prosedur pemasangan intravena access

Upload: fanurfuadah

Post on 07-Jul-2018

251 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    1/17

    PROSEDUR PEMASANGAN AKSES INTRAVENA (INFUS)

    1. Tujuan Pembelajaran

    Setelah mengikuti proses pembelajaran tentang pemasangan akses intravena,

    mahasiswa mampu melakukan prosedur pemasangan akses intravena dengan

    benar dan tepat.

    2. Deskripsi

    Prosedur pemberian cairan melalui kateter intravena yang di hubungkan

    dengan saluran infus.

    3. Tujuan

    Memenuhi kebutuhan cairan, elektrolit, darah dan sebagai tindakan

    pengobatan serta pemberi nutrisi parenteral.

    4. Indikasi dan Kontraindikasi

    Indikasi

    1) Pasien dengan dehidrasi.2) Pasien dengan kadar hemoglobin 7gr/dl membutuhkan tranfusi darah.

    3) Pasien pra dan pasca-bedah, sesuai dengan program pengobatan.

    4) Pasien yang tidak bisa mencerna makanan dengan baik sehingga harus

    dipuasakan dan mendapat nutrisi melalui parenteral

    5) Pasien yang memerlukan pengobatan yang pemberiannya harus dengan

    cara infus.

    5. Konsep Yang Mendasari

    Pemasangan Infus

    Infus intra vena (IV) adalah pemberian cairan, elektrolit, obat-obatan,

    darah, atau nutrisi ke vena. Terapi Intravena dapat diprogramkan untuk

    alasan-alasan berikut:

    1) Untuk menyediakan cairan parenteral, elektrolit, atau kalori ketika klien

    tidak mampu mengonsumsi dalam jumlah yang adekuat.

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    2/17

    2) Untuk memberikan vitamin dan obat-obatan.

    3) Untuk membuat jalur cepat untuk memasukan obat yang dibutuhkan

    segera.

    Jenis larutan yang Umum digunakan

    Jenis larutan yang umumnya diberikan secara intravena meliputi nutrisi,

    elektrolit, dan darah. Cairan yang diberikan secara intravena diklasifikasikan

    sebagai larutan isotonik, hipotonik, atau hipertonik. Masing-masing cairan

    memiliki efek terhadap cairan dan komponen cairan intra sel (CIS) dan cairan

    ekstra sel (CES).

    1) Larutan isotonikLarutan isotonik digunakan untuk menambah volume CES. Larutan ini

    mengandung konsentrasi larutan yang sama dengan cairan tubuh dan

    menghasilkan tekanan osmotik yang sama dengan CES dalam keadaan normal

    atau stabil. Larutan NaCl 0,9%, RL, dan dextrose 5% semua berfungsi sebagai

    larutan isotonik. Berdasarkan konsentrasinya, larutan isotonik dibedakan menjadi

    larutan kristaloid (untuk dehidrasi) dan larutan koloid (untuk hipovolemia).

    Larutan koloid bisa bertahan didalam sistem vaskuler > 20 jam.2) Larutan hipotonik

    Larutan hipotonik menghasilkan tekanan osmotik yang lebih rendah daripada

    CES. Infus cairan hipotonik yang berlebihan dapat menyebabkan deplesi cairan

    intravaskuler, hipotensi, edema seluler dan kerusakan sel. Oleh karena itu, pasien

    dan infus harus dipantau dengan teliti. Contoh larutan hipotonik adalah NaCl

    0,45% dan 0,3% memberikan air, natrium dan klorida bebas untuk membantu

    ginjal dalam mengekskresi solut. Jangan memberikan aquabidest secara intravenakecuali bila digunakan sebagai pengencer obat karena akan memberikan efek

    sangat hipotonik pada sel darah dan dapat mengebabkan lisis sel darah merah.

    3) Larutan hipertonik

    Larutan hipertonik menghasilkan tekanan osmotik yang lebih besar daripada

    CES, digunakan untuk menggeser CES ke dalam plasma darah dengan melakukan

    difusi cairan dari jaringan untuk menyamakan solut dalam plasma. Kelebihan

    cairan hipertonik yang cepat dapat menuebabkan kelebihan (overload) sirkulasi

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    3/17

    dan dehidrasi. Cairan IV hipertonik adalah Dextrose 5% dalam NaCl 0,9%,

    dekstrose 5% dalam RL, dextrose 10% dan yang lebih besar lagi.

    Lokasi insersi vena perifer

    Lokasi yang dipilih untuk pungsi vena bervariasi tergantung pada usia

    pasien,waktu pemberian infuse,jenis larutan yang digunakan,dan keadaan vena.

    Vena besar dilengan bawah lebih dipilih dari pada vena metacarpal tangan

    untuk infuse yang diberikan secara cepat dan larutan hipertonis,yang

    sangat asam atau basa,atau mengandung obat yang mengiritasi. Contoh

    vena perifernya yaitu : v.sefalika asesoria,v.basalika,v mediana

    antebrakial,vena radialis. Vena metacarpal,basilica dan sefalika merupakan lokasi vena yang sering

    digunakan.

    Vena superficial pada kaki dan kulit kepala (vena supraorbitalis,vena

    temporalis superfisialis,vena oksipital,vena aukolar posterior) bisa menjadi

    pilihan lainnya.

    Area Injeksi intravena (Sumber : mcgraw-hill.com)

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    4/17

    Mengatur kecepatan Aliran Intravena

    Perhitungan kecepatan aliran infus harus diperhatikan dalam pemberian

    cairan dan obat-obat IV. Hal yang perlu diperhatikan dalam menghitung

    kecepatan aliran infuse adalah volume cairan yang diinfuskan, waktu infus total,

    dan kalibrasi set pemberian yang digunakan (jumlah tetesan/ml dalam paket

    infuset). Perhitungan kecepatan aliran infus dalam Brunner dan Suddarth (2007)

    adalah menggunakan rumus sebagai berikut

    Gtt/mnt dari set x volume total per jam = gtt/mnt

    60 mnt

    Konsep Pemasangan Transfusi Darah

    Penggantian darah atau tranfusi darah adalah suatu pemberian darah lengkap

    atau komponen darah seperti plasma, sel darah merah kemasan atau trombosit

    melalui IV. Pemantauan pasien yang menerima darah dan komponen darah dan

    pemberian produk-produk ini adalah tanggung jawab perawat. Perawat

    bertanggung jawab untuk melakukan pengkajian sebelum dan selama tranfusi

    dilakukan. Apabila klien sudah terpasang selang IV, perawat harus mengkaji

    tempat insersi untuk melihat tanda infeksi atau infilrasi. Secara umum pemberian transfusi darah ditujukan untuk :

    1) Meningkatkan volume sirkulasi darah setelah pembedahan, trauma atau

    perdarahan

    2) Meningkatkan jumlah sel darah merah dan untuk mempertahankan kadar

    hemoglobin pada klien yang mengalami anemia berat.

    3) Memberikan komponen seluler yang terpilih sebagai terapi pengganti (misal :

    faktor pembekuan plasma untuk membantu mengontrol perdarahan padaklien yang menderita hemofilia)

    Macam-macam komponen darah

    1) Darah lengkap ( Whole Blood )

    Tranfusi darah lengkap bertujuan untuk mengatasi perdarahan akut dan

    masif, serta meningkatkan dan mempertahankan proses pembekuan. Darah

    lengkap diberikan dengan golongan ABO dan Rh yang diketahui. Waktu

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    5/17

    pemberian infus darah lengkap diberikan selama 2 sampai 3 jam, maksimum 4

    jam/unit. Dosis pada anak rata-rata 20 ml/kg, diikuti dengan volume yang

    diperlukan untuk stabilisasi.

    2) Packed Red Blood cells (RBCs)

    Komponen ini mengandung sel darah merah, SDP, dan trombosit karena

    sebagian plasma telah dihilangkan (80 %). Tersedia volume 250 ml. Diberikan

    selama 2 sampai 4 jam, dengan golongan darah ABO dan Rh yang diketahui.

    Hindari menggunakan komponen ini untuk anemia yang mendapat terapi nutrisi

    dan obat. Masa hidup komponen ini 21 hari. Indikasi dilakukannya infuse RBCs

    adalah pasien dengan kadar Hb rendah, anemia karena kehilangan darah saat

    pembedahan, atau massa sel darah merah rendah.

    3) White Blood Cells (WBC atau leukosit)

    Komponen ini terdiri dari darah lengkap dengan isi seperti RBCs, plasma

    dihilangkan 80 %, biasanya tersedia dalam volume 150 ml. Dalam pemberian

    perlu diketahui golongan darah ABO dan sistem Rh. Apabila diresepkan berikan

    dipenhidramin. Berikan antipiretik, karena komponen ini bisa menyebabkan

    demam dan dingin. Untuk pencegahan infeksi, berikan tranfusi dan disambung

    dengan antibiotik. Indikasi transfuse WBC adalah pasien sepsis yang tidak berespon dengan antibiotik (khususnya untuk pasien dengan kultur darah positif,

    demam persisten /38,3° C dan granulositopenia)

    4) Leukosit – poor RBCs

    Komponen ini sama dengan RBCs, tapi leukosit dihilangkan sampai 95 %,

    digunakan bila kelebihan plasma dan antibodi tidak dibutuhkan. Komponen ini

    tersedia dalam volume 200 ml, waktu pemberian 1 ½ sampai 4 jam. Indikasi

    diberikan transfuse leukosit adalah pasien dengan penekanan sistem imun(imunokompromise ).

    5) Platelet/trombosit

    Komponen ini biasanya digunakan untuk mengobati kelainan perdarahan atau

    jumlah trombosit yang rendah. Volume bervariasi biasanya 35-50 ml/unit, untuk

    pemberian biasanya memerlukan beberapa kantong. Komponen ini diberikan

    secara cepat. Hindari pemberian trombosit jika klien sedang demam. Klien dengan

    riwayat reaksi tranfusi trombosit, berikan premedikasi antipiretik dan

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    6/17

    antihistamin. Infus trombosit umumnya dilakukan selama 6 sampai 72 jam

    tergantung pada kebijakan pusat di mana trombosit tersebut didapatkan. Periksa

    hitung trombosit pada 1 dan 24 jam setelah pemberian. Indikasi tranfusi trombosit

    adalah pasien dengan trombositopenia (karena penurunan trombosit, peningkatan

    pemecahan trombosit), serta pasien dengan leukemia dan marrow aplasia.

    6) Fresh Frozen Plasma (FFP)

    Komponen ini digunakan untuk memperbaiki dan menjaga volume akibat

    kehilangan darah akut. Komponen ini mengandung semua faktor pembekuan

    darah (faktor V, VIII, dan IX). Pemberian dilakukan secara cepat, pada pemberian

    FFP dalam jumlah besar diperlukan koreksi adanya hipokalsemia, karena asam

    sitrat dalam FFP mengikat kalsium. Shelf life 12 bulan jika dibekukan dan 6 jam

    jika sudah mencair. Perlu dilakukan pencocokan golongan darah ABO dan sistem

    Rh. Tranfusi FFP diberikan sebagai pencegahan perdarahan postoperasi dan syok,

    pasien dengan defisiensi faktor koagulasi yang tidak bisa ditentukan serta pada

    klien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor pembekuan.

    7) Albumin 5 % dan albumin 25 %

    Komponen ini terdiri dari plasma protein, digunakan sebagai ekspander darah

    dan pengganti protein. Komponen ini dapat diberikan melalui piggybag . Volumeyang diberikan bervariasi tergantung kebutuhan pasien. Hindarkan untuk

    mencampur albumin dengan protein hydrolysate dan larutan alcohol. Indikasi

    tranfusi albumin adalah pasien yang mengalami syok karena luka bakar, trauma,

    pembedahan atau infeksi, serta sebagai terapi hyponatremi.

    Efek Tranfusi

    Tranfusi dapat menimbulkan berbagai efek sampan diantaranya adalah alergi,anafilaksis, sepsis, urtikaria,kelebihan sirkulasi, hemolitik, demam Non-

    Hemolitik, hiperkalemia, hipokalemia, serta hipotermia.

    Pedoman untuk mengatasi reaksi tranfusi yang dibuat oleh American

    Assotiation of Blood Banks adalah:

    1) Hentikan tranfusi untuk membatasi jumlah darah yang diinfuskan

    2) Beritahu dokter

    3) Pertahankan jalur IV tetap terbuka dengan infus normal saline

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    7/17

    4) Periksa semua label, formulir, dan identifikasi pasien untuk menentukan

    apakah pasien menerima darah atau komponen darah yang benar

    5) Segera laporkan reaksi tranfusi yang dicurigai pada petugas bank darah

    6) Kirimkan sample darah yang diperlukan ke bank darah sesegera mungkin,

    bersama-sama dengan kantong darah yang telah dihentikan, set pemberian,

    larutan IV yang diberikan, dan semua formulir dan label yang

    berhubungan.

    7) Kirim sampel lainnya (misal urin)

    8) Lengkapi laporan institusi atau formulir “reaksi tranfusi yang dicurigai”

    9) Peralatan yang harus disiapkan (obat-obatan seperti: aminophilin,

    difenhidramin, hidroklorida, dopamine, epinefrin, heparin, hidrokortison,

    furosemid, asetaminofen, aspirin; set oksigenasi; kit kateter foley; botol

    kultur darah; cairan IV; selang IV

    6. Alat yang dibutuhkan

    Alat-alat yang dibutuhkan dalam prosedur pemasangan infus atau tranfusi

    terdiri dari :

    1. Abbocath sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan2. Infus set sesuai ukuran

    3. Cairan infus atau darah sesuai kebutuhan klien

    4. Standard infus

    5. Torniquet

    6. Kapas alkohol dalam tempat tertutup

    7. Bethadine dalam tempatnya

    8.

    Kassa steril9. Sarung tangan bersih

    10. Plester

    11. Bengkok

    12. Gunting verband

    13. Alas

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    8/17

    7. Standar Operasional Prosedur

    Prosedur Pemasangan Infus

    Pengkajian

    1. Cek perencanaan keperawatan klien. Perencanaan pemasangan infus

    intrravena, jenis larutan yang akan diberikan, jumlah dan kecepatannya.

    Perencanaan

    2. Cuci tangan di air mengalir.

    3. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.

    Pelaksanaan

    4. Mempersiapkan pasien. Salam, identifikasi klien dan informed consent.

    Pastikan nama, dan umur klien untuk memastikan prosedur dilakukan

    pada pasien yang benar. Menjelaskan kepada klien bahwa akan dilakukan

    pemasangan infus intravena, jelaskan tujuan dan prosedur yang akan

    dijalani. Minta persetujuan dan kerjasama klien selama tindakan

    dilakukan.

    5. Mempersiapkan lingkungan. Mengatur cahaya agar penerangan dan

    menjaga privasi klien.

    6. Buka dan siapkan infus set. Membuka plastik infuse set dengan benarserta melindungi ujung selang steril. Geser klem ke bagian bawah bilik

    tetes kemudian tutup. Biarkan tutup plastik pada ujung selang tetap

    terpasang untuk menjaga kesterilan unung selang.

    7. Menyambungkan infus set dengan cairan NaCl atau tranfusi set dengan

    darah dengan posisi mengarah ke atas. Ikuti petunjuk pabrik untuk

    membuka area penusukan kantong atau botol larutan. Lepaskan tutup

    spike dan tusuk pada area penusukan.8. Menggantung cairan infus atau darah di standard cairan. Atur ketinggian

    tiang sehingga wadah berada kira-kira 1 m di atas kepala klien.

    9. Mengisi kompartemen infus set dengan cara menekan kompartemen bilik

    tetes sampai setengahnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah udara

    bergerak ke dalam selang.

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    9/17

    10. Mengisi selang infus set dengan cairan yang benar dengan cara membuka

    klem sampai semua gelembung udaqra keluar dari selang. Ketuk selang

    dengan jari jika perlu untuk membantu mengeluarkan gelembung udara.

    11. Menutup ujung selang dan tutup dengan mempertahankan kesterilan.

    12. Cek adanya udara di dalam selang.

    13. Mencuci tangan di air mengalir

    14. Memasang sarung tangan bersih (bila perlu)

    15. Memilih posisi yang tepat untuk memasang infus.

    16. Memasang alas.

    17. Memilih vena yang tepat dan benar.

    18. Memasang torniquet dengan kuat 15 – 20 cm diatas lokasi vena tempat penusukan.

    19. Desinfeksi vena dengan antiseptik topikal (mis.alkohol). Gunakan tehnik

    memutar ke bawah dengan satu kali usapan.biarkan larutan mongering

    pada kulit.

    20. Buka kateter (abbocath) dan periksa apakah ada kerusakan.

    21. Menusukkan kateter pada vena yang telah dipilih dengan arah dari

    samping.22. Memperhatikan adanya darah dalam kompartemen darah dalam kateter,

    bila ada maka mandrin sedikit demi sedikit kateter dimasukkan perlahan-

    lahan.

    23. Lepaskan torniquet.

    24. Stabilisasi kateter dan ekan bagian distal kateter untuk mencegah aliran

    darah yang berlebihan melalui kateter.

    25. Buang jarum langsung ke dalam kemasannya kemudian simpan di

    bengkok.

    26. Menyambungkan dengan infus set. Keluarkan cairannya sedikit, dan

    sambil dibiarkan menetes sedikit.

    27. Memberi plester pada ujung plastik kateter tapi tidak menyentuh area

    penusukkan untuk fiksasi.

    28. Membalut dengan kassa bethadine steril dan menutupnya dengan kassa

    sterile kering.

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    10/17

    29. Memberi plester dengan benar, dengan mempertahankan keamanan

    katheter agar tidak tercabut.

    30. Mengatur tetesan infus sesuai dengan kebutuhan klien.

    31. Beri label pada selang yang berisi tanggal dan waktu pemasangan.

    32. Membereskan alat.

    33. Mencuci tangan.

    Evaluasi

    34. Cek kelancaran infus.

    35. Cek keamanan infus.

    36. Cek rasa nyaman atau respon klien.

    Dokumentasi

    37. Mencatat tindakan yang telah dilakukan dengan benar. Vena yang

    dipasang Jml cairan dan tetesan yang diberikan Nomor abbocath yang

    dipakai Waktu pemasangan .

    38. Respon klien

    39. Perawat yang memasang

    40. Prinsip dokumentasi

    6.1 Prosedur Pemasangan Transfusi Darah

    Pengkajian

    1. Cek perencanaan keperawatan klien. Verifikasi surat persetujuan klien.

    Perhatikan tanda-tanda khusus yang terkait dengan alasan transfusi.

    Sebagai contoh, untuk klien anemia, perhatikanlah nilai hematokrit dan

    hemoglobin.

    2. Cek apakah klien sedang diberikan infus larutan intravena, periksa apakah

    jarumnya sesuai untuk transfuse darah (20G atau lebih besar). Jika klien

    tidak sedang diberikan larutan infuse, maka perlu dilakukan pemasangan

    infus terlebih dahulu sesuai dengan prosedur infus dan memulai infuse

    dengan NaCl (periksa kebijakan institusi).

    Perencanaan

    3. Cuci tangan di air mengalir

    4. Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    11/17

    5. Membawa alat-alat ke dekat klien

    Implementasi

    6. Identifikasi klien.

    7. Melakukan informed concent . Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan

    dengan bahasa sederhana. Menjelaskan kepada klien bahwa transfusi

    akan dimulai dan ingatkan klien untuk melaporkan dengan segera apabila

    dirasakan ada gejala tidak wajarr selama transfusi.

    8. Mengatur cahaya agar penerangan baik.

    9. Pasang transfusi set ke cairan NaCl. Membuka plastik transfusi set

    dengan benar dengan tetap melindungi ujung selang dalam kondisi steril.

    Menyambungkan transfusi set dengan cairan NaCl. Tutup klem.

    10. Menggantung cairan infus di standard cairan dan mengisi kompartemen

    transfusi set dengan cara menekan kompartemen tersebut sepertiga bilik

    tetes dibagian filter. Buka klem dan alirkan cairan NaCl ke selang.

    11. Menutup ujung selang dan tutup klem dengan mempertahankan kondisi

    steril.

    12. Cek adanya udara di dalam selang.

    13. Memasang sarung tangan bersih (bila perlu).14. Menyambungkan transfusi set dengan kateter (abocath).

    15. Siapkan kantong darah. Cek formulir permintaan dan label kantong darah.

    Cek nama klien,nomor identifikasinya, golongan darah dan Rh, tanggal

    kadaluarsa darah. Pastikan bahwa sel darah merah diletakkan pada suhu

    ruangan tidak lebih dari 30 menit sebelum transfuse.

    16. Bolak-balikkan kantong darah perlahan beberapa kali untuk mencampur

    sel dengan plasma.17. Buka port pada kantong darah dengan menarik penutupnya.

    18. Tusukkan spike pada transfusi set (tutup klem terlebih dahulu) kemudian

    gantungkan kantong darah.

    19. Buka klem dan biarkan darah mengalir.

    20. Atur kembali kecepatan aliran dengan menggunakan klem aliran utama.

    21. Membereskan alat

    22. Mencuci tangan

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    12/17

    Evaluasi

    23. Cek rasa nyaman atau respon klien. Observasi adanya reaksi merugikan

    seperti menggiil, muntah, mual, ruam kulit, atau takikardia.

    24. Cek kelancaran transfusi

    25. Cek keamanan transfusi

    Dokumentasi

    26. Mencatat tindakan yang telah dilakukan termasuk waktu pemasangan,

    jumlah darah dan tetesan yang diberikan, respon klien, nomor abbocath

    yang dipakai.

    27. Catat dengan menggunakan prinsip dokumentasi.

    28. Tulis nama perawat dan ditandatangani.

    8. Format Penilaian : Observasi

    Penilaian Pemasangan Infus

    FORMAT PENILAIAN

    PRAKTEK PEMASANGAN INFUS

    NO. ITEM PENILAIANNILAI

    0 1 2

    1 Pengkajian

    1) Cek perencanaan keperawatan klien.

    2 Perencanaan

    2) Cuci tangan di air mengalir.

    3) Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan.3 Pelaksanaan

    4) Mempersiapkan pasien. Salam, identifikasi klien

    dan informed consent.

    5) Mempersiapkan lingkungan. Mengatur cahaya

    agar penerangan dan menjaga privasi klien.

    6) Buka dan siapkan infus set.

    7) Menyambungkan infus set dengan cairan NaCl

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    13/17

    8) Menggantung cairan infus atau darah di standard

    cairan

    9) Mengisi kompartemen infus set dengan cara

    menekan kompartemen bilik tetes sampai

    setengahnya.

    10) Mengisi selang infus set dengan cairan yang

    benar dengan cara membuka klem sampai semua

    gelembung udara keluar dari selang.

    11) Menutup ujung selang dan tutup dengan

    mempertahankan kesterilan.

    12) Cek adanya udara di dalam selang.13) Mencuci tangan di air mengalir.

    14) Memasang sarung tangan bersih (bila perlu)

    15) Memilih posisi yang tepat untuk memasang

    infus.

    16) Memasang alas.

    17) Memilih vena yang tepat dan benar.

    18) Memasang torniquet dengan kuat 15 – 20 cmdiatas lokasi vena tempat penusukan.

    19) Desinfeksi vena dengan antiseptik topikal

    (mis.alkohol).

    20) Buka kateter (abbocath) dan periksa apakah ada

    kerusakan.

    21) Menusukkan kateter pada vena yang telah

    dipilih dengan arah dari samping.22) Memperhatikan adanya darah dalam

    kompartemen darah dalam kateter, bila ada maka

    mandrin sedikit demi sedikit kateter dimasukkan

    perlahan-lahan.

    23) Lepaskan torniquet.

    24) Stabilisasi kateter dan tekan bagian distal kateter

    untuk mencegah aliran darah yang berlebihan.

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    14/17

    25) Buang jarum langsung ke dalam kemasannya

    kemudian simpan di bengkok.

    26) Menyambungkan dengan infus set.

    27) Memberi plester pada ujung plastik kateter tapi

    tidak menyentuh area penusukkan untuk fiksasi.

    28) Membalut dengan kassa bethadine steril dan

    menutupnya dengan kassa sterile kering.

    29) Memberi plester dengan benar.

    30) Mengatur tetesan infus sesuai dengan kebutuhan

    klien.

    31) Beri label pada selang yang berisi tanggal danwaktu pemasangan.

    32) Membereskan alat.

    33) Mencuci tangan.

    4 Evaluasi

    34) Cek kelancaran infus.

    35) Cek keamanan infus.

    36) Cek rasa nyaman atau respon klien.5 Dokumentasi

    37) Mencatat tindakan yang telah dilakukan dengan

    benar. Vena yang dipasang Jml cairan dan

    tetesan yang diberikan Nomor abbocath yang

    dipakai Waktu pemasangan .

    38) Respon klien

    39) Perawat yang memasang

    40) Prinsip dokumentasi

    Keterangan :

    Nilai 0 = tidak dilakukan

    1 = dilakukan tapi tidak optimal

    2 = dilakukan dengan optimal

    NILAI : ….../80 x 100 = ……..

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    15/17

    Penilaian Pemasangan Transfusi Darah

    FORMAT PENILAIAN PROSEDUR TRANSFUSI DARAH

    NO. ITEM PENILAIANNILAI

    0 1 2

    1. Pengkajian

    1) Cek perencanaan keperawatan klien.

    2) Cek apakah klien sedang diberikan infus

    larutan intravena, apakah jarumnya sesuai?

    (20G atau lebih besar).

    2. Perencanaan

    3) Cuci tangan di air mengalir

    4) Mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan

    5) Membawa alat-alat ke dekat klien

    3. Pelaksanaan

    6) Identifikasi klien.

    7) Melakukan informed concent .

    8) Mengatur cahaya agar penerangan baik.

    9) Pasang transfusi set ke cairan NaCl.

    10) Menggantung cairan di standard infus dan

    mengisi kompartemen transfusi set.

    11) Menutup ujung selang dan klem dengan

    mempertahankan kondisi steril.

    12) Cek adanya udara di dalam selang.13) Memasang sarung tangan bersih.

    14) Menyambungkan transfusi set dengan

    kateter (abocath).

    15) Cek formulir permintaan dan label kantong

    darah.

    16) Bolak-balikkan kantong darah perlahan

    beberapa kali.

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    16/17

    17) Buka port pada kantong darah dengan

    menarik penutupnya.

    18) Tusukkan spike pada transfusi set (tutup

    klem terlebih dahulu) kemudian

    gantungkan kantong darah.

    19) Buka klem dan biarkan darah mengalir.

    20) Atur kembali kecepatan aliran.

    21) Membereskan alat

    22) Mencuci tangan

    4. Evaluasi

    23) Observasi adanya reaksi merugikan sepertimenggiil, muntah, mual, ruam kulit, atau

    takikardia.

    24) Cek kelancaran transfusi

    25) Cek keamanan transfusi

    5. Dokumentasi

    26) Mencatat tindakan yang telah dilakukan

    termasuk waktu pemasangan, jumlah darahdan tetesan yang diberikan, respon klien,

    nomor abbocath yang dipakai.

    27) Catat dengan menggunakan prinsip

    dokumentasi.

    28) Tulis nama perawat dan ditandatangani.

    Keterangan : Nilai 0 = tidak dilakukan

    1 = dilakukan tapi tidak optimal

    2 = dilakukan dengan optimal

    NILAI : ….../56 x 100 = ……..

  • 8/18/2019 Prosedur Pemasangan Intravena Access

    17/17

    9. Referensi

    Hidayat, A., A. (2008). Buku Saku Pratikum Keperawatan Anak . Jakarta:

    EGC.

    Kozier & Erb. (2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis . edisi 5. Jakarta

    : EGC.

    Menenstein, G., B., Kaplan, D., W., Rosenberg, A., A. (2002). Buku

    Pegangan Pediatrik. Edisi 17. Jakarta : EGC

    Perry & Potter. (2000). Buku Saku Keterampilan Dan Prosedur Dasar. edisi

    3. Jakarta: EGC.

    Rocca, et.al. (1998). Seri Pedoman Praktis: Terapi Intravena . Edisi 2.

    Jakarta: EGC

    Weinstein, S. (2001). Buku Saku: Terapi Intravena . Edisi 2. Jakarta: EGC