prosiding seminar nasional agroinovasi spesifik lokasi ... · maupun poster. buku-1 berisi bahasan...
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
i
KATA PENGANTAR
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan sebuah
integrasi ekonomi ASEAN dalam menghadapi perdagangan bebas antar negara-
negara ASEAN dan dicanangkan sejak akhir tahun 2015. MEA dirancang untuk
mewujudkan Wawasan ASEAN 2020. Hal tersebut tentunya berdampak pada
kecenderungan perubahan pemasaran serta produksi komoditas pertanian di Indonesia,
bahkan akan berdampak pada ketahanan pangan nasional kita. Untuk itu dalam
pelaksanaannya membutuhkan strategi dalam upaya mempersiapkan sumberdaya yang
kita miliki demi memperkuat daya saing produk pertanian era MEA. Strategi
pembangunan diarahkan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan melanjutkan
revitalisasi pertanian menuju kemandirian pangan, peningkatan daya saing produk
pertanian, peningkatan pendapatan petani, serta kelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan. Salah satu kiatnya adalah adanya dukungan dan penciptaan agro-inovasi
dan teknologi pertanian tepat guna spesifik wilayah guna peningkatan produksi pangan
untuk pemenuhan kebutuhan domestik dan nasional, peningkatan nilai tambah, serta
mengisi peluang pasar persaingan regional ASEAN era MEA. Berkaitan dengan hal
tersebut sangat penting dilakukan diskusi melalui forum workshop dan atau seminar
nasional dengan tema ”Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Memantapkan Ketahanan
Pangan pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”.
Workshop dan seminar nasional yang diselenggarakan di Lampung pada tanggal
19-20 Oktober 2016 mempunyai tujuan antara lain untuk: (1) mendiskusikan,
mengkomunikasikan, dan menyebarluaskan informasi hasil-hasil penelitian dan
pengkajian spesifik lokasi berdaya saing bagi pemangku kepentingan dan pengambil
kebijakan bidang pertanian, (2) menyusun rumusan dari para ahli/pakar, akademisi,
praktisi, penentu kebijakan tentang arah strategi dalam pengembangan pertanian pada
era masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).
` Prosiding ini terdiri dari 2 (dua) bundel buku yang berisi semua makalah yang
telah dipresentasikan dan dibahas pada seminar nasional dimaksud baik secara oral
maupun poster. Buku-1 berisi bahasan makalah bidang tanaman pangan dan hortikultura
sedangkan Buku-2 berisi bahasan bidang peternakan, perkebunan dan pangan alternatif.
Makalah-makalah yang ada telah direview oleh tim reviewer. Buku prosiding ini dalam
publikasinya telah melalui proses koreksi, evalusi dan editing dari tim penyunting.
Ucapan terima kasih yang tulus serta penghargaan yang tinggi disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan Prosiding Seminar
Nasional Agroinovasi ini. Semoga prosiding ini bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Bogor, Agustus 2017.
Kepala Balai Besar Pengkajian dan
Pengembangan Teknologi Pertanian
Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA.
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
ii
SAMBUTAN KETUA PANITIA EKSPOSE DAN SEMINAR NASIONAL
AGROINOVASI 2016
Yang kami hormati Bapak Gubernur Propinsi Lampung, yang dalam hal ini diwakili
oleh Bapak Sekretaris Daerah Propinsi Lampung
Yang kami hormati Bapak Ketua DPRD Propinsi Lampung
Yang kami hormati Bapak Rektor Universitas Lampung
Yang Kami Hormati Bapak Kepala Badan Litbang Pertanian RI
Yang Kami Hormati Bapak Kepala Badan Litbangnovda Propinsi Lampung.
Yang Kami hormati Kepala Dinas, Kepala Badan, dan Kepala UPT lingkup Propinsi
Lampung
Yang Kami hormati Kepala Dinas, Kepala Badan, dan Kepala UPT Kabupaten di
wilayah Lampung.
Yang kami hormati Bapak Direktur Politeknik Negeri Lampung
Yang kami hormati Bapak Kepala B2TP-BPPT
Yang Kami hormati Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung
Yang Kami Hormati Bapak Kepala BPTP Lampung
Yang kami hormati Bapak Direktur PT.GGP
Yang kami hormati wakil dari perguruan tinggi baik negeri maupun swasta wilayah di
Propinsi Lampung.
Yang kami hormati segenap tamu undangan, hadirin wal hadhirat , serta peserta
ekspose dan seminar nasional yang sempat hadir pada pagi ini.
Assalammualikum warahmatulahi wabarokatuh....
Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua...
Tabik pun....
Puji syukur marilah senantiasa kita panjatkan kehadhirat Allah SWT, Illahi Ya
Rabbi, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita masih diberi kesehatan dan
kesempatan sehingga dapat dapat hadir pada acara ekspose dan seminar nasional pada
saat ini.
Bapak Gubernur yang kami muliakan dan Bapak/ Ibu hadirin yang kami hormati.
Hadirnya masyarakat ekonomi asean (MEA) membawa konsekuensi tidak ada batasnya
antar negara di kawasan Asia Tenggara dalam hal keluar maupun masuknya barang dan
jasa, barang industri,tenaga kerja, investasi termasuk inovasi dan produk-produk
pertanian. Di bidang pertanian kebebasan tersebut dapat menjadi ancaman bagi negara
Indonesia bahkan di Propinsi kita Lampung apabila kita belum mempersiapkan diri
dengan baik. Momentum hadirnya MEA perlu ditangkap sebagai peluang untuk
meningkatkan daya saing inovasi teknologi bidang pertanian dan produk pertanian kita,
dengan cara meningkatkan kemandirian dan ketahanan pangan. Untuk itulah dalam
rangka meningkatkan daya saing produk dan inovasi teknologi bidang pertanian
tersebut, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (BPTP Lampung) bekerjasama
dengan Balitbangnovda Propinsi Lampung, Universitas Lampung, Politeknik Negeri
Lampung dan Balai Besar Teknologi Pati (B2TP-BPPT) dan didukung oleh PERAGI
(perhimpunan Ahli Agronomi Indonesia) menyelenggarakan ekspose dan seminar
nasional dengan mengusung tema “Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Memantapkan
Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi Asean”.
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
iii
Bapak Gubernur yang kami hormati...
Perlu kami laporkan bahwa pada penyelenggaraan ekspose dan seminar nasional ini
akan diekspose/dipamerkan inovasi bidang pertanian spesifik lokalita Lampung dan
produk-produk pertanian karya inovasi para petani di Lampung. Meliputi inovasi
teknologi mendukung budidaya sampai dengan inovasi teknologi pasca panen dan
perbaikan mutu pada beberapa komoditas unggulan Lampung.
Sedangkan pada acara seminar nasional ini akan di presentasikan 3 makalah utama
dengan topik:
1. Dukungan Inovasi Teknologi Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan dalam
Menghadapi Era Masyarakat Ekonomi Asean oleh Kepala Badan Litbang
Pertanian yang dalam hal ini akan disampaikan oleh Kapuslitbun (Bpk. Dr. Ir.
Fadjri Jufri, MP).
2. Arah dan Dukungan Perguruan Tinggi dalam Memantapkan Ketahanan Pangan
dalam Menghadapi Era Masyarakat Ekonomi Asean oleh Rektor Universitas
Lampung ( Bpk. Prof. Dr. Ir. H. Hasriadi Mat Akin, M.P.).
3. Pasar dan Prospek Ekspor Produk Pertanian di Lampung pada Era Masyarakat
Ekonomi Asean oleh Direktur PT. Great Giant Pineapple (GGP) yang akan
disampaikan Oleh Dr. Ir. Dimasti Dana, M.Ec.
Perlu kami laporkan juga bahwa jumlah paper atau makalah penunjang yang akan
diseminarkan berjumlah 203 makalah. Terdiri 5 (lima) bidang bahasan yaitu: makalah
bidang tanaman pangan sebanyak 49 makalah. Bidang sosial ekonomi, diseminasi
penyuluhan dan kebijakan sebanyak 41 makalah. Bidang hortikultura sebanyak 35
makalah. Bidang peternakan dan pangan alternatif sebanyak 37 makalah. Bidang
perkebunan dan aneka tanaman 41 makalah. Yang akan dipresentasikan menurut
kelompok bidangnya secara oral maupun melalui poster.
Jumlah peserta yang hadir mengikuti seminar pada saat ini sejumlah 250orang, terdiri
dari para pengambil kebijakan, Dosen, Peneliti, Perekayasa, Widyaiswara, Pengamat
Hama dan organisme Pengganggu Tanaman, Petugas Veteriner, Dokter Hewan, Mantri
Hewan, Penyuluh, Praktisi bidang pertanian, pemerhati pertanian, serta Peserta umum.
Perlu kami laporkan juga.....
Peserta seminar berasal dari berbagai wilayah di seluruh Indonesia antara lain berasal
dari: Aceh, Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Balitung, Sumatera Selatan,
NTB, Bali, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah,
Jawa Barat, dan tidak ketinggalan juga dari Lampung.
Untuk itu kepada para peserta dari luar daerah Lampung kami ucapkan.
Selamat datang di tanah Lada.
Selamat datang di Lampung “Sang Bumi Ruwa Jurai”
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut andil mendukung terselenggaranya ekspose dan seminar agroinovasi ini antara lain
kepada: segenap panitia seminar dari BPTP Lampung, Balitbangnovda Propinsi
Lampung, Universitas Lampung, Politeknik Negeri Lampung, B2TP-BPPT, PERAGI.
Demikian juga kami sampaikan terima kasih kepada sponsorship PT. GGP, PT. NTF,
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
iv
Petrokimia Kayaku-Gresik, PT. NKK, Emersia-Hotel, dan semua pihak yang telah
membantu demi suksesnya ekspose dan seminar agroinovasi ini.
Bapak Gubernur yang kami hormati......
Pada saatnya nanti mohon kiranya Bapak berkenan memberikan pembingkaian seminar
dan arahan, sekaligus membuka acara ekspose dan seminar ini secara resmi.
Tanah Lampung bumi tercinta....., subur indah dimana-mana.....
Selamat berseminar teman tercinta, rumuskan hasil berdaya guna
Demikian sambutan kami ....lebih dan kurang kami mohon maaf
Bilahi taufik wal hidayahwassalammualaikum warohmatulahi wabarakatuh.
Bandar Lampung 19 Oktober 2016
Ketua Panitia,
Dr.A. Zoelkarnaen R,ST, M.Si.P
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
v
SAMBUTAN
KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
pada
PEMBUKAAN SEMINAR NASIONAL
AGROINOVASI SPESIFIK LOKASI UNTUK MEMANTAPKAN KETAHANAN
PANGAN PADA ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
Lampung, 19 Oktober 2016
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua
Yang saya hormati,
Gubernur Provinsi Lampung
Rektor Universitas Lampung
Rektor Universitas Politeknik Pertanian Lampung
Kepala SKPD di lingkup Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/kota se-Provinsi
Lampung
Ketua dan Anggota Komda PERAGI Provinsi Lampung
Narasumber, Peneliti, Dosen, Penyuluh dan Perekayasa, peserta seminar serta
hadirin yang berbahagia.
Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah
Subhanahu WaTa’ala, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita
semua, sehingga pada hari ini kita dapat bertemu dan bersilaturrahmi dalam keadaan
sehat wal’afiat, pada acara Ekspose dan Seminar dengan tema ”Agroinovasi Spesifik
Lokasi untuk Memantapkan Ketahanan Pangan pada Era Masyarakat Ekonomi
ASEAN”.
Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung, Universitas Lampung,
Politeknik Pertanian Lampung, Pemprov Lampung, dan para pihak atas inisiatif dan
prakarsanya untuk menyelenggarakan ekspose dan seminar ini.
Bapak Gubernur dan hadirin yang saya hormati,
Ekspose dan seminar yang kita laksanakan merupakan salah satu upaya
diseminasi hasil penelitian dan pengembangan yang dihasilkan oleh para peneliti, dosen
dan mahasiswa dari Balitbangtan dan Perguruan Tinggi kepada pembuat kebijakan,
pelaksana dan pengguna teknologi di bidang pertanian. Pada forum ekspose dan
seminar ini diharapkan terjadi pertukaran pengetahuan, pengalaman, dan informasi
antara para peneliti maupun dengan praktisi dan pengambil kebijakan.
Kehadiran berbagai pihak yaitu para pakar, pengambil kebijakan dan praktisi,
diharapkan dapat mendorong pengembangan teknologi pertanian spesifik lokasi yang
modern dan inovatif berkelanjutan berbasis sumberdaya lokal khususnya untuk wilayah
Provinsi Lampung dalam era Masyarakat MEA.
Bapak Gubernur, serta hadirin yang saya hormati,
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah agenda yang telah lama disiapkan
seluruh anggota ASEAN untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
vi
ASEAN dan membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. Dengan
telah diberlakukannya MEA pada akhir 2015, negara anggota ASEAN mengalami aliran
bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terdidik dari dan ke masing-masing
negara. Dalam hal ini, yang perlu dilakukan oleh Indonesia adalah bagaimana Indonesia
sebagai bagian dari komunitas ASEAN berusaha untuk mempersiapkan kualitas diri dan
memanfaatkan peluang MEA serta harus meningkatkan kapabilitas untuk mampu
bersaing dengan Negara anggota ASEAN lainnya.
Dalam cetak biru MEA, terdapat 12 sektor prioritas yang diintegrasikan oleh
pemerintah. Sektor tersebut terdiri atas tujuh sektor barang yaitu industri agro, otomotif,
elektronik, perikanan, industri berbasis karet, industri berbasis kayu, dan tekstil.
Selebihnya berasal dari lima sektor jasa yaitu transportasi udara, kesehatan, pariwisata,
logistik, dan teknologi informasi. Sektor-sektor tersebut pada era MEA
diimplementasikan dalam bentuk pembebasan arus barang, jasa, investasi, dan tenaga
kerja.
Mengingat, pada tahun 2016 Indonesia telah memasuki era Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA), konsep industrialisasi pertanian perlu diberlakukan, karena merupakan
salah satu kunci perdagangan bebas di era MEA. Daya saing produk pertanian harus
diperkuat agar Indonesia tidak dibanjiri produk luar dan hanya menjadi pasar atau
konsumen.
Bapak Gubernur, serta hadirin yang saya hormati,
Pelaksanaan ekspose dan seminar kali ini menjadi satu hal yang menarik karena
bertempat di Provinsi Lampung yang memiliki agroekosistem spesifik lahan kering
masam dengan komoditas unggulan perkebunan yang sangat dominan adalah lada dan
kopi, serta tanaman pangan jagung dan kedelai. Khusus untuk komoditas kopi,
keberhasilan tiga sentra kopi di Lampung yang telah masuk dalam kategori specialty
grade coffe berdasarkan uji cita rasa di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. Hal
ini sejalan dengan keberadaan Provinsi Lampung sebagai salah satu pengekspor
komoditas pertanian dan perkebunan dalam arti luas (kopi, lada, karet, kelapa, kakao
dan kelapa sawit) yang harus siap saat berada dalam pusaran ekonomi regional Asean
sekaligus juga menjadi pintu masuk MEA. Momen ini diharapkan menjadi amunisi
bagi Provinsi Lampung dalam memacu laju pertumbuhan ekonomi.
Perekonomian di Provinsi Lampung yang berbasis pertanian, salah satunya
adalah dari sub sektor perkebunan saat ini telah memberikan kontribusi volume ekspor
perkebunan terhadap volume ekspor Lampung sebesar 37,15% dan kontribusi nilai
ekspor perkebunan terhadap nilai ekspor Lampung sebesar 67,01%.
Bapak Gubernur, dan hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan yang baik ini, sebagai Kepala Badan yang sekaligus juga
sebagai Ketua Umum Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI) periode 2016-2021,
menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya dengan terbentuknya Komda Peragi
wilayah Lampung. Oleh karena itu, kami tetapkan tahun ini sebagai tonggak
kebangkitan kembali Komda PERAGI yang diawali dengan pelantikan KOMDA
PERAGI wilayah Kalsel pada Agustus lalu, wilayah Maluku pada 12 Oktober, dan
wilayah Lampung pada hari ini 19 Oktober 2016. Kami berharap kebangkitan Komda
di Kalsel, Maluku, dan Lampung mampu mendorong kebangkitan Komda PERAGI di
wilayah lain di Indonesia. Amin.
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
vii
PERAGI dibentuk dengan maksud menghimpun masyarakat profesi Agronomi
di Indonesia. Agronomi adalah ilmu yang mempelajari segala aspek biofisik yang
berkaitan dengan usaha penyempurnaan budidaya tanaman. Sedangkan tujuannya
adalah: a) Membina dan mengembangkan ilmu dan profesi Agronomi di Indonesia; b)
Menciptakan sarana dan wahana untuk lebih meningkatakan dan pengamalan ilmu para
anggota bagi pembangunan Bangsa dan Negara Indonesia, dan c) Lebih mempererat
hubungan dan kerjasama antara anggota masyarakat Agronomi di Indonesia.
Ekspose inovasi spesifik lokasi ini merupakan salah satu upaya untuk
mewujudkan tujuan mulia PERAGI yaitu dengan mempererat kerjasama antara anggota
dan antara organisasi dengan lembaga dan organisasi lain yang mempunyai sifat dan
tujuan yang sama, milik pemerintah ataupun swasta serta menyelenggarakan pertemuan
ilmiah di tingkat daerah, nasional, regional maupun internasional.
Bapak Gubernur, dan hadirin yang saya hormati,
Demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini, mudah-mudahan
berguna bagi upaya kita dalam mewujudkan pertanian modern dan inovatif
berkelanjutan dalam rangka meningkatkan daya saing produk pertanian Indonesia di era
MEA. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’alla senantiasa memberikan bimbingan dan
petunjukNYA kepada kita semua, sehingga apa yang kita rencanakan dapat
terselenggara dengan baik, Amin Ya Robbal ‘Alamiiin.
Wa Billahi taufiq wal hidayah
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh
Kepala Badan Litbang Pertanian
Dr. Muhammad Syakir
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
viii
RUMUSAN SEMINAR NASIONAL 2016
Tema: Agroinovasi spesfikasi Lokasi untuk mendapatkan ketahanan pangan dan Era
Masyarakat Eonomi ASEAN (MEA)
Kedaulatan pangan merupakan salah satu agenda penting dalam nawacita. Oleh karena
itu, semua pihak harus berupaya memberi kontribusi sebesar besarnya untuk
mewujudkan tahanan pangan nasional. Ekspose dan workshop ini dirancang untuk
memberi kontribusi, khususnya informasi terkait dengan hasil-hasil riset dan kajian
yang kelak diharapkan bermanfaat untuk program percepatan pembangunan ketahanan
pangan nasional. Dari bahan-bahan yang disajikan dan hasil diskusi yang berkembang
dalam acara ekspose dan workshop dapat disampaikan beberapa rumusan sebagai
berikut :
Setiap daerah harus berupaya meningkatkan produksi pertaniannya untuk
mendukung pembangunan ketahanan pangan nasional. Secara khusus
disampaikan bahwa Provinsi Lampung dapat dikatakan telah sukses dalam
peningkatan produksi pertanian tanaman pangan, sehingga telah berkontribusi
besar secara nasional. Namun, prestasi tersebut belum tercapai pada komoditas
hortikultura, peternakan, perkebunan.
Dalam rangka memantapkan ketahanan pangan maka seluruh aktor
pembangunan pertanian termasuk lembaga penelitian, perguruan tinggi,
pemerintah pusat dan daerah, serta pihak berkepentingan lainnya harus berperan
aktif dalam upaya dalam mewujudkan tujuan tersebut. Sampai saat ini badan
litbang pertanian, baik di daerah maupun dipusat, perguruan tinggi (Unila,
Polinela) dan institusi penelitian lainnya yang ada di Provinsi Lampung serta
berbagai pihak swasta yang telah menghasilkan banyak inovasi teknologi
pertanian, mulai dari hulu sampai hilir disertai kelembagaannya yang perlu
segera didiseminasikan kepada pihak pengguna, mulai dari para pengambil
kebijakan daerah, pelaku usaha, dan pelaku utama pertanian.
Untuk menghadapi MEA, secara khusus disampaikan bahwa Indonesia harus
berusaha keras meningkatkan daya saing produk pertanian dan pangan.
Peningkatan daya saing produk tersebut dapat dicapai melalui penerapan
teknologi pertanian modern dan pengembangan industri hilir yang didukung
oleh SDM berkualitas yang merupakan tanggung jawab beberapa pihak,
khususnya perguruan tinggi.
Peningkatan nilai tambah, daya saing, dan memperkuat jejaring pasar produk
pertanian menjadi fokus dalam memdorong produk pertanian untuk tetap
menjadi andalan dipasar domestik serta mampu berkompetisi di pasar global.
Inovasi teknologi spesifik lokasi harus terus dikembangkan dalam upaya
meningkatkan produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan,
dan pangan alternatif serta aneka tanaman obat herbal untuk menunjang
ketahanan pangan nasional dalam rangka menghadapi era MEA.
Pengembangan inovasi kelembagaan pemasaran dan suply chain dalam rangka
meningkatkan efektivitas pemasaran produk produk tanaman pangan,
hortikultura, perkebunan,dan perternakan perlu terus dilakukan guna menjamin
kelayakan dan kewajaran harga ditingkat petani untuk meningkatkan
kesejahterahan petani sekaligus meningkatkan keunggulan kompetitif produk
produk pertanian dalam rangka menghadapi era MEA.
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
ix
Pada sesi presentasi makalah dan presentasi poster di sajikan hasil hasil riset dan
kajian penyangkut banyak hal, termasuk : SDM dan Kelembagaan, pembiayaan
usaha tani, media tanam (lahan, air irigrasi, pupuk, dan sebagainya), bahan
tanam atau benih, teknologi budidaya pertanian, pengendalian hama dan
penyakit tanaman, panen dan pasca panen, pengolohan hasil, pemasaran hasil,
dan sebagainya. Beberapa hasil riset yang disampaikan dapat ditindaklanjuti
untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak terkait untuk diterapkan. Namun, perlu
dicermati pula bahwa hasil hasil riset juga dimunculkan beberapa permasalahan
baru yang perlu dikaji lebih lanjut. Secara rinci hasil riset dan kajian yang
dipresentasikan dalam ekspose dan workshop ini akan disajikan dalam
prosiding.
Bandar Lampung, 19 Oktober 2016
Ketua tim perumus,
Prof.Dr. Ir. Dermiati, M.Agr.Sc.
Prosiding Seminar Nasional Argoinovasi Spesifik Lokasi Untuk Memantapkan Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
x
BUKU-1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………… i
SAMBUTAN SEMINAR NASIONAL…………………………………….. ii
1. Sambutan Penyelenggara Seminar Nasional…………………………… ii
2. Sambutan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian……. v
RUMUSAN SEMINAR NASIONAL……………………………………….. viii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………... x
Makalah Utama.................................................................................................. 1
Dukungan Inovasi Pertanian Mendukung Ketahanan Pangan Dalam Era
Masyarakat Ekonomi Asean, Muhammad Syakir................................................
1
Bidang Tanaman Pangan (Budidaya, Mekanisasi, Pascapanen)
1. Pemanfaatan Lahan Kering Untuk Peningkatan Produksi Kedelai Di
Kecamatan Cigeulis Kabupaten Pandeglang Banten, Viktor Siagian.........
16
2. Budidaya Padi Salibu Meningkatkan Pendapatan Petani, Suparwoto dan
Waluyo........................................................................................................
25
3. Identifikasi Dan Dominansi Gulma Pada Lahan Kering Dataran Tinggi
Di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, Siti Rosmanah, Harwi
Kusnadi dan Linda Harta..........................................................................
35
4. Uji Adaptasi Beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Sawah Di
Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu, Yulie Oktavia dan
Yartiwi.........................................................................................................
42
5. Kajian Beberapa Sistem Tanam Jajar Legowo Di Lahan Irigasi
Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Sumatera Selatan, Waluyo dan
Suparwoto..........................................................................................................
50
6. Analisis Kelayakan Usaha Perbenihan Padi Di Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung, Dede Rusmawan dan Ahmadi.......................................
57
7. Analisis Daya Saing Komoditas Padi Di Provinsi Banten , Viktor
Siagian...............................................................................................................
61
8. Analisis Daya Saing Komoditas Kedelai Di Provinsi Banten , Viktor
Siagian, Ahmad Fauzan, Nofri Amin, Iin Setyowati dan Rina Sintawati..
72
9. Kajian Sistem Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Bahan
Organik (IPAT-BO) Untuk Meningkatkan Produktivitas Padi Pada
Lahan Sawah Tadah Hujan, Nana Sutrisna dan Yanto Surdianto..............
81
10. Tingkat Kesukaan Dan Cemaran Mikroba Getuk Ubikayu Dengan
Pemanis Gula Kelapa Selama Penyimpanan, Erliana Novitasari,
Danarsi Diptaningsari dan Alvi Yani........................................................
93
11. Pembandingan Berbagai Sistem Pengelolaan Hara Terhadap Sifat
Kimia Tanah Dan Hasil Padi Sawah, Nurjaya, Ibrahim A. Sipahutar,
dan Sri Rochayati............................................................................................
100
12. Problem Fiksasi Fosfor Pada Tanah Berkembang Lanjut (Ultisols Dan
Oxisols) Dan Alternatif Mengatasinya, Nurjaya.......................................
109
13. Skrining Plasma Nutfah Kedelai Terhadap Keracunan Aluminium Pada
Lingkungan Terkendali, Try Zulchi, Ali Husni, Toto Hadiarto dan
Suparjo. .............................................................................................................
118
Prosiding Seminar Nasional Argoinovasi Spesifik Lokasi Untuk Memantapkan Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
xi
14. Pengaruh Jenis Dan Dosis Amelioran Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Padi (Oryza Sativa, L) Pada Masa Tanam 1 dan 2, Etik Puji Handayani,
Yatmin, dan Supriyadi.......................................................................................
123
15. Pengaruh Asam Asetat Sebagai Herbisida Pra Tumbuh Terhadap
Pertumbuhan Gulma Dan Perkecambahan Jagung, Hidayat
Pujisiswanto, Prapto Yudono, Endang Sulistyaningsih dan Bambang H.
Sunarminto..................................................................................................
131
16. Pengaruh Irisan Keripik Terhadap Preferensi Konsumen Pada
Pembuatan Keripik Pisang Manis, Alvi Yani, Dewi Rumbaina dan Joko
Susilo Utomo.....................................................................................................
139
17. Implementasi PTT Padi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Produksi Padi Sawah Di Nias Barat, Sarman Paul Lumbantobing dan
Lermansius Haloho............................................................................................
147
18. Introduksi Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari 7 dan 28 Sebagai
Alternatif Pilihan Varietas Di Kabupaten Rejang Lebong, Yong
Farmanta, Siti Rosmanah dan Alfayanti....................................................
160
19. Kajian Pengolahan Tepung Mocaf Pada Empat Varietas Ubi Kayu
Menggunakan Starter Bimo-Cf Dan Lama Perendaman 18 Jam, Sri
Lestari..........................................................................................
165
20. Uji Adaptasi Varietas Unggul Baru Padi Dengan Pendekatan
Pengelolaan Tanaman Terpadu. (Study Kasus Di Kabupaten Maluku
Tengah), Maryam Nurdin, Wahid, dan Agung Lasmon..........................
174
21. Pengaruh Tingkat Kemasakan Pada Produksi, Mutu Fisik Dan Mutu
Fisiologis Benih Sorgum (Sorghum Bicolor [L] Moench) Varietas
Numbu dan Samurai-2, Irma Yunitasari, Eko Pramono, dan Paul B
Timotiwu…………………………………………………………………………..
182
22. Kearifan Lokal Masyarakat Suku Baduy Dalam Mengendalikan Hama
Dan Penyakit Padi, Sri Kurniawati, Iin Setyowati dan Andy Saryoko…..
189
23. Pertumbuhan Dan Produksi Beberapa Varietas Unggul Baru Padi Sawah
Di Lampung Selatan, Nina Mulyanti dan Yulia Pujiharti…………………
197
24. Ketahanan Beberapa Varietas Padi Inpara Terhadap Serangan Penggerek
Batang Dan Walang Sangit, Dewi Rumbaina Mustikawati………………..
202
25. Peningkatan Produksi Jagung Pada Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) Di Provinsi Aceh, Abdul Azis, Basri Ab, Chairunas dan E. Fauzi
207
26. Ketahanan Kacang Tanah Lokal Serang Banten Terhadap Penyakit
Karat, Sri Kurniawati dan Pepi Nur Susilawati…………………………….
218
27. Pemanfaatan Biochar Dan Efisiensi Pemupukan Jagung Mendukung
Program Pengelolaan Tanaman Terpadu Di Provinsi Aceh, Chairunas,
Abdul Azis, Basri A. Bakar dan Didi Darmadi……………………………...
224
28. Pengaruh Intensitas Pengusangan Cepat Pada Viabilitas Dua Benih
Sorgum (Sorghum Bicolor L. Moench) Varietias Super-1 Dan Super-2,
Herlambang, Eko Pramono, dan Muhammad Kamal……………………...
235
29. Identifikasi Gulma Pada Dua Agroekosistem Yang Berbeda
Di Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu, Siti Rosmanah dan Alfayanti
243
30. Peningkatkan Produktivitas Benih Jagung Hibrida Dengan Aplikasi
Mikroba Dan Pupuk Fosfat, Awaludin Hipi, Giyanto, B. dan Tri Ratna
Erawati……………………………………………………………………………
251
Prosiding Seminar Nasional Argoinovasi Spesifik Lokasi Untuk Memantapkan Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
xii
31. Keragaman Bakteri Pada Pertanaman Padi Di Lahan Sawah Irigasi,
Tadah Hujan Dan Rawa, Sri Kurniawati, Kikin Hamzah Muttaqin dan
Giyanto……………………………………………………………………………
259
32. Kajian Sistim Tanam Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Beberapa
Varietas Unggul Baru Padi Sawah Tadah Hujan, Soraya dan Junita
Barus………………………………………………………………………………
267
33. Pengaruh Aplikasi Pupuk Hayati Terhadap Sifat Kimia Tanah Pada
Lahan Sawah, Arfi Irawati dan Tri Kusnanto……………………………….
272
Bidang Tanaman Pangan (Sosial Ekonomi, Kebijakan, Diseminasi,
Penyuluhan)
34. Persepsi Petani Terhadap Pendampingan Teknologi Budidaya
Ubikayu Di Gunung Kidul, Murwati, Charisnalia dan Erdiansyah........
279
35. Pengaruh Media Penyuluhan Dalam Rangka Adopsi Teknologi Jajar
Legowo Di Desa Pulau Tengah Kecamatan Jangkat Kabupaten
Merangin, Jainal Abidin Hutagaol dan Erwan Wahyudi.........................
288
36. Strategi Pengembangan Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan
Dan Kehutanan Kota Metro, Noviza Fitri..................................................
298
37. Dampak Program Upaya Khusus (Upsus) Terhadap Luas Tanam Dan
Produksi Padi Di Provinsi Bangka Belitung, Ahmadi dan Dede
Rusmawan...........................................................................................................
305
38. Dampak Sosial Penambangan Emas Tanpa Izin (Peti) Terhadap
Keberlanjutan Usahatani Padi Di Kabupaten Merangin Provinsi Jambi,
Erwan Wahyudi dan Slameto...........................................................................
313
39. Kontribusi Pendapatan Usaha Wanita Pengrajin Kerupuk Kemplang
Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Meranjat Ii Kecamatan
Indralaya Selatan, Eka Mulyana, Erni Purbiyanti dan Indri Januarti......
319
40. Potensi Adopsi Inovasi Jarwo Transplanter Sebagai Mesin Tanam Padi
Sawah Irigasi Di Lampung, Kiswanto.........................................................
328
41. Analisis Adopsi Komponen Teknologi Sebelum Dan Sesudah
Dilaksanakannya Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi
Sawah Irigasi Di Lampung, Kiswanto dan Fauziah Yulia Adriyani.........
339
42. Pertanian Ramah Lingkungan Di Lahan Rawa Pasang Surut Mendukung
Ketahanan Pangan Nasional, Ani Susilawati, Erwan Wahyudi dan Betty
Mailina................................................................................................................
346
43. Analisis Pengaruh Pengetahuan Anggota Kelompok Wanita Tani
Terhadap Teknologi Pemanfaatan Lahan Pekarangan Di Kecamatan
Barangin Kota Sawahlunto, Sumilah dan M. Ichwan ...............................
353
44. Kinerja Penyuluhan Dalam Pelaksanaan Sl PTT Padi Sawah Irigasi Di
Provinsi Lampung, Fauziah Yulia Adriyani dan Kiswanto.......................
360
45. Peranan Bantuan Langsung Puap Terhadap Struktur Pembiayaan Dan
Pendapatan Usahatani, Agung Budi Santoso, Maryam Nurdin, dan
Agung Lasmono..................................................................................................
366
46. Proses Pengambilan Keputusan Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Minat Petani Terhadap Penggunaan Varietas Unggul Padi Di Kabupaten
Lampung Selatan, Zahara, Yulia Pujiharti dan Marsudin Silalahi...........
375
47. Analisis Adopsi Program Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Di
Kabupaten Serdang Bedagai, Lermansius Haloho, Sarman Paul
Lumbantobing, Tumpal Sipahutar dan M. Silalahi...................................
390
Prosiding Seminar Nasional Argoinovasi Spesifik Lokasi Untuk Memantapkan Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
xiii
48. Dampak Program Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (M-KRPL)
Terhadap Peningkatan Pola Pangan Harapan (PPH) Dan Pangsa
Pengeluaran Pangan Di Desa Way Isem Kecamatan Sungkai Barat
Kabupaten Lampung Utara, Zahara, Dewi Rumbaina M dan Dian
Meithasari............................................................................................................
398
49. Peningkatan Pengetahuan Peserta Pelatihan Pemupukan Berimbang
Untuk Tanaman Padi Di Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu
Provinsi Lampung, Ely Novrianty, Nasriati dan Betty Mailina................
404
50. Analisis Finansial Kelapa Sawit Rakyat Di Provinsi Lampung, Yulia
Pujiharti dan Bariot Hafif..........................................................................
409
51. Diversifikasi Produk Olahan Beberapa Varietas Ubikayu Menjadi Beras
Analog, Tiwul Instant, Dan Oyek Dalam Rangka Mendukung Program
Ketahanan Pangan Di Lampung, Ratna Wylis Arief dan Robet Asnawi....
415
52. Analisis Biaya, Pendapatan Dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pendapatan Usahatani Padi Di Kabupaten Pringsewu, Zahara,
Rahadian Mawardi dan Arfi Irawati.........................................................
424
53. Prospek Teknologi Pengolahan Beras Jagung Instan Di Provinsi Nusa
Tenggara Timur, Atika Hamaisa................................................................
430
54. Analisis Perubahan Perilaku Petani Sebagai Adaptasi Terhadap Dampak
Perubahan Iklim Di Daerah Iklim Kering Nusa Tenggara Timur, Harmi
Andrianyta dan Hari Hermawan...............................................................
437
55. Ketersediaan Jagung Berdasarkan Peramalan Produksi Dan
Produktivitasnya Di Tengah Persaingan Penggunaan Lahan Di
Indonesia, Dedi Nugraha..................................................................................
447
56. Analisa Usahatani Produk Olahan Pangan Lokal Berbasis Ubikayu Pada
Kelompok Wanita Tani (Kwt) Mawar Provinsi Banten Mendukung
Ketahanan Pangan, Yati Astuti dan Sri Lestari..........................................
455
57. Respon Petani Terhadap Komponenteknologi Pengelolaan Tanaman
Terpadu(PTT) Padi Sawah Di Kecamatan Ratahan Kabupaten Minahasa
Tenggara, Suratini dan Gohan Octora Manurung....................................
465
58. Efektivitas Fungsi Kelembagaan Kelompok Tani Di Kecamatan
Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow, Suratini dan Jamhari
Hadipurwanta....................................................................................................
474
59. Preferensi Petani Terhadap Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Rawa
Pada Fase Pertanaman Di Kabupaten Seluma, Wilda Mikasari dan
Alfayanti..............................................................................................................
485
60. Tingkat Persetujuan Responden Terhadap Penggunaan Mesin Tanam
Dan Panen Padi Di Desa Blimbing, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten
Sragen, M. Eti Wulanjari, Tota Suhendrata , Fauziah Ya. dan Sri
Karyaningsih......................................................................................................
491
61. Strategi Meningkatkan Kapasitas Penangkar Benih Padi Sawah Dengan
Optimalisasi Peran Kelompok Tani Di Kabupaten Lampung Timur,
Robinson Putra, Amiruddin Saleh dan Ninuk Purnaningsih………………
499
62. Kontribusi Penyuluhan Terhadap Peningkatan Produksi Dan Pendapatan
Petani (Kasus Petani Cabai) Di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan
Riau, Robinson Putra, Oktariani Indri Safitri, Dahono, dan Lutfi Izhar
507
63. Analisis Kebijakan Pengembangan Lahan Kering Padi Gogo Di Aceh
Timur, T. Iskandar, Basri A. Bakar dan Abdul Azis ……………………….
517
Prosiding Seminar Nasional Argoinovasi Spesifik Lokasi Untuk Memantapkan Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
xiv
64. Pengetahuan Petani Terhadap Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu
(PTT) Padi Sawah Di Kabupaten Seluma, Siswani Dwi Daliani dan
Nasriati…………………………………………………………………………...
524
65. Strategi Peningkatan Produksi Beras Siger Produk Unggulan Lampung,
Henita Astuti ……………………………………………………………………..
532
66. Eksplorasi Dan Rejuvenasi Kacang Tanah Lokal Serang, Pepi Nur
Susilawati dan Andy Saryoko.....................................................................
545
67. Kajian Pengetahuan Dan Sikap Petani Terhadap Penggunaan Bahan
Organik Pada Usahatani Padi Sawah Di Desa Negararatu, Kecamatan
Natar, Kabupaten Lampung Selatan, Jamhari Hadipurwanta dan Tri
Kusnanto………………………………………………………………………….
557
68. Peningkatan Pengetahuan Peserta Pelatihan Katam Menggunakan
Metode Ceramah Dan Praktek Di Provinsi Lampung, Gohan Octora
Manurung, Rahadian Mawardi, dan Andarias MM………………………...
568
Bidang Hortikultura
69. Uji Dosis Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Bawang Merah, Yartiwi dan Irma Calista Siagian....................................
575
70. Respon Varietas Terhadap Dosis Pemberian Larutan Nutrisi Bahan
Organik (BP-1) Pada Kuantitas Dan Kualitas Tanaman Wortel (Daucus
Carota.L). Rd. Prasodjo Soedomo..............................................................
585
71. Kasus Usaha Tani Sayuran Di Lahan Kering Dataran Tinggi Kabupaten
Bandung, Ishak Juarsah....................................................................................
596
72. Perilaku Petani Dalam Menggunakan Pestisida Di Sentra Produksi
Bawang Merah Kabupaten Brebes, Puspitasari dan Adhitya Marendra
Kiloes...................................................................................................................
605
73. Evaluasi Kinerja Mentimun (Cucumis Sativus) Hibrida Resiprokal
Melalui Pengukuran Nilai Heterosis dan Cluster Analysis, Ardian...........
613
74. Konservasi Tanah Pada Lahan Usahatani Budidaya Sayuran Dataran
Tinggi, Ishak Juarsah ......................................................................................
621
75. Produksi Benih Kacang Panjang (Vigna Unguiculata Ssp.Sesquipedalis)
Varietas Kp-1 Di Dataran Rendah Subang, Nurmalita Waluyo.................
629
76. Produksi Benih Umbi Mini (G0) Kentang (Solanum Tuberosum L.)
Varietas Granola L. Dan Atlantik M., Nurmalita Waluyo, dan Asih. K.
Karyadi................................................................................................................
636
77. Pengaruh Konsentrasi Sumber Karbohidrat Dan Varietas Tanaman
Kentang Pada Pertumbuhan Tanaman In Vitro, A.K. Karjadi dan
Nurmalita Waluyo............................................................................................
642
78. Inventarisasi Potensi Limbah Pertanian Dan Peternakan Dalam Rangka
Mengembangkan Usaha Sayuran Organik Berbasiskan Sumberdaya
Lokal Di Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong, Jafrizal,
Neti Kesumawati dan Rita Hayati..............................................................
648
79. Peningkatan Pengetahuan Dan Persepsi Peserta Pelatihan Di Lokasi
Kawasan Rumah Pangan Lestari Desa Jambean, Kecamatan Sambirejo,
Kabupaten Sragen, Munir Eti Wulanjari, Dwi Nugraheni dan Fauziah Y
Adriyani..........................................................................................................
655
Prosiding Seminar Nasional Argoinovasi Spesifik Lokasi Untuk Memantapkan Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
xv
80. Efisiensi Pemanfaatan Lahan Sawah Irigasi Dengan Tanaman Kangkung
Cabut Pada Kelompok Tani Panca Usaha Di Kelurahan Rimbo Kedui
Kabupaten Seluma – Bengkulu, Wawan Eka Putra, Andi Ishak, dan
Jekvy Hendra.....................................................................................................
661
81. Kajian teknologi Kemasan Untuk Emeper panjang Umur Simpan Cabai
Merah Segar Di Provinsi Dki Jakarta, Waryat, Rachmawati N, dan
Muflihani Yanis..................................................................................................
669
82. Penetapan Optimasi Pemupukan Kalium Berdasarkan Status Hara Daun
Terhadap Produksi Dan Kualitas Buah Tanaman Jeruk Pamelo (Citrus
Maxima (Burm.)Merr.), Muhammad Thamrin, Slamet Susanto dan
Ruchjaniningsih......................................................................................... ..................
675
83. Analisis Cluster Durian Lokal Provinsi Banten, Zuraida Yursak dan
Pepi Nur Susilawati............................................................................................
688
84. Uji Beberapa Dosis Pemupukan Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Beberapa Varietas Cabai, Silvia Yuniarti ..................................................
695
85. Kebutuhan Teknologi Pada Usahatani Cabai Merah Di Kabupaten
Magelang, Renie Oelviani, Tri Reni Prastuti dan Edwin Herdiansyah......
702
86. Pengaruh Pemangkasan Dan Posisi Klaster Terhadap Kualitas Dan
Kuantitas Benih Bayam Var. “Kakap Hijau”, Rd. Prasodjo Soedomo......
710
87. Komparasi Penggunaan Benih Bersertifikat Dan Tidak Bersertifikat
Terhadap Keuntungan Finansial Usahatani Kentang Di Kabupaten
Kerinci, Aditya Marendra Kiloes, Puspitasari, Jawal dan M. Anwarudin
Syah.....................................................................................................................
723
88. Respon Varietas Tanaman Wortel (Daucus Caarota.L) Terhadap
Penggunaan Pupuk Kandang Kotoran Kuda / The Respon Of Carrot
Plant Varieties To Gived Of Horse Stable Manure (Daucus Caarota.L),
Rd. Prasodjo Soedomo. ....................................................................................
729
89. Pengaruh Serangan Ulat Daun Terhadap Produksi Bawang Merah Di
Lahan Kering Di Pulau Bangka, Dede Rusmawan dan Dian Yunita R.....
743
90. Eliminasi Penyakit Virus Pada Bawang Putih (Allium Sativum) Melalui
Pendekatan In Konvensional Teknik Kultur Jaringan, A.K. Karjadi dan
Gunaeni N………………………………………………………………………...
747
91. Kinerja Kelembagaan Agribisnis Cabai Merah Kabupaten Rejang Lebong
Bengkulu (Study Kasus Kecamatan Selupu Rejang), Herlena Bidi Astuti dan
Rudi Hartono……………………………………………………………………..
753
92. Analisis Penerapan Teknologi Penanggulangan Hama Penyakit Pada
Usahatani Cabai Merah Dataran Tinggi Di Provinsi Bengkulu, Rudi
Hartono dan Herlena Bidi Astuti……………………………………………..
758
93. Pengendalian Penyakit Layu Fusarium (Fusarium Oxysporum) Pada
Tanaman Sawi (Brassicajuncea L) Dengan Berbagai Dosis Trichoderma
Viona Zulfia dan
Rachmiwati Yusuf…………………………………………..
765
94. Potensi Predator Sycanus Spp. Dan Rhynocoris Sp (Hemiptera:
Reduviidae) Untuk Mengendalikan Hama Tanaman, Nila Wardani dan
Eka Candra Lina.........................................................................................
775
95. Perubahan Iklim Dan Pengaruhnya Terhadap Serangga Hama, Nila
Wardani......................................................................................................
783 DAFTAR PESERTA SEMINAR NASIONAL..……………………………………. 792
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
605
PERILAKU PETANI DALAM MENGGUNAKAN PESTISIDA DI SENTRA
PRODUKSI BAWANG MERAH KABUPATEN BREBES
Puspitasari dan Adhitya Marendra Kiloes
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura,
Jl. Tentara Pelajar No. 3C, Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor
Email: [email protected]
ABSTRAK
Kabupaten Brebes merupakan sentra produksi bawang merah terbesar di
Indonesia. Produksi bawang merah di kabupaten Brebes sekitar 30% dari total produksi
nasional. Pemakaian pestisida di daerah ini dapat dikatakan intensif sehingga dapat
menyebabkan akibat yang buruk baik itu bagi lingkungan ataupun kesehatan. Sebuah
survey dilakukan untuk mengetahui perilaku petani dalam menggunakan pestisida.
Perilaku yang diamati adalah bagaimana petani dalam menggunakan pestisida, perilaku
tersebut terbentuk dari persepsi petani dalam menggunkan pestisida, motif memilih
jenis pestisida, dan sikap petani dalam menggunakan pestisida. Selain itu dilihat juga
penggunaan light trap, feromon exi dan penanganan hama secara manual dengan
“nguler” untuk meminimalisir penggunaan pestisida. Hasil penelitian menunjukan
bahwa perilaku yang terbentuk dalam penggunaan pestisida terutama dipengaruhi oleh
persepsi untuk menghindari kegagalan panen akibat serangan hama dan penyakit.
Kata kunci: bawang merah, brebes, pestisida
PENDAHULUAN
Kabupaten Brebes merupakan salah satu sentra produksi bawang merah dan
sekaligus menjadi yang paling besar di Indonesia. Selama ini Kabupaten Brebes
menyumbang sekitar 30% produksi bawang merah nasional. Bawang merah bagi
Kabupaten Brebes merupakan trademark mengingat posisinya sebagai penghasil
terbesar komoditi tersebut di tingkat nasional serta memilki brand image yang baik
bagi konsumen bawang merah di Indonesia (Rosyadi et al 2016). Selain
agroekosistemnya yang cocok untuk budidaya bawang merah, petani di Kabupaten
Brebes juga berpengalaman selama bertahun-tahun dalam berbudidaya bawang merah.
Hama atau penyakit yang sangat merusak bawang merah adalah ulat bawang
(Spodoptera exigua) dan busuk batang fusarium (Fusarium oxysporum). Serangan hama
dan penyakit tersebut setiap tahunnya terus meningkat. Penyebab utamanya adalah
karena rusaknya agroekosistem bawang merah akibat penggunaan pestisida yang kurang
terkendali, yang mengakibatkan terjadinya resistensi terhadap hama dan penyakit
tersebut, sehingga pada akhirnya penggunaan pestisida semakin meningkat dan lebih
intensif lagi. Penggunaan pestisida secara masif akan berdampak pada meningkatnya
biaya input produksi. Biaya input yang tinggi menyebabkan usahatani bawang merah
menjadi tidak ekonomis. Nurasa dan Darwis (2007) dalam penelitiannya memberikan
kesimpulan bahwa usahatani bawang merah di Kabupaten Brebes telah memberikan
keuntungan, akan tetapi tingkat keuntungan yang diperoleh masih belum cukup
untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga petani. Selain itu Rosyadi
(2009) melaporkan bahwa rata-rata efisiensi usahatani bawang merah di Kabupaten
Brebes sebesar 64,84% yang berarti usahatani yang dilakukan oleh petani di lokasi
penelitian tidak efisien, karena skor efisiensinya kurang dari 100 persen, atau
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
606
keutungan yang diperoleh terhitung sangat kecil jika dibandingkan dengan biaya
produksi yang telah dikeluarkan.
Penggunaan pestisida di sentra produksi bawang merah Kabupaten Brebes perlu
dievaluasi. Fakta di lapang menunjukkan ada beberapa merek dagang pestisida sintetis
yang sebenarnya mengandung bahan aktif yang sudah dilarang (Jabri, 2015). Hal ini
merupakan suatu permasalahan yang perlu mendapatkan perhatian meskipun menurut
penelitian Badrudin dan Jazilah (2013) residu pestisida yang terdapat dalam
bawang merah masih berada di bawah ambang batas maksimum residu pestisida,
sehingga masih relatif aman untuk dikonsumsi. Dampak negatif dari penggunaan
pestisida yang berlebihan dapat membuat ekosistem di sekitar lahan menjadi rusak.
Pemakaian pestisida secara berlebihan merupakan suatu pemborosan dan juga
menimbulkan berbagai masalah yang serius serta merugikan manusia dan hewan, atau
ekosistem yang ada di sekitar lokasi budidaya. Permasalahan lain dapat timbul seperti
hama yang menjadi kebal dan adanya ledakan hama sekunder. Berdasarkan Faiz (2016)
hasil penelitian KLH Brebes terhadap 7 kecamatan sentra bawang merah dalam dua
tahun terakhir, yakni Kecamatan Wanasari, Jatibarang, Tanjung, Larangan, Brebes,
Bulakamba, dan Songgom, menunjukan bahwa lahan pertanian di sebagian besar sentra
produksi bawang merah sudah rusak akibat terpengaruh pestisida, pada akhirnya hal ini
bisa mempengaruhi kualitas bawang merah. Penggunaan pestisida yang berlebihan
dapat berdampak pada penggunaan pupuk, jika dahulu pupuk hanya digunakan tiga kali
selama menanam, kini harus 4-5 kali. Salah satu cara untuk mengurangi tingkat
kejenuhan tanah adalah dengan adanya tumpang gilir dengan padi atau tanaman sayuran
lainnya. Dengan demikian perlu dilakukan pendekatan atau sosialisasi kepada petani
agar mulai mengurangi ketergantungan terhadap pestisida dan lebih lebih
memperhatikan lingkungan agar ekosistem tetap seimbang.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku petani dalam
menggunakan pestisida dalam melakukan budidaya bawang merah di Kabupaten
Brebes, serta beberapa alternatif yang diupayakan petani dalam mengendalikan hama
dan penyakit yang menyerang budidaya bawang merah.
METODOLOGI
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif dengan menggunakan data-data
yang diperoleh dari wawancara yang dilakukan terhadap 30 orang petani bawang merah
di Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes. Dalam wawancara ini diidentifikasi faktor-
faktor yang membentuk perilaku petani dalam menggunakan pestisida pada budidaya
bawang merah, yaitu persepsi, motif dan sikap dalam penggunaan pestisida. Data yang
diperoleh kemudian diolah dan dianalisis secara deskriptif sesuai dengan kondisi yang
ada di Kabupaten Brebes.
Selain itu dilakukan pula identifikasi terhadap alternatif upaya yang dilakukan
oleh petani dalam mengendalikan hama dan penyakit pada budidaya bawang merah.
Alternatif ini merupakan upaya yang dilakukan oleh petani untuk meminimalisir
penggunaan pestisida pada budidaya bawang merah yang dilakukan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Perilaku petani dalam menggunakan pestisida
Pada pengumpulan data yang dilakukan diidentifikasi beberapa faktor yang
membentuk perilaku petani dalam menggunakan pestisida diantaranya adalah persepsi
petani dalam menggunakan pestisida, motif menggunakan jenis pestisida, dan sikap
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
607
petani dalam menggunakan pestisida. Berdasarkan Tabel 1 dapat dijelaskan bahwa
persepsi petani terhadap penggunaan pestisida adalah karena begitu pentingnya
penggunaan pestisida, sehingga mutlak diperlukan dalam usaha tani bawang merah
(56,67%), karena mereka berkeyakinan bahwa penggunaan pestisida akan
meningkatkan produktivitas dan mengurangi risiko gagal panen akibat serangan hama
dan penyakit (60%), hal ini sesuai hasil penelitian Ameriana (2008) dan Sulistiyono
et.al (2008) bagi petani serangan OPT merupakan hal yang sangat penting sebagai
penyebab kehilangan hasil, dan dapat diatasi secara efektif dengan pestisida. Untuk
mengurangi risiko produksi petani secara rutin dan intensif melakukan penyemprotan
pestisida dengan frekuensi penyemprotan yang sangat tinggi, bahkan sebagian besar
petani melakukan penyemprotan pestisida tanpa memperhitungkan ada atau tidak
adanya serangan hama (Saptana et.al, 2010, Badrudin dan Jazilah, 2013). Hasil
penelitian Basuki (2009) menyebutkan bahwa mayoritas petani di Brebes dan Cirebon
melakukan penyemprotan insektisida secara rutin dan intensif, dengan dosis tinggi dan
interval penyemprotan pendek untuk mencegah hama berkembang semakin parah.
Penggunaan insektisida tersebut tidak rasional, tidak efisien dan potensial menyebabkan
terjadinya dampak negatif terhadap lingkungan dan dapat menimbulkan resistensi hama.
Tabel 1. Persepsi Petani Terhadap Penggunaan Pestisida Persepsi terhadap
penggunaan pestisida
Sangat tidak
setuju
Tidak
setuju
Agak
setuju Setuju
Sangat
Setuju Total
Penggunaan pestisida
mutlak pada usahatani
bawang merah
0 4 3 6 17 30
(0) (13,33%) (10%) (20%) (56,67%) (100%)
Penggunaan pestisida akan
meningkatkan produktivitas
2 0 4 6 18 30
(6,67%) (0) (13,33%) (20%) (60%) (100%)
Sumber : Data primer (2016)
Pada Tabel 2 dapat diketahui seluruh petani responden mengaku bahwa mereka
paham zat aktif yang terkandung dalam pestisida, sehingga mereka membeli pestisida
sesuai dengan jenis hama atau penyakit yang menyerang pertanaman. Beberapa petani
sering melakukan pencampuran pestisida agar mendapatkan komposisi yang lebih kuat
dalam membasmi hama dan penyakit. . Namun demikian hasil diskusi dengan petugas
di lapangan menunjukan bahwa walaupun petani mengaku mengetahui zat aktif dari
pestisida, tetapi petani tidak paham dengan dosis yang digunakan, kenyataan di
lapangan petani biasa mencampur 2-6 jenis pestisida. Tingkat pengetahuan petani
tentang penggunaan pestisida dan bahayanya masih kurang. Menurut pengetahuan
petani bahwa penggunaan pestisida boleh dicampur tanpa memperhatikan komposisi
serta jenis pestisida, mayoritas petani mencampur pestisida berdasarkan petunjuk teman
(sesama petani), bahkan beberapa petani berpendapat tidak perlu membaca label pada
kemasan (Basuki, 2009).
Umumnya petani membeli pestisida yang sudah terkenal di masyarakat dan
terbukti ampuh dalam mengatasi serangan hama penyakit. Namun mereka juga tidak
menutup kemungkinan untuk mencoba jenis pestisida baru yang direkomendasikan oleh
petani lain ataupun promosi dari distributor. Bagi mayoritas petani di Brebes (96%),
pengamatan sendiri terhadap keefektifan insektisida yang digunakan petani lainnya
merupakan sumber informasi paling penting (Basuki, 2009). Adanya diskon dari jenis
pestisida tertentu ataupun adanya promosi yang gencar tidak serta merta membuat
petani membeli pestisida tersebut, petani akan lebih memilih pestisida yang dianggap
sesuai dengan kebutuhan dan jenis serangan hama penyakit.
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
608
Tabel. 2. Motif Pemilihan Jenis Pestisida Alasan menggunakan
pestisida tertentu
Sangat
tidak
setuju
Tidak
setuju
Agak
setuju
Setuju Sangat
Setuju
Total
Paham atas zat aktif
yang terkandung
0 0 0 27 3 30
(0) (0) (0) (90,00%) (10,00%) (100%)
Sudah terkenal 0 0 4 23 3 30
(0) (0) (13,33%) (76,77%) (10,00%)
(100%)
Terbukti ampuh 0 0 10 19 1 30
(0) (0) (33,33%) (63,33%) (3,33%)
(100%)
Direkomendasikan
petani lain
0 0 0 29 1 30
(0) (0) (0) (96,67%) (3,33%)
(100%)
Mudah ditemukan di
pasar
0 3 4 19 4 30
(0) (10%) (13,33%) 63,33% (13,33%)
(100%)
Adanya diskon 3 14 1 11 1 30
(10%) (46,67%) (3,33%) (36,67%) (3,33%)
(100%)
Adanya promosi
yang gencar
1 13 3 13 0 30
(3,34%) (43,33%) (10%) (43,33%) (0) (100%)
Sumber : Data primer (2016)
Sikap petani dalam penggunaan pestisida lebih banyak dipengaruhi oleh
informasi yang diyakini kebenarannya secara turun temurun yang diperoleh secara
pribadi ataupun komunikasi antar petani (Yuantari, et.al.2013; Sulistiyono et.al, 2008).
Tingkat pendidikan dan pengetahuan tidak mempengaruhi secara nyata terhadap
penggunaan pestisida, keputusan untuk menggunakan pestisida lebih didasarkan pada
kebiasaan petani di lingkunganya. Sebagaimana hasil penelitian Sulistiyono et.al
(2008) terhadap petani bawang merah di Kabupaten Nganjuk menunjukan bahwa petani
yang telah mengikuti Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) maupun
yang belum mengikuti SLPHT mempunyai tindakan yang sama dalam penggunaan
pestisida, mereka melakukan penyemprotan secara terjadwal, namun tidak tepat sasaran,
tidak tepat dosis (kecenderungan mencampur beberapa pestisida), tidak menggunakan
kelengkapan pengamanan diri dan kurang memperhatikan kelestarian lingkungan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa tingginya pengetahuan tidak berkorelasi secara
signifikan terhadap tindakan petani dalam penggunaan pestisida.
Berdasarkan Sulistiyono et.al. (2008) beberapa faktor yang mempengaruhi
tindakan petani yang kurang terkendali dalam menggunakan pestisida adalah: (1)
Anxienty yang menyebabkan petani sangat cemas jika terjadi kegagalan panen yang
mengakibatkan nilai investasi yang tidak kembali; (2) forecasting, yaitu lemahnya
kemampuan petani untuk memprediksi serangan hama dan penyakit kedepan selama
musim tanam, (3) rendahnya kesadaran petani dalam implementasi PHT, hal ini
didorong oleh kurangnya pengelolaan dan pemantauan berkesinambungan oleh pegawai
penyuluh lapangan;(4) Behaviour Intention, dimana petani berniat berprilaku PHT
karena dukungan aspek cognitif, namun implementasinya sangat dipengaruhi oleh
situasi di sekitarnya. (5) Internal Conflict yang merupakan faktor internal yang paling
berpengaruh, yaitu antara pemenuhan kebutuhan dan kendala usahanya, ketakutan akan
gangguan OPT yang hebat mendorong petani bertindak tidak terarah dalam penggunaan
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
609
pestisida. Petani sangat khawatir jika terjadi gagal panen sehingga penggunaan pestisida
umunya dilakukan secara rutin tanpa memperhatikan ada atau tidak adanya hama, dan
dosis yang tepat. Hal ini menunjukan bahwa meskipun petani telah mempunyai
pengetahuan mengenai PHT, namun besarnya risiko kegagalan serta pengaruh
lingkungan dan kebiasaan setempat menyebabkan mereka sulit untuk mengikuti aturan
pengendalian hama yang benar. Sebagaimana hasil penelitian Wahyuni (2010) yang
menunjukkan bahwa perilaku petani dalam penggunaan dan penanganan pestisida dan
kemasannya masih buruk, yaitu mulai dari tahap pemilihan jenis pestisida,
penyimpanan pestisida, praktek penyemprotan di lapangan dan tahap pembuangan
bekas pestisida.
Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa petani dalam memilih pestisida tidak
terpaku pada harga, mereka akan tetap membeli pestisida meskipun harganya mahal,
karena mereka lebih takut jika menghadapi risiko gagal panen akibat serangan hama dan
penyakit. Petani tidak terlalu mempermasalahkan harga pestisida, jika serangan OPT
sangat berat dan dianggap dapat mengakibatkan kegagalan panen petani akan merasa
perlu untuk menambah kuantitas pestisida, atau bahkan akan mengganti dengan
pestisida yang harganya lebih mahal (Ameriana, 2008). Sebagian besar petani mencoba-
coba berbagai jenis pestisida, hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan pestisida
tertentu dalam membasmi hama dan penyakit. Namun demikian dalam menggunakan
pestisida petani sendirilah yang memutuskan untuk menggunakan pestisida berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki, dan tidak karena mengikuti petani lain. Sebagaimana hasil
penelitian Basuki (2009) yang menyebutkan bahwa petani memiliki indikator
keefektifan suatu pestisida, yaitu kerusakan tanaman karena ulat tidak bertambah, ulat
mati, ulat tidak mau makan dan telur tidak menetas. Berdasarkan indikator tersebut
petani membuat keputusan untuk melakukan pemilihan jenis insektisida yang
digunakan, menentukan frekuensi penyemprotan dosis atau konsentrasi pestisida, dan
mengganti pestisida yang digunakan dengan pestisida merek lain apabila dinilai kurang
manjur.
Tabel 3. Sikap Petani dalam Memilih Jenis Pestisida
Sikap petani dalam
memilih pestisida
Sangat
tidak
setuju
Tidak
setuju
Agak
setuju Setuju
Sangat
Setuju Total
Selalu memilih
pestisida yang
harganya murah
0 24 0 6 0 30
(0) (80,00)% (0) (20,00)% (0) (100%)
Bersedia membayar
mahal untuk pestisida
yang ampuh
0 4 0 23 3 30
(0) (13,33)% (0) (76,67)% (10,00)% (100%)
Selalu mencoba-coba
berbagai macam
pestisida
0 5 0 21 4 30
(0) (16,67)% (0) (70,00)% (13,33)% (100%)
Menggunakan
pestisida karena
mengikuti petani lain
4 14 2 10 0 30
(13,33%) (46,67%) (6,67%) (33,33%) (0) (100%)
Menggunakan
pestisida berdasarkan
pengetahuan sendiri
0 1 0 24 5 30
(0) (3,33%) (0) (80%) (16,67%) (100%)
Sumber : Data primer (2016)
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
610
Saat ini di wilayah Kabupaten Brebes sudah mulai berkembang teknologi
pengendalian alami hama ulat grayak, yaitu dengan pemasangan lampu perangkap
(light trap) dan feromon exi. Setiap hektar dibutuhkan 12-24 light trap yang dipasang
mulai saat tanam dan dapat tahan sampai dua bulan atau satu musim tanam. Wawancara
yang dilakukan terhadap seorang petani bawang merah yang menanam seluas tujuh
hektar lahannya, dperlukan sebanyak 300 lampu untuk digunakan sebagai light trap.
Selain itu bahan bakar berupa solar dihabiskan sebanyak 8 liter per malam. Hal tersebut
akan lebih murah apabila menggunakan listrik yang bersumber dari PLN. Dengan
menggunakan light trap maka penggunaan pestisida akan turun hingga 50%.
Selain pengendalian menggunakan feromon dan light trap, petani terbiasa
melakukan pengendalian manual atau “nguler” yaitu memotong daun bawang yang
terserang kemudian dibuang atau dibenamkan ke dalam tanah. Masih ditemukan
kekurangan dalam aktifitas nguler ini yaitu daun yang dipotong tidak segera
dimusnahkan melainkan dibuang ke saluran air. Hal ini akan menyebabkan resiko hama
tidak akan mati dan dapat menular ke tempat lain yang dilewati saluran air.
Gambar 1. Light trap yang dipasang petani
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
611
Gambar 2. Aktifitas “nguler” yang dilakukan petani
Namun demikian meskipun petani sudah mulai melakukan pengendalian secara
alami, petani tetap melakukan penyemprotan pestisida. Pengendalian secara alami
tersebut merupakan langkah tambahan dalam mengatasi serangan hama yang memang
sudah mulai resisten terhadap pestisida. Diharapkan dengan mulai meluasnya
penggunaan pengendalian hama dan penyakit secara alami akan mengurangi
penggunaan pestisida secara bertahap.
KESIMPULAN
Perilaku petani dalam pengunaan pestisida terutama dipengaruhi oleh motif
menghindari kegagalan panen akibat serangan hama dan penyakit, hal ini
mempengaruhi sikap petani dalam penggunaan pestisida yang cenderung tidak
perhitungkan harga dan dosis pestisida, serta belum adanya perhatian terhadap bahaya
pestisida terhadap lingkungan dan diri petani sendiri. Meskipun sudah ada alternatif
pengendalian hama yang alami yaitu melalui penggunaan feromon exi dan light trap
namun belum mampu mempengaruhi perilaku petani dalam penggunaan pestisida
secara intensif.
DAFTAR PUSTAKA
Ameriana, M. 2008. Perilaku Petani Sayuran dalam menggunakan Pestisida kimia. J-
Hort 18 (1) 95-106.
Badrudin, U dan Jazilah, S. 2013. Analisis Residu Pestisida pada Tanaman Bawang
Merah (allium ascalonicum l.) di Kabupaten Brebes. Pena Jurnal Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. 24(1): 75-86.
Basuki, RS. 2009. Pengetahuan Petani dan Keefektifan Penggunaan Insektisida oleh
Petani dalam Pengendalian Ulat Spodoptera. Pada tanaman Bawang Merah di
Brebes dan Cirebon. J-Hort 459-747.
Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifik Lokasi Untuk Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
612
Faiz, MI. 2016. Separuh Lahan Pertanian di Brebes Rusak Akibat Pestisida.
https://m.tempo.co/read/news/2016/08/10/206794853/separuh-lahan-pertanian-
di-brebes-rusak-akibat-pestisida.
Idris, M. 2016. Kementan: Petani Bawang Merah di Brebes Oplos Pestisida Lampaui Dosis.
http://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-3190683/kementan-petani-
bawang-merah-di-brebes-oplos-pestisida-lampaui-dosis
Jabri, MA. 2015. Meluruskan Kembali Cara Budidaya Bawang Merah.
http://m.tabloidsinartani.com/index.php?id=148&tx_ttnews%5Btt_news%5D=
1642&cHash=d23975d7435f6c7a7682d1aaf1c21004
Nurasa, T dan Darwis, V. 2007. Analisis Usahatahi dan Keragaan Marjin Pemasaran
Bawang Merah di Kabupaten Brebes. Akta Agrosia. 10(1) : 40-48.
Rosyadi, I, Soebagyo, D, dan Suyatmin. 2016. Model Revitalisasi Pasar Bawang Merah.
The 3rdUniversity Research Colloquium 2016.
Saptana, Daryanto, A, Heny K. Daryanto, dan kuntjoro. 2010. Analisis Efisiensi Teknis
Produksi Usahatani Cabai Merah Besar dan Perilaku Petani dalam Menghadapi
Risiko. Jurnal Agro Ekonomi, Volume 28 No.2, Oktober 2010 : 153 – 188.
Sulistiyono, L, Tarumingkeng RC, Sanim Bunasor, Dadang. 2008. Pengetahuan Sikap
dan Tindakan Petani Bawang Merah dalam Penggunaan Pestisida (Studi Kasus
di Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur). J. Agroland 15 (1) :12 – 17,
Maret 2008 ISSN : 0854 – 641X
Yuantari, MG Catur, Widiarnako Budi, Sunoko HR. 2013. Tingkat Pengetahuan Petani
dalam Menggunakan Pestisida (Studi Kasus di Desa Curut Kecamatan
Penawangan Kabupaten Grobogan). Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013. ISBN 978-602-17001-1-2 142.
Wahyuni, S. 2010. Perilaku Petani Bawang Merah dalam Penggunaan dan Penanganan
Pestisida serta Dampaknya terhadap Lingkungan (Studi Kasus di Desa
Kemukten, Kecamatan Kersana, Kabupaten Brebes). Tesis. Program Magister
Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.
Prosiding Seminar Nasional Argoinovasi Spesifik Lokasi Untuk Memantapkan Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
792
DAFTAR PESERTA SEMINAR NASIOANAL
NO NAMA ASAL PESERTA
1 Ishak Juarsah Balai Penelitian Tanah, Bogor
2 Puspitasari
Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura,
Bogor
3 Yartiwi
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Bengkulu
4 Ardian
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian
Universitas Lampung
5 Nurmalita Waluyo Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa),
Lembang
6 Asih.K.Karyadi Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa),
Lembang
7 Jafrizal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Bengkulu
8 Munir Eti Wulanjari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
10 Wawan Eka Putra Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu
11 Waryat Balai PengkajianTeknologi Pertanian (BPTP) Jakarta
12 Rd. Prasodjo P. Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa),
Lembang
13 Muhammad Thamrin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi
Selatan
14 Slamet Susanto Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor
15 Zuraida Yursak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
16 Silvia Yuniarti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
17 Renie Oelviani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
18 Aditya Marendra K Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura,
Bogor
19 Viktor Siagian Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
20 Suparwoto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
Selatan
21 Siti Rosmanah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Bengkulu
22 Yulie Oktavia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Bengkulu
23 Dede Rusmawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan
Bangka Belitung
24 Ahmad Fauzan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
25 Nana Sutrisna Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa
Barat
26 Erliana Novitasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lampung
28 Danarsi Diptaningsari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lampung
Prosiding Seminar Nasional Argoinovasi Spesifik Lokasi Untuk Memantapkan Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
793
NO NAMA ASAL PESERTA
29 Alvi Yani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lampung
30 Nurjaya Balai Penelitian Tanah, Bogor
31 Try Zulchi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan
Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik, Bogor
32 Etik Puji Handayani Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Dharma
Wacana Metro-Lampung
33 Hidayat Pujisiswanto Jurusan Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung
34 Prapto Yudono Jurusan Agronomi, Fakultas Pertanian, Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta
35 Dewi Rumbaina Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
36 Joko Susilo Utomo Balai PenelitianTanaman Aneka Kacang dan Umbi
37 Sarman Paul
Lumbantobing
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Sumatera Utara
38 Yong Farmanta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi
39 Sri Lestari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Provinsi Banten
40 Maryam Nurdin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku
41 Agung Lasmono Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
42 Murwati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Yogyakarta
43 Erdiansyah Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
44 Charisnalia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Yogyakarta
45 Jainal Abidin
Hutagaol
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi
46 Noviza Fitri Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan
dan Kehutanan Kota Metro
47 Ahmadi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan
Bangka Belitung
48 Erwan Wahyudi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi
49 Slameto Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
50 Eka Mulyana Agribisnis Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan
51 Kiswanto Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
52 Fauziah Yulia
Adriyani
Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
53 Ani Susilawati Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (BALITTRA)
Kalimantan Selatan
54 Sumilah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera
Barat
55 Agung Budi Santoso Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Maluku
56 Zahara Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
57 Yulia Pujiharti Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
58 Marsudin Silalahi Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
Prosiding Seminar Nasional Argoinovasi Spesifik Lokasi Untuk Memantapkan Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
794
NO NAMA ASAL PESERTA
59 Lermansius Haloho Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Sumatera Utara
60 Dian Meithasari Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
61 Ely Novrianty Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
62 Nasriati Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
63 Betty Mailina Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
64 Bariot Hafif Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
65 Ratna Wylis Arief Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
66 Robet Asnawi Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
67 Rahadian Mawardi Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
68 Arfi Irawati Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
69 Atika Hamaisa Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa
Tenggara Timur
70 Harmi Andrianyta Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan
Teknologi Pertanian
71 Dedi Nugraha Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan, Bogor
72 Yati Astuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
73 Suratini Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Utara
74 Jamhari Hadipurwanto Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
75 Wilda Mikasari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Bengkulu
76 Tota Suhendrata Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah
77 Irma Yunitasari Mahasiwa Jurusan Agroteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung, Indonesia
78 Sri Kurniawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
79 Nina Mulyanti Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
80 Dewi Rumbaina
Mustikawati
Balai PengkajianTeknologi Pertanian Lampung
81 Abdul Azis Balai PengkajianTeknologi Pertanian Aceh
82 Chairunas Balai PengkajianTeknologi Pertanian Aceh
83 Herlambang Mahasiswa Alumus Jurusan Agroteknologi
Universitas Lampung
84 Nely Dayanti Mahasiswa Alumus Jurusan Agroteknologi
Universitas Lampung
85 Robinson Putra LPTP Kepulauan Riau
86 T. Iskandar Balai PengkajianTeknologi Pertanian Aceh
87 Siswani Dwi Daliani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Bengkulu
88 Henita Astuti Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah
Provinsi Lampung
89 Pepi Nur Susilawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
90 Dede Rusmawan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kepulauan
Bangka Belitung
91 A.K. Karjadi Balai Penelitian Tanaman Sayuran
Prosiding Seminar Nasional Argoinovasi Spesifik Lokasi Untuk Memantapkan Ketahanan Pangan Pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN
795
NO NAMA ASAL PESERTA
92 Herlena Bidi Astuti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Bengkulu
93 Suryani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lampung
94 Rudi Hartono Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Bengkulu
95 Viona Zulfia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau
96 Awaludin Hipi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara
Barat
97 Nila Wardani Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lampung
98 Sri Kurniawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten
99 Soraya Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lampung
100 Gohan Octora
Manurung
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lampung
101 Alfayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Bengkulu
102 Arfi Irawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
Lampung