psikotik
DESCRIPTION
REFERAT PSIKOTIKTRANSCRIPT
Gangguan Psikotik
Pembimbing: Dr. Rusdi Effendi , Sp. KJ
CoAs:Zul Achmad Fauzan
2010730169
Definisi . .
Gangguan psikosis adalah kondisi dengan hendaya (kerusakan) yang berat dari daya nilai realitas. Tilikan buruk juga merupakan gejala khas pada pasien psikotik.Bukti langsung hendaya dari daya nilai realitas dapat ditentukan berdasarkan terdapatnya :• waham,• adanya perilaku yg demikian kacau ( grossly disorganized )
misalnya bicara yg inkoheren, perilaku agitasi tanpa tujuan, disorientasi pd delirium dst;
• adanya kegagalan fungsi sosial dan personal dgn penarikan diri dari pergaulan sosial dan tidak mampu dlm tugas pekerjaan sehari-hari.
Gangguan Psikotik. .• Gangguan psikosis
Sementara• Skizofreniform • Skizofrenia Paranoid• Skizofrenia Herbefrenik• Skizofrenia Katatonik• Skizofrenia Residual • Skizoafektif • Gangguan Delusional
(Waham)• Ganguan Waham
Terinduksi
• Gangguan depresif pascapsikotik dari skizofrenia
• Gangguan psikotik atipikal• Sindroma psikotik terikat
kultur• Gangguan psikotik lain
YTDT.
GANGGUAN PSIKOSIS SEMENTARA
• Gangguan berkembang sebagai respon terhadap stresor psikososial berat atau sekelmpok stresor.
• Gangguan : 1 hari – 1 bulan• Dapat menyerupai gejala skizofrenia (waham,
halusinasi).• Lebih sering terjadi pada pasien muda.• Dapat ditemukan pada sosioekonomi rendah dan pada
pasien yang memang telah memiliki gangguan kepribadian sebelumnya
• Stresor pencetus adalah peristiwa kehidupan yang besar yang dapat menyebabkan kemarahan emosional
Kriteria Diagnosis (DSM-IV-TR)
• Adanya satu (atau lebih) gejala berikut:- waham- halusinasi- bicara kacau ( cth: inkoherensi)- perilaku katatonik atau kacau secara keseluruhan
• Lama suatu eps gangguan adalah sekurangnya 1 hari dan kurang dari 1 bulan, akhirnya kembali penuh kepada tingkat fungsi sebelum sakit (premorbid).
• Gangguan tidak disebabkan oleh suatu gangguan mood dengan ciri psikotik, gangguan skizoafektif, atau skizofrenia dan bukan karena efek fisiologis dari suatu zat atau kondisi medik umum
Terapi. .
• Rawat Inap : evaluasi dan proteksi• Farmakoterapi : Antipsikotik• Psikoterapi
• Baik; 50-80% tidak memiliki masalah psikiatrik berat lebih lanjut
Prognosis. .
SKIZOFRENIFORM
• Hampir sama dengan skizofrenia.• Hanya berbeda dalam waktu : 1 – 6 bulan.• Pasien dengan skizofreniform akan kembali ke
fungsi normal jika gangguan hilang.• Paling sering terjadi pada remaja dan dewasa muda.• Diagnosis :
– Kriteria diagnosis skizofrenia terpenuhi.– Onset waktu sekurang – kurangnya 1 bulan tetapi tidak
lebih dari 6 bulan.
TERAPI. .
• Rawat Inap : penilaian, terapi, dan supervisi.• Antipsikotik selama 3 – 6 bulan.• Psikoterapi
• Perkiraan 60 – 80 % berkembang menjadi skizofrenia, sisanya tidak diketahui
• Beberapa akan mengalami episode kedua atau ketiga dan beberapa lainnya mungkin akan mengalami satu episode kemudian mampu melanjutkan hidupnya.
PROGNOSIS. .
SKIZOFRENIA• Emil Kraepelin
– Demensia Prekoks : digambarkan memiliki perjalanan penyakit yang memburuk dalam jangka waktu yang lama dan gjl klinis umum berupa halusinasi dan waham.
– Membedakan pasien skizofrenia dengan pasien manik depresif yang memiliki episode penyakit yang nyata.
• Eugen Bleuler– Demensia Prekoks : SKIZOFRENIA– Skizofrenia : menunjukkan adanya skisme (perpecahan) antara pikiran,
emosi, dan perilaku pada gangguan ini.– Perbedaan dengan KRAEPELIN : skizofrenia tidak harus memiliki
perjalanan penyakit yang memburuk.– Gejala Fundamental (primer) 4 A : Asosiasi, Afektif, Autisme, dan
Ambivalensi.
Epidemiologi
• Di Amerika Serikat, prevalensi skizofrenia seumur hidup sebanyak 1-1.5% dari total populasi pasien gangguan jiwa.
• Prevalensi laki-laki = wanita.
• Prognosa wanita lebih baik dari laki-laki.
• Bunuh Diri penyebab umum kematian pada pasien skizofrenik (+ 10 -15%)Faktor risiko utama : gejala depresif, onset pada usia muda, fungsi premorbid yang tinggi
Populasi Prevalensi (%)
Populasi umum 1,0%
Bukan saudara kembar pasien skizofrenik
8,0%
Anak dengan satu orangtua skizofrenik
12,0%
Kembar dizigotik pasien skizofrenik
40,0%
Anak dari kedua orangtua skizofrenik
40,0%
Kembar monozigotik pasien skizofrenik
47,0%
Tabel: Prevalensi Skizofrenia pada Populasi Spesifik
Etiologi
• Bukan merupakan penyakit tunggal, melainkan merupakan suatu kelompok gangguan dengan penyebab yang berbeda
• Model Diatesis-Stres- Satu model untuk integrasi faktor biologis dan faktor psikososial dan
lingkungan- Bahwa seseorang mungkin memiliki suatu kerentanan spesifik (diatesis)
yang jika dikenai oleh suatu pengaruh lingkungan yang menimbulkan stres, maka memungkinkan terjadinya perkembangan gejala skizofrenia
- Diatesis atau stres dapat biologis atau lingkungan atau keduanya- Komponen lingkungan dapat biologis (sebagai contohnya infeksi) atau
psikologis (sebagai contohnya situasi keluarga yang penuh ketegangan atau kematian teman dekat)
- Dasar biologis untuk suatu diatesis dibentuk lebih lanjut oleh pengaruh epigenetik, seperti penyalahgunaan zat, stres psikologis, dan trauma
• Peran Patofisiologis pada bagian otak tertentu
Diagnosis DSM-IV-TRA. Gejala Karakteristik : dua atau lebih poin berikut selama periode 1 bulan (atau
kurang bila telah berhasil diobati) :1) Waham2) Halusinasi3) Bicara kacau4) Perilaku yang sangat kacau atau katatonik5) Gejala negatif: afek mendatar, alogia, atau kehilangan minat.
B. Disfungsi Sosial/Okupasional : sejak awal awitan gangguan, seperti pekerjaan, hubungan interpersonal, atau perawatan diri, yang berada jauh di bawah tingkatan yang telah dicapai sebelum awitan.
C. Durasi : setidaknya 6 bulan dan gejala sekurangnya 1 bulan yang memnuhi Kriteria A.
D. Ekskusi gangguan mood dan skizoafektifE. Eksklusi kondisi medis umum atau penggunaan zatF. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif.
Diagnosis PPDGJ III
A. Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan biasanya dua gejala atau lebihbila gejala-gejala itu
kurang tajam atau kurang jelas):
▪ - thought echo : isi pikiran dirinya sendiri yang berulang atau bergema dalam kepalanya (tidak keras), dan isi pikiran
ulangan, walaupun isinya sama namun kualitasnya berbeda; atau
- thought insertion or withdrawal : isi pikiran yang asing dari luar masuk ke dalam pikirannya (insertion) atau isi
pikirannya diambil keluar oleh sesuatu dari luar dirinya (withdrawal); dan
- thought broadcasting : isi pikirannya tersiar ke luar sehingga orang lain atau umum mengetahuinya
▪ - delusion of control : waham tentang dirinya dikendalikan oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- delusion of influence : waham tentang dirinya dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu dari luar; atau
- delusion of passivity : waham tentang dirinya tidak berdaya dan pasrah terhadap suatu kekuatan dari luar; (tentang
‘dirinya’ : secara jelas merujuk ke pergerakan tubuh/anggota gerak atau ke pikiran, tindakan, atau penginderaan
khusus);
- delusional perception : pengalaman inderawi yang tak wajar, yang bermakna sangat khas bagi dirinya, biasanya
bersifat mistik atau mukjizat;
▪ halusinasi auditorik:- suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus terhadap perilaku pasien, atau- mendiskusikan perihal pasien di antara mereka sendiri (diantara berbagai suara yang berbicara), atau- jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh
▪ waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil, misalnya perihal keyakinan agama atau politik tertentu, atau kekuatan dan kemampuan diatas manusia biasa (misalnya mampu mengendalikan cuaca, atau berkomunikasi dengan makhluk asing dari dunia lain)
B. Atau paling sedikit dua gejala dibawah ini yang harus selalu ada secara jelas:▪ halusinasi yang menetap dari panca-indera apa saja, apabila disertai baik oleh
waham yang mengambang maupun yang setengah berbentuk tanpa kandungan afektif yang jelas, ataupun disertai oleh ide-ide berlebihan (overvalued ideas) yang menetap, atau apabila terjadi setiap hari selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan terus menerus;
▪ arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation), yang berakibat inkoherensi atau pembicaraan yang tidak relevan, atau neologisme;
▪ perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh-gelisah (excitement), posisi tubuh tertentu (posturing), atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor;
▪ gejala-gejala ‘negatif’, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang, dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan sosial dan menurunnya kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak disebabkan oleh depresi atau medikasi neuroleptika;
C. Adanya gejala-gejala khas tersebut diatas telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase nonpsikotik prodromal)
D. Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan bermakna dalam mutu keseluruhan (overall quality) dari beberapa aspek perilaku pribadi (personal behaviour), bermanifestasi sebagai hilanya minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri (self absorbed attitude), dan penarikan diri secara sosial.
SKIZOFRENIA PARANOID
• Pedoman Diagnostik (PPDGJ III)▪ memenuhi kriteria umum skizofrenia▪ sebagai tambahan:- halusinasi dan/atau waham harus menonjol
* suara2 halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal berupa bunyi pluit (whistling), mendengung (humming), atau bunyi tawa (laughing)
* halusinasi olfatorik atau gustatorik, atau bersifat seksual, atau lain2 perasaan tubuh; halusinasi visual mungkin ada tetapi tidak menonjol* waham dapat berupa hampir setiap jenis, tetapi waham
dikendalikan, dipengaruhi, dan kejar, adalah yang paling khas- gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala katatonik secara relatif tidak nyata/tidak menonjol
SKIZOFRENIA HEBEFRENIK
• Pedoman Diagnostik (PPDGJ III)▪ memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia▪ diagnosis hebefrenik untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya 15-25 tahun)▪ kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas: pemalu dan senang menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan diagnosis▪ untuk diagnosis hebefrenik yang meyakinkan umumnya diperlukan pengamatan continue selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar bertahan:- perilaku yang tidak bertanggungjawab dan tidak dapat diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan hampa perasaan
- afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inapropriate), sering disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied), senyum sendiri (self-absorbed smiling), atau oleh sikap tinggi hati (lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan kata yang diulang-ulang (reiterated phrases)- proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu (rambling) serta inkoheren▪ gangguan afektif dan dorongan kehendak, serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham ada biasanya menonjol. Dorongan kehendak dan yang bertujuan hilang serta sasaran ditinggalkan, sehingga perilaku penderita memperlihatkan ciri khas, yaitu perilaku tanpa tujuan dan tanpa maksud. Adanya suatu preokupasi yang dangkal dan bersifat dibuat-buat terhadap agama, filsafat dan tema abstrak lainnya, makin mempersukar orang memahami jalan pikiran pasien
SKIZOFRENIA KATATONIK
• Pedoman Diagnostik▪ memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia▪ satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi gambaran klinisnya- stupor (amat berkurangnya dalam reaktivitas terhadap lingkungan dan dalam gerakan serta aktivitas spontan) atau mutisme (tidak berbicara)- gaduh gelisah (tampak jelas aktivitas motorik yang tidak bertujuan, yang tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal)- menampilkan posisi tubuh tertentu (secara sukarela mengambil dan mempertahankan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh)- negativisme (tampak jelas perlawanan yang tidak bermotif terhadap semua perintah atau upaya untuk menggerakan atau pergerakan kearah yang berlawanan)
- rigiditas (mempertahankan posisi tubuh yang kaku untuk melawan upaya menggerakan dirinya)- fleksibilitas cerea/’waxy flexibility’ (mempertahankan anggota gerak dan tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar)- gejala2 lain seperti ‘command automatism’ (kepatuhan secara otomatis terhadap perintah), dan pengulangan kata2 serta kalimat2▪ pada pasien yang tidak komunikatif dengan manifestasi perilaku dari gangguan katatonik, diagnosis skizofrenia mungkin harus ditunda sampai diperoleh bukti yang memadai tentang adanya gejala2 lain
SKIZOFRENIA RESIDUAL
• Pedoman Diagnostik (PPDGJ III)▪ untuk suatu diagnostis yang meyakinkan, persyaratan berikut ini harus dipenuhi semua:- gejala ‘negatif’ dari skizofrenia yang menonjol, misalnya perlambatan psikomotorik, aktivitas menurun, afek yang menumpul, sikap pasif dan ketiadaan inisiatif, kemiskinan dalam kuantitas atau isi pembicaraan, komunikasi non verbal yang buruk seperti dalam ekspresi muka, kontak mata, modulasi suara,dan posisi tubuh, perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk- sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia
- sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana intensitas dan frekuensi gejala yang nyata seperti waham dan halusinasi telah sangat berkurang (minimal) dan telah timbul sindrom ‘negatif’ dari skizofrenia- tidak terdapat demensia atau penyakit/gangguan otak organik lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat menjelaskan disabilitas negatif tersebut
Gambaran Klinis
• Tanda dan Gejala klinis skizofrenia menimbulkan 3 masalah inti:- tidak ada tanda atau gejala yang patognomonik untuk skizofrenia- gejala pasien berubah dengan berjalannya waktu- tingkat pendidikan, kemampuan intelektual, dan keanggotaan kultural dan subkultural pasien
Terapi. .
• Rawat Inap• Psikofarmaka :
– Antagonis Reseptor Dopamin : Klorpramazin dan Haloperidol
– Antagonis Serotonin Dopamin : Risperidon dan Klozapin
• Psikoterapi– Pelatihan keterampilan sosial– Terapi berorientasi keluarga
Prognosis. .
• Penelitian 5 – 10 tahun terakhir : 10 – 20 % memiliki hasil akhir yang baik, >50% hasil akhir yang buruk
• 10 – 60 % pemulihan, 20 – 30 % menjalani kehidupan yang kurang lebih normal.
SKIZOAFEKTIF
• Gangguan skizofrenia dan afektif (saat ini gangguan mood) jelas.
• Lebih sering terjadi pada orang muda daripada orang tua.
• Laki – laki < perempuan.
DIAGNOSIS PPDGJ III
• Pedoman Diagnostik▪ diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala2 definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama2 menonjol pada saat yang bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik skizofrenia maupun episode manik atau depresif▪ tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda
Gangguan Skizoafektif tipe Manik
• Pedoman Diagnostik▪ kategori ini digunakan baik untuk eps skizoafektif tipa manik yang tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar eps skizoafektif tipe manik▪ afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tidak begitu menonjol dikombinasikan dengan iritabilitas atau kegelisahan yang memuncak▪ dalam eps yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untik skizofrenia)
Gangguan Skizoafektif tipe Depresif
• Pedoman Diagnostik▪ kategori ini dipakai untuk eps skizoafektif tipe depresif yang tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar eps didominasi oleh skizoafektif tipe depresif▪ afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya dua gejala khas, baik depresif maupun kelainan perilaku▪ dalam episode yang sama, sedikitnya harus jelas ada satu, dan sebaiknya ada dua, gejala khas skizofrenia
Terapi. .
• Antipsikotik• Anti manik atau anti depressan• Psikoterapi
GANGGUAN DEPRESIF PASCAPSIKOTIK DARI SKIZOFRENIA
• Ditandai oleh adanya semua gejala episode depresif berat selama fase residual dari skizofrenia
• Pedoman Diagnostik▪ diagnosis harus ditegakkan hanya kalau:- pasien telah menderita skizofrenia (yang memenuhi kriteria umum skizofrenia) selama 12 bulan terakhir ini- beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada (tetapi tidak lagi mendominasi gambaran klinisnya)- gejala2 depresif menonjol dan mengganggu memenuhi paling sedikit kriteria untuk episode depresif, dan telah ada dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu▪ apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala skizofrenia, diagnosis menjadi episode depresif
Terapi. .
• Antidepresan• Psikoterapi
• kurang baik; karena :- kemungkinan relaps lebih tinggi- insidensi bunuh diri lebih tinggi daripada gangguan psikotik lain
Prognosis. .
GANGGUAN DELUSIONAL (WAHAM)
• Waham : suatu keyakinan yang salah didasarkan pada kesimpulan yang salah mengenai realita eksterna yang sangat kuat bertahan meskipun hampir semua orang percaya dan meskipun isi waham tersebut membuktikan bahwa kenyataan terbukti berbeda dengan yang dipercaya.
• Awitan berkisar dari remaja hingga dewasa (18 – 80 tahun) tetapi sebagian besar kasus terdiagnosis pada usia pertengahan (40 – 45 tahun).
• Perempuan > laki – laki.
Gambaran Klinis. .
• Status Mental :– Gambaran Umum :
• Pasien biasanya rapi dan berpakaian layak. Terkadang eksentrik, aneh, curiga, atau bermusuhan.
• Hal yang paling nyata adalah bahwa pada pemeriksaan status mental memperlihatkan hasil yang normal.
Tipe Waham. .• Kejar : kejernihan, logika, dan elaborasi sitematik terhadap masalah
penganiayaan pada gangguan waham meninggalkan cap yang nyata pada keadaan ini.
• Cemburu • Erotomania : orang lain dengan status sosial lebih tinggi mencintai
pasien.• Somatik :
– Waham infestasi– Waham dismorfofobia : merasadiri jelek (menyerupai gangguan dismorfik
tubuh)– Waham bau tubuh tidak sedap (sindrom referensi olfaktorius)
• Kebesaran • Campuran
Diagnosis PPDGJ III
• Waham – waham merupakan satu – satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling mencolok. Waham – waham tersebut (baik tunggal maupun suatu sistem waham) harus sudah ada sedikitnya 3 bulan lamanya, dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat.
• Gejala – gejala depresif atau bahkan suatu episode depresif yang lengkap mungkin terjadi secara intermitten, dengan syarat bahwa waham – waham tersebut menetap pada saat – saat tidak terdapat gangguan afektif itu.
Diagnosis PPDGJ III
• Tidak boleh ada bukti – bukti tentang adanya penyakit otak
• Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya kadang – kadang saja dan bersifat sementara.
• Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia (waham dikendalikan, siar pikiran, penumpulan afek, dsb).
TERAPI. .
• Rawat Inap• Antipsikotik• Psikoterapi
GANGGUAN WAHAM TERINDUKSI• Jika gejala psikotik pasien berkembang selama hubungan jangka panjang
dengan orang lain yang memiliki sindroma psikotik.
• Etiologi riwayat keluarga skizofrenia.
• Terjadi pada 2 orang atau lebih; dimana orang tersebut mempunyai hubungan yang sangat erat.
• Orang dominan biasanya lebih tua, lebih cerdas, dan berpendidikan lebih baik dan memiliki sifat kepribadian yang lebih kuat dibandingkan dengan orang yang tunduk.
• Sering terjadi pada kelompok sosioekonomi rendah.
• Lebih sering pada wanita daripada laki-laki.
TERAPI. .• Perpisahan orang yang terkena sumber waham, pasangan yang dominan• Harus diamati untuk timbulnya kembali gejala waham• Jika waham tidak menghilang dalam waktu 1-2 minggu, berikan obat
antipsikotik• Psikoterapi untuk mencegah rekurensi, terapi keluarga dan dukungan sosial
untuk memodifikasi dinamika keluarga dan untuk mencegah perkembangan sindroma
GANGGUAN PSIKOTIK ATIPIKAL LAIN
Psikosis Autoskopik• Gejala karakteristik : halusinasi visual dari semua atau sebagian tubuh pasien
sendiri Phantom• Phantom cenderung timbul mendadak dan tanpa peringatan• Epidemiologi : jarang. Beberapa orang dapat mengalaminya satu atau beberapa kali• Etiologi : mengalami fenomena autoskopik selama periode stres• Tidak progresif dan tidak menimbulkan ketidakmampuan Sindroma Capgras• Waham bahwa oeang lain (yang berhubungan erat dengannya) telah digantikan
oleh seseorang pengganti yang semu• Epidemiologi : jarnag. Lebih sering terjadi pada wanita• Etiologi : waham sebagai hasil dari perasaan keasingan, dikombinasikan dengan
adanya kecenderungan paranoid• Terapi : antipsikotik
Sindroma Cotard• Disebut sebagai gangguan delusional nihilistik• Mengeluh tentang kehilangan bukan hanya barang milik, status, dan
kekuatannya tetapi juga jantung, darah, dan usus nya• Epidemiologi : jarang• Etiologi : bentuk murni terlihat pada pasien skizofrenia, depresi, GMO, dan
demensia• Hanya berlangsung beberapa hari – minggu
SINDROMA PSIKOTIK TERIKAT KULTUR
Amuk• Berasal dari bahasa Melayu ‘amok’, artinya hebat dalam peperangan• Sindroma amuk td meledaknya penyerangan kasar yang tiba2 dan tanpa
provokasi yang menyebabkan orang yang terkena berkelakuan seperti gila, tidak membeda2kan menyerang dan memuul orang atau binatang yang ada disekelilingnya
• Didahului oleh periode preokupasi, pemikiran, dan depresi ringan• Setelah serangan, mengalami kelelahan dan tidak memiliki ingatan
terhadap penyerangan bahkan terkadang dapat melakukan suicide• Seringkali pada pasien ditemukan menderita skizofrenia, gangguan bipolar,
atau gangguan depresif• Kepercayaan terhadap upacara magis oleh setan atau roh jahat• Terapi : menguasai orang yang mengamuk dan mengusahakan kendali fisik
sepenuhnya• Serangan menghilang dalam beberapa jam
Koro• waham bahwa penis nya menciut dan dapat menghilang ke dalam abdomennya
dan bahwa ia akan meninggal (pada pria), penciutan vulva, labia, dan payudara (pada wanita)
• Terjadi diantara orang2 Asia Tenggara dan beberapa daerah di Cina• Diperkirakan sebagai gangguan psikogenik yang berasal dari interaksi faktor
kultural, sosial, dan psikodinamika pada orang yang memiliki prdisposisi tertentu
Piblokto• terjadi diantara orang2 Eskimo• Dinamakan juga ‘Histeria Arktik’• Serangan berlangsung 1-2 jam• Pasien (biasanya wanita) berteriak-teriak, merobek, serta menghancurkan
pakaiannya• Setelah serangan, pasien tampak normal dan biasanya tidak memiliki ingatan
terhadap kejadian• Dipastikan suatu keadaan histerikal dari gangguan disosiatif
Wihtigo• Terjadi di daerah Amerika Utara• Orang yang terkena percaya bahwa mereka ditransformasikan ke dalam
suatu wihtigo yaitu suatu monster raksasa yang memakan daging manusia• Selama periode kelaparan, mereka mungkin merasakan dan
mengekspresikan kecanduan akan daging manusia
Referensi. .
• Buku Ajar Psikiatri Edisi ke-2 cetakan ke-2 FKUI 2014
• Diagnosis gangguan jiwa PPDGJ III• Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock Buku
Ajar Psikiatri Klinis. Edisi ke-2. Cetakan 2010. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2010
TERIMA KASIH