proposal - simpel

38
i PROPOSAL PENELITIAN UNGGULAN ITS (Penelitian Terapan Multi-Disiplin) DANA ITS TAHUN 2020 (TAHUN PERTAMA DARI TIGA TAHUN) Pengembangan Search and Rescue Autonomous Boat (iBoat): Misi dan Integrasi Tim Peneliti: Ketua Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D. (T.Perkepalan/FTK/ITS) Anggota 1 Dr. Eng. Trika Pitana, S.T., M.Sc. (T.Sistem Perkepalan/FTK/ITS) Anggota 2 Ir. Tri Achmadi Ph.D (T.Transportasi Laut /FTK/ITS) Anggota 3 Dony Setyawan, S.T., M.Eng. (T.Perkepalan/FTK/ITS) DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2020

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROPOSAL - SIMPel

i

PROPOSAL

PENELITIAN UNGGULAN ITS

(Penelitian Terapan Multi-Disiplin)

DANA ITS TAHUN 2020 (TAHUN PERTAMA DARI TIGA TAHUN)

Pengembangan Search and Rescue Autonomous Boat

(iBoat): Misi dan Integrasi

Tim Peneliti:

Ketua Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D. (T.Perkepalan/FTK/ITS)

Anggota 1 Dr. Eng. Trika Pitana, S.T., M.Sc. (T.Sistem Perkepalan/FTK/ITS)

Anggota 2 Ir. Tri Achmadi Ph.D (T.Transportasi Laut /FTK/ITS)

Anggota 3 Dony Setyawan, S.T., M.Eng. (T.Perkepalan/FTK/ITS)

DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

2020

Page 2: PROPOSAL - SIMPel

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ vi

BAB I. RINGKASAN ......................................................................................................... vii

BAB II. LATAR BELAKANG ............................................................................................. 1

2.1. Latar Belakang Dan Permasalahan Yang Akan Diteliti ............................................ 1

2.2. Tujuan Umum, Khusus, Dan Urgensi Penelitian ...................................................... 2

2.3. Uraian Tentang Spesifikasi Khusus Terkait Dengan Skema. .................................... 3

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4

3.1. Pola Desain Kapal ................................................................................................... 4

3.2. Operasi Search and Rescue ..................................................................................... 6

3.3. Kapal Search and Rescue ........................................................................................ 8

3.4. Kapal Autonomous .................................................................................................. 9

3.5. Sistem Navigasi Kapal .......................................................................................... 11

3.6. Sistem Kontrol Kapal ............................................................................................ 11

3.7. Sistem Autopilot ................................................................................................... 12

BAB IV. METODE PENELITIAN ..................................................................................... 15

4.1. Metode Penelitian Secara Umum .......................................................................... 15

4.2. Pembagian Tugas Anggota Penelitian Secara Umum............................................. 19

4.1. Metode Penelitian Secara Khusus .......................................................................... 19

4.2. Pembagian Tugas Anggota Penelitian Secara Khusus ............................................ 20

BAB V. JADWAL ................................................................................................................ 1

BAB VI. DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 1

BAB VII. LAMPIRAN ......................................................................................................... 3

Page 3: PROPOSAL - SIMPel

iii

Biodata Tim Peneliti.......................................................................................................... 3

Page 4: PROPOSAL - SIMPel

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Pembagian daerah Operasi SAR Indonesia .............................................................. 6

Tabel 2. Pembagian daerah Operasi SAR Indonesia .............................................................. 7

Tabel 3. Roadmap penelitian secara umum .......................................................................... 15

Tabel 4. Pembagian tugas anggota sub- penelitain ............................................................... 19

Page 5: PROPOSAL - SIMPel

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kecelakaan dan penyelamatan korban di laut ....................................................... 1

Gambar 2. Pola desain kapal ................................................................................................. 4

Gambar 3. Daerah operasi SAR Indonesia ............................................................................. 6

Gambar 4. System operasi SAR Indonesia............................................................................ 7

Gambar 5. Jenis kapal SAR di Basarnas ................................................................................ 9

Gambar 6. Sistem Autopilot iBoat ....................................................................................... 13

Gambar 7. Blok diagram system autopilot rudder ................................................................ 13

Gambar 8. Gerakan Proportional Dan Pergerakan Ketika Mendapat Gangguan ................... 14

Gambar 8. Pembagian tugas masing-masing anggota tim .................................................... 21

Page 6: PROPOSAL - SIMPel

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Biodata Tim Peneliti. (Format sesuai Lampiran 4)

Surat Pernyataan Kesediaan Anggota Tim. (Format sesuai Lampiran 5)

Surat Komitmen Peneliti Luar ITS. (Format sesuai Lampiran 6)

Page 7: PROPOSAL - SIMPel

vii

BAB I. RINGKASAN

Indonesia merupakan negara yang rawan kecelakaan yang terjadi di darat, laut dan udara.

Kecelakan dapat berasal dari bencana alam, kesalahan operasional manusia dan kesalahan

manajemen koordinasi. Kecelakan yang terjadi di laut merupakan kecelakaan dengan jumlah

korban jiwa yang hilang terbanyak yang terjadi karena sangat sudah melakukan deteksi lokasi,

melakukan pencarian dan penyelamatan karena harus berhadapan dengan gelombang dan angin

yang tidak bersahabat. Dalam penelitian ini secara umum akan diakan dibuat dan didesain kapal

Autonomous yang dapat digunakan untuk melakukan search and recue korban di laut dengan

menerapkan autopilot untuk mempercepat respon agar mengurangi dan mengurangi resiko tim

penolong. Penelitian ini melibatkan beberapa disiplin ilmu Naval architecture, Marine

Engineering, Robotic Engineering dan Control Engineering. Secara khusus pada penelitian ini

merupakan pengabungan sub-sub penelitian yang lain yang digabung menjadi satu kesatuan.

Waktu penelitian dilakukan selama lima tahun dengan target tahun pertama mendesain dan

membuat kapal autonomous untuk keperluan search korban yang ada dilaut, tahun kedua

mendesain kapal autonomous untuk keperluan recue korban yang ada dilaut yang

membutuhkan ukuran kapal lebih besar. Selain itu direncanakan mendapatkan paten tentang

desain kapal Search and Rescue Autonomous Boat (iBoat).

Kata Kunci: SAR, Autonomous, iBoat

Page 8: PROPOSAL - SIMPel

1

BAB II. LATAR BELAKANG

2.1. Latar Belakang Dan Permasalahan Yang Akan Diteliti

Kecelakaan kapal dari beberapa decade ini terus naik, ini tentu mengkawatirkan

masyarakat dan perlu penanganan khusus untuk membenahinya, kecelakaan ini menimbulkan

kerugian ekonomi bahkan korban jiwa [1]. Pemetaan lokasi kecelakaan sangat diperlukan yang

dapat digunakan sebagai peringatan dini bagi kapal saat melintasi suatu daerah [2].

Berdasarkan laporan hasil investigasi KNKT pada kurun waktu tahun 2007 sampai dengan

tahun 2014 pada wilayah perairan di Indonesia, terjadi kecelakaan kapal dengan berbagai jenis

kejadian seperti tenggelam, terguling, kandas dan tubrukan. Dari hasil investigasi KNKT,

didapatkan kesimpulan terkait dengan faktor penyebab serta faktor yang berkontribusi,

diantaranya kelalaian manusia (human error), teknis dan cuaca [3].

Gambar 1. Kecelakaan dan penyelamatan korban di laut

Search and Rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan

menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya

dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan, dan bencana. Istilah SAR telah

digunakan secara internasional tak heran jika sudah sangat mendunia sehingga menjadi tidak

asing bagi orang di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia. Operasi SAR

dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, hutan, gurun pasir,

Page 9: PROPOSAL - SIMPel

2

tetapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR seharusnya dilakuan oleh personal

yang memiliki ketrampilan dan teknik untuk tidak membahayakan tim penolongnya sendiri

maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan terhadap musibah penerbangan seperti pesawat

jatuh, mendarat darurat dan lain-lain, sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal

tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas dan lain-lain [4]. Untuk kegiatan tersebut SAR sangat

memerlukan kapal yang dapat digunakan untuk mencari dan menolong korban. Kapal yang

digunakan harus tangguh mampu menghadapi berbagai cuaca ekstrim seperti angin yang

kencang, gelombang yang tinggi dan kondisi gelap gulita.

Kemanjuan teknologi dibidang informasi dan digital yang begitu cepat memungkinkan

melakukan penyelamatan SAR secara terpadu, sehingga mengurangi resiko korban jiwa dan

tim penyelamat yang bekerja [5]. Pengabungan ini memungkinkan pembuatan kapal SAR

menggunakan konsep autonomous vessel. Penggunaan kapal autonomous memungkinkan

kapal di control dari jarak jauh sehingga menggurangi resiko tim penolong yang bekerja, kapal

dapat beroperasi dengan cepat tanpa persiapan yang lama, selain itu memungkinkan kapal

untuk melakukan respon secara otomatis terhadap lingkungan sekitar berupa angin dan

gelombang lebih sehingga lebih tahan tinggi tingkat survivalnya [6].

Semakin tidak bersahabatnya iklim, semakin banyaknya aktifitas manusia melalui laut dan

wilayah Indonesia yang sebagian besar berupa lautan memerlukan kapal SAR yang Tangguh

yang dapat dioprerasikan diberbagai medan untuk mengurangi korban jiwa dilaut dan

meminimalkan resiko tim penolong. Secara umum pada penelitian diusulkan desain dan

pembangunan Search and Rescue Autonomous Boat (iBoat) yang merupakan gabungan

berbagai ilmu Naval Architecture Engineering, Marine Engineering, Robotic Engineering and

Control Engineering. Khusus pada penelitian ini merupakan pengabungan sub-sub penelitian

yang lain yang digabung menjadi satu kesatuan.

2.2. Tujuan Umum, Khusus, Dan Urgensi Penelitian

Dalam penelitian ini dibuat dua tujuan umum dan tujuan khusus yang masing-masing

dijabarkan sebagai berikut:

Tujuan Umum Penelitian:

• Membuat desain kapal SAR yang Tangguh yang dapat dioperasikan disegala medan

untuk mengurangi korban jiwa dan meminimalisir resiko tim penyelamat.

Page 10: PROPOSAL - SIMPel

3

• Membuat kapal SAR dengan skala sebenarnya yang dapat diaplikasikan di lapangan

dengan keunggulan teknis dan ekonomis.

• Mengembangkan dan mengaplikasikan Artificial Intelligent dibidang perkapalan

dengan menerapkan autonomous yang mampu memonitor dan merespon kondisi cuaca

buruk ketika kapal beroperasi.

• Mengembangkan system navigasi cerdas dibidang perkapalan yang mampu

menyelesaikan misi pencarian dan penyelamatan.

Tujuan Khusus Penelitian:

• Menentukan misi yang terkait dengan kebutuhan kapal search and rescue (SAR)

autonomous yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk melakukan misi pencarian korban dan

penyelamatan di laut.

• Memonitor jalanya sub-sub penelitian kapal search and rescue (SAR).

• Mensingkronisasi antara sub-sub penelitian dan mencarikan solusi jika terdapat kendala.

• Mengkompilasi hasil penelitian sehingga didapatkan sebuah produk yang aplikatif

kebutuhan kapal search and rescue (SAR) autonomous sebagai akhir penelitian yang

dituju.

Urgensi Penelitian:

• Penelitian ini sangat diperlukan mengingat indonsesia merupakan negara yang rawan

bencana alam di darat, dilaut dan udara.

• Pencarian dan pertolongan korban jiwa membutuhkan waktu yang cepat dan akurat

khususnya korban kecelakaan dilaut.

• Tim pencari dan penolong (SAR) membutuhkan teknologi tinggi dan tentunya harus di

jaga keamanannya untuk itu kapal search and rescue (SAR) autonomous sangat urgen

untuk diadakan.

2.3. Uraian Tentang Spesifikasi Khusus Terkait Dengan Skema.

penelitian diusulkan desain dan pembuatan kapal Search and Rescue Autonomous Boat (iBoat)

membutuhkan gabungan ilmu yang berbeda sehingga perlu kolaborasi antara: Naval

Architecture Engineering, Marine Engineering, Robotic Engineering and Control

Engineering.

Page 11: PROPOSAL - SIMPel

4

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA

Kapal merupakan sarana transportasi air yang dapat mengangkut barang, kendaraan dan

barang didalam ruang muatnya. Dibandingkan dengan transportasi lain sarana ini mempunyai

keunggulan mampu mengangkut dalam jumlah yang berat dan banyak. Sarana ini juga sangat

diperlukan di negara-negara kepulauan seperti Indonesia. Sarana ini sudah dikenal oleh bangsa

Indonesia sejak dahulu kala sehingga dikenal sebagai bangsa maritime terbesar di Asia

Tenggara. Kejayaan ini perlu dibangkitkan kembali dengan penguasaan dan pengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. iBOAT merupakan teknologi pengabungan beberapa

disiplin ilmu pengetahuan menjadi masa depan kapal-kapal sekarang. Adapung secara teori

iBOAT dapat dijabarkan sebagai berikut:

3.1. Pola Desain Kapal

Desain merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembangunan suatu kapal, desain

akan menentukan kualitas dan performance dari suatu kapal. Banyak pola dalam mendesain

produk, akan tetapi khusus untuk pola desain kapal menggunakan pola spiral ship design yaitu

sebagai berikut [7]

Gambar 2. Pola desain kapal

Gambar diatas menunjukan pola desain kapal yang semula lurus selnjutnya diteruskan

dalam bentuk spiral yang penjelasanya sebagai berikut: [8]

Page 12: PROPOSAL - SIMPel

5

• Mission: ini merupakan langkah awal dalam mendesain kapal, pada langkah ini ditentukan

permintaan pemilik kapal dengan melakukan studi kelayakan kapal yang akan didesain.

Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data kegunaan kapal, kapasitas ruang

muat, area operasi kapal dan performance kapal yang diinginkan.

• Function: hasil studi kelayakan akan menghasilkan system-sitem apa saja yang perlu

disediakan oleh kapal, banyaknya DWT yang akan diangkut dikapal dan perkiraan daya

mesin yang akan digunakan dikapal.

• Form: selanjunya dipilih geometri ukuran utama kapal yang meliputi Panjang, lebar, tinggi,

sarat diikuti dengan penentuan rasio ukuran utama dan koefesient-koefesien geometri

kapal. Kesesuaian kapasitas ruang muat dengan muatan yang diangkut dikapal juga

dipertimbangkan sehingga kapal tidak kelebihan atau kekurangan kapasitas yang

diangkutnya.

• Performance: dalam tahp ini didesain bentuk struktur lambung kapal yang sesuai dengan

bentuk lambung, didesain peralatan dan perlengkapan apa saja yang akan dipakai dikapal,

selain itu juga dilakukan desain permesinan sebagai penggerak utama kapal. Desain

performance ketahanan kapal terhadap gelombang dan lingkungan luar juga dihitung

dengan menggunakan seakeeping.

• Economic: selain pertimbangan teknis harus dipenuhi selanjutnya dilakukan Analisa /

perhitungan ekonomis antara lain: biaya pembangunan kapal, operasional kapal, charter

dan keuntungan. Biaya pembangunan kapal meliputi: biaya baja, biaya permesinan, biaya

perlatan, biaya kelisterikan dan biaya perlengkapan. Biaya operasional meliputi: biaya

bahan bakar, biaya air tawar, biaya makanan, gaji crew dan biaya lain yang harus

dibayarkan saat kapal berlayar.

Pola spiral desain diatas juga ada beberapa literatur yang agak berbeda dimana tidak terdapat

bagian yang lurus tetap hanya berbentuk spiral murni, dimana dalam spiral terbagi menjadi

bagian-bagian utama yaitu: Concept Design, Preliminary Design, Contract Design dan Detail

Design. Pada tahap concept design dilakukan studi: mission, function, form, performance dan

economic selnjutnya akan diulang pada tahap Preliminary Design, Contract Design dan Detail

Design. Concept design merupakan studi kelayakan tentang kapal yang akan dibangun.

Preliminary design merupakan desain awal pendetailan dari concept design. Contract design

merupakan contract design antara pemilik dan galangan kapal yang akan membangun kapal

tersebut. Dan detail design merupakan gambar detail sekala sebenarnya atau disebut gambar

produksi [9] [10].

Page 13: PROPOSAL - SIMPel

6

3.2. Operasi Search and Rescue

Indonesis sebagai negara yang rawan bencana alam agar penangnannya maksimal dibagi

menjadi dibagi menjadi 2 daerah operasi type: A disebelah barat dan B disebelah timur. Daerah

operasi type A terdiri dari 16 daerah, dan type C terdiri 12 secara total terdapat 38 daerah

operasi yang dapat dilihat pada table dibawah ini [11].

Tabel 1. Pembagian daerah Operasi SAR Indonesia

Daerah tersebut diplot dalam peta Indonesia dapat dilihat pada peta dibawah ini. Semua daerah

di Indonesia telah terpetakan Kawasan darat dipulau dan di laut. Legenda peta tanda bintang

menunjukan potensi bencana yang terjadi dan tanda lingkaran orange menunjukan pos SAR

yang bertanggungjawab. Terdapat 77 pos SAR yang tersebar disluruh Indonesia yang tersebar

dari Sabang sampai Merauke.

Gambar 3. Daerah operasi SAR Indonesia

Dari data yang didapatkan dari BASARNAS didapatkan data kecelakaan darat, laut dan udara

pada tahun 2018. Dari data terdapat lima macam jenis kecelakaan antara lain: pesawat udara,

kapal, bencana, kondisi membahayakan dan kecelakan khusus. Dari hasil investigasi terdapat

2.146 kejadian kecelakaan kapal, kecelakaan kapal merupakan sumber kecelakaan kedua

tersbesar dibandingkan sumber lain. Dari hasil investigasi banyaknya korban hilang dialami

Page 14: PROPOSAL - SIMPel

7

oleh kecelakaan kapal, karena untuk melakukan pencarian dan penyelamatan harus berhadapan

dengan angin dan gelombang yang tidak bersahabat. Untuk itu kapal outonomouse sangat

diperlukan untuk melakukan SAR dilaut.

Tabel 2. Pembagian daerah Operasi SAR Indonesia

Kejadian kecelakaan terjadi secara mendadak tidak menunggu korban atau tim penolong siap.

Setiap saat diperlukan kesiap siagaan supaya korban jiwa dapat ditekan seminimal mungkin.

Teknologi informasi untuk melaporkan kecelakaan secepat mungkin diikuti dengan respon

pencarian dan penyelamatan yang tepat dan cepat juga akan menurunkan resiko korban jiwa.

Ketika terjadi kecelakaan pesawat akan dilaporkan oleh ELT melalui satelit menuju basarnas,

sedangkan kecelakaan kapal laut melalui EPIRB. Teknologi informasi ini sangat berguna untuk

menentukan lokasi kecelakaan ketika tidak terdapat terdapat saksi mata. Teknologi informasi

yang sekarang ini ada perlu dikembangkan keakurasian karena seringkali kecelakaan di laut

tidak ditemukan.

Gambar 4. System operasi SAR Indonesia

Page 15: PROPOSAL - SIMPel

8

Selain dilaporkan melaui teknologi satelit, kecelakaan juga sering dilaporkan secara langsung

dengan melihat langsung. Selanjutnya BASARNAS akan berkoordinasi dengan TNI. Polisi,

dan Instansi atau swada masyarakat.

3.3. Kapal Search and Rescue

Armada kapal SAR yang dimiliki oleh Badan SAR Nasional (BASARNAS) dikelompokan

menjadi 6 (enam) macam berdasarkan panjang dan jangkauannya antara lain [12]:

1. Rescue Ship adalah kapal kelas I versi SAR (panjang >40 M) yang digunakan sebagai

sarana pencarian dan pertolongan dilengkapi dengan peralatan SAR;

2. Rescue Boat adalah kapal versi SAR yang digunakan sebagai sarana pencarian dan

pertolongan yang dilengkapi dengan peralatan SAR, dan digolongkan berdasarkan ukuran

menjadi 3 ( tiga) jenis:

a. Kelas II (panjang 30 s.d. 40 M). Standar Rescue Boat Kelas II; Kapal Rescue Boat

Panjang 40m Kapal Rescue Boat Panjang 36m

b. Kelas III (panjang 20 s.d. < 30 M). Standar Rescue Boat Kelas III;

c. Kelas IV (panjang 12 s.d. < 20 M). Standar Rescue Boat Kelas IV;

3. Hovercraft adalah kendaraan yang berjalan diatas bantalan udara (air cushion) yang

dilengkapi dengan baling - baling udara sebagai alat pendorong, untuk sarana pencarian

dan pertolongan di perairan, lumpur dan rawa-rawa;

4. Rigid Inflatable Boat (RIB) adalah perahu berbahan dasar karet dengan lunas fiber glass

serta dilengkapi kemudi, yang digunakan sebagai sarana pencarian dan pertolongan di area

perairan/ laut;

5. Rubber Boat adalah perahu berbahan dasar karet yang dapat dikembangkan dan dilipat,

yang dilengkapi dengan motor tempel sebagai sarana pencarian dan pertolongan di area

perairan/ laut;

6. Rafting Boat adalah perahu karet tanpa motor tempel, yang decknya tidak terbuat dari

material keras sehingga mempunyai kelenturan untuk melintasi sungai yang berbatu-batu/

daerah lokasi banjir.

Page 16: PROPOSAL - SIMPel

9

Kapal kelas I

Kapal kelas II

Kapal kelas I

Kapal kelas II

Hovercraft

Rigid Inflatable Boat (RIB)

Rubber Boat

Rafting Boat

Gambar 5. Jenis kapal SAR di Basarnas

3.4. Kapal Autonomous

Istilah kapal Autonomous atau Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous

Surface Vehicle (ASV) dimaksudkan untuk wahana yang dioperasikan pada permukaan air

tanpa awak. USV dikendalikan autopilot dengan memberikan perintah- perintah seperti

waypoint, melalui Ground Control Station (GCS). USV dapat mengolah data-data pergerakan

Page 17: PROPOSAL - SIMPel

10

dan pengamatan lalu mengirimkannya ke GCS secara real time melalui sistem komunikasi

nirkabel. USV sebenarnya telah diujicobakan sejak Perang Dunia II, namun belum terlalu

dikenal karena kapal-kapal pengintai tanpa awak generasi awal seperti OWL Mk II masih

diklasifikasikan sebagai Autonomous Underwater Vehicle (AUV). Dilanjutkan tahun 1944,

Kanada mengembangkan konsep torpedo COMOX sebelum penyerangan ke Normandia.

Setelah Perang Dunia II penggunaan USV menjadi lebih berkembang, di antaranya untuk

mengambil sampel air yang terkena radioaktif setelah pemboman Able dan Baker di Atol

Bikini tahun 1946. USV juga sangat berguna dalam bidang pengamatan wilayah, pengintaian,

dan patrol karena memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan menggunakan radar,

namun lebih murah dibandingkan memperbanyak kapal komersial maupun pesawat terbang

serta lebih fleksibel daripada yang dapat dilakukan oleh kapal komersial.

Beberapa jenis USV saat ini akan menjadi peralatan yang efisien untuk melakukan

patroli, seperti patroli patok-patok perbatasan di laut, perairan dangkal dan di sekitar garis

pantai. Sistem ini dapat mengisi kekosongan data yang tidak dapat dilakukan oleh kapal patroli

biasa. Untuk berpatroli di patok perbatasan dapat menghadirkan tantangan teknologi tersendiri.

Hal ini disebabkan oleh dinamika lingkungan dan lebih rawannya ancaman balik dari para

penyelundup ilegal maupun para pencuri ikan illegal. Terlebih kapal-kapal penyelundup yang

terbuat dari bahan non logam, akan sangat sulit diidentifikasikan jika menggunakan radar saja,

sehingga dibutuhkan pengamatan visul scara langsung untuk mengetahui kondisinya.

Contohnya adalah ASV Global yang mengembangkan USV dengan kode C sweep

untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti anti ranjau, anti kapal selam, dan

pengintaian. Kendaraan ini memiliki kemampuan bermanuver dengan baik, towing, dan

ketahanan komponen elektronik yang membuatnya dapat digunakan sebagai pendukung

peperangan ranjau. Selain itu, kendaraan ini juga mampu menyebarkan, tracking, dan saling

terhubung dengan sistem autopilot lainnya baik USV, ROV, maupun AUV. Kendaraan ini

dapat dijalankan dalam metode manual maupun dalam metode autopilot. Untuk

mengendalikannya, kendaraan ini dikendalikan melalui darat menggunakan jaringan

komunikasi berupa UHF (Ultra Gigh Frequance), L/S Band, maupun Sat-Comms Options

Sidescan dan teknologi ASView untuk mengarahkannya. ASV tidak hanyamemiliki

kemampuan untuk pengintaian saja, tapi juga dapat digunakan untuk pengejaran target. Untuk

itu, kendaraan ini dilengkapi 2 mesin diesel dan kapasitas BBM yang besar yaitu 2300 liter

sehingga memiliki kecepatan tinggi hingga 25+ knot serta dapat menjangkau area seluas 230

nm untuk ukuran kapal 10 meter.

Page 18: PROPOSAL - SIMPel

11

Dengan ukurannya yang kecil, maka USV akan mudah dimobilisasi menggunakan

kapal konvensional yang lebih besar. Pada prakteknya nanti, kapal konvensional ini dapat

difungsikan sebagai kapal induk/pangkalan terapung yang membawahi beberapa USV. USV

ini akan dilengkapi kamera pengintai yang akan digunakan untuk memonitor wilayah

patrolinya. Kemudian USV ini disebar ke berbagai titik untuk melakukan patroli di wilayah

yang telah ditetapkan sesuai koordinat GPS yang telah ditetapkan. Namun GPS memiliki

keakuratan yang berbeda-beda tergantung lokasi dari titik koordinat tersebut. Selain itu,

keadaan laut juga selalu berubah-ubah tergantung kondisi cuaca dan gelombang

3.5. Sistem Navigasi Kapal

Navigasi adalah ilmu pengetahuan dalam menentukan posisi kapal di laut dengan

mengemudikan (steering) kapal secara aman dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem navigasi

biasanya terdiri dari beberapa perangkat digital maupun analog, untuk yang analog biasanya

dilengkapi dengan kompas analog yang dapat mengetahui arah mata angin yang berguna

sebagai acuan arah kapal, untuk perangkat digital sudah terdapat GPS atau Global Positioning

System yaitu sebuah perangkat yang dapat menerima lokasi keberadaan kapal dengan mengacu

pada satelit yang bergerak mengitari bumi. GPS menerima data yang dikirim dari satelit berupa

data NMEA 0183. NMEA (National Marine Electronics Association) adalah standar yang

digunakan dalam pengiriman data GPS yang berupa protokol data, garis lintang, garis bujur,

ketinggian, dan waktu. Kompas digital juga tergolong perangkat digital dimana pemakaiannya

harus diintegrasikan kembali pada sebuah sistem sehingga pembacaan arah mata angin dapat

dilakukan dan dapat mengetahui arah kapal [13].

3.6. Sistem Kontrol Kapal

Kontrol adalah proses pengaturan / pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran

(variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam suatu rangkuman harga

(range) tertentu. Dalam istilah lain disebut juga teknik pengaturan, sistem pengendalian atau

sistem pengontrolan. Secara umum sistem kontrol dapat dikelompokkan sebagai berikut [14]:

a. Dengan operator (manual) dan otomatik.

b. Jaringan tertutup (closed-loop) dan jaringan terbuka (open-loop).

c. Kontinu (analog) dan diskontinu (digital, diskrit).

d. Servo dan regulator.

Page 19: PROPOSAL - SIMPel

12

e. Menurut sumber penggerak : elektris, pneumatis (udara, angin), hidarulis (cairan), dan

mekanis.

Aksi kontrol PID (Proportional, Integral, Derivative) banyak ditemukan di dunia industri dan

satu – satunya strategi yang paling banyak diadopsi pada pengontrolan proses. Berdasarkan

survey, 97% industri yang bergerak dalam bidang proses (seperti kimia, pulp, makanan,

minyak, dan gas) menggunakan PID sebagai komponen utama dalam pengontrolannya [15].

Sistem kontrol PID (Proportional-Integral-Derivative) merupakan suatu kontroler yang

berfungsi untuk menentukan kepresisian (kestabilan) suatu system instrumentasi dengan

karakteristik umpan balik pada sistem tersebut. Kontroler PID terdiri dari tiga parameter yaitu

P (proportional), D (derivative), I (integral). Dengan masing-masing parameter memiliki

kelebihan dan kekurangan. Dalam implementasinya masing-masing parameter dapat bekerja

sendiri maupun menggabungkan dari parameter tersebut. Parameter P, I dan D merupakan

parameter yang diatur dalam sistem sesuai terhadap input sistem yang diinginkan. Sistem

control PIDbanyakdigunakanuntukpengaruhberbagaiprosesproduksi. Sebuah kontroler PID

secara kontinyu menghitung nilai kesalahansebagai beda antara setpoint yang diinginkan dan

variabel prosesterukur. Kontroler mencoba untuk meminimalkan nilai kesalahan setiap waktu

dengan penyetelan variabel kontrol, seperti posisi keran kontrol, damper, atau daya pada

elemen pemanas, ke nilai baru yang ditentukan oleh jumlahan:

3.7. Sistem Autopilot

Sistem autopilot adalah sebuah sistem mekanikal, elektrikal, atau hidraulik yang

memandu sebuah kendaraan tanpa campur tangan dari manusia. Umumnya autopilot

dihubungkan dengan pesawat, tetapi autopilot juga digunakan di kapal dengan istilah yang

sama. Pergerakan kapal dalam mode autopilot dipandu oleh sistem navigasi dan system

Page 20: PROPOSAL - SIMPel

13

kontrol. Sistem navigasikapalpada autopilotmenggunakan metode waypoint. Sistem navigasi

akan memandu USV bergerak secara teratur mengikuti titik tuju (waypoint) yang telah diatur

pada Ground Control Station (GCS).

Dalam pergerakan USV, gaya luar seperti angin dan ombak maupun gaya dari dalam

seperti ketidakseimbangan putaran kecepatan motor induk akan memberikan pengaruh dalam

pergerakannya. Maka dari itu dibutuhkanlah sistem kontrol untuk mengendalikan kapal tetap

menuju ke titik tujunya. Dalam studi simulasi sistem kemudi USV, penting bahwa model

dinamika sistem yang relatif akurat mempengaruhi kinerja kemudi.Sistem yang dimaksud bias

dianggap sebagai kapal dengan kemudiaktuator, yang mengalami gangguan eksternal seperti

ditunjukkan pada gambar berikut [16].

Gambar 6. Sistem Autopilot iBoat

Autopilot dirancang untuk mengarahkan USV ke titik tujuan dan memanipulasi rudder

sedemikian rupa untuk mengurangi perbedaan antara lintasan yang diinginkan dan lintasan

aktual yang ditempuh USV. Dalam hal ini, autopilot bergantung padasistem kontrol. Pada

sistem kontrol dikenal yang namanya PID (Proportional, Integral, dan Derivative).Gambar

berikut [17]:

Gambar 7. Blok diagram system autopilot rudder

Page 21: PROPOSAL - SIMPel

14

Faktor-faktor pengganggu menyebabkan arah kapal berbelok hingga terjadi

ketidaksesuaian antaralintasan yang diinginkan dan aktual.Pada saat itu terjadi terdeteksierror,

USV akan melakukan koreksi danrudder bereaksi untuk membawa perahu kembali ke lintasan

yang diinginkan.Namun, saat menuju lintasan yang diinginkan, akan terjadi overshot dan

terjadi error lagi kearah sebaliknya. Kemudi USV akan melakukan koreksi lagi dan rudder

bereaksi untuk membawa perahu kembali ke lintasan yang diinginkan Hal ini akan terjadi terus

menerus dan menyebabkan biaya bahan bakar, waktu tambahan, dan menurunkanefisiensi.

Gambar 8. Gerakan Proportional Dan Pergerakan Ketika Mendapat Gangguan

Page 22: PROPOSAL - SIMPel

15

BAB IV. METODE PENELITIAN

4.1. Metode Penelitian Secara Umum

Dalam penelitian ini diusulkan pembuatan kapal search yang akan diinstal ke kapal rescue yaitu

road map-nya sebagai berikut:

Tabel 3. Roadmap penelitian secara umum

Tahun Metodologi Target Naval Architecture Marine Engineering Control Robotic

1

- Desain kapal

search

- Pembuatan

search

- Pendaftaran

paten kapal

search

2

- Konsep

Desain kapal

search

- Preliminary

desain kapal

kearch

- Pendaftaran

paten kapal

search

3

- Detail desain

kapal search

- Pembuatan

search

- Pendaftaran

paten kapal

search

Pembuatan

Interface

Hull Form

Hydrodynamic

Design Performance

Design Structure

Design

Propulsion

Design Piping

System

Design

Electrical

Design Detection

Location

Design Control

Propulsion

Design Control

Rudder

Desain

Komunikasi

Desain Navigasi

Cerdas

Peng integrasian labung, system dan komunikasi

Pembuatan search boat dengan ukuran 3 m

Pembuatan

Interface

Hull Form

Hydrodynamic

Design Performance

Design Structure

Design

Propulsion

Design Piping

System

Design

Electrical

Design Detection

Location

Design Control

Propulsion

Design Control

Rudder

Desain

Komunikasi

Desain Navigasi

Cerdas

Peng integrasian labung, system dan komunikasi

Pembuatan Prototype Rescue boat dengan ukuran 3 m

Uji Interface

Hull Form

Hydrodynamic

Ujian Performance

Uji Structure

Uji Propulsion

Uji Piping

System

Uji Electrical

Uji Detection

Location

Uji Control

Propulsion

Uji Control

Rudder

Uji Komunikasi

Uji Navigasi

Cerdas

Peng integrasian labung, system dan komunikasi

Pembuatan Search and Rescue boat dengan ukuran 30 m

Page 23: PROPOSAL - SIMPel

16

Road map dibuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, road map dirancang selama 3 tahun.

Dimana setiap tahunya mempunyai target yang berbeda yaitu sebagai berikut:

Tahun 1 (pertama)

Pada tahun pertama bertujuan mendesain dan membangun kapal search dengan ukuran 3 m,

kapal ini digunakan sebagai sarana pencarian orang di lautan dengan membawa alat penolong

sederhana berupa lifebuoy. Hasil desain dan pembangunan ini akan didaftarkan paten ke HKI

dengan keunggulan-keunggulan yang telah direncanakan. Untuk mencapai tujuan itu masing-

masing keilmuan melakukan pengembangan penelitian sendiri-sendiri yang akan digabungkan

menjadi satu yaitu sebagai berikut:

• Displin naval architecture: melakukan kajian tentang bentuk lambung kapal search yang

optimal ditinjau dari segi kapasitas dan teknis perkapalan sesuai peraturan dan regulasi

yang berlaku. Lambung ini akan dilakukan uji karakteristik hidrodinamika yang

mempunyai kemampuan low resistance, good seakeeping dan good maneuvering.

Selanjunya akan di desain struktur untuk memperkuat hull yang telah dibuat tersebut.

• Disiplin marine engineering: melakukan kajian tentang system propulsi kapal search

yang efektif kapal yang akan digunakan, system ini didesain mempunyai effesiensi yang

tinggi dan tidak mengalami kavitasi. Selanjunya akan didesain system perpipaan yang

digunakan dikapal meliputi: system pipa bahan bakar, system pipa bilga balas, system

pipa minyak pelumas dan system pipa-pipa yang lain.

• Devisi control engineering: melakukan kajian tentang system kontrol kapal search yang

efektif kapal yang akan digunakan, system control yang dikembangkang digunakan untuk

mengontrol putaran baling-baling sehingga RPM nya dapat diatus sesuai dengan

kebutuhan. Dikembangkan juga system pendekti lokasi dimana kapal tersebut beroperasi,

juga system ini dapat digunakan untuk mengetahui posisi korban dilautan. Selanjutnya di

gunakan pengontrolan rudder untuk olah gerak kapal bergerak ke kanan dan ke kiri.

• Devisi robotic engineering: melakukan kajian tentang system komunikasi kapal search

yang efektif kapal yang akan digunakan, system ini didesain mampu untuk

berkomunikasi leawat kabel atau juga wireless. Juga digunakan Artificial Intelligent (AI)

agar rudder agar kekanan atau kekiri, AI berguna untuk autonomous sehingga kapal

bergerak secara otomatis. Untuk mempermudah dibuatkan interface menggunakan

graphic unit interface (GUI) sehingga mudah diperasikan oleh orang awam sekaligus

tinggal melakukan setting lokasi awal dan lokasi tujuan.

Page 24: PROPOSAL - SIMPel

17

• Gabungan desain masing-masing keilmun akan dibuat kapal search autonomous dengan

ukuran 3 mater yang dapat digunakan melakukan pencarian dengan raius 1 km.

Tahun 2 (kedua)

Pada tahun kedua bertujuan mendesain kapal rescue dengan ukuran 40 m, kapal ini digunakan

sebagai sarana penolong korban di lautan dengan membawa alat ukuran besar sederhana berupa

liferaft dengan kapasitas 25 orang. Hasil desain dan pembangunan ini akan didaftarkan paten

ke HKI dengan keunggulan-keunggulan yang telah direncanakan dan diuji. Untuk mencapai

tujuan itu masing-masing keilmuan melakukan pengembangan penelitian sendiri-sendiri yang

akan digabungkan menjadi satu yaitu sebagai berikut:

• Displin naval architecture: melakukan kajian tentang bentuk lambung kapal rescue yang

optimal ditinjau dari segi kapasitas dan teknis perkapalan sesuai peraturan dan regulasi

yang berlaku. Lambung ini akan dilakukan uji karakteristik hidrodinamika yang

mempunyai kemampuan low resistance, good seakeeping dan good maneuvering.

Selanjunya akan di desain struktur untuk memperkuat hull yang telah dibuat tersebut.

• Disiplin marine engineering: melakukan kajian tentang system propulsi kapal rescue

yang efektif kapal yang akan digunakan, system ini didesain mempunyai effesiensi yang

tinggi dan tidak mengalami kavitasi. Selanjunya akan didesain system perpipaan yang

digunakan dikapal meliputi: system pipa bahan bakar, system pipa bilga balas, system

pipa minyak pelumas dan system pipa-pipa yang lain.

• Devisi control engineering: melakukan kajian tentang system kontrol kapal rescue yang

efektif kapal yang akan digunakan, system control yang dikembangkang digunakan untuk

mengontrol putaran baling-baling sehingga RPM nya dapat diatus sesuai dengan

kebutuhan. Dikembangkan juga system pendekti lokasi dimana kapal tersebut beroperasi,

juga system ini dapat digunakan untuk mengetahui posisi korban dilautan. Selanjutnya di

gunakan pengontrolan rudder untuk olah gerak kapal bergerak ke kanan dan ke kiri.

• Devisi robotic engineering: melakukan kajian tentang system komunikasi kapal rescue

yang efektif kapal yang akan digunakan, system ini didesain mampu untuk

berkomunikasi leawat kabel atau juga wireless. Juga digunakan Artificial Intelligent (AI)

agar rudder agar kekanan atau kekiri, AI berguna untuk autonomous sehingga kapal

bergerak secara otomatis. Untuk mempermudah dibuatkan interface menggunakan

graphic unit interface (GUI) sehingga mudah diperasikan oleh orang awam sekaligus

tinggal melakukan setting lokasi awal dan lokasi tujuan.

Page 25: PROPOSAL - SIMPel

18

• Gabungan desain masing-masing keilmun akan dibuat kapal prototype rescue

autonomous dengan ukuran 3 mater yang dapat digunakan melakukan melakukan rescue.

Tahun 3 (ketiga)

Pada tahun ketiga bertujuan melakukan uji dan membangun kapal rescue dengan ukuran 30 m,

kapal ini digunakan sebagai sarana penolong korban di lautan dengan membawa alat ukuran

besar sederhana berupa liferaft dengan kapasitas 25 orang. Hasil desain yang telah teruji akan

didaftarkan paten ke HKI. masing-masing keilmuan melakukan pengembangan penelitian

sendiri-sendiri yang akan digabungkan menjadi satu yaitu sebagai berikut:

• Displin naval architecture: melakukan uji tentang bentuk lambung kapal rescue yang

optimal ditinjau dari segi kapasitas dan teknis perkapalan sesuai peraturan dan regulasi

yang berlaku. Lambung ini akan dilakukan uji karakteristik hidrodinamika yang

mempunyai kemampuan low resistance, good seakeeping dan good maneuvering.

Selanjunya akan di desain struktur untuk memperkuat hull yang telah dibuat tersebut.

• Disiplin marine engineering: melakukan uji tentang system propulsi kapal rescue yang

efektif kapal yang akan digunakan, system ini didesain mempunyai effesiensi yang tinggi

dan tidak mengalami kavitasi. Selanjunya akan didesain system perpipaan yang

digunakan dikapal meliputi: system pipa bahan bakar, system pipa bilga balas, system

pipa minyak pelumas dan system pipa-pipa yang lain.

• Devisi control engineering: melakukan uji tentang system kontrol kapal rescue yang

efektif kapal yang akan digunakan, system control yang dikembangkang digunakan untuk

mengontrol putaran baling-baling sehingga RPM nya dapat diatus sesuai dengan

kebutuhan. Dikembangkan juga system pendekti lokasi dimana kapal tersebut beroperasi,

juga system ini dapat digunakan untuk mengetahui posisi korban dilautan. Selanjutnya di

gunakan pengontrolan rudder untuk olah gerak kapal bergerak ke kanan dan ke kiri.

• Devisi robotic engineering: melakukan uji tentang system komunikasi kapal rescue yang

efektif kapal yang akan digunakan, system ini didesain mampu untuk berkomunikasi

leawat kabel atau juga wireless. Juga digunakan Artificial Intelligent (AI) agar rudder

agar kekanan atau kekiri, AI berguna untuk autonomous sehingga kapal bergerak secara

otomatis. Untuk mempermudah dibuatkan interface menggunakan graphic unit interface

(GUI) sehingga mudah diperasikan oleh orang awam sekaligus tinggal melakukan setting

lokasi awal dan lokasi tujuan.

Page 26: PROPOSAL - SIMPel

19

• Gabungan pengujian yang telah tervalidasi akan di teruskan dengan pembangunan kapal

dengan ukuran 30 meter dengan melakukan kerjasama dengan pihak luar.

4.2. Pembagian Tugas Anggota Penelitian Secara Umum

Penelitian ini dilaksanakan secara multy disiplin antara lain Naval architecture, Marine

Engineering, Robotic Engineering dan Control Engineering yang masing-masing tergabung

dalam beberapa PUI, KST, dan PUSLIT yaitu sebagai berikut:

Tabel 4. Pembagian tugas anggota sub- penelitain

Code Tema Utama Penelitian Puslit/ PUI Penanggung Jawab Utama Team

Boat H01 IBoat mission and integration PUI Kekal Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc, Ph.D.

Boat H02 Hull form design for rescue boat PUI Kekal Dr. Eng. Yuda Apri Hermawan, S.T., M.T.

Boat H03 Hydrodynamics performance analysis for

rescue boat

PUI Kekal Prof. Dr. Ir. Ketut Aria Pria Utama, M.Sc.

Boat H04 Structure design for production for rescue

boat

PUI Kekal Prof. Dr. Ir. Achmad Zubaydi, M.Sc.

Boat S01 Smart electric propulsion system for

rescue boat

PUI Kekal Dr. Eddy Setyo Koenhardono, S.T., M.Sc.

Boat S02 Tracking, control, and power management

system for rescue boat

PUI Kekal Dr. DhImas Widhi Handani, S.T., M.Sc.

Boat A01 Sistem Mekatronika Cerdas di Platform

rescue boat

& Pengembangan Sistem Interface Cerdas

di Platform rescue boat

KST ICTR

PUI MIA

Dr. Ing. Hendro Nurhadi

Team Mekatronika

Boat A02 Pengembangan Sistem Navigasi Cerdas

untuk Platform rescue boat

KST ICTR

PUSLIT AI

Dr. Djoko Purwanto

Team Navigasi

Boat A03 User Interface & Remote Command

Control untuk Platform rescue boat

KST ICTR

PUI MIA, PUSLIT

AI

Dr. Endroyono

Team IT

Boat A04 Pengembangan Embedded Data

Processing and AI

Pengembangan Sistem Komunikasi

Optimal untuk Platform rescue boat

KST ICTR

PUSLIT AI

PUI MIA

Dr. Subchan

Team Embedded

Eko Setijadi, PhD

Team Komunikasi

Kolom satu menunjukan kode penelitian yang dilakukan, kolom dua merupakan judul

penelitian yang diajukan kolom ketiga pusat unggulan yang melakukan dan kolom keempat

yang bertindak menjadi ketua penelitian.

4.1. Metode Penelitian Secara Khusus

Setelah dibuat metodologi secara umum selanjutnya dibuat metodologi secara khusus masing

masing sub-penelitian untuk mensupport penelitian menjadi suatu produk yang kapal search

Page 27: PROPOSAL - SIMPel

20

and rescue aaautonomous sesuai keunggulan yang ingin dicapai. Adapun pada sub-penelitian

ini dibuat metode khusus untuk sub-penelitian mission and integration research sebagai berikut:

Gambar 9. Metodologi sub-penelitian mission and integration

Khusus metodologi untuk penelitian ini menentukan bagian awal misi kapal yang akan

digunakan dan bagian akhir yang berfungsi untuk mengumpulkan hasil penelitian pada sub-

sub penelitian yang lain. Adapun metologi penelitian pada sub-penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut:

• Menentukan misi yang terkait dengan kebutuhan kapal search and rescue (SAR)

autonomous yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk melakukan misi pencarian korban dan

penyelamatan di laut.

• Memonitor jalanya sub-sub penelitian kapal search and rescue (SAR).

• Mensingkronisasi antara sub-sub penelitian dan mencarikan solusi jika terdapat kendala.

• Mengkompilasi hasil penelitian sehingga didapatkan sebuah produk yang aplikatif

kebutuhan kapal search and rescue (SAR) autonomous sebagai akhir penelitian yang

dituju.

4.2. Pembagian Tugas Anggota Penelitian Secara Khusus

Untuk mengkompilasi sub-sub penelitian ini maka dibuatlah rincian tugas antara anggota tim

sebagai berikut:

• Ketuan peneliti: mengkoordinir di luar sub-sub penelitian pihak lain yang terlibat dalam

penelitian kapal search and rescue (SAR) autonomous.

• Anggota Peneliti I: memonitor dan mengkompilasi hasil sub penelitian naval architecture

engineering dan marine engineering kapal search and rescue (SAR) autonomous.

Pembuatan

Interface

Hull Form

Hydrodynamic

Design Performance

Design Structure

Design

Propulsion

Design Piping

System

Design

Electrical

Design Detection

Location

Design Control

Propulsion

Design Control

Rudder

Desain

Komunikasi

Desain Navigasi

Cerdas

Peng integrasian labung, system dan komunikasi

Pembuatan Prototype Rescue boat dengan ukuran 3 m

Page 28: PROPOSAL - SIMPel

21

• Anggota Peneliti II: memonitor dan mengkompilasi hasil sub penelitian naval control

engineering dan robotic engineering kapal search and rescue (SAR) autonomous.

• Tenaga Pembantu: membatu ketua dan anggota dalam menyediakan data, menganalisa dan

membuat laporan jalannya penelitian.

Gambar 10. Pembagian tugas masing-masing anggota tim

Ketua Tim

Anggota I

Anggota II

Anggota III

Tenaga Pembantu

Page 29: PROPOSAL - SIMPel

1

BAB V. JADWAL

Jadwal Penelitian Secara Khusus Sub-Penelitian Mission and Integration

Sub Penelitian Bulan

3 4 5 6 7 8 9 10 11

Pengumpulan data dareh bencana dan tipe operasi

kapal search and recue x x

Penentuan mission kapal search and recue x x

Monitoring dan koordinasi ke tim naval architecture

engineering x x x x x

Monitoring dan koordinasi ke tim marine engineering x x x x x

Monitoring dan koordinasi ke tim robotic engineering x x x x x

Monitoring dan koordinasi ke tim control engineering x x x x x

Kompilasi masing-masing bagian x x x

Membuat laporan x x x

Page 30: PROPOSAL - SIMPel

1

BAB VI. DAFTAR PUSTAKA

[1] E. Eliopoulou, A. Papanikolaou, and M. Voulgarellis, “Statistical analysis of ship accidents and review of safety level,” Saf. Sci., vol. 85, pp. 282–292, 2016.

[2] A. Toffoli, J. M. Lefevre, E. Bitner-Gregersen, and J. Monbaliu, “Towards the identification of warning criteria: analysis of a ship accident database,” Appl. Ocean Res., vol. 27, no. 6, pp. 281–291, 2005.

[3] S. Hasugian, A. I. S. Wahyuni, M. Rahmawati, and A. Arleiny, “Pemetaan Karakteristik Kecelakaan Kapal di Perairan Indonesia Berdasarkan Investigasi KNKT,” War. Penelit. Perhub., vol. 29, no. 2, pp. 229–240, 2018.

[4] “Pencarian dan penyelamatan,” Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 14-Jun-2019.

[5] M. Kurowski, H. Korte, and B. P. Lampe, “Search-and-rescue-operation with an autonomously acting rescue boat,” in International conference on autonomous and intelligent systems, 2012, pp. 141–148.

[6] M. Haase, R. Bronsart, N. Kornev, and D. Nikolakis, “Simulation of the dynamics of an autonomously acting small catamaran for search and rescue process,” in 8th IFAC Conference on Control Applications for Marine Systems, Rostock, Germany, 2010, pp. 207–212.

[7] A. Papanikolaou, Ship design: methodologies of preliminary design. Springer, 2014.

[8] H. M. Gaspar, A. M. Ross, D. H. Rhodes, and S. O. Erikstad, “Handling complexity aspects in conceptual ship design,” in International Maritime Design Conference, Glasgow, UK, 2012.

[9] T. Lamb, “Ship design and construction,” Ed. Thomas Lamb Publ. SNAME ISBN 0-939773-40-6, 2003.

[10] R. Taggart, Ship design and construction. Society of Naval Architects & Marine Engineers, 1980.

[11] Basarnas, “Rakornas BASARNAS: Strategi Penyelenggaraan Operasi.” [Online]. Available: https://bpbd.jakarta.go.id/assets/attachment/document/Rakornas6_BASARNAS_Strategi_Penyelenggaraan_Operasi.pdf.

[12] “Sarana SAR Laut | Official Website Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan.” [Online]. Available: http://basarnas.go.id/sarana-sar-laut. [Accessed: 07-Mar-2020].

[13] M. J. J. Suja, S. R. Sulistiyanti, and M. Komarudin, “Sistem Navigasi pada Unmanned Surface Vehicle untuk Pemantauan Daerah Perairan,” Electrician, vol. 11, no. 1, pp. 32–43, 2017.

[14] A. Putri, “Pengertian Sistem Kontrol/Sistem Kendali,” Retrieved July, vol. 5, p. 2017, 2016.

[15] A. W. Browning, “A mathematical model to simulate small boat behaviour,” Simulation, vol. 56, no. 5, pp. 329–336, 1991.

[16] C. C. Lim, “Autopilot design for ship control,” PhD Thesis, Loughborough University, 1980.

Page 31: PROPOSAL - SIMPel

2

[17] E. D. Sugita, “Pembuatan Purwarupa Tes Model Untuk Menguji Sistem Autopilot Pada Unmanned Surface Vehiche (USV),” PhD Thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2017.

[18] N. Razi and M. Karatas, “A multi-objective model for locating search and rescue boats,” Eur. J. Oper. Res., vol. 254, no. 1, pp. 279–293, 2016.

Page 32: PROPOSAL - SIMPel

3

BAB VII. LAMPIRAN

Biodata Tim Peneliti Ketua Tim

a. Nama Lengkap (dengan gelar) : Ir. Wasis Dwi Aryawan,M.Sc, Ph.D

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Jabatan Fungsional : Lektor

d. NIP/NIK/Identitas Lainnya : N.I.P. 19640210 198903 1 001

e. NIDN : 0010026412

f. Tempat dan Tanggal Lahir : Bojonegoro /10-02-1964

g. E-mail : [email protected]

h. Nomor Telepon/HP : +628155220557

i. Alamat Kantor : Gedung W Lantai II

Departemen Teknik Perkapalan

Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111

j. Nomor Telepon/Faks : Tel. +62-031- 5947254 Fax. +62-031-

5947254

k. Pengalaman Penelitian

Perencanaan Kapal Passanger-Logistic-Carier Hemat Bahan Bakar, Aman dan Nyaman

untuk Indonesia Bagian Timur Program Hibah Kopetensi Institusi

An Investigation of Hybrid Catamaran Fishing Vessel : A Combination of Diesel Engine,

The Use of Sail and Solar Panel Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

An Investigation of Hybrid Catamaran Fishing Vessel : A Combination of Diesel Engine,

The Use of Sail and Solar Panel Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi

l. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

2014 Pembuatan Rescue Boat berbahan baku plastik PT Pertamina

2014 Desain Bank Terapung untuk Indonesia bagian timur Bank BRI

2013 Lead Engineer, Preparing Front End Engineering Design (FEED) for Intalation

Submarine Pipeline for Loading and Unloading at Terminal RU VI Balongan, PT

Pertamina

2012 Senior Engineer, EPC for 10” Offshore Pipeline from Palang to FSO Cintana

Tomas, PT Duta Marine

2012 Senior Naval Architect, Engineering Refurbishment FSO Kakap Natuna, PT Duta

Marine

2012 Lead Engineer, Mooring Analysis of FSO Kakap Natuna, PT Duta Marine

2012 Principal Investigator, Asset Valuation for FSO Belida Project, BNI Sentra Melawai

Jakarta

2012 Project Manager, 16” Pipeline Reroute Selection Study, PHE West Madura

Offshore PT Pertamina

2012 Senior Engineer, Engineering Refurbishment of SBM for FSO KakapNatuna, PT

Duta Marine

2012 Principal Engineer, Mooring Analysis and Assessment of FSO at Widuri Field,

CNOOC PT Pertamina

2011 Senior Naval Architect, Basic Design for Self Propeller Urea Barge, PT Pusri

Palembang

2011 Senior Naval Architect, Acquisition of Bucket Well Dredger, PT Timah Tbk

Page 33: PROPOSAL - SIMPel

4

2011 Principal Engineer, Preliminary Fatigue Design Assessment for MT Concord;

Tanker Conversion into FSO for Kodeco Project, PT Trada Maritime Tbk.

2011 Principal Investigator, Price Valuation for FSO Brotojoyo, PT Berlian Laju Tanker

Tbk.

2011 Lead Engineer, Acquisition of Water Tractor Tug, PT Nusantara Regas

m. Publikasi Artikel ilmiah Dalam Jurnal

Experimental Investigation into the Drag Interference of Symmetrical and Asymmetrical

Staggered and Unstaggered Catamarans, Journal of Ocean Technology,. Vol. 7/ No. 1,

ISSN: 1718-3200/2012

Fuzzy Control for Optimizing Ship Tracking in Karang Jamuang–Tanjung Perak IPTEK

The Journal for Technology and Science No 23/2012.

Vane-Turbine as an Energy Conversion in the Propeller Slipstream of Single Screw Ship.

Advanced Materials Research 789 417-422. (2013):

Minimizing Axial Energy Loss by Using Vane Turbine in the Propeller Slipstream

Applied Mechanics and Materials. Vol. 664. 2014.

The Effect of Ship Coefficients on the Efficiency Gain f Propeller-Vane System IPTEK

Journal of Engineering 2.1 (2015).

n. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

Seminar Nasional Pascasarjana XI Perancangan Kapal Passenger-Logistic Carrierantar

Pulau di Provinsi Maiuku ciengan Konsep Multitungsi, Pasca Sarjana ITS 15 Agustus

2011

Seminar Nasional Pascasarjana XII Perbandingan Fatigue Life Bentuk Desain Bracket

Topside Module FSO dan FPSO Pasca Sarjana ITS 12 Juli 2012

Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Kelautan Optimasi Ukuran Utama dan Studi

Parametrik Bentuk Bulk Carrier untuk Perairan Dangkal FTK-ITS/5 Desember 2012

o. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir

Sistem Peralatan dan Perlengkapan kapal 2011

Ship Satutory 2012

p. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir

Desain Self Propeller Barge untuk perairan dangkal 2015

Page 34: PROPOSAL - SIMPel

5

Anggota Tim I

Nama Dosen Dr. Eng. Trika Pitana, S.T., M.Sc.

NIP 197601292001121001

NIDN 0029017602

Email [email protected]

Riwayat Pendidikan

S1: Teknik Sistem Perkapalan, ITS Surabaya

S2: Marine Safety & Environmental Protection, WMU Swedia

S3: Maritime Sciences, Kobe University. Japan

Penelitian

2014 – Pengembangan Monitoring Trafik Transportasi Laut Melalui Integrasi Database

Automatic Identification System (AIS) untuk Pengembangan Metode

Keselamatan Kelautan

2015 – Pengembangan Prototipe Fasilitas Monitoring Keselamatan Kapal Berbasis

Data Automatic Identification System (AIS)

2017 – Pengembangan Prototipe Sistem Pengolahan Air Balas Kapal Menggunakan

Aplikasi Filtrasi Karet Remah Dan Radiasi Sinar Ultraviolet Untuk

Menghancurkan Mikroba Air Patogen

2018 – Studi Lanjutan Pengembangan Prototipe Sistem Pengolahan Air Balas Kapal

Dengan Pembesaran Skala Dan Variasi Media Filtrasi Untuk Menghancurkan

Mikroba Air Patogen

Publikasi

Page 35: PROPOSAL - SIMPel

6

Page 36: PROPOSAL - SIMPel

7

Anggota Tim II

a. Nama Lengkap : Ir. Tri Achmadi, Ph.D.

b. Jenis Kelamin : Laki-Laki

c. NIP : 196501101988031001

d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Penata Tk.l (lll/d)

e. Jabatan Struktural : Kepala Departemen

f. Bidang Keahlian : Kebijakan Maritim, Transportasi Laut dan Logistik

g. Fakultas/Departemen : Fakultas Teknologi Kelautan / Departemen Teknik

Transportasi Laut

h. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jl. Teknik Sipil J-33 Kampus ITS

i. Riwayat penelitian/pengabdian: -

j. Publikasi :

Achmadi T, Hasan Iqbal Nur, Pratiwi Wuryaningrum, Model Insentif Pengembangan

Short Sea Shipping Transportasi Barang Di Jalur Pantai Utara Jawa, Seminar Industri

dan Jasa Maritim Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Jogjakarta, 2016

Achmadi T, Hasan Iqbal Nur, Latama Rizki R, Inland Waterway Transport For Container

Shipping: Cikarang To Port Of Tanjung Priok, The 4rd International Seminar on Ocean

and Coastal Engineering Environmental and Natural Disaster Management, Surabaya,

2016

Achmadi T, Hasan Iqbal Nur, Firmanto Hadi, Study of Port Tariff Structure and Port

Pricing Approach Journal on Applied Mechanichs and Materials, 2016

k. Paten : -

l. Tugas Akhir :

Studi Karakteristik Pola Operasi Penangkapan Ikan Nelayan Tradisional: Studi Kasus

Nelayan Kebumen dan Juwana

Studi Model Operasi Kapal Ikan Dengan Kapal Angkut Dalam Upaya Peningkatan

Produksi Penangkapan Ikan: Studi Kasus Kapal 30 – 60 Gt Di Ppp Bajomulyo – Pati

Page 37: PROPOSAL - SIMPel

DATA USULAN DAN PENGESAHAN

PROPOSAL DANA LOKAL ITS 2020

1. Judul Penelitian

Pengembangan Search and Rescue Autonomous Boat (iBoat): Misi dan Integrasi

Skema : PENELITIAN UNGGULAN ITS (TERAPAN MULTIDISIPLIN)

Bidang Penelitian : Desain

Topik Penelitian : Produk Transportasi

2. Identitas Pengusul

Ketua Tim

Nama : Ir. Wasis Dwi Aryawan M.Sc. Ph.D

NIP : 196402101989031001

No Telp/HP : 08155220557

Laboratorium : Laboratorium Desain Kapal

Departemen/Unit : Departemen Teknik Perkapalan

Fakultas : Fakultas Teknologi Kelautan

  Anggota Tim

NoNama

LengkapAsal Laboratorium Departemen/Unit

Perguruan Tinggi/Instansi

1Ir. Wasis Dwi

Aryawan M.Sc. Ph.D

Laboratorium Desain Kapal

Departemen Teknik Perkapalan

ITS

2Dony

Setyawan ST, M.Eng

Laboratorium Konstruksi dan Kekuatan Kapal

Departemen Teknik Perkapalan

ITS

3Dr.Eng. Trika Pitana S.T.,

M.Sc

Departemen Teknik Sistem Perkapalan

ITS

4Ir. Tri

Achmadi Ph.D

Laboratorium Transportasi Laut dan

Logistik

Departemen Teknik Transportasi Laut

ITS

3. Jumlah Mahasiswa terlibat : 0

4. Sumber dan jumlah dana penelitian yang diusulkan

  a. Dana Lokal ITS 2020 : 110.000.000,-

  b. Sumber Lain : 0,-

 

  Jumlah : 110.000.000,-

Page 38: PROPOSAL - SIMPel

Tanggal Persetujuan

Nama Pimpinan Pemberi

Persetujuan

Jabatan Pemberi Persetujuan

Nama Unit Pemberi

PersetujuanQR-Code

09 Maret 2020

Dr. Dhimas Widhi Handani

ST.,M.Sc

Kepala Pusat Penelitian/Kajian/Unggulan

Iptek

Keselamatan Kapal dan

Instalasi Laut

09 Maret 2020

Agus Muhamad Hatta , ST, MSi,

Ph.DDirektur

Direktorat Riset dan Pengabdian

Kepada Masyarakat