proposal peneelitian social capital-pemberdayaan ekonomi perempuan

13
A. JUDUL: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN MELALUI PEMBERIAN KREDIT MIKRO B. LATAR BELAKANG Ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi, banyak usaha-usaha besar yang dibangga-banggakan justru sebagian besar mengalami kebangkrutan/gulung tikar dan memberikan beban berat bagi negara dan bangsa. Sebaliknya usaha kecil yang selama ini dipandang sebelah mata mampu bertahan, bahkan berkembang. Ternyata, meskipun selama ini usaha kecil sering dianggap tidak ada perannya bahkan sering digusur, namun mereka mampu menunjukkan eksistensinya. Walaupun usaha kecil mempunyai daya juang luar biasa, namun untuk bertahan hidup dan berkembang perlu diberikan lingkungan berusaha dan dukungan- dukungan lain untuk meningkatkan daya saing dan daya tumbuhnya. Untuk itu isu pembinaan dan pengembangan usaha kecil (termasuk mikro), dan usaha menengah semakin digalakkan. Identifikasi kebutuhan dan masalah usaha kecil perlu terus dilakukan dalam upaya meningkatkan daya tumbuh dan daya saingnya. Wanita potensial untuk melakukan berbagai kegiatan produktif yang menghasilkan dan dapat membantu ekonomi keluarga, apalagi potensi tersebut menyebar di berbagai bidang maupun sektor. Wanita sangat

Upload: baiq-lily-handayani

Post on 30-Jul-2015

99 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Peneelitian Social Capital-pemberdayaan Ekonomi Perempuan

A. JUDUL: PEMBERDAYAAN EKONOMI PEREMPUAN MELALUI

PEMBERIAN KREDIT MIKRO

B. LATAR BELAKANG

Ketika Indonesia dilanda krisis ekonomi, banyak usaha-usaha besar yang

dibangga-banggakan justru sebagian besar mengalami kebangkrutan/gulung

tikar dan memberikan beban berat bagi negara dan bangsa. Sebaliknya

usaha kecil yang selama ini dipandang sebelah mata mampu bertahan,

bahkan berkembang. Ternyata, meskipun selama ini usaha kecil sering

dianggap tidak ada perannya bahkan sering digusur, namun mereka mampu

menunjukkan eksistensinya.

Walaupun usaha kecil mempunyai daya juang luar biasa, namun untuk

bertahan hidup dan berkembang perlu diberikan lingkungan berusaha dan

dukungan-dukungan lain untuk meningkatkan daya saing dan daya

tumbuhnya. Untuk itu isu pembinaan dan pengembangan usaha kecil

(termasuk mikro), dan usaha menengah semakin digalakkan. Identifikasi

kebutuhan dan masalah usaha kecil perlu terus dilakukan dalam upaya

meningkatkan daya tumbuh dan daya saingnya.

Wanita potensial untuk melakukan berbagai kegiatan produktif yang

menghasilkan dan dapat membantu ekonomi keluarga, apalagi potensi

tersebut menyebar di berbagai bidang maupun sektor. Wanita sangat

potensial dan memiliki kompetensi dalam pengembangan usaha kecil,

menengah maupun koperasi. Wanita dapat berperan sebagai pelaku bisnis,

pengelola, pembina/ pendamping, ataupun sebagai tenaga kerja. Dengan

potensi tersebut wanita potensial berperan aktif dalam proses recovery

ekonomi yang masih diselimuti berbagai permasalahan ini.

Dalam kondisi demikian kajian dengan tema wanita dan pengembangan

usaha, relevan untuk dibicarakan, khususnya dalam upaya menyiasati

pemulihan ekonomi serta meningkatkan kemandirian dan kemampuan

wanita.

Page 2: Proposal Peneelitian Social Capital-pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Wanita seringkali menjadi bagian dari kemiskinan. Berdasarkan data Survei

Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), pada pertengahan tahun 1999 jumlah

orang miskin sebesar 79,4 juta atau sekitar 39,1 persen dari total populasi

dan setengahnya adalah perempuan. Hasil Susenas 1996 dan 1999

menunjukkan rumah tangga miskin yang dikepalai perempuan bertambah

sebesar 45,9 %, dari 0,71 juta menjadi 1,03 juta. Pada tahun 2004 jumlah

penduduk miskin absolut tercatat sebesar 36,1 juta jiwa atau 16,66 % dari

total populasi. Dari jumlah tersebut jika dipisahkan menurut jenis kelamin

ternyata lebih banyak penduduk perempuan miskin dibanding laki-laki.

Rumah tangga miskin yang dikepalai perempuan meningkat menjadi 3,03

juta, dan jumlahnya makin bertambah dari tahun ke tahun. Dari uraian di

atas dapat dikatakan bahwa kemiskinan sangat dekat dengan perempuan.

Berdasar geografi, orang miskin lebih banyak di desa daripada di kota.

Berdasar gender, lebih banyak perempuan miskin dibanding lelaki miskin.

Masalah kemiskinan yang dihadapi oleh masyarakat khsususnya perempuan

sebagian besar diakibatkan oleh kemiskinan struktural. Kemiskinan

struktural ini adalah suatu kondisi di mana sekelompok orang berada di

dalam wilayah kemiskinan, dan tidak ada peluang bagi mereka untuk keluar

dari kemiskinan, bahkan juga anak-anaknya. Mereka terjebak dalam

lingkaran setan kemiskinan, dan bisa dikatakan mengalami “kemiskinan

abadi“. Jika seorang pemulung punya anak, dan dia tidak memiliki biaya

untuk memberikan gizi yang cukup, maka akan berdampak kepada

kecerdasan sang anak, lalu juga tidak punya biaya menyekolahkan anaknya,

maka seakan-akan keluar dari wilayah kemiskinan hanyalah sebuah angan-

angan. Dia akan terjebak ke dalam “kemiskinan abadi”, bahkan sampai ke

anak-anaknya.

Kemiskinan struktural merupakan suatu kemiskinan yang langgeng

disebabkan oleh orang-orang yang berada dalam lingkungan tersebut tidak

mampu mengakses sumber-sumber sosial ekonomi maupun politik. Oleh

karena itu sangat penting sekali untuk memudahkan akses bagi mereka,

khsususnya bagi kaum perempuan.

Page 3: Proposal Peneelitian Social Capital-pemberdayaan Ekonomi Perempuan

Perempuan sebagai satu-satunya pencari nafkah keluarga cenderung terus

bertambah karena migrasi musiman, keluarga berantakan, kematian atau

permanen migran dari “male breadwinner”, yang merupakan alasan dari

tumbuhkembangnya kepala keluarga tunggal.

Menurut Bank Dunia (2003), penyebab dasar kemiskinan adalah: (a)

kegagalan kepemilikan terutama tanah dan modal; (b) terbatasnya

ketersediaan bahan kebutuhan dasar, sarana dan prasarana; (c) kebijakan

pembangunan yang bias perkotaan dan bias sektor; (d) adanya perbedaan

kesempatan di antara anggota masyarakat dan sistem yang kurang

mendukung; (e) adanya perbedaan sumber daya manusia dan perbedaan

antara sektor ekonomi (ekonomi tradisional versus ekonomi modern); (f)

rendahnya produktivitas dan tingkat pembentukan modal dalam masyarakat;

(g) budaya hidup yang dikaitkan dengan kemampuan seseorang mengelola

sumber daya alam dan lingkunganya; (h) tidak adanya tata pemerintahan

yang bersih dan baik (good governance); (i) pengelolaan sumber daya alam

yang berlebihan dan tidak berwawasan lingkungan.

Hal itu seperti yang terjadi di Bangladesh, India. Sebuah lembaga yang

bernama Grameen Bank memulai usaha pada tahun 1976, sebagai sebuah

proyek percontohan yang dijalankan Muhammad Yunus merupakan

seorang profesor bidang ekonomi pedesaan di Chittagong University,

Bangladesh tenggara. Proyek itu kemudian membuktikan bahwa pemberian

kredit ke kaum papa bukanlah suatu yang mustahil. Kredit ke kaum papa itu

juga berperan memotong lingkaran kemiskinan, julukan bagi keadaan di

mana kaum miskin tetap miskin karena dia miskin dan demikian terus

berlaku secara turun-temurun tanpa menemukan jalan keluar. Si miskin juga

tetap makin terjerat karena mereka mendapatkan uang dari lintah darat atau

perantara yang menagih komisi tinggi dari si miskin.

Dari hasil pengamatannya selama tahun 1975 s/d 1976 Yunus

menyimpulkan bahwa kemiskinan terjadi bukan karena mereka malas dan

bodoh, tetapi karena masalah mendasar dalam system (kemiskinan

struktural), yaitu mereka tidak memiliki kesempatan terutama karena tidak

Page 4: Proposal Peneelitian Social Capital-pemberdayaan Ekonomi Perempuan

mempunyai modal. Untuk meminjam pada bank mereka tidak mempunyai

agunan. Pada pengamatan berikutnya,Yunus mengetahui bahwa ada jaminan

yang lebih berharga dari agunan yaitu social capital. Selain itu ia

berkeyakinan bahwa kelompok miskin mempunyai kemampuan terpendam

untuk mempertahankan hidup dan ini telah dibuktikan dengan eksistensi

mereka dari generasi ke generasi.

Grameen Bank sendiri mengucurkan pinjaman ke sekitar 6,61 juta warga,

sekitar 97 persen adalah wanita. Target bank itu adalah wanita karena

percaya bahwa wanita membuktikan diri sangat hati-hati mengalokasikan

uang di dalam keluarga.

Pemberdayaan adalah terminologi yang paling sering disejajarkan dan

digunakan dalam upaya poverty reduction. Pemberantasan kemiskinan

memerlukan keterlibatan perempuan dalam pembangunan sosial dan

ekonomi, kesempatan yang sama dan partisipasi penuh dan adil antara laki-

laki dan perempuan sebagai agen pembangunan berkelanjutan.

Pemberdayaan merupakan proses peningkatan kapasitas seseorang atau

kelompok dalam menentukan pilihan guna melakukan suatu aksi atau output

yang diinginkan. Pemberdayaan merupakan kombinasi antara dua faktor

yang saling terkait yakni agency dan struktur peluang. Agency yang

dimaksud adalah kemampuan seseorang dalam menentukan pilihan yang

berarti baginya. Sedangkan struktur peluang adalah berbagai aspek yang

membuat seseorang dapat berbuat sesuatu karena kemampuannya untuk

memilih. Dengan demikian, pemberdayaan dapat diartikan sebagai dalam

situasi dimana terdapat ketidakseimbangan relasi kekuasaan, maka

seseorang yang memiliki kapasitas yang memadai mampu melakukan

pilihanpilihan yang efektif serta dapat memperoleh benefit dari berbagai

upaya yang berusaha menekan angka kemiskinan.

Pemberdayaan perempuan yang dicanangkan dalam Millenium Development

Goals untuk mengurangi kemiskinan berwajah perempuan memiliki tiga

dimensi yaitu Human Capability, kemampuan manusia dalam hal

pendidikan, kesehatan dan gizi, dengan menghilangkan gap pendidikan bagi

Page 5: Proposal Peneelitian Social Capital-pemberdayaan Ekonomi Perempuan

perempuan dan laki-laki hingga sekolah menengah; Acces to resources and

opportunity, akses terhadap sumber daya dan kesempatan yang mengacu

pada aset ekonomi dan partisipasi politik; dan Security, terutama kerentanan

perempuan terhadap kekerasan.

Pemberdayaan perempuan dapat menekan angka kemiskinan dengan

mengubah dan memperbaiki hidup perempuan. Pemberdayaan perempuan

dapat dilakukan dengan pendekatan pembangunan berbasis hak, bahwa

setiap orang memiliki berbagai hak yang mendasar yang mana setiap negara

wajib untuk memajukan, meningkatkan dan melindungi hak-hak warga

negaranya, untuk hidup layak termasuk untuk tidak hidup dalam

kemiskinan.

Demikian juga di Kabupaten Jember, perempuan memiliki peran yang

sangat besar dalam membantu pengembangan ekonomi keluarga. Hal itu

terlihat dari banyaknya usaha kredit mikro yang dikelola oleh perempuan.

Khususnya di Kecamatan Patrang, banyak ibu-ibu yang mengelola usaha-

usaha kecil.

Oleh karena itu, dalam pengabdian masyarakat ini tim sangat tertarik untuk

mengkaji, merumuskan dan memberikan sosialisasi kepada para ibu-ibu

yang mempunyai usaha kecil.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa rumusan

masalah berikut:

1. Apakah kendala yang dihadapi oleh para perempuan di Kecamatan Patrang

dalam mengembangkan usahanya?

2. Bagaimanakah prospek usaha-usaha yang dilakukan oleh para perempuan

di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember?

C. TUJUAN

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah:

1. Untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi oleh para perempuan

di Kecamatan Patrang dalam mengembangkan usahanya.

Page 6: Proposal Peneelitian Social Capital-pemberdayaan Ekonomi Perempuan

2. Untuk mengetahui prospek usaha-usaha yang dilakukan oleh para

perempuan di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.

D. MANFAAT

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat bagi khalayak

sasaran sebagai berikut.

1. Dapat memberikan pandangan kepada masyarakat dan mengubah

paradigma berpikir masyarakat khususnya kaum perempuan dalam

mengelola usaha mikro mereka.

2. Dapat memberikan masukan bagi pemerintah, agar lebih memperhatikan

masyarakat dengan usaha mikro dengan kendala-kendala yang dihadapinya.

E. KHALAYAK SASARAN

Khalayak sasaran dalam program pengbdian masyarakat ini adalah, para

ibu-ibu yang memiliki usaha kecil di Kecamatan Patrang Kabupaten Jember.

F. METODE PELAKSANAAN

Program pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan cara mengumpulkan

ibu-ibu yang mempunyai usaha mikro, mereka dikumpulkan di salah satu

rumah penduduk setempat. Kemudian tim memberikan sosialisasi dan

pandangan mengenai usaha mikro. Kemudian berdasarkan kesepakatan

masyarakat dibentuklah sebuah kelompok yang bernama “WANITA

MANDIRI”. Dimana peran dari kelompok ini adalah membantu para ibu-

ibu untuk mengakses modal usaha, penguatan jaringan pemasaran dan

mengembangkan usahanya agar lebih maju.

G. PERSONIL KEGIATAN

Personil dari kegiatan ini adalah:

1. Baiq Lily Handayani, S.Sos 19830518 200812 2 001/Sosiologi

2. Dr. Syamsul Maarif, M.Si /Sosiologi

3. Hery Alfian, M.Si /HI

4. Moh. Habib /HI

5. Dien Vidia Rosa, S.Sos 19830320 200812 2 001/Sosiologi

Page 7: Proposal Peneelitian Social Capital-pemberdayaan Ekonomi Perempuan

H. DANA KEGIATAN

URAIAN JUMLAH

A. HONORARIUM.

1 Peneliti Utama 1 org/keg @ Rp. 1.500.000,00 Rp. 1.500.000,00

2 Anggota 1 org/keg @ Rp. 1.000.000,00 Rp. 1. 000.000,00

3Tenaga Lapangan 1 org/keg @ Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00

4Tenaga lapangan 1 org/keg @ Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00

5Tenaga lapangan 1 org/keg @ Rp. 500.000,00 Rp. 500.000,00

Jumlah Honorarium Rp. 4.000.000,00 Rp. 4.000.000,00

B. Bahan Habis Pakai

1 Kertas HVS5 rem @ Rp 50.000,00 Rp. 250.000,00 Rp. 250.000,00

2Pengetikan dan print Rp. 1.000.000,00 Rp. 1.000.000,00

Jumlah Bahan Habis Pakai Rp. 1.250.000,00 Rp. 1.250.000,00

C. Biaya Konsumsi

1 Makan pagi

Ketua, anggota

dan tenaga lapangan

@ Rp20.000 x 5 Org x20 Kali Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.000.000,00

2 Makan siang

Ketua, anggota

dan tenaga lapangan

@ Rp20.000 x 5 Org x20 Kali Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.000.000,00

Jumlah Biaya Konsumsi Rp. 4.000.000,00 Rp. 4.000.000,00

D. Dokumentasi, Sosialisasi. Dan konsumsi peserta penyuluhan dan pelatihan

Page 8: Proposal Peneelitian Social Capital-pemberdayaan Ekonomi Perempuan

1 Dokumentasi Rp. 1.000.000.00 Rp. 1.000.000.00

2Sosialisasi di Puger Rp. 3.000.000.00 Rp. 3.000.000.00

3Sosialisasi di Panti Rp. 3.000.000.00 Rp. 3.000.000.00

4Sosialisasi di Silo Rp. 3.000.000.00 Rp. 3.000.000.00

Jumlah Publikasi dan Dokumentasi Rp. 10.000.000.00 Rp. 10.000.000.00

E. Kesekertariatan

1 Laporan Rp. 750.000.00 Rp. 750.000.00

Jumlah Biaya Kesekertariatan Rp. 750.000.00 Rp. 750.000.00

F. Transportasi, Akomodasi, dan Komunikasi

1

Transportasi ke lokasi selama kegiatan

20 kali kunjungan x 5 orang Rp. 8.000.000.00 Rp. 8.000.000.00

2 Komunikasi Biaya Telp. Rp. 2.000.000,00 Rp. 2.000.000,00

Total Transportasi, Akomodasi dan Komunikasi Rp. 10.000.000.00 Rp. 10.000.000.00

Jumlah Total RP. 30.000.000,00

I. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

I.2 Metode Penelitian dan Analisis Data

I.3 Metode Penentuan Informan

Page 9: Proposal Peneelitian Social Capital-pemberdayaan Ekonomi Perempuan

3.4 Ruang Lingkup Penelitian