proses pembuatan baja billet

Upload: hendri-setiawan

Post on 07-Aug-2018

249 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    1/29

     

    BAB III

    PROSES PRODUKSI BILLET  BAJA 

     Billet  merupakan baja batangan setengah jadi yang dibuat dari hasil pengecoran

     biji besi ( pig iron) maupun besi bekas yang dilebur dengan temperatur tertentu

    serta dituang dalam cetakan ukuran tertentu.  Billet   yang dibuat di Pabrik  Billet  

    Baja PTKS mempunyai dua ukuran, yaitu 130x130 mm dengan panjang 12m dan

    120x120mm dengan panjang 9m.  Billet   baja yang merupakan produk setengah

     jadi ini kemudian di kirim ke Wire Rod Mill   (WRM) untuk diolah lagi menjadi

    gulungan-gulungan baja dengan ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan.

    Hasil olahan billet   baja yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari

    contohnya seperti kawat, baja beton, per kasur, paku, kawat las, baut, mur dan

    lain-lain.

    3.1  Bahan Baku Pembuatan Billet

    Pada pembuatan billet   di Divisi Pabrik  Billet   Baja PT. Krakatau Steel

    digunakan bahan baku maupun paduan-paduan tertentu demi memperoleh

    hasil yang sesuai dengan yang diharapkan. Adapun beberapa bahan dan

     paduan dasar yang digunakan dalam pembuatan billet di Divisi Pabrik  Billet  

    Baja PT. Krakatau Steel adalah sebagai berikut:

    1. 

    Besi Spons (Sponge Iron)

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    2/29

     

    Besi spons merupakan salah satu bahan baku utama dalam pembuatan

    billet  dimana besi spons ini dihasilkan dari proses  Dirrect Reduction Iron

    (DRI).

    Gambar 3.5 Besi spons

    Besi spons di olah dari bahan baku biji besi dalam bentuk  pellet  menjadi

     besi spons yang berbentuk pellet  juga. Disini bijih besi ( pellet ) direaksikan

    dengan gas alam dalam unit pembuatan biji spons. Pabrik DRP

    menggunakan proses reduksi langsung atau tanpa dilebur, yaitu dengan

    mereaksikan  pellet   dan gas pereduksi yang dihasilkan dari gas alam dan

     steam dalam sebuah reformer. Pabrik ini dapat memproduksi 2,3 juta ton

     besi spons tiap tahun dari dua unit pabrik.

    2.  Besi Tua (Scrap)

    Besi tua merupakan bahan utama pembuatan billet  baja sebagai sumber

    unsur besi yang cukup besar dari limbah besi bekas rumah tangga maupun

    industri. Besi tua ini diperoleh dari pemasok besi tua, dan dikelompokkan

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    3/29

     

    antara besi tua yang kaya unsur besinya dan yang miskin unsur besinya

    sebelum dicampur kedalam dapur EAF. 

    Gambar 3.6 Besi tua

    Scrap itu sendiri dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu,  Home Scrap,

     Local Scrap,  Import Scrap, dan Scrap Recovery. Yang mempunyai arti

    sebagai berikut :

    1.   Home Scraping  merupakan kumpulan besi-besi tua yang berasal dari

    hasil pabrik sendiri seperti wire rod , CRM, HSM,dll.

    2.   Local Scrap merupakan besi-besi tua yang juga reject  dari lokal tetapi

    telah dimodifikasi berupa pengepressan atau pembentukan.

    3. 

     Import Scrap merupakan bahan baja-baja utama yang dikirim langsung

    dari luar negeri.

    4.  Scrap Recovery merupakan scrap bahan baku yang banyak dijumpai.

    Dan Scrap Recovery  ini juga banyak digunakan oleh pabrik-pabrik

     baja yang ada di Indonesia karena Scrap  jenis ini merupakan  scrap 

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    4/29

     

    yang mempunyai harga paling murah dibandingkan dengan  scrap-

     scrap jenis yang lain.

    3.  Batu Kapur ( Lime Stone) 

    Batu kapur merupakan unsur yang sengaja ditambahkan pada proses

     peleburan di dalam dapur. Tujuan penambahan unsur kapur disini adalah

    sebagai pengatur basisitas baja cair (CaO/SiO2: 1,8–2,2) selain pembentuk

    terak yang mengikat unsur-unsur pengotor yang tidak diharapkan seperti

     posfor dan sulfur. Terak   ini kemudian akan terangkat keatas dan keluar

    terbuang melalui pintu kerja dari terak pada EAF.

    Gambar 3.7 Batu kapur

    Batu kapur merupakan komposisi yang ditambahkan pada saat proses

     peleburan dengan komposisi yang disesuaikan dengan  grade  baja yang

    akan dibuat. Batu kapur di bawa oleh pesawat pengangkut (crane) menuju

    tungku peleburan, pada proses ini kapur sangat berpengaruh untuk

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    5/29

     

    mengatur basisitas dan mengurangi pengotor yang akan mempengaruhi

    kualitas baja yang dihasilkan.

    4.  Unsur-unsur paduan

    Unsur-unsur paduan biasanya ditambahkan pada proses sekunder yaitu

     pada LF. Unsur paduan tersebut diantaranya adalah alumunium yang

     berfungsi sebagai pengikat oksigen supaya pada saat proses pengadukan

    logam cair, oksigen yang ada di dalam logam cair bisa bereaksi dengan

    alumina sehingga tidak ada oksigen yang terperangkap dalam logam cair

    karena dapat menimbulkan cacat. Unsur-unsur lainnya yang ditambahkan

    diantaranya ferro alloys (SiMn, FeMn, FeSi, FeV, FeCr, dan FeMg), CaO,

    CaC2 dan Al (Sebagai síntesis terak pada proses LF).

    3.2  Proses Pembuatan Billet Baja

    Secara umum proses produksi pada pabrik billet   baja tebagi menjadi tiga

    tahapan, yaitu proses peleburan ( Melting ), proses Ladle  Furnace (LF), proses

    Pencetakan/ pengecoran (Casting ).

    A. Peleburan ( Melting ) 

    Adapun aktivitas yang ada pada proses peleburan adalah sebagai berikut:

    1. 

    Pemasukan bahan baku (Charging )

    Charging   adalah suatu proses pemasukan bahan baku yang telah

    disiapakan (dalam bucket ) ke dalam dapur listrik. Bahan baku utama

    terdiri dari : Scrap  (besi tua), Besi spons (DRI) yaitu Fe  Alloy  terdiri

    dari : FeSi, FeMn, FeV dan paduan lainnya serta kapur bakar (CaO) dan

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    6/29

     

    Dolomit Bakar (MgO) yang merupakan bahan  Flux  yang berfungsi

    untuk pembentukan slag / terak, mengikat unsur – unsur yang tidak

     berguna, misalnya phospor (P) dan sulfur (S), juga untuk menaikkan

    basisity  (daya tahan refractory  terhadap keadaan asam di dapur)

    dihitung dari kandungan CaO/SiO2 dengan hasil diantara 2 - 3. Karena

    dengan semakin banyak pospor yang ikut terkandung dalam  slag , maka

     pengotor pada baja cair akan semakin sedikit, dan kualitas baja yang

     baik akan didapatkan.

    Dalam pemasukan bahan baku ada dua macam sistem pemasukan

     bahan baku ke dalam dapur busur listrik, yaitu : Charge Conventional  

     Feeding  System dan Charge Continous Feeding System.

    -  Charge Conventional Feeding System

    Charge Conventional Feeding System adalah charge yang dilakukan

     beberapa kali, dan proses pemasukan dengan menggunakan Bucket,

    kebanyakan yang dimasukkan adalah Scrap  dan Sponge  dengan

    campuran CaO hal ini tergantung dari jumlah chargenya. Misalnya

     jumlah ton chargenya adalah 72,6 ton maka untuk charge  pertama

    dilakukan dengan Conventional Feeding System dengan komposisi :

    scrap import 18,5 ton, scrap lokal 3,45 ton, scull 7,45 ton, CBI 3,2

    ton, besi spons 20 ton dan kapur bakar 0,5 ton (tidak dihitung). Jadi

    total charge  pertama adalah 52,6 ton, sehingga kekurangannya

    adalah 20 ton. 20 ton inilah yang nantinya akan ditambahkan ke

    dalam dapur melalui Continous Feeding Charge  atau pada charge 

    kedua, hal ini dapat dilihat dari heat  report .

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    7/29

     

    Charge Continous Feeding System

    Charge Continous Feeding System adalah pengumpanan bahan baku

    secara terus-menerus dengan menggunakan alat belt conveyor , yang

    diumpankan adalah berupa besi spons dan kapur bakar. Besi spons

    yang diumpankan ke dapur melalui conveyor  mempunyai kecepatan

    antara 10 – 50 ton per jam, sedangkan kecepatan pengumpanan batu

    kapur ke dalam dapur adalah 2 ton per jam.

    2.  Peleburan ( Melting )

    Proses peleburan adalah proses mencairkan logam dari bahan baku

     padat menjadi cair dengan menggunakan elektroda 3 phasa yang

    dimasukkan ke dalam dapur. Proses peleburan ini dibagi menjadi tiga

     bagian, yaitu:

    Penetrasi (Penembusan)

    Penetrasi merupakan proses awal dimana elektroda melakukan

     penembusan ke dalam bahan baku sedalam ± 1meter. Penetrasi

    dilakukan dengan menggunakan 3 buah elektroda dan arus listrik

    sebesar 19 MW. Saat penetrasi, elektroda digerakkan secara manual,

    hal ini bertujuan agar elektroda tidak patah saat menembus bahan

     baku.

    Penggunaan TAP sangat penting untuk melakukan penetrasi

    elektroda ke dalam logam. Pada awal penetrasi menggunakan TAP

    13 atau daya listrik yang digunakan sebesar 14,8 MW berlangsung

    selama ± 2 menit. TAP yang terakhir digunakan adalah TAP 15 yang

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    8/29

     

    menggunakan daya sebesar 19 MW. Setelah elektroda menembus ke

    dalam logam / bahan baku, maka penggunaan elektroda makin

    diperbesar untuk melebur logam padat. Jika ingin menaikkan TAP

    harus diperhatikan terlebih dahulu, jangan sampai ada bahan

    nonconduktor  menempel pada elektroda, karena dapat menyebabkan

    elektroda patah.

    -   Melting  (Peleburan)

    Peleburan merupakan proses lanjutan dari penetrasi hingga

    mencairkan logam. Pada proses ini penggunaan TAP 18 dengan

     pemakaian daya listrik sebesar 24,4 MW. Pemakaian TAP sebesar

    ini digunakan untuk menembus logam hingga dasar.Setelah tembus,

    maka proses peleburannya dimulai dari bawah kemudian ke atas. Hal

    ini dilakukan karena bahan baku padat akan turun dan ikut terlebur.

    Berikut ini adalah tabel penggunaan TAP yang dipakai pada proses

     penetrasi dan peleburan logam.

    TAP 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

    MW 3,2 3,8 4,1 5 6 6,3 7,1 7,9 10,5 11,2 13 15 17,7 19 21,1 23,5 24,5

    Tabel IV.1. Penggunaan TAP

    Di dalam peleburan bahan baku, proses peleburan dapat dibantu

    dengan menggunakan injeksi oksigen, penggunaan injeksi oksigen

    dengan cara menyemprotkan oksigen ke dalam dapur dengan

    tekanan 19kgf/cm² dan lamanya tergantung dari banyaknya bahan

     baku yang belum mencair. Injeksi oksigen dimulai setelah penetrasi.

    Penetrasi dan peleburan terjadi di dalam charge  I dan charge  II,

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    9/29

     

    untuk charge II dilakukan setelah bahan baku pada charge I mencair

    ± 75%. Temperatur yang digunakan untuk melebur berkisar antara

    1530 – 1550°C.

    3.  Refining  (Pemurnian)

    Proses refining  adalahproses pemurnian baja cair di dalam dapur untuk

    menghilangkan unsur – unsur tidak berguna seperti phospor (P) dan

    sulfur (S), dan juga terkadang menghilangkan Carbon ( C ) jika baja

    cair yang diinginkan terlalu banyak kandungan karbon. Kalau tidak

    dihilangkan dapat mengakibatkan billet   yang dihasilkan akan patah –

     patah.

    Kandungan phospor dan sulfur yang diperbolehkan dalam baja cair

    sekitar 0,04 % - 0,05%.  Refining   mulai dilakukan pada temperatur

    1600°C dan daya listrik yang digunakan 38 – 40 MW. Perlakuan dalam

     proses refining adalah :

    a. 

    Injeksi grafit

    Injeksi grafit dilakukan dengan mesin injeksi grafit, dimana injeksi

    grafit digunakan untuk menaikkan kadar karbon dan juga untuk

    menurunkan kadar oksigen serta mengikat unsur P dan Sulfur.

     b. 

    Injeksi oksigen

    Injeksi oksigen bertujuan untuk menurunkan kadar karbon dan untuk

    mempercepat proses peleburan serta mempertahankan temperatur.

    Mesin injeksi oksigen dihubungkan dengan pipa – pipa yang

    ukurannya 1 – 2 inchi.

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    10/29

     

    Untuk ukuran 1 inchi dimasukkan ke dalam slag  door  setelah charge 

     pertama selesai dilakukan. Pemasukan tersebut digunakan untuk

    mempercepat proses terleburnya scrap. Tekanan yang dipakai untuk

     penginjeksian oksigen adalah 19 kgf/cm². Sedangkan untuk pipa ½

    inchi biasanya untuk membersihkan baja cair yang berada di kanal

    dan juga untuk membersihkan tapping   spot   (aliran logam cair).

    Dengan adanya cairan baja cair yanh membeku di tempat–tempat

    tersebut akan menghambat jalannya baja cair sewaktu diadakan

    tapping .

    Proses refining   biasanya dilakukan sebelum waktunya dan saat

    waktunya. Sebelum waktunya misalnya dengan injeksi grafit pada

    charge  pertama. Saat waktunya dilakukan pada Continous Feeding  

     berakhir, kira – kira pada suhu 1550 – 1620°C. Pada saat refining   di

    dapur busur listrik akan menghasilkan  slag , yaitu kotoran dari bahan

     baku tambahan dan bawaan dari logam yang bersenyawa dengan

    oksigen.

    Dari  slag   dapat dianalisa mengenai logam cair tersebut. Cara untuk

    mendeteksi slag  yang mengandung oksigen yang tinggi adalah :

    a)  Slag  encer

     b)  Dalam keadaan dingin dan padat pada porosity 

    c)  Warnanya hitam

    d)  Aliran slag  yang keluar dari slag  door  deras dan tajam

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    11/29

     

    Sedangakan untuk  slag   yang mengandung oksigen rendah dan kadar

    karbonnya lebih tinggi adalah :

    a) 

    Slag  agak kental

     b)  Aliran yang mengalir pada slag  door  lambat

    c)  Slag nya berbuih, jika dingin banyak porositasnya

    Apabila  slag   tersebut bersifat asam maka  slag   yang keluar dari  slag  

    door  menyerupai plastik–plastik yang terbakar. Dalam proses refining  

    yaitu pada saat temperatur antara 1620 – 1650°C saat sebelum

     pouring   atau tapping .  Blocking   dilakukan dengan tujuan untuk

    mengatur komposisi baja yang ditentukan seperti unsur C, Si, Mn, Al,

    FeAl dan menghentikan oksigen. Slag yang dihasilkan dari dapur di-

    recycle  lagi dan dipisahkan, jika masih mengandung Fe > 60%

    dikembalikan lagi ke dapur.

    4. 

    Penuangan ( Pouring )

     Pouring  adalah proses penuangan baja cair ke dalam ladle, sebelum kita

    melakukan proses ini terlebih dahulu dipersiapkan :

    a. 

     Ladle

     Ladle  tersebut diisi dengan unsur – unsur tertentu tergantung jenis

     baja yang sesuai dengan grade yang diinginkan. Pemasukan unsur – 

    unsur tersebut dapat juga dilakukan pada saat melting   yang

    digunakan untuk memperbaiki mutu baja yang akan dibuat. Unsur-

    unsur yang akan dimasukkan ke dalam dapur adalah berkisar 20%

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    12/29

     

    dari jumlah unsur yang dibutuhkan untuk pembuatan baja dengan

    temperatur ladle  ± 900°C sebelum menerima baja cair.  Ladle 

    dipanaskan terlebih dahulu agar tidak terjadi drop  temperatur dan

    thermal shock .

     b.  Temperatur

    Sebelum dilakukan tapping ,baja cair diatur temperaturnya yang

     bertujuan untuk menghindari adanya penurunan temperatur (drop 

    temperatur) yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam proses

     pencetakan billet   di Continous Casting . Temperatur baja cair

    tersebut harus memenuhi syarat sesuai dengan jenis ( grade) baja

    yang ditentukan. Temperatur tapping  sendiri berkisar antara 1610°C

    sampai 1620°C.

    c. 

    Pengambilan sampel baja cair

    Sebelum pouring , komposisi baja cair harus sudah diketahui dengan

    tujuan menjadi referensi dalam proses alloying pada Ladle Furnace.

    Oleh karena itu sebelum  pouring   dilakukan pengambilan sampel

     baja cair yang kemudian dikirim ke laboratorium dengan

    menggunakan kapsul untuk mengetahui komposisi baja cair. Hasil

    dari uji laboratorium kemudian akan dikirimkan melalui komputer

    yang saling terhubung.

    d.  Tapping   spout  (lubang penuangan)

    Lubang tapping  harus dibuka dan dibersihkan supaya baja cair dapat

    mengalir dengan lancar.

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    13/29

     

    Hal lain yang perlu diperhatikan dalam proses pouring  yaitu :

    e. 

    Posisi elektroda harus naik (half dept ), power  trafo harus dimatikan

    f.  Tebal  slag   yang melapisi baja cair sesudah tertampung di dalam

    ladle  sekitar 4 – 6 inchi, tujuannya untuk menjaga temperatur baja

    konstan.

    g.  Pengisian ladle tidak boleh terlalu penuh, sehingga baja cair dan slag  

    tumpah (dapat merusak ladle)

    h. 

    Setelah dilakukan  pouring , usahakan  slag   dan sisa baja cair harus

    dibuang supaya bagian dasar dapur busur listrik bersih dan untuk

    menghindarakan terjadinya kerusakan.

    i. 

    Penuangan dilakukan secara perlahan – lahan hingga kemiringan

    42°. Penuangan jangan terlalu lambat / pelan, tujuannya untuk

    menghindari baja cair bereaksi dengan udara. Rata – rata temperatur

     penuangannya ± 1620°C.

    Proses peleburan terjadi di dalam dapur busur listrik atau EAF.  Electric 

     Arc Furnace (EAF) merupakan peralatan utama untuk meleburkan sponge 

    dan besi-besi bekas atau besi tua sebagai bahan baku baja, temperatur yang

    digunakan mencapai 1620

    o

    C sampai 1700

    o

    C. Dengan temperatur yang

    tinggi tersebut, maka diperlukan suatu peralatan yang dapat bekerja dan

     bertahan pada temperatur tersebut, agar peralatan yang digunakan tidak

    ikut melebur.

    Adapun peralatan yang digunakan pada proses peleburan adalah sebagai

     berikut:

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    14/29

     

    1.  Dapur EAF

    Dapur EAF merupakan tempat peleburan bahan baku baja (besi sponge,

     besi tua atau besi bekas , dan batu bakar sebagai bahan aditif. Berbentuk

    silinder yang melengkung bagian bawahnya, terbuat dari plat baja yang

    dilapisi bata tahan api dan panel untuk mengatur pendinginan air.

    Gambar. EAF

    2.  Elektroda Grafit

    Elektroda merupakan pembangkit panas utama busur listrik yang

    menghasilkan panas dari loncatan bunga api listrik, dimana

    dihubungkan dengan sebuah transformator berkapasitas 30 MVA untuk

    dapur satu dan dua serta 60 MVA untuk dapur tiga dan empat, elektroda

    tersebut terbuat dari grafit dan konsep kerja dari elektroda ini adalah

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    15/29

     

    seperti pada pengelasan listrik yang biasa digunakan dalam bengkel

    otomotif. Elektoda grafit tersebut ditunjukan pada Gambar 3.1

    Gambar 3.1 Elektroda grafit

    3.  Ladle 

     Ladl e merupakan untuk tempat menampung baja cair dari dapur EAF.

    Pada bagian dasar ladle  juga  dilengkapi dengan dua buah lubang.

    Lubang pertama sebagai tempat mengalirnya gas argon atau nitrogen

    untuk proses pengadukan (purging cone)  dan lubang kedua untuk

    mengalirnya baja cair pada saat pengecoran di CCM.

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    16/29

     

    Gambar. Ladle pouring

    4. 

     Bucket  

     Bucket digunakan sebagai tempat penampungan sementara dan untuk

    mengangkut bahan baku seperti besi tua atau besi  sponge yang berasal

    dari gudang. Bucket membawa bahan baku tersebut sampai dapur EAF

    untuk proses peleburan.

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    17/29

     

    Gambar 3.3 Bucket

    5. 

     Belt Conveyor  

     Belt Conveyor   merupakan suatu alat angkut yang tersusun dari sabuk

    karet yang digerakkan oleh motor induksi. Belt conveyor digunakan

    untuk keperluan pengisian bahan baku secara terus menerus ke dalam

     Electric Arc Furnace  (EAF) hingga kapasitas bahan baku pada EAF

    terpenuhi.

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    18/29

     

    Gambar 3.4 Belt conveyor

    B.  Ladle Furnace (LF) 

    Proses di  Ladle Furnace  merupakan pemanasan lanjutan ( secondary 

    heating ) setelah melalui proses peleburan dari dapur EAF ( primary 

    heating ). Keberadaan proses ini menjadi sangat penting dalam menentukan

    komposisi billet  agar sesuai terhadap grade. Tujuan dari proses ini adalah:

    Mempertahankan suhu baja cair

    -  Mengatur komposisi baja cair

    -  Menjaga kebersihan baja

    Untuk mencapai tujuan di atas, maka dilakukan proses-proses sebagai

     berikut:

    1.  Reheating  

    Proses pemanasan kembali untuk menjaga agar suhu tetap stabil pada

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    19/29

     

    suhu 1620  oC, proses ini dilakukan dengan menggunakan tiga buah

    elekroda dengan kapasitas trafo 15 MVA.

    2.  Alloying

    Proses ini dilakukan dengan cara menambahkan material  ferro alloys

    sesuai dengan komposisi yang diinginkan. Penambahan  ferro alloys itu

    dilakukan dengan cara membuka kotak penampung (bunker ) yang

     berisi masing-masing material  ferro alloys yang dibutuhkan, adapun

     jumlahnya adalah 8 bucket. Jenis-jenis material  ferro alloys yang

    ditambahkan diantaranya SiMn, FeMn, FeSi, FeV, FeCr, dan FeMg.

    3.  Sintesis Terak (Slag  Threatment )

    Dalam proses ini dilakukan penambahan CaO, CaC 2 dan percampuran

     Al agar baja bersifat basa. Hal ini dilakukan agar baja cair tidak

    merusak bata tahan api.

    4.  Homogenisasi

    Homogenisasi merupakan pengadukan pada baja cair yang dilakukan

    dengan cara menyemprotkan gas Argon ( Ar ) atau Nitrogen ( N ) yang

     berasal dari  purging cone  di bawah ladle. Penggunaan gas mulia ini

    dilakukan karena gas terebut bersifat sukar bereaksi dengan senyawa

    kimia lainnya.

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    20/29

     

    Proses ini

    menentukan

     pada ladle di

    operator. Pad

    harus ditamb

     pengontrol ter 

     

    Keistimewaa

    timbul yang

    yang dikatak

     persamaan ki

    Gambar 3.11 Ladle furnace

    erupakan salah satu proses yang cukup

    ualitas baja yang dihasilkan. Baja cair yang

    atur komposisinya melalui ruang pengontr

     proses ini operator dapat melihat paduan

    ahkan melalui komputer   yang telah terse

    sebut.

    dari  Ladle Furnace  adalah, dapat men

    ita inginkan sesuai dengan kadar Carbon

    n bagus adalah  slag   yang mempunya ka

    ia sebagai berikut :

    + < 3% 

     penting untuk

    telah dituangkan

    l oleh beberapa

    komposisi yang

    dia pada ruang

    atur  slag   yang

    ya, Untuk  slag  

    dungan dengan

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    21/29

     

    Timbulnya slag  digunakan untuk :

    -  Sebagai Isolasi Temperatur agar tidak terpengaruh dengan temperature

    luar.

    -  Sebagai penyerap pengotor / inkulsi-inklusi oksida.

    -  Mencegah reoksidasi pada baja cair.

    Peralatan yang digunakan pada proses Ladle Furnace adalah

    1.  Ladle 

    Pada  Ladle Furnace, ladle  disini lebih mirip seperti gelas yang 

    merupakan suatu tempat untuk menampung baja cair yang dihasilkan

    oleh dapur busur listrik (EAF). Bentuk LF adalah silinder yang terbuat

    dari plat baja yang bagian dalamnya dilapisi oleh batu tahan api. Pada

     bagian dasar ladle dilengkapi dengan sebuah mulut pipa yang berfungsi

    sebagai jalan keluarnya baja cair saat dilakukan proses pengecoran di

    dalam CCM. Selain itu, pada bagian bawah ladle  juga terdapat lubang

    yang digunakan untuk mengalirkan gas Argon atau Nitrogen saat proses

     pengadukan dalam mempercepat pencampuran komposisi baja cair . 

    Kapasitas ladle adalah 65 ton baja cair.

    2. 

    Elektroda grafit

    Dalam proses  LF   ini juga digunakan elektroda grafit sebagai

     pembangkit panasnya. Bentuk dan fungsinya tidak banyak berbeda

    dengan elektroda  yang digunakan pada proses peleburan, hanya saja

    spesifikasinya yang sedikit berbeda.

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    22/29

     

    3. 

    Turret  

    Turret   merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyangga dan

    menjepit ladle. Alat ini memiliki dua pemegang ladle yang posisinya

     berlawanan dan bisa berputar 180o.

    C. Pencetakan/ pengecoran (Casting ) 

    Proses pengecoran merupakan proses terakhir yang menentukan produksi

    billet , pada proses inilah logam cair akan dibentuk billet   baja dengan

     proses yang disebut pencetakan secara berkelanjutan.

    Gambar 3.12  Proses CCM

    Proses CCM dilakukan setelah proses LF selesai, dimana kondisi baja cair

    sudah homogen, ladle tersebut dipindahkan dengan ladle crane menuju

    turret dan ditutup agar suhu baja cair tidak berubah , kemudian ladle turret  

    diputar menuju CCM. Berada tepat di atas  tundish, mulut pipa di bagian

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    23/29

     

     bawah ladle dibuka melalui kaseet , baja cair akan mengalir ke bawah

    kedalam tundish.  Bila tingkat baja cair di dalam tundish  telah mencapai

    standar, maka pipa tundish dibuka kemudian baja cair akan mengalir

    terbagi menjadi 4 bagian dan dialirkan ke dalam 4 buah cetakan. Baja cair

    yang keluar dari tundish memiliki suhu sekitar 1000 oC.

    Di dalam cetakan, baja cair mengalami pencetakan atau pembentukan

    menjadi billet   yang disertai dengan pendinginan awal.  Billet yang

    terbentuk akan ditarik keluar menggunakan dummy bar yang akan

    mengarahkan billet yang sudah terbentuk masuk ke jalur pengarah

     pemebentukan billet   baja. Suhu baja cair pada saat keluar dari cetakan

    sekitar 900 oC.

    Jalur pengarah (Strand guide) akan melengkungkan billet sesuai standar

    dan terjadi penurunan suhu menjadi 700 oC, setelah itu billet akan masuk

    ke unit pelurus baja berupa motor DC yang berfungsi menarik billet dari

     strand guide. Lalu masuk ke unit pelurus berupa motor DC yang berfungsi

    untuk meluruskan billet. Billet yang keluar dari unit pelurus akan berjalan

    terus melalui alat pemotong, billet akan otomatis terpotong setelah panjang

    billet sesuai dengan yang diharapkan. Oxygen cutting ini dikendalikan oleh

    operator didalam ruang operator. Untuk pemotongan tersebut maka

    temperatur billet harus berkisar antara 500-600 oC. Jika suhu lebih dari

    600 oC maka baja cair yang masih terdapat di tengah-tengah billet yang

     belum memadat akan tersebar keluar.

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    24/29

     

    Setelah melalui oxy-cutting,  billet akan bergerak menuju ke tempat

     pendinginan dengan bantuan rol penjepit. Di tempat pendinginan ini baja

    mengalami pendinginan normal dengan udara bebas kemudian billet akan

    ditempatkan/dipindahkan ke tempat penyimpanan sementara (billet yard )

    dengan pesawat angkut magnetik . Sebelum akhirnya didistribusikan pada

     pabrik pengerolan.

    Gambar 3.15 Billet  baja

    Adapun peralatan yang digunakan pada proses pengecoran ini adalah

    sebagai berikut ini:

    1. 

     Ladle

     Ladle yang digunakan pada proses CCM merupakan ladle yang berasal

    dari proses LF sebagai tempat baja cair .  Disini pipa pada  ladle akan

    dibuka begitu posisi ladle tepat diatas tundish. Selanjutnya untuk

    menjaga temperatur baja cair maka pada  Ladle diberi tutup dan untuk

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    25/29

     

    memindahkannya dari LF dengan menggunakan  ladle crane  dan

    ditempatkan di turret.

    2.  Turret

    Turret  merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyangga ladle

    dan untuk menjaga posisi ladle agar tetap berada diatas tundish.

    Kapasitas alat ini dapat menyangga 2 buah ladle. 

    3.  Tundish

    Tundish merupakan wadah penampungan sementara baja cair sebelum

    masuk ke cetakan. Fungsi dari tundish adalah memberikan kesempatan

     pada terak dalam baja cair agar terangkat dan mendistribusikan baja cair

    menjadi beberapa jalur melalui mulut pipa yang berada dibawahnya.

    Tundish mempunyai kapasitas 10 ton dan terbuat dari baja yang bagian

    dalamnya dilapisi bata tahan panas. Pada bagian bawahnya terdapat 4

     buah mulut pipadengan diameter lubang 13.5 mm.

    4.  Mould

     Mould  yaitu cetakan yang berbentuk balok (sesuai ukuran penampang

    billet ) yang dibungkus oleh chasing  berbentuk silinder.  Mould   terbuat

    dari tembaga yang bagian dalamnya dilapisi nickel   chrome  ( NiCr )

    sabagai lapisan anti  friction. Pada umumnya, mould   berbentuk konus

    antara 0,4- 0,9% terhadap penampang atas. Hal ini disesuaikan dengan

    sifat baja cair yang makin rendah temperaturnya makin berkurang

    volumenya.

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    26/29

     

    5. 

     Head Dummy Bar

     Head   dummy  bar   merupakan alat menarik baja yang pertama kali

     pencetakan di mould.  Head   Dummy  Bar  dipasang dalam cetakan pada

     bagian bawah mould untuk menahan logam cair yang masuk ke mould

    hingga membeku kemudian menariknya keluar melewati strand   guide.

    6. 

    Strand Guide

    Strand   guide gunanya untuk tempat berjalannya dummy bar  dan billet  

    yang keluar dari mould . Bentuk  strand   guide  adalah radius (4 meter)

    yang dilengkapi dengan pipa-pipa air pendingin yang dibagi menjadi

    dua zona yang masing-masing terdiri dari:

    -  Zona I disebut primary cooling .

    -  Zona IIa dan IIb disebut secondary cooling. 

    7.  Cooling Chamber

    Pada saat baja keluar dari mould   dan bergerak di  strand   guide, maka

     baja akan mengalami pendinginan kontinu dalam cooling   chamber .

    Pendinginan ini berupa semprotan air dari nozzle-nozzle  yang berada

    disepanjang  strand    guide  yang berada dalam cooling   chamber .

    Diharapkan setelah keluar dari cooling   chamber , baja sudah beku

    seluruhnya dan siap untuk diluruskan.

    8.  Straigthener  dan Withdrawl Roll  

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    27/29

     

    Withdrawl / penarik berfungsi untuk menarik dummy  bar   guna

    dimasukkan ke dalam mould   pada saat operasi pertama,dan menarik

    billet   yang keluar dari mould   melalui  strand    guide. Straightener /

     pelurus berfungsi untuk meluruskan billet   dan menjaga  ferrostatic 

    selama proses solidifikasi tepatnya setelah melewati strand   guide.

    9.  Oxygen cutting  

    Berfungsi sebagai alat pemotong baja billet  agar sesuai dengan ukuran

     panjang yang diinginkan. Alat ini menggunakan kombinasi gas alam

    dan oksigen dengan komposisi tertentu.

    10.  Roller Table dan Cooling Bed  

     Roller   table  berfungsi untuk membawa billet   yang keluar dari mesin

     potong (oxygen  cutting ). Pada area roller   table  ini billet   juga

    mengalami pendinginan dengan semprotan air. Setelah itu billet  

    digerakkan menuju cooling  bed  dan didinginkan di udara bebas. Setelah

    dari cooling   bed , billet   dipindah dengan menggunakan crane menuju

    area inspeksi.

    Selain peralatan yang disebutkan di atas, diperlukan juga perlatan

     pendukung yang menunjang proses pembuatan billet  baja di Pabrik  Billet  

    Baja PTKS. Peralatan pendukung lainnya yang digunakan dalam produksi

    billet  baja antara lain adalah:

    1.  Pesawat angkut (Crane) 

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    28/29

     

    Pesawat angkut digunakan pada pabrik billet   baja untuk mengangkat

    ladle, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan billet   baja dan

     pengangkatan billet  pada area proses akhir pembuatan billet  baja.

    2.  Alat Berat 

    Disini ada beberapa bentuk sesuai dengan fungsinya masing-masing,

    diantaranya : 

    -  Alat yang digunakan pada proses  skimming   yang berfungsi untuk

    membersihkan  slag   yang terdapat di atas baja cair setelah proses

     pouring .

    Alat yang digunakan untuk membongkar refractory yang ada pada

    ladle.

    -  Alat yang digunakan untuk memindahkan ladle.

    -  Alat yang digunakan untuk mengangkut slag .

    3.  Bata Tahan Api (refractory)

    Alat ini merupakan bata tahan panas, tahan terhadap beban berat, dan

    tahan terhadap reaksi kimia yang digunakan untuk melapisi ladle dan

    dapur. Bata tersebut dibuat dari bahan magnesia carbon.

    4. 

    Kapsul

    Dalam proses pembuatan baja, harus diketahui kandungan kimia yang

    ada pada baja cair agar dapat dibuat baja yang sesuai  grade. Oleh

    karena itu dibutuhkan sampel baja cair untuk diuji di laboratorium.

    Kapsul digunakan untuk pengiriman sampel dari dapur peleburan dan

  • 8/20/2019 Proses Pembuatan Baja Billet

    29/29

     

     Ladle  Furnace menuju ke laboratorium. Dengan menggunakan kapsul

     pengiriman sampel bisa dilakukan dengan cepat.