proposal - simpel
TRANSCRIPT
i
PROPOSAL
PENELITIAN UNGGULAN ITS
(Penelitian Terapan Multi-Disiplin)
DANA ITS TAHUN 2020 (TAHUN PERTAMA DARI TIGA TAHUN)
Pengembangan Search and Rescue Autonomous Boat
(iBoat): Misi dan Integrasi
Tim Peneliti:
Ketua Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc., Ph.D. (T.Perkepalan/FTK/ITS)
Anggota 1 Dr. Eng. Trika Pitana, S.T., M.Sc. (T.Sistem Perkepalan/FTK/ITS)
Anggota 2 Ir. Tri Achmadi Ph.D (T.Transportasi Laut /FTK/ITS)
Anggota 3 Dony Setyawan, S.T., M.Eng. (T.Perkepalan/FTK/ITS)
DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2020
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ v
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ vi
BAB I. RINGKASAN ......................................................................................................... vii
BAB II. LATAR BELAKANG ............................................................................................. 1
2.1. Latar Belakang Dan Permasalahan Yang Akan Diteliti ............................................ 1
2.2. Tujuan Umum, Khusus, Dan Urgensi Penelitian ...................................................... 2
2.3. Uraian Tentang Spesifikasi Khusus Terkait Dengan Skema. .................................... 3
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 4
3.1. Pola Desain Kapal ................................................................................................... 4
3.2. Operasi Search and Rescue ..................................................................................... 6
3.3. Kapal Search and Rescue ........................................................................................ 8
3.4. Kapal Autonomous .................................................................................................. 9
3.5. Sistem Navigasi Kapal .......................................................................................... 11
3.6. Sistem Kontrol Kapal ............................................................................................ 11
3.7. Sistem Autopilot ................................................................................................... 12
BAB IV. METODE PENELITIAN ..................................................................................... 15
4.1. Metode Penelitian Secara Umum .......................................................................... 15
4.2. Pembagian Tugas Anggota Penelitian Secara Umum............................................. 19
4.1. Metode Penelitian Secara Khusus .......................................................................... 19
4.2. Pembagian Tugas Anggota Penelitian Secara Khusus ............................................ 20
BAB V. JADWAL ................................................................................................................ 1
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 1
BAB VII. LAMPIRAN ......................................................................................................... 3
iii
Biodata Tim Peneliti.......................................................................................................... 3
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Pembagian daerah Operasi SAR Indonesia .............................................................. 6
Tabel 2. Pembagian daerah Operasi SAR Indonesia .............................................................. 7
Tabel 3. Roadmap penelitian secara umum .......................................................................... 15
Tabel 4. Pembagian tugas anggota sub- penelitain ............................................................... 19
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kecelakaan dan penyelamatan korban di laut ....................................................... 1
Gambar 2. Pola desain kapal ................................................................................................. 4
Gambar 3. Daerah operasi SAR Indonesia ............................................................................. 6
Gambar 4. System operasi SAR Indonesia............................................................................ 7
Gambar 5. Jenis kapal SAR di Basarnas ................................................................................ 9
Gambar 6. Sistem Autopilot iBoat ....................................................................................... 13
Gambar 7. Blok diagram system autopilot rudder ................................................................ 13
Gambar 8. Gerakan Proportional Dan Pergerakan Ketika Mendapat Gangguan ................... 14
Gambar 8. Pembagian tugas masing-masing anggota tim .................................................... 21
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Biodata Tim Peneliti. (Format sesuai Lampiran 4)
Surat Pernyataan Kesediaan Anggota Tim. (Format sesuai Lampiran 5)
Surat Komitmen Peneliti Luar ITS. (Format sesuai Lampiran 6)
vii
BAB I. RINGKASAN
Indonesia merupakan negara yang rawan kecelakaan yang terjadi di darat, laut dan udara.
Kecelakan dapat berasal dari bencana alam, kesalahan operasional manusia dan kesalahan
manajemen koordinasi. Kecelakan yang terjadi di laut merupakan kecelakaan dengan jumlah
korban jiwa yang hilang terbanyak yang terjadi karena sangat sudah melakukan deteksi lokasi,
melakukan pencarian dan penyelamatan karena harus berhadapan dengan gelombang dan angin
yang tidak bersahabat. Dalam penelitian ini secara umum akan diakan dibuat dan didesain kapal
Autonomous yang dapat digunakan untuk melakukan search and recue korban di laut dengan
menerapkan autopilot untuk mempercepat respon agar mengurangi dan mengurangi resiko tim
penolong. Penelitian ini melibatkan beberapa disiplin ilmu Naval architecture, Marine
Engineering, Robotic Engineering dan Control Engineering. Secara khusus pada penelitian ini
merupakan pengabungan sub-sub penelitian yang lain yang digabung menjadi satu kesatuan.
Waktu penelitian dilakukan selama lima tahun dengan target tahun pertama mendesain dan
membuat kapal autonomous untuk keperluan search korban yang ada dilaut, tahun kedua
mendesain kapal autonomous untuk keperluan recue korban yang ada dilaut yang
membutuhkan ukuran kapal lebih besar. Selain itu direncanakan mendapatkan paten tentang
desain kapal Search and Rescue Autonomous Boat (iBoat).
Kata Kunci: SAR, Autonomous, iBoat
1
BAB II. LATAR BELAKANG
2.1. Latar Belakang Dan Permasalahan Yang Akan Diteliti
Kecelakaan kapal dari beberapa decade ini terus naik, ini tentu mengkawatirkan
masyarakat dan perlu penanganan khusus untuk membenahinya, kecelakaan ini menimbulkan
kerugian ekonomi bahkan korban jiwa [1]. Pemetaan lokasi kecelakaan sangat diperlukan yang
dapat digunakan sebagai peringatan dini bagi kapal saat melintasi suatu daerah [2].
Berdasarkan laporan hasil investigasi KNKT pada kurun waktu tahun 2007 sampai dengan
tahun 2014 pada wilayah perairan di Indonesia, terjadi kecelakaan kapal dengan berbagai jenis
kejadian seperti tenggelam, terguling, kandas dan tubrukan. Dari hasil investigasi KNKT,
didapatkan kesimpulan terkait dengan faktor penyebab serta faktor yang berkontribusi,
diantaranya kelalaian manusia (human error), teknis dan cuaca [3].
Gambar 1. Kecelakaan dan penyelamatan korban di laut
Search and Rescue (SAR) adalah kegiatan dan usaha mencari, menolong, dan
menyelamatkan jiwa manusia yang hilang atau dikhawatirkan hilang atau menghadapi bahaya
dalam musibah-musibah seperti pelayaran, penerbangan, dan bencana. Istilah SAR telah
digunakan secara internasional tak heran jika sudah sangat mendunia sehingga menjadi tidak
asing bagi orang di belahan dunia manapun tidak terkecuali di Indonesia. Operasi SAR
dilaksanakan tidak hanya pada daerah dengan medan berat seperti di laut, hutan, gurun pasir,
2
tetapi juga dilaksanakan di daerah perkotaan. Operasi SAR seharusnya dilakuan oleh personal
yang memiliki ketrampilan dan teknik untuk tidak membahayakan tim penolongnya sendiri
maupun korbannya. Operasi SAR dilaksanakan terhadap musibah penerbangan seperti pesawat
jatuh, mendarat darurat dan lain-lain, sementara pada musibah pelayaran bila terjadi kapal
tenggelam, terbakar, tabrakan, kandas dan lain-lain [4]. Untuk kegiatan tersebut SAR sangat
memerlukan kapal yang dapat digunakan untuk mencari dan menolong korban. Kapal yang
digunakan harus tangguh mampu menghadapi berbagai cuaca ekstrim seperti angin yang
kencang, gelombang yang tinggi dan kondisi gelap gulita.
Kemanjuan teknologi dibidang informasi dan digital yang begitu cepat memungkinkan
melakukan penyelamatan SAR secara terpadu, sehingga mengurangi resiko korban jiwa dan
tim penyelamat yang bekerja [5]. Pengabungan ini memungkinkan pembuatan kapal SAR
menggunakan konsep autonomous vessel. Penggunaan kapal autonomous memungkinkan
kapal di control dari jarak jauh sehingga menggurangi resiko tim penolong yang bekerja, kapal
dapat beroperasi dengan cepat tanpa persiapan yang lama, selain itu memungkinkan kapal
untuk melakukan respon secara otomatis terhadap lingkungan sekitar berupa angin dan
gelombang lebih sehingga lebih tahan tinggi tingkat survivalnya [6].
Semakin tidak bersahabatnya iklim, semakin banyaknya aktifitas manusia melalui laut dan
wilayah Indonesia yang sebagian besar berupa lautan memerlukan kapal SAR yang Tangguh
yang dapat dioprerasikan diberbagai medan untuk mengurangi korban jiwa dilaut dan
meminimalkan resiko tim penolong. Secara umum pada penelitian diusulkan desain dan
pembangunan Search and Rescue Autonomous Boat (iBoat) yang merupakan gabungan
berbagai ilmu Naval Architecture Engineering, Marine Engineering, Robotic Engineering and
Control Engineering. Khusus pada penelitian ini merupakan pengabungan sub-sub penelitian
yang lain yang digabung menjadi satu kesatuan.
2.2. Tujuan Umum, Khusus, Dan Urgensi Penelitian
Dalam penelitian ini dibuat dua tujuan umum dan tujuan khusus yang masing-masing
dijabarkan sebagai berikut:
Tujuan Umum Penelitian:
• Membuat desain kapal SAR yang Tangguh yang dapat dioperasikan disegala medan
untuk mengurangi korban jiwa dan meminimalisir resiko tim penyelamat.
3
• Membuat kapal SAR dengan skala sebenarnya yang dapat diaplikasikan di lapangan
dengan keunggulan teknis dan ekonomis.
• Mengembangkan dan mengaplikasikan Artificial Intelligent dibidang perkapalan
dengan menerapkan autonomous yang mampu memonitor dan merespon kondisi cuaca
buruk ketika kapal beroperasi.
• Mengembangkan system navigasi cerdas dibidang perkapalan yang mampu
menyelesaikan misi pencarian dan penyelamatan.
Tujuan Khusus Penelitian:
• Menentukan misi yang terkait dengan kebutuhan kapal search and rescue (SAR)
autonomous yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk melakukan misi pencarian korban dan
penyelamatan di laut.
• Memonitor jalanya sub-sub penelitian kapal search and rescue (SAR).
• Mensingkronisasi antara sub-sub penelitian dan mencarikan solusi jika terdapat kendala.
• Mengkompilasi hasil penelitian sehingga didapatkan sebuah produk yang aplikatif
kebutuhan kapal search and rescue (SAR) autonomous sebagai akhir penelitian yang
dituju.
Urgensi Penelitian:
• Penelitian ini sangat diperlukan mengingat indonsesia merupakan negara yang rawan
bencana alam di darat, dilaut dan udara.
• Pencarian dan pertolongan korban jiwa membutuhkan waktu yang cepat dan akurat
khususnya korban kecelakaan dilaut.
• Tim pencari dan penolong (SAR) membutuhkan teknologi tinggi dan tentunya harus di
jaga keamanannya untuk itu kapal search and rescue (SAR) autonomous sangat urgen
untuk diadakan.
2.3. Uraian Tentang Spesifikasi Khusus Terkait Dengan Skema.
penelitian diusulkan desain dan pembuatan kapal Search and Rescue Autonomous Boat (iBoat)
membutuhkan gabungan ilmu yang berbeda sehingga perlu kolaborasi antara: Naval
Architecture Engineering, Marine Engineering, Robotic Engineering and Control
Engineering.
4
BAB III. TINJAUAN PUSTAKA
Kapal merupakan sarana transportasi air yang dapat mengangkut barang, kendaraan dan
barang didalam ruang muatnya. Dibandingkan dengan transportasi lain sarana ini mempunyai
keunggulan mampu mengangkut dalam jumlah yang berat dan banyak. Sarana ini juga sangat
diperlukan di negara-negara kepulauan seperti Indonesia. Sarana ini sudah dikenal oleh bangsa
Indonesia sejak dahulu kala sehingga dikenal sebagai bangsa maritime terbesar di Asia
Tenggara. Kejayaan ini perlu dibangkitkan kembali dengan penguasaan dan pengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. iBOAT merupakan teknologi pengabungan beberapa
disiplin ilmu pengetahuan menjadi masa depan kapal-kapal sekarang. Adapung secara teori
iBOAT dapat dijabarkan sebagai berikut:
3.1. Pola Desain Kapal
Desain merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembangunan suatu kapal, desain
akan menentukan kualitas dan performance dari suatu kapal. Banyak pola dalam mendesain
produk, akan tetapi khusus untuk pola desain kapal menggunakan pola spiral ship design yaitu
sebagai berikut [7]
Gambar 2. Pola desain kapal
Gambar diatas menunjukan pola desain kapal yang semula lurus selnjutnya diteruskan
dalam bentuk spiral yang penjelasanya sebagai berikut: [8]
5
• Mission: ini merupakan langkah awal dalam mendesain kapal, pada langkah ini ditentukan
permintaan pemilik kapal dengan melakukan studi kelayakan kapal yang akan didesain.
Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data kegunaan kapal, kapasitas ruang
muat, area operasi kapal dan performance kapal yang diinginkan.
• Function: hasil studi kelayakan akan menghasilkan system-sitem apa saja yang perlu
disediakan oleh kapal, banyaknya DWT yang akan diangkut dikapal dan perkiraan daya
mesin yang akan digunakan dikapal.
• Form: selanjunya dipilih geometri ukuran utama kapal yang meliputi Panjang, lebar, tinggi,
sarat diikuti dengan penentuan rasio ukuran utama dan koefesient-koefesien geometri
kapal. Kesesuaian kapasitas ruang muat dengan muatan yang diangkut dikapal juga
dipertimbangkan sehingga kapal tidak kelebihan atau kekurangan kapasitas yang
diangkutnya.
• Performance: dalam tahp ini didesain bentuk struktur lambung kapal yang sesuai dengan
bentuk lambung, didesain peralatan dan perlengkapan apa saja yang akan dipakai dikapal,
selain itu juga dilakukan desain permesinan sebagai penggerak utama kapal. Desain
performance ketahanan kapal terhadap gelombang dan lingkungan luar juga dihitung
dengan menggunakan seakeeping.
• Economic: selain pertimbangan teknis harus dipenuhi selanjutnya dilakukan Analisa /
perhitungan ekonomis antara lain: biaya pembangunan kapal, operasional kapal, charter
dan keuntungan. Biaya pembangunan kapal meliputi: biaya baja, biaya permesinan, biaya
perlatan, biaya kelisterikan dan biaya perlengkapan. Biaya operasional meliputi: biaya
bahan bakar, biaya air tawar, biaya makanan, gaji crew dan biaya lain yang harus
dibayarkan saat kapal berlayar.
Pola spiral desain diatas juga ada beberapa literatur yang agak berbeda dimana tidak terdapat
bagian yang lurus tetap hanya berbentuk spiral murni, dimana dalam spiral terbagi menjadi
bagian-bagian utama yaitu: Concept Design, Preliminary Design, Contract Design dan Detail
Design. Pada tahap concept design dilakukan studi: mission, function, form, performance dan
economic selnjutnya akan diulang pada tahap Preliminary Design, Contract Design dan Detail
Design. Concept design merupakan studi kelayakan tentang kapal yang akan dibangun.
Preliminary design merupakan desain awal pendetailan dari concept design. Contract design
merupakan contract design antara pemilik dan galangan kapal yang akan membangun kapal
tersebut. Dan detail design merupakan gambar detail sekala sebenarnya atau disebut gambar
produksi [9] [10].
6
3.2. Operasi Search and Rescue
Indonesis sebagai negara yang rawan bencana alam agar penangnannya maksimal dibagi
menjadi dibagi menjadi 2 daerah operasi type: A disebelah barat dan B disebelah timur. Daerah
operasi type A terdiri dari 16 daerah, dan type C terdiri 12 secara total terdapat 38 daerah
operasi yang dapat dilihat pada table dibawah ini [11].
Tabel 1. Pembagian daerah Operasi SAR Indonesia
Daerah tersebut diplot dalam peta Indonesia dapat dilihat pada peta dibawah ini. Semua daerah
di Indonesia telah terpetakan Kawasan darat dipulau dan di laut. Legenda peta tanda bintang
menunjukan potensi bencana yang terjadi dan tanda lingkaran orange menunjukan pos SAR
yang bertanggungjawab. Terdapat 77 pos SAR yang tersebar disluruh Indonesia yang tersebar
dari Sabang sampai Merauke.
Gambar 3. Daerah operasi SAR Indonesia
Dari data yang didapatkan dari BASARNAS didapatkan data kecelakaan darat, laut dan udara
pada tahun 2018. Dari data terdapat lima macam jenis kecelakaan antara lain: pesawat udara,
kapal, bencana, kondisi membahayakan dan kecelakan khusus. Dari hasil investigasi terdapat
2.146 kejadian kecelakaan kapal, kecelakaan kapal merupakan sumber kecelakaan kedua
tersbesar dibandingkan sumber lain. Dari hasil investigasi banyaknya korban hilang dialami
7
oleh kecelakaan kapal, karena untuk melakukan pencarian dan penyelamatan harus berhadapan
dengan angin dan gelombang yang tidak bersahabat. Untuk itu kapal outonomouse sangat
diperlukan untuk melakukan SAR dilaut.
Tabel 2. Pembagian daerah Operasi SAR Indonesia
Kejadian kecelakaan terjadi secara mendadak tidak menunggu korban atau tim penolong siap.
Setiap saat diperlukan kesiap siagaan supaya korban jiwa dapat ditekan seminimal mungkin.
Teknologi informasi untuk melaporkan kecelakaan secepat mungkin diikuti dengan respon
pencarian dan penyelamatan yang tepat dan cepat juga akan menurunkan resiko korban jiwa.
Ketika terjadi kecelakaan pesawat akan dilaporkan oleh ELT melalui satelit menuju basarnas,
sedangkan kecelakaan kapal laut melalui EPIRB. Teknologi informasi ini sangat berguna untuk
menentukan lokasi kecelakaan ketika tidak terdapat terdapat saksi mata. Teknologi informasi
yang sekarang ini ada perlu dikembangkan keakurasian karena seringkali kecelakaan di laut
tidak ditemukan.
Gambar 4. System operasi SAR Indonesia
8
Selain dilaporkan melaui teknologi satelit, kecelakaan juga sering dilaporkan secara langsung
dengan melihat langsung. Selanjutnya BASARNAS akan berkoordinasi dengan TNI. Polisi,
dan Instansi atau swada masyarakat.
3.3. Kapal Search and Rescue
Armada kapal SAR yang dimiliki oleh Badan SAR Nasional (BASARNAS) dikelompokan
menjadi 6 (enam) macam berdasarkan panjang dan jangkauannya antara lain [12]:
1. Rescue Ship adalah kapal kelas I versi SAR (panjang >40 M) yang digunakan sebagai
sarana pencarian dan pertolongan dilengkapi dengan peralatan SAR;
2. Rescue Boat adalah kapal versi SAR yang digunakan sebagai sarana pencarian dan
pertolongan yang dilengkapi dengan peralatan SAR, dan digolongkan berdasarkan ukuran
menjadi 3 ( tiga) jenis:
a. Kelas II (panjang 30 s.d. 40 M). Standar Rescue Boat Kelas II; Kapal Rescue Boat
Panjang 40m Kapal Rescue Boat Panjang 36m
b. Kelas III (panjang 20 s.d. < 30 M). Standar Rescue Boat Kelas III;
c. Kelas IV (panjang 12 s.d. < 20 M). Standar Rescue Boat Kelas IV;
3. Hovercraft adalah kendaraan yang berjalan diatas bantalan udara (air cushion) yang
dilengkapi dengan baling - baling udara sebagai alat pendorong, untuk sarana pencarian
dan pertolongan di perairan, lumpur dan rawa-rawa;
4. Rigid Inflatable Boat (RIB) adalah perahu berbahan dasar karet dengan lunas fiber glass
serta dilengkapi kemudi, yang digunakan sebagai sarana pencarian dan pertolongan di area
perairan/ laut;
5. Rubber Boat adalah perahu berbahan dasar karet yang dapat dikembangkan dan dilipat,
yang dilengkapi dengan motor tempel sebagai sarana pencarian dan pertolongan di area
perairan/ laut;
6. Rafting Boat adalah perahu karet tanpa motor tempel, yang decknya tidak terbuat dari
material keras sehingga mempunyai kelenturan untuk melintasi sungai yang berbatu-batu/
daerah lokasi banjir.
9
Kapal kelas I
Kapal kelas II
Kapal kelas I
Kapal kelas II
Hovercraft
Rigid Inflatable Boat (RIB)
Rubber Boat
Rafting Boat
Gambar 5. Jenis kapal SAR di Basarnas
3.4. Kapal Autonomous
Istilah kapal Autonomous atau Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous
Surface Vehicle (ASV) dimaksudkan untuk wahana yang dioperasikan pada permukaan air
tanpa awak. USV dikendalikan autopilot dengan memberikan perintah- perintah seperti
waypoint, melalui Ground Control Station (GCS). USV dapat mengolah data-data pergerakan
10
dan pengamatan lalu mengirimkannya ke GCS secara real time melalui sistem komunikasi
nirkabel. USV sebenarnya telah diujicobakan sejak Perang Dunia II, namun belum terlalu
dikenal karena kapal-kapal pengintai tanpa awak generasi awal seperti OWL Mk II masih
diklasifikasikan sebagai Autonomous Underwater Vehicle (AUV). Dilanjutkan tahun 1944,
Kanada mengembangkan konsep torpedo COMOX sebelum penyerangan ke Normandia.
Setelah Perang Dunia II penggunaan USV menjadi lebih berkembang, di antaranya untuk
mengambil sampel air yang terkena radioaktif setelah pemboman Able dan Baker di Atol
Bikini tahun 1946. USV juga sangat berguna dalam bidang pengamatan wilayah, pengintaian,
dan patrol karena memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan menggunakan radar,
namun lebih murah dibandingkan memperbanyak kapal komersial maupun pesawat terbang
serta lebih fleksibel daripada yang dapat dilakukan oleh kapal komersial.
Beberapa jenis USV saat ini akan menjadi peralatan yang efisien untuk melakukan
patroli, seperti patroli patok-patok perbatasan di laut, perairan dangkal dan di sekitar garis
pantai. Sistem ini dapat mengisi kekosongan data yang tidak dapat dilakukan oleh kapal patroli
biasa. Untuk berpatroli di patok perbatasan dapat menghadirkan tantangan teknologi tersendiri.
Hal ini disebabkan oleh dinamika lingkungan dan lebih rawannya ancaman balik dari para
penyelundup ilegal maupun para pencuri ikan illegal. Terlebih kapal-kapal penyelundup yang
terbuat dari bahan non logam, akan sangat sulit diidentifikasikan jika menggunakan radar saja,
sehingga dibutuhkan pengamatan visul scara langsung untuk mengetahui kondisinya.
Contohnya adalah ASV Global yang mengembangkan USV dengan kode C sweep
untuk diaplikasikan dalam berbagai bidang seperti anti ranjau, anti kapal selam, dan
pengintaian. Kendaraan ini memiliki kemampuan bermanuver dengan baik, towing, dan
ketahanan komponen elektronik yang membuatnya dapat digunakan sebagai pendukung
peperangan ranjau. Selain itu, kendaraan ini juga mampu menyebarkan, tracking, dan saling
terhubung dengan sistem autopilot lainnya baik USV, ROV, maupun AUV. Kendaraan ini
dapat dijalankan dalam metode manual maupun dalam metode autopilot. Untuk
mengendalikannya, kendaraan ini dikendalikan melalui darat menggunakan jaringan
komunikasi berupa UHF (Ultra Gigh Frequance), L/S Band, maupun Sat-Comms Options
Sidescan dan teknologi ASView untuk mengarahkannya. ASV tidak hanyamemiliki
kemampuan untuk pengintaian saja, tapi juga dapat digunakan untuk pengejaran target. Untuk
itu, kendaraan ini dilengkapi 2 mesin diesel dan kapasitas BBM yang besar yaitu 2300 liter
sehingga memiliki kecepatan tinggi hingga 25+ knot serta dapat menjangkau area seluas 230
nm untuk ukuran kapal 10 meter.
11
Dengan ukurannya yang kecil, maka USV akan mudah dimobilisasi menggunakan
kapal konvensional yang lebih besar. Pada prakteknya nanti, kapal konvensional ini dapat
difungsikan sebagai kapal induk/pangkalan terapung yang membawahi beberapa USV. USV
ini akan dilengkapi kamera pengintai yang akan digunakan untuk memonitor wilayah
patrolinya. Kemudian USV ini disebar ke berbagai titik untuk melakukan patroli di wilayah
yang telah ditetapkan sesuai koordinat GPS yang telah ditetapkan. Namun GPS memiliki
keakuratan yang berbeda-beda tergantung lokasi dari titik koordinat tersebut. Selain itu,
keadaan laut juga selalu berubah-ubah tergantung kondisi cuaca dan gelombang
3.5. Sistem Navigasi Kapal
Navigasi adalah ilmu pengetahuan dalam menentukan posisi kapal di laut dengan
mengemudikan (steering) kapal secara aman dari suatu tempat ke tempat lain. Sistem navigasi
biasanya terdiri dari beberapa perangkat digital maupun analog, untuk yang analog biasanya
dilengkapi dengan kompas analog yang dapat mengetahui arah mata angin yang berguna
sebagai acuan arah kapal, untuk perangkat digital sudah terdapat GPS atau Global Positioning
System yaitu sebuah perangkat yang dapat menerima lokasi keberadaan kapal dengan mengacu
pada satelit yang bergerak mengitari bumi. GPS menerima data yang dikirim dari satelit berupa
data NMEA 0183. NMEA (National Marine Electronics Association) adalah standar yang
digunakan dalam pengiriman data GPS yang berupa protokol data, garis lintang, garis bujur,
ketinggian, dan waktu. Kompas digital juga tergolong perangkat digital dimana pemakaiannya
harus diintegrasikan kembali pada sebuah sistem sehingga pembacaan arah mata angin dapat
dilakukan dan dapat mengetahui arah kapal [13].
3.6. Sistem Kontrol Kapal
Kontrol adalah proses pengaturan / pengendalian terhadap satu atau beberapa besaran
(variabel, parameter) sehingga berada pada suatu harga atau dalam suatu rangkuman harga
(range) tertentu. Dalam istilah lain disebut juga teknik pengaturan, sistem pengendalian atau
sistem pengontrolan. Secara umum sistem kontrol dapat dikelompokkan sebagai berikut [14]:
a. Dengan operator (manual) dan otomatik.
b. Jaringan tertutup (closed-loop) dan jaringan terbuka (open-loop).
c. Kontinu (analog) dan diskontinu (digital, diskrit).
d. Servo dan regulator.
12
e. Menurut sumber penggerak : elektris, pneumatis (udara, angin), hidarulis (cairan), dan
mekanis.
Aksi kontrol PID (Proportional, Integral, Derivative) banyak ditemukan di dunia industri dan
satu – satunya strategi yang paling banyak diadopsi pada pengontrolan proses. Berdasarkan
survey, 97% industri yang bergerak dalam bidang proses (seperti kimia, pulp, makanan,
minyak, dan gas) menggunakan PID sebagai komponen utama dalam pengontrolannya [15].
Sistem kontrol PID (Proportional-Integral-Derivative) merupakan suatu kontroler yang
berfungsi untuk menentukan kepresisian (kestabilan) suatu system instrumentasi dengan
karakteristik umpan balik pada sistem tersebut. Kontroler PID terdiri dari tiga parameter yaitu
P (proportional), D (derivative), I (integral). Dengan masing-masing parameter memiliki
kelebihan dan kekurangan. Dalam implementasinya masing-masing parameter dapat bekerja
sendiri maupun menggabungkan dari parameter tersebut. Parameter P, I dan D merupakan
parameter yang diatur dalam sistem sesuai terhadap input sistem yang diinginkan. Sistem
control PIDbanyakdigunakanuntukpengaruhberbagaiprosesproduksi. Sebuah kontroler PID
secara kontinyu menghitung nilai kesalahansebagai beda antara setpoint yang diinginkan dan
variabel prosesterukur. Kontroler mencoba untuk meminimalkan nilai kesalahan setiap waktu
dengan penyetelan variabel kontrol, seperti posisi keran kontrol, damper, atau daya pada
elemen pemanas, ke nilai baru yang ditentukan oleh jumlahan:
3.7. Sistem Autopilot
Sistem autopilot adalah sebuah sistem mekanikal, elektrikal, atau hidraulik yang
memandu sebuah kendaraan tanpa campur tangan dari manusia. Umumnya autopilot
dihubungkan dengan pesawat, tetapi autopilot juga digunakan di kapal dengan istilah yang
sama. Pergerakan kapal dalam mode autopilot dipandu oleh sistem navigasi dan system
13
kontrol. Sistem navigasikapalpada autopilotmenggunakan metode waypoint. Sistem navigasi
akan memandu USV bergerak secara teratur mengikuti titik tuju (waypoint) yang telah diatur
pada Ground Control Station (GCS).
Dalam pergerakan USV, gaya luar seperti angin dan ombak maupun gaya dari dalam
seperti ketidakseimbangan putaran kecepatan motor induk akan memberikan pengaruh dalam
pergerakannya. Maka dari itu dibutuhkanlah sistem kontrol untuk mengendalikan kapal tetap
menuju ke titik tujunya. Dalam studi simulasi sistem kemudi USV, penting bahwa model
dinamika sistem yang relatif akurat mempengaruhi kinerja kemudi.Sistem yang dimaksud bias
dianggap sebagai kapal dengan kemudiaktuator, yang mengalami gangguan eksternal seperti
ditunjukkan pada gambar berikut [16].
Gambar 6. Sistem Autopilot iBoat
Autopilot dirancang untuk mengarahkan USV ke titik tujuan dan memanipulasi rudder
sedemikian rupa untuk mengurangi perbedaan antara lintasan yang diinginkan dan lintasan
aktual yang ditempuh USV. Dalam hal ini, autopilot bergantung padasistem kontrol. Pada
sistem kontrol dikenal yang namanya PID (Proportional, Integral, dan Derivative).Gambar
berikut [17]:
Gambar 7. Blok diagram system autopilot rudder
14
Faktor-faktor pengganggu menyebabkan arah kapal berbelok hingga terjadi
ketidaksesuaian antaralintasan yang diinginkan dan aktual.Pada saat itu terjadi terdeteksierror,
USV akan melakukan koreksi danrudder bereaksi untuk membawa perahu kembali ke lintasan
yang diinginkan.Namun, saat menuju lintasan yang diinginkan, akan terjadi overshot dan
terjadi error lagi kearah sebaliknya. Kemudi USV akan melakukan koreksi lagi dan rudder
bereaksi untuk membawa perahu kembali ke lintasan yang diinginkan Hal ini akan terjadi terus
menerus dan menyebabkan biaya bahan bakar, waktu tambahan, dan menurunkanefisiensi.
Gambar 8. Gerakan Proportional Dan Pergerakan Ketika Mendapat Gangguan
15
BAB IV. METODE PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian Secara Umum
Dalam penelitian ini diusulkan pembuatan kapal search yang akan diinstal ke kapal rescue yaitu
road map-nya sebagai berikut:
Tabel 3. Roadmap penelitian secara umum
Tahun Metodologi Target Naval Architecture Marine Engineering Control Robotic
1
- Desain kapal
search
- Pembuatan
search
- Pendaftaran
paten kapal
search
2
- Konsep
Desain kapal
search
- Preliminary
desain kapal
kearch
- Pendaftaran
paten kapal
search
3
- Detail desain
kapal search
- Pembuatan
search
- Pendaftaran
paten kapal
search
Pembuatan
Interface
Hull Form
Hydrodynamic
Design Performance
Design Structure
Design
Propulsion
Design Piping
System
Design
Electrical
Design Detection
Location
Design Control
Propulsion
Design Control
Rudder
Desain
Komunikasi
Desain Navigasi
Cerdas
Peng integrasian labung, system dan komunikasi
Pembuatan search boat dengan ukuran 3 m
Pembuatan
Interface
Hull Form
Hydrodynamic
Design Performance
Design Structure
Design
Propulsion
Design Piping
System
Design
Electrical
Design Detection
Location
Design Control
Propulsion
Design Control
Rudder
Desain
Komunikasi
Desain Navigasi
Cerdas
Peng integrasian labung, system dan komunikasi
Pembuatan Prototype Rescue boat dengan ukuran 3 m
Uji Interface
Hull Form
Hydrodynamic
Ujian Performance
Uji Structure
Uji Propulsion
Uji Piping
System
Uji Electrical
Uji Detection
Location
Uji Control
Propulsion
Uji Control
Rudder
Uji Komunikasi
Uji Navigasi
Cerdas
Peng integrasian labung, system dan komunikasi
Pembuatan Search and Rescue boat dengan ukuran 30 m
16
Road map dibuat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, road map dirancang selama 3 tahun.
Dimana setiap tahunya mempunyai target yang berbeda yaitu sebagai berikut:
Tahun 1 (pertama)
Pada tahun pertama bertujuan mendesain dan membangun kapal search dengan ukuran 3 m,
kapal ini digunakan sebagai sarana pencarian orang di lautan dengan membawa alat penolong
sederhana berupa lifebuoy. Hasil desain dan pembangunan ini akan didaftarkan paten ke HKI
dengan keunggulan-keunggulan yang telah direncanakan. Untuk mencapai tujuan itu masing-
masing keilmuan melakukan pengembangan penelitian sendiri-sendiri yang akan digabungkan
menjadi satu yaitu sebagai berikut:
• Displin naval architecture: melakukan kajian tentang bentuk lambung kapal search yang
optimal ditinjau dari segi kapasitas dan teknis perkapalan sesuai peraturan dan regulasi
yang berlaku. Lambung ini akan dilakukan uji karakteristik hidrodinamika yang
mempunyai kemampuan low resistance, good seakeeping dan good maneuvering.
Selanjunya akan di desain struktur untuk memperkuat hull yang telah dibuat tersebut.
• Disiplin marine engineering: melakukan kajian tentang system propulsi kapal search
yang efektif kapal yang akan digunakan, system ini didesain mempunyai effesiensi yang
tinggi dan tidak mengalami kavitasi. Selanjunya akan didesain system perpipaan yang
digunakan dikapal meliputi: system pipa bahan bakar, system pipa bilga balas, system
pipa minyak pelumas dan system pipa-pipa yang lain.
• Devisi control engineering: melakukan kajian tentang system kontrol kapal search yang
efektif kapal yang akan digunakan, system control yang dikembangkang digunakan untuk
mengontrol putaran baling-baling sehingga RPM nya dapat diatus sesuai dengan
kebutuhan. Dikembangkan juga system pendekti lokasi dimana kapal tersebut beroperasi,
juga system ini dapat digunakan untuk mengetahui posisi korban dilautan. Selanjutnya di
gunakan pengontrolan rudder untuk olah gerak kapal bergerak ke kanan dan ke kiri.
• Devisi robotic engineering: melakukan kajian tentang system komunikasi kapal search
yang efektif kapal yang akan digunakan, system ini didesain mampu untuk
berkomunikasi leawat kabel atau juga wireless. Juga digunakan Artificial Intelligent (AI)
agar rudder agar kekanan atau kekiri, AI berguna untuk autonomous sehingga kapal
bergerak secara otomatis. Untuk mempermudah dibuatkan interface menggunakan
graphic unit interface (GUI) sehingga mudah diperasikan oleh orang awam sekaligus
tinggal melakukan setting lokasi awal dan lokasi tujuan.
17
• Gabungan desain masing-masing keilmun akan dibuat kapal search autonomous dengan
ukuran 3 mater yang dapat digunakan melakukan pencarian dengan raius 1 km.
Tahun 2 (kedua)
Pada tahun kedua bertujuan mendesain kapal rescue dengan ukuran 40 m, kapal ini digunakan
sebagai sarana penolong korban di lautan dengan membawa alat ukuran besar sederhana berupa
liferaft dengan kapasitas 25 orang. Hasil desain dan pembangunan ini akan didaftarkan paten
ke HKI dengan keunggulan-keunggulan yang telah direncanakan dan diuji. Untuk mencapai
tujuan itu masing-masing keilmuan melakukan pengembangan penelitian sendiri-sendiri yang
akan digabungkan menjadi satu yaitu sebagai berikut:
• Displin naval architecture: melakukan kajian tentang bentuk lambung kapal rescue yang
optimal ditinjau dari segi kapasitas dan teknis perkapalan sesuai peraturan dan regulasi
yang berlaku. Lambung ini akan dilakukan uji karakteristik hidrodinamika yang
mempunyai kemampuan low resistance, good seakeeping dan good maneuvering.
Selanjunya akan di desain struktur untuk memperkuat hull yang telah dibuat tersebut.
• Disiplin marine engineering: melakukan kajian tentang system propulsi kapal rescue
yang efektif kapal yang akan digunakan, system ini didesain mempunyai effesiensi yang
tinggi dan tidak mengalami kavitasi. Selanjunya akan didesain system perpipaan yang
digunakan dikapal meliputi: system pipa bahan bakar, system pipa bilga balas, system
pipa minyak pelumas dan system pipa-pipa yang lain.
• Devisi control engineering: melakukan kajian tentang system kontrol kapal rescue yang
efektif kapal yang akan digunakan, system control yang dikembangkang digunakan untuk
mengontrol putaran baling-baling sehingga RPM nya dapat diatus sesuai dengan
kebutuhan. Dikembangkan juga system pendekti lokasi dimana kapal tersebut beroperasi,
juga system ini dapat digunakan untuk mengetahui posisi korban dilautan. Selanjutnya di
gunakan pengontrolan rudder untuk olah gerak kapal bergerak ke kanan dan ke kiri.
• Devisi robotic engineering: melakukan kajian tentang system komunikasi kapal rescue
yang efektif kapal yang akan digunakan, system ini didesain mampu untuk
berkomunikasi leawat kabel atau juga wireless. Juga digunakan Artificial Intelligent (AI)
agar rudder agar kekanan atau kekiri, AI berguna untuk autonomous sehingga kapal
bergerak secara otomatis. Untuk mempermudah dibuatkan interface menggunakan
graphic unit interface (GUI) sehingga mudah diperasikan oleh orang awam sekaligus
tinggal melakukan setting lokasi awal dan lokasi tujuan.
18
• Gabungan desain masing-masing keilmun akan dibuat kapal prototype rescue
autonomous dengan ukuran 3 mater yang dapat digunakan melakukan melakukan rescue.
Tahun 3 (ketiga)
Pada tahun ketiga bertujuan melakukan uji dan membangun kapal rescue dengan ukuran 30 m,
kapal ini digunakan sebagai sarana penolong korban di lautan dengan membawa alat ukuran
besar sederhana berupa liferaft dengan kapasitas 25 orang. Hasil desain yang telah teruji akan
didaftarkan paten ke HKI. masing-masing keilmuan melakukan pengembangan penelitian
sendiri-sendiri yang akan digabungkan menjadi satu yaitu sebagai berikut:
• Displin naval architecture: melakukan uji tentang bentuk lambung kapal rescue yang
optimal ditinjau dari segi kapasitas dan teknis perkapalan sesuai peraturan dan regulasi
yang berlaku. Lambung ini akan dilakukan uji karakteristik hidrodinamika yang
mempunyai kemampuan low resistance, good seakeeping dan good maneuvering.
Selanjunya akan di desain struktur untuk memperkuat hull yang telah dibuat tersebut.
• Disiplin marine engineering: melakukan uji tentang system propulsi kapal rescue yang
efektif kapal yang akan digunakan, system ini didesain mempunyai effesiensi yang tinggi
dan tidak mengalami kavitasi. Selanjunya akan didesain system perpipaan yang
digunakan dikapal meliputi: system pipa bahan bakar, system pipa bilga balas, system
pipa minyak pelumas dan system pipa-pipa yang lain.
• Devisi control engineering: melakukan uji tentang system kontrol kapal rescue yang
efektif kapal yang akan digunakan, system control yang dikembangkang digunakan untuk
mengontrol putaran baling-baling sehingga RPM nya dapat diatus sesuai dengan
kebutuhan. Dikembangkan juga system pendekti lokasi dimana kapal tersebut beroperasi,
juga system ini dapat digunakan untuk mengetahui posisi korban dilautan. Selanjutnya di
gunakan pengontrolan rudder untuk olah gerak kapal bergerak ke kanan dan ke kiri.
• Devisi robotic engineering: melakukan uji tentang system komunikasi kapal rescue yang
efektif kapal yang akan digunakan, system ini didesain mampu untuk berkomunikasi
leawat kabel atau juga wireless. Juga digunakan Artificial Intelligent (AI) agar rudder
agar kekanan atau kekiri, AI berguna untuk autonomous sehingga kapal bergerak secara
otomatis. Untuk mempermudah dibuatkan interface menggunakan graphic unit interface
(GUI) sehingga mudah diperasikan oleh orang awam sekaligus tinggal melakukan setting
lokasi awal dan lokasi tujuan.
19
• Gabungan pengujian yang telah tervalidasi akan di teruskan dengan pembangunan kapal
dengan ukuran 30 meter dengan melakukan kerjasama dengan pihak luar.
4.2. Pembagian Tugas Anggota Penelitian Secara Umum
Penelitian ini dilaksanakan secara multy disiplin antara lain Naval architecture, Marine
Engineering, Robotic Engineering dan Control Engineering yang masing-masing tergabung
dalam beberapa PUI, KST, dan PUSLIT yaitu sebagai berikut:
Tabel 4. Pembagian tugas anggota sub- penelitain
Code Tema Utama Penelitian Puslit/ PUI Penanggung Jawab Utama Team
Boat H01 IBoat mission and integration PUI Kekal Ir. Wasis Dwi Aryawan, M.Sc, Ph.D.
Boat H02 Hull form design for rescue boat PUI Kekal Dr. Eng. Yuda Apri Hermawan, S.T., M.T.
Boat H03 Hydrodynamics performance analysis for
rescue boat
PUI Kekal Prof. Dr. Ir. Ketut Aria Pria Utama, M.Sc.
Boat H04 Structure design for production for rescue
boat
PUI Kekal Prof. Dr. Ir. Achmad Zubaydi, M.Sc.
Boat S01 Smart electric propulsion system for
rescue boat
PUI Kekal Dr. Eddy Setyo Koenhardono, S.T., M.Sc.
Boat S02 Tracking, control, and power management
system for rescue boat
PUI Kekal Dr. DhImas Widhi Handani, S.T., M.Sc.
Boat A01 Sistem Mekatronika Cerdas di Platform
rescue boat
& Pengembangan Sistem Interface Cerdas
di Platform rescue boat
KST ICTR
PUI MIA
Dr. Ing. Hendro Nurhadi
Team Mekatronika
Boat A02 Pengembangan Sistem Navigasi Cerdas
untuk Platform rescue boat
KST ICTR
PUSLIT AI
Dr. Djoko Purwanto
Team Navigasi
Boat A03 User Interface & Remote Command
Control untuk Platform rescue boat
KST ICTR
PUI MIA, PUSLIT
AI
Dr. Endroyono
Team IT
Boat A04 Pengembangan Embedded Data
Processing and AI
Pengembangan Sistem Komunikasi
Optimal untuk Platform rescue boat
KST ICTR
PUSLIT AI
PUI MIA
Dr. Subchan
Team Embedded
Eko Setijadi, PhD
Team Komunikasi
Kolom satu menunjukan kode penelitian yang dilakukan, kolom dua merupakan judul
penelitian yang diajukan kolom ketiga pusat unggulan yang melakukan dan kolom keempat
yang bertindak menjadi ketua penelitian.
4.1. Metode Penelitian Secara Khusus
Setelah dibuat metodologi secara umum selanjutnya dibuat metodologi secara khusus masing
masing sub-penelitian untuk mensupport penelitian menjadi suatu produk yang kapal search
20
and rescue aaautonomous sesuai keunggulan yang ingin dicapai. Adapun pada sub-penelitian
ini dibuat metode khusus untuk sub-penelitian mission and integration research sebagai berikut:
Gambar 9. Metodologi sub-penelitian mission and integration
Khusus metodologi untuk penelitian ini menentukan bagian awal misi kapal yang akan
digunakan dan bagian akhir yang berfungsi untuk mengumpulkan hasil penelitian pada sub-
sub penelitian yang lain. Adapun metologi penelitian pada sub-penelitian ini dapat dijelaskan
sebagai berikut:
• Menentukan misi yang terkait dengan kebutuhan kapal search and rescue (SAR)
autonomous yang dibutuhkan oleh Indonesia untuk melakukan misi pencarian korban dan
penyelamatan di laut.
• Memonitor jalanya sub-sub penelitian kapal search and rescue (SAR).
• Mensingkronisasi antara sub-sub penelitian dan mencarikan solusi jika terdapat kendala.
• Mengkompilasi hasil penelitian sehingga didapatkan sebuah produk yang aplikatif
kebutuhan kapal search and rescue (SAR) autonomous sebagai akhir penelitian yang
dituju.
4.2. Pembagian Tugas Anggota Penelitian Secara Khusus
Untuk mengkompilasi sub-sub penelitian ini maka dibuatlah rincian tugas antara anggota tim
sebagai berikut:
• Ketuan peneliti: mengkoordinir di luar sub-sub penelitian pihak lain yang terlibat dalam
penelitian kapal search and rescue (SAR) autonomous.
• Anggota Peneliti I: memonitor dan mengkompilasi hasil sub penelitian naval architecture
engineering dan marine engineering kapal search and rescue (SAR) autonomous.
Pembuatan
Interface
Hull Form
Hydrodynamic
Design Performance
Design Structure
Design
Propulsion
Design Piping
System
Design
Electrical
Design Detection
Location
Design Control
Propulsion
Design Control
Rudder
Desain
Komunikasi
Desain Navigasi
Cerdas
Peng integrasian labung, system dan komunikasi
Pembuatan Prototype Rescue boat dengan ukuran 3 m
21
• Anggota Peneliti II: memonitor dan mengkompilasi hasil sub penelitian naval control
engineering dan robotic engineering kapal search and rescue (SAR) autonomous.
• Tenaga Pembantu: membatu ketua dan anggota dalam menyediakan data, menganalisa dan
membuat laporan jalannya penelitian.
Gambar 10. Pembagian tugas masing-masing anggota tim
Ketua Tim
Anggota I
Anggota II
Anggota III
Tenaga Pembantu
1
BAB V. JADWAL
Jadwal Penelitian Secara Khusus Sub-Penelitian Mission and Integration
Sub Penelitian Bulan
3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pengumpulan data dareh bencana dan tipe operasi
kapal search and recue x x
Penentuan mission kapal search and recue x x
Monitoring dan koordinasi ke tim naval architecture
engineering x x x x x
Monitoring dan koordinasi ke tim marine engineering x x x x x
Monitoring dan koordinasi ke tim robotic engineering x x x x x
Monitoring dan koordinasi ke tim control engineering x x x x x
Kompilasi masing-masing bagian x x x
Membuat laporan x x x
1
BAB VI. DAFTAR PUSTAKA
[1] E. Eliopoulou, A. Papanikolaou, and M. Voulgarellis, “Statistical analysis of ship accidents and review of safety level,” Saf. Sci., vol. 85, pp. 282–292, 2016.
[2] A. Toffoli, J. M. Lefevre, E. Bitner-Gregersen, and J. Monbaliu, “Towards the identification of warning criteria: analysis of a ship accident database,” Appl. Ocean Res., vol. 27, no. 6, pp. 281–291, 2005.
[3] S. Hasugian, A. I. S. Wahyuni, M. Rahmawati, and A. Arleiny, “Pemetaan Karakteristik Kecelakaan Kapal di Perairan Indonesia Berdasarkan Investigasi KNKT,” War. Penelit. Perhub., vol. 29, no. 2, pp. 229–240, 2018.
[4] “Pencarian dan penyelamatan,” Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 14-Jun-2019.
[5] M. Kurowski, H. Korte, and B. P. Lampe, “Search-and-rescue-operation with an autonomously acting rescue boat,” in International conference on autonomous and intelligent systems, 2012, pp. 141–148.
[6] M. Haase, R. Bronsart, N. Kornev, and D. Nikolakis, “Simulation of the dynamics of an autonomously acting small catamaran for search and rescue process,” in 8th IFAC Conference on Control Applications for Marine Systems, Rostock, Germany, 2010, pp. 207–212.
[7] A. Papanikolaou, Ship design: methodologies of preliminary design. Springer, 2014.
[8] H. M. Gaspar, A. M. Ross, D. H. Rhodes, and S. O. Erikstad, “Handling complexity aspects in conceptual ship design,” in International Maritime Design Conference, Glasgow, UK, 2012.
[9] T. Lamb, “Ship design and construction,” Ed. Thomas Lamb Publ. SNAME ISBN 0-939773-40-6, 2003.
[10] R. Taggart, Ship design and construction. Society of Naval Architects & Marine Engineers, 1980.
[11] Basarnas, “Rakornas BASARNAS: Strategi Penyelenggaraan Operasi.” [Online]. Available: https://bpbd.jakarta.go.id/assets/attachment/document/Rakornas6_BASARNAS_Strategi_Penyelenggaraan_Operasi.pdf.
[12] “Sarana SAR Laut | Official Website Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan.” [Online]. Available: http://basarnas.go.id/sarana-sar-laut. [Accessed: 07-Mar-2020].
[13] M. J. J. Suja, S. R. Sulistiyanti, and M. Komarudin, “Sistem Navigasi pada Unmanned Surface Vehicle untuk Pemantauan Daerah Perairan,” Electrician, vol. 11, no. 1, pp. 32–43, 2017.
[14] A. Putri, “Pengertian Sistem Kontrol/Sistem Kendali,” Retrieved July, vol. 5, p. 2017, 2016.
[15] A. W. Browning, “A mathematical model to simulate small boat behaviour,” Simulation, vol. 56, no. 5, pp. 329–336, 1991.
[16] C. C. Lim, “Autopilot design for ship control,” PhD Thesis, Loughborough University, 1980.
2
[17] E. D. Sugita, “Pembuatan Purwarupa Tes Model Untuk Menguji Sistem Autopilot Pada Unmanned Surface Vehiche (USV),” PhD Thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2017.
[18] N. Razi and M. Karatas, “A multi-objective model for locating search and rescue boats,” Eur. J. Oper. Res., vol. 254, no. 1, pp. 279–293, 2016.
3
BAB VII. LAMPIRAN
Biodata Tim Peneliti Ketua Tim
a. Nama Lengkap (dengan gelar) : Ir. Wasis Dwi Aryawan,M.Sc, Ph.D
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Jabatan Fungsional : Lektor
d. NIP/NIK/Identitas Lainnya : N.I.P. 19640210 198903 1 001
e. NIDN : 0010026412
f. Tempat dan Tanggal Lahir : Bojonegoro /10-02-1964
g. E-mail : [email protected]
h. Nomor Telepon/HP : +628155220557
i. Alamat Kantor : Gedung W Lantai II
Departemen Teknik Perkapalan
Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111
j. Nomor Telepon/Faks : Tel. +62-031- 5947254 Fax. +62-031-
5947254
k. Pengalaman Penelitian
Perencanaan Kapal Passanger-Logistic-Carier Hemat Bahan Bakar, Aman dan Nyaman
untuk Indonesia Bagian Timur Program Hibah Kopetensi Institusi
An Investigation of Hybrid Catamaran Fishing Vessel : A Combination of Diesel Engine,
The Use of Sail and Solar Panel Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
An Investigation of Hybrid Catamaran Fishing Vessel : A Combination of Diesel Engine,
The Use of Sail and Solar Panel Penelitian Unggulan Perguruan Tinggi
l. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat
2014 Pembuatan Rescue Boat berbahan baku plastik PT Pertamina
2014 Desain Bank Terapung untuk Indonesia bagian timur Bank BRI
2013 Lead Engineer, Preparing Front End Engineering Design (FEED) for Intalation
Submarine Pipeline for Loading and Unloading at Terminal RU VI Balongan, PT
Pertamina
2012 Senior Engineer, EPC for 10” Offshore Pipeline from Palang to FSO Cintana
Tomas, PT Duta Marine
2012 Senior Naval Architect, Engineering Refurbishment FSO Kakap Natuna, PT Duta
Marine
2012 Lead Engineer, Mooring Analysis of FSO Kakap Natuna, PT Duta Marine
2012 Principal Investigator, Asset Valuation for FSO Belida Project, BNI Sentra Melawai
Jakarta
2012 Project Manager, 16” Pipeline Reroute Selection Study, PHE West Madura
Offshore PT Pertamina
2012 Senior Engineer, Engineering Refurbishment of SBM for FSO KakapNatuna, PT
Duta Marine
2012 Principal Engineer, Mooring Analysis and Assessment of FSO at Widuri Field,
CNOOC PT Pertamina
2011 Senior Naval Architect, Basic Design for Self Propeller Urea Barge, PT Pusri
Palembang
2011 Senior Naval Architect, Acquisition of Bucket Well Dredger, PT Timah Tbk
4
2011 Principal Engineer, Preliminary Fatigue Design Assessment for MT Concord;
Tanker Conversion into FSO for Kodeco Project, PT Trada Maritime Tbk.
2011 Principal Investigator, Price Valuation for FSO Brotojoyo, PT Berlian Laju Tanker
Tbk.
2011 Lead Engineer, Acquisition of Water Tractor Tug, PT Nusantara Regas
m. Publikasi Artikel ilmiah Dalam Jurnal
Experimental Investigation into the Drag Interference of Symmetrical and Asymmetrical
Staggered and Unstaggered Catamarans, Journal of Ocean Technology,. Vol. 7/ No. 1,
ISSN: 1718-3200/2012
Fuzzy Control for Optimizing Ship Tracking in Karang Jamuang–Tanjung Perak IPTEK
The Journal for Technology and Science No 23/2012.
Vane-Turbine as an Energy Conversion in the Propeller Slipstream of Single Screw Ship.
Advanced Materials Research 789 417-422. (2013):
Minimizing Axial Energy Loss by Using Vane Turbine in the Propeller Slipstream
Applied Mechanics and Materials. Vol. 664. 2014.
The Effect of Ship Coefficients on the Efficiency Gain f Propeller-Vane System IPTEK
Journal of Engineering 2.1 (2015).
n. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)
Seminar Nasional Pascasarjana XI Perancangan Kapal Passenger-Logistic Carrierantar
Pulau di Provinsi Maiuku ciengan Konsep Multitungsi, Pasca Sarjana ITS 15 Agustus
2011
Seminar Nasional Pascasarjana XII Perbandingan Fatigue Life Bentuk Desain Bracket
Topside Module FSO dan FPSO Pasca Sarjana ITS 12 Juli 2012
Seminar Nasional Teori dan Aplikasi Kelautan Optimasi Ukuran Utama dan Studi
Parametrik Bentuk Bulk Carrier untuk Perairan Dangkal FTK-ITS/5 Desember 2012
o. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
Sistem Peralatan dan Perlengkapan kapal 2011
Ship Satutory 2012
p. Perolehan HKI dalam 5-10 Tahun Terakhir
Desain Self Propeller Barge untuk perairan dangkal 2015
5
Anggota Tim I
Nama Dosen Dr. Eng. Trika Pitana, S.T., M.Sc.
NIP 197601292001121001
NIDN 0029017602
Email [email protected]
Riwayat Pendidikan
S1: Teknik Sistem Perkapalan, ITS Surabaya
S2: Marine Safety & Environmental Protection, WMU Swedia
S3: Maritime Sciences, Kobe University. Japan
Penelitian
2014 – Pengembangan Monitoring Trafik Transportasi Laut Melalui Integrasi Database
Automatic Identification System (AIS) untuk Pengembangan Metode
Keselamatan Kelautan
2015 – Pengembangan Prototipe Fasilitas Monitoring Keselamatan Kapal Berbasis
Data Automatic Identification System (AIS)
2017 – Pengembangan Prototipe Sistem Pengolahan Air Balas Kapal Menggunakan
Aplikasi Filtrasi Karet Remah Dan Radiasi Sinar Ultraviolet Untuk
Menghancurkan Mikroba Air Patogen
2018 – Studi Lanjutan Pengembangan Prototipe Sistem Pengolahan Air Balas Kapal
Dengan Pembesaran Skala Dan Variasi Media Filtrasi Untuk Menghancurkan
Mikroba Air Patogen
Publikasi
6
7
Anggota Tim II
a. Nama Lengkap : Ir. Tri Achmadi, Ph.D.
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. NIP : 196501101988031001
d. Fungsional/Pangkat/Gol. : Penata Tk.l (lll/d)
e. Jabatan Struktural : Kepala Departemen
f. Bidang Keahlian : Kebijakan Maritim, Transportasi Laut dan Logistik
g. Fakultas/Departemen : Fakultas Teknologi Kelautan / Departemen Teknik
Transportasi Laut
h. Alamat Rumah dan No. Telp. : Jl. Teknik Sipil J-33 Kampus ITS
i. Riwayat penelitian/pengabdian: -
j. Publikasi :
Achmadi T, Hasan Iqbal Nur, Pratiwi Wuryaningrum, Model Insentif Pengembangan
Short Sea Shipping Transportasi Barang Di Jalur Pantai Utara Jawa, Seminar Industri
dan Jasa Maritim Kementerian Koordinator Bidang Maritim, Jogjakarta, 2016
Achmadi T, Hasan Iqbal Nur, Latama Rizki R, Inland Waterway Transport For Container
Shipping: Cikarang To Port Of Tanjung Priok, The 4rd International Seminar on Ocean
and Coastal Engineering Environmental and Natural Disaster Management, Surabaya,
2016
Achmadi T, Hasan Iqbal Nur, Firmanto Hadi, Study of Port Tariff Structure and Port
Pricing Approach Journal on Applied Mechanichs and Materials, 2016
k. Paten : -
l. Tugas Akhir :
Studi Karakteristik Pola Operasi Penangkapan Ikan Nelayan Tradisional: Studi Kasus
Nelayan Kebumen dan Juwana
Studi Model Operasi Kapal Ikan Dengan Kapal Angkut Dalam Upaya Peningkatan
Produksi Penangkapan Ikan: Studi Kasus Kapal 30 – 60 Gt Di Ppp Bajomulyo – Pati
DATA USULAN DAN PENGESAHAN
PROPOSAL DANA LOKAL ITS 2020
1. Judul Penelitian
Pengembangan Search and Rescue Autonomous Boat (iBoat): Misi dan Integrasi
Skema : PENELITIAN UNGGULAN ITS (TERAPAN MULTIDISIPLIN)
Bidang Penelitian : Desain
Topik Penelitian : Produk Transportasi
2. Identitas Pengusul
Ketua Tim
Nama : Ir. Wasis Dwi Aryawan M.Sc. Ph.D
NIP : 196402101989031001
No Telp/HP : 08155220557
Laboratorium : Laboratorium Desain Kapal
Departemen/Unit : Departemen Teknik Perkapalan
Fakultas : Fakultas Teknologi Kelautan
Anggota Tim
NoNama
LengkapAsal Laboratorium Departemen/Unit
Perguruan Tinggi/Instansi
1Ir. Wasis Dwi
Aryawan M.Sc. Ph.D
Laboratorium Desain Kapal
Departemen Teknik Perkapalan
ITS
2Dony
Setyawan ST, M.Eng
Laboratorium Konstruksi dan Kekuatan Kapal
Departemen Teknik Perkapalan
ITS
3Dr.Eng. Trika Pitana S.T.,
M.Sc
Departemen Teknik Sistem Perkapalan
ITS
4Ir. Tri
Achmadi Ph.D
Laboratorium Transportasi Laut dan
Logistik
Departemen Teknik Transportasi Laut
ITS
3. Jumlah Mahasiswa terlibat : 0
4. Sumber dan jumlah dana penelitian yang diusulkan
a. Dana Lokal ITS 2020 : 110.000.000,-
b. Sumber Lain : 0,-
Jumlah : 110.000.000,-
Tanggal Persetujuan
Nama Pimpinan Pemberi
Persetujuan
Jabatan Pemberi Persetujuan
Nama Unit Pemberi
PersetujuanQR-Code
09 Maret 2020
Dr. Dhimas Widhi Handani
ST.,M.Sc
Kepala Pusat Penelitian/Kajian/Unggulan
Iptek
Keselamatan Kapal dan
Instalasi Laut
09 Maret 2020
Agus Muhamad Hatta , ST, MSi,
Ph.DDirektur
Direktorat Riset dan Pengabdian
Kepada Masyarakat