proposal sidang transformasi spasial dan sosial ekonomi kawasan sekitar bintaro jaya
TRANSCRIPT
Transformasi Spasial dan Sosial Ekonomi pada Kawasan
Sekitar Permukiman Skala Besar di Peri-Urban Jakarta
(Studi Kasus: Kawasan Sekitar Kota Satelit Bintaro Jaya,
Kota Tangerang Selatan)
SIDANG PROPOSAL TESIS
Shahnaz Acrydiena
• LATAR BELAKANG
• Tujuan, sasaran, dan manfaat
• Ruang lingkup penelitian
• Gambaran umum wilayah studi
• Sintesis teori
• METODOLOGI
• Kebutuhan Data
• Teknik Pengumpulan Data
• Teknik Sampling
• Teknik Analisis
Permasalahan
Bagaimana pola transformasi spasial pada
kawasan di sekitar Bintaro Jaya? Dan
bagaimana dinamika sosial ekonomi yang
terbentuk seiring dengan adanya transformasi
tersebut?
Mengetahui pola transformasi spasial
pada kawasan di sekitar Bintaro Jaya
Mengetahui dinamika sosial ekonomi
yang terbentuk seiring dengan adanya
transformasi tersebutResearch Question
Tingginya aktivitas
ekonomi Kota Jakarta
Meningkatnya jumlah
penduduk akbat
migrasi
Meningkatnya harga lahan di
dalam Kota Jakarta
Adanya kebutuhan akan
hunian yang terjangkau namun
dekat dengan tempat bekerja di
pusat kota
Berkembangnya permukiman
skala besar (real estate) di peri-
urban Jakarta termasuk kawasan
Bintaro Jaya
Kota mandiri yang
dikelola swasta memiliki
beberapa kelebihan
diantaranya fasilitas dan
infrastruktur perkotaan
yang lengkap dan
kemudahan akses
menuju pusat kota
Mendorong pada
pertumbuhan kawasan
sekitarnya
Tidak diantisipasi
pemerintah dengan
kebijakan perencanaan
tata ruang dan penyediaan
infrastruktur yang
memadai
URBAN
SPRAWL
Latar Belakang
Belum diketahuinya pola pertumbuhan pada kawasan di sekitar Bintaro Jaya baik
dari aspek spasial maupun sosial ekonomi
“Mengetahui pola transformasi spasial dari kawasan di sekitar Bintaro Jaya
juga transformasi sosial ekonomi yang dialami oleh penduduk yang
bertempat tinggal disana. Termasuk diantaranya kecenderungan
pertumbuhan di masa yang akan datang, serta dampaknya terhadap
kualitas kehidupan masyarakat.”
• Mengidentifikasi pola pemanfaatan lahan eksisting di sekitar kawasan Bintaro
• Mengidentifikasi pola ekspansi lahan Bintaro serta pola alih fungsi lahan sekitar
dari tahun ke tahun
• Mengidentifikasi pusat-pusat pertumbuhan, jangkauan pelayanannya, dan
interaksi keruangan yang terjadi akibat keberadaan pusat-pusat tersebut.
• Mengidentifikasi perubahan struktur sosial masyarakat sekitar kawasan Bintaro
• Mengidentifikasi peningkatan aktivitas ekonomi yang terjadi pada kawasan
sekitar Bintaro Jaya
TUJUAN:
SASARAN:
1. Menambah kajian terkait pengembangan kawasan pada
peri-urban Jabodetabek
2. Menambah kajian terkait transformasi spasial dan sosial
ekonomi kawasan dengan penggerak utama (prime mover)
berupa keberadaan kawasan permukiman skala besar
yang dikelola oleh swasta.
1. Masukan bagi Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam
menyusun Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) maupun
Peraturan Zonasi pada Kecamatan-kecamatan yang
terkena pengaruh pertumbuhan Kawasan Bintaro Jaya
2. Masukan bagi Pemerintah Pusat dalam mereview
keberhasilan Rencana Tata Ruang Kawasan
Jabodetabekpunjur
Manfaat bagi pengembangan
ilmu PWK
Manfaat bagi kebijakan
pembangunan
1. Pola pemanfaatan lahan eksisting dan
pola alih fungsi lahan:
• Fungsi apa saja yang tumbuh dengan
cepat
• Fungsi apa saja yang terhambat
• Faktor-faktor yang mempengaruhi alih
fungsi
2. Karakteristik pusat-pusat kegiatan dan
interaksi keruangan yang terjadi:
• Intensitas pemanfaatan pusat-pusat
pelayanan di dalam kawasan Bintaro
oleh penduduk di luar dan sebaliknya
• Menjawab hipotesis bahwa
keberadaan kawasan Bintaro dengan
fasilitasnya mendorong pertumbuhan
kawasan sekitar
1. Perubahan struktur sosial dan gaya
hidup masyarakat:
• Pola interaksi tertentu yang terdiri
atas jaringan relasi-relasi kelas sosial
hierarkis dan pembagian kerja
tertentu
2. Peningkatan aktivitas ekonomi pada
kawasan sekitar Bintaro Jaya:
• Aktivitas apa sajayang muncul
sebagai akibat adanya demand baru
dari masyarakat
• Pengaruh baliknya terhadap dinamika
kawasan.
Transformasi Spasial Transformasi Sosial Ekonomi
Justifikasi pemilihan lokasi:
Terletak di Kota Tangerang Selatan
yang berbatasan langsung dengan
Provinsi DKI Jakarta dan termasuk
dalam wilayah metropolitan
Jabodetabekjur Keberadaannya
sebagai kota satelit berfungsi sebagai
salah satu alternatif hunian utama
bagi penduduk komuter yang masih
bekerja di Jakarta
Sebagian besar terletak di
Kecamatan Pondok Aren termasuk
dalam Pusat Pelayanan Kota (PPK)
III yang berfungsi sebagai kegiatan
pelayanan umum, perdagangan
dan jasa skala regional, dan
perumahan kepadatan tinggi
posisi kawasan Bintaro dan
sekitarnya disinyalir akan mengalami
pertumbuhan yang tinggi.
Kriteria pemilihan wilayah studi:
• Wilayah-wilayah yang di dalamnya terdapat pengembangan lahan Bintaro Jaya
• Wilayah-wilayah yang mewakili tahapan perkembangan kawasan di sekitar Bintaro Jaya dimulai dari tahap
pengembangan awal (sektor 1-3), pertengahan (sektor 9), hingga akhir (Graha Bintaro) dilakukan agar
terlihat komparasi pertumbuhan yang jelas antara wilayah-wilayah tersebut
No Nama Peneliti Judul Variabel Lokasi Tahun
1 Maulien Khairina
Sari
Transformasi sosial
ekonomi masyarakat
peri urban di sekitar
pengembangan lahan
skala besar
Migrasi, struktur mata
pencaharian, struktur
pendapatan dan
pengeluaran rumah tangga
Bumi Serpong Damai
dan kawasan sekitar
BSD, Kota Tangerang
Selatan
2007
2. Ardy Maulidy
Navastara
Pengaruh
pengembangan lahan
skala besar terhadap
dinamika pasar lahan
di peri urban (Kasus:
Serpong)
Alih fungsi lahan, pusat-
pusat kegiatan, dinamika
pasar lahan
Kecamatan Serpong,
Kota Tangerang
Selatan
2007
3 Yudi Saptono Pengembangan lahan
skala besar dan
segregasi spasial di
kawasan peri-urban
Jakarta (Kasus: BSD)
Alih fungsi lahan, zonasi,
pusat kegiatan dan sistem
jaringan
Bumi Serpong Damai
dan kawasan sekitar
BSD, Kota Tangerang
Selatan
2008
4 Arthur R. Parera
Purwanita
Setijanti
Heru Purwadio
Dampak Permukiman
Baru pada
Perkembangan Wilayah
Sekitar
Daya dukung lingkungan,
perkembangan guna lahan,
aktivitas masyarakat
Desa Soya Kecamatan
Sirimau, Kota Ambon
2010
5. Shahnaz
Acrydiena
Pola transformasi
spasial dan sosial
ekonomi pada kawasan
sekitar permukiman
skala besar
Alih fungsi lahan, zonasi,
pusat-pusat kegiatan,
interaksi keruangan,
struktur sosial dan aktivitas
ekonomi, nilai lahan
Kawasan sekitar
Bintaro Jaya, Kota
Tangerang Selatan
2012
No KelurahanLuas Wilayah
(km2)
Jumlah
Penduduk
Kepadatan
penduduk/
km2
1 Pd. Betung 1,933 38.998 20.175
2 Pd. Pucung 3,595 29.750 8.275
3 Jombang 3,450 38.994 11.302
4 Pd. Kacang 2,527 19.698 7.795
TOTAL 11,505 127.440
PDRB 2011
Peta Pertambahan Luasan Kawasan Terbangun di Metropolitan Jabodetabek
pertanian1%
pertambangan 0% industri
pengolahan16%
listrik, gas, dan air bersih
4%
bangunan8%
perdagangan, hotel, dan restoran
34%
pengangkutan dan
komunikasi11%
keuangan, persewaan, dan
jasa perusahaan
11%
jasa-jasa15%
KOTA TANGSEL
• Pemekaran dari
Kabupaten
Tangerang
diresmikan
28 Oktober 2008
• Laju penduduk:
4,05%
• Didominasi
Keluarga
sejahtera II:
34,65%
Data Kependudukan di 4 kelurahan studi
• Dikembangkan sejak tahun 1979 dan dikelola oleh PT. Jaya Real Property
• Saat ini luas pembangunan mencapai 1.500 Ha dihuni oleh 22.000 KK atau lebih dari 100.000
penduduk
Akses Mobilitas Warga Fasilitas Kawasan
Kondisi Lingkungan
Kampung Sekitar
Pagar pembatas kawasan
Bintaro Jaya
Akses
Menuju
perkampungan sekitar
Rumah mewah di sekitar
kawasan
Cluster perumahan kecil di
sekitar kawasan Bintaro Jaya
Dasar Literatur Penjelasan Literature Sumber Manfaat/Aplikasi
Wilayah peri-urban fringe area yaitu zona transisi dalam karakteristik
penggunaan lahan, sosial dan demografi, terjadi
interaksi antara area terbangun kota dan area
suburban dari pusat kota dengan lahan desa
Pryor (dalam Bryant
dkk, 1982)
Definisi wilayah peri-urban digunakan
untuk mengidentifikasi lingkup studi,
wilayah mana saja yang memenuhi
kriteria sebagai peri-urban
Ciri wilayah peri-urban:
a. Berkarakteristik khas berupa percampuran sifat
perkotaan dan perdesaan
b. Secara sosial ekonomi dan ekologis menyatu
dengan fungsi perkotaan
c. Terjadi commuting yang intensif dari dan menuju
kota
d. Cepatnya pergeseran menuju ekonomi perkotaan
namun tidak diimbangi penyediaan instrument
yang memadai
e. Adanya tumpang tindih kelembagaan
.Natural Resources
System Programme
(NRSP)
Ciri wilayah peri-urban
memperlihatkan elemen apa saja yang
membedakan peri-urban terhadap
wilayah urban maupun rural
Peri urbanisasi Perpindahan orang atau individu baik dari desa
maupun kota ke area transisi dimana selanjutnya area
tersebut berkembang dengan pesat serta mendapat
pengaruh dari karakteristik rural dan juga urban
Webster dan Muller
(2002)
Definisi peri-urbanisasi
memperlihatkan proses apa yang
terjadi pada wilayah yang mengalami
peri-urbanisasi
Urban sprawl Ekspansi lahan yang kontinu disekitar kota besar
dimana selalu terdapat zona lahan yang sedang dalam
proses berkonversi yang mendefinisikan
pertumbuhan kawasan metropolitan melalui proses
pembangunan berbagai jenis pemanfaatan lahan di
kawasan tersebut
Harvey dan Clark
(1971)
Definisi urban sprawl membantu
mengidentifikasi porses apa saja yang
sedang terjadi pada wilayah yang
mengalami urban sprawl
Perkembangan kota
baru
Terdapat dua kategori kota baru:
a. Kota baru penunjang
b. Kota baru mandiri
Soegijoko dan Tjahjati
(1997)
Kategorisasi kota baru digunakan
untuk mengidentifikasi kawasan
Bintaro Jaya
Dasar Literatur Penjelasan Literature Sumber Manfaat/Aplikasi
Transformasi
spasial
3 bentuk transformasi spasial di wilayah peri urban:
1. Perubahan bentuk pemanfaatan lahan
2. Perubahan harga lahan
3. Perubahan lingkungan.
Yunus (2006) Menjadi referensi dalam penetuan
variabel penelitian
Perubahan
pemanfaatan
lahan
3 jenis nilai lahan:
a. Nilai sosial lahan
b. Nilai pasar
c. Nilai ekologi
Kaiser (1995) Jenis nilai lahan digunakan untuk
merumuskan variable penelitian
Perubahan harga
tanah
Faktor-faktor lokasi yang mempengaruhi harga
lahan diantaranya:
a. Jarak pencapaian ke lahan tersebut dari tempat
bekerja
b. Jarak terhadap pusat kota (CBD)
c. Jarak terhadap pusat perbelanjaan lokal di
kawasan tersebut
d. Jarak terhadap terminal lalu lintas yang terdekat
e. Jarak relatif terhadap aktivitas lain yang
mendukung
f. Kualitas lingkungan di sekitarnya
Soesilo (2000) Faktor-faktor lokasi terkait jarak
digunakan sebagai variable penelitian
dalam menentukan perubahan harga
lahan
Perubahan
lingkungan
Perubahan menuju sifat perkotaan menurunkan
kualitas lignkungan seperti berkurangnya RTH dan
resapan air, polusi udara dan penurunan muka tanah
Firman dan
Dharmapanti (1994)
Perubahan lingkungan digunakan
untuk mengukur daya dukung
lingkungan terhadap transformasi
Tata guna lahan Tata guna lahan merupakan pengaturan penggunaan
lahan untuk menentukan pilihan yang terbaik dalam
mengalokasikan fungsi tertentu sehingga dapat
memberikan gambaran keseluruhan bagaimana
daerah – daerah pada suatu kawasan tersebut
seharusnya berfungsi.
Shirvani (1985)
Tata guna lahan baik berupa zonasi
eksisting maupun pola alih fungsi
lahan digunakan sebagai variable
utama transformasi spasial kawasan
…
Dasar Literatur Penjelasan Literature Sumber Manfaat/Aplikasi
Sistem aktivitas Komponen non fisik pembentuk ruang 3 kategori
aktivitas manusia: aktivitas wajib, aktivitas pilihan,
dan aktivitas pasif
Gehl dan Carmona
dalam Sophianingrum
(2007)
Klasifikasi aktivitas penduduk baik di
dalam maupun di sekitar kawasan
membantu menentukan pola
aktivitasmasyarakat.
Transformasi sosial
ekonomi
Migrasi pada tingkat yang tinggi juga dapat
dianggap sebagai komponen utama yang
mempengaruhi proses peri-urbanisasi. Perpindahan
penduduk tersebut biasanya terjadi dari daerah yang
miskin menuju tempat baru yang dianggap
memberikan harapan kehidupan yang lebih baik.
Bauer dan Roux 1976
dalam Bryant dkk,
1982
Migrasi ditetapkan sebagai variable
utama dalam transformasi sosial
ekonomi
Pada wilayah peri-urban terjadi pergeseran struktur
tenaga kerja di sektor primer ke sektor non primer
Bauer dan Roux 1976
dalam Bryant dkk,
1982
Perubahan struktur mata pencaharian
penduduk menjadi variable utama
dalam transformasi sosial ekonomi
Terjadi perubahan pada struktur pendapatan dan
alokasi pengeluaran penduduk di wilayah peri-
urban yang mengarah pada perubahan gaya hidup
Knox (1994) Perubahan pendapatan dan alokasi
pengeluaran menjadi variable utama
dalam transformasi sosial ekonomi
Interpolasi spasial Perkiraan nilai atau informasi tiap variabel lahan
pada area yang tidak terwakili (un-sampled sites)
dalam cakupan wilayah studi atau dengan kata lain
memberikan nomor pada lokasi dan nilai yang
diketahui
Zhang dan Goodchild
(2002)
Teknik interpolasi spasial digunakan
dalam analisis kondisi sosial ekonomi
yang disajikan dalam bentuk spasial
4 teknik interpolasi:
a. Inverse Distance Weighted (IDW)
b. Spline
c. Kriging
d. Trend
Naoum dan Tsanis
(2004)
Dipilih teknik kriging
…
No Variabel Penelitian Penjelasan
A Transformasi spasial
a. Pola pemanfaatan lahan Mengetahui pola pemanfaatan lahan yang terjadi akibat transformasi kawasan yang meliputi
besaran alih fungsi lahan, fungsi-fungsi yang dominan, wilayah-wilayah yang tumbuh cepat
dan wilayah yang terhambat pertumbuhannya, serta faktor-faktor yang melatar belakangi hal
tersebut.
Fungsi permukiman Mengetahui pola persebaran lokasi fungsi permukiman di sekitar kawasan Bintaro Jaya,
faktor yang melatarbelakangi pemilihan lokasi tersebut, klasifikasi permukiman, serta
karakter penduduk yang menghuninya.
Fungsi perdagangan dan
jasa
Mengetahui pola persebaran fungsi perdagangan jasa di sekitar kawasan Bintaro Jaya serta
faktor yang melatar belakanginya
b. Pusat-pusat kegiatan dan
interaksi keruangan
Mengetahui pusat-pusat kegiatan pada kawasan bintaro dan sekitarnya, serta jangkauan
pelayanannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui interaksi yang terjadi antara pusat-pusat
di dalam kawasan dengan penduduk di luar kawasan Bintaro, juga sebaliknya antara pusat-
pusat yang ada di luar dengan penduduk di dalam kawasan Bintaro.
B Transformasi sosial ekonomi
a. Migrasi penduduk Mengetahui tingkat perpindahan serta asal masuknya penduduk pendatang dari dalam keluar
kawasan maupun sebaliknya.
b. Struktur tingkat pendidikan
masyarakat
Mengetahui struktur tingkat pendidikan masyarakat sekitar Bintaro Jaya serta pola persebaran
lokasi bermukim berdasarkan tingkat pendidikan
c. Struktur mata pencaharian Mengetahui perubahan struktur mata pencaharian penduduk sekitar, profesi apa saja yang
baru muncul dan apa penyebabnya, profesi apa saja yang terus bertambah jumlahnya, dan
profesi apa yang cenderung menurun.
d. Perubahan struktur
pendapatan masyarakat
Mengetahui tingkat perubahan pendapatan warga sekitar kawasan Bintaro Jaya sejalan
dengan perkembangan kawasan serta persebaran lokasi bermukim berdasarkan kemampuan
ekonomi penduduk.
e. Perubahan alokasi
pengeluaran masyarakat
Mengetahui perubahan alokasi pengeluaran sejalan dengan perubahan gaya hidup yang
dialami warga
METODOLOGI PENELITIAN
Tujuan: Mengetahui pola transformasi spasial pada kawasan sekitar Bintaro Jaya dan dinamika sosial ekonomi yang terbentuk
akibat transformasi tersebut
Sasaran 1 Sasaran 2 Sasaran 3
Sasa
ran
Mengidentifikasi pola pemanfaatan lahan
di sekitar kawasan Bintaro
Mengidentifikasi interaksi keruangan
antara kawasan di dalam Bintaro Jaya
dengan kawasan di sekitarnya yang
mendorong transformasi kawasan
Mengidentifikasi dinamika sosial
ekonomi yang terjadi pada
masyarakat sekitar Bintaro Jaya
Def
inis
i Terjadinya alih fungsi lahan dari
sebelumnya bersifat rural menjadi
permukiman kepadatan tinggi dan
perdagangan dan jasa
Adanya hubungan saling terkait antara
pusat-pusat kegiatan di dalam kawasan
Bintaro dengan masyarakat di luar juga
antara pusat-pusat kegiatan di luar dengan
masyarakat di dalam
Terjadinya perubahan kondisi sosial
dan peningkatan aktivitas ekonomi
di masyarakat
Vari
ab
el
Besaran alih fungsi lahan
Fungsi-fungsi yang dominan muncul
Faktor-faktor pendorong pertumbuhan
wilayah
Persebaran lokasi fungsi-fungsi
(permukiman, perdagangan dan jasa,
penunjang)
Klasifikasi permukiman berdasarkan
karakteristik penduduknya
Pusat-pusat kegiatan
Jangkauan pelayanan
Sistem aktivitas (rutin, pilihan, sosial)
Migrasi
Mata pencaharian
Tingkat pendidikan
Tingkat pendapatan
Alokasi pengeluaran
Tek
nik
An
ali
sis
Spasial, deskriptif kualitatif, deskriptif
kuantitatifDeskriptif kuantitatif
Interpolasi spasial, deskriptif
kuantitatif, deskriptif kualitatif,
analisis komparatif
Tek
nik
pen
gu
mp
ula
n
data
Survey primer:
Observasi lapangan
Kuesioner
Survey sekunder:
Citra satelit
Data statistik
Survey primer:
Observasi lapangan
Kuesioner
Wawancara
Survey primer:
Observasi lapangan
Kuesioner
Wawancara
Survey sekunder:
Data statistik
No Variable Data Tahun Sumber Data Teknik
Pengumpulan
Data
1. Mengidentifikasi pola pemanfaatan lahan di sekitar kawasan Bintaro
Penggunaan lahan
eksisting
Pola perubahan
pemanfaatan lahan
dari lahan kosong
menjadi
permukiman dan
perdagangan jasa
Peta tata guna lahan
eksisting
Terbaru Bappeda Kota Tangsel
Badan Informasi
Geospasial (BIG)
Sekunder:
Survey instansiPeta guna lahan (time
series)
1990, 1995,
2000, 2005,
2010
Data jumlah dan kategori
bangunan (time series)
1990, 1995,
2000, 2005,
2010
Bappeda Kota Tangsel
Dinas Pertanahan dan Tata
Kota
Persebaran
permukiman
berdasarkan
karakteristik
penduduk
Data monografi Terbaru Kantor kecamatan Pondok
Aren dan Ciputat
Data kondisi sosial
ekonomi masyarakat
berdasarkan tempat
tinggal
Terbaru Masyarakat Primer:
Observasi
Kuesioner
Wawancara
…
No Variabel Data Tahun Sumber data Teknik pengumpulan
data
2. Mengidentifikasi interaksi keruangan antara kawasan di dalam Bintaro Jaya dengan kawasan
di sekitarnya
Pusat-pusat
kegiatan dan
jangkauan
pelayanannya
Data keberadaan fasilitas-
fasilitas yang terdapat di luar
dan di dalam kawasan
Bintaro Jaya dan jangkauan
pelayanannya
Terbaru PT Jaya Real
Propoerty
Kantor
kecamatan
Pondok Aren
dan Ciputat
Primer:
Observasi
Kuesioner
Sekunder:
Survey instansi
Sistem
aktivitas (rutin,
pilihan, sosial)
Data pemanfaatan pusat
kegiatan di dalam maupun di
luar kawasan Bintaro untuk
aktivitas masyarakat
Terbaru Masyarakat Primer:
Observasi
Kuesioner
No Variabel Data Tahun Sumber data Teknik
Pengumpulan
Data
3. Mengidentifikasi dinamika sosial ekonomi yang terjadi pada masyarakat sekitar Bintaro Jaya
Migrasi Data jumlah penduduk
masuk dan keluar kawasan
sekitar Bintaro Jaya serta
asal daerahnya
1990, 1995,
2000, 2005,
2010
Bappeda Kota
Tangsel
BPS
Masyarakat
Primer:
Observasi
Kuesioner
Wawancara
Sekunder:
Survey instansi
Mata pencaharian Data variasi mata
pencaharian penduduk
berdasarkan lokasi
Tingkat
pendidikan
Data penduduk
berdasarkan tingkat
pendidikan
Tingkat
pendapatan
Data penduduk berdaarkan
tingkat pendapatan
Alokasi
pengeluaran
Data perubahan alokasi
pengeluaran masyarakat
terkait gaya hidup
…
Data Primer:
a. Observasi lapangan:
Observasi langsung untuk pengamatan awal terkait pola pemanfaatan lahan,
persebaran fungsi, dan karakteristik sosial ekonomi penduduk setempat.
Observasi tidak langsung dengan mengamati citra guna lahan dari tahun-tahun
sebelumnya
b. Wawancara:
Untuk sasaran Identifikasi dinamika sosial ekonomi:
• Wawancara bersifat purposive sampling, dipilih responden dari penduduk
yang sudah lama bertempat tinggal di sekitar Bintaro Jaya
• Menggali alasan pemilihan lokasi bermukim, perubahan mata pencaharian,
pendapatan, dan gaya hidup yang terjadi
• Wawancara juga dilakukan dengan pejabat kelurahan dan kecamatan
setempat
• Wawancara dengan pihak Bintaro Jaya untuk mengetahui tren
ekspansi lahan, keterbukaan akses bintaro terhadap kawasan sekitar,
dll
…
c. Kuesioner:
Untuk sasaran identifikasi interaksi keruangan:
• Responden dibagi menjadi 2:
1) responden yang bertempat tinggal di dalam kawasan Bintaro Jaya
2) responden yang bertempat tinggal di luar kawasan Bintaro Jaya
• Kuesioner mengarah kepada intensitas pemanfaatan fasilitas di dalam Bintaro
Jaya oleh penduduk di luar, begitupun sebaliknya
Untuk sasaran identifikasi dinamika sosial ekonomi:
• Disebar kepada KK di 4 Kelurahan studi secara porposional sesuai perhitungan
kebutuhan sample
• Responden tiap kelurahan dibagi dalam 3 strata (ekonomi rendah, sedang,
tinggi) untuk menggali kondisi tiap kelompok masyarakat secara menyeluruh
• Pertanyaan kuesioner mengarah pada asal tempat tinggal, alasan bermukim,
tingkat pendidikan, perubahan mata pencaharian, pendapatan, dan gaya hidup
Untuk sasaran identifikasi peningkatan aktivitas ekonomi:
• Ditujukan pada pedagang/pemilik usaha yang berada di 4 Kelurahan studi
• Pertanyaan diarahkan pada alasan pemilihan lokasi, dan tren pertumbuhan
aktivitas ekonomi di lokasi tersebut
1. Kuesioner Interaksi Keruangan:
• Untuk responden yang bertempat tinggal di dalam Bintaro Jaya dipilih
penduduk Sektor 9
• Untuk responden di luar kawasan Bintaro dipilih penduduk kelurahan
Jombang
• Justifikasi pemilihan lokasi:
- Sektor 9 dan kelurahan Jombang berdekatan dan berbatasan
langsung, sehingga dalam analisis interaksi keruangan faktor jarak
dapat dihilangkan
- Sama-sama dekat dengan pusat bisnis Bintaro Jaya (CBD) yang
dilengkapi perkantoran dan pusat perbelanjaan
• Responden baik di kel Jombang maupun Sektor 9 dipilih yang sama-
sama berada pada tingkat ekonomi menengah
• Jumlah responden sama pada kedua lokasi
(PETA BINTARO)
2. Kuesioner identifikasi dinamika sosial ekonomi:
digunakan rumus Issac dan Michael:
…
2 . N . P. Q
d2 (N-1) + 2. P. QS =
KelurahanJumlah Rumah
Tangga
Presentase
terhadap
total RT (%)
Jumlah
sample
Pondok Betung 9.850 31 30
Pondok Pucung 7.298 23 22
Jombang 9.506 30 29
Pondok Kacang 4.905 16 15
TOTAL 31.559 100 96
Dengan tingkat
kesalahan 10% dan
tingkat keandalan
95%, total sample
96 rumah tangga
1. Identifikasi pola pemanfaatan lahan eksisting
dan pola alih fungsi lahan dari tahun ke
tahun:
• Analisis penggunaan lahan eksisting
zonasi
• Analisis alih fungsi lahan (pola dan besaran)
dengan komparasi data spasial guna lahan
dari tahun ke tahun
• Analisis persebaran fungsi permukiman,
perdagangan jasa, dan pelayanan data izin
pembangunan perumahan, izin usaha
• Analisis karakteristik sosial ekonomi penduduk
berdasarkan lokasi bermukim disajikan
dengan teknik interpolasi spasial
• Analisis faktor pendorong dan penghambat
alih fungsi lahan
2. Identifikasi interaksi keruangan:
• Analisis titik-titik yang menjadi pusat pelayanan aktivitas warga sehari-
hari (pendidikan, kesehatan, perbelanjaan, dll)
• Analisis intensitas pemanfaatan fasilitas-fasilitas tersebut yang
menghasilkan peta pergerakan
…
…
3. Identifikasi dinamika sosial ekonomi masyarakat:
• Metode kuantitatif:
data statistik time series disajikan dalam bentuk diagram
memperlihatkan perubahan sosial ekonomi
data kuesioner diolah dengan SPSS menggunakan analisis
distribusi frekuenso dan analisis komparatif disajikan dalam bentuk
spasial
• Metode Kualitatif:
Hasil wawancara dengan narasumber yang kompeten disajikan dalam
bentuk deskriptif, untuk menggali informasi mengenai kecenderungan
transformasi masyarakat, alasan dibalik terjadinya transformasi tersebut,
serta dampak positif negatif yang ditimbulkan
KERANGKA ANALISIS
TERIMAKASIH