psikologis
DESCRIPTION
psikTRANSCRIPT
2.2.2. Perubahan Psikologi
Perubahan psikologi pada lansia meliputi short term memory, frustasi,
kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan
depresi , kecemasan, dan stress. Menurut Hardjana (1994 h: 14) stress adalah
keadaan atau kondisi yang tercipta bila transaksi orang yang mengalami stress
dan hal yang dianggap mendatangkan stress membuat orang yang
bersangkutan melihat ketidaksepadanan, entah itu nyata atau tidak nyata,
antara keadaan atau kondidi dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan
sosial yang ada padanya. Stress juga bisa diartikan sebagai tekanan,
ketegangan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar
diri seseorang.
Menurut Helmi (2000, h: 43), stress adalah peristiwa yang menekan sehingga
seseorang dalam keadaan tidak berdaya dan biasanya menimbulkan dampak
negatif, misalnya : pusing, tekanan darah tinggi, mudah marah, sedih, sulit
berkonsentrasi, nafsu makan berubah , tidak bisa tidur ataupun merokok terus
menerus, sedangkan persepsi seseorang terhadap keadaan yang dianggap
melebihi kemampuannya dianggap membahayakan atau mengancam
kesejahteraan dirinya (weel-being). Stress akan melibatkan tahapan penilaian
kognitif yang dimiliki oleh seseorang terhadap hal yang dianggap tidak sesuai
dengan dirinya.
Stres tidak hanya menyangkut pada segi lahir, tetapi juga batin kita, maka
tidak mengherankan jika gejala stress di temukan dalam segala segi diri kita
yang penting : fisik, emosi, intelek, dan interpersonal.
Gejala itu tentu saja berbeda pada setiap orang karena pengalaman stress amat
pribadi sifatnya. Pada usia lanjut, gejala dari stress ini akan lebih kelihatan
karena lanjut usia lebih rentang terhadap stress. (Hardjana 1994, h: 24)
mengatakan beberapa contoh dari gejala-gejala stress adalah sbb:
a. Gejala fisikal
Gejala stress yang berkaitan dengan kondisi dan fisik atau tubuh dari
seseorang. Beberapa gejala yang sering di alami oleh lanjut usia :
1. Sakit kepala, pusing, pening.
2. Tidur tidak teratur : insomia (susah tidur), bangun terlalu awal.
3. Sakit punggung, terutama di bagian bawah
4. Urat tegang-tegang terutama pada leher dan bahu
5. Tekanan darah tinggi atau serangan jantung
6. Berubah selera makan
7. Mudah lelah atau kehilangan energi
8. Bertambah banyak melakulkan kekeliruan atau kesal;ahan kerja dan
hidup.
b. Gejala emosional
Gejala stress yang berkaitan dengan keadaan psikis atau mental dari lanjut
usia. Bila tidak di tangananni dengan baik, stress ini dapat membawa
orang berurusan dengan psikiater. Contoh dari gejala emosional :
1. Gelisah atau cemas
2. Sedih, depresi, menangis
3. Mood atau suasana hati sering berubah-ubah
4. Mudah panas atau cepat marah
5. Rasa harga diri menurun atau meras atidak aman
6. Terlalu peka dan mudah tersinggung
7. Gampang menyerah pada orang dan mempunyai sikap bermusuhan
8. Emosi mengering atau kehabisan sumber daya mental (Burnout)
c. Gejala intelektual
Stress juga berdampak pada kerja intelek. Gejala intelektual ini berkaitan
dengan pola pikir seseorang. Gejala yang paling sering muncul pada
lansia:
1. Usia berkonsentrasi dan memusatkan pikiran
2. Sulit membuat putusan
3. Mudah lupa (pikun)
4. Daya ingat menurun
5. Melamun secara berlebihan
6. Produktifitas atau prestasi kerja menurun
7. Mutu kerja rendah
8. Dalam kerja bertambah jumlah kekeliruan yang dibuat
d. Gejala interpersonal
Gejala stress yang memepengaruhi hubungan dengan orang lain, baik di
dalam maupun di luar rumah. Gejala-gejala tersebut antara lain:
1. Kehilangan kepercayaan kepada orang lain
2. Mudah menyalahkan orang lain
3. Mudah memebatalkan janji atau tidak memenuhinya
4. Suka mencari-cari kesalahan orang lain atau menyerang orang dengan
kata-kata
5. Mengambil sikap terlalu membentengi dan memepertahankan diri
6. Mendiamkan atau memusuhi orang lain.
Hardywinoto dan setiabudhi (1999, h: 90) mengatakan gejala stress pada
lansia meliputi penyakit darah tinggi, stroke, jantung koroner yang tinggi
frekuensiya, menangis, rasa ketakutan yang berlebihan menyalahkan diri dan
ras apeyesalan yang tidak sesuai, daya ingat menurun, pikun, tidak bisa
mengatasi persoalan dengan benar tidak mudah percaya pada orang lain, tidak
sabar menghadapi orang lain, dan menarik diri dari pergaulan. Bila banyak
dari gejala tersebut diatas terjadi pada seseorang, khususnya disini pada lansia,
maka ada kemungkinan lansia tersebut betu-betul mengalami stress.
Jadi stress pada usia lanjut tersebut dapat disrtikan sebagai kondisi yang tidak
seimbang, tekanan atau gangguan yang tidak menyenangkan, dapat terjadi
menyeluruh pada tubuh dan dapat mempengaruhi kehidupan yang tercipta bila
orang yang bersabgkutan melihat ketidak sepadanan antara keadaan dan
sistem sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang berkaitan dengan
berfikir dan respon dari ancaman dan bahaya pada usia lanjut. Dimana terjadi
penurunan kemampuan mempertahankan hidup, menyesuiakan diri terhadap
lingkungan fungsi badan dan kejiwaan secara alami dan akhirnya
mengakibatkan kematian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stress pada lanjut usia menurut Hardjana
(1994, h: 27) dibagai sebagai berikut :
a. Faktor Internal
Faktor internal ini berarti stress yang bersumber dari diri seseorang.
Orang dapat mengalami stress lewat penyakit (illness) dan pertentangan
(konflik)
1. Penyakit (illness)
Menderita penyakit dapat mengakibatkan perubahan fungsi fisiologis
pada orang yang menderitanya.
2. Pertentangan (konflik)
Hidup ini berupa berbagai pilihan , dalam proses memilih itulah
terjadi pertentangan (konflik) karena ada dua kekuatan motivasi yang
berbeda bahkan berlawanan itu orang mengalami stress. Saat
membuat pilihan, ada dua dorongan : yang satu mendekat (approach)
dan yang lain menghindar (evoidance).
b. Faktor eksternal
1) Keluarga
Keluarga dapat menjadi sumber stress tersendiri. Stress dalam
keluarga tersebut dapat disebabkan karena adanya konflik dalam
keluarga, seperti perilaku yang kurang terkendali adalah harapan,
keinginan dan cita-cita yang berlawanan, serta sifat-sifat yang
tidak dapat dipadukan. Keluarga juga dapat menjadi sumber stress
karena peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan para anggota
keluarga yang sakit, apalagi serius dan berkepanjangan, dan juga
kematian anggota keluarga dapat mendatangkan stress bagi para
anggota keluarga dapat mendatangkan stress berat bagi para
anggota keluarga yang ditinggalkan (Handjana 1994, hr: 29)
2) Lingkungan
Lingkungan kerja dapat menjadi sumber stress karena beberapa
alasan antara lain tuntutan kerja keras atas keselamatan orang atau
berkaitan dengan orang, lingkungan fisik yang terlalu kotor dan
berdebu, rasa kurang memiliki pengendalian atas kerja, hubungan
antar manusia yang buruk, kurang pengakuan dan peningkatan
jenjang karier, serta rasa kurang aman baik secara fisik maupun
psikis.
Kesimpulan
Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian,
takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, perubahan depresi ,
kecemasan, dan stress.