psak 10 dan 55
DESCRIPTION
psak 10 dan 55TRANSCRIPT
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 10
TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING
PENDAHULUAN
Tujuan
Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut valuta asing (foreign
activities) dalam dua cara; melakukan transaksi dalam mata uang asing atau memiliki
kegiatan usaha luar negeri (foreign operations). Untuk memasukkan transaksi dalam valuta
asing pada laporan keuangan suatu perusahaan, transaksi harus dinyatakan dalam mata
uang pelaporan perusahaan.
Pernyataan ini mengatur akuntansi untuk transaksi dalam mata uang asing yang meliputi
penentuan kurs yang digunakan dan pengakuan pengaruh keuangan dari perubahan kurs
vaiuta asing dalam laporan keuangan.
Ruang Lingkup
01 Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk transaksi dalam valuta asing.
02 Pernyataan ini mengatur akuntansi hedge sebatas selisih kurs dalam transaksi hedge.
Aspek lain dari akuntansi hedge diatur dalam standar akuntansi keuangan terkait.
03 Pernyataan ini tidak mengatur tentang penjabaran laporan keuangan dari kegiatan usaha
luar negeri untuk tujuan konsolidasi, atau konsolidasi parsial, atau melalui penerapan
dengan metode ekuitas (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang
Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata Uang Asing).
04 Pernyataan ini tidak mengatur penyajian laporan arus kas tentang arus kas yang
bersumber dari transaksi valuta asing (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 2
tentang Laporan Arus Kas).
Definisi
05 Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Kegiatan usaha luar negeri (foreign operation) adalah suatu anak perusahaan (subsidiary),
perusahaan asosiasi (associates), usaha patungan (joint venture) atau cabang perusahaan
pelapor, yang aktivitasnya dilaksanakan di suatu negara di luar negara perusahaan pelapor.
Kegiatan usaha tersebut dapat merupakan suatu bagian integral dari suatu perusahaan
pelapor atau suatu entitas asing.
Entitas asing (foreign entity) adalah suatu kegiatan usaha luar negeri (foreign operation),
yang aktivitasnya bukan merupakan suatu bagian integral dari perusahaan pelapor.
Mata uang pelaporan adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan
keuangan.
Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan suatu perusahaan.
Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang.
Selisih kurs (exchange difference) adalah selisih yang dihasilkan dari pelaporan jumlah unit
mata uang asing yang sama dalam mata uang pelaporan pada kurs yang berbeda.
Kurs penutup (closing rate) adalah nilai tukar spot pada tanggal neraca.
Investasi neto dalam suatu entitas asing adalah bagian (share) perusahaan pelapor dalam
aktiva neto suatu entitas asing.
Pos moneter adalah kas dan setara kas, aktiva dan kewajiban yang akan diterima atau
dibayar yang jumlahnya pasti atau dapat ditentukan.
Nilai wajar (fair value) adalah suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran
aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm's length transaction).
PENJELASAN
Pengakuan Awal
06 Suatu transaksi dalam mata uang asing adalah suatu transaksi yang didenominasi atau
membutuhkan penyelesaian dalam suatu mata uang. asing, termasuk transaksi yang timbul
ketika suatu perusahaan:
(a) membeli atau menjual barang atau jasa yang harganya didenominasi dalam suatu mata
uang asing.
(b) meminjam (hutang) atau meminjamkan (piutang) dana yang didenominasi dalam suatu
mata uang asing.
(c) menjadi suatu pihak untuk suatu perjanjian dalam valuta asing yang belum terlaksana;
atau
(d) memperoleh atau melepaskan aktiva, menimbulkan atau melunasi kewajiban, yang
didenominasi dalam suatu mata uang asing.
07 Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat
terjadinya transaksi.
08 Kurs tunai yang berlaku pada tanggal transaksi sering disebut kurs spot (spot rate).
Untuk alasan praktis, suatu kurs yang mendekati kurs tanggal transaksi sering digunakan,
contohnya, suatu kurs rata-rata selama seminggu atau sebulan mungkin digunakan untuk
seluruh transaksi dalam setiap mata uang asing yang terjadi selama periode itu. Namun, jika
kurs berfluktuasi secara signifikan, penggunaan kurs rata-rata untuk satu periode tidak dapat
diandalkan.
Pelaporan Pada Tanggal Neraca Berikutnya
09 Pada setiap tanggal neraca:
(a) pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata
uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila terdapat kesulitan dalam
menentukan kurs tanggal neraca, maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia
sebagai indikator yang obyektif;
(b) pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca
tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi; dan
(c) pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan
dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
10 Nilai terbawa dari suatu pos ditentukan sesuai dengan standar akuntansi yang relevan.
Misalnya, instrumen keuangan dan properti tertentu (investasi yang dilakukan Dana
Pensiun), mungkin dinilai pada nilai wajar atau pada biaya historis. Apakah nilai tercatat
ditentukan berdasarkan biaya historis atau nilai wajar, nilai yang ditentukan untuk pos valuta
asing dilaporkan pada mata uang pelaporan sesuai dengan Pernyataan ini.
Pengakuan Selisih Kurs (Recognition of Exchange Differences)
11 Paragraf 13 hingga 17 menjelaskan perlakuan akuntansi yang diharuskan Pernyataan ini
sehubungan dengan selisih kurs atas transaksi dalam mata uang asing. Paragraf tersebut
juga mencakup perlakuan wajib (benchmark treatment) untuk selisih kurs sebagai akibat
devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu mata uang yang tidak memungkinkan
dilakukannya hedging dan yang menimbulkan kewajiban tak terselesaikan sehubungan
dengan perolehan aktiva dalam mata uang asing.
Perlakuan alternatif yang diijinkan untuk selisih kurs seperti itu dijelaskan dalam paragraf 20.
12 Pernyataan ini mengatur akuntansi hedge sebatas selisih kurs dalam transaksi hedge.
Aspek lain dari akuntansi hedge diatur dalam standar akuntansi keuangan terkait.
13 Kecuali untuk hal-hal yang diuraikan dalam paragraf 16 dan 18, selisih penjabaran pos
aktiva dan kewajiban moneter dalam mate uang asing pada tanggal neraca dan laba rugi
kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada
laporan laba rugi periode berjalan.
14 Selisih kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal
penyelesaian (settlement date) pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang
asing. Bila timbulnya dan penyelesaian suatu transaksi berada dalam suatu periode
akuntansi yang sama, maka seluruh selisih kurs diakui dalam periode tersebut. Namun jika
timbulnya dan diselesaikannya suatu transaksi berada dalam beberapa periode akuntansi,
maka selisih kurs harus diakui untuk setiap periode akuntansi dengan memperhitungkan
perubahan kurs untuk masing-masing periode.
Transaksi Valuta Berjangka
15a Salah satu transaksi valuta berjangka SWAP adalah transaksi pertukaran dua valuta
asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau penjualan
tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Pada hakekatnya transaksi tersebut
dilakukan untuk lebih mendapatkan kepastian tentang kurs penjabaran yang bersifat tetap
selama dalam kontrak sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian akibat perubahan
kurs. Dalam transaksi SWAP pembuat transaksi umumnya memperhitungkan premi yang
ditetapkan terlebih dahulu .
b. Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan hedging
hutang adalah sebagai berikut:
(i) Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat sebagai diskonto
atau premi yang arus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak valuta berjangka.
(ii) Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk hutang dalam mata uang asing
(yang diproteksi melalui hedging), forward receivable dan forward payable dalam mata uang
asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs tanggal neraca dengan
kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs
periode berjalan.
(iii) Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, dan diskonto atau premi yang
belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta berjangka yang berhubungan harus
dijadikan satu di bagian aktiva atau kewajiban, tergantung pada posisi neto dari seluruh pos
tersebut.
Investasi Neto dalam suatu Entitas Asing
16 Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya membentuk
bagian investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai
ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga saat pelepasan (disposal) investasi
neto dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau beban (lihat Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata
Uang Asing).
17 Suatu perusahaan mungkin memiliki suatu pos moneter berupa hutang piutang dengan
suatu entitas asing. Apabila timbulnya dan penyelesaian pos moneter tersebut tidak
terencana, dalam substansinya merupakan suatu perluasan, atau pengurangan dari,
investasi neto perusahaan dalam entitas asing tersebut. Pos moneter itu mungkin mencakup
piutang jangka panjang atau pinjaman tetapi tidak mencakup piutang dagang atau hutang
dagang.
18 Selisih kurs yang timbul dari kewajiban valuta asing yang diperhitungkan sebagai suatu
hedging dari investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan
sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga pelepasan (disposal) investasi
neto, dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau sebagai beban (lihat
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan
dalam Mata Uang Asing) .
Perlakuan Alternatif yang Diijinkan
19 Perlakuan wajib (benchmark treatment) untuk selisih kurs pada paragraf 20 dijelaskan
pada paragraf 13.
20 Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu
mata uang dalam keadaan tidak tersedia fasilitas hedging dan menimbulkan kewajiban yang
tak terselesaikan akibat-perolehan aktiva yang baru saja dilakukan dan harus dilunasi dalam
mata uang asing. Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying
amount) aktiva tersebut sepanjang nilai tercatat aktiva yang telah disesuaikan tidak melebihi
jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost) dan jumlah yang dapat diperoleh
kembali (amount recoverable) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut. Alternatif
yang dipilih harus diungkapkan secukupnya.
21 Selisih kurs tidak termasuk dalam nilai tercatat suatu aktiva jika tersedia fasilitas hedging
hutang valuta asing yang timbul dari perolehan aktiva. Tetapi, kerugian akibat perubahan
kurs adalah bagian yang secara langsung dapat diatribusikan pada biaya perolehan aktiva
jika kewajiban tidak dapat diselesaikan dan tidak terdapat alat praktis untuk hedging,
contohnya, jika sebagai hasil dari pengendalian valuta asing terdapat penundaan dalam
memperoleh mata uang asing. Maka dalam keadaan demikian biaya perolehan aktiva
termasuk selisih kurs.
Pengungkapan
22 Perusahaan harus mengungkapkan:
(a) jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian untuk periode
tersebut;
(b) selisih kurs neto yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang
terpisah, dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode; dan
(c) jumlah selisih kurs yang timbul selama periode, yang termasuk dalam nilai tercatat suatu
aktiva sesuai dengan perlakuan alternatif yang diijinkan dalam paragraf 20.
23 Perusahaan mengungkapkan dampak atas pos-pos moneter mata uang asing
sehubungan dengan suatu perubahan dalam kurs yang terjadi setelah tanggal neraca jika
perubahan tersebut sedemikian besar sehingga bila tidak diungkapkan akan mempengaruhi
kemampuan pembaca laporan keuangan untuk membuat evaluasi dan keputusan yang
tepat (lihat Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 8 tentang Kontinjensi dan
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca).
24 Pengungkapan juga diperlukan sehubungan dengan kebijakan manajemen risiko mata
uang asing.
PERSYARATAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NOMOR 10
TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 10 terdiri dari paragraf 25 - 35. Pernyataan Ini
harus dibaca dalam konteks paragraf 1 - 24.
25 Pernyataan ini harus diterapkan dalam akuntansi untuk transaksi dalam valuta asing.
Pengakuan Awal
26 Transaksi dalam mata uang asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat
terjadinya transaksi.
Pelaporan Pada Tanggal Neraca Berikutnya
27 Pada setiap tanggal neraca:
(a) pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan ke dalam mata
uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca;
(b) pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca
tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi; dan
(c) pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan
dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.
Pengakuan Selisih Kurs (Recognition of Exchange Differences)
28 Kecuali untuk hal-hal yang diatur dalam paragraf 31 dan 32, selisih penjabaran pos aktiva
dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal neraca dan laba rugi kurs
yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dikreditkan atau dibebankan pada laporan
laba rugi periode berjalan.
Transaksi Valuta Berjangka
29a. Salah satu transaksi valuta berjangka SWAP adalah transaksi pertukaran dua valuta
asing melalui pembelian tunai dengan penjualan kembali secara berjangka atau penjualan
tunai dengan pembelian kembali secara berjangka. Pada hakikatnya transaksi tersebut
dilakukan untuk lebih mendapatkan kepastian tentang kurs penjabaran yang bersifat tetap
selama dalam kontrak sehingga pembuat transaksi terhindar dari kerugian akibat perubahan
kurs. Dalam transaksi SWAP pembuat transaksi umumnya memperhitungkan premi yang
ditetapkan terlebih dahulu.
b. Perlakuan akuntansi transaksi valuta berjangka yang dilakukan untuk tujuan hedging
hutang adalah sebagai berikut:
(i) Selisih kurs tunai (spot rate) dan kurs masa depan (forward rate) dicatat sebagai diskonto
atau premi yang harus diamortisasi sesuai dengan jangka waktu kontrak valuta berjangka .
(ii) Setiap akhir periode harus dihitung selisih kurs untuk hutang dalam mata uang asing
(yang diproteksi melalui hedging), forward receivable dan forward payable dalam mata uang
asing. Selisih kurs yang timbul sebagai akibat perbedaan antara kurs tanggal neraca dengan
kurs tunai pada saat terjadinya transaksi diakui sebagai keuntungan atau kerugian kurs
periode berjalan.
(iii) Dalam neraca, forward receivable atau forward payable, dan diskonto atau premi yang
belum diamortisasi yang timbul dari kontrak valuta berjangka yang berhubungan harus
dijadikan satu di bagian aktiva atau kewajiban, tergantung pada posisi neto dari seluruh pos
tersebut.
Investasi Neto dalam suatu Entitas Asing
30 Selisih kurs yang timbul pada suatu pos moneter yang dalam substansinya membentuk
bagian investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan sebagai
ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga saat pelepasan (disposal) investasi
neto dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau beban (lihat Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata
Uang Asing).
31 Selisih kurs yang timbul dari kewajiban valuta asing yang diperhitungkan sebagai suatu
hedging dari investasi neto perusahaan dalam suatu entitas asing harus diklasifikasikan
sebagai ekuitas dalam laporan keuangan perusahaan hingga pelepasan (disposal) investasi
neto, dan pada saat tersebut harus diakui sebagai pendapatan atau sebagai beban (lihat
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 11 tentang Penjabaran Laporan Keuangan
dalam Mata Uang Asing).
Perlakuan Alternatif yang Diijinkan
32 Selisih kurs dapat disebabkan karena suatu devaluasi atau depresiasi luar biasa suatu
mata uang di mana tidak mungkin dilakukan hedging dan menimbulkan kewajiban yang tak
terselesaikan akibat perolehan aktiva yang harus dibayar dalam suatu mata uang asing .
Selisih kurs tersebut dapat dimasukkan sebagai nilai tercatat (carrying amount) aktiva yang
bersangkutan dengan pengertian nilai tercatat yang disesuaikan tersebut tidak melampaui
jumlah terendah antara biaya pengganti (replacement cost) dan jumlah yang mungkin
diperoleh kembali (amount recoverable) dari penjualan atau penggunaan aktiva tersebut
Alternatif yang dipilih harus diungkapkan secukupnya.
Pengungkapan
33 Perusahaan harus mengungkapkan:
(a) jumlah selisih kurs yang diperhitungkan dalam laba neto atau kerugian untuk periode
tersebut;
(b) selisih kurs neto yang diklasifikasikan dalam kelompok ekuitas sebagai suatu unsur yang
terpisah, dan rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal dan akhir periode; dan
(c) jumlah selisih kurs yang timbul selama periode, yang termasuk dalam nilai tercatat suatu
aktiva sesuai dengan perlakuan alternatif yang diijinkan dalam paragraf 32.
Masa Transisi
34 Pada saat Pernyataan ini pertama kali diterapkan, perusahaan harus mengklasifikasikan
secara terpisah dan mengungkapkan saldo kumulatif, pada awal periode, selisih kurs yang
ditangguhkan dan diklasifikasikan sebagai ekuitas dalam periode sebelumnya, kecuali jika
jumlah tersebut tidak dapat ditentukan secara wajar. Dalam hal tersebut maka perlu
dijelaskan alasannya .
Tanggal Efektif
35 Pernyataan ini berlaku untuk laporan keuangan yang mencakupi periode laporan yang
dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 1995. Penerapan lebih dini dianjurkan.
file:///C:/Users/End-User/AppData/Local/Temp/PSAK%2010%20Transaksi%20dalam
%20Mata%20Uang%20Asing.htm
PERNYATAAN PSAK No.
STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
55
IKATAN AKUNTAN INDONESIA
AKUNTANSI INSTRUMEN DERVATIF DAN AKTIVITAS LINDUNG NILAI
PSAK No.55 (Revisi 1999) tentang AKUNTANSI INSTRUMEN DERIVATIF DAN AKTIVITAS
LINDUNG NILAI telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 10
September 1999.
PSAK 55 tentang Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai dikeluarkan pada
tanggal 21 September 1998. Standar ini mengatur akuntansi instrumen derivatif, termasuk
instrumen derivatif tertentu yang melekat pada perjanjian lainnya, dan aktivitas hedging
(lindung nilai). Pernyataan ini sebelumnya akan diterapkan secara prospektif mulai berlaku
efektif untuk tahun buku yang dimulai setelah tanggal 1 Januari 2000.
Dari hasil pengamatan Dewan dalam melaksanakan sosialisasi atas PSAK 55, Dewan
menerima banyak permohonan untuk mempertimbangkan penundaan tanggal efektif
pemberlakuan PSAK 55 ini. Badan usaha dan auditor memohon penundaan tersebut untuk
mempelajari, memahami dan menerapkan ketentuan-ketentuan yang ada dalam pernyataan
tersebut pada transaksi perusahaan. Oleh karena itu, Dewan memutuskan untuk menunda
tanggal efektif pemberlakuan PSAK 55 sesuai dengan paragraf 63.
PERNYATAAN STADAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. 55
AKUNTANSI INSTRUMENT DERIVATIF DAN AKTIVITAS LINDUNG NILAI
Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf stadar yang
harus dibaca dalam konteks paragraf-paragraf penjelasan dan panduan implementasi yang
dicetak dalam huruf biasa. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang
tidak material.
PENDAHULUAN
Tujuan
01 Pernyataan ini mengatur akuntansi instrumen derivatif, termasuk instrumen derivatif
tertentu yang melekat pada perjanjian lainya, dan aktivitas hedging (lindung nilai).
02 Dalam pernyataan standar akuntansi ini, terdapat empat hal yang mendasari perlakuan
akutansi atas instrument derivatif, yaitu:
instrumen derivatif merupakan hak atau kewajiban yang memenuhi definisi aktiva atau
kewajiban, sehingga instrumen derivatif harus dilaporkan dalam laporan keuangan;
nilai wajar merupakan dasar pengukuran yang paling relevan bagi instrumen keuangan dan
karenanya merupakan satu-satunya dasar pengukuran nilai instrumen derivatif yang
relevan. Instrumen derivatif harus dinyatakan sebesar nilai wajar, dan penyesuaian
terhadap nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang dilindungi harus menggambarkan
perubahan nilai wajar (laba atau rugi) aktiva/kewajiban yang bersangkutan akibat risiko yang
dilindungi dan yang terjadi pada saat lindung nilai berlaku;
hal-hal yang dapat dilaporkan lama laopran keuangan hanyalah yang memenuhi definisi
aktiva dan kewajiban; dan
akuntansi khusus untuk aktiva atau kewajiban yang dilindungi hanya dapat diterapkan untuk
transaksi yang memenuhi persyaratan (qualifying items). Salah satu persyaratan adalah
pertimbangan atas perkiraan terjadinya saling hapus (offset) yang efektif terhadap
perubahan nilai wajar atau risiko arus kas yang dilindungi/item yang dilindungi selama
periode lindung nilai.
03 Pernyataan ini mengatur standar akuntansi instrumen derivatif, termasuk instrumen
derivatif tertentu yang melekat pada perjanjian lainnya, dengan ketetentuan bahwa entitas
mengakui instrumen derivatif tersebut sebagai aktiva atau kewajiban dalam laporan posisi
keuangan sebesar nilai wajarnya.
Ruang Lingkup
04 Pernyataan ini diterapkan terhadap seluruh jenis entitas.
05 Terlepas dari kondisi yang dijelaskan pada paragraf 08-10, persyaratan pernyataan ini
tidak berlaku untuk perjanjian-perjanjian berikut:
Perdagangan biasa surat berharga.
Pembelian normal dan penjualan normal.
Perjanjian asuransi tertentu.
Kontrak jaminan keuangan tertentu.
Kontrak tertentu yang tidak diperdagangkan di bursa. .
06 Terlepas dari kondisi yang dijelaskan pada paragraf 05 dan 08-10, perjanjian berikut ini
tidak dikategorikan sebagai instrumen derivatif oleh entitas pelapor:
Kontrak yang dibuat oleh entitas pelapor yang:
didasarkan pada sahamnya sendiri; dan
diklasifikasikan sebagai ekuitas pemegang saham dalam laopran posisi keuangan.
Kontrak yang dibuat oleh entitas sehubungan dengan kompensasi berbasis saham (stock-
based compensation) diatur dalam PSAK 53:
07 Dalam ketentuan selanjutnya dari pernyataan ini, baik (a) instrumen derivatif yang
termasuk di dalam lingkup pernyataan ini pada paragraf 05, 06, 08-10 dan (b) instrumen
derivatif melekat yang telah terpisah dari kontrak utama sebagaimana dijelaskan pada
paragraf 11, secara kolektif merupakan instrumen derivatif. .
Definisi
Instrumen Derivatif
08 Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Instrumen derivatif adalah instrument keuangan atau perjanjian lainnya yang memiliki tiga
karakteristik, sebagai berikut:
memiliki:
satu atau lebih variabel pokok yang mendasari (underlying); dan
satu atau lebih jumlah nosional (notional amount) atau syarat pembayaran atau keduanya.
Persyaratan perjanjian tersebut menentukan besarnya nilai penyelesaian perjanjian
(settlements) dan pada beberapa kasus, menentukan apakah suatu penyelesaian
diperlukan;
Jumlah nosional adalah suatu jumlah dalam unit valuta, saham, dan atau satuan unit lainnya
yang disebutkan dalam perjanjian.
Syarat pembayaran adalah jumlah yang harus dibayar pada saat penyelesaian kontrak
apabila variabel pokok berubah sesuai dengan syarat perjanjian.
Variabel pokok adalah tingkat bunga, nilai surat berharga, harga komoditi, kurs valuta asing,
indeks harga atau kurs, atau variabel penentu lainnya.
10 Penyelesaian sekaligus. Suatu kontrak memenuhi karakteristik yang ditentukan pada
paragraf 8 mengenai definisi “instrumen derivatif” huruf (c) apabila ketentuan penyelesaian
memenuhi salah satu dari kriteria
11 Perjanjian yang tidak sepenuhnya memenuhi definisi instrumen derivatif (sesuai paragraf
08-10), seperti obligasi, polis asuransi, dan sewa guna usaha, mungkin mengandung
instrumen derivatif melekat secara implisit maupun eksplisit mempengaruhi beberapa atau
keseluruhan arus kas atau nilai pertukaran lainnya yang merupakan persyaratan perjanjian
dengan cara yang serupa dengan instrumen derivatif
12 Instrumen derivatif melekat harus dipisahkan dari kontrak utama dan diperlakukan
sebagai instrumen derivatif menurut pernyataan ini jika dan hanya jika seluruh kriteria
terpenuhi
13 Untuk tujuan penerapan ketentuan pada paragraf 12, instrumen derivatif melekat dengan
variabel pokok berupa tingkat bunga atau index tingkat bunga yang mempengaruhi jumlah
pembayaran bunga bersih yang akan dibayar atau diterima atas kontrak utama yang
dibebani bunga dianggap memiliki hubungan yang jelas dan erat dengan kontrak utama
kecuali memenuhi salah satu kondisi
14 Walaupun kondisi-kondisi diatas difokuskan pada tingkat pengembalian (rate of return)
yang diperoleh investor dan pemulihan investasinya, eksistensi dari salah satu kondisi
tersebut akan menyebabkan instrumen derivatif tidak dianggap memiliki hubungan yang
jelas dan erat dengan kontrak utama oleh karena eksistensi dari kondisi tersebut dinilai pada
tanggal saat instrumen majemuk di pasar sekunder dapat secara potensial memiliki
kesimpulan yang berbeda dari penerbit instrumen majemuk karena diterapkannya kondisi
menurut paragraf ini pada waktu yang berbeda.
15 Namun surat berharga yang memisahkan perdagangan bunga dan pokoknya tidak
tunduk pada pernyataan ini jika:
berasal dari pemisahan hak untuk menerima arus kas yang diperjanjikan dari instrumen
keuangan yang tidak mengandung derivatif melekat yang akan diperhitungkan secara
terpisah sebagai derivatif menurut ketentuan dalam paragraf 11 dan 12; dan
tidak memasukkan kondisi apapun yang tidak terdapat dalam instrumen keuangan asal
seperti dijelaskan di atas.
16 Instrumen derivatif valuta asing melekat tidak boleh dipisahkan dari kontrak utama dan
dianggap sebagai instrumen derivatif menurut paragraf 11 apabila kontrak utama bukan
merupakan instrumen keuangan dan memerlukan pembayaran dalam denominasi:
mata uang fungsional pihak yang membuat kontrak; atau
valuta yang dipergunakan dalam perdagangan internasional (misalnya, US dollar untuk
transaksi minyak mentah).
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN
Pengakuan Transaksi Derivatif dan Penilaian Derivatif dan Saldo Transaksi yang di Lindung
Nilainya
17 Suatu entitas harus mengakui seluruh instrumen derivatifnya didalam laporan posisi
keuangan sebagai aktiva atau kewajiban berdasarkan hak atau kewajiban menurut
perjanjian. Seluruh intrumen derivatif harus disajikan dengan nilai wajar.
18 Apabila proyeksi arus kas pada masa yang akan datang digunakan untuk mengestimasi
nilai wajar, proyeksi arus kas tersebut harus diestimasi berdasarkan asumsi dan proyeksi
yang wajar dan mendukung.
19 Akuntansi untuk perubahan nilai wajar (laba atau rugi) derivatif bergantung pada apakah
derivatif tersebut telah memenuhi persyaratan sebagai bagian dari hubungan lindung nilai
dan, dengan demikian, ada alasan untuk memilikinya.
20 Laba dan rugi dari instrumen derivatif diperthitungkan seperti dijelaskan pada paragraf
21-24.
21 Bukan untuk lindung nilai. Laba atau rugi dari suatu instrumen derivatif yang tidak
diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai harus diakui sebagai pendapatan periode
berjalan.
22 Lindung nilai atas nilai wajar. Laba atau rugi dari suatu instrumen derivatif yang
diperlakukan sebagai dan memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai atas nilai
wajar dan saling hapus rugi atau laba akibat risiko terhadap aktiva/kewajiban yang dilindungi
harus diakui sebagai laba/rugi dalam periode akuntansi yang sama (sebagaimna dijelaskan
dalam paragraf 29, 30 dan 31).
23 Lindung nilai arus kas. Bagian efektif dari laba atau rugi dari suatu instrumen derivatif
yang diperlakukan sebagai dan memenuhi persyaratan sebagai instrumen lindung nilai arus
kas harus dilaporkan sebagai bagian dari ekuitas (hanya diakui dalam laporan rugi laba)
pada periode yang sama dengan perode dimana arus kas yang dilindungi mempengaruhi
laporan rugi laba, (sebagaimana dijelaskan pada paragraf 41 dan 43).
24 Lindung nilai valuta asing. Laba atau rugi dari lindung nilai instrumen derivatif atau
instrumen keuangan bukan-derivatif yang diperlakukan dan memenuhi persyaratan sebagai
instrumen nilai wajar valuta asing harus diperhitungkan
25 Dalam pernyataan ini, perubahan nilai wajar dari keseluruhan aktiva atau kewajiban
keuangan untuk periode tertentu merupakan selisih antara nilai wajar pada awal periode
(atau tanggal perolehan) dan akhir periode yang disesuaikan untuk mengecualikan:
perubahan nilai wajar yang diakibatkan berlalunya waktu; dan
perubahan nilai wajar yang berkaitan dengan pembayaran yang diterima atau dilakukan,
seperti pengembalian sebagian aktiva atau pelunasan sebagian kewajiban.
Lindung Nilai atas Nilai Wajar
Umum
26 Suatu entitas dapat memperlakukan instrumen derivatif sebagai lindung nilai atas risiko
perubahan nilai wajar aktiva atau kewajiban atau porsi tertentu yang diidentifikasi
(transaksi/saldo yang dilindung nilai) disebabkan oleh risiko tertentu.
27 Instrumen lindung nilai yang ditentukan dan aktiva/kewajiban yang dilindung nilai
memenuhi persyaratan akuntansi lindung nilai atas nilai wajar apabila seluruh dari kriteria be
dan kriteria terpenuhi
Transaksi Saldo yang Dilindung Nilainya
28 Suatu aktiva atau kewajiban memenuhi syarat untuk diperlakukan sebagai transaksi yang
dilindung nilainya dalam lindung nilai atas nilai wajar apabila seluruh kriteria terpenuhi
29 Laba atau rugi atas nilai wajar yang memenuhi persyaratan lindung nilai harus
diperhitungkan sebagai berikut:
laba atau rugi instrumen lindung nilai harus diakui dalam pendapatan periode berjalan;
laba atau rugi (perubahan nilai wajar) dari aktiva/kewajiban yang dilindungi yang
mengakibatkan penyesuaian terhadap nilai tercatat dari aktiva/kewajiban yang dilindungi
dan diakui sebagai laba/rugi periode berjalan.
30 Apabila lindung nilai atas nilai wajar sepenuhnya efektif, laba atau rugi instrumen lindung
nilai, disesuaikan untuk komponen (jika ada) laba atau rugi yang dikecualikan dari penilaian
efektivitas berdasarkan strategi manajemen risiko entitas untuk hubungan lindung nilai
tertentu, akan saling menghapuskan rugi atau laba dari transaksi/saldo yang dilindung
nilainya akibat risiko yang dilindung nilai.
31 Apabila aktiva/kewajiban yang dilindungi diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai
wajar dilaporkan sebagai bagian ekuitas (seperti surat berharga yang tersedia untuk dijual),
penyesuaian untuk nilai tercatat transaksi/saldo yang dilindung nilainya sebagaimana
dijelaskan pada paragraf 30 harus diakui sebagai laba/rugi dan tidak sebagai bagian ekuitas
untuk saling menghapuskan laba atau rugi instrumen lindung nilai.
32 Penyesuaian terhadap nilai tercatat dari aktiva atau kewajiban yang dilindungi yang
disyaratkan oleh paragraf 30 harus diperhitungkan dengan cara yang sama sebagaimana
komponen lain dari nilai tercatat aktiva atau kewajiban tersebut.
33 Suatu entitas dapat menghentikan secara prospektif pencatatan akuntansi seperti yang
dijelaskan pada paragraf 30 dan 31 atas lindung nilai apabila satu dari kondisi berikut terjadi:
salah satu kriteria dalam paragraf 27 dan 28 tidak lagi dipenuhi;
derivatif tidak berlaku lagi atau dijual, akhiri atau dieksekusi; atau
entitas membatalkan tujuan hubungan lindung nilai atas nilai wajar.
34 Dalam kondisi tersebut, entitas dapat memilih untuk menentukan secara prospektif
hubungan lindung nilai yang baru dengan instrumen lindung nilai yang berbeda atau, dalam
kondisi seperti yang dijelaskan pada paragraf 33 (a) dan 33 (c) di atas, transaksi/saldo yang
dilindungi nilainya yang berbeda atau transaksi yang dilindungi nilainya apabila hubungan
lindung nilai memenuhi kriteria pada paragraf 26 dan 27 untuk lindung nilai atas nilai wajar
atau paragraf 38 dan 40 untuk lindung nilai arus kas.
35 Secara umum, apabila penilaian periodik menunjukkan ketidak patuhan terhadap kriteria
efektivitas pada paragraf 27(b), suatu entitas tidak diperkenankan mencatat penyesuaian
terhadap nilai tercatat dari aktiva/kewajiban yang dilindungi seperti dijelaskan pada paragraf
20 dan 21 setelah tanggal terakhir dimana kepatuhan terhadap kriteria efektivitas ditetapkan.
Penurunan Nilai
36 Suatu aktiva atau kewajiban yang dilindung nilainya dan diperhitungkan sesuai dengan
paragraf 30-32 tetap tunduk pada persyaratn dalam penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku umum untuk penilaian penurunan nilai (impairment) aktiva tersebut atau untuk
pengakuan peningkatan kewajiban hutang tersebut.
37 Persyaratan untuk penurunan nilai diterapkan setelah akuntansi lindung nilai diterapkan
selama periode tertentu dan nilai tercatat dari aktiva atau kewajiban yang dilindung nilainya
telah disesuaikan menurut paragraf 30 pernyataan ini.
Lindung Nilai Arus Kas
Umum
38 Suatu entitas dapat memperlakukan instrumen derivatif sebagai lindung nilai atas risiko
fluktuasi jumlah arus kas pada masa yang akan datang yang diakibatkan oleh risiko tertentu.
39 Risiko tersebut dapat dikaitkan dengan aktiva dan kewajiban yang diakui (seperti seluruh
atau sebagian pembayaran bunga pada masa yang akan datang atas pinjaman dengan
tingkat bunga variabel) atau transaksi yang diperkirakan akan terjadi (seperti pembelian atau
penjualan yang diperkirakan akan terjadi
Instrumen non-derivatif, seperti SBI, tidak boleh ditentukan sebagai instrumen lindung nilai
untuk lindung nilai arus kas.
Lindung Nilai atas Transaksi yang Diperkirakan Akan Terjadi
40 Suatu transaksi yang diperkirakan akan terjadi memenuhi syarat sebagai transaksi yang
dilindungi dalam lindung nilai arus kas
41 Bagian efektif dari laba/rugi transaksi derivatif yang diperlakukan sebagai lindung nilai
arus kas dilaporkan sebagai bagian ekuitas secara terpisah, dan bagian yang tidak efektif
dilaporkan dalam laba/rugi.
42 Secara lebih spesifik, lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat dapat
dipertanggungjawabkan sebagai berikut:
Jika strategi manajemen risiko yang ditentukan oleh entitas untuk suatu hubungan lindung
nilai tertentu mengecualikan suatu komponen laba atau rugi yang spesifik, atau arus kas
yang bersangkutan, dari transaksi derivatif untuk tujuan lindungi nilai pada saat penilaian
efektivitas lindung nilai, maka komponen laba/rugi yang dikecualikan tersebut diakui dalam
laporan laba rugi periode berjalan. .
Akumulasi pendapatan komprehensif lain yang diakui sebagai bagian ekuitas secara
terpisah yang berhubungan dengan transaksi yang dilindungi harus disesuaikan ke saldo
yang paling rendah
43 Jumlah yang diakumulasi dalam pendapatan komprehensif lain yang disajikan sebagai
bagian ekuitas secara terpisah harus direklasifikasikan menjadi laba/rugi dalam periode atau
periode-periode yang sama saat transaksi yang diperkirakan akan terjadi dan dilindungi
mempengaruhi laba/rugi.
44 Jika transaksi yang dilindungi mengakibatkan perolehan aktiva atau timbulnya kewajiban,
laba atau rugi dalam akumulasi pendapatan komprehensif lain yang disajikan sebagai
bagian ekuitas secara terpisah harus direklasifikasikan menjadi laba/rugi dalam periode atau
periode-periode yang sama saat aktiva yang diperoleh atau kewajiban yang timbul tersebut
mempengaruhi laporan laba/rugi (seperti dalam periode dimana beban penyusutan, beban
bunga, atau beban pokok penjualan diakui).
45 Suatu entitas harus menghentikan perlakuan akuntansi atas lindung nilai seperti yang
dijelaskan dalam paragraf 41 dan 43 sejak salah satu dari hal-hal berikut terjadi:
salah satu kriteria dalam paragraf 41 dan 43 tidak lagi dipenuhi;
derivatif telah kadaluarsa, dijual, dihentikan atau direalisasi; atau
entitas yang bersangkutan membatalkan perlindungan nilai arus kas.
46 Dalam kondisi tersebut, laba atau rugi bersih harus tetap dicatat dalam akumulasi
pendapatan komprehensif lain dan direklasifikasikan sebagai laba/rugi dalam periode seperti
dijelaskan dalam paragraf 43.
47 Jika lindung nilai arus kas dihentikan karena adanya kemungkinan bahwa transaksi yang
diperkirakan tidak akan terjadi, laba atau rugi bersih dalam akumulasi pendapatan
komprehensif lain harus segera direklasifikasi menjadi laba/rugi dalam laporan rugi laba
tahun yang bersangkutan.
48 Persyaratan dalam prinsip akuntansi yang berlaku umum untuk penilaian penurunan nilai
aktiva atau pengakuan atas peningkatan kewajiban diterapkan pada aktiva atau kewajiban
yang menimbulkan fluktuasi arus kas (seperti instrumen keuangan dengan tingkat bunga
variabel), atas yaitu arus kas berfluktuasi (transaksi yang diperkirakan akan terjadi) yang
telah dilindungi nilainya dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan paragraf 41 dan 43.
49 Jika, berdasarkan persyaratan dari prinsip akuntansi yang diterima umum, suatu kerugian
penurunan nilai aktiva diakui atau suatu kewajiban tambahan diakui atas kewajiban yang
berhubungan dengan transaksi yang diperkirakan akan terjadi dan yang dilindungi, saldo
laba bersih setelah saling hapus yang tercatat dalam akumulasi pendapatan komprehensif
lain yang semula diakui dalam bagian ekuitas secara terpisah harus segera direklasifikasi
menjadi laba/rugi.
Lindung Nilai Valuta Asing
50 Suatu entitas dapat melakukan lindung nilai atas risiko valuta asing, seperti dijelaskan
dalam paragraf 52-58:
lindung nilai atas nilai wajar dari suatu komitmen yang belum diakui (unrecognized firm
comittment) atau dari surat berharga yang tersedia untuk dijual;
lindung nilai arus kas dari transaksi dalam valuta asing yang diperkirakan akan terjadi atau
transaksi antar - perusahaan dalam valuta asing yang diperkirakan akan terjadi;
lindung nilai atas nilai investasi bersih dalam kegiatan usaha di luar negeri.
51 Kriteria dalam paragraf 28(c)(i) mensyaratkan aktiva atau kewajiban yang diakui yang
dapat menimbulkan laba atau rugi dari transaksi dalam valuta asing bukan merupakan
transaksi yang dilindungi dalam lindung nilai atas nilai wajar valuta asing atau lindung nilai
arus kas karena aktiva/kewajiban tersebut dinilai kembali sesuai dengan perubahan dalam
nilai tercatat sehubungan dengan risiko yang dilindungi (perubahan nilai tukar) yang
dilaporkan dalam laporan laba/rugi berjalan
Lindung Nilai atas Nilai Wajar Valuta Asing
52 Komitmen yang belum diakui. Suatu instrumen derivatif atau instrumen keuangan non-
derivatif yang dapat menimbulkan laba atau rugi transaksi valuta asing, dapat ditujukan
untuk melindungi risiko perubahan nilai wajar dari seluruh atau sebagian dari komitmen
tersebut sehubungan dengan kurs valuta asing.
53 Surat berharga yang tersedia untuk dijual. Suatu instrumen keuangan non-derivatif tidak
dapat diperlakukan sebagai instrumen lindung nilai dalam suatu lindung nilai wajar atas
risiko valuta asing terhadap surat berharga yang tersedia untuk dijual (available-for-sale
securities).
54 Laba atau rugi atas transaksi lindung nilai atas nilai wajar valuta asing yang memenuhi
syarat dipertanggungjawabkan sesuai dengan paragraf 20-25. Laba atau rugi atas
instrumen lindung nilai non-derivatif sehubungan dengan risiko valuta asing merupakan laba
atau rugi transaksi valuta asing seperti yang dijelaskan dalam PSAK 10.
Lindung Nilai atas Arus Kas dalam Valuta Asing
55 Suatu instrumen keuangan non-derivatif tidak boleh diperlakukan sebagai instrumen
lindung nilai dalam lindung nilai arus kas dalam valuta asing.
56 Suatu instrumen derivatif yang dimaksudkan sebagai lindung nilai terhadap risiko
perubahan kurs valuta asing atas arus kas ekuivalen dalam mata uang fungsional,
sehubungan dengan, transaksi dalam valuta asing yang diperkirakan akan terjadi.
57 Suatu lindung nilai atas arus kas dalam valuta asing harus dipertanggungjawabkan
sebagaimana dijelaskan dalam paragraf 41-49.
Lindung Nilai Risiko Valuta Asing atas Investasi Bersih pada Kegiatan Operasi Luar Negeri
58 Suatu instrumen derivatif atau instrumen keuangan non-derivatif yang dapat
menimbulkan laba/rugi transaksi dalam valuta asing, dapat diperlakukan sebagai lindung
nilai atas risiko valuta asing dari suatu investasi bersih pada unit operasional di luar negeri.
PENGUNGKAPAN
59 Suatu entitas yang memiliki atau menerbitkan instrumen derivatif (atau non-derivatif yang
ditujukan untuk dan memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai sesuai dengan
paragraf 52 dan 53), harus mengungkapkan tujuan pemilikan atau penerbitan instrumen
tersebut, latar belakang yang diperlukan untuk memahami tujuan tersebut, dan strategi
untuk mencapai tujuan tersebut.
60 Pengungkapan dalam laporan keuangan lengkap untuk setiap periode pelaporan harus
meliputi hal-hal sebagai berikut:
Lindung nilai atas nilai wajar
Lindung nilai arus kas
Lindung nilai atas investasi bersih pada kegiatan usaha di luar negeri
Pelaporan Perubahan Komponen Ekuitas
61 Suatu entitas harus menyajikan laba/rugi dari instrumen derivatif yang ditujukan dan
memenuhi syarat sebagai instrumen lindung nilai arus kas, sebagai klasifikasi yang terpisah
dalam bagian ekuitas lain seperti yang dijelaskan dalam paragraf 41, 42 dan 57.
62 Suatu entitas harus mengungkapkan secara terpisah saldo awal dan akhir akumulasi
laba dan rugi transaksi derivatif, perubahan bersih yang berhubungan transaksi lindung nilai
pada periode berjalan, dan jumlah bersih dari reklasifikasi ke dalam laba/rugi yang disajikan
sebagai bagian ekuitas.
TANGGAL EFEKTIF DAN MASA TRANSISI
63 Pernyataan ini diterapkan secara prospektif mulai berlaku tanggal 1 Januari 2001.
(Penerapan keseluruhan pernyataan harus dilakukan sejak awal tahun buku; pada tanggal
tersebut, hubungan lindung nilai dianggap mulai berlaku dan didokumentasikan sesuai
dengan ketentuan pernyataan ini.
64 Pada tanggal penerapan awal pernyataan ini, suatu entitas harus mengakui seluruh
instrumen derivatif (selain instrumen derivatif melekat) dalam laporan posisi keuangan
sebagai aktiva atau kewajiban pada nilai wajarnya sesuai dengan paragraf 17 dan 18.
65 Pada tanggal awal penerapan pernyataan ini, suatu entitas juga harus mengakui
instrumen derivatif melekat sebagai aktiva atau kewajiban dalam laporan posisi keuangan,
seperti yang dijelaskan dalam paragraf 07, 11-16 dan dipisahkan dari kontrak utama jika
instrumen yang dilekatkan tersebut diterbitkan, diperoleh, atau secara substantif dimodifikasi
oleh entitas yang bersangkutan setelah tanggal 31 Desember 1998.
66 Jika isntrumen derivatif yang melekat akan dipisahkan dari kontrak utamanya,
sehubungan dengan penerapan awal dari pernyataan ini, suatu entitas harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut dalam menentukan penyesuaian transisi yang
berhubungan:
nilai tercatat dari kontrak utama pada tanggal awal penerapan harus didasarkan pada nilai
wajar pada saat instrumen melekat tersebut diterbitkan atau diperoleh oleh entitas yang
bersangkutan dan harus mencerminkan penyesuaian yang tepat untuk aktivitas setelah
penerbitan atau perolehannya, seperti penerimaan atau pengeluaran kas setelah penerbitan
atau perolehannya dan amortisasi premi atau diskonto dari kontrak utama sehubungan
dengan pemisahan derivatif yang melekat tersebut;
nilai tercatat dari instrumen derivatif melekat pada tanggal awal penerapan pernyataan ini
harus merupakan nilai wajar instrumen tersebut; dan
penyesuaian transisi harus merupakan selisih pada tanggal awal
67 Penyesuaian transisi yang timbul dari penerapan pernyataan ini harus dilaporkan sebagai
pendapatan bersih atau pendapatan komprehensif lain, sebagaimana mestinya, sebagai
akibat dari perubahan dalam prinsip akuntansi dan disajikan sebagai efek kumulatif dari
perubahan dalam prinsip akuntansi.
68 Setiap penyesuaian transisi yang dilaporkan sebagai penyesuaian yang mempunyai efek
kumulatif terhadap akumulai pendapatan komprehensif lain harus direklasifikasi menjadi
laba/rugi secara konsisten sesuai dengan paragraf 43 dan 44.
69 Pada tanggal penerapan awal pernyataan ini, suatu entitas dapat mengubah kategori
surat berharga untuk tujuan investasi sampai jatuh tempo (held to maturity) menjadi surat
berharga yang tersedia untuk dijual (available-for-sale) atau kategori untuk diperdagangkan.
70 Pada tanggal awal penerapan ini, suatu entitas dapat mengubah kategori surat berharga
untuk tujuan investasi sampai jatuh tempo menjadi kategori surat berharga untuk
diperdagangkan.