proposal pendirian apotik
DESCRIPTION
ApotekTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pada umumnya manusia pernah mengalami sakit walaupun sakit tersebut bisa
berupa sakit ringan, sakit sedang maupun sakit berat, sehingga resiko sakit adalah
merupakan resiko yang pasti dialami oleh manusia dan apabila hal ini terjadi yang
terpikir adalah obat, orang akan memilih untuk mengobati sendiri dengan menggunakan
obat yang dijual bebas atau berobat baik ke dokter, paramedis, apabila cara yang
ditempuh pertama tidak menyehatkan kondisi tubuhnya. Apabila seseorang memerlukan
obat pasti yang terpikir olehnya adalah mengunjungi Apotik untuk mencari obat yang
diperlukannya.
Adanya program pemerintah dimana dari pengalihan Subsidi BBM atau dikenal
dengan Program Konpensasi Pengalihan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM)
kepada masyarakat miskin untuk bidang Kesehatan dimana PT Askes (Persero) ditunjuk
sebagai pengelolanya maka kesempatan ini merupakan peluang yang baik karena PT
Askes (Persero) menjadi pangsa pasar potensial, dengan dikelola oleh Asuransi maka
pasar tidak menjadi tercerai berai tetapi menjadi terwadah, sehingga Apotik tinggal
menjali kerjasama dengan PT Askes (Persero) maka konsumen menjadi dapat digiring ke
Apotik.
PEMILIK
Apotik ini didirikan atas patungan beberapa orang yang terdiri atas :
1. Puput Agus Setiawan,
2. Dewi Kurnia
3. Agus Ramlan Hidayat
Para pendiri sepakat memberikan assetnya untuk menjadi modal perusahaan yaitu :
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 1
Tuan Agus Ramlan Hidayat memberikan sebagian Bangunan Gedung yang
terletak di Jl. Eickman No. 11 Bandung yang luasnya 72 m2, Bangunan gedung tersebut
tidak diserahkan sebagai asset Apotik tetapi diberikan untuk digunakan sebagai tempat
usaha dan Apotik tidak perlu membayar uang sewa selama 5 tahun. Untuk menilai
sebagai saham maka ditentukan nilai sewa per tahun Rp 20.000.000 sehingga sehingga
nilai saham Tuang Agus sebesar Rp 100.000.000.
Tuan Puput Agus Setiawan menyerahkan uang sebesar Rp 80.000.000 dan
peralatan Apotik berupa Lemari Obat, Kulkas, Alat Racikan, Meja Etalase yang
dinilai dengan uang sebesar Rp 20.000.000,
Dewi Kurnia menyerahkan sejumlah uang sebesar Rp 150.000.000 untuk modal
Apotik dan pengadaan peralatan lainnya serta untuk mengurus perizinan ke Dinas
Kesehatan dan Pemerintah Daerah.
Sehingga Struktur modal menjadi
Dewi Kurnia Rp 150.000.000 atau sama dengan 43 %
Puput Agus Setiawan Rp 100.000.000 atau sama dengan 28,5%
Agus Ramlan Hidayat Rp 100.000.000 atau sama dengan 28,5%
VISI MISI APOTIK IBNU SINA FARMA
VISI
Menjadi Apotik terbesar dan terlengkap di Kota Bandung
Misi
Turut serta dalam mewujudkan Program Pemerintah menuju Indonesia Sehat Tahun
2010, Menyediakan obat yang bermutu dan diperlukan oleh pelanggan, Meningkatkan
kesejahteraan bagi karyawan, dan memberikan keuntungan kepada stake holder.
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 2
NAMA ALAMAT
Nama Apotik adalah Apotik Ibnu Sina Farma, penggunaan nama Ibnu Sina adalah
karena Ibnu Sina merupakan tokoh terkemuka dalam ilmu kedokteran yang tulisannya
sampai dengan saat ini selalu menjadikan referensi dalam setiap pengobatan.
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 3
BAB II
MANAJEMEN
Struktur modal
Dalam menghimpun modal uantuk awal pendirian disamping uang tunai juga diperoleh
berupa benda yang dapat ditaksir untuk mendapatkan nilai modal. Setelah dilakukan
penghitungan atas modal yang disetor maka diperoleh sebagai berikut :
Dewi Kurnia Rp 150.000.000 atau sama dengan 43 %
Puput Agus Setiawan Rp 100.000.000 atau sama dengan 28,5%
Agus Ramlan Hidayat Rp 100.000.000 atau sama dengan 28,5%
Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Apotik Ibnu Sina Farma menganut line and staff dimana pemilik
sebagai lembaga tertinggi, sedangkan pengelolaan Apotik diserahkan kepada Apoteker
sebagai penanggung jawab Operasional keapotikannya, sedangkan untuk pengurusan
Administrasi dilakukan oleh Bagian Keuangan dan umum.
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 4
PEMILIK
KEUANGAN DAN UMUM
APOTEKER PENGELOLA APOTIK
SDM DAN ADMINISTRASI
KEUANGAN PEMBELIAN MARKETING&
PENJUALAN
Pel Adm, SDM
EDP
Pel Pembukuan
Pel Pemegang Kas
Penagiha
Staff Pembelian
Staff Penjualan
Staf Pemasaran
Staf
Planning
Pada tahun pertama konsentrasi diarahkan Introduction, network building and good
Image yaitu membangun jaringan pemasaran, memperkenalkan keberadaan Apotik,
kepada konsumen dan para dokter, membangun kerjasama dengan pemasok, dan
mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan penggunaan obat-obatan yang
digunakan oleh seluruh pasien-pasien. Pembangunan jaringan konsumen diarahkan
kepada kerjasama dengan Institusi yang mengelola Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
seperti PT Askes, Bringin Life, BNI Life, Asuransi Tugu Pratama, PT Jamsostek, PT
Nayaka, dan Asuransi-asuransi lainnya karena dengan bekerjasama dengan
penyelenggaran Asuransi Kesehatan maka dapat menggirin peserta asuransi tersebut,
penggunaan System informasi Manajemen yang mendorong terciptanya data-data yang
akurat, pasien mana saja yang pernah membeli, mengambil obat, karena data pasien
sangat diperlukan untuk memudahkan pembinaan konsumen, dan adanya customer
relationship. Pada tahun kedua merupakan tahun Pertumbuhan (growth) dimana
diupayakan dengan lebih memantapkan keberadaan Apotik yaitu dengan menyediakan
obat-obatan secara lengkap sehingga tidak ada istilah tidak ada obat, seluruh obat yang
diperlukan pasien dapat dilayani hal ini dapat dilihat pada pengalaman tahun sebelumnya
seberapa besar kebutuhan obat-obatan dalam kurun waktu per bulan, jenis obat apa saja
yang sering digunakan oleh pasien, dengan data record yang baik untuk obat-obat kronis
akan dapat terpantau kapan dibutuhkan oleh pasien, Apabila obat tidak ada di Apotik
maka akan diupayakan untuk mencari obat tersebut di apotik lain sehingga pasien tidak
keluar dan berpindah ke Apotik lain. Tahun ketiga pencapaian visi dengan tetap
memantapkan eksistensi Apotik juga meningkatkan konsumen individu sehingga dapat
diperoleh keuntungan yang lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Upaya-upaya
pembinaan terhadap konsumen terus dilakukan baik kepada Institusi maupun kepada
individu. Penambahan sarana apotik, kualitas dan kuantitas jenis obat sehingga tidak
ada lagi obat yang harus diperoleh di luar apotik. Penambahan sarana apotik sangat
diperlukan karena banyaknya konsumen yang datang menjadikan waktu pelayanan
semakin lama oleh karenanya diperlukan tambahan SDM guna mengimbangi pelayanan
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 5
kepada konsumen yang jumlahnya makin-hari-makin banyak sehingga kecepatan
pelayanan dapat dipertahankan, Adanya ruang tunggu yang representatif ditambah
dengan sarana entertaintment dapat mengalihkan konsentrasi konsumen yang sedang
menunggu panggilan untuk mengambil obat sehinga konsumen betah dan tidak mudah
kesal menunggu giliran mengambil obat.
Organizing
Pengelolaan Apotik diserahkan kepada Apoteker dimana apoteker dibantu oleh beberapa
staffnya bertanggung jawab mengelola, melayani konsumen, menyediakan obat,
pembelian obat serta bertanggung jawab berjalannya SIM obat (entry data keluar masuk
obat), sedangkan faktor pendukung adalah bagian Keuangan dan Umum membantu dan
mendukung setiap aktivitas yang dilakukan oleh Apoteker baik dari sisi finansial,
maupun Administrasinya. Dengan adanya pengelolaan yang terpisah antara fungsi
pembelian, fungsi penjualan, dengan fungsi keuangan maka akan terjadi suatu internal
kontrol yang dapat mencegah terjadinya penyalahgunaan kewenangan. Karena apabila
fungsi pembelian, penjualan dsatukan dengan penerimaan dan pembayaran maka peluang
untuk terjadinya manipulasi keuangan akan besar. Pelaporan keuangan dilakukan secara
periodik dengan menggunakan sistem yang baku sesuai dengan PSAK.
Controling
Fungsi pengawasan dilakukan oleh Pemilik berdasarkan pada laporan yang dibuat oleh
Apoteker dan Bagian Keuangan dan Umum. Setiap bulan Apoteker mempunyai tugas :
1. Melakukan cek fisik stock obat dan kemudian membuat laporannya.
2. Melaporkan penerimaan dan pengeluaran obat dalam kurun waktu satu bulan.
3. Melaporkan penjualan obat per Instansi Asuransi penyelenggara JPK,
Sedangkan untuk bagian keuangan dan Umum membuat laporan
1. Laporan keuangan bulanan untuk seluruh kegiatan yang berupa :
Laporan rugi laba per bulan
Neraca saldo per bulan
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 6
Laporan Piutang per bulan
Laporan Hutang per bulan
2. Laporan Kepegawaian per semester meliputi.
Laporan jumlah / mutasi pegawai selama 1 semester
Laporan perubahan anggota keluarga pegawai
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 7
BAB III
SUMBER DAYA MANUSIA
Sumber daya manusia merupakan unsur terpenting dalam setiap organisasi oleh
karenanya dalam pendirian Apotik ini perlu direkrut pegawai yang mempunyai motivasi,
loyalitas yang tinggi dengan tingkat kompetensi dan kapabilitas yang layak untuk
mengoperasionalkan apotik oleh karenanya perlu SDM yang sudah berpengalaman
dalam mejalankan Apotik. Pola recruitment bisa dengan mengajak apoteker yang saat ini
bekerja di bagian Instalasi Farmasi RSHS, sehingga mempunyai penglaman yang
memadai tentang kebutuhan obat bagi seluruh pasien RSHS. Untuk bagian pelayanan
direkrut dengan kualifikasi dari SAA (sekolah Asisten Apoteker) atau D III Farmasi.
Untuk dibagian Keuangan diperlukan pegawai yang berpengalaman dalam bidang usaha
perdangangan, menguasai perpajakan dan ketatausahan. Selengkapnya mengenai criteria
pegawai yang akan direkrut adalah sebagai berikut :
Kualifikasi Apoteker
Sarjana Farmasi (Apt) dengan pengalaman minimal 3 th dengan IPK min 2,75
Pria /Wanita usia maksimal 35 th
Mampu bekerja dalam tekanan
Mempunyai loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas
Mampu mengoperasikan computer dengan baik khususnya Software MS office
Jumlah yang diperlukan 1 orang
Kualifikasi Bagian Keuangan dan umum
Sarjana Ekonomi dengan pengalaman minimal 3 tahun dengan IPK minim 2,75
Pria / Wanita usia maksimal 35 th
Mempunyai loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas
Mampu mengoperasikan computer dengan baik khususnya Software MS office
Mampu bekerja dibawah tekanan
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 8
Berpengalaman dalam perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan.
Jumlah yang diperlukan 1 orang
Kualifikasi Staff Keuangan dan umum
Pendidikan D III Akuntansi, Manajemen, Sekretaris dengan IPK minimal 2,75
Pria / wanita usia maksimal 27 tahun
Mempunyai loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas
Mampu mengoperasikan computer dengan baik khususnya Software MS office
Menguasai ketentuan perpajakan
Jumlah yang diperlukan masing-masing 1 orang
Kualifikasi Staff Apoteker Bagian Pelayanan/Penjualan
Pedidikan D III Farmasi, SAA minimal berpengalaman 1 tahun
Mempunyai loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas
Mampu mengoperasikan computer dengan baik khususnya Software MS office
Jumlah yang diperlukan 12 orang
Kualifikasi Staff Pembelian & Pemasaran
Pendidikan D III Ekonomi, Manajemen berpengalaman 2 tahun
Mempunyai loyalitas dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas dan enerjik
Mampu mengoperasikan computer dengan baik khususnya Software MS office
Jumlah yang diperlukan 4 orang
Recruitment
Untuk jabatan Apoteker akan lebih baik jika diambil dari pegawai Instalasi
Farmasi RSHS karena dengan demikian mempunyai pengetahuan yang memadai tentang
obat-obatan yang sering digunakan dan akan memudahkan akses jika memerluan
pendekatan kepada manajemen RSHS, sedangkan untuk staff bisa dengan memasang
pengumumnan pada harian umum Pikiran Rakyat pada kolom lowongan kerja, begitupun
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 9
dengan tenaga staff keuangan dan umum. Sedangkan untuk jabatan Bagian keuangan
bisa dengan merekrut pada pegawai PBF karena dengan demikan pegawai tersebut
mempnyai pengetahuan yang memadai mengenai jaringan penjual obat, berpengalaman
dalam penjualan obat, mengetahui harga-harga obat dan mempunyai pengetahuan
tentang perpajakan yang berkaitan dengan perdagangan obat-obatan.
Dari para pendaftar yang berminat akan dilakukan seleksi dengan cara :
1. Test psikotest
2. Test pengetahuan umum
3. Test bidang Tugas
4. Test Wawancara
Motivating
Motivasi adalah yang melatarbelakangi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh
karenanya untuk meningkatkan produktivitas perlu dibangun motivasi dengan
memberikan penghargaan baik secara financial maupun secara non finasial :
Penghargaan secara financial
Disamping gaji dan tunjangan, diberikan juga dengan perlindungan asuransi
sesuai dengan ketentuan Pemerintah mengenasi undang-undang jaminan social
tenaga kerja, diberikan juga berupa insentif atas pencapaian keuntungan dalam
satu bulan tentunya besarannya relative karena disesuaikan dengan keuntungan
yang diperoleh dalam bulan tersebut.
Penghargaan non finasial
Sesuai dengan teori maslow dimana pada tingkat tertentu seseorang memerlukan
self actualities maka penghargaanpun diberikan melalui pujian sebagai pegawai
teladan of the month, kesempatan berpromosi yang lebih besar, dan adanya
kenaikan golongan atau status.
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 10
Punishment
Disamping penghargaan perlu juga adanya punishment karena dengan
hukuman orang akan lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya dan
membuat orang akan bekerja dengan benar atau supaya tidfak keluar dari rambu-
rambu yang telah digariskan. Penghargaan dan hukuman harus sebanding dimana
keberhasilan seseorang harus mendapat penghargaan sebagaimana layaknya
sedangkan kesalahan harus mendapat hukuman setimpal dengan perbuatannya.
Kami yakin bahwa penghargaan dan hukuman dapat menimbulkan motivasi dan
sangat positif dalam pekerjaan. Hukuman akan membuat seseorang bekerja sesuai
dengan aturan yang telah digariskan sedangkan penghargaan berpengaruh kepada
motivasi untuk memperoleh hasil yang lebih.
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 11
BAB IV
MARKETING
Seperti disampaikan di atas bahwa focus pertama pemasaran adalah bekerjasama
dengan institusi penyelenggaran jaminan pemeliharaan kesehatan karena dengan
bekerjasama dengan asuransi yang menyelengaragakn JPK market share akan cepat
terbagi sehingga eksistensi Apotik akan cepat dikenal oleh konsumen, dan mempercepat
kenaikan omzet perusahaan.
Product Profile
Melihat statusnya sebagai apotik dimana hanya sebagai pedagang eceran obat-
obatan maka product yang dijual adalah hasil karya dari produsen obat tersebut dan pada
dasarnya seluruh obat telah dipouksi dengan system Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB) sehingga seluru obat yang diproduksi mempunyai kualitas yang sama apabila
mempunyai takaran dan isi yang sama baik obat generic dan obat paten. Namun
demikain mengingat kebiasaan masyarakat Indonesia yang selalu mempertimbangkan
kemasan maka setiap obat yang terjual dapat dikemas dengan dengan kemasan yang baik
meskipun obat yang diberikan adalah generik, atau obat lainnya yang kemasan pabriknya
kurang bagus tetapi dapat diganti dengan kemasan Apotik yang menarik.
Yang paling baik dilakukan adalah tempat yang representative baik konter
pelayanan maupun ruang tunggu yang nyaman dan entertaint. Sehingga konsumen akan
betah tinggal menunggu giliran mengambil obat dan terdorong untuk berkunjung
kembali apabila mendapat pelayanan di RSHS untuk mengambil obat. Menyediakan
minuman dan permen dapat memberikan nilai tambah bagi Apotik karena pada
umumnya konsumen mengambil obat pada waktu-waktu menjelang siang setelah
dilakukan pemeriksaan di Poli-poli yang biasanya buka pada pukul 08.30 s.d. 11.00.
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 12
Marketing Mix 4 P
Product
Product yang ditawarkan adalah product dari pabrik obat yang tentunya obat yang
tiawarkan merupakan product dari pabrik yang telah dikenal oleh masyarakat sehingga
adanya kepercayaan dari konsumen akan mutu obat. Sedangkan ragam obat yang
ditawarkan disamping berdasar experience juga berpedoman pada drug of choice dari
Institusi penyelenggara JPK karena pada umumnya Institusi penyelenggara JPK
mempunyai drug of choice.
Price
Harga yang ditawarkan dibedakan untuk pasien umum dengan pasien dari
Institusi penyelenggara JPK karena Institusi penyelenggara JPK mempunyai patokan
harga tersendiri. Khusus untuk pasien umum diberikan harga dengan ketentuan harga
dasar dikali factor pelayanan (1,35)
Place
Karena focus pemasaran adalah Institusi penyelenggara JPK maka lokasi yang
diperoleh harus berdekatan dengan RSHS sehingga tidak terjadi keluhan peserta, karena
jika terjadi keluhan konsumen maka konsumen akan menyampaikan keluhan tersebut
kepada Institusi penyelenggara JPK dan akhirnya perjnjian kerjasama dapat diputuskan
oleh Institusi penyelenggara JPK karena baginya merupakan citra buruk dan konsumen
menjai tidak loyal dan dapat berpindah ke penyelenggaran lain.
Promotion
Kegiatan promosi dapat disampaikan dengan memanfaatkan berbagai media
massa seperti surat kabar, media radio, dan institusi tempat konsumen bekarja, dan
spanduk, serta petunjuk arah sehingga konsumen tidak kesulitan untuk menemukan
lokasi Apotik.
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 13
BAB V
STATISTIK
Dari informasi penggunaan obat oleh pasien RSHS diperoleh gambaran tentang
jumlah biaya yang dikeluarkan oleh masing-masing penyelenggaran Jaminan
Pemeliharaan Kesehatan seperti tabel di bawah ini :
REKAPITULASI BELANJA OBAT PASIEN RSHS
TAHUN 2005
NO BULANOBAT
JUMLAHPT ASK PT BRL PT JMST PT NYK PT BNL
1 Januari 1.060.817.779 159.122.66
7 986.560.534 84.865.42
2 243.988.08
9 2.535.354.492
2 Pebruari 1.535.079.416 230.261.91
2 1.427.623.857 122.806.35
3 353.068.26
6 3.668.839.804
3 Maret 1.450.843.134 217.626.47
0 1.349.284.115 116.067.45
1 333.693.92
1 3.467.515.090
4 April 1.068.505.628 160.275.84
4 993.710.234 85.480.45
0 245.756.29
4 2.553.728.451
5 Mei 1.238.984.000 185.847.60
0 1.152.255.120 99.118.72
0 284.966.32
0 2.961.171.760
6 Juni 1.385.621.341 207.843.20
1 1.288.627.847 110.849.70
7 318.692.90
8 3.311.635.005
7 Juli 1.336.102.618 200.415.39
3 1.242.575.435 106.888.20
9 307.303.60
2 3.193.285.257
8 Agustus 1.427.417.491 214.112.62
4 1.327.498.267 114.193.39
9 328.306.02
3 3.411.527.803
9 September 1.249.843.177 187.476.47
7 1.162.354.155 99.987.45
4 287.463.93
1 2.987.125.193
10 Oktober 1.528.377.260 229.256.58
9 1.421.390.852 122.270.18
1 351.526.77
0 3.652.821.651
11 Nopember 1.416.951.183 212.542.67
7 1.317.764.600 113.356.09
5 325.898.77
2 3.386.513.327
12 Desember 1.141.943.498 171.291.52
5 1.062.007.453 91.355.48
0 262.647.00
5 2.729.244.960
JUMLAH 15.840.486.525 2.376.072.97
9 14.731.652.468 1.267.238.92
2 3.643.311.90
1 37.858.762.795
Jika dilihat dari total biaya sebesar Rp 37.858.762.795 dan jumlah apotik yang melayani
sebanyak 4 Apotik merupakan prospek yang sangat baik sehingga market share masih
dapat dibagi.
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 14
Market Share
Dengan melihat jumlah realisasi setahun dan apotik yang melayani sebanyak 4
Apotik maka pada tahun pertama market share minimum harus dapat tercapai sebesar
3% atau sesuai dengan omzet Rp 1.135.762.883 atau dalam satu bulan rata-rata Rp
454.305.153. Setiap tahun market share harus dapat ditingkatkan karena kelengkapan
obat sudah terjamin dan pasien telah banyak mengenal untuk itu dalam tahun kedua
market share dapat mencapai minimum 6% dan pada tahun ketiga dapat mencapai 12%.
Trend Analisis
Trend kenaikan biaya obat setiap tahun cenderung naik hal ini mengingat kondisi
perekonomian Indonesia yang menunjukan nilai rupiah cenderung menurun jika
dibandingkan dengan nilai dollar Amerika, sedangkan dalam pembuatan obat bahan baku
yang diperlukan masing tergantung pada Import, oleh karenanya biaya obat selelu
cenderung naik, namun Pemerintah selaku pemegang regulator selalu memberikan
kebijakan-kebijakan yan dapat menekan ongkos produksi misalnya dengan mengurangi
pajak import bahan baku obat, mengalihkan subsidi BBM yang selama ini inikmati oleh
kalangan mampu, dialhkan untuk jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin, seperti
pada tahun 2005 ini suluruh masyarakat miskin pembiayaan kesehatannya ditanggung
oleh Pemerintah sehingga konsumen akan meningkat karena masyarakat miskin yang
sebelumnya tidak mempunyai kekuatan daya beli ntuk pembiayaan kesehatan menjadi
mempunyai kemampuan uantuk membeli karena ditanggung oleh Pemerintah. Hal ini
tentunya akan mendorong trend kenaikan daya beli obat yang sangat signifikan karena
jumlah masyarakat miskin di Bandung + 1 juta orang ditambah dengan masyarakat
miskin yang datang ke Bandung yang dirujuk oleh Rumah sakit di luar Bandung maka
akan menambah jumlah kosumen yang memerlukan obat.
Angka kesakitan secara nasional adalah sebesar 12% dari jumlah penduduk dan
angka rujukan sebesar + 10% dengan keberhasilan penyuluhan sehingga masyarakat
mengerti akan hak-haknya maka masyarakat miskin akan menjadi lebih berani untuk
pergi ke Rumah Sakit untuk berobat.
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 15
TREND BELANJA OBAT TAHUN 2005
-200.000.000400.000.000600.000.000800.000.000
1.000.000.0001.200.000.0001.400.000.0001.600.000.0001.800.000.000
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
BULAN
REALISASI Series1
Kecenderungan pemanfaatan fasilitas pelayanan menjadi semakin tinggi dari
tahun ketahun hal ini dimungkinkan dengan adanya program pemerintah dari Program
Kompensasi Pengalihan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) pada bidang
Keseshatan dimana seluruh masyarakat miskin kesehatannya dijamin Pemerintah,
sehingga akan mengangkat angka kunjungan ke Rumah Sakit.
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 16
BAB VI
ACCOUNTING AND FINACIAL
Laporan keuangan
- Neraca awal
Neraca awal pada 0 tahun
AKTIVA PASSIVA
Cash
Peralatan Apotik
Persediaan Obat
Modal Dewi
Modal Puput
Modal Agus
Hutang Obat
- Income Statement 3 th
- Arus Kas
- Neraca 3 th
- Perubahan Ekuitas
Analisa Keuangan
- Cash flow
- NPV
- IRR
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 17
BAB VII
MANAJEMEN STRATEGI
Mengingat Apotik Ibnu Sina Farma merupakan pendatang baru dalam persaingan
merebut pasien yang memanfaatkan pelayanan RSHS maka diperlukan suatu strategi
khusus agar mampu bersaing dengan Apotik-apotik yang telah ada sebelumnya dan
memanfaatkan celah yang ada sehingga dapat mampu eksis ditengah-tengah cara
begeraknya Apotik yang sudah lama berdiri. Dengan memanfaatkan celah tersebut
Apotik Ibnu Sina Farma harus tetap dapat eksis dan menjadi besar sesuai dengan visi dan
target market share sampai dengan tahun ketiga namun tidak hanya berhenti sampai
dengan tahun ketiga tetapi terus eksis sampai dengan apa yang dicita-citakan sbagai
Apotik terbesar dan terlengkap di kota Bandung menjadi terwujud. Untuk mengimbangi
Apotik-apotik yang telah ada sebelumnya dan menentukan cara bergerak maka harus
dilihat dari sisi SWOT analisis sehingga dapat diperoleh mana yang harus diprioritakan
untuk dilakukan. Dari hasil pengamatan lapangan maka diperoleh kondisi SWOT atas
Apotik Ibnu Sina.
Strength (Kekuatan)
Yang menjadi kekuatan dari Apotik Ibnu Sina Farma adalah :
Kerjasama dengan Institusi penyelenggaran Asuransi jaminan Pemeliharaan
Kesehatan,
Letak yang strategis karena dekat dengan Rumah Sakit yang merupakan top
referal di Jawa Barat.
Adanya dukungan dari Pedagang Besar Farmasi (PBF) dan Pabrikan obat tentang
jaminan ketersediaan obat,
Ruang tunggu yang representatif dan adanya unsur entertainment di ruang tunggu,
Weakness (Kelemahan)
Apotik baru berdiri sedangkan beberapa yang sudah ada sudah berdiri sejak lama,
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 18
Pada awal tahun pendirian kemungkinan beberapa obat yang sering digunakan
oleh konsumen belum tersedia.
Konsumen belum mengetahui keberadaan Apotik
Opportunity (Peluang)
Adanya program Pemerintah dimana Jaminan Pelayanan Kesehatan bagi
Masyarakat Miskin ditanggung Pemerintah,
Apotik yang kerjasama dengan Institusi penyelenggaran Asuransi JPK masih
relatif kecil,
Apotik yang kerjasama dengan Institusi penyelenggaran Asuransi JPK sudah over
load untuk melayani konsumen,
Threat (Ancaman)
Adanya apotik yang dimiliki oleh koperasi Pegawai RSHS sehingga
dimungkinkan adanya resistensi dari pihak RSHS.
Bisnis Policy
Dengan berdasar pada analisa SWOT maka strategi bisnis yang akan diterapkan
adalah pertama mereduksi akibat dari Weaness dan trheat yaitu dengan cara memasang
spanduk yang berukuran besar pada beberapa lokasi yang merupakan tempat
berkumpulnya konsumen, meminta data dari Pihak Rumah Sakit mengenai keluhan
pasien yang berkunjung, dengan melihat rangkingnya dan apa kebiasaan dokter dalam
menulis resep untuk mengobati penyakit pasien tersebut, memperoleh data dari
penyelenggaran jaminan pemeliharaan kesehatan tentang penggunaan obat yang sering
diklaim oleh Apotik yang sudah mejalin pejanjian Kerjasama sehingga obat yang sering
digunakan oleh konsumen dapat lebih diprioritaskan segera disediakan. Disamping itu
akan diupayakan Apotik Ibnu Sina Farma menjadi yang terdahulu dengan menerapkan
waktu pelayanan selama 24 jam dan waktu pelayanan per konsumen dapat lebih cepat
dari pada Apotik-apotik lain.
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 19
Pemasangan spanduk juga tidak hanya memperkenalkan keberadaan Apotik tetapi
juga mengedepankan keunggulan yang akan diterima oleh konsumen apabila
memanfaatkan jasa Apotik Ibnu Sina Farma. Yang tak kalah pentingnya dalam bisnis
policy adalah dengan mensponsori kegiatan yang dilakukan oleh Institusi yang
menyelenggarakan JPK sehingga adanya keeratan hubungan sehingga dapat memperkecil
birokrasi dan adanya kemudahan yang khusus diberikan kepada Apotik Ibnu Sina Farma.
PROJECT TOPIK KHUSUS SIM Hal. 20