project loon [111499].docx

32
PROJECT LOON Project loon adalah sebuah project dimana Google akan meluncurkan balon-balon ke seluruh dunia yang nantinya semua orang akan bisa mengakses internet dengan bebas dan cepat. Project ini sudah dimulai sejak tahun 2011 dan sudah diluncurkan di Selandia Baru pada tahun 2013. Project ini rencananya akan disebar di seluruh dunia dan akan di uji cobakan di Indonesia pada tahun 2016. Project ini dikerjakan oleh Google X lab yang diketuai oleh Mike Cassidy. Project ini dibuat dengan tujuan agar semua orang dapat menikmati internet dengan gratis dan cepat termasuk di tempat terpencil sekalipu. Apa Project loon adalah sebuah project dimana Google akan meluncurkan balon-balon ke seluruh dunia yang nantinya semua orang akan bisa mengakses internet dengan bebas dan cepat Kapan Project ini sudah dimulai sejak tahun 2011 dan sudah diluncurkan di Selandia Baru pada tahun 2013 Dimana Project ini rencananya akan disebar di seluruh dunia dan akan di uji cobakan di Indonesia pada tahun 2016. Siapa Project ini dikerjakan oleh Google X lab yang diketuai oleh Mike Cassidy Bagaimana Project ini dibuat dengan tujuan agar semua orang dapat menikmati internet dengan gratis dan cepat termasuk di tempat terpencil sekalipu.

Upload: muhammad-adzkia-part-ii

Post on 19-Feb-2016

26 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROJECT LOON [111499].docx

PROJECT LOONProject loon adalah sebuah project dimana Google akan meluncurkan balon-balon ke seluruh dunia yang nantinya semua orang akan bisa mengakses internet dengan bebas dan cepat. Project ini sudah dimulai sejak tahun 2011 dan sudah diluncurkan di Selandia Baru pada tahun 2013. Project ini rencananya akan disebar di seluruh dunia dan akan di uji cobakan di Indonesia pada tahun 2016. Project ini dikerjakan oleh Google X lab yang diketuai oleh Mike Cassidy. Project ini dibuat dengan tujuan agar semua orang dapat menikmati internet dengan gratis dan cepat termasuk di tempat terpencil sekalipu.

ApaProject loon adalah sebuah project dimana Google akan meluncurkan balon-balon ke seluruh dunia yang nantinya semua orang akan bisa mengakses internet dengan bebas dan cepat

KapanProject ini sudah dimulai sejak tahun 2011 dan sudah diluncurkan di Selandia Baru pada tahun 2013

DimanaProject ini rencananya akan disebar di seluruh dunia dan akan di uji cobakan di Indonesia pada tahun 2016.

SiapaProject ini dikerjakan oleh Google X lab yang diketuai oleh Mike Cassidy

BagaimanaProject ini dibuat dengan tujuan agar semua orang dapat menikmati internet dengan gratis dan cepat termasuk di tempat terpencil sekalipu.

Page 2: PROJECT LOON [111499].docx

Direksi operator asal Indonesia dan Petinggi Google usai penandatanganan MoU Project Loon (dok)Tiga operator besar di Indonesia telah menandatangani kesepakatan dengan Google untuk melakukan uji coba teknis (Technical Test) terhadap Project Loon, jelang tutup Oktober 2015.

Ketiga operator yang terlibat adalah Telkomsel, Indosat, dan XL. Ketiganya adalah penguasa sekitar 85% pangsa pasar seluler di Tanah Air. (Baca juga: Operator ujicoba Balon Internet)

Project Loon sendiri adalah inovasi penyediaan akses internet dengan mengandalkan penempatan balon-balon di udara yang diibaratkan seperti Base Transceiver Station (BTS).

Inovasi Google ini dapat terbang selama 187 hari, dengan jarak tempuh lebih dari 17 km. Jarak antar balon ke balon untuk menghubungkan data sejauh 100 km, kapabilitas peluncuran 20 balon per hari, tingkat kecepatan navigasi mencapai 500 meter per detik.

Untuk uji coba di Indonesia, rencananya balon-balon ini menggunakan frekuensi 900 MHz milik Telkomsel, Indosat, dan XL berlangsung selama satu tahun pada 2016, di lima titik di atas Sumatera, Kalimantan, dan Papua Timur.

Teknologi yang diusung Google sebenarnya sudah lama dikenal dengan High Altitude Platform Station (HAPS). Inovasi ini dipergunakan dalam dunia telekomunikasi wireless sebagai jalan tengah dari sistem komunikasi satelit dan terestrial (tower).

HAPS memanfaatkan lapisan Stratosphere untuk menempatkan sebuah atau beberapa pesawat (balon gas atau airplane type) pada ketinggian 20 km dari permukaan bumi dan selanjutnya digunakan sebagai wahana transmisi (broadcast, multicast, bidirectional) baik telekomunikasi, internet (acces atau backbone), TV berbayar serta juga Remote Sensing.

Google Loon adalah varian dari HAPS yang memanafaatkan balon untuk bisa diakses oleh pengguna dalam kurun waktu tertentu saja. Kapasitasnya rendah karena keterbatasan catu daya dan volume.

Menurut Google, inovasi ini bisa menjadi solusi bagi penetrasi akses internet di Indonesia yang kondisi geografisnya tak semua mendukung penempatan menara telekomunikasi.

Hal ini diperkuat dengan laporan Freedom on The Net 2015 dimana Indonesia menduduki urutan ke-33 sebagai negara yang memiliki kebebasan mengakses Internet dengan skor total 42. Penilaian berkisar di seputar hambatan mengakses Internet itu sendiri, pembatasan konten, dan pelanggaran hak pengguna. Posisi Indonesia tak berbeda jauh dengan Singapura dan Malaysia yang masing-masing menduduki posisi ke-32 dan 35.

Indonesia yang memiliki sekitar 250 juta penduduk, hanya memiliki sekitar 73 juta pengguna Internet. Angka ini mengindikasikan penetrasi Internet kurang dari 30% dari total populasi. Kecilnya penetrasi Internet yang terbentur faktor geografis menghasilkan skor senilai 11 dalam metriks Obstacles to Access.

Page 3: PROJECT LOON [111499].docx

KontroversiBagi sebagian kalangan, aksi operator yang memilih bermitra dengan Google untuk menggarap penetrasi di kawasan rural menjadi tanda tanya.

Pasalnya, beberapa kalangan telah mengembangkan OpenBTS beberapa tahun lalu dan lebih proven karena pernah digunakan saat ada bencana alam.

Teknologi OpenBTS bagi telekomunikasi GSM berbasis software open source biasanya memanfaatkan frekuensi 900 MHz atau 1.800 MHz. Selama ini pemerintah seperti memasung pengembangan OpenBTS dengan alasan frekuensi yang digunakan berlisensi dan harus membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP).

Nah, jika frekuensi ini berlisensi, kenapa pemerintah malah mendorong operator bekerjasama dengan Google, padahal teknologinya belum proven secara komersial? Bukankah antara OpenBTS dan Balon milik Google sebenarnya inovasi yang setara, kenapa perlakuan berbeda?

Pertanyaan lainnya, benarkah operator di Indonesia membutuhkan Project Loon atau Google yang butuh Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia inovasinya akan diujicoba di negara yang akan menjadi salah satu pasar digital terbesar di Asia? Jangan-jangan ada tangan-tangan tak terlihat yang setengah memaksa operator untuk bekerjasama dengan Google?

Jika melihat pernyataan dari Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) akhir pekan ini, dikatakan, pada bulan Juli 2015, asosiasi ini sudah secara langsung menanyakan ke Google mengenai keberadaan Project Loon untuk kepentingan anggota, namun dikatakan tidak tersedia. (Baca juga: APJII ingin cicipi Project Loon)

Nah, lantas kenapa pada Oktober 2015 mendadak ada penandatanganan kerjasama dengan tiga operator dan seperti mendapat restu dari Menkominfo Rudiantara yang berada di Amerika Serikat sana?

Tiga operator seluler pun sepertinya ingin bermain cantik dengan memberikan akses bagi Google untuk uji coba di remote area. Hal ini berarti hanya sekitar 4% dari cakupan geografis yang belum terlayani operator di Indonesia.

Namun, jika melihat dahsyatnya kemampuan lobi dari petinggi Google ke pemerintah Indonesia, hal yang dikhawatirkan adalah daya jelajah balon tak hanya di remote area, tetapi masuk ke perkotaan, minimal kabupaten.

Seandainya hal ini yang terjadi, maka operator dan pemerintah secara sadar atau tak sadar telah membuka kotak Pandora sangkarut pengelolaan lisensi dan frekuensi di Tanah Air.

Untuk diketahui, selama ini pemilik frekuensi memiliki lisensi penyelenggara jaringan dan harus memenuhi kewajiban yang tertera dalam lisensi modern. Seandainya wilayah balon internet Google melebar kemana-mana, dan anggota APJII ikut serta, artinya berbagi frekuensi dan open access di level jaringan aktif telah diijinkan.

Page 4: PROJECT LOON [111499].docx

Padahal, aturan soal berbagi frekuensi ini belum dikeluarkan dan sudah ada korban yang jatuh karena dianggap menyalahgunakan frekuensi 3G, yakni Indosat dan IM2 yang berujung masuknya Direktur Utama IM2, Indar Atmanto ke Hotel Prodeo.

Sebelum makin jauh melangkah, sudah saatnya Menkominfo Rudiantara berbicara lebih transparan ke publik tentang kisah awal dari Project Loon ini ke masyarakat dan rencana regulasi yang akan dipersiapkan untuk teknologi ini.

Jika tidak, pihak yang paling sengsara adalah tiga operator nantinya, sementara Google sejak diumumkan rencana kerjasama ini sudah menikmati manisnya menebar pesona membantu Indonesia dari sisi pencitraan.

@IndoTelko

JAKARTA (IndoTelko)  – Tiga operator besar di Indonesia telah menandatangani kesepakatan dengan Google untuk melakukan uji coba teknis (Technical Test) terhadap Project Loon.Tiga operator yang akan terlibat adalah Telkomsel, Indosat, dan XL. Ketiganya adalah penguasa sekitar 85% pangsa pasar seluler di Tanah Air. Project Loon sendiri adalah inovasi penyediaan akses internet dengan mengandalkan penempatan balon-balon di udara yang diibaratkan seperti Base Transceiver Station (BTS).Telkomsel telah menegaskan kerjasama itu baru sebatas Technical Test dan belum ada kesepakatan bisnis. Bagaimana dengan Indosat dan XL Axiata?Baca juga :•Ericsson Tantang Project Loon dengan Zero Sites di Indonesia•Project Loon Diragukan Sukses di Indonesia•APJII ingin Cicipi Project Loon“Kerja sama strategis ini bertujuan untuk mendukung Indonesia Broadband Plan 2014-2019. Indosat sebagai salah satu operator telekomunikasi dan digital terkemuka, dengan senang hati mendukung program Pemerintah melalui kerja sama dengan perusahaan teknologi global seperti Google,” kata   President Director & CEO Indosat Alexander Rusli dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/10).Menurut Alex, Project Loon dirancang sebagai kelanjutan dari penyediaan jaringan digital perusahaan telekomunikasi sekaligus mengisi kesenjangan jaringan melalui balon internet di wilayah yang sebelumnya tidak terjangkau.Segendang sepenarian, Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini menyambut baik inisiatif kerjasama dengan Google.  “Akses informasi menjadi salah satu kunci kemajuan di era digital saat ini. Karena itu, layanan Internet yang memadai menjadi kebutuhan urgen bagi kita untuk bisa mempercepat pembangunan dan perekonomian di daerah-daerah terpencil.  XL melihat kesempatan untuk bisa

Page 5: PROJECT LOON [111499].docx

mengatasi hambatan geografis wilayah Indonesia melalui Project Loon. Untuk itu kami menyambut baik kerjasama untuk uji coba ini,” katanya.Project Loon merupakan program yang digagas oleh Google Inc. di mana teknologi yang diusung bertujuan untuk menyebarkan koneksi internet di daerah-daerah terpencil yang tak terjangkau oleh koneksi internet kabel maupun sinyal dari operator selular.Project Loon menggunakan balon udara bertenaga matahari yang akan mengudara di ketinggian sekitar 20 km di atas permukaan laut yang befungsi layaknya menara pemancar. XL akan melakukan integrasikan dengan Project Loon melalui 4G LTE di frekuensi 900 Mhz.Dian menambahkan bahwa teknologi pada Project Loon merupakan alternatif yang sangat efisien secara ekonomi dan operasional, mengingat kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan dan jumlah penduduk yang sangat besar namun tidak merata. Layanan ini dapat menjadi solusi dalam pemerataan koneksi internet ke wilayah terpencil di seluruh Nusantara.Masa percobaan Project Loon direncanakan akan dilaksanakan pada tahun 2016, dan pelaksanaan komersialisasi akan memakan waktu 2 - 3 tahun selanjutnya. (Baca juga:Indonesia dan Project Loon)“XL akan terus melakukan evaluasi terhadap potensial pasar dari penyediaan layanan Project Loon ini. Ke depannya XL akan melanjutkan diskusi lebih lanjut pihak Google. untuk mempelajari proyek uji coba lebih dalam, baik secara teknis maupun komersial. Teknologi yang ditawarkan ini akan lebih sesuai untuk diterapkan di luar Jawa di mana banyak area masih belum terlayani internet secara maksimal oleh semua operator,” katanya.Sekadar diketahui, kala Project Loon akan masuk Indonesia, sempat menuai kontroversi karena dikhawatirkan akan membuat operator lokal makin berdarah keuangannya dalam menghadapi pemain Over The Top (OTT) seperti Google yang datang dengan disruptive technology. (Baca juga: Project Loon dan Kontroversi)Entah kenapa sekarang operator malah menghadirkan karpet merah bagi Google.(id)

Project Loon : Internet Balon Buat Siapa SajaAda teknologi baru nih gan dari Google,,

Setelah kemaren sukses nyelesaiin Google Glass link, 

Page 6: PROJECT LOON [111499].docx

ni ada yg baru dari Google, Project Loon.

http://en.wikipedia.org/wiki/File:Pr..._Loon_logo.png

Apa itu Project Loon

Banyak dari kita berpikir internet sebagai komunitas global. Tapi dua-pertiga dari penduduk dunia belum memiliki akses internet. Project Loon adalah jaringan balon yg bepergian di langit, dirancang untuk menghubungkan masyarakat di daerah pedesaan dan terpencil, membantu mengisi gap dari cakupan provider, dan membawa orang kembali online setelah terjadi bencana.

Teknologi

Proyek Loon balon mengapung di stratosfer, dua kali lebih tinggi pesawat dan cuaca. Mereka dibawa berkeliling Bumi oleh angin dan dapat dikemudikan naik atau turun ke ketinggian dengan angin yg bergerak dalam arah yang diinginkan. Orang dapat terhubung ke jaringan balon menggunakan antena internet khusus yang melekat pada bangunan mereka. Sinyal memantul dari balon ke balon, kemudian ke Internet kembali bumi.

Test Awal

Page 7: PROJECT LOON [111499].docx

Proyek Loon dimulai pada Juni 2013 dengan sebuah balon eksperimental di Selandia Baru. Sekelompok kecil pionir Project Loon akan menguji teknologi di Christchurch dan Canterbury.

link video

Gimana gan ? Kerenn kan,,

Google emang t o p b g t dah 

Klo kata ane, Google is future.

Page 8: PROJECT LOON [111499].docx

Project Loon, Jaringan Internet dari Balon

Internet merupakan salah satu bagian kebutuhan hidup dimasa kini. Seiring perkembangan waktu semakin maju pula teknologi dalam memanfaatkan internet salah satunya dengan menambah jangkauan jaringan internet agar mudah untuk diakses terutama didaerah2 yang sulit dijangkau. Salah satu penemuan terkain peningkatan jaringan internet adalah melalui penggunaan balon udara. Mari disimak gan  Quote:Penyebaran akses internet di seluruh dunia masih belum merata. Di Asia, hanya 27 persen dari populasi yang bisa tersambung ke jaringan global itu. Di Afrika angkanya bahkan hanya 16 persen. Google memperkirakan hanya satu dari tiga orang di bumi yang memiliki akses ke internet.

Salah satu kendala terbesar yang menghalangi penyebaran internet adalah masalah geografis yang menyulitkan pembangunan infrastrukur. Contohnya antara lain hutan yang sulit ditembus, gunung, pulau-pulau yang terpisah oleh lautan, dan lain sebagainya.

Itulah permasalahan yang hendak diatasi oleh Google dalam "ide" terbarunya yang dinamai "Project Loon". Perusahaan ini ingin meratakan akses internet untuk orang-orang di seluruh dunia, termasuk merka yang tinggal di daerah-daerah terpencil. Caranya? Dengan memakai balon udara (baloon).

Seperti dikutip dari AllThingsD, balon-balon ini rencananya akan dilengkapi dengan peralatan elektronik bertenaga surya dan diterbangkan ke lapisan stratosfer pada ketinggian 20 KM atau dua kali ketinggian terbang pesawat, tapi masih berada jauh di bawah jalur orbit satelit. 

Dari sana, balon-balon Google akan tersambung ke menara internet service provider (ISP) di

Page 9: PROJECT LOON [111499].docx

darat. Sinyal akan diteruskan ke balon-balon lain yang sama-sama terbang di langit dan berada dalam jangkauan. Nah, sambungan internet ini kemudian dipancarkan oleh masing-masing balon ke permukaan bumi secara wireless dan bisa ditangkap dengan memakai receiver khusus.

"Pada intinya, kami mencoba menciptakan jaringan di langit," ujar Rich DeVaul, Kepala Arsitek Bidang Teknis Project Loon dalam video penjelasan yang dirilis Google, seperti bisa dilihat dalam video resmi Project Loon.

Quote:Dalam keterangan resminya, Google mengatakan setiap balon Project Loon bisa memberikan koneksi internet wireless pada area dengan diameter 40 KM. Kecepatan transfer data yang dihasilkan disebut bisa setara dengan "koneksi 3G".

Karena menggunakan panel surya, balon-balon tersebut tidak memerlukan bahan bakar untuk beroperasi. Cara mengendalikannya bukan memakai baling-baling atau alat propulsi lain, melainkan dengan menaik-turunkan balon untuk mengikuti arah hembusan angin di lapisan-lapisan stratosfer yang berbeda. Sebuah program dengan algoritma khusus pun telah disiapkan untuk keperluan "menyetir" balon secara otomatis.

Minggu ini Google berencana melakukan uji coba Project Loon di Canterbury, Selandia Baru. Sebanyak 50 peserta akan mencoba tersambung ke internet melalui balon. Setelah itu, Google akan melanjutkan pilot program ke negara lain yang berada di garis lintang yang sama dengan Selandia Baru.[URL="http://tekno.kompas.com/read/2013/06/18/12045337/Project.Loon..Jaringan.Internet.dari.Balon "] Sumber [/URL] 

Page 10: PROJECT LOON [111499].docx

Project Loon: Internet Untuk SemuaSpoiler for no repsol: 

Quote:Internet adalah salah satu teknologi yang paling transformatif kehidupan kita. Tapi 2 dari 3 orang di bumi, internet yg cepat dan murah masih diluar jangkauan (kyk Indonesia   ). Selain itu, faktor geologis spt pegunungan dan pulau-pulau juga menghambat peneterasi internet ke masyarakat. Maka dari itu, raksasa internet Google membuat project yang mengembangkan balon udara utk pendistribusian internet yaitu:

Project Loon

Quote:Nanti, balon udaranya bakalan terbang di ketinggian 20 km, jadi buat yg tinggal di gunung or pedaleman, don't worry. Plusnya lagi, nantinya Project Loon bakalan tersedia di seluruh dunia, jadi gak usah repot cari tempat yang ada sinyalnya 

Cekidot videonya ganSpoiler for cekidot gan: 

Page 11: PROJECT LOON [111499].docx

kalo gak keluar ke Sini sama Sini

Quote:Gimana gan, tertarik? kalo begitu tunggu beberapa tahun lagi karena Project Loon masih dalam tahap pengembangan Semoga aja Indonesia masuk jaringanya (dan murah harganya  ) amin....

Quote:Sekian dari TS. mohan maaf kalo masih berantakan. 

Jika berkenan silahkan di   dan 

APA PROJECT LOON?Banyak dari kita berpikir internet sebagai komunitas global. Tapi dua-pertiga dari penduduk dunia belum memiliki akses Internet. Proyek Loon adalah jaringan balon bepergian di tepi ruang, dirancang untuk menghubungkan orang di daerah pedesaan dan terpencil, membantu mengisi kesenjangan cakupan, dan membawa orang kembali online setelah bencana.

Page 12: PROJECT LOON [111499].docx

TEKNOLOGI

Proyek Loon balon mengapung di stratosfer, kali setinggi pesawat terbang dan cuaca. Di stratosfer, ada banyak lapisan angin, dan setiap lapisan angin bervariasi dalam arah dan kecepatan. Loon balon pergi ke mana mereka dibutuhkan oleh naik atau turun ke lapisan angin bertiup ke arah yang diinginkan perjalanan. Dengan bermitra dengan perusahaan Telekomunikasi untuk berbagi spektrum seluler yang telah kita memungkinkan orang untuk terhubung ke jaringan balon langsung dari ponsel mereka dan perangkat LTE-enabled. Sinyal tersebut kemudian diteruskan di seluruh jaringan balon dan mundur ke internet global di Bumi.BELAJARLAH LAGIDIMANA LOON TELAHProyek Loon dimulai pada bulan Juni 2013 dengan percontohan eksperimental di Selandia Baru, di mana sekelompok kecil proyek Loon pelopor diuji teknologi Loon. Hasil uji coba, serta tes berikutnya di Selandia Baru, California Central Valley dan di timur laut Brazil, yang digunakan untuk meningkatkan teknologi dalam persiapan untuk tahap berikutnya dari proyek.BELAJARLAH LAGI

Page 14: PROJECT LOON [111499].docx

Proyek Loon balon perjalanan sekitar 20 km di atas permukaan bumi di stratosfer. Angin di stratosfer yang bertingkat, dan setiap lapisan angin bervariasi dalam kecepatan dan arah. Proyek Loon menggunakan algoritma perangkat lunak untuk menentukan di mana balon yang harus pergi, kemudian bergerak masing-masing ke dalam lapisan angin bertiup ke arah yang benar. Dengan bergerak dengan angin, balon dapat diatur untuk membentuk satu jaringan komunikasi yang besar.

Terletak di tepi ruang, antara 10 km dan 60 km di ketinggian, stratosfer menyajikan tantangan rekayasa yang unik: tekanan udara adalah 1% yang di permukaan laut, dan atmosfer tipis ini menawarkan perlindungan kurang dari radiasi UV dan ayunan suhu yang dramatis, yang dapat mencapai serendah -80 ° C. Dengan hati-hati merancang amplop balon untuk menahan kondisi tersebut, Project Loon mampu memanfaatkan angin stabil stratosfer dan tetap jauh di atas cuaca peristiwa, satwa liar dan pesawat terbang.BAGAIMANA LOON DIRANCANGAMPLOP

Page 15: PROJECT LOON [111499].docx

PANEL SURYAELEKTRONIK

Bagian tiup balon disebut amplop balon. Sebuah balon amplop dibuat dengan baik sangat penting untuk memungkinkan balon berlangsung sekitar 100 hari di stratosfer. Balon amplop Loon ini terbuat dari lembaran plastik polietilen, dan mereka mengukur lima belas meter lebar dua belas meter ketika penuh meningkat. Ketika balon siap untuk dibawa keluar dari layanan, gas dilepaskan dari amplop untuk membawa balon ke Bumi dalam keturunan dikendalikan. Dalam hal tidak mungkin bahwa balon turun terlalu cepat, parasut yang melekat pada atas amplop dikerahkan.

Elektronik setiap balon yang didukung oleh sebuah array panel surya. Array surya adalah laminasi plastik fleksibel didukung oleh bingkai aluminium ringan. Menggunakan efisiensi tinggi sel surya monocrystalline. Array surya dipasang pada sudut yang curam untuk secara efektif menangkap sinar matahari pada hari-hari musim pendek di lintang yang lebih tinggi. Array dibagi menjadi dua bagian yang menghadap arah yang berlawanan, memungkinkan

Page 16: PROJECT LOON [111499].docx

kita untuk menangkap energi dalam setiap orientasi sebagai balon berputar perlahan angin. Panel menghasilkan sekitar 100 Watts kekuasaan di sinar matahari penuh, yang cukup untuk menjaga elektronik Loon yang berjalan sementara juga pengisian baterai untuk digunakan pada malam hari. Dengan bergerak dengan angin dan pengisian di bawah sinar matahari, Project Loon mampu untuk kekuasaan itu sendiri menggunakan sumber energi terbarukan sepenuhnya.

Sebuah kotak kecil yang berisi elektronik balon hang bawah amplop meningkat, seperti keranjang yang dibawa oleh balon udara panas. Kotak ini berisi papan sirkuit yang mengontrol sistem, antena radio untuk berkomunikasi dengan balon lain dan dengan antena Internet di tanah, dan baterai lithium ion untuk menyimpan tenaga surya sehingga balon dapat beroperasi sepanjang malam.BAGAIMANA LOON MENGHUBUNGKAN

Setiap balon dapat menyediakan konektivitas untuk luas tanah 80 km dengan diameter menggunakan teknologi komunikasi nirkabel yang disebut LTE tentang. Untuk menggunakan LTE, mitra Proyek Loon dengan perusahaan telekomunikasi untuk berbagi spektrum seluler

Page 17: PROJECT LOON [111499].docx

sehingga orang akan dapat mengakses Internet di mana-mana langsung dari ponsel mereka dan perangkat LTE-enabled. Balon menyampaikan lalu lintas nirkabel dari ponsel dan perangkat lain kembali ke Internet global yang menggunakan link kecepatan tinggi.SCALING UPDalam video ini, Pimpinan Proyek Mike Cassidy berbicara kita melalui kemajuan tim telah membuat untuk menciptakan dan mengelola jaringan balon di skala dan membuat Internet balon bertenaga untuk semua kenyataan.MASIH PENASARAN?Pelajari lebih lanjut tentang bagaimana Loon bekerja pada kami laman Google+. Bagi pertanyaan Anda dengan #AskAway.

DIMANA LOON AKANProyek Loon dimulai dengan uji coba pada bulan Juni tahun 2013, ketika tiga puluh balon diluncurkan dari Selandia Baru Pulau Selatan dan berseri-seri Internet untuk sekelompok kecil penguji percontohan. Uji coba sejak diperluas untuk mencakup sejumlah besar orang daerah yang lebih luas. Ke depan, Proyek Loon akan terus memperluas pilot, dengan tujuan membangun sebuah cincin konektivitas tanpa gangguan di lintang di belahan bumi selatan, sehingga penguji percontohan di garis lintang ini dapat menerima pelayanan yang berkesinambungan melalui Internet balon bertenaga.

Page 18: PROJECT LOON [111499].docx

PERJALANAN←123456789→Terima kasih besar untuk penguji pilot kami untuk mengambil langkah pertama dengan kami.Menonton sebagai Charles, Proyek Loon percontohan tester, terhubung ke Internet balon bertenaga untuk pertama kalinya.

Page 19: PROJECT LOON [111499].docx

Seorang pengunjung muda untuk Festival of Flight memberikan acungan jempol di depan salah satu balon dipajang di Airforce Museum di Christchurch.

Page 20: PROJECT LOON [111499].docx

Pilot bungsu tester kami hanya berumur beberapa bulan.

Page 21: PROJECT LOON [111499].docx

The Nimmo keluarga adalah yang pertama untuk terhubung ke Internet balon bertenaga.

Page 22: PROJECT LOON [111499].docx

Balon naik ke stratosfer.

Page 23: PROJECT LOON [111499].docx

Sebelum peluncuran, balon yang membentangkan di atas terpal pelindung. Hal ini memastikan amplop halus tidak rusak oleh kerikil atau rumput runcing.

Page 24: PROJECT LOON [111499].docx

Paul, memimpin tim operasi, menggunakan balon terdengar merah untuk menguji arah angin di lokasi peluncuran.

Page 25: PROJECT LOON [111499].docx
Page 26: PROJECT LOON [111499].docx

Proyek Loon diuji LTE teknologi terbarunya radio di sekolah Brasil pedesaan, Linoca Gayoso, yang belum pernah memiliki akses Internet. Selain operasi jarak jauh, LTE memiliki manfaat tambahan menjadi jenis yang sama dari sinyal bahwa perusahaan-perusahaan telekomunikasi sudah digunakan untuk ponsel. Ini berarti bahwa ketika mitra Loon dengan perusahaan telekomunikasi untuk memberikan konektivitas mil terakhir, infrastruktur yang ada dapat digunakan untuk memberikan layanan Internet untuk ponsel di daerah pedesaan dan terpencil.Sejak meluncurkan beberapa balon di Selandia Baru pada peluncuran Proyek kami di 2013 kami telah diterbangkan jutaan kilometer tes di seluruh dunia mencoba untuk belajar apa yang diperlukan untuk menyediakan konektivitas untuk semua orang, di mana saja, dengan balon. Dalam video ini, Pimpinan Proyek Mike Cassidy berbicara kita melalui kemajuan tim telah membuat untuk menciptakan dan mengelola jaringan balon di skala dan membuat Internet balon bertenaga untuk semua kenyataan.BEKERJA DENGAN KAMIKami mencari mitra yang dapat membantu kita iterate pada teknologi dan terhubung dengan masyarakat setempat. Silahkan mengisi formulir ini dan kami akan menghubungi jika ada kesempatan untuk bekerja sama