program studi diploma iii keperawatan fakultas ilmu
TRANSCRIPT
1
ARTIKEL JURNAL
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny “J” DENGAN TUBERCULOSIS
DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. ABDOER RAHEM SI TUBONDO
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
Oleh:
ILZAMATUL MUTMAINNAH
NIM: 1701021020
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
2
ARTIKEL JURNAL
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny “J” DENGAN TUBERCULOSIS
DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. ABDOER RAHEM SI TUBONDO
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
Oleh:
ILZAMATUL MUTMAINNAH
NIM: 1701021020
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
3
PERNYATAAN PERSETUJUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny “J” DENGAN TUBERCULOSIS
DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. ABDOER RAHEM
KABUPATEN SITUBONDO
Ilzamatul Mutmainnah
NIM: 1701021020
Artikel ini telah diperiksa oleh pembimbing dan telah disetujui untuk
dipertahankan dihadapan Tim Penguji Artikel Profram Studi DIII Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Jember Juli 2020
Pembimbing
Ns. Mohammad Ali Hamid S. Kep., M.Kes.
NIDN : 0707088101
4
PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny “J” DENGAN TUBERCULOSIS
DI RUANG NUSA INDAH RSUD dr. ABDOER RAHEM
KABUPATEN SITUBONDO
Ilzamatul Mutmainnah
NIM: 1701021020
Dosen Penguji Artikel Pada Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Jember, Juli 2020
Penguji
1. Penguji I : Ns. Susi Wahyuning Asih, S. Kep., M. Kep (……………)
NIDN. 0720097502
2. Penguji II : Ns. Ginanjar Sasmito Adi, M. Kep., Sp. Kep. M.B (……………)
NIDN.0710029002
3. Penguji III : Ns. Mohammad Ali Hamid S. Kep., M.Kes. (……………)
NIDN. 0707088101
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Univesrsitas Muhammadiyah Jember
Ns. Sasmiyanto, S. Kep., M. Kes
NPK. 19790416 1 0305358
5
PENGUJI ARTIKEL
Dosen Penguji Ujian Artikel Pada Program DIII Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jember
Jember, Juli 2020
Penguji I
(Ns. Susi Wahyuning Asih, S. Kep., M. Kep)
NIDN. 0720097502
Penguji II
(Ns. Ginanjar Sasmito Adi, M. Kep., Sp. Kep. M.B)
NIDN.0710029002
Penguji III
(Ns. Mohammad Ali Hamid S. Kep., M.Kes.)
NIDN. 0707088101
6
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................................................................................. 3
PENGESAHAN .......................................................................................................................................... 4
PENGUJI ARTIKEL .................................................................................................................................. 5
DAFTAR ISI .............................................................................................................................................. 6
ABSTRAK ................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 7
METODE PENELITIAN............................................................................................................................ 8
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................................. 8
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 10
KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 12
7
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TBC) merupakan
suatu penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis
yang merupakan bakteri basil yang sangat
kuat sehingga memerlukan waktu yang
lama untuk mengobatinya. Tuberkulosis
paru masih terus menjadi masalah
kesehatan di dunia terutama di negara
berkembang (Andayani & Astuti, 2017).
Tuberkulosis masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat yang menimbulkan
kesakitan, kecacatan, dan kematian yang
tinggi sehingga perlu dilakukan upaya
penanggulangan (Permenkes RI, 2016).
Penyakit tuberkulosis bertanggung
jawab terhadap kematian hampir 2 juta
penduduk setiap tahun, sebagian besar
terjadi di negara berkembang
(Kartasasmita, 2009). Berdasarkan laporan
WHO (2015), tuberkulosis diperkirakan
masih menyerang 9,6 juta orang dan
menyebabkan 1,2 juta kematian pada
tahun 2014. India, Indonesia, dan China
merupakan negara dengan penderita
tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut
23%, 10%, dan 10% dari seluruh penderita
di dunia (Kemenkes, 2017). Angka
prevalensi tuberkulosis paru pada tahun
2014 menjadi sebesar 647/100.000
penduduk meningkat dari 272/100.000
penduduk pada tahun sebelumnya, angka
insidensi tahun 2014 sebesar 399/100.000
penduduk pada tahun 2013, demikian juga
dengan angka mortalitas pada tahun 2014
sebesar 41/100.000 penduduk, dari
25/100.000 penduduk pada tahun 2013
(WHO, Global Tuberculosis Report, 2015
dalam Kemenkes RI, 2017).
Berdasarkan Data dan Informasi Profil
Kesehatan Indonesia tahun 2016 di
Kalimantan Selatan, menurut jumlah kasus
baru tuberculosis paru BTA positif sebesar
2.811 kasus dengan jumlah lakilaki
sebanyak 1.733 kasus dan perempuan
sebanyak 1.078 kasus dan menurut
kelompok umur, jumlah kasus baru TB
paru BTA positif tahun 2016 yang paling
banyak terdapat pada kelompok umur 45 –
54 tahun dengan total 19,82 %, pada
jumlah kasus baru dan kasus kumulatif
AIDS dengan jumlah kumulatif tahun
1987 – 2016 sebesar 429 kasus sedangkan
hasil cakupan penemuan kasus penyakit
tuberculosis. Menurut provinsi Kalimantan
Selatan tahun 2016 yaitu besar angka Case
8
Notification Rate (CNR) pada semua kasus
sebesar 127 kasus dan BTA positif sebesar
69 kasus. Menurut cakupan TB paru BTA
positif sembuh sebesar 82,6 %, pengobatan
lengkap sebesar 5,3 %, dan angka
keberhasilan pengobatan sebesar 87,9 %
dari keseluruhan jumlah kasus BTA positif
sebesar 3.127 per 188.300 kasus BTA
positif di Indonesia. (Data dan Informasi
Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016).
METODE PENELITIAN
Metode yang dilakukan dalam
peneliti ini meliputi : 1). Penelitian, yaitu
yang berisi Wawancara, Observasi,
Pemeriksaan fisik, Diagnosa Keperawatan.
2). Rencana Keperawatan, 3). Tindakan
Keperawatan, 4). Evaluasi Keperawatan.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei
2020 bertempat di Ruang Nusa Indah
RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo.
TINJAUAN PUSTAKA
Pada pengkajian yang telah
dilakukan pada Ny.J di ruang Nusa indah
RSUD Abdur Rahem situbondo pada
tanggal 16 Mei 2020 `jam 14:00 dengan
diagnosa medis tuberkulosis di dapatkan
Data Ny. J umur 34 tahun , riwayat
pendidikan smp, pekerjaan ibu rumah
tangga, alamat bletok bungatan situbondo.
Keluhan utama Demam, Sesak,
Menggigil.Ny. J mengatakan sebelum di
rujuk ke RSUD klien di periksakan di
pelayanan kesehatan terdekat selama 5 hari
dan tidak kunjung sembuh, setelah itu
klien di rujuk ke RSUD dr. Abdoer Rahem
saleh pada hari sabtu tanggal 16 Mei 2020
jam 14:00 siang tepatnya di IGD dalam
keadaan tidak sadar, setelah itu keadaan
klien semakin memburuk dan di pindah ke
ruang ICU, Klien mengatakan lemas dan
nyeri dibagian dada sebelah kanan P: sakit
terus menerus Q: tertusuk-tusuk R:
Abdomen bagian kanan atas S: 5 T: ketika
bergerak, karena terpasang selang WSD
sejak klien berada di ruang ICU dan
kurang leluasa untuk bergerak, klien
mengatakan belum tahu bagaiamana
perawatan tuberkulosis.
Pada pemeriksaan didapatkan data
keadaan umum lemah, TTV Ny. J, TD :
130/85 mmHg, Suhu : 38,8 C, Spo2 : 96
%, N: 93 x/mnt, RR: 24 x/mnt, pada
pemeriksaan fisik didapatkan Thorax
(dada)
9
Paru. I : simetris, tidak ada bekas luka,
pergerakan dada kanan kiri sama. P: vocal
fremitus teraba kanan dan kiri sama.P:
sonor A: terdapat suara wheezing di paru
kiri.
Jantung, I : ictus cordis tidak nampak P:
ictus cordis tidak teraba, P: pekak A: bunyi
jantung 1x1
Abdomen, I : bersih, Tidak ada bekas luka,
dinding perut sejajar dada. A: ada nyeri
tekan, P: bising usus 18x / men it, P:
Timpani
Jenis
pemeriksaan
Nilai
Satuan
Nilai
normal
Kimia klinik
Lemak
Trigliserid
236
mg/dL
< 150
mg/dL
LDL
cholesterol
107
mg/dL
< 150
mg/dL
Faal ginjal
Uric Acid
(Asam Urat)
2,7
mg/dL
L = 3,4
- 7,0 , P
= 2,4 –
5
Creatinin
0,87
mg/ dL
L =
0,74 –
1,4 , P
= 0,6 –
1
BUN
19
mg/ dL
10 - 20
mg/ dL
Faal Hati
SGOT
27
U/I
L < 35
U/I , P
< 31
U/I
SGPT
34
U/I
L < 40
U/I , P
< 31
U/I
Total Protein
6,7
g/dL
6,4 -
8,3
10
g/dL
Albumin
3,6
g/dL
3,6 -
5,2
g/dL
Globulin
3,1
g/dL
1,6 -
3,6
g/dL
PEMBAHASAN
Diagnosa I
Ketidakefektifan pola nafas
merupakan inspirasi dan ekspirasi yang
tidak memberi ventilasi adekuat (NANDA,
2012). Menurut carpenito (2007),
ketidakefektifan pola nafas adalah suatu
keadaan dimana individu mengalami
kehilangan yang aktual atau potensial yang
berhubungan dengan perubahan pola
pernafasan.
Diagnosa II
Nyeri akut yang berhubungan
dengan Agens cedera fisik yang di tandai
dengan skala nyeri 5. International
Association for the Study of Pain, IASP
(2011) mendefinisikan nyeri sebagai suatu
pengalaman sensori dan emosional yang
tidak menyenangkan berkaitan dengan
kerusakan jaringan aktual atau potensial
atau yang dirasakan dalam kejadian-
kejadian dimana terjadi kerusakan.
Intesitas bervariasi mulai dari nyeri ringan
sampai nyeri berat namun menurun sejalan
dengan proses penyembuhan (Potter &
Perry, 2006). Jika nyeri akut tidak
dikontrol dapat menyebabkan proses
rehabilitasi pasien tertunda dan
hospitalisasi menjadi lama. Hal ini karena
pasien memfokuskan semua perhatiannya
pada nyeri yang dirasakan (Smeltzer &
Bare, 2002).
Diagnosa III
Hipertermia yang berhubungan
dengan kulit kemerahan yang di tandai
dengan suhu 38,8oC. Menurut (NANDA,
2014) Hipertermi merupakan keadaan
ketika individu mengalami atau berisiko
mengalami kenaikan suhu tubuh lebih dari
37,8o C (100oF) per oral atau 38,8oC
(101oF) per rektal yang sifatnya menetap
karena faktor eksternal (Ilmiah 2016).
Pengertian lain juga menyebutkan bahwa
hipertermi adalah peningkatan suhu tubuh
di atas kisaran normal.
11
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pengkajian
dilaksanakan kepada Ny. J dengan
diagnosa medis Tuberkulosis dapat di
temukan data subjektif dan data objektif,
Pada diagnosa keperawatan pada Ny. J di
temukan 3 diagnosis yang terdapat pada
kasus tersebut.
Pada tahap perencanaan, rencana
keperawatan akan teratasi. Tidak semua
asuhan keperawatan di laksanakan karena
dalam memprioritaskan masalah
keperawatan dilihat dari kebutuhan dan
kondisi pasien pada saat pengkajian. Pada
pelaksanaan, tindakan keperawatan yang
dilakukan sesuai dengan rencana tindakan
yang sebelumnya telah disusun oleh
peneliti dan di dokumentasikan catatan
keperawatan. Pada hasil evaluasi, setelah
dilakukan tindakan yang sesuai dengan
rencana tindakan selama tiga hari masalah
keperawatan di nyatakan teratasi dan
intervensi di hentikan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Alfiyanti, Y., & Rachmawati, I. N. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif Dalam
Riset Keperawatan. Jakarta: Rajawali Pers.
Andayani, S., & Astuti, Y. (2017). Prediksi Kejadian Penyakit Tuberkolosis Paru sia
di Kabupaten Ponorogo Tahun 2016-2020. Indonesian Journal for Health Sciences Vol.01,
No.02, September 2017, 29-33.
Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah untuk Keperawatan. Yogyakarta: DIVA
Press. Axtron, S. (2014). Pediatric Nursing Care Plans For The Hospitalized Child. Jakarta:
EGC.
Bisri, T. (2009). Panduan Tata Laksana Terapi Cairan Perioperatif. Bandung:
UNPAD.
Candraswari, A. (2018, April 2). Ceftriaxone. Retrieved July 15, 2018, from Hello
Sehat: https://hellosehat.com/obat/ceftriaxone/
Christensen, P., & Kenney, J. (2009). Proses Keperawatan Aplikasi Model
Konseptual Edisi 4. Jakarta: EGC.
Digiulio, M., Jackson, D., & Keogh, J. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Demysfied Edisi
1 - Alih Bahasa Khundazi Aulawi. Yogyakarta: Rapha Publishing.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (2009). Rencana Asuhan
Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Ahli Bahasa: I
Made Kariasa, Ni Made Sumarwati. Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
008). Hubungan Waktu Menelan Obat Antituberculosis Fixed Dose Combination
(OAT FDC) Kategori 1 dengan Timbulnya Efek Samping Minor. Banjarmasin: Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Banjarmasin.
Effendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan
Praktik Dalam Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika.
Farhanisa, Untari, E., & Nansy, E. (2015). Kejadian Efek Samping Obat Anti OAT)
Kategori 1 pada Pasien TB Paru di Unit Pengobatan Penyakit Paru-Paru (UP4) Provinsi
Kalimantan Barat. Jurnal Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Tanjungpura, 1-11.
13