proses manufaktur

8
Proses Manufaktur Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Proses Manufaktur Oleh : DIMAS EKO PRASETYO NIM 0101509004 TEKNIK INDUSTRI

Upload: dimasprasetyo8853

Post on 01-Jul-2015

444 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proses Manufaktur

Proses Manufaktur

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Proses Manufaktur

Oleh :

DIMAS EKO PRASETYO

NIM 0101509004

TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS AL AZHAR INDONESIA

JAKARTA

Page 2: Proses Manufaktur

Proses Pembuatan Batu Bata Merah

Batu bata merah merupakan salah satu bahan material sebagai bahan pembuat dinding. Batu bata

terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah merahan. Tidak semua tanah lihat

bisa digunakan. Hanya yang terdiri dari kandungan pasir tertentu.Umumnya memiliki ukuran:

panjang 17 – 23 cm, lebar 7 – 11 cm, tebal 3 – 5 cm.Berat rata-rata 3 kg/biji.

Teknisnya pembuatan batu bata merah adalah sebagai berikut:

Proses produksi batu bata merah, sebagai berikut:

1. Tanah liat atau tanah lempung yang masih keras dicampur dengan abu sisa pembakaran bata

dengan perbandingan 1:3, lalu disiram air secukupnya.

Page 3: Proses Manufaktur

2. Setelah lunak diaduk dengan cangkul kemudian dimasukan kedalam mesin penggiling.

3. Lempung yang telah lembut segera dicetak menggunakan mesin.

4. Setelah dicetak kemudian dikeringkan uap airnya selama sehari dalam oven pengering.

5. Setelah uap air mengering kemudian batu bata merah setengah jadi tersebut dibakar dengan

suhu lebih dari 1000 ° C (1800 ° F) didalam oven pembakar yang menggunakan berambut atau

kayu bakar selama kurang lebih 5 hari.

Cara pembuatan dan alat yang digunakan oleh para pengrajin batu bata merah akan

mempengaruhi kualitas batu bata merah. Pembuatan batu bata merah yang dilakukan para

pengrajin batu bata merah dengan cara sederhana (tradisional). Proses pembuatan batu bata

merah melalui beberapa tahapan, meliputi penggalian bahan mentah, pengolahan bahan,

pembentukan, pengeringan, pembakaran, pendinginan, dan pemilihan (seleksi). Adapun tahap-

tahap pembuatan batu bata merah, yaitu sebagai berikut;

a. Penggalian Bahan Mentah

Penggalian bahan mentah batu bata merah sebaiknya dicarikan tanah yang tidak terlalu plastis,

melainkan tanah yang mengandung sedikit pasir untuk menghindari penyusutan. Penggalian

tanah dilakukan dengan menggunakan alat tradisional, berupa cangkul. Penggalian dilakukan

pada tanah lapisan paling atas kira-kira setebal 40 – 50 cm, sebelumnya tanah dibersihkan dari

akar pohon, plastik, daun, dan sebagainya agar tidak ikut terbawa. Kemudian menggali sampai

ke bawah sedalam 1,5 – 2,5 meter atau tergantung kondisi tanah. Tanah yang sudah digali

dikumpulkan dan disimpan pada tempat yang terlindungi. Semakin lama tanah liat disimpan,

maka akan semakin baik karena menjadi lapuk. Tahap tersebut dimaksudkan untuk

membusukkan organisme yang ada dalam tanah liat.

b. Pengolahan Bahan Mentah Tanah liat sebelum dibuat batu bata merah harus dicampur secara merata yang disebut dengan

pekerjaan pelumatan. Pekerjaan pelumatan dilakukan secara manual dengan cara diinjak-injak

oleh orang atau hewan dalam keadaan basah dengan kaki atau diaduk dengan tangan. Bahan

campuran yang ditambahkan pada saat pengolahan harus benar-benar menyatu dengan tanah liat

secara merata. Bahan mentah yang sudah jadi ini sebelum dibentuk dengan cetakan, terlebih

dahulu dibiarkan selama 2 sampai 3 hari dengan tujuan memberi kesempatan partikel-partikel

Page 4: Proses Manufaktur

tanah liat untuk menyerap air agar menjadi lebih stabil, sehingga apabila dibentuk akan terjadi

penyusutan yang merata.

Gambar. Pencampuran bahan tambahan, pada

gambar ini ditambahkan sekam padi ke dalam

pengolahan

c. Pembentukan Batu BataBahan mentah yang telah dibiarkan 2 – 3 hari dan sudah mempunyai sifat plastisitas sesuai

rencana, kemudian dibentuk dengan alat cetak yang terbuat dari kayu atau kaca sesuai ukuran

standar NI-10 atau SII-0021-78. Supaya tanah liat tidak menempel pada cetakan, maka cetakan

kayu atau kaca tersebut dibasahi air terlebih dahulu. Dasar pencetakan batu bata merah

permukaannya harus rata dan ditaburi abu sekam padi. Langkah awal pencetakan batu bata

merah yaitu letakkan cetakan pada lantai dasar pencetakan, kemudian tanah liat yang telah siap

dilemparkan pada bingkai cetakan dengan tangan sambil ditekan-tekan ingá tanah liat memenuhi

segala sudut ruangan pada bingkai cetakan. Selanjutnya cetakan diangkat dan batu bata mentah

hasil dari cetakan dibiarkan begitu saja agar terkena sinar matahari. Batu bata mentah tersebut

kemudian dikumpulkan pada tempat yang terlindung untuk diangin-anginkan.

.

d. Pengeringan Batu Bata Merah Pengeringan batu bata merah yang dibuat secara tradisional, proses pengeringannya

mengandalkan kemampuan alam. Proses pengeringan batu bata merah akan lebih baik bila

Page 5: Proses Manufaktur

berlangsung secara bertahap agar panas dari sinar matahari tidak jatuh secara langsung, maka

perlu dipasang penutup plastik. Apabila proses pengeringan terlalu cepat dalam artian panas

sinar matahari terlalu menyengat akan mengakibatkan retakan-retakan pada batu bata merah

nantinya. Batu bata merah yang sudah berumur satu hari dari masa pencetakan kemudian dibalik.

Setelah cukup kering, batu bata merah tersebut ditumpuk menyilang satu sama lain agar terkena

angin. Proses pengeringan batu bata merah memerlukan waktu dua hari jika kondisi cuacanya

baik. Sedangkan pada kondisi udara lembab, maka proses pengeringan batu bata merah

sekurang-kurangnya satu minggu.

e. Pembakaran Batu Bata Merah Proses pembakaran batu bata merah dapat dimulai setelah batu bata merah benar-benar kering,

selanjutnya disusun sedemikian rupa hingga membentuk tungku atau dapur pembakaran. Namun

sebelum dilakukan penyusunan, permukaan (alas) tempat pembakaran harus benar-benar rata,

datar, dan kondisi tanahnya kering. Sehingga dalam proses pembakaran batu bata merah perlu

adanya pemilihan lokasi yang tepat. Kemudian pada sisi-sisi (samping) tungku pembakaran

dibuat saluran (selokan) supaya air dapat mengalir bila terjadi hujan. Dalam penyusunan batu

bata merah terdapat lubang atau ronggarongga yang diisi dengan sekam padi kemudian dibakar

agar batu bata merah yang masih mentah menjadi matang. Proses pembakaran tersebut nantinya

akan mempengaruhi kualitas batu bata merah karena apabila pembakarannya kurang sempurna,

maka batu bata merah yang dihasilkan kurang berkualitas. Proses pembakaran batu bata merah

dengan menggunakan tungku pembakaran berupa dapur ladang dan melalui tahap penggarangan

serta tahap pembakaran dengan api besar. Pembakaran batu bata merah dengan menggunakan

dapur ladang merupakan proses pembakaran yang paling tidak ekonomis. Proses dapur ladang

sebenarnya bukan merupakan dapur melainkan hanya susunan batu bata merah yang masih

mentah yang ditumpuk sedemikian rupa. Lama pembakaran kurang lebih selama 1 bulan

ditambah 1 minggu untuk masa pendinginan kembali. Produksi batu bata merah dengan

menggunakan dapur ladang kurang lebih sebanyak 100.000 buah batu bata merah.

Pembakaran pada oven besar yang berbentuk seperti lumbung-lumbung

Page 6: Proses Manufaktur

f. Pemilihan Batu Bata Merah Batu bata merah yang telah dibakar dan didinginkan dapat dilakukan pembongkaran jika suhu

panas sudah turun (temperatur 50ºC). Batu bata merah yang telah masak dipilih sesuai dengan

kriteriakriteria pemilihan, biasanya pemilihan awal dilakukan dengan cara sebagai berikut;

1) Memandang warnanya, yaitu apabila berwarna kecoklatan (kuning tua) berarti menunjukkan

banyak kandungan unsur besi, dan jika berwarna kekuningan berarti mengandung kapur dan

tanah liat. Kemasakan batu bata merah dapat dilihat dari perbedaan warna, seperti terlalu masak

berwarna hitam, dan dikatakan telah masak jika berwarna merah merata, sedangkan tidak masak

berwarna abuabu (krem).

2) Suaranya nyaring, yaitu apabila dua buah batu bata merah saling dipukulkan. Hal tersebut

menunjukkan bahwa batu bata merah mempunyai susunan yang padat dan utuh.

3) Bentuk batu bata merah tidak pecah (utuh), tidak retak, serta tidak melengkung.

4) Ukuran batu bata merah harus dilihat apakah terlalu kecil atau terlalu besar.

5) Cara mengetahui kekerasan batu bata merah, yaitu dengan cara menggoreskan batu bata

merah yang satu dengan lainnya pada bagian sudut dan lebarnya goresan.

6) Cara mengetahui apakah batu bata merah tersebut mempunyai campuran yang benar-benar

merata atau tidak, yaitu dengan cara memotong batu bata merah dibeberapa bagian.

7) Memeriksa keteguhan batu bata merah dengan cara percobaan jatuh, yaitu batu bata merah

dijatuhi benda yang mempunyai beban seberat 10 kg dengan ketinggian 0,30 meter.