraga terdiri dari 6 unit bola futsal, 4 unit bola voli, 2 set lengkap tenis meja dan 1 unit net badminton. Sarana lain, seperti Sound system, Pengeras suara, Wireless, Microfon, Megaphone masih digunakan saat senam dan berfungsi dengan baik.

Terdapat 1 unit Masjid Al-Khoiriyah sebagai tempat ibadah bersama yang pembangunannya baru selesai 80%. Di dalamnya terdapat 1 unit lemari bertutup yang kokoh serta 2 unit jam dinding yang masih berfungsi, terdiri dari 1 unit jam analog dan 1 unit jam digital. Perlengkapan ibadah, seperti sajadah panjang dan mukenah juga tersedia dengan kondisi bersih dan terawat dengan baik.

Dari uraian sarana dan prasaran pendidikan diatas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan fasilitas pendidikan sudah tercukupi dengan kebutuhan anak-anak usia sekolah di desa Timbul Jaya. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI nomor 17 tahun 2017 untuk jenjang SD dalam satu kelas, jumlah peserta didik paling sedikit ialah 20 jiwa dan paling banyak 28 jiwa. Jika dikaitkan dengan keberadaan 3 bangunan sekolah dasar yang totalnya berjumlah 15 ruang kelas, yakni 6 ruang di SDN 21, 3 ruang di SDN 17 dan 6 ruang MI di Pondok Pesantren Al-Khoiriyah, maka totalnya dapat menampung maksimal 420 siswa. Ini tentunya sudah lebih dari cukup dengan

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

87

jumlah penduduk desa Timbul Jaya klasifikasi usia sekolah dasar yang berjumlah 199 jiwa.

Di desa Timbul Jaya tidak ada bangunan sekolah untuk SMP dan SMA, sehingga para orang tua menyekolahkan anaknya di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Pondok Pesantren Al-Khoiriyah.

5.1.2. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Berdasarkan hasil dari data tim pemetaan sosial, jumlah persebaran sarana kesehatan desa Timbul Jaya dapat dilihat pada Tabel 5.20 sebagai berikut :

Tabel 5.20. Sarana Kesehatan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

No. Dusun

Sarana Kesehatan

POSKESDES POSYANDU PUSTU

1. Dusun I - 1 -

2. Dusun II 1 1 1

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

87

jumlah penduduk desa Timbul Jaya klasifikasi usia sekolah dasar yang berjumlah 199 jiwa.

Di desa Timbul Jaya tidak ada bangunan sekolah untuk SMP dan SMA, sehingga para orang tua menyekolahkan anaknya di Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah Yayasan Pondok Pesantren Al-Khoiriyah.

5.1.2. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Berdasarkan hasil dari data tim pemetaan sosial, jumlah persebaran sarana kesehatan desa Timbul Jaya dapat dilihat pada Tabel 5.20 sebagai berikut :

Tabel 5.20. Sarana Kesehatan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

No. Dusun

Sarana Kesehatan

POSKESDES POSYANDU PUSTU

1. Dusun I - 1 -

2. Dusun II 1 1 1

DESA TIMBUL JAYA

88

3. Dusun III

- 1 -

4. Dusun IV

- 1 -

Jumlah 1 4 1

Sumber : Tim Pemetaan Sosial DPG Tanggal 11-14 Juli 2017

Berikut grafik jumlah persebaran sarana kesehatan desa

Timbul Jaya, tahun 2017 :

Grafik 5.2 Jumlah Sarana Kesehatan Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

Sumber : Tim Pemetaan Sosial DPG 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

89

Dari data diatas, diketahui jumlah sarana kesehatan paling

banyak berada di dusun II yang terdiri dari Poskesdes, Posyandu dan Pustu, sedangkan di dusun I, dusun III dan dusun IV hanya memiliki Posyandu. Rincian sarana dan prasarana kesehatan yang ada di desa Timbul Jaya dapat dijelaskan sebagai berikut :

A. POSKESDES

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) desa Timbul Jaya merupakan bangunan permanen yang sekaligus menjadi rumah dinas Bidan Desa. Poskesdes tersebut menyediakan layanan kesehatan, antara lain Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, pemeriksaan kehamilan serta konseling bayi, remaja dan wanita. Untuk perawatan yang lebih intensif, pasien akan dirujuk ke puskesmas kecamatan hingga ke Rumah Sakit yang ada di Kota Palembang. Masyarakat masih sangat sedikit yang memiliki BPJS, sebagian besar mereka memiliki KIS, KJP dan KIP yang dibagikan pemerintah awal tahun 20174. Berikut rincian Prasarana kesehatan yang ada di Poskesdes desa Timbul Jaya :

Tabel 5.21. Prasarana Kesehatan Poskesdes Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Lemari 1 Baik

4 Hasil wawancara dengan Bidan PTT desa Timbul Jaya, tanggal 15 November 2017.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

89

Dari data diatas, diketahui jumlah sarana kesehatan paling

banyak berada di dusun II yang terdiri dari Poskesdes, Posyandu dan Pustu, sedangkan di dusun I, dusun III dan dusun IV hanya memiliki Posyandu. Rincian sarana dan prasarana kesehatan yang ada di desa Timbul Jaya dapat dijelaskan sebagai berikut :

A. POSKESDES

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) desa Timbul Jaya merupakan bangunan permanen yang sekaligus menjadi rumah dinas Bidan Desa. Poskesdes tersebut menyediakan layanan kesehatan, antara lain Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, pemeriksaan kehamilan serta konseling bayi, remaja dan wanita. Untuk perawatan yang lebih intensif, pasien akan dirujuk ke puskesmas kecamatan hingga ke Rumah Sakit yang ada di Kota Palembang. Masyarakat masih sangat sedikit yang memiliki BPJS, sebagian besar mereka memiliki KIS, KJP dan KIP yang dibagikan pemerintah awal tahun 20174. Berikut rincian Prasarana kesehatan yang ada di Poskesdes desa Timbul Jaya :

Tabel 5.21. Prasarana Kesehatan Poskesdes Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Lemari 1 Baik

4 Hasil wawancara dengan Bidan PTT desa Timbul Jaya, tanggal 15 November 2017.

DESA TIMBUL JAYA

90

2 Ranjang 1 Baik

3 Alat Medis - Baik

4 Obat-obatan - Baik

5 Kursi Rotan 3 Baik

6 Meja 1 Baik

7 Etalase 1 Baik

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 15

November 2017

Berdasarkan pengakuan Ibu Desi selaku Bidan PTT desa Timbul Jaya bahwa semua prasarana kesehatan yang ada di Poskesdes merupakan milik pribadi, tidak ada prasarana inventaris yang diberikan pemerintah kecuali hanya sarana bangunan Poskesdes. Semua prasarana yang ada masih terawat bersih dan dalam kondisi baik. Lemari berdiri kokoh dengan pintu dan kunci yang masih berfungsi, 1 unit ranjang berukuran 1x2 meter berbahan kayu dan kasur randu yang diberi sprei. 3 unit kursi rotan dan 1 meja untuk tamu/pasien

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

91

yang datang dan 1 unit etalase tempat menyimpan obat-obatan.

B. PUSTU

Puskesmas Pembantu (Pustu) desa Timbul Jaya

merupakan bangunan permanen yang sekaligus menjadi rumah dinas perawat. Saat tim pemetaan datang, keadaan Pustu sedang kosong karena perawatnya sedang pulang ke Kota Palembang.

C. POSYANDU

Pos Pelayanan Keluarga Berencana - Kesehatan

Terpadu (Posyandu) desa Timbul Jaya memiliki 4 bangunan yang tersebar di 4 dusun. Masing-masing posyandu tersebut bernama Posyandu Cakra Buana di dusun I yang merupakan bangunan permanen, Posyandu Citra Biru di dusun II yang masih bangunan semi permanen, Posyandu Genta Buana di dusun III yang sudah bangunan permanen dan Posyandu Cahaya Kenten di dusun IV yang sudah bangunan permanen. Dari jumlah posyandu tersebut, hanya Posyandu Cahaya Kenten yang masih belum dioperasikan karena baru selesai dibangun dan belum terdaftar di Dinas Kesehatan. Jadwal posyandu dilaksanakan pada tanggal 11 setiap bulannya oleh tiga orang tenaga kesehatan, yaitu satu orang bidan desa dan dua orang TKS Puskesmas Tirtaharja. Kegiatan posyandu meliputi imunisasi dan penimbangan berat badan balita. Berikut rincian sarana kesehatan yang ada di posyandu desa Timbul Jaya :

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

91

yang datang dan 1 unit etalase tempat menyimpan obat-obatan.

B. PUSTU

Puskesmas Pembantu (Pustu) desa Timbul Jaya

merupakan bangunan permanen yang sekaligus menjadi rumah dinas perawat. Saat tim pemetaan datang, keadaan Pustu sedang kosong karena perawatnya sedang pulang ke Kota Palembang.

C. POSYANDU

Pos Pelayanan Keluarga Berencana - Kesehatan

Terpadu (Posyandu) desa Timbul Jaya memiliki 4 bangunan yang tersebar di 4 dusun. Masing-masing posyandu tersebut bernama Posyandu Cakra Buana di dusun I yang merupakan bangunan permanen, Posyandu Citra Biru di dusun II yang masih bangunan semi permanen, Posyandu Genta Buana di dusun III yang sudah bangunan permanen dan Posyandu Cahaya Kenten di dusun IV yang sudah bangunan permanen. Dari jumlah posyandu tersebut, hanya Posyandu Cahaya Kenten yang masih belum dioperasikan karena baru selesai dibangun dan belum terdaftar di Dinas Kesehatan. Jadwal posyandu dilaksanakan pada tanggal 11 setiap bulannya oleh tiga orang tenaga kesehatan, yaitu satu orang bidan desa dan dua orang TKS Puskesmas Tirtaharja. Kegiatan posyandu meliputi imunisasi dan penimbangan berat badan balita. Berikut rincian sarana kesehatan yang ada di posyandu desa Timbul Jaya :

DESA TIMBUL JAYA

92

Tabel 5.22. Sarana Kesehatan Posyandu Desa Timbul Jaya, Tahun 2017

No Jenis Jumlah Kondisi

1 Timbangan 1 Baik

2 Ranjang 1 Baik

3 Kursi Plastik - Baik

4 Meja Kayu 1 Baik

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 15

November 2017

Terdapat 1 unit timbangan yang akan dibawa pulang ke Poskesdes setelah selesai kegiatan di posyandu. Ranjang dan meja kayu kondisinya masih kokoh dan bersih serta sejumlah kursi plastik yang juga akan dibawa pulang ke kantor desa setelah selesai kegiatan posyandu.

5.2. Ketersediaan Tenaga Pendidik Dan Kesehatan

Ketersediaan tenaga pendidik desa Timbul Jaya berjumlah 57 orang yang terdiri dari 8 orang guru Kelompok Belajar (KB), 19 orang guru SD dan 30 orang guru Pondok Pesantren Al-

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

93

Khoiriyah. Sedangkan ketersediaan tenaga kesehatan berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1 orang bidan desa, 2 orang TKS dan 1 orang perawat.

5.2.1. Ketersediaan Tenaga Pendidik

Rincian tenaga pendidik pada masing-masing sekolah di desa Timbul Jaya adalah sebagai berikut :

A. Kelompok Belajar (KB) Arjuna

Tenaga pendidik Kelompok Belajar Arjuna berjumlah 8 orang, yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Adapun rincian tenaga pendidik tersebut sebagai berikut :

Tabel 5.23. Nama Tenaga Pendidik KB Arjuna Berdasarkan Jenis Kelamin, Lokasi Mengajar, Status Kerja dan Asal Domisili, Tahun 2017

No Nama JK Lokasi Mengajar

Status Asal

1 Junaidi L Blok K Kepala Sekolah

Timbul Jaya

2 Asri Setya Ningsih

P Blok Y Honor Timbul Jaya

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

93

Khoiriyah. Sedangkan ketersediaan tenaga kesehatan berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1 orang bidan desa, 2 orang TKS dan 1 orang perawat.

5.2.1. Ketersediaan Tenaga Pendidik

Rincian tenaga pendidik pada masing-masing sekolah di desa Timbul Jaya adalah sebagai berikut :

A. Kelompok Belajar (KB) Arjuna

Tenaga pendidik Kelompok Belajar Arjuna berjumlah 8 orang, yang terdiri dari 1 orang laki-laki dan 7 orang perempuan. Adapun rincian tenaga pendidik tersebut sebagai berikut :

Tabel 5.23. Nama Tenaga Pendidik KB Arjuna Berdasarkan Jenis Kelamin, Lokasi Mengajar, Status Kerja dan Asal Domisili, Tahun 2017

No Nama JK Lokasi Mengajar

Status Asal

1 Junaidi L Blok K Kepala Sekolah

Timbul Jaya

2 Asri Setya Ningsih

P Blok Y Honor Timbul Jaya

DESA TIMBUL JAYA

94

3 Sri Lestari P Blok K Honor Timbul Jaya

4 Siti Nurdiana

P - Ketua Yayasan Timbul Jaya

5 Siti Insiyah P Blok K Honor Timbul Jaya

6 Lia Sarinah

P Blok K Honor Timbul Jaya

7 Lena Susanti

P Blok K Honor Timbul Jaya

8 Anis Marsela

P Blok Y Honor Timbul Jaya

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18 November 2017

Semua tenaga pendidik KB Arjuna berasal dari desa Timbul Jaya, terdiri dari 1 orang ketua yayasan, 1 orang kepala sekolah dan 6 orang guru yang tersebar pada 2 lokasi pengajaran, yaitu 5 orang mengajar di Dusun II (Blok K) dan 2 orang mengajar di Dusun I (Blok Y). Semua tenaga pendidik ini berstatus honor. Jumlah tenaga pendidik KB Arjuna berdasarkan umur, dapat dilihat pada tabel 5.24 sebagai berikut :

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

95

Tabel 5.24. Komposisi Tenaga Pendidik KB Arjuna Berdasarkan Umur, Tahun 2017

Umur Jumlah

< 30 Tahun 6

31-35 Tahun

36-40 Tahun 1

41-45 Tahun

46-50 Tahun 1

51-55 Tahun

> 55 Tahun

Total 8

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18 November

2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

95

Tabel 5.24. Komposisi Tenaga Pendidik KB Arjuna Berdasarkan Umur, Tahun 2017

Umur Jumlah

< 30 Tahun 6

31-35 Tahun

36-40 Tahun 1

41-45 Tahun

46-50 Tahun 1

51-55 Tahun

> 55 Tahun

Total 8

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18 November

2017

DESA TIMBUL JAYA

96

Tenaga pendidik di KB Arjuna umumnya kurang dari 30 tahun, relatif masih muda, sisanya masing-masing 1 orang antara 36-40 tahun dan diatas 55 tahun.

B. SDN 21 Muara Sugihan

Tenaga pendidik SDN 21 Muara Sugihan berjumlah 11 orang, yang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Dari jumlah tersebut, 7 orang berstatus PNS dan 4 orang berstatus honor. Tenaga pendidik ini berasal dari berbagai daerah, antara lain 6 orang berasal dari desa Timbul Jaya, 1 orang dari desa Jalur Mulya, 1 orang dari desa Daya Makmur, 1 orang dari Kecamatan Mariana, 1 orang dari desa Argo Mulyo dan 1 orang lagi dari desa Cendana. Berikut Tabel 5.25, rincian tenaga pendidik SDN 21 Muara Sugihan :

Tabel 5.25. Nama Tenaga Pendidik SDN 21 Muara Sugihan Berdasarkan Jenis Kelamin, Jabatan, Status Kerja dan Asal Domisili, Tahun 2017

No Nama JK Jabatan Status Asal

1 Pramono L Kepsek PNS Ds.Jalur Mulya

2 A.Sarbandi L Operator PNS Ds. Daya

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

97

Makmur

3 Ikhwan L Guru PNS Ds. Timbul Jaya

4 Siti Nurdiana P Guru Honor Ds. Timbul Jaya

5 Nani Mariana Ulfah

P Guru Honor Ds. Timbul Jaya

6 Halimatussa’diyah

P Guru PNS Ds. Timbul Jaya

7 Cecep L Guru PNS Kec. Mariana

8 Murtini P Guru Honor Ds. Timbul Jaya

9 Sumali L Guru PNS Ds. Argo Mulyo

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

97

Makmur

3 Ikhwan L Guru PNS Ds. Timbul Jaya

4 Siti Nurdiana P Guru Honor Ds. Timbul Jaya

5 Nani Mariana Ulfah

P Guru Honor Ds. Timbul Jaya

6 Halimatussa’diyah

P Guru PNS Ds. Timbul Jaya

7 Cecep L Guru PNS Kec. Mariana

8 Murtini P Guru Honor Ds. Timbul Jaya

9 Sumali L Guru PNS Ds. Argo Mulyo

DESA TIMBUL JAYA

98

10 Karsum L Guru PNS Ds. Cendana

11 Zuliyah Istaril Jannah

P Guru Honor Ds. Timbul Jaya

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 16 November 2017

Jumlah tenaga pendidik SDN 21 Muara Sugihan berdasarkan umur, dapat dilihat pada tabel 5.26 sebagai berikut :

Tabel 5.26. Komposisi Tenaga Pendidik SDN 21 Muara Sugihan Berdasarkan Umur, Tahun 2017

Umur Jumlah

< 30 Tahun 1

31-35 Tahun 2

36-40 Tahun 2

41-45 Tahun 1

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

99

46-50 Tahun 2

51-55 Tahun 3

> 55 Tahun -

Total 11

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada

tanggal 16 November 2017

Tenaga pendidik yang berumur dibawah 30 tahun berjumlah 1 orang, sedangkan yang berumur antara 31-35 tahun berjumlah 2 orang. Tenaga pendidik yang berumur antara 36-40 tahun berjumlah 2 orang, yang berumur antara 41-45 tahun berjumlah 1 orang, yang berumur antara 46-50 tahun berjumlah 2 orang dan yang berumur antara 51-55 tahun berjumlah 3 orang.

Jika dibandingkan jumlah tenaga pendidik SDN 21 Muara Sugihan yang berjumlah 11 orang dengan rombongan belajar (rombel) yang berjumlah 6 rombel, maka dapat disimpulkan bahwa sekolah ini kelebihan 2 orang tenaga pendidik. Karena idealnya sekolah ini membutuhkan 6 orang guru kelas, 1 orang kepala sekolah, 1 orang guru pendidikan agama dan 1 orang guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

99

46-50 Tahun 2

51-55 Tahun 3

> 55 Tahun -

Total 11

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada

tanggal 16 November 2017

Tenaga pendidik yang berumur dibawah 30 tahun berjumlah 1 orang, sedangkan yang berumur antara 31-35 tahun berjumlah 2 orang. Tenaga pendidik yang berumur antara 36-40 tahun berjumlah 2 orang, yang berumur antara 41-45 tahun berjumlah 1 orang, yang berumur antara 46-50 tahun berjumlah 2 orang dan yang berumur antara 51-55 tahun berjumlah 3 orang.

Jika dibandingkan jumlah tenaga pendidik SDN 21 Muara Sugihan yang berjumlah 11 orang dengan rombongan belajar (rombel) yang berjumlah 6 rombel, maka dapat disimpulkan bahwa sekolah ini kelebihan 2 orang tenaga pendidik. Karena idealnya sekolah ini membutuhkan 6 orang guru kelas, 1 orang kepala sekolah, 1 orang guru pendidikan agama dan 1 orang guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK)

DESA TIMBUL JAYA

100

C. SDN 17 Muara Sugihan

Tenaga pendidik SDN 17 Muara Sugihan di desa Timbul Jaya berjumlah 8 orang, yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan 5 orang perempuan. Dari jumlah tersebut, 6 orang berstatus PNS dan 2 orang berstatus honor. Tenaga pendidik ini berasal dari berbagai daerah, antara lain 2 orang berasal dari desa Timbul Jaya, 2 orang dari desa Jalur Mulya dan 4 orang dari Kota Palembang.

Berikut tabel 5.27, rincian tenaga pendidik SDN 17 Muara Sugihan lokasi pengajaran desa Timbul Jaya :

Tabel 5.27. Nama Tenaga Pendidik SDN 17 Muara Sugihan desa Timbul Jaya Berdasarkan Jenis Kelamin, Jabatan, Status Kerja dan Asal Domisili, Tahun 2017

No Nama JK Jabatan Status Asal

1 Mochlani P Kepsek PNS Desa Jalur Mulya

2 Wenry Eka Sasmita P Guru Honor Desa Timbul Jaya

3 Diah Eka Risti P Operator Honor Desa Jalur Mulya

4 Marna P Guru PNS Desa Timbul Jaya

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

101

5 Ariani Sismawati P Guru PNS Palembang

6 Muhammad Jufri L Guru PNS Palembang

7 Aruji Kartadinata L Guru PNS Palembang

8 Daryanto L Guru PNS Palembang

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 22 November 2017

Jumlah tenaga pendidik SDN 17 Muara Sugihan desa

Timbul Jaya berdasarkan umur, dapat dilihat pada tabel 5.28 sebagai berikut :

Tabel 5.28. Komposisi Tenaga Pendidik SDN 17 Muara Sugihan Berdasarkan Umur, Tahun 2017

Umur Jumlah

< 30 Tahun 0

31-35 Tahun 3

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

101

5 Ariani Sismawati P Guru PNS Palembang

6 Muhammad Jufri L Guru PNS Palembang

7 Aruji Kartadinata L Guru PNS Palembang

8 Daryanto L Guru PNS Palembang

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 22 November 2017

Jumlah tenaga pendidik SDN 17 Muara Sugihan desa

Timbul Jaya berdasarkan umur, dapat dilihat pada tabel 5.28 sebagai berikut :

Tabel 5.28. Komposisi Tenaga Pendidik SDN 17 Muara Sugihan Berdasarkan Umur, Tahun 2017

Umur Jumlah

< 30 Tahun 0

31-35 Tahun 3

DESA TIMBUL JAYA

102

36-40 Tahun 2

41-45 Tahun 0

46-50 Tahun 1

51-55 Tahun 1

> 55 Tahun 1

Total 8

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada

tanggal 22 November 2017

Tenaga pendidik yang berumur antara 31-35 tahun berjumlah 3 orang, yang berumur antara 36-40 tahun berjumlah 2 orang, yang berumur antara 46-50 tahun berjumlah 1 orang, yang berumur antara 51-55 tahun berjumlah 1 orang dan yang berumur diatas 55 tahun berjumlah 1 orang. Jika dibandingkan jumlah tenaga pendidik SDN 17 Muara Sugihan desa Timbul Jaya yang berjumlah 8 orang dengan total rombongan belajar (rombel) yang berjumlah 6 rombel, maka dapat disimpulkan bahwa sekolah ini kekurangan 1 orang tenaga pendidik. Karena idealnya sekolah ini

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

103

membutuhkan 6 orang guru kelas, 1 orang kepala sekolah, 1 orang guru pendidikan agama dan 1 orang guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

D. Yayasan Pondok Pesantren Al-Khoiriyah

Tenaga pendidik Yayasan Pondok Pesantren AL-Khoiriyah berjumlah 30 orang yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Dari jumlah tersebut, 3 orang berstatus PNS dan 27 orang berstatus Guru Tetap Yayasan (GTY). Berikut tabel 5.29, rincian tenaga pendidik Yayasan Pondok Pesantren AL-Khoiriyah :

Tabel 5.29. Nama Tenaga Pendidik Yayasan Pondok Pesantren AL-Khoiriyah Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Kerja,

Tahun 2017

No Nama JK Status

1 Sya’roni L GTY

2 Sudarto. U L GTY

3 Sudarto. H L GTY

4 Sutopo L GTY

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

103

membutuhkan 6 orang guru kelas, 1 orang kepala sekolah, 1 orang guru pendidikan agama dan 1 orang guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan (PJOK).

D. Yayasan Pondok Pesantren Al-Khoiriyah

Tenaga pendidik Yayasan Pondok Pesantren AL-Khoiriyah berjumlah 30 orang yang terdiri dari 21 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Dari jumlah tersebut, 3 orang berstatus PNS dan 27 orang berstatus Guru Tetap Yayasan (GTY). Berikut tabel 5.29, rincian tenaga pendidik Yayasan Pondok Pesantren AL-Khoiriyah :

Tabel 5.29. Nama Tenaga Pendidik Yayasan Pondok Pesantren AL-Khoiriyah Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Kerja,

Tahun 2017

No Nama JK Status

1 Sya’roni L GTY

2 Sudarto. U L GTY

3 Sudarto. H L GTY

4 Sutopo L GTY

DESA TIMBUL JAYA

104

5 Syamsul L GTY

6 Abdul Haris. S. Ag L PNS

7 Abdul Ghoni L GTY

8 Ngatemi P GTY

9 M. Amirul Mukminin. S.Pd. I

L PNS

10 M. Badrut Tamam. M.Pd. I

L PNS

11 Khoirudin. S. Ag L GTY

12 Laeli Asriani M. S. Pd. I

P GTY

13 Teguh Wartono. SH.

L GTY

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

105

14 Toni. S. Pd. SD L GTY

15 Sri Rahayati. A. Ma. Pd

P GTY

16 Hasan Asmu’i. SHI, M. Si

L GTY

17 Sugiyanto. S. Pd. SD

L GTY

18 Siti Qomariyah P GTY

19 Anwar Siddiq. S. Pd

L GTY

20 Sri Wahyu Utami P GTY

21 Basuki Rakhmat. A. Ma. Pd

L GTY

22 Edi Sucipto Bawono

L GTY

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

105

14 Toni. S. Pd. SD L GTY

15 Sri Rahayati. A. Ma. Pd

P GTY

16 Hasan Asmu’i. SHI, M. Si

L GTY

17 Sugiyanto. S. Pd. SD

L GTY

18 Siti Qomariyah P GTY

19 Anwar Siddiq. S. Pd

L GTY

20 Sri Wahyu Utami P GTY

21 Basuki Rakhmat. A. Ma. Pd

L GTY

22 Edi Sucipto Bawono

L GTY

DESA TIMBUL JAYA

106

23 Mushlihati P GTY

24 Yulia Heryani. A. Md

P GTY

25 M. Budi Santoso. S. Sos

L GTY

26 Nurma Islami. S. Pd

P GTY

27 Agus Rohman. S. Sos

L GTY

28 Ikhsan. S. Pd L GTY

29 Siti Muthoharoh. S. Pd.I

P GTY

30 Abdul Haris L GTY

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18

November 2017

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

107

Jumlah tenaga pendidik Yayasan Pondok Pesantren AL-Khoiriyah berdasarkan umur, dapat dilihat pada tabel 5.30 sebagai berikut :

Tabel 5.30. Komposisi Tenaga Pendidik Yayasan Pondok Pesantren

AL-Khoiriyah Berdasarkan Umur, Tahun 2017

Umur Jumlah

< 30 Tahun 5

31-35 Tahun 6

36-40 Tahun 5

41-45 Tahun 5

46-50 Tahun 6

51-55 Tahun 2

> 55 Tahun 1

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

107

Jumlah tenaga pendidik Yayasan Pondok Pesantren AL-Khoiriyah berdasarkan umur, dapat dilihat pada tabel 5.30 sebagai berikut :

Tabel 5.30. Komposisi Tenaga Pendidik Yayasan Pondok Pesantren

AL-Khoiriyah Berdasarkan Umur, Tahun 2017

Umur Jumlah

< 30 Tahun 5

31-35 Tahun 6

36-40 Tahun 5

41-45 Tahun 5

46-50 Tahun 6

51-55 Tahun 2

> 55 Tahun 1

DESA TIMBUL JAYA

108

Total 30

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 18 November 2017

Tenaga pendidik yang berumur dibawah atau sama

dengan 30 tahun berjumlah 5 orang, sedangkan yang berumur antara 31-35 tahun berjumlah 6 orang. Tenaga pendidik yang berumur antara 36-40 tahun berjumlah 5 orang, yang berumur antara 41-45 tahun berjumlah 5 orang, yang berumur antara 46-50 tahun berjumlah 6 orang, yang berumur antara 51-55 tahun berjumlah 2 orang dan yang berumur diatas 55 tahun berjumlah 1 orang.

5.2.2. Ketersediaan Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan yang ada di desa Timbul Jaya berjumlah 4 orang yang terdiri dari 1 orang Bidan desa PTT, 2 orang TKS Puskesmas Tirtaharja dan 1 orang perawat PNS. Adapun rincian tenaga kesehatan tersebut sebagai berikut :

Tabel 5.31. Nama Tenaga Kesehatan Desa Timbul Jaya Berdasarkan Jenis Kelamin, Status Kerja dan Asal Domisili, Tahun 2017

No Nama JK Status Asal

1 Desi Intan Permata

Sari P Bidan Desa PTT Palembang

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

109

2 Siti Aminah P TKS Puskesmas

Tirtaharja Timbul Jaya

3 Windy P TKS Puskesmas

Tirtaharja Timbul Jaya

4 Dewi P Perawat PNS Palembang

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 15 November

2017

Semua tenaga kesehatan di desa Timbul Jaya berjenis kelamin perempuan. Bidan Desa PTT berasal dari Kota Palembang yang bekerja di Poskesdes dan Posyandu dengan dibantu 2 orang dari TKS Puskesmas Tirtaharja yang keduanya berasal dari desa Timbul Jaya. Sedangkan Perawat PNS berasal dari Kota Palembang yang bekerja di Pustu.

Selain tenaga kesehatan diatas, di desa Timbul Jaya juga terdapat 2 orang perempuan yang berprofesi sebagai dukun bayi. 2 orang ini berasal dari desa Timbul Jaya yang bernama Nuning dan Rustini.

5.3. Tingkat Partisipasi Pendidikan Warga

Salah satu faktor yang berpengaruh pada tingkat partisipasi pendidikan masyarakat suatu daerah adalah keberadaan sarana dan prasarana pendidikan. Di desa Timbul Jaya terdapat 1 unit Kelombok Belajar (KB), 2 unit Sekolah Dasar dan berdiri pula Yayasan Pondok Pesantren AL-Khoiriyah yang melaksanakan

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

109

2 Siti Aminah P TKS Puskesmas

Tirtaharja Timbul Jaya

3 Windy P TKS Puskesmas

Tirtaharja Timbul Jaya

4 Dewi P Perawat PNS Palembang

Sumber : Hasil Survey Tim Lapangan pada tanggal 15 November

2017

Semua tenaga kesehatan di desa Timbul Jaya berjenis kelamin perempuan. Bidan Desa PTT berasal dari Kota Palembang yang bekerja di Poskesdes dan Posyandu dengan dibantu 2 orang dari TKS Puskesmas Tirtaharja yang keduanya berasal dari desa Timbul Jaya. Sedangkan Perawat PNS berasal dari Kota Palembang yang bekerja di Pustu.

Selain tenaga kesehatan diatas, di desa Timbul Jaya juga terdapat 2 orang perempuan yang berprofesi sebagai dukun bayi. 2 orang ini berasal dari desa Timbul Jaya yang bernama Nuning dan Rustini.

5.3. Tingkat Partisipasi Pendidikan Warga

Salah satu faktor yang berpengaruh pada tingkat partisipasi pendidikan masyarakat suatu daerah adalah keberadaan sarana dan prasarana pendidikan. Di desa Timbul Jaya terdapat 1 unit Kelombok Belajar (KB), 2 unit Sekolah Dasar dan berdiri pula Yayasan Pondok Pesantren AL-Khoiriyah yang melaksanakan

DESA TIMBUL JAYA

110

kegiatan pengajaran dari jenjang Raudatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS) hingga Madrasah Aliyah (MA).

Para orang tua di desa Timbul Jaya sudah sangat baik dalam memberikan perhatian terhadap pendidikan anaknya. Jika melihat data jumlah penduduk berdasarkan usia sekolah pada bab sebelumnya, dapat dilihat bahwa jumlah anak-anak yang masuk usia sekolah telah mendapatkan pendidikan sesuai dengan jenjangnya. Dengan kata lain, tidak ada anak-anak yang tidak bersekolah. Hal ini tentunya dapat menjadi parameter bahwa tingkat partisipasi warga sangat tinggi dalam hal pendidikan.

5.4. Kesiapan Fasilitas Kesehatan Menghadapi Kebakaran Gambut

Sampai dengan saat ini di desa Timbul Jaya belum ada

posko ataupun fasilitas khusus untuk menghadapi bencana kebakaran. Adapun bencana asap yang pernah terjadi pada tahun 2015 lalu tidak berdampak signifikan bagi masyarakat desa. Masyarakat tetap tinggal di rumah dan bekerja ke ladang seperti biasanya. Tidak ada korban jiwa akibat bencana asap tersebut, hanya beberapa anak-anak yang menderita batuk dan pilek yang masih bisa ditangani bidan desa.

Menurut ibu Desi selaku bidan desa timbul jaya, jumlah anak yang menjadi korban asap tersebut berkisar belasan orang, namun untuk jumlah pastinya sudah lupa. Sedangkan untuk orang dewasa dan ibu hamil tidak ada yang menjadi korban. Namun jika dibutuhkan, bagi masyarakat yang sakit akibat pernafasan terganggu akan ditangani di poskesdes hingga dirujuk ke puskesmas kecamatan atau langsung ke rumah sakit di kota Palembang.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

Badan Restorasi Gambut

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

Badan Restorasi Gambut

DESA TIMBUL JAYA

111

BAB VI KESEJARAHAN DAN KEBUDAYAAN MASYARAKAT

6.1. Sejarah Desa

Desa Timbul Jaya dulunya bernama Unit Pemukiman Transmigrasi Satu (UPT 1) binaan Departemen Transmigrasi pada tahun 1981. Masyarakat awal yang didatangkan semuanya berasal dari Pulau Jawa, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Program transmigrasi dilakukan saat itu dengan alasan pemerataan penduduk karena padatnya jumlah penduduk di pulau jawa.

Sebelum penduduk transmigran datang, dahulunya wilayah desa Timbul Jaya merupakan bagian hutan rawa yang selalu tergenang air akibat pengaruh pasang surut air laut. Wilayah ini dibatasi oleh dua muara sungai, yaitu muara Sungai Saleh di sebelah barat dan muara Sungai Sugihan di sebelah timur. Oleh Pemerintah, dibangunlah beberapa saluran yang menghubungkan kedua muara tersebut sebagai akses transportasi air. Saluran buatan inilah sekarang dikenal dengan istilah “Jalur”, yang menjadi cikal-bakal penduduk transmigran disini disebut dengan istilah penduduk jalur.

Ada delapan jalur buatan yang dibangun diantara dua muara sungai ini, dengan jarak antar jalurnya adalah 4 Km, dinamakan jalur 13 hingga jalur 20. Penduduk transmigran dibagi wilayah penempatannya berdasarkan blok-blok pada jalur buatan tersebut. Wilayah desa Timbul Jaya sendiri berada di jalur 13, Blok K dan Blok Y.

Badan Restorasi Gambut

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

112

Lanjutan…

Pertama kali mereka datang ke wilayah ini, keadaannya masih

dalam bentuk hutan. Pohon-pohon besar masih banyak berdiri

tegak di kiri kanan jalan poros. Jalan poros saat itu masih berupa

susunan balok kayu yang diletakkan langsung diatas tanah

gambut dan disusun disepanjang jalan, dari rumah ke rumah.

Jalan ini hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki karena tanahnya

lembut dan bergoyang sehingga perlu kehati-hatian dalam

melangkah.

Dulu rumah-rumah disini adalah rumah jenis panggung, yaitu

rumah bertiang pemberian pemerintah kala itu. Dindingnya

terbuat dari papan, atapnya terbuat dari seng. Saat matahari

terik, kepanasan sudah hal biasa karena listrik belum masuk. Saat

hujan turun, berisiknya sudah lumrah. Hujan merupakan

anugerah Tuhan yang disyukuri, karena air hujan itulah yang

Kotak 1

Pada zaman dulu…

Berikut sekelumit kisah yang diceritakan “pioneer”

desa Timbul Jaya, yakni mereka yang pertama kali

datang ke wilayah ini, merintis dan bertahan hidup

di tanah transmigran.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

112

Lanjutan…

Pertama kali mereka datang ke wilayah ini, keadaannya masih

dalam bentuk hutan. Pohon-pohon besar masih banyak berdiri

tegak di kiri kanan jalan poros. Jalan poros saat itu masih berupa

susunan balok kayu yang diletakkan langsung diatas tanah

gambut dan disusun disepanjang jalan, dari rumah ke rumah.

Jalan ini hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki karena tanahnya

lembut dan bergoyang sehingga perlu kehati-hatian dalam

melangkah.

Dulu rumah-rumah disini adalah rumah jenis panggung, yaitu

rumah bertiang pemberian pemerintah kala itu. Dindingnya

terbuat dari papan, atapnya terbuat dari seng. Saat matahari

terik, kepanasan sudah hal biasa karena listrik belum masuk. Saat

hujan turun, berisiknya sudah lumrah. Hujan merupakan

anugerah Tuhan yang disyukuri, karena air hujan itulah yang

Kotak 1

Pada zaman dulu…

Berikut sekelumit kisah yang diceritakan “pioneer”

desa Timbul Jaya, yakni mereka yang pertama kali

datang ke wilayah ini, merintis dan bertahan hidup

di tanah transmigran.

DESA TIMBUL JAYA

113

mereka tampung untuk keperluan minum dan memasak, karena

air di wilayah ini rasanya asam dan berwarna seperti air teh. Jika

hujan tidak turun, mau tak mau mereka tetap harus

mengkonsumsi air gambut tersebut.

Masing–masing kepala keluarga saat itu mendapatkan lahan

untuk pertanian seluas 2 Ha. Namun lahan yang diberikan belum

siap pakai karena masih berupa lahan gambut dengan ketebalan

sekitar 3 meter. Masyarakat bergotong royong membuka lahan

tersebut dengan tenaga dan peralatan seadanya. Butuh waktu

lama memang, namun sedikit demi sedikit lahan mulai terbuka

dan sudah bisa bertanam padi dan jagung. Selama masa belum

produktif tersebut, masyarakat mendapat bantuan logistik

makanan dari pemerintah, mulai dari beras, ikan, minyak goreng

dan bahan makanan lainnya.

Selama masa tanam tersebut, masalah lain yang harus dihadapi

adalah serangan hama, seperti babi hutan, gajah, tikus dan

belalang. Pernah gajah datang berkelompok menghancurkan

lahan disini, sehingga untuk mencegah hal tersebut datang lagi,

masyarakat harus berjaga berkelompok setiap waktu.

Dengan masalah kondisi yang banyak dihadapi saat itu, tidak

sedikit warga yang memilih pulang ke kampung halamannya,

terlebih warga yang berada di Blok Y sehingga dapat dilihat

sekarang jumlah penduduk di Blok Y sedikit.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

114

Berikut kronologi sejarah terbentuknya desa Timbul Jaya dan kejadian-kejadian penting yang terjadi secara umum, antara lain sebagai berikut :

Pada tahun 1981, masyarakat mulai datang ke UPT 1 melalui program transmigrasi. Masing–masing kepala keluarga mendapat bagian lahan seluas 2,25 Ha yang terbagi menjadi 0.25 Ha untuk lahan permukiman dan 2 Ha lahan pertanian. Saat itu wilayah UPT 1 terdiri atas 2 dusun, setelah satu minggu barulah bertambah 1 dusun lagi sehingga totalnya menjadi 3 dusun.

Pada tahun 1981-1983 masyarakat mulai menanam padi di lahan permukiman. Lahan pertanian belum bisa dimanfaatkan secara maksimal karena kondisinya yang masih berupa hutan rawa dengan ketebalan gambut mencapai 3 meter.

Pada tahun 1983, desa Timbul Jaya menjadi desa definitif dengan kepala desa pertama dijabat oleh Bapak Sukiran. Saat itu secara administratif wilayah ini termasuk dalam Kecamatan Pembantu Muara Padang yang menginduk ke Kecamatan Banyuasin 1 dengan ibu kota Mariana, Kabupaten Musi Banyuasin.

Pada tahun 1985 sampai dengan 1987, masyarakat bergotong royong membuka lahan di blok K dan blok Y dengan tenaga dan peralatan seadanya. Sedikit demi sedikit lahan gambut mulai dibuka dan mulai ditanami padi dan jagung.

Pada tahun 1987 terjadi kemarau panjang yang menyebabkan terjadinya kebakaran besar di Blok Y. Mengakibatkan tegakan hutan dan ekosistem gambut menjadi rusak.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

114

Berikut kronologi sejarah terbentuknya desa Timbul Jaya dan kejadian-kejadian penting yang terjadi secara umum, antara lain sebagai berikut :

Pada tahun 1981, masyarakat mulai datang ke UPT 1 melalui program transmigrasi. Masing–masing kepala keluarga mendapat bagian lahan seluas 2,25 Ha yang terbagi menjadi 0.25 Ha untuk lahan permukiman dan 2 Ha lahan pertanian. Saat itu wilayah UPT 1 terdiri atas 2 dusun, setelah satu minggu barulah bertambah 1 dusun lagi sehingga totalnya menjadi 3 dusun.

Pada tahun 1981-1983 masyarakat mulai menanam padi di lahan permukiman. Lahan pertanian belum bisa dimanfaatkan secara maksimal karena kondisinya yang masih berupa hutan rawa dengan ketebalan gambut mencapai 3 meter.

Pada tahun 1983, desa Timbul Jaya menjadi desa definitif dengan kepala desa pertama dijabat oleh Bapak Sukiran. Saat itu secara administratif wilayah ini termasuk dalam Kecamatan Pembantu Muara Padang yang menginduk ke Kecamatan Banyuasin 1 dengan ibu kota Mariana, Kabupaten Musi Banyuasin.

Pada tahun 1985 sampai dengan 1987, masyarakat bergotong royong membuka lahan di blok K dan blok Y dengan tenaga dan peralatan seadanya. Sedikit demi sedikit lahan gambut mulai dibuka dan mulai ditanami padi dan jagung.

Pada tahun 1987 terjadi kemarau panjang yang menyebabkan terjadinya kebakaran besar di Blok Y. Mengakibatkan tegakan hutan dan ekosistem gambut menjadi rusak.

DESA TIMBUL JAYA

115

Pada tahun 1991, dilakukan pemilihan kepala desa. Kepala desa lama yaitu Bapak Sukiran digantikan dengan kepala desa baru, Bapak Wagiran.

Pada tahun 1992 kembali terjadi kebakaran akibat kemarau panjang. Mengakibatkan pohon-pohon di hutan banyak yang mati dan ekosistem gambut semakin menipis. Pada tahun ini juga terjadi pemilihan kepala desa baru dengan kepala desa terpilih Bapak Junaidi.

Pada tahun 1995, seluruh tanah dan lahan wilayah Eks-Transmigrasi sudah memiliki Sertifikat Hak Milik.

Pada tahun 1997 dan 1999, terjadi kemarau panjang yang menyebabkan terjadinya kebakaran besar. Mengakibatkan tegakan hutan menjadi musnah dan berubah menjadi semak belukar dengan dominasi tanaman pakis.

Pada tahun 2001, kembali diadakan pemilihan kepala desa dengan kepala desa terpilih yaitu Bapak Sukadi.

Pada tahun 2001-2002, terjadi pemekaran wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, yang dibentuk berdasarkan UU No. 6 Tahun 2002. Saat itu pula desa Timbul Jaya secara administratif termasuk dalam wilayah Kabupaten Banyuasin, Kecamatan Muara Padang.

Pada tahun 2006, Bapak Sukadi mundur dari jabatannya sebagai kepala desa sehingga kepala desa sementara digantikan oleh PJS Bapak Ilham.

Pada Tahun 2007-2008 terjadi pemekaran wilayah Kecamatan Muara Padang dan desa Timbul Jaya secara administratif termasuk dalam wilayah kecamatan baru, yaitu Kecamatan Muara Sugihan.

Pada tahun 2008, diadakan pemilihan kepala desa dan PJS Bapak Ilham resmi diganti dengan kepala desa terpilih yaitu Bapak Senawi. Selama 2 periode dari tahun 2008 hingga tahun 2017 ini Bapak Senawi masih menjabat sebagai kepala desa Timbul Jaya.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

116

Pada tahun 2014, terjadi pemekaran wilayah desa Muara Padang (Kecamatan Muara Padang) dimana bagian dusunnya yaitu dusun cahaya kenten secara administratif masuk dalam bagian desa Timbul Jaya yang kemudian bernama dusun IV Cahaya Kenten, sehingga total jumlah dusun di desa Timbul Jaya hingga saat ini menjadi 4 dusun.

Pada tahun 2015, listrik PLN mulai masuk ke desa Timbul Jaya. Namun hanya pada dusun I, II dan III saja. Sedangkan Dusun IV Cahaya Kenten hanya mendapat bantuan panel solar yang masih digunakan hingga sekarang.

6.2. Etnis

Terdapat dua etnis yang menetap di desa Timbul Jaya, yaitu etnis Jawa yang merupakan penduduk transmigran di dusun I, II dan III serta etnis Pegagan yang merupakan penduduk pendatang. Etnis Pegagan sebagian besar berada di Dusun IV Cahaya Kenten.

6.3. Bahasa

Terdapat dua bahasa yang digunakan penduduk desa Timbul Jaya dalam percakapan sehari-hari. Yaitu bahasa Jawa, banyak digunakan di dusun I, dusun II dan dusun III yang mayoritas penduduk transmigran asal pulau jawa serta bahasa Pegagan yang banyak digunakan di dusun IV karena mayoritas penduduknya berasal dari Batun Lingkis, Ogan Komering Ilir. Bahasa Indonesia sendiri akan digunakan ketika antar dua etnis tersebut saling berbicara dan ketika dalam pertemuan ataupun acara-acara yang bersifat formal.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

116

Pada tahun 2014, terjadi pemekaran wilayah desa Muara Padang (Kecamatan Muara Padang) dimana bagian dusunnya yaitu dusun cahaya kenten secara administratif masuk dalam bagian desa Timbul Jaya yang kemudian bernama dusun IV Cahaya Kenten, sehingga total jumlah dusun di desa Timbul Jaya hingga saat ini menjadi 4 dusun.

Pada tahun 2015, listrik PLN mulai masuk ke desa Timbul Jaya. Namun hanya pada dusun I, II dan III saja. Sedangkan Dusun IV Cahaya Kenten hanya mendapat bantuan panel solar yang masih digunakan hingga sekarang.

6.2. Etnis

Terdapat dua etnis yang menetap di desa Timbul Jaya, yaitu etnis Jawa yang merupakan penduduk transmigran di dusun I, II dan III serta etnis Pegagan yang merupakan penduduk pendatang. Etnis Pegagan sebagian besar berada di Dusun IV Cahaya Kenten.

6.3. Bahasa

Terdapat dua bahasa yang digunakan penduduk desa Timbul Jaya dalam percakapan sehari-hari. Yaitu bahasa Jawa, banyak digunakan di dusun I, dusun II dan dusun III yang mayoritas penduduk transmigran asal pulau jawa serta bahasa Pegagan yang banyak digunakan di dusun IV karena mayoritas penduduknya berasal dari Batun Lingkis, Ogan Komering Ilir. Bahasa Indonesia sendiri akan digunakan ketika antar dua etnis tersebut saling berbicara dan ketika dalam pertemuan ataupun acara-acara yang bersifat formal.

DESA TIMBUL JAYA

117

6.4. Religi

Terdapat dua agama yang dianut penduduk desa Timbul Jaya, yaitu agama Islam dan agama Kristen Protestan. Agama Islam merupakan agama mayoritas dengan persentase total mencapai 97,5% dari jumlah penduduk, sedangkan agama Kristen Protestan mencapai 2,5% dari jumlah penduduk.

6.5. Kesenian

Dahulunya desa Timbul Jaya memiliki beberapa kesenian, antara lain Wayang Orang, Wayang Kulit, Ludruk, Jaranan, Ketoprak dan Kuda lumping. Namun sekarang kesenian–kesenian tersebut sudah hampir jarang dilakukan karena tidak ada lagi pelaku kesenian yang tinggal dan menetap di desa dan juga tidak ada generasi penerus yang mewarisinya. Adapun bentuk kesenian yang masih ada sekarang, yaitu Qasidah dan Rebana.

6.6. Kearifan dan Pengetahuan Lokal

Kearifan dan pengetahuan lokal yang ada di desa timbul jaya antara lain sebagai berikut :

1. Surahan, yaitu sedekahan dan juga syukuran sebelum melakukan penyemaian padi.

2. Pembakaran secara gotong royong untuk membersihkan rumput sebelum dilakukan penanaman padi. Adapun rumput tersebut diracun terlebih dahulu sebelum dilakukan pembakaran.

3. Lek-lek’an, merupakan kegiatan begadang masyarakat sambil bermain gaple saat ada acara persiapan pernikahan.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

118

Di sebelah Utara desa Timbul Jaya, terdapat galian tanggul penahan banjir yang sekaligus menjadi batas wilayah dengan desa Gilirang. Tanggul ini disebut masyarakat dengan nama “Kolektor”. Di dalam kolektor banyak terdapat benih ikan yang sengaja disebar oleh masyarakat. Siapapun yang hendak mengambil ikan disini untuk dikonsumsi sendiri dipersilahkan saja, namun cukup seperlunya dan dilarang meracuni atau menggunakan setrum agar ikan-ikan yang kecil tidak ikut mati.

DESA PEDULI GAMBUT - SUMATRA SELATAN

118

Di sebelah Utara desa Timbul Jaya, terdapat galian tanggul penahan banjir yang sekaligus menjadi batas wilayah dengan desa Gilirang. Tanggul ini disebut masyarakat dengan nama “Kolektor”. Di dalam kolektor banyak terdapat benih ikan yang sengaja disebar oleh masyarakat. Siapapun yang hendak mengambil ikan disini untuk dikonsumsi sendiri dipersilahkan saja, namun cukup seperlunya dan dilarang meracuni atau menggunakan setrum agar ikan-ikan yang kecil tidak ikut mati.

Badan Restorasi Gambut

Gedung Sekretariat Negara,Jalan Teuku Umar No. 10-11,Menteng, Jakarta PusatT. +62 21 319 012 608

Badan Restorasi Gambut@BRG_Indonesia@BRG_IndonesiaBadan Restorasi Gambut - BRGBadan Restorasi Gambut-BRG

www.brg.go.id

“ Pulihkan Gambut, Pulihkan Kemanusiaan.”

BADAN RESTORASI GAMBUT2016 - 2020

DESA PEDULI GAMBU T

% !"#"$

%

&'()*+"(, -".

/0)

PETA JALAN RESTORASI GAMBUT INDONESIA

2016-2020

BadanRestorasiGambut