produksi biomasa dan aktjmulasi hara pada lahan

10
J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 19, No. 2, Juli.2012,ll8-127 PRODUKSI BIOMASA DAN AKTJMULASI HARA PADA LAHAN HUTAN TANAMAN EACALYPTUS PELLITA F.MuCII UMUR EMPAT TAHUN, DI RIAU (Biomass production and nutrient accumulation in Eucalyptus pellita F.Muell plantation forest four years, in Riau) Agung B. Supangat t), nuryono Supriyo2), Erny Poedjirahajoe3), dan Putu Sudira a) r)Peneliti pada Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jl. Jend. A. Yani - Pabelan, Kartasura PO BOX 295 Surakarta/57102 Telp.: (0271) 716709, Fax.: (0271) 716959, Email: maz:[email protected] t) Mahasiswa Program Doktor pada Program Studi Ilmu f.hutat *, fut*ttas Kehutanan UGM ') Staf Pengajar pada Bagian Silvikultur, Fakultas Kehutanan UGM 3) Staf Pengajar pada Bagian Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan UGM o) Guru Besar pada Fakultas Teknologi Pertanian UGM Diterima: 25 Mei 2012 Disetujui: 23 Juli 2012 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya produksi biomasa dan akumulasi hara di lahan hutan tanaman Eucalyptus pellita umur 4 tahun, di Provinsi Riau. Pengukuran biomasa dan akumulasi hara dilakukan baik pada komponen biomasa hidup seperti pohon dan tumbuhan bawah dan biomasa mati yaitu serasah. Hasil penelitian memperlihatkan tanaman E. pellita umur 4 tahun memiliki rata-rata tinggi total dan diameter batang masing-masing 15,5 m dan 13,6 cm. Total biomasa pohon E. pellita umur 4 tahun sebesar 284,4 ton/ha, tumbuhan bawah 4,43 tonlha dan serasah 7,08 tonlha, sedangkan produktivitas serasah sebesar 7,38 ton/halth. Total akumulasi hara makro dalam biomasa pohon sebesar 206,6 kg/ha (N); 54,6 ke/ha (P); 295,4 kdha (K); 54,7 ke/hu (Ca); 22,1 kgha (Mg); dan 38,8 kdha (Na). Urutan tingkat kandungan hara (dalam %) dan akumulasi hara (dalam kg/ha) dalam biomasa mulai dari yang terbesar sampai yang terkecil adalah K>N>Ca>FN*Mg. Kata Kunci: Hutan tanaman E. pellita, produksi biomasa, akumulasi hara, Ultisols Abstract This study aims to determine the magnitudes of biomass production and nutrient accumulation in Eucalyptus pellita F.Muell plantation forest four years, in Riau Province. Measurements of biomass production and nutrient accumulation were petformed either on live biomass (tree and understorey vegetations) and dead biomass (itter). The results showed that the averages of total height and diameter at breast (dbh) were 15.5 m and 13.6 cm, respectively. The total tree biomass of E. pellita was 284.4 tonnes/ha, the understorey vegetation was 4.43 tonnes/ha, the litter layer was 7.08 ton/ha, while the litter productivity was 7.38 ton/ha/yr. The total accumulation of macro nutrient in tree biomass were 206.6 kg/ha N); 54.0 kg/ha (P); 295.q kg/ha (K); 51.7 kg/ha (Ca); 22.1 kg/ha (Md; and 38.8 kg/ha (Na). The ranWng oJ the nutrient content (in %o) and the nutrient accumulation (in kglha) in the whole biomassfrom the biggest to the smallest was K>N>Ca>P>Na>Mg. Keywords: E. pellita plantationforest, biomass production, nutrient accumulation, Utisols

Upload: haliem

Post on 17-Jan-2017

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PRODUKSI BIOMASA DAN AKTJMULASI HARA PADA LAHAN

J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN, Vol. 19, No. 2, Juli.2012,ll8-127

PRODUKSI BIOMASA DAN AKTJMULASI HARA PADALAHAN HUTAN TANAMAN EACALYPTUS PELLITA F.MuCII UMUR

EMPAT TAHUN, DI RIAU(Biomass production and nutrient accumulation in Eucalyptus pellita F.Muell

plantation forest four years, in Riau)

Agung B. Supangat t), nuryono Supriyo2), Erny Poedjirahajoe3),dan Putu Sudira a)

r)Peneliti pada Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah AliranSungai

Jl. Jend. A. Yani - Pabelan, Kartasura PO BOX 295 Surakarta/57102Telp.: (0271) 716709, Fax.: (0271) 716959, Email: maz:[email protected]

t) Mahasiswa Program Doktor pada Program Studi Ilmu f.hutat *, fut*ttas KehutananUGM

') Staf Pengajar pada Bagian Silvikultur, Fakultas Kehutanan UGM3) Staf Pengajar pada Bagian Konservasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan UGM

o) Guru Besar pada Fakultas Teknologi Pertanian UGM

Diterima: 25 Mei 2012 Disetujui: 23 Juli 2012

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya produksi biomasa dan akumulasi hara di lahan hutantanaman Eucalyptus pellita umur 4 tahun, di Provinsi Riau. Pengukuran biomasa dan akumulasi haradilakukan baik pada komponen biomasa hidup seperti pohon dan tumbuhan bawah dan biomasa mati yaituserasah. Hasil penelitian memperlihatkan tanaman E. pellita umur 4 tahun memiliki rata-rata tinggi totaldan diameter batang masing-masing 15,5 m dan 13,6 cm. Total biomasa pohon E. pellita umur 4 tahunsebesar 284,4 ton/ha, tumbuhan bawah 4,43 tonlha dan serasah 7,08 tonlha, sedangkan produktivitas serasahsebesar 7,38 ton/halth. Total akumulasi hara makro dalam biomasa pohon sebesar 206,6 kg/ha (N); 54,6ke/ha (P); 295,4 kdha (K); 54,7 ke/hu (Ca); 22,1 kgha (Mg); dan 38,8 kdha (Na). Urutan tingkatkandungan hara (dalam %) dan akumulasi hara (dalam kg/ha) dalam biomasa mulai dari yang terbesarsampai yang terkecil adalah K>N>Ca>FN*Mg.

Kata Kunci: Hutan tanaman E. pellita, produksi biomasa, akumulasi hara, Ultisols

Abstract

This study aims to determine the magnitudes of biomass production and nutrient accumulation inEucalyptus pellita F.Muell plantation forest four years, in Riau Province. Measurements of biomassproduction and nutrient accumulation were petformed either on live biomass (tree and understoreyvegetations) and dead biomass (itter). The results showed that the averages of total height and diameter atbreast (dbh) were 15.5 m and 13.6 cm, respectively. The total tree biomass of E. pellita was 284.4tonnes/ha, the understorey vegetation was 4.43 tonnes/ha, the litter layer was 7.08 ton/ha, while the litterproductivity was 7.38 ton/ha/yr. The total accumulation of macro nutrient in tree biomass were 206.6 kg/haN); 54.0 kg/ha (P); 295.q kg/ha (K); 51.7 kg/ha (Ca); 22.1 kg/ha (Md; and 38.8 kg/ha (Na). The ranWng oJthe nutrient content (in %o) and the nutrient accumulation (in kglha) in the whole biomassfrom the biggest tothe smallest was K>N>Ca>P>Na>Mg.

Keywords: E. pellita plantationforest, biomass production, nutrient accumulation, Utisols

Page 2: PRODUKSI BIOMASA DAN AKTJMULASI HARA PADA LAHAN

Juli 2012

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengetahuan tentang kuantifikasi biomasa

dan hara yang terkandung dalam biomasa

tanaman di lahan hutan merupakan salah satu

informasi dasar yang penting untuk menge-

tahui karakteristik ekosistem hutan. Informasitersebut merupakan bagian dari mekanismesiklus hara yang penting dalam menjaga

kelestarian ekologis tanaman hutan (Ranger e/

a1.,7997; Marques dan Ranger, 1997). Infor-masi kandungan hara tersebut juga pentingsebagai masukan dalam menentukan metode/teknik pengelolaan hutan secara berkesinam-bungan (Rutunga et al., 1999; Pagano et al.,2009). Kuantifikasi stok dan aliran hara dalamsuatu ekosistem merupakan salah safu bagianpenting dalam manajemen sistem penggunaan

lahan secara berkesinambungan, terutama pa-da tanah-tanah dengan tingkat kesuburan

rendah di daerah tropika basah (Hartemink,2005).

Total hara yang bersiklus pada ekosistemhutan direpresentasikan oleh jumlah hara yangterdapat pada masing-masing komponen eko-sistem seperti tanah, biomasa pohon, vegetasi

bawah, dan serasah (Binkley, 1987; Fisherdan Binkley, 2000). Jumlah kandungan harayang tersimpan pada biomasa pohon berbeda-beda tiap spesies tanaman (Caldeira, et al.,2002). Hal tersebut disebabkan tiap spesies

tanaman memiliki karakteristik aktivitas fi sio-logis yang berbeda-beda, sehingga mempe-ngaruhi kecepatan tumbuh dan soapan harayang berbeda juga. Sebagai contoh, hasilpenelitian Poggiani (1985) dan Pagano et al.(2009) memperlihatkan bahwa tanamanEucalyptus,qp. sebagai tanaman berdaur pen-

dek menyebabkan kehilangan hara melaluipanen (dalam satuan kg/ha/th) yang lebihtinggi dibandingkan pada tanaman berdaurpanjang.

Kuantifikasi biomas dan akumulasi harapada tanaman Eucalyptus sp. telah banyakdilakukan di berbagai negara, antara lain pada

spesies E. deglupta dan E. urograndrs' (Folsterdan Khanna, 1997), E. grandis (duToit et al.,2008; Goncalves et a1.,2008; Sankaran et al.,2008), E. globulus (Mendham et a1.,2008), E.

SUPANGAT, A.B., DKK.: PRODUKSI BIOMASA 119

urophylla (Xu et ol., 2008), serta E.

tereticornis (Sankaran et al., 2008). Secaraumun! hasil-hasil penelitian tersebut dapatdisintesiskan bahwa total biomasa dan kan-dungan hara pada biomas tanaman berbeda-beda dipengaruhi spesies dan umur tanaman,serta jenis tanah tempat tumbuhnya.

Eucalyptus pellita F.Muel, di Indonesiamenjadi salah satu andalan tanaman penghasilpulp selain Acacia mangium. Salah satu

provenance spesies ini berasal dari Indonesia,dengan sebaran alami dari Merauke (Papua).

Penanaman tanaman ini telah dilakukandalam skala besar terutama oleh perusahaan

HTI (hutan tanaman industri), dan di ProvinsiRiau telah mencapai rotasi ke-3. Dibanding-kan spesies Eucalyptus yang lain, E. pellitamerupakan spesies yang relatif baruo sehinggainformasi terkait karakteristik unsur hara

belum banyak diteliti.Tujuan penelitian ini adalah untuk menge-

tahui besarnya produksi biomasa dan aku-mulasi hara di lahan hutan tanaman E. pellitaumur 4 tahurl di Provinsi Riau. Selain seba-

gai sumbangan dalam ilmu porgetahuanbidang nutrisi hutan, data dan informasi yangdiperoleh diperlukan dalam rangka pelaksana-

an manipulasi lingkungan pertumbuhan untukmeningkatkan produktivitas lahan hutantanaman E. pellita.

METODE PENELITIAN

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di kawasan hutan ta-naman E. pellita di areal kerja IIPHTI PT.Arara Abadi Perawang, Provinsi Riau,khususnya di Distrik Rasau Kuning, AreaMinas. Lokasi tanaman E. pellita umur 4tahun berada pada petak 175-8. Berdasarkanpengukuran dimensi pohon, diketahuidiameter rata-rata setinggi dada (dbh) sebesar

13,6 cm, serta tinggi total pohon rata-rata 15,5m. Tanaman E. pellita ditanam dengan jarakbaris 2 m x 3 m, sehingga rata-rata jumlahpohon adalah *1.600 batanglha.

Letak geografis lokasi penelitian beradapada 00%l'39" sampai 0V45'22" LU danl0l'34'39" sampai 101"36'23" BT. Keting-gian tempat antara 39 - 74 m dpl. Pengamatan

Page 3: PRODUKSI BIOMASA DAN AKTJMULASI HARA PADA LAHAN

120 J. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 19, No. 2

Bahan dan Peralatan

Bahan yang digunakan adalah lahan hutantanaman E pellita umur 4 tahun, serasahtanaman E. pellita serta vegetasi tumbuhanbawah. Adapun peralatan penelitian meliputialat pengukur tinggi pohon (hagameter), aiatukur diameter batang (pita ukur), meteran(roll meter), chainsaw, timbangan gantung,timbangan dudulq parang, kantong plantilqanrplop kertas, tali (tambang) serta alat tuliskantor.

Pengumpulan Data

Pengukuran parameter vegetasi (pohon)meliputi tinggi total dan diameter setinggidada (dbh) dilakukan dengan pembuatan plotukur berukuran 20 m x 20 m, sebanyak 6 kaliulangan, yang semuanya berada di dalammikro DAS berukuran 4,62 ha (intensitassampling minimal 5%). Pengukuran tinggitotal dilakukan dengan menggunakan alathagameter, sedangkan pengukuran diameterbatang (dbh) dilakukan dengan pita ukur (phi-band).

Pohitungan kandungan hara dalam bio-masa di atas tanah ekosistem hutan tanamandilakukan secara destructive sampling, yaitudengan cara menebang pohon/tanaman danmenimbang bagian-bagian tanaman secaraterpisah (Morikawa, 2003). Pada vegetasiutama hutan tanaman E. pellita, dipilih 2pohon sebagai pohon sampel, yang memilikidiameter dan tinggi mendekati rata-ratapopulasi. Sebelum ditebang, pohon sampeldiukur tinggi total dan diameter batang. Sete-lah ditebang, seluruh bagian pohon ditimbangberatnya (dalam satuan kg) di lapangan, dandipisahkan masing-masing bagian, yaitubiomasa di atas tanah (above ground biomass)meliputi batang, caban/ranting dan daun, Sff-ta bagian akar sebagai biomasa bawah tanah(below ground biontass). Bagian caban/ranting dan daun dipisahkan antara yangbasah (hidup) dan yang kering (mati).

Subsampel untuk analisis kandungan haradiambil pada masing-masing bagian pohon,Subsampel batang dibuat dalam bentuklemporgan/irisan melintang batang (disk)setebal 2 cm (* 0,5 - 1,0 kg), terdiri daribagian bawah, tengah dan atas pohon (3ulangan). Bagian cabang/ranting dan akar

mikroklimat di lokasi penelitian menunjukkantipe iklim A (Schmidt Ferguson), dengancurah hujan tahunan berkisar 1.937 - 3.484nrm (rata-rata 2.456 mrr/th). Suhu udaraharian rata-rata tahun 2009-2010 sebesar 27,7oC, dengan rata-rata maksimum 29,3 "C danrata-rata minimum 26,4 oC; sedangkan

kelembaban udara harian nta-rata sebesar

68,7 yo, dengan rata-rata maksimum 75,1 o/o

dan rata-rata minimum 63,0 o/o.

Jenis tanah di lokasi penelitian adalahUltisols @odsolik Merah Kuning), dengantekstur geluh lempung pasiran (sandy clayloam). Karakteristik fisik-kimia tanahdisajikan pada Tabel l.

Penelitian dilaksanakan pada tahun 2010.Pengukuran potensi biomas pohon E. pellitaumur 4 tahun (tahun tanam Mei 2006) dila-kukan pada Bulan Nopember 2010, se-

dangkan pengukuran potensi biomas tum-buhan bawah dan serasah E. pellita dilakukanpada Bulan Desember 2010.

Tabel l. Karakteristik fisika dan kimiatanah di lokasi penelitian (Soil physical and

chemical attributes at study area)

HorisonNo, Parameter

A (0-ts) B 0s-30)

l. Warna l0 YR 3/3

BJ (9cm3) l,g2

BV (g/cm3) 1,26

pH (HzO) 4,45

N-total (%) 0,21

C Organik (%) 2,92

P-tsd (P Bray I) (ppm) 2,50

KTK (meq/100g) 12,01

Kejenuhan basa (%) 33,20

Kejenuhan Al*** 2,38(meq/100g)

Basa-basa dapat ditukar(meq/100g):

- K 0,62

r0 YR 5/4

2,44

1,48

4,95

0,09

1,87

1,50

10,29

38,75

1,57

1,77-Ca

-Mg

-Na

0,61

I,88

l,l8 1,07

0.44 0.42

Sumber: Supangat, dkk. (2010)

Page 4: PRODUKSI BIOMASA DAN AKTJMULASI HARA PADA LAHAN

Juli 2012

diambil subsampel berupa potongan-potonganberukuran 10 cm, sebanyak + 0,5 kg. Bagiankulit dan daun diambil sampel sebanyak * 0,3kg, mewakili bagian bawah, tengah dan atas

(3 ulangan).Produktivitas serasah diukur dengan per-

alatan penangkap serasah (litter trap) ber-ukuran 1 *', terbuat dari jaring kain strimindengan berukuran luas lubang (mesh) I cm2.

Plot berjumlah 5 kali ulangarl tersebar secara

acak di dalam mikro DAS. Pengamatan dila-kukan setiap bulan sekali, ditimbang berat dilapangan dan berat kering oven (pada suhu70'c).

Perhitungan potensi biomasa tumbuhanbawah dan serasah dilakukan denganpembuatan plot berukuran 0,25 m2, masing-masing sebanyak l0 ulangan ditempatkansecara acak dalam mikro DAS. Definisivegetasi bawah adalah diasumsikan sebagaitanaman semak dan rumput yang memilikitinggi kurang dari I m. Seluruh vegetasibawah dalam plot ditebas dan ditimbang beratdi lapangan (dipisahkan antara bagianranting/kayu dan daun). Subsampel untukanalisis kandungan hara, diambil bagianranting/kayu dan daun masing-masingsebanyak lebih kurang 0,3-0,5 kg (sebanyak 3

ulangan). Seluruh sampel dikering-udarakan,kemudian dimasukkan ke dalam amplopkertas, dan dikirim ke Laboratorium Tanahdan Tanaman SEAMEO-BIOTROP, Bogor,untuk analisis kandungan hara. Analisisdibatasi pada unsur-unsur hara makro, yaituN, P, K, Ca, Mg dan Na.

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan tabulasidata dan disajikan dalam bentuk tabel dangrafik. Data disajikan dalam satuan ton/haatau kg/ha untuk potensi biomasa, persen (%)untuk kandungan hara total (nutrient content),serta k/ha untuk akumulasi hara dalammasing-masing biomasa.

Analisis dan interpretasi data dilakukansecara deskriptif, yaitu dengan membanding-kan potensi biomasa dan akumulasi hara padamasing-masing bagian (kompartemen) bio-masa. Pembahasan dilakukan dengan melihatkontribusi masing-masing bagian terhadap

SLIPANGAT, A.8., DKK.: PRODUKSI BIOMASA tzt

total biomasa, serta membandingkannyadengan hasil penelitian sejenis pada spesiesyang berbeda dari berbagai referensi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Biomasa Hutan

Komunitas vegetasi hutan tanaman terdiridari tanaman pokok dan tumbuhan bawah,sedangkan biomasa di atas tanah (aboveground biomas) terdiri dari biomas hidup(pohon dan tumbuhan bawah) serta biomasmati yaitu serasah di lantai hutan. Hasilpengukuran biomas tanaman hidup E. pellitaumur 4 tahun, tumbuhan bawah serta serasah

hutan disajikan pada TabelZ.Berdasarkan Tabel 2, dapat diketahui

bahwa total biomas tanaman E. pellilc umur 4tahun di Perawang-Riau sebesar 284,4 ton/ha,biomas serasah hutan sebesar 7,08 ton/ha sertatumbuhan bawah sebesar 4,43 ton/ha.Produktivitas serasah yang tajadi adalahsebesar 7,38 ton/ha/th. Urutan kontribusibiomasa dari yang terbesar sampai terkecilpada tanaman E. pellita umur 4 tahun adalahbatang (kayu+kulit) (72,6yo), akar (14,2yo),caban/ranting (9,9%) serta daun (3,7%).

Secara keseluruhan, tanaman pokok E.pellita merupakan penyumbang biomasaterbesar, yaitu 96,loh dari total biomasa diatas tanah. Tumbuhan bawah dan serasahmasing-masing memberikan kontribusimasing-masing sebesar l,5o/o dan 2,4Yo daritotal biomasa di atas tanah pada hutantanaman E. pellita umur 4 tahun.

Besarnya biomasa pohon Eucalyptussangat dipengaruhi spesies, jenis tanah, umurtanaman, iklim serta pengelolaan yangdilakukan. Hasil pengukuran biomasa pohonberbagai spesies Eucallptus di berbagainegara menunjukkan angka yang variatif.Folster dan Khanna (1997) melaporkanspesies E. urograndis umur 4,5 tahun di Indiamenghasilkan biomasa batang kayu + kulitsebesar 88-109 ton/ha, lebih kecildibandingkan hasil penelitian ini. Goncalveset al. (1997)juga melaporkan Eucalypt,s spp.di Brazil umur 8 tahun menghasilkan biomasakayu 43-390 ton/In; E. grandis umur 7 tahun

Page 5: PRODUKSI BIOMASA DAN AKTJMULASI HARA PADA LAHAN

122 J. MANUSIA DAN LINGKI.]NGAN

Tabel 2. Potensi biomas tanaman, tumbuhan bawah dan serasah, serta

di lahan HTI. E. pellita umur 4 tahun (The potenctial of treevegetation and litter, and litter productivity on the E. pellitayears)

Vol. 19, No. 2

produktivitas serasahbiomass, understoreyplantation forest at 4

Biomasa (ton/ha)

Jenis BiomasBatang Daun

cabang/Ranting Akar

Hidup MatiTotal

Pohon (E.pellita)

Serasah

Tumbuhan Bawah

ProduktivitasSerasahl)(ton/halth)

204,9 10,6

Kayu Daun

3,69 3,39

2,20 2,23

Kayu Daun

2,87 4,24

10,318,2 40,4 284,4

7,08

4,43

7,38

Buah

0,27

Keterangan:

') Pengamatan dilakukan selama 6 bulan dari Bulan Juli-Desember 2010

di Afrika Selatan (7 5-200 tor/ha); dan E.

tereticorn,s umur 8 tahun di India (65 tor/ha).Berdasarkan data potensi biomasa di atas,

E. pellita di Provinsi Riau memiliki pertum-buhan yang lebih cepat dibandingkan spesies

Eucalyptus lain di berbagai negara lain.Sebagai contoh, E. urophylla di China umur7,5 tahun hanya mampu menghasilkan bio-masa 34,1 ton/ha (tanpa memasukkan akar)(Xu et al.,2008), sedangkan Goncalves et al.(1997) melaporkan spesies E. grandis dan E.

urophylla umur 4 tahun menghasilkan bio-masa rata-rata 85,6 ton/ha. Hal tersebut ter-cermin pada hasil pengukuran dimensi pohon(tinggi total dan diameter) rata-rata E. pellitaumur 4 tahun di lokasi penelitian, masing-masing mencapai 15,5 m dan 13,6 cm. Angkatersebut lebih besar dibandingkan spesiesEucalyptus lain dari berbagai negara lain,selengkapnya seperti tersaji pada Tabel 3.

Keberadaan vegetasi tumbuhan bawah dilahan hutan tanaman E. pellita umur 4 tahunhanya memberikan kontribusi sekitar 1,5 o

dari total biomasa hidup di atas tanah.Penelitian kuantifikasi biomasa tumbuhanbawah masih sangat sedikit dilakukan. Totalbiomasa tumbuhan bawah (tinggidalam penelitian ini sebesar 4,43 ton/ha.Raison et al. (1985) melaporkan angka yanglebih besar yaitu 9 ton/ha pada spesiesEucalyptus sp. umur 4 tahun di Australia.

Akumulasi biomasa serasah di lantai hutanE. pellita umur 4 tahun sebesar 7,08 ton/ha.O'Connell (1997) melaporkan angka yangsangat variatif mengenai akumulasi serasah dihutan Eucalyptus spp. (umur 2-27 tahun) diAustralia, yaitu antara 0,8-2I,6 ton/ha.Produktivitas serasah dalam penelitian inimemberikan angka rata-rata 7,38 ton/halth.Hasil penelitian Goncalves et al. (2008) padaspesies E. grandis (umur 3-8 tahun) di Brazilmemberikan kisaran angka produktivitasserasah yang hampir sanrr, yaitu 4-8 tor/halth.

Akumulasi Hara

Hasil analisis kandungan hara pada ma-sing-masing bagian (kompartemen) biomasadi hutan tanaman E. pellita umur 4 tahundisajikan pada Tabel 4. Gambar 1. memper-lihatkan grafik besarnya kandungan hara padamasing-masing bagian biomasa.

Berdasarkan Tabel 4. dan Gambar 1. diatas, dapat diketahui bahwa kandungan hararata-rata mulai dari terbesar sampai terkeciladalah serasah, daun, tumbuhan bawah, akar,cabang (ranting), kulit dan batang (kayu).Adapun konsentrasi masing-masing jenisunsur hara mulai yang terbesar sampai terkeciladalah K>N>Ca>P>Na>Mg. Konsentrasiunsur N dan K paling dominan terutamaterdapat pacm. bagian daun. Hal tersebut

Page 6: PRODUKSI BIOMASA DAN AKTJMULASI HARA PADA LAHAN

Juli 2012 SLJPANGAT, A.8., DKK.: PRODUKSI BIOMASA t23

Tabel 3. Dimensi tinggi dan diameter batang pohon dari berbagai spesies Eucallptus (Thedimensions of tree height and diameter of various species of Eucallptus)

Speeles U(t[lt Tinggi (m) Dbh (cm) Lokrsl Referensl

E. grandis

E. terelicornis

E, urophylla

E. grandis

E. grandis

E. globulus

E. pelltta

18,7-23,7 13,3-16,9

13,6-14,6 8,9-10,0

10,6 8,6

20,5 12,3

16,2 12,0

20,5

15,5

6,5

6,5

7,5

6,4

5,5

t0

4,0

India Sankaran et a1.,2008

India Sankaran et a1.,2008

China Xvet a1.,2008

Brazil Goncalves et a1,2008

Afrika duToit et a1.,2008Sclatan

18,3 Australia Mendham eta1.,2008

13,6 Indoncsia Penelitian ini

Keterangan: dbh = diameter setinggi dada (diameter at breast)

Tabel 4. Kandungan hara dalam tiap bagian tanaman E. pellita, vegetasi bawah dan serasah(Nutrient contents in each tree part of E. pellita trees, understorey vegetation andlitter)

No. Baglan tanlman

E, pellita (umur 4 th)

l. Akar

2. Batang

3, Ranting (basah)

4. Ranting (kering)

5. Daun

6. Kulit

Lantal Hutan

7. Tumb. Bawah (kayu)

8. Tumb. Bawah (daun)

9. Serasah

-+-N+-P+-K-x-Ct*-Mg-p'-l,la

Akar Batang R.nlhg O.un KuXl TurD. Tunb. Saf'rdt(nEli) Barah Bewah

(kayu) (daun)

Bagian Blomara (Part of Bloanss)

Gambar 1. Konsentrasi hara pada masing-masing bagian biomasa di lahan hutantanaman E. pellita (Nutrient concentrations in each part of tree biomass atE. pellita plantation forest)

0,60

0,59

0,74

0,73

1,87

0,61

0,64

l,9l1,98

0,21

0,17

0,13

0,14

0,18

0,09

0,18

0,19

0,20

0,94

0,89

1,03

0,96

1,59

0,92

0,93

l,6l1,62

0,36

0,13

0,13

0,15

0,39

0,18

0,14

0,36

0,40

0,06 0,12

0.07 0,13

0,09 0,09

0,08 0,09

0,06 0,08

0,1I 0,1I

0,09 0,12

0,12 0,1I

0,07 0,09

:aj

E ,,0c6

'E 'o€5 r,oac6o5 0,3

!gGI

0.0

Ranlhg(hEup)

Page 7: PRODUKSI BIOMASA DAN AKTJMULASI HARA PADA LAHAN

124 J. MANUSIA DAN LTNGKTINGAN Vol. 19, No. 2

atas, diketahui urutan kontribusi akumulasihara dalam serasah sarna dengan padabiomasa pohon, yaitu dari yang terbesar sam-pai terkecil K>N>Ca>P>Na>Mg. Adapunpada biomasa tumbuhan bawah sedikitberbeda, yang terbesar adalah unsur N denganurutan N>K>Ca>P>Na>Mg. Lugo et al.(1990) meneliti serasah dari 10 spesies

Eucalyptus dan mernberikan kisaran aku-mulasi hara makro sebagai berikut: N (55-187kgiha), P (2-9 kg/ha), K (15-46 kg/ha), Ca(37-208 kg/ha) dan Mg (17-43 kgha). Hasilpenelitian lain oleh Reis el al. (1987) pada

spesies E. grandis umur 3-8 tahun membe-rikan kisaran alarmulasi hara pada serasah

sebesar N (19-52k{ha), P (1-3 kg/ha), K (3-l}kgtla), dan Ca (11-32kgll:a).

KESIMPULAN

Pengetahuan tentang kuantifikasi biomasadan hara yang terkandung dalam biomasatanaman di lahan hutan tanaman E. pellitamerupakan informasi dasar yang pentinguntuk mengetahui karakteristik ekosistemhutan. Informasi ini menjadi bagian dari me-kanisme siklus hara yang perlu diketahuidalam rangka perencanaan teknik pengelolaanhara secara lestari. Hasil pengukuran memper-lihatkan bahwa tanaman E. pellita umur 4tahun memiliki rata-rata tinggi total dandiameter batang masing-masing 15,5 m dan13,6 cm. Total biomasa pohon E. Pellita umur4 tahun sebesar 284,4 ton/ha, tumbuhan ba-wah 4,43 ton/ha dan serasah 7,38 ton/ha,sedangkan produlsi serasah sebesar 7,38 ton/ha/th. Kontribusi biomasa dari yang terbesarsampai terkecil pada tanaman E. pellita umur4 tahun adalah batang (kayu) (72,60/o), alloir(l4,2yo), caban/ranting (9,9%) serta daun(3,7o/o). Total akumulasi hara malao dalambiomasa pohon sebesar 206,6 kg/ha (N); 54,6kdtra (P); 295,4 kglha (K); 54,7 k/ha (Ca);22,lkglha (Mg); dan 38,8 kg/ha (Na). Urutantingkat kandungan hara (dalam %) danakumulasi hara (dalam kg/ha) dalam biomasamulai dari yang terbesar sampai yang terkeciladalah K>N>CDP>Na>Mg.

sejalan dengan spesies E. grandis di Brazildan Afrika Selatan (Goncalves et al., 2008;duToit et a1.,2008), maupun pada spesies Edeglupta di Kalimantan (Ruhiyat, 1993).

Akumulasi hara makro pada biomasatanaman E. pellita umur 4 tahun disajikanpada Tabel 5. dan Gambar 2.

Berdasarkan data Tabel 5. dan grafik Pada

Gambar 2., dapat disimpulkan bahwaakumulasi unsur hara makro (N, P, K, Ca, Mgdan Na) pada biomas pohon E. pellita palingbesar terdapat pada bagian batang (kayu),akar, daun, cabang/ranting basah (hidup) dan

cabanlranting koing (mati). Adapun berda-

sarkan jenis unsur hara, urutan dari yangpaling besar sampai paling kecil adalah

K>N>Ca>P>Na>Mg. Beberapa hasilpenelitian spesies Eucalyptus lain memperli-hatkan urutan yang berbeda. Hasil penelitianXu et al. (2008) terhadap spesies E. urophylladi China, Mendham et al. (2008) pada spesies

E. globulus di Australia maupun Folster danKhanna (1997) pada spesies E. urograndis diChili menghasilkan urutan yang samr, yaituCa>N>K>MgtP.

Biomasa residu (sisa) yang dapat dikem-balikan lagi ke lahan pada proses panen (woodharvesting) yang terdiri dari daurU cabanglranting maupun al<ar, memberikan kontribusihara masing-masing sebesar 72,3 kglha (N);15,9 ton/ha (P); 92,8 k/ha (K); 25,1 kglha(Ca); 6,1 kdhn (Mg); serta 9,2 kdhn (Na).Khusus biomasa akar, tidak banyak penelitianyang menghitung biomasa bawah tanah.Dalam penelitian ini, tanaman E. pellitamemberikan kontribusi biomasa akar sebesar14,20 , serta kontribusi hara masing-masingl3,l%o (N); l7,3oh (P); I4,3oh K); 29,60(Ca); l2,2yo (Mg); dan 13,9o/o (Na) dari totalbiomasa pohon.

Hasil penelitian Reis e/ al. (1987) menye-butkan kisaran konhibusi hara dari akar pohonE. grandis terhadap total biomasa hidup, yaituN (ls-30%); p dan K (10-25%); Ca (8-28%);dan Mg (25-35%).

Akumulasi hara dalam biomasa tumbuhanbawah dan serasah di lantai hutan E. pellitaumur 4 tahun disajikan pada Tabel 6. danGambar 3. Berdasarkan tabel dan gambar di

Page 8: PRODUKSI BIOMASA DAN AKTJMULASI HARA PADA LAHAN

Juli 2012 SUPANGAT, A.B., DKK.: PRODUKSI BIOMASA

-.- N (Kg/ha)

{F P (Kg/ha)

+- K (Kg/ha)

+e- Ca (Kg/ha)

-*- Mg (Kg/ha)

-o- lrta (Kg/ha)

t25

1,0

o-glI,

o

s5

(r(to

C,

3r!G

t,(!

E

J

::l

I

I

II

I

0,1 L---,----T _T.'-Batang Daun Ranting-hidup Ranting-mati Akar Total

Bagian Tanarnan (Part of Treel

Gambar 2. Akumulasi hara pada masing-masing bagian biomasa tanaman E. pellita (Thenutrient accumulations in each part of tree biomass af E. pellita)

Tabel 5. Akumulasi hara pada biomas tanaman E. pellita umur 4 tahun Ohe nutrientaccumulation in hee biomass of E. pellita 4 years)

Bagian TanamanBiomasa

(ton/ha) (kg/ha)

Mg

Batang

Daun

Rtg-basah (hidup)

Rtg-kering (mati)

Akar

Total

204,9

10,6

l g,2

10,3

40,4

284,4

134,3

22,0

15,0

8,4

27,0

206,6

38,7

2,1

2,9

1,5

9,4

54,6

202,6

18,7

20,8

I 1,0

42,2

295,4

29,6

4,6

2,6

7,7

16,2

54,7

15,9 29,6

0,7 0,9

1,8 1,8

0,9 1,0

2,7 5,4

22,1 39,8

100

is0€s80sEr700og60.g -Eg5"840(t4E30G

8.,:0

Akumu,asi ,",";:; -":ffi#;;;:J;;uhan bawah danserasah tanaman E. pellita (The nutrient accumulations in each part ofunderstorey vegetation biomass and litter at E. pellita plantationforest)

--.- N (Kg/ha)

--€- P (Kg/ha)

-a- K {Kg/ha)

+e ca (Kg/ha)

--x- M9 (Kg/tra)

-o- Na (Kg/ha)

Gambar 3.

Page 9: PRODUKSI BIOMASA DAN AKTJMULASI HARA PADA LAHAN

126 J. MANUSIA DAN LINGKLiNGAN Vol. 19, No. 2

Tabel 6. Total biomas dan kandungan hara dalam serasah dan tumbuhan bawah (The totalbiomass and nutrient content in litter and understorey vegetation)

BiomasaNPKCaMgNa(ton/ha) (kg/ha)

Serasah

Tumb. Bawah

7,08

4,43

94,0

56,7

I 1,9

8,2

90,3

56,4

l9,lI l,l

5,3

4,7

6,4

5,1

DAFTAR PUSTAKA

Binkley, D. 1987. Forest nutrition manage-ment. A Willey Interscience Publica-tion. New York Cheichester-Brisbane-Toronto-Singapore.

Caldeira, M.V.W., M.V. Schumacher dan P.

Spathelf. 2002. Quantification of nu-trient content in above-ground biomassof young Acacia mearnsii De Wild.,provenqnce Bodalla. Ann.For.Sci, 59:833-838.

DuToit, 8., S.B. Devoy dan C.W. Smith.2008. Effects of slash and site mana-gement treatments on soil properties,nutrition and growth of a Eucalyptusgrandis plantation in South Africa. In:Nambiar, E.K.S. 2008. Site manage-ment and productivity in tropicalplantation forests. Proceedings ofworkshops in Piracicaba (Brazil) 22-26November 2004 and Bogor (Indonesia)6-9 November 2006. Bogor, Indo-nesia: Center for International ForestryResearch (CIFOR) . pp.63-77 .

Fisher, R.F. dan D. Binkley. 2000. Ecologtand management of forest soils, ThirdEdition. John Wiley and Sons, Inc.Canada: pp.87-239.

Folster, H. dan P.K. Khanna. 1997. Dyna-mics of nutrient supply in plantationsoils. In: Nanrbiar, E.K.S. and A.G.Brown. 1997. Management of Soil,Nutrient and Water in Tropical Plan-tation Forest. ACIAR Monograph No.43. Canberra, Australia. pp.339-378.

Goncalves, J.L.M., N.F. Barros, E.K.S.Nambiar, dan R.F. Novais. 1997. Soiland stand management for short-rotation plantations. In: Nambiar,E.K.S. and A.G. Brown. 1997.Management of Soil, Nutrient and

Water in Tropical Plantation Forest.ACIAR Monograph No. 43. Canberra,Australia . pp. 37 9 -417 .

Goncalves, J.L.M., M.P.C. Wichert, J.L.Gava dan M.I.P. Serrano. 2008. Soil

fertility and growth of Eucalyptusgrandis in Brazil under dffirentresidue management practices. In:Nambiar, E.K.S. 2008. Site manage-ment and productivity in tropicalplantation forests. Proceedings ofworkshops in Piracicaba (Brazil) 22-26November 2004 and Bogor (Indonesia)6-9 November 2006. Bogor, Indone-sia: Center for International ForestryResearch (CIFOR). pp.5 I -62.

Hartemink, A.E. 2005. Nutrient stocks, nu-trient cycling, and soil changes inCocoa ecosystems: A review'. Ad-vances in Agronomy, 86:227 -253.

Lugo, A.E., E. Cuevas, dan M.J. Sanches.1990. Nutrient and mass in litter andtop soil of ten tropical tree plantations.Plant and Soil, 125:263-280.

Marques, R. dan J. Ranger. 1997. Nutrientdynamics in a chronosequence onDouglas-fir (Pseudotsuga menziesiiMirb. Franco) stands on the Beau-jolais Mounts (France). I : Qualitativeapproach. Forest Ecology and Mana-gement 91, 255-277 .

Mendham, D.S., T.S. Grove, A.M. O'Connelldan S.J. Rance. 2008. Impacts ofinter-rotation site management on soilnutrients and plantation productivity inEucalyptus globulus plantations inSouth-Western Australia. In: Nambiar,E.K.S. 2008. Site management andproductivity in tropical plantationforests. Proceedings of workshops inPiracicaba (Brazil) 22-26 November2004 and Bogor (Indonesia) 6-9November 2006. Bogor, Indonesia:

Page 10: PRODUKSI BIOMASA DAN AKTJMULASI HARA PADA LAHAN

Juti 2012

Center for International ForestryResearch (CIFOR) . pp.79-92.

Morikawa, Y. 2003. Mannual of biomassmeasurements in plantation and inregenerated vegetation. Japan

International Forestry Promotion andCooperation Center (IIFPRO) - JapanOverseas Plantation Center ofPulpwood (JOPP). Japan.

O'Connell, A.M. dan K.V. Sankaran. 1997.Organic matter accretion, decompo-sition and mineralisation. I-n: Nambiar,E.K.S. and A.G. Brown. 1997, Mana-gement of Soil, Nutrient and Water inTropical Plantation Forest. ACIARMonograph No. 43. Canberra, Aus-tralia. pp.443-480.

Pagano, M.C., A.F. Bellote, dan M.R. Scotti.2009. Aboveground nutrient compo-nents of Eucalyptus camaldulensis andE. grandis in semiarid Brazil under thenature and the mycorrhizal inoculationconditions. Journal of Forestry Re-search, 20(l): 15-22.

Poggiani, F. 1985. Nutrient cycling in Euca-lyptus and Pinus plantations eco-systems: Silvicultural implications,IPEF, n.31, p.33-40.

Raison, R.J., Khanna, P.K. dan P.V. Woods.1985. Transfer of elements to the at-mosphere during low intensity pres-cribed firo in three Australian subal-pine eucalypt forests. In: Folstfl, H.dan P.K. Khanna, 1997. Dynamics ofnutrient supply in plantation soils.ACIAR Monograph No. 43. Canberra,Australia.

Ranger, J., R. Marques dan M.C. Belgrand.1997. Nutrient dynamics during thedevelopment of Douglas-fir(Pseudotsuga menziesii Mirb.) stand.Acta Ecologica, 18 (2): 73-90.

Reis, M.G.F., N.F. Banos, dan J.P. Kimmins.1987. Nutrient accumulation over agesequences of Eucalyptus grandisW.Hill (ex Meiden) growing on goodand poor cerrado sites, Minas Gerais,Brazil. In: Folster, H. dan P.K. Khan-na. 1997. Dynamics of nutriart sup-

SUPANGAT, A.8., DKK.: PRODUKSI BIOMASA 127

ply in plantation soils. ACIAR Mono-graph No. 43. Canbe,lra, Australia.

Ruhiyat, D. 1993. Dinamika Unsur Hara da-am Pengusahaan Hutan Alam dan HutanTanaman; Siklus Biogeokimia Hutan.Rimba Indonesia, Vol. XVIII no; l-2.

Rutunga, V., N.K. Karanja, C.KK. Gachenedan C. Palrn 1999. Biomass produc-tion and nutrient accumulation by Te-

phrosia wgelii (Hensley) A. Gray andTithonia diversifulia Hook F. followsduring the six-month growth period atMaseno, Western Kenya. Biotechnol.Agron. Soc.Environ, 3(a): 237 -246.

Sankaran, K.V., D.S. Mendhanr, K.C. Chacko,R.C. Pandalai, P.K.C. Pillai, T.S. Grovedan A.M. O'Connell. 2008. Impact ofsite management practices on growth ofEucalptus plantations in the mowoonaltropics in Kerala, India. [n: Nambiar,E.K.S. 2008. Site management andproductivity in hopical plantationforests. Proceedings of workshops inPiracicaba (Brazil) 22-26 November2004 and Bogor (Indonesia) 6-9November 2006. Bogor, Indonesia:Center for International ForestryResearch (CtrOR) . pp.23-37 .

Supangat, A.8., A. Junaedi, Kosasih dankwan. 2010. Kajian dampak penanam-an jenis penghasil kayu pulp terhadaptata dan kualitas air. Laporan HasilPenelitian. Balai Penelitian Hutan Peng-hasil Serat. Badan Litbang Kehutanan.Kuok-Riau. (tidak dipublikasikan).

Xu, D.P., Z.J.Yang dan N.N. Ztnng. 2008.Effects of site management on treegrowth, aboveground biomass produc-tion and nutrient accumulation of asecond-rotation plantation of Eucalyp-tus urophylla in Guangdong Province,China. In: Nambiar, E.K.S. 2008. Sitemanagement and productivity in tropi-cal plantation forests. Proceedings ofworkshops in Piracicaba (Brazil) 22-26November 2004 and Bogor (Indonesia)6-9 November 2006. Bogor, Indo-nesia: Center for International ForestryResearch (CIFOR) . pp.39-49