proposal ptk dbe-3 b inggris j
TRANSCRIPT
USUL PENELITIAN
HIBAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Tahun Anggaran 2009
Tim Peneliti:
ARIF MUSTOPA, S.Pd.
ISMUKOCO, M.Pd.
MUDAYAT, S.Pd.
Decentralized Basic Education 3 Jakarta
Agustus 2009
1
PENINGKATAN KELANCARAN (FLUENCY) BERBICARA DALAM BAHASA INGGRIS MELALUI
INFORMATION GAP ACTIVITY PADA SISWA KELAS VII-5 SMPN 2 TANJUNGANOM NGANJUK
BAHASA INGGRIS
LEMBAR PENGESAHAN
Usulan Penelitian Tindakan Kelas ini telah disetujui/tidak disetujui* untuk didanai dana hibah PTK DBE 3 Jakarta.
Jakarta, 13 Agustus 2009
Menyetujui, Ketua Tim Penilai,
COP
Stuart Weston Abdur Rahman Asari
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan pengalaman saya mengajar berbicara bahasa Inggris pada
siswa kelas VII SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk, tahun pelajaran 2008/2009
dengan menerapkan teknik repetition drills ternyata hasil belajar berbicara bahasa
Inggris menunjukkan bahwa penguasaan kosa kata bahasa Inggris siswa
meningkat dan sebagian siswa lancar dalam berbicara bahasa Inggris. Tetapi
sebagian besar siswa belum karena siswa hanya mengahafal kalimat bahasa
Inggris mereka. Selain itu mereka belum mampu mengungkapkan idenya sendiri
dalam bahasa Inggris sebab teknik ini menekankan berpusat pada guru (teacher-
centered). Sesuai harapan kurikulum siswa diharapkan mampu berkomonikasi
dalam bahasa Inggris dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar. Dengan
demikian pembelajaran yang saya lakukan belum mampu mencapai tujuan yang
tercantum dalam kurikulum.
Permasalahan yang kami alami adalah siswa masih belum lancar
berbicara bahasa Inggris, siswa belum mampu mengungkapkan idenya sendiri
sementara mereka hanya menghafal apa yang telah di berikan oleh guru melalui
repetition drills, dan masih banyak permasalahan tentang accuracy, grammatical
dan vocabulary, sehingga saya merencanakan menggunakan Information Gap
Activity untuk proses pembelajaran berbicara bahasa Inggris pada siswa kelas VII
tahun pelajaran 2009/2010. Kegiatan pembelajaran akan saya tekankan pada
kelancaran siswa berbicara bahasa Inggris. Neu dan Reeser (dalam Raptou,
http://letsgetengaged.wikispaces.com/) mengatakan bahwa Information Gap
Activity memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berbicara bahasa Inggris
dan siswa secara alami memproduksi lebih banyak ujaran (speech). Disamping itu
berbicara dengan teman sebaya lebih santai daripada mereka berbicara di depan
kelas sendiri. Mereka juga membangun kosa kata mereka dan akan terdorong
untuk berfikir mengeluarkan ide melalui teknik tersebut. Teknik ini mempunyai
kegiatan-kegiatan yang mana siswa harus menyelesaikan tugas secara bersama.
Ciri-ciri dari teknik ini adalah perhatian siswa adalah mencari informsi bukan
3
mencari bentuk bahasa atau aturan bahasa dan interaksi yang komonikatif untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang informasi itu haruk saling memberi.
Berdasarkan paparan di atas maka saya merencanakan menerapkan
Information Gap Activity dengan harapan teknik ini mampu mengatasi masalah
kelancaran (fluency) siswa kelas VII SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk dalam
berbicara bahasa Inggris.
B. Perumusan dan Pemecahan Masalah
1. Rumusan Masalah
Bagaimanakah penerapan Information Gap Activity dapat meningkatkan
kelancaran (fluency) berbicara bahasa Inggris siswa kelas VII-5 SMPN 2
Tanjunganom Nganjuk Tahun Pelajaran 2009/2010?
2. Pemecahan Masalah
Untuk mengatasi permasalahan di atas banyak alternatif teknik yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran, antara lain: jigsaw, information gap
activity, pronunciation practice, drama, role play, problem solving dan
decision making, game, brainstorming, opinion exchange, interview, dan
project..
Pada penelitian ini penulis memilih menerapkan Information Gap
Activity dengan tujuan teknik ini akan mampu mengatasi masalah kelancaran
(fluency) siswa dalam berbicara bahasa Inggris. Teknik ini akan mendorong
siswa tidak tertekan dan ketakutan berbicara bahasa Inggris karena mereka
akan lebih santai bebicara bahasa Inggris dengan teman sebaya dibandingkan
mereka harus berbicara bahasa Inggris di depan kelas sendiri. Menurut Neu
dan Reeser (dalam Raptou, http://letsgetengaged.wikispaces.com/)
mengatakan bahwa Information Gap Activity memberi kesempatan kepada
setiap siswa untuk berbicara bahasa Inggris dan siswa secara alami
memproduksi lebih banyak ujaran (speech). Teknik ini dilakukan dengan
langkah-langkah inti sebagai berikut: pertama, siswa membentuk kelompok
kecil atau berpasangan; kedua, siswa memahami lembar kerja yang diberikan
4
guru dengan bantuan pertanyaan panduan (guiding questions); ketiga, siswa
saling member informasi dari lembar kerja yang pasangan kelompok tidak
punya; keempat, saling mengecek kebenaran informasi yang mereka terima;
dan kelima, siswa dan guru membahas kesulitan-kesulitan yang mereka alami
dalam belajar tadi.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Meningkatan kelancaran (fluency) siswa dalam berbicara bahasa Inggris
dengan menggunakan Information Gap Activity pada siswa kelas VII-5
SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk tahun pelajaran 2009/2010.
b. Mendiskripsikan pelaksanaan Information gap activity dalam
meningkatkan kelancaran (fluency) berbicara bahasa Inggris siswa kelas
VII SMPN 2 Tanjunganom
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Siswa:
1) Hasil penelitian ini dapat membantu siswa meningkatkan kelancaran berbicara bahasa Inggris. Penerapan teknik Information Gap Activity siswa kelas VII SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk dapat meningkatkan kelacaran berbicara Bahasa Inggris.
2) Mendorong motivasi siswa belajar lebih baik.
3) Meningkatkan rasa suka belajar bahasa Inggris
4) Meningkatkan prestasi belajar siswa
b. Bagi Guru:
1) Dengan penerapan teknik Information Gap Activity, guru menjadi tahu bagaimana penerapan teknik ini terhadap peningkatan kelancaran berbicara siswa kelas VII SMP tidak hanya secara teori saja namun merasakan penerapan teknik ini.
2) Meningkatkan profesionalisme guru sehingga guru tidak monoton dalam menerapkan suatu metode pembelajaran yang cenderung membosankan dan tidak bervariasi.
5
3) Mengembangkan budaya menulis, membaca dan meneliti
4) Memilih metode pembelajaran yang lebih kreatif
c. Bagi Sekolah:
1) Hasil penerapan teknik Information Gap Activity untuk meningkatkan kelancaran siswa kelas VII SMP sangat cocok dengan mereka sebab mereka di SMPN 2 Tanjunganom tergolong dengan beginners.
2) Menambah khasanah pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk khususnya dan sekolah SMP sekitar di Kabupaten Nganjuk umumnya.
3) Meningkatnya citra sekolah di lingkungan dinas pendidikan
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Pembelajara Berbicara Bahasa Inggris
1. Definisi Speaking
Menurut Cook dalam Nunan (2000: 164), berbicara bahasa yang terjadi dalam
waktu, diproduksi dan diproses secara langsung. Hal itu maksudnya adalah ketika
berbicara tidak akan kembali dan berubah, atau struktur kata-kata berubah seperti
dalam menulis. Brown (2001: 257) menyatakan bahwa berbicara secara harfiah
didefinisikan sebagai mengatakan sesuatu, menyatakan pikiran, dan
menggunakan suara nyaring. Orang yang menggunakan suara keras yang terjadi
dalam waktu tertentu tidak dapat kembali dan berubah. Menurut Oxford, berbicara
adalah untuk mengetahui dan dapat menggunakan bahasa secara lisan (1996: 256).
Dengan demikian berbicara adalah mengatakan sesuatu, menyatakan pikiran
secara lisan dengan suara yang keras dan tidak dapat kembali dan berubah.
2. Masalah Pembelajaran Berbicara Bahasa Inggris
Banyak permasalahan dalam belajar berbicara bahasa Inggris antara lain: (1)
siswa tidak terbiasa dengan berbicara bahasa Inggris; (2) Tidak ada yang
dikatakan; (3) partisipasi siswa rendah yaitu siswa yang berbicara dalam bahasa
Inggris hanya siswa itu-itu saja dan yang lain sedikit bahkan tidak sama sekali;
dan (4) penggunaan bahasa ibu yang mendominasi sebagian besar waktu belajar
berbicara bahasa Inggris . Menurut Ur (1996: 121) menyatakan bahwa ada banyak
permasalah dalam belajar bahasa asing yaitu: Inhabitation, nothing to say, low or
uneven participation, dan mother-tongue used.
3. Pemecahan Masalah Pembelajaran Berbicara Bahasa Inggris
Ur (1996: 122) menyatakan bahwa permasalahan dalam belajar bahasa
Inggris tersebut di atas dapat diatasi dengan menggunakan beberapa alternatif
7
pemecahan yang bisa diterapkan di dalam pembelajaran berbicara bahasa Inggris,
yaitu:
a. Menggunakan kerja kelompok: kerja kelompok meningkatkan siswa
berbicara lebih banyak sebab kerja kelompok menyediakan kesempatan
kepada siswa untuk berbicara bahasa Inggris lebih banyak. Disamping kerja
kelompok memberi tanggung jawab dan otonomi kepada masing-masing
siswa.
b. Mendasarkan kegiatan pada bahasa yang mudah tingkatanya: tingkatan
kesulitan yang dipelajari siswa harus lebih rendah dari pada pembelajaran
pada siswa yang sudah pada tingkatan intensive speaking, sehingga mereka
mampu berbicara secara lancar tanpa keragu-raguan. Hal ini kususnya bagi
pembelajar bahasa Inggris pemula.
c. Memilih topik dan tugas yang bisa merangsang siswa untuk lebih termotifasi
dengan tujuan yang jelas dan mudah dicapai. Artinya tujuan tersebut harus
tidak terlalu tinggi dengan kompetensi siswa saat itu, sehingga tidak menjadi
tujuan yang muluk-muluk atau terlalu tinggi
d. Intruksi yang diberikan kepada siswa harus memberi penegasan bahwa semua
siswa mempunyai peran dalam diskusi dan pembelajaran. Mereka disadarkan
bahwa perannya dalam setiap diskusi adalah penting tidak hanya peran salah
satu orang teman atau hanya beberapa. Pemberian intruksi tentang tugas pada
setiap anggota regu harus jelas dan diterima.
e. Mengupayakan siswa tetap berbicara bahasa Inggris sebisa mungkin dan
diberitahukan jangan takut membuat kesalahan dalam belajar terutama salah
penggunaan kosa kata. Pada awal-awal mereka mungkin akan berbicara
campuran antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Hal tersebut harus
dikikis sedikit demi sedikit sehingga penggunaan bahasa Inggris akan lebih
banyak. Guru sebagai fasilitator harus mengontrol dengan baik proses
pembelajaran terutama ketika kerja kelompok.
8
4. Difinisi Kelancaran (Fluency)
Definisi kelancaran (fluency) berbicara dalam bahasa Inggris adalah
kualitas berbicara bahasa Inggris dengan mudah dan dengan baik, tidak
terhenti dalam berbicara, dan berbicara secara langsung tanpa harus berfikir
terlebih dahulu. Menurut Oxford Dictionnary fluency adalah “the quality of
being able to speak or write a language, especially a foreign language, easily
and well”
Berdasarkan difinisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa fluency adalah
kemapuan siswa kelas VII SMPN 2 Tanjunganom, Nganjuk berbicara bahasa
Inggris dengan mudah, lancar serta sebanyak mungkin berbicara dalam waktu
tertentu.
5. Karakteristik Keberhasilan Pembelajaran Berbicara Bahasa Inggris
Karakteristik keberhasilan pembelajaran berbicara bahasa Inggris adalah
sebagai berikut:
a. Siswa berbicara banyak yang mana siswa berbicara sebanyak mungkin
yang dapat mereka katakan dalam waktu tertentu.
b. Partisipasi siswa dalam diskusi tinggi, diskusi tidak didominasi oleh
beberapa siswa saja, akan tetapi semua siswa punya kesempatan untuk
berbicara dan punya giliran.
c. Motivasi siswa tinggi yaitu keinginan setiap siswa untuk berbicara tinggi
sebab mereka mempunyai sesuatu yang baru untuk dikatakan.
d. Tingkatan kesulitan yang diajarkan sesuai dengan tingkatan belajar siswa,
mereka saling memahami antara siswa yang satu dan yang lain.
B. Konsep Information Gap Activity
1. Definisi Information Gap Activity
Information Gap Activity adalah dalam kegiatan ini siswa diharuskan
untuk bekerja berpasangan atau kerja kelompok. Salah satu pasang
mempunyai informasi dan satu pasang yang lain tidak punya, begitu juga
sebaliknya. Mereka saling bertukar informasi. Mereka memerankan
peran yang sangat penting sebab jika salah satu pasang tidak mempunyai
informasi maka mereka tidak bisa melengkapi tugas mereka. Kegiatan ini 9
sangat effektif sebab semua siswa mempunyai kesempatan yang sama
untuk berbicara dengan bahasa Inggris.
2. Keunggulan Information Gap Activity
Menurut Neu dan Reeser (dalam Raptou,
http://letsgetengaged.wikispaces.com/) mengatakan bahwa Information
Gap Activity memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk berbicara
bahasa Inggris dan siswa secara alami memproduksi lebih banyak ujaran
(speech). Disamping itu berbicara dengan teman sebaya lebih santai
daripada mereka berbicara di depan kelas sendiri. Mereka juga
membangun kosa kata mereka dan akan terdorong untuk berfikir
mengeluarkan ide melalui teknik tersebut. Selain itu teknik ini juga akan
mendorong siswa tidak tertekan dan ketakutan berbicara bahasa Inggris.
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Information Gap Activity
Teknik ini dilakukan dengan langkah-langkah: pertama, siswa
membentuk kelompok kecil atau berpasangan; kedua, siswa memahami
lembar kerja yang diberikan guru dengan bantuan pertanyaan panduan
(guiding questions); ketiga, siswa saling member informasi dari lembar
kerja yang pasangan kelompok tidak punya; keempat, saling mengecek
kebenaran informasi yang mereka terima; dan kelima, siswa dan guru
membahas kesulitan-kesulitan yang mereka alami dalam belajar tadi.
4. Cirri-Ciri Information Gap Activity
Dua ciri inti dari information gap activity adalah sebagai berikut:
a. Perhatian pokok siswa adalah untuk mencari informasi bukan mencari
bentuk atau kaidah bahasa. Siswa sebanyak mungkin mengumpulkan
informasi tanpa harus takut dengan salah dalam kaidah bahasanya.
b. Interaksi interkatif untuk mencapai tujuan pembelajaran yang mana
informasi harus diminta dari teman pasangannya. Bila salah
pasangannya tidak mempunyai informasi, maka pasangan jelas tidak
akan mampu menyelesaikan tugasnya.
10
C. Kerangka Berfikir
Siswa kelas VII SMP mempunyai kendala dalam berbicara bahasa
Inggris terutama dalam kelancaran mereka. Mereka belum mampu berbicara
banyak dalam waktu tertentu, mereka masih mengungkapkan bahasa Inggris
mereka sekedar hafalan dan masih terhenti saat mereka berbicara.
Permasalahan tersebut bisa teratasi dengan teknik pembelajaran yang dapat
medorong siswa untuk bisa banyak memproduksi ujaran dalam bahasa
Inggris.
Information Gap Activity memberi kesempatan kepada setiap siswa
untuk berbicara bahasa Inggris dan siswa secara alami memproduksi lebih
banyak ujaran (speech). Mereka akan lebih berani untuk berbicara dengan
sebaya dan mereka mempunyai tanggung jawab yang sama dalam
memberikan informasi secara lisan kepada pasanganya, bila salah satu
pasangan tidak mempunyai informasi maka mereka tidak dapat melengkapi
tugas mereka dengan baik, maka mereka sama-sama mempunyai peran
penting dalam proses pembelajaran berbicara.
Berdasarkan paparan diatas maka diasumsikan bahwa Information Gap
Activity dapat meningkatkan kelancaran berbicara bahasa Inggris siswa kelas
VII SMPN 2 Tanjunganom Nganjuk
D. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah serta
paparan kajian teori maka diharapkan Information Gap Activity dapat
meningkatkan kelancaran (fluenly) berbicara dalam bahasa Inggris pada
siswa kelas VII SMP.
11
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMPN 2 Tanjunganom Kabupaten
Nganjuk. Sekolah terletak di desa Malngsari Kecamatan Tanjunganom
Kabupaten Nganjuk Propinsi Jawa Timur. Sekolah ini terdiri dari tiga
tingkatan kelas yaitu kelas VII, VIII, dan IX. Jumlah seluruhnya adalah 26
kelas dengan rincian: kelas VII ada 9 kelas paralel, kelas VIII ada 9 kelas
paralel, dan kelas IX ada 8 kelas paralel. Sekolah ini terletak tidak terlalu jauh
dari kota kabupaten yaitu sekitar 18 km dari kota kabupaten. Sekolah ini
mempunyai peralatan yang cukup lengkap walaupun masih banyak sarana
yang belum bisa tersedia. Sekolah ini menjadi mitra DBE-3 sejak tahun 2007.
B. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas VII kususnya kelas VII-5 yang mana
kelas ini paling lemah kelancaran mereka dalam berbicara bahasa Inggris.
Sehingga penelitian ini sangat dibutuhkan membantu siswa dalam
memperlancar dan meningkatkan kelancaran berbicara dalam bahasa Inggris.
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini diawali dengan pra-penelitian yang
berisi tentang penelitian awal (Preliminary Reflection) yang dimaksudkan
untuk memperoleh temuan nyata dari kesulitan-kesulitan siswa dalam belajar
Bahasa Inggris terutama dalam pelajaran bebicara bahasa Inggris. Metode
utama dalam penelitian ini adalah PTK yang memuat beberapa kegiatan
penelitian, yaitu: perencanaan, pelaksanaan dan observasi, dan refleksi dari
hasil pelaksanaan Tindakan. Peneliti tidak dapat menentukan berapa siklus
yang harus dilakukan sebab siklus ini sangat tergantung dari keberhasilan
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kelancaran berbicara bahasa
Inggris. Dengan kata lain penelitian ini akan berhenti bila tindakan yang
dilakukan sudah dapat mengatasi permasalahan yang terjadi. Diskripsi siklus
yang akan dilakukan tergambar dari gambar berikut ini:
12
Gambar 1.
The Action Research dari Stephen Kemmis
1. Pra Penelitian
a. Identifikasi permasalahan nyata dalam pembelajaran bahasa Inggris
tentang pembelajaran berbicara bahasa Inggris.
13
Identifikasi permasalahan nyata dalam belajar bahasa InggrisMelihat apakah tindakan
berhasil atau belum
Mengamati pembelajaran, dan merekam dengan video
Melaksanakan instrument penelitian
Menyusun instruments penelitian (RPP, Materi, dan Kriteria Keberhasilan)
Mengamati, merekam dan mewancarai tentang tindakan ke dua
Melihat apakan siklus 2 sudah berhasil atau belum
Melaksanakan rencana ke dua
Melaksanakan rencana ulang apabila tindakan pada siklus 1 belum berasil
Siklus selanjutnya bila siklus 1 dan 2 belum berhasil
b. Merancang test kondisi awal siswa dengan menggunakan pedoman
penilaian Rubrik kelancaran berbicara.
c. Melaksanakan penilaian awal sebelum action (pre-test) dengan
menggunakan pedoman penilaian rubric penilaian tentang kelancaran
berbicara bahasa Inggris.
d. Mengevaluasi hasil test awal siswa untuk menentukan kondisi
kemapuan awal siswa sebelum dilaksanakan tindakan.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Perencanaan (Plan)
1) Memetakan Kompetensi Dasar tentang speaking. Dalam Standar Isi
tercantum beberapa Kompetensi Dasar mulai dari listening,
speaking, reading, dan writing. Untuk itu peneliti hanya
memetakan kompetensi Dasar tentang speaking kelas VII semester
ganjil dan semester genab.
2) Menyiapkan Materi Information Gap Activity yang sesuai dengan
kompetensi dasar dalam kurikulum. Materi tersebut dibuat lembar
kerja yang mana lembar kerja tersebut dibuat rangkap dua. Satu
bagian merupkan lembar kerja A dan yang satu lembar kerja B.
Masing-masing lembar kerja A dan B tidak sama pada bagian
tertentu ada informasi yang di hilangkan di A namun tidak untuk
yang di B, begitu juga sebaliknya. Kemudian dari masing-masing
yang dihilangkan informasinya itu harus diisi oleh siswa dengan
memperoleh informasi dari pasangganya. Dan pasangannya diberi
pertanyaan bantuan untuk mengisi informasi tersebut.
3) Membuat Sylabus dan RPP penelitian dengan Information Gap
Activity teknik.
4) Menyusun instrumen Penelitian (lembar pengamatan, lembar
wawancara, dan angket atau jurnal pembelajaran).
5) Membuat alat evaluasi (test) dengan menggunakan pedoman
penilaian yaitu Rubrik penilaian kelancaran berbicara bahasa
Inggris.
14
6) Menetukan kriteria keberhasilan: 75% siswa berbicara dalam
bahasa Inggris dengan lancar dalam waktu tertentu (Siswa
berbicara banyak yang mana siswa berbicara sebanyak mungkin
yang dapat mereka katakan dalam waktu tertentu).
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
1) Melaksanakan pembelajaran dengan information gap activity untuk
meningkatkan kelancaran berbicara bahasa Inggris. Pelaksanaan
kegiatan pembelajaran ini terdiri dari tiga tahap kegiatan, kegiatan
tersebut adalah:
a) Kegiatan awal;
(1) Guru membuka pelajaran dengan greeting
(2) Guru mengecek kehadiran siswa
(3) Guru memberitahukan tujuan pembelajaran
b) Kegaiatan Inti
(1) Siswa membentuk kelompok kecil atau berpasangan
(2) Siswa menerima lembar kerja. Satu pasang menerima
lembar kerja A dan pasangannya menerima lembar kerja B.
Siswa diminta untuk tidak saling menunjukkan lembar kerja
mereka kepada pasangannya.
(3) Siswa memahami lembar kerja dan menanyakan kesulitan
pada guru tentang kesulitannya dari lembar kerja mereka
(4) Siswa bekerja berpasangan untuk saling memberi informasi
dari lembar kerja mereka dengan bantuan pernyataan atau
pertanyaan bantuan yang ada di lembar kerja mereka
masing-masing
(5) Siswa saling mengecek kebenaran informasi yang
diperoleh.
c) Kegiatan Akhir
1) Siswa menuliskan jurnal refleksi dari pembelajaran yang
mereka alami tentang apa yang telah dipelajari, apa yang
menarik, dan apa yang sulit.
15
2) Guru memberi kegiatan tindak lanjut sesuai dengan
kompetensi yang dipelajari.
c. Pengamatan (Observing)
Pengamatan adalah kegiatan memantau (monitor) pengaruh
penerapan dari rencana tindakan. Kegiatan pengamatan ini
dilaksanakan saat atau sesudah pelaksanaan tindakan. Untuk mendapat
informasi atau data, peneliti menggunakan pengamatan (observasi),
melakukan wawancara, kuisioner, menganalisis dokumen, dan test.
Pada kegiatan pengamatan peneliti mengamati proses pelaksanaan
tindakan menggunakan information gap dengan cara mencatat
kejadian-kejadian selama proses pembelajaran (field note) dan
memberi checklist pada lembar pengamatan. Kegiatan wawancara
dilakukan oleh peneliti dengan siswa secara tatap muka mengenai
tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran yang menggunakan
information gap. Kuisioner atau angket meliputi respon atau
tanggapan siswa tentang proses pembalajaran dengan information gap
secara tertulis: siswa memberi tanggapan dengan mengisi angket yang
telah disediakan. Menganalisis dokumen yang telah dikumpulkan
yang meliputi lembar kerja siswa, jurnal refleksi, dan rekaman video.
Test untuk mengetahui seberapa besar peningkatan kelancaran
berbicara Inggris siwa setelah diterapkannya information gap dalam
proses pembelajaran dengan menggunakan rubric penilaian kelancaran
berbicara bahasa Inggris.
d. Refleksi/Evaluasi
Refleksi dilakukan pada akhir siklus. Refleksi ini dimulai dengan
menganalisis segala sesuatu yang berhubungan dengan penerapan
information gap, yang mencakup proses, hasil belajar, keberhasilan
dan atau ketidakberhasilan rencana yang digunakan sebagai dasar
membuat perbaikan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
Penelitian ini dianggap telah berhasil apabila memenuhi criteria
keberhasilan. Kriteria keberhasilan ini dilihat dari dua sisi, yaitu dari
guru dan dari siswa. Guru telah berhasil apabila guru/peneliti
16
mempunyai performance yang baik. Performance tersebut dapat
dilihat dari indikator keberhasilan penerapan information gap antara
lain:
1) Guru menyusun rencana pembelajaran
2) Guru menerapkan rencana pembelajaran dengan baik
3) Guru dapat mengelola kelas dengan baik
4) Guru mengikuti langkah-langkah penerapan pembelajaran dengan
information gap
5) Guru dan siswa mempunyai interaksi dalam pembelajaran dengan
baik.
Sedangkan siswa dianggap telah berhasil apabila siswa telah
memenuhi criteria keberhasilan sebagai berikut:
1) Siswa aktif selama proses pembelajaran dengan information gap
2) Siswa merasa senang dan enjoy selama proses pembelajaran
dengan information gap
3) Kelancaran berbicara bahasa Inggris siswa meningkat yang dapat
dilihat dari hasil siswa pada tiap-tiap siklus
4) 70% siswa dapat mencapai kelancaran berbicara bahasa Inggris
yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal yaitu 75.
e. Pasca Penelitian
1) Melakukan pembuatan laporan penelitian
2) Melaporkan hasil penelitian
3) Mempresentasikan hasil PTK di MGMP dan Provinsi
4) Mempublikasikan
17
Personalia Penelitian
No. Biodata Peneliti I Peneliti II Peneliti III
1 Nama ARIF MUSTOPA, S.Pd. ISMUKOCO, M.Pd. MUDAYAT, S.Pd.
2 NIP 19710706 199802 1 007 130897449 19660103 198903 1 012
3 Pangkat / Golongan Penata Tk I, III/d Pembina, IV/a Pembina, IV/a
4 Jabatan Guru Widyaiswara Guru
5 Bidang Keahlian Bahasa Inggris Bahasa Inggris Bahasa Inggris
6 Alamat Kantor SMPN 2 TanjunganomLPMP Jatim Jl. Ketintang Wiyata 198 SMPN 2 Tanjunganom
7 Alamat Rumah Ds. Baron RT 01 / RW 05 Jl. Plemahan Besar 57 c Surabaya Ds. Jogomerto, Tanjunganom
8 Telephon 8113407723 315463081 8113316172
9 Tugas pada Pelaksanaan PTK Ketua Anggota Anggota
(merencanakan tindakan (membantu merencanakan tindakan (membantu merencanakan tindakan
melaksanakan dan mengamati melakukan pengamatan, membantu melakukan pengamatan, membantu
merefleksi dan menulis laporan) merefleksi dan menulis laporan) merefleksi dan menulis laporan)
18
ANGGARAN KEGIATAN
NO. DESKRIPSI KUANTITAS Item HARGA/UNIT Total
I. Honor a Ketua Peneliti 1 orang 10 bulan 220,000 2,200,000 b Anggota Peneliti 1 1 orang 10 bulan 190,000 1,900,000 c Anggota Peneliti 2 1 orang 10 bulan 190,000 1,900,000
-
Subtotal I 6,000,00
0 II. Sumber Daya
a Pembelian buku 10 buah 80,000 800,000 b Foto kopi 1,500 lembar 150 225,000 c Kertas A-4 10 rim 35,000 350,000 d Kertas flip chart A0 50 lembar 1,500 75,000 e Tinta printer 5 buah 35,000 175,000 f Cartridge printer 1 buah 210,000 210,000 g Kertas post it 8 pack 41,250 330,000 h Spidol transparansi 2 set 30,000 60,000 i ATK 1 set 275,000 275,000 j Akses internet 1 unit 10 bulan 30,000 300,000 k Souvenir untuk siswa 40 siswa 5,000 200,000 Subtotal II 3,000,00
19
0 III. Transportasi a Perjalanan 20 trip 150,000 3,000,000 b Biaya makan tim 3 orang 40 kali 16,500 1,980,000 c Biaya transport lokal 20 trip 3 orang 17,000 1,020,000
Subtotal III 6,000,00
0
TOTAL ANGGARAN 15,000,000
15,000,000
20
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1992. Produser Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Bina Aksara.
Borich, Gary D. 1996. Effective Teaching Method, Third Edition.New Jersey: A Simon and Schuster company.
Brown, H Douglas. 2001. Principles of Language Learning and Teaching. New
Jersey: Prentice Hall Inc.
Brown, H Douglas, 2001. Teaching by Principles An Intractive Approach to Language Pedagogy. San Fransisco: Pearson Education Company
Brown, H Douglas. 2004. Language Assessment Principles and Practices. San Francisco: Pearson Education. Inc.
Cyril, J Weir. 1998. Communicative Language. London: Prentice Hall.
Fraenke, E Jack and Wallen, E Norman. 1993. How to design and Evaluate Research in education. Mc. Graw Hill International Edition.
Grant, Neville. 1981. Making the Most of Your Textbook. New York: Longman.
Gronlund, Norman E. 1995. Measurement and Evaluation in Teaching. New York: Macmillan Publishing Company.
Hill, Susan and Hill, Tim. 1990. A Guide Co-Operative Leaning The Collaborative Classroom. Eleanor Curtain.
Hornby. As. 1986. Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English. London. Oxford University Press.
Larsen, Diane, Freeman. 1996. Technique and Principles in Language Teaching. Oxford University Press.
Latif, Muhamad Adnan. 2004. Pembelajaran dan Penilaian Bahasa Inggris, kumpulan Artikel Ilmiah. Malang: Univesitas Negeri Malang
Nunan, David. 2003. Practical English Language Teaching. Mc Graw Hill Companies.
Richard, Jack C, and Rodgers Theodore S. 2001. Approaches and Methods in Language Teaching, Second Edition. Melbourne: Cambridge University Press.
21
Richard, Jack C, and Wichmidt, Richard. 1993. Language and Communication. New York: Longman Group Limited.
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative Learning Theory, Research, and Practice. Allyn and Bacon Company
Smaldino, Sharon E, Russell, James D, Heinich, Robert, Molenda Michael. 2005.Instructional Technology and Media for Learning Eight Edition. New Jersey: Pearson Prentice Hall.
Silberman, Mel. 1996. Active Learning 101 Strategies to Teach Any Subject. Massachusetts: A Simon and Schuster Company.
Ur, Penny. 1996. A course in Language Teaching Practice and Theory. Melbourne: Cambridge University Press.
22
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
No KegiatanTahun 2009 Tahun 2010
Agst Sept Okt Nop Des Jan Peb Mar Apr Mei Juni
1 Penyusunan Proposal PTK2 Pengumpulan Data Awal3 Pengolahan Data Awal4 Perencanaan Tindakan5 Pelaksanaan dan Pengamatan
Tindakan6 Refleksi (Menentukan Tindak Lanjut)7 Merevisi rencana siklus 28 Melaksanakan siklus 29 Penulisan Laporan Hasil PTK10 Presentasi Hasil PTK11 Publikasi Hasil PTK
23