proposal ta perencanaan biaya dan waktu
DESCRIPTION
Perencanaan metoda kerja, biayadan waktu jembatanTRANSCRIPT
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
1. Latar Belakang
Kondisi jembatan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Banyaknya
jembatan yang rusak dan kurang layak pakai memberi dampak besar untuk
kehidupan bangsa Indonesia, tertutama dalam faktor sosial dan ekonomi. Selain
itu, jembatan yang rusak dan kurang layak pakai juga berdampak terhadap bidang
pertanian. Tidak jarang hasil produksi yang harus didistribusikan antar kota atau
provinsi menjadi terhambat atau lebih lama dikarenakan kondisi jembatan
tersebut. Maka dari itu diperlukan sarana dan prasarana serta infrastruktur yang
baik untuk menunjang faktor sosial dan ekonomi di Indonesia.
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi sebagai penghasil beras
terbesar di Indonesia. Kawasan pertanian lahan sawah yang paling utama terletak
di jalur pantura atau jalur Pantai Utara Jawa. Di Jawa Barat jalur pantura
menghubungkan kabupaten Karawang, kabupaten Subang, kabupaten Indramayu
dan kabupaten Cirebon. Dalam sektor pertanian padi, kabupaten Cirebon
merupakan salah satu daerah produsen beras terbesar yang terletak di jalur
pantura. Sektor pertanian dan peternakan terbesar yang berada di kabupaten
Cirebon salah satunya terletak di desa Babadan. Hasil pertanian dan peternakan
dari desa tersebut didistribusikan ke kota Cirebon dan kabupaten Cirebon. Akses
dari desa Babadan menuju ke kabupaten Cirebon bisa dicapai dengan melalui
sungai Bondet dan desa Mayung.
Desa Babadan dan desa Mayung dihubungkan oleh jembatan dengan
bentang 81 meter dan lebar 1,7 meter yang melintasi sungai Bondet. Jembatan
jenis baja dengan lantai kendaraan berupa kayu ini hanya bisa dilalui oleh pejalan
kaki, kendaraan roda 2, becak dan gerobak. Karena jembatan yang terlalu kecil
dan kondisi jembatan cukup parah, distribusi hasil pertanian dan peternakan
menjadi terhambat ditambah lagi kondisi jembatan yang tidak bisa dilalui mobil.
Lantai kendaraan jembatan ini menggunakan kayu yang seminggu sekali harus
dilakukan penggantian. Keluhan dari warga pada jembatan ini sering terjadi
dikarenakan kondisi jembatan yang rusak dan banyak warga yang jatuh. Jembatan
ini menjadi satu-satunya akses penghubung dari desa Babadan ke desa Mayung
yang berujung ke kota. Jika tidak ada jembatan Babadan-Mayung ini, warga harus
I - 1
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
berputar puluhan kilometer. Maka dari itu, jembatan yang menghubungkan kedua
desa ini sangat penting untuk menunjang kehidupan sosial ekonomi warga di desa
Babadan.
Gambar 1 Sektor Lahan Pertanian dan PeternakanSumber: Dokumentasi Pribadi
Gambar 2 Kondisi Jembatan Babadan – MayungSumber: Dokumentasi Pribadi
Melihat kondisi tersebut pemerintah kabupaten Cirebon berencana untuk
meningkatkan infrastruktur jembatan tersebut. Demi keberlangsungan faktor
sosial ekonomi yang baik dan optimal, maka dibutuhkan pembangunan prasarana
dengan kualitas yang baik pula. Jembatan Babadan-Mayung pada awalnya
merupakan jembatan baja dengan panjang bentang 81 meter dan lebar 1,7 meter,
I - 2
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
kemudian akan ditingkatkan menjadi jembatan komposit dengan panjang 81 meter
dan lebar yang diperbesar menjadi 3,5 meter dan bisa dilalui oleh kendaraan roda
empat. Pada saat pembangunan, konstruksi jembatan lama akan dibongkar terlebih
dahulu dan konstruksi jembatan yang akan dibuat, dibangun tepat pada posisi
jembatan yang lama. Pembangunan jembatan ini terdiri dari beberapa lingkup
pekerjaan diantaranya pekerjaan tanah, pekerjaan struktur bawah dan pekerjaan
struktur atas. Dikarenakan proyek peningkatan jembatan Babadan-Mayung ini
bukan satu-satunya proyek peningkatan yang akan dilakukan oleh dinas pekerjaan
umum kabupaten Cirebon, maka proyek ini harus dikerjakan secara efisien baik
dari segi waktu maupun biaya. Berikut ini adalah denah pembuatan jembatan dan
gambar rencana jembatan komposit Babadan-Mayung.
Gambar 3 Gambar Denah Jembatan Komposit Babadan-Mayung
Sumber: Dokumen Bina Marga
I - 3
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
Gambar 4 Gambar Rencana Jembatan Komposit Babadan-Mayung
Sumber: Dokumen Bina Marga
Menurut (Soeharto, Iman 1999), bahwa proyek dapat didefinisikan sebagai
kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan
alokasi sumber daya tertentu, dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau
deliverable yang mempunyai tiga kendala (triple constrain) sekaligus sasaran,
yakni biaya (cost), mutu (quality) dan waktu (time), karena ukuran keberhasilan
suatu proyek dikaitkan dengan sejauh mana ketiga sasaran tersebut tercapai. Maka
dari itu dibutuhkan sebuah manajemen proyek yang dimulai dari awal proyek
I - 4
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
hingga akhir proyek agar didapat kualitas dan waktu yang terorganisir dengan
baik.
2. Lokasi Kajian Tugas Akhir
Lokasi kajian Tugas Akhir ini berada pada Proyek Peningkatan Jembatan
Babadan-Mayung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Adapun peta lokasi proyek
dapat dilihat pada Gambar 6 berikut.
Gambar 5 Lokasi Proyek
Sumber: www.cirebonkab.go.id
3. Topik Tugas Akhir
Topik yang dibahas untuk tugas akhir ini adalah Perencanaan Metoda
Kerja, Biaya Dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-
Mayung, Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat.
4. Tujuan Penyusunan Tugas Akhir
Tujuan penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
I - 5
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
1. Menyusun metode kerja proyek.
2. Merencanakan rencana anggaran biaya untuk proyek (RAB).
3. Merencanakan kebutuhan sumber daya proyek yang terdiri dari pekerja,
alat dan bahan.
4. Merencanakan penjadwalan proyek berupa barchart, Network Planning,
dan Kurva S.
5. Ruang Lingkup Tugas Akhir
Ruang lingkup pembahasan tugas akhir yang akan dibahas guna
menghindari penyimpangan pembahasan adalah sebagai berikut :
1. Penyusunan metoda kerja pelaksanaan proyek dilakukan secara umum
atau tidak mendetail melainkan hanya untuk mengetahui volume
pekerjaannya saja. Lingkup pekerjaan yang dibuat tidak termasuk
pekerjaan pembongkaran dan jembatan pengganti sementara.
2. Perencanaan kebutuhan sumber daya proyek yang terdiri dari pekerja,
peralatan, dan bahan yang digunakan dengan pedoman Analisa Harga
Satuan (AHS) Bina Marga 2010 dan SNI serta penyusunan Rencana
Anggaran Biaya (RAB) dengan cara manual.
3. Perencanaan jadwal pelaksanaan yang terdiri Barchart dan Network
Planning yang dilakukan dengan menggunakan Software Microsoft
Project 2013, dan Kurva S yang dilakukan dengan menggunakan cara
manual.
6. Studi Literatur
Untuk mendukung penyusunan Tugas Akhir dengan topik perencanaan
metoda kerja, biaya dan waktu, maka digunakan sumber hasil penelitian / tugas
akhir yang telah dilakukan dengan topik yang berkaitan. Berikut adalah hasil studi
literatur untuk penyusunan tugas akhir.
No Penyusun Judul Ringkasan
I - 6
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
(Tahun)
1
Fadhilah
Nurmauludy dan
Muhammad Ariful
Akbar
(2014)
Perencanaan Biaya dan Waktu Pada
Proyek Pengembangan Prasarana
Pengeboran Gas PT. Pertamina,
Provinsi Jawa Timur.
Penyusunan metode kerja,
penyusunan RAB dan kebutuhan
sumber daya, penyusunan jadwal
pelaksanaan menggunakan Ms.
Project
2
Damarra Rezza
dan Restu M. Farid
(2015)
Perencanaan Biaya dan Waktu Pada
Proyek Pengembangan Sarana
Pengeboran dan Sarana Operasi
Migas PT. Pertamina, Provinsi Jawa
Timur.
Penyusunan metode kerja,
perhitungan kebutuhan sumber
daya, penyusunan RAB dan
penyusunan jadwal pelaksanaan
menggunakan Ms. Project
3
Fiedya
Desyaningtyas dan
Siti Nurmala
(2012)
Perhitungan Rencana Anggaran
Biaya dan Kebutuhan Alat, Bahan,
Upah serta Penjadwalan Pada
Pekerjaan Struktur
Gedung Magister Sains Terapan
(MST) Politeknik Negeri Bandung.
Menyusun RAB untuk
merealisasikan proyek
pembangunan gedung MST,
menyusun rekapitulasi kebutuhan
alat, bahan dan upah yang
diperlukan dalam proyek
pembangunan gedung MST,
menyusun alokasi sumber daya
dan penjadwalan struktur proyek.
4.
Teja Prawira
Negara
(2015)
Analisis Penjadwalan Network
Planning Pada Proyek Cikampek-
Palimanan Section 3A, Kabupaten
Subang, Jawa Barat.
Tahapan penjadwalan proyek,
hubungan antar pekerjaan dan
pembuatan network planning
menggunakan Ms. Project
7. Tinjauan Pustaka
7.1 Jembatan
Jembatan adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route
transfortasi melalui sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain.
Jembatan adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan
dua bagian jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah
yang dalam, alur sungai saluran irigasi dan pembuang. Gambar 2.1 berikut
merupakan contoh penampang melintang dari jembatan :
I - 7
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
Gambar 6 Contoh Penampang JembatanSumber: Google
Bisa dilihat dari gambar diatas beberapa bagian-bagian yang ada pada
jembatan dan berikut akan dijelaskan komponen-komponen yang ada pada
konstruksi sebuah jembatan :
a. Struktur Atas Jembatan
Stuktur atas jembatan merupakan struktur yang langsung menerima semua
beban termasuk Beban hidup lalu-lintas dan berat sendiri struktur, bentuk
struktur bangunan atas ini menggambarkan tipe atau jenis strukutur
jembatan. Bangunan atas terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
Pelat lantai Kendaraan
Pelat lantai kendaraan merupakan bagian konstruksi jembatan yang
langsung menerima beban lalu-lintas yang berjalan di atasnya, yang di
dalam perencanaan diperhitungkan terhadap beban hidup dari tekanan
gandar roda kendaraan dan berat konstruksi yang dipikulnya (termasuk
berat sendiri lantai). Lantai kendaraan jenisnya bermacam-macam ada
yang terbuat dari beton, baja ataupun ada pelat lantai berjenis
orthotropic. Lantai kendaraan diletakkan langsung di atas Gelagar Induk
atau Gelagar memanjang pada jembatan.
Gelagar Memanjang (Balok Lantai)
I - 8
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
Gelagar memanjang merupakan bagian konstruksi jembatan yang
berfungsi memikul lantai kendaraan yang kemudian meneruskan beban-
beban tersebut kebagian konstruksi di bawahnya.
Gelagar Melintang
Gelagar melintang adalah bagian konstruksi yang berada di bawah
gelagar memanjang untuk memikul memikul gelagar memanjang yang
kan diteruskan ke gelagar induk. Gelagar ini akan menahan momen
lentur dan momen punteir bila terjadi gaya-gaya arah melintang jembatan
seperti angina dan gempa
Gelagar Induk
Merupakan bagian utama konstruksi bangunan atas, yang berfungsi
meneruskan seluruh beban yang diterima bangunan atas dan diteruskan
ke bangunan bawah. gelagar induk biasanya biasanya berupa rangka
batang atau balok girder dan balok komposit.
Perletakan
Perletakan merupakan komponen jembatan yang berfungsi untuk
mendistribusikan beban bangunan atas jembatan ke bangunan bawah
jembatan. Perletakan jembatan dibedakan atas perletakan tetap dan
perletakan gerak. Perletakan gerak berfungsi memfasilitasi gerakan rotasi
dan translasi longitudinal. Perletakan tetap berfungsi hanya memfasilitasi
gerakan rotasi.
Ikatan Angin
Ikatan angin berfungsi untuk mengurangi goyangan samping pada
jembatan, dengan cara mengikat gelagar menjadi satu dan menjadi kaku.
Drainase
Drainase pada Jembatan berfungsi untuk mengalirkan air yang ada di
lantai kendaraan ke saluran pembuang sehingga tidak menggenangi
lantai kendaraan jembatan, yang sangat mengganggu jalannya lalu-lintas
yang melewatinya.
b. Struktur Bawah Jembatan
I - 9
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
Struktur pondasi bawah merupakan struktur yang berhubungan langsung
dengan tanah pendukung atau pondasi jembatan, yang berfungsi untuk
meneruskan bebandari seluruh bangunan atas lewat tumpuan jembatan yang
diteruskan ke tanah pendukung atau pondasi. Bangunan bawah ini terdiri
dari bagian-bagian sebagai berikut,
Pondasi
Jenis pondasi yang digunakan adalah Precast reinforced concrete pile.
Precast reinforced concrete pile adalah tiang pancang dari beton bertulang
dicetak dan dicor dalam acuan beton (bekisting), kemudian setelah cukup
kuat (keras)lalu diangkat dan dipancangkan. Karena tegangan tarik beton
adalah kecil dan praktis dianggap sama dengan nol, sedangkan berat sendiri
dari beton adalah besar, maka tiang pancang beton ini haruslah diberi
penulangan-penulangan yang cukup kuat untuk menahan momen lentur
yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan pemancangan. Karena berat
sendiri adalah besar, biasanya tiang pancang beton ini dicetak dan dicor di
tempat pekerjaan, jadi tidak membawa kesulitan untuk transport. Tiang
pancang ini dapat memikul beban yang besar (lebih besar 50 ton untuk
setiap tiang), hal ini tergantung dari dimensinya. Dalam perencanaan tiang
pancang beton precast ini panjang daripada tiang harus dihitung dengan
teliti, sebab kalau ternyata panjang daripada tiang ini kurang, terpaksa harus
diadakan penyambungan, hal ini sulit dan memakan banyak waktu.
Beberapa keuntungan pemakaian Precast Reinforced Concrete Pile
adalah sebagai berikut :
Precast Reinforced Concrete Pile ini dapat mempunyai tegangan tekan yang
besar, ini tergantung dari mutu beton yang digunakan,
Tiang pancang ini dapat diperhitungkan baik sekali sebagai “End Bearing
Pile” maupun sebagai “Friction Pile“
Tiang pancang beton dapat tahan lama sekali, serta tahan terhadap pengaruh
air maupun bahan-bahan yang corrosive asal beton dekkingnya cukup tebal
untuk melindungi tulangannya.
I - 10
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
Karena tiang pancang beton ini tidak berpengaruh oleh tinggi muka air tanah
seperti pada tiang pancang kayu, maka di sini tidak memerlukan galian
tanah yang banyak untuk Poernya.
Beberapa kerugian Pemakaian Precast Concrete Reinforced Concrete
Pile adalah sebagai berikut :
Karena berat sendirinya besar maka transportnya akan mahal, oleh karena itu
Precast Reinforced Concrete Pile ini dibuat di tempat pekerjaan.
Tiang pancang beton ini baru dipancang setelah cukup keras (kuat), hal ini
berarti memerlukan waktu yang lama untuk menuunggu sampai tiang
pancang beton ini dapat dipergunakan.
Bila memerlukan pemotongan maka dalam, pelaksanaannya akan lebih sulit
dan memerlukan waktu yang lama.
Bila panjang tiang pancang kurang, karena panjang dari tiang pancang ini
tergantung daripada alat pancang (piledriving) yang tersedia maka untuk
melakukan alat penyambungan adalah sukar dan memerlukan alat
penyambung khusus.
Apabila dipancang di sungai atau di laut, dimana ada bagian dari tiang yang
berada di atas tanah (lihat gambar 6). Bagian A-B akan bekerja sebagai
kolom akibat gaya vertikal dan bagian A-B juga bekerja sebagai balok
ccantilever terhadap beban horizontal.
Gambar 7 Ilustrasi Pemancangan
I - 11
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
Sumber: Google
Abutment
Abutment adalah bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua
ujung pilar-pilar jembatan, berfungsi sebagai pemikul seluruh beban
hidup (Angin, kendaraan, dll) dan mati (beban gelagar, dll) pada
jembatan. Gambar 7 merupakan gambar contoh Abutment :
Gambar 8 Contoh Abutment JembatanSumber: Google
Pile Cap
Pile cap adalah konstruksi penggabung antara tiang-tiang pancang
menjadii tiang kelompok (pile group) dan penghubung antara tiang
pancang dengan kolom.
Pilar
Pilar merupakan bagian lain dari bangunan bawah yang terletak di
bentang jembatan diantara pangkal jembatan, berfungsi seperti Abutment
yang membagi beban dan memperpendek bentang jembatan. Pilar
biasanya dibangun dari beton bertulang atau tiang panjang (beton atau
pipa baja) dan di atasnya terdapat kepala pilar atau pier head.
Pier Head
I - 12
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
Pier head atau kepala pilar merupakan bagian dari pilar yang fungsinya
sebagai penahan struktur atas dan meneruskan beban yang diterima ke
struktur dibawahnya. Kepala pilar terletak dibagian pilar paling atas.
Berikut ini adalah contoh pile cap dan pilar jembatan yang ditunjukan
oleh gambar 8.
Gambar 9 Contoh Pile Cap, Pilar dan Pier Head JembatanSumber: Google
7.2 Metode Konstruksi Jembatan Komposit
Metode konstruksi jembatan komposit memiliki beberapa jenis pekerjaan
diantaranya sebagai berikut,
a. Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan persiapan adalah pekerjaan yang dilakukan pada saat akan
dimulai proyek. Pekerjaan persiapan terdiri dari beberapa pekerjaan
diantaranya adalah sebagai berikut,
Mobilisasi, adalah kegiatan mendatangkan tenaga, bahan dan peralatan yang
akan digunakan dalam kegiatan pembangunan suatu proyek.
Pembersihan Lokasi, pada pekerjaan ini, kegiatan yang akan dilakukan
antara lain adalah perataan lahan, penebangan semak belukar ataupun yang
setidaknya dapat mengganggu jalannya proyek dan pembuatan akses jalan
masuk proyek.
Pembangunan Fasilitas Proyek di Lapangan, antar lain mencakup
pembuatan direksi keet yang digunakan sebagai tempat mengkoordinasi dan
mengawasi semua kegiatan pelaksanaan proyek. Kemudian pembuatan
gudang terbuka dan gudang tertutup yang digunakn untuk penyimpanan
perlatan konstruksi dan bahan yang akan digunakan untuk pembangunan
I - 13
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
proyek. Pembangunan barak kerja yang dibangun bersebelahan dengan
lokasi pembangunan direksi keet.
b. Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat theodolite untuk
menentukan as jembatan dengan alur pengukuran dimulai dengan membuat
titik acuan dari beton rabat dilanjutkan dengan mengukur mulai dari titik
abutment 1 menuju pilar sampai abutment 2. Kemudian dilakukan pengukuran
ulang dari abutment 2 menuju pilar sampai abutment 1. Setelah patok terpasang
selanjutnya dilakukan pemasangan bowplank untuk menentukan sudut-sudut
dari bangunan. Bowplank ditancapkan kedalam tanah sampai posisinya
kuat/tidak mudah goyang dan dipasang ± 3m dari lokasi bangunan sehingga
tidak rusak pada waktu penggalian.
c. Pekerjaan Bangunan Bawah
Pekerjaan bangunan bawah terdiri dari beberapa pekerjaan antara lain
sebagai berikut,
Pekerjaan Galian, mencakup pekerjaan galian untuk abutment dilaksanakan
sampai dengan elevasi dasar pile cap yaitu ± 1m. Penggalian dilakukan
melebihi luasan yang akan digunakan untuk abutment untuk memudahkan
penempatan konstruksi. Pekerjaan ini menggunakan alat backhoe dan
dumptruck dan tanah hasil galian dibuang ke tempat yang sudah
direncanakan. Dilanjutkan dengan penggalian tanah untuk pekerjaan pilar,
penggalian menggunakan alat berat jenis backhoe dengan langsung masuk
ke sungai karena pada aliran air sungai pada waktu musim kemarau sangat
sedikit. Kemudian dilakukan pengeringan air (dewatering) pada pekerjaan
pondasi untuk abutment dilakukan jika air dianggap menggenangi lokasi
penggalian.
Pekerjaan Tiang Pancang, pekerjaan pemancangan dimulai dari pondasi
pilar jembatan dan dilanjutkan ke abutment. Tiang pancang diangkat
menuju lokasi dan ditegakan pada titik yang ditentukan. Tiang pancang
diukur ketegakan tiang menggunakan theodolit. Kemudian dilakukan
pemukulan dengan diesel hammer dan setiap 10 kali pukulan dilakukan
I - 14
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
pencatatan penurunan. Setelah proses pemancangan selesai, dilakukan
pemotongan pengelupasan tiang pancang sesuai dengan elevasi rencana.
Tilangan pada tiang disisakan ± 50 cm untuk pengecoran pile cap.
Pekerjaan Beton, mencakup pekerjaan bekisting untuk abutmen dan pilar
jembatan. Pengecoran dilakukan setelah bekisting dicek terhadap goyangan,
kebocoran dan kekuatan perancah. Kemudian beton dicek terhadap nilai
slump untuk mengukur kekentalan campuran beton tersebut. Kemudian
pekerjaan pengecoran dilakukan dengan menggunakan bantuan alat ready
mix dan truk mixer. Tata cara pengecoran bisa dilakukan secara bertahap
atau persegmen. Pada saat pengecoran setiap 30 cm dilakukan pemadatan
beton menggunakan vibrator dan dibantu dengan cara mengetok bekisting.
Setelah beton mencapai umur yang disyaratkan atau seijin pengawas
lapangan, bekisting bisa dibongkar sesuai instruksi dari pengawas.
Pekerjaan Urugan, dilakukan dengan menggunakan tanah urug dari tanah
bekas galian ataupun dari tanah lainyang diambil dari luar proyek dilakukan
oleh backhoe. Pekerjaan pemadatan dilakukan tiap tebal pengurugan ± 15cm
dengan menggunakan stamper atau babu roller.
d. Pekerjaan Bangunan Atas
Pekerjaan bangunan atas terdiri dari beberapa pekerjaan antara lain sebgai
berikut,
Pekerjaan Sambungan Gelagar, terdiri dari 3 urutan pekerjaan sebagai
berikut,
1. Pendatangan profil baja, dilakukan dengan menggunakan truk khusus untuk
mangangkut profil baja yang dilengkapi dengan sejenis crane untuk
mengangkat dan meletakan profil baja. Ketika truk tersebut sampai dilokasi
proyek, profil tersebut diletakan sesuai instruksi dari pelaksana, pengawas
atau pun orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
penyambungan.
2. Peletakan profil baja, sebelum profil tersebut diletakan sebaiknya telah
dibuat semacam perletakan dari kayu yang disusun dua tingkat serta
melintang terhadap profil nantinya. Setelah truk sampai, profil tersebut
I - 15
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
diletakan dengan hati-hati dan searah memanjang jembatan pada perletakan
yang telah dibuat. Untuk perletakan profil yang lain untuk dilakukan
penyambungan, perletakannya harus berhimpit dengan gelagar yang lain.
3. Penyambungan profil baja, setelah profil tersebut diletakan pada
perletakan,kemudian dilakukan penyambungan terhadap profil baja tersebut
dengan alat sambung baut. Proses penyambungan dilakukan dengan tenaga
manusia dengan diawasi serta mengikuti instruksi dari pelaksana maupun
pengawas lapangan.
Pekerjaan pengelasan, setelah profil disambung, permukaan atas profil
diberi tanda untuk pemasangan shear connector dan juga nantinya untuk
plat begisting. Kemudian shear connector dipasang dengan menggunakan
las sudut dengan jarak sesuai perhitungan.
Pemasangan gelagar utama, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut,
1. Sebelum gelagar baja tersebut diangkat dan dipasangkan pada perletakan di
abutment jembatan, sebaiknya terlebih dahulu dicek terhadap sambungan
shear connector dan pada abutment diukur dan diberi tanda untuk
perletakan expansion joint dan perletakan untuk tumpuan.
2. Setelah siap semuanya, gelagar dipindahkan ke atas abutment dan pilar
dengan menggunakan crane.
3. Posisi crane berada di depan jembatan rencana dan bersebelahan dengan
tempat penyambungan profil baja.
4. Perletakan gelagar tersebut haruslah secara hati-hati dan tepat berada pada
tumpuan.
5. Setelah pemindahan gelagar yang pertama, dilanjutkan dengan gelagar yang
kedua. Setelah gelagar kedua tersebut diletakan pada tempatnya, kedua
gelagar tersebut segera disambung dengan diafragma . penyambungan
dengan diafragma dimulai dari dari ujung gelagar. Demikian seterusnya
sampai dengan gelagar yang terakhir.
I - 16
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
Gambar 10 Sambungan DiafragmaSumber: Google
Pekerjaan Beton, diawali dengan pekerjaan begisting untuk pengecoran
lantai kendaraan. Kemudian dilakukan pekerjaan pembesian, setelah itu
dilakukan pekerjaan pengecoran. Pada saat pengecoran dilakukann
pemadatan beton yang dilakukan menggunakan vibrator. Kemudian
dilakukan perawatan pada beton tersebut.
Pekerjaan Perkerasan, dimulai dari lapisan pondasi bawah yang bisa
menggunakan aggregat kelas B dan dipadatkan menggunakan tandem
roller. Kemudian lantai kendaraan dibersihkan dari debu ataupun kotoran
menggunakan compressor lalu permukaan diberi prime coat setelah itu
dipadatkan kembali.
Pekerjaan Finishing, adalah pekerjaan pelengkap berupa pemasangan rambu
jalan, pekerjaan acian untuk kerb lantai kendaraan dan booksandaran dan
pekerjaan pengecatan.
7.3 Rencana Anggaran Biaya
Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek adalah perhitungan
banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain
yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tersebut. (Ibrahim,
B. 2008). Anggaran Biaya merupakan harga dari bangunan yang dihitung dengan
teliti, cermat dan memenuhi syarat. Anggaran biaya yang sama akan berbeda-beda
di masing-masing daerah, disebabkan karena perbedaan harga bahan dan upah
tenaga kerja.
I - 17
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan perkalian antara hasil
perhitungan volume pekerjaan dengan harga satuan pekerjaan. Apabila terdapat
jenis pekerjaan yang tidak bisa dihitung dengan unit price atau sejak awal
ditetapkan sebagai lumpsum, maka harga satuan untuk pekerjaan tersebut
ditetapkan berdasarkan perkiraan. Namun, perkiraan tersebut tetap menggunakan
dasar yang rasional dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebelum menghitung
rencana anggaran biaya, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tahapan-
tahapan tersebut adalah penguraian item pekerjaan atau WBS (Work Breakdown
Structure), perhitungan volume pekerjaan, dan analisa harga satuan pekerjaan.
Tahap terakhir dalam penyusunan RAB adalah rekapitulasi. Pada tahap ini
hanya ditampilkan item-item pokok saja. Sesuai dengan peraturan yang saat iini
berlaku, presentase jasa bagi penyedia jasa tidak lebih dari 10%. Saat ini, rata-rata
presentasi yang digunakan adalah 7%. Untuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
ditambahkan dalam nilai proyek sebanyak 10%. Setelah semuanya
diperhitungkan, maka akan diperoleh besarnya biaya proyek.
7.4 Penjadwalan Proyek
Menurut Husen, A. (2010), penjadwalan proyek merupakan salah satu
elemen hasil perencanaan, yang dapat memberikan informasi tentang jadwal
rencana dan kemajuan proyek dalam hal kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga
kerja, peralatan dan material serta rencana durasi proyek dan progress waktu
untuk menyelesaikan proyek. Dalam proses penjadwalan, penyusunan kegiatan
dan hubungan antar kegiatan dibuat lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini
dimaksudkan untuk membantu pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan atau
scheduling adalah pengalokasian waktu yang tersedia melaksanakan masing-
masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil
optimal dengan mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada.
Selama proses pengendalian proyek, penjadwalan mengikuti perkembangan
proyek dengan berbagai permasalahannya. Proses monitoring serta updating
selalu dilakukan untuk mendapatkan penjadwalan yang paling realistis agar
alokasi sumber daya dan penetapan durasi sesuai sasaran dan tujuan proyek.
I - 18
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
7.4.1 Manfaat Penjadwalan Proyek
Secara umum penjadwalan mempunyai manfaat-manfaat sebagai berikut :
a. Memberikan pedoman terhadap unit pekerjaan / kegiatan mengenai batas-
batas waktu untuk mulai dan akhir dari masing-masing tugas.
b. Memberikan sarana bagi manajemen untuk koordinasi secara sistematis
dan realistis dalam penentuan alokasi prioritas terhadap sumber daya dan
waktu.
c. Memberikan saran untuk menilai kemajuan pekerjaan.
d. Menghindari pemakaian sumber daya yang berlebihan, dengan harapan
proyek dapat selesai sebelum waktu yang di tetapkan.
e. Memberikan kepastian waktu pelaksanaan pekerjaan.
f. Merupakan sarana penting dalam pengendaliaan proyek.
Kompleksitas penjadwalan proyek sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut :
a. Sasaran dan tujuan proyek.
b. Keterkaitan dengan proyek lain agar terintegrasi dengan master schedule.
c. Dana yang di perlukan dan dana yang tersedia.
d. Waktu yang di perlukan, waktu yang tersedia, serta perkiraan waktu yang
hilang dan hari-hari libur.
e. Susunan dan jumlah kegiatan proyek serta keterkaitan di antaranya.
f. Kerja lembur dan pembagian shift kerja untuk mempercepat proyek.
g. Sumber daya yang di perlukan dan sumber daya yang tersedia.
h. Keahlian tenaga kerja dan kecepatan mengerjakan tugas.
I - 19
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
8. Metodologi
Berikut ini adalah metodologi pengerjaan Tugas Akhir yang terdiri dari
beberapa tahapan sebagai berikut.
8.1 Metodologi Penyusunan Tugas Akhir
Gambar 11 Flow Chart Penyusunan Tugas Akhir
I - 20
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
Sumber: Dokumen Pribadi
Penyusunan tugas akhir dimulai dengan penyusunan latar belakang,
setelah itu dibuat tujuan tugas akhir, lalu dilakukan studi pustaka, setelah itu
kegiatan pengumpulan data. Kemudian dilakukan kegiatan pengecekan data
yang diperlukan, jika sudah memenuhi maka data tersebut siap dianalisa dan
dirancang. Kemudian dilakukan penyusunan metoda kerja proyek. jika
penyusunan metoda kerja telah didapatkan, maka bisa dilakukan penyusunan
sumber daya dan RAB, setelah itu dilakukan perencanaan jadwal pelaksanaan
proyek.
8.2 Metodologi Perencanaan Metoda Kerja Proyek
Perencanaan metodologi ini dilakukan untuk meyusun rangkaian kegiatan
pelaksanaan konstruksi sesuai dengan prosedur dan telah dirancang dengan ilmu
pengetahuan maupun standar yang telah ditetapkan.
I - 21
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
Gambar 12 Flow Chart Perencanaan Metoda Kerja
Sumber: Dokumen Pribadi
Data yang diperlukan untuk perencanaan metoda kerja proyek adalah
gambar kerja, RKS (Rancangan Kerja dan Syarat), data tersebut dibutuhkan
untuk melakukan identifikasi dan menguraikan pekerjaan-pekerjaan pda proyek
secara terperinci. Setelah penguraian pekerjaan maka didapatkan WB.Setelah
didapat WBS, kemudian dibuat langkah-langkah dari setiap pekerjaan hingga
output yang didapat adalah langkah-langkah dari pekerjaan itu sendiri.
I - 22
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
8.3 Metodologi Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya dan RAB
Langkah selanjutnya setelah penyusunan metode konstruksi adalah
menyusun rencana sumber daya dan Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang
dibutuhkan. Berikut ini adalah tahapan perencanaan sumber daya dan RAB.
Gambar 13 Flow Chart Perencanaan Kebutuhan Sumber Daya
Sumber: Dokumen Pribadi
Perencanaan sumber daya dan RAB dilakukan untuk mengetahui besarnya
anggaran yang dibutuhkan dan jumlah sumber daya yang diperlukan untuk
pelaksanaan proyek tersebut. Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah
melakukan analisis dan pengumpulan data yang diperlukan untuk perencanaan
tersebut diantaranya adalah gambar rencana, RKS, DHS dan AHS Bina Marga
I - 23
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
2006. Selanjutnya melakukan analisa pekerjaan pada WBS dan pada proses
tersebut dilakukan pengecekan pekerjaan pada SNI. Jika jenis pekerjaan tidak
ada pada SNI, maka harus dilakukan perhitungan produktifitas dan koefisien dan
apabila jenis pekerjaan tercantum pada SNI, maka koefisien bisa langsung
didapatkan. Kemudian dilakukan perhitungan AHS (Analisa Harga Satuan)
untuk mengetahu harga satuan pekerjaan. Langkah selanjutnya menghitung
volume setiap pekerjaan berdasarkan gambar rencana. Dari volume pekerjaan
yang didapat selanjutnya dilakukan perhitungan RAB dan perhitungan
kebutuhan sumber daya sampai didapat RAB dan kebutuuhan sumber daya
untuk keseluruhan proyek. Durasi pekerjaan didapat dari produktifitas dan
volume pekerjaan. Setelah didapat durasi pekerjaan seluruh pekerjaan, maka
kurva S proyek bisa dibuat.
8.4 Metodologi Perencanaan Penjadwalan Proyek
Setelah penyusunan metode rencana sumber daya dan rencana anggaran
biaya (RAB), langkah selanjutnya adalah menyusun rencana penjadwalan
proyek yang dibutuhkan. Berikut adalah tahapan perencanaan penjadwalan
proyek.
I - 24
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
Gambar 14 Flow Chart Perencanaan Penjadwalan Proyek
Sumber: Dokumen Pribadi
Kegiatan perencanaan penjadwalan dilakukan agar proyek dapat selesai tepat
waktu. Perencanaan penjadwalan dilakukan menghitung bobot setiap pekerjaan,
setelah itu analisa hubungan antar pekerjaan. Kemudian dilakukan penyusunan
jadwal pelaksanaan proyek menggunakan Ms. Project. Setalah itu didapatkan
barchart pelaksanaan proyek dan network planning.
I - 25
D4 Teknik Sipil Politeknik Negeri Bandung
Teja Prawira Negara, Perencanaan Biaya dan Waktu Pada Proyek Peningkatan Jembatan Babadan-Mayung
9. Time Schedule
10. RAB Penyusunan TA
NO JENIS VOL SATHARGA SATUAN
TOTAL HARGA SATUAN
1. TRANSPORTASI a. Transportasi PP Cirebon 4 Kali 100.000 400.000
2. PEMBUATAN LAPORAN a. Kertas 3 Rim 40.000 120.000b. Tinta Hitam HP type 678 3 buah 90.000 270.000c. Tinta Warna HP type 678 3 buah 90.000 270.000d. Foto Copy draft proposal 5 buah 5.000 25.000e. Jilid Proposal 5 buah 3.000 15.000f. Foto Copy draft seminar kemajuan 70% 5 buah 10.000 50.000g. Jilid draft seminar kemajuan 70% 5 buah 10.000 50.000h. Poster 1 buah 200.000 200.000i Foto Copy draft Laporan TA 5 buah 35.000 175.000j Jilid draft laporan TA 5 buah 3.000 15.000k Jilid Laporan TA 5 buah 30.000 150.000l CD-RW 5 buah 5.000 25.000
m. Print dan Foto Copy A3 1 ls 50.000 50.000 JUMLAH 1.815.000
I - 26