pui siku
DESCRIPTION
puisiTRANSCRIPT
Kupergi29 Maret 2014 pukul 21:16
Kepergian ini memendam diam
takkan pernah terungkap
kejujuran malas berbicara
apalah arti
kebenaran tak dipandang bijaksana
lebih baik berkilah
tuk merajakan hatinya
merajakan hati bocah-bocah ingusan kesayangannya
yang selalu berceloteh dengan kelakar
inilah aku
tumbal bagimu dan bocah-bocah ingusan kesayanganmu
silahkan lahap kebahagiaan itu
tertawa di atas keangkuhan
di mana kalian takkan pernah sadar
jikalau akhirnya kalian akan menangis jua
tak perlu kupanggil keadilan
biarkan ia datang sendiri dan menghukum
dengan cara yang lebih bijaksana
kini kuterbang bersama kesedihanku
membumbung tinggi ke surya harapan baru
kuikutsertakan titik-titik air mata yang tak pernah jatuh
namun terbungkus rapi dalam hati
jika esok mataku masih terbangun
kuyakin kaki ini akan jauh lebih cepat berlari
tangan ini akan lebih banyak menggenggam kilau berkah
meski ada yang mencibir
usah dipedulikan lagi
karna saat ini
kurasa jauh lebih berarti
By: Haedir Mude
Lingkaran By : Haedir Mude (based on song story by passanger)14 November 2013 pukul 19:10
Tak terhitung masa lamanya
Sejak mengukir nama kita
Pada pintu menara waktu
Sebelum segalanya kini berubah
Kita adalah sepasang mata lebar
Dengan butir butir garam di kulit kita
kita terbangkan layang-layang di atas angin
dan ia pun terbang, terbang, terbang dan terbang
dalam malam-malam di tengah hutan sepi
kita telungkupkan tubuh kita pada kain putih
menyalakan pelita kaca yang redup
sambil bertepuk tangan dan bernyanyi balada rimba
kita adalah sepasang mahluk kelelahan
dengan gelembung-gelembung busa di kulit kita
dan kitapun jatuh terlelap dalam buaian angin
dan kitapun bermimpi, bermimpi, bermimpi dan bermimpi
karna kita adalah sebuah lingkaran
lingkaran yang tak henti-hentinya kita tatap
mengitari di bawah matahari dan di tepi laut
aku berputar mengitarimu
dan kau berputar mengitariku
dan tak terhitung masa lamanya
di saat nyala suar semakin melemah
menara waktu semakin menghilang
dan cahaya terang semakin meredup
kita tak akan lagi menjadi sepasang mahluk yang selalu bersama
sebab ada gari-garis pada kulit kita
yang akan menebarkan debu di atas angin
hingga kita samar terlihat satu sama lain...
Jangan Katakan Aku Anak Haram16 Oktober 2012 pukul 1:30
Buat anak-anak suci yang selalu dizolimi dengan perkataan dan julukan yang tidak semestinya mereka terima...
semoga yang mengatakannya dibukakan pintu maaf dari Sang Ilahi
Jangan katakan aku anak haram
Jangan pernah berani mengatakan itu
Aku tak tahu apa-apa
Aku hanyalah Nyawa kecil yang dikirim Tuhan kita ke bumi
Untuk bermain-main dan menari-nari
Bercengkerama bersama Nyawa kecil lainnya
Maka jangan katakan aku anak haram
Jangan pernah berani mengatakan itu
Tak takutkah kamu pada Tuhan kita
Jangan pernah mengecam keberadaanku
Aku belum tahu apa itu dosa
Tuhan kita juga tahu bukan aku yang salah
Merekalah yang salah
Karena merekala yang melakukan dosa itu
Dosa setubuh tanpa kesucian hakikat sepasang manusia
Maka jangan sekalipun kau bebankan aku dosa
Karena aku belum berhak memikul sebuah dosa
Dan memang bukan aku yang berhak
Aku belum tahu apa-apa
Maka kukatakan sekali lagi
Jangan katakan aku anak haram
Jangan pernah berani mengatakan itu
Karna pasti Tuhan kita akan marah
Marah besar kepadamu....
Kamu mau Tuhan kita menghukummu?
Aku selalu ingin bersamamu16 Oktober 2012 pukul 1:20
rencana itu tak terduga... tiba-tiba saja timbul keinginan besarku untuk bertemu dengan kawan-kawanku rindu ini rasanya tak tertahan mesti berbekal modal nekat dan uang sebesar 70 ribu rupiah.. uang itu sebenarnya ongkos yang akan aku pakai berangkat ke pulau tempat kerjaku.. tapi menurutku aku lebih ihlas menggunakannya untuk menuju pertemuan dengan para sahabatku yang sudah lama aku tak temui... mungkin karna masalah yang menderaku berkali-kali membuatku segera ingin melepaskannya dan satu-satunya cara yang dapat membuatku terlepas dari beban ini adalah dengan bertemu dan berbagi canda dan rasa serta pengalaman bersama mereka...
meski hanya sehari namun itu sudah cukup untuk menggeser kedudukan tertinggi kepenatan yang sedang bertahta dalam benakku.... saya rasa merekapun mungkin sedikit merasakan hal yang sama... mungkin kami bagusnya dijulukan kumpulan orang-orang yang susah sebab di antara kami pasti ada saja masalah yang mengiringi setiap sisi kehidupan kami.. masalah lingkungan kerja yang sudah tidak nyaman.... masalah keluarga dan tanggung jawab hidup, masalah relasi dengan rekan kerja sekantor, masalah hubungan percintaan yang kandas di tengah jalan.... tapi di saat pertemuan itu kami seolah-olah seperti bertopeng pada kebahagiaan kita masing-masing padahal kami semua tahu bahwa di antara canda dan tawa ada saja masalah yang terselip yang berusaha meracuni fikiran kami....
mungkin ada yang terselesaikan namun itu hanyalah beberapa cuil saja... dan pada kedepannya masalah lain bakalan siap menerjang... tapi kebersamaan ternyata jauh lebih memberikan kesan berani menghadapi sebuah tantangan hidup... kebersamaan seperti anggur yang dapat membuat kami sejenak lupa pada beban hidup... kebersamaan membuat kami jauh lebih berharga dibanding mereka yang telah membuat hidup kami seperti berjejak di atas beling...
suasana inilah yang selalu ingin aku jalani dan pasti merekapun merasakan dan mendambakan hal yang sama difikiranku...
kepada kalian yang telah berbagi suka dukanya semoga Tuhan kita selalu senantiasa menyertakan kebahagiaan kecil dibalik penderitaan terbesar kita... aku bukan orang yang sempurna namun kebersamaan kita semestinya menjadi tombak yang terpancang kuat di tanah kering yang dapat kita gengggam bersama di saat badai penderitaan sedang menimpa dalam hidup kita... percayalah bahwa kita akan selalu ada dan bersama... (Buat rekan-rekan dan sahabat terbaikku yang senantiasa berkorban tanpa pamrih) selamat menikmati hidup kita ... tertawalah meski disaat kita berpisah kita akan menangis kembali dalam kesendirian kita tapi yakin saja itu tak akan lama.. sebab waktu akan selalu berbuat adil untuk kita....
Siapa Yang Tahu28 September 2012 pukul 0:46
Siapa yang tahu
Apa yang hadir di hadapanku
Aku hanyalah daun-daun kering
Yang terbang ditiup angin dari arah belakang
Dan suara alamlah yang menentukan pilihannya
Kemana ia akan membiarkannya
Aku tak dapat memilih
Sebab alam telah menentukan pilihannya
Pada siapa, dimana dan kemana sejatiku akan bermuara
Hembusan nafas dan fikir hanyalah alur cerita
Yang membayangi pada sebuah sisi kehidupan
Berperan sebagai warna tanpa berhak meminta sebuah keputusan
Dan akan selalu membayangi sampai aku mati
Siapa yang tahu
Apakah takdir adalah kawanku ataukah musuhku
Wajahnya selalu berganti peran
Disaat ia datang menyapaku
Kadang lembut kadang geram kadang pula diam membisu
Yang membayangi pada sebuah sisi kehidupan
Berperan sebagai penghakim yang tak dapat ditebak pada sebuah keputusan
Dan akan selalu membayangi sampai aku mati
Syairku dalam Kita Jauh28 September 2012 pukul 0:37
Dalam Kita Jauh
Aku di sini mengajakmu disana diam dalam selimut kebijaksanaan
Maka angin akan membawakan sebuah pesan llisanku padamu
Bahwa aku akan selalu memanjakanmu lewat perhatianku dalam angan-anganmu
Maka tak perlu kau berbuat apa-apa
Selain kau cukup memahamiku
Jangan buang waktumu bercumbu dengan rindumu
Di saat aku tak nampak di sisimu
Sebab wujudku telah kutanamkan
Dalam bening pelupuk matamu
Yang dapat kau lihat di saat kau memejamkannya
Maka sekalah air matamu
Sebab bayanganku selalu bersinar di balik wajahmu
Maka tawarilah aku dengan senyum yang tulus
Seketika itupun kukan bahagia di sini
walau kutahu
Kutak dapat merengkul tubuhmu dalam dekapku
Namun aliran kesetiaan dari sungai jiwamu
Akan selalu menyejukkan dahaga jiwaku
Hingga membuat suatu keyakinanku
Bahwa aku tak perlu ragu
Sedang apa dan bagaimana kau di sana
Ingatlah
Aku memang jauh
Tapi tak perlu kau anggap aku jauh
Sebab anggapanmu itu akan melahirkan anak rindu di mata batinmu
Yang akan menyiksa sekujur tubuhmu
Aku memang tak terlihat di hadapanmu
Tapi jangan anggap aku begitu
Sebab ia akan menghilangkan pesonaku dalam angan-anganmu
Maka anggaplah aku ada
Walau seketika itu aku tak hadir dihadapanmu
Begitupula diriku di sini
Kau selalu kurasa ada
Aku ingin kau tetap mengerti
Maka cukuplah dirimu memahami aku dalam kita jauh
Suara Hati Sepasang Jiwa (Bagian 2)18 Juli 2012 pukul 19:19
Engkau adalah mutiara kasih yang bermukim di dalam birunya laut cinta
Dan aku bersedia menyelaminya tuk meminang kilaunya
Engkau adalah benih tanaman cinta
Dan aku adalah sungai pemuas dahaga yang mengalir tenang disisimu
Sesekali kugoda dengan percikan hasrat ketika arus naluriku berlalu ditepiannya
Engkau adalah jelmaan malaikat yang dikawal oleh peri-peri cinta
Turun ke bumi menyapa lewat sentuhan halus tangannya
Dan aku menjadi alam yang menyambutnya dengan seruan kalam cinta
Engkau mengalir dari deraian air susu kasih sayang ibu
Dan aku adalah bayi mungil tak berdaya yang menyambut setiap tetesanny
Hingga terasa kesejukan dalam naluriku
Engkau mengalun dari dawai musik penghuni khayangan
dan lewat kekuatan sang penyair aku mengkhotbahkan kalimat-kalimat cinta pada alam
Engkau bertahta pada istana keabadian yang meneduhkan jiwa yang terlunta
Dan aku menjadi prajurit perkasa yang mempertaruhkan nyawa
tuk kekokohan dan keabadiannya
Sunyiku18 Juli 2012 pukul 19:05
Detak-detak waktu semakin jelas menderapkan langkahnya
di antara malam yang berbicara dalam sunyi
Masih ada mata dan telinga yang terbangun menggeliat
pikiran membelah dan memeluk khayalan
hingga waktu berlalu dan tak terasa telah sampai
pada titik awal pengembaraannya
beribu tanya berulang tertancap di benak
adakah di luar sana yang menemani
selain diri dan waktu?
menggembala mimpi jauh ke bukit pengharapan
tiada pernah lesu menanti
akan datangnya keajaiban bersujud dalam hati
diiringi nyanyian sunyi malam
yang menjadi pelipur hati yang bersimbah rindu
maka ini kupinta
datanglah dikau berkawan
lewat untaian gejolak sinar purnama yang terang memancar
temani hati yang sedang memandang dalam kesendirian
jangan takut
biarkan saja malam tetap meroda waktu sampai titik terang
lewat untaian nada-nada sunyi yang mengalun dibalik gelapnya
Riwayat Sang Pencinta dan Sang Dicinta25 Juni 2012 pukul 15:58
Wahai perempuang suci
Aku adalah birahi yang terikat tali suci sebuah cinta
Yang memandangmu dengan mata langit batinku
Maka bacalah sabda-sabda cinta
Yang kuhamparkan di atas permadani biru laut cintamu
Agar kau tahu kesejukan cinta yang kumiliki
Biarkanlah alam yang memberi warna ketulusanku
Hingga kau dapat melihat, meraba dan menyatu dalam ketulusanmu
Rimba raya semesta menjadi pelaminan abadi
Pada sepasang sayap cinta yang menebar wangi di setiap kepakannya
Kehangatan Wajah Siang dan Malam akan melindunginya
Hingga amarah dan benci tiada berdaya menghampirinya
Dari pasang matamu adalah arah yang mengantarkan risalah cinta menuju ruang hati
Maka ucapkanlah salam atas kunjungan cinta yang mengetuk pintu hatimu
jamulah ia tuk bersanding dengan cintamu di kerajaan kalbu
Hingga setiap ruangannya terbuai oleh warna warni dan harum semerbak bunga cinta
Di dalam persandingan,
Kusabdakan pada angin tuk mengalunkan kidung pembuluh rindu dari surga
hingga anak-anak peri surga bermunculan dari mekaran kelopak bunga mahkota dewa
Laskar prajurit cinta senantiasa menjaga syahwat suci
Dari godaan wajah-wajah berwujud dusta
Maka reguklah setetes demi setetes atas kebahagiaan
Yang tertuang dari riwayat Sang Pencinta dan Sang Dicinta
Sebab cintanya adalah kekuatan yang terjaga di dalam rumah keabadian Sang Maha Pencipta cinta
Waha perempuan suci,
Akulah Sang Pencinta yang memilih wujudmu menjadi Sang Dicinta
Dan cinta adalah buah hati yang terlahir dari restu alam
Maka nikmatilah Anugrah cinta lewat buaian dan kecupannya
Cerita Patah Hati25 Juni 2012 pukul 1:01
Buat mereka yang patah hati
Di ujung penantian teriris hati sang pemuja cinta
Sayap-Sayap risalah cintanya patah
Dan jatuh terhempas di belantara dusta
Perahu layar impian pembawa harapan telah karam
Di tengah samudera kepalsuan
Sebelum ia Mencapai Dermaga cinta Sang Dewi
Sang Dewi tak pernah menanti
Dan risalah cinta yang mulai belajar terbang
Terhempas jatuh ke bumi duka oleh angin lalu
Buih-buih kasih sayang yang menari-nari di atas gelombang suka cita
Pecah sia-sia di tepi bendungan jiwa
Sang Dewi Cinta hanyalah bias-bias kilau belaka
Yang menyentuh sesaat dan hilang disapu oleh badai ketidakpastian
Sang Pemuja Cinta hanyalah kalimat kepolosan
yang dirangkai dengan ayat-ayat kemunafikan
Harapan tenggelam pada laut pasang
Yang airnya berasal dari deraian muara air mata hati
Terkubur dalam di palung keputusasaan jiwa
Sang Dewi Cinta bukanlah Dewi Cintanya
Sang Pemuja Cinta diam bertasbih pada rangkaian butir-butir kekecewaan
Jari-jemari hatinya mulai merangkak
Mencari genggaman sang Maha Karya Cinta
Meminta tuk menghadirkan
Sosok Dewi Cinta Sejati dari tulang rusuknya.....
LAUTKU24 Januari 2012 pukul 12:15
Terkadang sabar terkadang menggoda terkadang menggelegar marah siapa yang bisa menebak apa yang dirasakannya terserah kemana angin menggiring hatinya sebab ia adalah bagian alam yang senantiasa menari tertawa dan sedih hingga sang penjelajah yang menapak pada dinding dinding jiwanya ikut bersinonim dengan gelagatnya ia adalah maha laut yang senantiasa bergerak bebas di bawah sayap-sayap angin... Meluapkan perasaannya di samudra dan melelapkan matanya di bawah sapuan pantai yang bergigir sunyi
Hari Yang Dinanti30 Desember 2011 pukul 22:32
Kehadirannya memanggil seluruh alam untuk bersujud
Memuja atas keanggunannya
Menyerukan atas kebesaran hatinya
Bunga-bunga di gardenia pun bermekaran dalam senyumnya
Sungai-sungai mendesar-desah
Laut bernyanyi riang
Gunung-gunung terharu biru
Lembah-lembah bernafas lega
Pohon-pohon muda nan hijau silih berganti menari-nari
Udara membumbung tinggi ke langit mengecup sang surya
Peri-peri hutan keluar dari sarangnya bersemi
Para malaikat tak henti-hentinya mengibas-ngibaskan sayapnya
Tuk mengharumkan bagi yang ternoda
Sang penabur cinta mengisi cinta pada retakan-retakan hati hingga tersamar dari kebencian
Makan-makam suci bertasbih atas nama sang penabur cinta dalam heningnya
Tempat-tempat sucipun ramai oleh para pemujanya
Telinga-telinga peka mendengarkan ayat-ayat cinta dari pujangga shaleh
Maka pada hari ini
Janganlah uraikan air mata jiwa untuk memanggil kesedihan
Sebab ia sedang bersembunyi dibalik selimut dukanya
Janganlah memanggil sengsara dari dalam jiwa
Sebab ia sedang bercengkarama bersama perasaan deritanya
Janganlah mengajak bicara pada amarah yang sedang tertidur lelap
Sebab ia sedang bertahta pada mimpi-mimpinya
Maka pada hari ini
ajaklah keindahan hakiki bersanding denganmu
sebab ialah yang akan menerbangkanmu pada kepuasan
serukanlah puja-puji cinta melayang layang tinggi seperti kabut yang membumbung ke langit
dan rauplah kebahagiaan yang menjadi rezeki agung tuk bersarang di dalam jiwamu
sebab ia adalah buah kebebasan yang senantiasa tertawa dan menari-nari
Gema Laut30 Desember 2011 pukul 22:30
Angin laut bernyanyi di malam hari
Bintang dan bulan terdiam membisu mendengarkannya
Tak satupun di antara mereka berkedip dan berkata
membuainya dalam rangkaian lirik-lirik kasihnya
Ombak pun singgah sejenak di pangkuannya
Tuk mendapatkan belaian lembut dari tangan-tangan halusnya
Dingin tak dihiraukan
Meski menggelitik tubuhnya yang telanjang
Peri-peri duyung berdatangan membawakan tarian dasar laut
Mempersembahkan tarian kebesaran kerajaan sang dewa laut
diiringi dawai harpa dari dalam jiwanya
seberkas sinar bulan yang menembus dinding - dinding laut
menyampaikan rasa kesima bahagia
Bintang-bintang laut membalas kerlipan bintang-bintang angkasa
Terumbu laut senantiasa bertepuk tangan
Gegap gempita para mahluk laut lainnya bersorak dan berpawai
Dibawah perahu-perahu nelayan yang sedang tertidur dalam sandarannya
Sekumpulan kerang-kerang menyalakan lentera mutiaranya
Mengarahkan Petasan buih-buih membumbung dan pecah di permukaan laut
Malan ini Laut tak akan tidur
Dan akan berpesta sepanjang sang penjelajah bernanung di balik kelelahannya
Cinta Gila30 Desember 2011 pukul 22:28
Buat mereka yang menggilakan cintanya pada Tuhannya
Aku menjadi gila
Gila pada cinta yang menghampiriku
Hingga ia memelukku erat
Mataku berkaca-kaca pada cinta
Fikiranku berprasangka pada cinta
Telingaku bergema pada cinta
Hati berdetak pada cinta
Bibirku berseru pada cinta
Tanganku mendekap pada cinta
Kakiku melangkah pada cinta
Hingga nafasku menderu pada cinta
Cinta
Menggila dalam diriku
Hingga aku latah akan cintanya
Cinta
Kau goda aku pada kegilaanmu
Kau jebak aku pada egomu
Kau tenggelamkan aku pada manismu
Kau buai aku pada anggunmu
Kau terbangkan aku pada sayapmu
Kau hidupkan aku pada jiwamu
Cinta
Keindahanmu tiada tara
Bergigir pada tepi-tepi hatiku
Engkau menjadi semakin menggila
Hingga aku jatuh cinta
Jatuh cinta pada kegilaan dirimu
KEKAGUMANKU6 Desember 2011 pukul 1:14
NAFAS-NAFAS HIJAU MENGHEMBUS DI SEKUJUR TUBUHKU
DAN KURASAKAN BAU HARUM MENGISI ALIRAN DARAHKU
HINGGA AKU MABUK AKAN KESEGARAN YANG KAU TAWARKAN
KU MENCARI SUMBER KESEGARAN ITU
TERNYATA…..
ALAM LIAR JIWAMU YANG MENCOBA MENGGODAKU
KAU PANCARKAN SINAR GAIRAH DARI DALAM RAGAMU
MENGHUJAM SETIAP JANTUNG YANG BERDEBAR KENCANG
KAU ALIHKAN MATA HATIKU PADA PESONAMU
DAN AKUPUN MENGHENTAK PADA JEJAK-JEJAKKU YANG MULAI TAK TERARAH
SEBAB ALAM LIAR JIWAMU TAK HENTI-HENTINYA MENGGODAKU
MUSLIHATKAH INI
SEBAB AKU KINI MULAI PERCAYA
MESKI ENGKAU BELUM BERKATA
TAPI JURANG-JURANG BIBIRMU TELAH MENJERUMUSKAN AKU KE DALAM METAFORAMU
SEMUKAH INI
SEBAB AKU KINI MULAI PERCAYA
MESKI ENGKAU BELUM BERTINDAK
TAPI TATAPAN MATA TAJAMMU TELAH MENARIKKU KE DALAM KEANGGUNANMU
MIMPIKAH INI
SEBAB AKU MULAI PERCAYA
MESKI ENGKAU BELUM HADIR
TAPI WAJAHMU TELAH MENGAJAKKU BER DE JA VU KE DALAM KISAH CINTAMU
INIKAH AKU
YANG BERADA DALAM KENDALIMU
MABUK AKAN KECANTIKANMU
HINGGA SEJENAK KULUPAKAN SEJATIKU
BAHWA AKU HANYALAH SEKEDAR PENGAGUM RAHASIAMU
Malamku2 Desember 2011 pukul 23:42
Malam yang hening adalah kekasihku
Dan aku adalah cintanya
Kita berbagi hati dalam kegelapan
Kuhempaskan ragaku pada rumput-rumput liar yang tertidur
Lalu kusandarkan pundak dan kepalaku pada beringin tua
Yang tak pernah lelah berdiri membisu
Meski dingin menjarumi kulit batangnya yang kelihatan renta
Dan angin menggelitik-gelitik daun-daunnya yang mulai berguguran di musim pancaroba
Wajahku berkiblat pada mata malam yang hampir sempurna dalam rotasinya
Ia mengucapkan selamat datang padaku lewat senyumnya
Yang menerpa buram wajahku di balik akar-akar beringin tua yang menjuntai ke tanah
Di fikiranku kunobatkan diriku
Bahwa aku adalah titik hidup yang beda dengan lainnya
aku berpeluk pada malam sepi
Dan tak ingin membaur pada hiruk pikuk tawa yang menggelegar
Aku berbaring di kota suri sang jiwa dan menolak tuk berkencan dalam metropolitan sang nafsu
Aku menyelami telaga bening kesabaranku dan menolak tuk mengarungi samudera emosi
Yang senantiasa menghempaskan gelombang-gelombang amarah pada pada tepi pantai sang Jiwa
Aku Menyusun mutiara kesepian bersama kekasih malamku
Dan diam pada bualan-bualan yang tak henti-hentinya mewarnai dongeng-dongeng kehidupan
Dan kini kurasakan bahwa Malam ini begitu setia padaku
Mengantarkan begitu banyak hikmah melalui kegelapannya tuk menyusun sebuah skanza yang indah
Mereka yang pulas dalam kelelahannya akan iri pada kita
Sebab mereka tak pernah punya waktu menjawab pesan rahasia alam
Yang engkau bagikan di saat gelapmu bertahta
Alampun berseruling syahdu dalam resonansi dawai angin yang lembut
Hingga menggetarkan mata hati dan telinga
Maka malamku yang kukasihi.....
Pandanglah matamu yang sakral memantul di dalam telaga bening jiwaku
Yang menjadi kekuatan kita
Tuk mengagumi keindahan dari sang Penghulu Alam
Yang dititupkan dalam layar kegelapan...
Wahai kekasihku malam yang setia
Aku memiliki hati yang bening
Dan engkau menyandang cinta yang mulia
Entah malam ini, esok atau lusa
Pasti kita akan selalu berakad bersama
Suara Hati Sepasang Jiwa13 November 2011 pukul 2:13
Tulisan ini kupersembahkan buat sahabat sekaligus saudara tercinta MuammarKhairil Anwar, A.Md.Kep yang pada tanggal 12 November 2011 telah merangkai sejarah baru dalam hidupnya lewat tali perikahan yang suci... semoga babak baru dalam hidumu terangkai dengan indah sejalan dengan cinta kasihmu terhadap pasangan jiwamu. Amin...
Aku adalah laut biru yang membahana
Engkau adalah ombak yang menari menggoda di panggung angin timur
Dan pantai adalah singgasana buih-buih cinta kita
Aku adalah bulan yang merona dalam cinta
Engkau adalah bintang-bintang kecil pelipur lara
Dan malam adalah gelanggang suka cita yang akan menabur fajar dalam langkah-langkah kita
Aku adalah bukit pengharapan yang hijau
Engkau adalah lembah cita-cita yang bening
Dan lereng-lereng ketulusan yang mengirimkan sabda cinta kepada kita
Aku adalah angin yang berkelana di atas gurun
Engkau adalah debu yang terbawa terbang di balik kepakan sayapku
Dan kesejukan adalah sahabat yang menyediakan segala keinginan kita
Aku adalah jiwa yang bersujud di dalam doaku
Engkau adalah sajadah yang senantiasa menadah air mata keihlasanku
Dan kita bertasbih atas nama sang Penabur Cinta
Aku adalah tawa yang merangkai detik-detik waktu
Engkau adalah senyuman yang menyusun sepanjang masa
Dan Cinta adalah anak cucu yang terlahir darinya
Aku adalah mutiara air mata yang memberikan kesejukan di ladang cinta
Engkau adalah benih cinta yang senantiasa mengharapkan kedatanganku dalam kerendahan hatiku
Dan rindu adalah buah kehidupan yang terlahir darinya...
Kasihku...
Kita adalah terang yang terlahir dari kegelapan
Dan akan termakan pula oleh kegelapan
Namun jangan pernah takut
Sebab aku akan selalu menyertaimu sampai kita telahir kembali di keesokan harinya..
Kita adalah sepasang jiwa yang terbang di balik sayap-sayap malaikat cinta
Menari-nari di kerajaan awan
Dan singgah sejenak di sungai kautsar melepaskan dahaga
Dan melanjutkan lagi perjalanan cinta kita ke taman eden
Sampai kita terpuaskan dalam jamuannya.....
Janganlah Takut Pada Maut...!!! Sebab Ia Adalah Tamu Agung Yang Indah13 November 2011 pukul 2:04
Tulisan ini kupersembahkan untuk Almarhumah My Lovely Aunty yang kuyakini sedang bercengkerama bersama Jiwa-Jiwa Suci lainnya di Khasanah Tuhan kita diiringi oleh senandung kidung yang tercipta dari taman surgawi...Insya Allah...
Sang Fajar telah lahir dari rahim malam.... kidung rintihan dari seorang perempuan renta terdengar ihlas halus berdendang di dalam sebuah bilik kecil yang senyap. Ini adalah hari ketiga ia menggelar konser rintihan melodi jiwanya yang terpenjara dalam bui raga yang kelam. Diam-diam hati seorang pemuda tergores dan mulai menata bahasa hatinya dengan uraian air mata menemani nelangsa tubuh perempuan renta itu yang meski bertulang namun terkulai lemah di balik ranjang besi tua kusam. Dengan bijak dan penuh cinta kasihnya sang pemuda merangkul tubuh perempuan renta yang kulitnya hampir menempel pada tulang-tulangnya yang sudah rapuh oleh karena daging tubuhnya hampir terkikis habis oleh benalu sakit yang setia bersamanya selama bertahun-tahun... sang pemuda itu berucap “wahai sang tua renta yang telah layu namun akan selalu tangguh perkasa di mataku, Maut itu adalah utusan Tuhan kita yang sangat setia, janganlah engkau takut padanya sebab Ia adalah Tamu Agung yang membawa sabda indah yang setiap saat inginnya akan datang berkunjung ke rumah mungil kita...sambut dan sapalah ia dengan senyummu yang lebar, jamulah dan buailah ia dengan kalam kitab suci dari bahasa hatimu dengan penuh cinta kasih agar ia mampu merasakan, melihat dan mendengarkan keihlasanmu dengan seksama dan menyentuh jiwamu dengan penuh kelembutan... jika engkau melakukannya maka jiwamu akan terbang tersenyum dan menari-nari bersama para malaikat kudus yang akan mengantarkanmu pada gerbang Khasanah Tuhan yang penuh dengan cinta kasih-Nya dan memilihkanmu sebuah taman yang suci nan indah... di sanalah engkau akan kekal bersama dengan jiwa-jiwa suci lainnya... berbahagia dan melagukan nyanyian-nyanyian indah yang tercipta dari surga,, bergegaslah engkau kesana sebab aku sudah tak tahan menyaksikan raga itu begitu jahat menyiksamu hingga akupun tak dapat membendung aliran sungai bening air mata dari mata jiwaku...janganlah engkau lupa...bawalah pahala kebajikan bersamamu untuk membuka kunci gerbang Khasanah Tuhan kita... tunggulah aku di sana tuk membawakanmu secawan madu cinta kasih yang akan kita reguk nantinya bersama-sama. Kali ini aku hanya bisa berucap maaf padamu sebab aku tak dapat menyuguhkan kesenangan selama engkau mengembara di dunia sebab nasib kita juga sama terjebak dalam kemiskinan dan penderitaan hayati duniawi. Hanyalah air mata dalam kecupanku dan rangkulan mesra yang tulus kupersembahkan untukmu sebelum engkau berangkat bersama sang Maut. Maafkanlah aku yang tak mampu memenuhi segala keinginan-keinginanmu sebab aku masih buta dalam terang jalan dunia. Aku masih pincang dalam langkahku tuk meraih lentera kebahagiaan yang bersinar terang nun jauh di puncak pengharapan yang selalu kita impikan bersama... maafkanlah aku dalam air mataku ini yang tak mampu meneteskan peluh sukacita yang semestinya engkau reguk dikala engkau dahaga oleh silau duniawi. Maafkanlah aku yang tak pernah bisa membawa pulang ke rumah kita dan menghidangkan kepuasan dan kelezatan di saat perutmu lapar akan kenikmatan dan kerongkonganmu dahaga akan kesegaran. Maafkanlah aku dalam diriku ini yang tak mampu menjadi atap untuk melindungimu dari sengat matahari dan menjadi selimut
penghangat jiwamu di kala malam berzirah dingin dalam gelapnya. Maafkanlah aku...!!! Maafkanlah aku...!!!”... selang beberapa saat kereta angin menderu dan sang Maut pun berpamitan berangkat bersama jiwa perempuan tua yang tak lain adalah ibu asuh pemuda itu sendiri... meninggalkan sang pemuda bersimpuh memandangi raga perempuan tua itu yang diam kaku lelap dalam tidur abadi setelah lelah menyanyikan kidung rintihan melodi jiwa yang menguras kering muara air mata hingga sang pemuda itu tak mampu menangis lagi.....
Cedera13 November 2011 pukul 2:01
Aku cedera pada sebuah kebebasan
Kebebasan yang seharusnya kudapatkan di siang hari
Namun aku terpaksa dibaringkan dalam sebuah jerat
Jerat yang semakin waktu semakin menghimpit jalan nafasku
Aku tak mampu berbuat, berkata apa-apa
Seperti sebuah tubuh tanpa rangka tulang
Tak mampu berlari, berjalan, menggeliat
Seperti sebuah bahasa tanpa rangkaian kata-kata
Bisu tak mampu meneriakkan arti kebebasanku
Hanyalah celotehan hati yang tak pernah bisa terungkapkan
Yang tak pernah lelah tergores dalam lembar fikiranku yang tak berujung
Ingin kumenyerah dan berkata “aku lelah”
Tapi pada siapa? Hah…..!!! pada siapa?
Pada mereka yang selalu tertawa oleh kehebatannya?
Ataukah pada mereka yang selalu menangis oleh kegalauannya?
Jalan fikiranku seperti terbentang di antara siang dan malam
Tak mampu memilih mana yang harus kutempuh
Apakah siang yang selalu menghadirkan kebohongan dalam cerahnya
Ataukah malam yang selalu menghadirkan kejujuran dalam mata butanya
Tak ada yang sempurna,,, memang tak ada yang sempurna
Tapi setidaknya aku juga masih punya hak untuk bebas
Bebas menggeliat seperti bayi mungil merah yang baru lepas dari rahim ibunya
Bebas berbahasa seperti hutan belantara yang mengiringi alam pada nyanyian paginya
Bebas bernafas seperti hembusan udara lereng yang menebarkan bau cemara
Bebas bergerak seperti gemericik air yang jatuh di antara batu-batu anak sungai
Selamat Jalan Ainun13 November 2011 pukul 1:59
Tulisan ini kubuat pada hari Selasa 05 juli 2011 kupersembahkan kepada “Ainun” seorang bocah perempuan yang senantiasa tak kenal lelah mengarungi sisa waktunya bersama dengan penyakit ensephalitis yang telah menjadi jalan akhir hidupnya dan mengantarkannya menghadap ke pangkuan Ilahi pada senin malam pukul 23.00
Pagi ini......
Aku mendengar kabar duka tentangmu
Mengiang perlahan menembus kedua liang telingaku
Kabar tentang perjuanganmu yang telah berakhir tadi malam
Ya,,,, perjuangan seorang bocah lugu melawan deritanya
Namun ia harus kalah, pasrah dan menyerah
Ia tak sanggup lagi bertahan
Pada sebuah penyakit yang mengutak-atik raganya
Ensephalitis itu mengakhiri segalanya
Mengakhiri cinta kasih alaminya
Ia takkan pernah lagi menghadirkan tawa dan tangis diantara rekan-rekan ciliknya
Ia takkan pernah lagi dapat menyaksikan tarian bintang-bintang malam
Ia takkan pernah lagi mendengarkan senandung ombak laut biru di kala fajar membuka jendela matanya yang selalu bening...
Kini engkau memulai hidup barumu pada alam lain yang abadi
Segala hati bersujud beriring doa bersama ragamu yang tak bernyawa
Mengantarkan kepergianmu memasuki gerbang Khasanah Ilahi
Aku yakin Tuhan pasti akan membuatkan pelangi yang warnanya lebih indah untukmu
Hingga engkau dapat bermain leluasa
Bersama malaikat-malaikat yang senantiasa menghadirkan cinta abadi untukmu
Selamat jalan “Ainun” sayang
Bermainlah engkau sepuasnya di dalam sorgamu yang sesungguhnya.......
AINUN13 November 2011 pukul 1:54
sebuah tulisan yang menurutku tidak begitu berharga... tapi semoga bisa memberikan motivasi dalam hidup kita. tulisan ini ditulis pada hari sabtu 2 juli 2011 pada saat itu saya sangat tersentuh ketika merawat gadis cilik ini...
Bocah perempuan yang lugu
“Ainun” namanya
Nama yang begitu cantik,
Tapi sayang tak secantik dengan kondisinya
Sudah 3 hari ia terbaring sakit
Wajah yang begitu sembab, rambut dan perawakannya kusam
Matanya yang tak mampu berbinar
Bibirnya yang kaku tak mampu terkatup
Menampakkan gigi-gigi kecilnya yang tak utuh dan berwarna hitam
Sekujur tubuhnya diam, kaku dan lemas
Hanya desahan-desahan nafas kecil dan sesekali ronta lengan kaki kanannya beriak.
Tak ada sedikitpun keceriaan terpancar di rona wajahnya yang mungil
Mungkin itu adalah bahasa yang ia tunjukkan kepada kita semua
Yang andaikata ia mampu berucap, akan berkata “pedulikan aku yang sedang sakit”.
“Ainun” yang seharusnya berlari-lari kecil di tepi jalan sambil menenteng boneka kecil,
Berbaur dan bermain dengan sesamanya,
Tetapi ia malah justru berbalut selang infus di tangannya.
“Ainun” yang seharusnya tertawa geli sambil menerbangkan
balon-balon udara berwarna-warni,
Tapi ia malah menerbangkan desahan-desahan nafas kelelahan dari kedua lobang hidungnya
“Ainun” yang seharusnya merengek meminta selembar uang seribu
Dan berlari-lari menggenggam es lilin sambil mengisap-isapnya sesekali
Tapi ia malah harus menelan berbagai macam obat yang sudah pasti ia tak suka rasanya
Ensephalitis, itulah diagnosa terakhir seorang dokter muda yang merawatnya.
Penyakit radang akut pada otaknya.....
Dengan wajah sendu ibunya berkata sudah sangat pasrah
Dan hari ini,,,,
Ia meminta “Ainun” tuk dibawa pulang ke rumahnya
Dengan penuh kasih sayang, sang ibu memeluk dalam gendongannya
Melangkah perlahan dengan penuh harapan dan mujizat kesembuhan bagi “Ainun” kecilnya
“Ainun” .... ia bersiap melanjutkan pertaruhan hidup mati seadanya
Pada sebuah rumah sederhana yang menjadi sorganya.
HAYALAN13 November 2011 pukul 1:44
Seperti sebuah metamorfosa yang abstrak
Segalanya telah berubah,,,,berubah pada arah yang tak jelas
Apa, siapa dan bagaimana diriku?
Seperti tak mampu aku kenali lagi
Setiap waktu hanya berhayal
Membuatku menjadi lelaki penghayal tanpa batas waktu
Memang, tak ada yang dapat menentangku untuk berkhayal
Tapi seolah aku terpisah dengan diriku
Seperti bercermin pada cermin kebohongan
Dan membuatku terlena dengan bayangan yang sebenarnya bukan diriku
Mungkinkah karna waktu yang sudah sangat mendesak?
Tapi aku masih belum mampu berbuat apa-apa
Ataukah karena fikiranku yang sudah teracuni
Oleh realita yang semakin hari semakin tak mampu berkata jujur
Aku berharap
Semoga esok masih ada embun pagi yang dapat kupetik
Di antara rumput-rumput yang semakin usang
Semoga esok masih ada daun-daun hijau nan basah
Yang senantiasa menari dan bersenandung
Semoga esok masih ada marvoamatonte terbang dan menyapa bunga-bunga
Lalu datang kepadaku menyuguhkan secawan madu
Dan semoga esok hayalan ini tak hanya sekedar hayalanku saja.....
Wahai Hatiku28 Oktober 2011 pukul 23:26
Wahai hatiku yang suci
Segalanya hanyalah titipan, sayangku
engkau dan aku harus tahu itu
Jika Tuhan kita sudah memintanya kembali
Jangan pernah bersikeras meronta dan menggila dan mempertahankan ego
Relakan ia pergi meski dengan tetesan air mata keihlasan
Jika engkau melakukan demikian
Air matamu itu akana menjadi butiran berlian yang akan mencerahkanmu kembali
Wahai hatiku yang bijaksana
Engkau adalah pintu ilham dalam hidupku
Aku akan menjadi lara jika engkau menderita
Aku akan menjadi sendu jika engkau bisu
Sebab aku selalu berada di belakang kehendakmu
Memang Tuhan kita menjadikan kita dalam satu
Engkau yang bertahta dengan cintamu menyatu dengan aku yang bersimpuh dalam ragaku
Wahai hatiku yang mulia
Tak ada penyanding yang layak bagimu selain aku dan Tuhan kita
Aku mengajakmu untuk bersabar
Sebab tuhan selalu punya ikrar baik untuk kita
Tak ada hak bagi kita untuk memarahi dan menyangkali bahkan menyesali
Apa yang telah lepas dan terbang jauh dalam kepakan sayap yang tak berpaling
Demikian pula jika suatu masa aku harus pergi meninggalkanmu
Tuhan menciptakanku hanyalah sebagai bayang-bayang fana
Yang menjadi roda gerak kemana engkau ingin bergulir
Namun, jangan khawati! Tuhan akan memisahkan kita jika engkau sudah kaya akan hikmad
Wahai hatiku yang perkasa
Kibarkanlah panji ketegaran di atas bukit hijau yang tinggi
Kuburlah deritamu di dalam palung terdalam di dasar laut terluas di bumi ini
Ingatlah.... kita masih harus berkelana jauh
Tuk mencari ilham yang masih terhampar di dalam hutan belantara
Yang masih terapung-apung di permukaan samudera biru
Yang masih tertimbun di antara gurun-gurun bumi yang panas berdebu
Yang masih membeku di dalam kristal-kristal kutub
Yang masih bertebaran di awan-awan cakrawala
Yang masih bersembunyi di balik cangkang gunung dan lembah
Wahai hatiku yang anggun
Hiasilah hidup kita dengan keindahanmu
Biarkanlah kesengsaraan berselimut dalam pekat malam
Jangan pernah terperdaya oleh kehadirannya
Aku dan ragaku akan sangat tersiksa
Jika engkau tenggelam oleh tipu daya kesengsaraan
Wahai hatiku yang setia
Berjanjilah padaku tidak akan pernah meninggalkanku dalam kebodohanku
Hingga jika masanya tiba
segalanya dapat berakhir pada singgasana yang bertahtakan kalimah syahadat
Engkau akan terbang dengan sayapmu memasuki gerbang kerajaan Tuhan kita
dan Aku dan ragaku akan tenggelam membusuk di dalam tanah
Jangan pernah disesali
Sebab itu adalah kodrat indah dari Tuhan kita
Curhatku Pada Allah9 Oktober 2011 pukul 0:55
Allahku......
Engkau selalu menggandeng tanganku kemanapun aku melangkah
Engkau menyibak senyum yang membuatku tersipu malu
yang membuatku yakin engkau sangat sayang padaku
Allahku.......
Engkau sangat menghargai langkah yang kupilih
Meski Tak ayal kegagalan datang silih berganti
aku tetap senyum padamu....
dan menanam rasa cinta yang lebih mendalam untukmu
karena aku selalu yakin
di balik kegagalan itu
engkau selalu menyimpan rejeki yang istimewa buatku
keyakinan inilah
yang selalu mengajakku bergairah untuk terus melangkah
Allahku...
kali ini jika aku melangkah
harap jangan pernah lepaskan gandengan tanganmu untukku
sebab aku hanyalah bayi mungil tak berdaya jika tanpamu
dibalik sujudku kudendangkan keagungan Asmamu lewat doaku
berharap ridho pada setiap langkah-langkahku
dalam setiap sempatku
kudongengkan bahasa Qur'an hanyalh untukmu
supaya engkaku tetap sayang padaku
Allahku.....
terima kasih tak berujung kusimfonikan untukmu
InsyaAllah.... aku akan selalu sayang padaMu
Jagalah aku dan langkahku
sebagaimana aku yakin kau tak akan pernah letih dan tertidur
Meski aku sudah letih dan tertidur