problematik pembelajaran bahasa indonesia tingkat sma …

34
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/344388346 PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Article · January 2013 CITATIONS 0 READS 105 1 author: Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Metode Lekat dalam Pembelajaran Menulis Puisi View project Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia View project Rustam Efendy Rasyid Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang 10 PUBLICATIONS 0 CITATIONS SEE PROFILE All content following this page was uploaded by Rustam Efendy Rasyid on 26 September 2020. The user has requested enhancement of the downloaded file.

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/344388346

PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA DI

KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Article · January 2013

CITATIONS

0READS

105

1 author:

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Metode Lekat dalam Pembelajaran Menulis Puisi View project

Problematika Pembelajaran Bahasa Indonesia View project

Rustam Efendy Rasyid

Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang

10 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Rustam Efendy Rasyid on 26 September 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.

Page 2: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

1

PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA

DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

H. RUSTAM EFENDY RASYID

H. ABD. RASYID YUNUS

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG

2013

Page 3: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

2

Page 4: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam

kehidupan bangsa Indonesia. Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai

suku bangsa. Setiap suku bangsa tersebut memiliki bahasa daerah. Oleh karena itu,

untuk keperluan berkomunikasi antarsuku bangsa diperlukan bahasa perantara (lingua

franca).

Bahasa perantara yang terpilih adalah bahasa Indonesia. Hal ini dibuktikan

melalui salah satu pernyataan Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi, “Kami putra dan

putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Hal ini

mengandung pengertian bahwa bahasa Indonsia berkedudukan sebagai bahasa

nasional. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 tercantum pula pasal 36 (Bab XV)

mengenai kedudukan bahasa Indonesia yaitu sebagai bahasa negara. Dengan

demikian, bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional sesuai dengan

Sumpah Pemuda 1928 dan berkedudukan sebagai bahasa Negara sesuai dengan

Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam kedudukannnya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai (1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat

perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya, dan (4) alat yang

Page 5: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

4

memungkinkan penyatuan berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial

budaya dan bahasanya masing - masing ke dalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

Sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, bahasa Indonesia mencerminkan

nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan penuturnya. Atas dasar

kebanggan ini, bahasa Indonesia dipelihara dan dikembangkan. Sebagai lambang

identitas nasional, bahasa Indonesia perlu dijunjung sehingga memiliki identitas.

Sebagai alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarsuku bangsa,

bahasa Indonesia menjadi alat komunikasi yang penting bagi penuturnya dalam

wilayah Indonesia sehingga setiap orang dapat leluasa menjelajahi wilayah Indonesia

tanpa ada kendala bahasa. Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional,

bahasaIndonesia sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai

suku bangsa yang memiliki latar belakang sosial budaya dan bahasa yang berbeda-

beda.

Di dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia berfungsi

sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan; (2) bahasa pengantar di dunia pendidikan, (3)

alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan

pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu

pengetahuan, dan teknologi. Sebagai bahasa resmi kene garaan, bahasa Indonesia

dipakai di dalam berbagai kegiatan kenegaraan, baik dalam bentuk lisan maupun

dalam bentuk tulisan. Sebagai bahasa pengantar di dunia pendidikan, bahasa

Indonesia digunakan di lembaga-lembaga pendidikan mulai taman kanak-kanak M

sampai dengan perguruan tinggi di seluruh Indonesia, kecuali di daerah-daerah,

Page 6: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

5

seperti di Pulau Jawa, daerah Sunda dan Jawa yang menggunakan bahasa daerahnya

sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga pendidikan dasar.

Sehubungan dengan fungsinya yang ketiga, bahasa Indonesia adalah alat

perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan

pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan pemerintah. Dalam

kedudukannya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia sebagai alat pengembangan

kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan, dan teknologi. Dengan kata lain, bahasa

Indonesia adalah satu-satunya alat yang memungkinkan bangsa Indonesia membina

dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa sehingga memiliki ciri-

ciri dan identitasnya sendiri, yang membedakannya dari kebudayaan daerah.

Mencermati penjelasan di atas, tergambar betapa pentignya penguasaan bahasa

Indonesia khususnya bagi warna negara Indonesia, dan betapa pentignya anak-anak

bangsa ini belajar bahasa Indonesia. Namun, kenyataan saat ini menunjukkan bahwa

pembelajaran bahasa Indonesia di berbagai jenjang pendidikan selama ini sering

diaggap kurang penting dan dianaktirikan oleh para guru, apalagi pada guru yang

pengetahuan kebahasaannya rendah.

Hal ini menyebabkan mata pelajaran yang idealnya menarik dan besar sekali

manfaatnya bagi para siswa ini disajikan hanya sekedar memenuhi tuntutan

kurikulum, kering, kurang hidup, dan cenderung kurang mendapat tempat di hati

siswa. Padahal, bila kita kaji secara mendalam, tujuan pembelajaran bahasa Indonesia

di sekolah dimaksudkan untuk menumbuhkan keterampilan, rasa cinta, dan

penghargaan para siswa terhadap bahasa dan sastra Indonesia. Dengan demikian,

Page 7: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

6

tugas guru bahasa Indonesia tidak hanya memberi pengetahuan (aspek kognitif),

tetapi juga keterampilan (aspek psikomotorik) dan menanamkan rasa cinta (aspek

afektif), baik melalui kegiatan di dalam kelas ataupun di luar kelas.

Disertasi yang berjudul “Problematik Pembelajaran Bahasa Indonesia

Tingkat SMA di Kabupaten Sidenreng Rappang“ ini hendak mengulas beberapa hal

yang berkait dengan realitas bahasa Indonesia saat ini, dampaknya terhadap

pembelajaran, serta alternatif jalan keluarnya. Ulasan ini diharapkan dapat

menggugah kembali kesadaran kita untuk menempatkan pembelajaran bahasa

Indonesia pada tempat yang layak dan sejajar dengan mata ajar lainnya.

B. Rumusan Masalah

Berpedoman pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut.

1. Problematik apa sajakah yang terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia

tingkat SMA di Kabupaten Sidenreng Rappang?

2. Bagaimanakah sebaiknya solusi yang ditempuh oleh guru, pihak sekolah,

dan Dinas Pendidikan dalam mengatasi problematik pembelajaran bahasa

Indonesia tingkat SMA di Kabupaten Sidenreng Rappang.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang:

1. Problematik pembelajaran bahasa Indonesia tingkat SMA di Kabupaten

Sidenreng Rappang.

Page 8: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

7

2. Solusi yang dapat ditempuh oleh guru, pihak sekolah, dan Dinas

Pendidikan dalam mengatasi problematik pembelajaran bahasa Indonesia

tingkat SMA di Kabupaten Sidenreng Rappang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberi

manfaat sebagai berikut.

a. Memberikan gambaran tentang problematik yang dihadapi oleh guru dalam

pembelajaran bahasa Indonesia tingkat SMA di Kabupaten Sidenreng

Rappang.

b. Memberikan gambaran tentang upaya yang ditempuh oleh guru, pihak

sekolah, dan Dinas Pendidikan dalam mengatasi problematik pembelajaran

bahasa Indonesia tingkat SMA di Kabupaten Sidenreng Rappang.

c. Memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia di Kabupaten Sidenreng Rappang.

d. Memberikan masukan kepada pengambil kebijakan di bidang pendidikan,

khususnya pendidikan Bahasa Indonesia untuk menyusun program dan

menentukan kebijakan yang berkaitan dengan hasil penelitian ini pada masa-

masa selanjutnya.

e. Menjadi acuan bagi peneliti-peneliti yang akan mengadakan penelituan yang

sejenis pada masa yang akan datang.

Page 9: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

8

E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran

wajib pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas dan menjadi salah satu

mata pelajaran penentu kelulusan siswa. Akan tetapi, pada dasarnya pembelajaran

bahasa Indonesia tidak hanya menghendaki siswa mencapai nilai maksimal dalam

tiap ujian, akan tetapi pembelajaran bahasa Indonesia menghendaki siswa

memiliki rasa bangga dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia.

Ruang lingkup penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia tingkat SMA di Kabupaten

Sidenreng Rappang.

2. Problematik yang dihadapi guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia tingkat

SMA di Kabupaten Sidenreng Rappang.

3. Alternatif pemecahan yang sebaiknya ditempuh oleh guru, pihak sekolah,

Dinas Pendidikan dalam mengatasi problematik bahasa Indonesia tingkat

SMA di Kabupaten Sidenreng Rappang.

F. Batasan Istilah

Guna membatasi penggunaan istilah dalam disertasi ini, maka penulis

memberikan batasan istilah sebagai berikut.

Problematik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah permasalahan

yang dihadapi oleh guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia tingkat SMA di

Kabupaten Sidenreng Rappang.

Page 10: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjaun Pustaka

1. Bahasa Indonesia dalam pembangunan bangsa

Pernyataan sikap "bertanah air satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu

bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia" dalam

Kongres Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan perwujudan politik bangsa Indonesia

yang menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) bangsa

Indonesia.

Bahasa Indonesia telah menyatukan berbagai lapisan masyarakat ke dalam

satu-kesatuan bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia mencapai puncak perjuangan

politik sejalan dengan perjuangan politik bangsa Indonesia dalam mencapai

kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Hal ini dibuktikan dengan dijadikannya

bahasa Indonesia sebagai bahasa negara (pasal 36 UUD 1945), juga pada hasil

amandemen UUD, Agustus 2002).

Kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa negara telah

menempatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni

(ipteks). Ipteks berkembang terus sejalan dengan perkembangan yang terjadi dalam

kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia. Perkembangan ipteks yang didukung

oleh perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (seperti internet, e-mail, e-

Page 11: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

10

business, e-commerce, TV-edukasi, dan lain-lain) melaju dengan pesat terutama

memasuki abad ke-21 sekarang.

Di sisi lain, perkembangan bahasa Indonesia terasa belum seimbang dengan

perkembangan ipteks dan zamannya. Pengalihan konsep-konsep ipteks dari bahasa

asing terutama bahasa Inggris belum seluruhnya dapat dicarikan padanannya dalam

bahasa Indonesia. Sebagai akibatnya, kosakata dan istilah asing itu mengalir deras ke

dalam khasanah kosakata bahasa Indonesia. Dengan demikian, peran strategis bahasa

Indonesia sebagai bahasa peradaban modern masih memerlukan pengembangan yang

lebih serasi dan serius sesuai dengan perkembangan ipteks.

Dalam rangka menuju ke arah peradaban modern, kita perlu memahami,

menguasai, dan mengembangkan konsep-konsep ipteks modern, yang pada umumnya

masih tertulis dalam bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Agar konsep-konsep

ipteks modern tidak hanya diserap oleh mereka yang memahami bahasa asing yang

jumlahnya tentu tidak sebanding dengan jumlah anggota masyarakat Indonesia yang

memerlukannya dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, maka

penyebarluasan konsep-konsep ipteks modern itu harus dilakukan dengan

menggunakan bahasa Indonesia.

Dalam rangka lebih memasyarakatkan peristilahan modern itu, istilah-istilah

yang telah berhasil disusun kemudian diolah lebih lanjut menjadi berbagai kamus

istilah. Tentu saja, selain mengandung padanan istilah dalam bahasa Indonesia,

kamus istilah itu juga mencantumkan rumusan atau penjelasan setiap istilah yang

dicantumkan.

Page 12: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

11

Sampai sekarang, telah berhasil disusun tidak kurang dari 40 buah kamus

istilah (Permadi, 2012). Penerbitan daftar dan kamus istilah itu sangat penting dan

bermanfaat dalam rangka memasyarakatkan dan menyebarluaskan perangkat istilah

yang sudah dibakukan. Jika upaya penerbitan dan publikasi itu tidak dilakukan, maka

hasil penyusunan dan pembakuan istilah itu akan tetap tertinggal sebagai harta karun.

Para ilmuwan dari berbagai disiplin diharapkan menggunakan istilah yang

telah dibakukan itu dengan taat asas. Oleh karena itu, harus pula diupayakan adanya

arus balik yang dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam proses pengembangan

bahasa selanjutnya.

Dipandang dari segi pembinaan dan pengembangan bahasa, masuknya istilah-

istilah yang sudah dibakukan itu ke dalam buku ajar, makalah, laporan penelitian,

jurnal-jurnal ilmiah, karangan-karangan ilmiah lainnya, dan media komunikasi dan

informasi merupakan langkah berikutnya yang tidak dapat ditawar-tawar lagi.

Bahasa Indonesia memiliki dua sifat utama yang menguntungkan, yaitu bentuk

yang sederhana sehingga mudah dipelajari dan kelenturan (fleksibel) untuk

dikembangkan. Hal ini didukung oleh latar belakang sejarah kebahasaan yang kuat.

Kaum cerdik-cendekia yang hidup pada zaman kemerdekaan pun, pada

umumnya yakin bahwa bahasa Indonesia mempunyai kemampuan berkembang luas

dengan cepat di tanah air ini, dari Sabang sampai Merauke. Danzer Carr misalnya,

berkeyakinan bahwa bahasa Indonesia dapat menggantikan kedudukan bahasa Inggris

di Asia. Bahasa Indonesia tidak diragukan lagi kemampuannya untuk menjadi bahasa

ipteks modern.

Page 13: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

12

Bahasa ragam ipteks itu harus hemat dan cermat karena menghendaki respons

yang pasti dari pendengar dan pembacanya. Kaidah-kaidah sintaktis dan bentukan-

bentukan bahasa dan ranah penggantinya harus mudah dipahami. Kehematan

penggunaan kata, kecermatan dan kejelasan sintaktis yang berpadu dengan

penghapusan unsur-unsur yang bersifat pribadi dapat menghasilkan ragam ipteks

yang umum.

Kalimat ipteks yang panjang-panjang hanya dapat direspons secara langsung

oleh pembaca yang terlatih. Pembaca dan penyimak ragam bahasa ipteks itu

diharapkan tidak memperoleh informasi yang keliru. Kelugasan, keobjektifan, dan

keajegan/konsistensi bahasa ipteks itulah yang membedakannya dengan bahasa

ragam sastra yang subjektif, halus, dan lentur, sehingga interpretasi pembaca yang

satu kerapkali sangat berbeda dengan interpretasi dan apresiasi pembaca lainnya.

Ihwal pengembangan bahasa Indonesia ragam ipteks, hal itu dapat

dihubungkan dengan klasifikasi bidang ilmu yang lazim berlaku di Indonesia, yaitu

ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, dan ilmu pengetahuan budaya.

Yang menjadi masalah sekarang adalah unsur ip (ilmu pengetahuan) pada ipteks itu

merujuk pada bidang ilmu yang mana? Apalagi sekarang ini telah berkembang

teknologi komunikasi dan informasi, seperti internet, e-mail, e-business, e-commerce,

cybertechnology, teleducation, cybercity, dan lain-lain.

Berdasarkan pemakaian kata ilmu pengetahuan sebagai padanan kata science

(s) dengan muatan makna natural science, maka unsur ip pada kata ipteks itu merujuk

pada ilmu pengetahuan alam. Dengan demikian, bahasa Indonesia ragam ipteks itu

Page 14: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

13

adalah bahasa Indonesia yang digunakan dalam bidang ilmu pengetahuan alam dan

teknologi (science and technology).

Upaya pengembangan konsep ipteks modern dalam bahasa Indonesia itu hanya

mungkin dapat dilakukan dengan baik apabila istilah-istilah yang biasa digunakan

dalam bidang ipteks itu sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Hal itu

berarti, untuk dapat mengembangkan bahasa Indonesia menjadi ragam ipteks,

langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyusun peristilahannya.

Untuk keperluan itulah Pusat Bahasa yang ada sekarang, dengan bantuan

sejumlah pakar perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian di Indonesia telah

berhasil menyusun peristilahan untuk berbagai bidang ilmu, dengan memberikan

prioritas pada empat bidang ilmu dasar, yakni fisika, kimia, biologi, dan matematika.

Keempat bidang ilmu dasar itu masing-masing diberi judul Glosarium Fisika,

Glosarium Kimia, Glosarium Biologi, dan Glosarium Matematika.

Di tengah perubahan sosial-politik dan teknologi informasi serta komunikasi

yang ada sekarang, apalagi menuju bahasa Indonesia menjadi peradaban modern,

para pakar dari berbagai disiplin ilmu harus bahu-membahu menjadikan bahasa

Indonesia sejajar dengan bahasa asing lainnya, terutama bahasa Inggris.

Kita ambil contoh kata valid yang dipungut dari bahasa Inggris. Orang Inggris

menyerap kata itu dari kata validus dari bahasa Latin. Dengan menggunakan proses

morfologis bahasa Inggris, terbentuklah kata-kata validity, validate, validly, dan

validness. Kata-kata itu dalam kamus bahasa Inggris ada dalam satu lema (entry).

Page 15: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

14

Jika kita bandingkan kata-kata pungut dalam kamus bahasa Inggris dengan

kata pungut dalam kamus bahasa Indonesia, maka akan terlihat adanya perbedaan

yang mencolok. Dalam rangka mengembangkan kosakata bahasanya, orang Inggris

mempertahankan sistem dan kaidah kebahasaannya secara konsisten. Sikap bahasa

yang demikian itu tidak tampak dalam kamus-kamus bahasa Indonesia, termasuk

Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam edisi terbarunya. Kata valid dan validitas

diserap langsung dari bahasa Inggris tanpa mengalami proses morfologis bahasa

Indonesia, sehingga kedua kata tersebut merupakan dua lema yang berbeda.

Untuk kata valid itu, para leksikograf Kamus Besar Bahasa Indonesia tidak

menurunkan kevalidan sebagai padanan kata validness. Bahkan akhir-akhir ini kita

sering mendengar dan membaca pemakaian kata validasi sebagai padanan kata

validation. Penyerapan kata validate sangat sulit bahkan tidak mungkin dilakukan

tanpa proses morfologis bahasa Indonesia. Dengan menggunakan kaidah morfologi

bahasa Indonesia, dapat diturunkan kata memvalidkan. Dengan menggunakan kaidah

morfologi bahasa Indonesia, penyerapan itu sesungguhnya dapat berlangsung lebih

mudah dan konsisten Dari kata valid dapat diturunkan kata-kata kevalidan,

memvalidkan, pemvalidan, dan secara valid, yang merupakan sinonim kata

keabsahan, mengabsahkan, pengabsahan, dan secara absah.

Dari uraian di atas dapat disenaraikan karakteristik bahasa Indonesia ragam

ipteks sebagai berikut. Pertama, kelugasan dan kecermatan yang menghindari segala

macam kesamaran dan ketaksaan (ambiguity). Kedua, keobjektifan yang sedapat

mungkin tidak menunjukkan selera perseorangan (impersonal). Ketiga, pembedaan

Page 16: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

15

dengan teliti, nama, ciri, atau kategori yang mengacu ke objek penelitian atau

telaahnya agar tercapai kecermatan dan ketertiban bernalar. Keempat, penjauhan

emosi agar tidak mencampurkan perasaan sentimen dalam tafsirannya. Kelima,

kecenderungan membakukan makna kata dan ungkapannya dan gaya pemeriannya

berdasarkan perjanjian. Keenam, langgamnya tidak bombastis atau dogmatis, dan,

ketujuh, penggunaan kata dan kalimat dengan ekonomis agar tidak lebih banyak

daripada yang diperlukan.

Menjelang 28 Oktober 2013 kita berada pada jarak 85 tahun dari para

pendahulu kita yang sangat peduli terhadap martabat bahasa Indonesia itu. Marilah

kita bersama-sama merefleksi kembali apakah keyakinan, kebulatan semangat

kebangsaan (nasionalisme) untuk mempersatukan berbagai kelompok masyarakat,

sehingga bahasa Indonesia sebagai sarana penghubung antarsuku, antardaerah,

anatarbudaya, dan sarana pengembangan ipteks modern itu digunakan dengan sebaik-

baiknya? Malu, rasanya aku jadi bangsa Indonesia (Taufiq Ismail), kita yang hidup di

alam kemerdekaan dengan kecanggihan teknologi komunikasi dan informasi

sekarang tidak dapat memanfaatkan peluang untuk mempersatukan seluruh

komponen masyarakat dan bangsa ini. Namun, ada satu harapan baru ketika para

pemuda kita tiga belas tahun lalu, bersamaan dengan peringatan Sumpah Pemuda

2000 telah diikrarkan adanya Sumpah Internet Pemuda, yang dapat diakses langsung

dari seluruh pelosok tanah air. Ini merupakan sebuah upaya nyata agar masyarakat

dan bangsa kita di tengah krisis multidimensional sekarang tidak terpecahpecah dan

berakibat pada disintegrasi bangsa. Oleh karena itu, perlu dukungan dan tindak lanjut

Page 17: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

16

dari berbagai kelompok masyarakat, seperti elite politik, pemerintah, lembaga

swadaya masyarakat, pers, para pemuda, dan mahasiswa agar Sumpah Internet

Pemuda tersebut dapat diimplementasikan menuju peradaban modern.

2. Mengapa bahasa Indonesia perlu dipelajari?

wikipedia : “ Bahasa adalah penggunaan kode yang merupakan gabungan

fonem sehingga membentuk kata dengan aturan sintaks untuk membentuk kalimat

yang memiliki arti.” Sekarang yang menjadi pertanyaan, mengapa kita harus belajar

bahasa indonesia?

Alasannya adalah, betapa pentingnya sebuah bahasa dalam kehidupan sehari-

hari. Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang dipakai di Indonesia. Pertanyaannya

sekarang apakah bahasa Indonesia kita sudah baik dan benar?

Kita sebagai warga Negara Indonesia pasti sadar diri, betapa banyaknya

ragam bahasa di Indonesia. Lain daerah lain bahasa, orang Bugis memiliki bahasa

sendiri, orang Makassar memiliki bahasa sendiri, orang Mandar memiliki bahasa

sendiri, dan ragam bahasa itu menjadi kebanggaaan kita sebagai warga Negara

Indonesia.

Ada beberapa alasan, kenapa kita perlu belajar bahasa Indonesia:

a. Bahasa menunjukkan bangsa

Sebuah ungkapan atau sebuah pepatah yang memakai 2 unsur atau kata pokok

yaitu bahasa dan bangsa. Dari dua unsur dapat disimpulkan 3 arti yaitu:

1) tabiat seseorang dapat dilihat dari cara bertutur kata mereka;

2) kesopansantunan seseorang menunjukkan asal keluarganya; dan

Page 18: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

17

3) bahasa yang sempurna menunjukkan peradaban yang tinggi dari bangsa pemilik

bahasa tersebut.

(Azis, 2010)

Kita bangga di dalam bahasa Indonesia kita diberikan pilihan bahasa (diksi),

misalnya saja penggunaan kata kamu, Anda, Abang, Kakak, Bapak dan lain

sebagainya. Kita dapat memilih dengan siapa kita bicara, misalnya kita bicara dengan

orang yang lebih tua dari kita maka kita dapat memilih kata Anda, Abang, Kakak

atau Bapak. Jika dibandingkan dengan penggunaan kata “You” dalam bahasa

Inggris, bagaimanakah mereka menggunakan kata itu? Kalau di Indonesiakan bisa

berarti tidak sopan.

b. Ilmu Pengetahuan

Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan itu kita harus belajar bahasa Indonesia.

Sejak kecil kita sekolah mulai dari sekolah di tingkat dasar, menengah, atas dan

sampai kuliah. Ilmu itu di ajarkan dalam bahasa Indonesia. Kalau dulu kita belajar

dari orang lain, kini giliran kita untuk mengajarkan kepada orang lain. Bagaimana

kita dapat mengajarkan kepada orang lain sedangkan bahasa Indonesia kita

berantakan. Apakah ada media lain selain bahasa tulisan untuk kita berbagi ilmu

pengetahuan ? tentu tidak, maka dari itu kita di tuntut untuk melatih agar bahasa

Indonesia kita baik dan sesuai dengan EYD. Kita tidak dituntut 100% baik dalam

EYD tetapi separuhnya juga boleh dan yang paling penting selalu berlatih.

Page 19: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

18

c. Ingin menjadi orang berhasil, perlu belajar bahasa Indonesia

Untuk menjadi orang berhasil, baik itu menjadi professor, ilmuan, kepala

pemerintahan, menteri, wakil rakyat, Gubernur, Bupati, menajer perusahaan, dan lain

sebagainya, maka di tuntut untuk bisa berkomunikasi baik itu lisan maupun tulisan.

Bahasa apa yang di gunakan untuk berkomunikasi ? Kalau tinggalnya di Indonesia

maka bahasa Indonesia adalah penting untuk di pelajari.

d. Sebelum mempelajari struktur bahasa Asing, pelajari dulu struktur bahasa

sendiri.

Jadi aneh kalau orang Indonesia bahasa Inggrisnya baik dan struktur

bahasanya bagus, tapi di kasih untuk menulis dalam bahasa Indonesia jadi

berantakan. Maka dari itu, pondasi awal untuk mempelajari bahasa asing baik itu

bahasa Inggris, Jerman, Belanda, Jepang dan lain sebagainya maka dari itu pelajari

dulu struktur bahasa Indonesia dulu baru lanjut belajar strukrur bahasa Asing.

3. Problematik pembelajaran bahasa Indonesia

Negara Indonesia terdiri dari berbagai suku yang tinggal di beberapa pulau.

Negara Indonesia memiliki bahasa persatuan yaitu Bahasa Indonesia. Bahasa

Indonesia sebagai bahasa persatuan sangat penting kedudukannya dalam kehidupan

masyarakat. Oleh sebab itu, Bahasa Indonesia diajarkan sejak kelas I SD. Bahasa

Indonesia sebagai alat komunikasi yang dijadikan status sebagai bahasa persatuan

sangat penting untuk diajarkan sejak anak-anak.

Bahasa Indonesia tidak akan terlepas dari kebudayaan bangsa Indonesia karena

bahasa Indonesia dijadikan alat berkomunikasi dengan berbagai suku di tanah air.

Page 20: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

19

Bahasa Indonesia memang diajarkan sejak anak-anak, tetapi model pengajaran yang

baik dan benar tidak banyak dilakukan oleh seorang pengajar.

Metode pengajaran bahasa Indonesia tidak dapat menggunakan satu metode

karena bahasa Indonesia sendiri yang bersifat dinamis. Bahasa sendiri bukan sebagai

ilmu tetapi sebagai keterampilan sehingga penggunaan metode yang tepat perlu

dilakukan. Pencarian penulis di beberapa artikel baik melalui internet mapun

perpustakaan daerah belum banyak ditemukan hasil-hasil penelitian metode terbaik

pengajaran bahasa Indonesia.

Pengajar bahasa memiliki suatu kewajiban untuk mempertahankan keberadaan

bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan sekaligus memperjuangkan bahasa

Indonesia dapat diterima dan membuat tertarik bangsa lain untuk mempelajarinya.

Oleh sebab itu, pengajaran yang baik menjadi tanggung jawab para pengajar bahasa.

Demokratisasi pembelajaran, yang dimulai sejak pendekatan KBK

(Kurikulum Berbasis Kompetensi) yang direvisi menjadi kurikulum 2006, telah

membawa tantangan baru bagi profesi guru. Menurut Komisi Internasional tentang

Pendidikan di Abad ke-21 UNESCO (Ishaq, 2012) aneka perubahan besar dalam ilmu

dan teknologi dewasa berimplikasi pada penyiapan tenaga guru.

Di abad ini sumber-sumber informasi telah berkembang pesat di luar sekolah

dengan cara yang begitu menarik dan ketika memasuki sekolah siswa sudah memiliki

kekayaan informasi itu. Pesan-pesan media yang dikemas dalam bentuk hiburan,

iklan, atau berita sungguh menarik para siswa dan ini bertolak belakang dengan

pesan-pesan yang dikemas para guru dalam pembelajaran di kelas (Ishaq, 2012).

Page 21: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

20

Pada pembelajaran bahasa Indonesia di tingkat sekolah dasar hingga sekolah

menengah atas sangat mengandalkan penggunaan metode-metode yang aplikatif dan

menarik. Pembelajaran yang menarik akan memikat anak-anak untuk terus dan betah

mempelajari bahasa Indonesia sebagai bahasa ke-2 setelah bahasa ibu. Apabila siswa

sudah tertarik dengan pembelajaran maka akan dengan mudah meningkatkan prestasi

siswa dalam bidang bahasa.

Tidak dapat disangkal bahwa di sebagian siswa, pembelajaran bahasa

Indonesia sangat membosankan karena mereka sudah merasa bisa dan penyampaian

materi yang kurang menarik sehingga secara tidak langsung siswa menjadi lemah

dalam penangkapan materi tersebut.

Penulis yang pernah sebagai sebagai guru bahasa Indonesia di sekolah dasar

sangat merasakan problem pembelajaran yang terjadi selama ini. Penulis juga

menemui kasus serupa ketika mengajar di bangku sekolah menengah atas. Oleh sebab

itu, penulis berusaha melakukan perubahan-perubahan dalam pembelajaran bahasa

Indonesia di dalam kelas.

4. Hakikat pembelajaran bahasa

Dalam pembelajaran bahasa, ada empat aspek keterampilan yang harus

dikuasai, ada keterampilan menyimak/mendengarkan, membaca, menulis, dan

berbicara. Semua aspek keterampilan tersebut mempunyai ranah sendiri-sendiri.

Namun, keempat keterampilan tersebut selalu berkaitan antara yang satu dengan yang

lainnya.

Page 22: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

21

Dalam pembelajaran bahasa tidak terlepas dari sebuah pendekatan, metode,

dan teknik. Kita sering dikacaukan dengan ketiga istilah tersebut (pendekatan,

metode, dan teknik). Ketiga istilah ini pada dasarnya mempunyai pengertian yang

berbeda yang berada dalam kerangka yang hierarkis. Pendekatan sebagai suatu

kerangka umum yang akan dijabarkan ke dalam metode, kemudian secara operasional

akan diwujudkan ke dalam teknik pembelajaran.

Ketiga kerangka konsep tersebut menurut Antony(1963:65) dalam Brown

(2001:34) dapat dianyatakan pendekatan diartikan sebagai tingkat asumsi atau

pendirian mengenai bahasa dan pengajaran bahasa, atau dapat dikatakan dengan

falsafah bahasa. Pendekatan mengacu pada teori-teori tentang hakikat bahasa dan

pembelajaran bahasa sebagai sumber atau prinsip pengajaran bahasa. Pendekatan

bersifat aksiomatis, dalam arti kebenaran teori linguistic dan teori belajar bahasa yang

digunakan tidak dipersoalkan lagi.

Metode (method) dalam pengajaran bahasa diartikan sebagai perencanaan

secara menyeluruh untuk menyajikan materi pelajaran secara teratur. Tidak ada satu

bagian pun dari perencanaan pengajaran yang bersifat kontradiktif. Metode bersifat

procedural, dalam arti penerapan satu metode hendaknya dilakukan melalui langkah-

langkah yang teratur dan bertahap dimulai dari penyusunan perencanaan pengajaran,

penyajian pengajaran, dan penilaian hasil berlajar dan proses belajar mengajar.

Teknik (technique) dalam pengajaran bahasa mengacu pada pengertian

implementasi perencanaan pembelajaran di depan kelas. Teknik pembelajaran berupa

Page 23: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

22

berbagai macam cara dan kiat untuk menyajikan pelajaran dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran.

Bertolak Dari uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa ketiga istilah tersebut

berada dalam suatu rentangan (continuum) mulai yang bersifat umum hingga khusus.

Maksudnya pendekatan merupakan landasan konseptual sebagai tesis yang dapat

digunakan sebagai kerangka pemilihan prosedur dan teknik pembelajaran yang sesuai

dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Dengan demikian konsep, prinsip, atau

teori sebagai suatu pendekatan harus diwijudkan dalam keseluruhan proses

pembelajaran bahasa (Strevens, 1977:53). Pendekatan terealisasikan dalam setiap

tahapan pembelajaran mulai dari tahap perencanaan, implementasi, dan evaluasi.

Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya bertujuan membekali peserta

didik kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien dalam bahasa Indonesia

lisan dan tulis. Perubahan atau pergantian kurikulum selalu menimbulkan masalah

dan kebingungan bagi semua yang terlibat dalam kegiatan pendidikan, terutama guru.

Apa pun kurikulumnya, guru bahasa Indonesia harus berpegang teguh pada tujuan

pembelajaran bahasa Indonesia. Guru perlu terus berusaha meningkatkan

kemampuannya dan terus belajar untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didik.

Karena kurikulum yang akan berlaku yang akan datang adalah kurikulum 2013, guru

perlu mengenal, mempersiapakan diri, dan menyiasati kurikulum ini.

Standar kompetensi lulusan pada mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya

SMA/MA program IPA dan IPS meliputi;

Page 24: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

23

1. Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian berita, laporan, saran,

berita, pidato, wawancara, diskusi, seminar, dan pembacaan karya sastra

berbentuk puisi, cerita rakyat, drama, cerpen, dan novel.

2. Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan

informasi dalam kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita, presentasi hasil

penelitian, serta mengomentari pembacaan puisi dan pementasan drama.

3. Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis teks

nonsastra berbentuk grafik, table, artikel, tajuk rencana, teks pidato, serta teks

sastra berbentuk puisi, hikayat, novel, biografi, puisi kontemporer, karya sastra

berbagai angkatan dan sastra Melayu klasik.

4. Menulis

Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran,

perasaan, dan informasi dalam bentuk teks narasi, deskripsi, eksposisi,

argumentasi, teks pidato, proposal, surat dinas, surat dagang, rangkuman,

ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan berbagai karya sastra

berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik, dan esei.

Page 25: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

24

Program Bahasa meliputi:

1. Mendengarkan

Memahami wacana lisan dalam kegiatan pidato, ceramah/khotbah, wawancara,

diskusi, dialog, penyampaian berita, presentasi laporan.

2. Berbicara

Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, informasi, dan

pengalaman dalam kegiatan presentasi hasil penelitian, laporan pembacaan buku,

dan presentasi program, bercerita, wawancara, diskusi, seminar, debat, dan pidato

tanpa teks.

3. Membaca

Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis berbentuk

esei, artikel, dan bigrafi.

4. Menulis

Mengungkapkan pikiran dan informasi dalam wacana tulis berbentuk teks

deskripsi, narasi, eksposisi, persuasi dan argumentasi, ringkasan/rangkuman,

laporan, karya ilmiah, makalah, serta surat lamaran.

5. Kebahasaan

Memahami dan menggunakan berbagai komponen kebahasaan, baik fonologi,

morfologi, maupun sistaksis dalam wacana lisan dan tulis.

Kegiatan pembelajaran akan dapat dilaksanakan secara optimal dan efektif

ditentukan oleh beberapa komponen meliputi komponen tujuan, siswa dan guru,

bahan atau materi pelajaran, metode, media pembelajaran, dan evaluasi.

Page 26: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

25

5. Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah

“Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah-sekolah harus direposisi.

Pasalnya, orientasi pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah hanya untuk

memenuhi target kurikulum, bukan memberdayakan kompetensi berbahasa

siswa.” (Kompas, 2010)

Jika mau memakai ukuran hasil ujian nasional bahasa Indonesia SMP dan

SMA, nilai rata-rata UN bahasa Indonesia beberapa tahun belakangan ini

memprihatinkan. UN Bahasa Indonesia untuk SMP tahun ini saja terendah yakni 7,49

dari pelajaran Matematika dan IPA. Justru nilai rata-rata UN Bahasa Inggris yang

teratas," (Yunus. 2011)

Menurut Yunus (2011), hasil akhir pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah

belakangan ini tidak sejalan dengan perjalanan panjang bahasa Indonesia dalam

membuktikan eksistensinya. Bahasa Indonesia sudah dinobatkan selama 83 tahun

sebagai identitas bangsa pada Sumpah pemuda 1928. Ada juga perangkat aturan

Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) yang berusia 39 tahun dan keberadaan Kamus

besar Bahasa Indonesia yang sudah berusia 22 tahun.

Kenyataan ini tentu sangat memprihatinkan jika bahasa Indonesia tidak mampu

menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, guru

berperan dalam menyesuaikan materi ajar dengan kesempatan siswa untuk

menerapkan praktik berbahasa dan pengembangan nalar tentang bahasa Indonesia.

Pembelajaran bahasa Indonesia bukan untuk membuat siswa jadi ahli-ahli

bahasa. Justru yang penting cara membuat siswa mampu menggunakan bahasa

Page 27: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

26

Indonesia yang sesuai dengan keperluan dalam hidup. Siswa perlu lebih banyak ruang

untuk membaca, mendengar, menulis, dan membicarakan pengetahuan dan

pengalaman melalui bahasa Indonesia.

Bahasa Indonesia kian hari kian redup dan tertelan perkembangan jaman

(Sumaryoto, 2011) . Bahasa Indonesia semakin dianaktirikan yang juga berakibat

pada ketidakpedulian. Apalagi sekarang, mulai marak sekolah dan perguruan tinggi

yang menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar.

B. Kerangka Konseptual

Penelitian ini mengacu pada kerangka koseptual bahwa pembelajaran

bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran wajib untuk dilulusi pada tingkat

sekolah menengah atas. Namun pada kenyataannya, beberapa tahun terakhir ini,

pembelajaran bahasa Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat sehingga

tidak sedikit siswa tidak lulus karena memperoleh nilai bahasa Indonesia di

bawah standar kelulusan minimal.

Melalui kebijakan pemerintah yang tertuang dalam kurikulum 2013,

pelajaran bahasa Indonesia pada tingkat sekolah menengah atas memperoleh jam

tambahan hingga mencapai enam jam pelajaran tiap minggunya. Namun

demikian, hal ini tidak menjadi jaminan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia

akan mendapatkan hasil yang maksimal sebagaimana yang diharapkan. Hasil

yang dimaksud bukan saja sederetan angka-angka yang tinggi akan tetapi lebih

dari itu mampu memunculkan kebanggan dan sikap positif berbahasa Indonesia di

Page 28: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

27

kalangan siswa. Oleh karena itu, segala bentuk persoalan dalam pembelajaran

bahasa Indonesia harus dianalisis untuk menemukan alternatif pemecahan

problematik tersebut.

Untuk memperjelas kerangka konseptual ini, dapat dilihat pada bagan

berikut.

Bagan 1. Kerangka Konseptual

Bahasa dan Sastra

Indonesia

KTSP

Pelaksanaan

Pembelajaran Bahasa Indonesia

Problematik

Pembelajaran bahasa

Indonesia

Maksimal Belum

maksimal

Kurikulum 2013

2006

Faktor pendukung

pembelajaran bahasa

Indonesia

Alteranatif

pemecahan

masalah

Page 29: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan desain deskriptif analitis.

Dalam hal ini penulis mendeskripsikan problematik pembelajaran bahasa

Indonesia tingkat SMA di Kabupaten Sidenreng Rappang berdasarkan temuan

dan hasil analisis data. Adapun langkah-langkah yang ditempuh penulis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Tahap perencanaan

Pada tahap ini penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut.

a) Penentuan dan pemilihan masalah.

b) Menyusun latar belakang masalah.

c) Mengidentifikasi masalah.

d) Menentukan kegunaan penelitian

e) Telaah kepustakaan.

f) Menyusun administrasi penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Dalam tahap pelaksanaan ini, penulis melakukan langkah-langkah sebagai

berikut.

a) Mengumpulkan data.

b) Mengolah data.

Page 30: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

29

c) Menganalisis data.

d) Menafsirkan hasil analisis data.

e) Menarik kesimpulan.

3. Tahap penulisan laporan

Tahap penulisan laporan merupakan tahap akhir dan penting dalam

pelaksanaan penelitian. Oleh karena itu, penulisan laporan ini tetap

berpedoman pada peraturan lembaga tempat penulis menyelesaikan studi

program doktoral.

B. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi penelitian

Lokasi yang menjadi objek penelitian penulis adalah di Kabupaten

Sidenreng Rappang. Alasan penulis memilih lokasi ini karena pada tahun

ajaran 2011/2012 di Kabupaten Sidenreng Rappang sebesar 4,60% siswa

SMA dinyatakan tidak lulus ujian nasional.

Tahun 2012 untuk wilayah Propinsi Sulawesi Selatan peringkat

kelulusan siswa tingkat sekolah menengah atas SMA dan sederajat mengalami

kenaikan dari tahun sebelumnya. tahun 2012 ini persentasenya adalah

99,64%, Jumlah peserta Ujian nasional tingkat SMA/MA tahun 2012 untuk

sulsel adalah 67.393 orang, jadi yang tidak lulus adalah sebanyak 254 orang.

Dilansir dari situs Pustaka Sekolah, Penyebab ke 254 siswa SMA/MA

sulsel yang tidak lulus ini terkendala pada 2 (dua) mata pelajaran, yakni mata

Page 31: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

30

pelajaran Bahasa Indonesia dan mata pelajaran bahasa Inggris (Situs Pustaka

Sekolah, 2012).

Hal ini tentu menjadi cambuk bagi guru maupun dinas pendidikan

untuk mengintropeksi diri dalam mengambil kebijakan ke arah yang lebih

baik. Oleh karena itu, peneliti menetapkan Kabupaten Sidenreng Rappang

sebagai lokasi penelitian.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sekitar satu tahun, terhitung sejak

persetujuan. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam penelitian ini yakni:

a. tahap persiapan (penyusunan proposal, revisi proposal, seminar proposal,

menyusun instrumen penelitian, dan uji coba instrumen);

b. tahap pelaksanaan (revisi instrumen, pengurusan surat izin penelitian, dan

pengumpulan data);

c. tahap penyusunan laporan (penyusunan data, pengolahan data,

pengonsepan, pengetikan, dan seminar hasil penelitian); dan

d. tahap akhir (seminar hasil, revisi seminar hasil, ujian tertutup, revisi dan

penggandaan laporan) selama dua bulan.

C. Data dan Sumber Data

1. Data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan

data dari lapangan guna menjawab permasalahan atau persoalan yang

Page 32: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

31

muncul. Data primer dalam penelitian ini meliputi seluruh pelaksanaan

pembelajaran oleh guru dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, wawancara

dengan kepala sekolah, Dinas Pendidikan dan beberapa siswa SMA di

Kabupaten Sidenreng Rappang, serta pihak-pihak yang terkait dengan

bahasan disertasi ini.

2. Data sekuder

Data sekunder dalam penelitian ini dikumpulkan dengan jalan

mempelajari literatur mengenai pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia

yang berkaitan langsung dengan bahasan tesis ini.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah pelaksanaan

pembelajaran oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia tingkat SMA di

Kabupaten Sidenreng Rappang. Untuk mendapatkan data yang dimaksud,

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut.

1. Observasi

Dalam penelitian ini dilakukan observasi secara nonpartisipatif.

Observasi dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap

kegiatan yang berkenaan dengan cara mengajar guru, siswa belajar, kepala

sekolah memberi pengarahan, dan pengawas mata pelajaran memberi

pengawasan.

Page 33: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

32

2. Angket

Dalam penelitian ini penulis membagikan angket yang berisi

sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh resonden. Pertanyaan yang

diberikan berupa pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur, dan

pertanyaan tertutup seputar pelaksanaan pembelajaran oleh guru mata

pelajaran bahasa Indonesia di Kabupaten Sidenreng Rappang.

3. Wawancara

Pada teknik ini, penulis melakukan wawancara dengan pihak yang

dapat memberikan informasi yang ada kaitannya dengan bahasan tesis, yaitu

kepala sekolah, Dinas Pendidikan, dan pengawas mata pelajaran dan siswa.

E. Analisis Data

Data yang berhasil dihimpun, disusun dengan menggunakan analisis

secara kualitatif dan bersifat interaktif kemudian diperbandingkan dengan teori-

teori yang ada selanjutnya ditarik kesimpulan.

Sementara pengumpulan data terus berjalan, analisis data tetap

dilakukan, dan keduanya terus dilakukan berdampingan sampai tidak ditemukan

data baru lagi. Hasil analisis data tersebut dikembangkan menjadi proposisi dan

prinsip-prinsip untuk selanjutnya menarik kesimpulan dan merumuskan

rekomendasi (Sukmadinata, 2008: 114)

Page 34: PROBLEMATIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SMA …

33

DAFTAR PUSTAKA

Azis, Abdul. 2010. Mengapa saya harus belajar bahasa Indonesia. Diakses tanggal 6

Maret 2013. http://psa-d.openx.com.

Brown, H. Douglas. 2001. Teaching by Principles An Interactive Approach to

Languange Pedagogy. San Francisco: Logman. Inc.

Ishaq, Abd. Haris. 2012. Problematika Pengajaran bahasa Indonesia. Diakses tanggal

6 Maret 2013. www.rickisugiarto.com

Permadi. 2012. Peranan Bahasa Indonesia dalam Kehidupan Bangsa. diakses tanggal

6 maret 2013. http://gemasastrin.wordpress.com.

Strevens, DD. 1977. New Orientation in The Teaching of English. Oxford: Oxford

University Press.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sumaryoto. 2011. Orientasi Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah. Makalah.

Disampaikan pada Festival Bulan Bahasa II Universitas Indrtaprasta PGRI.

Jakarta: Universitas Indrtaprasta PGRI.

Yunus, Syarifuddin. 2011. Reposisi Pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah.

Artikel. Jakarta: Kompas.

View publication statsView publication stats