propeller komposit

Upload: alfedo-hendra

Post on 06-Jul-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 Propeller Komposit

    1/8

     

    S em i n a r N a s i o n a l Te k n i k M e s i n I V

    3 0 Ju n i 2 0 0 9 , S u r a b ay a , I n d o n e s ia   

    42

    RANCANGAN ALTERNATIF PROPELLER KOMPOSIT BAGI KAPAL IKAN

    TRADISIONAL

    Ida Bagus Putu Sukadana1)

    , I Wayan Suastawa2)

     Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bali

     1,2) 

    Bukit Jimbaran,Tuban, Badung 80714 Indonesia1,2)

    Phone: +62- 361-701981, Fax: +62- 361-701128 1,2) E-mail :

     [email protected]

    1), [email protected]

    2)

    ABSTRAK

     Berdasarkan observasi di beberapa daerah pesisir yang merupakan sentra nelayan tradisional,

    semua unit kapal ikan jenis payang menggunakan sistem propulsi (penggerak) yang seragam, yang

    ditentukan berdasarkan “kebiasaan” bertahun-tahun dan ketersediaannya di pasaran. Propeller

    (baling-baling) yang digunakan berdiameter hingga 600 mm terdiri dari 3 daun dan berbahan

    logam. Propeller tersebut diproduksi secara massal, dengan desain seragam untuk berbagai jenis

    kapal sehingga belum tentu optimal untuk kapal ikan dengan bentuk lambung kapal spesifik.

     Material logam juga dikenal rentan terhadap korosi, apalagi untuk propeller yang beroperasi di

    dalam air laut. Akibatnya, nelayan seringkali direpotkan dengan penggantian propeller. Maka,

    teknologi yang tersedia saat ini memiliki karakteristik kurang mengadopsi teknologi tepat guna.Seiring dengan program pemberdayaan komunitas nelayan tradisional dan isu hemat energi, maka

     penyediaan teknologi tepat guna berupa propeller yang murah namun dapat diandalkan menjadi

     penting untuk diupayakan.

    Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe propeller berbahan komposit melalui

    serangkaian proses perancangan. Penggunaan material komposit merupakan solusi yang layak

    untuk mengakomodasi kriteria propeller murah, tahan korosi, ringan dan mudah direparasi. Aspek

    hemat energi dipenuhi dengan mendesain geometri propeller optimal sedemikian rupa sehingga

    memiliki efisiensi yang cukup tinggi. Propeller harus mampu dioperasikan pada kisaran putaran

    kerja motor induk yang memerlukan konsumsi bahan bakar minimal, sehingga dapat mengurangi

    biaya operasional kapal. Bahan propeller komposit jauh lebih ringan daripada bahan logam,

    sehingga mampu mengurangi inersianya.

    Penelitian dilakukan di Pengambengan, Negara sebagai sentra pelabuhan ikan di Bali.

    Pengumpulan data sebagai basis perancangan dialukan dengan observasi terhadap keberadaan

     perahu nelayan dan propeller yang digunakan, pencatatan data utama serta wawancara dengan

    warga nelayan. Data utama yang diperlukan untuk mendapatkan parameter propeller yang optimal

    meliputi kecepatan kapal, spesifikasi motor induk dan sistem transmisinya serta parameter utama

    lambung kapal. Optimasi parameter utama propeller dilakukan dengan metode Kuiper berbasiskan

    torsi dengan bantuan piranti lunak PROPTIMA-Professional1. Analisa kekuatan daun propeller

    kemudian dilakukan dengan Cantilever Beam Method (CBM). Diagram open water propeller

    digunakan untuk analisis hidrodinamis, sedangkan prediksi kinerja propeller dilakukan dengan

    menerapkan prosedur prognosis kecepatan (speed prognosis).

     Hasil rancangan berupa propeller dengan parameter utama diameter (D) = 469 mm, rasio luasan

    daun (BAR) = 0,394, rasio kisar (P/D) = 0,784 dan jumlah daun (Z) = 3. Geometri propeller

    mengacu Wageningen B-series standar propeller. Analisis dengan CBM menunjukkan tegangan

    maksimum terjadi di pangkal bilah propeller (r=0,25R) sebesar 30,3 MPa. Berdasarkan tegangan

    maksimum yang terjadi, material komposit yang dipilih adalah berbasis E-Glass fiber dengan

    tegangan tarik maksimum yang diijinkan = 69 Mpa. Analisis terhadap kinerja hidrodinamisrancangan propeller menunjukkan efisiensi open water  mencapai 0.64 , 20% lebih tinggi daripada

     propeller terpasang di kapal. Pada putaran motor maksimum dengan rasio gear 1:3,22 propeller

    dapat mendorong kapal dengan kecepatan 8,5 knot.

    Kata kunci : propeller, kapal ikan, komposit

    1 Proptima-Professional merupakan piranti lunak hasil karya mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 2005

  • 8/18/2019 Propeller Komposit

    2/8

     

    S em i n a r N a s i o n a l Te k n i k M e s i n I V

    3 0 Ju n i 2 0 0 9 , S u r a b ay a , I n d o n e s ia   

    43

    1. PendahuluanAkibat kondisi pemodalannya, komunitas nelayan

    tradisional (yang tersebar hampir di sepanjang pantai

     Nusantara) lebih mengandalkan teknologi sederhana

    dan murah. Berdasarkan survei awal, propeller yangdigunakan pada perahu nelayan tradisional kebanyakan

     berbahan besi tuang. Pertimbangannya, harganyarelatif murah. Efek penggunaan propeller murah iniadalah resiko kurang kuat menahan beban, rentan

    terhadap benturan dan laju korosi yang lebih cepat.

    Perawatan dan penggantian propeller saat persiapan

    melaut adalah pemandangan yang umum di kapal ikan

    tradisional. Masyarakat nelayan tradisional memanglebih menyukai hal-hal praktis dan ekonomis, namun

    seringnya penggantian propeller justru dapat menjadi

    salah satu sumber pemborosan. Propeller berbahan komposit adalah salah satu

    alternatif yang patut dipertimbangkan. Dengan

    keunggulan rasio kekuatan terhadap berat yang cukup

    tinggi, material ini sangat cocok diaplikasikan pada perahu dan kapal-kapal kecil dengan beban propeller

    yang relatif rendah. Teknik pembuatan propeller dengan bahan komposit juga tidak serumit teknik yang dipakai

    untuk pembuatan propeller berbahan logam, sehingga

    dapat mengurangi ongkos produksi. Berdasarkan gagasan tersebut, maka penelitian ini

     bertujuan untuk merancang prototipe propeller

     berbahan komposit bagi kapal ikan tradisional jenis payang ( purse seine), dengan batasan daya motor

    maksimum 30 HP dan kecepatan kapal maksimum 10

    knot. Untuk mengakomodasi aspek hemat energi, makarancangan prototipe harus mempertimbangkan

     parameter optimum yang menghasilkan efisiensi

     propeller maksimum. Dengan demikian, penelitian ini juga menganalis kinerja hidrodinamis prototipe untuk

    mengetahui tingkat efisiensi propulsi yang dihasilkan.

    Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaatantara lain pengembangan iptek di bidang propeller

    komposit, mengingat teknologi ini belum banyak

    dikembangkan dan diterapkan bagi armada kapal diIndonesia, serta pemberdayaan komunitas nelayan

    tradisional melalui penyediaan teknologi sederhana danmemperhatikan aspek hemat energi. 

    Propeller berbahan komposit pada awalnya

    ditujukan untuk pesawat terbang (aerofoil) karena

    konstruksinya yang sangat ringan dibanding propellerlogam [1]. Karena keunggulannya ini ditambah dengan

    sifatnya yang anti korosi, material komposit mulai

    dilirik untuk bahan propeller kapal, terutama yang

     berukuran kecil [2] hingga untuk kapal niaga [3].Penggunaan material komposit untuk propeller

    kapal bukanlah hal yang baru. Salah satu produk propeller kapal berbahan komposit yang telah dikenal

    adalah ConturProp berbahan komposit serat karbon [4].Propeller ini dikembangkan oleh  AIR Fertigung-

    Technologie GmbH   sejak tahun 1993 dan mulai

    diproduksi massal pada tahun 1995 dengan penggunakebanyakan merupakan kapal pesiar ( yacht ) dan kapal

    militer. Daunnya terbuat dari komposit yang dapat

    dilepas dari hub-nya yang terbuat dari logam.Pengembangan produk serupa dengan teknik

     penyambungan yang hampir sama diproduksi pula oleh

    Propulse AB Swedia, Pirhana Amerika dan Composite Marine Propeller Amerika. Semua produk tersebut

    ditujukan untuk kapal-kapal pesiar, militer, dan kapalniaga [5]. Belum satu pun desain yang ditemuimengarah khusus untuk kapal nelayan; modern maupun

    tradisional. Di Indonesia, teknologi serupa bahkan belum mendapatkan perhatian serius. 

    Dalam konteks roadmap  penelitian terkait, riset

     pendahuluan tentang propeller telah diawali dengan pengembangan data propeller bagi kapal cepat [6].

    Hasil yang didapatkan berupa data-data karakteristikopen water  propeller kapal cepat, yang dapat

    dimanfaatkan dalam proses perancangan dan analisiskinerja hidrodinamis propeller kapal cepat. Analisis

    spesifik tentang analisis kinerja propeller Wageningen  B-series serta aspek vibrasinya juga telah dilakukan [7].

    Hasilnya menunjukkan bahwa Propeller seri

    Wageningen kurang optimum bagi kapal cepat, namun bagus untuk kapal berkecepatan rendah, seperti kapal

    ikan sebagai obyek penelitian ini. Meski berorientasi

    kapal cepat, namun metode penggunaan formula polinomial untuk menyatakan karakteristik open water

     propeller pada kedua penelitian dapat diterapkan pula

     pada desain propeller kapal ikan tradisional. Sehubungan dengan terbatasnya data tahanan

    (resistance) kapal ikan tradisional yang sangat

    diperlukan dalam tahap awal desain propeller, makasebuah penelitian terkait telah dilakukan [8]. Hasilnya

    adalah data-data tahanan kapal ikan tradisional (jenis

     payang) pada kondisi beban kapal kosong. Akibatdimensi model yang digunakan dalam penelitian relatif

    kecil, maka data tahanan kapal pada kondisi bebankapal penuh yang dihasilkan kurang valid.

    Dengan berbasiskan beban kapal kosong tersebut,

    sebuah model propeller optimum bagi kapal ikantradisional telah berhasil dirancang [9]. Detil geometri

     propeller dibangun dengan mengadopsi profil propeller

    standar Wageningen B-Series.  Pembahasan mengenaimetode perancangan dari proses optimasi geometri

    utama hingga pembuatan detil profil bilah akan dibahas

     pada makalah ini. 

    2. Metodologi2.1. Definisi Operasional dan Variabel

    Untuk menjelaskan substansi dan arah penelitian,

    maka beberapa terminologi yang digunakan dalam penelitian dijelaskan sebagai berikut.

    Propeller atau baling-baling adalah salah satu

    komponen utama dalam sistem penggerak kapal

    yang bekerja secara aksial untuk menghasilkangaya dorong.

    Komposit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

    material yang tersusun dari serat dan matrik,dimana bahan serat adalah  fiberglass dan resin

  • 8/18/2019 Propeller Komposit

    3/8

     

    S em i n a r N a s i o n a l Te k n i k M e s i n I V

    3 0 Ju n i 2 0 0 9 , S u r a b ay a , I n d o n e s ia   

    44

    sebagai matriknya.

    Kapal ikan tradisional adalah kapal yang digunakanuntuk menangkap ikan di laut yang memiliki ciri

    khas tradisional antara lain lambung berbahan

    kayu, sistem propulsi dipasang di geladak(outboard ) dan kapasitas maksimal 25 ton. Jenis

    kapal yang diteliti adalah kapal ikan payang.Variabel dan parameter yang terlibat dalam proses penelitian perlu didefinisikan. Variabel terdiri dari

     parameter yang diperlukan untuk data input rancanganyang bersifat variabel bebas serta yang dihasilkan

    dalam penelitian yang bersifat terikat. Variabel input

    meliputi :Kecepatan kapal (Vs) adalah kecepatan maju

    maksimum kapal pada kondisi beban kosong

    (dalam knot)

    Daya motor induk (PB) adalah daya nominal motor penggerak kapal (dalam kW)

    Rasio gear box (r) adalah perbandingan antara putaranmotor induk dengan putaran propeller (-)

    Tahanan kapal (Rt) adalah hambatan total yang

    dialami lambung kapal saat bergerak maju padakecepatan Vs (dalam kN)

    Wake fraction (w) adalah koefisien interaksi yang

    merupakan fraksi penurunan kecepatan kapal (-)Thrust deduction fraction (t) adalah koefisien interaksi

    yang merupakan fraksi penurunan gaya dorong (-)

    Variabel luaran terutama adalah beberapa parameter utama propeller, yaitu :

    Diameter propeller  (D) adalah diameter cakram yang

    dibentuk daun propeller saat berputar (m)Jumlah daun (Z) adalah jumlah keseluruhan daun pada

    satu unit propeller (-)

    Rasio luasan daun (BAR) adalah perbandingan antaraluasan total permukaan daun propeller dengan

    luasan cakram propeller (-)Rasio kisar (P/D) adalah perbandingan antara kisar

    rata-rata daun propeller terhadap diameternya

    Efisiensi propeller ( o) adalah efisiensi propeller padakondisi tanpa buritan kapal (open water ).

    2.2. Metode Pengumpulan Data dan Sampelnya

    Proses optimasi parameter utama propellermemerlukan data input berupa kecepatan kapal, daya

    motor induk, rasio gear box, karakteristik tahanan kapal

    dan karakteristik aliran buritan kapal. Tiga data pertamadidapatkan dengan pengumpulan data lapangan yang

    akan dilakukan di sentra nelayan pantai Pengambengan,

     Negara, Bali. Metode yang digunakan adalah observasi.

    Populasi data yang diambil berjumlah 10 kapal berbedadengan kapasitas yang sama. Jenis kapal ikan yang

    dipilih adalah kapal payang. Data input kemudian

    ditetapkan dengan mengambil nilai rata-rata kecepatankapal dan daya motor induk, sedangkan rasio gear box

    ditetapkan dengan mengambil nilai modusnya (karena

     besaran ini sangat terikat dengan spesifikasi yang

     beredar di lapangan).

    Karakteristik tahanan kapal didekati dengan hasil

    uji tahanan (resistance test ) yang telah dilakukan pada

     penelitian terdahulu [8] sedangkan karakteristik aliran buritan kapal diprediksi dengan metode Holtrop [10].

    2.3. Metode Pengolahan Data

    Optimasi parameter utama propeller dilakukandengan metode Kuiper (1992) berbasiskan torsi [11]

    sebab menggunakan data input daya motor. Asumsi dan batasan yang dipakai pada proses ini adalah :

    •  Propeller bekerja dalam kondisi kavitasimaksimum 2.5% back cavitation 

    •  Diameter maksimum propeller adalah 70% saratkapal

    •  Efisiensi transmisi sistem propulsi diasumsikan98%

    •  Geometri propeller mengacu standarWageningen B-series 

    Proses optimasi dilakukan dengan bantuan piranti

    lunak PROPTIMA-Professional. Program ini

    mengadopsi metode optimasi Kuiper yangditerjemahkan ke dalam bahasa pemrograman. Metode

    Kuiper pada dasarnya pemutahiran metode grafisdengan penerapan formula polinomial :

    K Q  = ∑=

    ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ 47

    1

    )()(n

    v

    ut 

    s

    nn

    nn

    n  Z  Ao

     Ae

     D

    P J C    (1)

    K T   = ∑=

    ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ ⎟ ⎠

     ⎞⎜⎝ 

    ⎛ 39

    1

    )()(n

    v

    ut 

    s

    nn

    nn

    n  Z  Ao

     Ae

     D

    P J C    (2)

    dimana :

     J   : koefisien kemajuan (speed of advance)Ae/Ao  : rasio luasan daun propeller (BAR)

    P/D : rasio kisarZ : jumlah daun propeller

    Cn  : konstanta regresi dan sn , tn , un , vn adalah pangkat polinomial [12].Detil profil daun propeller dihitung berdasarkan

    standar Wageningen B-series dengan input 4 data parameter utama propeller yang telah dihasilkan

    melalui proses optimasi.  Analisa kekuatan daun

     propeller kemudian dilakukan dengan cantilever beam

    method   (CBM) sebagai langkah awal dalam

    menentukan ketebalan minimum daun propeller pada

     posisi kritis.

    Semua gambar rancangan yang berupa gambarteknik, gambar detail dan gambar kerja, dibuat

     berdasarkan metode Holst [13], dibantu dengan

     program  AUTOCAD 2008   serta gambar model 3D,dibuat dengan program CATIA V5R7. 

    Untuk memenuhi persyaratan rancangan yang

    mengakomodasi aspek hemat energi, maka dilakkan

     pula analisis kinerja. Karena pengujian hidrodinamismodel propeller tidak memungkinkan, maka kinerja

     propeller dapat diprediksi dengan formula polinomial 

    yang tersedia, dengan dukungan data kecepatan kapal,tahanan kapal, jumlah daun propeller, rasio kisar serta

    rasio luasan daun. Prediksi kinerja propeller dilakukan

    dengan menerapkan prosedur prognosis kecepatan

  • 8/18/2019 Propeller Komposit

    4/8

     

    S em i n a r N a s i o n a l Te k n i k M e s i n I V

    3 0 Ju n i 2 0 0 9 , S u r a b ay a , I n d o n e s ia   

    45

    (speed prognosis) [12]. Hasilnya akan memperlihatkan

    efisiensi, koefisien thrust, koefisien torsi dan putarankerja propeller pada perubahan kecepatan kapal.

    3. Hasil dan Pembahasan3.1. Data Input Optimasi

    Sehubungan dengan ditemukannya variasispesifikasi komponen sistem propulsi yang digunakan,maka diperlukan penentuan sebuah nilai untuk masing-

    masing parameter yang digunakan sebagai input

     perancangan propeller. Nilai variabel input ditentukan

    menurut trend data yang frekuensi penggunaannya

     paling tinggi. Hasil pengolahannya tercantum padatabel 1.

    Data parameter propeller yang selama ini terpasang

    di kapal juga diambil sebagai bahan perbandingan hasilrancangan, dengan spesifikasi tercantum pada tabel 2.

    Tabel 1. Hasil pengolahan data inputNo Data satuan mod mean SD

    1 Kecepatan kapal knot 8 8.50 0.63

    2 Daya motor induk HP 30 28,12 2,53 Putaran motor induk rpm 3600 3450 200

    4 Rasio gear box - 3,22 2,97 0,28

    Ket :

    mod : frekuensi data yang paling sering muncul

    mean : rata-rataSD : simpangan baku

    Tabel 2. Spesifikasi propeller terpasang Parameter Dimensi satuan

    25 inchDiameter (D)

    635 mm

    12 inchKisar (P)

    304.8 mm

    Rasio kisar (P/D) 0,48 -

    Rasio luas daun (BAR) 0,35 -

    Berhubung kapal sejenis telah diteliti pada

     penelitian terdahulu [8] dimana data parameter badan

    kapal telah didapatkan, maka penelitian inimemanfaatkan data tersebut. Data yang dimaksud

    adalah :

    Sarat kapal (T) = 1,8 m

    Panjang kapal = 10,64 m

    Tinggi sumbu propeller diatas garis dasar=0,45 m

    Input data yang juga sangat mempengaruhi hasil

    adalah koefisien interaksi yang merefleksikan aliran

    yang memasuki daerah aliran propeller. Data ini berupa

    koefisien fraksi aliran (w=wake fraction) dan fraksi

     penurunan thrust   (t=thrust deduction fraction).  Nilaikoefisien tersebut didapatkan dengan pendekatanformula regresi Holtrop [11]. Hasilnya adalah :

    w = 0,05

    t = 0,0542

    3.2. Optimasi Parameter Propeller

    Titik desain propeller ditentukan pada rating

    maksimum motor (20 kW pada 3600 rpm) berkorelasidengan kecepatan kapal sebesar 10 knot. Strategi ini

    dipilih dengan harapan kapal dapat mencapai kecepatan

    8 knot dengan motor induk bekerja di bawah ratingmaksimumnya, sehingga dapat memperpanjang umur

     pemakaian motor dan menurunkan konsumsi bahan

     bakar spesifik.Proses optimasi berbasis torsi dilakukan dengan

     bantuan program PROPTIMA Professional. Programmengeluarkan dua hasil dengan kondisi berbeda. Hasilyang pertama mengindikasikan efisiensi propeller

    tertinggi yang dapat dicapai pada tahap akhir iterasi pertama. Hasil yang kedua merupakan lanjutan iterasi

     pertama, dimana parameter optimum BAR (atau Ae/Ao

     pada program) diiterasi kembali dengan koreksiterhadap efek kavitasi. Parameter lainnya dikoreksi

    untuk mencapai efisiensi propeller maksimum. Berikut

     perbandingan keduanya disajikan dalam bentuk

    tabulasi.

    Tabel 3. Hasil proses optimasi parameter propeller  

    Iterasi Z BAR P/D o D(m)Thrust

    (kN)

    I 3 0.35 0.77 0.645 0.482 2.52II 3 0.394 0.784 0.640 0.469 2.41

    Setelah iterasi kedua, rasio luasan bilah propeller

    (BAR) harus ditingkatkan dari 0,35  menjadi 0,394 untuk antisipasi terhadap kavitasi. Hal ini

    mengakibatkan turunnya diameter optimum dan

    efisiensi open water . Pengecilan diameter justru

    menguntungkan dari segi material sedangkan penurunan efisiensi dalam hal ini tidak signifikan. Efek

     pengecilan diameter adalah turunnya gaya dorong

    (thrust ) dari 2,52  kN menjadi 2,41  kN. Berdasarkanhasil penelitian Sukadana dan Husodo [8], pada

    kecepatan 10 knot gaya dorong yang diperlukan adalahsebesar 4,7  kN yang harus diatasi oleh dua unit

     propulsi. Untuk satu propeller, beban yang harusditanggung adalah 2,35 kN. Dengan demikian, propellerdengan parameter optimum yang dihasilkan pada iterasi

    kedua masih memenuhi syarat secara teknis.

    Dapat dirangkum bahwa hasil dari proses optimasi

     parameter telah menghasilkan propeller denganspesifikasi : 

    3.3. Pemodelan Daun Propeller

    Data parameter utama propeller yang telah

    ditetapkan dari proses optimasi selanjutnya

    diterjemahkan ke dalam bentuk rancangan detail berupa beberapa gambar. Gambar teknis dibuat untukmengetahui spesifikasi detail bilah propeller, bentuk

     profilnya serta visualisasi bentangannya. Untuk

    membantu visualisasi geometri aktualnya, diperlukantransformasi ke model 3 dimensi. Untuk membantu

     pembuatan, diperlukan gambar pola elemen bilah

    ( pattern drawing), yang menunjukkan detil ordinat dan

    ketebalan 10 posisi profil bilah.Basis utama semua gambar adalah detil dimensi

    Z = 3 BAR = 0,394

    D = 469 mm P/D = 0,784

  • 8/18/2019 Propeller Komposit

    5/8

     

    S em i n a r N a s i o n a l Te k n i k M e s i n I V

    3 0 Ju n i 2 0 0 9 , S u r a b ay a , I n d o n e s ia   

    46

    setiap profil bilah pada 10 posisi ordinat radius

     propeller. Data geometri yang dimaksud diperolehdengan input parameter utama propeller ke dalam

    formulasi geometri profil propeller Wageningen B-

    series. Hasilnya tercantum pada tabel 4.

    Tabel 4. Geometri profil daun propeller  

    r/R r(mm)

    c(mm)

    a(mm)

    b(mm)

    t/D t(mm)

    0.2 46.90 100.59 61.96 35.20 0.041 19.04

    0.25 58.63 106.71 65.47 37.35 0.038 17.94

    0.3 70.35 112.84 68.95 39.49 0.036 16.84

    0.4 93.80 123.19 73.79 43.12 0.031 14.63

    0.5 117.25 130.58 76.13 46.36 0.027 12.43

    0.6 140.70 134.65 75.13 52.38 0.022 10.22

    0.7 164.15 133.54 70.24 59.02 0.017 8.02

    0.8 187.60 131.01 63.02 62.62 0.012 5.82

    0.9 211.05 102.06 40.83 51.03 0.008 3.61

    0.95 222.78 72.50 15.50 37.79 0.005 2.51

    Keterangan :

    r/R : posisi segmental elemen profil daunr : radius setiap profil daun

    c : chord, panjang profila : jarak garis generator dari ujung depan profil

     b : jarak ketebalan maksimum dari ujung depan profilt : tebal maksimum profil

    Tabel 4 hanya menunjukkan ketebalan maksimum

    masing-masing profil. Distribusi ketebalan pada titik

    lainnya dibuat dengan tabel ordinat bagian muka dan punggung bilah setiap profil yang dimaksud. Dengan

    menghubungkan titik-titik ordinat muka dan punggung

     bilah, didapatkan bentuk profil yang diinginkan.

    Berikut gambar teknik model propeller dengan detil profil per elemen menunjukkan posisinya terhadap garis

    generator.

    Gambar penampang depan daun propeller diatasmenunjukkan ketebalan profil semakin menipis ke

     bagian ujung propeller, dimana bagian pangkal

    memiliki ketebalan maksimum. Hal ini dimaksudkanuntuk antisipasi gaya sentrifugal yang bekerja disekitar

    0,6R hingga 0,7R. Ketebalan maksimum setiap profil

     juga terdistribusi dari arah depan (leading edge) secara

     perlahan bergeser ke arah belakang (trailing edge).

    Distribusi ini dimaksudkan untuk mendapatkan titik pusat massa bilah mendekati garis sumbu vertikalnya.

    Untuk mendapatkan visualisasi prototipe yangsesungguhnya, diperlukan gambar 3 dimensi model.

    Gambar ini disusun sesuai dengan konvensi kerangka

    acuan yang berlaku, menurut  International Towing

    Tank Convention 1978 . Sumbu propeller (dan sekaligusmerupakan sumbu porosnya) terletak pada sumbu X

    dengan tanda positif mengarah ke haluan kapal. Sumbu

    Y terletak pada bidang yang tegak lurus dengan sumbuX dengan tanda positif ke arah lambung kanan

    (starboard ), untuk propeller dengan putaran searah jarum jam. Sumbu Y merupakan sumbu vertikal dengantanda positif mengarah ke bawah. Menurut ketentuan

    tersebut, maka profil bilah digambar sepanjang sumbu

    Y dengan ketebalan mengarah ke sumbu X serta

    susunannya per radius terbentang sepanjang sumbu Z.

    Prototipe dirancang memiliki distribusi kisar yangkonstan sepanjang kenaikan radius bilahnya. Dengan

    demikian, seiring kenaikan radius didapatkan sudut

    kisar yang semakin mengecil, sehingga bentuk daun propeller dari pangkal hingga ke ujung terkesan

    “terpilin” seperti tampak pada gambar 2.

    3.4. Dimensi Boss Propeller

    Dimensi bos propeller ditentukan dengan

    menerapkan patokan dimensi oleh O’Brien [14].

    Dimensi boss akan menentukan massa propellerkeseluruhan sehingga akan berdampak terhadap momen

    inersia propeller. Momen inersia dapat mempengaruhi

    karakteristik getaran sistem propulsi. Dari sisihidrodinamis, bos dengan dimensi yang terlalu besar

     juga akan berdampak negatif terhadap sifat aliran yang

    melewati bilah propeller.

    Dengan demikian, dimensi bos juga diupayakansekecil mungkin, namun masih memungkinkan

     penempatan poros dan bilah propeller. Sesuai dengan

    dimensi dan geometri poros propeller yang memilikitaper 1: 10 pada bagian bos, maka bagian dalam bos

     juga disesuaikan. Rancangan bos yang ditetapkan

    adalah seperti terlihat pada gambar 3.

    Gambar 1. Gambar teknik model propeller

    Gambar 2. Model 3 dimensi propeller,

    menunjukkan detil profil setiap posisi radius serta

    erubahan sudut kisarn a

  • 8/18/2019 Propeller Komposit

    6/8

     

    S em i n a r N a s i o n a l Te k n i k M e s i n I V

    3 0 Ju n i 2 0 0 9 , S u r a b ay a , I n d o n e s ia   

    47

    Visualisasi rancangan akhirnya dapat diperkuat

    dengan penyajian model 3 dimensi sebagai satu unit propeller. Pada tahap ini posisi sambungan bilah

    dengan boss-nya dapat diamati, seperti terlihat pada

    gambar 4.

    3.5. Analisis Kekuatan Daun Propeller

    Analisis kekuatan dilakukan dengan metode yang paling sederhana, cantilever beam method   (CBM).

    Perhitungan kekuatan hanya dilakukan terhadap elemen

     profil 0,25R, sebagai titik yang dianggap paling rawan.Sesuai dengan metode yang diberikan oleh Carlton

    [14] hasil yang didapatkan untuk elemen profil 0,25 R

    (r = 58,63) dirangkum sebagai berikut.

    1.  Massa satu bilah propeller = 0,351 kg

    2.  Modulus tarik penampang elemen = 3187 mm3 

    3.  Gaya sentrifugal propeller = 556,7 N

    4.  Tegangan tarik maksimum (N/mm2)

    a. Komponen akibat gaya dorong = 19,7 b. Komponen akibat torsi propeller = 7,53

    c. Komponen akibat momen sentrifugal : 2,67

    d. Komponen akibat gaya sentrifugal : 0,42sehingga tegangan maksimum yang bekerja pada

    elemen bilah 0,25R = (a+b+c+d) = 30,3 N/mm2.

    Hasil perhitungan di atas menunjukkan bahwakomponen akibat gaya dorong propeller mendominasi

    tegangan elemen bilah pada pangkal, disusul oleh

    komponen akibat torsi propeller. Hal ini menunjukkan

    kesesuaian dengan hasil analisis terhadap beberapa

     propeller yang digunakan pada beberapa tipe kapaldimana secara umum komponen gaya dorong memang

    mendominasi. Secara teoritis, hal ini disebabkan oleh

     posisi lengan momen gaya ini dari elemen bilah yangdianalisis terjauh yaitu 0.7R, dibandingkan dengan letak

    titik berat bilah (0.5R) atau lengan momen torsi

    (0.66R).

    Komponen gaya sentrifugal dalam kasus inimemiliki kontribusi tegangan yang relatif rendah. Hal

    ini dapat disebabkan oleh material yang digunakan berupa komposit memiliki densitas yang cukup rendah

    dibandingkan material logam. Mempertimbangkan

    tegangan maksimum yang timbul pada pangkal bilah

     propeller, maka material yang digunakan adalah

    komposit berbahan E-glass fiber yang memiliki

    kekuatan tarik maksimum sebesar 69 MPa dengan

    densitas 2075 kg/m3.

    3.6. Analisis Kinerja Propeller

    Propeller dirancang untuk dapat menyediakan gaya

    dorong yang cukup untuk mengatasi beban kapal pada

    kecepatan yang diinginkan. Di sisi lain, propeller jugadituntut untuk memiliki efisiensi yang cukup tinggi

    untuk mendapatkan sistem propulsi yang hemat.Analisis hidrodinamis dapat digunakan untukmengungkap kemampuan ini, melalui analisis

    karakteristik open water   propeller dan prognosis

    kecepatan. Semua proses ini juga dibantu PROPTIMAProfessional.

    Analisis dilakukan dengan menggunakan diagramopen water propeller yang didapatkan dari formula

     polinomial propeller Wageningen B-series dengan input parameter optimum yang telah didapatkan. Sesuai

    dengan tujuan penelitian, maka parameter propeller

    yang telah digunakan selama ini juga dijadikan input

    sebagai bahan perbandingan. Nilai-nilai numerik yangdihasilkan PROPTIMA selanjutnya ditransfer dalam

     bentuk file EXCEL untuk dibuatkan diagram seperti

    terlihat pada gambar 5.

    Gambar 3.Sketsa dimensi bos propeller 

    Gambar 4. Visualisasi 3D model propeller

    Openwater diagram

    (KT)1(10KQ)1

    (ETAo)1

    (KT)2(10KQ)2

    (ETAo)2

    0

    0.1

    0.2

    0.3

    0.4

    0.5

    0.6

    0.7

    0.8

    0.01 0.12 0.23 0.34 0.45 0.56 0.66 0.77 0.88

    J

         K     T ,     1

         0     K     Q ,    e

         t

    ETAo: efisiensi openwater 

    KT : koefisienthrust

    KQ: koefisientorsi

    Gambar 5. Diagram karakteristik open water  

     propeller hasil perancangan (indeks 1) dan

    terpasang (indeks 2)

  • 8/18/2019 Propeller Komposit

    7/8

     

    S em i n a r N a s i o n a l Te k n i k M e s i n I V

    3 0 Ju n i 2 0 0 9 , S u r a b ay a , I n d o n e s ia   

    48

    Kurva efisiensi open water   menunjukkan bahwa

     propeller hasil perancangan memiliki nilai maksimumlebih tinggi daripada propeller terpasang. Efisiensi open

    water   maksimum propeller hasil perancangan adalah

    0.69  yang tercapai pada titik  J   = 0.68, sedangkan propeller terpasang hanya mampu menghasilkan

    efisiensi open water  maksimum sebesar0.53

     pada titik J   = 0.4. Secara teoritis, propeller hasil perancanganmampu memberikan efisiensi 30%  lebih tinggi

    daripada propeller terpasang.Pada pengoperasian sesungguhnya, yakni pada

    kecepatan 10 knot dengan diameter rancangan sebesar

    469 mm, maka titik operasi propeller berada pada  J =0.55. Jadi, efisiensi aktual yang dihasilkan propeller

    rancangan berada di bawah maksimumnya, yaitu

    sebesar 0.64. Di sisi lain, propeller terpasang

    dioperasikan pada titik  J   = 0.42. Dengan demikian,analisis terhadap kinerja propeller pada pengoperasian

    sebenarnya mengindikasikan bahwa efisiensi openwater  propeller hasil perancangan diprediksi 20% lebih tinggi daripada propeller terpasang.

    Dengan diameter 35% lebih besar, dapat dipastikan propeller terpasang memiliki kemampuan gaya dorong

    (thrust ) yang lebih tinggi daripada propeller hasil

     perancangan. Namun, gaya dorong yang lebih tinggiini, terkorelasi pula dengan tenaga/torsi motor yang

    lebih besar. Secara teoritis, hal inilah yang

    menyebabkan propeller terpasang lebih boros tenaga.Faktanya, dengan diameter sebesar 635 mm semestinya

    dioperasikan pada putaran yang lebih rendah (dengan

    mengganti gear pereduksi putaran) sehingga didapatkanefisiensi propeller yang lebih tinggi. Namun, menurut

    kajian yang telah dilakukan pada penelitian ini, dengan

    spesifikasi motor penggerak dan rasio gear yangdigunakan, diameter 635 mm tidak optimum.

    Disamping tinjauan terhadap efisiensi, kinerja propeller dalam hal mengakomodasi kecepatan kapal

    yang diharapkan juga harus diketahui. Prognosis

    kecepatan dilakukan dengan teknik pencarian koefisienK T  /J 

    2  propeller yang setara dengan beban kapal, yaitu

    K T  /J 2  yang diturunkan dari tahanan kapal pada

    kecepatan tertentu. Koefisien K T  /J 2  propeller ditentukan

    dengan formula polinomial dengan input parameter

    optimum.

    Output dari PROPTIMA adalah berupa tabulasi.

    Untuk memperjelas hasil, disajikan prognosis kecepatandalam bentuk diagram berikut (gambar 6).

    Pada gambar 6, PBmotor   menyatakan kurva rating

    nominal motor penggerak. PB prop  merupakan kurva pembebanan propeller terhadap motor dan vs adalah

    kurva kecepatan kapal yang diprediksi dapat tercapai.Kurva kecepatan naik secara kontinyu dengan pertambahan putaran motor, dengan peningkatan rata-

    rata 0,7 knot untuk setiap kenaikan 250 rpm. Pada putaran maksimum kecepatan kapal yang tercapai

    diprediksi sebesar 8,5 knot, masih memenuhi kecepatan

    dinas yang umumnya diinginkan yaitu 8 knot. Hanyasaja, sesuai rancangan awal, kecepatan ini semestinya

    tercapai pada saat motor dioperasikan di bawah rating

    maksimumnya, misalnya 85% daya maksimum.

    Kekurangan ini ditengarai disebabkan oleh penentuan putaran propeller yang terlalu tinggi pada titik desain

    awal.Di sisi lain, karakteristik pembebanan propeller

    terhadap motor menunjukkan performa yang baik. Pada

     putaran kerja terendah, propeller hanya menyerap 30%daya motor. Pada putaran maksimum dengan masuknya

     beban propeller ternyata daya yang tercapai hanya 85%

    daya maksimumnya. Hal ini mengindikasikan pemilihan kisar ( pitch) propeller yang telah cukup baik.

    4. KesimpulanBerdasarkan proses perancangan, didapatkan

    rancangan propeller dengan spesifikasi sebagai berikut :

    1.  Diameter : 469 mm2.  Jumlah daun : 3

    3.  Rasio kisar : 0,784

    4.  Rasio luasan daun : 0,3945.  Bentuk profil : Wageningen B-series 

    Spesifikasi propeller diatas diaplikasikan untuk

    kapal dengan sistem propulsi spesifik sebagai berikut :

    •  Rating maksimum motor : 20 kW pada 3600rpm

    •  Rasio gear penurun putaran : 1 : 3,22Kajian terhadap kinerja hidrodinamis propeller

    menunjukkan hasil :

    •  Efisiensi propeller yang dirancang adalahsebesar 0,64, 20%  lebih tinggi daripada

    efisiensi propeller yang selama ini digunakan dikapal ikan obyek penelitian. Pada putaran

    maksimum motor induk, propeller diprediksi

    dapat menggerakkan kapal dengan kecepatan8,5 knot.

    • 

    Hasil evaluasi sementara terhadap propeller

    yang digunakan di kapal selama ini adalah

    diameter non-optimum untuk putaran kerja1118 rpm (rasio gear 1:3,22)

    4. Ucapan Terima KasihUcapan terima kasih penulis sampaikan kepada

    Politeknik Negeri Bali (PNB) sebagai pihak penyandang dana penelitian dan pembina P3M-PNB

    speed prognose

    PBmotor 

    PBprop

    vs :

    4.2

    vs :4.7

    vs :

    5.3

    vs :

    6.0

    vs :

    6.8

    vs :

    7.7

    vs :

    8.5

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    2000 2250 2500 2750 3000 3250 3500

    n (rpm)

    PB (kW)

    0

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    Vs(knot)

    Gambar 6. Prognosis kecepatan kapal denganmenggunakan propeller hasil perancangan 

  • 8/18/2019 Propeller Komposit

    8/8

     

    S em i n a r N a s i o n a l Te k n i k M e s i n I V

    3 0 Ju n i 2 0 0 9 , S u r a b ay a , I n d o n e s ia   

    49

    atas saran-saran dan masukan selama proses penelitian

    ini, sehingga dapat diselesaikan dengan baik. Terimakasih pula bagi Sdr. Dudik Agus Cahyono; staf PT.

    PAL Indonesia dan mantan mahasiswa DIII Politeknik

    Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS-ITS); ataskegigihannya menuntaskan dan menyempurnakan

     program Proptima-Professional  hingga dapatmemberikan sumbangan bagi dunia perkapalan diTanah Air. Semoga kerjasama PNB, PPNS-ITS dan PT.

    PAL Indonesia tetap terjalin erat.

    5. Daftar Pustaka1.  Hakim, A., 2007, Teknologi Material

    Komposit.  (http://www.forumsains.com/

    Teknologi Material Komposit Forum Sains

    Indonesia.htm, last visited on Thursday, 03April 2008)

    2.  Wozniak, C.D, ”Analysis, Fabrication and

    Testing of Composite Bladed Propeller for a

     Naval Academy Yard Patrol (YP) Craft”,Trident Scholar Report no.341, 2005, USNA

    3. 

    ACMC, 2008, Composites: the Alternative toMetal Propellers,

    (http://www.tech.plym.ac.uk/sme/composite

     propellers.htm, last visited on Thursday, 03April 2008)

    4.  A Volonte, 2005, Move out of the “Bronze

    Age” and into the “Space Age”,(http://www.compositecarbonfibreprop.com/av

    olonte_brochure.htm, last visited on

    Wednesday, 11 March 2009)5.  Marsh, G., 2004, A New Start for Marine

    Propellers,

    (http://www.reinforcedplastics.com/features/53/marine/, last visited on Friday, 13 March

    2009)

    6.  Sukadana, I.B.P, “Pengembangan DataKarakteristik Open Water Propeller Kapal

    Cepat”, Laporan Penelitian DIK, Politeknik

    Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya, 20007.  Sukadana, I.B.P., “Optimasi Desain Sistem

    Propulsi Tipe V pada Kapal Patroli”. ThesisProgram Pasca Sarjana Teknologi Kelautan,

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

    Surabaya, 2001

    8.  Sukadana, I.B.P., dan Husodo, A.W.,“ Resistance Test   Model Kapal Ikan

    Tradisional di Brondong”, Laporan Penelitian

    DUE-Like, Politeknik Perkapalan Negeri

    Surabaya, Surabaya, 20029.  Sukadana, I.B.P, dan Suastawa, IW., “Rancang

    Bangun Propeller Komposit pada Kapal IkanTradisional untuk Meningkatkan Efisiensi

    Propulsi”, Laporan Penelitian DIPA,Politeknik Negeri Bali, Denpasar, 2008

    10.  Holtrop, J.A., “Statistical re-Analysis ofResistance and Propulsion Data”, Jurnal

    International Shipbuilding Progress, Vol.31,1984

    11.  Kuiper, G., The Wageningen Propeller

    Series, MARIN Publication, Netherland,1992

    12.  Carlton, J.S., Marine Propellers and

    Propulsion, Butterworth-Heinemann Ltd,Oxford, 1994

    13.  Mannen,J.D.Van, dan Oosanen, P.Van., 1988.“Propeller Design”, Principles of Naval

    Architecture 2nd 

      revision, Volume II, 1988,

    hal. 183-21314.  O’Brien, T.P., The Design of Marine Screw

    Propellers, 3rd 

      revision, Hutchinson &Co.

    Publisher, London, 1969