pt borneo lumbung energi & metal tbk. …akses.ksei.co.id/docs/quarter/2011/09/tw3/born/born_lk...

75
PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN / CONSOLIDATED INTERIM FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DECEMBER 2010 (DIAUDIT) DAN UNTUK PERIODE 9 BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 (UNAUDITED) AND 31 DECEMBER 2010 (AUDITED) AND FOR NINE-MONTHS PERIOD ENDED 30 SEPTEMBER 2011 (UNAUDITED) AND 2010 (UNAUDITED)

Upload: trinhkhanh

Post on 13-May-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

LAPORAN KEUANGAN INTERIM KONSOLIDASIAN / CONSOLIDATED INTERIM FINANCIAL STATEMENTS

30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DECEMBER 2010 (DIAUDIT) DAN UNTUK PERIODE 9 BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2011 (TIDAK DIAUDIT) DAN 2010 (TIDAK DIAUDIT) 30 SEPTEMBER 2011 (UNAUDITED) AND 31 DECEMBER 2010 (AUDITED) AND FOR NINE-MONTHS PERIOD ENDED 30 SEPTEMBER 2011 (UNAUDITED) AND 2010 (UNAUDITED)

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 1 Schedule

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements

NERACA KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)

CONSOLIDATED BALANCE SHEETS AS AT 30 SEPTEMBER 2011 AND

31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

except for par value and share data) Catatan/ Notes 2011 2010 ASET LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 2a, 3 1,828,193 2,080,083 Cash and cash equivalents Kas di bank yang dibatasi penggunaannya 2a, 4 591 2,035 Restricted cash in banks Piutang usaha – pihak ketiga 2d, 6 881,070 437,269 Trade receivables – third parties Uang muka dan biaya dibayar dimuka 7 606,292 365,637 Advances and prepayments Persediaan 2e, 8 883,091 426,988 Inventory Jumlah aset lancar 4,199,237 3,312,012 Total current assets ASET TIDAK LANCAR NON-CURRENT ASSETS Piutang dari pihak yang memiliki hubungan istimewa 2i, 27a - 73,604 Amounts due from related parties Pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa 2i, 27b 11,266 90,243 Loan to related parties Aset keuangan yang tersedia Available for sale untuk dijual 2t, 5 150,000 150,000 financial assets Uang jaminan 9 148,060 63,240 Refundable deposits Pajak dibayar dimuka 2o, 21a 500,229 241,194 Prepaid taxes Aset pajak tangguhan, bersih 2o, 21d 62,583 41,357 Deferred tax assets, net Aset tetap, setelah dikurangi Fixed assets, net of accumulated akumulasi penyusutan sejumlah depreciation of Rp 796,170 Rp 796.170 (2010: Rp 441.306) 2f, 11 2,380,566 1,554,180 (2010: Rp 441,306) Biaya eksplorasi dan pengembangan Deferred exploration and yang ditangguhkan, setelah dikurangi development expenditure, net of akumulasi amortisasi sejumlah accumulated amortisation of Rp 69.763 (2010: Rp 43.684) 2g, 10 1,095,972 1,075,522 Rp 69,763 (2010: Rp 43,684) Properti pertambangan, setelah Mining properties, net of dikurangi akumulasi amortisasi accumulated amortisation sejumlah Rp 109.065 of Rp 109,065 (2010: Rp 68.166) 2b, 12 1,526,925 1,567,824 (2010: Rp 68,166) Goodwill, setelah dikurangi akumulasi Goodwill, net of accumulated amortisasi sejumlah Rp 69.828 amortisation of Rp 69,828 (2010: Rp 54.480) 2b, 13 339,436 354,784 (2010: Rp 54,480)

Jumlah aset tidak lancar 6,215,037 5,211,948 Total non-current assets JUMLAH ASET 10,414,274 8,523,960 TOTAL ASSETS

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 2 Schedule

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements

NERACA KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011 DAN 31 DESEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali nilai nominal dan data saham)

CONSOLIDATED BALANCE SHEETSAS AT 30 SEPTEMBER 2011 AND

31 DECEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

except for par value and share data)

Catatan/ Notes 2011 2010

KEWAJIBAN LANCAR CURRENT LIABILITIES Hutang usaha – Pihak ketiga 2v, 17 255,392 320,010 Trade payables-Third parties Biaya yang masih harus dibayar 2l, 18 601,688 430,164 Accrued expenses Hutang pajak 2o, 21b 692,361 496,636 Taxes payable Kewajiban jangka panjang yang akan Current maturity of long-term jatuh tempo dalam satu tahun: borrowings:

- Hutang sewa pembiayaan 2m, 20 181,604 27,817 Finance lease payables - - Pinjaman 2t, 19a 84,304 44,056 Borrowings -

Jumlah kewajiban lancar 1,815,349 1,318,683 Total current liabilities

KEWAJIBAN TIDAK LANCAR NON-CURRENT LIABILITIES Pinjaman dari pihak yang memiliki hubungan istimewa 2i, 27c 1,200 6,062 Loans from related parties

Kewajiban pajak tangguhan, bersih 2o, 21e 381,241 394,375 Deferred tax liabilities, net Kewajiban jangka panjang setelah dikurangi bagian yang akan jatuh Long-term borrowings tempo dalam satu tahun: net of current portion:

- Hutang sewa pembiayaan 2m, 20 224,377 33,413 Finance lease payables - - Pinjaman 2t, 19 114,037 180,719 Borrowings -

Penyisihan reklamasi dan penutupan Provision for mine reclamation tambang 2n 13,700 5,502 and mine closure Penyisihan imbalan karyawan 2p 8,378 7,445 Provision for employee benefits

Jumlah kewajiban Total non-current tidak lancar 742,933 627,516 liabilities

JUMLAH KEWAJIBAN 2,558,282 1,946,199 TOTAL LIABILITIES

HAK MINORITAS 2b 26 12 MINORITY INTERESTS

EKUITAS EQUITY

Modal saham - modal dasar Share capital - authorised 53.080.000.000 lembar saham, 53,080,000,000 shares ditempatkan dan disetor penuh issued and fully paid 17.693.000.000 lembar saham 17,693,000,000 shares dengan nilai nominal per saham at par value of Rp 100 Rp 100 2w, 14 1,769,300 1,769,300 Tambahan modal disetor 2w, 15 4,644,645 4,644,645 Additional paid in capital Selisih kurs atas Exchange difference in penambahan modal disetor (3,450) (3,450) additional paid in capital Exchange difference from Selisih kurs dari penjabaran financial statement laporan keuangan 2b (47,349) 2,574 translation Laba ditahan yang dicadangkan 16 70,000 - General Reserve Laba ditahan 16 1,422,820 164,680 Retained earnings

Jumlah ekuitas 7,855,966 6,577,749 Total equity

JUMLAH KEWAJIBAN DAN TOTAL LIABILITIES AND EKUITAS 10,414,274 8,523,960 EQUITY

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 3 Schedule

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements

LAPORAN LABA/(RUGI) KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali laba/(rugi) per saham)

CONSOLIDATED STATEMENTS OF PROFIT/(LOSS) FOR THE PERIODS ENDED

30 SEPTEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

except profit/(loss) per share) Catatan/ Notes 2011 2010 Pendapatan usaha 2l, 22 4,440,081 2,063,845 Revenue Beban pokok penjualan 2l, 23 (1,842,827) (937,582) Cost of goods sold Laba kotor 2,597,254 1,126,263 Gross profit Beban operasi Operating expenses Selling and Beban penjualan dan pemasaran 2l, 24 (563,174) (243,939) marketing expenses General and administrative Beban umum dan administrasi 2l, 25 (122,454) (115,893) expenses Beban eksplorasi 2g (8,235) (5,436) Exploration expenses Jumlah beban operasi (693,863) (365,268) Total operating expenses Laba operasi 1,903,391 760,995 Operating profit Pendapatan/(Beban) lain-lain Other income/(expenses) Pendapatan bunga 60,954 25,948 Interest income Beban keuangan (13,265) (285,885) Finance costs Keuntungan/(rugi) selisih kurs, bersih Gain/(loss) on foreign (36,178) 10,556 exchange, net Beban amortisasi properti Amortisation of pertambangan 2b, 12 (40,899) (40,899) mining properties Beban amortisasi goodwill 2b, 13 (15,348) (15,348) Amortisation of goodwill Beban lain-lain, bersih 2l, 26 (10,503) (63,580) Other expenses, net Jumlah (beban) lain-lain (55,239) (369,208) Total other (expenses) Laba sebelum pajak Profit before income penghasilan 1,848,152 391,787 tax Beban pajak penghasilan 2o, 21c (519,998) (130,152) Income tax expense Laba sebelum hak Profit before minority minoritas 1,328,154 261,635 interest Hak minoritas atas laba bersih Minority interest in net anak perusahaan 2b (14) 353 income of subsidiaries Laba bersih 1,328,140 261,988 Net profit Laba per saham dasar Profit per share (nilai penuh) 2r, 28 75 206 (full amount)

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 4 Schedule

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE PERIODS ENDED

30 SEPTEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah)

Selisih kurs atas penjabaran laporan Tambahan keuangan/ modal Exchange Modal disetor/ difference Akumulasi saham/ Additional from financial kerugian/ Catatan/ Share paid in statement Accumulated Jumlah/ Notes capital capital translation losses Total Saldo 1 Januari Balance at 2010 127,000 98,000 9,905 (184,167) 50,738 1 January 2010 Penerbitan saham baru Issuance of new 1,200,000 1,200,000 shares Exchange difference Selisih kurs atas from financial penjabaran statement laporan keuangan - - 8,956 - 8,956 translation Laba bersih tahun Net income for berjalan - - - 261,988 261,988 the year Balance at Saldo 30 September 2010 1,327,000 98,000 18,861 77,821 1,521,682 30 September 2010

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 5 Schedule

Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian

The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements

LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2011 DAN 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah)

CONSOLIDATED ISTATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE PERIODS ENDED

30 SEPTEMBER 2011 AND 2010 (Expressed in millions of Rupiah)

2011 2010 Cash flows from Arus kas dari aktivitas operasi operating activities Penerimaan dari pelanggan 3,996,280 1,220,552 Receipts from customers Pembayaran kepada pemasok pajak dan royalti (2,953,195) (1,224,011) Payment to suppliers, tax and royalty Pembayaran kepada karyawan (157,207) (15,362) Payment to employees Pembayaran bunga dan pajak (13,265) (304,923) Payment to interest Arus kas bersih yang digunakan Net cash used untuk aktivitas operasi 872,613 (323,744) in operating activities Arus kas dari aktivitas investasi Cash flows from investing activities Pembelian aset tetap (1,529,210) (179,262) Payments for fixed assets Pembayaran untuk biaya eksplorasi dan Payments for deferred exploration pengembangan yang ditangguhkan (51,262) - and development expenditures

Arus kas bersih yang digunakan Net cash used untuk aktivitas investasi (1,580,472) (179,262) in investing activities Arus kas dari aktivitas pendanaan Cash flows from financing activities Penerimaan pinjaman - 703,253 Receipts from borrowings Pembayaran pinjaman bank (31,704) (140,279) Repayment of borrowings Pembayaran hutang sewa pembiayaan (95,099) (11,750) Payment for leases Penerimaan hutang sewa pembiayaan 439,850 - Receipts for leases Pembayaran pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa 147,718 (4,209) Proceeds from related party loans Arus kas bersih yang diperoleh dari Net cash provided by financing aktivitas pendanaan 460,765 547,015 activities Kenaikan bersih kas dan Net increase in cash and setara kas (247,094) 44,009 cash equivalents Pengaruh perubahan kurs mata Effect of foreign exchange uang asing (4,796) (83) rate changes Cash and cash equivalents at Kas dan setara kas pada awal tahun 2,080,083 8,172 the beginning of the year

Cash and cash equivalents at Kas dan setara kas pada akhir tahun 1,828,193 52,098 the end of the year

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 6 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

1. UMUM 1. GENERAL

a. Pendirian Perusahaan dan informasilainnya

a. Establishment of the Company and other information

PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. (dahulu PT Borneo Lumbung Energi) (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 15 Maret 2006 berdasarkan Akta Notaris Sutjipto, S.H. No. 109 tanggal 15 Maret 2006. Akta pendirian Perusahaan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-09502 HT.01.01.TH.2006 tanggal 3 April 2006 dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tanggal 8 Juli 2008 No. 55 dan Tambahan No. 11258. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan atas penyesuaian anggaran dasar perusahaan berdasarkan Akta Notaris No. 28 tanggal 25 Agustus 2010 dibuat di hadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H. yang memuat tentang perubahan Anggaran Dasar Perusahaan dalam rangka perubahan status Perusahaan dari perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka, perubahan nama Perusahaan yang semula bernama PT Borneo Lumbung Energi menjadi PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk., pemecahan saham berupa perubahan nominal saham Perusahaan dari Rp 10.000 (nilai penuh) menjadi Rp 100 (nilai penuh) per lembar saham dan melakukan pengeluaran saham baru sebanyak 12.000.000.000 lembar saham. Akta No. 28 tanggal 25 Agustus 2010 telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-43248.AH.01.02.TH.2010 tanggal 2 September 2010. Perubahan terakhir dilakukan berdasarkan Akta No. 32 tanggal 10 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H. yang memuat tentang perubahan susunan Direksi Perseroan. Akta No 32 telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH.01.10-23522 tertanggal 5 Agustus 2011.

.

PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk. (formerly PT Borneo Lumbung Energi) (the “Company”) was established on 15 March 2006 based on Notarial Deed of Sutjipto, S.H. No. 109 dated 15 March 2006. The Company’s Articles of Association were approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia via Decree No. C-09502 HT.01.01.TH.2006 dated 3 April 2006 and published in the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 55 dated 8 July 2008 and Supplement No. 11258. A number of amendments have been effected to the Articles of Association. The amendment was effected based on Notarial Deed of Fathiah Helmi, S.H. No. 28 dated 25 August 2010 to reflect the amendments to the Company’s Articles of Association, to change the status of the Company from a private company to become a public company, to change the Company’s name from PT Borneo Lumbung Energi to PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk., to conduct a stock split of the par value of the Company’s shares from Rp 10,000 (full amount) to Rp 100 (full amount), and to issue 12,000,000,000 new shares. Deed No. 28 dated 25 August 2010 was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia via Decree No. AHU-43248.AH.01.02.TH.2010 dated 2 September 2010. The latest Amendment was affected based on Notarial Deed of Fathiah Helmi, S.H No. 32 dated 10 June 2011 to change the board of Directors. Deed No. 32 dated 10 June 2011 was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia via Decree No. AHU-AH.01.10-25322 dated 5 August 2011

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 7 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

a. Pendirian Perusahaan dan informasi lainnya (lanjutan)

a. Establishment of the Company and other information (continued)

Pada laporan keuangan konsolidasian ini, Perusahaan dan anak perusahaannya secara bersama-sama disebut sebagai ”Grup”.

In these consolidated financial statements, the Company and its subsidiaries are collectively referred to as “the Group”.

Induk perusahaan adalah PT Republik Energi & Metal (sebelumnya PT Republik Energi), sebuah perusahaan yang didirikan di dan berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia.

The ultimate parent entity is PT Republik Energi & Metal (previously PT Republik Energi), a company incorporated in and under the Laws of the Republic of Indonesia.

Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 15 September 2009. Lokasi penambangan Perusahaan berada di Kecamatan Muara Laung dan Barito Tuhup Raya, Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah dan berkantor pusat di Menara Bank Danamon, lantai 15, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E.IV No.6, Mega Kuningan, Jakarta 12950.

The Company commenced its commercial operations on 15 September 2009. The Company’s mine site is located in Muara Laung and Barito Tuhup Raya Sub-districts, Murung Raya Regency, Central Kalimantan, and the head office is located at Menara Bank Danamon, 15th floor, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E.IV No.6, Mega Kuningan, Jakarta 12950.

Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, Perusahaan didirikan untuk berusaha di bidang perdagangan, pembangunan, pertambangan batubara, pengangkutan, dan jasa. Jasa yang dimaksudkan termasuk jasa konsultasi bisnis, jasa konsultasi di bidang pertambangan batubara, jasa konsultasi di bidang teknik engineering, dan jasa lainnya yang mendukung kegiatan pertambangan dan perdagangan batubara. Anak-anak perusahaan yang dimilikinya bergerak dalam bidang pertambangan batubara dan aktivitas lainnya yang terkait.

In accordance with Article 3 of its Articles of Association, the Company is established to conduct businesses in trading, construction, coal mining, transportation, and services. The terms services includes business consultation, coal mining consultation, technical engineering consultation, and other services that support coal mining operations and trading. The Company’s subsidiaries are engaged in coal mining and related activities.

Pada tanggal 30 September 2011, susunan dewan direksi dan komisaris Perusahaan adalah sebagai berikut:

At 30 September 2011, the Company’s boards of directors and commissioners were as follows:

Direktur Utama : Samin Tan : President DirectorDirektur : Maxwell Armand : DirectorDirektur : Kenneth Raymond Allan : DirectorDirektur : David Alister Tonkin : DirectorDirektur : Eva Novita Tarigan : DirectorDirektur tidak terafiliasi : Geroad Panji Alamsyah * : Non-affiliated DirectorDirektur

: Scott Merrilless : Director

Komisaris Utama : Syamsir Siregar : President CommissionerKomisaris : Silvanus Yulian Wenas : CommissionerKomisaris : Moch. Djatmiko : CommissionerKomisaris Independen : Anton Budi Setiawan Hudyana : Independent CommissionerKomisaris Independen : Soesanto Loekman : Independent CommissionerKomisaris Independen : Mangantar S. Marpaung : Independent Commissioner *) Sekretaris Perusahaan *) Corporate Secretary

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 8 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

a. Pendirian Perusahaan dan informasi lainnya (lanjutan)

a. Establishment of the Company and other information (continued)

Pada tanggal 30 September 2011 (tidak diaudit), Grup mempekerjakan 2.316 karyawan (30 September 2010: 1,242 karyawan). Jumlah biaya karyawan selama periode yang berakhir pada 30 September 2011 adalah sebesar Rp 157,207 (2010: Rp 41,922).

As at 30 September 2011(unaudited), the Group maintained 2,316 employees (30 September 2010: 1,242 employees). Total employee costs for the period ended 30 September 2011 amounted to Rp 157,207 (2010: Rp 41,922).

b. Penawaran Umum Saham Perusahaan b. Public Offering of the Company’s Shares

Pada tanggal 16 Nopember 2010, Perusahaan menerima Surat Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dengan Suratnya No. S-10407/BL/2010 untuk melakukan Penawaran Umum Saham Perdana kepada publik atau masyarakat dengan harga penawaran Rp 1.170 (nilai penuh) per lembar saham atas 4.423.000.000 lembar saham atau 25% dari keseluruhan 17.693.000.000 lembar saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh. Pada tanggal 26 Nopember 2010, saham yang ditawarkan kepada masyarakat dalam Penawaran Umum Saham Perdana dicatatkan di Bursa Efek Indonesia bersamaan dengan pencatatan 13.270.000.000 lembar saham pendiri, sehingga jumlah seluruh saham yang dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia menjadi 17.693.000.000 lembar. Perusahaan akan menggunakan dana hasil penawaran umum untuk: 1) pengembangan proyek lebih lanjut

terhadap Tuhup; 2) pembayaran pinjaman Grup; 3) modal kerja untuk bisnis pertambangan;

dan 4) keperluan umum Perusahaan.

On 16 November 2010, the Company obtained the Notice of Effectiveness from the Chairman of the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) via letter No. S-10407/BL/2010 for the Company to conduct its Initial Public Offering for offering to and subscription by the public at an offering price of Rp 1,170 (full amount) per share of 4,423,000,000 shares or 25% of the total of 17,693,000,000 the Company’s issued shares. The shares offered to the public in the Company’s Initial Public Offering were listed with the Indonesia Stock Exchange on 26 November 2010. In conjuction herewith the Company on behalf of its founding shareholders also listed the entire 13,270,000,000 founder shares, which resulted in the entire 17,693,000,000 the Company’s shares listed on the Indonesia Stock Exchange. The Company will use the proceeds from the offering for: 1) further expansion of the Tuhup project;

2) repayment of the Group’s existing debts; 3) working capital needs for mining business;

and 4) general corporate purposes.

Semenjak efektifnya Penawaran Umum Saham Perdana, Perusahaan telah membayar biaya-biaya berikut ini yang pencatatannya langsung dikurangkan dari jumlah dana yang diperoleh dari masyarakat pada laporan keuangan konsolidasian ini:

Since the effective date of the Initial Public Offering, the Company has paid the following costs and were recorded as the deduction to the cash proceeds from the public in these consolidated financial statements:

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 9 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

b. Penawaran Umum Saham Perusahaan (lanjutan)

b. Public Offering of the Company’s Shares (continued)

Rp

Jumlah lembar saham 4,423,000,000 Total shares Harga penawaran (Rupiah nilai penuh) 1,170 Offering price (Rupiah full amount)

Jumlah dana dari publik 5,174,910 Total proceeds from public

Biaya-biaya Penawaran Umum Saham Perdana: Initial Public Offering expenses

Penjamin pelaksana emisi efek (132,043) Underwriting fees Biaya profesi penunjang pasar modal (22,414) Professional fees Badan Administrasi Efek (74) Share Administration Bureau Biaya penyelenggaraan public expose (15,290) Public expose expenses Biaya lain-lain (16,143) Others

Jumlah biaya (185,964) Total expenses

Dana Penawaran Umum Saham Perdana, bersih 4,988,946 Proceeds from Initial Public Offering, net

Dicatat sebagai modal saham Recorded as share capital pada nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) at par value of per lembar saham 442,300 Rp 100 (full amount) per share

Dicatat sebagai tambahan modal disetor pada Rp 1.070 (nilai penuh), Recorded as additional bersih setelah dikurangkan dengan paid in capital of Rp 1,070 biaya – biaya Penawaran Umum (full amount), net after deduction of

Saham Perdana 4,546,646 Initial Public Offering expenses

4,988,946 c. Anak perusahaan c. Subsidiaries Perusahaan memiliki kepemilikan langsung

pada anak perusahaan berikut ini: The Company has direct ownership of the

following subsidiaries: Persentase Total aset

kepemilikan (%)/ sebelum eliminasi/ Tahun Percentage of Total assets before operasi ownership (%) elimination Aktivitas komersial/ 30 31 30 31 Anak bisnis/ Year of September/ Desember/ September/ Desember/ perusahaan/ Business Lokasi Usaha/ commercial September December September December Subsidiaries activity Location operation 2011 2010 2011 2010 PT Asmin Pertambangan Kalimantan 2009 99.99 99.00 6,766,568 3,764,555 Koalindo batubara/ Tengah/ Tuhup Coal mining Central ("AKT") Kalimantan PT Borneo Penyewaan Kalimantan 2009 99.99 99.99 1,308,195 1,061,915 Mining alat berat/ Tengah/ Services Heavy Central ("BMS") equipment Kalimantan rental

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 10 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued)

c. Anak perusahaan (lanjutan) c. Subsidiaries (continued)

PT Asmin Koalindo Tuhup (“AKT”) PT Asmin Koalindo Tuhup (“AKT”) AKT didirikan berdasarkan Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 Tahun 1968, yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 12 Tahun 1970, berdasarkan Akta Notaris Sutjipto S.H., Jakarta No. 52 tertanggal 11 September 1992. Akta pendirian AKT telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2 – 4105.HT.01.01.TH.93 tanggal 3 Juni 1993, dan diterbitkan dalam Tambahan No. 4418 Berita Acara Negara Republik Indonesia No. 76 pada tanggal 21 September 1993.

AKT was established under the framework of Domestic Capital Investment Law No. 6 of 1968, as amended by Law No. 12 of 1970, based on Notarial Deed No. 52 dated 11 September 1992 of Sutjipto S.H., Notary in Jakarta. AKT’s Articles of Association were approved by the Minister of Justice via Decree No. C2–4105.HT.01.01.TH.93 dated 3 June 1993, and was published in Supplement No. 4418 of State Gazette No. 76 on 21 September 1993.

Akta pendirian AKT telah mengalami beberapa kali perubahan dalam rangka penyesuaian dengan Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, dan perubahan susunan dewan direksi, komisaris dan pemegang saham AKT. Perubahan anggaran dasar AKT terakhir dilakukan berdasarkan Akta Notaris No. 12 tanggal 22 Desember 2010, yang dibuat di hadapan Dirhamdan S.H., Notaris di Jakarta untuk peningkatan modal saham AKT dan peningkatan setoran modal Perusahaan di AKT melalui konversi hutang dengan nilai nominal saham. Akta tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. AHU-12479.AH.01.02.Tahun 2011 tanggal 11 Maret 2011. Dari hasil penambahan modal ini total investasi modal Perusahaan di AKT menjadi Rp 1.356.050 atau 99,99% jumlah modal disetor AKT.

Several amendments have been effected to the Articles of Association to reflect changes required to comply with Law No. 40/2007 for Limited Liability Companies, and changes to the boards of directors, commissioners and shareholders. The last amendment was effected via and documented in Notarial Deed No. 12 dated 22 December 2010, drawn up before Dirhamdan S.H., Notary in Jakarta, for the purpose of increasing AKT’s share capital and the Company’s subscription of additional equity paid in capital in AKT via loan conversion which was valued at nominal. This Notarial Deed were approved by the Minister of Justice via Decree No. AHU-12479.AH.01.02.Tahun 2011 dated 11 March 2011. This additional equity resulted in the Company holding Rp 1,356,050 or 99.99% of AKT’s total paid up capital.

AKT berusaha di bidang eksplorasi dan

pertambangan batubara, dan memulai Periode Operasinya pada tanggal 15 September 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 375/K.30/DJB tertanggal 15 September 2009 dengan Periode Operasi dimulai pada blok atau tambang Kohong.

Kantor pusat AKT berlokasi di Menara Bank

Danamon lantai 15, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav E.IV No 6, Mega Kuningan, Jakarta, Indonesia.

AKT is engaged in coal exploration and mining, and commenced its Operating Period on 15 September 2009 by virtue of Decree of the Minister of Energy and Mineral Resources (“MEMR”) No. 375/K.30/DJB dated 15 September 2009. Initial production comes from, and is focused on the Kohong block of coal deposit. AKT’s registered office is located at Menara Bank Danamon 15th floor, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav E.IV No.6, Mega Kuningan, Jakarta 12950.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 11 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued) c. Anak perusahaan (lanjutan) c. Subsidiaries (continued)

PT Borneo Mining Services (“BMS”) PT Borneo Mining Services (“BMS”) BMS didirikan pada tanggal 4 Maret 2006 berdasarkan Akta Notaris Ny. Poerbaningsih Adi Warsito S.H. No. 03. Anggaran Dasar BMS telah disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-24799.HT.01.01.TH.2006 tertanggal 24 Agustus 2006 dan telah diterbitkan dalam Tambahan No. 45 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 7735 tanggal 3 Juni 2008. Akta pendirian BMS telah mengalami beberapa kali perubahan untuk disesuaikan dengan Undang-undang No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, perubahan susunan dewan direksi dan komisaris dan perubahan pemegang saham. Perubahan terakhir anggaran dasar BMS dilakukan berdasarkan Akta No. 19 tanggal 14 Mei 2008 dibuat di hadapan Muchlis Pathanha, S.H., Notaris di Jakarta. Akta ini telah mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-33475.AH.01.02.TH.2008 tanggal 16 Juni 2008.

BMS was incorporated on 4 March 2006 based on Notarial Deed No. 03 of Ny. Poerbaningsih Adi Warsito S.H. The Articles were approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia via Decree No. C-24799.HT.01.01.TH.2006 dated 24 August 2006, and published in Supplement No. 45 of the State Gazette of the Republic of Indonesia No. 7735 dated 3 June 2008. Several amendments have been effected subsequent thereto reflect changes required to comply with Law No.40/2007 regarding Limited Liability Companies, changes in the boards of directors, commissioners and shareholders. The last amendment to the Articles of Association was effected in Notarial Deed No. 19 dated 14 May 2008, drawn up before Muchlis Pathanha, S.H., Notary in Jakarta. This deed has been approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia via Decree No. AHU-33475.AH.01.02.TH.2008 dated 16 June 2008.

BMS berusaha di bidang jasa pertambangan batubara termasuk sewa alat berat, jasa manajemen pertambangan dan jasa-jasa pertambangan lainnya.

BMS is engaged in the provision of coal mining services, including heavy equipment rental, mine management services and other related mining services.

Kantor BMS berlokasi di Menara Bank Danamon lantai 15, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav E.IV No 6, Mega Kuningan, Jakarta, Indonesia. BMS memulai operasi komersialnya di bulan Januari 2009.

The registered office of BMS is at Menara Bank Danamon 15th floor, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav E.IV No 6, Mega Kuningan, Jakarta, Indonesia. BMS commenced its commercial operations in January 2009.

d. Perjanjian Kerjasama Pengusahaan Pertambangan Batubara (“PKP2B”)

d. Coal Contract of Work (“CCoW”)

Pada tanggal 31 Mei 1999, AKT dan Pemerintah Republik Indonesia (“Pemerintah”) menandatangani PKP2B generasi ketiga. Berdasarkan ketentuan PKP2B tersebut, AKT bertindak sebagai kontraktor Pemerintah, dan bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan eksplorasi dan pertambangan di area yang berlokasi di Kecamatan Murung Raya, Kabupaten Muara Teweh, Kalimantan Tengah, Indonesia. Area yang dicakup PKP2B tersebut pada awalnya seluas 40.610 hektar namun telah dikurangi menjadi 21.630 hektar akibat dari pelepasan area sebagaimana diatur dalam ketentuan PKP2B yang dimaksud.

On 31 May 1999, AKT entered into a third generation CCoW with the Government of the Republic of Indonesia (the “Government”). Under the terms of the CCoW, AKT is appointed as the contractor of the Government, in respect of coal exploration and mining in an area located in Murung Raya, Muara Teweh Regency, Central Kalimantan, Indonesia. The area covered by AKT’s CCoW initially comprised 40,610 hectares, but this has been reduced to 21,630 hectares pursuant to the relinquishment requirement under the CCoW.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 12 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued) d. Perjanjian Kerjasama Pengusahaan

Pertambangan Batubara (“PKP2B”) (lanjutan)

d. Coal Contract of Work (“CCoW”) (continued)

Perubahan status PKP2B dari Penanaman

Modal Dalam Negeri (“PMDN”) menjadi Penanaman Modal Asing (“PMA”) telah disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral berdasarkan Keputusan No. W7-06012 HT.01.04-TH.2007 tertanggal 4 Juni 2007.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Energi

dan Sumber Daya Mineral No. 375/K.30/DJB, AKT memulai Periode Operasi 30 tahunnya sejak 15 September 2009 dengan produksi dimulai pada blok atau tambang Kohong.

The conversion of the CCoW status from a Domestic Capital Investment (“PMDN”) to a Foreign Capital Investment (“PMA”) CCoW was approved by the Minister of Energy and Mineral Resources, as documented in Decree No. W7-06012 HT.01.04-TH.2007 dated 4 June 2007.

By virtue of Decree of Minister of Energy and

Mineral Resources No. 375/K.30/DJB, AKT commenced its 30-year Operating Period on 15 September 2009 with initial coal production in the Kohong block of coal deposit.

Sebagaimana diatur dalam PKP2B yang

bersangkutan, Pemerintah berhak atas 13,5% dari batubara yang diproduksi. Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 75/1996 tertanggal 25 September 1996, AKT diharuskan untuk menyerahkan bagian 13,5% atas hak Pemerintah (biasanya disebut sebagai “royalti kepada Pemerintah”) dalam bentuk tunai.

AKT membukukan 100% pendapatan yang

diperoleh dari penjualan batubara, dan mencatat royalti yang dibayarkan kepada Pemerintah sebagai bagian dari beban pokok penjualan.

As stipulated in the CCoW, the Government is entitled to receive 13.5% of the total coal produced from the final point of production processes established by AKT. In accordance with Presidential Decree No. 75/1996 dated 25 September 1996, AKT is required to deliver the 13.5% Government‘s share of production (commonly referred to as “royalty to Government”) in cash.

AKT records 100% of its revenue generated

from coal sales, and records the Government’s royalty as a component to its cost of goods sold.

e. Area eksploitasi/pengembangan e. Exploration/exploitation area

Area eksplorasi (tidak diaudit) /Exploration area (unaudited) Jumlah biaya eksplorasi yang telah dibukukan sampai dengan tanggal neraca/ Nama pemilik Perolehan Persentase Total exploration izin lokasi/ izin eksplorasi/ Tanggal kepemilikan/ expenditure Lokasi/ Owner of Date of jatuh tempo/ Percentage recognised as at Location concession concession Expire date of ownership balance sheet date Telakon blok/block PT Asmin 31 15 99.99% 51,262 Koalindo Mei/May September/ Tuhup 1999 September 2039

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 13 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

1. UMUM (lanjutan) 1. GENERAL (continued) e. Area eksploitasi/pengembangan (lanjutan) e. Exploration/exploitation area (continued)

Area eksploitasi dan pengembangan (tidak diaudit)/Exploitation and development area (unaudited) Jumlah produksi (dalam jutaan Sisa metrik ton)/ cadangan Jumlah Total production terbukti cadangan (in million metric (dalam terbukti (P1)* tonnes) jutaan ton)/ (dalam jutaan Akumulasi Balance of metrik ton)/ Jumlah proven Nama pemilik Perolehan Tanggal Persentase Proven Tahun Produksi/ reserve izin lokasi/ izin eksplorasi jatuh tempo/ kepemilikan reserve (P1)* berjalan/ Accumulated (in million Lokasi/ Owner of /Date of End date of /Percentage (in million Current total metric Location concession concession concession of ownership metric tonnes) year production tonnes) Kohong blok/ PT Asmin 31 15 99.99% 36.5 2.6 5.4 31.1 block Koalindo Mei/May September/ Tuhup 1999 September 2039

* Jumlah Cadangan Terbukti didasarkan

pada Laporan Sumber Daya dan Cadangan JORC per 30 Juni 2010 yang diterbitkan oleh konsultan JORC yang diakui, PT SMG Consultants.

* Total Proven Reserves is based on the JORC Standard Reserves and Resources Statement as of 30 June 2010 issued by JORC qualifying firm, PT SMG Consultants.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING 2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING

POLICIES

Laporan keuangan konsolidasian Grup telah disusun dan diselesaikan oleh Direksi pada tanggal 28 Oktober 2011.

The Group’s consolidated financial statements were prepared and finalised by the Directors on 28 October 2011.

Berikut ini adalah kebijakan akuntansi penting yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Grup sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

Presented below are the significant accounting policies adopted in preparing the Group’s consolidated financial statements, which are in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia.

a. Dasar penyusunan laporan keuangan

konsolidasian a. Basis of preparation of the consolidated

financial statements

Laporan keuangan konsolidasian ini juga disusun berdasarkan prinsip harga perolehan, kecuali akun tertentu berdasarkan kebijakan akuntansi terkait.

The consolidated financial statements have been prepared on the basis of historical cost convention, except for certain accounts which are measured on the basis described in the related accounting policies.

Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali untuk laporan arus kas konsolidasian.

The consolidated financial statements have been prepared on the accruals basis, except for the consolidated statements of cash flows.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 14 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

a. Dasar penyusunan laporan keuangan

konsolidasian (lanjutan) a. Basis of preparation of the consolidated

financial statements (continued)

Laporan arus kas konsolidasian disusun menggunakan metode langsung. Arus kas dikelompokkan atas dasar aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Untuk tujuan laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan investasi jangka pendek yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, setelah dikurangi cerukan dan kas yang dibatasi penggunaannya.

Transaksi restrukturisasi antara entitas

sepengendali dibukukan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interests). Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku setiap transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada bagian ekuitas dalam neraca konsolidasian.

Angka dalam laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan lain.

The consolidated statements of cash flows have been prepared based on the direct method by classifying cash flows on the basis of operating, investing and financing activities. For the purpose of the consolidated statements of cash flows, cash and cash equivalents include cash on hand, cash in banks and other short-term highly liquid investments with original maturities of three months or less, net of bank overdrafts and restricted cash balances.

Restructuring transactions for entities under common control are accounted for using the pooling of interests method. The difference between the transfer price and the book value is recorded under the account “Difference in Value from Restructuring Transactions of Entities under Common Control” and presented under the equity section of the consolidated balance sheet.

Figures in the consolidated financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah, unless otherwise stated.

b. Prinsip-prinsip konsolidasi b. Principles of consolidation Laporan keuangan konsolidasian meliputi

laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dimana Perusahaan mempunyai kepemilikan saham dengan hak suara lebih dari 50%, baik langsung atau tidak langsung, atau apabila Perusahaan memiliki 50% atau kurang hak suara, tetapi Perusahaan memiliki kemampuan untuk mengendalikan anak perusahaan. Anak perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal dimana pengendalian telah beralih secara efektif kepada Perusahaan dan tidak lagi dikonsolidasi sejak tanggal pelepasan.

The consolidated financial statements include the accounts of the Company and subsidiaries in which the Company has direct or indirect ownership of more than 50% of voting rights, or equal to or less than 50% but with an ability to control the subsidiaries. The subsidiaries are consolidated from the date on which effective control is transferred to the Company and are no longer consolidated from the date of disposal.

Pengaruh dari seluruh transaksi dan saldo antara perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasi dalam Grup telah dieliminasi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Kebijakan akuntansi yang dipakai dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian telah diterapkan secara konsisten oleh anak perusahaan, kecuali bila dinyatakan lain.

The effects of all transactions and balances between companies in the Group have been eliminated in preparing the consolidated financial statements. The accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by the subsidiaries unless otherwise stated.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 15 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

b. Prinsip-prinsip konsolidasi (lanjutan) b. Principles of consolidation (continued)

Untuk anak perusahaan yang bukan merupakan bagian integral dari operasi Perusahaan dan mata uang fungsionalnya bukan Rupiah, aset dan kewajiban dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs penutup yang berlaku pada tanggal neraca. Ekuitas dijabarkan dengan menggunakan kurs historis. Pendapatan dan beban dijabarkan dengan mengunakan kurs rata-rata selama periode pelaporan. Selisih yang timbul dari penjabaran laporan keuangan anak perusahaan tersebut disajikan dalam akun “selisih kurs dari penjabaran laporan keuangan” di bagian ekuitas.

Bagian pemegang saham minoritas atas aset

bersih anak perusahaan disajikan sebagai “hak minoritas” dalam neraca konsolidasian. Hak minoritas dalam suatu anak perusahaan dengan posisi defisit ekuitas tidak diakui, kecuali pemegang saham minoritas tersebut memiliki kewajiban kontraktual untuk mendanai defisit tersebut. Bagian pemegang saham minoritas atas laba/(rugi) bersih sebelum akuisisi dicatat sebagai laba/(rugi) sebelum akuisisi dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.

For a subsidiary that is not integral to the Company’s operations and whose functional currency is not Rupiah, the assets and liabilities are translated into Rupiah at the exchange rates prevailing at the balance sheet date. Equity is translated at historical exchange rates. Revenue and expenses are translated at average exchange rates for the period. Net differences arising from the translation of the subsidiaries’ financial statements are presented as “exchange difference from financial statement translation” under equity.

The proportionate share of minority shareholders in the subisidiaries’ net assets is presented as “minority interest” in the consolidated balance sheet. A minority interest is not recognised for subsidiaries with a deficit in equity, unless the minority shareholders have a contractual obligation to contribute to fund the deficit. The proportionate share of minority shareholders in net income/(loss) prior to acquisition is recorded as pre-acquisition income/(loss) in the consolidated statement of profit /(loss).

Properti pertambangan merupakan penyesuaian nilai wajar atas aset bersih yang diperoleh pada tanggal akuisisi terhadap harga perolehan aset tersebut dan dinyatakan pada harga perolehan. Properti pertambangan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama periode yang mana lebih pendek antara sisa umur PKP2B, atau sisa umur tambang dihitung dari tanggal dimulainya produksi komersial.

Mining properties represent the fair value adjustments of net assets acquired at the date of acquisition of a mining company over the acquisition costs of the assets and are stated at cost. Mining properties are amortised over the life of the property using the straight line method over the shorter period of the CCoW, or expected mine life from the date of the commencement of commercial production.

Goodwill merupakan selisih lebih antara harga

perolehan investasi dan nilai wajar bagian Perusahaan atas aset bersih anak perusahaan yang diakuisisi pada tanggal akuisisi. Goodwill diamortisasi selama 20 tahun dengan menggunakan metode garis lurus. Manajemen menentukan estimasi masa manfaat goodwill berdasarkan evaluasi pada saat transaksi akuisisi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang terdapat dalam perusahaan yang diakuisisi.

Goodwill represents the excess of the acquisition cost over the fair value of the Company’s share of the net assets of the acquired subsidiaries at the date of acquisition. Goodwill is amortised over a period of 20 years using the straight-line method. Management determines the estimated useful life of goodwill based on its evaluation at the time of the acquisition, taking into consideration factors inherent to the companies acquired.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 16 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

c. Penjabaran mata uang asing c. Foreign currency translation Grup menyelenggarakan catatan akuntansinya

dalam Rupiah.

Transaksi dalam mata uang selain mata uang Rupiah dijabarkan menjadi mata uang Rupiah menggunakan kurs yang terjadi pada tanggal transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang selain mata uang Rupiah dijabarkan menjadi mata uang Rupiah dengan kurs yang berlaku pada tanggal neraca. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari penjabaran aset dan kewajiban moneter dalam mata uang selain mata uang Rupiah diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian. Pada tanggal neraca, kurs yang digunakan, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia adalah sebagai berikut (Rupiah penuh):

The Group maintains its accounting records in Rupiah.

Transactions denominated in currencies other than Rupiah are translated to Rupiah at the exchange rate prevailing at the date of the transaction. At the balance sheet date, monetary assets and liabilities in currencies other than Rupiah are translated into Rupiah at the exchange rate prevailing at that date. Exchange gains and losses arising on the translation of monetary assets and liabilities in currencies other than Rupiah are recognised in the consolidated statement of profit /(loss). At the balance sheet date, the exchange rates used, based on middle rates published by the Bank of Indonesia were as follows (Rupiah full amount):

30 September/ 31 Desember/ September December 2011 2010

Dolar Amerika Serikat (“AS$”) United States Dollar (“US$”) setara dengan Rp 8,823 8,991 equivalent to Rp

Euro (“EUR”) Euro (“EUR”) setara dengan Rp 11,956 11,956 equivalent to Rp

Dolar Singapura (“SGD”) Singapore Dollar (“SGD”) setara dengan Rp 6,796 - equivalent to Rp

Dolar Australia (“AUD”) Australian Dollar (“AUD”) setara dengan Rp 8,611 - equivalent to Rp

Pondsterling (“GBP”) Poundsterling (“GBP”) setara dengan Rp 13,764 - equivalent to Rp d. Piutang usaha d. Trade receivables

Piutang usaha adalah jumlah tagihan dari pembeli batubara yang dijual atau jasa yang diberikan sesuai dengan jenis usaha masing-masing perusahaan dalam Grup. Jika pelunasan piutang diharapkan selesai dalam satu tahun atau kurang (atau dalam siklus normal operasi masing-masing perusahaan dalam Grup jika lebih lama), piutang tersebut dikelompokkan sebagai aset lancar. Jika tidak, piutang tersebut disajikan sebagai aset tidak lancar.

Trade receivables are the amount due from customers for coal sold or services performed in the ordinary course of business of each companies within the Group. If collection is expected in one year or less (or in the normal operating cycle of each companies within the Group if longer), they are classified as current assets. If not, they are presented as non-current assets.

Piutang usaha pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dan kemudian diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penyisihan untuk penurunan nilai. Kesulitan keuangan yang signifikan yang dialami oleh debitur, kemungkinan kepailitan debitur atau restrukturisasi keuangan, dan wanprestasi atau tunggakan terhadap pelunasan digunakan sebagai indikator bahwa piutang usaha mengalami penurunan nilai. Nilai dari penyisihan adalah selisih antara nilai tercatat

Trade receivables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost using the effective interest method, less provision for impairment. Significant financial difficulties of the debtor, the probability that the debtor will enter bankruptcy or financial reorganisation, and default or delinquency in payments are considered indicators that the trade receivables are impaired. The amounts of the provision is the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cashflows, discounted at

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 17 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

d. Piutang usaha (lanjutan) d. Trade receivables (continued) Piutang dengan nilai kini dari perkiraan arus kas di masa depan didiskontokan dengan suku bunga efektif awal. Nilai tercatat dari aset dikurangi akun penyisihan dan jumlah kerugian diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.

the original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account, and the amount of the loss is recognised in the consolidated statement of profit/(loss).

Dalam hal piutang usaha tidak tertagih, piutang usaha dihapus terhadap akun penyisihan piutang usaha. Terhadap piutang yang akhirnya tertagih tapi telah dihapuskan sebelumnya, dikreditkan terhadap laporan laba/(rugi) konsolidasian.

When a trade receivable is uncollectible, it is written off againts the allowance account for the trade receivables. Subsequent recovery of amounts previously written-off are credited to the consolidated statement of profit /(loss).

e. Persediaan e. Inventory

Persediaan batubara, termasuk persediaan batubara run-of-mine dinilai berdasarkan nilai terendah antara harga perolehan atau nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang (weighted average) atas biaya yang terjadi selama periode pelaporan dan mencakup bagian biaya overhead tetap dan variabel. Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga penjualan yang dapat diperoleh sesuai dengan kegiatan normal usaha dikurangi biaya penjualan dan biaya-biaya untuk menyelesaikan penjualan.

Coal inventory, including run-of-mine stocks is valued at the lower of cost or net realisable value. Cost is determined based on the weighted average cost incurred during the period and includes an appropriate portion of fixed and variable overheads. Net realisable value is the estimated sales amount in the ordinary course of business less the costs of completion and selling expenses.

Persediaan habis pakai (consumable) dinilai pada harga perolehan, ditentukan berdasarkan metode masuk pertama keluar pertama (first-in first-out), dikurangi dengan penyisihan untuk persediaan usang. Penyisihan untuk persediaan usang dan bergerak lambat ditentukan berdasarkan estimasi penggunaan atau penjualan masing-masing jenis persediaan pada masa mendatang. Bahan pendukung pemeliharaan dicatat sebagai beban produksi pada periode penggunaan.

Consumables are valued at cost, determined on a first-in, first-out basis, less provision for obsolete items. Provision for obsolete and slow moving inventory is determined on the basis either of estimated future usage or sales of individual inventory items. Supplies of maintenance materials are charged as production costs during the period in which they are used.

f. Aset tetap dan penyusutan f. Fixed assets and depreciation

Aset tetap diakui sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Aset tetap disusutkan menggunakan metode garis lurus mana yang lebih pendek antara estimasi umur aset atau umur tambang atau sisa umur PKP2B:

Fixed assets are stated at cost, less accumulated depreciation. Fixed assets are depreciated using the straight-line method over the shorter of the estimated useful lives of the assets or the mine life or the term of the CCoW as follows:

Tahun/Years Infrastruktur 10 – 30 Infrastructure Peralatan komunikasi 4 Communications equipment Komputer 4 Computers Peralatan dan perlengkapan kantor 4 Office furniture and equipment Kendaraan 4 – 8 Motor vehicles Alat berat 4 – 8 Heavy equipment Gedung 5 – 20 Buildings

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 18 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING(lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

d. Aset tetap dan penyusutan (lanjutan)

d. Fixed assets and depreciation (continued)

Masa manfaat dan nilai sisa aset dievaluasi dan disesuaikan kembali, jika diperlukan, pada setiap tanggal neraca. Perubahan yang terjadi diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian secara prospektif.

The assets’ useful lives and residual values are reviewed and adjusted as appropriate at each balance sheet date. The effects of any revision are recognised in the consolidated statement of profit/(loss) prospectively.

Biaya yang terjadi setelah tanggal transaksi dimasukkan ke dalam nilai tercatat aset atau diakui sebagai aset yang terpisah hanya jika manfaat dari aset tersebut di masa depan bisa didapatkan oleh Grup, dan biaya dari aset tersebut dapat ditentukan secara meyakinkan. Nilai tercatat dari aset pengganti dihapus. Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.

Subsequent costs are included in the asset’s carrying amount or recognised as a separate asset, as appropriate, only when it is probable that future economic benefits associated with the item will flow to the Group and the cost of the item can be measured reliably. The carrying amount of the replaced part is derecognised. All other repairs and maintenance expenditure are charged to the consolidated statement of profit/(loss) during the financial period in which they are incurred.

Apabila penggunaan aset tetap dihentikan lagi

atau aset yang bergerak dijual, nilai tercatat dikeluarkan dari laporan keuangan konsolidasian, dan keuntungan dan kerugian yang timbul akibat penarikan atau penjualan aset tetap tersebut diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.

When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying amounts are eliminated from the financial statements, and the resulting gains and losses on the disposal of fixed assets are recognised in the consolidated statement of profit/(loss).

Akumulasi biaya konstruksi bangunan,

infrastruktur, pabrik dan instalasi mesin dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Akumulasi biaya tersebut dipindahkan ke akun aset tetap pada saat konstruksi atau pembangunan selesai. Penyusutan dimulai pada tanggal yang sama.

The accumulated costs of the construction of buildings, infrastructure, plants and the installation of machinery are capitalised as construction in progress. These accumulated costs are reclassified to fixed asset accounts when the construction or installation is complete. Depreciation is charged from that date.

g. Biaya eksplorasi dan pengembangan yang

ditangguhkan g. Deferred exploration and development

expenditure

Biaya eksplorasi dikapitalisasi dan ditangguhkan untuk setiap area of interest apabila memenuhi salah satu dari ketentuan berikut:

Exploration expenditure incurred is capitalised and carried forward for each area of interest, provided that one of the following conditions is met:

(i) biaya tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat melalui keberhasilan pengembangan dan eksploitasi area of interest tersebut atau melalui penjualan area of interest tersebut; atau

(ii) kegiatan eksplorasi dalam suatu area of

interest belum mencapai tahap yang memungkinkan untuk penentuan adanya cadangan terbukti yang ekonomis, serta kegiatan yang aktif dan signifikan dalam atau berhubungan dengan area of interest tersebut masih berlanjut.

(i) the costs are expected to be recouped through successful development and exploitation of the area of interest or, alternatively, by its sale; or

(ii) exploration activities in the area of interest

have not yet reached a stage which permits a reasonable assessment of the existence, or otherwise of economically recoverable reserves, and active and significant operations in, or in relation to the area of interest are continuing.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 19 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

g. Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan (lanjutan)

g. Deferred exploration and development expenditure (continued)

Manfaat akhir dari biaya eksplorasi yang ditangguhkan bergantung pada keberhasilan pengembangan dan eksploitasi secara komersial atau penjualan dari area of interest yang terkait. Biaya eksplorasi yang ditangguhkan atas setiap area of interest dievaluasi kembali pada setiap akhir periode akuntansi. Biaya eksplorasi yang terkait pada suatu area of interest yang telah ditinggalkan, atau yang telah diputuskan oleh Direksi Grup bahwa area of interest tidak layak secara ekonomis, dihapuskan pada periode keputusan yang dimaksud dibuat. Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan mencakup akumulasi pengeluaran yang terkait dengan penyelidikan umum, administrasi dan perizinan, geologi dan geofisika, dan biaya-biaya yang terjadi untuk mengembangkan area tambang sebelum dimulainya produksi komersial.

Ultimate recoupment of exploration expenditure carried forward is dependent upon the successful development and commercial exploitation, or alternatively, the sale of respective area. Deferred exploration expenditure on each area of interest is reviewed at the end of each accounting period. Exploration expenditure in respect of an area of interest which has been abandoned or for which the Group’s Directors have decided against the commercial viability of the area of interest, are written-off in the period in which the decision is made.

Deferred exploration and development expenditure represents the accumulated costs relating to general investigation, administration and licences, geological and geophysical expenditure and costs incurred to develop a mine before the commencement of commercial production.

Biaya pengembangan tambang dan pengeluaran-pengeluaran lain yang terkait dengan pengembangan suatu area of interest dikapitalisasi sebelum dimulainya produksi dari area tersebut sepanjang memenuhi persyaratan untuk penangguhan. Biaya bunga dan biaya pinjaman lain, seperti biaya pinjaman baik yang secara langsung maupun tidak langsung digunakan untuk mendanai kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang memenuhi syarat, untuk penangguhan dikapitalisasi sampai kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang bersangkutan selesai.

Mine development expenditure and incorporated costs in developing an area of interest prior to commencement of operations in the respective area, as long as they meet the criteria for deferral, are capitalised. Interest and other borrowing costs, such as fees on loans either directly or indirectly used in financing exploration and development activities, as long as they meet the criteria for deferral, are capitalised up to the date when the exploration and development activities are complete.

Untuk pinjaman yang dapat diasosiasikan

secara langsung pada suatu kegiatan tertentu, jumlah yang dikapitalisasi adalah sebesar biaya pinjaman yang terjadi selama periode pelaporan, dikurangi pendapatan investasi jangka pendek dari pinjaman tersebut. Untuk pinjaman yang tidak dapat diasosiasikan secara langsung pada suatu kegiatan tertentu, jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi ditentukan dengan mengalikan tingkat kapitalisasi dengan pengeluaran untuk kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang memenuhi syarat penanggguhan. Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman dibagi dengan saldo pinjaman dari suatu periode pelaporan yang langsung dapat dihubungkan pada kegiatan eksplorasi dan pengembangan yang memenuhi syarat.

For borrowings directly attributable to a specific activity, the amount to be capitalised is determined as the actual borrowing costs incurred during the period, less any income earned on the temporary investment of such borrowing. For borrowings not directly attributable to a specific activity, the amount to be capitalised is determined by applying a capitalisation rate to the amount expended on exploration and development activities. The capitalisation rate is the weighted-average of the borrowing costs applicable to the total borrowings outstanding during the period, excluding borrowings directly attributable to financing the relevant exploration and development activities.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 20 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

g. Biaya eksplorasi dan pengembangan yang

ditangguhkan (lanjutan) g. Deferred exploration and development

expenditure (continued)

Biaya eksplorasi dan pengembangan yang ditangguhkan yang terkait dengan suatu area of interest yang telah berproduksi diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus sejak area of interest tersebut mulai berproduksi secara komersial selama periode waktu yang lebih pendek antara umur tambang atau sisa umur PKP2B Perusahaan.

Deferred exploration and development expenditure is amortised on a straight-line basis from the date of commercial production in the area of interest over the lesser of the useful life of the mine and the remaining term of CCoW.

h. Pinjaman h. Borrowings Pinjaman diakui pada awalnya pada nilai wajar

dikurangi dengan biaya transaksi yang terjadi. Pinjaman kemudian dinyatakan pada “biaya perolehan diamortisasi”, selisih antara hasil perolehan (dikurangi dengan biaya transaksi) dan nilai pelepasan diakui didalam laporan laba/(rugi) konsolidasian selama periode pinjaman dengan menggunakan metode suku bunga efektif untuk pinjaman dengan tingkat bunga tetap dan metode garis lurus untuk pinjaman dengan suku bunga mengambang.

Borrowings are recognised initially at fair value, net of transaction costs incurred. Borrowings are subsequently carried at amortised cost. Any difference between the proceeds (net of transaction costs) and the redemption value is recognised in the consolidated statement of profit/(loss) over the period of the borrowings using the effective interest method for fixed interest rate borrowings and the straight-line method for floating rate borrowings.

Biaya-biaya yang dibayarkan untuk

mendapatkan fasilitas pinjaman dicatat sebagai biaya transaksi yang ditangguhkan sampai dengan terjadinya penarikan pinjaman tersebut, apabila terdapat besar kemungkinan akan dilakukan penarikan atas sebagian atau seluruh fasilitas tersebut. Apabila tidak ada bukti bahwa besar kemungkinan sebagian atau seluruh fasilitas yang dimaksud akan akan ditarik, biaya yang dikeluarkan tersebut dikapitalisasi sebagai biaya dibayar dimuka untuk pemeliharaan likuiditas dan diamortisasi selama periode dari fasilitas yang terkait.

Fees paid on the establishment of loan facilities are recognised as transaction costs of the loan to the extent that it is probable that some or all of the facility will be drawndown. In this case, the fee is deferred until the drawdown occurs. To the extent there is no evidence that it is probable that some or all of the facility will be drawndown, the fee is capitalised as a prepayment for liquidity services and amortised over the period of the facility to which it relates.

i. Transaksi dengan pihak yang memiliki

hubungan istimewa i. Transactions with related parties

PSAK No. 7 ”Pengungkapan Pihak-Pihak yang

Mempunyai Hubungan Istimewa” menyatakan sebagai berikut:

(i) perusahaan yang melalui satu atau lebih

perantara (intermediaries) mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk perusahaan induk dan anak perusahaan);

Statement of Financial Accounting Standards (“PSAK”) No. 7 “Related Party Disclosures” defines related parties as follows:

(i) enterprises that through one or more

intermediaries control, or are controlled by, or are under the common control of the reporting enterprise (this includes holding companies, subsidiaries, and fellow subsidiaries);

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 21 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

i. Transaksi dengan pihak yang memiliki

hubungan istimewa (lanjutan) i. Transactions with related parties (continued)

(ii) perusahaan asosiasi;

(iii) perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan atas perusahaan tersebut, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut;

(iv) karyawan kunci, yaitu orang-orang yang

mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

(ii) associated companies; (iii) individuals owning, directly or indirectly, an

interest in the voting power of the reporting enterprise that gives them significant influence over the enterprise, and close members of the family of any such individuals;

(iv) key management personnel, which refers to those persons having authority and responsibility for the planning, directing and controlling of the activities of the reporting enterprise, including commissioners, directors, management, and close members of the families of such individuals; and

(v) perusahaan di mana suatu kepentingan

substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam ”(iii)” atau ”(iv)”, atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

(v) enterprises in which a substantial interest in the voting rights is owned, directly or indirectly, by a person described in "(iii)" or "(iv)", or over which such a person is able to exercise significant influence. This includes enterprises owned by commissioners, directors or major shareholders of the reporting enterprise and enterprises that have a member of key management in common with the reporting enterprise.

Sifat dan jumlah transaksi dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa telah diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasian. Transaksi-transaksi tersebut dilakukan menurut perjanjian diantara pihak-pihak yang terlibat.

The nature and extent of transactions carried out with related parties have been disclosed in the consolidated financial statements. Such transactions are conducted on terms agreed between the parties.

j. Penurunan nilai aset non keuangan j. Impairment of non-financial assets

Pada tanggal neraca, Grup melakukan evaluasi ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset.

At the balance sheet date, the Group undertakes a review to determine whether there is any indication of asset impairment.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 22 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

j. Penurunan nilai aset non keuangan

(lanjutan) j. Impairment of non-financial assets

(continued) Aset tetap dan aset tidak lancar lain-lain dievaluasi apabila diketahui telah terjadi kerugian akibat penurunan nilai atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai yang dimaksud diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah selisih yang lebih tinggi antara harga jual bersih dan nilai pakai aset. Dalam rangka menguji penurunan nilai, aset dikelompokan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah. Pemulihan penyisihan penurunan nilai diakui sebagai pendapatan dalam periode dimana pemulihan tersebut terjadi.

Fixed assets and other non-current assets are reviewed for impairment losses whenever events or changes in circumstances indicate that the carrying amount may not be recoverable. An impairment loss is recognised as the amount by which the carrying amount of the asset exceeds its recoverable amount, which is the higher of an asset’s net selling price or value in use. For the purpose of assessing impairment, assets are grouped at the lowest levels for which there are separately identifiable cash flows. The reversal of impairment is recorded as income in the period when this reversal occurs.

k. Biaya pengupasan tanah k. Stripping costs

Biaya pengupasan tanah dibebankan sebagai biaya produksi berdasarkan rasio pengupasan tanah (stripping ratio) rata-rata selama umur tambang (average life). Rasio pengupasan tanah rata-rata adalah rasio volume lapisan batuan atau tanah dalam Bank Cubic Meters terhadap estimasi jumlah tonase batubara yang terkandung didalamnya. Bila rasio pengupasan tanah sebenarnya melebihi rasio average life, kelebihan biaya pengupasan tanah tersebut dibukukan di neraca sebagai biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan. Bila sebaliknya, selisih tersebut dikoreksi terhadap saldo yang sama yang dibawa dari periode lalu, atau dibukukan sebagai biaya pengupasan tanah yang masih harus dibayar. Perubahan estimasi average life stripping ratio diperhitungkan secara prospektif untuk sisa umur tambang.

Stripping costs are recognised as production costs based on the average life of the mine stripping ratio. The average stripping ratio is the estimated ratio of volume of the layer of rock or soil in Bank Cubic Meters to the estimated tonnage of coal contained. When the actual stripping ratio exceeds the average life of mine, the excess stripping costs are deferred and recorded in the balance sheet as deferred stripping costs. When the actual stripping ratio is lower than the average life of mine, the difference is adjusted against the amount of deferred stripping costs carried forward from prior periods, or recognised in the consolidated balance sheet as accrued stripping costs. Changes in the estimated average life of mine stripping ratio are accounted for on a prospective basis over the remaining mine life.

l. Pengakuan pendapatan dan beban l. Revenue and expense recognition

Pendapatan usaha bersih adalah pendapatan yang diperoleh dari penjualan hasil produksi Grup, setelah dikurangi retur, potongan penjualan dan pajak yang terhutang. Pendapatan dari penjualan batubara diakui pada saat terjadi pemindahan risiko kepada pelanggan dimana: Grup tidak lagi mengelola atau melakukan

pengendalian efektif atas barang yang dijual;

Net sales represent revenue earned from sales of the Group’s products, net of returns, allowances and duties. Sales of coal are recognised as revenue when there has been a passing of risk to the customers, and: The Group retains neither continuing

managerial involvement nor effective control over the goods sold;

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 23 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

l. Pengakuan pendapatan dan beban

(lanjutan) l. Revenue and expense recognition

(continued)

Jumlah pendapatan tersebut dapat dihitung dengan baik;

Transaksi yang bersangkutan kemungkinan besar memberikan manfaat ekonomi pada Grup; dan

Biaya-biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan transaksi tersebut dapat dihitung secara meyakinkan.

The amount of revenue can be measured reliably;

It is probable that the economic benefits associated with the transaction will flow to the Group; and

The costs incurred or to be incurred with respect to the sales transaction can be measured reliably.

Pendapatan dari usaha pemberian jasa diakui

pada saat terjadinya penyerahan jasa yang bersangkutan kepada pembeli.

Beban diakui pada saat terjadinya secara

akrual.

Revenue from services is recognised when the services are rendered to customers.

Expenses are recognised as incurred on an

accrual basis.

m. Sewa pembiayaan m. Leases

Kontrak sewa pembiayaan dimana sebagian besar risiko dan manfaat kepemilikan aset tetap berada di pihak lessor diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Pembayaran sewa operasi dibebankan ke laporan laba/(rugi) konsolidasian secara garis lurus selama masa sewa.

Sewa aset tetap dimana hampir keseluruhan

risiko dan manfaat kepemilikan aset berada di pihak Grup dicatat sebagai sewa pembiayaan. Sewa pembiayaan dikapitalisasi pada awal masa sewa sebesar yang lebih rendah antara nilai wajar aset sewa pembiayaan yang bersangkutan atau nilai kini pembayaran sewa minimum.

Dalam hal sewa pembiayaan, jumlah sewa

yang dibayar dialokasikan antara bagian yang merupakan pelunasan kewajiban dan bagian yang merupakan beban keuangan sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo pembiayaan. Unsur bunga dibebankan pada laporan laba/(rugi) konsolidasian selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan tingkat suku bunga yang konstan atas saldo kewajiban setiap periode.

Leases in which a significant portion of the risks and rewards of ownership are retained by the lessor are classified as operating leases. Payments made under operating leases are charged to the consolidated statement of profit/(loss) on a straight-line basis over the period of the lease.

Leases of fixed assets where the Group retains

substantially all of the risks and rewards of ownership are classified as finance leases. Finance leases are capitalised at the lease’s commencement at the lower of the fair value of the leased property or the present value of the minimum lease payments.

Each lease payment is allocated between the

liability and finance charges so as to achieve a constant rate of interest on the outstanding finance balance. The interest element of the finance cost is charged to the consolidated statement of profit/(loss) over the lease period so as to produce a constant periodic rate of interest on the remaining balance of the liability for each period.

.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 24 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

m. Sewa pembiayaan (lanjutan) m. Leases (continued)

Aset tetap yang diperoleh melalui sewa pembiayaan disusutkan dengan metode yang sama dengan metode penyusutan yang diterapkan pada aset tetap yang dimiliki oleh Grup sendiri. Jika tidak terdapat kemungkinan yang cukup pasti bahwa Grup akan mengambilalih kepemilikan atas aset yang bersangkutan pada akhir masa sewanya, aset sewa pembiayaan tersebut disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset atau masa sewa pembiayaan aset yang bersangkutan.

Fixed assets acquired under finance leases are depreciated similarly to owned assets. If there is no reasonable certainty that the Group will hold the ownership by the end of the lease term, the asset is depreciated over the shorter of the useful life of the asset and the lease term.

n. Kewajiban pengelolaan lingkungan hidup n. Environmental obligations Kewajiban lingkungan Grup mencakup biaya-

biaya yang berkaitan dengan reklamasi tambang selama masa operasi, penutupan tambang, dan pembongkaran dan penutupan fasilitas dan aktivitas penutupan lainnya.

Penyisihan untuk biaya reklamasi tambang

dan penutupan tambang dihitung berdasarkan jumlah produksi. Satuan yang digunakan sebagai dasar untuk pencatatan dievaluasi secara berkala berdasarkan rencana reklamasi dan rencana penutupan tambang.

The Group’s environmental obligations consist of costs associated with mine reclamation during mine operation, mine closure, and decommissioning and demobilisation of facilities as well as other closure activities.

Provision for estimated costs of mine

reclamation and mine closure is recorded on an incremental basis based on the quantity of coal produced. The rate used is subject to regular review based on mine reclamation and mine closure plans.

Penyisihan untuk pembongkaran, pemindahan, dan restorasi dicatat untuk mengakui kewajiban hukum yang timbul akibat pemberhentian pemanfaatan atau penggunaan atas aset tetap Grup secara permanen. Penghentian aset tetap ini termasuk penjualan, peninggalan, pendaur-ulangan atau penghapusan, dan bukan dikarenakan penghentian sementara pemakaian.

Provision for decommissioning, demobilisation and restoration provides for legal obligations associated with the retirement of a tangible long-lived asset resulting from the acquisition, construction or development and/or normal operation of such an asset. The retirement of a long-lived asset is its non-temporary removal from service, including sale, abandonment, recycling or disposal in some other manner.

Kewajiban diakui pada saat timbulnya kewajiban hukum akibat pemberhentian tersebut di atas awalnya dicatat sebesar nilai wajarnya. Kewajiban ini bertambah dari waktu ke waktu sampai mencapai jumlah penuh dengan melakukan pembebanan ke laporan laba/(rugi) konsolidasian. Disamping itu, biaya penghentian aset dalam jumlah yang setara dengan jumlah kewajiban dikapitalisasi sebagai bagian dari suatu aset tertentu dan kemudian disusutkan nilainya sepanjang masa manfaat aset tersebut.

The obligations are recognised as liabilities when a legal obligation pertaining to the retirement of an asset is incurred, with the initial measurement of the obligation at fair value. These obligations are accreted to their full value over time through charges to the consolidated statement of profit/(loss). In addition, an asset retirement cost equivalent to the liability is capitalised as part of the related asset’s carrying value and is subsequently depreciated or depleted over the asset’s useful life.

Kewajiban akibat penghentian aset dibebankan pada lebih dari satu periode pelaporan jika kejadian yang menimbulkan kewajiban tersebut timbul selama lebih dari satu periode pelaporan.

A liability for asset retirement obligation is incurred over more than one reporting period when the events that create the obligation occur over more than one reporting period.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 25 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

n. Kewajiban pengelolaan lingkungan hidup

(lanjutan) n. Environmental obligations (continued)

Misalnya, sebuah fasilitas ditutup secara permanen tetapi rencana penutupan ditetapkan selama lebih dari satu periode pelaporan. Biaya penutupan tersebut diakui selama periode-periode pelaporan dimana rencana penutupan disusun. Setiap penambahan lapisan kewajiban yang terjadi setelah periode pelaporan diperhitungkan sebagai tambahan lapisan kewajiban awal. Setiap tambahan lapisan kewajiban diakui sebesar nilai wajar. Tambahan kewajiban tersebut dinilai, diakui dan diperhitungkan secara prospektif. Untuk aspek lingkungan hidup yang tidak berkaitan dengan penghentian pengoperasian aset, dimana Grup merupakan pihak yang bertanggung jawab dan diidentifikasikan adanya suatu kewajiban serta jumlahnya dapat diukur, maka Grup mencatat estimasi ada tidaknya kewajiban yang berkaitan dengan lingkungan hidup, Grup menggunakan kriteria pengakuan kewajiban berdasarkan stardar akuntansi yang berlaku.

For example, if a facility is permanently closed but the closure plan is developed over more than one reporting period, the cost of the closure of the facility is incurred over the reporting periods during which the closure plan is finalised. Any incremental liability incurred in a subsequent reporting period is considered to be an additional layer of the original liability. Each layer is initially measured at fair value. A separate layer will be measured, recognised and accounted for prospectively.

For environmental issues that may not involve the retirement of an asset, where the Group is a responsible party and it is determined that a liability exists, and amounts can be quantified, the Group accrues for the estimated liability. In determining whether a liability exists in relation to environmental issues, the Group applies the criteria for liability recognition according to the applicable accounting standards.

o. Perpajakan o. Taxation Pajak tangguhan diakui untuk mencatat selisih

dampak pajak antara nilai aset dan kewajiban berdasarkan nilai untuk tujuan akuntansi dan perpajakan dengan menggunakan metode kewajiban neraca. Tarif (atau aturan) pajak yang berlaku pada tanggal neraca atau yang secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca dan diharapkan berlaku pada saat aset pajak tangguhan direalisasikan atau kewajiban pajak tangguhan diselesaikan, digunakan untuk menentukan pajak tangguhan.

Aset pajak tangguhan yang berasal dari

manfaat pajak masa mendatang dan saldo rugi pajak yang dapat dikompensasi diakui apabila besar kemungkinan jumlah laba pajak pada masa mendatang akan memadai untuk dikompensasi dengan manfaat pajak masa mendatang dan saldo rugi pajak.

Koreksi terhadap kewajiban perpajakan dicatat

pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima dari Direktur Jenderal Pajak (“DJP”) atau, jika terhadap Surat Ketetapan Jumlah Pajak tersebut diajukan keberatan/banding, atau pada saat keberatan/banding tersebut telah diputuskan.

Deferred income tax is provided for, using the balance sheet liability method, for all temporary differences arising between the tax bases of assets and liabilities and their carrying values in the financial statements. Deferred income tax is determined using tax rates (and laws) that have been enacted or substantially enacted by the balance sheet date and are expected to apply when the related deferred income tax asset is realised or the deferred income tax liability is settled.

Deferred tax assets relating to future tax

benefits and the carry forward of unused tax losses are recognised to the extent that it is probable that future taxable profit will be available against which the future tax benefits and unused tax losses can be utilised.

Amendments to taxation obligations are

recorded when a tax assessment is received from the Directorate General of Taxation (“DGT”) or, if appealed against, when the results of the appeal are determined.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 26 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

p. Imbalan karyawan p. Employee benefits

(i) Kewajiban imbalan pasca masa kerja (i) Post–retirement benefit obligations

Program imbalan pasti adalah program

pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang dibayarkan, biasanya berdasarkan pada satu atau lebih faktor seperti usia, masa kerja atau jumlah kompensasi.

Grup diwajibkan untuk memberikan

imbalan pensiun dengan jumlah minimal seusai dengan Undang-Undang (“UU”) Ketenagakerjaan No. 13/2003 atau Kontrak Kerja Bersama (“KKB”), mana yang lebih tinggi. Oleh karena baik UU Ketenagakerjaan atau KKB memberlakukan rumus khusus untuk tujuan perhitungan jumlah minimal imbalan pensiun, maka secara substansi program pensiun yang dilaksanakan baik berdasarkan UU Ketenagakerjaan maupun KKB tersebut di atas adalah program imbalan pasti.

A defined benefit plan is a pension plan that defines the amount of pension benefits to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service and compensation.

The Group is required to provide a

minimum amount of pension benefits in accordance with Labour Law No. 13/2003 or the Collective Labour Agreement (the “CLA”), whichever is higher. Since the Labour Law and the CLA set the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance they represent defined benefit plans.

Kewajiban program pensiun imbalan pasti yang diakui dalam neraca konsolidasian adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti pada tanggal neraca dikurangi nilai wajar aset program, dan disesuaikan dengan keuntungan/kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Besarnya kewajiban imbalan pasti ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaris independen yang dilakukan secara berkala dengan menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan taksiran pembayaran masa depan menggunakan tingkat suku bunga obligasi pemerintah (mengingat pasar obligasi swasta yang berkualias tinggi di Indonesia masih tidak liquid) dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan uang perlu dibayarkan, dan menggunakan tenor yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.

The liability recognised in the consolidated balance sheet in respect of the defined benefit pension plan is the present value of the defined benefit obligation at the balance sheet date less the fair value of plan assets, together with adjustments for unrecognised actuarial gains or losses and past service costs. The defined benefit obligation is calculated annually by independent actuaries using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using interest rates of government bonds (considering that there is currently no deep market for high quality corporate bonds) that are denominated in the currency in which the benefit will be paid, and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension liability.

Biaya-biaya yang dibebankan dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian meliputi biaya jasa berjalan, biaya bunga, amortisasi biaya jasa lalu, dan keuntungan/kerugian aktuarial. Kewajiban jasa lalu diamortisasi dengan metode garis lurus selama taksiran rata-rata periode jasa sampai imbalan menjadi vested.

Expenses charged to the consolidated statement of profit/(loss) include current service cost, interest expense, amortisation of past service cost and actuarial gains and losses. The past service liability is amortised using the straight-line method over the estimated average service period until the benefits become vested.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 27 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

p. Imbalan karyawan (lanjutan) p. Employee benefits (continued)

(i) Kewajiban imbalan pasca masa kerja (lanjutan)

(i) Post–retirement benefit obligations (continued)

Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul karena pengalaman kerja karyawan, perubahan asumsi-asumsi aktuarial, dan perubahan pada program pensiun dicatat apabila jumlah keuntungan dan kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari nilai kini atas kewajiban imbalan pasti atau 10% dari nilai wajar aset dari program yang sama pada tanggal neraca. Kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada pendapatan atau beban selama sisa masa kerja rata-rata karyawan-karyawan yang bersangkutan.

Actuarial gains and losses arising from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to the pension plan, when exceeding 10% of the present value of the defined benefit obligation or 10% of the fair value of the programme’s assets at the balance sheet date, are charged or credited to income over the average remaining service lives of the related employees.

(ii) Imbalan untuk jasa kerja jangka panjang

lainnya (ii) Other long-term employee benefits

Imbalan untuk jasa kerja jangka panjang

lainnya, yang terdiri dari penghargaan masa kerja dan cuti karena masa kerja, diakui di neraca konsolidasian berdasarkan nilai kini imbalan pasti. Keuntungan dan kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu diakui secara langsung di laporan laba/(rugi) konsolidasian.

Other long-term employee benefits, which consist of long service rewards and long leave benefits, are recognised in the consolidated balance sheet at the present value of the defined benefit obligation. The related actuarial gains and losses and past service costs are recognised immediately in the consolidated statement of profit/(loss).

(iii) Kewajiban imbalan pesangon (iii) Termination benefits Pesangon akibat pemutusan hubungan

kerja terhutang jika karyawan diberhentikan sebelum usia pensiun resmi. Grup mencatat kewajiban pesangon pemutusan hubungan kerja pada saat Grup berkeyakinan bahwa terhadap hubungan kerja suatu karyawan akan diberhentikan.

Termination benefits are payable whenever an employee’s employment is terminated before the normal retirement date. The Group recognises termination benefits when it is demonstrably committed to terminate the employment of current employees according to a detailed formal plan with a low possibility of withdrawal.

q. Pembagian hasil produksi q. Sharing of production

Sebagaimana diatur dalam PKP2B AKT, Pemerintah berhak atas 13,5% dari batubara yang dihasilkan dari proses produksi akhir AKT.

As stipulated in the CCoW, the Government is entitled to receive 13.5% of total coal produced from the final production processes established by AKT.

Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 75/1996 tertanggal 25 September 1996, AKT membayar bagian 13,5% atas bagian produksi Pemerintah (biasanya disebut sebagai “royalti kepada Pemerintah”) secara tunai. Grup membukukan kewajiban ini dalam bentuk akrual, dan beban royalti dibukukan sebagai bagian dari beban pokok penjualan.

In accordance with Presidential Decree No. 75/1996 dated 25 September 1996, AKT pays the 13.5% Government’s share of production (referred to as “royalty to Government”) in cash.

The Group recognises this obligation on an

accrual basis, and records it as royalty expense as component to cost of goods sold.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 28 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

r. Laba/(rugi) per saham r. Profit/(loss) per share

Laba/(rugi) per saham dihitung dengan membagi laba/(rugi) bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar selama periode pelaporan.

Profit/(loss) per share is calculated by dividing net profit/(loss) by the weighted average number of common shares outstanding for the relevant year.

s. Pelaporan segmen s. Segment reporting

Sebuah segmen usaha adalah sekelompok

aset dan operasi yang memproduksi dan menjual barang atau jasa dengan risiko serta pengembalian yang berbeda dengan suatu segmen usaha lainnya. Satu segmen geografis memproduksi dan menjual barang maupun jasa di dalam satu lingkungan ekonomi tertentu dengan risiko serta pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi lainnya yang berada dalam lingkungan ekonomi yang berbeda.

Grup mengsegmentasikan pelaporan

keuangannya sebagai berikut:

(i) segmen usaha (utama), yaitu mengelompokkan aktivitas bisnis Grup menjadi pertambangan batubara dan jasa pertambangan; dan

(ii) segmen geografis (sekunder), yaitu mengelompokkan penjualan berdasarkan area tujuan pemasaran.

A business segment is a group of assets and operations engaged in providing products or services that are subject to risks and returns that are different from those of other business segments. A geographical segment is engaged in providing products or services within a particular economic environment that is subject to risks and returns that are different from those of segments operating in other economic conditions.

The Group segments its financial reporting as

follows:

(i) business segments (primary), where the Group’s business activities are classified into coal mining and mining services; and

(ii) geographical segments (secondary), which classifies sales based on target market areas.

t. Aset dan kewajiban keuangan t. Financial assets and liabilities Pada tahun 2006, Dewan Standar Akuntansi

Keuangan (“DSAK”) mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Standar-standar ini menggantikan PSAK 50 “Akuntansi Investasi Efek Tertentu” dan PSAK 55 “Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai”.

In 2006, the Indonesian Financial Accounting Standards Board/Dewan Standar Akuntansi Keuangan (“DSAK”) issued Statement of Financial Accounting Standard/Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (“PSAK”) 50 (Revised 2006) "Financial Instruments: Presentation and Disclosures" and PSAK 55 (Revised 2006) "Financial Instruments: Recognition and Measurement".

Kedua standar ini berlaku untuk laporan keuangan yang dimulai sejak dan setelah 1 Januari 2010. Grup telah menerapkan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006) sejak 1 Januari 2010. Berikut ini adalah dampak dari penerapan kedua PSAK tersebut.

These standards amend both PSAK 50 "Accounting for Investments in Certain Securities" and PSAK 55 "Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities". Both standards are applicable for financial statements covering periods beginning on or after 1 January 2010. The impact of the implementation of these PSAK is as follows:

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 29 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan) t. Financial assets and liabilities (continued)

Dalam mengimplementasikan PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006), Grup mengelompokkan instrumen keuangan ke dalam aset dan kewajiban keuangan.

Aset keuangan

Grup mengelompokkan aset keuangan dalam kategori sebagai berikut: (i) aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, (ii) investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, (iii) pinjaman dan piutang, dan (iv) aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Pengelompokkan yang dimaksudkan di atas ditentukan oleh tujuan utama dilakukannya investasi aset keuangan yang bersangkutan oleh Grup. Manajemen menentukan klasifikasi aset keuangan tersebut berdasarkan pengakuan awal. Aset keuangan tidak diakui lagi apabila hak atas untuk arus kas dari suatu investasi telah berakhir atau telah dipindahkan, dan risiko serta manfaat dari kepemilikan aset keuangan yang bersangkutan secara substansi tidak lagi berada pada Grup.

In the implementation of PSAK 50 (Revised 2006) and PSAK 55 (Revised 2006), the Group classifies financial instruments into financial assets and financial liabilities.

Financial assets

The Group classifies its financial assets into the categories of: (i) financial assets at fair value through profit or loss, (ii) held-to-maturity investments, (iii) loans and receivables and (iv) available for sale financial assets. The classification depends on the purpose for which the financial assets were acquired. Management determines the classification of its financial assets at initial recognition. Financial assets are derecognised when the rights to receive cash flows from the investments have expired or have been transferred and the Group has transferred substantially all risks and reward of ownership.

(i) Aset keuangan pada nilai wajar melalui

laporan laba-rugi Aset keuangan pada nilai wajar melalui

laporan laba-rugi adalah aset keuangan yang investasinya semula dimaksudkan untuk diperdagangkan, terutama dimaksudkan untuk dijual kembali dalam waktu dekat. Aset derivatif juga dicatat sebagai aset keuangan untuk diperdagangkan kecuali derivatif yang diadakan untuk tujuan lindung nilai.

(i) Financial assets at fair value through profit or loss

Financial assets at fair value through profit or loss are financial assets held for trading. A financial asset is classified in this category if acquired principally for the purpose of selling in the short-term. Derivatives are also categorised as held for trading unless they are financial guarantee contracts or designated and effective hedging instruments.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 30 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan) t. Financial assets and liabilities (continued)

Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued)

(i) Aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi (lanjutan)

(i) Financial assets at fair value through profit or loss (continued)

Biaya transaksi dan keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dari aset keuangan ini diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian sebagai “keuntungan/(kerugian) lain-lain-bersih” pada periode terjadinya. Pendapatan dividen dari aset keuangan ini diakui didalam laporan laba/(rugi) konsolidasian sebagai bagian dari pendapatan lain-lain pada saat hak Grup untuk menerima pembayaran tersebut timbul.

Transaction costs and gain or losses arising from changes in fair value of the financial assets are presented in the consolidated statement of profit/(loss) within “other gains/(losses)-net” in the period in which they arise. Dividend income from the financial assets is recognised in the consolidated statement of profit/(loss) as part of other income when the Group’s right to receive payment is established.

(ii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo

(ii) Held-to-maturity investments

Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditetapkan sebelumnya, bertanggal jatuh tempo pasti dimana Grup bermaksud dan berkemampuan untuk tetap memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo, kecuali:

Held-to-maturity investments are non-derivative financial assets with fixed or determined payments and fixed maturities that the Group has the positive intention and ability to hold the financial assets to its maturity, except for:

a. investasi yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi;

a. investments that upon initial recognition are designated as financial assets at fair value through profit or loss;

b. investasi yang dicatat dalam

kelompok investasi tersedia untuk dijual; dan

c. investasi yang memenuhi definisi pinjaman dan piutang.

b. investments that are designated in the category of available-for-sale; and

c. investments that meet the definition of loans and receivables.

Aset keuangan ini dicatat sebagai aset tidak lancar kecuali untuk yang berjatuh tempo, atau manajemen bermaksud untuk melepasnya, dalam waktu 12 bulan sejak tanggal neraca.

They are included in non-current assets unless the investment matures or management intends to dispose of it within 12 months of the balance sheet date.

Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo pada awalnya diakui sebesar nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Held-to-maturity investments are initially recognised at fair value including directly attributable transaction costs and subsequently carried at amortised cost using the effective interest method.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 31 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan) t. Financial assets and liabilities (continued)

Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued)

(ii) Investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo (lanjutan)

(ii) Held-to-maturity investments (continued)

Bunga dari investasi tersebut dihitung dengan menggunakan metode bunga efektif, dan diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian sebagai pendapatan lain-lain.

Interest on the investments calculated using the effective interest method is recognised in the consolidated statement of profit/(loss) as part of other income.

(iii) Pinjaman dan piutang (iii) Loans and receivables

Pinjaman dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan jadwal penerimaan secara tetap, atau telah ditetapkan sebelumnya, dan tidak diperdagangkan di pasar secara aktif. Aset-aset ini dikelompokkan di dalam aset lancar kecuali untuk yang berjatuh tempo lebih dari 12 bulan sejak tanggal neraca.

Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or predetermined payments and not quoted in an active market. They are included in current assets, except for maturities more than 12 months after the balance sheet date.

Pinjaman dan piutang pada awalnya diakui sebesar nilai wajar termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, dan selanjutnya diamortisasi dengan metode suku bunga efektif.

Loans and receivables are initially recognised at fair value including directly attributable transaction costs and subsequently carried at amortised cost using the effective interest method.

(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual (iv) Available-for-sale financial assets

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual atau yang tidak dikelompokkan sebagai pinjaman atau piutang, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi. Aset ini dicatat sebagai aset tidak lancar kecuali untuk yang berjatuh tempo, atau dimaksudkan untuk dilepas, dalam waktu 12 bulan sejak tanggal neraca.

Available-for-sale financial assets are non-derivative financial assets that are designated as available-for-sale or that are not classified as loans or receivables, held-to-maturity investments and financial assets at fair value through profit or loss. They are included in non-current assets unless the investment matures or management intends to dispose of it within 12 months of the balance sheet.

Aset keuangan yang tersedia untuk dijual diakui sebesar nilai wajar, ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Selanjutnya, aset keuangan tersebut diukur dengan nilai wajar, dimana keuntungan dan kerugian diakui melalui laporan perubahan ekuitas konsolidasian sampai saat aset keuangan ini dihentikan pencatatannya, kecuali untuk kerugian akibat penurunan nilai dan keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar, sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya. Jika terjadi penurunan nilai pada aset keuangan ini, maka akumulasi keuntungan atau kerugian yang sebelumnya diakui dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasian diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.

Available-for-sale financial assets are initially recognised at fair value, including directly attributable transaction costs. Subsequently, the financial assets are carried at fair value, with gains and losses recognised in the consolidated statement of changes in equity, except for impairment losses and foreign exchange gains or losses, until the financial assets are derecognised. If the available-for-sale financial assets are impaired, the cumulative gain or loss previously recognised in the consolidated statement of changes in equity, is recognised in the consolidated statement of profit/(loss).

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 32 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan) t. Financial assets and liabilities (continued)

Aset keuangan (lanjutan) Financial assets (continued)

(iv) Aset keuangan yang tersedia untuk dijual

(lanjutan) (iv) Available-for-sale financial assets

(continued)

Bunga atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual yang dihitung dengan metode suku bunga efektif diakui didalam laporan laba/(rugi) konsolidasian sebagai bagian dari pendapatan lain-lain. Dividen atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual diakui didalam laporan laba/(rugi) konsolidasian sebagai pendapatan lain-lain pada saat hak Grup untuk menerima pembayaran tersebut timbul.

Interest on securities available-for-sale calculated using the effective interest method is recognised in the consolidated statement of profit/(loss) as part of other income. Dividend on available-for-sale equity instruments are recognised in the consolidated statement of profit/(loss) as part of other income when the Group’s right to receive the payment is established.

Kewajiban keuangan Financial liabilities

Kewajiban keuangan dikelompokkan menjadi sebagai berikut: (i) kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi dan (ii) kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. Pengelompokkan yang dimaksud ditentukan oleh maksud dan tujuan awal perolehan kewajiban keuangan yang bersangkutan. Manajemen menetapkan klasifikasi kewajiban keuangan tersebut pada saat pengakuan awal. Kewajiban keuangan tidak lagi diakui ketika kewajiban berakhir yaitu apabila kontrak atau perjanjian yang semula menimbulkan kewajiban keuangan yang sama dibebaskan atau dibatalkan atau berakhir.

The Group classifies its financial liabilities into the categories of: (i) financial liabilities at fair value through profit or loss and (ii) financial liabilities carried at amortised cost. The classification depends on the purpose for which the financial liabilities were acquired. Management determines the classification of its financial liabilities at initial recognition. Financial liabilities are derecognised when it is extinguished which is the obligation specified in the contract is discharged or cancelled or expires.

(i) Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi

Kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi adalah kewajiban keuangan yang perolehan semulanya dimaksudkan untuk diperdagangkan, terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat. Kewajiban keuangan dalam kelompok ini, diakui sebesar nilai wajar dimana keuntungan atau kerugiannya yang timbul dicatat dalam biaya perolehan diamortisasi dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.

(i) Financial liabilities at fair value through profit or loss

Financial liabilities at fair value through

profit or loss are financial liabilities held for trading. A financial liability is classified in this category if incurred principally for the purpose of repurchasing it in the short-term. Financial liabilities at fair value through profit or loss are initially recognised at fair value , where gains or losses are recognised in the consolidated statement of profit/(loss).

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 33 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

t. Aset dan kewajiban keuangan (lanjutan) t. Financial assets and liabilities (continued)

Kewajiban keuangan (lanjutan) Financial liabilities (continued)

(ii) Kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

(ii) Financial liabilities carried at amortised cost

Kewajiban keuangan yang tidak dikelompokkan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba-rugi, pada awalnya diakui sebesar nilai wajar, termasuk biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Selanjutnya, kewajiban keuangan tersebut diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Kewajiban ini dilaporkan sebagai kewajiban lancar kecuali untuk yang berjatuh tempo lebih dari 12 bulan setelah akhir periode pelaporan. Kewajiban keuangan ini diklasifikasikan sebagai kewajiban tidak lancar.

Financial liabilities that are not classified as financial liabilities carried at fair value through profit or loss, are initially recognised at fair value, including directly attributable transaction costs. Subsequently, the financial liabilities are carried at amortised cost using the effective interest method. They are included in current liabilities, except for maturities more than 12 months after the end of the reporting period. These are classified as non-current liabilities.

Keuntungan dan kerugian diakui dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian ketika terjadi pengakhiran, penurunan nilai dan amortisasi.

Gains and losses are recognised in the consolidated statement of profit/(loss) when the financial liabilities are derecognised or impaired, as well as through the amortisation process.

Estimasi nilai wajar

Grup menggunakan model-model penilaian

yang digunakan secara umum untuk menentukan nilai wajar dari instrumen keuangan berkompleksitas rendah. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan model-model penilaian tersebut di atas didasarkan pada data-data yang tersedia secara umum.

Fair value estimation The Group uses widely recognised valuation models for determining fair values of non-standardised financial instruments of lower complexity. The assumption use on determining the above models are based on generally data available.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 34 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

u. Penurunan nilai dari aset keuangan u. Impairment of financial assets

(i) Aset yang diukur berdasarkan harga perolehan diamortisasi

(i) Assets carried at amortised cost

Pada setiap tanggal neraca Grup mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa nilai aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau sekelompok aset keuangan yang ada diturunkan nilainya yang menimbulkan kerugian penurunan nilai hanya jika terdapat bukti obyektif tentang adanya satu atau lebih peristiwa merugikan yang dapat diestimasi secara meyakinkan yang terjadi setelah pengakuan awal aset yang bersangkutan, yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan tersebut yang dapat diestimasi dengan baik.

The Group assesses at the balance sheet date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired. A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a “loss event“) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.

Kriteria yang digunakan oleh Grup untuk menentukan bahwa terdapat bukti obyektif dari suatu penurunan nilai meliputi:

The criteria that the Group uses to determine that there is objective evidence of an impairment loss include:

- kesulitan keuangan signifikan yang

dialami penerbit instrumen hutang atau debitur yang bersangkutan;

- significant financial difficulty of the issuer or obligor;

- pelanggaran kontrak atau perjanjian, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga;

- a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments;

- pihak pemberi pinjaman, baik dengan alasan ekonomis maupun alasan hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam, memberikan keringanan kepada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan tersebut;

- the lenders, for economic or legal reasons relating to the borrower’s financial difficulty, granting to the borrower a concession that the lender would not otherwise consider;

- terdapat kemungkinan pihak peminjam menjadi pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;

- it becomes probable that the borrower will enter bankruptcy or other financial reorganisation;

- hilangnya pasar jual beli aset keuangan yang bersangkutan akibat kesulitan keuangan; atau

- the disappearance of an active market for that financial asset because of

financial difficulties; or

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 35 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

u. Penurunan nilai dari aset keuangan

(lanjutan) u. Impairment of financial assets (continued)

(i) Aset yang diukur berdasarkan harga

perolehan diamortisasi (lanjutan)(i) Assets carried at amortised cost

(continued)

- adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa depan dari sekelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasikan terhadap aset keuangan secara spesifik dalam kelompok aset yang bersangkutan, termasuk:

- observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since the initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including:

memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok aset tersebut; dan

kondisi ekonomi yang menunjang terjadinya wanprestasi atas aset dalam kelompok yang dimaksud.

adverse changes in the payment status of borrowers in the portfolio;and

national or local economic conditions that correlate with defaults on the assets in the portfolio.

Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan niIai telah timbul, maka jumlah kerugian tersebut dihitung sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai estimasi kini arus kas masa depan (tidak termasuk kerugian kredit di masa depan yang belum terjadi) dan didiskonto dengan suku bunga efektif yang digunakan di awal. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi baik melalui penghapusan langsung maupun melalui sistim pencadangan. Jumlah kerugian yang dimaksud diakui pada laporan laba/(rugi) konsolidasian.

If there is objective evidence that an impairment loss has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future credit losses that have not been incurred) discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced either directly or through the use of an allowance account. The amount of the loss is recognised in the consolidated statement of profit/(loss).

Jika di kemudian hari, jumlah kerugian akibat penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah pengakuan penurunan nilai sebelumnya (seperti meningkatnya peringkat kredit debitur), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dipulihkan, baik secara langsung, atau melalui penyesuaian jumlah cadangan. Pemulihan tersebut tidak boleh mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi harga perolehan diamortisasi sebelum adanya pengakuan penurunan nilai pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba/(rugi) konsolidasian.

If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognised impairment loss will be reversed either directly or by adjusting an allowance account. The reversal will not result in carrying of the financial asset that exceeds what the amortised cost would have been had the impairment not been recognised at the date the impairment reversed. The reversal amount will be recognised in the consolidated statement of profit/(loss).

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 36 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

u. Penurunan nilai dari aset keuangan

(lanjutan) u. Impairment of financial assets (continued)

(iii) Aset yang tersedia untuk dijual (ii) Assets classified as available-for-sale

Jika penurunan nilai wajar aset keuangan yang tersedia untuk dijual sebelumnya telah diakui secara langsung dalam ekuitas dan terdapat bukti obyektif bahwa aset tersebut mengalami penurunan nilai, maka kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui secara langsung dalam ekuitas dibatalkan dan diakui pada laporan laba-rugi meskipun aset keuangan tersebut masih tetap tercatat. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba/(rugi) konsolidasian merupakan selisih antara harga perolehan dengan nilai wajar saat ini, dikurangi kerugian akibat penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba/(rugi) konsolidasian.

When a decline in the fair value of an available for sale financial asset has been recognised directly in equity and there is objective evidence that the assets are impaired, the cumulative loss that had been recognised in the equity will be reclassified from equity to profit or loss eventhough the financial asset has not been derecognised. The amount of the cumulative loss that is reclassified from equity to consolidated statement of profit/(loss) will be the difference between the acquisition cost and the current fair value, less any impairment loss on that financial asset previously recognised in the consolidated statement of profit/(loss).

Kerugian akibat penurunan nilai yang diakui pada laporan laba/(rugi) konsolidasian atas investasi instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak dipulihkan melalui laporan laba-rugi.

The impairment losses recognised in the consolidated statement of profit/(loss) for an investment in an equity instrument classified as available-for-sale will not be reversed through profit and loss.

Jika di kemudian hari, nilai wajar instrumen hutang yang tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba/(rugi) konsolidasian sebelumnya, maka kerugian penurunan nilai tersebut dipulihkan melalui laporan laba/(rugi) konsolidasian.

If, in a subsequent period, the fair value of a debt instrument classified as available-for-sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognised in the consolidated statement of profit/(loss), the impairment loss is reversed through the separate consolidated statement of profit/(loss).

v. Hutang usaha v. Trade payables

Hutang usaha adalah kewajiban pembayaran atas barang atau jasa yang dibeli dari pemasok sehubungan dengan kegiatan usaha Grup. Hutang usaha dikelompokkan sebagai kewajiban lancar apabila pembayaran jatuh tempo dalam waktu satu tahun atau kurang (atau dalam satu siklus normal operasi Grup jika lebih dari satu tahun). Jika tidak, hutang usaha tersebut disajikan sebagai kewajiban tidak lancar.

Trade payables are obligations to pay for goods or services that have been acquired in the ordinary course of business from suppliers. Trade payables are classified as current liabilities if payment is due within one year or less (or in the normal operating cycle of the business if longer). If not, they are presented as non-current liabilities.

Hutang usaha pada awalnya diakui dengan nilai wajar dan selanjutnya diukur pada harga perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.

Trade payables are recognised initially at fair value and subsequently measured at amortised cost using the effective interest method.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 37 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (lanjutan)

2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued)

w. Modal saham w. Share capital

Saham biasa dikelompokkan sebagai ekuitas. Biaya yang berkaitan dengan penerbitan

saham baru disajikan sebagai pengurang ekuitas dari jumlah yang diterima.

Ordinary shares are classified as equity. Incremental costs directly attributable to the issuance of new shares are shown in equity as deduction from the proceeds.

x. Penggunaan estimasi x. Use of estimates

Penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum mengharuskan manajemen untuk melakukan estimasi dan membuat asumsi yang dapat mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjen pada tanggal laporan keuangan konsolidasian, serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian-kejadian saat ini, hasil yang sebenarnya mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi.

The preparation of consolidated financial statements in conformity with accounting principles generally accepted in Indonesia requires management to make estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities as at the date of the consolidated financial statements and the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Although these estimates are based on management’s best knowledge of current events and activities, actual results could differ from those estimates.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 38 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

3. KAS DAN SETARA KAS 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS

2011 2010 Kas: Cash on hand Rupiah 5,868 437 Rupiah

Jumlah kas 5,868 437 Total cash on hand

Bank Cash in banks: Rupiah Rupiah PT Bank Danamon Tbk. 2,120 61,715 PT Bank Danamon Tbk. PT Bank CIMB Niaga Tbk. 797 4,890 PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT ICB Bumiputera Tbk. 6 90 PT ICB Bumiputera Tbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 1,756 30 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. 19 19 PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. PT ANZ Panin Bank 20 - PT ANZ Panin Bank Bank BTPN 15 - Bank BTPN

Jumlah rekening Rupiah 4,733 66,744 Total Rupiah accounts

Dolar AS US Dollar PT Bank CIMB Niaga Tbk. 377,253 105,740 PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT Bank Danamon Tbk. 57,112 29,486 PT Bank Danamon Tbk. PT Bank Permata Tbk. 2,752 17 PT Bank Permata Tbk. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. 8 9 PT Bank Rakyat IndonesiaTbk. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. 39,593 - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT ANZ Panin Bank 990 - PT ANZ Panin Bank

Jumlah rekening Dolar AS 477,708 135,252 Total US Dollar accounts

Euro Euro PT Bank CIMB Niaga Tbk. 12,708 21,520 PT Bank CIMB Niaga Tbk.

Jumlah rekening Euro 12,708 21,520 Total Euro accounts

Dolar Australia Australian Dollar PT ANZ Panin Bank 2,664 - PT ANZ Panin Bank

Jumlah rekening Dolar Australia 2,664 - Total Australian Dollar accounts

Dolar Singapura Singapore Dollar PT ANZ Panin Bank 1,971 - PT ANZ Panin Bank

Jumlah rekening Dolar Singapura 1,971 - Total Singapore Dollar accounts

Jumlah rekening di bank 499,784 223,516 Total cash in banks

Deposito berjangka: Time deposits: Rupiah Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk. 829,692 1,304,847 PT Bank CIMB Niaga Tbk. PT ICB Bumiputera Tbk. 5,280 50,116 PT ICB BumiputeraTbk. PT Bank Mandiri Tbk. - 501,167 PT Bank Mandiri Tbk.

Jumlah deposito berjangka Rupiah 834,972 1,856,130 Total Rupiah time deposits

Dolar AS US Dollar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 132,346 - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. PT Bank Danamon Tbk 61,834 - PT Bank Danamon Tbk PT ANZ Panin Bank 289,395 - PT ANZ Panin Bank

Jumlah deposito berjangka Dolar AS 483,575 - Total US Dollar time deposits

Dolar Australia Australian Dollar PT ANZ Panin Bank 3,994 - PT ANZ Panin Bank

Jumlah deposito berjangka Dolar AUD 3,994 - Total Australian Dollar time deposits

Jumlah deposito berjangka 1,322,541 1,856,130 Total time deposits

1,828,193 2,080,083

Untuk periode yang berakhir 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, Grup tidak menempatkan

For the periods ended 30 September 2011 and 31 December 2010, the Group did not place or

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 39 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

kas dan setara kas pada pihak yang memiliki hubungan istimewa.

maintain its cash and cash equivalents with related parties.

Tingkat suku bunga dari deposito berjangka di atas adalah sebagai berikut:

The interest rates of the above time deposits were as follows:

2011 2010

Rupiah 7% 7% Rupiah Dolar AS 2.5% - US Dollar Dolar Australia 4% - Australian Dollar

4. KAS DI BANK YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA

4. RESTRICTED CASH IN BANKS

2011 2010 Rupiah Rupiah PT Bank Danamon Tbk. 574 2,017 PT Bank Danamon Tbk.

574 2,017

Dolar AS US Dollar PT Bank Danamon Tbk. 17 18 PT Bank Danamon Tbk.

17 18

591 2,035

Kas di bank yang dibatasi penggunaannya pada PT Bank Danamon Tbk. merupakan escrow accounts yang disisihkan untuk pembayaran cicilan hutang sewa pembiayaan tiga bulanan kepada PT Buana Finance sesuai dengan perjanjian sewa pembiayaan antara BMS dan PT Buana Finance (lihat Catatan 20).

The cash held in PT Bank Danamon Tbk. as referred to above represent escrow money for the payment of three months lease installments to PT Buana Finance in accordance with the terms of BMS’s Lease Agreement with PT Buana Finance (see Note 20).

Untuk periode yang berakhir 30 September 2011 dan 31 Desember 2010, Grup tidak menempatkan kas dan setara kas di bank yang dibatasi penggunaannya pada pihak yang memiliki hubungan istimewa.

For the period ended 30 September 2011 and 31 December 2010, the Group did not place or maintain its restricted cash in banks with its related parties.

5. ASET KEUANGAN YANG TERSEDIA UNTUK

DIJUAL 5. AVAILABLE FOR SALE FINANCIAL ASSETS

2011 2010

PT Bank CIMB Niaga Tbk. Obligasi PT Bank CIMB Niaga Tbk. 150,000 150,000 bonds Jumlah 150,000 150,000 Total

Pada tanggal 23 Desember 2010, Perusahaan membeli obligasi Rupiah yang diterbitkan oleh PT Bank CIMB Niaga Tbk. sebesar Rp 125.000 dengan tingkat bunga 10,85% per tahun, dan bertanggal jatuh tempo tanggal 23 Desember 2020.

On 23 December 2010, the Company acquired Rupiah bonds issued by PT Bank CIMB Niaga Tbk. amounting to Rp 125,000 with an interest coupon of 10.85% p.a. The bonds bear maturity date of 23 December 2020.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 40 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

Pada tanggal 8 Desember 2010, AKT membeli obligasi Rupiah yang diterbitkan PT Bank CIMB Niaga Tbk. sejumlah Rp 25.000 dengan tingkat bunga 11,30% per tahun, dan bertanggal jatuh tempo 8 Juli 2017. Manajemen berniat untuk menjual obligasi-obligasi tersebut di atas pada saat yang dipandang tepat.

On 8 December 2010, AKT acquired Rupiah bonds issued by PT Bank CIMB Niaga Tbk. amounting to Rp 25,000 with an interest coupon of 11.30% p.a. The bonds bear maturity date of 8 July 2017.

It is the intention of the management to sell the bonds at considered appropriate time.

6. PIUTANG USAHA 6. TRADE RECEIVABLES 2011 2010

Pihak ketiga: Third parties: Glencore International AG Glencore International AG (AS$ 99,860,591) 881,070 437,269 (US$48,634,130) Analisis umur piutang usaha adalah sebagai berikut:

The aging analysis of trade receivables was as follows:

2011 2010

0-30 hari 546,021 437,269 0 – 30 days 31 – 60 hari 335,049 - 31 – 60 days

881,070 437,269

Rincian piutang usaha berdasarkan jenis mata uang adalah sebagai berikut:

Details of trade receivables by currency were as follows:

2011 2010

Dolar AS 881,070 437,269 US Dollar

Manajemen berkeyakinan bahwa piutang usaha dapat tertagih seluruhnya sehingga tidak perlu melakukan penyisihan untuk penurunan nilai.

Management believes that the trade receivables are fully collectible, and does not therefore provide for any allowance.

7. UANG MUKA DAN BIAYA DIBAYAR DIMUKA 7. ADVANCES AND PREPAYMENTS 2011 2010

Uang muka kepada pemasok 598,185 357,949 Advance to suppliers Biaya dibayar dimuka 8,107 4,836 Prepayments Lain-lain - 2,852 Other

606,292 365,637

Uang muka kepada pemasok merupakan pembayaran uang muka untuk pembelian peralatan-peralatan pertambangan, pembayaran mobilisasi, sewa, pembangunan infrastruktur, jasa pengeboran, sarana penumpukan batubara dan kegiatan operasional lainnya. Biaya dibayar dimuka merupakan sewa ruang kantor dan premi asuransi.

Advances to suppliers represent advanced payments for acquisitions of equipments, expenditures for mobilisation, rentals, infrastructure construction, drilling services, intermediate stockpile construction and operational activities.

Prepayments represent prepaid office rental and

insurance.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 41 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

8. PERSEDIAAN 8. INVENTORIES 2011 2010

Persediaan batubara 798,965 390,540 Coal inventory Suku cadang dan material 37,257 19,358 Spare parts and materials Bahan bakar 43,382 15,180 Fuel Bahan peledak 3,487 1,910 Explosives

883,091 426,988

Manajemen berpendapat bahwa semua persediaan pada tanggal neraca dapat digunakan atau dijual dan dalam kondisi baik, sehingga tidak diperlukan penyisihan untuk persediaan usang. Pada tanggal 30 September 2011, persediaan tidak diasuransikan karena manajemen Grup berkeyakinan bahwa biaya dan premi asuransi yang berlaku tidak sepadan dengan manfaat yang dapat diperoleh. Manajemen Grup menyadari risiko yang dapat timbul akibat tidak adanya asuransi yang bersangkutan.

Management is of the opinion that the inventory could be either used or sold and was in good condition and, as a result, a provision for write down is not considered necessary.

As at 30 September 2011, inventory was not

insured as the Group’s management believes that the cost did not commensurate with the benefit thereof. The Group’s management is aware of the risks associated with the non insurance.

9. UANG JAMINAN 9. REFUNDABLE DEPOSITS 2011 2010

Pihak ketiga: Third parties: PT Artha Contractors 70,455 32,458 PT Artha Contractors PT Prima Traktor Indonusa 57,841 26,484 PT Prima Traktor Indonusa PT Trakindo Utama 3,620 3,689 PT Trakindo Utama PT Asia Mineralindo 15,660 - PT Asia Mineralindo PT Neo Bisnis Niaga 428 - PT Neo Bisnis Niaga Lain-lain 56 609 Other

148,060 63,240

Uang jaminan merupakan pembayaran uang

jaminan kepada kontraktor-kontraktor dan pemasok-pemasok, yang akan diterima kembali oleh Grup secara penuh pada saat kontrak dengan kontraktor-kontraktor dan pemasok-pemasok yang bersangkutan tersebut berakhir.

Refundable deposits represent cash deposits paid to respective contractors and suppliers, and are fully refundable at respective contract expiry.

Manajemen Grup berkeyakinan bahwa uang jaminan tersebut seluruhnya akan diterima kembali sehingga tidak melakukan penyisihan untuk penghapusan.

Management believes that the refundable deposits would be fully refundable, and does not therefore provide for any allowance.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 42 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

10. BIAYA EKSPLORASI DAN PENGEMBANGAN YANG DITANGGUHKAN

10. DEFERRED EXPLORATION AND DEVELOPMENT EXPENDITURE

2011 2010

Biaya eksplorasi dan pengembangan yang Deferred exploration and ditangguhkan sehubungan development expenditure dengan area yang telah related to commercially mencapai tahap produksi producing areas – komersial – Blok Kohong: Kohong Block: Carrying amount – beginning Nilai tercatat – saldo awal 1,170,572 1,170,572 balance Penambahan - - Addition 1,170,572 1,170,572 Dikurangi: Less: Akumulasi amortisasi (69,763) (43,684) Accumulated amortisation Exchange difference Selisih kurs karena penjabaran from financial laporan keuangan (56,099) (51,366) statement translation Carrying amount - Nilai tercatat – saldo akhir 1,044,710 1,075,522 ending balance Deferred exploration and Biaya eksplorasi dan development expenditure pengembangan yang incurred for areas of ditangguhkan sehubungan interest which as at balance dengan area yang belum sheet date have not mencapai tahap produksi reached the stage of secara komersial: commercial production: Carrying amount - beginning Nilai tercatat – saldo awal balance: - Blok Kohong - - Kohong block - - Blok Telakon - - Telakon block - Penambahan: Addition: - Blok Kohong - - Kohong block - - Blok Telakon 51,262 - Telakon block - Area yang telah mencapai tahap Entered into commercial produksi secara komersial: production: - Blok Kohong - - Kohong block - Carrying amount - Nilai tercatat – saldo akhir ending balance: - Blok Kohong - - Kohong block - - Blok Telakon 51,262 - Telakon block - 51,262 - 1,095,972 1,075,522

Selama periode yang berakhir pada 30 September2011, beban amortisasi sejumlah Rp 26,079 (2010: Rp 43,684 dibebankan ke laporan laba/(rugi) konsolidasian.

During the year ended 30 September 2011, amortisation amounting to Rp 26,079 (2010: Rp 43,684) was charged to the consolidated statement of profit/(loss).

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 43 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

11. ASET TETAP 11. FIXED ASSETS

30 September/September 2011 Selisih kurs atas penjabaran laporan Saldo keuangan/ Saldo 1 Januari Exchange 30 September 2011/ difference 2011/ Balance at from financial Balance at 1 January Penambahan/ Transfer/ Pengurangan/ statement 30 September 2011 Additions Transfers Disposals translation 2011 Harga perolehan Cost Kepemilikan langsung: Direct ownership: Infrastruktur 248,935 755 241,925 - 1,728 493,343 Infrastructure Communication Peralatan komunikasi 507 1,613 - - 1 2,121 equipment Komputer 1,363 543 - - (15) 1,891 Computers Peralatan dan Office furniture and perlengkapan kantor 1,999 2,026 - - (31) 3,994 equipment Kendaraan 901 - - - (17) 884 Motor vehicles Alat berat 1,426,561 840,771 (425,875) - (5,972) 1,835,485 Heavy equipment Gedung 50,401 1,667 - - 1 52,069 Buildings 1,730,667 847,375 (183,950) - (4,305) 2,389,787 Assets under Aset sewa pembiayaan: finance leases: Alat berat 77,961 - 425,875 - 1,594 505,430 Heavy equipment Kendaraan 16,814 - - - - 16,814 Motor vehicles Construction Aset dalam penyelesaian 170,044 338,481 (241,925) - (1,895) 264,705 in progress 1,995,486 1,185,856 - - (4,606) 3,176,736 Accumulated Akumulasi penyusutan depreciation Kepemilikan langsung: Direct ownership: Infrastruktur (22,748) (24,312) - - 87 (46,973) Infrastructure Communication Peralatan komunikasi (323) (230) - - 3 (550) equipment Komputer (1,207) (73) - - 21 (1,259) Computers Peralatan dan (1,433) (412) - - Office furniture and perlengkapan kantor 21 (1,824) equipment Kendaraan (754) (36) - - 14 (776) Vehicles Alat berat (373,484) (270,336) - - (698) (644,518) Heavy equipment Gedung (16,756) (6,087) - - - (22,843) Buildings (416,705) (301,486) - - (552) (718,743) Assets under Aset sewa pembiayaan: finance leases: Alat berat (16,414) (47,168) - - (438) (64,020) Heavy equipment Kendaraan (8,187) (5,220) - - - (13,407) Motor vehicles Construction Aset dalam penyelesaian - - - - - - in progress (441,306) (353,874) - - (990) (796,170) Nilai buku bersih 1,554,180 2,380,566 Net book value

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 44 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

11. ASET TETAP (lanjutan) 11. FIXED ASSETS (continued)

31 Desember/December 2010 Selisih kurs atas penjabaran laporan Saldo Keuangan/ Saldo 1 Januari Exchange 31 December 2010/ difference 2010/ Balance at from financial Balance at 1 January Penambahan/ Transfer/ Pengurangan/ statement 31 December 2010 Additions Transfers Disposals translation 2010

Harga perolehan Cost Kepemilikan langsung: Direct ownership: Infrastruktur 159,410 21,127 75,334 - (6,936) 248,935 Infrastructure Communications Peralatan komunikasi 385 139 - - (17) 507 equipment Komputer 1,268 150 - - (55) 1,363 Computers Peralatan dan Office furniture and perlengkapan kantor 1,505 559 - - (65) 1,999 equipment Kendaraan 757 176 - - (32) 901 Motor vehicles Alat berat 638,299 790,140 - - (1,878) 1,426,561 Heavy equipment Gedung 46,657 3,745 - - (1) 50,401 Buildings 848,281 816,036 75,334 - (8,984) 1,730,667 Assets under Aset sewa pembiayaan: finance leases: Alat berat 35,315 42,577 - - 69 77,961 Heavy equipment Kendaraan 8,310 8,504 - - - 16,814 Vehicles Construction Aset dalam penyelesaian 5,046 242,741 (75,334) (2,288) (121) 170,044 in progress 896,952 1,109,858 - (2,288) (9,036) 1,995,486 Accumulated Akumulasi penyusutan depreciation Kepemilikan langsung: Direct ownership: Infrastruktur (9,963) (13,218) - - 433 (22,748) Infrastructure Communications Peralatan komunikasi (262) (72) - - 11 (323) equipment Komputer (973) (276) - - 42 (1,207) Computers Peralatan dan Office furniture and perlengkapan kantor (1,411) (84) - - 62 (1,433) equipment Kendaraan (651) (131) - - 28 (754) Vehicles Alat berat (142,371) (231,587) - - 474 (373,484) Heavy equipment Gedung (9,721) (7,035) - - - (16,756) Buildings (165,352) (252,403) - - 1,050 (416,705) Assets under Aset sewa pembiayaan: finance leases: Alat berat (1,629) (14,783) - - (2) (16,414) Heavy equipment Kendaraan (2,095) (6,092) - - - (8,187) Vehicles (169,076) (273,278) - - 1,048 (441,306) Nilai buku bersih 727,876 1,554,180 Net book value

Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut: Depreciation expenses were allocated as follows: 2011 2010

Beban pokok penjualan 353,462 272,715 Cost of goods sold General and administrative Beban umum dan administrasi 412 563 expenses

353,874 273,278

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 45 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

11. ASET TETAP (lanjutan) 11. FIXED ASSETS (continued)

Aset dalam penyelesaian merupakan proyek yang masih dalam tahap konstruksi pada tanggal neraca, dengan rincian sebagai berikut:

Construction in progress as at balance sheet date represents projects which were still under construction at the balance sheet date.

Persentase Estimasi penyelesaian/ Penyelesaian/ Estimated 2011 % of completion completion date

Tempat tinggal dan prasarana / Mine camp 101,238 90% Nopember/November 2011 Pelabuhan / Port 35,560 93% Desember/December 2011 Pemrosesan batubara dan sarana penumpukan/ Coal processing and stockpile 88,247 38% Desember/December 2012 Penyimpanan bahan bakar dan peledak/ Fuel tank and explosives magazine 26,375 78% Desember/December 2011 Jalan angkut di area tambang / Hauling road 13,285 56% Desember/December 2011 264,705

Semua aset tetap di atas dimiliki Grup secara legal

dan memiliki bukti kepemilikan yang sah.

All assets are owned by the Group legally and supported by sufficient evidence of ownership.

Pada tanggal 30 September 2011, seluruh aset

tetap Grup telah diasuransikan atas property all risks, kerusakan mesin, gangguan usaha, kerusakan yang material, kewajiban umum komprehensif, kewajiban operasi terminal, dan kerusakan atas peralatan dan kendaraan sampai dengan Rp 1,287,790. Manajemen berpendapat bahwa aset tetap pada tanggal 30 September 2011 telah diasuransikan secara memadai.

Aset sewa pembiayaan dijaminkan untuk hutang

sewa pembiayaan yang bersangkutan (lihat Catatan 20).

At 30 September 2011, the Group’s fixed assets were insured for property all risks, machinery breakdown, business interruption, material damage and terminal operations liability for an amount of Rp 1,287,790. Management believes that fixed assets as at 30 September 2011 were adequately insured.

Fixed assets under finance leases have been

pledged as collateral of the respective lease (see Note 20).

12. PROPERTI PERTAMBANGAN 12. MINING PROPERTIES 2011 2010

Harga perolehan Acquisition costs Saldo awal 1,635,990 1,635,990 Beginning balance Akuisisi - - Acquisition

Saldo akhir 1,635,990 1,635,990 Ending balance Akumulasi amortisasi Accumulated amortisation Saldo awal (68,166) (13,633) Beginning balance Penambahan (40,899) (54,533) Addition

Saldo akhir (109,065) (68,166) Ending balance

Nilai buku 1,526,925 1,567,824 Book value Properti pertambangan merupakan saldo yang

timbul karena akuisisi AKT Amortisasi properti pertambangan yang

dibebankan ke laporan laba/(rugi) konsolidasian untuk periode yang berakhir pada 30 September 2011 berjumlah Rp 40.899 (31 Desember 2010: Rp 54.533).

Mining properties represent the balance arising from the acquisition of AKT by the Company.

Amortisation on mining properties charged to the

consolidated statement of profit/(loss) for the year ended 30 September 2011 was to Rp 40,899 (31 December 2010: Rp 54,533).

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 46 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

13. GOODWILL 13. GOODWILL

2011 2010

Harga perolehan Acquisition costs Saldo awal 409,264 409,264 Beginning balance Akuisisi - - Acquisition

Saldo akhir 409,264 409,264 Ending balance

Akumulasi amortisasi Accumulated amortisation Saldo awal (54,480) (34,030) Beginning balance Penambahan (15,348) (20,450) Addition

Saldo akhir (69,828) (54,480) Ending balance

Nilai buku 339,436 354,784 Book value Saldo goodwill berasal dari akuisisi atas saham

AKT. Amortisasi untuk periode yang berakhir pada

30 September 2011 berjumlah Rp 15.348 (31 Desember 2010: Rp 20.450).

Goodwill arises from the acquisition of AKT by the Company.

Amortisation charged to the consolidated statement

of profit/(loss) for the year ended 30 September 2011 was Rp 15,348 (31 December 2010: Rp 20,450).

14. MODAL SAHAM 14. SHARE CAPITAL

Pemegang saham Perusahaan, jumlah kepemilikan saham dan hal lain yang terkait pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

The shareholders of the Company and their related ownership at the balance sheet dates were as follows:

30 September/September 2011 Jumlah Persentase Jumlah lembar saham/ kepemilikan/ (nilai penuh)/ Number of Percentage of Amount Pemegang saham/Shareholders shares issued ownership (full amount)

PT Republik Energi & Metal 13,269,987,500 75.0013% 1,326,998,750,000 PT Muara Kencana Abadi 12,500 0.0001% 1,250,000 Masyarakat/ Public 4,423,000,000 24.9986% 442,300,000,000

17,693,000,000 100% 1,769,300,000,000 31 Desember/December 2010 Jumlah Persentase Jumlah lembar saham/ kepemilikan/ (nilai penuh)/ Number of Percentage of Amount Pemegang saham/Shareholders shares issued ownership (full amount)

PT Republik Energi & Metal 13,269,987,500 75.0013% 1,326,998,750,000 PT Muara Kencana Abadi 12,500 0.0001% 1,250,000 Masyarakat/ Public 4,423,000,000 24.9986% 442,300,000,000

17,693,000,000 100% 1,769,300,000,000

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 47 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

14. MODAL SAHAM (lanjutan)

14. SHARE CAPITAL (continued)

Sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 10 Juni 2011, telah disetujui hal-hal sebagai berikut, antara lain: 1. Menyetujui Laporan Tahunan termasuk

pengesahan Laporan Keuangan dan Laporan Pengawasan Dewan Komisaris tahun buku 2010

2. Penggunaan laba bersih Perusahaan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010, termasuk pembentukan Cadangan Laba Ditahan

3. Perubahan susunan anggota Direksi Perseroan; dan

4. Menerima Laporan Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum Perusahaan.

In accordance with the Company’s Annual General Shareholder Meeting dated 10 June 2011, the following actions were approved, among others: 1. Approval for the Company’s Annual Report,

Audited Financial Statement and Commissioner Report for the period and the year ended 31 December 2010

2. Use of net income for the periode ended 31 December 2010, including establishment of General Reserve

3. Change of the Company’s Board of Director; and

4. Accept the use of Initial Public Offering fund

Pada tanggal 30 September 2011 tidak ada

komisaris maupun direksi Perusahaan yang memiliki saham Perusahaan.

Pada tanggal 30 September 2011 tidak ada kepemilikan saham oleh masyarakat yang masing-masing sebesar 5% atau lebih.

At 30 September 2011, no Company shares were owned by the Company’s commissioners and directors.

At 30 September 2011, there was no public shareholder held 5% or greater of the Company shares by each of them.

15. TAMBAHAN MODAL DISETOR 15. ADDITIONAL PAID IN CAPITAL

2011 2010

Selisih antara pembayaran yang diterima Excess of proceeds dengan nilai nominal saham 4,830,610 4,830,610 over par value Biaya emisi saham (185,965) (185,965) Share issuance costs Tambahan Modal Disetor 4,644,645 4,644,645 Additional Paid-in Capital

Biaya emisi saham merupakan biaya-biaya yang berkaitan langsung dengan penerbitan saham baru Perusahaan yang dilakukan melalui Penawaran Umum Saham Perdana Perusahaan (lihat Catatan 1b.)

Share issuance costs represent costs directly attributable to the issuance of new shares of the Company in respect of the Initial Public Offering of the Company shares (see Note 1b).

16. CADANGAN UMUM 16. GENERAL RESERVE

Undang-Undang Perseroan Terbatas Republik Indonesia No. 1/1995, sebagaimana diubah terakhir kalinya dengan Undang-Undang No. 40/2007, mewajibkan perseroan terbatas membentuk cadangan umum dari laba bersih sejumlah minimum 20% dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 10 Juni 2010, Perseroan menetapkan pembentukan cadangan umum sebesar Rp 70.000.

Law of the Republic of Indonesia No. 1/1995 regarding Limited Liability Company, as last amended by Law No. 40/2007, requires the maintenance of a general reserve from net profit amounting to at least 20% of a company’s issued and paid up capital. As determined by the General Shareholders Meeting dated 10 June 2010m the Company has set aside Rp 70,000 as General Reserve.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 48 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

17. HUTANG USAHA 17. TRADE PAYABLES 2011 2010

Pihak ketiga: Third parties: Dolar AS 114,417 225,621 US Dollar Rupiah 137,604 94,389 Rupiah Euro 3,323 - Euro Pondsterling 33 - Poundsterling Singapura Dolar 13 - Singapore Dollar Australia Dolar 2 - Australian Dollar 255,392 320,010

Hutang usaha berasal dari pembelian barang dan

jasa. Trade payables are given rise by the purchases of

supplies and services.

Analisis umur hutang usaha adalah sebagai berikut:

The aging analysis of trade payables is as follows:

2011 2010

Lancar 81,371 86,713 Current 31 – 60 hari 64,586 82,851 31 – 60 days 61 – 90 hari 101,321 135,401 60 – 90 days > 90 hari 8,114 15,045 > 90 days

255,392 320,010 18. BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR 18. ACCRUED EXPENSES 2011 2010

Royalti 150,315 91,268 Royalty Komisi penjualan 51,516 21,821 Sales commission Bahan bakar 139,286 85,834 Fuel Sewa peralatan 76,853 81,640 Equipment rental Pembelian peralatan 45,271 69,375 Equipment purchases Beban pengangkutan 78,786 15,691 Freight Jasa katering 28,351 5,194 Catering services Bunga 3,271 2,657 Interest PBB 3,875 2,319 Lain - lain 24,164 54,365 Other

601,688 430,164

19. PINJAMAN 19. BORROWINGS

2011 2010

Dolar AS US Dollar

CIMB Niaga 198,341 224,775 Singapore branch 198,341 224,775 Dikurangi: bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun (84,304) (44,056) Less: current portion

Borrowings, net Bagian jangka panjang 114,037 180,719 of current portion

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 49 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

19. PINJAMAN (lanjutan) 19. BORROWINGS (continued)

CIMB NIAGA Perjanjian Fasilitas Pinjaman Investasi - BMS

CIMB Niaga Investment Loan Agreement – BMS

Pada tanggal 26 Mei 2010, BMS menandatangani perjanjian pinjaman investasi dengan CIMB Niaga. Berdasarkan perjanjian ini, CIMB Niaga menyediakan fasilitas pinjaman kepada BMS sebesar AS$42.000.000 untuk membiayai pembelian alat berat tambahan oleh BMS dengan tingkat suku bunga sebesar 7,75% per tahun. Bunga terhutang setiap bulan. Fasilitas kredit ini bertenor 42 bulan terhitung sejak tanggal perjanjian yang bersangkutan.

On 26 May 2010, BMS executed an investment loan agreement with CIMB Niaga. Pursuant thereto, CIMB Niaga agreed to provide a facility up to US$42,000,000 to finance the acquisition of additional heavy equipment by BMS. The loan bears interest of 7.75% per annum. Interest is payable on a monthly basis. The maturity date is 42 months from the date of the loan agreement.

Pada tanggal 12 Agustus 2010, BMS dan CIMB Niaga menandatangani Perjanjian Perubahan dan Pernyataan Kembali Pinjaman Kredit 26 Mei 2010 tersebut di atas yang mengubah tingkat suku bunga kredit menjadi dua bagian yaitu 7,75% untuk bagian fasilitas pinjaman hingga AS$17.000.000, dan LIBOR enam bulanan ditambah 4% untuk sisa fasilitas pinjaman sebesar AS$25.000.000 yang diperoleh sebagai bagian dari fasilitas JBIC.

On 12 August 2010, BMS and CIMB Niaga signed an Addendum to and Restatement of the Investment Loan Agreement dated 26 May 2010 refer to above to split the interest rate applied for the loan facility, i.e. 7.75% interest rate applied for the loan facility up to US$17,000,000 and for the remaining facility of US$25,000,000, interest rate at 6-month LIBOR plus 4% was applied which is part of JBIC facility

BMS tidak diperbolehkan untuk membayarkan dividen, menjual, transfer atau melepas aset tetap dengan nilai di atas AS$2 juta, dan melakukan perubahan struktur pemegang sahamnya.

BMS is prohibited from declaring any dividends, sale, transfer, or disposal of any of its fixed assets for values in excess of US$2 million, and changing its capital structure.

Berdasarkan surat dari CIMB Niaga tanggal 16 Desember 2010, CIMB Niaga sepakat untuk mengganti seluruh pembatasan persyaratan atas fasilitas AS$25.000.000 menjadi:

Rasio hutang terhadap modal tidak

lebih dari 2,5 kali dan, Rasio hutang terhadap EBITDA tidak

lebih dari 4 kali.

Pada tanggal 17 Desember 2010, BMS melunasi sebahagian dari fasilitas ini, yaitu atas bagian AS$ 17.000.000.

Pada tanggal 30 September 2011, BMS memenuhi pembatasan-pembatasan yang disyaratkan dari perjanjian kredit ini.

Based on a letter from CIMB Niaga dated 16 December 2010, CIMB Niaga agreed to amend certain covenants to the US$25,000,000 loan to BMS to become:

Debt to equity ratio not to exceed 2.5

times and, Debt to EBITDA ratio not to exceed 4

times.

On 17 December 2010, BMS repaid the US$ 17.000.000 portion of this facility. As at 30 September 2011, BMS fully met the financial ratio and covenants under the terms of the loan agreement.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 50 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

20. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN 20. FINANCE LEASE PAYABLES 2011 2010

Pihak ketiga: Third parties: PT Mandiri Finance - 23,318 PT Mandiri Finance PT ANJ Finance 385,377 - PT ANJ Finance PT Surya Artha Nusantara Finance 7,632 10,394 Finance PT Indomobil Finance 8,624 10,088 PT Indomobil Finance PT Dipo Star Finance - 9,738 PT Dipo Star Finance PT Buana Finance 4,348 7,692 PT Buana Finance 405,981 61,230 Dikurangi: Less: Bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun (181,604) (27,817) Current portion Bagian jangka panjang 224,377 33,413 Non-current portion

Hutang sewa pembiayaan tersebut di atas

semuanya timbul akibat kontrak secara pembiayaan untuk pengadaan alat-alat berat pertambangan yang dilakukan dan digunakan oleh AKT.

The lease payables as listed above were given rise by the financial leases of mining heavy equipment procured and used by AKT.

Kewajiban pembayaran minimum di masa akan datang atas sewa pembiayaan berdasarkan perjanjian yang berlaku pada tanggal neraca adalah sebagai berikut:

The future minimum lease payments under the finance lease agreements outstanding at balance sheet dates are as follows:

2011 2010

Jatuh tempo kurang dari 1 tahun 217,187 33,975 Payable within one year Jatuh tempo lebih dari 1 tahun Payable later than one year

dan kurang dari 2 tahun 123,032 30,172 but less than two years Jatuh tempo lebih dari 2 tahun 84,422 8,655 Payable later than two years

424,641 72,802 Dikurangi: Less: Beban bunga yang belum jatuh tempo (18,660) (11,572) Future financing charges

Nilai kini pembayaran minimum Present value of hutang sewa pembiayaan 405,981 61,230 finance lease

Syarat-syarat dan ketentuan utama sewa pembiayaan tersebut di atas adalah sebagai berikut: - Grup tidak dibenarkan untuk menjual,

meminjamkan, menyewakan, menghapus, atau menghentikan pengendalian langsung atas aset sewa pembiayaan;

- Grup diwajibkan untuk mengasuransikan aset sewa pembiayaan selama jangka waktu sewa pembiayaan; dan

- Semua aset sewa pembiayaan dijadikan sebagai jaminan atas pembiayaan sewa pembiayaan yang bersangkutan.

The significant general terms and conditions of the finance leases are as follows: - The Group is restricted from selling, lending,

leasing, or otherwise disposing of or ceasing to exercise direct control over the leased assets;

- The Group is required to insure the finance lease asset during the leasing period; and

- All leased assets are pledged as collateral for

the underlying finance leases.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 51 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

20. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN (lanjutan)

20. FINANCE LEASE PAYABLES (continued)

Pada tanggal 28 Pebruari 2011, BMS telah melunasi hutang sewa pembiayaan kepada PT Mandiri Finance, dan mengakhiri perjanjian sewa pembiayaan yang dimaksudkan. Pada tanggal 1 Juni 2011, AKT dan BMS telah masuk kedalam Perjanjian Sewa Guna Usaha dari PT Austindo Nusantara Jaya Finance, dengan total pembiayaan sebesar US$ 50,000,000 dan berjangka waktu 36 bulan.

On 28 February 2011, BMS fully repaid the finance lease payable to PT Mandiri Finance, and terminated the lease agreement accordingly. On 1 June 2011, AKT and BMS has entered into Lease Agreement with PT Austindo Nusantara Jaya Finance, with total financing of US$ 50,000,000, for period of 36 months.

21. PERPAJAKAN 21. TAXATION

a. Pajak dibayar dimuka a. Prepaid taxes

2011 2010

Perusahaan The Company Lancar: Current portion:

Pajak penghasilan pasal 25 12,072 - Article 25 Income Tax

Tidak lancar: Non-current portion: Pajak Pertambahan Nilai - - Value Added Tax

Anak perusahaan Subsidiaries Lancar: Current portion:

Pajak penghasilan pasal 25 84,851 - Article 25 Income Tax Pajak penghasilan pasal 22 15,932 - Article 22 Income Tax Tidak lancar: Non-current portion: Pajak Pertambahan Nilai 387,374 241,194 Value Added Tax

500,229 241,194

b. Hutang pajak b. Taxes payable

2011 2010 Perusahaan The Company Pajak penghasilan 38,184 94,331 Withholding tax Pajak penghasilan badan 13,000 - Corporate income tax

51,184 94,331

Anak perusahaan Subsidiaries Pajak Pertambahan Nilai 61,130 126,651 Value Added Tax Pajak penghasilan 36,493 80,272 Withholding tax Pajak penghasilan badan 543,554 195,382 Corporate income tax

641,177 402,305

692,361 496,636

c. Beban/(manfaat) pajak penghasilan c. Income tax expense/(benefit)

2011 2010 Perusahaan The Company Kini 13,000 - Current Tangguhan (14,062) (10,225) Deferred

(1,062) (10,225)

Anak perusahaan Subsidiaries Kini 543,555 158,647 Current Tangguhan (22,495) (18,270) Deferred

521,060 140,377

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 52 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

21. PERPAJAKAN (lanjutan)

21. TAXATION(continued)

c. Beban/(manfaat) pajak penghasilan (lanjutan) c. Income tax expense/(benefit) (continued)

2011 2010 Konsolidasian Consolidated Kini 556,555 158,647 Current Tangguhan (36,557) (28,495) Deferred

519,998 130,152

d. Aset pajak tangguhan d. Deferred tax assets 2011 2010

Aset pajak tangguhan pada Deferred tax asset at awal tahun the beginning of the year Perusahaan - - The Company Anak Perusahaan 41,357 14,745 Subsidiaries

41,357 14,745

Tambahan/(pengurangan) Current year’s selama tahun berjalan movement Perusahaan - - The Company Anak Perusahaan 21,226 26,612 Subsidiaries

21,226 26,612

Aset pajak tangguhan pada Deferred tax asset at akhir tahun the end of the year Perusahaan - - The Company Anak Perusahaan 62,583 41,357 Subsidiaries

62,583 41,357

e. Kewajiban pajak tangguhan e. Deferred tax liabilities

2011 2010 Kewajiban pajak tangguhan pada Deferred tax liabilities at awal tahun the beginning of the year Perusahaan 392,124 405,757 The Company Anak Perusahaan 2,251 - Subsidiaries

394,375 405,757

Tambahan/(pengurangan) Current year’s selama tahun berjalan movement Perusahaan (14,062) (13,633) The Company Anak Perusahaan 928 2,251 Subsidiaries

(13,134) (11,382)

Kewajiban pajak tangguhan pada Deferred tax liabilities at akhir tahun the end of the year Perusahaan 378,062 392,124 The Company Anak Perusahaan 3,179 2,251 Subsidiaries

381,241 394,375

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 53 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

21. PERPAJAKAN (lanjutan)

21. TAXATION (continued)

f. Surat Tagihan Pajak f. Tax collection notices

Pada bulan Agustus 2010, AKT menerima surat hasil pemeriksaan pajak dari DJP yang menolak permintaan AKT untuk pengembalian PPN untuk tahun pajak 2008 sebesar Rp 21.636. Pada tanggal 16 November 2010, AKT mengajukan keberatan atas keputusan DJP tersebut. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini diterbitkan, belum ada keputusan yang dikeluarkan oleh DJP terhadap keberatan yang diajukan.

Pada tanggal 19 November 2010, Perusahaan menerima beberapa Surat Tagihan Pajak yaitu untuk angsuran pajak PPh Pasal 25 untuk periode April – Juli 2010 sebesar Rp 712, untuk tagihan Pajak Penghasilan Badan tahun 2009 dan 2008 sebesar Rp 486 dan Rp 775, masing-masing. Tagihan – tagihan pajak tersebut telah dibebankan ke dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian. Selama periode Januari - September 2011, Perusahaan menerima beberapa Surat Tagihan Pajak, yaitu untuk Tagihan pajak penghasilan sebesar Rp 5,708, Tagihan pajak tersebut telah dibebankan ke dalam laporan laba/(rugi) konsolidasian.

In August 2010, AKT received a tax assessment letter from the DGT who denied the Company’s claim for VAT refund for the 2008 fiscal year amounting to Rp 21,636. In response thereto, the Company filed an objection letter on 16 November 2010. As at the date of these consolidated financial statements, no decision has been made by the DGT.

On 19 November 2010, the Company received several tax collection notices for corporate income tax installments for April – July 2010 amounting to Rp 712, for 2009 and 2008 Corporate Income Tax of Rp 486 and Rp 775, respectively. These tax collection notices have been charged to the consolidated statement of profit/(loss). The Company received several tax collection notices amounting to Rp 5,708 for January – September 2011. These tax collection notices have been charged to the consolidated statement of profit/(loss).

g. Administrasi perpajakan g. Tax administration

Perpajakan di Indonesia secara umum berdasarkan prinsip self assessment kecuali ditetapkan melalui pemeriksaan oleh DJP hingga batas daluarsanya. Secara umum, batas daluarsa perpajakan di Indonesia adalah lima tahun setelah berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku. Namun, untuk tahun pajak sebelum 2008, batas daluarsa dibatasi hingga sepuluh tahun setelah berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan, atau sampai dengan akhir tahun 2013, mana yang lebih cepat.

Taxation in Indonesia is generally met on the basis of self assessment unless assessed otherwise by the DGT via a tax audit. The basic statute of limitations for the company’s taxes to be assessed or amended by the DGT, are generally five years following the close of a relevant fiscal year pursuant to the applicable taxation laws. However, for fiscal year prior to 2008, the statute of limitations is set within ten years following the close of fiscal year or until the end of 2013, whichever is earlier.

h. Perubahan tarif pajak penghasilan badan h. Changes to taxation laws

Pada tanggal 3 September 2008 Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui perubahan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Undang-Undang ini ditandatangani dan disahkan oleh Presiden pada tanggal 23 September 2008. Salah satu dari perubahan tersebut adalah diturunkannya tarif tetap untuk pajak penghasilan badan menjadi 28% untuk tahun pajak 2009 dan diturunkan lebih lanjut menjadi 25% mulai tahun pajak 2010. Dampak dari perubahan tarif pajak telah diperhitungkan Grup dalam menghitung aset dan kewajiban pajak tangguhan pada 30 September 2011.

On 3 September 2008, the House of Representatives approved certain amendments to the income tax law. These were signed into law by the President of the Republic of Indonesia on 23 September 2008. One of the amendments was a reduction of corporate income tax rates to a flat rate of 28% for the 2009 fiscal year, and a flat rate of 25% for the fiscal year 2010 and thereafter.

The reduced tax rate has been accounted for in the Group’s computation of deferred tax assets/(liabilities) as at 30 September 2011.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 54 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

22. PENDAPATAN USAHA 22. REVENUE

2011 2010

Penjualan batubara 4,440,081 2,063,845 Coal sales

Pendapatan usaha merupakan pendapatan atas penjualan batubara oleh AKT kepada Glencore International AG selama periode yang berakhir pada 30 September 2011 dan 2010.

Revenue represents AKT’s coal sales to Glencore International AG for the period ended 30 September 2011 and 2010.

23. BEBAN POKOK PENJUALAN 23. COST OF GOODS SOLD 2011 2010

Overburden Overburden dan pemrosesan batubara 1,250,184 621,385 and coal processing Royalti 488,409 248,223 Royalty Beban penyusutan 353,462 204,536 Depreciation Beban amortisasi biaya eksplorasi Amortisation of deferred dan pengembangan yang exploration and ditangguhkan 26,079 23,987 development expenditure Pertambahan persediaan batubara (275,307) (160,549) Addition to coal inventory

1,842,827 937,582 Details of suppliers having Rincian pemasok yang memiliki transactions of more than 10% transaksi lebih dari 10% jumlah of total purchases of goods and pembelian barang dan jasa services for production untuk kegiatan produksi: activities:

2011 2010 Pihak ketiga: Third party: PT Patra Niaga 692,836 - PT Patra Niaga

24. BEBAN PENJUALAN DAN PEMASARAN 24. SELLING AND MARKETING EXPENSES 2011 2010

Pengangkutan batubara dan logistik 429,583 151,066 Barging and logistics Pemasaran dan komisi 133,591 92,873 Marketing and commission

563,174 243,939

25. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 25. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES

2011 2010

Biaya karyawan 36,430 58,196 Employee costs Biaya kantor dan sewa gedung 3,341 23,909 Office and rental expenses Biaya perizinan 8,546 11,272 Licences and permits Jasa profesional 1,998 8,424 Professional fees Biaya transportasi dan perjalanan dinas 23,198 6,226 Transportation and travel Asuransi 236 5,561 Insurance Beban penyusutan 412 422 Depreciation Lain-lain 48,293 1,883 Others

122,454 115,893

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 55 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

26. (PENDAPATAN)/BEBAN LAIN-LAIN, BERSIH 26. OTHER (INCOME)/EXPENSES, NET

2011 2010

Penyisihan untuk denda - 42,330 Provision for penalties Penghapusan uang muka Write-off of advances

kepada kontraktor - 7,465 made to contractors Denda keterlambatan labuh kapal 8,709 5,236 Demurrage Beban bank 127 3,456 Bank charges Lain-lain 1,667 5,093 Others

10,503 63,580

27. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA

27. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES

a. Pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa

a. Loan to related parties

2011 2010

AS Dolar US Dollar PT Mahakam Pertambangan PT Mahakam Pertambangan (“PTMP”) (AS$1.276.891) 11,266 11,480 (“PTMP”) (US$1,276,891) Rupiah Rupiah PT Republik Energi & Metal (“REM”) - 78,762 PT Republik Energi & Metal (“REM”)

11,266 90,243

Persentase terhadap jumlah aset 0.12% 1,1% As a percentage of total assets

Pinjaman kepada PTMP didasarkan pada perjanjian pinjaman tertanggal 2 Januari 2006 antara PTMP dan AKT. Berdasarkan perjanjian tersebut AKT memberikan fasilitas pinjaman tanpa jaminan sebesar AS$5.000.000. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Tanggal jatuh tempo pinjaman ditetapkan pada 2 Januari 2012.

Loan to PTMP was made pursuant to a loan agreement dated 2 January 2006 between PTMP and AKT. Based on this loan agreement, AKT provided an unsecured interest free loan facility of US$5,000,000. The maturity date is agreed to be 2 January 2012.

Manajemen berkeyakinan bahwa pinjaman kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa dapat ditagih seluruhnya, sehingga tidak perlu membentuk penyisihan.

Management believes that the loans are fully recoverable, and therefore an allowance is not considered necessary.

b. Pinjaman dari pihak yang memiliki

hubungan istimewa b. Loans from related parties

2011 2010

Rupiah Rupiah

PT Republik Energi & Metal 1,200 6,062 PT Republik Energi & Metal

1,200 6,062 Persentase terhadap As percentage jumlah kewajiban 0.05% 0.31% of total liabilities

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 56 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

27. TRANSAKSI DENGAN PIHAK YANG MEMILIKI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)

b. Pinjaman dari pihak yang memiliki

hubungan istimewa (lanjutan)

27. TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES (continued)

b. Loans from related parties (continued)

Pinjaman dari REM merupakan pinjaman tanpa jaminan dan jatuh tempo sewaktu-waktu berdasarkan permintaan REM. Pinjaman dari REM merupakan pinjaman hasil pengalihan oleh dan dari dari RCA dan Tarnmere, terhutang bunga 10% per tahun. Pada 29 Juni 2010, Perusahaan dan REM menandatangani perjanjian dimana REM setuju untuk menghapus biaya bunga yang timbul dari pengalihan pinjaman dari RCA dan Tarnmere yang terhutang oleh Perusahaan kepada REM untuk periode 1 Januari 2010 sampai dengan 30 Juni 2010.

Loan from REM represents an unsecured loan and was repayable on demand. The amount due to REM, as noted above, includes the loan assigned from RCA and Tarnmere. This loan borne interest at a rate of 10% p.a. On 29 June 2010, the Company and REM entered into an agreement pursuant to which REM agreed to waive the outstanding accrued interest on the loan previously assigned by and from RCA and Tarnmere for the interest period from 1 January 2010 to 30 June 2010.

c. Pihak yang memiliki hubungan istimewa

c. Related parties

Kebijakan Grup terkait penetapan harga untuk transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

- Uang muka operasi diberikan pada harga perolehan, tanpa bunga dan tanpa tanggal jatuh tempo.

- Pinjaman kepada PTMP dan REM dikenakan bunga masing-masing sebesar 0% dan 15%.

- Pinjaman dari pihak yang memiliki hubungan istimewa dikenakan tingkat bunga antara 10% hingga 18% per tahun.

- Penjualan aset tetap dilakukan pada harga pasar.

The Group’s pricing policies related to the transactions with related parties are as follows:

- Operational advances are provided at cost

with zero interest and no specific maturity date.

- Loans to PTMP and REM were subject to interest at the rate of 0% and 15%, respectively.

- Loan from related party is subject to interest rates ranging from 10% to 18% per annum.

- Fixed assets are transacted at market value.

Sifat hubungan dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa adalah sebagai berikut:

The nature of transactions and relationships with related parties are as follows:

Entitas/Parties Hubungan/Relationships Transaksi/Transactions

PT Republik Energi & Pemegang saham/ Shareholder Transaksi rekening Metal (”REM”) koran/Current account transaction PT Mahakam Pertambangan Afiliasi/ Affiliate Pinjaman/Borrowings (“PTMP”)

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 57 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

28. LABA/(RUGI) PER SAHAM DASAR 28. PROFIT/(LOSS) PER SHARE

Laba/(rugi) per saham dihitung dengan membagi laba/(rugi) bersih dengan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang telah dikeluarkan pada tahun yang bersangkutan.

Profit/(loss) per share is calculated by dividing net profit/(loss) attributable to shareholders by the weighted average number of ordinary shares outstanding during the relevant year.

2011 2010

Laba/(rugi) bersih yang tersedia bagi Net profit/(loss) attributable pemegang saham 1,328,140 261,988 to shareholders Rata-rata tertimbang jumlah saham Weighted average number of biasa yang beredar 17,693,000,000 1,270,000,000 ordinary shares outstanding

Laba/(rugi) per saham Net profit/(loss) per share (nilai penuh) 75 206 (full amount)

Perusahaan tidak memiliki efek yang bersifat dilutif selama periode yang berakhir 30 September 2011 dan 2010.

The Company does not have any dilutive ordinary shares during the period ended 30 September 2011 and 2010.

29. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PENTING 29. COMMITMENTS AND SIGNIFICANT

AGREEMENTS

a. Perjanjian dengan Glencore International AG (“Glencore”)

a. Agreements with Glencore International AG (“Glencore”)

Pada 26 Februari 2009, AKT dan Glencore

mengadakan perjanjian standby Coal Sales and Purchase Agreement, dimana Glencore wajib membeli batubara yang diproduksi AKT sebanyak 5.500.000 metrik ton dengan harga pasar jika diminta oleh AKT. Perjanjian ini bertenor tiga tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 atau sejak jumlah 5.500.000 metrik ton terpenuhi.

On 26 February 2009, AKT and Glencore entered into a standby Coal Sales and Purchase Agreement pursuant to which Glencore acts as the standby offtaker of coal produced by AKT for years from 2009 to 2011 for a quantity of up to 5,500,000 metric tonnes at prevailing market prices. The agreement has a tenor of the shorter of three years ending 31 December 2011 or the completion of deliveries of 5,500,000 metric tones.

Pada 23 Juli 2009, AKT dan Glencore mengadakan perjanjian untuk memperpanjang peranan Glencore sebagai agen pemasaran eksklusif AKT untuk seluruh dunia kecuali kepada beberapa pembeli dari Jepang. Berdasarkan perjanjian ini, AKT diharuskan membayar biaya komisi dengan tarif yang diatur secara khusus di dalam perjanjian yang bersangkutan. Perjanjian ini akan berakhir pada 22 Juli 2012.

On 23 July 2009, AKT entered into an agreement with Glencore to extend the role of the latter as AKT’s exclusive marketing agent covering the global territory and sales to all buyers with the exception of certain Japanese buyers. Under this extended agreement, the marketing agency attracts a commission at a rate as specified in the agreement, which shall expire on 22 July 2012.

b. Perjanjian penyediaan bahan bakar dengan PT Patra Niaga

b. Fuel Sales Supply Agreement - PT Patra Niaga

Pada tanggal 10 Februari 2009 dengan perubahan terakhir tanggal 9 Pebruari 2011, AKT dan PT Patra Niaga mengadakan perjanjian penyediaan bahan bakar oleh PT Patra Niaga. Berdasarkan perjanjian ini, PT Patra Niaga berkewajiban menyediakan sampai dengan 6.000 kilo liter bahan bakar per bulan berdasarkan harga spot yang disepakati bersama selama 12 bulan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar yang dipergunakan untuk kegiatan operasional tambang dan peralatan AKT. Perjanjian ini akan berakhir pada 9 Pebruari 2013.

On 10 February 2009, AKT entered into a fuel supply agreement (as last amended on 9 February 2011) with PT Patra Niaga. Under the agreement, PT Patra Niaga provides a monthly supply of up to 6,000 kiloliters of diesel fuel at an agreed spot price for 12 months for fueling the operation of AKT’s mine and equipment. The agreement shall expire on 9 February 2013.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 58 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

29. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PENTING(lanjutan)

29. COMMITMENTS AND SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued)

c. Perjanjian sewa alat c. Equipment rental agreements

Pada tanggal 16 Juni 2008, anak perusahaan,

AKT dan BMS menandatangani perjanjian sewa sebagaimana diubah terakhir kali dengan perjanjian per tanggal 4 Juli 2010 dimana BMS menyewakan kepada AKT alat berat, peralatan, dan fasilitas pendukung pertambangan, seperti excavator, dump truck dan kendaraan kecil, tangki bahan bakar dengan kapasitas 500.000 liter dan fasilitas pendukung di lokasi pertambangan. AKT dikenakan biaya sewa antara AS$18 hingga AS$315 per jam sesuai dengan spesifikasi peralatan dan fasilitas masing-masing. Perjanjian ini berlaku selama 5 tahun sejak tanggal perjanjian.

The Company’s subsidiaries, AKT and BMS entered into a five-year rental agreement on 16 June 2008. Under the agreement, AKT hires from BMS certain heavy equipment, service equipment and mining support facilities including excavators, dump trucks, light vehicles, a 500,000 litre fuel tank and support facilities for the mine site. Rental is charged by BMS from US$18 per hour to US$315 per hour in accordance with the specifications of the relevant equipment. The agreement was valid for 5 years as of the date thereof.

d. Perjanjian penyewaan kapal batubara dan

intermediasi stockpile d. Coal barging agreements and intermediate

stockpile AKT mengadakan perjanjian penyewaan tug

dan barge dengan beberapa pemilik operator, pihak ketiga, diantaranya PT Capitol Nusantara Indonesia, PT Swissco Indonesia, PT Trimanunggal Nugraha, PT Habco Primatama, PT Pelangi Sindu Mulia dan PT Pancaran Haluan Samudra, PT Niiki Shiping, untuk penyewaan tug dan barge untuk pengangkutan batubara AKT dari pelabuhan barge loader ke pelabuhan bongkar muat di sekitar Teluk Timbau atau di Taboneo. Perjanjian penyewaan kapal mengatur tarif yang bervariasi. Perjanjian penyewaan kapal ini berlaku antara enam bulan sampai satu tahun.

AKT entered into a variety of tug and barging contracts with several third-party tug and barge owners and operators including PT Capitol Nusantara Indonesia, PT Swissco Indonesia, PT Trimanunggal Nugraha, PT Habco Primatama, PT Pelangi Sindu Mulia and PT Manna Line International for tugs and barges for the purpose of barging AKT’s coal from AKT’s barge loader port to designate discharge points in and around Teluk Timbau or the Taboneo anchorage. The barging contracts are subject to a variety of rental rates. The tenors of barging contracts vary between six months to one year.

e. Perjanjian penggunaan alur pelayaran e. Navigation service agreement

Pada tanggal 15 Juli 2010 dengan perubahan

terakhir tanggal 28 Juli 2011, AKT mengadakan perjanjian penggunaan alur pelayaran pada muara selatan Sungai Barito dengan PT Ambang Barito Nusapersada (”ABN”) dan PT Sarana Daya Mandiri (”SDM”). Berdasarkan perjanjian ini, imbalan sebesar AS$0,3 terhutang untuk setiap metrik ton batubara yang dikapalkan melalui muara sungai tersebut atas jasa pemeliharan alur pelayaran tersebut oleh ABN dan SDM. Perjanjian ini berlaku hingga 31 Juli 2012.

On 15 July 2010 (as last amended on 28 July 2011), AKT entered into a navigation service agreement with PT Ambang Barito Nusapersada (“ABN”) and PT Sarana Daya Mandiri (“SDM”). Under this agreement, a fee equivalent to US$0.3 per metric tonne of coal barged by AKT via the river channel at the Southern end of the Barito River for the services of the latter to maintain the navigability of the channel. This agreement will expire on 31 July 2012.

f. Perjanjian dengan PT Kharisma Rekayasa

Global (“KRG”) f. Agreements with PT Kharisma Rekayasa

Global (“KRG”)

Pada tanggal 28 Juli 2010, AKT dan KRG mengadakan perjanjian pembangunan, instalasi dan commissioning lima tangki bahan bakar (fuel tank) yang masing-masing untuk kapasitas 3.000 ton solar dengan nilai kontrak

On 28 July 2010, AKT and KRG entered into an agreement for the construction, installation and commissioning of five 3,000 ton fuel tanks with a contract value of Rp 11,000.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 59 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

sebesar Rp 11.000.

29. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PENTING (lanjutan)

29. COMMITMENTS AND SIGNIFICANTAGREEMENTS (continued)

f. Perjanjian dengan PT Kharisma Rekayasa

Global (“KRG”) (lanjutan)

Berdasarkan perjanjian ini, KRG membangun, melakukan instalasi dan melakukan commissioning empat tangki bahan bakar di area pertambangan AKT di Bentuan, dan melakukan commissioning satu unit tangki bahan bakar di pelabuhan Muara Tuhup.

Pada tanggal yang sama, AKT juga mengadakan perjanjian instalasi dan pembangunan fasilitas pengisian tangki bahan bakar (fuel unloading system) di pelabuhan Muara Tuhup dengan KRG dengan nilai kontrak sebesar Rp 5.900.

g. Perjanjian Penggunaan Saran Penumpukan

Batubara dengan PT Artha Contractors

f. Agreements with PT Kharisma Rekayasa Global (“KRG”)(continued)

Under this agreement, KRG is required to construct, install and commission four tanks at AKT’s Bentuan mine site, and commissioning of one unit of similar tank at AKT’s Muara Tuhup port.

On the same date, AKT entered into a separate contract with KRG under which KRG is contracted to install fuel unloading system at AKT’s Muara Tuhup port with contract value of Rp 5,900.

g. Intermediate Stockpile Agreement with PT

Artha Contractors

Pada tanggal 5 Januari 2011, AKT menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT Artha Contractors untuk hak eksklusif penggunaan Intermediasi Stockpile oleh AKT yang sedang dibangun oleh PT Artha Contractors di desa Damparan, Kalimantan Tengah. Perjanjian tersebut berternor selama 4 tahun.

As at 5 January 2011, AKT entered into a Memorandum of Understanding (“MoU”) with PT Artha Contractors for an exclusive use of an intermediate coal stockpile being built by the latter as located at the Damparan village, Central Kalimantan.This Agreement has a tenor of 4 years.

h. Kontrak Perencanaan, Pengadaan dan

Pembangungan dengan PT Antang Laju Perkasa

h. Engineering, Procurement and Construction Contract with PT Antang Laju Perkasa

Pada tanggal 1 Juli 2011, AKT menandatangani kontrak dengan PT Antang Laju Perkasa untuk perencanaan, pengadaan dan pembangunan infrastruktur di areal tambang Tuhup. Kontrak tersebut bertenor selama 1 tahun.

As at 1 July 2011, AKT signed a contract with PT Antang Laju Perkasa for engineering, procuring and constructing infrastructure at Tuhup coal mine.This contract has a tenor of 1 year.

i. Perjanjian Pekerjaan Pemboran dengan PT Nariki Minex Sejati

i. Drilling Agreement with PT Nariki Minex Sejati

Pada tanggal 12 September 2011, AKT menandatangani kontrak dengan PT Nariki Minex Sejati untuk pekerjaan pengeboran di areal pertambangan Tuhup. Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 30 September 2013.

As at 12 September 2011, AKT signed an agreement with PT Nariki Minex Sejati for drilling on Tuhup mining area. This agreement will be ended on 30 September 2013.

j. Perjanjian Pekerjaan Pembukaan Lahan dengan PT Antang Laju Perkasa

j. Land Clearing Agreement with PT Antang Laju Perkasa

Pada tanggal 20 September 2011, AKT menandatangani perjanjian dengan PT Antang Laju Perkasa untuk pekerjaan pembukaan lahan untuk kegiatan pertambangan. Perjanjian ini akan berakhir pada tanggal 30

As at 20 Septembery 2011, AKT signed an angreement with PT Antang Laju Perkasa for land clearing. This agreement will be ended on 30 September 2012.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 60 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

September 2012.

29. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PENTING (lanjutan)

29. COMMITMENTS AND SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued)

k. Perjanjian Penyediaan Jasa Pertambangan

dengan PT Multi Nitrotama Kimia (“Multi”) k. Mining Services Agreement with PT Multi

Nitrotama Kimia (“Multi”)

Pada tanggal 7 Oktober 2011, AKT menandatangani perjanjian dengan PT Multi Nitrotama Kimia untuk penyediaan jasa pertambangan yang meliputi pengadaan bahan peledak (ammonium nitrate dan dinamit) berikut perlengkapannya dengan minimum volume per triwulan sebanyak 2.400 ton bahan peledak. Perjanjian tersebut berlaku sampai dengan 6 Oktober 2014.

As at 7 October 2011, AKT signed an agreement with PT Multi Nitrotama Kimia for providing mining services covering the procurement of explosive (ammonium nitrate and high explosive) and its accessories with the minimum explosive volume of 2,400 tonnes per quarter. This agreement will be ended on 6 October 2014.

l. Perjanjian Penjualan Suku Cadang dan

Jasa Perbaikan dengan PT United Tractors Tbk

l. Spareparts Sales and Services with PT United Tractors Tbk

Pada tanggal 14 September 2011, AKT menandatangani perjanjian dengan PT United Tractors untuk penyediaan suku cadang dan jasa perbaikan secara kredit yang dapat dilakukan secara berulang dengan batas maksimum sebesar A$ 2.000.000. Perjanjian ini bertenor 1 tahun.

As at 14 September 2011, AKT signed an agreement with PT United Tractors Tbk for provided of spareparts and services on the revolving credit term with the maximum amount of A$ 2,000,000. This agreement has a tenor of 1 year.

m. Kontrak penjualan batubara dengan

Zhonglian Resources Company Limited (“Zhonglian”)

m. Coal sales agreement with Zhonglian Resources Company Limited (“Zhonglian”)

Pada tanggal 4 Oktober 2010, AKT menandatangani kontrak penjualan batubara dengan Zhonglian dengan jangka waktu 1 tahun sebanyak 1.000.000 ton yang berakhir pada tanggal 30 September 2011. Harga jual ditentukan berdasarkan negosiasi dimuka pada awal setiap kwartal.

On 4 October 2010, AKT signed a Coal Sales Agreement with Zhonglian for the supply of 1,000,000 metric tonnes of coking coal by AKT to Zhonglian for a period of 12 months ending 30 September 2011. Price is subject to mutual negotiation and agreement in advance of the start of a calendar quarter.

n. Perjanjian dengan PT Shenrong Carbon

(“Shenrong”) n. Agreements with PT Shenrong Carbon

(“Shenrong”)

Pada tanggal 26 Mei 2010, AKT dan Shenrong mengadakan perjanjian jual beli batubara coking sebanyak 10.000 metrik ton per bulan untuk periode 12 bulan dengan harga spot yang disepakati bersama dikurangi dengan dengan faktor-faktor pengurang tertentu.

On 26 May 2010, AKT entered into a sale and purchase agreement for a period of 12 months with Shenrong for the monthly supply of 10,000 metric tonnes of coking coal by AKT at an agreed spot price less certain qualifying deductions.

o. Perjanjian dengan General Nice Recursos

Comercial Offshore De Macau Limitada (“General Nice”)

o. Agreements with General Nice Recursos Comercial Offshore De Macau Limitada (“General Nice”)

Pada tanggal 13 Oktober 2010, AKT telah menandatangani kontrak penjualan batubara dengan General Nice dengan jangka waktu 1 tahun sebanyak 1.000.000 ton yang berakhir pada tanggal 30 September 2011. Harga jual akan ditentukan berdasarkan negosiasi dimuka pada awal setiap kwartal.

On 13 October 2010, AKT signed a Coal Sales Agreement with General Nice for the supply of 1,000,000 metric tones of coking coal by AKT to General Nice for a period of one year ending 30 September 2011. Price is subject to mutual negotiation and agreement in advance of the start of a calendar quarter.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 61 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

29. KOMITMEN DAN PERJANJIAN PENTING (lanjutan)

29. COMMITMENTS AND SIGNIFICANT

AGREEMENTS (continued)

p. Perjanjian dengan Noble Resources Pte Ltd p. Agreements with Noble Resources Pte Ltd

Tanggal 17 Agustus 2011, AKT dan Noble mengadakan perjanjian jual beli batubara coking sebanyak 750.000 metrik ton periode 7 bulan yang dimulai pada bulan September 2011 dengan harga A$ 250/metrik ton.

On 17 August 2011, AKT entered into a sale and purchase agreement for a period of 7 months with Noble for the supply of 750,000 metric tonnes of coking coal by AKT at price of A$ 250/metric tonnes.

q. Perjanjian dengan Subham Corporation Private Limited (“Subham”)

q. Agreements with Subham Corporation Private Limited (“Subham”)

Tanggal 6 Juli 2011, AKT dan Subham mengadakan perjanjian jual beli batubara coking sebanyak 500.000 metrik ton dengan periode pengiriman mulai September 2011 sampai dengan April 2012. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada peristiwa yang akan menyebabkan batalnya perjanjian-perjanjian di atas.

On 6 July 2011, AKT entered into a sale and purchase agreement with Subham for the supply of 500,000 metric tones of coking coal by AKT for delivery period starting from September 2011 upto April 2012. Management believes that there shall be no events that may lead to the cancellation or premature termination of the above mentioned agreements.

30. KONTINJENSI 30. CONTINGENCIES

a. Tuntutan Hukum a. Legal Claims

Pada tanggal 9 Juni 2010, PT Asiamindo Nusa Mineral (“ANM”) mengajukan tuntutan hukum ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang menuntut AKT sebagai pihak yang bertanggung jawab bersama BMS (bersama sebagai “Tergugat”). ANM (“Penggugat”), AKT dan BMS menandatangani Perjanjian Jasa Pemeliharaan Peralatan tertanggal 27 Oktober 2008 atas sejumlah peralatan pertambangan yang sebelumnya dibeli dari Penggugat dimana, berdasarkan perjanjian tersebut, Penggugat menyediakan jasa pemeliharaan peralatan pertambangan AKT dengan honorarium tertentu. Penggugat menuduh Tergugat membatasi dan melarang Penggugat untuk mendapatkan akses terhadap peralatan yang dimaksud. Dalam tuntutannya, Penggugat meminta kepada PN Jak-Sel untuk menyatakan Tergugat bertanggung jawab atas tindakan melawan hukum dengan mencegah Penggugat dalam mengakses peralatan dan menuntut Tergugat untuk membayar: (i) kerugian material sebesar AS$23.699.418 dan Rp 911; (ii) kerugian immaterial sebesar Rp 10.000; dan (iii) denda sebesar 6% per tahun dari AS$23.699.418 dan Rp 911 per tanggal 29 Januari 2009.

On 9 June 2010, PT Asiamindo Nusa Mineral (“ANM”) filed a civil claim with the South Jakarta District Court (“SJDC”). ANM (“the Plaintiff”) named AKT as one of the defendants along with BMS (jointly the “Defendants”). The Plaintiff, AKT and BMS entered into a Full Maintenance Contract dated 27 October 2008 for various equipment previously acquired from the Plaintiff. Pursuant to the agreement the Plaintiff is required to maintain and service the contracted equipment for agreed fees. The Plaintiff claimed the Defendants restricted and eventually prohibited the Plaintiff’s access to the equipment. In its claim, the Plaintiff requested that SJDC hold the Defendants jointly liable for carrying up unlawful actions by preventing the Plaintiff from having access to the equipment, and demanded the Defendants to pay: (i) a material damage equivalent to US$23,699,418 and Rp 911; (ii) an immaterial damage of Rp 10,000; and (iii) a penalty of 6% per annum calculated on the basis of US$23,699,418 and Rp 911 as at 29 January 2009.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 62 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

30. KONTINJENSI (lanjutan)

30. CONTINGENCIES(continued)

a. Tuntutan Hukum (lanjutan) a. Legal Claims (continued)

Pada tanggal 26 Nopember 2010, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengeluarkan keputusan yang menolak gugatan tersebut di atas.

Terhadap keputusan Pengadilan Negeri tersebut, Penggugat mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi DKI atas keputusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, proses banding dari pihak Penggugat masih berjalan di tingkat Pengadilan Tinggi.

On 26 November 2010, SJDC issued a decree to deny the Plaintiff’s claim.

Subsequent thereto, the Plaintiff submitted an appeal to the DKI Jakarta High Court against the SJDC’s ruling. As at the date of these consolidated financial statements, the appeal process was ongoing and no decision has yet to be made by the High Court.

Antara lain berdasarkan pendapat hukum yang diperoleh dari ahli hukum, manajemen berkeyakinan bahwa tuntutan Penggugat tidak berdasar, sehingga hasil akhir dari tuntutan ini tidak akan menimbulkan kewajiban atau beban kerugian bagi Grup. Oleh karenanya, Grup tidak malakukan pencadangan dalam laporan keuangan konsolidasian.

Management believes that, among other based on appropriate legal advice received, the claim referred to above has no merit, and therefore does not expect the ultimate resolution of the litigation will give rise to any liability to the Group. As a result, the Group does not provide for any allowance in the consolidated financial statements.

b. Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009 b. Mining Law No. 4/2009

Pada tanggal 16 Desember 2008, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batubara yang baru, yang telah disahkan oleh Presiden pada tanggal 12 Januari 2009 menjadi UU No. 4/2009 (“UU Minerba baru”). Berdasarkan Undang-undang tersebut, sistem Kontrak Karya tidak diberlakukan lagi untuk investasi di bidang pertambangan sejak berlakunya Undang-Undang ini. UU Minerba baru ini menegaskan bahwa Kontrak Karya yang sudah ada (termasuk PKP2B yang dimiliki Grup) tetap diberlakukan sampai jangka waktu berakhirnya Kontrak Karya yang bersangkutan. Namun demikian, ketentuan peralihan berdasarkan Undang-Undang ini tidak jelas dan memerlukan klarifikasi lebih lanjut melalui peraturan–peraturan pelaksanaan yang sebagian masih belum dikeluarkan oleh Pemerintah. Ada beberapa hal yang sedang dipelajari oleh para pemegang Kontrak Karya, termasuk Grup, antara lain:

On 16 December 2008, the Indonesian Parliament passed a new Law on Minerals and Coal Mining, which received the assent of the President on 12 January 2009 to become Law No. 4/2009 (the “New Mining Law”). Pursuant to this Law, the Contract of Work (“CoW”) system shall no longer be available to mining investments subsequent to the enactment of the Law. While the Law confirms that existing CoWs will continue to be honoured (including the Group’s CCoW), the transition provisions are unclear, and require clarification in some of them yet to be issued government regulations. There are a number of issues which existing CoW holders, including the Group, are currently analysing, These include, among others:

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 63 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

30. KONTINJENSI (lanjutan)

30. CONTINGENCIES(continued)

b. Undang-Undang Pertambangan No. 4/2009 (lanjutan)

b. Mining Law No. 4/2009 (continued)

Seperti disampaikan di atas, Undang-Undang ini menegaskan bahwa Kontrak Karya yang ada tetap berlaku hingga akhir masa berlakunya. Namun Undang-Undang ini mewajibkan Kontrak Karya yang ada untuk disesuaikan dalam jangka waktu satu tahun sejak berlakunya Undang-Undang ini tanpa penjelasan dan ketentuan yang jelas (selain dari ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan Penerimaan Negara – juga tidak didefinisikan arti Penerimaan Negara, tetapi diasumsikan termasuk royalti dan pajak); dan

As noted above, while the new Mining Law confirms that existing CoWs shall continue to be honoured until their respective expiry, it however states that the terms of existing CoWs must be amended within one year of the enactment of the Law (other than terms relating to State Revenue, which is not defined, but presumably includes royalties and taxes); and

Pemegang Kontrak Karya yang telah

memulai aktivitasnya, wajib menyerahkan rencana aktivitas penambangan untuk seluruh wilayah Kontrak Karya yang bersangkutan dalam waktu satu tahun sejak berlakunya UU Minerba baru ini untuk disetujui oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (“Menteri ESDM”). Jika tidak disetujui, maka wilayah Kontrak Karya bisa dikurangi menjadi seluas wilayah untuk jenis izin yang serupa yang berlaku berdasarkan UU Minerba baru. AKT telah menyampaikan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya yang dimaksud dan menerima persetujuan dari Menteri ESDM untuk memulai Periode Operasi pada tanggal 15 September 2009.

Within one year of the enactment of the Law, CCoW holders, which have already commenced some form of activity, are required to submit a mining activity plan for the entire CCoW area for the balance of the CCoW life to the Minister of Energy and Mineral Resources (“MEMR”) for approval. If this plan is not approved, the CoW area may be reduced to that allowed for similar licenses under the New Mining Law. AKT duly submitted the required plan (Rencana Kerja dan Anggaran Biaya) and received corresponding approval from MEMR with its Operating Period was confirmed to start on 15 September 2009.

Pada tanggal 1 Februari 2010, Presiden Republik Indonesia menandatangani dua Peraturan Pemerintah, yaitu PP No. 22/2010 (“PP 22”) dan PP No. 23/2010 (“PP 23”), yang dikeluarkan sebagai bagian dari aturan pelaksanaan UU Minerba baru. PP No. 22

pada intinya mengatur tentang dasar pembentukan wilayah pertambangan di Indonesia. PP No. 23 menjelaskan lebih detil jenis perizinan pertambangan yang dapat diperoleh berdasarkan UU Minerba ini, dan menjelaskan syarat dan kondisi yang wajib dipenuhi oleh pihak yang mengajukan maupun pihak berwenang yang mengeluarkan izin pertambangan.

Pada tanggal 5 Juli 2010, PP No. 55/2010 dikeluarkan untuk mengatur pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan usaha pertambangan mineral dan batubara di Indonesia.

On 1 February 2010, the President of the Republic of Indonesia signed two Government Regulations as the implementing regulations for the New Mining Law, i.e. Government Regulations No. 22/2010 (“GR 22”) and GR No. 23/2010 (“GR 23”). GR 22 deals with the

establishment of mining areas in Indonesia. GR 23 offers further details of different types of mining licences which may be made available under the New Mining Law, and sets out the basic terms and conditions which need to be satisfied by licence applicants and observed by issuing authorities.

On 5 July 2010, GR No. 55/2010 was issued. This GR provides the guidance and supervision of mineral and coal mining businesses in Indonesia.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 64 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

30. KONTINJENSI (lanjutan)

30. CONTINGENCIES(continued) c. Reklamasi tambang dan penutupan

tambang c. Mine reclamation and mine closure

Pada tanggal 20 Desember 2010, Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 78/2010 (“PP No. 78”) juga sebagai bagian dari peraturan pelaksanaan untuk UU Minerba baru. PP 78 ini mengatur aktivitas reklamasi dan pasca tambang yang diwajibkan kepada pemegang IUP-Eksplorasi dan IUP-Operasi Produksi. Peraturan ini memperbaharui Peraturan Menteri No. 18/2008 yang sebelumnya dikeluarkan oleh Menteri Energi Sumber Daya Mineral pada tanggal 29 Mei 2008.

On 20 December 2010, the Government of Indonesia released Government Regulation No. 78/2010 (“GR No. 78”) as another implementing regulation for the New Mining Law. The GR deals with regulations on reclamation and post-mining activities with which both IUP-Exploration and IUP-Production Operation holders should comply. This regulation updates Ministerial Regulation No. 18/2008 previously issued by the MEMR on 29 May 2008.

Pemegang IUP-Eksplorasi dipersyaratkan antara lain, harus memuat rencana eksplorasi di dalam rencana kerja dan anggaran biaya ekplorasinya dan menyediakan jaminan reklamasi berupa deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah.

A holder of IUP-Exploration, among other requirements, is required include a reclamation plan in its exploration work plan and budget, and provide a reclamation guarantee in the form of a time deposit placed at a state-owned bank.

Pemegang IUP-Operasi Produksi dipersyaratkan, untuk (1) menyusun dan menyampaikan rencana reklamasi lima-tahunan; (2) menyusun dan menyampaikan rencana pasca tambang; (3) menyediakan dana jaminan reklamasi yang ditempatkan pada rekening bersama atau deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah, bank garansi, atau cadangan akuntansi (jika disetujui), dan (4) menyediakan dana jaminan pasca tambang berupa deposito berjangka yang ditempatkan pada bank pemerintah. Penempatan jaminan reklamasi dan jaminan pasca tambang tidak menghilangkan kewajiban pemegang IUP dari ketentuan untuk melaksanakan program reklamasi dan pasca tambang.

Ketentuan peralihan yang diatur dalam PP 78 ini juga menegaskan bahwa perusahaan Kontrak Karya juga wajib mematuhi peraturan ini. Sampai dengan tanggal laporan ini, Grup belum menyediakan jaminan reklamasi tambang dan penutupan tambang.

A holder of IUP-Production Operation, among other requirements, is required to (1) prepare and file a five-year reclamation plan; (2) prepare and file a post-mining plan; (3) provide a reclamation guarantee which may be in the form of cash deposited in a joint bank account or time deposit placed with a state-owned bank, a bank guarantee, or an accounting provision (if so approved); and (4) provide a post-mine guarantee in the form of a time deposit placed with a state-owned bank. The requirement to provide reclamation and post-mine guarantees does not discharge the obligation of the IUP holder from carrying out the actual reclamation and post-mining programs at the required time.

The transitional provisions provided in GR No. 78 confirms that CoW holders are also required to comply with the regulations set out therein. As at the date of this report, the Group has not provided any reclamation and mine closure guarantee.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 65 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

30. KONTINJENSI (lanjutan)

30. CONTINGENCIES(continued) d. Peraturan Menteri No. 28/2009 d. Ministerial Regulation No. 28/2009

Pada tanggal 30 September 2009, Menteri ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 28/2009 mengenai penggunaan jasa kontraktor pertambangan oleh perusahaan pertambangan. Peraturan ini mengatur secara ketat syarat dan kriteria penggunaan perusahaan afiliasi atau anak perusahaan sebagai kontraktor jasa pertambangan, dan mewajibkan perolehan persetujuan dari Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi atas nama Menteri ESDM. Peraturan Menteri ini memberikan masa tenggang selama tiga tahun kepada perusahaan pertambangan untuk memenuhi ketentuan peraturan ini.

On 30 September 2009, the MEMR issued Regulation No. 28/2009 regarding the use of contractors by mining companies. This regulation, among others, sets strict criteria for mining companies to use affiliates or subsidiaries as their mining contractors, and requires that approval from the Director General of Minerals, Coal and Geothermal on behalf of the MEMR be obtained. The Regulation however offers a three-year grace period to conform to the requirement.

Manajemen berpendapat bahwa Grup dapat mematuhi peraturan ini tanpa menimbulkan dampak material pada operasional Grup.

Management believes that the Group will be able to comply with this regulation without any material adverse effect on the Group’s operations.

Pada tanggal 23 September 2010, Menteri ESDM mengeluarkan Peraturan Menteri No. 17/2010 tentang mekanisme penetapan harga jual mineral dan batubara untuk tujuan Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagai salah satu peraturan pelaksanaan UU Minerba baru. Peraturan ini ditentukan berlaku efektif sejak dikeluarkannya.

Peraturan Menteri ini mengatur antara lain: • penggunaan harga yang lebih tinggi antara

harga penjualan sebenarnya atau harga patokan untuk tujuan pelunasan Penerimaan Negara Bukan Pajak (contoh: royalti);

• mekanisme dan tehnik perumusan harga patokan; dan

• biaya-biaya tertentu diperbolehkan sebagai pengurang harga patokan.

On 23 September 2010, the MEMR issued Ministerial Regulation No. 17/2010 as one of the implementing regulations for the New Mining Law. It outlines the rules for establishing sales prices of coal and other minerals for the purpose of settling non-tax obligations (such as royalty) to the Government. The Regulation is pronounced to be effective as of the date of the issuance. This Ministerial Regulation sets out among others: • the use of higher of benchmark prices or

actual prices for the purpose settling non-tax obligations to the Government (e.g.royalty);

• the establishment of benchmark prices; and

• the allowance of certain costs as deductions

to the benchmark price.

e. Peraturan Menteri No. 17/2010 e. Ministerial Regulation No. 17/2010

Peraturan ini juga mengharuskan perusahaan pertambangan untuk:

• mengutamakan penggunaan kapal berbendera Indonesia untuk mengangkut mineral/batubara;

• mengutamakan penggunaan perusahaan asuransi nasional dalam hal penjualan dilakukan dengan syarat Cost, Insurance and Freight (”CIF”); dan

• menggunakan surveyor yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi.

This regulation also requires mining companies to:

• prioritise the use of Indonesian flagged ships/vessels to transport minerals/coal;

• prioritise the use of a national insurance company on Cost, Insurance and Freight (”CIF”) sales; and

• use surveyors appointed by the Directorate

General of Minerals, Coal and Geothermal.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 66 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

30. KONTINJENSI (lanjutan)

30. CONTINGENCIES(continued)

e. Peraturan Menteri No. 17/2010 (lanjutan) e. Ministerial Regulation No. 17/2010 (continued)

Peraturan Menteri ini memberikan batas waktu untuk merubah harga kontrak spot penjualan sampai dengan 22 Maret 2011, dan kontrak penjualan jangka panjang sampai dengan 22 September 2011.

This Ministerial Regulation provides a transitional period until 22 March 2011 for spot sales contracts and 22 September 2011 for term sales contracts.

Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, Pemerintah belum mengeluarkan aturan pelaksanaan lanjutan untuk menentukan harga patokan coking coal, sehingga harga patokan yang bersangkutan belum bisa ditetapkan.

No further implementing regulations have been issued to date to produce the benchmark prices for coking coal for the enforcement of this Ministerial Regulation.

f. Peraturan Menteri No. 34/2009 f. Ministerial Regulation No. 34/2009

Pada bulan Desember 2009, Peraturan

Menteri ESDM No. 34/2009 dikeluarkan yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk menjual sebagian hasil produksinya kepada pengguna akhir dalam negeri (“Domestic Market Obligation” atau “DMO”).

In December 2009, Ministerial Regulation No. 34/2009 was issued to provide a legal framework to require mining companies to sell a portion of their output to domestic end users (“Domestic Market Obligation” or “DMO”).

Pembeli domestik dan harga yang digunakan

untuk tujuan transaksi DMO ditentukan oleh Menteri ESDM dimana secara umum harga yang ditetapkan merujuk pada indeks harga internasional.

Manajemen Grup masih dalam tahap meminta

dan mendapatkan klarifikasi peraturan ini dari Kementerian ESDM karena kebutuhan coking coal di Indonesia sangat kecil. Pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, klarifikasi yang dimaksud masih belum diperoleh dari Kementerian ESDM.

The domestic customers and the DMO price, which shall follow international indices as the benchmark, shall be determined by the MEMR.

The Group’s management is in the process of

clarifying this regulation with the MEMR as there is no significant domestic market for coking coal in Indonesia. As at the date of these consolidated financial statements, the clarification has yet to be received.

Grup secara terus-menerus memonitor perkembangan dari implementasi peraturan pelaksanaan UU Minerba baru untuk mengevaluasi dampak yang mungkin timbul terhadap operasional Grup. Manajemen berpendapat bahwa peraturan-peraturan pelaksanaan ini tidak menimbulkan dampak material pada operasional atau posisi keuangan Grup.

The Group continues to closely monitor the progress of the implementing regulations for the Law, and likewise continues to assess impacts, they may give rise to its operations. Management believes that these implementing regulations will have no material adverse impact on the Group’s operations or financial position.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 67 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

31. ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING

31. MONETARY ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCY

Apabila aset dan kewajiban moneter dalam mata

uang asing pada tanggal 30 September 2011 dijabarkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal laporan keuangan konsolidasian ini, maka aktiva moneter bersih dalam mata uang asing Grup bertambah sebesar Rp 1,624.

If monetary assets and liabilities in foreign currencies as at 30 September 2011 were translated using the applicable exchange rates as at the date of these consolidated financial statements, the total net foreign currency monetary assets of the Group would have reduced by approximately Rp 1,624.

Grup tidak menyelenggarakan program lindung

nilai secara formal karena seluruh penjualan dan sebagian besar pengeluaran Grup ditransaksikan dalam mata uang Dolar AS. Dengan ini, Grup secara efektif terlindung dari risiko fluktuasi mata uang dan secara tidak langsung merupakan lindung nilai alami (lihat Catatan 35).

The Group does not enter into any formal hedging arrangement to protect the risk of Rupiah fluctuation since all sales and a large portion of the Group’s expenditures are transacted in US Dollar. These indirectly represent a natural hedge under their own rights (see Note 35).

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 68 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

32. PELAPORAN SEGMEN 32. SEGMENT REPORTING Informasi segmen usaha yang dikelompokkan

sebagai segmen utama Grup adalah sebagai berikut:

Information concerning the Group’s primary business segments is presented as follows:

30 September/September 2011 Pertambangan Jasa batubara/ pertambangan/ Coal Mining Lain-lain/ Eliminasi/ Konsolidasian/ Mining Services Other Eliminations Consolidated Pendapatan usaha Revenue Penjualan non segmen 4,440,081 - - - 4,440,081 External sales Penjualan antar Inter-segment segmen - 252,067 - (252,067) - sales Penjualan bersih 4,440,081 252,067 - (252,067) 4,440,081 Net sales Laba kotor 2,505,335 91,919 - 2,597,254 Gross profit Beban penjualan Selling and dan marketing pemasaran (563,174) expenses General and Beban umum dan administrative administrasi (122,454) expenses Exploration Beban eksplorasi (8,235) expenses Laba usaha 1,903,391 Operating income Finance Beban keuangan (13,265) charges Pendapatan bunga 60,954 Interest income Beban lain-lain, bersih (102,928) Other expenses Laba sebelum hak Income before minoritas 1,848,152 minority interest Hak minoritas (14) Minority interest Profit before

Laba sebelum beban income pajak 1,848,138 tax expense Income tax Beban pajak (519,998) expense

Laba bersih 1,328,140 Net profit Aset segmen 6,766,568 1,308,195 Segment assets Segment Kewajiban segmen 3,523,301 1,237,981 liabilities Capital Perolehan aset tetap 1,026,071 159,785 - - 1,185,856 expenditure Depresiasi 353,874 160,148 - (160,148) 353,874 Depreciation Amortisasi 26,079 - 56,247 - 82,326 Amortisation

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 69 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

32. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan) 32. SEGMENT REPORTING (continued) 30 September/September 2010 Pertambangan Jasa batubara/ pertambangan/ Coal Mining Lain-lain/ Eliminasi/ Konsolidasian/ Mining Services Other Eliminations Consolidated Pendapatan usaha Revenue Penjualan non segmen 2,063,845 - - - 2,063,845 External sales Penjualan antar Inter-segment segmen - 255,650 - (255,650) - sale Penjualan bersih 2,063,845 255,650 - (255,650) 2,063,845 Net sales Laba kotor 1,034,744 101,924 - (10,405) 1,126,263 Gross profit Beban penjualan Selling and dan marketing pemasaran - (243,939) expenses General and Beban umum dan administrative administrasi (115,893) expenses Beban Eksplorasi Exploration (5,436) expenses Laba usaha 760,995 Operating income Finance Beban keuangan (285,885) charges Pendapatan bunga 25,948 Interest income Beban lain-lain, bersih (109,271) Other expenses Laba sebelum hak Income before minoritas 391,787 minority interest Hak minoritas 353 Minority interest Income before Laba sebelum beban income pajak penghasilan 392,140 tax expense Income tax Beban pajak (130,152) expense Laba bersih 261,988 Net Income

Segmen sekunder Grup adalah segmen berdasarkan wilayah tujuan penjualan sebagai berikut:

The Group’s secondary segment which is a segment grouped on the basis of the geography to which it sales are made is presented as follows:

2011 2010

Cina 1,642,830 1,279,584 China Eropa 1,021,219 - Europe Taiwan 532,810 - Taiwan India 222,003 350,854 India Korea 1,021,219 288,938 Korea Jepang - 144,469 Japan

4,440,081 2,063,845

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 70 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

33. ASET DAN KEWAJIBAN KEUANGAN 33. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES

Aset dan kewajiban keuangan Grup pada tanggal-tanggal neraca adalah sebagai berikut:

Presented below are the financial assets and liabilities of the Group as at the balance sheet dates:

(i) Aset keuangan (i) Financial assets

Nilai wajar di Aset Laba rugi/ keuangan Pinjaman dan Fair value lainnya/ Piutang/ through Other Jumlah/ Loans and profit and financial Total receivables loss assets 30 September 2011 30 September 2011 Aset keuangan: Financial assets: Kas dan setara kas 1,828,193 - - 1,828,193 Cash and cash equivalents Kas di bank yang dibatasi penggunaannya 591 - - 591 Restricted cash in banks Aset keuangan yang Available for sale tersedia untuk dijual 150,000 - - 150,000 financial assets Piutang usaha 881,070 881,070 - - Trade receivables Uang jaminan 148,060 148,060 - - Refundable deposits Piutang dari pihak yang memiliki Amounts due from hubungan istimewa - - - - related parties Pinjaman ke pihak yang memiliki hubungan istimewa 11,266 11,266 - - Loan to related parties

Total aset keuangan 3,019,180 1,040,396 - 1,978,784 Total financial assets

31 Desember 2010 31 December 2010 Aset keuangan: Financial assets: Kas dan setara kas 2,080,083 - - 2,080,083 Cash and cash equivalents Kas di bank yang dibatasi penggunaannya 2,035 - - 2,035 Restricted cash in banks Asset keuangan yang tersedia Available for sale untuk dijual 150,000 - - 150,000 financial assets Piutang usaha 437,269 437,269 - - Trade receivables Uang jaminan 63,240 63,240 - - Refundable deposits Piutang dari pihak yang memiliki Amounts due from hubungan istimewa 73,604 73,604 - - related parties Pinjaman ke pihak yang memiliki hubungan istimewa 90,243 90,243 - - Loan to related parties

Total aset keuangan 2,896,474 664,356 - 2,232,118 Total financial assets

(ii) Kewajiban keuangan (ii) Financial liability

Nilai wajar di Kewajiban Laba rugi/ keuangan Fair value lainnya/ through Other Jumlah/ profit and financial Total loss liabilities 30 September 2011 30 September 2011 Kewajiban keuangan: Financial liabilities: Hutang usaha 255,392 255,392 - Trade payables Biaya yang masih harus dibayar 601,688 601,688 - Accrued expenses Hutang sewa pembiayaan 405,981 405,981 - Finance lease payables Pinjaman 198,341 198,341 - Borrowing

Total kewajiban keuangan 1,461,402 1,461,402 - Total financial liabilities

31 Desember 2010 31 December 2010 Kewajiban keuangan: Financial liabilities: Hutang usaha 320,010 320,010 - Trade payables Biaya yang masih harus dibayar 430,164 430,164 - Accrued expenses Hutang sewa pembiayaan 61,230 61,230 - Finance lease payables Hutang kepada pihak yang Amount due to memiliki hubungan istimewa - - - related parties Pinjaman dari pihak yang Loans from memiliki hubungan istimewa 6,062 6,062 - related party Pinjaman 224,775 224,775 - Borrowings

Total kewajiban keuangan 1,042,241 1,042,241 - Total financial liabilities

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 71 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

34. MANAJEMEN RISIKO 34. RISK MANAGEMENT Kegiatan usaha Grup secara inherent dipengaruhi

oleh berbagai jenis risiko keuangan: risiko pasar (termasuk risiko nilai tukar, risiko harga dan risiko tingkat suku bunga), risiko kredit dan risiko likuiditas. Dalam hal ini, Grup berfokus pada pengelolaan ketidakpastian pasar keuangan untuk meminimalkan dampak negatif terhadap kinerja keuangan Grup.

Pengelolaan risiko dipimpin oleh direksi yang

mengidentifikasi, mengevaluasi dan menentukan kebijakan lindung nilai atas risiko keuangan jika dipandang perlu, dan menetapkan prinsip-prinsip untuk pengelolaan risiko secara keseluruhan, termasuk risiko pasar, kredit dan likuiditas.

The Group’s activities are inherently subject to a variety of financial risks: market risk (including foreign exchange risk, commodity price risk and interest rate risk), credit risk and liquidity risk. In respect thereof, the Group focuses on managing the unpredictability of financial markets so as to minimise potential adverse effects on the financial performance of the Group.

Risk management is led by the directors which

identifies, evaluates and sets the policy for the hedging of financial risks, where appropriate; and provides the guiding principles for managing the overall risks, including market, credit and liquidity risks.

Risiko pasar i) Risiko nilai tukar Penjualan, pendanaan dan sebagian besar

pengeluaran Grup ditransaksikan dalam mata uang Dolar AS.

Manajemen berpendapat bahwa pergerakan

nilai tukar Rupiah/Dolar AS tidak berdampak signifikan terhadap Grup karena hanya kurang lebih 30% dari pengeluaran Grup yang terjadi dalam mata uang Rupiah, sedangkan keseluruhan penjualan Grup dilakukan dengan mata uang Dolar AS.

ii) Risiko harga

Kinerja operasi dan keuangan Grup dipengaruhi oleh harga coking coal yang secara fundamental ditentukan oleh permintaan dan penawaran coking coal dunia, harga minyak dan faktor lainnya seperti permintaan baja dunia. Grup secara proaktif mengelola risiko-risiko ini dan melakukan penyesuaian seperlunya atas rencana pertambangan, jadwal dan operasi pertambangan untuk mengurangi dampak fluktuasi tersebut di atas.

iii) Risiko suku bunga

Terdapat satu pinjaman yang terhutang tingkat suku bunga tidak tetap sehingga terdampak risiko tingkat suku bunga. Walaupun demikian, Grup memonitor risiko ini untuk meminimalisir pengaruh negatif terhadap Grup.

Market risk

i) Foreign exchange risk The Group’s sales, financing and the majority

of its costs and operating expenditure are transacted in US Dollar.

Management is of the opinion that the volatility

in the Rupiah/US$ exchange rate is not likely to have a significant impact on the Group, as only an estimated 30% of the Group’s costs and operating expenditure are transacted in Rupiah, while all of its sales are transacted in US Dollar.

ii) Price risk The Group is exposed to fluctuations in coking

coal prices, and may be adversely affected. Fundamentally, the coking coal prices are determined by the worldwide supply and demand of the commodity, oil prices and other factors such as world steel demand. The Group actively manages these risks via, among other things, adjusting its mine plan, production schedule and mining operations as necessary to reduce the impact of the volatility.

iii) Interest rate risk The Group has a borrowing that is subject to

variable interest rate, as such is exposed to interest rate. However, the Group monitors the risk to minimise any negative impact on the Group.

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 72 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

34. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 34. RISK MANAGEMENT (continued) Tabel berikut menyajikan aset dan kewajiban

keuangan Grup yang terpengaruh oleh risiko pasar tersebut di atas:

The following table presents a breakdown of the Group’s financial assets and financial liabilities which may be impacted by market risks as noted above:

30 September/September 2011 Suku bunga mengambang/ Suku bunga tetap/ Floating Rate Fixed Rate Tanpa Kurang dari Lebih dari Kurang dari Lebih dari bunga/ satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ satu tahun/ Non- Less than Greater than Less than Greater than interest Jumlah/ one year one year one year one year bearing Total Aset Assets Cash and cash Kas dan setara kas 1,828,193 - - - - 1,828,193 equivalents Kas di bank yang dibatasi Restricted cash penggunaannya 591 - - - - 591 in banks Aset keuangan Available for sale yang tersedia untuk dijual - - - 150,000 - 150,000 financial assets Piutang usaha - - - - 881,070 881,070 Trade receivables Piutang dari pihak yang Amounts due from memiliki hubungan istimewa - - - - - - related parties Refundable Uang jaminan - - - - 148,060 148,060 deposits Pinjaman kepada pihak yang memiliki Loan to hubungan istimewa - - - - 11,266 11,266 related parties

Total financial Total aset keuangan 1,828,784 - - 150,000 1,040,396 3,019,180 assets

Kewajiban Liabilities Hutang usaha - - - - 255,392 255,392 Trade payables Biaya yang masih Accrued harus dibayar - - - - 601,688 601,688 expenses Hutang sewa pembiayaan - - 181,604 224,377 - 405,981 Leases payable Pinjaman 84,304 114,037 - - - 198,341 Borrowings Total kewajiban Total financial keuangan 84,304 114,037 181,604 224,377 857,080 1,461,402 liabilities

Risiko likuiditas Risiko likuiditas muncul jika Grup mengalami

kesulitan dalam memperoleh pendanaan. Pengelolaan risiko likuditas dengan prinsip kehati-hatian meliputi pemeliharaan kecukupan kas dan setara kas dan aset lainnya yang mudah dikonversikan menjadi kas. Grup mengelola risiko likuiditas dengan melakukan perencanaan dan pengevaluasian posisi dan arus kas secara berkesinambungan, dan menyesuaikan umur aset dan kewajiban keuangan secara tepat.

Liquidity risk Liquidity risk arises in situations where the Group

has difficulties in obtaining funding. Prudent liquidity risk management implies maintaining sufficient cash, cash equivalents and other assets that can be converted to cash quickly. The Group manages liquidity risk by continuously monitoring forecast and actual cash flows and matching the maturity profiles of financial assets and liabilities.

36. PERKEMBANGAN TERAKHIR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

36. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS

Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan beberapa standar akuntansi yang direvisi yang mungkin berdampak pada laporan keuangan konsolidasian Grup untuk tahun-tahun yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011:

PSAK 1 (Revisi 2009) – Penyajian Laporan Keuangan;

PSAK 2 (Revisi 2009) – Laporan Arus Kas;

PSAK 3 (Revisi 2010) – Laporan Keuangan Interim;

The Indonesian Institute of Accountants has issued the following revised accounting standards that may applicable to the Group’s consolidated financial statements for years beginning on or after 1 January 2011:

SFAS 1 (Revised 2009) – Presentation of Financial Statements;

SFAS 2 (Revised 2009) – Statement of Cash Flows;

SFAS 3 (Revised 2010) – Interim Financial Reporting;

PT BORNEO LUMBUNG ENERGI & METAL TBK. DAN ANAK PERUSAHAAN/AND SUBSIDIARIES

Lampiran 73 Schedule CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 SEPTEMBER 2011, 31 DESEMBER 2010 DAN 30 SEPTEMBER 2010 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan secara khusus)

NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30 SEPTEMBER 2011,

31 DECEMBER 2010 AND 30 SEPTEMBER 2010 (Expressed in millions of Rupiah,

unless otherwise stated)

36. PERKEMBANGAN TERAKHIR STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (lanjutan)

PSAK 4 (Revisi 2009) – Laporan Keuangan

Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri;

PSAK 5 (Revisi 2009) – Segmen Operasi; PSAK 7 (Revisi 2010) – Pengungkapan Pihak-

Pihak yang Berelasi; PSAK 8 (Revisi 2010) – Peristiwa Setelah

Tanggal Neraca; PSAK 12 (Revisi 2009) – Bagian Partisipasi

dalam Ventura Bersama; PSAK 15 (Revisi 2009) – Investasi Pada

Entitas Asosiasi; PSAK 19 (Revisi 2010) – Aset Tidak Berwujud; PSAK 22 (Revisi 2010) – Akuntansi

Penggabungan Usaha; PSAK 23 (Revisi 2010) – Pendapatan; PSAK 25 (Revisi 2009) – Kebijakan Akuntansi,

Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan; PSAK 48 (Revisi 2009) – Penurunan Nilai Aset;

PSAK 57 (Revisi 2009) – Provisi, Liabilitas

Kontinjensi dan Aset Kontinjensi; PSAK 58 (Revisi 2009) – Aset Tidak Lancar

yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan.

Ikatan Akuntan Indonesia juga telah menerbitkan standar akuntansi revisi sebagai berikut yang mungkin dapat berdampak terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup untuk tahun-tahun yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:

- PSAK 10 (Revisi 2009) – Efek dari Perubahan Kurs Mata Uang Asing;

- PSAK 18 (Revisi 2010) – Akuntansi dan Pelaporan Manfaat Purnakarya;

- PSAK 24 (Revisi 2010) – Imbalan Kerja; - PSAK 34 (Revisi 2010) – Akuntansi Kontrak

Konstruksi; - PSAK 46 (Revisi 2010) – Akuntansi Pajak

Penghasilan; - PSAK 50 (Revisi 2010) – Instrumen Keuangan:

Penyajian; - PSAK 53 (Revisi 2010) – Pembayaran

Berbasis Saham; - PSAK 60 (Revisi 2010) – Instrumen Keuangan:

Pengungkapan; - PSAK 61 – Akuntansi Hibah Pemerintah dan

Pengungkapan Bantuan Pemerintah.

Grup masih mempertimbangkan dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar-standar tersebut di atas terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup.

36. PROSPECTIVE ACCOUNTING PRONOUNCEMENTS (continued)

SFAS 4 (Revised 2009) – Consolidated and

Separate Financial Statements; SFAS 5 (Revised 2009) – Operating Segments; SFAS 7 (Revised 2010) – Related Party

Disclosures; SFAS 8 (Revised 2010) – Events After the

Reporting Period; SFAS 12 (Revised 2009) – Interests in Joint

Ventures; SFAS 15 (Revised 2009) – Investments in

Associates; SFAS 19 (Revised 2010) – Intangible Assets; SFAS 22 (Revised 2010) – Business

Combinations;

SFAS 23 (Revised 2010) – Revenue;

SFAS 25 (Revised 2009) – Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors;

SFAS 48 (Revised 2009) – Impairment of Assets;

SFAS 57 (Revised 2009) – Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets;

SFAS 58 (Revised 2009) – Non-current Assets Held for Sale and Discontinued Operations.

The Indonesian Institute of Accountants has also issued the following revised accounting standard that may applicable to the Group’s consolidated financial statements covering years beginning on or after 1 January 2012:

- SFAS 10 (Revised 2009) – The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates;

- SFAS 18 (Revised 2010) – Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans;

- SFAS 24 (Revised 2010) – Employee Benefits; - SFAS 34 (Revised 2010) – Construction

Contract; - SFAS 46 (Revised 2010) – Income Taxes; - SFAS 50 (Revised 2010) – Financial

Instruments: Presentation; - SFAS 53 (Revised 2010) – Share-based

Payment; - SFAS 60 – Financial Instrument: Disclosures; - SFAS 61 - Accounting for Government Grants

and Disclosure of Government Assistance

The Group continuous to assess the possible

impact of the revised standards on the Group’s consolidated financial statements.