program studi manajemen fakultas ekonomi universitas ... · perlahan-lahan mulai tergerus oleh...
TRANSCRIPT
i
PERBEDAAN PENGARUH IMAGE LOW COST CARRIER
TERHADAP MINAT BELI ULANG
Studi Kasus Konsumen Maskapai Penerbangan Lion Air dan Mandala Airlines
Di PT. Mitra Persada Travelindo Jl. Pringgodani no.1 Mrican Baru,
D.I.Yogyakarta
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
Memperoleh gelar sarjana ekonomi
Program studi Manajemen
Disusun Oleh:
Aloysius Fatri Putranto
052214157
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2010
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Untuk mewujudkan suatu mimpi
Diperlukan suatu pengorbanan dan perjuangan
Kegagalan yang didapat hari ini merupakan pelajaran yang berarti tuk
hari esok.
Agar kita menjadi kuat dalam melangkah dan tak pernah takut akan
hambatan di depan
Tuhan, engkau memiliki peran yang sangat penting dan tak
tergantikan
Di saat aku sempat melupakanmu, engkau slalu tetap menuntunku
kembali kepada jalanmu
Sehingga apa yang kuraih sekarang adalah atas campur tangan-Mu
Karya sederhana yang sangat berarti bagiku ini,
Kupersembahkan untuk;
Allah Bapa di surga
Bapak, Ibu, Mbak Menik dan Mas Kelik
Keluarga Besar Bapak dan Ibu
v
vi
ABSTRAK
PERBEDAAN PENGARUH IMAGE LOW COST CARRIER
TERHADAP MINAT BELI ULANG
Studi Kasus Pada Konsumen Maskapai Penerbangan Lion Air dan Mandala Airlines di PT. Mitra Persada Travelindo Jl. Pringgodani no.1 Mrican Baru,
Yogyakarta
Aloysius Fatri Putranto
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan pengaruh image low cost carrier terhadap minat beli ulang pada konsumen maskapai penerbangan Lion Air dan Mandala Airlines yang melakukan pemesanan tiket di PT. Mitra Persada Travelindo. Image low cost carrier diukur dengan persepsi konsumen mengenai layanan, fasilitas, dan harga. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 100 responden, di mana 50 responden untuk Lion Air dan 50 responden lainnya untuk Mandala Airlines. Sampel diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Untuk pengujian instrumen dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Data yang diperoleh dari kuesioner diuji dengan menggunakan analisis varians dua jalan friedman. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari tes friedman pada konsumen maskapai Lion Air dan Mandala Airlines. Pada maskapai Lion Air terdapat perbedaan pengaruh image low cost carrier dilihat dari persepsi konsumen mengenai layanan, fasilitas dan harga terhadap minat beli ulang. Pada maskapai Mandala Airlines juga terdapat perbedaan pengaruh image low cost carrier dilihat dari persepsi konsumen mengenai layanan, fasilitas dan harga terhadap minat beli ulang.
vii
ABSTRACT
EFFECTS OF IMAGE GAP OF LOW COST CARRIERS REPURCHASE
INTENTION
A Case Study on Consumers of Lion Air and Mandala Airlines in PT. Mitra
Persada Travelindo Jl. Pringgodani no.1 Mrican Baru, Yogyakarta
Aloysius Fatri Putranto
University of Sanata Dharma
Yogyakarta
The aim of research was to identity whether there was any influence of image gaps of Low Cost Carriers on repurchase intention of consumers of Lion Air and Mandala Airlines who ordered tickets in PT. Mitra Persada Travelindo. Images of Low Cost Carriers were gathered by distribution questionnaire and analysed using Anova. Sampel were 100 respondents, that is 50 respondents for Lion Air and 50 respondents for Mandala Airlines. Samples were taken using purposive sampling method. The instruments were subjected to validity and reability test. Data were obtained from distribution kuesioner. Result showed that there were differences of influence of image on consumers’ perception on service, facility and price. There were also differences in their influence on repurchase intention.
viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN KAMPUS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Aloysius Fatri Putranto
NIM : 052214157
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul “Perbedaan Pengaruh Image Low Cost Carrier Terhadap Minat Beli Ulang” Studi Kasus Konsumen Maskapai Penerbangan Lion Air dan Mandala Airlines di PT. Mitra Persada Travelindo Jl. Pringgodani no.1 Mrican Baru, D.I.Yogyakarta. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkodean data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet untuk kepentingan akademis, tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 31-Juli-2010
Yang menyatakan,
Aloysius Fatri Putranto
ix
KATA PENGANTAR
Segala Puji Syukur kepada Allah Bapa dan Bunda Maria yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, perlindungan, dan cinta-Nya terhadap penulis
sehingga dapat tersusunnya skripsi ini baik.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi pada program studi Manajemen, Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis sangat menyadari tanpa adanya bantuan, bimbingan, dan dukungan
dari berbagai pihak rasanya mustahil penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa trimakasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak atas pengorbanan waktu, tenaga maupun pikiran dalam
membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yaitu:
1. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, Selaku dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
2. Bpk. V. Mardi Widyadmono SE, MBA, Selaku Ketua Jurusan
Manajemen Universitas Sanata Dharma
3. Bpk. Drs. T. Handono Eko Prabowo, M.B.A.,Ph.D. Selaku dosen
pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dan
memberikan pengarahan hingga selesainya skripsi.
x
4. Bpk. Drs. Marianus Moktar Modeseir, M.M.. Selaku dosen
pembimbing II yang juga telah membantu penyelesaian skripsi ini.
5. Drs. Gregorius Hendra Poerwanto M. Si. selaku dosen tamu yang telah
meluangkan waktu.
6. Bapak dan Ibu dosen jurusan Manajemen yang telah mengantar
penulis hingga dapat mencapai tingkat penndidikan tertentu.
7. Segenap Staf karyawan Fakultas Ekonomi yang banyak memberikan
bantuan.
8. PT. Mitra Persada Travelindo Yogyakarta yang telah memberikan izin
penulis untuk melakukan penelitian.
9. Bapak dan Ibu yang telah memberikan segala yang terbaik untukku.
Terimakasih banyak atas cinta kasih sayang, doa, dukungan, nasehat,
pengorbanan, dan kesabarannya selama ini. You are my best parents.
10. Mbk. Menik dan Mas Kelik yang selalu memberi semangat, doa, dan
dukungan penulis.
11. Seluruh keluarga besar Bapak dan Ibu yang selalu memberiku
semangat, doa, dan dukungan serta nasehat.
12. Sahabat-sahabat dan teman-temanku kocek, jo, endro, gembuk,
candra, anton, aji, ade, bowo, frans, yepta, menjeng, windi, mat,
baskoro. Terimakasih atas bantuan dan motivasi, persahabatan, dan
kebersamaannya yang menyenangkan selama ini.
xi
13. Teman-teman Mudika St. Yohanes Brekisan, teman-teman
seperjuangan, khususnya teman-teman Manajemen 05” USD.
14. Semua pihak yang telah banyak membantu penulis, yang tidak dapat
disebut satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu
semua saran dan kritik yang membangun, serta segala macam petunjuk dan
bimbingnan sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi siapa
saja yang membutuhkan.
Yogyakarta, 1 mei 2010
Penulis
Aloysius Fatri Putranto
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
ABSTRACT .............................................................................................. vii
LEMBAR PUBLIKASI KARYA ILMIAH .......................................... viii
KATA PENGANTAR .............................................................................. ix
DAFTAR ISI ............................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................. 4
C. Batasan Masalah .................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................. 5
E. Manfaat Penelitian ............................................................... 5
F. Sistematika Penulisan .......................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................... 7
A. Pengertian Pemasaran ................................................................ 7
B. Manajemen Pemasaran ............................................................. 12
xiii
C. Konsep Pemasaran ................................................................... 13
D. Pengertian Jasa ......................................................................... 14
E. Pengertian Kualitas ................................................................... 17
F. Pengertian Image ....................................................................... 19
G. Pengertian Low Cost Carrier .................................................... 20
H. Pengertian Persepsi ................................................................... 25
I. Pengertian Layanan .................................................................. 26
J. Pengertian Fasilitas ................................................................... 26
K. Pengertian Harga ...................................................................... 28
L. Pengertian Minat Beli Ulang .................................................... 30
M. Ringkasan Penelitian Sebelumnya ........................................... 31
N. Kerangka Konseptual ............................................................... 41
O. Hipotesis ................................................................................... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 43
A. Jenis Penelitian ......................................................................... 43
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 43
C. Subjek dan Objek Penelitian .................................................... 43
D. Variabel Penelitian ................................................................... 44
E. Populasi dan Sampel ................................................................ 44
F. Sumber Data ............................................................................. 46
G. Metode Pengumpulan Data ...................................................... 46
H. Teknik Pengukuran Data .......................................................... 47
I. Teknik Pengujian Instrumen ..................................................... 48
J. Teknis Analisis Data ................................................................ 50
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................. 52
A. Sejarah PT. Mitra Persada Travelindo ..................................... 52
B. Sejarah Lion Air ....................................................................... 54
xiv
C. Sejarah Mandala Airlines ......................................................... 55
BAB V ANALISIS DATA ........................................................................ 58
A. Identitas Responden ................................................................. 58
B. Analisis Validitas dan Reabilitas .............................................. 66
C. Analisis Varian Dua Jalan Friedman ........................................ 69
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN ............... 79
A. Kesimpulan ............................................................................... 79
B. Saran ......................................................................................... 80
C. Keterbatasan ............................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Beberapa tahun belakangan antara tahun 2003-2008, industri
penerbangan nasional berkembang dengan cukup pesat. Hal ini dapat dilihat
dari peningkatan jumlah penumpang, jumlah rute penerbangan dan frekuensi
penerbangan itu sendiri. Frekuensi penerbangan pun meningkat sangat pesat
dan mampu membawa penumpang hingga lebih dari 25 juta orang per tahun
(Ardi, 2006). Dalam sejarah industri penerbangan Indonesia awalnya hanya
ada satu maskapai penerbangan yang dimiliki pemerintah, yakni Garuda
Indonesia. Seiring dengan berjalannya waktu, mulai berdatangan maskapai-
maskapai baru yang ikut meramaikan industri penerbangan, misalnya Mandala
Airlines, Bouraq, Pelita Air, Sempati (kini sudah dilikuidasi) dan Merpati.
Kebijakan deregulasi penerbangan yang dikeluarkan pemerintah pada tahun
1999 semakin memudahkan pihak swasta untuk mendirikan maskapai
penerbangan baru. Banyaknya maskapai penerbangan baru yang ikut
meramaikan industri penerbangan di Indonesia mendorong setiap maskapai
untuk berimprovisasi dalam strategi bisnis mereka.
Perusahaan penerbangan dituntut untuk merancang program dan
strategi yang menarik minat dan menimbulkan citra yang positif yang pada
akhirnya mempengaruhi keputusan pembelian jasa penerbangan tersebut.
Maskapai yang memberikan pelayanan dan kenyamanan yang terbaik dengan
2
harga murahlah yang biasanya diminati (Hendrik, 2006). Penerapan harga
murah yang dilakukan oleh maskapai penerbangan bertujuan untuk
menjangkau konsumen kelas menengah yang selama ini menggunakan jasa
transportasi darat dan laut dengan cara memberikan layanan yang baik
sehingga konsumen puas serta merebut pangsa pasar. Dalam industri
penerbangan terlihat bahwa banyak maskapai baru yang mampu menarik
perhatian pasar dengan pelayanan dan harga yang mereka tawarkan. Dominasi
pemimpin pasar yang pada waktu lalu dipegang oleh Garuda Indonesia
perlahan-lahan mulai tergerus oleh pemain baru (Lion Air dan Adam Air)
(Robert, 2007). Lion Air sendiri dianggap sebagai pelopor lahirnya maskapai
penerbangan baru yang menawarkan jasa penerbangan dengan harga murah,
seperti Star Air, Batavia Air, Jatayu Air, Citylink Garuda, Adam Air (yang
sudah dilikuidasi), Awair, Wings Air, Top Air, dan Sriwijaya Air.
Kemunculan beberapa maskapai ini membuat banyak penumpang yang beralih
menggunakan jasa penerbangan maskapai ini. Hal ini mengakibatkan
menurunnya penumpang maskapai penerbangan yang sudah lebih dulu terjun
di industri penerbangan Indonesia. Kemunculan maskapai penerbangan ini
membuat persaingan di dunia penerbangan di Indonesia semakin ketat.
Persaingan bisnis yang ketat membuat banyak maskapai penerbangan
Indonesia menggunakan konsep low cost carrier. Low cost carrier (LCC)
menekankan efisiensi sebagai strategi utama. Pada jenis ini, konsumen tidak
diberikan tambahan fasilitas atau produk. Maskapai menyediakan core benefit
dengan fasilitas yang sangat minim sehingga dapat menurunkan tarif.
3
Untuk sebuah low-cost carrier strategy, hal-hal yang umum yang
sifatnya tidak mendasar akan dihilangkan dan diganti dengan hal-hal lain yang
beda dengan kompetitor. Hal-hal atau value atau service yang dihilangkan,
bisa saja makanan, lounge (ruang tunggu khusus), pilihan kelas (hanya satu
kelas: ekonomi), tiket. Tapi justru harus ada value lain yang ditingkatkan atau
dibuat baru (kompetitor belum menawarkan), misal safety, ketepatan waktu,
untuk tujuan akhir yang jauh tidak langsung ke tujuan tapi transit di 1-2 kota
untuk mengangkut jumlah penumpang ke berbagai tujuan antara tersebut, dan
yang pasti harga lebih murah signifikan (Endraa, 2007)
Menurut Heracleous ada beberapa karakteristik utama dari maskapai
LCC (Robert, 2007):
a. melayani hanya di dalam negeri atau cakupan wilayah layanan yang
sempit;
b. menstandarkan jenis pesawat, biasanya satu jenis pesawat sehingga
dapat menurunkan biaya pemeliharaan dan perbaikan;
c. memiliki tingkat penggunaan pesawat yang sangat tinggi, biasanya
pesawat dapat terbang 11,3 jam setiap hari;
d. melayani pemesanan tiket melalui internet sehingga dapat
menghilangkan komisi agen yang rata-rata sebesar 9%;
e. penambahan kapasitas tempat duduk dengan menerapkan kelas yang
sama untuk setiap penumpang sehingga dapat mengangkut
penumpang dalam jumlah besar.
4
Untuk mengurangi biaya operasional penerbangan, LCC tidak
memberikan fasilitas makanan kepada penumpang, menyediakan daya
tampung kabin minimal, serta mempunyai bentuk kursi yang standar. Biaya
operasional yang tidak terlalu besar pada konsep LCC dan banyaknya
maskapai penerbangan yang beralih menggunakan konsep LCC membuat
persaingan di dunia penerbangan semakin ketat dalam memberikan kepuasan
kepada konsumen. Bertitik tolak dari latar belakang masalah, penulis tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan mengambil judul “Perbedaan
Pengaruh Image Low Cost Carrier Terhadap Minat Beli Ulang”. Studi
Kasus: Konsumen Lion Air dan Mandala Airlines di PT. Mitra Persada
Travelindo.
B. Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang masalah di atas penulis akan merumuskan
masalah penelitian ini sebagai berikut: adakah perbedaan pengaruh image low
cost carrier terhadap minat beli ulang?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka peneliti membuat batasan
masalah sebagai berikut:
1. Image low cost carrier yang diteliti adalah tarif, pelayanan, dan fasilitas.
2. Penelitian ini dilakukan di PT. Mitra Persada Travelindo, yang terletak di
jalan Pringgodani no.1, Mrican Baru, Yogyakarta.
5
3. Maskapai penerbangan yang menggunakan konsep low cost carrier
dibatasi hanya pada Lion Air dan Mandala Airlines.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui adakah perbedaan pengaruh image low cost carrier terhadap
minat beli ulang.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang
bersangkutan:
1. Bagi Perusahaan
Menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam setiap
pengambilan keputusan.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Menambah referensi kepustakaan Universitas Sanata Dharma dan
dapat menjadi acuan untuk peneliti selanjutnya.
3. Bagi Peneliti
Menjadi wahana baru untuk memperdalam dan menerapkan ilmu
yang didapat selama masa perkuliahan untuk diterapkan dalam
keadaan sesungguhnya yang terjadi di lapangan.
6
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan tentang berbagai teori-teori dan pengertian-
pengertian yang menjadi dasar untuk menguraikan masalah dan
dalam memecahkan masalah yang ada didalam penulisan skripsi.
BAB III METODE PENELITIAN
Meliputi jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, subyek dan
objek penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data,
populasi, sampel dan teknik analisis data.
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Meliputi sejarah PT. Mitra Persada Travelindo, Lion Air dan
Mandala Airlines.
BAB V ANALISIS DATA
Meliputi pengolahan data serta hasil penelitian mengenai identitas
responden, analisis validitas dan realbilitas, analisis varian dua
jalan friedman.
BAB V KESIMPULAN SARAN DAN KETERBATASAN
Berisi mengenai hasil dari penelitian mengenai kesimpulan, saran
dan keterbatasan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pemasaran
1) Pengertian Pemasaran
Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan,
memperkenalkan, dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen
dan perusahaan lain (Kotler, 2003: 6). Pemasaran juga dipandang sebagai
pekerjaan untuk membuat, mempromosikan, dan menyalurkan barang dan
jasa pada konsumen dan bisnis. Asosiasi Pemasaran Amerika memberikan
definisi berikut (Kotler, 2005: 10): Pemasaran adalah proses untuk
merencanakan dan melaksanakan perancangan, penetapan harga, promosi,
dan distribusi dari ide, barang, layanan untuk menimbulkan pertukaran
yang bisa memenuhi tujuan individu dan organisasi.
Menurut Philip Kotler (2003: 10), pemasaran yaitu proses sosial
dan manajerial. Melalui proses itu individu-individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara
menciptakan dan menukarkan produk dan nilai dengan individu dan
kelompok lain. Menurut Philip Kotler (2006: 4), pemasaran adalah proses
sosial dan manajerial dengan mana seorang atau kelompok memperoleh
apa saja yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan
pertukaran produk dan nilai.
8
2) Unsur-unsur Utama Pemasaran
a. Unsur Strategi Persaingan
Agar berhasil di pasar yang persaingannya sangat sengit saat
ini, perusahaan harus memperhatikan konsumen, meraih konsumen
dari pesaing, mempertahankan dan mengembangkan mereka dengan
memberi nilai yang lebih baik. Setiap perusahaan harus membagi-
bagi pasar keseluruhan, memilih segmen yang terbaik dan mendesain
strategi untuk melayani secara lebih baik segmen yang dipilih, dan
membandingkan dengan yang dilakukan oleh pesaing. Proses itu
melibatkan tiga langkah, yaitu: segmentasi pasar, membidik pasar,
dan penentuan posisi pasar (Rangkuti, 1999: 49).
1) Segmentasi Pasar (Segmentation)
Menurut Kotler (2006: 371) segmentasi pasar adalah usaha
pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menuntut
jenis-jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran
pemasan tersendiri. Segmentasi pasar adalah tindakan
mengidentifikasi dan membentuk kelompok pembeli atau
konsumen atas dasar membagi pasar bergeser dari geografis,
demografis, psikografis, perilaku, dan akhirnya individu.
Beberapa variabel untuk mensegmentasi pasar adalah (Sunarto,
2004: 112):
a) Variabel geografis adalah variabel untuk melihat di mana
pasar akan dituju atas dasar faktor seperti bangsa, negara,
9
dan propinsi.
b) Variabel demografis adalah variabel untuk memilah-
milah pasar atas dasar faktor demografis, seperti usia,
jenis kelamin, dan pendapatan.
c) Variabel psikografis adalah variabel yang membagi pasar
atas dasar faktor seperti kelas sosial, gaya hidup, dan
kepribadian.
d) Variabel perilaku adalah variabel yang membagi pasar
atas dasar pengetahuan, sikap, pemakaian dan mengacu
pada kegiatan seperti manfaat yang dicari, status
pengguna, kesetiaan, dan sikap.
2) Membidik Pasar (Targetting)
Targetting adalah suatu tindakan untuk memilih satu
atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.
3) Penentuan Posisi Pasar (Positioning)
Positioning adalah penetapan posisi pasar dengan
tujuan untuk membangun dan mengkombinasikan
keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam
pikiran konsumen.
Dengan permasalahan dan keadaan yang ada, perusahaan perlu
merencanakan dan menyusun suatu strategi pemasaran yang dapat
digunakan dalam menjaga kelangsungan hidup bisnisnya. Perkembangan
industri penerbangan yang pesat menciptakan persaingan yang semakin
10
ketat dan berat, terutama bagi pendatang baru, karena itu diperlukan
strategi pemasaran yang efektif guna meningkatkan pendapatan.
Perencanaan strategi mendefinisikan misi dan tujuan perusahaan secara
keseluruhan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari definisi berikut:
Strategi pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan oleh
unit bisnis untuk mencapai tujuan pemasarannya (Kotler, 2003: 81). Dapat
disimpulkan bahwa kemampuan strategi pemasaran adalah faktor-faktor
yang penting untuk keberhasilan suatu perusahaan.
b. Unsur Taktik Persaingan terdiri dari (Rangkuti, 1999: 50):
1. Differentiation adalah cara membangun strategi pemasaran
dalam berbagai aspek di perusahaan, kegiatan membangun
strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi
yang dilakukan suatu perusahaan dengan apa yang dilakukan
oleh perusahaan lain.
2. Marketing mix (bauran pemasaran) berkaitan dengan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kebijakan
produk, kebijakan harga, kebijakan promosi, kebijakan
tempat, partisipasi orang, bukti fisik dan proses.
3. Selling (penjualan) adalah cara penerapan taktik perusahaan
yang paling efektif dengan cara berinteraksi langsung dengan
konsumen, dan dapat tercapai kesuksesan antara kedua belah
pihak dalam situasi win-win.
11
c. Unsur Nilai Pemasaran
Unsur nilai pemasaran mencakup (Rangkuti, 1999: 51):
1. Merek (brand) adalah nilai yang berkaitan dengan norma
atau nilai yang dipunyai dan melekat pada suatu perusahaan
supaya pembeli benar-benar puas dan selalu setia pada
mereknya (brand loyalty), dengan demikian merek akan
mempunyai brand equity cukup besar bagi perusahaan.
2. Pelayanan (service) adalah nilai yang berkaitan dengan
memberi service atau pelayanan untuk memuaskan konsumen
dan harus ditingkatkan secara terus-menerus.
3. Proses (process) adalah nilai yang berkaitan dengan prinsip
perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat aktif dan
mempunyai rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan
konsumen secara langsung maupun tidak langsung.
3) Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran adalah serangkaian alat pemasar taktis yang
dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan
tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran ( Kotler, 2003: 78).
Bauran pemasaran terdiri dari segala sesuatu yang dapat dilakukan
perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kemungkinan
yang banyak itu dapat digolongkan menjadi empat kelompok variabel
yang dikenal sebagai ” empat P” : produk, price, place, dan promotion
12
(Kotler, 2003: 79).
a) Product
Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh
perusahaan kepada pasar sasaran.
b) Price
Price adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh pelanggan untuk
memperoleh produk tadi.
c) Place
Mencakup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi
konsumen sasaran.
d) Promotion
Berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan
membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya.
B. Manajemen Pemasaran
Manajemen pemasaran adalah proses menganalisis, merencanakan,
mengkoordinasikan, dan mengendalikan program-program yang
mencakup pengkonsepan, penetapan harga, promosi, dan distribusi dari
produk, jasa, dan gagasan yang dirancang untuk menciptakan dan
memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pasar sasaran (Boyd,
et al, 2000: 18). Menurut Kotler (2006: 14) manajemen pemasaran adalah
proses perencanaan dan pelaksanaan konsepsi penetapan harga, promosi
dan distribusi gagasan, barang dan jasa untuk menghasilkan pertukaran
13
yang memenuhi sasaran perorangan dan organisasi. Dari pengertian
manajemen pemasaran di atas dapat didefinisikan bahwa manajemen
pemasaran sebagai analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian
program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli
sasaran demi mencapai tujuan organisasi (Kotler, 2003: 16).
C. Konsep Pemasaran
Konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai
sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif
dibandingkan para pesaing dalam menciptakan, menyerahkan, dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih
(Kotler, 2005: 22). Konsep pemasaran berdiri di atas empat pilar yaitu
pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu atau terintegrasi,
dan kemampuan menghasilkan laba.
Konsep pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam.
Konsep itu di mulai dari pasar yang didefinisikan dengan baik, berfokus
pada kebutuhan pelanggan, mengkoordinasikan semua aktivitas yang akan
mempengaruhi pelanggan, dan menghasilkan laba dengan memuaskan
pelanggan. Konsep pemasaran menyatakan bahwa pencapaian sasaran
organisasi tergantung pada kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan
penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien
dibandingkan pesaing (Kotler, 2003: 21).
14
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran
berorientasi pada konsumen, karena konsep pemasaran bertujuan untuk
memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen agar
mendapatkan konsumen yang loyal dan untuk keuntungan jangka panjang.
D. Jasa
1. Pengertian Jasa
Banyak yang ditawarkan di pasar merupakan gabungan antara
barang dan jasa. Jasa adalah segala aktivitas atau manfaat yang ditawarkan
untuk dijual oleh suatu pihak yang secara esensial tidak berwujud dan
tidak menghasilkan kepemilikan atas dasar apapun (Kotler, 2003: 8).
Menurut Kotler (2008: 266) jasa adalah semua kegiatan atau manfaat yang
dapat ditawarkan suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak
berwujud (intangible) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.
2. Karakteristik Jasa
Karakteristik jasa menurut Tjiptono (2005: 24) adalah sebagai berikut:
a) Tidak berwujud (Intangibility)
Jasa merupakan suatu perbuatan, kinerja (performance), atau
usaha. Bila barang dapat dimiliki, maka jasa hanya bisa
dikonsumsi tetapi tidak dimiliki. Jasa tidak dapat dilihat, dirasa,
didengar atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Konsep intangible
pada jasa memiliki dua pengertian, yaitu: sesuatu yang tidak dapat
15
disentuh dan tidak dapat dirasa, sesuatu yang tidak dapat dengan
mudah didefinisikan, diformulasikan, atau dipahami secara
rohaniah. Para konsumen untuk mengurangi ketidakpastian akan
menyimpulkan kualitas jasa dari tempat (place), orang (people),
peralatan (equipment), bahan-bahan komunikasi (communication
materials), simbol, dan harga yang mereka amati.
b) Tidak terpisahkan (Inseparability)
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu dikonsumsi.
Sedangkan jasa di lain pihak, umumnya dijual terlebih dahulu, baru
kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Interaksi
antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam
pemasaran jasa. Kedua belah pihak mempengaruhi hasil (outcome)
dari jasa tersebut. Ada dua tipe operasi jasa, yaitu production-
centered service operations dan customer-centerd service
operation.
16
Tabel 2.1
Dua tipe operasi jasa
Production-Centered Service Operations
Costumer Centered Service Operation
Keterlibatan pelanggan terbatas pada proses produksi tertentu
Pelanggan terlibat dalam banyak proses produksi
Proses produksi dan penyampai jasa terpisah
Proses produksi dan penyamapaian jasa terjadi bersamaan
Produksi tidak tergantung pada konsumsi
Produksi sering kali berbarengan dengan konsumsi
Desain jasa dipusatkan pada pelanggan, dan disain proses dipusatkan pada karyawan
Desain jasa dan proses dipusatkan pada pelanggan
Hasil produksi relatif kurang beragam
Hasil produksi lebih beragam
Lebih terpaku pada standar, ukuran, inspeksi, dan pengawasan
Lebih fleksibel, sehingga tidak terlalu terpaku pada standar, ukuran, inspeksi dan pengawasan
Secara teknis lebih kompleks
Secara teknis kurang kompleks
Umumnya hubungan antara karyawan dan pelanggan tidak kompleks
Umumnya hubungan antara karyawan dan pelanggan tidak kompleks
Keterampilan teknis mendominasi operasi
Keterampilan hubungan antar pribadi (interpersonal skills) mendominasi operasi
Pelatihan lebih bersifat fisik (physical)
Pelatihan lebih bersifat psikologis
Kebanyakan produsen atau pemilik tidak berurusan langsung dengan pelanggan
Kebanyakan produsen atau pemilik berhubungan langsung dengan pelanggan
Skala ekonomis relatif lebih mudah dicapai
Skala ekonomis lebih sukar dicapai
Sumber: Tjiptono (2005: 26)
c) Bervariasi (Variability)
Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized
output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas dan jenis,
17
tergantung pada siapa, kapan, dan di mana saja tersebut dihasilkan.
Tiga tahap penyedia jasa dalam melakukan pengendalian
kualitasnya, yaitu: melakukan investasi dalam seleksi dan pelatihan
personil yang baik, melakukan standardisasi proses pelaksanaan
jasa (service-perfomance process), memantau kepuasan pelanggan
melalui sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan
comparison shopping, sehingga pelayanan yang kurang baik dapat
dideteksi dan dikoreksi.
d) Perishability
Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat
disimpan. Ini berarti bila permintaannya tetap tidak menjadi
masalah karena mudah untuk menyiapkan pelayanan untuk
permintaan tersebut sebelumnya, namun bila permintaannya
berfluktuasi, berbagai permasalahn muncul berkaitan dengan
kapasitas menganggur (saat permintaan sepi) dan pelanggan tidak
terlayani dengan risiko mereka kecewa/beralih ke penyedia jasa
lainnya (saat permintaan puncak).
E. Kualitas
1. Pengertian Kualitas
Kualitas yaitu sebagai totalitas fitur dan karakteristik produk atau
jasa yang mempengaruhi kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan
yang dinyatakan atau disiratkan. Definisi kualitas ini merupakan definisi
yang berpusat pada pelanggan di mana satu perusahaan telah memberikan
18
kualitas apabila produk dan jasanya telah memenuhi atau melebihi
keinginan, persyaratan, dan harapan pelanggan (Kotler dan Amstrong,
2002: 310). Kualitas memberikan 6 keuntungan dalam pasar: loyalitas
konsumen yang lebih besar, lebih banyak pembelian ulang (repeat
purchases), kurang mudah dilakukan dalam perang harga, lebih mampu
menuntut harga relatif lebih tinggi tanpa menggangu atau mengurangi
andil pasar, biaya barang pemesanan lebih rendah, perbaikan andil pasar
(Spillane, 2006: 12).
2. Pengertian Kualitas Jasa
Menurut Wyckof (Tjiptono, 2005: 59) kualitas jasa adalah tingkat
keunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan
tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Apabila jasa yang diterima
atau dirasakan sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas
jasadipersepsikan baik dan memuaskan. Jika jasa yang diterima
melampaui harapan pelanggan, maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai
kualitas yang ideal. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah dari
pada yang diharapkan, maka kualitas jasa dipersepsikan buruk. Citra
kualitas jasa yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi
pihak penyedia jasa, melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi
pelanggan. Menurut Parasuraman (Tjiptono, 2005: 70), lima dimensi
pokok kualitas jasa meliputi:
1. Bukti langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
19
pegawai, dan sarana komunikasi.
2. Keandalan (reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan
yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
3. Daya tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf untuk
membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan
tanggap.
4. Jaminan (assurance), mencangkup pengetahuan, kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf; bebas
dari bahaya, risiko atau keragu-raguan.
5. Empati, meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik, perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan pelanggan.
F. Image
Menurut Wiliam Golden (Sihaan, 2008) menyatakan bahwa citra
adalah keseluruhan kesan yang diciptakan oleh organisasi kepada
publiknya melalui berbagai produk, berbagai kebijaksanaan, berbagai
aktivitas dan berbagai usaha periklanan. Sedangkan menurut Bill Canton
(Sihaan, 2008) mengatakan bahwa citra adalah “image: the impression,
the feeling, the conception which the public has of a company; a
conciously created impression of an object, person or organization” (Citra
adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan yang
sengaja diciptakan dari suatu obyek, orang atau organisasi). Berkaitan
dengan berbagai pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa, kesadaran,
20
pengertian dan dukungan dari public tidak akan timbul dengan sendirinya.
Maskapai penerbangan harus berusaha membangun dan memelihara citra
atau kesan yang baik dimata konsumen sekaligus juga harus
menumbuhkan kepercayaan.
Fungsi Citra atau Image
Menurut Nina W Syam (Sihaan, 2008) citra atau image adalah merupakan
individuasi produk, yang dapat memberikan karakteristik yang khas bagi
produk atau lembaga di antara produk atau keuntungan sejenis. Selain itu
fungsi citra untuk menarik perhatian, karena selain unik, mudah diingat
enak dilihat, nikmat untuk direnungkan dan dihayalkan. Oleh karena itu,
perlulah diciptakan dan dibentuk suatu citra positif. Bagaimanapun citra
yang baik akan membuat kehadiran lebih memiliki nilai guna, lebih
diperhatikan dan yang jelas mampu menempatkan dirinya pada tempat
yang sesuai dengan fungsinya.
G. Low Cost Carrier
Istilah Penerbangan “low cost” atau sering disebut LCC (low cost
carrier) sering juga disebut sebagai Budget Airlines atau no frills flight
atau juga discounter carrier. LCC merupakan model penerbangan yang
unik dengan strategi penurunan operating cost. Dengan melakukan
efisiensi biaya di semua lini, maskapai melakukan hal-hal di luar
kebiasaan maskapai pada umumnya, kalau airlines pada umumnya
melakukan penambahan layanan yang memiliki value added dengan
21
penambahan catering, penyediaan newspaper atau magazine, in flight
entertainment, in flight shop, lounge, free taxy after landing, exclusive
frequent flier services, dan lain sebagainya (Sorbi, 2008). Berlawanan
dengan hal itu, low cost carrier melakukan eleminasi layanan maskapai
tradisional yaitu dengan pengurangan catering, reservasi yang minim
dengan bantuan teknologi membuat layanan nampak sederhana dan bisa
cepat. Pelayanan yang minimal ini berakibat dalam hal penurunan cost,
namun factor safety tetap dijaga untuk menjamin keselamatan penumpang
sampai ke tujuan. LCC adalah redifinisi bisnis penerbangan yang
menyediakan harga tiket yang terjangkau serta layanan terbang yang
minimalis. LCC didasarkan pada beberapa asumsi dan praktek antara lain
(Yun, 2007):
a. Penghapusan service ekstra : makanan atau minuman untuk
penumpang, dan digantikan dengan penjualan makanan
kecil atau minuman atau gift, yang harus dibayar oleh
penumpang yang menghendaki. Hasil penjualan ini
digolongkan sebagai penghasilan tambahan oleh operator
penerbangan.
b. Pemisahan biaya ekstra seperti airport tax, PPN dan
sebagainya dari biaya pokok, sehingga biaya penerbangan
itu sendiri terlihat sangat murah.
c. Tidak ada reservasi tempat duduk penumpang, sehingga
penumpang 'dipaksa' untuk melakukan boarding dini dan
22
cepat. Ini suatu bentuk penghematan waktu.
d. Skema reservasi dini, dimana harga tiket akan naik saat
tempat duduk pesawat makin terbatas atau makin penuh.
Hal ini akan memaksa penumpang untuk melakukan
reservasi dini di mana makin dini kita memesan maka harga
tiket akan makin murah. Biasanya pembatalan reservasi
akan mengakibatkan hilangnya sebagian besar (hampir
100%) harga tiket yang sudah dibayarkan.
e. Skema 'single class' untuk semua penumpang.
Memudahkan dan menyederhanakan sistem boarding.
f. Pengunaan satu jenis pesawat. memudahkan,
menyederhanakan serta memangkas biaya perawatan dan
suku cadang, tanpa mengorbankan kualitas perawatan.
g. Memakai terminal sekunder dan meminimalisir
penggunaan fasilitas tambahan seperti garbarata (belalai
penumpang) yang akan memangkas biaya 'airport service'
tentunya. Penumpang harus berjalan kaki kepesawat dan
dari pesawat.
h. Route airline biasanya difokuskan pada penerbangan yang
pendek dan turn around yang juga pendek agar dapat
mengoptimalkan pengunaan pesawat.
i. Penjualan tiket secara langsung (umumnya dipermudah
lewat internet / online), sehingga dapat memangkas biaya
23
kantor cabang dan komisi kepada agen perjalanan.
j. Awak pesawat dipekerjakan secara berganda, misalnya
pramugari atau pramugara juga bertindak sebagai pekerja
pembersih atau sebagai 'gate officer', sehingga memangkas
biaya operasional dan jumlah personil secara keseluruhan.
k. Fuel hedging program biasanya dilakukan secara terencana
dan merupakan salah satu perencanaan terpenting, karena
biaya bahan bakar termasuk salah satu biaya terbesar dalam
industri penerbangan.
Umumnya, ciri-ciri maskapai tersebut menerapkan LCC antara lain
(Sorbi, 2008):
a. Semua penumpangnya adalah kelas ekonomi, tidak ada
penerbangan kelas premium atau bisnis.
b. Kapasitas penumpangnya lebih banyak daripada kapasitas
pesawat dengan layanan tradisional sehingga terlihat
penumpang berdesak-desakkan. Hal ini untuk menaikkan
revenue pesawat mengingat tarif yang sangat murah.
c. Maskapai tersebut memiliki satu tipe pesawat untuk
memudahkan training dan meminimumkan biaya maintenance
dan penyediaan spare part cadangan. Biasanya pesawatnya
baru atau umurnya masih muda sehingga hemat dalam
konsumsi fuel (avtur).
d. Maskapai menerapkan pola tarif yang sangat sederhana pada
24
satu tarif atau tarif sub classis dengan harga mulai dari tarif
diskon hingga mencapai 90%.
e. Tidak memberikan layanan catering, di pesawat umumnya
hanya disuguhkan air mineral.
f. Kursi yang disediakan tidak melalui pemesanan, siapa
penumpang yang masuk lebih dahulu dalam pesawat, dia yang
pertama memilih kursi yang dia tempati.
g. Penerbangan dilakukan di pagi buta atau malam hari untuk
menghindari biaya yang mahal pada layanan bandara pada saat
jam-jam sibuk.
h. Rute yang diterbangi sangat sederhana biasanya point ke point
untuk menghindari miss conection di tempat transit dan
dampak delay dari akibat delay flight sebelumnya.
i. Memberlakukan penanganan gound handling yang cepat dan
pesawatnya mempunyai utilisasi jam terbang yang tinggi.
j. Maskapai melakukan penjualan langsung (direct sales),
biasanya via call center dan internet untuk meminimal cost
channel distribusi. LCC tidak dijual melalui travel agent, dan
tidak menggunakan Channel Distribusi GDS (Global
Distribution System) seperti Abacus dan Galileo.
k. Penjualan tidak menggunakan tiket konvensional, cukup
secarik kertas berupa kupon untuk mereduksi ongkos cetak
tiket.
25
l. Seringkali maskapai melakukan ekspansi promosi besar-besar
untuk memperkuat positioning dan komunikasi karena
menerapkan strategi direct sales.
m. Karyawannya melakukan multi role dalam pekerjaannya,
seringkali pilot dan pramugari juga sebagai cleaning services
saat ground handling. Di samping itu LCC menerapkan out
sourching dan karyawan kontrak terhadap SDM non vital,
termasuk pekerjaan ground handling pesawat di bandara.
H. Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk
memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti (Kotler, 2003: 216). Ada
tiga proses persepsi:
a. Perhatian selektif adalah proses rangsangan akan disaring
b. Distorsi selektif adalah kecenderungan orang untuk mengubah
informasi menjadi bermakna pribadi dan menginterpretasikan
informasi itu dengan cara yang akan mendukung pra konsepsi kita.
c. Ingatan selektif adalah suatu keadaan orang yang akan mengingat
hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang kita sukai dan
melupakan hal-hal baik yang disebutkan tentang produk yang
bersaing.
26
I. Layanan
Pengertian Konsep Pelayanan
Pelayanan merupakan suatu hal yang dapat digunakan oleh
perusahaan untuk menarik pembeli atau konsumen agar terus membeli
atau mengkonsumsi produk yang ditawarkan. Mutu pelayanan sangat
menentukan kesuksesan atau kegagalan dalam bidang usaha jasa.
Pelayanan yang memuaskan konsumen sangat memberikan pengaruh bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Kotler (1997: 127) mendefinisikan
pelayanan sebagai segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh pengusaha
yang mempunyai nilai yang dapat memuaskan konsumen. Setiap
perusahaan diharapkan dapat menyadari bahwa pelayanan merupakan daya
tarik pembeli atau konsumen. Oleh karena itu secara periodik perusahaan
memperhatikan atau bahkan meneliti tingkat pelayanannya sendiri serta
pesaingnya. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
pelayanan dapat memenuhi kebutuhan konsumen (Rudi, 2003: 19).
Pelayanan jasa yang unggul menurut Tjiptono (Lusia, 2003: 18) adalah
suatu sikap atau cara kayawan dalam melayani pelanggan secara
memuaskan. Empat unsur pokok konsep ini adalah kecepatan, ketepatan,
keramahan, kenyaman.
J. Fasilitas
Menurut Tjiptono (2004:19) fasilitas adalah sumber daya fisik yang
harus ada sebelum suatu jasa ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas
27
merupakan sesuatu yang sangat penting dalam usaha jasa, oleh karena itu
kondisi fasilitas, kelengkapan desain interior dan eksterior serta kebersihan
fasilitas harus dipertimbangkan terutama yang berkaitan erat dengan apa
yang dirasakan konsumen secara langsung. Persepsi yang diperoleh dari
interaksi pelanggan dengan fasilitas jasa berpengaruh terhadap kualitas
jasa tersebut di mata pelanggan. Menurut Mudie dan Cottam (Tjiptono,
2004: 46) unsur-unsur yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
fasilitas jasa adalah:
1. Pertimbangan atau perencanan spasial
Aspek-aspek seperti simetri, proporsi, tekstur, warna, dan lain-lain
dipertimbangkan, dikombinasikan, dan dikembangkan untuk memancing
respon intelektual maupun emosional dari pemakai atau orang yang
melihatnya.
2. Perencanaan ruangan
Unsur ini mencakup perancangan interior dan arsitektur, seperti
penempatan perabotan dan perlengkapannya dalam ruangan, desain
aliran sirkulasi dan lain- lain.
3. Perlengkapan atau perabotan
Perlengkapan memiliki berbagai fungsi, diantaranya sebagai sarana
pelindung barang-barang berharga berukuran kecil, sebagai barang
pajangan, sebagai tanda penyambutan bagi para pelanggan, dan sebagai
sesuatu yang menunjukkan status pemilik atau penggunanya.
28
4. Tata cahaya
Beberapa yang perlu diperhatikan dalam mendesain tata cahaya adalah
warna, jenis dan sifat aktivitas yang dilakukan di dalam ruangan, dan
suasana yang diinginkan.
5. Warna
Warna dapat menggerakkan perasaan dan emosi. Warna dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi dalam ruangan,
menimbulkan kesan rileks, dan mengurangi tingkat kecelakaan.
6. Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis
Aspek yang penting dan saling terkait dalam unsur ini adalah
penampilan visual, penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan
warna, dan pemilihan bentuk perwajahan lambang atau tanda untuk
maksud tertentu.
K. Harga (Price)
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari
barang beserta pelayanannya (Basu Swastha, 2002: 147). Pada umumnya
penjual mempunyai beberapa tujuan dalam penetapan harga produknya.
Tujuan tersebut antara lain (Basu Swastha, 2002: 148):
1. Mendapatkan laba maksimum
Semakin besar daya beli konsumen, semakin besar pula kemungkinan
bagi penjual untuk menetapkan tingkat harga yang tinggi. Dengan
29
demikian penjual mempunyai harapan untuk mendapatkan keuntungan
maksimum sesuai dengan kondisi yang ada.
2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian
pada penjualan bersih
Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan pula untuk
menutup investasi secara berangsur-angsur. Dana yang dipakai untuk
mengembalikan investasi hanya bisa diambilkan dari laba perusahaan,
dan laba hanya bisa diperoleh bilamana harga jual lebih besar dari
jumlah biaya seluruhnya.
3. Mencegah atau mengurangi persaingan
Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan melalui
kebijaksanaan harga. Hal ini dapat diketahui bilamana para penjual
menawarkan barang dengan harga yang sama. Oleh karena itu
persaingan hanya mungkin dilakukan tanpa melalui kebijaksanaan
harga, tetapi dengan service lain.
4. Mempertahankan atau memperbaiki market share
Memperbaiki market share mungkin dilaksanakan bilamana
kemampuan dan kapasitas produksi perusahaan masih cukup longgar,
di samping juga kemampuan dibidang lain seperti pemasaran,
keuangan, dan sebagainya.
30
L. Minat beli ulang
Apabila konsumen pernah mengkonsumsi suatu produk, dan
memperoleh kepuasan yang digunakan, maka mereka akan membeli
kembali produk yang menurut mereka telah memberikan kepuasan yang
sesuai dengan keinginannya. Apapun jenis produk yang dijual, perhatian
umum pemasaran adalah pada bagaimana meningkatkan pembelian ulang
konsumen. Salah satu strategi yang digunakan adalah low cost carrier
yang diharapkan konsumen membeli atau menggunakan jasa penerbangan
yang sama atau berulang kali. Minat beli ulang ialah tingkat kemungkinan
konsumen membeli atau mengkonsumsi kembali produk yang sama secara
berulang kali (Yulia, 2005: 17). Menurut Kotler (Ignasius, 2003: 18) ada
beberapa elemen yang dapat digunakan mengukur minat, yaitu: keuangan,
pekerjaan, masyarakat, rekreasi, mode, makanan, rumah, media, serta
prestasi.
31
M. Ringkasan Penelitian Sebelumnya
No Judul Penelitian
Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 “Full Service dan Low Cost Carrier”, oleh Robert, tahun 2007
Variabelnya: Full-Service dan Low Cost Carrier
Metode yang dilakukan adalah metode deskriptif.
Pemilihan strategi full-service atau low cost carrier perlu didasari oleh rencana jangka panjang suatu perusahaan (strategic planning). Pemilihan terhadap salah satu strategi perlu didasari oleh kapabilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Setiap strategi memiliki dampak terhadap proses bisnis, pemilihan pesawat, system jaringan, strategi pemasaran, kualitas pelayanan, serta target pasar yang akan dituju. Pertukaran strategi dari full-service menjadi low cost carrier atau sebaliknya akan berdampak pada tingginya set up cost untuk melakukan penyesuaian pada keseluruhan proses bisnis perusahaan. Adjustment terhadap masing-masing strategi ini tetap dapat
32
dilakukan tanpa harus kehilangan originalitas strategi itu sendiri. Sebagai contoh, strategi low cost carrier dapat menambah layanan kepada konsumen yang tidak terlalu membebani variabel cost per penumpang. Sebaliknya, untuk full-services, perusahaan tidak perlu ikut menurunkan harga guna menghadapi tekanan dari low cost carrier, tetapi dapat menambah value kepada konsumen melalui berbagai bentuk layanan atau barang baik saat prapenerbangan,
2 “Pengaruh Strategi Harga dan Layanan Maskapai penerbangan X Terhadap Kepuasan Konsumen”, oleh Dionisius dan Hidayat, tahun 2007.
Dependent variabel: kepuasan konsumen Independent variabel: strategi harga dan layanan
Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling Alat analisis data menggunakan regresi.
Berdasarkan tujuannya, X Air menetapkan strategi harga untuk bertahan hidup, memaksimalkan laba, dan meraih pangsa pasar yang dominan. X Air akan menikmati struktur biaya terendah dan keuntungan jangka panjang yang tinggi dengan merebut pangsa pasar yang besar. X Air berani
33
melakukan strategi harga seperti itu didasarkan pada latar belakang keberadaan X Air sebagai salah satu maskapai penerbangan baru di industri penerbangan yang pada saat ini ingin mengembangkan kegiatan perusahaannya secara lebih meluas. Strategi harga yang ditawarkan X Air dan layanan yang diberikan X Air berpengaruh pada kepuasan konsumen. Jadi, apabila strategi harga dan layanan yang berubah, dengan sendirinya secara bersam-sama akan berpengaruh juga pada perubahan tingkat kepuasan konsumen X Air.
3 ”Analisis harapan dan persepsi penumpang terhadap kualitas makanan yang disediakan oleh maskapai penerbangan domestik di Indonesia”oleh Christine dan Kanya, tahun 2008
Dependent variabel: Kualitas Makanan. Independent variebel: Harapan Dan Persepsi Konsumen
Metode yang dilakukan adalah konklusif deskriptif
1. Secara keseluruhan untuk snack, harapan lebih besar daripada persepsi. Hal ini ditunjukkan oleh nilai mean harapan adalah 4,1791 dan mean persepsi adalah 3,6282. Artinya, responden belum
34
merasa puas akan kualitas snack yang diterimanya selama penerbangan dan tidak sesuai dengan harapan responden. 2. Perbedaan mean antara harapan dan persepsi adalah signifikan dilihat dari nilai signifikansi pada uji t yaitu 0,000 (<0,01), sehingga hal ini harus menjadi perhatian bagi pihak maskapai. 3. Dari hasil perhitungan gap yang diperoleh, terungkap hasil bahwa aspek aroma dan penampilan snack memiliki gap terbesar yaitu untuk aroma sebesar -0,86 dan untuk penampilan snack sebesar -0,71. Saran 1. Sebaiknya maskapai memperhatikan penampilan dan aroma snack yang disajikan dalam penerbangan. 2. Untuk lebih mendekatkan
35
diri dan memanjakan penumpangnya, pihak maskapai harus memperlakukan penumpangnya secara lebih personal, dimana maskapai dapat menyusun menu yang membedakan penumpangnya misalnya berdasarkan waktu makanan disajikan. Penyajian makanan bisa dibedakan menjadi 3 menurut waktunya yakni, makan pagi (sarapan), siang dan malam.
4 “Optimalisasi Penentuan Keputusan Tiketing Online Bagi Konsumen”, oleh Farah Virnawati, tahun 2007.
Dependent variabel: Keputusan Tiketing Online Bagi Konsumen. Independent variebel: Optimalisasi
Metode yang dilakukan adalah Expert System
Expert System adalah sebuah bentuk dasar dari artificial intelegence. Expert System dikerjakan setelah setelah pertanyaan sederhana setelah yes dan no question. Expert System membuat keputusan yang sama dengan apa yang dilakukan manusia. Expert system dapat dibangun dengan mewawancari pengalaman seseorang kemudian membuat aturan-aturan
36
berdasarkan dari informasi yang diperoleh. Expert system dapat dimanfaatkan untuk decision support system atau system penunjang keputusan sehingga penggunaan expert sytem khususnya forward chaining yang digunakan dapat mengoptimalkankeputusan yang diambil dalam reservasi tiket secara on line ini sesuai dengan keinginan konsumen. Salah satu keuntungna dari forward chaining disbanding dengan backwad chaining adalah penerimaan data baru dapat memicu kesimpulan baru, yang membuat engine lebih cocok untuk situasi dinamik dalam kondisi sering berubah. Seperti data yang diambil dalam pengerjaan Reservasi tiket secara on line ini. Metode forward chaining ini dapat digunakan dalam pengembangan tools system reservasi ticketing on line lebih lanjut. Dengan mempertimbangkan kueri dan data sumber yang didapatkan dari e-shop, serta factor penunjang yang dimasukkan costumer. Selanjutnya forward chaining bias dijadikan decision support
37
system dalam reservasi tiket on line ini.
5 “Pentingnya Kepuasan Konsumen dan Implementasi Strategi Pemasarannya”, oleh Asmai Ishak , tahun 2005.
Variabel:. Kepuasan Konsumen dan Implementasi Strategi Pemasarannya
Metode yang dilakukan adalah konklusif deskriptif
Mengingat sebagian besar para pelaku bisnis di Indonesia saat ini berperasi di industri yang tingkat persaingan dan perubahannya cukup tinggi, maka paling tidak marketing philosophy yang mendasari produknya adalah konsep pemasaran. Perusahaan yang menggunakan konsep ini dalam falsafah bisnisnya berasumsi bahwa perkembangan dan kontinjuitas perusahaannya sangat tergantung seberapa jauh mereka dapat memuaskan para konsumennya. Dalam rangka terciptanya kepuasan konsumen tersebut, perusahaan akan berusaha untuk mengetahui: (1) minat yang mendasari konsumen
38
membeli produk mereka; (2) proses pengambilan keputusan pembelian produk tersebut; dan (3) penilaian (persepsi) para konsumen terhadap produk perusahaan jika dibandingkan dengan produk pesaing. Dengan memahami ketiga hal tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk dapat memilih metode dan media komunikasi yang tepat dan sesuai dengan pasar sasarannya dan mempunyai pedoman untuk menetapkan strategi pelayanan, saluran distribusi, bersaing dan pengembangan produk di masa yang akan datang. Namun demikian perlu disadari bahwa kepuasan konsumen tidak semata-mata berasal dari baiknya kualitas produk, tetapi juga dipengaruhi
39
oleh faktor lain seperti pelayanan pada saat dan sesudah pembelian, cara pembayaran, tersedianya spare part dan lain-lain. Oleh karena itu, untuk memaksimalkan kepuasan konsumen dan terciptanya citra merk/produk perusahaan yang baik, maka memuaskan konsumen tidak lagi menjadi tanggung jawab seluruh bagian yang ada dalam perusahaan. Agar pemuasan konsumen dapat dilakukan secara terpadu, maka perusahaan sebaiknya menggunakan pemasaran sebagai konsep bisnis strategic yang memberikan kepuasan yang berkelanjutan, bukan sesaat, tidak hanya bagi investor/pemilik dan konsumen tetapi juga memberikan kepuasan yang berkelanjutan juga bagi para
40
karyawannya. Dalam konsep ini perusahaan berusaha untuk memuaskan semua stakeholder nya.
41
E. Kerangka Konseptual
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
Low cost carrier (LCC) merupakan suatu konsep di dalam
manajemen penerbangan yang menekankan efisiensi sebagai strategi
utama. Image low cost carrier dapat di ukur dari tiga aspek (tarif, fasilitas,
layanan). Image negatif atau positif yang timbul dari ketiga aspek ini yang
akan mempengaruhi konsumen dalam pembelian ulang, apakah memiliki
pengaruh yang berbeda terhadap minat beli ulang atau tidak.
F. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian. Kebenaran dari hipotesis itu harus dibuktikan
melalui data yang terkumpul. (Sugiyono, 2009: 84). Dari rumusan
Harga - Harga yang ditawarkan - Diskon
Pelayanan - Kecepatan - Ketepatan - Keramahan - Kenyaman
Minat beli ulang
Image low cost carrier
Fasilitas - Kamar mandi pesawat - Jaminan asuransi - Kapasitas tempat duduk peawat
- Ruang tunggu penumpang
42
masalah, maka penulis menyusun hipotesis sebagai berikut: ada perbedaan
pengaruh image low cost carrier terhadap minat beli ulang.
43
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu jenis
penelitian yang dilakukan terhadap obyek tertentu secara langsung kepada
konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut, sehingga
kesimpulan yang diambil terbatas pada obyek yang diteliti saja dan berlaku
pada waktu tertentu ( Adiputra, et al, 2004: 18).
B. Tempat dan waktu Penelitian
1. Penelitian ini dilakukan di PT. Mitra Persada Travelindo, yang terletak di
jalan Pringgondani no. 1, Mrican Baru, Yogyakarta.
2. Waktu penelitiannya adalah pada bulan Januari sampai bulan Februari
2010.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti dalam kasus ini adalah para penumpang yang telah
menggunakan jasa penerbangan Lion Air dan Mandala Airlines.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah pengaruh faktor-faktor image (harga, fasilitas,
layanan) terhadap minat beli ulang.
44
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas ( independent variable ) merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel terikat (Sugiyono, 2009:4). Dalam penelitian ini
yang menjadi variabel bebas adalah:
a. Tarif adalah jumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk
memperoleh produk.
b. Fasilitas adalah sumber daya fisik yang harus ada, sebelum suatu jasa
ditawarkan kepada konsumen.
c. Layanan adalah suatu sikap atau cara karyawan dalam melayani
pelanggan secara memuaskan.
2. Variabel terikat ( dependent variable ) merupakan variabel yang
dipengaruhi, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2009:4). Variabel
Y dalam penelitian ini adalah minat beli ulang. Minat beli ulang ialah
tingkat kemungkinan konsumen membeli atau mengkonsumsi kembali
produk yang sama secara berulang kali (Yulia, 2005: 17).
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2009: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen atau para
penumpang yang telah menggunakan jasa penerbangan Lion Air dan Mandala
45
Airlines. Dalam penelitian ini, kuesioner disebarkan langsung oleh peneliti di
lapangan sehingga dapat memperoleh responden yang sesuai dengan
karakteristik yang peneliti butuhkan.
Sedangkan pengertian sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2009: 62).
Sampel dalam penelitian ini adalah para penumpang. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik sampling, yaitu non probability sampling dengan
teknik purposive sampling, menurut Sugiyono (2009: 68), purposive sampling
adalah teknik penelitian sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam
pengambilan sampling, responden yang dijadikan subyek penelitian sejumlah
100 orang responden.
Alasan pemilihan angka 100 ini adalah agar bisa mendapatkan data
dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% dan sampling error sebesar 10%.
Dalm penelitian ini, maka jumlah sampel yang akan diteliti mengikuti rumus
dari Malhotra (2005:364):
=
Di mana:
= Jumlah sampel.
= Batas luar daerah. Nilai Z
adalah sebesar 1,96. Angka ini didapat
dari tabel t student. Karena pada kondisi di mana deviasi standar
rata-rata tidak diketahui. Jumlah populasi yang tidak terbatas atau
populasi besar akan mengikuti nilai tabel Z.
E = Kesalahan maksimum yang mungkin dialami.
46
Dengan taraf signifikan ( ) sebesar 5% dan kesalahan maksimum
yang mungkin dialami (E) adalah sebesar 10% sedangkan deviasi
standar rata-ratanya tidak diketahui, maka besarnya sampel dalam
penelitian ini adalah sebanyak:
=
= 96.04
Menurut rumus, jumlah sampel yang dibutuhkan sebanyak 96 responden dan
dibulatkan menjadi 100 orang responden.
G. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari sumber data yang di
kumpulkan secara khusus dan berhubungan dengan permasalahan yang di
teliti. Data ini diperoleh dengan menggunakan daftar pertanyaan yang
telah terstruktur dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi.
2. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka atau sumber-
sumber lain di luar perusahaan.
H. Metode Pengumpulan Data
1. Metode kuesioner
Merupakan teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau
mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Responden
47
adalah orang yang memberikan tanggapan atas-atau menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan (Hasan, 2002:83). Pihak-pihak yang
bersangkutan adalah para penumpang pesawat yang telah menggunakan
jasa penerbangan Lion Air atau Mandala Airlines.
2. Metode observasi
Observasi adalah pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan
pengkodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan dengan
organisasi, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris (Hasan, 2002:86).
3. Tinjauan Pustaka
Peneliti mendalami, mencermati, menelaah dan mengidentifikasikan
pengetahuan yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku
referensi atau hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitiannya, disebut
mengkaji bahan pustaka atau studi kepustakaan (Hasan, 2002:45). Studi
pustaka dilakukan sebagai pendukung untuk penulisan ini juga
mendapatkan data dari penelitian yang dilakukan orang lain, mempelajari
berbagai kepustakaan, buku-buku literatur kuliah, dan artikel dari majalah,
serta internet yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
I. Teknik Pengukuran Data
Dalam melakukan pengukuran untuk mendapatkan data, penulis
membagikan kuesioner kepada responden untuk diisi. Kuesioner berisikan
daftar pernyataan di mana di dalamnya dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan
variabel penelitian yaitu: lokasi, fasilitas, dan tarif.
48
Pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan skala likert.
Adapun skala yang digunakan adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2009:25):
1. Mengenai harga, fasilitas, layanan
Kode Keterangan Skor
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
RR Netral 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
J. Teknik Pengujian Instrumen
1 Uji Validitas
Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian yang sebenarnya,
perlu dilakukan pengujian kuesioner terlebih dahulu. Pelaksanaan
kuesioner dimaksudkan untuk mengetahui kesahihan butir (validitas).
Untuk pengujian validitas instrumen, digunakan teknik korelasi product
moment dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2009:356):
2222iiii
iiii
i
YYnXXn
YXXn Yr
Keterangan:
: Koefisien korelasi antara X dan Y (product moment)
X : Skor item bernomer ganjil
49
Y : Skor item bernomer genap
n : Banyaknya sampel uji coba
Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak maka ketentuannya
adalah sebagai berikut :
a. Jika r hitung = r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan valid.
b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 95 %, maka instrumen
tersebut dikatakan tidak valid.
2 Uji keandalan ( Reliabilitas )
Kuesioner yang reliabel adalah kuesioner yang apabila dilakukan
uji secara berulang-ulang pada kelompok yang sama akan menghasilkan
data yang sama. Pengujian reliabilitas dianalisis dengan rumus Spearman
Brown, untuk keperluan itu maka butir-butir instrumen dibelah menjadi
dua kelompok, yaitu kelompok instrumen ganjil dan kelompok instrumen
genap. Selanjutnya skor data tiap kelompok itu disusun tersendiri.
Kelompok ganjil dan skor butirnya dijumlahkan sehingga menghasilkan
skor total, begitu juga dengan kelompok genap, selanjutnya antara
kelompok ganjil dan genap dicari korelasinya. Setelah dihitung maka
akan didapat koefisien korelasi. Koefisien korelasi ini selanjutnya
dianalisis dengan rumus Spearman Brown menurut Sugiyono (2009:359):
b
bi r
rr
1
2
50
Keterangan :
= reliabilitas internal seluruh instrumen
= korelasi product moment antara belahan pertama dan
kedua.
Kriteria pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
a. Jika r hitung = r tabel maka pernyataan dinyatakan reliabel.
b. Jika r hitung < r tabel maka penrnyataan dinyatakan tidak reliabel.
K. Teknik Analisis Data
Analisis data secara kuantitatif (Analisis Varians dua Jalan Friedman).
Digunakan untuk menguji hipotesis komparatif k sampel yang
berpasangan (related) bila datanya berbentuk interval, atau ratio, maka
data tersebut diubah ke dalam data ordinal (Sugiyono, 2009: 199).
13)1(
122
1
2 kNRkNk
xk
jj
Keterangan:
N = banyaknya baris dalam tabel
k = banyak kolom
Rj = jumlah rangking dalam kolom
Hipotesis :
Bila X 2 hitung = X 2 tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.
51
Jika hasil dari suatu penelitian menunjukkan adanya perbedaan
pengaruh, perlu dilakukan uji lanjut atau pembanding berganda.
Pembanding berganda didasarkan pada apakah selisih dua buah nilai dari
total rank setiap faktor low cost carrier lebih besar dari suatu nilai kritis
atau tidak. Apabila selisih dari nilai total rank dua faktor lebih besar atau
sama dengan suatu nilai kritis tertentu, maka dua faktor tersebut memiliki
performa yang berbeda (Deny, 2007).
6
1pbpzD
Keterangan :
D = Nilai mutlak (absolute value) selisih nilai total rank dari 2
perlakuan
z = nilai distribusi z
b = banyaknya blok
p = banyaknya perlakuan
Ho : tidak ada perbedaan pengaruh image low cost carrier terhadap minat
beli ulang.
Ha : Terdapat perbedaan pengaruh image low cost carrier terhadap minat
beli ulang.
52
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah PT. Mitra Persada Travelindo
PT. Mitra Persada Travelindo adalah sebuah agen perjalanan dan
wisata di Indonesian yang didirikan pada tahun 1995. Sebagai agen lokal di
Indonesia, Travelindo mengkhususkan diri pada inbound market untuk tujuan
wisata terpopuler di Indonesia. PT. Mitra Persada Travelindo merupakan UPK
dari The Travel Point yang berfungsi sebagai travel arrangement untuk
memudahkan civitas akademika yang membutuhkan jasa tours dan ticketing.
Pada awalnya, Travelindo hanya menyediakan pemesanan tiket secara
manual saja, namun seiring dengan perkembangan industri pariwisata
Indonesia, travelindo juga mulai merambah ke pasar wisata yang terjadwal.
Bahkan kini telah menyediakan akomodasi hotel yang ada di Bali, Bandung,
Jakarta, Yogyakarta, Medan dan tujuan lain di Indonesia. Lingkup kerjasama
yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan usaha dibidang tours dan
Ticketing, meliputi:
1. Pemesanan tiket domestic dan internasional
2. Penjualan paket wisata
3. Pemesanan voucher hotel
4. Pengurusan dokumen perjalanan (paspor dan visa)
53
Untuk pemesana tiket domestic PT. Mitra Persada Travelindo
bekerjasama dengan beberapa perusahaan maskapai penerbangan seperti:
Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, Mandala Airlines, Lion Airlines,
Batavia Airlines, Kalstars Airlines, Sriwijaya Airlines, Airasia Airlines, Trans
Nusa, Citilink. Sedangkan untuk pemesanan tiket internasional PT. Mitra
Persada Travelindo bekerjasama dengan Garuda Indonesia, Thai Airlines,
Malaysian Airlines, KLM, Lufthansa, Northwest, Airfrance, Cathay, Value
Air, Etihad, Qatar, Royal Brunei.
Struktur Organisasi PT. Mitra Persada Travelindo
Direktur Utama
Direktur Marketing
Manager Tour
Supervisor Tour
Staf Tour Staf Reservasi Tiketting
Supervisor Tiketting
Manager Tiketting
Informasi dan Teknologi
Staf operasional Staf Keuangan
Supervisor Operasional
Manager HRD Manager Keuangan
54
B. Sejarah Lion Air
Perjalanan panjang yang telah ditempuh Lion Air berawal dari
penerbangan domestik yang kecil. Setelah 13 tahun pengalaman di bisnis
wisata yang ditandai dengan kesuksesan biro perjalanan Lion Tours, kakak-
beradik Kusnan dan Rusdi Kirana bertekad menjadikan impian mereka untuk
memiliki usaha penerbangan menjadi kenyataan. Dibekali ambisi yang tinggi
dan modal awal 10 juta dolar Amerika Serikat, Lion Air secara hukum
didirikan pada bulan Oktober tahun 1999. Namun pengoperasian baru berjalan
di mulai pada tanggal 30 Juni tahun 2000. Saat ini, Rusdi Kirana sebagai salah
satu pemilik Lion Air memegang jabatan sebagai Presiden dan juga Direktur.
Hingga pertengahan tahun 2005, bersama dengan penerbangan
internasional lainnya, Lion Air menempati Terminal Dua Bandara Sukarno-
Hatta, sedangkan perusahaan penerbangan lokal atau penerbangan domestik
menempati Terminal Satu. Faktor tersebut, selain mampu memberikan para
penumpang kemudahan penerbangan sambungan ke Indonesia atau dari
Indonesia ke tujuan internasional lainnya, juga memberikan keuntungan lebih
dari segi prestise. Tetapi kemudian Lion Air dipindahkan ke Terminal Satu,
hingga saat ini.
Pada tahun 2005, Lion Air memiliki 24 pesawat penerbangan yang
terdiri dari 19 seri MD80 dan lima pesawat DHC-8-301. Untuk memenuhi
layanan yang rendah biaya, armada Lion Air didominasi oleh MD80 karena
efisiensi dan kenyamanannya. Dalam upaya meremajakan armadanya, Lion
Air telah memesan 60 Boeing 737-900ER yang akan di antar bertahap dari
55
2007 hingga 2010. Pada Juni 2008, Lion Air akan berubah menjadi full-
service. Lion air juga berencana bersaing baik dengan Garuda maupun Saudi
Arabia Air untuk menerbangi rute-rute umroh bahkan haji dengan pesawat
777.
C. Sejarah Mandala Airlines
Mandala Airlines mengawali sejarahnya dengan menerbangi seluruh
penjuru Nusantara pada tahun 1967, ketika Indonesia mulai membangun
kembali ekonomi yang porak-poranda akibat berbagai masalah politik dan
ekonomi pada dekade 60-an. Sejak saat itu, Mandala Airlines telah tumbuh
menjadi salah satu maskapai penerbangan swasta terbesar di Indonesia. Rute
penerbangan Mandala mampu menjangkau lebih dari 20 kota besar Indonesia
dengan dukungan armada 12 pesawat Boeing 737-200 dan 2 pesawat Boeing
737-400. Masuknya Cardig International menjadi pemilik Mandala Airlines
pada pertengahan 2006 membawa perubahan berarti dengan pengoperasian
Airbus A320 untuk meremajakan armada pesawat. Dengan sumber daya
manusia yang berkualitas dan manajemen baru, Mandala Airlines yang pada
tahun 2002 memperoleh predikat The Most Potential Brand in Airlines
Service dari INDONESIA BEST BRAND AWARD, kini siap meningkatkan
pelayanan dan memberikan yang terbaik bagi para penumpangnya.
Mandala adalah maskapai nasional berumur 39 tahun yang telah dibeli
oleh Indigo Partners dan Cardig International di tahun 2006. Pembelian
Mandala didasarkan pada pertimbangan bahwa potensi yang bisa diraih terkait
56
dengan peluang pertumbuhan bisnis penerbangan di dunia ketiga, setelah
China dan India. Dengan pasar domestik yang lebih besar dari India, investasi
melalui Mandala, memberi peluang bagi Mandala untuk memanfaatkan
jaringan rute penerbangan yang luas dengan brand nasional yang kuat serta
memungkinkan menjadikan Mandala sebagai maskapai penerbangan modern
yang menawarkan keamanan, dapat diandalkan, dengan harga terjangkau.
Pada 2007, Mandala telah memesan 30 pesawat airbus baru senilai 1,8
miliar dolar AS, Mandala dikelola jajaran manajemen berpengalaman
internasional di bawah pimpinan mantan pejabat senior Ryanair, Warwick
Brady. Mandala juga telah menghentikan penggunaan semua pesawat jenis
B737-200 dan menjalin kerja sama dengan Singapore Airlines Engineering
Company untuk perawatan pesawat. Mandala kini menawarkan jaringan
pelayanan yang luas untuk 20 tujuan penerbangan, dengan menggunakan
pesawat yang aman dan armada Airbus A320, A319 dan armada modern
Boeing 737-400 dengan ketepatan jadwal, kebersihan pesawat terjaga serta
penawaran harga yang sangat terjangkau, Effective tanggal 16 Januari 2009
Mandala sudah tidak menggunakan pesawat jenis Boeing 737-400 dan untuk
seterusnya Mandala hanya menggunakan satu jenis pesawat saja yaitu New
Airbus A320/319 dengan total 11 pesawat yang telah dioperasikan hingga saat
ini dari rencana total 30 pesawat A320/319 yang akan datang bertahap.
Prioritas utama Mandala adalah menjadi maskapai penerbangan
dengan standar keselamatan penerbangan internasional. Untuk mencapai itu,
Mandala telah menjalani audit guna mendapatkan sertifikasi IOSA dari IATA.
57
Selain itu, Mandala juga telah menjalani audit dari Airbus, Boeing dan
sejumlah perusahaan di bidang perminyakan yang telah memberikan
persetujuan untuk terbang bersama Mandala.
Dewan Direksi
Warwick Brady (Chief Executive Officer)
Brian Bradbury (Director of Engineering)
Steve Wilks (Chief Operating Officer)
Yadi J. Ruchandi (Chief Financial Officer)
58
BAB V
ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis menganalisis data yang diperoleh selama
penelitian. Data diperoleh dari mengedarkan kuesioner kepada konsumen yang
melakukukan pemesanan tiket PT. Mitra Persada Travelindo Jl. Pringgondani
no. 1. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat
perbedaan pengaruh image low cost carrier terhadap minat beli ulang.
Responden yang diteliti dan menjadi sampel berjumlah 100 orang. Pada low
cost carriers penilaian didasarkan pada bagaimana layanan, fasilitas serta
harga yang diberikan oleh maskapai Lion Air dan Mandala Airlines. Analisis
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis anova dua arah friedman
yang digunakan untuk mengetahui perbedaan image low cost carriers pada
maskapai Lion Air dan Mandala Airlines terhadap minat beli ulang dan
pengelompokan persentase yang digunakan untuk menganalisis profil
konsumen.
A. Identitas Responden
Penelitian ini dilakukan di PT. Mitra Persada Travelindo, yang terletak
di jalan Pringgodani no.1, Mrican Baru, Yogyakarta. Peneliti menyebar
kuesioner kepada konsumen yang sedang melakukan pemesanan tiket di PT.
Mitra Persada Travelindo. Sampel diambil dengan cara non probabilitas
dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian sebanyak 100 orang.
Penyebaran kuesioner dilakukan peneliti terhadap responden ketika mereka
59
berada di PT. Mitra Persada Travelindo. Untuk memperoleh gambaran tentang
jenis kelamin, usia, pekerjaan, pengeluaran rata-rata per bulan, maskapai yang
digunakan, frekuensi penggunaan, ditampilkan dalam bentuk persentase
sebagai berikut:
1. Berdasarkan Jenis Kelamin
Dari 100 responden Lion Air dan Mandala Airlines yang
diteliti yang dibagi menjadi 50 responden Lion Air dan 50 responden
Mandala Airlines, jika ditinjau dari jenis kelamin diperoleh persentase
untuk Lion Air 33 responden (66%) berjenis kelamin pria untuk, dan
17 responden (34%) berjenis kelamin wanita. Sedangkan untuk
Mandala Airlines 30 responden (60%) berjenis kelamin pria untuk,
dan 20 responden (20%) berjenis kelamin wanita. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang diteliti
berjenis kelamin pria. Persentase jenis kelamin responden dapat dilihat
dalam tabel 5.1 dan tabel 5.2.
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Maskapai Lion Air berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) Pria
Wanita 33 17
66 34
Jumlah 50 100 Sumber: Data primer yang diolah
60
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Maskapai Mandala Airlines berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase (%) Pria
Wanita 30 20
60 40
Jumlah 50 100 Sumber: Data primer yang diolah
2 Berdasarkan Usia
Dari 100 responden Lion Air dan Mandala Airlines yang
diteliti yang dibagi menjadi 50 responden Lion Air dan 50 responden
Mandala Airlines, jika ditinjau dari usia diperoleh persentase untuk
Lion Air 2 responden (4%) berusia < 21 tahun, 29 responden (58%)
berusia 21 - 29 tahun, 12 responden (24%) berusia 30 - 38 tahun, 4
responden (8%) berusia 39 - 47 tahun, serta 3 responden (6%) berusia
> 47 tahun. Sedangkan untuk Mandala Airlines 1 responden (2%)
berusia < 21 tahun, 31 responden (62%) berusia 21 - 29 tahun, 3
responden (6%) berusia 30 - 38 tahun, 5 responden (10%) berusia 39 -
47 tahun, serta 10 responden (20%) berusia > 47 tahun. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang
diteliti berusia 21 - 29 tahun. Persentase usia responden dapat dilihat
dalam tabel 5.3 dan tabel 5.4.
61
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Maskapai Lion Air berdasarkan Usia
Usia Jumlah (orang) Persentase (%)
< 21 tahun 21 - 29 tahun 30 – 38 tahun 39 – 47 tahun
> 47 tahun
2 29 12 4 3
4 58 24 8 6
Jumlah 50 100 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Maskapai Mandala Airlines berdasarkan Usia
Sumber: Data primer yang diolah
3 Berdasarkan Pekerjaan
Dari 100 responden Lion Air dan Mandala Airlines yang
diteliti yang dibagi menjadi 50 responden Lion Air dan 50 responden
Mandala Airlines, jika ditinjau dari profesi diperoleh persentase untuk
Lion Air: 15 responden (30%) pelajar, 4 responden (8%) berstatus
pengusaha, 5 responden (10%) berstatus pegawai negeri, 19 responden
(38%) berstatus pegawai swasta, serta 7 responden (14%) berstatus
pegawai negri. Sedangkan untuk Mandala Airlines 19 responden
Usia Jumlah (orang) Persentase (%)
< 21 tahun 21 - 29 tahun 30 – 38 tahun 39 – 47 tahun
> 47 tahun
1 31 3 5
10
2 62 6
10 20
Jumlah 50 100
62
(38%) pelajar, 2 responden (4%) berstatus pengusaha, 8 responden
(16%) berstatus pegawai negeri, 10 responden (20%) berstatus
pegawai swasta, serta 11 responden (22%) berstatus lain-lain. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pekerjaan
responden yang diteliti berstatus pelajar. Persentase pekerjaan
responden dapat dilihat dalam tabel 5.5 dan tabel 5.6.
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Maskapai Lion Air berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah (orang)
Persentase (%) Pelajar Pengusaha Pegawai Negeri Pegawai Swasta Lain-lain
15 4 5
19 7
30 8
10 38 14
Jumlah 50 100 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Maskapai Mandala Airlines berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah (orang)
Persentase (%) Pelajar Pengusaha Pegawai Negeri Pegawai Swasta Lain-lain
19 2 8
10 11
38 4
16 20 22
Jumlah 50 100 Sumber: Data primer yang diolah
4. Berdasarkan Pengeluaran Rata-rata per Bulan
Dari 100 responden Lion Air dan Mandala Airlines yang
diteliti yang dibagi menjadi 50 responden Lion Air dan 50 responden
63
Mandala Airlines, jika ditinjau dari pengeluaran rata-rata per bulan
diperoleh persentase untuk Lion Air : 5 responden (10%) mempunyai
pengeluaran rata-rata perbulan < Rp. 1.000.000,00; 13 responden
(26%) mempunyai pengeluaran rata-rata perbulan Rp. 1.000.000,00 -
Rp. 1.499.000,00; 11 responden (22%) mempunyai pengeluaran rata-
rata perbulan Rp. 1.500.000,00 - Rp. 1.999.000,00; 7 responden (14%)
mempunyai pengeluaran rata-rata perbulan Rp. 2.000.000,00 - Rp.
2.499.000,00; serta 14 responden (28%) mempunyai pengeluaran rata-
rata perbulan > Rp. 2.499.000,00. Sedangkan untuk Mandala Airlines
5 responden (10%) mempunyai pengeluaran rata-rata perbulan < Rp.
1.000.000,00; 11 responden (22%) mempunyai pengeluaran rata-rata
perbulan Rp. 1.000.000,00 - Rp. 1.499.000,00; 10 responden (20%)
mempunyai pengeluaran rata-rata perbulan Rp. 1.500.000,00 - Rp.
1.999.000,00; 6 responden (12%) mempunyai pengeluaran rata-rata
perbulan Rp. 2.000.000,00 - Rp. 2.499.000,00; serta 18 responden
(36%) mempunyai pengeluaran rata-rata perbulan > Rp. 2.499.000,00.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden
yang diteliti mempunyai pengeluaran rata-rata perbulan > Rp.
2.499.000,00. Persentase pengeluaran rata-rata per bulan responden
dapat dilihat dalam tabel 5.7 dan tabel 5.8.
64
Tabel 5.7 Karakteristik Responden Maskapai Lion Air berdasarkan Pengeluaran Rata-Rata Per Bulan
Pengeluaran (Rp) Jumlah (orang) Persentase (%) < 1.000.000
1.000.000-1.499.000 1.500.000-1.999.000 2.000.000-2.499.000
>2.499.000
5 13 11 7
14
10 26 22 14 28
Jumlah 50 100 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 5.8 Karakteristik Responden Maskapai Mandala Airlines berdasarkan Pengeluaran Rata-Rata Per Bulan
Pengeluaran (Rp) Jumlah (orang) Persentase (%) < 1.000.000
1.000.000-1.499.000 1.500.000-1.999.000 2.000.000-2.499.000
>2.499.000
5 11 10 6
18
10 22 20 12 36
Jumlah 50 100 Sumber: Data primer yang diolah
5. Berdasarkan Frekuensi Penggunaan
Dari 100 responden Lion Air dan Mandala Airlines yang
diteliti yang dibagi menjadi 50 responden Lion Air dan 50 responden
Mandala Airlines, jika ditinjau dari frekuensi menggunakan jasa
maskapai ini diperoleh persentase untuk Lion Air 7 responden (14%) 1
kali, 15 responden (30%) 2 kali, 12 responden (24%) 3 kali, 3
responden (6%) 4 kali, serta 13 responden (26%) > 4 kali. Sedangkan
untuk Mandala Airlines 7 responden (14%) 1 kali, 14 responden
(28%) 2 kali, 11 responden (22%) 3 kali, 6 responden (12%) 4 kali,
65
serta 12 responden (24%) > 4 kali. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden yang diteliti
menggunakan sebanyak 2 kali. Persentase frekuensi banyaknya
responden yang menggunakan maskapai dapat dilihat dalam tabel 5.9
dan tabel 5.10.
Tabel 5.9 Karakteristik Responden Maskapai Lion Air berdasarkan Frekuensi Penggunaan
Frekuensi menggunakan
Jumlah (orang) Persentase (%)
1 kali 2 kali 3 kali 4 kali
> 4 kali
7 15 12 3
13
14 30 24 6
26
Jumlah 50 100 Sumber: Data primer yang diolah
Tabel 5.10 Karakteristik Responden Maskapai Mandala Airlines berdasarkan Frekuensi Penggunaan
Frekuensi menggunakan
Jumlah (orang) Persentase (%)
1 kali 2 kali 3 kali 4 kali
> 4 kali
7 14 11 6
12
14 28 22 12 24
Jumlah 50 100 Sumber: Data primer yang diolah
66
B. Analisis Validitas dan Reliabilitas
1. Analisis Validitas
Dari hasil uji validitas terhadap item-item pernyataan dengan sampel
sebanyak 100 dan taraf signifikansi 5% dengan menggunakan SPSS 12,
menunjukkan semua item pernyataan mengenai indikator dari LCC
dinyatakan valid atau sahih, hal ini dapat dillihat dari beberapa tabel di
bawah.
a. Variabel LCC Layanan
Berikut ini tabel analisis uji validitas untuk layanan, sebagai berikut:
Tabel 5.11 Uji Validitas LCC Layanan Lion Air
No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0,.116 0.279 Tidak valid 2 0,642 0.279 Valid/Sahih 3 0,688 0.279 Valid/Sahih 4 0,797 0.279 Valid/Sahih 5 0,732 0.279 Valid/Sahih
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.11 bisa dilihat bahwa dari lima butir
pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel
LCC layanan ada empat pernyataan yang memilliki nilai Nilai r hitung
lebih besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ). Maka dapat disimpulkan
bahwa empat butir pernyataan untuk LCC layanan dinyatakan
valid/sahih.
67
Tabel 5.12 Uji Validitas LCC Layanan Mandala Airlines
No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0.253 0.279 Tidak valid 2 0.607 0.279 Valid/Sahih 3 0.478 0.279 Valid/Sahih 4 0.838 0.279 Valid/Sahih 5 0.764 0.279 Valid/Sahih
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.12 bisa dilihat bahwa dari lima butir
pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai variabel
LCC layanan memilliki nilai Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel
(r hitung > r tabel ). Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan
untuk LCC layanan dinyatakan valid/sahih.
b. Variabel LCC fasilitas
Berikut ini tabel analisis uji validitas untuk fasilitas, sebagai berikut:
Tabel 5.13 Uji Validitas LCC fasilitas Lion Air
No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0.762 0.279 Valid/Sahih 2 0.785 0.279 Valid/Sahih 3 0.587 0.279 Valid/Sahih 4 0.717 0.279 Valid/Sahih 5 0.599 0.279 Valid/Sahih
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.13 bisa dilihat bahwa dari semua butir
pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai LCC
fasilitas memilliki nilai Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel
68
(r hitung > r tabel ). Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir
pernyataan untuk LCC fasilitas dinyatakan valid/sahih.
Tabel 5.14 Uji Validitas LCC fasilitas Mandala Airlines
No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0.718 0.279 Valid/Sahih 2 0.777 0.279 Valid/Sahih 3 0.796 0.279 Valid/Sahih 4 0.743 0.279 Valid/Sahih 5 0.581 0.279 Valid/Sahih
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.14 bisa dilihat bahwa dari semua butir
pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai LCC
fasilitas memilliki nilai Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel
(r hitung > r tabel ). Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir
pernyataan untuk LCC fasilitas dinyatakan valid/sahih.
c. Variabel LCC harga
Berikut ini tabel analisis uji validitas untuk LCC harga,
sebagai berikut:
Tabel 5.15 Uji Validitas LCC harga Lion Air
No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0.728 0.279 Valid/Sahih 2 0.732 0.279 Valid/Sahih 3 0.670 0.279 Valid/Sahih 4 0.599 0.279 Valid/Sahih 5 0.779 0.279 Valid/Sahih 6 0.754 0.279 Valid/Sahih
Sumber: Data primer yang diolah
69
Berdasarkan tabel 5.15 bisa dilihat bahwa dari semua butir
pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai LCC harga
memilliki nilai Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ).
Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan untuk LCC
harga dinyatakan valid/sahih.
Tabel 5.16 Uji Validitas LCC harga Mandala Airlines
No. Item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 0.573 0.279 Valid/Sahih 2 0.668 0.279 Valid/Sahih 3 0.611 0.279 Valid/Sahih 4 0.690 0.279 Valid/Sahih 5 0.649 0.279 Valid/Sahih 6 0.667 0.279 Valid/Sahih
Sumber: Data primer yang diolah
Berdasarkan tabel 5.16 bisa dilihat bahwa dari semua butir
pernyataan yang digunakan untuk mencari data mengenai LCC harga
memilliki nilai Nilai r hitung lebih besar dari Nilai r tabel (r hitung > r tabel ).
Maka dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan untuk LCC
harga dinyatakan valid/sahih.
C. Analisis Varian Dua Jalan Friedman
Berdasarkan data yang didapat dari responden mengenai image
maskapai yang menggunakan konsep LCC peneliti menerapkan 16 pernyataan
yang sudah diuji kevalidan datanya. Di mana hasil dari 16 pernyataan
mengenai image maskapai yang menggunakan konsep LCC (low cost
carriers) :
70
1. Maskapai Lion Air
Tabel 5.19 Image low cost carriers maskapai Lion Air
No. Layanan Faslitas Harga
Skor Ranking Skor Ranking Skor Ranking
1 20
3
15
1
19
2
2 17
1
19
2
23
3
3 22
1,5
22
1,5
24
3
4 20
2
18
1
24
3
5 19
2,5
15
1
19
2,5
6 18
1
24
3
22
2
7 25
1,5
25
1,5
30
3
8 17
2
15
1
19
3
9 21
2,5
19
1
21
2,5
10 21
1
22
2,5
22
2,5
11 20
1,5
20
1,5
26
3
12 20
2
18
1
24
3
13 18
1,5
18
1,5
23
3
14 18
3
15
1
17
2
15 21
1,5
21
1,5
29
3
16 20
1
22
2
25
3
17 20
3
18
1
19
2
18 21
1
25
2
27
3
19 17
1
18
2
19
3
20 25
2,5
25
2,5
24
1
71
21 17
1
20
2
24
3
22 21
2
18
1
22
3
23 24
1,5
24
1,5
27
3
24 21
2,5
21
2,5
18
1
25 19
1,5
19
1,5
23
3
26 20
2
18
1
22
3
27 20
1
24
2
25
3
28 19
2
25
3
17
1
29 21
2
18
1
22
3
30 20
3
18
1
19
2
31 22
3
21
2
16
1
32 19
1
20
2
23
3
33 16
2
15
1
29
3
34 19
2
18
1
22
3
35 22
2
19
1
28
3
36 22
2
21
1
24
3
37 19
2
18
1
20
3
38 13
1
18
2
25
3
39 22
3
18
1,5
18
1,5
40 19
2
15
1
25
3
41 21
2
20
1
22
3
42 20
3
18
1
19
2
43 20
2,5
19
1
20
2,5
44 24
2,5
20
1
24
2,5
72
45 18
1
19
2
23
3
46 24
1,5
24
1,5
26
3
47 24
2
21
1
30
3
48 21
1,5
21
1,5
30
3
49 22
1,5
24
3
22
1,5
50 20
2
18
1
23
3
Total 1009
64
986
53
1144
115
Sumber: Data primer yang diolah
Dari tabel 5.19 di atas, memaparkan pernyataan 50 responden
Lion Air yang menyatakan penilaian mereka terhadap maskapai Lion
Air yang menggunakan konsep low cost carriers. Pada total skor
layanan, fasilitas, harga maskapai Lion Air, total skor harga
merupakan skor tertinggi, kemudian skor total layanan di urutan
kedua tertinggi dan skor total fasilitas di urutan ketiga. Pada total
ranking layanan, fasilitas, harga maskapai Lion Air, total ranking
harga merupakan skor tertinggi, kemudian total ranking layanan di
urutan kedua tertinggi dan total ranking fasilitas di urutan ketiga.
Untuk keperluan analisis, maka skor seluruh layanan, fasilitas dan
harga diolah dengan menggunakan analisis varian dua jalan friedman
seperti di bawah ini.
73
Tabel 5.20 Image low cost carriers
Test Statisticsa
50
34.429
2
.000
N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
Friedman Testa.
Berdasarkan tabel 5.20 bisa dilihat bahwa nilai P-value =
0.000 lebih kecil dari tabel = 0.05 (P–value < a ), dengan kesalahan a
0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat
perbedaan pengaruh image low cost carriers terhadap minat beli
ulang. Ini berarti layanan, fasilitas, dan harga memiliki pengaruh yang
berbeda terhadap minat beli ulang.
Untuk dapat mengetahui faktor mana saja yang memiliki
pengaruh yang sama dan berbeda, perlu dilakukan uji lanjut atau
pembanding berganda. Peneliti menggunakan taraf signifikansi 0.05,
maka nilai z = 1.645.
Total rank layanan Total rank fasilitas = 64 53 =11
Total rank harga Total rank layanan = 115 64 =51
Total rank harga Total rank fasilitas = 115 53 =62
74
6
13350645,1D
= 1,645 100
= 16, 45
Berdasarkan analisis di atas, selisih nilai total rank pengaruh
harga dengan total rank pengaruh layanan sebesar 51 dan selisih nilai
total rank pengaruh harga dengan total rank pengaruh fasilitas sebesar
62 lebih besar dari 16,45. Ini berarti pengaruh harga berbeda dengan
pengaruh layanan maupun pengaruh fasilitas terhadap minat beli
ulang. Sedangkan pengaruh layanan dengan pengaruh fasilitas tidak
berbeda nyata terhadap minat beli ulang.
2. Maskapai Mandala Airlines
Tabel 5.21 Image low cost carriers maskapai Mandala
No. Layanan Faslitas Harga
Skor Ranking Skor Ranking Skor Ranking
1 19
1
25
3
23
2
2 23
3
20
1
21
2
3 21
1,5
21
1,5
22
3
4 17
1,5
17
1,5
20
3
5 24
3
20
1
22
2
6 19
2
18
1
24
3
7 23
3
19
1
21
2
75
8 22
3
15
1
17
2
9 25
1,5
25
1,5
28
3
10 25
2,5
25
2,5
24
1
11 18
1
19
2
22
3
12 19
2
18
1
20
3
13 21
1
22
2
23
3
14 25
2
21
1
26
3
15 21
2,5
18
1
21
2,5
16 25
2
23
1
30
3
17 25
2
22
1
29
3
18 21
3
18
1
19
2
19 20
2,5
19
1
20
2,5
20 24
2,5
20
1
24
2,5
21 18
1
19
2
23
3
22 24
1,5
24
1,5
26
3
23 24
2
21
1
30
3
24 22
1,5
24
3
22
1,5
25 21
2
20
1
30
3
26 23
2,5
20
1
23
2,5
27 20
2
18
1
23
3
28 24
2,5
24
2,5
22
1
29 21
1
25
2
26
3
30 20
1,5
20
1,5
27
3
31 22
1,5
22
1,5
23
3
76
32 17
2
18
3
15
1
33 19
1
20
2
27
3
34 23
1
24
2
25
3
35 17
2
16
1
21
3
36 23
2
20
1
24
3
37 24
2
21
1
30
3
38 24
1,5
24
1,5
26
3
39 18
1
19
2
23
3
40 24
2,5
20
1
24
2,5
41 20
2
19
1
22
3
42 22
3
18
1
20
2
43 19
1
24
2
25
3
44 20
1
22
2
27
3
45 18
2
21
3
15
1
46 22
1
23
2
24
3
47 20
1
23
2
26
3
48 21
1
23
2
25
3
49 23
2
24
3
22
1
50 22
2
18
1
23
3
Total 1072
62
1039
62
1175
115
Sumber: Data primer yang diolah
77
Dari tabel 5.21 memaparkan pernyataan 50 responden
Mandala Airlines yang menyatakan penilaian mereka terhadap
maskapai Mandala Airlines yang menggunakan konsep low cost
carriers. Pada total skor layanan, fasilitas, harga maskapai Mandala
Airlines, total skor harga merupakan skor tertinggi, kemudian skor
total layanan di urutan kedua tertinggi dan skor total fasilitas di urutan
ketiga. Pada total ranking layanan, fasilitas, harga maskapai Mandala
Airlines, total ranking harga merupakan skor tertinggi, kemudian total
ranking layanan dan fasilitas diurutan kedua tertinggi karena
keduanya memiliki nilai yang sama.
Tabel 5.22 Image low cost carriers
Test Statisticsa
50
29.395
2
.000
N
Chi-Square
df
Asymp. Sig.
Friedman Testa.
Berdasarkan tabel 5.22 bisa dilihat bahwa nilai P-value =
0.000 lebih kecil dari tabel = 0.05 (P–value < a ), dengan kesalahan a
0.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat
perbedaan pengaruh image low cost carriers terhadap minat beli
ulang. Ini berarti layanan, fasilitas, dan harga memiliki pengaruh yang
berbeda terhadap minat beli ulang.
78
Untuk dapat mengetahui faktor mana saja yang memiliki
pengaruh yang sama dan berbeda, perlu dilakukan uji lanjut atau
pembanding berganda. Peneliti menggunakan taraf signifikansi 0.05,
maka nilai z = 1.645.
Total rank layanan Total rank fasilitas = 62 62 =0
Total rank harga Total rank layanan = 115 62 =53
Total rank harga Total rank fasilitas = 115 62 =53
6
13350645,1D
= 1,645 100
= 16, 45
Berdasarkan analisis di atas, selisih nilai total rank pengaruh
harga dengan total rank pengaruh layanan sebesar 53 dan selisih nilai
total rank pengaruh harga dengan total rank pengaruh fasilitas sebesar
53 lebih besar dari 16,45. Ini berarti pengaruh harga berbeda dengan
pengaruh layanan maupun pengaruh fasilitas terhadap minat beli
ulang. Sedangkan pengaruh layanan dengan pengaruh fasilitas tidak
berbeda nyata terhadap minat beli ulang.
79
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil analisis data penelitian
tentang perbedaan pengaruh image low cost carriers terhadap minat beli ulang
pada Maskapai Lion Air dan Mandala Airlines dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Berdasarkan tabel 5.20 bisa dilihat bahwa nilai P-value = 0.000 lebih
kecil dari tabel = 0.05 (P–value = a ), dengan kesalahan a 0.05 maka
Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti pada maskapai Lion Air
terdapat perbedaan pengaruh image low cost carriers terhadap minat
beli ulang.. Ini berarti layanan, fasilitas, dan harga memiliki pengaruh
yang berbeda terhadap minat beli ulang. Berdasarkan hasil uji lanjut
atau pembanding berganda, selisih nilai total rank pengaruh harga
dengan total rank pengaruh layanan sebesar 51 dan selisih nilai total
rank pengaruh harga dengan total rank pengaruh fasilitas sebesar 62
lebih besar dari 19,60. Ini berarti pengaruh harga berbeda dengan
pengaruh layanan maupun pengaruh fasilitas terhadap minat beli
ulang. Sedangkan pengaruh layanan dengan pengaruh fasilitas tidak
berbeda nyata terhadap minat beli ulang.
80
2. Berdasarkan tabel 5.22 bisa dilihat bahwa nilai P-value = 0.000 lebih
kecil dari tabel = 0.05 (P–value = a ), dengan kesalahan a 0.05 maka
Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti pada maskapai Mandala
Airlines terdapat perbedaan pengaruh image low cost carriers terhadap
minat beli ulang. Ini berarti layanan, fasilitas, dan harga memiliki
pengaruh yang berbeda terhadap minat beli ulang. Berdasarkan hasil
uji lanjut atau pembanding berganda, selisih nilai total rank pengaruh
harga dengan total rank pengaruh layanan sebesar 53 dan selisih nilai
total rank pengaruh harga dengan total rank pengaruh fasilitas sebesar
53 lebih besar dari 19,60. Ini berarti pengaruh harga berbeda dengan
pengaruh layanan maupun pengaruh fasilitas terhadap minat beli
ulang. Sedangkan pengaruh layanan dengan pengaruh fasilitas tidak
berbeda nyata terhadap minat beli ulang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan-kesimpulan di atas, ada beberapa saran yang
dapat dikemukakan penulis bagi pihak pemasar atau bagi pihak lain yang
terkait dengan pemasaran produk dan juga bagi peneliti selanjutnya. Saran
tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
a. Lion Air
Maskapai Lion Air harus mampu meningkatkan kualitas
pelayanan serta fasilitas. Berdasarkan data yang diperoleh,
81
pada pernyataan layanan mengenai adanya konfirmasi yang
jelas dari pihak maskapai misalnya: keterlambatan penerbangan
memiliki skor paling rendah di antara pernyataan mengenai
layanan lainnya. Ini berarti tanggapan responden kurang setuju
dengan pernyataan tersebut, maka peneliti menyarankan agar
Maskapai Lion Air sebaiknya memberikan konfirmasi yang
jelas mengenai keterlambatan penerbangan atau masalah
lainnya. Pada pernyataan fasilitas mengenai tersedianya
fasilitas hiburan seperti: musik, majalah, koran memiliki skor
paling rendah di antara pernyataan mengenai fasilitas lainnya.
Ini berarti tanggapan responden kurang setuju dengan
pernyataan tersebut, maka peneliti menyarankan agar Maskapai
Lion Air sebaiknya minimal memberikan salah satu fasilitas
hiburan seperti majalah, koran atau musik.
b. Mandala Airlines
Maskapai Mandala Airlines harus mampu meningkatkan
kualitas pelayanan serta fasilitas. Berdasarkan data yang
diperoleh, pada pernyataaan layanan mengenai setiap petugas
maskapai melayani dan menanggapi keluhan penumpang
dengan baik memiliki skor paling rendah di antara pernyataan
layanan lainnya. Ini berarti tanggapan responden kurang setuju
dengan pernyataan tersebut, maka peneliti menyarankan agar
para petugas Maskapai Mandala Airlines dapat melayani dan
82
menaggapi keluhan penumpang dengan baik. Pada pernyataan
fasilitas mengenai tersedianya fasilitas hiburan seperti: musik,
majalah, Koran memiliki skor paling rendah di antara
pernyataan mengenai fasilitas lainnya. Ini berarti tanggapan
responden kurang setuju dengan pernyataan tersebut, maka
peneliti menyarankan agar Maskapai Mandala Airlines
sebaiknya memberikan salah satu fasilitas hiburan seperti
majalah, koran atau musik.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Pada penelitian ini diketahui bahwa pada maskapai Lion Air dan
Mandala Airlines faktor image low cost carriers yaitu layanan, fasilitas
dan harga memiliki pengaruh yang berbeda terhadap minat beli ulang.
Hasil penilitian ini diharapkan dapat dikembangkan lagi oleh
penelitian selanjutnya agar dapat menemukan hal-hal baru yang
bermanfaat bagi banyak pihak.
C. Keterbatasan
Dalam melaksanakan penelitian ini, penulis menyadari dan merasakan
bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak menemukan hambatan serta
kekurangn dan kelemahannya. Hal ini disebabkan karena beberapa factor,
yaitu:
83
1. Faktor internal
Keterbatasan peneliti dalam hal kemampuan dan pengalaman, karena
peneliti masih dalam taraf belajar dan baru pertama kali melakukan
penelitian, sehingga peneliti tidak dapat mengungkapkan semua fakta
dalam penelitian dengan tepat. Dengan demikian, kesimpulan yang
diambil hanya berlaku terbatas pada perolehan data. Selain itu peneliti
juga menyadari keterbatan akan waktu serta biaya dalam melakukan
penelitian.
2. Faktor eksternal
Keterbatasan kemampuan responden untuk membagi waktu dalam
mengisi atau memahami maksud pernyataan serta kejujuran untuk
menjawab kuesioner yang diberikan peneliti. Oleh karena itu
kemungkinan kesalahan jawaban bias saja terjadi, sehingga analisis
yang dihasilkan kurang akurat
DAFTAR PUSTAKA
Adipura, Panji Hendarso, dan Adriza. 2004. Metodologi Penelitian Bidang Sosial dan Bisnis. Yayasan Gayatri: Denpasar.
A. Robert. 2007. Full Service dan Low Cost Carrier. Jurnal Perkotaan: Jakarta.
Ardi. 2006. http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/02/index.html. Diakses tanggal 22 Agustus 2009.
Boyd, Walker, and Larreche. 2000. Manajemen Pemasaran, Edisi kedua Jilid pertama. Erlangga: Jakarta.
Candra, Yulia. 2005. Pengaruh Pengguna Slogan Pada Iklan Terhadap Minat Beli Ulang Konsumen. FE USD: Yogyakarta.
Farah, Tirta dan Wayan.2007. Optimalisasi Penentuan Keputusan Tiketing Online Bagi Konsumen. http://www.paketrupiah.com/middle/tiketpesawatonline.html. Diakses tanggal 25 November 2009.
Hermawan, Ignasius. 2003. Pengaruh Iklan Merek Sepeda Motor Honda Terhadap Minat Beli Ulang. FE USD: Yogyakarta.
Hasan, M.Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Erlangga: Jakarta.
Hotlan, Sihaan. 2008. Costumer Realitionship Management (CRM) sebagai Sarana Meraih Image Positif untuk Perpustakaan. Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.4,No.2.http://puslit2.Petra.ac.id/ejournal/index.Php/pus/article/viewFile/17324/17187. Diakses tanggal 9 November 2009.
Kanya, Christine. 2006. Analisis Harapan Dan Persepsi Penumpang Terhadap Kualitas Makanan Yang Disediakan Oleh Maskapai Penerbangan Domestik Di Indonesia. http://www.petra.ac.id/~puslit/journals/dir.php?DepartementID=HOT. Diakses tanggal 9 November 2009.
Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas Jilid Pertama. PT. Indeks: Jakarta.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran, Edisi Kesebelas Jilid Kedua. PT. Indeks: Jakarta.
Kotler, Philip. 2006. Manajemen Pemasaran Analisis Perencanaan, implementasi dan pengendalian, Edisi Keenam Jilid Pertama. Erlangga: Jakarta.
Kotler, Philip dan Amstrong. 2002. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Kedelapan Jilid Kedua. Erlangga: Jakarta.
Kotler, Philip dan Amstrong. 2003. Dasar-Dasar Pemasaran, Edisi Sembilan Jilid Pertama. PT. Indeks: Jakarta.
Kotler, Philip dan Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Keduabelas Jilid Pertama. Erlangga: Jakarta.
Kurniawan, Deny. 2007. Friedman Test. http;/ineddeni.wordpress.com. Diakses tanggal 5 April 2010.
Malhotra, N. K. (2005). Riset Pemasaran: Pendekatan Terapan. Edisi Keempat. Penerbit Indeks: Jakarta.
Rangkuti, Freddy. 1999. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Sorbi. 2002. Fenomena Low Cost Carrier. http://maskapai.wordpress.com. Diakses tanggal 14 Oktober 2009.
Sugiyono. 2009. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta: Bandung.
Sunarto. 2004. Manajemen Pemasaran. AMUS: Yogyakarta.
Suswidatiningsih, Lusia. 2003. Analisis Hubungan Kepuasan Terhadap Pelayanan. FE USD: Yogyakarta.
Spillane, James. 2006. Managing Quality Customer Service. USD: Yogyakarta.
Tjiptono, Fandy. 2005. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Bayu Media: Malang.
Yosanthi, Ignasia. 2005. Pengaruh Produk Aktual Terhadap Citra Perusahaan. FE USD: Yogyakarta.
Yudantoro, Rudi. 2003. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Konsumen Terhadap Jasa Wartel. FE USD: Yogyakarta
Yun, Zhao. 2007. Low Cost Carrier, Budjed Airline atau Cheap Airline. http;//www.forums.apakabar.ws/viewtopic.php?f=1&t=38352&start=0. Diakses tanggal 10 November 2009.
Ishak, Asmai. 2005. Pentingnya Kepuasan Konsumen dan Implementasi Strategi Pemasarannya.http://puslit2.Petra.ac.id/~puslit/journals/articles.php?PublisedID=INDO8100206. Diakses tanggal 25 November 2009.
http://id.wikipedia.org/wiki/Mandala_Airlines.
http://www.dapatinfo.com/2009/03/sejarah-singkat-mandala-airlines.html.
http://mandala-melawai.blogspot.com/2009/02/sejarah-mandala-airlines.html.
http://www.enformasi.com/2008/07/sejarah-lion-air.html.
http://www.dapatinfo.com/2009/03/sejarah-singkat-lion-air.html.
http://wapedia.mobi/id/Lion_Air.
LAMPIRAN
1
LAMPIRAN
2
LAMPIRAN
3
Lion Air
Correlations
layanan1 layanan2 layanan3 layanan4 layanan5 totlay
layanan1 Pearson Correlation 1
.131
-.130
-.166
-.160
.116
Sig. (2-tailed) .
.363
.368
.248
.266
.423
N 50
50
50
50
50
50
layanan2 Pearson Correlation .131
1
.376(**)
.351(*)
.216
.642(**)
Sig. (2-tailed) .363
.
.007
.013
.133
.000
N 50
50
50
50
50
50
layanan3 Pearson Correlation -.130
.376(**)
1
.430(**)
.423(**)
.688(**)
Sig. (2-tailed) .368
.007
.
.002
.002
.000
N 50
50
50
50
50
50
layanan4 Pearson Correlation -.166
.351(*)
.430(**)
1
.548(**)
.797(**)
Sig. (2-tailed) .248
.013
.002
.
.000
.000
N 50
50
50
50
50
50
layanan5 Pearson Correlation -.160
.216
.423(**)
.548(**)
1
.732(**)
Sig. (2-tailed) .266
.133
.002
.000
.
.000
N 50
50
50
50
50
50
totlay Pearson Correlation .116
.642(**)
.688(**)
.797(**)
.732(**)
1
Sig. (2-tailed) .423
.000
.000
.000
.000
.
N 50
50
50
50
50
50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
fasilitas1 fasilitas2 fasilitas3 fasilitas4 fasilitas5 totfas fasilitas1 Pearson Correlation
1
.608(**)
.277
.415(**)
.295(*)
.762(**)
Sig. (2-tailed) .
.000
.051
.003
.038
.000
N 50
50
50
50
50
50
fasilitas2 Pearson Correlation .608(**)
1
.380(**)
.396(**)
.281(*)
.785(**)
Sig. (2-tailed) .000
.
.007
.004
.048
.000
N 50
50
50
50
50
50
fasilitas3 Pearson Correlation .277
.380(**)
1
.299(*)
.282(*)
.587(**)
Sig. (2-tailed) .051
.007
.
.035
.047
.000
N 50
50
50
50
50
50
fasilitas4 Pearson Correlation .415(**)
.396(**)
.299(*)
1
.260
.717(**)
Sig. (2-tailed) .003
.004
.035
.
.069
.000
N 50
50
50
50
50
50
fasilitas5 Pearson Correlation .295(*)
.281(*)
.282(*)
.260
1
.599(**)
Sig. (2-tailed) .038
.048
.047
.069
.
.000
N 50
50
50
50
50
50
totfas Pearson Correlation .762(**)
.785(**)
.587(**)
.717(**)
.599(**)
1
Sig. (2-tailed) .000
.000
.000
.000
.000
.
N 50
50
50
50
50
50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
harga1 harga2 harga3 harga4 harga5 harga6 tothar
harga1 Pearson Correlation 1
.781(**)
.270
.174
.419(**)
.451(**)
.728(**)
Sig. (2-tailed) .
.000
.058
.228
.002
.001
.000
N 50
50
50
50
50
50
50
harga2 Pearson Correlation .781(**)
1
.377(**)
.120
.322(*)
.482(**)
.732(**)
Sig. (2-tailed) .000
.
.007
.408
.022
.000
.000
N 50
50
50
50
50
50
50
harga3 Pearson Correlation .270
.377(**)
1
.327(*)
.490(**)
.371(**)
.670(**)
Sig. (2-tailed) .058
.007
.
.021
.000
.008
.000
N 50
50
50
50
50
50
50
harga4 Pearson Correlation .174
.120
.327(*)
1
.520(**)
.383(**)
.599(**)
Sig. (2-tailed) .228
.408
.021
.
.000
.006
.000
N 50
50
50
50
50
50
50
harga5 Pearson Correlation .419(**)
.322(*)
.490(**)
.520(**)
1
.604(**)
.779(**)
Sig. (2-tailed) .002
.022
.000
.000
.
.000
.000
N 50
50
50
50
50
50
50
harga6 Pearson Correlation .451(**)
.482(**)
.371(**)
.383(**)
.604(**)
1
.754(**)
Sig. (2-tailed) .001
.000
.008
.006
.000
.
.000
N 50
50
50
50
50
50
50
tothar Pearson Correlation .728(**)
.732(**)
.670(**)
.599(**)
.779(**)
.754(**)
1
Sig. (2-tailed) .000
.000
.000
.000
.000
.000
.
N 50
50
50
50
50
50
50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Mandala Airlines
Correlations
layanan1 layanan2 layanan3 layanan4 layanan5 totlay
layanan1 Pearson Correlation 1
.344(*)
-.069
-.019
-.068
.253
Sig. (2-tailed) .
.014
.633
.898
.638
.076
N 50
50
50
50
50
50
layanan2 Pearson Correlation .344(*)
1
.290(*)
.282(*)
.111
.607(**)
Sig. (2-tailed) .014
.
.041
.047
.443
.000
N 50
50
50
50
50
50
layanan3 Pearson Correlation -.069
.290(*)
1
.254
.168
.478(**)
Sig. (2-tailed) .633
.041
.
.074
.244
.000
N 50
50
50
50
50
50
layanan4 Pearson Correlation -.019
.282(*)
.254
1
.723(**)
.838(**)
Sig. (2-tailed) .898
.047
.074
.
.000
.000
N 50
50
50
50
50
50
layanan5 Pearson Correlation -.068
.111
.168
.723(**)
1
.764(**)
Sig. (2-tailed) .638
.443
.244
.000
.
.000
N 50
50
50
50
50
50
totlay Pearson Correlation .253
.607(**)
.478(**)
.838(**)
.764(**)
1
Sig. (2-tailed) .076
.000
.000
.000
.000
.
N 50
50
50
50
50
50
* Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Correlations
fasilitas1 fasilitas2 fasilitas3 fasilitas4 fasilitas5 totfas fasilitas1 Pearson Correlation 1
.501(**)
.525(**)
.388(**)
.346(*)
.718(**)
Sig. (2-tailed) .
.000
.000
.005
.014
.000
N 50
50
50
50
50
50
fasilitas2 Pearson Correlation .501(**)
1
.718(**)
.400(**)
.212
.777(**)
Sig. (2-tailed) .000
.
.000
.004
.139
.000
N 50
50
50
50
50
50
fasilitas3 Pearson Correlation .525(**)
.718(**)
1
.434(**)
.252
.796(**)
Sig. (2-tailed) .000
.000
.
.002
.077
.000
N 50
50
50
50
50
50
fasilitas4 Pearson Correlation .388(**)
.400(**)
.434(**)
1
.302(*)
.743(**)
Sig. (2-tailed) .005
.004
.002
.
.033
.000
N 50
50
50
50
50
50
fasilitas5 Pearson Correlation .346(*)
.212
.252
.302(*)
1
.581(**)
Sig. (2-tailed) .014
.139
.077
.033
.
.000
N 50
50
50
50
50
50
totfas Pearson Correlation .718(**)
.777(**)
.796(**)
.743(**)
.581(**)
1
Sig. (2-tailed) .000
.000
.000
.000
.000
.
N 50
50
50
50
50
50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Correlations
harga1 harga2 harga3 harga4 harga5 harga6 tothar
harga1 Pearson Correlation 1
.856(**)
.123
.205
-.006
.162
.573(**)
Sig. (2-tailed) .
.000
.394
.153
.965
.261
.000
N 50
50
50
50
50
50
50
harga2 Pearson Correlation .856(**)
1
.156
.211
.157
.338(*)
.668(**)
Sig. (2-tailed) .000
.
.278
.141
.276
.016
.000
N 50
50
50
50
50
50
50
harga3 Pearson Correlation .123
.156
1
.353(*)
.291(*)
.332(*)
.611(**)
Sig. (2-tailed) .394
.278
.
.012
.040
.018
.000
N 50
50
50
50
50
50
50
harga4 Pearson Correlation .205
.211
.353(*)
1
.523(**)
.239
.690(**)
Sig. (2-tailed) .153
.141
.012
.
.000
.094
.000
N 50
50
50
50
50
50
50
harga5 Pearson Correlation -.006
.157
.291(*)
.523(**)
1
.530(**)
.649(**)
Sig. (2-tailed) .965
.276
.040
.000
.
.000
.000
N 50
50
50
50
50
50
50
harga6 Pearson Correlation .162
.338(*)
.332(*)
.239
.530(**)
1
.667(**)
Sig. (2-tailed) .261
.016
.018
.094
.000
.
.000
N 50
50
50
50
50
50
50
tothar Pearson Correlation .573(**)
.668(**)
.611(**)
.690(**)
.649(**)
.667(**)
1
Sig. (2-tailed) .000
.000
.000
.000
.000
.000
.
N 50
50
50
50
50
50
50
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
LAMPIRAN
4
Lion Air
Layanan
Fasilitas
Harga
Reliability Statistics
.595 5
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
15.58 5.514 -.128 .716
15.86 3.960 .428 .507
16.30 3.806 .489 .477
16.56 2.782 .528 .421
16.42 3.310 .478 .462
layanan1
layanan2
layanan3
layanan4
layanan5
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Reliability Statistics
.726 5
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
15.58 5.391 .590 .638
15.86 5.021 .600 .630
15.54 6.702 .425 .706
16.22 5.277 .479 .687
15.68 6.222 .371 .721
fasilitas1
fasilitas2
fasilitas3
fasilitas4
fasilitas5
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Reliability Statistics
.797 6
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
18.94 9.241 .589 .758
19.06 8.792 .567 .763
19.10 9.439 .500 .778
19.10 9.765 .395 .805
18.98 8.959 .661 .741
19.22 9.481 .644 .750
harga1
harga2
harga3
harga4
harga5
harga6
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Mandala Airlines
Layanan
Fasilitas
Harga
Reliability Statistics
.599 5
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
16.76 5.411 .059 .648
17.00 4.122 .344 .549
17.12 4.802 .272 .584
17.34 2.882 .636 .346
17.54 3.070 .467 .477
layanan1
layanan2
layanan3
layanan4
layanan5
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Reliability Statistics
.759 5
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
16.40 4.980 .593 .707
16.66 4.229 .612 .683
16.52 4.377 .664 .670
17.00 4.000 .505 .736
16.54 5.029 .350 .775
fasilitas1
fasilitas2
fasilitas3
fasilitas4
fasilitas5
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Reliability Statistics
.713 6
Cronbach'sAlpha N of Items
Item-Total Statistics
19.30 9.561 .384 .691
19.48 8.989 .502 .658
19.68 8.916 .383 .695
19.68 8.100 .465 .670
19.58 9.147 .481 .665
19.78 8.747 .480 .663
harga1
harga2
harga3
harga4
harga5
harga6
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-TotalCorrelation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
LAMPIRAN
5
Input Lion Air
Responden kelamin usia profesi pengeluaran maskapai frekuensi 1
1
2
1
2
1
1
2
1
2
4
3
1
2
3
2
2
4
3
1
2
4
1
3
4
4
1
3
5
1
3
4
4
1
3
6
1
2
1
2
1
5
7
2
3
2
4
1
3
8
2
3
5
5
1
1
9
1
2
1
3
1
3
10
2
3
3
4
1
3
11
1
2
4
5
1
3
12
1
2
1
2
1
2
13
1
2
2
5
1
3
14
2
3
1
2
1
2
15
1
2
5
1
1
2
16
2
3
4
4
1
4
17
2
4
4
5
1
2
18
1
2
1
2
1
3
19
2
1
1
2
1
4
20
1
2
4
4
1
3
21
2
2
4
3
1
1
22
1
2
5
3
1
2
23
2
3
4
2
1
2
24
1
2
1
3
1
2
25
2
2
4
3
1
5
26
1
3
4
5
1
5
27
1
2
4
1
1
5
28
2
2
1
2
1
2
29
1
3
3
5
1
5
30
1
3
4
3
1
5
31
2
2
4
5
1
5
32
1
4
4
5
1
5
33
1
2
3
5
1
5
34
1
2
1
2
1
2
35
1
2
4
2
1
1
36
2
3
2
5
1
5
37
1
2
2
3
1
5
38
1
2
5
1
1
2
39
1
1
1
2
1
2
40
1
2
1
2
1
2
41
1
2
1
3
1
1
42
2
4
4
5
1
3
43
1
2
1
2
1
3
44
2
5
5
5
1
2
45
1
4
4
5
1
5
46
2
5
3
1
4
1
47
1
5
5
5
1
4
48
1
2
3
4
1
5
49
1
2
5
1
1
1
50
1
2
1
3
1
3
Responden layanan 1 layanan 2 layanan 3 layanan 4 layanan 5 1
5
4
3
4
4
2
4
4
3
2
4
3
5
5
4
4
4
4
5
4
4
3
4
5
5
4
3
4
3
6
5
3
4
3
3
7
5
5
5
5
5
8
5
4
3
2
3
9
5
5
4
4
3
10
3
5
5
4
4
11
4
5
4
4
3
12
4
4
4
4
4
13
4
4
3
3
4
14
5
5
3
2
3
15
5
4
4
4
4
16
4
4
4
4
4
17
5
4
4
4
3
18
5
4
5
2
5
19
4
4
3
3
3
20
5
5
5
5
5
21
4
3
4
3
3
22
4
4
5
4
4
23
5
5
4
5
5
24
5
5
3
4
4
25
5
4
4
3
3
26
5
4
4
4
3
27
4
4
4
4
4
28
3
4
4
4
4
29
5
5
4
3
4
30
5
4
4
3
4
31
5
5
4
4
4
32
5
4
4
2
4
33
5
5
4
1
1
34
4
4
3
3
5
35
5
4
4
4
5
36
4
4
4
5
5
37
5
5
3
3
3
38
5
2
2
2
2
39
5
5
4
4
4
40
5
4
3
4
3
41
4
4
4
5
4
42
4
5
4
4
3
43
4
4
4
4
4
44
5
5
5
5
4
45
5
4
4
2
3
46
5
5
4
5
5
47
4
5
5
5
5
48
5
5
4
4
3
49
5
5
4
4
4
50
4
4
4
4
4
Total 230
216
194
181
188
Responden fasilitas 1 fasilitas 2 fasilitas 3 fasilitas 4 fasilitas 5 1
3
3
4
1
4
2
4
4
3
5
3
3
5
5
4
4
4
4
4
3
4
3
4
5
4
2
3
2
4
6
5
5
5
5
4
7
5
5
5
5
5
8
3
3
5
3
1
9
5
4
4
2
4
10
5
4
5
4
4
11
4
4
4
4
4
12
4
4
4
2
4
13
4
4
4
3
3
14
2
4
3
2
4
15
4
4
4
4
5
16
5
4
5
3
5
17
4
4
4
3
3
18
5
5
5
5
5
19
4
4
4
3
3
20
5
5
5
5
5
21
4
4
4
4
4
22
4
4
4
2
4
23
5
5
4
5
5
24
4
4
3
5
5
25
4
4
4
3
4
26
3
3
4
4
4
27
5
5
5
4
5
28
5
5
5
5
5
29
4
3
4
3
4
30
3
4
4
3
4
31
5
4
4
4
4
32
5
4
4
2
5
33
1
1
5
3
5
34
3
4
4
3
4
35
4
4
4
3
4
36
5
4
4
4
4
37
4
2
4
4
4
38
4
2
4
4
4
39
4
4
4
3
3
40
4
2
3
3
3
41
4
4
4
4
4
42
4
4
4
4
2
43
4
3
4
4
4
44
5
4
4
3
4
45
4
4
4
3
4
46
5
5
5
4
5
47
4
4
5
4
4
48
4
5
5
3
4
49
5
5
5
4
5
50
4
3
4
3
4
Total 207
193
209
175
202
Responden harga 1 harga 2 harga 3 harga 4 harga 5 harga 6 1
4
2
3
3
3
4
2
3
5
4
4
3
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
5
4
4
4
2
3
2
6
4
4
4
3
4
3
7
5
5
5
5
5
5
8
3
3
3
3
3
4
9
3
2
4
4
5
3
10
4
4
3
3
4
4
11
4
4
5
4
5
4
12
4
4
4
4
4
4
13
4
4
3
4
4
4
14
2
2
3
4
3
3
15
5
5
5
5
5
4
16
5
5
3
4
4
4
17
4
4
2
2
4
3
18
5
5
4
5
4
4
19
4
3
2
4
3
3
20
5
5
5
3
3
3
21
4
4
4
4
4
4
22
4
4
4
2
4
4
23
4
4
4
5
5
5
24
3
1
3
4
4
3
25
4
4
4
3
4
4
26
4
4
3
3
4
4
27
5
4
4
4
4
4
28
2
3
4
3
2
3
29
4
4
4
3
4
3
30
4
4
3
2
3
3
31
2
2
4
4
2
2
32
4
4
4
3
4
4
33
5
5
5
5
5
4
34
4
4
4
3
3
4
35
5
5
4
5
5
4
36
4
4
4
4
4
4
37
4
4
3
3
3
3
38
4
4
4
5
4
4
39
3
3
3
3
3
3
40
4
4
5
3
5
4
41
4
4
2
4
4
4
42
4
3
2
5
3
2
43
4
4
3
3
3
3
44
3
3
5
5
5
3
45
4
4
3
4
4
4
46
5
4
5
4
4
4
47
5
5
5
5
5
5
48
5
5
5
5
5
5
49
2
2
4
5
5
4
50
4
4
4
4
4
3
Total 197
191
189
189
195
183
Input Mandala Airlines
Responden kelamin usia profesi pengeluaran maskapai frekuensi 1
2
2
1
2
1
2
2
1
2
5
2
1
2
3
2
2
1
5
1
3
4
2
2
1
2
1
3
5
1
2
4
3
1
2
6
1
2
5
2
1
3
7
2
2
4
4
1
5
8
2
2
1
4
1
5
9
1
3
3
4
1
4
10
1
4
5
5
1
5
11
2
2
1
1
1
2
12
1
2
5
3
1
2
13
2
2
1
2
1
1
14
2
5
4
3
1
1
15
2
2
1
4
1
4
16
1
1
5
1
1
2
17
1
5
5
4
1
1
18
2
4
4
5
1
3
19
1
2
1
2
1
3
20
2
5
5
5
1
2
21
1
4
4
5
1
5
22
2
5
3
5
1
4
23
1
5
5
5
1
4
24
1
2
5
1
1
1
25
1
2
3
4
1
5
26
2
2
4
3
1
1
27
1
2
1
3
1
3
28
1
5
3
5
1
5
29
1
2
2
5
1
5
30
1
3
3
5
1
5
31
1
2
4
2
1
2
32
2
2
1
3
1
1
33
1
2
1
1
1
2
34
2
2
1
3
1
3
35
1
2
1
2
1
2
36
1
2
1
2
1
2
37
1
5
5
5
1
4
38
2
5
3
5
1
4
39
1
4
4
5
1
5
40
2
5
5
5
1
2
41
1
2
1
2
1
3
42
2
4
4
5
1
3
43
2
2
1
3
1
3
44
1
2
1
1
1
2
45
2
2
1
3
1
1
46
1
2
4
2
1
2
47
1
3
3
5
1
5
48
1
2
2
5
1
5
49
1
5
3
5
1
5
50
1
2
1
3
1
3
Responden layanan 1 layanan 2 layanan 3 layanan 4 layanan 5 1
5
4
4
4
2
2
5
5
4
5
4
3
5
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
5
5
5
4
5
5
6
5
2
4
4
4
7
5
5
4
5
4
8
5
5
4
4
4
9
5
5
5
5
5
10
5
5
5
5
5
11
4
2
4
4
4
12
4
3
4
4
4
13
4
4
5
4
4
14
5
5
5
5
5
15
4
3
5
5
4
16
5
5
5
5
5
17
5
5
5
5
5
18
5
5
4
4
3
19
4
4
4
4
4
20
5
5
5
5
4
21
5
4
4
2
3
22
5
5
4
5
5
23
4
5
5
5
5
24
5
5
4
4
4
25
5
5
4
4
3
26
5
5
4
5
4
27
4
4
4
4
4
28
5
4
5
5
5
29
4
4
3
5
5
30
5
4
4
3
4
31
5
5
4
4
4
32
5
4
4
3
1
33
5
4
4
3
3
34
5
5
5
4
4
35
5
4
4
2
2
36
5
5
5
4
4
37
4
5
5
5
5
38
5
5
4
5
5
39
5
4
4
2
3
40
5
5
5
5
4
41
4
4
4
4
4
42
5
5
4
4
4
43
5
5
4
3
2
44
4
5
5
3
3
45
4
5
5
3
1
46
5
5
4
4
4
47
5
4
4
3
4
48
4
4
3
5
5
49
4
5
5
5
4
50
4
4
5
4
5
Total 234
222
216
205
195
Responden fasilitas 1 fasilitas 2 fasilitas 3 fasilitas 4 fasilitas 5 1
5
5
5
5
5
2
4
4
4
3
5
3
4
4
4
4
5
4
3
4
3
3
4
5
5
4
4
3
4
6
4
2
3
4
5
7
4
4
4
3
4
8
4
2
3
2
4
9
5
5
5
5
5
10
5
5
5
5
5
11
4
4
3
4
4
12
4
4
4
3
3
13
4
4
4
5
5
14
5
4
4
4
4
15
4
4
4
3
3
16
5
4
5
4
5
17
4
4
5
4
5
18
4
4
4
4
2
19
4
3
4
4
4
20
5
4
4
3
4
21
4
4
4
3
4
22
5
5
5
4
5
23
4
4
5
4
4
24
5
5
5
4
5
25
4
5
5
2
4
26
4
4
3
4
5
27
4
3
4
3
4
28
5
5
5
5
4
29
5
5
5
5
5
30
4
4
4
4
4
31
5
4
4
4
5
32
4
4
4
2
4
33
4
4
4
4
4
34
5
5
5
5
4
35
4
3
3
2
4
36
4
4
4
4
4
37
4
4
5
4
4
38
5
5
5
4
5
39
4
4
4
3
4
40
5
4
4
3
4
41
4
3
4
4
4
42
4
4
4
4
2
43
5
5
5
5
4
44
5
4
4
5
4
45
5
5
5
2
4
46
4
5
5
5
4
47
5
5
4
4
5
48
4
5
5
4
5
49
5
4
5
5
5
50
4
3
4
3
4
Total 219
206
213
189
212
Responden harga 1 harga 2 harga 3 harga 4 harga 5 harga 6 1
4
4
3
4
4
4
2
4
4
3
3
3
4
3
5
5
1
2
5
4
4
4
4
3
2
4
3
5
5
3
5
3
3
3
6
4
4
4
3
4
5
7
4
4
3
3
3
4
8
5
4
2
2
2
2
9
5
5
5
4
5
4
10
4
4
4
4
4
4
11
4
4
3
4
3
4
12
3
3
3
4
4
3
13
4
4
4
2
4
5
14
4
4
4
5
5
4
15
4
4
3
2
4
4
16
5
5
5
5
5
5
17
5
5
5
5
5
4
18
4
3
2
5
3
2
19
4
4
3
3
3
3
20
3
3
5
5
5
3
21
4
4
3
4
4
4
22
5
4
5
4
4
4
23
5
5
5
5
5
5
24
2
2
4
5
5
4
25
5
5
5
5
5
5
26
4
4
4
4
3
4
27
4
4
4
4
4
3
28
5
5
4
3
3
2
29
5
5
5
5
3
3
30
5
5
4
4
4
5
31
4
4
4
4
3
4
32
2
2
4
1
3
3
33
4
4
4
5
5
5
34
5
5
3
4
4
4
35
4
3
3
4
4
3
36
4
4
4
4
4
4
37
5
5
5
5
5
5
38
5
4
5
4
4
4
39
4
4
3
4
4
4
40
3
3
5
5
5
3
41
4
4
3
4
4
3
42
4
3
2
5
4
2
43
5
5
3
4
4
4
44
4
4
4
5
5
5
45
2
2
4
1
3
3
46
5
4
4
4
3
4
47
4
4
5
4
4
5
48
5
5
5
4
3
3
49
5
5
4
3
3
2
50
4
4
4
4
4
3
Total 210
201
191
191
196
186
LAMPIRAN
6
TABEL
NILAI-NILAI r PRODUCT MOMENT
N
Taraf signifikan N
Taraf signifikan N
Taraf signifikan
5% 1% 5% 1% 5% 1% 3 4 5
6 7 8 9
10
11 12 13 14 15
16 17 18 19 20
21 22 23 24 25
26
0,997 0,950 0,878
0,811 0,754 0,707 0,666 0,632
0,602 0,576 0,533 0,532 0,514
0,497 0,482 0,468 0,456 0,444
0,433 0,423 0,413 0,404 0,396
0,388
0,999 0,990 0,959
0,917 0,874 0,834 0,798 0,765
0,735 0,708 0,684 0,661 0,641
0,623 0,606 0,590 0,575 0,561
0,549 0,537 0,526 0,515 0,505
0,496
27 28 29
30 31 32 33 34
35 36 37 38 39
40 41 42 43 44
45 46 47 48 49
50
0,381 0,374 0,367
0,361 0,355 0,349 0,344 0,339
0,334 0,329 0,325 0,320 0,316
0,312 0,308 0,304 0,301 0,297
0,294 0,291 0,288 0,284 0,281
0,279
0,487 0,478 0,470
0,463 0,456 0,449 0,442 0,436
0,430 0,424 0,418 0,413 0,408
0,403 0,398 0,393 0,389 0,384
0,380 0,376 0,372 0,368 0,364
0,361
55 60 65
70 75 80 85 90
95 100 125 150 175
200 300 400 500 600
700 800 900
1000
0,266 0,254 0,244
0,235 0,227 0,220 0,213 0,207
0,202 0,195 0,176 0,159 0,148
0,138 0,113 0,098 0,088 0,080
0,074 0,070 0,065 0,062
0,345 0,330 0,317
0,306 0,296 0,286 0,278 0,270
0,263 0,256 0,230 0,210 0,194
0,181 0,148 0,128 0,115 0,105
0,097 0,091 0,086 0,081
TABEL
NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t
untuk uji dua fihak (two tail test)
0,50 0,20 0,10 0,05 0,02 0,01
untuk uji satu fihak (one tail test) dk 0,25 0,10 0,05 0,025 0,01 0,005 1 2 3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 40 60 120
1,000 0,816 0,765 0,741 0,727 0,718 0,711 0,706 0,703 0,700 0,697 0,695 0,692 0,691 0,690 0,689 0,688 0,688 0,687 0,687 0,686 0,686 0,685 0,685 0,684 0,684 0,684 0,683 0,683 0,683 0,681 0,679 0,677 0,674
3,078 1,886 1,638 1,533 1,476 1,440 1,415 1,397 1,383 1,372 1,363 1,356 1,350 1,345 1,341 1,337 1,333 1,330 1,328 1,325 1,323 1,321 1,319 1,318 1,316 1,315 1,314 1,313 1,311 1,310 1,303 1,296 1,289 1,282
6,314 2,920 2,353 2,132 2,015 1,943 1,895 1,860 1,833 1,812 1,796 1,782 1,771 1,761 1,753 1,746 1,740 1,734 1,729 1,725 1,721 1,717 1,714 1,711 1,708 1,706 1,703 1,701 1,699 1,697 1,684 1,671 1,658 1,645
12,706 4.303 3,182 2,776 2,571 2,447 2,365 2,306 2,262 2,228 2,201 2,179 2,160 2,145 2,131 2,120 2,110 2,101 2,093 2,086 2,080 2,074 2,069 2,064 2,060 2,056 2,052 2,048 2,045 2,042 2,021 2,000 1,980 1,960
31,821 6,965 4,541 3,747 3,365 3,143 2,998 2,896 2,821 2,764 2,718 2,681 2,650 2,624 2,602 2,583 2,567 2,552 2,539 2,528 2,518 2,508 2,500 2,492 2,485 2,479 2,473 2,467 2,462 2,457 2,423 2,390 2,358 2,326
63,657 9,925 5,841 4,604 4,032 3,707 3,499 3,355 3,250 3,169 3,106 3,055 3,012 2,977 2,947 2,921 2,898 2,878 2,861 2,845 2,831 2,819 2,807 2,797 2,787 2,779 2,771 2,763 2,756 2,750 2,704 2,660 2,617 2,576