puisi keindahan alam pedesaan

9
Puisi Keindahan Alam Pedesaan Berikut adalah salah satu puisi yang menceritakan tentang keindahan alam pedesaan. Adapun judul dari salah satu contoh puisi keindahan alam ini berjudul "Desa Yang Indah". Kau adalah tempat yang indah Jauh dari keramaian kota Yang penuh dengan debu Kendaraan bermotor Tempatmu yang penuh pepohonan Membuat tempatmu selalu damai Jauh dari bencana Yang selalu melanda Kau adalah desa yang indah Penuh perbukitan dan pepohonan Kau membuat manusia sanggup Hidup di tempatmu Puisi Keindahan Alam Gunung Puisi bertema keindahan alam gunung yang akan dipublikasikan berikut ini merupakan salah satu puisi yang juga tidak kalah menarik Anda baca. Adapun judul puisi ini adalah 'Gunung Yang Telah Lama Gersang' Aku dulu dilahirkan dalam alam yang permai Dibuai dalam lindungan alam yang indah Yang selalu mengingatkan aku pada belaian pertiwi Selalu bersenandung rindu dalam dekapan alam Semua kini telah dalam pandangan Entah ke mana dan menjadi apa alam yang ku kenang dulu Bagai ditelan dalam rakusnya manusia jahanam Yang tiada belas kasihan dalam hidupnya Selalu terasa pedih di hati ini Tersayat sembilu dalam jiwa-jiwa yang kerdil Terluka dan terobek sampai ke dalam sanubari Tiada berbekas akan sakitnya hati Kemana kan kucari lagi Indahnya alam yang telah melahirkanku Kemana aku mengadu untuk kembalinya alam permaiku Semua telah gersang tanpa kendali dan manusia tinggal menuai bencana Kutunggu manusia-manusia baru untuk berkarya Tiada akal yang bisa menggapai Entah kapan akan kembali Gunung dan lembah yang kembali bersemi lagi Puisi Keindahan Alam Laut Berikut ini merupakan salah satu contoh puisi yang bercerita tentang keindahan alam laut. Adapun judul dari puisi ini adalah Keindahan Alam Laut Indonesia. Saat matahari terbit aku langsung terbangun Aku melihat pemandangan pantai begitu indah Pantai berpasir putih nan lembut Ombak berkejaran membuat orang tertarik bermain dengannya Kerang di pasir putih membuatku ingin mengambilnya

Upload: anizasuraya70978568

Post on 11-Dec-2014

280 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

Page 1: Puisi Keindahan Alam Pedesaan

Puisi Keindahan Alam PedesaanBerikut adalah salah satu puisi yang menceritakan tentang keindahan alam pedesaan. Adapun judul dari salah satu contoh puisi keindahan alam ini berjudul "Desa Yang Indah".

Kau adalah tempat yang indahJauh dari keramaian kotaYang penuh dengan debuKendaraan bermotorTempatmu yang penuh pepohonanMembuat tempatmu selalu damaiJauh dari bencanaYang selalu melandaKau adalah desa yang indahPenuh perbukitan dan pepohonanKau membuat manusia sanggupHidup di tempatmu

Puisi Keindahan Alam GunungPuisi bertema keindahan alam gunung yang akan dipublikasikan berikut ini merupakan salah satu puisi yang juga tidak kalah menarik Anda baca. Adapun judul puisi ini adalah 'Gunung Yang Telah Lama Gersang'

Aku dulu dilahirkan dalam alam yang permaiDibuai dalam lindungan alam yang indahYang selalu mengingatkan aku pada belaian pertiwiSelalu bersenandung rindu dalam dekapan alam

Semua kini telah dalam pandanganEntah ke mana dan menjadi apa alam yang ku kenang duluBagai ditelan dalam rakusnya manusia jahanamYang tiada belas kasihan dalam hidupnya

Selalu terasa pedih di hati iniTersayat sembilu dalam jiwa-jiwa yang kerdilTerluka dan terobek sampai ke dalam sanubariTiada berbekas akan sakitnya hati

Kemana kan kucari lagiIndahnya alam yang telah melahirkankuKemana aku mengadu untuk kembalinya alam permaikuSemua telah gersang tanpa kendali dan manusia tinggal menuai bencana

Kutunggu manusia-manusia baru untuk berkaryaTiada akal yang bisa menggapaiEntah kapan akan kembaliGunung dan lembah yang kembali bersemi lagi 

Puisi Keindahan Alam LautBerikut ini merupakan salah satu contoh puisi yang bercerita tentang keindahan alam laut. Adapun judul dari puisi ini adalah Keindahan Alam Laut Indonesia.

Saat matahari terbitaku langsung terbangunAku melihat pemandangan pantai begitu indahPantai berpasir putih nan lembutOmbak berkejaranmembuat orang tertarik bermain dengannyaKerang di pasir putihmembuatku ingin mengambilnya

Tapi saat iniAku melihat pantai telah rusakPasir yang putih menjadi kotorOmbak-ombak yang bersih menjadi kotorKerang yang berserakan menjadi habis diambil manusia

Siapa yang merusak semua ini?Sepertinya manusia yang sudah merusak semua iniAku yakin suatu saat nantimereka akan sadar bahwa semua yang mereka lakukan

Page 2: Puisi Keindahan Alam Pedesaan

telah merusak pantai-pantai kita semua 

Puisi Keindahan Alam IndonesiaUntuk melengkapi tulisan tentang puisi keindahan alam ini, maka berikut ini akan dipublikasikan puisi yang menceritakan tentang keindahan alam Indonesia.

Saat aku membuka mataku,ku tak percaya bahwa itu nyataAku masih berfikir, bahwa aku masih bermimpiTetapi aku sadar bahwa keindahan itu benar-benar ada di depankuSungguh indah kepulauan ini

Ribuan pulau-pulau berjajar membentuk gugusan pulau yang indahGunung-gunung berbaris dari ujung barat ke ujung timurSamudra luas membentang dengan air yang birudan berisi keindahan di bawahnya

Aku bangga menjadi anak IndonesiaAku berjanji aku akan menjagamu

KEINDAHAN ALAMPuisi Cahyaning P.

Bak gelombang jiwa di udara Laksana sinar di pagi hari Bagaikan rembulan mengarunggi samudra Seperti peri kehilangan cahaya matahari 

Meskipun langit menyinari bumiMirip bola di senja kelap 

Umpama terbang setinggi awanBagaikan bintang menghiasi malam Sinar mentari bagaikan surya. 

INDAHNYA ALAM NEGERI INI

Puisi Ronny Maharianto

Kicauan burung terdengar merdu

Menandakan adanya hari baru

Indahnya alam ini membuatku terpaku

Seperti dunia hanya untuk diriku

Kupejamkan mataku sejenak

Kurentangkan tanganku sejenak

Sejuk , tenang , senang kurasakan

Membuatku seperti melayang kegirangan        

Wahai pencipta alam

Kekagumanku sulit untuk kupendam

Dari siang hingga malam

Pesonanya tak pernah padam

Desiran angin yang berirama di pegunungan 

Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan

Begitu indah rasanya

Bak indahnya taman di surga

Keindahan alam terasa sempurna

Membuat semua orang terpana

Membuat semua orang terkesima

Tetapi, kita harus menjaganya

Agar keindahannya takkan pernah sirna

Page 3: Puisi Keindahan Alam Pedesaan

TANAH AIRKUPuisi Haris Rahmat Nugraha

Angin berdesir dipantaiBurung berkicau dengan merdu Embun pagi membasahi rumput-rumputItulah tanah airkuSawahnya menghijauGunungnya tinggi menjulangRakyat aman dan makmur

IndonesiakuTanah tumpah darahkuJaga dan rawatlah selaluDisanalah aku dilahirkan dan dibesarkanDisanalah aku menutup mataOh..... tanah airku tercintaIndonesia jaya..... 

ALAM DILEMBAH SEMESTA

Puisi Ardian.H

Angin dingin kelam berderik

Kabut putih menghapus mentari

Tegak cahyanya menusuk citra

Pahatan Gunung memecah langit

Berselimut awan beralas zamrud

Tinggi . . . Tajam . . .

Sejak waktu tidak beranjak

Di sanalah sanubari berdetak

Sunyi sepi tak beriak

Cermin ilusi di atas danau

Menikung pohon yang melambai warna

Di celah kaki-kaki menjejak karya-karyaNYA

Di manakah aku berada?

Di mana jiwa tak mengingat rumah

Di saat hidup serasa sempurna 

Sungguh jelita permadani ini

Terbarkan pesona di atas cakrawala

Tak berujung di pandang lamanya

Serasa bertualang di negeri tak bertuan ALAMPuisi Vino Tritambayong

Ku buka mata ..cahaya pagi menembus kaca jendela ..Semerbak mawar merah dan putih merekah ..Ku buka jendela ..Ku hirup udara segar ..

Melihat kabut tebal masih menyelimuti bumi ..Setetes embun membasahi daun ..Kicauan indah terdengar di telinga ..Angin berhembus halus menembus kulit

Ku lihat awan seputih melati ..Juga langit, sebiru lautan samudra ..Kini kusiap menghadapi hari yang baru ..

Page 4: Puisi Keindahan Alam Pedesaan

Dan indahnya bumi .. 

BANCANA MELANDAKU

Puisi Tanpa Nama

Lewat suara gemuruh diiringi debu bangunan yang runtuh

Tempatku nan asri terlindas habis

Rumah dan harta benda serta nyawa manusia lenyap

Kau lalap habis aku kehilangan segalanya 

Mata manusia sedunia terpengarah, menatap dan heran

Memang kejadian begitu dahsyat

Bantuan dan pertolongan mengalir

Hati manusia punya nurani

Tuhan , mengapa semua ini terjadi ?

Mungkin kami telah banyak mengingkari-Mu

Mungkin kamu terlalu bangga dengan salah dan dosa

Ya, Tuhan ampunilah kami dalam segalanyaPERMAINYA DESAKUPuisi Tanpa Nama

Sawah mulai menguningmentari menyambut datangnya pagiayam berkokok bersahutanpetani bersiap hendak ke sawah.

Padi yang hijausiap untuk dipanenpetani bersuka riaberamai – ramai memotong padi

Gemercik air sungaibegitu beningnyabagaikan zamrud khatulistiwaitulah alam desaku yang permai 

SABDA BUMI

Puisi Tanpa Nama

Bulan tampak mendung merenung bumi

Seberkas haru larut terbalut kalut dan takut

Terpaku ratap menatap jiwa-jiwa penuh rindu

Hangatkan dahaga raga yang sendu merayu

Bulan tak ingin membawa tertawa manja

Kala waktu enggan berkawan pada hari

Saat bintang bersembunyi sunyi sendiri

Terhapus awan gelap melahap habis langit

Bulan memudar cantik menarik pada jiwa ini

Hitam memang menang menyerang terang

Tetapi mekar fajar bersama mentari akan menari

Bersama untaian senandung salam alam pagi

Semog

Page 5: Puisi Keindahan Alam Pedesaan

Sajak Keindahan Yang Hilang – Shamsuddin JaafarSajak Keindahan Yang Hilang – Shamsuddin Jaafar

ISayup-sayup undan tua berlagu hibaterbang beriring di rembang petangrenik-renik mengirai bulu carikmelayang satu-satu berbaur debulesu berapungan di air lalu.

Daun-daun menghijau alangkah segarkemilau danau disinar mentarikali tenang betapa lembut mengalir ke muarakedamaian melingkar rimbalalu tumpah kasih nan jerniherat bertaut cinta kasih.

Malam hiba dadanya ungu lukapungguk tersedu pilu di atas batubulan tiada lagi mendandan wajahbintang malam pudar sinarnya.

IIOrang bicara bulan bintang di makmalpada buku, data dan komputerlalu bulan dan cakerawala bisa diterokabisa kembara di planet dan angkasa.

Undan patah sayap gugur bulunya bertaburanSuara siapa parau mendera di malam laraKali tenang tiba-tiba airnya bengis melandaKepada siapa anak-anak kota desa berhutang nyawa?

IIIBulan kini bukan menara kasih jernihbintang-bintang bukan lagi saksi sumpah kekasih.

~ Shamsuddin Jaafar

ULASAN SAJAK: KEINDAHAN YANG HILANG (SHAMSUDDIN JAAFAR)

1. MAKSUD:Rangkap 1: digambarkan burung undan tua berada dalam keadaan yang tidak bermaya kerana tubuhnya dicemari debu dan bulu-bulu carik.Rangkap 2: dilukiskan pula tentang keindahan alam semula jadi yang dapat menimbulkan kedamaian dan kasih sayang.Rangkap 3: digambarkan pula burung pungguk yang menanti kehadiran bulan dan bintang.Rangkap 4: kemajuan yang dicapai oleh sains dan teknologi, manusia kini menganalisis bulan melalui komputer, buku dan data-data yang dikumpul, sehingga manusia dapat menguasai angkasa luas dan meneroka bulan yang selama ini tidak pernah terimpikan.Rangkap 5: penyair memaparkan segala macam kesan daripada penerokaan hutan sehingga menerbitkan pelbagai pencemaran termasuk kejadian yang meragut nyawa manusia yang tidak bersalah.Rangkap 6: disimpulkan bahawa fungsi alam seperti bulan dan bintang yang asal ialah sebagai simbol kasih sayang tetapi kini telah hilang.

2.TEMA:- Kemusnahan keindahan alam semula jadi akibat daripada kemajuan sains dan teknologi.

Page 6: Puisi Keindahan Alam Pedesaan

3. PERSOALAN:a. Persoalan menekan kepada dua kesan:i. ketika alam sentiasa dapat dinikmatiii. selepas alam telah musnah. – timbul keresahan, terharu, kebimbangankerana manusia sentiasa mencari kemegahan, kekuasaan dankeagungan melalui teknologi moden.

4. MESEJ:a. alam semula jadi perlu dijaga. – keindahan tidak hilang dan musnah.b. manusia perlu mengekalkan keindahan yang sedia ada.c. jangan terlalu mengejar kemajuan teknologi tanpa mengambilkira kesan yang akan dihadapi pada masa akan datang.

5. LATAR:- awal tahun 70-an- masyarakat Malaysia mula menerima kemajuan dari pertanian ke perindusterian.- kemusnahan berlaku kerana kerakusan manusia meneroka hutan.- masyarakat yang kian moden.- manusia mula angkuh.- mereka mula memahami pelbagai fenomena.- mereka tidak menyanjung sunsur alam tapi merekamendabik dada bahawa merekalah yang telah menguasai alam sebenarnya.

6. INTUISI:Rasa kecewa dan sedih penyair terhadap kemusnahan alam sekitar. Penyair sedih kerana keindahan alam yang dipuja selama ini sudah musnah kerana kerakusan manusia mengejar kemajuan teknologi moden. Selain menyesali sikap manusia yang semakin rakus meneroka alam tanpa memperdulikan kesan kepada makhluk lain.

7. PERANAN/FUNGSI:Sajak ini membawa peranan sosial. Penyair menyampaikan sajaknya melalui perasaannya tentang keindahan alam yang semakin terhakis akibat mengejar pembangunan. Perkara ini menjelaskan bahawa alam sekitar perlu dijaga agar kekal dengan keindahan dan fungsinya.

8. NADA:- melankolik.

9. BENTUK.- bebas

10. GAYA BAHASA:a. Personifikasi – ‘malam hiba dadanya ungu luka’- ‘kali tenang tiba-tiba airnya bengis melanda’b. metafora – “punguk tersedu pilu di atas batu”“bulan kini bukan lagi menara kasih jernih”c. Asonansid. Aliterasi.

——————————-

Ulasan Sajak Keindahan Yang Hilang - Shamsuddin Jaafar oleh ADIBAH AMIN

Apakah nada Bahagian I rangkap pertama? (

Nadanya sayu dan tidak bermaya.

Mengapa anda berkata demikian?

Lagu undan itu “hiba”, iaitu sedih atau sayu. “Tua” membayangkan keadaan uzur; mungkin undan itu berlagu kali akhir sebelum mati. Bulunya “carik”, tidak lagi teguh melekat pada badannya, gugur ke bumi. Bulu itu melayang bercampur dengan “debu” di udara, lambang pencemaran. “Lesu” menunjukkan kehilangan tenaga hidup. Diksi (kata-kata) tersebut membawa nada sayu dan tidak bermaya.

Page 7: Puisi Keindahan Alam Pedesaan

Nyatakan sumbangan unsur bunyi dan gaya bahasa terhadap nada ini:

Ulangan vokal “u” dalam rangkap ini menyumbang terhadap nada sayu. Dalam baris pertama terdapat asonansi vokal “u”; hampir setiap kata mempunyai vokal itu: “sayap-sayup”, “undan”, “tua”, “berlagu”. Dalam baris keempat dan kelima terdapat rima dalaman yang menekankan lagi bunyi “u”, iaitu “satu-satu” dengan “debu”, “lesu” dengan “lalu”, serta rima hujung iaitu “debu” dengan “lalu.” Aliterasi “lesu” dengan “lalu” menarik perhatian terhadap kata-kata yang membawa erti tidak bermaya dan membayangkan peredaran. Gaya bahasa personifikasi memberi sifat manusia, iaitu “lesu” kepada bulu yang berapungan dan menambah kesan kehilangan tenaga.

Bagaimana pula nada Bahagian I, rangkap kedua?

Rangkap ini bernada segar, riang, damai dan mesra.

Sokong jawapan anda.

Dari segi diksi iaitu kata-kata, nada segar dicipta dengan “menghijau” dan “segar”; nada riang dengan “kemilau” dan “disinar”; nada damai dengan “tenang”, “lembut” dan “kedamaian”; nada mesra dengan “kasih”, “erat”, “bertaut” dan “cinta”. Dari segi unsur bunyi, aliterasi “daun-daun” dalam baris pertama, “danau disinar” dalam baris kedua dan “mengalir… muara” dalam baris ketiga memusatkan perhatian pembaca terhadap bahagian-bahagian alam yang segar, riang dan damai. Rima dalaman iaitu “kasih” dengan “jernih” dalam baris kelima, juga rima hujung iaitu “jernih” dalam baris kelima dengan “kasih” dalam baris keenam menekankan kasih sayang sejati dan menyumbang terhadap nada mesra. Dari segi gaya bahasa, metafora “tumpah kasih nan jernih” menguatkan lagi nada mesra tersebut; begitu juga ulangan perkataan “kasih”.

Komen tentang nada rangkap ketiga, Bahagian I.

Rangkap ini bernada sayu. Dari segi diksi, kata-kata yang membina nada ini ialah “hiba”, “luka”, “tersedu”, “pilu” dan “pudar”. Dari segi gaya bahasa, penggunaan mitos pungguk dan bulan pula menambah kesan nada ini: dulu, sekurang-kurangnya pungguk masih dapat menatap wajah jelita kekasihnya bulan walaupun dari jauh, tetapi kini bulan tidak menjaga kecantikannya lagi. Pungguk, bulan dan malam diberi sifat manusia iaitu “tersedu pilu”, “mendandan wajah” dan “hiba”; penggunaan gaya bahasa personifikasi ini mendalamkan lagi kesayuan nada. “Hiba” merupakan ulangan kata dari rangkap pertama; penggunaan ulangan ini mengukuhkan nada sayu dalam kedua-dua rangkap tersebut. Dari segi unsur bunyi, aliterasi iaitu “pungguk … pilu” menarik perhatian terhadap pungguk yang kini lebih sedih daripada dulu. Rima dalaman iaitu “pilu” dengan “batu” menekankan bunyi “u” yang sayu.

Nada apakah terdapat dalam Bahagian II, rangkap pertama?

Nada di sini dingin, memendam perasaan. Penyajak menyatakan betapa cakerawala dikaji dan dijelajah akibat kemajuan sains dan teknologi. Perasaan yang dipendam ialah nostalgia terhadap misteri dan keindahan yang hilang kerana manusia hanya mementingkan sains. Dari segi diksi, nada dingin dibina dengan kata-kata “makmal”, “buku”, “data”, “komputer”, “diteroka” dan “planet”. Dari segi unsur bunyi, aliterasi “bicara bulan bintang” menekankan betapa bulan bintang dibincangkan secara sains, dan tidak lagi ditatap keindahannya.

Beri ulasan anda tentang nada Bahagian II, rangkap kedua.

Rangkap ini membawa nada ganas, ketika alam mengamuk membalas perbuatan manusia mencemarkannya. Dari segi diksi, kata-kata yang mencipta nada ganas ialah “parau”, “mendera”, “bengis”, “melanda” dan “berhutang nyawa”. Dari segi gaya bahasa, personifikasi “airnya bengis melanda” menguatkan kesan nada ganas; begitu juga metafora “berhutang nyawa”. Dari segi unsur bunyi, aliterasi “suara siapa” dan “mendera… malam” memusatkan perhatian terhadap kata-kata yang membayangkan ancaman keganasan dari pihak yang tidak diketahui, kemudian tiba-tiba disedari ialah alam yang membalas dendam. Aliterasi “tenang tiba-tiba” menitikberatkan perubahan mendadak yang berlaku pada sungai, daripada tenang tiba-tiba menjadi bengis, iaitu ganas.

Terangkan nada Bahagian III.

Bahagian III yang terdiri daripada satu rangkap sahaja mempunyai nada sayu penuh nostalgia. Penyajak sedih dan merindui masa silam ketika bulan dihubungkan dengan cinta murni sepasang kekasih yang berikrar setia sehidup semati bersaksikan bintang. Penyajak menyesali hilangnya sikap manusia yang mengaitkan keindahan dan kasih sayang dengan alam. Dari segi diksi, nada sayu penuh nostalgia dicipta dengan kata-kata “bukan lagi”. Dari segi gaya bahasa, ulangan digunakan untuk menekankan “bukan lagi.” Personifikasi “bintang-bintang bukan lagi saksi” juga menarik perhatian terhadap perubahan sikap yang menyedihkan. Dari segi unsur bunyi, aliterasi “bulan… bukan” dan “bintang… bukan” menitikberatkan hilangnya peranan bulan dan bintang dalam kasih sayang.

Page 8: Puisi Keindahan Alam Pedesaan

Pada pendapat anda, adakah penyajak menentang kemajuan sains dan teknologi?

Pada pendapat saya, penyajak tidak menentang kemajuan sains dan teknologi. Yang ditentangnya ialah penumpuan terhadap sains dan teknologi sehingga mengabaikan serta merosakkan segala yang lain. “Berbaur debu” dalam Bahagian I, rangkap pertama, baris keempat membayangkan pencemaran udara. Bahagian I rangkap kedua menggambarkan kesegaran, keriangan, kedamaian dan kemesraan alam sebelum tercemar. Yang tersirat pada rangkap ketiga, “Malam hiba dadanya ungu luka” ialah segala ini telah dibinasakan dengan pencemaran serta penebangan hutan. Penyajak tidak menentang perbuatan mengkaji dan meneroka cakerawala tetapi bersedih kerana manusia hanya menerima hasil kajian sains dan tidak lagi menikmati keindahah alam, hinggakan cinta pun tidak lagi dikaitkan dengannya. Penyajak menentang perbuatan mencemarkan serta merosakkan alam atas nama kemajuan sains dan teknologi. Beliau mengingatkan bahawa bencana seperti banjir yang banyak meragut nyawa sebahagiannya merupakan akibat perbuatan manusia yang tamak mengejar keuntungan melalui pembangunan tidak terkawal.

Apakah tema sajak ini?

Tema sajak ini ialah sikap manusia yang terlalu bertumpu pada sains dan teknologi sehingga tidak lagi menghargai keindahan alam atau menghubungkannya dengan kasih sayang, malah merosakkan serta mencemarkannya atas nama kemajuan, maka padahnya bencana alam yang dahsyat.

Jelaskan beberapa persoalan sajak ini. (For persoalan, break up thetema into parts.)

Salah satu persoalan sajak ini ialah keadaan alam yang layu, tidak bertenaga dan kian musnah akibat pencemaran serta pembinasaan yang dilakukan oleh manusia; ini di-

lambangkan dengan undan tua yang berlagu hiba sebelum mati, bulunya gugur dan kemudian sayapnya patah. Satu persoalan lagi ialah penumpuan yang keterlaluan terhadap sains dan teknologi hinggakan keindahan serta misteri bulan bintang tidak dirasakan lagi. Persoalan seterusnya ialah bencana alam seperti banjir yang secara mendadak meragut nyawa sebagai akibat perbuatan manusia merosakkan keseimbangan ekologi alam. Perubahan sikap manusia yang tidak lagi mengaitkan cinta dengan keindahan alam juga merupakan persoalan sajak ini.

Bincangkan nilai dan pengajaran sajak ini. (Nilai and pengajaranhave the same isi but different formats. Note the way to express them.)

Salah satu nilai sajak ini ialah memelihara alam sekitar. Pengajarannya ialah kita harus menjaga alam semulajadi di sekeliling kita. Kita tidak harus mencemarkan alam seperti udara dan sungai, atau membinasakan alam seperti menebang hutan secara berleluasa. Satu nilai lagi ialah bergerak maju dalam sains dan teknologi tanpa mengetepikan keindahan alam. Pengajarannya ialah kita harus meninggikan pengetahuan serta prestasi kita dalam sains dan teknologi tetapi tidak pula mengikis penghargaan terhadap alam yang indah lagi penuh misteri. Mengkaji dan meneroka bulan bintang malah seluruh cakerawala itu memang baik; namun demikian, kita juga harus menikmati keindahan serta mengagumi kehebatan alam.

Nilai selanjutnya ialah beringat-ingat tentang apa yang kita lakukan terhadap alam. Pengajarannya ialah kita tidak harus berbuat sekehendak hati terhadap alam tanpa memikirkan akibatnya. Perbuatan yang tidak menentu mengikut dorangan nafsu rakus merebut keuntungan akan menerima padah daripada alam itu sendiri.

Nilai lain ialah mengekalkan hubungan antara kasih sayang dengan keindahan alam. Pengajarannya ialah kita harus sedar bahawa kasih sayang antara manusia tetap murni jika dipelihara perkaitannya dengan rasa kagum akan keindahan alam ciptaan Tuhan. Sepasang kekasih yang bersumpah setia bersaksikan bintang merupakan lambang pasangan yang memelihara kesucian dan kesetiaan cinta mereka.

Setakat manakah sajak ini berbentuk bebas?

Dengan “bebas” dimaksudkan tidak terikat oleh peraturan tradisional seperti pantun dan syair. Dari segi bilangan baris serangkap, sajak ini bebas: 5, 6, 4, 4, 4 dan 2. Dari segi bilangan sukukata sebaris juga sajak ini tidak mengikut peraturan pantun dan syair iaitu 8-12 sukukata. Ada baris yang panjang, contohnya “kali tenang betapa lembut ke muara” yang mempunyai 16 sukukata, dan ada baris yang pendek, seperti “erat bertaut cinta kasih” dengan hanya 9 sukukata. Dari segi rima pula sajak ini tidak mematuhi peraturan seperti abab bagi pantun, aaaa bagi syair, atau aa bagi gurindam. Contohnya, Bahagian I rangkap pertama abcdd, rangkap kedua abccdd, rangkap ketiga abca dan seterusnya, tidak sekata. Nyatalah sajak ini sangat bebas bentuknya.

Bincangkan perlambangan atau simbolisme yang digunakan dalam sajak ini.

Page 9: Puisi Keindahan Alam Pedesaan

Perlambangan atau simbolisme digunakan dalam sajak ini untuk menyampaikan perutusan dengan lebih berkesan melalui deria, perasaan dan daya khayal pembaca.

Salah satu lambang yang digunakan ialah undan. “Undan tua berlagu hiba” melambangkan keadaan alam yang hampir musnah, kerana undan menurut mitos berlagu sebelum mati. Bulunya yang gugur dan dikatakan “lesu berapungan” menjadi simbol kehilangan tenaga alam. “Undan patah sayap” merupakan lambang kebinasaan alam sekitar. Simbolisme ini mengharukan dan menyedarkan pembaca tentang perbuatan manusia merosakkan alam.

Pungguk dan bulan diambil dari satu mitos lain untuk melambangkan keindahan yang hilang dan ditangisi oleh pencintanya. Menurut mitos ini, sepasang kekasih telah dipisahkan, si gadis menjadi bulan manakala si teruna dijelmakan sebagai pungguk. Zaman-berzaman pungguk menatap keindahan wajah bulan sambil mendayu. Pada zaman moden ini, bulan tidak mempertahankan kecantikannya lagi kerana gambar-gambar teleskop menunjukkan mukanya tidak licin, maka pungguk lebih sedih lagi daripada dahulu. Perlambangan ini berjaya memberi kesan hebat betapa pandangan berdasarkan fakta sains semata-mata dapat merosakkan nikmat menatap keindahan alam yang dicintai.

Terangkan maksud ungkapan-ungkapan berikut:

a) Melayang satu-satu berbaur debu

b) Malam hiba dadanya ungu luka

c) Orang bicara bulan bintang di makmal

d) Suara siapa parau mendera di malam lara

e) Kepada siapa anak-anak kota desu berhutang nyawa?

a) Bulu undan gugur sehelai demi sehelai bercampur dengan debu di udara, iaitu keindahan alam dirosakkan oleh pencemaran.

b) Suasana malam dipenuhi kesedihan, seolah-olah malam itu sendiri menderita kepiluan dan tikaman kerana bulan tidak lagi dianggap indah.

c) Bulan dan bintang dibincangkan dari segi kajian sains, tidak lagi dikagumi keindahannya, kehebatan serta misterinya.

d) Dalam suasana yang sedih akibat kerosakan alam sekitar di tangan manusia, terdengar suara yang tidak dikenali penuh kemarahan, iaitu suara alam yang akan mengganas.

e) Apakah dosa orang di bandar dan di kampung maka dibayar dengan kematian dalam bencana alam? Jawapannya tentu sekali dosa merosakkan alam sekitar.