program studi ilmu keperawatan fakultas kedokteran ... · pdf filemade bakta kardana1, ......
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE
AUDIOVISUAL TERHADAP PERSEPSI PENGONTROLAN
KEKAMBUHAN PADA PENDERITA ASTHMA
DI POLIKLINIK PARU RSUP SANGLAH
Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan
OLEH:
MADE BAKTA KARDANA
NIM. 1202105022
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
JUNI, 2016
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Made Bakta Kardana
NIM : 1202105022
Fakultas : Kedokteran Universitas Udayana
Program Studi : Ilmu Keperawatan
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran
orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila
dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka
saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Denpasar, Juni 2016
Yang membuat
pernyataan
(Made Bakta Kardana)
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE
AUDIOVISUAL TERHADAP PERSEPSI PENGONTROLAN KEKAMBUHAN
PADA PENDERITA ASTHMA
DI POLIKLINIK PARU RSUP SANGLAH
Made Bakta Kardana1, Putu Oka Yuli Nurhesti
2, Luh Putu Ninik Astriani
3
Abstrak
Asthma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun dengan
diagnosis, pengobatan, serta edukasi pasien yang tepat maka akan dapat
menghasilkan manajemen dan kontrol asthma yang baik. Penggunaan media
audiovisual sebagai media pendidikan kesehatan dalam pengontrolan kekambuhan
pada penyakit asthma memiliki nilai positif tersendiri hal ini disebabkan media
audovisual tersebut lebih menarik serta melibatkan dua indera sehingga penerima
informasi menajdi lebih cepat mengerti. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan metode audiovisual terhadap
persepsi pengontrolan kekambuhan pada penderita asthma di Poliklinik Paru
RSUP Sanglah. Desain penelitian pre-experimental dengan rancangan one group
pre test post test design. Sampel penelitian ini 30 responden yang didapat dengan
menggunakan teknik purposive sampling, Instrumen yang digunakan yaitu
kuesioner persepsi pengontrolan kekambuhan. Hasil penelitian uji statistik
menggunakan uji Wilcoxon Sign Rank Test terhadap tiga variabel yakni persepsi,
pengetahuan dan sikap pada tingkat kemaknaan 95% (α ≤ 0,05), maka didapatkan
nilai p = 0,000 pada ketiga variabel. Ini berarti bahwa nilai p < α (0,05), dengan
demikian terdapat pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan dengan metode
audiovisual terhadap persepsi pengontrolan kekambuhan pada penderita asthma di
Poliklinik Paru RSUP Sanglah. Sehingga disarankan kepada petugas kesehatan
untuk menggunakan media audio visual sebagai media pendidikan kesehatan
dalam persamaan persepsi terkait pengontrolan kekambuhan asthma.
Kata Kunci : metode audiovisual, asthma, persepsi pengontrolan kekambuhan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Audiovisual Terhadap
Persepsi Pengontrolan Kekambuhan Pada Penderita Asthma di Poliklinik
Paru RSUP Sanglah
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan Skripsi ini. Ucapan terima kasih penulis berikan kepada:
1. Prof.Dr.dr.Putu Astawa, Sp.OT(K),M.Kes, sebagai Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana
2. Prof.dr.Ketut Tirtayasa, M.S.,AIF, sebagai ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
3. Ns. Putu Oka Yuli Nurhesti, S.Kep, MM, sebagai pembimbing utama yang
telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat waktu.
4. Ns. Luh Putu Ninik Astriani, S.Kep, sebagai pembimbing pendamping yang
telah memberikan bantuan dan bimbingan sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini tepat waktu.
5. Kepala ruangan Poliklinik Paru RSUP Sanglah yang telah memberikan
kesempatan penelitian pada instansi yang dipimpin.
6. Kedua orang tua saya atas segala bantuan materi dan dukungan, baik moral
maupun spiritual.
7. Teman–teman PSIK A 2012 ETACOSTAVERA atas segala dukungan berupa
semangat dan doa.
8. Seluruh pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penulis membuka diri menerima segala saran dan masukan yang
membangun.
Denpasar, Juni 2016
Made Bakta Kardana
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................ i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................ ii
PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN ................................ iii
PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN ................................. iv
KATA PENGANTAR ..................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xi
DAFTAR SINGKATAN ................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Asthma ........................... ..................................... 8
2.2 Konsep Dasar Pendidikan Kesehatan ........................................ 24
2.3 Media Audiovisual ..................................................................... 30
2.4 Konsep Dasar Persepsi ............................................................... 32
2.5 Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Metode Audiovisual
Terhadap Persepsi Dalam Pengontrolan
Kekambuhan Asthma.................................................................. 34
BAB III KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 36
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ............. 37
3.3 Hipotesis Penelitian .................................................................... 39
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ........................................................................... 40
4.2 Kerangka Kerja .......................................................................... 41
4.3 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 42
4.4 Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel Penelitian .................. 42
4.5 Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................................. 44
4.6 Pengolahan Data dan Analisa Data ............................................ 48
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian .......................................................................... 51
5.2 Pembahasan .......................................................................... 55
5.3 Keterbatasan Penelitian .................. ............................................ 63
BAB VI SIMPULAN dan SARAN
6.1 Simpulan ........................................................ ........................... 64
6.2 Saran .................................................... ....................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Asthma Berdasarkan Tingkat Keparahannya.......... 11
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................ ......... 38
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest Total
Persepsi Penderita Asthma........................................................ 51
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia.................. 52
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 52
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Tingkat Pendidikan.............................................. 53
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Persepsi Penderita Asthma
Dalam Pengontrolan Kekambuhan Sebelum dan Setelah
Diberikan Pendidikan Kesehatan dengan Menggunakan
Metode Audiovisual.................................................................. 53
Tabel 5.5 Hasil Analisis Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Menggunakan Metode Audiovisual Terhadap
Persepsi Pengontrolan Kekambuhan Penderita Asthma
Sebelum dan Sesudah Diberikan Intervensi............................... 54
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses Terjadinya Persepsi ........................................... 33
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian ........................................ 36
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian Pre-Experimental Design ........... 40
Gambar 4.2 Skema Kerangka Kerja ................................................. 41
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Penjelasan Penelitian
Lampiran 2 Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)
Lampiran 3 Materi Pendidikan Kesehatan
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian
Lampiran 5 Jadwal Penelitian
Lampiran 6 Rencana Anggaran Penelitian
Lampiran 7 Master Tabel
Lampiran 8 Jumlah dan Lama Menonton Media Audiovisual
Lampiran 9 SPSS Uji Normalitas dan Wilcoxon Sign Rank Test Persepsi
Lampiran 10 Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 11 Surat Ijin Melakukan Studi Pendahuluan
Lampiran 12 Surat Badan Penanaman Modal dan Perizinan
Lampiran 13 Surat Kelaikan Etik (Ethical Clearance)
Lampiran 14 Surat Ijin Penelitian di Poliklinik RSUP Sanglah
Lampiran 15 Lembar Konsultasi
DAFTAR SINGKATAN
APE : Arus Puncak Ekspirasi
Depkes RI : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
DM : Diabetes Melitus
EIA : Exercise Induced Asthma
FEV1 : Force Expiratory Volume dalam satu detik
FVC : Force Vital Capacity
GINA : Global Initiative for Asthma
ISSAC : International Study Asthma and Allergies in Childhood
NHLBI : National Heart, Lung and Blood Institute
PDPI : Perhimpunan dokter paru Indonesia
PEV : Peak Expiratory Flow
PPOK : Penyakit Paru Obstruksi Kronis
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
SKRT : Survei Kesehatan Rumah Tangga
TBC : Tuberkulosis
WHO : World Health Organization
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini sedang mengalami pergeseran jenis penyakit yang ada di
masyarakat, dari penyakit infeksi kearah penyakit non infeksi ataupun penyakit
degeneratif. Hal ini diakibatkan karena semakin meningkatnya kualitas pelayanan
kesehatan masyarakat secara menyeluruh dan juga adanya peningkatan
kesejahteraan masyarakat (Ikawati, 2011). Salah satu penyakit non infeksi yang
banyak dijumpai di masyarakat yang menyerang baik anak-anak, orang dewasa
maupun orang tua adalah penyakit asthma, dimana asthma merupakan suatu
proses inflamasi kronik pada saluran pernapasan yang melibatkan banyak sel dan
elemennya. Proses inflamasi kronik ini menyebabkan saluran pernapasan menjadi
hiperesponsif, sehingga memudahkan terjadinya bronkokonstriksi, edema, dan
hipersekresi kelenjar, sehingga terjadi pembatasan aliran udara di saluran
pernapasan (GINA, 2011). Serangan asthma merupakan suatu episode gejala-
gejala berupa batuk, sesak napas, nyeri dada, dan bunyi wheezing yang memburuk
secara akut (NHLBI, 2007).
World Health Organization (WHO) 2011, menyebutkan asthma sebagai penyakit
lima besar penyebab kematian di dunia yang bervariasi antara 5-30% (berkisar
17,4%), lima penyakit paru utama yang menyebabkan kematian diseluruh dunia
dengan presentase total 17,4%, masing-masing terdiri dari infeksi paru 7,2%,
Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) 4,8%, Tuberkulosis (TB) 3,0%, kanker
paru/trakea/bronkus 2,1% dan asthma 0,3%. Sampai saat ini, penyakit asthma
masih menujukkan prevalensi yang tinggi. Berdasarkan data dari GINA
(2011),WHO mencatat di seluruh dunia diperkirakan terdapat 300 juta orang
menderita asthma dan tahun 2025 diperkirakan jumlah penderita asthma
meningkat hingga mencapai 400 juta. Selain itu setiap 250 orang, terdapat satu
orang meninggal karena asthma setiap tahunnya.
1
Berdasarkan data WHO 2011 didapatkan bahwa di Indonesia kini sekitar 235 juta
orang mengidap penyakit asthma, penyakit ini masuk ke dalam 10 besar penyebab
kesakitan dan kematian, dari hasil penelitian Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
dalam Sastrawan, dkk (2008), menyebutkan prevalensi penderita asthma di
Indonesia adalah sekitar 4%. angka ini konsisten dan prevalensi asthma sebesar 5-
15%. Data studi Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di berbagai propinsi di
Indonesia, pada SKRT 2005, mencatat 225.000 orang meninggal kaena asthma.
Prevalensi asthma untuk daerah pedesaan 4,3% dan perkotaan 6,5% (PDPI, 2006).
Di Poliklinik Paru Rumah Sakit Umum Pendidikan (RSUP) Sanglah, terdapat 9
penyakit yang menjadi masalah utama dalam divisi paru terebut, diantaranya
adalah asthma, bronkhtis, PPOK, Pneumoni, BE, TB, Efusi Pleura, Tumor Paru
,dan Abses Paru, dalam enam bulan terakhir asthma menjadi penyakit tiga besar
di Poliklinik RSUP Sanglah setelah TB dan Tumor Paru, dengan angka kejadian
asthma enam bulan terakhir sejak bulan Januari hingga Juni 2015 berjumlah 256
kasus asthma (Register Poli Paru).
Asthma merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun dengan
diagnosis, pengobatan, serta edukasi pasien yang tepat maka akan dapat
menghasilkan manajemen dan kontrol asthma yang baik (WHO, 2011). Aktivitas
pencegahan kekambuhan asthma adalah usaha yang dilakukan oleh pasien
asthma sebagai upaya untuk mengontrol dan mencegah kekambuhan asthma.
Aktivitas pencegahan kekambuhan asthma yang dapat dilakukan adalah dengan
menjaga kesehatan, menjaga kebersihan lingkungan, menghindarkan faktor
pencetus serangan asthma dan menggunakan obat-obatan antiasthma. Persepsi
masyarakat terkait pengontrolan kekambuhan saat serangan asthma berlangsung
hanya mengarah kearah penggunan obat-obatan antiasthma, padahal banyak jenis
tindakan managemant asthma yang dapat dilakukan penderita asthma, diantaranya
melakukan rehabilitasi medik berupa terapi latihan (therapeutic exercise) ataupun
dengan lebih mengenal faktor alergen sebagai pencetus asthma tersebut (Perry &
Potter, 2006).
Pengenalan asthma secara lebih mendalam terkait faktor-faktor pencetus asthma
serta tanda gejala yang muncul ketika kekambuhan terjadi dan komplikasi yang
ditimbulkan saat memburuknya kondisi asthma tersebut merupakan pendidikan
kesehatan yang harus didapatkan oleh penderita asthma sebagai upaya dalam
pengontorolan kekambuhan asthma kedepannya. Selain itu peran latihan fisik
dalam patofisiologi asthma dan pengendalian penyakit telah menjadi fokus
perhatian untuk dipertimbangkan. Kapasitas ventilasi yang lebih baik dan gejala
yang berkurang terkait dengan asthma adalah keuntungan yang diperoleh dari
latihan fisik untuk pasien asthmatik (Ram et al, 2010). Untuk mendapatkan
manfaat optimal dari latihan pada penyandang asthma, maka latihan fisik yang
diberikan harus mudah dilaksanakan tanpa menimbulkan efek samping. Terapi
latihan untuk penyandang asthma tersebut dirangkai dalam satu paket senam yang
dikenal dengan senam asthma. Selama ini masih terdapat keraguan dalam
masyarakat mengenai latihan fisik (kegiatan jasmani) bagi penyandang asthma
sebab latihan fisik atau kegitan jasmani kadang justru dapat mencetuskan
serangan asthma yang dikenal dengan istilah Exercise Induced Asthma (EIA).
Peranan latihan fisik/kegiatan jasmani bagi penyandang asthma juga penting
artinya. Senam asthma juga berguna untuk mempertahankan dan atau
memulihkan kesehatan. Senam asthma yang dilakukan secara teratur akan
menaikkan volume oksigen maksimal, selain itu dapat memperkuat otot-otot
pernafasan sehingga daya kerja otot jantung dan otot lainnya menjadi lebih baik
sehingga onset kekambuhan asthma dapat diminimalisir.
Pendekatan melalui edukasi merupakan salah satu cara terbaik untuk memberikan
informasi yang dapat dipercaya pada masyarakat dan membantu individu
mengembangkan kemampuan membuat keputusan dan memberikan pencitraan
pada masyarakat untuk menggali dan mengembangkan sikap yang semestinya
(Naidono & Wills, 2000). Hal ini dikarenakan sikap dan pengetahuan masyarakat
akan mempengaruhi perilaku kesehatan. Edukasi kesehatan merupakan hal
penting dalam meningkatkan status kesehatan. Pendidikan kesehatan yang
biasanya diberikan pada penderita asthma hanya melalui ceramah mengenai
pencegahan kekambuhan, di Poliklinik Paru RSUP Sanglah, penderita asthma
setelah mendapatkan pengobatan secara medis juga mendapatkan pendidikan
kesehatan terkait penyakitnya, pendidikan kesehatan yang diberikan di Poliklinik
Paru RSUP Sanglah berlangsung kurang lebih selama 1-2 menit yang dilakukan
secara lisan dengan materi utama yang disampaikan meliputi cara mencegah
kekambuhan yakni dengan menggunakan obat-batan antiasthma dan penyebab
alergi pada penderita tersebut, kurang mendalamnya edukasi yang diberikan oleh
tenaga medis menjadi suatu masalah tersendiri bagi penderita asthma yang
berkunjung di Poliklinik Paru RSUP Sanglah, hal ini yang mungkin menjadi
penyebab lonjakan kunjungan penderita asthma yang sempat berobat di Poliklinik
Paru RSUP Sanglah datang kembali ke Poliklinik Paru karena terjadi kekambuhan
lagi. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi saat ini,
pemanfaatan teknologi sebagai media dalam peningkatan kualitas kesehatan pada
masyarakat bukanlah hal yang awam lagi, salah satu jenis pemanfaatan teknologi
tersebut adalah penggunaan media audiovisual, dimana media audiovisual
digunakan sebagai upaya preventif dalam memberikan pendidikan kesehatan pada
seseorang, media audiovisual adalah seperangkat alat yang dapat memproyeksikan
gambar bergerak dan bersuara, untuk menyajikan pesan-pesan baik berupa audio
maupun visual (Sanaky, 2010).
Penggunaan media audiovisual sebagai media pendidikan kesehatan dalam
pengontrolan kekambuhan pada penyakit asthma memiliki nilai positif tersendiri,
dengan menggunakan media audiovisual, berbagai jenis latihan fisik yang dapat
dilakukan pada penderita asthma dapat dilihat dan dilakukan dimanapun, selain
itu melalui media tersebut pengenalan asthma secara lebih mendalam dapat
ditambahkan sehingga persepsi masyarakat terkait pengontrolan kekambuhan
dapat lebih baik kedepannya. Penggunaan media audiovisual dalam upaya
preventif dalam memanagement suatu penyakit juga didukung oleh beberapa
penelitian, berdasarkan penelitian Asmawati (2014) diketahui bahwa peran
pendidikan kesehatan melalui media audiovisual memiliki dampak baik terhadap
peningkatan pengetahuan pada penderita hipertensi, melalui penggunaan media
audiovisual maka akan membantu memperjalas informasi yang disampaikan,
karena dapat lebih menarik, lebih interaktif, dapat mengatasi batasan ruang, waktu
dan indera manusia. Hasil yang sama juga didapat dari penelitian Wulan Novelia
(2014) diketahui bahwa terdapat pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media
audiovisual terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien Diabetes Melitus
(DM) setelah diberikan penyuluhan kesehatan, edukasi melalui media audiovisual
mampu meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan pasien DM tipe 2. Sebagian
besar responden sesudah diberikan pendidikan kesehatan memiliki pengetahuan
yang baik. Pengetahuan tercipta karena lingkungan, pola didik, dan keingintahuan
dari seseorang itu sendiri. Pengetahuan yang tinggi akan berdampak pada
kesadaran dalam upaya meminimalisir penyakit yang salah satunya penyakit DM,
serta dapat meningkatkan kesadaran akan kesehatan.
Dari studi pendahuluan yang dilakukan di Poliklinik Paru RSUP Sanglah,
sebanyak lima orang penderita asthma diberikan kuesioner terkait penggunaan
media audiovisual dan pendidikan kesehatan selama di Poliklinik Paru RSUP
Sanglah, dari lima orang responden tiga orang menyatakan bahwa tidak mengenal
mengenai asthma sebelumnya hingga di rawat di Poliklinik Paru RSUP Sanglah
dan mendapatkan penjelasan dari dokter diruangan terkait penyakit asthma yang
dideritanya, namun kurang mendalamnya penjelasan diruangan membuat
responden masih kebingungan dengan faktor yang menyebabkan kekambuhan
asthma tersebut serta batasan aktivitas yang boleh dilakukan, sebanyak dua
responden menyatakan bahwa sebelum masuk Poliklinik Paru RSUP Sanglah
sudah mengenal asthma dan faktor penyebab kekambuhannya tersebut melalui
membaca di internet ataupun edukasi dari keluarga yang bergerak dibidang
kesehatan, penerapan metode audiovisual sebagai sarana edukasi belum pernah
didapatkan penderita sebelumnya, selain itu responden yang digunakan yakni
sebanyak lima orang telah memiliki alat yang dapat menampilkan audio dan
visual, baik berupa handphone, laptop, ataupun DVD/VCD, serta dapat
mengoprasikannya dengan baik secara mandiri. Berdasarkan fenomena di atas,
maka peneliti melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Metode Audiovisual Terhadap Persepsi Pengontrolan Kekambuhan Pada
Penderita Asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah penelitian ini adalah adakah pengaruh pendidikan kesehatan
dengan metode audiovisual terhadap persepsi pengontrolan kekambuhan pada
penderita asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
dengan metode audiovisual terhadap persepsi pengontrolan kekambuhan pada
penderita asthma di Poliklinik Paru RSUP Sanglah.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi persepsi penderita asthma dalam pengontrolan kekambuhan
sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
audiovisual
2. Mengidentifikasi persepsi penderita asthma dalam pengontrolan kekambuhan
setelah diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode
audiovisual
3. Menganalisis persepsi penderita asthma sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode audiovisual
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Praktis
1. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan dapat menjadi salah satu metode dalam pemberian pendidikan
kesehatan di rumah sakit melalui metode audiovisual.
2. Bagi Pasien
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kekambuhan
pada penderita dengan melakukan pengontrolan asthma sesuai dengan
pendidikan kesehatan yang diberikan.
3. Bagi Mahasiswa Keperawatan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu metode
pendidikan kesehatan dalam proses pembelajaran ataupun saat terjun ke
lapangan nantinya
1.4.2 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah pengetahuan perawat.
Di samping itu juga dapat berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan untuk mengembangkan evidence based nursing terkait cara
pendidikan kesehatan yang lebih efektif. Manfaat lainnya adalah dapat menjadi
acuan bagi penelitian selanjutnya.