proposal pkrs

11
UNIT PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT A. Pendahuluan Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 28H ayat (1) disebutkan bahwa setiap individu berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sejahtera, dan sehat, serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam Pasal 3 menyatakan bahwa Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya dalam Pasal 46 dinyatakan bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, perlu diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009 yang merupakan penyesuaian dari SKN 2004, yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/Menkes/SK/V/2009, dicantumkan bahwa salah satu subsistem dari SKN adalah subsistem upaya kesehatan. Upaya kesehatan merupakan salah satu unsur dalam subsistem upaya kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah Pelayanan Kesehatan menyeluruh meliputi peningkatan pencegahan, pengobatan dan pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan yang terdiri dari pengobatan tradisional dan komplementer

Upload: risnawati

Post on 08-Jul-2016

530 views

Category:

Documents


48 download

DESCRIPTION

pkrs

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Pkrs

UNIT PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT

A. PendahuluanDalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam Pasal 28H

ayat (1) disebutkan bahwa setiap individu berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat

tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik, sejahtera, dan sehat, serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan.

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam Pasal 3 menyatakan

bahwa Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

yang optimal, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif

secara sosial dan ekonomis. Selanjutnya dalam Pasal 46 dinyatakan bahwa untuk

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, perlu diselenggarakan upaya

kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan perseorangan dan

upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan diselenggarakan dalam bentuk kegiatan

dengan pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang dilaksanakan secara

terpadu, menyeluruh, dan berkesinambungan

Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009 yang merupakan penyesuaian dari

SKN 2004, yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

374/Menkes/SK/V/2009, dicantumkan bahwa salah satu subsistem dari SKN adalah

subsistem upaya kesehatan. Upaya kesehatan merupakan salah satu unsur dalam

subsistem upaya kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan yang dimaksud adalah

Pelayanan Kesehatan menyeluruh meliputi peningkatan pencegahan, pengobatan dan

pemulihan, baik pelayanan kesehatan konvensional maupun pelayanan kesehatan yang

terdiri dari pengobatan tradisional dan komplementer melalui pendidikan dan pelatihan

dengan selalu mengutamakan keamanan dan efektifitas yang tinggi.

Upaya kesehatan diutamakan pada berbagai upaya yang mempunyai daya ungkit tinggi

dalam pencapaian sasaran pembangunan kesehatan utamanya penduduk rentan, antara

lain ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, dan keluarga miskin.

Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit dalam Pasal 1 menyebutkan

pengertian rumah sakit yaitu institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat

inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selanjutnya dikatakan bahwa Pelayanan Kesehatan

Page 2: Proposal Pkrs

Paripurna adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif, dan

rehabilitatif.

Mengacu kepada peraturan perundang-undangan tersebut di atas, kiranya dapat dinyatakan

bahwa di setiap rumah sakit harus dilaksanakan upaya peningkatan kesehatan, salah

satunya melalui kegiatan promosi kesehatan.

Fungsi Rumah Sakit ditingkatkan agar mampu melakukan dan membina upaya rujukan baik

rujukan medik maupun rujukan kesehatan. Peningkatan jaringan sistem rujukan adalah

dengan menentukan standar pelayanan untuk setiap jenjang pelayanan kesehatan. Dalam

hal ini peran serta masyarakat termasuk swasta perlu lebih ditingkatkan. Rumah Sakit yang

semula mempunyai tugas utama penyembuhan dan pemulihan kini bergeser fungsinya dan

dikembangkan menjadi pelayanan menyeluruh yang meliputi upaya promotif, preventif,

kuratif dan rehabilitatif serta pendidikan dan penelitian.

PKRS merupakan salah satu wujud pelayanan menyeluruh di Rumah Sakit dimana

masyarakat sebagai pemakai jasa Rumah Sakit diberi kesempatan untuk berperan serta

aktif dalam upaya penyembuhan penyakit maupun pencegahan penularannya.

B. DefinisiDivisi Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS) merupakan unit penunjang pelayanan

kesehatan promotif dibawah jajaran Divisi Pendidikan & Pelatihan RSUH yang

pembentukannya dicantumkan jelas dalam ketentuan Kepmenkes RI No.

1426/MENKES/SK/XII/2006. Kepmenkes ini kemudian digantikan oleh Permenkes RI No.

004 tahun 2012 yang menjelaskan tentang pentunjuk teknis promosi kesehatan rumah sakit.

PKRS adalah upaya Rumah Sakit dalam meningkatkan kemampuan pasien, klien dan

kelompok masyarakat sehingga individu maupun kelompok target ini dapat lebih mandiri

dalam mempercepat proses penyembuhan dan rehabilitasinya, kemandirian dalam

meningkatkan kesehatan, pencegahan masalah kesehatan, dan pengembangan upaya

kesehatan melalui pembelajaran yang sesuai latar belakang sosial budaya masing-masing.

PKRS dimulai sejak pasien masuk Rumah Sakit atau sejak pasien tersebut berinteraksi

dengan tenaga kesehatan. Pengalaman pertama pasien tersebut sangat mempengaruhi

kesuksesan Program Promosi Kesehatan Rumah Sakit. Penyuluhan kesehatan di Rumah

Sakit berupaya menggugah kesadaran dan minat pasien serta keluarganya untuk berperan

serta secara aktif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit. Karena itu

penyuluhan kesehatan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari program pelayanan

Rumah Sakit. PKRS di beberapa Rumah Sakit sudah dilaksanakan sejak lama, namun

Page 3: Proposal Pkrs

dalam pelaksanaannya belum sistematik dan tidak terorganisir secara terarah.

Kecenderungan yang terjadi adalah program PKRS dijalankan berdasarkan minat dan

kesempatan yarg dimiliki oleh beberapa petugas kesehatan tertentu saja.

Berbagai reaksi baik pro maupun kontra muncul terhadap penyuluhan kesehatan Rumah

Sakit antara lain kegiatan pelayanan demikian padat sehingga tidak ada waktu, tidak ada

biaya. Namun pendapat positif menyatakan bahwa upaya PKMRS dapat berkembang di

Rumah Sakit asal ada pengertian dan kemauan pengelola dan penyelenggaranya.

Peluang Promosi KesehatanBanyak sekali tersedia peluang untuk melaksanakan promosi kesehatan di rumah sakit.

Secara umum peluang itu dapat dikategorikan sebagai berikut.

a. Di dalam gedung. Di dalam gedung rumah sakit, PKRS dilaksanakan seiring dengan

pelayanan yang diselenggarakan rumah sakit. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di

dalam gedung, terdapat peluang-peluang promosi di berbagai area berikut:

1) PKRS di ruang pendaftaran/administrasi, yaitu di ruang di mana pasien/klien pertama

kali melapor/mendaftar sebelum mendapatkan pelayanan rumah sakit.

2) PKRS dalam pelayanan rawat jalan bagi pasien, yaitu di poliklinik-poliklinik seperti'

poliklinik kebidanan dan kandungan, poliklinik anak, poliklinik mata, poliklinik bedah,

poliklinik penyakit dalam, poliklinik THT, dan lain-lain.

3) PKRS dalam pelayanan rawat inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang rawat darurat,

rawat intensif, dan rawat inap.

4) PKRS dalam pelayanan penunjang medik bagi pasien, yaitu terutama di pelayanan

obat/apotik, pelayanan laboratorium, dan pelayanan rehabilitasi medik, bahkan juga

kamar mayat.

5) PKRS dalam pelayanan bagi klien (orang sehat), yaitu seperti di pelayanan KB,

konseling gizi, bimbingan senam, pemeriksaan kesehatan (check up), konseling

kesehatan jiwa, konseling kesehatan remaja, kesehatan lansia dan lain-lain.

6) PKRS di ruang pembayaran rawat inap, yaitu di ruang di mana pasien rawat inap

harus menyelesaikan pembayaran biaya rawat inap, sebelum meninggalkan rumah

sakit.

b. Di luar gedung. Kawasan luar gedung rumah sakit pun dapat dimanfaatkan secara

maksimal untuk PKRS, yaitu:

1) PKRS di Tempat Parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di lapangan/gedung

parkir sejak dari bangunan gardu parkir sampai ke sudut-sudut lapangan gedung

parkir.

Page 4: Proposal Pkrs

2) PKRS di Taman rumah sakit, yaitu baik taman-taman yang ada di depan,

samping/sekitar maupun di dalam/halaman dalam rumah sakit.

3) PKRS di dinding luar rumah sakit.

4) PKRS di tempat-tempat umum di lingkungan rumah sakit misalnya tempat ibadah

yang tersedia di rumah sakit (misalnya masjid atau musholla) dan di kantin/toko-

toko/kios-kios.

5) PKRS di pagar pembatas kawasan rumah sakit.

Strategi Promosi KesehatanSebagaimana disebutkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor

1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VIII/2005 tentang Pedoman

Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar utama Promosi Kesehatan

adalah:

PemberdayaanI. Pada hakikatnya pemberdayaan adalah upaya membantu atau memfasilitasi

pasien/klien, sehingga memiliki pengetahuan, kemauan, dan kemampuan

untuk mencegah dan atau mengatasi masalah kesehatan yang dihadapinya.

Karena itu, pemberdayaan hanya dapat dilakukan terhadap pasien/klien.

II. Dalam pelaksanaannya, upaya ini umumnya berbentuk pelayanan konseling

terhadap:

III. Bagi klien rawat jalan dapat dilakukan konseling, baik untuk mereka yang

menderita suatu penyakit (misalnya konseling penyakit dalam) maupun untuk

mereka yang sehat (misalnya konseling gizi, konseling KB). Bagi klien yang

sehat dapat pula dibuka kelompok- kelompok diskusi, kelompok-kelompok

senam, kelompok-kelompok paduan suara, dan lain-lain. Bagi pasien rawat

inap dapat dilakukan beberapa kegiatan, seperti:

o Konseling di tempat tidur (disebut juga bedside health promotion)

o konseling kelompok (untuk penderita yang dapat meninggalkan tempat

tidur)

o biblioterapi (menyediakan atau membacakan bahan-bahan bacaan

bagi pasien dan keluarga).

1) Bina Suasana

IV. Advokasi serta dijiwai semangat

Page 5: Proposal Pkrs

V. Kemitraan

C. Standar promosi Kesehatan di RS menurut WHO (2004)

1. Mewajibkan setiap RS memiliki kebijakan tertulis tentang promosi kesehatan.

Kebijakan ini harus diimplementasikan sebagai bagian dari keseluruhan system mutu

organisasi diRS yang bertujuan meningkatkan kesehatan.

2. Menjelaskan kewajiban institusi dalm hal pengkajian kebutuhan informasi pasien

untuk tahapan promosi kesehatan, pencegahan penyakit dan rehabilitasi penyakit.

3. Menyebutkan bahwa institusi harus menyediakan informasi terkait pada pasien

menyangkut faktor penyebab penyakitnya dan kondisi kesehatannya, dan

menyediakan layanan promosi kesehatan diberbagai aspek pelayanan kesehatan

pasien.

4. Mewajibkan institusi untuk mengembangkan institusi kerja yang sehat

5. Terdapat kesinambungan dan kerjasama dengan instansi atau unit kerja kesehatan

lain baik dalam RS maupun luar RS.

D. Unsur Penunjang:Beberapa unsur penunjang yang diperlukan agar program PKRS dapat dilaksanakan

sebaik-baiknya adalah:

1. Kesepakatan konsep

2. Kebijaksanaan yang menunjang

3. Tenaga

4. Sumber daya

5. Teknologi

6. Pengelolaan.

E. Tujuan

1. Pasien

Meningkatkan pengertian, sikap dan perilaku pasien tentang penyakitnya, sehingga

berkeinginan untuk mempercepat pemulihan serta berupaya untuk mencegah

terserang kembali penyakit yang sama.

Page 6: Proposal Pkrs

Mengembangkan pengertian dan sikap pasien tentang pemanfaatan fasilitas

kesehatan.

2. Keluarga pasien

Mengerti dan bersifat mendukung baik moril maupun materiil kepada pasien

dalam upaya penyembuhan penyakitnya

Membantu upaya pencegahan agar keluarga yang lain tidak tertular atau

mengalami penyakit yang sama

3. Masyarakat Lingkungan Rumah Sakit

Mempraktekkan perilaku hidup bersih dan sehat serta mendukung upaya

pencegahan penyakit menular.

4. Petugas Rumah Sakit

Memperpendek masa perawatan

Mencegah tejadinya komplikasi

Menurunkan angka infeksi nosokomial

Meningkatkan kemampuan komunikasi terapeutik antar pasien dengan keluarga,

masyarakat juga antar profesi kesehatan lain yang terkait.

                                      (Sumber: Pedoman Promosi Kesehatan, Depkes,2003)

F. Tahap pendekatan PKRS1) Tahap Satu : Penyuluhan melalui contoh-contoh :

a. Rumah Sakit : Gedung, Lingkungan, Informasi yang cukup

b. Petugas : penampilan bersih dan rapih, sikap simpatik, perilaku sehat.

2) Tahap dua: Penyuluhan melalui media : - Poster, Kaset audio/video

3) Tahap tiga: Penyuluhan melalui interaksi langsung antara petugas dan pasien.

G. Rencana program kerja PKRS:

1) Pembentukan tim promosi dan edukasi kesehatan bagi klien dan keluarga

2) Penyusunan tugas, wewenang dan tanggung jawab pengelola tim PKRS

3) Penyusunan pedoman / petunjuk teknis pelaksanaan PKRS

4) Penyusunan rancangan anggaran operasional PKRS

Page 7: Proposal Pkrs

5) Pengkajian kebutuhan edukasi pasien dan keluarga ditiap-tiap unit pelayanan

kesehatan di RSUH (membuat list)

6) Pelatihan intensif bagi tim PKRS terkait cara komunikasi efektif dan pembuatan media

promosi promosi kesehatan yang tepat sasaran

7) Pembuatan media edukasi dan media informasi kesehatan lainnya yang sesuai dengan

kebutuhan klien (umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan, penyakit)

8) Edukasi dengan mengadakan Penyuluhan Kesehatan baik didalam maupun diluar

gedung RSUH

9) Menyediakan informasi terkait apotek-apotek satelit untuk pasien & keluarga

10) Penyediaan ruang bibliotherapy dimana pasien, keluarga maupun petugas kesehatan

dapat menemukan sumber referensi atau informasi kesehatan yang dibutuhkan

11) Menyediakan Informasi tentang kesehatan & layanan yang ada di RSUH

12) Membangun komunikasi melalui media interaktif dengan masyarakat (Hospital visit for

group) serta pengenalan program PKRS melalui sosial media (Twitter, FB, Blog)

13) Seminar/Talkshow untuk awam ttg isu-isu kesehatan terkini.

14) Mengkoordinasikan parktek/kegiatan profesi mahasiswa diRS

15) Upaya pencegahan penyakit dan perubahan perilaku untuk hidup sehat

16) Pembentukan klub/group support penyakit2 tertentu (Senam sehat, Jantung sehat,

Diabetes, Senam Kesehatan) yang berfokus pada kegiatan preventif dan promotif agar

terbentuk tubuh dan jiwa yang sehat dan dapat bekerja dengan maksimal. Klub ini

terbuka bagi siapa saja yang ingin ikut serta baik bagi karyawan maupun masyarakat

umum. Rencananya akan diadakan sekali seminggu denngan durasi 1 jam setiap

pertemuan.

17) Pemberian Loyalty Card bagi pasien yang rutin menggunakan layanan RS (plan)

G. Struktur Organisasi PKMRS:

18) Ketua

19) Sekretaris

20) Koordinator (membawahi beberapa instalasi)

21) Perwakilan instalasi 17/18 Instalasi

H. Ruangan:

Bergabung dengan ruang Complaint Care (sementara)

Referensi:

Page 8: Proposal Pkrs

Djuhaeni, H., (1993). Kebijakan departemen kesehatan tentang pkmrs pada penyuluhan

kelompok bagi rs swanta se jabar Bandung, 5 juli 1993. Diakses online pada 6 Maret

2013 di

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/09/kebijakan_departemen_kese

hatan_tentang_pkmrs1.pdf

Pelayanan Kesehatan St. Carolus http://rscarolus.or.id/fasilitas-lainnya/pkrs/

Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo http://www.rscm.co.id/index.php?

bhs=in&id=OUR7000007

Suryana, S., Pelaksanaan Promosi Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (Studi Kualitatif Di

Rsud Liwa Kabupaten Lampung Barat) http://eprints.undip.ac.id/17301/1/3805.pdf