proposal tesis barsiah, sh
TRANSCRIPT
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 1/55
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sumber daya manusia merupakan aset terpenting suatuorganisasi karena perannya sebagai subyek pelaksanakebijakan dan kegiatan operasional perusahaan. Agar perusahaan tetap eksis maka harus berani menghadapitantangan dan implikasinya yaitu menghadapi perubahan dan
memenangkan persaingan. Sumber daya yang dimiliki olehsuatu organisasi seperti modal, metode dan mesin tidak bisamemberikan hasil yang optimum apabila tidak didukung olehsumber daya manusia yang mempunyai kinerja yang optimum.
Menurut Ilyas (2002) yang dimaksud dengan kinerja adalah
penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun
kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun
kelompok. Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang
kompleks dan agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.
Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu : 1). Kompetensi
berarti individu atau organisasi memiliki kemampuan untuk
mengidentifikasikan tingkat kinerjanya; 2). Produktifitas adalah
kompetensi tersebut diatas dapat diterjemahkan kedalam tindakan
atau kegiatan-kegiatan yang tepat untuk mencapai hasil kinerja
(outcome). Temuan hasil studi tentang kinerja pegawai
dipengaruhi oleh kepuasan kerja (Lawler dan Porter, 1969;
Lock, 1970; Trovik dan Mc.Givern, 1997). Penelitian lain
menyimpulkan bahwa kinerja pegawai dipengaruhi oleh budaya
organisasi (Chen, 2004; Heather et.al, 2001). Kinerja pegawai
1
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 2/55
2
dipengaruhi oleh gaya kepemimpinan (Yammarino et.al, 1993;
Humphreys, 2002; Bass et.al, 2003).
Dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan danpembangunan kedudukan dan peranan pegawai negeri sipil sipilsangatlah penting. Hal ini disebabkan karena pegawai negeri sipilmerupakan unsur aparatur negara yang melaksanakanpemerintahan dan pembangunan dalam usaha mencapaitujuan nasional. Manusia adalah perencana, pelaku sekaliguspenentu terwujudnya tujuan organisasi. Dengan demikianpegawai negeri sipil dituntut untuk memiliki kemampuan dalammenjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk berpartisipasi
dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatansecara efektif dan efisien.
Menyadari pentingnya peranan pegawai negeri sipiltersebut pemer intah telah banyak melakukan kegiatan untukmemberdayakan pegawai negeri sipil sehingga memiliki kemampuandan kinerja yang optimal dalam upaya pencapaian tujuan nasional.Hal ini juga dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 43 tahun1999 tentang pokok-pokok kepegawaian yang dalampenjelasannya menyatakan bahwa kelancaranpenyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunannasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur
negara khususnya pegawai negeri sipil.Untuk itu pemerintah telah banyak melakukan kegiatan
seperti mengadakan pendidikan dan pelatihan (Diklat) kepadapegawai negeri sipil, menaikkan gaji dan tunjangannya, memberikanpenghargaan, hukuman dan lain sebagainya dengan harapanpeningkatan kinerja pegawai negeri sipil. Namun peningkatankinerja para pegawai negeri sipil belum juga menampakkanhasil yang memuaskan. Meski pun di beberapa daerah kinerjapegawai negeri sipil telah dilakukan dengan baik, tetapi masihbanyak juga daerah yang pegawai negeri sipilnya belummampu bekerja secara profesional. Hal ini dapat dilihat masih
banyak pegawai negeri sipil yang melanggar peraturan dalammelaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pelayan masyarakat.Bukti yang terlihat di lapangan seperti pada hari biasa hanya
beberapa pegawai yang datang tepat waktu, saat jam kerja seringpegawai negeri sipil tidak ditemukan di tempat kerja. Kemudianbanyak masyarakat yang mengeluhkan sulitnya memperolehpelayanan dari pegawai negeri sipil. Anehnya lagi, setelahmasyarakat memperoleh pelayanan, masih ditarik pungutan tidakresmi dengan alasan sumbangan. Citra pegawai negeri sipilsebagai pelayan masyarakat sering berkebalikan kondisinya dilapangan. Masyarakat yang ingin mendapatkan pelayanan
sebagai kompensasi telah menyetor pajak pada pemerintah,
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 3/55
3
seringkali dibuat repot dengan memperoleh pelayanan yang kurangmenyenangkan.
Sekretariat Daerah Kabupaten sebagai pusatpemerin tahan daerah dalam hal melakukan pembangunandaerah tentunya harus didukung dengan kemampuan pegawainegeri sip il yang berkualitas. Sekretariat Daerah sebagai salahsatu Organisasi Perangkat Daerah yang mempunyai tugas pokokmembantu Bupati dalam melaksanakan tugas penyelenggaraanpemerintahan dan memberikan pelayanan administratif, menyusunRencana Strategis, yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran,kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan pemerintahandan pelayanan administratif. Untuk itu perlu adanyapengembangan kinerja pegawai negeri sipil sehingga dapat
memberikan kinerja yang maksimal dalam melaksanakantugasnya. Sama seperti instansi pemerintah lainnya yangmemiliki kendala dalam peningkatan kinerja pegawai negerisipil, kantor Sekretariat Daerah Kabupaten Kotabaru KalimantanSelatan juga demikian.
Berdasarkan pengamatan peneliti di lapangan dari segidisiplin waktu bekerja masih ditemukannya pegawai negeri sipilyang kurang menggunakan waktu secara baik hal ini dilihat darimasih adanya pegawai negeri sipil hadir lewat dari waktu yangditentukan misalnya seharusnya jam masuk kantor adalah pukul
08.00 WITA pagi tetapi hadir pukul 10.00 WIB pagi, dan makan siangdan istirahat pukul 13.00-14.00 WITA tetapi pada kenyataanya masihditemukan yang masuk kembali ke kantor pukul 15.00 WITA, apelpagi yang tidak diikuti secara disiplin. Sedangkan dari sisi loyalitaspegawai negeri sipil terutama antara bawahan terhadap atasan dansebaliknya, ditemukannya gejala disharmonisasi antara atasandengan bawahan kadangkala atasan bertindak sendiri tanpamelibatkan bawahan dan kadangkala bawahan tidak koordinasidengan atasan, ketidaksinkronan kebijakan antara atasan denganbawahan dalam satu unit kerja dan problem lainya, disamping itupegawai negeri sipil dalam menyikapi pekerjaan lebih kepada untuk
memperoleh penghasilan, ditemukannya kekurangtelitian pegawai,dan kurangnya kemauan yang kuat untuk mempelajari tugas dankewajibannya.
Pengamatan pada aspek sikap terhadap pekerjaan misalnyamasih ditemukannya pemikiran dalam diri pegawai negeri sipilbahwa pekerjaan itu bukanlah yang harus dikerjakan, kurangnyakerjasama tim dalam pekerjaan, ditemukannya egoisme dalammengerjakan pekerjaan, kurangnya penghargaan terhadap pegawainegeri sipil yang bekerja dengan baik, rendahnya pemahamanpegawai negeri sipil terhadap tugas-tugas yang diemban(pengetahuan tentang peraturan, sistem kerja dan prosedur kerja),
dan disamping itu pula masih ditemukannya rendahnya inisiatif
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 4/55
4
pegawai dalam bekerja yang terkesan selalu menunggu petunjukdari atasan.
Untuk melakukan pembenahan terhadap kinerja pegawainegeri sipil, di Indonesia memang sangat sulit karena masalah inibukan hanya menyangkut tentang kemampuan dalammelaksanakan pekerjaan akan tetapi juga menyangkut mental,etos dan budaya kerja dari aparatur pemerintah. Di Indonesia, jumlah pegawai negeri sipil mencapai tak kurang dari lima jutaorang. Namun, dari jumlah itu, menurut mantan Men-PAN FaisalTamim, sekitar 60% tidak cukup profesional dan produktif. Halini mengindikasikan bahwa sikap dan budaya kerja dikalanganPNS belum tumbuh dan menjadi kesadaran kolektif . Dengandemikian pembenahan kinerja pegawai negeri sipil haruslah
berorientasi terhadap pembenahan budaya kerja, sehingga akantercipta aparatur pemerintah yang profesional dan produktif.
Fenomena yang terjadi diatas juga sangat dipengaruhi faktor kepemimpinan. Siagian (2002) mengatakan bahwa keberhasilansuatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagaikelompok dalam suatu organisasi tertentu, sangat tergantungpada mutu kepemimpinan yang terdapat dalam organisasi yangbersangkutan. Bahkan kiranya dapat dikatakan bahwa mutukepemimpinan yang terdapat dalam suatu organisasi memainkanperanan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasitersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama
terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 1999).Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, perlu
dilakukan penelitian apakah faktor kepemimpinan dan budaya
organisasi juga dapat mempengaruhi kinerja pegawai negeri sipil.
Penelitian ini akan menganalisa pengaruh kepemimpinan dan
budaya organisasi terhadap kinerja pegawai negeri sipil. Dimana
penelitian ini akan dilakukan pada Sekretariat Daerah Kabupaten
Kotabaru Kalimantan Selatan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah
dijelaskan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah "Apakah ada pengaruh kepemimpinan dan budaya organisasi
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 5/55
5
terhadap kinerja pegawai negeri sipil pada Sekretariat Daerah
Kabupaten Kotabaru?”.
1.3. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan dan budaya
organisasi terhadap kinerja pegawai negeri sipil pada
Sekretariat Daerah Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui kepemimpinan pada Sekretariat Daerah
Kabupaten Kotabaru.
b. Untuk mengetahui budaya organisasi pada Sekretariat
Daerah Kabupaten Kotabaru.
c. Untuk mengetahui kinerja pegawai negeri sipil pada
Sekretariat Daerah Kabupaten Kotabaru.
d. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai negeri sipil pada Sekretariat Daerah
Kabupaten Kotabaru.
e. Untuk menganalisis pengaruh budaya organisasi
terhadap kinerja pegawai negeri sipil pada Sekretariat
Daerah Kabupaten Kotabaru.
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 6/55
6
1.3. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pertimbangan atau informasi bagi pihakpegawai negeri sipil Sekretariat Daerah Kabupaten Kotabaruuntuk meningkatkan kinerja.
2. Sebagai saran untuk melatih diri dan menguji sertameningkatkan kemampuan berfikir melalui penulisan karyailmiah.
3. Sebagai bahan informasi bagi pihak lain yang melakukanpenelitian selanjutnya dalam objek yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 7/55
7
1.1. Kajian Empirik
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya
adalah:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Chomzah (2002;120) alumni
Pascasarjana UGM Yogyakarta dengan tesis berjudul "Analisis
Kinerja DPRD Dalam Era Otonomi Daerah (Studi Pada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Jawa Tengah)."
Penulis mengungkapkan bahwa DPRD Propinsi Jawa
Tengah hingga saat ini belum menunjukkan suatu kinerja yang
optimal dan berkualitas, dengan kata lain kinerja yang
dihasilkan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari indikator
fungsi representasi, fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan
fungsi anggaran. Faktor yang mempengaruhi rendahnya kinerja
DPRD Propinsi Jawa Tengah adalah faktor pengalaman dalam
berpolitik dan faktor validasi serta rendahnya data/informasi yang
ada. Peningkatan kinerja DPRD Propinsi Jawa Tengah perlu
dilakukan dengan menempatkan kader-kader terbaik yang
memiliki kompetensi, kapasitas dan kapabilitas untuk duduk
dalam lembaga legeslatif. Pembentukan pusat pelayanan
terpadu sehingga memungkinkan anggota dewan mudah
mendapatkan data/informasi yang akurat dan berkualitas serta
pembentukan badan kehormatan untuk menidak anggota dewan
10
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 8/55
8
yang melakukan kegiatan diluar tugasnya sebagai anggota
Dewan.
Dari uraian penelitian tersebut diatas, peningkatankinerja DPRD Propinsi Jawa Tengah yang disampaikan penulisbagus mengingat sebagai anggota Dewan harus menjadi contohbagi masyarakat luas yang memilihnya sehingga daerah yangdipimpinnya akan lebih maju yang diwujudkan dengan kinerjaanggota Dewan yang diharapkan dapat mewujudkan apayang diharapkan oleh masyarakat luas terutama, masyarakatPropinsi Jawa Tengah.
b. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah yang
dilakukan oleh Alizar (2002;108) alumni Pascasarjana UGMYogyakarta dengan tesis berjudul "Kinerja Bagian OrganisasiSekretariat Daerah Kota Pekanbaru Dalam Era otonomi."
Penulis mengungkapkan bahwa kinerja Bagian OrganisasiSekretariat Daerah Kota Pekanbaru dilihat dari tugas dan fungsisecara aktual masih rendah dan belum optimal, dengan masihbanyak sekedar ide belaka yang belum ditindaklanjuti secaranyata. Rendahnya kinerja Bagian Organisasi dipengaruhi olehfaktor profesionalisme dan faktor struktur organisasi.Faktor profesionalisme dapat dilihat dari rendahnyakesungguhan dan kurang disiplinnya pegawai dalam
bekerja sehari-hari. Kemampuan bertugas yang rendahkarena tidak didukung pendidikan, latihan dan kursus. Sertarendahnya tanggung jawab dalam melaksanakan tugas danfungsinya. Untuk meningkatkan kinerja dengan merealisasikanide yang ada yaitu mengevaluasi lembaga yang tidak relevanlagi dalam otonomi dengan merumuskan dan mempersiapkanPerda untuk pembentukan lembaga yang benar-benar dibutuhkan oleh Pemda Kota Pekanbaru. Segeramelaksanakan analisis jabatan dengan Susunan Organisasidan Tatakerja (SOT) baru. Meningkatkan pendidikan dan latihanpegawai untuk menunjang bidang pekerjaannya. Dari uraian
penelitian diatas, peningkatan kinerja Bagian OrganisasiSekretariat Daerah Kota Pekanbaru memang seharusnyadilakukan oleh Bagian Organisasi untuk meningkatkanprofesionalisme kinerja pegawai dimana setiap elemen pegawaidalam organisasi harus memiliki kompetensi dan kesungguhandalam bekerja untuk memajukan daerah otonomi.
c. Penelitian dengan judul: Pengaruh Budaya Organisasi TerhadapKinerja Pegawai, Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi,Sumatera Utara (Sinaga, PN, 2009).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan makadiperoleh hasil bahwa budaya organisasi pada Sekretariat
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 9/55
9
Daerah Kabupaten Dairi berada pada kategori sangattinggi. Sedangkan kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah
Kabupaten Dairi pun berada pada kategori tinggi. Terdapathubungan yang positif antara budaya organisasi terhadap kinerjapegawai pads Sekretariat Daerah Kabupaten Dairi. Semakinbaik budaya organisasi, semakin besar dorongan parapegawai untuk maju bersama dengan organisasi. Dalampenelitian ini budaya organisasi diartikan sebagai pola keyakinandan nilai-nilai organisasi yang dijiwai oleh seluruh pegawaidalam melakukan pekerjaan sebagai cara yang tepat untukmemahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait, sehingga akan menjadi sebuah nilai atau aturandi dalam organisasi tersebut.
d. Penelitian dengan judul: Analisis Pengaruh Gaya Kepemimpinandan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Bawahan (Studi Empirispada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Semarang) (UntungWidodo, 2006).
Penulis mengungkapkan bahwa gaya kepemimpinan (X I)
dan kepuasan kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan secara
bersarna-sama terhadap kinerja bawahan. Gaya kepemimpinan yang
tepat akan menimbulkan motivasi seseorang untuk berprestasi.
Dengan tercapainya prestasi menunjukkan bahwa kinerja bawahan
akan meningkat. Selain mendukung teori tersebut hasil penelitian
juga mendukung penelitian sebelurmya yang hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara persepsi
bawahan tentang gaya kepemimpinan terhadap kinerja bawahan.
1.1. Kajian Teoritis
1. Kinerja
a. Definisi Kinerja
Kata kinerja ( performance) dalam konteks tugas, sama
dengan prestasi kerja. Para pakar banyak memberikan definisi
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 10/55
10
tentang kinerja secara umum, dan dibawah ini disajikan
beberapa diantaranya :
Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang
diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu
selama kurun waktu tertentu (Bernardin dan Russel, 1993
dalam As’ad, 2003).
Kinerja adalah pekerjaan yang merupakan gabungan
dari karakteristik pribadi dan pengorganisasian seseorang
(Kurb, 1986 dalam As’ad, 2003). Sementara As’ad, (2003)
mendefinisikan kinerja sebagai keberhasilan seseorang dalam
melaksanakan suatu pekerjaan.
Sedangkan Ilyas (2002) yang dimaksud dengan kinerja
adalah penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas
maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja
perorangan maupun kelompok. Kinerja organisasi merupakan
hasil interaksi yang kompleks dan agregasi kinerja sejumlah
individu dalam organisasi.
Kinerja mengandung dua komponen penting yaitu : 1).
Kompetensi berarti individu atau organisasi memiliki
kemampuan untuk mengidentifikasikan tingkat kinerjanya;
2). Produktifitas adalah kompetensi tersebut diatas dapat
diterjemahkan kedalam tindakan atau kegiatan-kegiatan yang
tepat untuk mencapai hasil kinerja (outcome) (Ilyas, 2002).
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 11/55
11
Dari berbagai pengertian tersebut diatas, pada
dasarnya kinerja menekankan apa yang dihasilkan dari fungsi-
fungsi suatu pekerjaan atau apa yang keluar (outcome). Bila
disimak lebih lanjut apa yang terjadi dalam sebuah pekerjaan
atan jabatan adalah suatu proses yang mengolah input
menjadi output (hasil kerja). Penggunaan indikator kunci untuk
mengukur hasil kinerja individu, bersumber dari fungsi-fungsi
yang diterjemahkan dalam kegiatan/tindakan dengan
landasan standar yang jelas dan tertulis. Mengingat kinerja
mengandung komponen kompetensi dan produktifitas hasil,
maka hasil kinerja sangat tergantung pada tingkat
kemampuan individu dalam pencapaiannya.
b. Manfaat Penilaian Kinerja
Manfaat penilaian kinerja menurut Handoko (2001),
dan Siagian (2001) adalah sebagai berikut :
1) Perbaikan prestasi kerja atau kinerja. Umpan balik
pelaksanaan kerja mernungkinkan pegawai, manajer dan
departemen personalia dapat memperbaiki kegiatan-
kegiatan mereka untuk meningkatkan prestasi.
2) Penyesuaian-penyesuaian kompensasi. Evaluasi prestasi
kerja membantu para pengambil keputusan dalam
menentukan kenaikan upah, pemberian bonus dan bentuk
kompensasi lainnya.
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 12/55
12
3) Keputusan-keputusan penempatan. Promosi dan transfer
biasanya didasarkan atas prestasi kerja atau kinerja masa
lalu atau antisipasinya.
4) Perencanaan kebutuhan latihan dan pengembangan.
Prestasi kerja atau kinerja yang jelek mungkin
menunjukkan perlunya latihan. Demikian pula sebaliknya,
kinerja yang baik mungkin mencerminkan potensi yang
harus dikembangkan.
5) Perencanaan dan pengembangan karir. Umpan balik
prestasi mengarahkan keputusan-keputusan karir, yaitu
tentang jalur karir tertentu yang harus diteliti.
6) Mendeteksi penyimpangan proses staffing . Prestasi kerja
yang baik atau buruk adalah mencerminkan kekuatan atau
kelemahan prosedur staffing departemen personalia.
7) Melihat ketidakakuratan informasional. Prestasi kerja
yanng jelek mungkin menunjukkan kesalahan-kesalahan
dalam informasi analisis jabatan, rencana sumberdaya
manusia, atau komponen-komponen lain sistem informasi
manajemcn personalia. Menggantungkan pada informasi
yang tidak akurat dapat menyebabkan keputusan-
kcpulusan personalia tidak tepat.
8) Mendeteksi kesalahan-kesalahan desain pekerjaan.
Prestasi kerja yang jelek mungkin merupakan tanda
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 13/55
13
kesalahan dalam desain pekerjaan. Penilaian prestasi
membantu diagnosa kesalahan-kesalahan tersebut.
9) Menjamin kesempatan kerja yang adil. Penilaian prestasi
kerja yang akurat akan menjamin keputusan-keputusan
penempatan internal diambil tanpa diskriminasi.
10)Melihat tantangan-tantangan ekternal. Kadang-kadang
prestasi seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor diluar
lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, dan
masalah-masalah pribadi lainnya.
Dengan adanya penilaian kinerja terhadap pegawai
dapat diketahui secara tepat apa yang sedang dihadapi dan
target apa yang harus dicapai. Melalui penilaian kinerja
pegawai dapat disusun rencana, strategi dan menentukan
langkah-langkah yang perlu diambil sehubungan dengan
pencapaian tujuan karier yang diinginkan. Bagi pihak
manajemen, kinerja sangat membantu dalam mengambil
keputusan seperti promosi dan pengembangan karier, mutasi,
pemutusan hubungan kerja, penyesuaian kompensasi,
kebutuhan pelatihan dan mempertahankan status akreditasi
perguruan tinggi yang telah diperoleh.
Berdasarkan manfaat di atas dapat dikatakan bahwa
penilaian prestasi kerja yang dilakukan secara tidak tepat
akan sangat merugikan pegawai dan organisasi. Pegawai
dapat menurun motivasi kerjanya karena hasil penilaian
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 14/55
14
kinerja yang tidak sesuai dengan hasil kerjanya. Dampak
motivasi yang menurun adalah ketidakpuasan kerja yang
pada akhirnya akan sangat mempengaruhi proses pelayanan.
Bagi organisasi, hasil penilaian kinerja yang tidak tepat akan
mempengaruhi pengambilan keputusan kepegawaian yang
tidak tepat, misalnya promosi. Mempromosikan pegawai yang
tidak tepat untuk menduduki level manajemen, akan
menurunkan kualitas organisasi tersebut.
a. Pengukuran Kinerja.
Penilaian kinerja adalah salah satu tugas penting untuk
dilakukan oleh seorang manajer atau pimpinan. Kegiatan
penilaian ini penting, karena dapat digunakan untuk
memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan
memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang
kinerja mereka. Menurut Handoko (2003), Ilyas (2002), secara
garis besar ada beberapa metode penilaian kinerja:
1) Rating Scale, evaluasi hanya didasarkan pada pendapat
penilai, yang membandingkan hasil pekerjaan pegawai
dengan kriteria yang dianggap penting bagi pelaksanaan
kerja.
2) Checklist , yang dimaksudkan dengan metode ini adalah
untuk mengurangi beban penilai. Penilai tinggal memilih
kalimat-kalimat atau kata-kata yang menggambarkan
kinerja pegawai. Penilai biasanya atasan langsung.
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 15/55
15
Pemberian bobot sehingga dapat di skor. Metode ini bias
memberikan suatu gambaran prestasi kerja secara akurat,
bila daftar penilaian berisi item-item yang memadai.
3) Metode peristiwa kritis (critical incident method ), penilaian
yang berdasarkan catatan-catatan penilai yang
menggambarkan perilaku pegawai sangat baik atau jelek
dalam kaitannya dengan pelaksanaan kerja. Catatan-
catatan ini disebut peristiwa kitis. Metode ini sangat
berguna dalam memberikan umpan balik kepada pegawai,
dan mengurangi kesalahan kesan terakhir.
4) Metode peninjauan lapangan (field review method ),
seseorang ahli departemen main lapangan dan membantu
para penyelia dalam penilaian mereka. Spesialis
personalia mendapatkan informasi khusus dari atasan
langsung tentang kinerja pegawai. Kemudian ahli itu
mempersiapkan evaluasi atas dasar informasi tersebut.
Evaluasi dikirim kepada penyelia untuk di review ,
perubahan, persetujuan dan serubahan dengan pegawai
yang dinilai. Spesialis personalia bisa mencatat penilaian
pada tipe formulir penilaian apapun yang digunakan
perusahaan.
5) Penilaian didasarkan perilaku. Penilaian kinerja yang
didasarkan uraian pekerjaan yang sudah dibuat
sebelumnya. Uraian pekerjaan itu menentukan perilaku
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 16/55
16
apa saja yang diperlukan oleh pegawai untuk
melaksanakan pekerjaan itu.
6) Tes dan observasi prestasi kerja, bila jumlah pekerja
terbatas, penilaian prestasi kerja bisa didasarkan pada tes
pengetahuan dan keterampilan. Tes mungkin tertulis atau
peragaan ketrampilan. Agar berguna tes harus reliable dan
valid. Metode evaluasi kelompok ada tiga: ranking,
grading, point allocation method .
7) Method ranking , penilai membandingkan satu dengan
pegawai lain siapa yang paling baik dan menempatkan
setiap pegawai dalam urutan terbaik sampai terjelek.
Kelemahan metode ini adalah kesulitan untuk menentukan
faktor-faktor pembanding, subyek kesalahan kesan
terakhir dan halo effect , kebaikannya menyangkut
kemudahan administrasi dan penjelasannya. Grading ,
metode penilaian ini memisah-misahkan atau menyortir
para pegawai dalam berbagai klasifikasi yang berbeda,
biasanya suatu proposi tertentu harus diletakkan pada
setiap kategori. Point location, merupakan bentuk lain dari
grading penilai diberikan sejumlah nilai total dialokasikan di
antara para pegawai dalam kelompok. Para pegawai
diberi nilai lebih besar dan pada para pegawai dengan
kinerja lebih jelek. Kebaikan dari metode ini, penilai dapat
mengevaluasi perbedaan relatif di antara para pegawai,
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 17/55
17
meskipun kelemahan-kelemahan efek halo (halo effect )
dan bias kesan terakhir masih ada.
a. Model Penilaian Kinerja
Menurut Robbins (1996) dalam Ilyas (2002) bahwa
penilaian kinerja yang baik adalah dengan evaluasi 360
degree assesment (360°). Teknik ini merupakan
pengembangan terakhir dari teknik penilaian sendiri. Teknik
ini akan memberikan data yang lebih baik dan dapat
dipercaya karena dilakukan penilaian silang bawahan, mitra,
dan atasan personel. Data penilaian merupakan nilai kumulatif
dari penilaian ketiga penilai. Hasil penilaian silang ini
diharapkan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya
kerancuan, bila penilaian kinerja hanya dilakukan personel
sendiri saja.
1) Penilaian Atasan
Pada organisasi dengan tingkat manajemen
majemuk, personel biasanya dinilai oleh manajer yang
tingkatnya lebih tinggi. Penilaian termasuk yang dilakukan
oleh penyelia atau atasan langsung kepadanya laporan
kerja personel disampaikan. Penilaian ini dapat juga
melibatkan manajer lini unit lain. Sebagai contoh, personel
bagian pembelian dapat dinilai oleh manajer produksi
sebagai sebagai pemakai barang yang dibeli. Hal ini
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 18/55
18
normal terjadi bila interaksi antara personel dan unit lain
cukup tinggi. Sebaiknya penggunaan penilaian atasan dari
bagian lain dibatasi, hanya pada situasi kerja kelompok
dimana individu sering melakukan interaksi. Pada
penilaian manajer, biasanya dilakukan oleh beberapa
atasan manajer dengan tingkat lebih tinggi yang sering
bekerja sama dalam kelompok kerja. Penilaian kerja
kelompok akan sangat bernilai jika penilaian dilakukan
dengan bebas dan kemudian dilakukan mufakat dengan
diskusi. Hasil penilaian akhir seharusnya tidak
dihubungkan dengan kemungkinan adanya perbedaaan
pendapat diantara penilai. Penilaian kelompok dapat
menghasilkan gambaran total kinerja personel lebih tepat,
tetapi kemungkinan terjadi bias dengan kecenderungan
penilaian lebih tinggi sehingga menghasilkan penilaian
yang merata.
2) Penilaian Mitra
Biasanya penilaian mitra lebih cocok digunakan
pada kelompok kerja yang mempunyai otonomi yang
cukup tinggi, dimana wewenang pengambilan keputusan
pada tingkat tertentu telah didelegasikan oleh manajemen
kepada anggota kelompok verja. Penilaian mitra dilakukan
oleh seluruh anggota kerja kelompok dan umpan balik
untuk personel yang dinilai dilakukan oleh komite
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 19/55
19
kelompok kerja dan bukan oleh penyelia. Penilaian mitra
biasanya lebih ditujukan untuk pengembangan personel
dibandingkan untuk evaluasi.
Penilaian mitra dan penyelia dipercayai dapat
digunakan untuk menentukan imbalan. Penilaian ini
menunjukan reaksi lebih positif untuk pendekatan
pengembangan dibandingkan dengan evaluasi personel.
Yang perlu diperhatikan pada penilaian mitra adalah
kerahasian penilaian untuk mencegah reaksi negatif dari
personel yang dinilai. Walaupun demikian, penilaian mitra
kerja telah dikenal cukup lama tetapi penilaian ini tidak
cukup luas dipakai di dunia bisnis .
3) Penilaian Bawahan
Penilaian bawahan terhadap kinerja personel
terutama dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan
dan umpan batik personel. Bila penilaian ini digunakan
untuk administratif dan evaluasi, menetapkan tingkat gaji
dan promosi, maka penggunaan penilaian kurang
mendapat dukungan. Libbey - Owen - Ford (LOF)
melakukan suatu program penilaian bawahan terhadap
manager dalam rangka perencanaan dan penilaian kinerja
manajer. Program ini meminta kepada manajer untuk
dapat menerima penilaian bawahan sebagai umpan balik
atas kemampuan manajemen mereka. Umpan balik
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 20/55
20
bawahan berdasarkan kriteria sebagai berikut : penilaian
perencanaan kinerja strategik, pencapaian komitmen
persopnel, penetapan tujuan kerja unit, negosiasi tujuan
kinerja individual dan standar, observasi kinerja personel,
dokumentasi kinerja personel, umpan balik dan pelatihan
personel, pelaksanaan penilaian kinerja, dan imbalan
kinerja. Temuan yang menonjol dari usaha manajemen
LOF ini adalah penilaian bawahan terhadap peningkatan
keterampilan manajer dalam melatih bawahan. Manajer
diharapkan mengubah perilaku manajemen sesuai dengan
harapan bawahan. Sistem kontrol-seimbang ini menolong
manajer untuk meningkatkan kinerja manajemen
berdasarkan umpan balik bawahan menjelaskan kinerja
yang diharapkan.
2. Budaya Organisasi
Menurut Davis (dalam Lako, 2004) budaya organisasi
merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang
dipahami, dijiwai dan dipraktekkan oleh organisasi sehingga
pola tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi dasar
aturan berperilaku dalam organisasi. Hal yang sama juga
diungkapkan Mangkunegara (2005:113) yang menyatakan
bahwa budaya organisasi adalah seperangkat asumsi atau
sistem keyakinan, nilai-nilai, dan norma yang dikembangkan
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 21/55
21
dalam organisasi yang dijadikan pedoman tingkah laku bagi
anggota-anggotanya untuk mengatasi masalah adaptasi
eksternal dan internal.
Selanjutnya Robbins (dalam Tampubolon, 2004: 190)
berpendapat budaya organisasi merupakan perekat sosial
yang mengikat anggota-anggota organisasi secara
bersama-sama melalui nilai-nilai, norma-norma standar
yang jelas tentang apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan
dan dikatakan oleh anggotanya.
Sedangkan menurut Scein (dalam Stoner, 1995:183)
mendefinisikan budaya organisasi sebagai suatu pola dari
asumsi-asumsi dasar yang ditemukan, diciptakan atau
dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud
agar organisasi belajar mengatasi atau menanggulangi
masalah-masalahnya yang timbul akibat adaptasi
eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan
cukup baik, sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota
baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan
dan merasakan berkenaan dengan masalah- masalah tersebut.
Pendapat Scein diatas diperkuat oleh Druiker (dalam
Tika, 2006: 4) yang menyatakan budaya organisasi adalah
pokok penyelesaian masalah-masalah eksternal dan intemal
yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh
suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 22/55
22
anggota-anggota baru sebagai cara yang tepat untuk
memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-
masalah terkait.
Budaya organisasi berawal dari kebiasaan saat ini, tradisi,
dan cara-cara umum untuk melakukan pekerjaan kebanyakan
berasal dari apa yang telah dilaksanakan sebelumnya dan
tingkat keberhasilan dari usaha-usaha yang telah dilakukan,
dengan demikian budaya organisasi merupakan persepsi umum
yang diyakini oleh para anggota organisasi. Semakin banyak
pegawai dari sebuah organisasi yang menerima nilai-nilai
inti, menyetujui jajaran tingkatannya, dan merasa sangat
terikat kepadanya, maka akan menjadikan sebuah budaya
menjadi kuat.
Dari definisi yang dikemukakan oleh para tokoh diatas
terkandung unsur-unsur dalam budaya organisasi yaitu,
pertama, asumsi dasar yaitu berfungsi sebagai pedoman
bagi anggota maupun kelompok dalam organisasi untuk
berperilaku. Kedua, keyakinan yang dianut ini mengandung
nilai-nilai yang dapat berbentuk slogan atau moto, asumsi
dasar, tujuan umum organisasi, filosofi usaha, atau prinsip-
prinsip menjelaskan usaha. Ketiga, pemimpin atau
kelompok pencipta dan pengembangan budaya organisasi.
Budaya organisasi perlu diciptakan dan dikembangkan oleh
pemimpin organisasi atau kelompok tertentu dalam organisasi
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 23/55
23
tersebut.
Keempat, pedoman mengatasi masalah. Dalam
organisasi ada dua masalah pokok yang sering muncul, yakni
masalah adaptasi eksternal dan masalah integrasi internal.
Kedua masalah tersebut dapat diatasi dengan asumsi dasar
dan keyakinan yang dianut bersama anggota organisasi.
Kemudian yang kelima, berbagi nilai (sharing of value). Dalam
budaya organisasi perlu berbagi nilai terhadap apa yang paling
diinginkan atau apa yang paling balk dan berharga bagi
seseorang.
Keenam, Pewaris (learning process). Asumsi dasar
dan keyakinan yang diambil oleh anggota organisasi perlu
diwariskan kepada anggota-anggota baru dalam organisasi
sebagai pedoman untuk bertindak dan berperilaku dalam
organisasi tersebut. Dan yang ketujuh, penyesuaian
(adaptasi). Perlu penyesuaian anggota kelompok terhadap
peraturan atau norma yang berlaku dalam kelompok atau
organisasi tersebut, serta adaptasi organisasi terhadap
perubahan lingkungan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi merupakan pola keyakinan dan nilai-nilai
organisasi yang dijiwai oleh seluruh anggotanya dalam
melakukan pekerjaan sebagai cara yang tepat untuk
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 24/55
24
memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-
masalah terkait, sehingga akan manjadi sebuah nilai atau
aturan di dalam organisasi tersebut.
Menurut Rival (2004:432) budaya organisasi
mempunyai fungsi sebagai berikut: (a) Budaya mempunyai
suatu peran menetapkan tapal batas, artinya budaya
menciptakan perbedaan yang jelas antara satu organisasi
dengan organisasi yang lain. (b) Budaya memberikan identitas
bagi anggota organisasi. (c) Budaya mempermudah
timbulnya komitmen yang lebih luas dan pada kepentingan
individu. (d) Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem
sosial. (e) Budaya sebagai mekanisme pembuat makna kendali
yang memandu serta membentuk sikap dan perilaku pegawai.
Luthans (dalam Lako, 2004:33), mengidentifikasi
enam karakteristik penting didalam budaya organisasi yaitu,
pertama, observed behavior regulation, yaitu apabila para
partisipan organisasi saling berinterakasi satu sama lain baik itu
interaksi antar anggota organisasi maupun interaksi antara
anggota organisasi dengan orang-orang yang berhubungan
dengan organisasi, maka mereka akan menggunakan
bahasa, terminologi dan ritual yang sama yang berhubungan
dengan rasa hormat dan cara bertindak. Kedua, norms, yaitu
standar-standar perilaku yang ada, mencakup pedoman tentang
berapa banyak pekerjaan yang harus dilakukan dan
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 25/55
25
perbuatan-perbuatan apa saja yang tidak boleh dilakukan-
Ketiga dominant value, yaitu ada sejumlah nilai-nilai utama
yang organisasi anjurkan dan harapan kepada anggota
organisasi untuk menyumbangkannya, misalnya absensi yang
rendah,dan efisiensi yang tinggi.
Selanjutnya yang keempat philosophy, yaitu ada sejumlah
kebijakan yang menyatakan keyakinan organisasi tentang
bagaimana para pegawai dan masyarakat sebagai
pelanggan diperlakukan. Kelima, rules, yaitu ada sejumlah
pedoman pasti yang berhubungan dengan kemajuan atau
cara berhubungan dalam organisasi. Para pegawai baru
harus mempelajari "ikatan" atau rules yang telah ada
sehingga mereka dapat diterima sepenuhnya sebagai anggota
baru dalam organisasi. Dan yang keenam, organizational
climate, yaitu ada sesuatu perasaan yang dibawa oleh
individu, cara anggota memperlakukan dirinya menghadapi
masyarakat dan pihak luar lainnya.
3. Kepemimpinan
a. Pengertian
Menurut Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2008;165)
menjelaskan pengertian kepemimpinan yang dikemukakan
pars ahli antara lain:
1) Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 26/55
26
kegiatan-kegiatan kelompok yang diorganisir, menuju
kepada, penentuan dan pencapaian tujuan (Ralp M
Stogdill).
2) Kepemimpinan merupakan motor atau daya
penggerak dari semua sumber dan alat yang
tersedia dalam sebuah organisasi (Sondang
P.Siagian)
3) Kepemimpinan dalam, organisasi berarti penggunaan
kekuasaan dan pembuatan keputusan-keputusan
(Robert Dubin)
4) Kepemimpinan adalah individu di dalam kelompok yang
memberikan tugas pengarahan dan pengorganisasian
yang relevan dengan kegiatankegiatan kelompok (Fred
E.Fiedler)
1) Gareth R Jones et al. (2000; 463) mendefinisikan
"Leadership is the process by which a peson exerts
influence over other people and inspires, motivates, and
direct their activities to help achieve group or organizational
goals. The person who exerts such influence is a leader".
2) Komaruddin Sastradipoera dalam Jurnal Manajerial
Volume 2 Nomor 3 (2003;2) mengemukakan
bahwa yang d imaksud dengan kepemimpinan
adalah pengaruh antar pribadi yang dilaksanakan dalam
situasi dan diarahkan, melalui proses komunikasi,
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 27/55
27
menuju pencapaian tujuan atau tujuan-tujuan spesifik.
Berdasa rkan pendapa t d i a tas, dapa t
disimp ulkan bahwa kepemimpinan dapat diartikan
sebagai kemampuan dan kekuatan seseorang untuk
mempengaruhi pikiran (mindset) orang lain agar mau
dan mampu mengikuti kehendaknya, dan memberi
inspirasi kepada pihak lain untuk merancang sesuatu
yang lebih bermakna. Sedangkan pemimpin diartikan
sebagai orang yang memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi dan memberi inspirasi kepada orang
lain, agar mereka menunjukkan respons tertentu
dalam merealisasikan visi dan misi organisasi.
Sehingga menurut penulis, pemimpin dapat
didefinisikan sebagai seorang yang memiliki
kemampuan, keterampilan, dan ketauladanan dalam
memberi instruksi/perintah, membimbing dan memotivasi
pihak lain agar dapat melakukan sesuatu dengan baik
untuk mencapai tujuan organisasi serta mampu
mensejahterakan pegawai.
a. Fungsi Pemimpin
Fungsi utama seorang pemimpin adalah mengambil
keputusan (decision making). Merujuk pandangan Lawrence
R. Jauch and William F. Glueck, (Yuniarsih T. dan Suwanto,
2008;166) dapat disimpulkan adanya lima aspek penting
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 28/55
28
dalam pengambilan keputusan stratejik, yaitu:
1) Rasionalitas. Hal ini dapat diukur dari sisi manfaat
maksimum, ketepatan pemilihan alternatif, dan kepastian
penetapan skala prioritas, dalam merealisasikan visi dan
misi organisasi.
2) Relevansi. Hal ini dapat diukur dari tingkat kesesuaiannya
dengan tujuan dan kebutuhan organisasional.
1) Kepuasan. Hal ini dapat diukur dari tingkat penerimaan
stakeholders, dampak positif dari keputusan, serta
komitmen semua pihak dalam mengimplementasikannya.
2) Fleksibilitas. Hal ini dapat diukur dari kesesuaiannya
dengan situasi yang dihadapi, dan tingkat kemampuan
beradaptasi terhadap perubahan.
3) Komprehensif. Hal ini dapat diukur dari keluasan cakupan
permasalahan yang diatasi.
Secara lebih rinci, fungsi pemimpin dalam pengambil
keputusan terutama dikaitkan dengan kebutuhan
untuk: menetapkan berbagai kebijakan yang dapat
memotivasi lahirnya inovasi; menganalisis berbagai situasi
yang dihadapi organisasi untuk mendapatkan solusi bagi
upaya pengembangan dan sustainability organisasi;
mengorganisasikan partisipasi kelompok untuk
terc iptanya kerjasama (kolaborasi) ; menetapkan
mekanisme dan standar kerja, yang dapat memberi
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 29/55
29
inspirasi serta menumbuhkan kreativitas secara
menyeluruh dalam mencapai kinerja yang efektif, efisien
dan produktif, dan melakukan pembinaan kepada staf dalam
upaya menumbuhkan budaya belajar melalui organizational
learning, memperkuat komitmen, dan menjaga loyalitas.
a. Perilaku atau Gaya Kepemimpinan
Menurut Gary Yukl (2009;256) terdapat dua,
perilaku pemimpin yaitu kepemimpinan suportif (serupa
dengan perhatian) dan kepemimpinan mengarahkan
(serupa dengan struktur memprakarsai). Kedua
perilaku pemimpin yang lainnya ditambahkan dalam versi
belakangan oleh House dan Mitchell (1974). Keempat
perilaku didefinisikan sebagai berikut:
1) Kepemimpinan Suportif
Member ikan perha tian terhadap kebutuhan
bawahan , yang memperlihatkan perhatian akan
kesejahteraan mereka dan menciptakan ikhm yang
bersahabat dalam unit kerja.
2) Kepemimpinan Mengarah.
Membiarkan bawahan mengetahui apa yang diharapkan
untuk mereka lakukan, memberikan bimbingan khusus,
meminta bawahan untuk mengik uti per atu ran dan
prosedur, pembuatan jadwal dan
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 30/55
30
mengkoordinasikan pekerjaan.
3) Kepemimpinan Partisipatif.
Berkonsultasi dengan para bawahan dan
mempertimbangkan opini dan usulan mereka.
4) Kepemimpinan Berorientasi Keberhasilan.
Menetapkan sasaran yang menantang, mencari
perbaikan kiner a, menekankan kinerja yang luar biasa,
dan memperlihatkan keyakinan bahwa bawahan akan
mencapai standar yang tinggi.
Menjadi pemimpin bukanlah hal yang mudah,
ka rena itu menjalankan tugas kepemimpinan merupakan
pekerjaan yang sulit. Kepatuhan bawahan harus terbentuk
dari dalam dirinya yang didorong oleh kepercayaan dan
keyakinan diri dan bukan hasil kalkulasi antara untung
dan rugi. Kerja sama pemimpin dengan pengikut bukan
sekedar hubungan atasan-bawahan ataupun majikan-
pekerja, melainkan berkembang menuju terciptanya
hubungan kemitraan dalam sebuah teamwork yang solid.
Kedua belah pihak menampilkan diri secara profesional
dan proporsional, dengan hak dan kewajiban yang jelas.
Sedangkan penelitian Iowa University yang dilakukan
oleh Ronald Lippit, Talph K, White, dibawah bimbingan Kurt
Lewin pada tahun 1930-an (dalam Luthans, 2006)
menghasilkan tiga gaya kepemimpinan, yaitu:
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 31/55
31
1) Otokratis (Autocratic). Pemimpin memegang kekuasaan
secara penuh, kekuasaanya bersifat sentralistik,
menekankan kekuasaan jabatan, dilaksanakan dengan
paksaan serta memegang sistem pemberian hadiah dan
hukuman.
2) Bebas kendali (Laissez faire). Pemimpin memberikan
kebebasan penuh kepada bawahannya untuk melakukan
apa saja. Peran aktif dilakukan oleh anggota organisasi
yang bebas memilih cara bekerja.
3) Demokratis (Democratic). Pemimpin yang
mendelegasikan wewenang pada bawahan, mendorong
partisipasi bawahan, menekankan kemampuan bawahan
dalam menyelesaikan tugasnya, dan memperoleh
penghargaan melalui kekuasaan pengaruh, bukan
jabatan.
Dari beberapa teori kepemimpinan diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa kepemimpinan ada lah sua tu
kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain
agar orang tersebut mau mengikuti perintah atau
kehendaknya dan dapat memberikan inspirasi untuk
melakukan suatu kegiatan dengan hasil yang bermanfaat.
Sedangkan pemimpin adalah orang yang memiliki
kemampuan untuk menggerakkan orang lain agar mengikuti
semua perintah yang bennakna bagi tercapainya tujuan
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 32/55
32
organisasi.
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai
Kepemimpinan pada dasarnya adalah proses
mempengaruhi orang lain. Selain itu kepemimpinan juga juga
berarti kemampuan untuk mempengaruhi, menggerakkan, dan
mengarahkan suatu tindakan pada diri seseorang atau
sekelompok orang untuk tujuan tertentu. Dalam upaya
mempengaruhi tersebut seorang pemimpin menerapkan gaya
yang berbeda-beda dalam setiap situasi. Dimana menurut Stoner
et. al (1996) gaya kepemimpinan (leadership styles) merupakan
berbagai pola tingkah laku yang disukai oleh pemimpin dalam
proses mengarahkan dan mempengaruhi pekerja. Dari
pengertian tersebut terungkap bahwa apa yang dilakukan oleh
atasan mempunyai pengaruh terhadap bawahan, yang dapat
membangkitkan semangat dan kegairahan kerja maupun
sebaliknya.
Ogbonna dan Harris (2000) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa kepemimpinan yang diperankan dengan
baik oleh seorang pemimpin mampu memotivasi pegawai untuk
bekerja lebih baik, hal ini akan membuat pegawai lebih hati-hati
berusaha mencapai target yang diharapkan perusahaan, hal
tersebut berdampak pada kinerjanya. Hasil penelitian Ogbonna
dan Harris (2000) menunjukkan bahwa budaya organisasi
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 33/55
33
mampu memoderasi pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kepuasan kerja yang berdampak pada peningkatan kinerja
pegawai.
Chen (2004) dalam penelitiannya menguji pengaruh
antara budaya organisasi dan peran kepemimpinan terhadap
komitmen organisasi, kepuasan kerja dan kinerja pegawai pada
perusahaan industri kecil dan menengah di Taiwan. Sedangkan
Armanu Thoyib (2005) menyatakan kepemimpinan,
budaya organisasi, dan strategi organisasi berpengaruh terhadap
kinerja pegawai. Sementara Fiedler (1996, dalam Ogbonna dan
Harris, 2000) membuktikan pentingnya efektifitas kepemimpinan
dengan argumentasinya bahwa efektivitas seorang pemimpin
merupakan determinan utama keberhasilan atau kegagalan
kelompok, organisasi atau bahkan negara.
2. Pengaruh Budaya Organisasi dengan Kinerja
Pada dasarnya manusia atau seseorang yang berada
dalam kehidupan organisasi berusaha untuk menentukan dan
membentuk sesuatu yang dapat mengakomodasikan
kepentingan semua pihak, agar dapat menjalankan aktivitasnya
tidak berbenturan dengan berbagai sikap dan perilaku dari
masing-masing individu. Sesuatu yang dimaksud adalah budaya
dimana individu berada, seperti nilai, keyakinan, anggapan,
harapan dan sebagainya. Kreitner dan Kinicki (2005)
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 34/55
34
mengemukakan bahwa budaya organisasi adalah nilai
keyakinan bersama yang mendasari identitas perusahaan.
Mengingat budaya organisasi merupakan suatu
kesepakatan bersama para anggota dalam organisasi atau
perusahaan sehingga mempermudah lahirnya kesepakatan yang
lebih luas untuk kepentingan perorangan. Keutamaan budaya
organisasi merupakan pengendali dan arah dalam membentuk
sikap dan perilaku manusia yang melibatkan diri dalam suatu
kegiatan organisasi, sebagaimana Deal dan Kennedy (1982) dan
Ouchi (1981) dalam McKinnon et.al (2003) menyatakan bahwa
budaya organisasi mempengaruhi produktivitas, kinerja,
komitmen, kepercayaan diri, dan perilaku etis.
Penelitian yang dilakukan Chen (2004) menunjukkan
bahwa budaya organisasi dan gaya kepemimpinan berpengaruh
signifikan positif terhadap komitmen organisasi, kepuasan kerja
dan kinerja pegawai. Dukungan tinggi yang ditunjukkan oleh
pemimpin organisasi mampu memberikan motivasi yang tinggi
dari pegawai untuk bekerja lebih baik dan mencapai target.
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 35/55
35
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL PENELITIAN
1.1. Kerangka Konsep Penelitian
Dari telaah pustaka di muka, maka disusun suatu kerangka
pemikiran teoritis yang menyatakan pengaruh antara variabel dalam
penelitian ini, untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran teoritis
digambarkan dalam gambar 3.1 sebagai berikut :
Gambar 3.1
KINERJA PEGAWAI
BUDAYA ORGANISASI
KEPEMIMPINAN
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 36/55
36
Bagan Kerangka Konsep Penelitian
1.2. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian merupakan dugaan awal/kesimpulan
sementara hubungan pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen sebelum dilakukan penelitian dan harus
dibuktikan melalui penelitian. Dimana dugaan tersebut diperkuat
melalui teori/jurnal yang mendasari dan hasil dari penelitian
terdahulu. Berdasarkan pada kerangka pemikiran teoritis di atas,
maka hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Ada pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai
negeri sipi l pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kotabaru,
Kalimantan Selatan.
b. Ada pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja
pegawai neger i sipil pada Sekretariat Daerah Kabupaten
Kotabaru, Kalimantan Selatan.
1.1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Untuk menghindari salah pengertian dalam interpretasi variabel yang
mengakibatkan menyimpang dari tujuan penelitian, maka variabel-
variabel dalam penelitian ini perlu di definisikan dengan jelas
penggunaannya secara rinci serta diberikan beberapa indikator
pengukurannya. Variabel dimaksud adalah sebagai berikut :
41
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 37/55
37
1. Variabel Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan menunjukkan, secara langsung
maupun tidak langsung, tentang keyakinan seorang pemimpin
terhadap kemampuan bawahannya. Artinya, gaya kepemimpinan
adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari
falsafah, keterampilan, sifat, sikap, yang sering diterapkan
seorang pemimpin ketika ia mencoba mempengaruhi kinerja
bawahannya. Dari pengertian tersebut terungkap bahwa apa
yang dilakukan oleh atasan mempunyai pengaruh terhadap
bawahan, yang dapat membangkitkan semangat dan kegairahan
kerja maupun sebaliknya. Variabel gaya kepemimpinan
merupakan faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi dan
kinerja pegawai diukur melalui lima dimensi variabel, yaitu:
(a) Gaya partisipatif, (b) Gaya pengasuh, (c) Gaya otoriter,
(d) Gaya birokratis, (e) Gaya berorientasi pada tugas. Masing-
masing dengan lima indikator.
Gambar 3.2
Variabel Gaya Kepemimpinan
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 38/55
38
2. Variabel Budaya Organisasi
Budaya organisasi merupakan suatu sistem makna
bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan
organisasi itu dari organisasi-organisasi lain (Robbin, 2006).
Variabel budaya organisasi merupakan faktor yang
mempengaruhi komitmen organisasi dan kinerja Pegawai,
variabel ini diukur melalui delapan indikator.
Gambar 3.3
Variabel Budaya Organisasi
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 39/55
39
3. Variabel Kinerja Pegawai
Menurut Mas’ud (2004) kinerja adalah hasil pencapaian
dari usaha yang telah dilakukan yang dapat diukur dengan
indikator-indokator tertentu. Variabel kinerja pegawai diukur
melalui tujuh indikator.
Gambar 3.3
Variabel Kinerja Pegawai
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 40/55
40
BAB IV
METODE PENELITIAN
a.1. Rancangan Penelitian
46
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 41/55
41
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang
dibuat, penelitian ini termasuk penelitian Explanatory dengan metode
kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh
kepemimpinan dan budaya organisasi terhadap kinerja pegawai
negeri sipi l pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kotabaru,
Kalimantan Selatan.
a.2. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Sekretariat Daerah Kabupaten
Kotabaru, Kalimantan Selatan.
a.3. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah semua pegawai negeri
sipil di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Kotabaru yaitu
sebanyak 96 orang. Sampel pada penelitian ini adalah dengan
mengambil seluruh populasi yang ada (total populasi) dan memenuhi
kriteria penelitian. Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
1. PNS bersedia sebagai responden
2. PNS tidak sedang menjalani cuti, dan ijin sakit
a.1. Prosedur Pengambilan Data
Untuk mendapatkan data pads penelitian ini
dipergunakan cara-cara sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan, studi ini dilakukan untuk memperoleh
data sekunder yang akan digunakan untuk memperoleh
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 42/55
42
keterangan-keterangan yang berguna dalam perumusan teori
dan landasan penelitian.
2. Studi lapangan, dimaksudkan untuk mendapatkan data primer
dengan cara:
a. Wawancara, yakni tanya jawab yang dilakukan secara
langsung terhadap pegawai pada lingkungan Sekretariat
Daerah Kabupaten Kotabaru .
b. Observasi, yakni melihat langsung kondisi lapangan yang
akan dijadikan lokasi penelitian.
c. Kuesioner, dimana peneliti membuat daftar pertanyaan
secara tertulis yang diajukan kepada responden untuk
mendapatkan informasi .
Instrumen penelitian ini disusun menggunakan prinsip
skala Likert. Menurut Indriantoro dan Supomo, (1999) bahwa :
"Skala Likert merupakan metode pengukuran sikap yangmenyatakan setuju dan ketidaksetujuannya terhadap objek ataukejadian tertentu. Skala ini pada umumnya menggunakan limaangka penelitian, yaitu : (1) sangat setuju, (2) setuju, (3) tidak pastiatau netral, (4) tidak setuju, (5) sangat tidak setuju".
Pemberian nilai tersebut dilakukan setelah instrument
penelitian yang berupa skala l ikert ini terkumpul. Adapun
keuntungan dari skala likert di antaranya adalah mudah dibuat
dan ditafsirkan, bersifat luwes, bentuknya umum dan mengukur
pada tingkat skala ordinal (Soehartono, 2000:78).
Teknik skala Likert berguna untuk mengukur atas jawaban dari
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 43/55
43
pertanyaan yang diajukan kepada responden dengan cara
memberikan nilai skor pada, setiap item jawaban. Pember ian skor
untuk setiap jawaban dari pertanyaan yang diajukan kepada
responden penelitian ini akan mengacu pada pernyataan
Sugiyono, (2001. b : 86 – 87) bahwa :
Jawaban dari setiap item instrument yang menggunakanskala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangatnegative yang dapat berupa kata-kata. Untuk keperluan analisis
kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya :
1. Sangat setuju/ selalu/ sangat positif, diberi skor 5;
2. Setuju/ sering/ positif, diberi skor 4;
3. Ragu-ragu/ kadang-kadang/ netral, diberi skor 3;
4. Tidak setuju/ hampir tidak pernah/ negative, diberi skor 2;
5. Sangat tidak setuju/ tidak pernah/ sangat negative, diberi skor 1.
a.1. Keabsahan Data
Keabsahan suatu hasil penelitian sosial ditentukan oleh alat
ukur yang digunakan. Alat ukur yang valid bisa menggambarkan
keadaan suatu objek penelitian yang sebenarnya. Sehubungan
dengan hal tersebut, maka kejujuran responden dalam menjawab
pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner merupakan hal
yang penting. Instrumen yang valid adalah alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data yang dapat digunakan
untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrument yang
reliable adalah instrument yang apabila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 44/55
44
yang sama (Sugiyono dan Wibowo, 2002: 220).
Guna menghindari hal-hal yang bisa meragukan
keabsahan hasil penelitian ini, maka diperlukan pengujian lebih
lanjut. Pengujian tersebut terdiri dari dua macam yaitu :
1. Uji Kesahihan (Validitas)
Menurut Singaribuan dan Effendi (1995: 124) bahwa
validitas menunjukkan sejauh mana mana suatu alat pengukur
itu mengukur apa yang ingin diukur. Uji va lidi tas in i digunakan
untuk menge ta hui kecermatan al at uku r dalam
menjalankan fungsinya, sehingga bisa diketahui tingkat
validitasnya.
Data terkumpul dalam penelitian dapat dipercaya apabila
alat ukur yang dipakai memiliki tingkat validitas yang tinggi,
karena alat ukur yang tingkat validitasnya tinggi akan memiliki
varians kesalahan yang sedikit.
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan cars
mengkorelasikan skor masing-masing pertanyaan yang diajukan
ke responden dengan total skor untuk masing-masing variabel.
Berdasarkan hasil korelasi ini, maka selanjutnya akan dicari
nilai t untuk masing-masing item. Apabila t hitung > t table,
berarti data tersebut valid. Kemudian data yang valid ini akan
diikutsertakan dalam pengujian hipotesis penelitian.
2. Uji Keandalan (Reliabilitas)
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 45/55
45
Singarimbun dan Effendi (1995: 144) menyatakan bahwa :
"Realibitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh manasuatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejalayang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relativekonsisten, maka alat pengukur tersebut reliable. Dengan katalain, reliabitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur di dalammengukur gejala yang sama".
Pengujian reliabilitas ini hanya dilakukan terhadap butir-
butir yang valid, yang diperoleh melalui uji validitas.
Selanjutnya untuk melihat tingkat reliabilitas data, SPSS
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas, jika
Cronbach Alpha (α) > 0.6 maka reliabilitas pertanyaan bisa
diterima (Setiaji 2004 : 59).
a.1. Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk mengolah data kedalam bentuk
yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan serta untuk menguji
secara statistik kebenaran hipotesa yang telah ditetapkan, analisa
data dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
1. Analisis Univariat
Analisis univariat digunakan untuk menjabarkan secara
deskriptif untuk mengetahui distribusi frekuensi dan proporsi
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 46/55
46
masing-masing variabel yang diteliti, baik variabel bebas maupun
variabel terikat.
2. Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis dengan
menentukan hubungan variabel bebas dan variabel terikat melalui
uji korelasi tata jenjang Spearman’s. Korelasi tata jenjang
Spearman’s digunakan untuk menentukan hubungan dua skala
data variabel yang kedua-duanya merupakan skala ordinal atau
tata jenjang (Arikunto, 2005). Adapun rumus Korelasi Spearman’s
adalah sebagai berikut :
)1(
61
2
2
−
∑−=
N N
Brho xy
Keterangan :
rho xy = Koefisien Korelasi
B = Beda antara jenjang setiap subjek
N = Banyaknya subjek
Untuk indeks korelasi sebenarnya dapat diketahui adanya 4
hal yaitu arah korelasi (tanda + dan tanda -), ada tidaknya
korelasi, interpretasi tinggi rendahnya korelasi dan signifikan
tidaknya harga r (rho). Interpretasi dari nilai korelasi r (rho)
menurut ukuran yang konservatif menurut Colton dalam Hastomo
(2007) adalah sebagai berikut :
Nilai r (rho) Interpretasi hasil0,76 – 1,00 Hubungan Sangat Kuat
0,51 – 0,75 Hubungan Kuat
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 47/55
47
0,26– 0,50 Hubungan Sedang0,00 – 0,25 Hubungan Lemah
Sumber : Hastomo, 2007
Hipotesis statistik menyatakan bahwa Ho ditolak bila
p ≤ 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara
variabel bebas dengan variabel terikat.
DAFTAR PUSTAKA
Dessler, Garry. 1997. Human Resource Management: Appraising Performance. New Jersey: Prentice Hall.
Fuad Mas’ud, 2004, “Survai Diagnosis Organisational ,” Badan PenerbitUniversitas Diponegoro, Semarang.
Gibson, J.L, Ivancevich, JM & Donnelly, J.H. Alih Bahasa Andriani, N.(1997). Organisasi : Perilaku, Struktur dan proses. Jakarta : AksaraBinarupa.
Handoko, TH. 2007. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.Yogjakarta : BPFE .
H. Hadari Nawawi, 2003, Kepemimpinan Mengefektifkan Organisasi ,
Gajahmada University Press, Yogyakarta.
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 48/55
48
________. 2005,Manajemen Sumber Daya Manusia (Untuk Bisnis Yang Kompetitif), Gajahmada University Press, Yogyakarta.
Hasibuan, M. 2003. Organisasi dan Motivasi : Dasar PeningkatanProduktivitas. Jakarta: Bumi Aksara.
Hastomo, SP. 2007. Analisis Data Kesehatan. Jakarta : FKM UniversitasIndonesia (Unpublished)
Heidjrachman dan Suad Husnan. 2002. Manajemen Personalia.Yogjakarta : BPFE.
Ilyas, Y. 2002. Kinerja. Teori, Penilaian dan Penelitian. Jakarta: Pusat
Kajian Ekonomi Kesehatan FKM Universitas Indonesia .
________. 2004. Perencanaan SDM Rumah Sakit . Jakarta : PusatKajian Ekonomi Kesehatan FKM Universitas Indonesia .
Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur RI Nomor:25/KEP/M.PAN/04/2002 tentang Pedoman Pengembangan BudayaKerja Aparatur Negara
Luthans, Fred, 2006, Perilaku Organisasi , Edisi Sepuluh, Penerbit Andi,Yogyakarta
Mangkunegara, AP. 2001. Manajemen Sumber Daya ManusiaPerusahaan (Cetakan Ketiga). Bandung: PT. Remaja RodakaryaOffset.
Munandar, AS. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi . Jakarta :Universitas Indonesia Press.
Murti, B. 2007. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi . Yogyakarta :Gajah Mada University Press .
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : RinekaCipta.
Nursalam. 2007. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
________. Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.
Robbins, S.P. Alih Bahasa Pujaatmaka, H & Molan, B. 2006., Perilaku Organisasi : Konsep kontroversi, aplikasi , Edisi kedelapan. Jakarta:
PT Prenlindo.
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 49/55
49
Siagian, S. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : BumiAksara
Sitty Yuwalliatin, 2006, Pengaruh Budaya Organisasi, Motivasi, danKomitmen Terhadap Kinerja Serta Pengaruhnya TerhadapKeunggulan Kompetitif Dosen Unissula Semarang . EKOBIS Vol. 7No. 2, Juni, h. 241-256.
Sovyia Desianty, 2005, Pengaruh Gaya Kepemimpinan TerhadapKomitmen Organisasi Pada PT Pos Indonesia (PERSERO)Semarang . Jurnal Studi Manajemen & Organisasi. Vol 2. No. 1,Januari, h. 69-84.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Administrasi . Bandung : Altabeta.
Suharsimi Arikunto, 2006, Prosedur Penelitian (Suatu PendekatanPraktik), Jakarta : Rineka Cipta.
Suharto dan Budhi Cahyono, 2005, Pengaruh Budaya Organisasi,
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Sumber DayaManusia di Sekretariat DPRD Propinsi Jawa Tengah. JRBI Vol.1No. 1, Januari, h. 13-30.
Yukl, Gary, 2005, Kepemimpinan Dalam Organisasi , Edisi kelima, PTIndeks, Jakarta.
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 50/55
50
PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN
Kepada YthBapak/Ibu/Saudara Calon RespondenDi – Sekretariat Daerah Kabupaten Kotabaru.
Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan
di PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU
EKONOMI INDONESIA BANJARMASIN, saya akan melakukan penelitian
tentang “PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI
TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SEKRETARIAT
DAERAH KABUPATEN KOTABARU KALIMANTAN SELATAN”
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesedian Bapak/Ibu/Saudara
untuk menjadi responden dalam penelitian ini dan minta kesediaannya
untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa
adanya. Jawaban yang diberikan di jamin kerahasiannya.
Demikian permohonan, atas bantuan dan partisipasinya
disampaikan terima kasih
Kotabaru,...................2012
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 51/55
51
Peneliti,
BARSIAH, SHNPM.2010110056
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
Setelah saya membaca maksud dan tujuan dari penelitian ini maka
saya menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam
penelitian ini.
No. Responden :
Tanggal :.........................2012
Tanda tangan :..........................
KUISIONER
Judul Penelitian : PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYAORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAINEGERI SIPIL PADA SEKRETARIAT DAERAHKABUPATEN KOTABARU KALIMANTANSELATAN
Nomor Responden :
Tanggal Pengisian : ....................2012
Petunjuk : Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan sejujur-jujurnya.
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama :
2. Umur :
3. Jabatan :
4. Masa Kerja :
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 52/55
52
5. Pendidikan Terakhir :
6. Unit Kerja :
A. KEPEMIMPINANPetunjuk : Berikan jawaban dengan tanda (X) terhadap semua
pernyataan dalam kuesioner ini dengan memberikanpenilaian sejauhmana pernyataan itu sesuai dengan
realita, nilai 5 untuk sangat sesuai/setuju sampai dengannilai 1 untuk sangat tidak sesuai/setuju.
No Indikator Variabel PenelitianNILAI / SKOR
1 2 3 4 5
Bagaimana gaya pimpinan anda di tempatanda bekerja?
STS
TS
N S SS
1 Pemimpin sering berkonsultasi dengan anakbuah
2 Pemimpin memperlakukan anak buah secara
sama antara satu dengan lainnya3 Pemimpin bergaul secara informal dengananak buah
4 Pemimpin bercampur secara bebas dengananak buah
5 Pemimpin membuat anak buah merasa bebas.6 Pemimpin membantu anak buah sekalipun
bukan masalah yang berkaitan denganpekerjaan.
7 Pemimpin memuji dan menghargai merekayang bekerja keras.
8 Pemimpin memperhatikan secara pribadidalam mempromosikan anak buah, bagi
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 53/55
53
mereka yang bekerja keras.9 Pemimpin memberikan bantuan kepada
mereka yang bekerja keras.10 Pemimpin memperlakukan anak buah seperti
adik sendiri.11 Pemimpin tidak mentolerir campur tangan
apapun dari anak buah.12 Pemimpin menuntut anak buah melakukan apa
yang ingin mereka lakukan.13 Pemimpin merasa percaya diri dalam
mengambil keputusan yang tepat.14 Pemimpin menyimpan informasi penting untuk
dirinya sendiri.
15 Pemimpin berprilaku seakan-akan kekuasaandan prestisenya penting bagi kepatuhan anakbuah.
16 Pemimpin lebih menyukai prosedur yang rinciuntuk melakukan pekerjaan
17 Pemimpin mengharapkan anak buah untukmematuhi peraturan berkaitan denganpekerjaan mereka.
18 Pemimpin menyerahkan pengambilankeputusan besar di tangan atasan (bos).
19 Pemimpin bertindak sesuai peraturan
organisasi20 Pemimpin mengutamakan orang yang memiliki
wewenang21 Pemimpin menuntut anak buah
memprioritaskan pelaksanaan tugas dari padaurusan yang lain.
22 Pemimpin mengharapkan anak buahmenyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
23 Pemimpin selalu memperbarui pengetahuanberkaitan dengan pekerjaannya
24 Pemimpin sangat disiplin dalam melaksanakan
pekerjaan.25 Pemimpin sangat tidak suka kepada anak
buah yang datang terlambat.
B. BUDAYA ORGANISASI
Bagaimana budaya organisasi di tempat anda bekerja ?
No Indikator Variabel PenelitianNILAI / SKOR
1 2 3 4 5
Bagaimana budaya organisasi di tempatanda bekerja ? ST TS N S SS
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 54/55
54
S1 Dalam organisasi Pegawai mencurahkan
seluruh kemampuannya untuk bekerja2 Dalam organisasi, Pegawai
mengorganisasikan pekerjaannya sendiri.3 Anggota organisasi bersikap hangat (ramah)
dalam pergaulan.4 Anggota organisasi mempunyai inisiatif
(prakarsa)5 Pertemuan (rapat) dilakukan tepat waktu.6 Setiap orang selalu memperhatikan biaya yang
dikeluarkan7 Pegawai merasa aman dengan pekerjaanya
8 Pegawai merasa bangga dan dihargai.
C. KINERJA
KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama Atasan/Penilai :………………………………………….
2. Jabatan :………………………………………….
3. Masa kerja :…………………………………………..
4. Pendidikan Terakhir :…………………………………………..
5. Staf yang dinilai :………………………………………….
6. Unit Kerja :………………………………………….
Petunjuk : Berikan jawaban dengan tanda (X) terhadap semuapernyataan dalam kuesioner ini dengan memberikanpenilaian sejauhmana pernyataan itu sesuai dengan
realita, nilai 5 untuk sangat sesuai/setuju sampai dengannilai 1 untuk sangat tidak sesuai/setuju.
No Indikator Variabel PenelitianNILAI / SKOR
1 2 3 4 5
Bagaimana kinerja pegawai/staf di tempatanda bekerja?
STS
TS
N S SS
1 Kualitas kerja pegawai ini jauh lebih baik dariPegawai lain.
2 Efisiensi pegawai ini melebihi rata-rata
Pegawai lain.
5/13/2018 Proposal Tesis Barsiah, Sh - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/proposal-tesis-barsiah-sh 55/55
55
3 Kemampuan pegawai ini melaksanakanpekerjaannya utama adalah baik
4 Pegawai ini dapat melaksanakan pekerjaandengan tepat waktu.
5 Pengetahuan pegawai ini berkaitan denganpekerjaan utama adalah baik.
6 Tingkat kreativitas pegawai ini dalammelaksanakan pekerjaan utama adalah baik.
7 Pegawai ini dapat melaksanakan tugas sesuaiprosedur dan kebijakan organisasi.