proposal skripsi fenol_revisi

22
PROPOSAL SKRIPSI PRA RENCANA PABRIK FENOL DARI ASAM BENZOAT DAN UDARA DENGAN PROSES OKSIDASI KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN Disusun Oleh : FERI FIRDIANSYAH 11.14.033 DRAJAD DZILFIKRI 11.14.034 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2015

Upload: feri-firdiansyah

Post on 15-Nov-2015

78 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

  • PROPOSAL SKRIPSI

    PRA RENCANA PABRIK

    FENOL DARI ASAM BENZOAT DAN UDARA

    DENGAN PROSES OKSIDASI

    KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN

    Disusun Oleh :

    FERI FIRDIANSYAH 11.14.033

    DRAJAD DZILFIKRI 11.14.034

    JURUSAN TEKNIK KIMIA

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

    2015

  • LEMBAR PERSETUJUAN

    PROPOSAL SKRIPSI

    PRA RENCANA PABRIK

    FENOL DARI ASAM BENZOAT DAN UDARA

    DENGAN PROSES OKSIDASI

    KAPASITAS 30.000 TON/TAHUN

    Diajukan sebagai Syarat Memenuhi Wisuda

    Sarjana Pada Jenjang Strata Satu (S-1)

    Di Institut Teknologi Nasional Malang

    Disusun Oleh :

    FERI FIRDIANSYAH 11.14.033

    DRAJAD DZILFIKRI 11.14.034

    Malang, 25 Maret 2015

    Menyetujui,

    Ketua Jurusan Teknik Kimia

    Jimmy, ST. MT.

    NIP Y 1039900330

  • 1. Pendahuluan

    a. Latar Belakang

    Sebagai negara berkembang, Indonesia melaksanakan pembangunan dan

    pengembangan di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor industri. Dengan

    kernajuan dalarn sektor industri diharapkan akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    Dalam pernbangunanya, sektor industri ini dikembangkan dalarn beberapa tahap dan

    secara terpadu melalui peningkatan hubungan antara sektor industri dengan sektor

    lainnya.

    Industri kimia merupakan salah satu contoh sektor industri yang sedang

    dikembangkan di Indonesia, dan diharapkan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi

    pendapatan negara. Dalam mengembangkan dan meningkatkan industri ini diperlukan

    ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk itu Indonesia harus mampu memanfaatkan

    potensi yang ada, karena industri kimia membutuhkan perangkat perangkat yang

    memang dibutuhkan dan juga membutuhkan sumber daya alam seefisien mungkin.

    Disamping itu perlu juga penguasaan teknologi baik yang sederhana maupun yang

    canggih, sehingga bangsa Indonesia dapat meningkatkan eksistensinya dan

    kredibilitasnya sejajar dengan bangsa bangsa lain yang telah maju.

    Dengan kebutuhan industri-industri kimia saat ini, maka kebutuhan akan bahan

    baku industri kimia tersebut pun semakin rneningkat. Bahan baku industri ada yang

    berasal dari dalam negeri dan ada juga yang rnasih di impor. Salah satu bahan baku

    yang rnasih di impor adalah fenol.

    Fenol pertarna kali dikenal pada tahun 1834 melalui eksperirnen pembuatan fenol yang

    dilakukan oleh F. Ronge, yang diperoleh dari tar batubara. Tar batubara merupakan satu-

    satunya bahan baku pembuatan fenol sampai pada Perang Dunia I. Penggunaan awal dari

    fenol dibatasi pada penggunaannya sebagai bahan pengawet kayu, dan sebagai fumigator

    atau desinfektan (pembunuh kuman).

    Fenol sintetik pertarna kali diproduksi dengan cara sulfonasi benzen dan hidrolisa

    sulfonat. Setelah itu, metode lain telah dikembangkan untuk sintesa fenol, antara lain

    kloiinasi benzen pada fase liquid diikuti hidrolisa fase uap pada temperatur tinggi.

    Namun, tak satupun yang sangat menaiik karena semuanya melibatkan bahan baku

    kimia yang mahal, resiko korosi dan secara umum tidak ekonomis untuk industri skala

    besar.

  • Secara komersial, produksi phenol sintetik ditemukan di Jerman oleh Dr. Heinrich

    Hock dan koleganya Shon Lang pada tahun 1949 dan dipublikasikan di sebuah koran

    yang membuat tentang auto oksidasi senyawa organik. Dan laporan tersebut

    menunjukkan bahwa pada kondisi-kondisi yang telah ditetapkan cumene akan

    teroksidasi menjadi cumene peroksida, yang selanjutnya akan terdekomposisi menjadi

    fenol dan aseton.

    (Gustina, Meli., 2015)

    Kegunaan Produk Fenol banyak ditemukan dalam limbah industri di Indonesia,

    industri-industri penghasil limbah fenol antara lain industri migas, perekat, kayu

    lapis, farmasi, cat, tekstil, keramik, plastik, limbah cair rumah sakit dan

    sebagainya. Selain itu fenol juga terdapat pada limbah domestik dimana salah

    satunya berasal dari sisa pembersih lantai. Fenol juga dapat digunakan antara

    lain:

    1. Sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan

    pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik

    dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga

    merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan

    kloraseptik.

    2. Pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan

    lainnya.

    3. Sebagai zat warna, fenol dapat digunakan sebagai pewarna buatan tapi dengan

    konsentrasi yang kecil.

    4. Sebagai lem kayu, fenol mempunyai daya rekat yang kuat jika fenol telah

    direduksi menjadi resin, dan lain lain.

    5. Selain itu fenol juga berfungsi dalam sintesis senyawa aromatis yang terdapat

    dalam batu bara. Turunan senyawa fenol (fenolat) banyak terjadi secara alami

    sebagai flavonoid alkaloid dan senyawa fenolat yang lain. Contoh dari senyawa

    fenol adalah eugenol yang merupakan minyak pada cengkeh

    (http://en.wikipedia.org, 2015)

  • b. Sifat-Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku dan Produk

    Bahan Baku Utama

    1. Asam benzoat

    Sifat sifat fisika

    - Rumus Molekul = C7H6O2

    - Berat molekul, [gr/mole] = 122,12

    - Titik leleh, (pada 1 atm), [oC] = 122,4

    - Titik didih (pada 1 atm), [oC] = 249,2

    - Density (solid), [g/cm3] = 1,316

    - Density (liquid), [g/cm3] = 1,029

    - Viskositas (pada 130oC), [cP] = 1,26

    - Tegangan permukaan (pada 25oC), [dyne/cm] = 31

    - Flash point, [oC] = 6,339 10-5

    - Panas peleburan, [kJ/gr.mol] = 147

    - Panas pembentukan (26,16 oC), [kJ/gr.mol], solid = -385

    - Panas penguapan (pada 140 oC), [J/gr] = 534

    - Panas pembakaran (25oC), [kJ/gr.mol] = 3227

    Sifat sifat kimia

    - Bahaya utama menyebabkan iritasi

    (Kirk and Othmer, Volume 18, 1954)

    2. Udara

    Sifat fisika

    - Bentuk = gas

    - Bau = tidak berbau

    - Rasa = tidak ada rasa

    Sifat kimia

    - Kandungan udara kering adalah 78% Nitrogen, 20% Oksigen, 0,93% Argon,

    0,03% Karbon Dioksida, 0,003% gas-gas lain (Neon, Helium, Metana,

    Kripton, Hidrogen, Xenon, Ozon, Radon)

    (http://en.wikipedia.org, 2015)

  • Bahan Pembantu

    Katalis Cu-Mn

    - Penampilan = biru cair

    - Bau = sedikit bau amonia

    - pH = 6 8

    - Titik didih [oF] = >200

    - Density [lbs./gal] = 10.05

    (http://www.agrian.com, 2015)

    Produk Utama

    Produk utama yang dihasilkan adalah fenol

    Sifat sifat fisika

    - Rumus Molekul = C6H5OH

    - Berat molekul, [gr/mole] = 94,11

    - Titik leleh, (pada 1 atm), [oC] = 40,9

    - Titik didih (pada 1 atm), [oC] = 181,75

    - Density (pada 20oC), [g/cm3] = 1,071

    - Tekanan uap (pada 20 oC), [kPa] = 0,02

    - Viskositas (pada 25oC), [mPa.s] = 11,41

    - Tegangan permukaan (pada 45oC), [dyne/cm] = 1,8 107

    - Temperatur kritis, [oC] = 694,2

    - Flash point, [oC] = 82

    - Flammability limit udara, [% volume] = 0,77

    - Panas peleburan, (41oC), [kJ/kg] = 120,6

    - Panas penguapan (pada 182 oC), [kJ/kg.mol] = 511

    - Panas pembentukan (20 oC), [kJ/kg] = -160

    - Panas pembakaran (20oC), [kJ/kg] = -32590

    - Kelarutan dalam air 20oC, [gr/100 gr air] = 1,28 10-10

    - Refraktif Index = 1,5418

    Sifat sifat kimia

    Sifat kimia fenol yang ditandai dengan saling pengaruh dari hidroksil kelompok

    dan cincin aromatik pada satu sama lain.

  • - Reaksi yang Melibatkan the O-H Bond.

    Berbeda dengan alkohol alifatik fenol adalah asam lemah dan karena itu

    bereaksi dengan basa kuat untuk membentuk garam yang larut dalam air. Efek

    ini adalah digunakan untuk memulihkan fenol cairan fromorganic seperti tar

    batubara. Nilai pKa dalam larutan air adalah 10,0. Anion fenolat distabilkan

    oleh sistem cincin aromatik. Pada suhu ruangan fenol dapat dibebaskan dari

    garam bahkan dengan karbon dioksida. Pada suhu mendekati titik didih fenol,

    dapat menggantikan asam karboksilat seperti asam asetat dari garam, dimana

    phenolates terbentuk. Kelompok hidroksil dapat dengan mudah esterifikasi

    (misalnya, untuk fenil asetat) dan etherifikasi (misalnya, diphenyl eter)

    - Reaksi Aromatic Ring.

    Keasaman fenol adalah karena fakta bahwa pasangan elektron terdelokalisasi

    atas cincin aromatik dan dengan demikian stabil.

    Kelebihan elektron dalam cincin aromatik pada posisi orto dan para membuat

    fenol sangat rentan terhadap substitusi elektrofilik. Contohnya adalah reaksi

    dengan brom dalam larutan encer untuk memberikan 2,4,6-tribromophenol di

    yield tinggi. Reaksi lain yang penting adalah subtitusi karbon dioksida dengan

    natrium fenoksida 125 oC untuk memberikan sodium salisilat (reaksi Kolbe).

    Pada 125 oC karbon dioksida diganti dalam posisi orto, sedangkan pada suhu di

    atas 250 oC isomer para. Reaksi lainnya berikut substitusi elektrofilik adalah

    klorinasi, sulfonasi, dan nitrasi.

    - Liquid-Phase Oksidasi.

    Oksidasi zat organik dengan oksigen mengarah ke sejumlah besar produk

    antara, misalnya, kumena hidroperoksida. Proses ini lanjutkan dengan

    mekanisme radikal kompleks. Fenol bertindak sebagai inhibitor dalam reaksi

    tersebut dengan bereaksi dengan radikal bebas untuk membentuk radikal

    fenoksi. Ini adalah radikal relatif stabil yang tidak menyebarkan mekanisme

  • rantai. Oleh karena itu setiap masuknya diinginkan fenol menjadi seperti proses

    oksidasi harus dihindari.

    (Ullmanns, edition 7, 2005)

    Produk Samping

    Produk samping yang dihasilkan adalah karbon dioksida

    Sifat sifat fisika

    - Rumus Molekul = CO2

    - Berat molekul, [gr/mole] = 44,010

    - Density (pada 0oC, 0,1 MPa), [kg/m3] = 1,997 (STP)

    - Tekanan kritis [MPa] = 7,383

    - Temperatur kritis, [oC] = 31,04

    - Density kritis [kg/m3] = 468

    - Panas pembentukan [kJ/mol] = -393,51

    - Panas sublimasi [J/gr] = 573,02

    - Titik sublimasi, temperatur [oC] = -78,92

    - Titik sublimasi, temperatur [kPa] = 98,07

    Sifat sifat kimia

    - Pada suhu normal, gas karbon dioksida tidak terlalu reaktif. Karbon dioksida

    molekul relatif stabil dan tidak mudah terurai menjadi senyawa yang lebih

    sederhana. Beberapa dekomposisi dapat dilakukan namun dengan

    menggunakan suhu tinggi, sinar ultraviolet, atau debit listrik.

    CO2 CO + 0,5 O2

    - Reaksi antara karbon dioksida dan zat lainnya umumnya dilakukan hanya pada

    suhu tinggi atau dengan menggunakan katalis. Pengurangan ke karbon

    monoksida terjadi dengan reaksi dengan hidrogen, kebalikan dari air-gas

    pergeseran reaksi.

    CO2 + H2O CO + H2

    Karbon monoksida juga dibentuk oleh reaksi dengan karbon pada temperatur

    tinggi.

    CO2 + C 2CO

    Reaksi kedua adalah hal penting dalam peleburan bijih besi, kokas dan batu

    kapur juga ditambahkan ke tungku. Kapur pertama terurai untuk membentuk

    karbon dioksida, yang kemudian dikurangi menjadi karbon monoksida oleh

  • kokas panas. Pengurangan bijih besi ke metal kemudian dipengaruhi oleh

    karbon monoksida. Karbon dioksida dapat dikurangi menjadi karbonaksi

    logam (misalnya, aluminium atau magnesium) pada suhu tinggi, reduksi dapat

    dikontrol sehingga terjadi hanya bagian perjalanan (misalnya, dengan

    menggunakan timah sebagai logam).

    - Beberapa reaksi lainnya yang melibatkan karbon dioksida sangat penting

    komersial. Reaksinya dengan amonia membentuk amonium karbamat, yang

    ketika dehidrasi hasil urea, suatu senyawa yang cukup penting sebagai pupuk

    terkonsentrasi dan sebagai reagen dalam industri plastik.

    CO2 + 2NH3 NH2COONH4

    NH2COONH4 NH2CONH2 + H2O

    Air dapat menggabungkan dengan karbamat untuk menghasilkan amonium

    karbonat atau amonium hidrogenkarbonat.

    NH2COONH4 + H2O (NH4)2CO3

    (NH4)2CO3 NH4HCO3 + NH3

    (Ullmanns, edition 7, 2005)

    c. Analisa Pasar

    Pemasaran produk fenol untuk memenuhi kebutuhan industri dalam negeri

    tersebar di seluruh Indonesia. Jika kebutuhan dalam negeri sudah dapat dipenuhi

    maka pemasaran diarahkan ke wilayah Asia, dibawah ini analisa pasar untuk

    mengetahui potensi produk terhadap pasar.

    Reaksi:

    C6H6COOH + O2 C6H6OH + CO2

    Tabel 1.1. Tabel Analisa Pasar

    No Komponen Berat Molekul Harga (US $) / kg

    1 C6H6COOH 122,12 1,5

    2 C6H6OH 94,11 5,5

    Sumber: Alibaba.com, 2015

  • EP = Produk Reaktan

    = [(1 94,11 US $ 5,5) [(1 122,12 US $ 1,5)]

    = US $ 517,605 US $ 183,18

    = US $ 334,425 per kgmol fenol

    Penentuan Kapasitas Pabrik

    Untuk mendirikan Pabrik Fenol pada tahun 2019 diperlukan data lengkap tentang

    nilai import fenol.

    Tabel 1. Data Import Fenol di Indonesia

    Tahun Impor (Kg/tahun) % kenaikan

    2010 13.935.438 -

    2011 19.290.701 38,4291

    2012 14.593.113 -24,3516

    2013 16.630.449 13,9609

    2014 17.158.250 3,1737

    Rata-rata 7,8030

    Sumber: Biro Pusat Statistik, Departemen Perindustrian, 2015

    Gambar 1. Grafik Hubungan antara Tahun dan Jumlah Data Impor

    Sehingga:

    y = 7E-17 e00268X

    di mana:

    y = Kapasitas pabrik tahun 2019 untuk kebutuhan di Indonesia

    x = Tahun 2019

    y = 7E-17e0,0268x

    R = 0,1053

    13.000.000

    14.000.000

    15.000.000

    16.000.000

    17.000.000

    18.000.000

    19.000.000

    20.000.000

    2010 2011 2012 2013 2014 2015

    Ju

    mla

    h (

    kg)

    Tahun

  • Jadi,

    y = 7E-17 e00268X

    y = 7E-17 e00268(2019)

    y = 22101666 kg/tahun

    y = 22101,666 ton/tahun

    Sebesar 22.101,666 ton/tahun akan memenuhi kebutuhan fenol di Indonesia,

    sementara untuk kebutuhan luar negeri akan diekspor sebesar 40%, sehingga:

    Kapasitas pabrik fenol yang akan dibangun = 1,4 22.101,666 ton/tahun

    = 30.942,3330 ton/tahun

    Jadi, kapasitas pabrik fenol yang akan dibangun di Indonesia sebesar 30.942,3330

    ton/tahun, dengan rincian, 40%nya akan diekspor. Jadi kapasitas pabrik fenol tahun

    2019 adalah 30.000 ton/tahun

    Pemilihan Lokasi Pabrik

    Lokasi suatu pabrik akan menetukan kedudukan pabrik dalam persaingan maupun

    penentuan kelangsungan produksinya. Penentuan lokasi pabrik yang tepat, ekonomi

    dan menguntungkan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan

    agar secara teknis dan ekonomis pabrik yang dirancang akan menguntungkan.

    Dalam perancangan pabrik fenol ini dipilih lokasi kawasan Industri Mojokerto,

    Jawa Timur dengan pertimbangan:

    1. Dekat dengan Salah Satu Bahan Baku

    Salah satu bahan baku utama industri fenol adalah asam benzoat yang pada saat

    ini kebutuhan asam benzoat di Indonesia sebagian besar diimpor dari negara

    negara lain seperti: Cina, Hongkong, USA, Belanda, Jepang, Perancis dan Jerman,

    maka lokasi pabrik dipilih tidak jauh dengan pelabuhan tanjung perak Surabaya.

    2. Fasilitas Transportasi

    Transportasi dikawasan industri Mojokerto lancar karena tidak jauh dengan

    Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sehingga mempermudah untuk melakukan

    ekspor produk fenol keluar negeri maupun untuk memenuhi kebutuhan industri

    dalam negeri. Selain itu juga memperlancar pengiriman bahan baku asam benzoat

    padat yang diperoleh lewat import dari negara tetangga.

  • 3. Letak Pasar

    Mojokerto adalah salah satu kawasan industri strategis Jawa Timur yang sedang

    dikembangkan dalam rangka pengembangan pembangunan kawasan Indonesia

    Timur. Keberadaan Pabrik Fenol yang berlokasi di Mojokerto diharapkan akan

    mampu memenuhi kebutuhan pasar fenol pabrik sekitarnya ( khusunya kawasan

    Indonesia Timur) selain diprioritaskan untuk pasar ekspor.

    4. Utilitas

    Dalam hal penyediaan air sudah tersedia didalam kawasan Industri Mojokerto

    dengan adanya plant pengolahan air sungai brangkal dan unit desalinasi.

    Sedangkan untuk kebutuhan energi listrik diperoleh dari unit pembangkit listrik

    yang dibangun pada kawasan industri tersebut.

    5. Kareketeristik Lokasi dan Peraturan Pemerintah

    Daerah Mojokerto merupakan kawasan industri strategis yang telah ditetapkan

    pemerintah sebagai kawasan industri berikat dan terintegrasi diwilayah Indonesia

    Timur sehingga faktor faktor pendukung seperti peraturan pemerintah (regulasi),

    lingkungan, sosial dan perluasan pabrik telah dipersiapkan dengan baik.

    6. Perluasan pabrik

    Daerah Mojokerto mempunyai kemampuan untuk kemungkinan perluasan pabrik

    karena mempunyai areal yang cukup luas dimana land claring masih dapat

    dilakukan Hal ini perlu diperhatikan karena dengan meningkatnya permintaan

    produk akan menuntut adanya peningkatan kapasitas pabrik sehingga secara

    otomatis akan membutuhkan perluasan lahan dalam pembangunan plant plant

    baru.

    7. Peta Lokasi Perusahaan

  • Gambar 2. Peta Lokasi Pabrik Fenol

    2. Seleksi dan Uraian Proses

    Seleksi proses atau pemilihan suatu proses diperlukan dalam setiap rencana

    pendirian suatu pabrik, sebelum pabik tersebut terealisasi pendiriannya. Dengan

    operasi proses yang tepat maka akan dicapai manajemen energi yang efisien dan

    efektif tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas hasil proses dengan investasi yang

    serendah-rendahnya.

  • a. Macam-macam Proses Pembuatan Phenol

    Dikenal tiga macam proses pembuatan phenol, yaitu :

    - Proses Sulfonasi Benzena

    Proses sulfonasi benzena merupakan proses pembuatan phenol dengan

    menambahkan H2SO4 pada uap benzena agar terbentuk asam sulfonat. Asam

    sulfonat yang diperoleh dinetralkan dengan NaOH dan diubah menjadi phenol

    dengan menambahkan asam sulfat. Reaksi yang terjadi :

    C6H6 (l) + H2SO4 (l) C6H5SO3H (l) + H2O (l)

    2C6H5SO3H (l) + Na2SO3 (l) 2C6H5SO3Na (l) + SO3 (v) + H2O(l)

    2C6H5SO3Na (l) + 2NaOH(l) C6H5Na (l) + Na2SO3 (l) + H2O (l)

    C6H5Na (l) + SO2(v) +H2O(l) 2C5H5OH (l) + Na2SO3 (l)

    VaporizerSulfanator

    Neutralizing

    tank Filter

    Fusion

    pot AcidifierV

    acuum

    Colu

    mn

    Ste

    am

    stil

    l

    Crystallizer

    Sodium sulfite

    Dilute phenol

    Wash waterSodium sulfite

    Phenol

    Waste

    Water

    Caustic

    soda

    Recovered sodium sulfite sludge

    Sulfur

    dioxide

    Benzene

    Sulfuric

    acid

    Water

    Sodium sulfite

    Benzene

    Wat

    er

    Gambar 3. Blok Diagram Pembuatan Fenol dengan Proses Sulfonasi Benzene

    Asam benzenasulfonat dipersiapkan dalam sulfonator oleh aksi

    konsentrat. asam sulfat pada benzena. Air terbentuk dalam reaksi dan harus

    dihapus karena efek pengenceran pada asam. Ketika konsentrasi asam

    sulfat turun di bawah 78%, tindakan pensulfonasi berhenti. Dalam

    mengatur untuk menghindari hal ini, sulfonasi yang dilakukan secara terus-

    menerus dalam fase uap dengan melewati uap benzena melalui reaksi zona

    berlawanan terkonsentrasi (66 Be, 96%) asam sulfat. Benzen yang

    bereaksi dengan asam dan juga azeotropikal menghilangkan air dalam

    reaksi. Zona reaksi dipertahankan pada suhu perkiraan 150 C. Hasil

  • sulfonasi sampai hanya beberapa persen bebas sisa-sisa asam sulfat, yang

    kemudian langsung dinetralkan dalam tangki netralisasi. Benzena, air, dan uap

    asam yang kental, dan benzene yang pulih.

    Produk sulfonasi ditambahkan secepat mungkin ke tangki netralisasi, yang

    berisi larutan natrium sulfat. Natrium karbonat juga dapat digunakan, Sulfur

    dioksida disalurkan ke Acidifier. Campuran yang dihasilkan natrium

    benzenesulfonat dan natrium sulfat disaring pada suhu mendidih. Natrium

    sulfat mengendap keluar dari larutan panas dan masuk pada filter; larutan

    natrium benzenesulfonat induk dipompa ke fusion pot.

    Besi pada fusion pot diisi dengan campuran soda kaustik dan dipanaskan

    sampai 300 C dengan gas atau minyak api. Pada suhu ini (300-220 C)

    natrium benzenesulfonat diperkenalkan di bawah permukaan lelehan kaustik.

    Sekitar 3 mol alkali/mol sulfonat digunakan. Temperatur dipertahankan pada

    300-310 C selama beberapa jam dan akhirnya pada sekitar 330 C selama 1

    jam. Setelah fusion pot selesai (5 sampai 6 jam), pot dikosongkan, dan lelehan

    diencerkan dengan air atau fenol encer dicuci dengan air. Natrium fenat

    natrium hidroksida sodium sulfat solusi diasamkan dengan sulfur dioksida

    yang diperoleh dari netralisasi asam sulfonat. Sejumlah kecil asam sulfat

    dgunakan kembali untuk menyelesaikan pengasaman. Fenol mentah

    memisahkan sebagai lapisan atas melalui larutan yang mengandung natrium

    sulfit dan sulfat sodium. Lapisan fenolik dialirkan dan disuling di bawah

    vakum untuk menghasilkan fenol halus. Lapisan berair diperlakukan dengan

    uap untuk menghilangkan sisa fenol, dan distilat ini digunakan sebagai air.

    Bagian dari lumpur sulfit digunakan untuk menetralkan campuran asam

    benzenesulfonic sulfat dan sisanya. mungkin rekristalisasi dan dikeringkan

    untuk menghasilkan anhidrat natrium sulfit (sebagai produk) .Phenol

    kualitas USP yang diperoleh sekitar 85% dengan yield berat benzena.

    (Keyes, D.B., 1957)

    - Proses Klorobenzena

    Proses klorobenzena adalah proses pembuatan fenol dengan cara

    menambahkan NaOH dalam klorobenzena agar terbentuk natrium phenat dan

    menambahkan asam dalam natrium phenat agar dihasilkan phenol. Ada dua

  • modifikasi proses hidrolisa untuk membuat phenol dari benzena tapi hanya satu

    yang digunakan secara komersial, yaitu soda kaustik digunakan sebagai

    hidrolisa agent, sedangkan sodium karbonat yang telah digunakan tidak

    ekonomis secara komersial. Reaksi yang terjadi:

    C6H5Cl + 2NaOH C6H5ONa + NaCl +H2O

    C6H5ONa + NaCl C6H5OH + NaCl

    Reaksi samping:

    C6H5ONa + C6H5Cl C6H5OC6H5 + NaCl

    Electrolytic

    cell

    Pump

    Chlo

    rinat

    or

    Abso

    rpti

    on

    tow

    er

    Neutralizer

    and separator

    Reactor

    Vac

    uum

    colu

    mn

    Brine

    Hydrogen

    Chlorine

    Diphenyl

    oxide

    ChlorobenzeneCaustic

    soda

    Recovered brine (NaCl)

    Acid

    Benzene Water

    VectWater

    Phenol

    Diphenyl oxide

    Hydro

    gen

    Chlo

    ride

    Gambar 2.3. Blok Diagram Pembuatan Fenol Dengan Proses Klorobenzena

    Ada dua modifikasi proses hidrolisis oleh fenol terbuat dari klorobenzena,

    tapi satu-satunya yang digunakan secara komersial adalah bahwa dimana soda

    kaustik digunakan sebagai agen hidrolisis. Proses karbonat yang larutan

    natrium karbonat digunakan tidak pernah menjadi komersial praktis. Secara

    teoritis memiliki keuntungan atas proses kaustik dalam fenol yang hadir dalam

    reaktor dari pada natrium fenat.

    Dalam proses kaustik, khlorobenzona (1 mol), 10% berat difenil oksida

    (diphenyl eter), dan larutan soda kaustik 10 sampai 15% (2 sampai 2,5 mol)

    adalah memasukkan ke pompa tekanan tinggi. Difenil oksida ditambahkan

    untuk menekan pembentukannya selama reaksi hidrolisis. Bahan lain yang

    ditambahkan ke reaktan dalam jumlah relatif kecil adalah agen anti korosi

    (amina), emulsifier (misalnya, hydroxyldiphenyl), dan katalis (garam

    tembaga). Campuran ini di pompa melalui alat penukar panas ke reaktor

    (tungku kontak). Berikut hidrolisis membutuhkan kondisi 4000-5000 psi

  • (27,6-34,5 MPa) dan 400 C. waktu tinggal adalah 15 sampai 20 menit. Jika

    pertukaran panas tidak memadai suhu reaksi yang tepat, panas tambahan

    mungkin diberikan dengan cara yang sesuai (gas buang atau transfer panas

    dari bahan organik)

    Produk reaksi, yang terdiri dari natrium fenat, natrium klorida, air, dan

    reaktan berubah, didinginkan dengan melewati penukar panas ke acidifier

    (penetral). Dua larutan encer dari larutan organik dipisahkan dan didaur

    ulang. Larutan encer kemudian ditambahkan dengan asam klorida untuk

    mengkonversi natrium fenat untuk fenol yang tertuang dan dipisahkan pada

    kolom vakum untuk memberikan fenol kualitas TTSP. Yield adalah 90

    sampai 95% berat berdasarkan klorobenzena, konversi per jalan adalah 35

    sampai 45%. Setelah decanting fenol, lapisan air yang tersisa, sebagian

    besar natrium klorida, dibebaskan dari larutan fenol dengan distilasi uap.

    Proses kaustik ini terutama berlaku ketika natrium klorida, air garam dan

    benzena digunakan sebagai bahan baku. Air garam adalah konversi

    elektrolit sel untuk hydregen, klorin, dan soda kaustik. Benzena yang

    terklorinasi, menghasilkan klorobenzena dan asam klorida. Chlorobenzene

    yang dihidrolisis, menggunakan soda kaustik berair. Dihasilkan natrium

    fenat yang diasamkan dengan asam klorida (produk dari klorinasi),

    menghasilkan fenol dan air garam. Yang terakhir ini digunakan kembali

    dalam awal siklus. Proses ini digunakan oleh salah satu perusahaan di

    Amerika Serikat. Untuk mengambil keuntungan penuh dari proses ini,

    neceseary beroperasi pada skala yang membenarkan pemulihan dan

    pemurnian dari produk, o- dan p-phenylphenol dan difenil oksida.

    (Keyes, D.B., 1957)

    - Proses Oksidasi Asam Benzoat

    Untuk menghasilkan fenol, asam benzoat dicampur dengan sejumlah kecil

    katalis Cu-Mn menghasilkan benzoat tembaga, dan dimasukkan ke reaktor

    (oxdizer). Sebuah campuran udara dan uap menyembur ke dalam reaktor, di

    mana asam benzoat dioksidasi menjadi fenol. Reaktor dipertahankan pada 230

    C dan 20 sampai 25 psi (138-172 kPa). Fenol dan asam benzoat yang

  • menguap terus menerus dan diteruskan ke kolom distilasi utama. Konversi

    asam benzoat dalam oksidator adalah 70 sampai 80%. Fenol yield adalah 90%.

    Dalam kolom distilasi utama, fenol dan uap air lewat di atas alat oxidixer ,

    dan asam benzoat akan terpisah dari bagian bawah kolom dan kembali ke

    reaktor dari bawah. reaktor dapat diekstraksi dengan air panas, metanol, eter

    atau memulihkan organik untuk mendaur ulang

    Campuran fenol-air terkondensasi dari kolom utama memisahkan menjadi

    dua lapisan. Semakin rendah, kaya fenol, lapisan dikirim ke kolom fenol, di

    mana air akan dipisahkan azeotropikal dan produk fenol lewat bagian bawah

    kolom. Fenol mungkin lebih murni sebagai produk untuk memenuhi USP

    spesifikasi. Reaksi yang terjadi:

    C2H5COOH + O2 C6H5OH + CO2

    Oxid

    izer

    Dis

    till

    atio

    n

    colu

    mn

    Separator

    Phen

    ol

    colu

    mn

    Catalyst

    Air and

    steam

    Benzoid

    acid

    Benzoid

    acid

    Heavy ends

    to extrction

    Phenol and water

    Phenol and

    water to dist

    Phenol

    Gambar 2.4. Blok Diagram Pembuatan Phenol Dengan Proses Oksidasi Toluena

    (Keyes, D.B., 1957)

    b. Seleksi Proses

    Dari ketiga macam proses pembuatan fenol diatas, selanjutnya dilakukan

    pemilihan terhadap jenis proses yang paling baik. Dalam penentuan proses yang akan

    digunakan, perlu dipertimbangkan beberapa hal, yaitu :

    - Segi teknologi proses

    Pada proses pembuatan phenol, teknologi proses yang digunakan harus tepat.

    Hal ini akan mempengaruhi mutu produk baik dari segi kemurnian dan konversi

    reaksi yang terjadi.

  • - Segi Ekonomis

    Dari segi ekonomis, hal yang perlu dipertimbangkan adalah mengenai harga

    peralatan dan bahan baku. Pengadaan peralatan yang tidak terlalu banyak dapat

    memperkecil modal yang dibutuhkan, demikian juga dengan bahan baku. Bahan

    baku yang digunakan harus mudah didapat dan dekat dengan lokasi pabrik

    sehingga dapat menghemat biaya transportasi.

    Dari uraian proses diatas, dapat dibuat tabel perbandingan dari kelima macam

    proses pembuatan phenol seperti terlihat dalam tabel 2.

    Tabel 2. Perbandingan Proses Pembuatan Phenol

    No Parameter

    Jenis Proses

    Proses Sulfonasi

    Benzena

    Proses

    Klorobenzena

    Proses Oksidasi

    Asam Benzoat

    1.

    Aspek Teknis

    - Bahan baku

    - Proses

    - Tekanan

    - Suhu

    - Katalis

    - Yield

    - Produk

    samping

    Benzene

    Kontinyu

    150oC

    NaOH

    85 %

    Na2SO3

    Klorobenzena

    Kontinyu

    5000 psi

    400oC

    HCl

    90 %

    NaCl

    Asam Benzoat

    Batch

    20 25 psi

    230oC

    Cu-Mn

    90 %

    CO2

    2.

    Aspek Ekonomi

    - Biaya operasi

    - Biaya investasi

    Relatif mahal

    Relatif mahal

    Relatif murah

    Relatif murah

    Relatif murah

    Relatif murah

    Dari tabel 2.1. terlihat bahwa proses pembuatan fenol dengan menggunakan

    oksidasi asam benzoat sebagai bahan bakunya terlihat lebih menguntungkan,

    karena dari segi proses yang digunakan lebih mudah dan suhu serta tekanan

    operasinya tidak terlalu tinggi, konversi reaksi cukup tinggi, dan prosesnya

    berjalan secara batch. Oleh karena itu, dipilihlah proses oksidasi asam benzoat

    sebagai proses pembuatan phenol.

  • c. Uraian Proses

    Proses yang dilakukan pada Pra Rencana Pabrik Fenol dari Asam Benzoat dan

    Udara ini adalah reaksi oksidasi terhadap asam benzoate dengan udara. Proses ini

    dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu:

    1. Persiapan bahan baku

    2. Peleburan dan pemanasan

    3. Reaksi pembentukan produk

    4. Pendinginan

    5. Pemisahan dan pemurnian produk

    6. Penanganan produk akhir

    Secara garis besar keenam tahapan proses tersebut dapat diuraikan seperti berikut:

    1. Persiapan Bahan Baku

    Proses oksidasi Asam Benzoat pada Pra Rencana Pabrik ini dilakukan pada fase

    cair, maka Asam benzoate harus dilelehkan terlebih dahulu. Asam Benzoat dari

    gudang penyimpanan bahan baku (F-111) diangkut dengan Belt conveyor (J-112)

    dan kemudian masuk kedalam Bucket elevator (J-113) untuk diangkut masuk ke

    dalam Hopper (H-114) untuk dimasukkan kedalam Melter (Q-110) untuk

    dilelehakan.

    2. Peleburan dan Pemanasan

    Setelah Asam Benzoat masuk ke dalam Melter (Q-110), Asam Benzoat dilelehkan

    hingga suhunya 132 375C. Oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi

    Asam Benzoat berasal dari udara bebas yang sebelumnya telah dibersihkan

    dengan cara melewatkan ke Automatic Air Filter (H-121), dengan demikian udara

    diharapkan telah bebas dari kotoran atau debu yang terikut. Kernudian udara

    dikompresi didalam Reciprocating Compressor (G-122) hingga tekanannva

    meningkat menjadi 1,36 atm. Udara mengalami pemanasan lebih lanjut didalam

    heater udara (E-123) hingga suhu 230C.

    2. Reaksi Pembentukan Produk

    Reaksi fare liquid gas berlangsung dalam Fixed Bed Multitubular Reaktor.

    Reaksi ini merupakan reaksi oksidasi yang berlangsung pada temperature 230C

    dan tekanan 1,36 atm, serta reaksi bersifat eksotermis. Reaksi yang terjadi dalam

    Reaktor (R-120) adalah sebagai berikut:

  • C2H5COOH + O2 C6H5OH + CO2

    3. Pendinginan

    Karena proses yang dilakukan dalam kondisi isothermal, maka dilakukan

    pendinginan terhadap reactor. Pendingin yang digunakan adalah air pendingin dari

    cooling tower water. Temperatur air pendingin yang masuk dalam Reaktor adalah

    30C dan keluar pada suhu 35C. Gas hasil reaksi yang keluar dari Reaktor (R-

    120) kemudian dilewatkan pada Gas Cooler (E-124) untuk menurunkan suhunya

    hingga menjadi 157C. dan dialirkan kedalam Flash Distilasi (D-125).

    4. Pemisahan dan Pemurnian Produk

    Didalam Flash Distilasi (D-125) terjadi pemisahan antara gas (bagian atas) dan

    liquid (bagian bawah yang mengandung asam benzoat, air dan kaya fenol ), fase

    liquid kemudian masuk kedalam Distilasi (D-130) untuk memisahkan fenol

    (bagian atas) dan asam benzoat (bagian bawah), kemudian hasil bagian atas

    masuk dalam Dekanter (H-134) untuk memisahkan fenol dan air dengan metode

    perbedaan densitas, setelah itu fenol masuk kedalam Distilasi (D-140) untuk

    memisahkan air yang mesih terkandung dalam fenol dan masuk dalam tangki

    penampung (F-149)

    5. Penanganan Produk Akhir

    Pada tahap ini merupakan tahap akhir dari keseluruhan proses, Produk fenol yang

    keluar dilakukan proses pengepakan dengan memasukkan kedalam drum

    kemudian dipasarkan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonimous, http://en.wikipedia.org., diakses tanggal 10 Maret 2015

    Anonimous, http://www.alibaba.com., diakses tanggal 10 Maret 2015

    Biro Pusat Statistik, Departemen Perindustrian

    Brand, Edta Cu-Mn Material Safety Data Sheet (http://www.agrian.com., diakses

    tanggal 10 Maret 2015)

    Faith, W.L., Keyes, D.B., and Clark, R.L., 1957, Industrial Chemistry, John Wiley

    and Sons, London.

    Gustina, Meli., 2009, Pembuatan Phenol dari Cumene Hidroperoksida dengan Katalis

    Asam Sulfat dengan Kapasitas 10.000 Ton/Tahun, Fakultas Teknik Universitas

    Sumatra Utara Medan. (http://repository.usu.ac.id., diakses tanggal 10 Maret

    2015)

    Kirk-Othmer., 1954, Encyclopedia of Chemical Technology Volume 18, (Elastomers,

    Synthetic to Expert System)

    Kirk-Othmer., 1954, Encyclopedia of Chemical Technology, Volume 4, (Bearing

    Materials to Carbon)

    Ullmann's., 2005. Encyclopedia of Industrial Chemistry,7th ed, Wiley-VCH Verlag

    GmbH & Co. KGaA, Weinheim