prof.dr.hazairin sh seorang mujahidin penegak hukum

16
PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM BERDASAR KE TUHANAN YANG MAHA ESA. Oleh: Bismar Siregar. A. "Dan ada pula orang yang tentang hal faraid, mengapakah kito yang fihak Islam, baikpun sebagai Rakyat walaupun sebagai Hakim mau munafik katanya, yaitu mengaku beragama Islam, mengakui Qur'an sebagai pokok keagamaan kita. Dasar keagamaan kita, yang kita mesti beriman kepadanya, tetapi mengapo tak beriman pada hukum faraid yang diperintahkan o.leh Allah bagi ashabu'lfaraid. Apa jawab kita? Ini hanya umpama bagi menyatakan bagaimana orang tidak merasa puas la gi bilamana hukum agama itu na sibnya hanya akan diserahkan kepada kerelaan hukum adat untuk menerimanya" 1). B. "Sei .. -na beberapa koli kita berganti U.U.D., dari U.U.D. 1945 ke U.D.D. RIS. ke U.U.D.s. sampai akhirnya kembali lagi ke U.U.D. 1945, kita sebagai bangsa telah dihinggapi pelbagai penyakit jiwa, kemerosotan akhlak, tidak bergengsi, tidak berkewibawaan dan remuk perpecahan. Apa sebab? Kalau akibat dari sudut analisa dan konstratering Dekrit, makajawabannya ialah karena selama itu U.U.D. tidak dijiwai dan dirangkai oleh Piagam Jakarta. Malapetaka tersebut adalah kutuk dari Allah, karenamenyalah gunakan Sila ke Tuhanan Yang Mah. Esa dengan tidak dlperlukan syari'at Islam atas p,meluk pemeluknya sebagai konsekwensi yang semestinya dari kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu" 2). c.1. "Menurut theori Receptie itu hukum Islam an sich bukanlah hukum, hukum Islam itu baru diakui sebagai hukum jika hukum Islam itu telah menjadi hukum adat. Tergantunglah kepada kesodiaan masyarakat adat pen dud uk setempat untuk menjadikan hukum Islam yang bukan hukum itu menjadi hukum adat. Theori «eceptie yang telah menjadi da rah daging kaum YUTist Indonesia yang dididik di zaman kolonial b2ik di Jakarta (Batavia) maupun di !..eiden, adalah sebagai theori iblis, menentang Qur'an dan menetang Sunah Rasul". 2. "Hai orang Islam, me ski pur. Qur'an melarang perzinahan dengan ar-caman pidana, janaanlah engkau takut untui( berzinah itu selama dalam masyarakat adatmu berzinah itu masih merupakan acara bebas" 3). Songaja dicukilkan beberapa tulisan kata pengantar apa sesungguhnya yang menjadi cita pezJuangan seorang ulama yang diberkahi Tuhan

Upload: others

Post on 25-Apr-2022

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

PROF.Dr.HAZAIRIN SH

SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

BERDASAR KE TUHANAN

YANG MAHA ESA.

Oleh: Bismar Siregar.

A. "Dan ada pula orang yang m~nanya tentang hal faraid, mengapakah kito yang fihak Islam, baikpun sebagai Rakyat walaupun sebagai Hakim mau me~jadi munafik katanya, yaitu mengaku beragama Islam, mengakui Qur'an sebagai pokok keagamaan kita. Dasar keagamaan kita, yang kita mesti beriman kepadanya, tetapi mengapo tak beriman pada hukum faraid yang diperintahkan o.leh Allah bagi ashabu'lfaraid. Apa jawab kita? Ini hanya umpama bagi menyatakan bagaimana orang tidak merasa puas lagi bilamana hukum agama itu nasibnya hanya akan diserahkan kepada kerelaan hukum adat untuk menerimanya" 1 ).

B. "Sei .. -na beberapa koli kita berganti U.U.D., dari U.U.D. 1945 ke U.D.D. RIS. ke U.U.D.s. sampai akhirnya kembali lagi ke U.U.D. 1945, kita sebagai bangsa telah dihinggapi pelbagai penyakit jiwa, kemerosotan akhlak, tidak bergengsi, tidak berkewibawaan dan remuk perpecahan. Apa sebab? Kalau akibat dari sudut analisa dan konstratering Dekrit, makajawabannya ialah karena selama itu U.U.D. tidak dijiwai dan dirangkai oleh Piagam Jakarta. Malapetaka tersebut adalah kutuk dari Allah, karenamenyalah gunakan Sila ke Tuhanan Yang Mah. Esa dengan tidak dlperlukan syari'at Islam atas p,meluk pemeluknya sebagai konsekwensi yang semestinya dari kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu" 2).

c.1. "Menurut theori Receptie itu hukum Islam an sich bukanlah hukum, hukum Islam itu baru diakui sebagai hukum jika hukum Islam itu telah menjadi hukum adat. Tergantunglah kepada kesodiaan masyarakat adat pen dud uk setempat untuk menjadikan hukum Islam yang bukan hukum itu menjadi hukum adat. Theori «eceptie yang telah menjadi da rah daging kaum YUTist Indonesia yang dididik di zaman kolonial b2ik di Jakarta (Batavia) maupun di !..eiden, adalah sebagai theori iblis, menentang Qur'an dan menetang Sunah Rasul".

2. "Hai orang Islam, me ski pur. Qur'an melarang perzinahan dengan ar-caman pidana , janaanlah engkau takut untui( berzinah itu selama dalam masyarakat adatmu berzinah itu masih merupakan acara bebas" 3). Songaja dicukilkan beberapa tulisan kata pengantar apa sesungguhnya

yang menjadi cita pezJuangan seorang ulama yang diberkahi Tuhan

Page 2: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

48 MAJALAH FHUI

kealimall. Sebagai seorang muslim ia yakin dan pereaya negara dan bangsa yang dengan raklunat dan kurnia Tuhan meneapai kemerdekaannya dan dasar kenegaraan ditetapkan ke Tuhanan Yang Maha Esa dipaterikan dalam fasal29 ayat I U.UD.1945 hanya akan meneapaikebahagiaannya,yang disebut masyarakat adil dan makmur bilamana mendapat ridha Tuhan Yang Maha Esa itu. Dan ridha demikian hanya dapat berwujud kalau hukum yang berlaku dan diperlakukan adalah syari'at agama ataupun ;etidak-tidaknyo tidak boleh bertentangan dengan syari'at Tuhan Hu. Kalaulah sudah nyata demikian eita dan peIjuangan beliau dalam istilah agama disebut jihat, layaklah bilamana dalam judul diat?s beliau digolongkan sebagai MUIAHlDIN yang ingin menegakkan hukum berdasar ke-Tuhanan Yang Maha Esa.

Sebagian dari tulisan itu oleh Penerbit Tintamas dihimpun dalam buku diberi judul TUJUH SERANGKAI tentang HUKUM .TUIUH SERANGKAI, karena terdiri dari 7 karya sedangkan diluar dari pada itu masih banyak tersebar baik yang sempat dibukukan ataupun tidak. Patut kita bersyukur kepada Tuhan atas upaya yang sangat terpuji itu, sehiogga memudahkan penearian dan penemuan ilmu-ilmu itu disamping terpelil,"ra dan terselamatlah buah fikiran seorang ulama pendidik yang pada bulan Desember 1975 yang baru lalu , telah dipanggil menghadap Chaliknya . "Inalillahi Waa Inna flaihi Raji'un".

Bilamana dibaea makna yang tersurat dan tersirat dari eukilan tersebut tidak perlu lagi dipertanyakan siapa dall bagaimanakah sesungguhnya watak ulam' besar dalam mengkonstatir, keeuali materi hukum,iuga konyataan hid up masyarakat itu sendiri! Dari setiap tutur kata dan susunan kalimat yang berwujud buah fikiran disampaikan seeara langsung dan terbuka apa ada dan nyatanya. Tanpa mengenal zaman dan ketika , dalam periode orde lamakah atau orde baru, tanpa memperdulikan ruang dan lingkup liI'gkungan, seeara terbau.s diforum kuliah atau terbuka diseminar, pend"J.c!!ya dalam setiap kesempatan yang memungkinkan, beliau berusaha

mendambakan dirinya sebagai seorang makhluk yang BERENDAH DlRI terhadap Chaliknya MERENDAH HATI terhadap sesama manusia.

Ielas terbaea dari tulisannya:

"Yang hendak saya eapai dalam karangan ini ialah memberikan gambaran yang ringkas saja, bagaimana earanya Qur'an dan Rasulullah mengatur hukum pidan. Islam tanpa memerlukan pelljara. Mungkin dalam gambaran yang saya sajikan ini terdapat kesalahan, kekeliruan atau menyimpang dari ajaran ilmu yang biasa, untuk itu saya minta maaf kepada pembaea, sambil memanja Ikan do 'a kepada Allah mudah-mudahan Dia mengarnpuni saya dan membukakan jalan atau fikira" bagi kepontingan-kepentingan baru yang timbul dalarn IT'asa modern ini" 4).

la berbuat dan beramal secara tulus dan ikhlas tanpa parnrih dari dan terhadap siapa, kecuali karena dan kepada Chaliknya semata-mata,

Page 3: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM BERDASAR KE-TUHANAN YANG MAHA ESA

49

walaupun pada hakekatnya hasil cita-cita dan amalnya dimaksudkan untuk kemanfaatan manusia secara keseluruhan. Memang yang demikian termasuk ajaran agamanya yang secara tegas atau kias dalam firm an Tuhan selalu diperingatkan:

"Hai orang-orang yang beriman bertolong-tolonglah kamu berbuat kebajikan dan taqwa dan janganiah kamu bertolong-tolongan berbuat dosa dan aniaya. Tobatlah kamu kepada Allah sesungguhnya Allah itu sangat keras sik:;a-nya. (Surah al Maidah: 92).

Sebagai se~rang muslim warga Indonesia merdeka, kepada tanah air dan bangsanya ia berusaha secara jujur dan terbuka mengemukakan apa-a~a yang terkandung dalam hati dan fikirannya, bagaimana harus mengatur kehidupan' berbangsa dan bernegara menurut tata hukum yang berdasar ke-Tuhanan ini. Baginya ber-ke-Tuhanan Yang Maha Esa tidak boleh lain dari mutlak beragama. Maksud dan tujuannya tid2klah lain agar manusia, bangsa dan negara ini diberkahi Tuhan Rakhmat, Ridha ,ian Kurnia-Nya dengan apa yang disebut adil dan makmur lahiriyah dan bathiniyah_

Tanpa bermaksud mengurangi dan tidak setepatnya pula berbuat demikian, yaitu memperbanding .lJandingkan kealiman seseorang dengan yang lain, karena yang demikian itu adalah suatu cara dan sifat yang tidak terpuji dimata Tuhan, karenanya dilarang. Tetapi kalaulah dengan cara demikian 2kan menonjol kebajikan seseorang yang perlu ditiru <Ian dicontoh, tidak ada salahnya untuk dijadikan penggerak dan penerus cita-cita beliau yang baik dan muli. itu. Kamipun yakin sepenuhnya keyakinan tidaklah akan pemah temi.t pada diri beliau untuk ditonjol -agung-agungkan, karena perb uatan memitos-cul,tuskan seSeorang adalah syirik hukumnya. Dosanya TIDAK terampurikan Tuhan. Beliau tidalCakan menerima puja dan puji, karena menuiut imannY' seiidiri segala puja dan puji HANY A oagi Tuhan. Firman Tuhan dibaW~h iill teniu menjadi pengarah yang kuat dalam pembinaan jiwanya. .'

a. "Allah tidak akan mengampunkan orang-orang yang menyerikatkan Dia dengan lain-lain pujaan dan_akan mengampuni semua dosa selain dosa karena penyerikatan tersebut". (Surah)_

b. "Segal a puja dan puji hanya bagi Tuhan seru sekalian alam" (Surah al Fatimah: 1).

Demikian pula tentu tidak akan lernial dalam hatinya unluk berbuat dan berkata melebihi sifat dan kedudukannya sebagai manusia biasa, karena sungguh disadari Rasul junjungannya sekalipun mengakukan diri hanyalah sebagai manusia biasa!

Bagair.'Janakah ia akanmengkhianati irnan kepaaa Rasulnya ttu? la akan selalu ingat firman Tuhan ten tang ini:

"Katakanlah: Tidak lain aku ini melainkan manusia seperti kamu"

Page 4: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

50 MAJALAH FHUI

(Surah al-Kahfi: 110)_

Semoga demikian pula tentunya seliap diri kita atau orang yang mengaku dirinya ummal Rasulullah itu.

Karena itu kit a akan berdosa, bilamana menempatkan dan mendudukkan diri beliau melanggar keimanannya itu. Tetapi sangat terpuji sebaliknya dalam rangka melanjutkan cita-eita yang baik dan mulia dari seorang Guru Besar dan bukan "Maha Guru" karena predikat Maha-Guru itu menurut pendapat kami hanya menjadi hak Tuhan, kalaulah oleh seliap bekas mprid didiknya yang mengakui kebesaran ilmu "jarannya lanpa bertaqlid termasuk _ diri kami sempat mendapat Hmu dan menyertai kedalaman 'ilmu beliau itu selayaknyalah merasa dipanggil untuk meneruskan dan menyebarkan ajaran kebajikan itu.

Memang demikianlah hukumnya menU[UI Islam, kalau akan membalas budi baik seseorang scbarkanlah kebajikan yang diperoleh dari orang itu seluas-Iuasnya. Semoga amal demiktan memantulkan pahala berlipat gaoda disebut amal jariah bagi yang bersangkutan disisi Tuhan.

Sadar alas keyakinan demikian itulah setelah menerjunkan diri dalam praktek hukum sebagai Hakim yang berdasar pasal 4 ayat I U.U. No. 14 tahun 1970 pada hakekalnya selalu berkala sekaligus merupakan do'a: "Ya Tuhan atas "nama-Mu-Iah ~eadilan _ ini sr:ya ucapkan", merasa berkewajiban .meneruskan . kebenaran ilmll yang dihayati dati seorang Guru-Besar yang jasadnya telili'~enyatu kembali aengan asalnya. . .'

• Sebagai .. seorang Gu[U-Besar dalam setiap kata-ueapannya seperti terbaea _darr'eerar.1ah berjudul HUKUM BARU DI INDONESIA 'secarajelas

.",- c'· ..... •. < ' . , •

dikUfip dalam eukilan sub a ', diatas mengg'ambarkan cetusan pergolak.n dan ·:getaJ.an jiw'~jar\g, tidak mer,asa phas bilaman~ 'syar!'ai agama umuinnya a,tau ,hukUw. Isiam"khususnya .e.t!agai konse~wensi dari fasal 29 aya! 1 O_UD. ' 1945 yang secara tegasinenyatakan Negar' · R.1. ber T~Jian, t.idak

\ diperJakukan sebagai hukum hidup bagi orang dan golongan penganuiiiya, ·setidak-tidaknya dimasukkan dalam prinsip hukum Nasional. Membiarkan hal demikian itu menurut kesimpulan belmu ialah pengkhianatan terhadap Pancasila sendiri, menyalah gunakan Sila ke-Tuhanan Yang Maha Esa disebut sebagai munafik. Suatu cap yang sangat dimurkai Tuhan.

Dengan cara dan ciri khas yang tidak atau jara~g dimiliki oleh ora.1g lairi dilingkungan Guru-Besar belmu mengungkapkan daIil-dalil pandangan demikian pula dasar-dasar penarikan garis hukum yang selalu dikembalikan kepada dua sumber utama hukum yakni Qur'an dan Sunah, tetapi dengan selalu mengembangkan ijtihad dan membasmi ke-faqli dan penyebab kebekuan dan kepudaran Is!am cebagai Agama yang sesungguhnya membawa kedamaian hinup antar Manusia, tetapi nyatanya tidak demikian . Melalui Ijtihad inilah belmu ingin membina dan mengembangkan suatu mazhab khusus disebut mazhab Indonesia yang berkesesuaian dengan kepribadian Bangsa.

Page 5: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

)

SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM BERDASAR KE-TUHANAN YANG MAHA ESA

51

Perubahan cara berfikir demikian sudah barang tentu akan mengundang pula perbedaan pendapaf, karena faktor sejarah pengaruh mamab yang be rasa I dari Arab sudah teclampau mendalam akarnya terhunyam dikalangan Masyarakat Islam di Indonesia, sehingga menyulitkan memperbedakan apa itu Arab apa pula Islam. Sehingga memasuki arena yang sangat rawan itu mengandung resiko karena faktor fanatisme, boleh-boleh nanti disebut kelua, dari Islam. Jelaslah sikapnya itu tidak lain dari didorong oleh rasa ketulus-ikhiasan ingin menunjukkan kecintaannya yang mendalam terhadap Bangsa dan Negara kurrtia-rakhmat Tuhan itu. Ia tidak ingin hukum yang mcnjadi landas keimanannya masih terus ditempatkan dalam keduduk~n yang tidak ,elayaJ<nya itu.

Mungkinkah karena mengonstratir adanya kelalaian ini sampai beliau berkesimpulan seperti dicukiD<:an diatas sub. B awal tulisan, Bangsa ini dihinggapi pelbagai penyakit jiwa, kemerosolan akhlak, tidak bergengsi, tidak berwibawa dan dapat ditafsirkan Tuhan menurunkan malapetaka sebagai kutukan-NYA?

Jawabannya ialah wallahu alam bisawab! Setiap diri kita tentunya akan lebih tepat memberikan jawabannya. Tetapi harapan kita jauhlah hendaknya dari keadaan seperti itu.

Apa dan bagaimana reaksi yang timbul tanpa tedeng aling-aling secara biak-blakan baik diforum terbuka atau terbatas diorbitkan cita dan pandangannya menentang dipeclakukan hukum adat sebagai hukum hidup sebaliknya hukum Islam tidak. Mungkin bagi golongan tertentu cara demikian dianggap kurang serasi dan tidak tepat dan benar. Bagi golongan yang tidak sependapat ini, hukum adat ialah hukum positif yang mengandung nilai hukum yang berasal dari nenek leluhur, dan merupakan kepribadian yang telah membudaya. Sebaliknya Hukum Islam ialah menyangku,t soal pribadi jangan dibawa-bawa kebidang hukum itu urusan seseorang derigan Tuhannya. Disinilah keu:likan beli~u tanpa ragu-ragu r.1enelanjangi dan menudmg sesu.!u tea,daan dan kenyataan, k'iau menurnt hematny,dldak benar dan lidOk tepat dali patutdiluruakan. '

_ ; Contoh yang sangat popuJer.dikalangan ilmu dan Sarjana Hukumialah Theori ,Receplie. Diindentifisir" sebagai Theori iblis, . dikwalifisir sebagai bertujuan menentang lman orang hlam' dan bagi yang , secara sadar meiaksanakannya 'disebut munafLk Termasukkah Hakiirn-Hakim diantaranya sebagai pelaksana peraturan hukum seperti itu?

Demikianlah kenyalaannya tanpa memilih saat dan ketika, tidak mengenal :zaman orde lama dan orde baru seperli telah diutarskan diatas, beliau dengan penuh keyakinan tanpa memperhitungkan berkawan ataukah sendirian berjuang untuk menegakkan kebenaran yang menurut hematnya itulah kebenaran .

Apakah kekuatan beliau dalam perjuangan itu kalau demikian? Beliau tentl<nya kombali ke ada imannya ke.pada janji Tuhan:

"Janganlah kamu takut orang banyak. Dan takutlah kamu dan Aku dan jangan kamu jual ayat-ayat-KU dengan harga yang murah" (Surah al-Baraah: 9).

Page 6: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

52 MAJALAH FHUI

Memang benarlah sikap beliau. Apalah arti dukungan manusia yang sarna-sarna tidak berdaya itu? Tidak usah menggali sejarah jauh-jauh. Apa yang terjadi disekitar kita kemarin masih segar dalam ingatan memberikan bukti nyata kalaulah bukan bersandar kepada Tuhan celakalah hidup seseorang. Apa-apa yang disangka dan dikira memberi tempat berlindung akan tumbang bersama·sama berobahnya jalan sejarah. TepatJah karenanya beliau memilih dukungan Tuhan itu. Karena ia telah meninggalkan s.suatu dalam sejarah yang patut dilanjut-teruskan don "tidak-tidaknya kami berkesimpulan demikiari. Suatu sikap yang menjadi ciri sebagai ulama Guru Besar yang Jain dari yang lain! .

OIeh sebab itu bilamana secara seksama ditelaah isi tulisan beliau akan sampailah kita kepada kesimpulan ten tang keyakinannya, kalaulah Negara yang berfalsafahkan Panca Sila ini benar-benar akan mernanifestasikan dirinya seperti ditetapkan dalam fasal 29 ayat I V.VD. 1945, yaitu Negara berdasar ke Tuhanan Yang Maha Esa, rnenjadi perwujudan keadilan dan kernakrnuran dari setiap penghuninya tanpa mernbedakan siapapun ianya, pendeknya setiap rnakhJuk Tuhan, dalarn istilah lazim disebut "Baldaturn thaibatun warabbun gafhur", syare'at Agarna mutlak diperlakukan sebagai hukurn bagi penganut-penganutnya.

Pandangan demikian cukup ekstrim rnengundang tantangan pro dan kontra yang sesungguhnya tidak perlu terjadi. Yang dernikian itu hanyaJah sebagai ' konsekwensi pengakuan hidup ber-Panca Sila dirnana sila pertamanya ialah ke-Tuhanan Yang Maha Esa! Soalnya ialah seperti dilukiskan beliau adalah akibat warisan politil< kolonialisrne melaJui hukum dalam usaha rnembe'ndung dan menentang perkembangan agama Islam me­lillu{ apa . yang disebut " "(heori ' receptie. Dan mernarig berhasil untuk ";mentara wluc!t{~a:n sementara orang! Tetapi tidak akan kekal karena yang demudan ti:Hk dik~hendaki Tulia'n,

Setaro umiun b01eh ' dipertanyakan d'patkah diterima atau ditolak pandangan bellau itu? Ten:unya ' untuk memberi jawaban haruslah dikembalikan masaiahnya atas . konstitusi yar.g berlaku. Bilainana theori receptie da", " keb~r1akuannya ialah fasal 134 · ayat 2 I.S . yang boleh dikatakan konstitusi Hindia Belanda; tentu sudah dimatile.an dengan V.UD. 1945. Setelah kita merdeka sampaisekarang konstitusi Negara Kita telah berulang kall ganti-berganti. Pertama-tarna U.U.D, 1945, kemudian V.UD, R.I.s. selanjutnya U.UD_S. dan kemudian kembali lagi kepada U.UD. 1945 sampai sekarang ini. Secara hukum konstitusi sesungguhnya fasal134 ayat 2 I.S. secara sendirinya telah Udale berlaku dan boleh diperlakukan lagi, apaJagi kalau ada yang bertentangan bail< yang tersurat apalagi yang tersirat dengan fasa129 ayat I U.UD.1945.

Kalaulah sudah disepakati yang dernikian itu meningkat pula persoalannya percaya tidakkah kita , bahwa Panoa Sila selJagai filsafah Negara secara luas, filsafah hukum seca.'a khusus adalah dasar penentu setiap corak kehidupan dan perhukuman di Negara ini?

Kalau rnasih ada yang rneragukan kedudukan Panca Sila demikian itu, sulitlah untuk bertanya-jawab pengertian dan pernaharnan buah fikiran

I

f

Page 7: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM 'BERDASAR KE-TUHANAN YANG MAHA ESt(

53

.Prof Mr DLHAZA[RIN len lang mullak berlakukan syari'al Agama bagi pemeluknya. Oleh golongan yang meragukan itu lidak akan dapal menerima berlakunya hukum syari'al. Bahkan besar kemungkinan akan diissukan sebagai berlentangan dengan Panca Sila itu sendiri diserlai pula pengual luduhan memperkosa kerukunan beragama yang sangal rawan untuk diperdebatkan' Mungkin pula sampai pada puncaknya hendak mendirikan Negara Islam. OIeh beliau kemungkinan issue-issue demikian itu sudah diperhitungkan sebagaimana telah disiapkan jzwaban, anlara lair.:

"Kekualiran ilu tidak perlu ada, karena Piagam Jakarla itu merupakan ?erjanjian ar.tara 9 tokoh represenlalief Rakyal Indone3ia yang secam golong royong antara semua aliran dan Agama hend:llc mendirikan Negara Republik Indonesia atas dasar Panca Sila seeara gotong rayong mempertahankannya dan seeara golong-royong membangunnya". Sewaktu pada tanggal 17 Agustus 1945 diproklamasikan Kemerdekaan Indonesia maka landasan satu-satunya bagi proklamasi atas nama Bangsa Indonesia itu hanyalah Piagam Jakarta itu yang mcrupakan satu kontrakl perjuangan yang fondamentil unluk seluruh Bangsa Indonesia yang ditanda tangarti oleh 9 orang wakilnya yang representatief. Kontrakt tersebul adalah perjanjian antara orang Islam dan bukan Islam untuk bersama-sama menyusun Negara Republik Indonesia atas dasar Panca Sila, bukan alas dasar Islam"6).

Sebaliknya kalau hati lelah menerima serla meyakini benar Panca Sila itu adalah falsaf.h hidup dari Bangsa dan Negara, karena ilu menjadi falsafah hidup diri',ya sendiri tidaklah sukar unluk mencari dan menemukan titik pertalian atitara keinginan yang dicetuskan bellau seperti dialas dengan garis hukum yang dicakup dan disebul dalam Panca Sila ilu. Tinggal sekarang mempertanyakan percaya tidakkah, bahwa nilai sila dari Panca Sila ilu walaupun bubt tidak sarna satu dengan yang lain?

Pertanyaan demikian akan mengundang perbedaan sikapantara boleh atau tidak baleh menafsirkan Panca Sila. Pada waklu orde lama pernah diadakan penafsiran antara lain dengan eara pemerasan dari Panca menjadi Tri untuk kemudian Eka ialah gotong royong, Penafsiran dan pemerasan demikian sangal bertenlangan dengan hakekal Panca Sila i~u sendirL Sil~ pertama tidak dapal .ditafsirkan selain menerima atau mengimani Tuhan ilu ialah Tuhan. .

Prof.Mr DLHAZAIRIN berkesimpulan Panea Sila sebagai nilai falsafah pandangan hidup bail< bagi Negara, Bangsa dan pribadi perlu diperkembangkan agar menjadi keyakinan selia warga, pengembangan mana lentu melalui pengerlian dan penafsiran. Dalam rangka inilah dari segi flisafah hukum temtama kami berkesimpulan sila yang lima itu tidaklah sama nilai dan keduduka!l serta kwalilasnva .

Sila perlama ke Tuhanan Yang Maha Esa ialah sila keyakinan, sila keimanan. Selanjutnya empat sila lainnya merupakan perwujudan

Page 8: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

54 MAJALAH FHVI

tindak/.mal d.d silo pert.ma itu. Oleh seb.b itu tent.ng segal. sesu.tu·dari 4 silo itu baik pengerlian, pen.fsiran d.n pener.p.nny. h.rus d.p.t diuji keser.si.nny. deng.n silo pert am. b.gi kehidupan bangsa dan Negar •. Sila pertama .k.n mustahil bertentangan dengan 4 silo lainnya. Tetapi 4 sila lain itu mungkin akan bertentangan dengan sila pertam •. Karena alasan itulah akan terjadi perbedaan keadil.n sosial menurut pengertian Negara Barat/Kapit.lis, dan Negara Sosial/Komunis dengan apa yang kita .nut dan faharni.·

Singkatnya kalau keempat sila atau salah satu sila tidak dapat diujikan k'pada sila ke-Tuhan.n Yang Maha Esa akan terjadilah penilaian buruk baLle, tepat lidaknya 'esuatu nilai dui sila-sila ilu disele,akan menurul kepentingan Manusia sesuai dengan cora!< k?masyaraY.atan, cid kebudayaan dan poliliknya yang disebul seeulair itu. Piliam demikian lerpengaruh karena memandang hukum sebagai gejala sosial semata·mata oleh sebab itu menjurus kepada pandangan yang bersifat relatief dan subyektieL Dan yang demikia., ilu tidak :'oleh dibiarkan berkembang, karena membahayak.n arti dan kehidupan Panea Sila. Oleh sebab ilu harus diberi pengertian arli dan hubungan sila perlama terhadap 4 sila lainnya!

Kalau masih pula ada keraguan len lang arti nilai dan urul.n sila y.ng lima ilu akan sukarlah berbieara dan tidak ak.n mungkin diajak bieara, karena bahas.nya sudah tidak sarna. Sebenarnya V.V. No . 14 lahun 1970 dengan fasal 4 ayat I lelah memberi j3waban yang dengan tegas alas perbedaan pendapal ilu, ·ialah keadilan yang harus dilakukan tidak boleh berlentangan dengan ke Tuhanan Y 109 Maha Esa, tetapi kalau mernang

tidak/belumd.pal menerimanya telah selesailah pengajian. Sebagai eontoh adanya penerap.n hukum yang berlenlangan dnegan

fasal 4 ayat 1 V.V. No. 14 tahun 1970 itu, berasal dari warisan theori reeeplie dan dihubungkan dengan fasal 27 ay.t I V.V. No. 14 tahun 1970, ialah:

"manggih koyo di Jawa Tengah, menampang membangkil .nak yang SYah pad~ isteri orang lain dengan seizin sisuami di Minahasa "(6).

Conloh seperli ilu pula anla,a lain: mengangkat anak menurut adal Jawa yang kedudukannya sarna de'ngan anakkandung.

Oleh sebab ilu berpijak lolak alas iman kepada sila pertama, seeara lebih . konkrilnya lagi iman berdasar agam. yang diperlukannya, bilarnana I

masih ad. keraguan lenlang daUr ProLMr.Dr.HAZAIRIN, bahwa syari'at Agam. harus berlaku see.ra posilif bagi pemeluk-pemelukny. t.np. keeu.1i, adalah bersebab karena belum meng-imani ke Esaan Tuhan ilu sendiri sesuai dengan ajaran Agamany.. '

Insy. Allah dibukakan hati, ,mata telinga mereka sehingga lersingkir dari gol0ngan y.ng disebul Tuh.n Jalam Qur'.n surah al-Baqarah ayal 70.

Berdasar penilaia,n ada::ya perbedaan pe"dap.t d'ilingkungan pemeluk Agarna Ishun sendiri, perbedaan mana timbul karena karaat keimanan/tauhid belum selingkat, tanpa bermaksud memperbincangk.n Agarna lain yang 'diakui hak , hidupnya di Negara kita inL khusus bagi yang

Page 9: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

,

SEORANG' MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM BERDASAR KE-TUHANAJII YANG MAHA ESA

55

m:ngakjl, diri'lY",b~ragama ,Islam.deng~n pembuktian pelafasa.npua ~lirnah SXah~da.t, S\;bagai ~onsekwcnsi dar\ ~ Rukun irnan ~yakni percaya kepada kitab -kitab Allah mutlaklah diterirnanya secara bulat keberlakuan hukum Tuhan .yang terkandung dalam , kitab-kitab-NYA, dalam haL ini Qur'an sebagai kiiab terakhir, 'diseriai peiengkap' e'mglaksanaannya disebut Sunnah' Nabi. D~a . sumber hukuni yang mutlak diier,irna, kalau bel)llr mengaku qeragama Islam dalam pengaturan hukum bagi dirinya haik sebagai anggota Masyarakat juga dengan Tuhannya, ' _ . Kalau yang demikian itu belum menjadi keyakinan akan sang.t

membahayakan tidak saja bagi dirinya sendiri, karena termasuklah dia kepada salah satu dari 3 golongan Manusia, yaitu:

"6rang-or~ng: yang seS:lt cian dalam keraguan sehingga .mereka itu t~da mengetahui jalan manakah yang akan ditempuhnya" ~7).

, Bahaya itu akan sangat dirasakan lagi bilamana Manusia demikianlah yangmenjadiciri Sarjana Hukum dan menjadi Hakim pulajabatannya. Akan terilicamlah penerapan hukum yang mutlak bersumber pada Panca Sila dan berdasar ke Tuhanan Yang Maha Esa itu.

Para Sarjana Hukum seperti inilah oleh .Prof Mr.Dr.HAZAIRIN disebut telah mendarah daging dalam dirinya pendidikan hukum dari Leiden ataupun Batavia yang mengangg'p hukum itu hanya suatu gejala sos",l semala-mata, dan menafsirkan p<ng laksanaan peradilan berdasar fasal 4 ayat I U.U. No. 14/1970 itu walaupun dicantumkan "demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa", tetapi arti sentrainya hanyalah "memberikan keputusan yang semata-mata berdasarkan kebenaran, keadilan dan kejujuran" (8).

Dalam tuJisan beliau itu disirnpulkan Mahkamah Agung -tidak _ mempunyai hak uji terhadap Undang-Undang yaitu apakah suatu U.U. bertentangan atau tidak bertentangan dengan lLUn. 1945. Mungkin kesimpulan beliau didasarkan karena penelaahan sebagai ilmiawan, tetapi menurut hemat kami sendiri Mahkamah Agung seharusnya mempunyai hak uji terhadap U.U. kalaulah U.U. itu benar-benar telah bertentangan dengan hakekat membeci keadilan berdasat sifat dan jiwa ke Tuhanan Yang Maha Esa itu.

Sebagai contoh, umpamanya perlu dipersoalkan segi hukumnya, benarkah untuk pemeriksaan kasasi hanya boleh diajukan, semata-mata kalau ada kesalahan/kelalaian penerapan hukum, kesalahan beracaca dan tidak boleh Mahkamah Agung menilai fakta?

Hal tersebut perlu diutarakan tanpa mengkonstatir yang demikian benar ada, tetapi andaikala ada fakta yang dari Pengadilan Tingkat pertama yang putih disunglap menjadi hitam, hal mana dikuatkan oleh Pengadilan , Tinggi, masulkah Mahkamah Agung tidak boleh !l1embatalkan putusan iangkeliru demikian itu"dengan alasan tidak memenur,i syarat per.dilan Kas~i?

Akankah Mahkamah Agung mengucapkan putusan "Demi Keadilan

Page 10: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

56 1\'1/'\." 1\.1..'/-' . .0 r nUl

Berdasarkan" ke-Tuhaiian ' YaHg Maha Esa", mempertaha'nkan fakta yang memp.,rkosa keadilan iiu? Mudah-mudahan tidaklah pernah dan tidak pula 'akan terjadi ,eperti itu ; kareqahya disebut andaikata. .

Dalam' rangka pengertia~ itulah kami berpendapat hak uji baik bagi Mahkamah AgUng d,n :atau Pongadilan bawahan dalam penerapan hukum kepada sumber hukum Panca 'Sila dan ke-Tuhanan Yang Maha Esa itu harus ada! Dan ~'roses seperti ilu diakui dan dibenarkan dillam peradilan 131ru:n melalui lembaga ijtihad .

Menginsyafi dan menyadari keadaan seperti Hulah kemungkinalU1y~ ProLMr.Dr .HAZAIRIN semenjak beliau berkesompatan berkecirnpung dalam pendidikan melalui mirnbar kuliah terutama dalam pid.to pelantikan • sebagai Guru-Besar tahun 1952 me~egas tandaskan mutlak berlakunya perhukuman berdasar ke -Tuhanan Yang Maha Esa di Negara ini.

Bilamana sudah nyata Negara berdasar ke Tuhanan Yang Maha Esa, hukumnyapun seharusnya demikian. Dan kalau hukumnya telah berdasar ke Tuhanan Yang Maha Esa, keadilan yang menjadi lujuan hukllm itupun hMUS berdasar ke Tuhanan Yang Mah. Esa. 'ban kalaulah sudah sampai kepad. sarana dan tujuan menghendaki sesualu yang diberkahi oleh Tuhan Yang Maha Esa, Manusia/Hakimnyapun harus yang ber-taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sayang persyaratan demikian belum dicanlumkan dalam V.V .

. No . 14tahun 1970. .. Sebelum V.V. No. 19 tahun 1964 peradilan dilaksanakan Atas Nama Keadilan. Setelah adanya V.V. No. 19 tahun ·1964 fasal 2 ayat I

,memerintahkan peradilan "Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang ·MahaEsa"., Sesungguhnya perobahan dasar peradilan demikian sudah harus

'lberl3ku semenjak V.V.D. 1945 itu ada, sebagai konsekwensi dari pasal 29 :·I ·V.VD. 1945. Namun domikian walaupun baru setelah V.V. No. 19

l')'" ';:~!~:Ii~I~J 96~ dilJ!lpangkan berlakunya keadilan berdasar ke Tuhanan Yang tcEsa . . tentunya belum ·Ierlamba.t untuk mengupayakan

~~r~:jK1t~~~~~~~:E dan pelaksanaa.~ hukum itu sesuai dengan Maha Bsa. bil:am:ana setelah berlakunya V.V.' No . 19 lahun

:1~~~~t~;~t~:ft~,~~ No. 14 tahun 1970 itu sampai sekarang masih 1! Hukum yang belum menerirr.a dan meyakini :c. , • .;1;.1 berdasar ke Tuhanan Yang Maha Esa itu sebagai sesuatu

. Y':'0i~y'an.g.h'iluS ,dipett'tngg:ung ja)Vab kan. lel,m,di"Ltar:ak:an terutama bagi para Hakim untuk mengetahui

dan atau ' me~gehl , .• taupun; mampu menguji nilai-nilai keadilan yang • ber-ke-Tuhanan itu seperti dipe,intahkan fasa! 4 ayat I ·yo. fasal 27 ayat I V.V . No. 14 tahun 1970 harus dipergunakan lala cara penafsiran, penggalian

nilai-nilai hukum hW<um yang ber-ke-Tuhanan Yang Maha Esa dan tidak dibenarkan mempergunabn cara penahanan yang seculair, yakni hukum ialah semata-mata suatu segi gejala sosia!.

S~ba~ai contoh sederhana ten tang kesalahan penerapan prinsip hukum seperll ItU la!ah:

Page 11: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM BERDASAR KE-TUHANAN YANG MAHA ESA

a. . D'\lam faham h"kum seeulair:

57

Hukum baru ada kalau lebih dari satu orang, dalam arti baru akan ada kemungkinan pertentangan kepentingan satu sarna lain. Dari pemahaman seperti ini yang ditonjolkan ialah kepen!ingan ,disebut hak. Pada umumnya seseorang akan merasakan sangat dirugikan kalau dilanggar haknya. Tetapi tidak merasa bersalah apalagi dirugikan kalau ia melupakan kewajibannya.

b. Sebaliknya bliamana berdasar pengertian hukum Pane" Sila (ber·Tuhan) seandainya hanya ada satu orang sajapun, ia sudah harus berhukUlH. Berhukum dalam pengortian ia sela;u mengindahkan kewajiban.

Dalam kedua contoh prinsip hukum itu nyatalah perbedaan. Dalam sub. seculair, yang ditekankan ialah hak dan baru kewajiban. Sebaliknya dalam faham hukum Panca Sila yang ber-Tuhan diutamak.n ialah mengindahkan kewajiban. Hak diakui tetapi bukan ditonjoikap. Hak timbul karena kesadaran fihak-filiak memenuhi kewajiban masing-masing.

Oleh seblb itu menurut hukum ber·Tuhan, yakni syari'at Islam,garis hukum yang selalu diketemukan ialah Perintah dan Larangan Tuhan. Sebagai eontoh:

"Janganlah kamu menganiaya dan janganlah teianiaya". (Surah al Baqarah: 279).

"Sempurnakanlah perjanjian apabila kamu membuat perj.njian" (Surah an-P.abi: 91) . .

Demikianlah Tl!han mengatur hukum-hukumnya sebagai peringatan bagi hamba-hamba' Nya

Mungleinlcih karena alasan-alasan seperti itu dalam arti tidak dieantumkan anC2.!nan hukuman secara terperin'ci seperti dalarn kitab Undang-Undang Hukum Pidana berupa h ukuinan pokok, hukuman tambahan dan sebagainya para Sarjana Hukum ' meragukan kearnpuhan kemarnpuan hukum Tuhan itu menyelesaikan sengleeta baik pidana dan perdata? Karenanya tidak layak dijadikan hukum positif? Memang Tuhan tidak akan berbuat demikian, karena kalau sudah terWujud hukum seperti itu namanya sudah mati dan kaku dan tidak abad!: Contoh nyata ialah

.seperti memberantas kejlhatan sekarang dianggap perlu diadakan perobahan undang-undang untuk menyesuaikan hukum itu sesuai tingleat kejahatan.

Berbeda halnya dengan hukuman Tuhan.Dikenal dalam pidana hukum qishas. Tuhan memberikan keleluasaan bagi sikorban/keluarganya untuk berdasar imannya, mempertimbangkan 1,\lJ<uman apakah sebaiknya d,lam kejahatan berdasar qiii/1as itu. hukuman yang semisalkah, ataukah maaf dengan ganti rugi ataukah maaf sebulat maaf tanpa ganti rugi? 9Surah aI-Baqarah: 178).

Page 12: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

58 MAJALAH FHUI

Dalam pengertian demildan itulah jelas ad~nya pe'rliedaan yang sangat menyolok diantara membalas kejahatan deng.,n hukuntan dengan memberi ampunan. Mungkin karena yang demikian itulah faham tersebut digolongkan oleh akhli hukum pada umumnya (yang 'seculair) hanya urusan moral dan kesusilaan dan bukan kaedah 'hukum sehingga beliau perlu berkata:

"Juga dalam hukum Islam perhubungan antara hukum dan kesusilaan ilu sangat eratnya, ya sedemildan eratnya sehingga kaedah-kaedah kesusilaan itu buat pertama kalinya dalam sejarah hukum secara' insyaf disederajatkan tUil"nya dengan kaedah-kaedah hukum, 01eh karena kedua-duanya r.1enurut !'iaham keagamaan "'.ma-sama f.edahnya pahalanya bagi peneapai kesejahteraan dan keb~.hagiaan dunia dan akhirat '(9).

Dalam iJukunya Fiqhud Dakwah (hal 6). M_Natsir berkata:

"Faham seculair, anak kandung dari materialisme, menganut cara yang sebaliknya soal moral dianggap sebagai soal Agama tok_ Dan' agama dalam Masyarakat seeulair tempatnya dimesjid atau di Gereja, dikantor kawin dan di Taman Pekuburan_ Diluar itu daerah "netral Agama". Agama tidak ada dipasa.~, tidak ada ditompat tempat pemandian umum."

Karena itulah kita tidak perlu heran, banyaknya terjadi kemaksiatan discmentara kehidupan sohari-hari justru karena pengaruh pandangan scculair terscbut telah meresap dalam kesadaran hukum Bangsa Idta pada umW)lflya_ . _'., . '

Dalam memberi jalan keluar dari kesalah eurahan pengambilan nilai da,npengertial) hukum inilah Prof.Mr.DrBAZAIRIN mengetengahkan pola ~'1Jikiran •. ~e~tang ,huk.1!!'!yang telah lama dipergunakan dikahingan ulama pel\diri-pendiri madzhab hukum Islam yang disebut al·khamsa. MelaJui

, ing'~1~ -al-~~ al-khamsa;' d~but pal-alakam seoagai hma macam penjenisan kaedah, ukuran baik buruk perbuatan itulah dikemukakan perbicin ant<va peibuatan . yang 'tidak terdiri atau kesusilaan atau yang terlepas dari kesusilaan ~dalah suatu yang tidak layak untuk dinamakan hukum_ Singkatnya hukum yang berurat kepada dan tirnbul dari sesuatu Masyarakat adalah hukum'yang dilahlrkan oleh kesusilaan dalam Masyarakat itu. . .

Membicarakan al-ahicam a1khamsa ini sarigat menarik. Semakin dikaji semakin luas dan semaldn dalam/hikmah ilmu yang dapat digali dari padanya . Dall liada atall kuran!1lYa diperhatikan penjenisan kaedah seperti inilah yang sering kali menyebatkan terbentuknyo hukum yang kurang, lebili tegasnya tidak mengenai sasarannya sebagai sarana mewujudkan kesejahteraan, kebahagiaan tidak saja dunia tetapi juga akhirat.

Dalam membuat peratur~n ataupun melaksanakan, menerapkan

Page 13: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

) SEORA.N(/'MUiAHIDlN PENEGAK HUKUM BERDASAR KE- TUHANAN YANG MAHA ESA

59

per~turan unsur 'kesusilaan yang menjadi penentu nilai akh'i rat sangat diabiiikan. Kita selalu terpusat kepada tujuan dan seolah'olah berpendapat kalau ada peraturan ini akan dapal dihambat pelanggaran itu. Kalau ada peraturan tertentu pasti akan tercap'ilah kemakmuran yang dituju,

Secara theori benar. Tetapi nyatanya yang terjadi sebaliknya. Menjadi pertanyaan apa penyebabnya? Kembalilah kepada apa yang dilukiskan oleh Prof.MrDLHAZAIRIN itu, karena melalaikan faktor kesusilaan dalam membuat dan menerapkan peraturan hukum itu,

Adanya peraturan dewasa ini dengan sangat menyesal harus dikonstatir , bukan untuk dipatuhi, tetapi akan dicari lobang~obang keiolosar.nya. F.kta yang terjadi disekeliJing kita , bahaya penyelundupan bahaya narkottka , bahaya demaralisasi can iain lain yang sampai .sampai perlu ditingkltkan qilalifikasi kejahatan itu sebagai subversi merongrong wibawa mengancam kesclamatan dan keamanan Negara dan ' Bangsa. Benarlah konstatasi itu,

Tetapi tentunya pertama-tama haruslah ditinjau latar belakang penyebabnya . Apakah karena kurangnya peraturan hukum? Ataukah faktor lain? Jawabnya ialah harus dilihat karena tidak berpijak tolak dari pandangan hukum yang ber Panca Sila yang ber Tuhan , Dengan pengadaan peraturan hukum semata.mata tidak mungkin dicapai ketertiban hukum. Yang perlu diutarakan ial.ah memperbaiki nilai ·nilai susila yang berpusat pada diri pribadi, go!ongan, Masyara!<:at dan Bangsa ialah susila ber Tuhan. Tanpa menjadikan ini sebagai therapie, sulitlah dipenuhi tuntutan tegaknya hukum dan keadilan karena tanggung jawab untuk menegakkan keadilan sudah sangat diragukan, Tuhan berkata:

"Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu menjadi orang-orang yang kuat menegakkan keadilan menjadi saksi kebenaran karena Tuhan, biarlah terhadap DlRTMU sendiri. atau IBU BAP AKMI ) a:au KERAIiATMU ataupun l:epada yang KAY A dan MISKIN" (Surah Anisa: (35) .

Kalau menurut · sistematika: Tuhan menurunkan kewajiban manusia ten tang keadilan itu, adalah berawal dari DIRT sendiri dan IBU BAPAK. Kataulah boleh diperumpamakan bilamana terhadap dirisendiri dan kepada !bu Bapak telah dapat berlaku adil tidakAKAN SUSAH berlaku adil terhadap orang lain,

\' Inilah sistematika hukum Tuhan, Contoh demoralisasi yang melanda sebagian kehidupan Masyarakat

tidak terlepas dari tidak adanY' lagi nilai keousilaan. Katakanlah alat kontrasepties yang d.ciptakan untuk membatasi kelahiran secara syah, sebaliknya menirnbulkan ekses dipergunakan untuk pembatasan kdahiran TlDAK SY AH dalam melakukan hubungan riiluar pernikahan secara aman dan teriarolin. lnikah yang disebut beEau sebagai '

"Janganlah engkau takut untuk berzinah itu selama dalam Masyarakat adatmu berzinah itu masih merupakan acara bebas?"

Page 14: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

vv MAJALAH FHUI

Praktek free·sex menjadi kebanggaan, •. e\Ilent~ra orang/golongan Apalagi yang demikian dirangsang oleh "fIlm.Him, bacaan·bacaan porno. Bahaya narkotika tidaI< 'terlepas pula' 'dari pautan talCta demikian Kalau sudah a.susiIa tidak ad? l~gi rasa malu. S~)ah siapakah? >

Kita tidak akan mampu atau tidak dapat memberantas segala IUpa kejahatan itu, kalau hanyalah meliba.tkan pemberantasan tentang akibat-akibat. Pemberantasan akibat adalah MUSTAHIL Yang harus diberantas ialah PENYEBAB dan penyebab ini iaiah seperti dikonstatic ada pada diri sendiri. Menipis, menurunnya ataukah rlmngkin meniadanya rasa SUSILA dalam kehidupan golongan Masyarakat yang 3eyogyanya memberi contoh dan teladan 'sat,gat disayangkan untuk ini sewaJarnyalah kita bennawas·diri.

Adalah merupakan ayat Tuhan dalam rangka penulisan ini, oleh harian Kompas tanggaI 22 Jull 1976 dimuat tulisan Y.BMANGUNWIJAYA, beIjudul: PESAN SANG GERMO. Tanpa perlu memberi ulasan cukup jelas dan tandas, jerit tangis SANG GERMO. Air mata hanya ada k.lau musibah menimpa dirinya kalau kepada orang lain itu bukan urusannya. Sebaliknya dalam memperaleh rezeki tanpa hak ujf pemeo ialah mumpung dan usahakan memanfaatkan scliap kesempatan Halal tid,k halal tidal< perlu diperkamuskan. Asal untung diawak puntung diurang tidakjadi penghalang. Suatu sketsa kehidupan yang sangat tragis yang terjadi disementara kaIangan dan kehidupan kita. Mudall·mudahan tulisan itupun bukanlah fakta kebenaran, tetapi patut menjadi perhatian.

Menyadari dan menginsyafi gejala demikian itulah sebagai seorang hakim dalam tilgas sehari·hari melibat borak·borok penyakit yang sangat mengganggu keserasihan hidup ini kami ikut prihatin atas tulisan tersebut. Pelanggaran susiIa, didorang oleh rangsangan tempat tempat maksiat, penipuan yang diperlicin oleh tempat .tempat casino satu sarna lain sangkut bersangkut mempercepat, memperluas a!dbatnya. Sesungguhnya secara landas telan diperingatkan Tuhan, a1-

"dan jangan kamu menghampiri.zinah, karena ' sesungguhnya itu adalah sesuatu perbuatan yang memalukan, dan satu kejahatan yang membukakanjalan·bagi Iain~ain kejahatan' (Surah al Isra 32).

Kembali kepada kita sekarang untuk berenung dan bermawas diri, tentang peringatan Tuhan itu! Dalam memahami keadaan itulah kami semakin lama semakin bertanya, apabiIa kebudayaan sejak tahun 1950 telah disinyalir dan dikemukakan oleh Guru kami itu bangsa kita ini masih belum berakhlak berkesusitaan Nasional tidakkah akan ' menjadi perhalian kita untuk memperbaiki keadaan itu agar apa yang dikemukakannya sebagai ciri.bangsa yang bangsa kalau dikatakan bangsa beradat bangsa yang ber·Tuhan tetap kita pelillara.

Harapan beliau ialah a!ltara lain:

"adalah dua macam ucapan yang saya percaya sampai sekarang ini dan juga buat masa yang akan datang dalam hati malahan saya katakan untuk seIama·lamaaya tetapi akan dirasakan oleh Bangsa Indonesia

Page 15: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK RUKUM BERDASAR KE-TURANAN YANG MARA ESA

61

sebagai eelaan-celaan Nasional yang sangal hebal, yakni ueapan "Iiada beradal" dan ueapan "Iidak ber-Tuhan" walaupun sekali yang lerken, ueapan itu mungkin rnernpunyai pengertian ke-Tuhanan yang berlainan dari pengerlian ke:ruhanan Yang Maha Esa. Menerima ajar 'Iidak lallU hukum adat" alau "tidak lahu hukum Agarna" belumlah perasaan akan lergoneang, akan lelapi disifalkan sebagai 'Iidak beradal' alau "Iidak ber-Tuhan" akan dirasakan sebagai eacian alau penghinaail, yang dapat rnenimbulkan marah, setidak-tidaknya sebagai eelaar. yang akan rnenirnbulkan perasaan malu" (I 0).

Sebagai kami ularakan dialas, sebagai seorang rnurid didik yang menyadari i<elulusan eita-perjuangan beliau, kami berlekad untuk meneruskan ajarannya , yang semakin didalarni semakin lerbuka kandungan hikmah dari dasamy" melalui ijtillad seperti beliau usaha kembangkan .

Berkat ajar didik beliau ilulah kami semakin dalam berkeyakinan fungsi agama dalam kehidupan Bangsa yang rnengaku ber Tuhan ini merupakan unsur penenlu keacah mana hukum dilujukan , kearah mana Bangsa ini dikapalkan. Karena ilu juga merasa berkewajiban penerapan hukum yang berlentangan dengan ajaran Agarna benarlah disebul ajaran Iblis harus dikikis dari perhukuman kila.

Didorong keinginan membalas kebajikan beliau kepada umal dan Bangsa, tidak salahn)'a kalau dikelengahkan hadis Nabi

"Siapa yang membual sunnah yang baik maka ia mendapal pahala dan pahala orang.orang yang mengerjakannya sampai hari kiamal . dan siapa yang membual sualu sunnah yang buruk maka ia menanggung dosanya dan dosa orang-orang yang melakukannya sampai hari kiamal" (II).

Marilah kila renungkan unluk kemudian diarnalkan membual sunnah yang baik itu serla meninggalkan sunnah yang buruk. Karena dengan demikianlah baru namanya kila warga Indonesia Panea Sila sebagai Bangsa dan Negara bertasyakkur alas berkal dan ridha Tuhan Seru Sekalian Alam,

Telah pernah kila diperingatkannya kalau peristiwa ilu dibaca sebagai' ayal, ialah peristiwa G.30 .SjPKI yang keguguran ilu, dalam Firman-Nya

"Wahai orang-orang yang beriman ingatlah akan ni 'mal Allah yang telah dikaruniakan kepadamu tatkala suatu kaum mengulurkan langan mereka (unluk membinasakan kaum) Maka ia telah menahan tangan-tangan mereka ilu (untuk melindungimu) . Maka berbaktilah kep.da Allah dan kepaca AllahJah orang-crang ber:m~ berserah diri (Surah al Maidah" (I I).

Bilamana yang demikian ilu ialah ni 'mat yang kila harus berlasyakkur karenanya Tuhan-pun sudah menjanjikan .

Page 16: PROF.Dr.HAZAIRIN SH SEORANG MUJAHIDIN PENEGAK HUKUM

62 MAJALAH FHUI

"Jikalau sekiranya penduduk kola-kota beriman dan bertaqwa pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi" (Surah al A'raf: 97) tetapi kalau sebaliknya kita lupa dan takbur sudah siap pula peringatannya: Tetapi mereka mendustakan (ayal-ayat kami) ilu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya' (Surah al A raf 97)" _ .

Se:noga tidaklah termasuk kita ini dari golongan yang mengingkari ni'mat Tuhan itu.

Abadilah amal don iman-:nu, guru kami yang besar.

Besar karena cita dan perjuongan . Amion.

Jakarta 25 Jull 1976.

, . . ;'

- I