proposal 03 integrated dan corporate farming sebagai solusi penataan ruang di kuningan kota,...
TRANSCRIPT
PROPOSALINTEGRATED
DANCORPORATE FARMING
SEBAGAI SOLUSI PENATAAN RUANGDI
KUNINGAN KOTA,KABUPATEN KUNINGAN,PROPINSI JAWA BARAT
KOPPOR - Kuningan(Koperasi Peternak dan Petani Organik)JL Olah Raga No. 206, Cipari - Kuningan 45552Tlp. 0232 8881485, Hp 081222095666 ; 081316315968email : [email protected]
“ KOTORAN SAPI ADALAH BERKAHBUKAN LIMBAH
YANG MENCEMARI LINGKUNGAN “
Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Gambar Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan
11 iiiiii
DAFTAR ISI
Kesimpulan ................................................................................................................ i
Daftar Isi................................................. ................................................................... iii
Daftar Tabel................................................................................................................ Iv
Daftar Gambar .................. ....................................................................................... v
I. PENDAHULUAN........................................... ………………………………………….. I - 1
I.1. LATAR BELAKANG .................................................................................... I - 1
I.2. PERMASALAHAN....................................................................................... I - 2
I.3. PEMECAHAN MASALAH............................................................................ I - 5
I.4 TUJUAN PEMBUATAN PROPOSAL ........................................................... I - 6
I.5 MANFAAT PEMBUATAN PROPOSAL......................................................... I - 7
II. STRATEGI DAN RENCANA KERJA..................................................................... II - 1
II.1. INTEGRATED FARMING............................................................................ II - 2
II.2. CORPORATE FARMING............................................................................ II - 4
II.3. TAHAPAN KEGIATAN ................................................................................ II - 6
II.4. JADUAL KEGIATAN ................................................................................... II - 9
II.5. ORGANISASI CORPORATE FARMING...................................................... II - 9
II.6. PRODUK AKHIR ........................................................................................ II - 11
II.7. KEBERLANJUTAN KEGIATAN ................................................................... II - 11
III. RENCANA ANGGARAN....................................................................................... III - 1
IV. PRODUK AKHIR ................................................................................................. IV - 1
V. KEBERLANJUTAN PROGRAM............................................................................ V - 1
Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Gambar Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan
11 iivv
DAFTAR TABEL
Tabel II.1. Jadual Pembangunan Ternak Estate......................................................... II - 11
Tabel III.1. Rencana Anggaran Biaya Ternak Estate ................................................... III - 1
Daftar Isi, Daftar Tabel dan Daftar Gambar Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan
11 vv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1. Peta Lokasi Kabupaten Kuningan di Jawa Barat .................................. I - 1
Gambar I.2. Peta Lokasi Kecamatan Cigugur di Kabupaten Kuningan ..................... I - 1
Gambar I.3. Lokasi Kandang Sapi di tengah Pemukiman Penduduk, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan ........................................................................................... I - 2
Gambar I.4. Sapi di Kandang, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan...................... I - 3
Gambar I.5. Pembuangan Limbah Sapi ke Saluran Air, di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan ........................................................................................... I - 3
Gambar I.6. Peta Aliran Air yang Terkena Pencemaran Limbah Sapi, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan ........................................................................................... I - 3
Gambar I.7. Sumber Air yang Terkena Pencemaran Limbah Sapi, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan ........................................................................................... I - 4
Gambar I.8. Kolam Renang sebagai Habitat Ikan Dewa, di Kecamatan Cigugur, Kabupate Kuningan ........................................................................................... I - 4
Gambar I.9. Taman Purbakala di Tengah Pemukiman Penduduk, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan ........................................................................................... I - 5
Gambar I.10. Bangunan Pengolah Limbah Sapi, di Kelurahan Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.......................................................................... I - 6
Gambar I.11. Lokasi Ternak Estate, di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan ..... I - 7
Gambar II.1. Diagram Strategi Pemecahan Masalah............................................... II - 1
Gambar II.2. Tumpukan Limbah Sapi Padatan, di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan.......................................................................... II - 2
Gambar II.3. Deputi VII Menko Kesra di Stand KOPPOR pada Acara GKPM di JakartaConvention Center, 14 – 16 Agustus 2009................................ II - 4
Gambar II.4. Struktur Pengelolaan Ternak Estate, di Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan ........................................................................................... II - 6
Gambar II.5. Suasana Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Sapi Bertempat di Salah Satu Madrasah di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan ................................................ II - 7
Gambar II.6. Rencana Lokasi Ternak Estate di Kelurahan Cipari, Kec. Cigugur ........ II - 9
Gambar II.7. Struktur organisasi Corporate Farming................................................ II - 11
Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 1
BAB IPENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG
Kabupaten Kuningan terletak di titik koordinat 108°23' - 108°47' Bujur Timur dan 6°47' - 7°12'
Lintang Selatan. Dilihat dari posisi geografisnya Kuningan terletak di bagian Timur Jawa Barat
berada pada lintasan jalan regional yang menghubungkan Kota Cirebon dengan wilayah
Priangan Timur dan sebagai jalan alternatif jalur
tengah yang menghubungkan Jawa Barat dengan
Jawa Tengah.
Gambar I.1. Peta Lokasi Kabupaten Kuningan di Jawa Barat.
Secara administratif Kabupaten Kuningan terdiri
dari 32 kecamatan, 13 kelurahan dan 357 desa dan
berbatasan dengan :
· Sebelah Utara : Kabupaten Cirebon
· Sebelah Timur : Kabupaten Brebes (Jawa Tengah)
· Sebelah Selatan : Kabupaten Ciamis dan Cilacap (Jawa Tengah)
· Sebelah Barat : Kabupaten Majalengka
Gambar I.2. Peta Lokasi Kecamatan Cigugur di Kabupaten Kuningan.
Kuningan Kota sebagai ibukota
Kabupaten Kuningan berada di kaki
Gunung Ciremai dan terletak di titik
koordinat 6°45' - 7°50' Lintang
Selatan dan 105°20' - 108°40'
Bujur Timur. Kondisi geografis
Kuningan sebagaimana daerah
Kab. Kuningan
Kuningan
Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 2
lainnya yang terletak di kaki Gunung Ciremai, berbukit-bukit dan ketinggiannya bervariasi mulai
dari 630 m dpl (di atas permukaan laut) sampai dengan 700 m dpl. Kuningan Kota sebagai
ibukota Kabupaten Kuningan mencakup 13 (sembilan belas) kelurahan yang berada di dua
kecamatan, yaitu Kecamatan Kuningan ( 8 kelurahan) dan Kecamatan Cigugur (5 kelurahan).
Dua dari tiga belas kelurahan yang berada di wilayah Kuningan, yaitu Kelurahan Cipari dan
Kelurahan Cigugur merupakan sentra ternak sapi perah yang sudah berjalan belasan tahun.
Populasi sapi perah yang menjadi andalan mata pencaharian sebagian besar penduduk di
kedua kelurahan tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun, hingga pada akhir tahun 2008
populasinya mencapai sekitar 3.000 ekor, 1.800 ekor di Kelurahan Cipari dan 1.200 ekor di
Kelurahan Cigugur.
I.2. PERMASALAHAN
Usaha ternak sapi perah di Kabupaten Kuningan dan khususnya di Kelurahan Cipari dan
Cigugur dilakukan secara tradisional dan turun temurun. Kandang-kandang sapi hampir
semuanya berada dikawasan permukiman, di pekarangan belakang dan bahkan menempel
dengan rumah sebagai tempat tinggal pemilik ternak. Pada awalnya keberadaan kandang-
kandang ternak di permukiman tidak mengganggu kehidupan sehari-hari masyarakat setempat
dan masyarakat di sekitarnya. Namun, seiring dengan perkembangan jumlah penduduk yang
semakin pesat dan penurunan daya dukung lingkungan, keberadaan kandang-kandang ternak
semakin mengganggu dan berdampak negatif bagi kelestarian lingkungan dan kehidupan sosial
masyarakat di sekitarnya. Jumlah kandang ternak di
kedua kelurahan diperkirakan mencapai 600 kandang
untuk menampung populasi sapi 3.000 ekor atau
kepadatan 5 (lima) ekor sapi per kandang.
Gambar I.3. Lokasi Kandang Sapi di tengah Pemukiman Penduduk, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.
Usaha ternak sapi perah, selain menghasilkan susu sebagai sumber protein hewani dan
mempunyai nilai ekonomi, juga menghasilkan limbah berupa limbah padatan dan limbah cairan.
Limbah dari usaha peternakan sapi perah berpotensi mencemari lingkungan apabila tidak
Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 3
ditangani dengan baik. Dengan populasi sapi perah di
kedua kelurahan mencapai 3.000 ekor, maka limbah
padatan yang dihasilkan sekitar 30.000 kg/hari
(asumsi setiap ekor sapi m enghasilkan 10 kg limbah
padat per hari).
Gambar I.4. Sapi di Kandang, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.
Gambar I.5. Pembuangan Limbah Sapi ke Saluran Air, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.
Berdasarkan pengamatan di lapangan, hampir semua
peternak sapi perah di Kelurahan Cipari dan Cigugur
membuang limbah ke badan sungai / solokan tanpa
pengolahan terlebih dahulu, sehingga terjadi pencemaran lingkungan. Pencemaran ini
disebabkan oleh aktivitas peternakan, terutama berasal dari limbah yang dikeluarkan oleh
ternak yaitu feses, urine, sisa pakan, dan air sisa pembersihan ternak dan kandang.
Gambar I.6. Peta Aliran Air yang Terkena Pencemaran Limbah Sapi, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.
aliran tercemar
sumber airbelumtercemar
aliran tercemar
Pertemuan aliran
aliran tercemar
Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 4
Adanya pencemaran oleh limbah peternakan sapi berpotensi menimbulkan berbagai protes dari
kalangan masyarakat sekitarnya, terutama rasa gatal ketika menggunakan air sungai yang
tercemar, di samping bau yang sangat menyengat. Keluhan atau protes dari masyarakat
Kelurahan Winduherang, Purwawinangun dan Kuningan yang persis berada di bawah
Kelurahan Cipari dan Cigugur kerap disuarakan dalam berbagai forum. Pada saat musim
hujan, air limpasan dari solokan dan sungai-sungai kecil yang membawa limbah sapi memenuhi
pekarangan rumah warga dan rumah ibadah
yang ada di Kelurahan Winduherang dan
Kelurahan Purwawinangun serta Kelurahan
Kuningan.
Gambar I.7. Sumber Air yang Terkena Pencemaran Limbah Sapi, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.
Aliran air sungai yang tercemar oleh aktivitas
peternakan adalah sungai Citamba dan sungai Cikentrungan. Kedua sungai tersebut
merupakan muara dari sungai-sungai kecil dan solokan-solokan yang membawa limbah ternak
sapi dari Kelurahan Cipari dan Cigugur. Dampak negatif pencemaran dari limbah ternak sapi
juga dirasakan oleh masyarakat yang bermukim di pusat kota Kuningan, karena kedua aliran
sungai Citamba dan Cikentrungan membelah pusat kota Kuningan. Air kedua sungai tersebut
tidak bisa lagi dipakai untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat yang bermukim di
sepanjang aliran sungai.
Gambar I.8. Kolam Renang sebagai Habitat Ikan Dewa, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.
Satu hal yang perlu diperhatikan dan pada beberapa
dekade lalu belum menjadi masalah dengan
keberadaan ternak sapi adalah sumber baku air
minum masyarakat Kuningan. Kelurahan Winduherang, Kelurahan Cipari dan Cigugur dikenal
juga sebagai tempat dimana sumber baku air minum diperoleh untuk memenuhi sebagian
Aliran Air tercemar
Pipa Air Minum
Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 5
kebutuhan air mimum masyarakat Kuningan. Dengan adanya pencemaran llingkungan akibat
keberadaan ternak sapi, sumber baku air minum di ketiga kelurahan tersebut terancam ditutup.
Pencemaran akibat usaha ternak sapi juga dikhawatirkan dapat mencemari sumber air yang
selama ini memasok obyek wisata kola renang di Kelurahan Cigugur dan sekitarnya. Selama ini
obyek wisata kolam renang dengan ikan dewanya di Kelurahan Cigugur menjadi andalan
wisata Kabupaten Kuningan.
Gambar I.9. Taman Purbakala di Tengah Pemukiman Penduduk, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.
Obyek wisata lain yang juga dikhawatirkan
menjadi berkurang daya tariknya adalah Situs
Purbakala Cipari yang berada di Kelurahan
Cipari. Situs Purbakala ini lokasinya berada
ditengah pemukiman masyarakat Cipari dan tidak jauh dari kandang-kandang sapi. Bila hujan
turun, kondisi lingkungan sekitar Situs Purbakala terasa beraroma lain karena limbah sapi yang
bercampur air hujan menimbulkan bau yang tidak sedap.
I.3. PEMECAHAN MASALAH
Usaha peternakan sapi perah di Kelurahan Cipari dan Cigugur disatu sisi merupakan mata
pencaharian yang sudah berlangsung lama dan turun temurun. Tetapi pada sisi yang lain usaha
peternakan sapi sekarang ini juga menimbulkan masalah yang tidak kecil. Pencemaran
lingkungan yang ditimbulkannya merupakan masalah serius yang harus segera ditangani.
Dampak negatif yang lebih besar seperti potensi konflik sosial antar warga masyarakat dan ini
juga menjadi kekhawatiran semua pihak, bisa dicegah sedini mungkin. Oleh karena itu, dalam
proposal ini kami dari Koperasi Peternak dan Petani Organik Kuningan (KOPPOR)
mengajukan solusi atas permasalahan yang dihadapai masyarakat Kuningan melalui dua cara,
yaitu :
1. Memanfaatkan limbah sapi sebagai sumber bahan baku pupuk organik sehingga menjadi
suatu sistem yang sinergis dalam bentuk Integrated Farming (pertanian terpadu)
Taman Purbakala
Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 6
2. Memindahkan atau merelokasi kandang sapi yang berada di kawasan pemukiman ke
tempat lain yang sesuai dan terkonsentrasi menjadi suatu ternak estate sehingga dapat
diusahakan secara bersama dengan sistem corporate farming (konsolidasi usaha dengan
manajemen perusahaan)
I.4. TUJUAN PEMBUATAN PROPOSAL
Kedua solusi yang kami tawarkan atas permasalahan yang dihadapi masyarakat Kuningan,
belum dapat kami wujudkan semuanya. Solusi pertama berupa pemanfaatan limbah sapi
padatan menjadi pupuk organik sudah mulai kami jalankan pada bulan Mei 2009. Pemanfaatan
limbah sapi padatan menjadi pupuk organik dilakukan secara swadaya anggota koperasi dan
masyarakat yang peduli terhadap pelestarian lingkungan. Limbah sapi padatan yang
dimanfaatkan untuk produksi pupuk organik baru mencapai rata-rata 1 (satu) ton per hari,
masih jauh dari jumlah limbah sapi padatan yang dihasilkan yaitu sekitar 30 ton per hari.
Meskipun belum bisa memanfaatkan semua limbah sapi padatan yang dihasilkan, pupuk
organik produksi KOPPOR sudah bisa diterima oleh masyarakat petani sayuran di wilayah
Kecamatan Cigugur.
Gambar I.10. Bangunan Pengolah Limbah Sapi, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.
Dalam pemanfaatan limbah sapi padatan
menjadi pupuk organik ini, kami mengalami
kendala dalam peningkatan kapasitas produksi dan jenis pupuk organik yang dihasilkan. Untuk
meningkatkan kapasitas produksi diperlukan penambahan mesin-mesin tambahan yang
investasinya cukup besar untuk ukuran koperasi yang baru berdiri seperti KOPPOR.
Sedangkan untuk meningkatkan jenis pupuk organik yang dihasilkan dari pupuk organik curah
menjadi pupuk organik granul yang dapat digunakan untuk padi sawah diperlukan tambahan
mesin yang lagi-lagi investasinya cukup besar. Kami bertekad dengan usaha yang sungguh-
sungguh, kendala investasi ini bisa kami pecahkan dalam jangka waktu satu tahun kedepan,
sehingga kami mampu meningkatkan kapasitas produksi yang berarti pula mampu
meningkatkan pemanfaatan limbah sapi padatan dan menambah jenis pupuk organik berupa
pupuk organik granular.
Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 7
Solusi kedua belum dapat kami wujudkan karena masih terkendala terutama masalah
pembiayaan. Tanah seluas 7.000 m2 untuk relokasi penampungan kandang sapi sebagai ternak
estate yang dikelola dengan sistem corporate farming sudah tersedia dan berlokasi di
Kelurahan Cipari. Tanah tersebut merupakan sumbangan dari Kelurahan Cipari yang berasal
dari tanah kas desa sebelum Desa Cipari berubah menjadi Kelurahan Cipari. Seusai dengan
rencana tataruang yang ada, lokasi penampungan (ternak estate) merupakan peruntukan
untuk pertanian. Jadi relokasi atau pemindahan kandang sapi ke lokasi ini juga merupakan
bentuk penataan ruang dan ketaatan atas
tataruang yang sudah ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten Kuningan.
Gambar I.11. Lokasi Ternak Estate, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.
Sehubungan dengan kendala yang kami hadapi dalam menjalankan solusi yang kedua, tujuan
pengajuan proposal ini adalah untuk mendapatkan pembiayaan bagi pembuatan kandang sapi
secara terkonsentrasi sebagai bentuk penataan ruang untuk mencegah pencemaran
lingkungan sehingga Kuningan menjadi Kota Lestari.
I.5. MANFAAT PEMBUATAN PROPOSAL
Bilamana kedua solusi tersebut di atas dapat dijalankan dengan baik, maka tidak saja
pencemaran lingkungan dapat diatasi, tetapi juga usaha budidaya pertanian dapat
dikembangkan karena tersedia pupuk yang murah dan dalam jumlah yang cukup, dan usaha
peternakan sapi perah dapat dilanjutkan dan ditingkatkan sebagai mata pencaharian yang
sudah turun temurun bagi masyarakat Kelurahan Cipari dan Cigugur. Integrated Farming
sebagai bentuk integrasi usaha ternak dengan budidaya tanaman, dimana limbah ternak
dipakai untuk pemupukan tanaman dan hijauan tanaman dipakai untuk pakan ternak dapat
berjalan dengan baik. Corporate Farming sebagai bentuk konsolidasi usaha ternak yang lebih
efisien karena dikelola manajemen yang handal dapat pula berjalan seiring.
Bab I – Pendahuluan Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 I - 8
Kami dari Koperasi Peternak dan Petani Organik (KOPPOR) Kuningan berharap sekali dapat
mewujudkan Integrated Farming dan Corporate Farming untuk mencapai masyarakat yang
lebih sejahtera dengan lingkungan yang lebih baik bagi generasi yang akan datang.
Secara ringkas bila proposal yang kami ajukan ini disetujui, maka manfaat yang dapat diperoleh
masyarakat Kuningan adalah sebagai berikut :
1. Pencemaran lingkungan akibat usaha ternak sapi dapat dicegah, karena limbah sapi sudah
dapat dimanfaatkan dan kandang sapi berada di tempat yang sesuai dengan
peruntukannya.
2. Sumber baku air minum bagi masyarakat Kuningan yang berasal dari Kelurahan Cigugur,
Cipari dan Winduherang tetap tersedia dengan jumlah dan kualitas yang memadai.
3. Aliran air sungai Citamba dan Cikentrungan terjaga kelestariannya dan dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat yang berada disepanjang aliran sungai.
4. Konflik sosial antar warga yang berpotensi terjadi dapat dicegah dan diganti dengan
kehidupan yang harmonis dan hidup berdampingan secara damai dengan alam yang
lestari.
5. Integrated farming yang mengintegrasikan usaha ternak dengan usaha budidaya pertanian
dapat dijalankan sehingga usaha pertanian dalam arti luas dapat lebih efisien dan pada
akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani dan peternak.
6. Limbah sapi sebagai sumberdaya alam karunia Yang Maha Kuasa merupakan berkah,
bukan menimbulkan masalah dalam kehidupan manusia.
7. Kelurahan Cigugur yang dikenal dengan obyek wisata pemandian atau kolam renang
dengan ikan dewanya dapat dilestarikan hingga generasi yang akan datang, karena
sumber airnya tidak lagi dicemari oleh limbah sapi.
8. Kelurahan Cipari yang dikenal dengan keberadaan Situs Prbakalanya dapat terus menjaga
warisan budayanya yang bernilai tinggi dan agung, karena tidak disesaki dengan
pencemaran akibat usaha ternak sapi.
9. Pembelajaran untuk masyarakat akan pentingnya penataan ruang dan mematuhi tataruang
yang sudah disepakati bersama.
Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 1
BAB IISTRATEGI DAN RENCANA KERJA
Integrated Farming dan Corporate Farming merupakan solusi yang kami tawarkan untuk mengatasi
permasalahan yang dihadapi masyarakat Kuningan dalam mewujudkan Kuningan sebagai Kota
Lestari. Pemanfaatan limbah sapi yang dihasilkan usaha ternak sapi perah menjadi pupuk organik
merupakan bagian dari Ingtegrated Farming (Pertanian Terpadu). Solusi pertama, sudah mulai kami
jalankan dengan kemampuan swadaya anggota koperasi dan masyarakat yang peduli akan
pelestarian lingkungan, meskipun belum sepenuhnya memecahkan permasalahan. Solusi kedua,
merupakan inti dari proposal ini menawarkan penataan ruang melalui pembuatan Ternak Estate
dengan menerapkan konsep Corporate Farming. Ternak Estate hanya dapat diwujudkan dengan
menerapkan konsep Corporate Farming dengan manajemen yang handal yang mampu mengelola
segala aspek kebutuhan suatu usaha ternak yang terpadu.
Gambar II.1.Diagram Strategi Pemecahan Masalah.
MASALAH 1. Pencemaran Sungai2. Pencemaran Sumber / Mata
Air3. Pencemaran Udara4. Pencemaran Lingkungan
Pemukiman5. Eksistensi Situs Purbakala
Terancam6. Potensi Konflik Sosial
SOLUSI
Pengolahan Limbah Sapi sebagai bagian dari
INTEGRATED FARMING
Relokasi Kandang Sapi dari Kawasan Pemukiman ke lokasi yang sesuai dengan Zoning yang berlaku (Ternak Estate) dengan
menerapkan sistemCORPORATE FARMING
SOLUSI
Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 2
II.1. INTEGRATED FARMING
Integrated Farming adalah suatu sistem pengelolaan usaha tani yang terintegrasi / terpadu
mulai dari hulu hingga ke hilir melalui pendekatan low external input dengan menggunakan
dan memanfaatkan sumberdaya yang ada sehingga akan mengurangi biaya produksi dan
meningkatkan nilai tambah usaha tani serta ramah lingkungan.
Pengelolaan limbah sapi yang kurang baik selama ini akan menjadi masalah serius pada usaha
peternakan sapi perah di Kelurahan Cipari dan Kecamatan Cigugur umumnya. Sebaliknya bila
limbah ini dikelola dengan baik dapat memberikan nilai tambah. Salah satu upaya untuk
mengurangi limbah adalah mengintegrasikan usaha tersebut dengan beberapa usaha lainnya,
seperti penggunaan suplemen pada pakan, usaha pembuatan kompos, budidaya ikan,
budidaya padi sawah, sehingga menjadi suatu
sistem yang saling sinergis berupa integrated
farming.
Gambar II.2. Tumpukan Limbah Sapi Padatan, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.
Sistem pengelolaan terintegrasi (integrated farming) merupakan penerapan usaha tani terpadu
melalui pendekatan low external input antara ternak dan tanaman. Sistem ini sangat
menguntungkan karena ternak dapat memanfaatkan hijauan pakan atau limbah pertanian
sebagai pakan, selain menghasilkan kotoran sebagai pupuk organik untuk meningkatkan
kesuburan tanah. Sistem pengelolaan terintegrasi juga dapat mengurangi input produksi
dengan mengolah kotoran ternak menjadi kompos. Pupuk kompos selanjutnya digunakan untuk
pemupukan tanaman atau dapat dijual kepada petani lain atau masyarakat yang
membutuhkannya. Usaha tani terintegrasi menerapkan pendekatan sistem dalam satu
kesatuan daur produksi.
Upaya memadukan tanaman, ternak dan ikan di lahan pertanian memiliki manfaat ekologis dan
ekonomis. Laju pertumbuhan produktivitas usaha pertanian merupakan interaksi di antara
berbagai faktor yang ada dalam sistem usahatani. Sebagai upaya bagi peningkatan sistem
usahatani diperlukan teknologi alternatif untuk memperbaiki produktivitas lahan dan
Tumpukan Limbah Sapi Padatan
Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 3
meningkatkan pendapatan petani, antara lain melalui teknologi sistem usaha peternakan yang
menerapkan konsep produksi bersih dan integrated farming.
Menurut Bapedal, bahwa produksi bersih merupakan suatu strategi pengelolaan lingkungan
yang bersifat preventif dan terpadu yang perlu diterapkan terus menerus pada proses produksi
dan praproduksi, sehingga mengurangi risiko terhadap manusia dan lingkungan. Produksi
bersih tidak hanya menyangkut proses produksi, tetapi juga menyangkut pengelolaan seluruh
daur hidup produksi, yang dimulai dari pengadaan bahan baku dan pendukung, proses dan
operasi, hasil produksi dan limbahnya sampai ke distribusi serta konsumsi. Semua industri di
seluruh dunia semakin menyadari keuntungan yang dapat diperoleh dari produksi bersih dan
mereka telah mengembangkan program tersebut di perusahaannya. Strategi produksi bersih
yang telah diterapkan di berbagai negara menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam mengatasi
dampak lingkungan dan juga memberikan beberapa keuntungan antara lain :
1. Penggunaan sumberdaya alam menjadi lebih efektif dan efisien
2. Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar
3. Mencegah berpindahnya pencemaran dari satu media ke media yang lain
4. Mengurangi terjadinya risiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan
5. Mengurangi biaya penaatan hukum
6. Terhindar dari biaya pembersihan lingkungan (clean up)
7. Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional
8. Pendekatan pengaturan yang bersifat fleksibel dan sukarela.
Berdasarkan permasalahan dan konsep produksi tersebut, maka Kelompok Petani dan
Peternak Organik yang tergabung dalam Koperasi Peternak dan Petani Organik (KOPPOR)
berinisiatif untuk mengolah limbah sapi perah padatan menjadi pupuk organik. Limbah sapi
padatan yang selama ini menjadi masalah bagi masyarakat karena mencemari lingkungan,
diharapkan dengan diolah menjadi pupuk organik akan menjadi berkah, khususnya bagi
masyarakat Kuningan. Oleh karena itu KOPPOR mempunyai semboyan ” Limbah Sapi
adalah Berkah bukan Limbah yang Mencemari Lingkungan ”.
Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 4
Perencanaan kedepan adalah bagaimana meningkatkan produksi limbah sapi padatan ini
sehingga pencemaran lingkungan menjadi berkurang. Namun pengolahan limbah sapi padatan
menjadi kompos tidak semata terkait dengan produksi saja, tetapi juga yang lebih penting
adalah penyerapan produk kompos ini di pasaran. Peningkatan produksi tanpa diimbangi
dengan penyerapan produk di pasaran akan menimbulkan masalah baru. KOPPOR terus
berupaya melakukan penetrasi pasar terutama kepada petani anggota koperasi dan petani
sayur mayur serta petani palawija. Upaya ini sedikit demi sedikit mulai membuahkan hasil.
Tingkat produksi terus terus naik dan ini berarti pengurangan pencemaran lingkungan.
Petani mulai ada kepercayaan terhadap pupuk kompos asal limbah sapi padatan. Petani
singkong telah mampu meningkatkan produktivitasnya menjadi lebih dari 10 kg/pohon. Pada
tanggal 14-16 Agustus 2009, koperasi mendapat kesempatan untuk memamerkan hasil
singkongnya pada acara Gelar Karya Pemberdayaan Masyarakat bertempat di Jakarta
Convention Centre. Stand KOPPOR
mendapat kehormatan kunjungan
Deputi VII Menko Kesra yang sekaligus
juga sebagai Ketua Pelaksana Tim
Pengendali PNPM dan mendapat
apresiasi yang cukup tinggi.
Gambar II.3. Deputi VII Menko Kesra di Stand KOPPOR pada Acara GKPM di JakartaConvention Center, 14 – 16 Agustus 2009.
II.2. CORPORATE FARMING
Corporate Farming (CF) adalah salah satu bentuk kerjasama agribisnis dari sekelompok
peternak sewilayah melalui kosolidasi pengelolaan terpusat dalam bentuk Ternak Estate
dengan menjamin kepemilikannya pada masing-masing peternak. Manajemen usaha dilakukan
dalam satu tim yang dipimpin oleh seorang manajer yang legimate dan professional. Corporate
Farming mempunyai ciri-ciri :
Ketua Koperasi
Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 5
1) Kelompok peternak sewilayah mempercayakan pengelolaan usahanya (on farm dan atau
off farm) kepada satu lembaga professional dengan suatu perjanjian kerjasama, di mana
peternak bertindak selaku pemegang saham.
Para peternak yang selama ini melakukan kegiatan usaha ternaknya di kawasan
pemukiman, akan mempercayakan pengelolaan usahanya pada Koperasi yang akan
bertindak sebagai estate manager. Koperasi sebagai estate manager akan merelokasi
dan memusatkan kegiatan usaha ternak sapi pada satu lokasi yang sudah ditentukan dan
memenuhi syarat-syarat teknis dan sesuai dengan peruntukkannya. Para peternak
sebagai pemilik sapi bertindak selaku pemegang saham dalam ternak estate ini sesuai
jumlah komposisi kepemilikan sapinya.
2) CF dibentuk melalui musyawarah dan mufakat
Corporate Farming dibentuk berdasarkan azas musyawarah dan mufakat sebagaimana
yang dikembangkan selama ini di organisasi koperasi.
3) Skala optimal; sesuai dengan kondisi dan kapasitas sumberdaya setempat
Sangat ideal bilamana semua peternak dapat semua bergabung dengan ternak estate.
Namun demikian pada tahap awal diharapkan bisa bergabung sebanyak 40 peternak atau
sekitar 200 ekor sapi dengan rata-rata kepemilikan 5 ekor sapi untuk setiap peternak.
4) Dikelola oleh manager professional yang dipilih oleh peternak
Estate Manager akan dilaksanakam oleh Koperasi dengan bantuan teknis dari para ahli
yang selama ini telah membantu mewujudkan integrated farming. Koperasi menyeleksi
dan mengangkat para pelaksana yang handal di bidang ternak estate dengan arahan tim
ahli. Pengurus inti koperasi tidak diperkenankan untuk rangkap jabatan di estate maneger,
agar supaya kegiatan bisa lebih terfokus.
5) Peternak selain sebagai pemegang saham, juga dapat bekerja pada CF
Selain sebagai pemilik ternak estate, para peternak juga dapat bekerja pada ternak estate
sesuai kebutuhan tenaga kerja yang telah dirancang oleh estate manager. Kebutuhan
tenaga kerja sedapat mungkin akan dicukupi dari para peternak sendiri yang masuk
sebagai anggota ternak estate.
Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 6
6) Bertumpu pada komoditas unggulan
Ternak sapi selama ini sudah berjalan bertahun-tahun yang dapat dikatakan sebagai
usaha yang sudah turun temurun. Jadi ternak sapi sapi merupakan komoditas unggulan
dari Kecamatan Cigugur.
KOPPOR sebagai koperasi yang selama ini menjadi naungan usaha peternak akan menjadi
manajemen Ternak Estate.
Gambar II.4.Struktur Pengelolaan Ternak Estate, di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.
II.3. TAHAPAN KEGIATAN
Berdasarkan strategi pemecahan masalah seperti yang dijelaskan di atas, tahapan kegiatan
corporate farming, yaitu :
1. Sosialisasi
Sosialisasi kepada peternak tentang rencana relokasi kandang sapi yang ada di
pemukiman ke lokasi Ternak Estate dengan sistem pengelolaan Corporate Farming. Pada
tahap ini sosialisasi lebih ditujukan untuk mendapat umpan balik dari para tokoh dan
ESTATE MANGEMENT
KOPERASIPETERNAK dan PETANI
ORGANIK(KOPPOR)
TERNAK ESTATE
TERNAK MILIK PETERNAKTERKONSENTRASI PADA
AREA TERNAK YANG DIKELOLA OLEH KOPERASI
Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 7
masyarakat. Sebagaimana telah dilakukan pada pengolahan limbah sapi padatan menjadi
pupuk organik dan berhasil dengan baik, pelaksanaan sosialisasi corporate farming juga
dibagi menjadi dua tahapan, yaitu pertama kepada para tokoh masyarakat baik tokoh
formal maupun informal. Dan kedua, kepada masyarakat peternak baik yang menjadi
anggota koperasi maupun bukan anggota.
Waktu sosialisasi dilakukan pada malam hari
ba’da Isya dimana para peternak yang juga
merangkap sebagai petani sudah selesai
melakukan segala aktivitas harian.
Gambar II.5. Suasana Sosialisasi Pemanfaatan Limbah Sapi Bertempat di Salah Satu Madrasah di Kecamatan Cigugur, Kab. Kuningan.
2. Survey Lokasi Ternak Estate
Penentuan lokasi Ternak Estate harus memenuhi kriteria dari aspek teknis, ekonomi,
sosial dan lingkungan. Lokasi Ternak Estate juga harus sesuai dengan tata ruang yang
ada dan peruntukkan penggunaan tanah sesuai peraturan yang berlaku. Lokasi kandang
sapi yang sekarang ini berada di kawasan pemukiman penduduk harus menjadi pelajaran
berharga bagi masyarakat dan tidak terulang lagi. Sesuai dengan kriteria tersebut, sudah
ada satu rencana lokasi yang cocok untuk Ternak Estate seperti terlihat pada gambar di
bawah ini.
3. Penyusunan Masterplan Ternak Estate
Berdasarkan umpan balik dari hasil sosialisasi, maka disusun masterplan Ternak Estate
meliputi layout, rencana anggaran, pelaksanaan pembangunan dan manajemen
pengelolaan termasuk didalamnya aturan main bisnis antara pengelola dan masyarakat
peternak.
4. Sosialisasi Lanjutan
Setelah masterplan tersusun, dilakukan sosialisasi lanjutan untuk mendapat persetujuan
atau mufakat dari masyarakat. Mufakat ini sangat penting karena masyarakat peternak
dalam sistem Ternak Estate ditempatkan sebagai pemilik usaha. Salah satu keberhasilan
Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 8
usaha adalah manajemen yang profesional. Oleh karena itu dalam musyawarah untuk
mufakat (sosialisasi) ini dibahas juga organisasi pelaksana Ternak Estate baik struktur
organisasi, tugas dan tanggungjawab serta personil yang akan terlibat.
5. Pelaksanaan Pembangunan Ternak Estate
Sesuai dengan prinsip dasar koperasi, pelaksanaan pembangunan Ternak Estate
dilakukan secara gotong royong diantara para anggota masyarakat. Supervisi akan
dilakukan bekerjasama dengan tim ahli yang selama ini membantu koperasi dalam
mewujudkan pengolahan limbah sapi.
6. Pemindahan Sapi ke Ternak Estate
Pemindahan sapi dari kandang yang berada di kawasan pemukiman ke lokasi Ternak
Estate perlu dilakukan secara hati-hati, untuk menjaga agar sapi tetap dalam kondisi sehat
tidak terkena stres. Pemindahan dilakukan secara bertahap dan diselesaikan dalam waktu
1 (satu) minggu.
7. Pengelolaan Ternak Estate
KOPPOR akan bertindak sebagai estate manager yang tentunya akan dibantu oleh
tenaga-tenaga profesional di bidangnya. Pengelolaan Ternak Estate tidak serentak
dilakukan sekaligus, tetapi secara bertahap sesuai dengan kemampuan koperasi dan
warga masyarakat. Pada tahap awal, Ternak Estate direncanakan mempunyai kapasitas
200 ekor sapi. Bila telah berjalan dengan baik, diharapkan seluruh sapi yang berkandang
di pemukiman dapat dikelola di Ternak Estate.
8. Integrasi dengan Kegiatan Lain
Ternak Estate merupakan salah satu kegiatan dalam suatu siklus yang dinamakan
Integrated Farming. Jadi Ternak Estate bukan merupakan kegiatan yang berdiri sendiri
tetapi terkait dengan kegiatan usaha tani lainnya. Ternak menghasilkan kotoran / limbah
yang dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Tanaman menghasilkan bahan baku yang dapat
diajadikan sebagai pakan ternak. Contoh hijauan tanaman digunakan untuk menambah
pakan ternak.
Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 9
Gambar II.6. Rencana Lokasi Ternak Estate di Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur
Bab II – Strategi dan Rencana Kerja Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 II - 11
II.6. PRODUK AKHIR
Dengan segenap kemampuan koperasi bersama-sama masyarakat terutama anggota koperasi
dan dukungan pendanaan dari pihak luar, diharapkan Ternak Estate dengan sistem
pengelolaan Corporate Farming dapat segera diwujudkan. Bila ini terjadi dan harus terjadi,
maka kandang-kandang sapi di lokasi pemukiman penduduk yang selama ini menjadi masalah
bersama, dapat segera diatasi. Limbah sapi akan menjadi berkah dan bukan membuat
masalah. Sumber baku air minum dan keperluan rumah tangga lainnya dapat dipulihkan, sungai
citamba, sungai cikentrungan kembali bersih. Situs Purbakala Cipari terlindungi dari
pencemaran, Habitat Ikan Dewa yang selama ini terjaga akan terus lestari dan dapat dinikmati
generasi mendatang. Salah satu bahaya yang mengancam kelestarian Kota Kuningan dapat
dihindarkan dan upaya menuju Kuningan sebagai Kota Lestari semakin dekat. Ini merupakan
sumbangsih kecil warga Kelurahan Cipari dan Cigugur dan umumnya Kecamatan Cigugur
terhadap ekskistensi dan kelestarian ibukotanya.
II.7. KEBERLANJUTAN KEGIATAN
Ternak Estate akan terus dilanjutkan hingga seluruh kandang sapi yang ada dipemukiman
dapat dipindahkan semua. Ternak Estate diharapkan akan terus berlanjut, karena ini
merupakan mata pencaharian utama warga yang sudah berlangsung turun temurun selama
puluhan tahun. Sebagaimana dijelaskan pada awal proposal, bahwa usaha ternak adalah salah
satu bagian dari kegiatan Integrated Farming yang sedang digiatkan oleh koperasi. Jadi Ternak
Estate yang ramah lingkungan sudah menjadi bagian program koperasi. Kami menyadari
bahwa hanya dengan Integrated Farming yang ramah lingkungan, kesejahteraan petani dan
peternak dapat ditingkatkan dan jaminan kesejahteraan untuk masa depan generasi
mendatang.
Bab III – Rencana Anggaran Koperasi Petani danPeternak Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 III - 1
BAB IIIRENCANA ANGGARAN
Komponen biaya pembangunan Ternak Estate teridiri dari komponen bahan, upah dan jasa
manajemen. Komponen utama bahan yang merupakan komponen terbesar semuanya menggunakan
bahan-bahan lokal yang terdapat di lingkungan sekitar seperti bambu, kayu dan genteng, pasir,
semen, bata dan batu kali. Biaya upah diperlukan untuk membayar tenaga-tenaga tukang, sedangkan
tenaga pembantu semuanya dilakukan secara swadaya anggota koperasi. Jasa manajemen
diperlukan untuk membayar tenaga ahli dari luar yang diperlukan oleh koperasi dalam men-set up
Masterplan dan manajemen Corporate Farming. Biaya pengadaan tanah tidak diperlukan karena
sudah disediakan masyarakat secara swadaya.
Tabel III.1. Rencana Anggaran Biaya Ternak Estate
Volume Harga Satuan BiayaNo Keterangan
Bahan / Upah Rp
I Biaya Bahan 14.565.000 1 Kayu (m3) 3,0 1.100.000 3.300.000
2 Bambu (batang) 180 6.000 1.080.000
3 Genteng (buah) 1.050 1.000 1.050.000
4 Semen (zak) 75 55.000 4.125.000
5 Batu Kali (colt bak) 8 200.000 1.500.000
6 Pasir (truk) 8 320.000 2.400.000
7 Bata (buah) 1.200 300 360.000
8 Bahan Lain Ls 750.000 750.000
II Penyiapan Lahan Ls 1.250.000 1.250.000 III Relokasi Sapi (ekor) 20 37.500 750.000 IV Upah 1.625.000
Pembantu -
Tukang 33 50.000 1.625.000
Total Biaya 18.190.000
Keterangan : Biaya di atas untuk kapasitas 20 ekor sapi
Total Biaya u/ 200 ekor 181.900.000 V Jasa Manajemen 14.500.000
Ahli Ternak Sapi Ls - 6.500.000
Ahli Manajemen Corporate Farming Ls - 8.000.000
VI Sosialisasi 2 1.000.000 2.000.000 VII Lain-lain Ls - 1.500.000
Total Biaya 199.900.000 Total Biaya (dibulatkan) 200.000.000
Kesimpulan Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 i
KESIMPULAN
1. Usaha ternak sapi perah di Kuningan Kota, tepatnya di Kelurahan Cipari dan Kelurahan
Cigugur, yang dilakukan secara tradisional dan turun temurun telah berdampak negatif bagi
kelestarian lingkungan dan kehidupan sosial masyarakat di sekitarnya. Dengan populasi sapi
perah di kedua kelurahan mencapai 3.000 ekor yang berasal dari 600 kandang, maka limbah
sapi padatan yang dihasilkan sekitar 30.000 kg/hari. Limbah sapi padatan tersebut telah
mencemari aliran-aliran sungai yang melintas ke pusat kota Kuningan dan sumber-sumber air
serta pemukiman warga yang ada dibawahnya. Pencemaran bertambah tinggi karena hampir
90% kandang sapi berada di tengah pemukiman warga.
Akibat pencemaran limbah sapi juga telah mengancam keberadaan Situs Purbakala Cipari yang
berada sangat berdekatan dengan kandang-kandang sapi dan habitat ikan dewa yang selama
ini menjadi ikon wisata Kabupaten Kuningan. Pencemaran ini juga berpotensi menimbulkan
berbagai protes dari kalangan masyarakat sekitarnya. Keluhan atau protes dari masyarakat
Kelurahan Winduherang, Purwawinangun dan Kuningan yang persis berada di bawah
Kelurahan Cipari dan Cigugur kerap disuarakan dalam berbagai forum.
2. Koperasi Peternak dan Petani Organik (KOPPOR) Kuningan mengajukan solusi atas
permasalahan yang dihadapi akibat pencemaran limbah sapi tersebut, yaitu : 1) Memanfaatkan
limbah sapi sebagai sumber bahan baku pupuk organik sehingga menjadi suatu sistem yang
sinergis dalam bentuk Integrated Farming (pertanian terpadu) dan 2) Memindahkan atau
merelokasi kandang sapi yang berada di kawasan pemukiman ke tempat lain yang sesuai dan
terkonsentrasi menjadi suatu ternak estate sehingga dapat diusahakan secara bersama
dengan sistem corporate farming (konsolidasi usaha dengan manajemen perusahaan).
3. Solusi pertama, sudah mulai dijalankan oleh KOPPOR dengan kemampuan swadaya anggota
koperasi dan masyarakat yang peduli akan pelestarian lingkungan, meskipun belum
sepenuhnya memecahkan permasalahan. Solusi kedua, merupakan inti dari proposal ini
menawarkan penataan ruang melalui pembuatan Ternak Estate dengan menerapkan konsep
Corporate Farming.
Kesimpulan Koperasi Peternak dan Petani Organik - Kuningan
Integrated dan Corporate Farming Sebagai Solusi Penataan Ruang di Kuningan Kota, Kab. Kuningan 1 ii
Corporate Farming (CF) adalah salah satu bentuk kerjasama agribisnis dari sekelompok
peternak sewilayah melalui kosolidasi pengelolaan terpusat dalam bentuk Ternak Estate
dengan menjamin kepemilikannya pada masing-masing peternak. Ternak Estate merupakan
suatu bentuk penataan ruang dan ketaatan atas tataruang yang sudah ditetapkan oleh
Pemerintah Kabupaten Kuningan.
KOPPOR akan bertindak sebagai Estate Manager dengan dibantu oleh segenap anggota
koperasi dan masyarakat di kedua kelurahan.
4. Kedua solusi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dalam
mewujudkan Kuningan sebagai Kota Lestari. Limbah Sapi yang selama ini menjadi masalah
dapat menjadi berkah bagi masyarakat sesuai dengan semboyan yang dicanangkan KOPPOR
“Limbah Sapi adalah Berkah bukan Masalah yang Mencemari Lingkungan”.
5. Beberapa manfaat yang dapat dipetik oleh masyarakat dengan kedua solusi yang kami
tawarkan diantaranya adalah 1) Pencemaran lingkungan dapat dicegah, karena limbah sapi
sudah dapat dimanfaatkan dan kandang sapi berada di tempat yang sesuai dengan
peruntukannya, 2) Sumber baku air minum tetap tersedia dengan jumlah dan kualitas yang
memadai, 3) Aliran air sungai terjaga kelestariannya dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,
4) Potensi konflik sosial antar warga dapat dicegah dan diganti dengan kehidupan yang
harmonis dan hidup berdampingan secara damai dengan alam yang lestari, 5) Integrated
farming yang mengintegrasikan usaha ternak dengan usaha budidaya pertanian dapat
dijalankan sehingga usaha pertanian dalam arti luas dapat lebih efisien dan pada akhirnya
dapat meningkatkan pendapatan petani dan peternak, 6) Limbah sapi sebagai sumberdaya
alam karunia Yang Maha Kuasa merupakan berkah, bukan menimbulkan masalah dalam
kehidupan manusia, 7) Kelurahan Cigugur yang dikenal dengan obyek wisata kolam renang
dengan ikan dewanya dapat dilestarikan hingga generasi yang akan datang, 8) Kelurahan
Cipari yang dikenal dengan keberadaan Situs Purbakalanya dapat terus menjaga warisan
budayanya yang bernilai tinggi dan agung, 9) Pembelajaran untuk masyarakat akan pentingnya
penataan ruang dan mematuhi tataruang yang sudah disepakati bersama.