problem based learning effect with interest and …
TRANSCRIPT
1
PROBLEM BASED LEARNING EFFECT WITH INTEREST
AND MOTIVATION IN LEARNING MEDICAL STUDENT OF
MUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITY IN
ACADEMIC YEAR 2012-2015
PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR ANGKATAN 2012-2015
EKA KARTIKA
10542037512
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MAKASSAR
2016
2
PROBLEM BASED LEARNING EFFECT WITH INTEREST
AND MOTIVATION IN LEARNING MEDICAL STUDENT OF
MUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITY IN
ACADEMIC YEAR 2012-2015
PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR ANGKATAN 2012-2015
EKA KARTIKA
10542037512
Skripsi ini diajukan sebagai Pemenuhan Syarat untuk
Mendapatkan Gelar Sarjana Fakultas Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIAH MAKASSAR
2016
3
RIWAYAT HIDUP
Nama : Eka Kartika
NIM : 10542 0375 12
Tempat / Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 28 Agustus 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Hertasning Blok E 10/2A
Agama : Islam
Orang Tua : - Ayah : Hamka Madong
- Ibu : Sitti Syuwarni Silipu
Saudara : (1) Agung Dwi Budi Dharmawan
(2) Ahmad Hudzaifah
Pendidikan :
1. TK Pertiwi Belajen, tamat tahun 1997
2. SDN 73 Sudu, tamat tahun 2004.
3. SMPN 01 Alla, tamat tahun 2007.
4. SMAN 01 Alla , tamat tahun 2010.
5. Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar (2012- sekarang)
4
5
6
7
8
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pbl
Terhadap Minat Dan Motivasi Belajar Mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar Angkatan 2012-2015”. Selama proses
penyusunan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai rintangan dan kesulitan.
Namun, akhirnya semua itu dapat penulis atasi. Proses penyusunan skripsi ini pun
banyak mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh civitas
akademika Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
Segala upaya maksimal telah penulis lakukan. Besar harapan penulis agar
proposal penelitian ini dapat diterima dan dilaksanakan sebagai bentuk kontribusi
kami pada pengembangan ilmu pengetahuan dan juga sebagai bentuk kepedulian
kami terhadap keberhasilan pendidikan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
kedua orang tua yang tercinta, ayahanda Drs. Hamka M ,dan Ibunda Sitti
Syuwarni Silipu yang tidak pernah berhenti memberikan doa, semangat, dan
bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini.
Terima kasih yang tak terhingga kepada dr. Dara Ugi, M.Kes, selaku
pembimbing dan Ibu Juliani Ibrahim, Ph.D selaku penguji yang telah meluangkan
waktu untuk membimbing, memberikan pengarahan dan koreksi kepada penulis
selama penuyusunan skripsi ini.
Selanjutnya penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada :
9
1. Ayahanda Rektor (DR. Irwan Akib, M.Pd) dan segenap birokrasi institusi
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyediakan fasilitas
dan kemudahan berupa instrumen-instrumen di mana penulis menimbah
ilmu.
2. dr. Mahmud Gaznawie, Ph.D. Sp. PA (K) selaku Dekan Program Studi
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Segenap dosen dan staff Program Pendidikan Dokter Universitas
Muhammadiyah Makassar atas ilmu dan doa yang telah diberikan kepada
penulis.
4. Seluruh Keluargaku yang telah membantu dalam penelitian ini yang tidak
bisa disebutkan satu persatu.
5. Sahabat – sahabatku (Mita, Ana, Anis, Dewi, Anti, Fira, Kiki S.A, Kiki
Pramudyanti, Cici, Kartini) terima kasih atas dukungan dan semangatnya.
6. Teman – teman yang selama ini membantu (Anis, Fristy, Qalbi,
Syahbrina) Terimakasih atas bantuan, doa dan dukungan yang diberikan.
7. Teman – teman kelompok Penelitian (Fattah, Wahyu, Zul, Syahbrina)
terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
8. Semua Keluarga Besar angkatan 2012 “TRIGEMINUS”, Yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, teman seperjuangan yang selalu mendukung dan
memberikan semangat selama proses penyusunan skripsi ini.
9. Semua kakak-kakak dan adik-adik angkatan 2008 “CEREBRUM”, 2009
“NEUROGLIA”, 2010 HIPOTHALAMUS”, 2011 “ASTROCYTE”, 2013
10
“Riboflavin”, dan 2014 “EPINEFRIN” yang tidak bisa di sebutkan satu
per satu, terimakasih atas bantuan dukungan dan doa nya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
penulis senantiasa mengharapkan saran dan masukan guna perbaikan skripsi ini,
sehingga dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya,
Amin
Makassar, Desember 2015
Penulis
(Eka Kartika)
11
MEDICAL FACULTY
MAKASSAR MUHAMMADIYAH UNIVERSITY
A THESIS, MARCH 2016
EKA KARTIKA 10542 0375 12
DARA UGI
“PBL EFFECT WITH INTEREST AND MOTIVATION IN LEARNING
MEDICAL STUDENT OF MUHAMMADIYAH MAKASSAR
UNIVERSITY IN ACADEMIC YEAR 2012-2015”
ABSTRACT
Background : The curriculum of medical education in this day is competency-
based curriculum uses a strategic approach. Problem Based Learning ( PBL ) is a
learning activity based problems . Problem-based learning ( PBL ) is a method of
using the issue to encourage students in the learning process .
Objective : This study aims to determine the effect of PBL on students' interest
and motivation of the Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah
Makassar force from 2012 to 2015
Method : This research was conducted at the Faculty of Medicine, University of
Muhammadiyah Makassar using cross sectional study design . The sample was
student class of 2012-2015 who are actively following the lecture , 137 of which
used as a sample. The research instrument to collect data was questionnaire .
Questionnaires were distributed containing a picture of the student and facilitator
of learning resources for PBL against the interest and motivation to learn .
Findings : Research on PBL against the interest and motivation to learn who has
the good category PBL about 132 respondents ( 99.2 % ) , and respondents with
poor PBL as one respondent ( 0.8 % ) . While respondents the level of interest and
low learning motivation with good PBL as much as 4 respondents ( 100 % ) and
respondents with low PBL respondents from 0 ( 0 % ) .
Conclusion : It can be concluded that the academic year in 2012 , 2013 , 2014
has an interest and learning motivation high when viewed from PBL . So it can be
said that PBL have implications for students in increasing interest and motivation
to learn students of the Faculty of Medicine, University of Muhammadiyah
Makassar.
Key Words : Problem Based Learning ( PBL ) , Interest and Motivation in
learning
12
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SKRIPSI, MARET 2016
EKA KARTIKA 10542 0375 12
DARA UGI
“PENGARUH PBL TERHADAP MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR ANGKATAN 2012-2015 ”.
ABSTRAK
Latar belakang : Kurikulum pendidikan kedokteran saat ini yaitu kurikulum
berbasis kompetensi dengan menggunakan strategi pendekatan Problem Based
Learning (PBL) yaitu aktivitas pembelajarannya berdasarkan masalah.
Pembelajaran berbasis masalah ( PBL ) adalah metode yang menggunakan
masalah untuk mendorong mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PBL terhadap
minat dan motivasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2012-2015.
Metode : Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar menggunakan design cross sectional study. Sampel
penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2012-2015 yang sedang aktif mengikuti
perkuliahan, 137 diantaranya dijadikan sebagai sampel penelitian. Instrumen
penelitian untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Kuesioner yang dibagikan
berisi gambaran mahasiswa tentang sumber pembelajaran dan fasilitator untuk
PBL terhadap minat dan motivasi belajar.
Hasil : Penelitian mengenai PBL terhadap minat dan motivasi belajar yang
memiliki PBL kategori baik sebanyak 132 responden (99,2%), dan responden
dengan PBL yang buruk sebanyak 1 responden (0,8%). Sedangkan responden
yang tingkat minat dan motivasi belajar rendah dengan PBL yang baik sebanyak 4
responden (100%) dan responden dengan PBL yang rendah sebanyak 0 responden
(0%).
Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa angkatan 2012, 2013, 2014 memiliki
minat dan motivasi belajar yang tinggi jika dilihat dari PBL. Sehingga dapat
dikatakan bahwa PBL memiliki pengaruh bagi mahasiswa dalam meningkatkan
minat dan motivasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar
Kata kunci : Problem Based Learning (PBL), Minat dan Motivasi Belajar
13
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................. i
Abstract ................................................................................................................ iv
Abstrak ................................................................................................................. v
Daftar Isi ............................................................................................................. vi
Daftar Tabel ........................................................................................................ ix
Daftar Lanpiran .................................................................................................. x
Bab I Pendahuluan ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 6
Bab II Tinjauan Pustaka ................................................................................... 7
A. Tinjauan Umum Tentang Minat Belajar ................................................ 7
1. Definisi Minat Belajar ....................................................................... 7
2. Fungsi Minat Belajar ......................................................................... 8
3. Indikator Minat Belajar ..................................................................... 9
B. Tinjauan Umum Tentang Motivasi ........................................................ 9
1. Definisi Motivasi ............................................................................. 9
2. Jenis-jenis Motivasi Belajar ............................................................. 13
3. Peran Motivasi dalam Belajar .......................................................... 14
C. Tinjauan Umum tentang PBL ............................................................... 14
1. Definisi PBL .................................................................................... 14
14
2. Tujuan PBL ...................................................................................... 17
3. Keuntungan dan Kerugian PBL ....................................................... 19
Kerangka Teori ........................................................................................... 21
Bab III Kerangka Konsep Dan Definisi Operasional ...................................... 22
A. Kerangka Konsep ................................................................................... 22
B. Variabel Penelitian ................................................................................. 22
C. Hipotesis ................................................................................................ 23
D. Definisi Operasional ............................................................................. 23
Bab IV Metodologi Penelitian ........................................................................... 25
A. Desain Penelitian .................................................................................. 25
B. Tempat & Waktu Penelitian .................................................................. 25
C. Populasi Dan Sampel ............................................................................ 25
D. Teknik Pengambilan Sampel ................................................................. 27
E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 27
F. Analisis Data .......................................................................................... 28
G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 28
H. Penyajian Data ....................................................................................... 28
I. Etika Penelitian ...................................................................................... 28
Bab V Hasil Penelitian ........................................................................................ 30
A. Gambaran umum lokasi penelitian ........................................................ 30
B. Karakteristik sampel penelitian .............................................................. 32
1. Analisis Univariat .............................................................................. 32
2. Analisis Bivariat ................................................................................ 37
15
Bab VI Pembahasan ........................................................................................... 39
A. PBL ........................................................................................................... 39
B. Minat dan Motivasi Belajar ...................................................................... 40
C. Pengaruh PBL terhadap Minat dan Motivasi Belajar ............................... 41
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 42
Bab VII Tinjauan Keislaman ............................................................................. 43
Bab VIII Kesimpulan dan Saran ....................................................................... 53
Daftar Pustaka .................................................................................................... 54
Lampiran .............................................................................................................
16
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
5.1 Distribusi Responden berdasarkan umur 33
5.2 Distribusi Responden berdarkan jenis kelamin 34
5.3 Distribusi Responden berdasarkan angkatan 34
5.4
5.5
5.6
Distribusi Responden berdasarkan fasilitator
Distribusi Responden berdasarkan sumber
pembelajaran
Distribusi Responden berdasarkan PBL
35
35
36
5.7 Distribusi Responden berdasarkan minat dan
motivasi belajar
36
5.8 Distribusi PBL terhadap minat dan motivasi belajar
Muhammadiyah Makassar angkatan 2012-2015
37
17
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat izin penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar
Lampiran 2 Surat izin penelitian dari Lembaga Penelitian Pengembangan
Pengabdian Kepada Masyarakat
Lampiran 3 Kuesioner Pengaruh PBL terhadap minat dan motivasi Belajar
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar Angkatan 2012-2015
Lampiran 4 Output pengolahan dan Analisa data penelitian dengan SPSS versi
21.0
Lampiran 5 Riwayat hidup
18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Kurikulum pendidikan kedokteran saat ini yaitu kurikulum berbasis
kompetensi dengan menggunakan strategi pendekatan Problem Based
Learning (PBL) yaitu aktivitas pembelajarannya berdasarkan masalah.1
Metode pelaksanaan tutorial problem-based learning (PBL) tidak sama
pada tiap fakultas kedokteran (FK) di Indonesia. Sebagian besar FK
menggunakan langkah Maastricht (seven jump), sebagian lagi menggunakan
langkah Brenda atau langkah lainnya. Pada prinsipnya langkah-langkah
tersebut sama karena tutorial PBL dilaksanakan tiga tahap (pertemuan
pertama, belajar individual, pertemuan kedua), namun berbeda dalam
penjabaran. Pada kesempatan ini akan dibahas mengenai kiat sukses menjalani
tutorial PBL menggunakan seven jump. Setiap kelompok tutorial PBL
idealnya beranggotakan 8-12 orang. Mahasiswa perlu bekerja bersama-sama
mencoba memahami dan menjelaskan masalah yang diberikan. Setiap
individu adalah penting, tidak ada dominasi dan perbedaan kasta. Seluruh
mahasiswa harus memberikan kontribusinya. Setiap kontribusi adalah sesuatu
yang berharga karena akan menghidupkan proses diskusi dan memperkaya
hasil diskusi. Aktivitas kolaboratif pada tutorial PBL akan membantu
19
konstruksi pengetahuan. Pengetahuan yang didapat merupakan kesepahaman
yang dibuat oleh kelompok, bukan individual. Kebutuhan belajar yang
ditetapkan pada akhir pertemuan pertama adalah kesepakatan seluruh peserta
diskusi, bukan yang ditetapkan oleh fakultas atau perintah tutor. Kebutuhan
belajar tiap kelompok dapat berbeda. Kebutuhan yang terdapat dalam panduan
tutor adalah kebutuhan minimal yang harus ditentukan mahasiswa melalui
diskusi.
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar telah menerapkan
system pembelajaran ini. PBL dari segi ilmu pendidikan dapat mendorong
proses pembelajaran, meningkatkan pengetahuan, keterampilan komunikasi
dan sebagainya. Hal ini merupakan modal dalam pembelajaran mandiri.
PBL pada umumnya dikenalkan dalam konteks kurikulum inti dan
integrasi dari ilmu-ilmu dasar dan klinik. Implikasi dari penerapan PBL adalah
tuntutan kepada pengelola untuk menerapkan pendekatan yang berbeda mulai
dari waktu, beban kerja, dan evaluasi. PBL juga sering digunakan dalam
memberikan materi penting nonklinik sebagai bagian dari kurikulum. Akhir-
akhir ini modifikasi teknik PBL telah dikenalkan dalam pendidikan klinik
dengan menggunakan klien yang sesungguhnya sebagai stimulus dalam
pembelajaran.2
Pembelajaran berbasis masalah ( PBL ) adalah metode yang menggunakan
masalah untuk mendorong mahasiswa dalam proses pembelajaran. Metode ini
pertama kali diperkenalkan oleh Barry dan Tamblyn dari Universitas
20
MacMaster di Kanada yang mengikuti penelitian tentang pemecahan masalah
dalam pembelajaran yang terjadi dan dibentuk dalam kelompok kecil .3
Program Based Learning (PBL) pertama kali diimplementasikan oleh
faculty of Health Sciences of McMaster University di kanada tahun 1969
sebagai sebuah cara belajar baru yang radikal dan inovatif dalam pendidikan
dokter. Adapun ciri khas dari pelaksanaan PBL di McMaster University
adalah filosofi pendidikan yang berorientasi pada masyarakat, terfokus pada
manusia, melalui pendekatan antar cabang ilmu pengetahuan dan belajar
berdasar masalah. Akan tetapi sesungguhnya gebrakan PBL untuk
merestrukturisasi pendidikan kedokteran sudah dimulai di Universitas
McMaster sejak tahun 1950an. Sejak saat itu PBL telah menjadi trend baru
pendidikan kedokteran. Kini PBL telah diterapkan pada banyak Fakultas
Kedokteran di seluruh dunia termasuk di Indonesia pada khususnya.2
PBL memadukan sejumlah teori dan prinsip pendidikan yang saling
melengkapi ke dalam suatu desain sistem pembelajaran. PBL mengandalkan
strategi belajar yang berpusat kepada pelajar (student-centered), kolaboratif,
kontekstual, terpadu, diarahkan sendiri, dan reflektif. Desain dan pelaksanaan
pembelajaran meliputi belajar dalam kelompok-kelompok kecil dan peer
teaching. Mahasiswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil untuk
membangun pengetahuan dengan menggunakan kasus masalah yang realistis
untuk memicu proses belajar.
PBL merupakan strategi pembelajaran yang sangat banyak menggunakan
sumber daya. Pengalaman banyak institusi yang telah menerapkan PBL
21
menunjukkan, misalnya Fakultas Kedokteran UGM di Yogyakarta yang telah
menerapkan sejak awal 1990an, implementasi PBL merupakan pekerjaan
berat dan membutuhkan perencanaan yang seksama dan terinci. Dibutuhkan
komitmen tinggi di pihak pendidik yang diberi tanggung jawab
mengimplementasikan PBL dalam suatu institusi.
Pada PBL peserta didik menggunakan stimulus dari kasus pemicu atau
skenario untuk memecahkan tujuan pembelajaran mereka. Secara bertahap
mereka melakukannya secara mandiri, belajar sendiri sebelum kembali ke
kelompok untuk mendiskusikan dan menganalisis berdasarkan pengetahuan
yang mereka dapatkan. Proses dalam PBL harus secara jelas sudah ditentukan
dan beberapa variasi yang ada mengikuti langkah-langkah serupa yang telah
ditetapkan. Oleh sebab itu, PBL dapat dimasukkan dalam metode pengajaran
kelompok kecil yang mengkombinasikan pengetahuan dengan pengembangan
dari sikap dan keterampilan umum. Penyajian materi-materi klinik sebagai
stimulus dalam pembelajaran memungkinkan peserta didik untuk memahami
relevansi dari dasar ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip dalam praktik
klinik.
Perhatian khusus perlu diberikan untuk melatih dan memilih tutor PBL
karena mereka memiliki peran penting dalam proses PBL. Perubahan mindset
(pola pikir) yang signifikan perlu dilakukan, baik pada mahasiswa maupun
dosen, agar implementasi PBL berhasil. Karena itu program pelatihan dan
pembekalan untuk mahasiswa dan dosen harus dilakukan sebelum
implementasi PBL.
22
Empat kondisi yang dipelajari lebih dalam dalam PBL adalah pengetahuan
dasar, belajar aktif, interaksi mahasiswa dan meningkatkan motivasi internal
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan. Kunci utama PBL
terletak pada penerapan masalah untuk mendorong dan mengarahkan proses
belajar.
Dari pemaparan di atas penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh system
pembelajaran berbasis masalah ini dapat meningkatkan minat dan motivasi
mahasiswa dalam belajar yang tentunya akan berdampak pada prestasi
mahasiswa khususnya pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan
masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Problem Based
Learning (PBL) dalam minat dan motivasi belajar mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh PBL terhadap minat dan motivasi belajar
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Gambaran mahasiswa tentang sumber pembelajaran untuk PBL
terhadap minat motivasi belajar
23
b. Tanggapan mahasiswa terhadap fasilitator dalam PBL terhadap minat
dan motivasi belajar
24
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi masukan bagi fakultas
kedokteran Universitas muhammadiyah Makassar untuk melaksanakan
evaluasi dan penyempurnaan terhadap metode Problem Based Learning
(PBL) yang sedang diterapkan saat ini.
2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan bacaan dan acuan untuk
peneliti selanjutnya.
3. Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan menjadi pengalaman belajar
dan pengetahuan dalam melakukan penelitian.
25
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum tentang minat belajar
1. Definisi minat belajar
Minat merupakan salah satu faktor psikis yang membantu dan
mendorong individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai. Ditinjau dari
segi bahasa, minat adalah “kecenderungan hati yang tinggi terhadap
sesuatu, gairah, keinginan.8
Menurut Slameto, Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya. Sedangkan menurut suyono dan hariyanto, Belajar
adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan,
peningkatan keterampilan, memperbaiki prilaku, sikap, dan
mengkokohkan kepribadian. Selain itu, Gagne dalam Suprijono
menyatakan bahwa belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan
yang dicapai seseorang melalui aktivitas.9
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat
hubungan tersebut, semakin besar minatnya. Menurut Slameto “minat
adalah rasa lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa
ada yang menyuruh‟. Sedangkan Sutikno berpendapat “Minat merupakan
26
kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa
kegiatan. Menurut Muhibbin Syah secara sederhana, minat (interest)
berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang
besar terhadap sesuatu”. Minat besar sekali pengaruhnya terhadap kegiatan
seseorang sebab dengan minat ia akan melakukan sesuatu yang
diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan
sesuatu. Dengan kata lain minat merupakan penyebab seseorang
mengerjakan sesuatu yang diinginkannya. Minat belajar dapat kita
definisikan sebagai ketertarikan dan kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan terlibat dalam aktivitas belajar karena menyadari
pentingnya atau bernilainya hal yang ia pelajari.10
2. Fungsi minat belajar
Minat berfungsi sebagai pendorong keinginan seseorang, penguat
hasrat dan sebagai penggerak dalam berbuat yang berasal dari dalam diri
seseorang untuk melakukan suatu dengan tujuan dan arah tingkah laku
sehari-hari. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Sardiman
mengatakan bahwa fungsi minat adalah sebagai berikut:11
a. Mendorong manusia untuk berbuat, yaitu sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang serasi guna mencapai tujuan.
27
3. Indikator minat belajar
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada
suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya
adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu
di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut semakin besar
minat. Ada beberapa indikator yang mempengaruhi minat belajar
mahasiswa antara lain:10
1) Rasa tertarik
2) Perasaan senang
3) Perhatian
4) Partisipasi
5) Keinginan/kesadaran (Safari dalam Herlina, 2010:20)
B. Tinjauan Umum tentang Motivasi
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari
dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas tertentu demi mencapai
suatu tujuan. Motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern
(kesiapsiagaan).4
1. Definisi Motivasi
Motivasi adalah keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan, dan
daya yang sejenis yang menggerakkan perilaku seseorang. Dalam arti yang
lebih luas, motivasi diartikan sebagai pengaruh dari energy dan arahan
28
terhadap perilaku yang meliputi : kebutuhan, minat, sikap, keinginan, dan
perangsang.1
Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang
ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan. Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam
pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan
reaksi untuk mencapai tujuan.4
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis
didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin
kelangsungan kegiatan belajar dan memberikan arah kepada kegiatan
belajar itu demi mencapai suatu tujuan.18
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu
dapat tercapai.18
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak
mempunyai keinginan, cita-cita atau menyadari manfaat belajar bagi
dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar setiap
orang memiliki semangat untuk belajar dan termotivasi.5
Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi adalah motivasi.
Dengan adanya motivasi, maka belajar lebih keras, ulet, tekun dan
memiliki konsentrasi penuh dalam proses belajar. Motivasi yang paling
29
penting dalam dunia pendidikan adalah motivasi berprestasi. Motivasi
berprestasi diartikan sebagai keinginan dalam mencapai prestasi sebaik-
baiknyaa, biasanya yang menjadi ukuran adalah diri sendiri (internal)
ataupun orang lain (eksternal). Motivasi berprestasi merupakan dorongan
atau sikap yang membangun untuk berbuat, menentukan arah dan
menerima semangat untuk meraih prestasi belajar.6
Komponen motivasi berprestasi yang membedakan individu
dengan motivasi berprestasitinggi dan rendah, yaitu:individu yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi merasa bertanggung jawab atas tugas
yang dikerjakannya dan tidak akan meninggalkan tugas itu sebelum
berhasil menyelesaikannya, memilih tugas dengan taraf kesulitan sedang
dan berani mengambil resiko bila mengalami kegagalan, cenderung kreatif
dan tidak menyukai pekerjaan rutin, menyukai umpan balik karena
memperhatikan kesalahan-kesalahan yang dilakukannya dan akan
berusaha menyelesaikan setiap tugas dalam waktu secepat mungkin dan
seefisien mungkin. Salah satu hal yang dapat mempengaruhi pembentukan
motivasi berprestasi adalah lingkungan sosial. Seseorang yang mendapat
dukungan dan diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri di
lingkungan sosialnya akan mempunyai motivasi yang lebih tinggi.6
Ada beberapa ciri orang yang memiliki motivasi belajar, seperti
yang dikemukakan oleh Sardiman AM yaitu:18
a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu
yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
30
b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang telah dicapainya).
c. Senang mencari dan memecahkan bermacam-macam masalah (Cepat
bosan pada hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja,
sehingga kurang kreatif).
Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru,
pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar mendorong
timbulnya kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Jadi
menurut Oemar Hamalik, fungsi motivasi itu adalah:18
a. Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak
akan timbul suatu perbuatan seperti belajar
b. Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian
tujuan yang diinginkan
c. Sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin mobil. Besar-kecilnya
motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Lebih senang bekerja mandiri.
d. Dapat mempertahankan pendapatnya (Tidak mudah melepaskan hal
yang diyakini itu kalau sudah yakin akan sesuatu).
Berdasarkan uraian di atas, maka motivasi belajar merupakan
keseluruhan daya atau dorongan penggerak yang berasal dari dalam diri
siswa (motivasi intrinsik) maupun yang berasal dari luar diri siswa
(motivasi ekstrinsik) untuk menimbulkan kegiatan-kegiatan belajar, yang
31
menjamin kegiatan kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan
arah kepada belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar
dapat tercapai.18
2. Jenis-jenis motivasi belajar
Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Motivasi instrinsik dapat ditingkatkan melalui keterlibatan
(keinginan untuk terlibat), keingintahuan (ketertarikan terhadap topik),
tantangan (topik yang rumit) dan interaksi sosial. Sedangkan motivasi
ekstrinsik dapat ditingkatkan melalui pemenuhan harapan (menemukan
harapan lain dari apa yang dikatakan orang), dikenali (dikenal oleh
masyarakat), kompetisi dan menghindari pekerjaan, imbalan (misalnya
nilai). Jika mahasiswa hanya mempunyai motivasi ekstrinsik maka risiko
kegagalan akan lebih besar daripada jika motivasi instrinsik.7
3. Peran Motivasi dalam belajar
Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri individu yang menimbulkan
kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan yang
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki
akan tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis. Peranannya yang
khas adalah dalam penumbuhan gairah, perasaan dan semangat untuk
belajar. Motivasi Belajar adalah dorongan yang menjadi penggerak dalam
diri individu untuk melakukan sesuatu dan mencapai suatu tujuan yaitu
untuk mencapai prestasi. Selanjutnya ada beberapa peranan penting dari
32
motivasi dalam belajar antara lain : 1). Peran motivasi dalam menentukan
penguatan belajar, 2). Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar,
3). Motivasi menentukan ketekunan belajar.1
C. Tinjauan umum tentang PBL
1. Definisi PBL
Problem-based learning (PBL) adalah sebuah strategi
pembelajaran yang berpusat kepada mahasiswa (student- centred learning),
dimana mahasiswa dihadapkan pada suatu masalah dalam kehidupan nyata
lalu dari masalah tersebut mahasiswa dirangsang untuk mempelajarinya
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang telah mereka punyai
sebelumnya (prior knowledge) sehingga dari prior knowledge ini akan
terbentuk pengetahuan dan pengalaman baru.1,2 Dalam konteks PBL,
belajar mandiri merupakan bagian yang melekat pada proses
pembelajaran.2 Davis dan Harden3 juga menyebutkan bahwa salah satu
peran mahasiwa dalam PBL adalah proses belajar dimana mahasiswa
berpartisipasi secara aktif dan mampu belajar secara mandiri.12
PBL adalah suatu pendekatan yang menggunakan masalah
dunia nyata sebagai suatu konteks bagi mahasiswa untuk belajar berpikir
kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan yang esensial dari mata pelajaran. PBL memiliki gagasan
bahwa pembelajaran dapat dicapai jika kegiatan pendidikan dipusatkan
pada tugas-tugas atau permasalahan yang autentik, relevan dan
dipresentasikan dalam suatu konteks. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
33
dinyatakan bahwa PBL merupakan sebuah model pembelajaran alternatif
yang dapat diterapkan oleh para pendidik.13
Kegiatan diskusi tutorial merupakan salah satu metode
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Metode pembelajaran ini
dilakukan dengan penggunaan skenario yang disusun secara seksama dan
dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu berdasarkan topic
tertentu, tujuannya adalah untuk memotivasi proses pembelajaran
mahasiswa. Kegiatan ini dilakukan dengan metode diskusi kelompok kecil
mahasiswa dengan difasilitasi oleh seorang tutor.14
Pembelajaran ada pada konsep yang dipilih sehingga
mahasiswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan
dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Masalah yang dijadikan fokus pembelajaran dapat diselesaikan
mahasiswa melalui kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-
pengalaman belajar yang beragam pada mahasiswa seperti kerjasama dan
interaksi dalam kelompok. Keadaan tersebut menunjukan bahwa model
PBL dapat memberikan pengalaman yang kaya pada mahasiswa. Dengan
kata lain, penggunaan PBL dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang
apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat
menerapkannya dalam kondisi yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.13
Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan
pendidikan dengan menggunakan bahan stimulus untuk membantu
mahasiswa berdiskusi tentang masalah yang penting, pertanyaan maupun
34
issue adalah metode pendidikan yang mendorong mahasiswa untuk
mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari
penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. Simulasi masalah
digunakan untuk mengaktifkan keingintahuan mahasiswa sebelum mulai
mempelajari suatu subyek. PBL menyiapkan mahasiswa untuk berpikir
secara kritis dan analitis, serta mampu untuk mendapatkan dan
menggunakan sumber-sumber belajar secara tepat. Disamping itu, PBL
dapat dikatakan sebagai suatu kurikulum dan proses. Yang dimaksud
dengan kurikulum disini yaitu bahwa PBL menuntut kemahiran
mahasiswa dalam pengetahuan yang kritis, keahlian dalam memecahkan
masalah, strategi pembelajaran mandiri, dan kemampuan berpartisipasi
dalam tim melalui masalah yang dipilih dan didisain dengan hati-hati.
Sedangkan yang dimaksud dengan proses yaitu PBL merupakan tiruan
dari pendekatan sistemik yang biasa digunakan untuk memecahkan
masalah atau menjawab tantangan dalam kehidupan dan karier profesi.15
Pola pemecahan masalah dapat digunakan menggunakan
metode ilmiah. Seseorang yang dapat dan terbiasa menggunakan metode
ilmiah, berarti telah mempunyai sikap ilmiah. Metode ilmiah
memungkinkan berkembangnya pengetahuan dengan pesat, jelas adanya
hubungan timbal balik antara fakta dan gagasan. Fakta yang didapat
melalui pengamatan diolah dan disajikan oleh ilmuan dan disebut data.
Metode pemecahan masalah bukan sekadar metode mengajar, tetapi
merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam pemecahan masalah dapat
35
menggunakan metode lain yang dimulai dengan mencari data sampai
kepada penarikan kesimpulan.13
PBL (Problem Based Learning) memiliki karakteristik yang
mampu memacu perkembangan kemampuan berpikir kritis: 1) peran tutor
sebagai fasilitator proses belajar, 2) mahasiswa bertanggung jawab untuk
belajar secara mandiri (self-directed dan self-regulated), 3) elemen penting
dari desain permasalahan yang tidak terstruktur adalah sebagai tenaga
pendorong proses belajar.16
2. Tujuan PBL
Tujuan pembelajaran berdasarkan masalah ada tiga, yaitu
membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan-keterampilan
penyelidikan dan pemecahan masalah, memberi kesempatan kepada
mahasiswa mempelajari pengalaman-pengalaman dan peran-peran orang
dewasa, dan memungkinkan mahasiswa meningkatkan sendiri kemampuan
berpikir mereka dan menjadi mahasiswa mandiri. Adapun tujuan PBL
menurut Rusman yaitu penguasaan isi belajar dari disiplin heuristik dan
pengembangan keterampilan pemecahan masalah. PBL juga berhubungan
dengan belajar tentang kehidupan yang lebih luas (lifewide learning),
keterampilan memaknai informasi, kolaborasi dan belajar tim, dan
keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif.13
Nurhadi mengemukakan tiga tujuan model pembelajaran PBL
yaitu: 1) Pengajaran berbasis masalah mendorong kerjasama dalam
penyelesaian tugas; 2) Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur
36
belajar magang yang bisa mendorong pengamatan dan dialog dengan
orang lain, sehingga secara bertahap mahasiswa dapat memahami peran
penting aktivitas mental dan belajar yang terjadi di luar kampus; 3)
Pengajaran berbasis masalah melibatkan mahasiswa dalam penyelidikan
pilihan sendiri, yang memungkinkan mahasiswa menginterpretasikan dan
menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya
tentang fenomena tersebut. PBL menjadikan mahasiswa mandiri dan
kreatif dalam proses belajar mengajarnya, mempunyai keinginan untuk
memahami, mempelajari kebutuhan pembalajaran serta menggunakan
sumber belajar.6
Model pembelajaran PBL menuntut mahasiswa untuk
bertanggung jawab atas masalah yang dihadapi, serta diarahkan untuk
tidak bergantung sepenuhnya pada dosen sehingga akan terbentuk
mahasiswa yang mandiri dan kreatif. Pada pembelajaran PBL, mahasiswa
dihadapkan pada masalah dan mencoba untuk diselesaikan dengan bekal
pengetahuan yang dimiliki serta dapat bekerjasama dalam kelompok untuk
memecahkan masalah tersebut.6
3. Keuntungan dan Kerugian PBL
Kelebihan yang didapatkan dalam pelaksanaan PBL, antara lain:15
a. Kemampuan retensi dan recall pengetahuan lebih besar
b. Mengembangkan keterampilan interdisipliner: Mengakses dan
menggunakan informasi dari aneka domain subjek Mengintegrasikan
37
pengetahuan dengan lebih baik Mengintegrasikan belajar di kelas dan
lapangan
c. Mengembangkan keterampilan belajar seumur hidup: Cara meneliti
Cara berkomuniasi dalam kelompok Cara mengatasi masalah
d. Menciptakan lingkungan belajar yang aktif, kooperatif, penilaian diri
dan kelompok (peer assessment), berpusat pada mahasiswa, efektivitas
tinggi.
e. Menciptakan lingkungan belajar yang memberikan Umpan balik
segera Kesempatan untuk mempelajari aneka sasaran belajar yang
disukai Kesempatan untuk belajar pada berbagai tingkat
pembelajaran.
f. Menciptakan lingkungan belajar yang dapat meningkatkan
keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah.
g. Meningkatkaan motivasi dan kepuasan mahasiswa, interaksi
mahasiswa- mahasiswa, dan interaksi mahasiswa-dosen/ instruktur
Sedangkan kelemahan yang didaptkan pada PBL, yaitu:15
a. Membutuhkan perencanaan dan sumberdaya yang sangat besar:
Pembuatan skenario, meliputi masalah, kasus, situasi. Penyediaan
sumberdaya untuk mahasiswa, misalnya, ruang diskusi, literatur,
perpustakaan tradisional maupun e-library, narasumber, tenaga
profesional di bidangnya
38
b. Membutuhkan komitmen untuk menjalankan PBL, dan kesediaan
dosen untuk menghargai pengetahuan, pengalaman, dan ketrampilan
yang diperoleh mahasiswa selama proses pembelajaran.
c. Memerlukan perubahan paradigma: Pergeseran dari fokus dari “apa
yang diajarkan dosen” (teacher-centered) menjadi “apa yang dipelajari
mahasiswa” (student-centered). Perubahan pandangan dosen sebagai
“pakar” yang berperan sebagai “bank pengetahuan” melalui kuliah dan
peragaan di kelas, menjadi dosen sebagai “fasilitator “ atau “tutor”
pembelajaran.
39
Kerangka Teori
PBL
Minat Belajar Motivasi Belajar
Tujuan Kerugian
Keuntungan
Fungsi :
Mendorong manusia
dalam berbuat
Menentukan
perbuatan
Menyeleksi
perbuatan
Indikator :
Rasa Tertarik
Rasa senang
Perhatian
Partisipasi
Keinginan
Peran
Penguatan Belajar
Tujuan belajar
Ketekunan
belajar
Jenis
Faktor ekstrinsik
Faktor
Intrinsik
Faktor
Ekstrinsik
Pemenuhan
harapan
Dikenal oleh masyarakat
Kompetisi
Imbalan (nilai)
Faktor Intrinsik
Keterlibatan
Keingintahuan
Tantangan
Interaksi sosial
40
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Problem based learning
terhadap minat dan motivasi belajar. Untuk mengetahui pengaruh PBL
terhadap minat dan motivasi belajar pada mahasiswa khususnya pada Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar, maka terdapat beberapa
hal yang dapat menjadi tolak ukur diantaranya jika dihubungkan dengan
prestasi dan jika dihubungkan dengan tingkat pengetahuan mahasiswa.
B. Variabel Penelitian
Variabel Dependen : Minat dan Motivasi belajar
Variabel Independen : PBL (Problem Based Learning)
PBL (Problem Based
Learning) :
a. Sumber
pembelajaran
untuk PBL
terhadap minat
motivasi belajar
b. Fasilitator dalam
PBL terhadap
minat dan
motivasi belajar
Minat dan
motivasi belajar :
Tinggi
Rendah
41
C. Hipotesis
H0 : Tidak ada pengaruh Problem Base Learning terhadap minat dan
motivasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar
Ha : Ada Pengaruh Problem Base Learning terhadap minat dan motivasi
belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar
D. Definisi Operasional
1. PBL (Problem Based Learning) : suatu pendekatan yang menggunakan
masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi mahasiswa untuk belajar
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk
memperoleh pengetahuan yang esensial dari mata pelajaran.
Alat Ukur : Kuesioner
Skala Ukur : Ordinal
Cara Ukur : Sangat setuju +5
Setuju +4
Netral +3
Tidak setuju +2
Sangat tidak setuju +1
Hasil Ukur : Baik jika responden ≥ 60 %
Buruk jika responden <60%
42
2. Minat dan motivasi belajar
Minat : Salah satu faktor psikis yang membantu dan mendorong
individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai
Motivasi : Keseluruhan dorongan, keinginan, kebutuhan, dan daya
yang sejenis yang menggerakkan perilaku seseorang
Alat Ukur : Kuesioner
Skala Ukur : Ordinal
Cara Ukur :
Pernyataan positif dengan skala likert yaitu ;
Tidak sesuai : 1
Kurang sesuai : 2
Sesuai : 3
Sangat sesuai : 4
Sedangkan Pernyataan negatif nilai akan ;
Tidak sesuai : 4
Kurang sesuai : 3
Sesuai : 2
Sangat sesuai : 1
Hasil Ukur : Tinggi = ≥ 103,62
Rendah = < 103,62
43
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Penelitian ini diobservasi hanya sekali pada
saat yang sama untuk melihat pengaruh Problem Based Learning
terhadap minat dan motivasi belajar pada mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2012-2015.
B. Tempat & Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 29 Januari 2016
sampai 5 Februari 2016
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2012-
2015 yang aktif mengikuti perkuliahan.
44
2. Sampel
Sampel pada penelitian ini yaitu seluruh Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2012-
2014 sesuai dengan kriteria :
a. Kriteria Inklusi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2012-2015 yang pernah
mengikuti PBL, mahasiswa yang hadir dan bersedia mengisi serta
mengembalikan kuesioner penelitian.
b. Kriteria Eksklusi
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar angkatan 2012-2015 yang tidak mengisi kuesioner
dengan lengkap.
Mahasiswa yang tidak hadir saat pengambilan data
Besar Sampel
Jumlah dan populasi terjangkau secara keseluruhan dijadikan sampel
Rumus
| √ √
|
Keterangan :
Zα : Derivat baku alfa
Zβ : Derivat baku beta
P2 : Prevalensi yang ditetapkan
45
Zα = 5% = 1,960
Zβ = 20% = 0,842
P2 = 0,05
P1 = P2-0,2 = 0,05 + 0,2 = 0,25
Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,25 = 0,75
P =
Q = 1 – P = 1 – 0,15 = 0,85
Q2 = 1- 0,05 = 0,95
| √ √
|
| √ √
|
| √ √
|
|
|
|
|
| |
46
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sampel menggunakan teknik total sampling , yaitu dimana jumlah
sampel sama dengan jumlah populasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data primer yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner yang
dibagikan pada pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2012-2014 serta memenuhi kriteria
inklusi.
F. Analisis Data
1. Pengumpulan data :
Wawancara observasi responden dengan menggunakan kuisoner
2. Pengolahan data
Proses pengolahan data meliputi :
Data primer yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan diolah
dengan menggunakan fasilitas komputer Statistical Program for Social
Science (SPSS) for windows version 21.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran setiap
variabel, distribusi frekuensi berbagai variabel yang diteliti baik
variabel dependen maupun variabel independen.
2. Analisis Bivariat untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
variabel independen dengan variabel independen
47
H. Penyajian Data
Penyajian data yang digunakan dalam bentuk teks dan tabel.
I. Etika Penelitian
1. Informed consent, merupakan informasi lengkap mengenai
prosedur,tujuan dan manfaat penelitian sehingga responden
mendapatkan kejelasan maksud dari penelitian. Peneliti menjelaskan
segala sesuatu mengenai penelitian kepada responden dengan jelas dan
mudah dipahami.
2. Anatomity (tanpa nama), merupakan kerahasiaan identitas responden.
Responden hanya menuliskan inisial pada lembar kuesioner.
3. Confidentiality, Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh respoden
dijamin oleh peneliti. Peneliti hanya menyajikan kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan pada hasil penelitian
48
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian
1. Sejarah Singkat Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar
Setelah melalui beberapa tahap persiapan di tingkat Universitas
seperti, penandatangan MOU kerja sama dengan Fakultas Kedokteran
Unhas dan Rumah Sakit Syekh Yusuf Gowa, maka pada tahun 2007
proposal pendirian Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNISMUH
di usulkan ke DIKTI jakarta. Dari hasil usulan tersebut maka pada tanggal
16-17 Mei 2008 oleh Tim KKI (Konsil Kedokteran Indonesia) melakukan
visitasi ke Universitas Muhammadiyah untuk melihat kelayakan
pembukaan program studi. Alhamdulillah dengan segala rasa syukur
kepada Allah SWT, pada tanggal 29 Juli 2008 keluarlah izin oprasional
dari Dirjen Dikti untuk Program Studi Kedokteran dengan No.
2422/D/T/2008
2. Visi, misi dan tujuan
Visi
Menjadi Program Studi Kedokteran yang terunggul dan terpercaya
dengan luaran Dokter yang ber-ETIKA, bermoral Islami dan
bernuansa global pada tahun 2020.
49
Misi
1. Menggunakan sistem pembelajaran Problem Based Learning yang
terintegrasi pada nilai yang islami dalam proses belajar mengajar
2. Menghasilkan Dokter profesional dan berdaya saing mandiri,
Beriman dan Bertakwa serta berwawasan global yang mampu
berperan secara holistic dalam mengatasi kesehatan masyarakat.
3. Menyelenggarakan penyeberan dan penerapan IPTEK kedokteran
bagi kesejahteraan masyarakat dan mnyelenggarakan pengabdian
pada masyarakat secara islami.
4. Menyediakan jasa konsultasi bagi amal usaha Muhammadiyah.
5. Mengembangkan suatu model pemeliharaan kesehatan individu
yang berorieantasi pada pencegahan (New Paradigma in Health),
dan mengembangkan suatu “Health Complex Muhammadiyah”
yang terpandang di Asia
Tujuan
1. Mendidik Mahasiswa secara Islami yang beretika melalui proses
belajar mengajar, menyelesaikan kurikulum sehingga cukup
pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk melakukan Profesi
Kedokteran dalam suatu pelayanan kesehatan sesuai dengan
kebijaksanaan Pemerintah.
2. Menghasilkan alumni yang senantiasa dapat mengembangkan diri
dalam segi ilmu Kedokteran sesuai dengan bakat nya dengan
berpedoman kepada pendidikan sepanjang hayat. Menyiapkan
50
generasi dokter yang islami yang senantiasa tanggap dan
menyadari keperluan untuk menambah pendidikan, memilih
sumber-sumber pendidikan yang serasi, serta menilai kemajuan
yang telah dicapai secara kritis.
3. Menghasilkan luaran yang dapat memelihara dan mengembangkan
kepribadian, sikap dan Etika yang diperlukan untuk kelangsungan
profesinya seperti: integritas, rasa tanggung jawab, dapat
dipercaya, serta menaruh perhatian dan penghargaan kepada
sesama manusia sesuai dengan Etika kedokteran.
B. Karakteristik Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar yang dilakukan pada tanggal 29 Januari 2016
sampai 5 Februari 2016. Unit populasi adalah data primer berupa kuesioner
yang dibagikan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2012 – 2014 yang terdaftar. Dari 243
mahasiswa yang terdaftar mengikuti perkuliahan, jumlah responden yang
memenuhi kriteria inklusi yaitu sebanyak 137.
Data yang diperoleh diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan disertai
dengan penjelasan. Hasil penelitian beserta penjelasannya disajikan sebagai
berikut.
1. Analisis Univariat
Tahap Pertama dari analisis data adalah analisis univariat. Analisis
univariat dilakukan untuk melihat gambaran distribusi frekuensi dari
51
masing-masing variable yang diteliti yaitu karakteristik responden yang
mencakup PBL dengan minat dan motivasi belajar mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar angkatan 2012-2015.
Berdasarkan hasil wawancara tidak langsung/kuesioner diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan umur
Frekuensi Persen
18
19
20
21
22
23
11
28
42
34
19
3
8
20,4
30,7
24,8
13,9
2,2
Total 137 100
Sumber : data primer 2016
Tabel 5.1 Menunjukkan distribusi responden sebanyak 137 orang
diantara responden terdapat responden dengan umur 18 tahun sebanyak 11
orang (8 %), 19 tahun sebanyak 28 orang (20,4 %), umur 20 tahun
sebanyak 42 orang (30,7 %), umur 21 tahun sebanyak 34 orang (24,8 %),
umur 22 tahun sebanyak 19 orang (13,9 %), dan umur 23 tahun sebanyak 3
orang (2,2 %).
52
Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
Frekuensi Persen
Laki-Laki
Perempuan
31
106
22,6
77,4
Total 137 100
Sumber : data primer 2016
Tabel 5.2 Menunjukkan distribusi responden sebanyak 137 orang
diantara responden terdapat jenis kelamin laki-laki sebanyak 31 orang (22,6
%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 106 orang (77,4 %).
Tabel 5.3 Distribusi responden berdasarkan angkatan
Frekuensi Persen
2012
2013
2014
48
52
37
35
38
27
Total 137 100
Sumber : data primer 2016
Tabel 5.3 Menunjukkan distribusi responden sebanyak 137 orang
diantara responden tersebut terdapat angkatan 2012 sebanyak 48 orang (35
%), angkatan 2013 sebanyak 52 orang (38 %), dan angkatan 2014 sebanyak
37 orang (27 %).
53
Tabel 5.4 Distribusi Responden berdasarkan Fasilitator
Frekuensi Persen
Baik
Buruk
125
12
91,2
8,8
Total 137 100
Sumber : Data Primer 2016
Tabel 5.4 Menunjukkan distribusi Responden sebanyak 137 orang
diantara responden tersebut ditinjau dari fasilitator kategori baik sebanyak
125 orang (91,2 %) dan responden ditinjau dari fasilitator kategori buruk
sebanyak 12 orang (8,8 %).
Tabel 5.5 Distribusi Responden berdasarkan Sumber Pembelajaran
Frekuensi Persen
Baik
Buruk
133
4
97,1
2,9
Total 137 100
Sumber : Data Primer 2016
Tabel 5.5 Menunjukkan distribusi Responden sebanyak 137 orang
diantara responden tersebut ditinjau dari sumber pembelajaran dengan
kategori baik sebanyak 133 orang (97,1%) dan responden ditinjau dari
sumber pembelajaran dengan kategori yang buruk serbanyak 4 orang
(2,9%).
54
Tabel 5.6 Distribusi Responden berdasarkan PBL
Frekuensi Persen
Baik
Buruk
133
4
97,1
2,9
Total 137 100
Sumber : data primer 2016
Tabel 5.6 Menunjukkan distribusi Responden sebanyak 137 orang
diantara responden tersebut memiliki PBL dengan interpretasi yang baik
yaitu sebanyak 133 orang (97,1 %) dan yang memiliki PBL dengan
interpretasi buruk yaitu sebanyak 4 orang (2,9 %).
Tabel 5.7 Distribusi Responden berdasarkan Minat dan Motivasi Belajar
Frekuensi Persen
Baik
Buruk
136
1
99,3
7
Total 137 100
Sumber : data primer 2016
Tabel 5.7 Menunjukkan distribusi Responden sebanyak 137 orang
diantara responden tersebut memiliki minat dan motivasi belajar yang baik
sebanyak 136 orang (99,3 %) dan responden yang memiliki minat dan
motivasi belajar yang buruk sebanyak 1 orang (7 %).
55
2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
variable independen dengan variable dependen. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui ada atau tidak ada hubungan antara PBL dengan minat
dan motivasi belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar
Tabel 5.8 distribusi PBL terhadap minat dan motivasi belajar
Muhammadiyah Makassar angkatan 2012-2015
PBL
Minat dan Motivasi Belajar
Tinggi Rendah Total P OR CI
f % f % f %
Baik
Buruk
132
1
99,2
0,8
4
0
100
0
136
1
99,3
0,7
0,000 0 0
Total 133 100 4 100 137 100
Sumber : data primer 2016
Dari tabel 5.8 dapat dilihat distribusi PBL terhadap minat dan
motivasi belajar yang memiliki PBL kategori baik sebanyak 132
responden (99,2%), dan responden dengan PBL yang buruk sebanyak 1
responden (0,8%). Sedangkan responden yang tingkat minat dan motivasi
belajar rendah dengan PBL yang baik sebanyak 4 responden (100%) dan
responden dengan PBL yang rendah sebanyak 0 responden (0%).
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji alternative
Kolmogorov-Smirnov Test didapatkan p-Value 0,000 lebih kecil dari α
56
(0,05) maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh PBL dengan minat dan
motivasi belajar mahasiswa fakultas kedokteran universitas
muhammadiyah Makassar. Nilai OR adalah 0,00 lower 0,00 dan upper
0,00.
57
BAB VI
PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh PBL
terhadap Minat dan Motivasi Belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar angkatan 2012 - 2015 yang dilaksanakan di wilayah
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar. Hasil penelitian yang
diperoleh akan dibahas sebagai berikut :
A. PBL
Banyak keunggulan dalam metode pembelajaran PBL seperti -
mendorong pembelajaran mahasiswa lebih aktif dan mendalam,
pengembangan integrasi pengetahuan dasar, persiapan kemampuan lifelong
learning, paparan klinis yang lebih banyak, peningkatan hubungan antar
mahasiswa, staf pengajar, dan peningkatan motivasi Belajar.
Berdasarkan hasil penelitian telah didapatkan responden yang lebih
banyak memiliki kategori baik dibandingkan dengan yang memiliki kategori
yang buruk yang artinya telah didukung oleh fasilitator dan sumber referensi
yang baik yang merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi PBL itu
sendiri.
Menurut Harsono, tutor berperan sebagai fasilitator dan mengaktifkan
kelompok untuk memastikan bahwa mahasiswa mencapai kemajuan secara
bermakna melalui pembahasan secara tersaji. Selain itu tutor juga memelihara
diskusi kelompok sekaligus pemandu untuk pencarian informasi bukan
pemberi informasi.19
58
Peran dosen dalam PBL tidak lagi hanya sebagai seorang pengajar
namun juga berperan sebagai fasilitator atau tutor dalam diskusi tutorial serta
memastikan semua mahasiswa terlibat dalam proses belajar dalam diskusi
kelompok kecil
Menurut teori, fasilitas dalam PBL adalah fasilitas yang berkaitan
dengan pembelajaran dalam PBL. Ada dua kelompok fasilitas yang sangat
penting dalam pelaksanaan PBL yaitu tempat belajar dan sumber
pembelajaran. Dalam penelitian ini hanya memusatkan pada sumber
pembelajaran. Sangat penting bagi pelaksanaan PBL ini harus dilengkapi
dengan literature sebagai referensi berupa buku, artikel, jurnal yang semuanya
digunakan sebagai sumber belajar. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian dari
Secondira, dkk yang dimana fasilitas sangat penting dan berkaitan dalam
pembelajaran dalam PBL. Salah satunya faktor literatur seperti ketersediaan
fasilitas pustaka berupa buku, artikel, jurnal yang semuanya digunakan
sebagai sumber belajar. 20
B. Minat dan Motivasi Belajar
Dari hasil Penelitian diatas, telah didapatkan bahwa responden yang
memiliki minat dan motivasi dengan kategori baik sangat tinggi yaitu
sebanyak 136 responden dengan jumlah 99,3 % dan responden yang memiliki
minat dan motivasi belajar yang buruk hanya ada 1 responden saja dengan
jumlah hanya 7 %.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh A.B. Susilo bahwa secara umum
motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PBL mengalami peningkatan.
59
Setelah pembelajaran dengan PBL, motivasi belajar siswa yang tergolong
rendah sebesar 3 siswa (8,83%) dan sesudah pembelajaran dengan PBL
menjadi tidak ada (0,0%). Motivasi belajar siswa yang tergolong sedang
sebelum pembelajaran dengan PBL sebesar 29 siswa (85,29%) dan sesudah
pembelajaran dengan PBL menjadi 9 siswa (26,47%). Motivasi belajar siswa
yang tergolong tinggi sebelum pembelajaran dengan PBL sebesar 2 siswa
(5,88%) dan sesudah pembelajaran dengan PBL meningkat menjadi 25 siswa
(73,53%). Hal ini berarti bahwa motivasi belajar siswa setelah pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran berdasar masalah untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis mengalami peningkatan.20
Dari hasil penelitian didapatkan fasilitator dan sumber pembelajaran yang
ada di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar sangat
menunjang dalam minat dan motivasi belajar khususnya mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar yang dimana responden
lebih banyak memilih fasilitator dan sumber pembelajaran dengan kategori
baik yaitu 91,2 % dan 97,1%.
C. Pengaruh PBL terhadap Minat dan Motivasi Belajar
Berdasarkan hasil penelitian diatas telah didapatkan responden yang
memiliki PBL dan Minat dan Motivasi Belajar dengan kategori baik sangat
besar. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada pengaruh PBL terhadap Minat dan
Motivasi Belajar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Saidun
Hutasuhut (2010) bahwa Penerapan PBL disamping dapat meningkatkan hasil
belajar juga dapat meningkatkan motivasi belajar. Motivasi belajar mahasiwa
60
setelah diterapkan PBL meningkat sebesar 30.40% untuk kategori motivasi
sangat tinggi dan tinggi. Artinya penerapan PBL dapat merubah suasana
belajar kearah yang kreatif, aktif dan mandiri. Dalam pendekatan PBL
mahasiswa dituntut lebih mandiri dalam merencanakan bagaimana
melaksanakan tugas/proyek yang menjadi tugasnya. Pendekatan PBL
memberikan kebebasan/otonom penuh kepada mahasiswa untuk berbuat
bagaimana menyelesaikan proyek. Proyek bisa dikerjakan mahasiswa apabila
mereka mampu bekerjasama merumuskan, memecahkan dan meyelesaikan
permasalahan yang dihadapi.21
Metode pembelajaraan PBL ini terbukti dapat meningkatkan
motivasi belajar mahasiswa. Metode ini dilandasi pemikiran bahwa kegiatan
belajar di pendidikan tinggi dapat mendorong dan membantu peserta didik
untuk terlibat secara aktif dalam membangun pengetahuan sehingga mencapai
pemahaman yang mendalam terhadap materi kuliah.
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini hanya menggunakan kuesioner sehingga hasil yang
didapatkan bersifat subjektif.
Penelitian dilakukan pada waktu tertentu agar tidak mengganggu proses
belajar mengajar.
61
BAB VII
TINJAUAN KEISLAMAN
Pendidikan menurut pandangan Islam adalah merupakan bagian dari tugas
kekhalifan manusia yang harus dilaksanakan secara bertanggung jawab, kemudian
pertanggungjawaban itu baru bisa dituntut kalau ada aturan dan pedoman
pelaksanaan. Oleh karenanya, Islam tentunya memberikan garis-garis besar
tentang pelaksanaan pendidikan tersebut. Islam memberikan konsep-konsep yang
mendasar tentang pendidikan, dan menjadi tanggung jawab manusia untuk
menjabarkan dengan mengaplikasikan konsep-konsep dasar tersebut dalam
praktek pendidikan.22
Dengan pendidikan, manusia biasa mempertahankan kekhalifannya
sebagaimana pendidikan adalah hal pokok yang membedakan antara manusia
dengan makhluk lainnya. Pendidikan yang diberikan atau dipelajari harus dengan
nilai-nilai kemanusiaan sebagai mediasi nilai-nilai kemanusiaan itu sendiri. Hal
ini dalam agama sangatlah diperhatikan, akan tetapi dalam pengaplikasiannya
yang dilakukan umatnya kadang melenceng dari esensi ajaran agama itu sendiri,
Hal inilah yang harus menjadi perhatian dasar pendidikan Islam.22
Dengan demikian, ajaran Islam sarat dengan nilai-nilai, bahkan konsep
pendidikan. Akan tetapi, semua itu masih bersifat subjektif dan transedental. Agar
menjadi sebuah konsep objektif dan membumi perlu didekati dengan keilmuan,
atau sebaliknya perlu menggunakan paradigm Islam yang sarat dengan nilai-nilai
pendidikan.22
62
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna.
Kesempurnaan tersebut dikarenakan manusia diberikan potensi yang lebih
dibandingkan dengan makhluk yang lainnya yaitu berupa akal pikiran yang
mampu melahirkan pengetahuan teknologi, seni, dan lain sebagainya. Tentang
keutamaan orang yang berilmu dalam QS Ali Imran [3]:18
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
melainkan Dia Yang Maha Adil. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu
(juga yang menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak
disembah) melainkan Dia yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun
ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya
kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin
mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan
Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu,
tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).”
(Q.S An-Nisa‟: 83).
Pada ayat diatas dinyatakan dengan jelas keutamaan ilmu dan kemuliaan
orang yang berilmu. Allah menempatkan ulama (orang-orang yang berilmu) pada
urutan ketiga setelah Diri-Nya dan para malaikat dalam menyaksikan ketuhanan-
Nya hal ini menunjukkan bahwa kedudukan orang yang berilmu sangat tinggi
dihadapan Allah SWT. Tidak ada satu makhluk yang dapat melebihi derajatnya.
Ayat tersebut juga mengandung makna kemuliaan ilmu. Jika ada yang lebih mulia
63
dari ilmu pengetahuan, Allah akan memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk
meminta dilebihkan dari hal itu seperti Allah memerintahkannya untuk meminta
dilebihkan dalam ilmu pengetahuan. Sabda Rasulullah SAW “Para malaikat akan
menundukkan sayap-sayap mereka karena keridhaan mereka pada para penuntut
ilmu, seorang yang berilmu akan dimintakan ampunan (oleh malaikat) yang ada
di langit dan yang ada di bumi, dan ikan-ikan yang ada di air. Keutamaan orang
yang berilmu dibanding dengan orang yang beribadah seperti keutamaan bulan
purnama dibanding semua bintang-bintang. Orang-orang yang berilmu adalah
pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan sedinar atau sedirhampun, tetapi
mereka mewariskan ilmu pengetahuan. Maka barang siapa mengambilnya, dia
mengambilnya dengan banyak keuntungan.”(HR. Abu Daud dan Turmudzi)
Berapa keutamaan lain tentang ilmu dan orang-orang yang berilmu juga
disebutkan dalam beberapa hadits, di antaranya:
Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri
kepada Allah Azza wajalla, dan mengajarkannya kepada orang yang tidak
mengetahuinya adalah shadaqah. Sesungguhnya ilmu pengetahuan menempatkan
orangnya, dalam kedudukan terhormat dan mulia (tinggi). Ilmu pengetahuan
adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan di akhirat. (HR Ar-Rabi‟)
“Wahai Abu Dzar, kamu pergi mengajarkan ayat dari Kitabullah lebih baik
bagimu daripada shalat (sunnah) seratus rakaat, dan pergi mengajarkan satu bab
ilmu pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik daripada shalat
seribu raka’at.” (HR. Ibnu Majah)
“Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) ketenangan dan kehormatan diri, dan
bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu.” (HR. Thabrani)
“Kelebihan seorang alim (ilmuwan) terhadap seorang abid (ahli ibadah) ibarat
bulan purnama terhadap seluruh bintang.” (HR. Abu Daud)
“Barangsiapa merintis jalan mencari ilmu maka Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)
“Duduk bersama para ulama adalah ibadah.” (HR. Ad-Dailami)
64
“Barangsiapa ditanya tentang suatu ilmu lalu dirahasiakannya maka dia akan
datang pada hari kiamat dengan kendali (di mulutnya) dari neraka.” (HR. Abu
Daud)
“Seorang alim apabila menghendaki dengan ilmunya keridhaan Allah maka dia
akan ditakuti oleh segalanya, dan jika dia bermaksud untuk menumpuk harta
maka dia akan takut dari segala sesuatu.” (HR. Ad-Dailami)
“Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan seorang
ulama, hukum yang zalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan.” (HR. Asy-
Syihab)
“Orang yang paling pedih siksanya pada hari kiamat ialah seorang alim yang
Allah menjadikan ilmunya tidak bermanfaat.” (HR. Baihaqi)
“Seorang ulama yang tanpa amalan seperti lampu membakar dirinya sendiri
(Berarti amal perbuatan harus sesuai dengan ajaran-ajarannya).” (HR. Ad-
Dailami)
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu berkata
(Kitabul „Ilmi): “Yang dimaksud dengan ilmu di sini adalah apa yang Allah SWT
turunkan kepada Rasul-Nya SAW, berupa bayyinah (penjelasan) dan huda
(petunjuk). Ilmu yang utama adalah ilmu wahyu, yaitu ilmu yang Allah SWT
turunkan.”
Dari Muawiyah Ra Nabi SAW bersabda:
“Barangsiapa yang Allah SWT kehendaki kebaikan baginya, niscaya Allah SWT
akan menfaqihkan (menjadikan dia paham) akan agama.” (Muttafaqun „alaih)
Selain itu Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu
dalam Syarh Riyadlush Shalihin, berkata :
“Pewaris para nabi adalah ulama. Merekalah yang mewarisi, ilmu, amal dan
tugas membimbing umat kepada jalan Allah SWT.
Kata ilmu digunakan dalam arti proses pencapaian pengetahuan dan objek
pengetahuan. Ilmu dari segi bahasa berarti kejelasan, karena itu segala yang
terbentuk dari akar katanya mempunyai ciri kejelasn, Ilmu adalah pengetahuan
yang jelas tentang sesuatu. Dalam pandangan Al-Quran, ilmu adalah
65
keistimewaan yang menjadikan manusia unggul terhadap makhluk-makhluk lain
guna menjalankan fungsi kekhilafan.
“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah
diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia,
dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke
belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit.
Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.” (QS. Ali Imran : 187)
Islam bukan hanya agama yang menyerukan umatnya untuk menuntut
ilmu setinggi-tingginya, melainkan juga sangat menekankan untuk menyebarkan
ilmu kepada saudara-saudaranya. Islam sangat mengecam orang yang bakhil
dalam harta, termasuk juga bakhil dalam berbagai pengetahuan. Ilmu harus
diamalkan dan bukan hanya disimpan dalam laci pengetahuan. Salah satu bentuk
mengamalkan ilmu itu adalah dengan mentransformasikannya kepada orang lain.
Sabda Nabi SAW :
“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat, serta semua makhluk di langit dan di
bumi, sampai semut dalam lubangnya dan ikan (di lautan), benar-benar
bershalawat/mendoakan kebaikan bagi orang yang mengajarkan kebaikan (ilmu
agama) kepada manusia.” (HR. Turmudzi)
Kenapa ilmu itu harus disebarkan? Karena pertama ilmu adalah milik
Allah untuk seluruh umat manusia. Ilmu adalah sebagaimana harta statusnya tidak
lain adalah titipan untuk juga dibagikan kepada manusia lain yang tidak
mempunyainya. Oleh karena itu, orang yang mempunyai ilmu pada hakekatnya
66
adalah orang yang dilimpahi oleh Allah sebuah amanah untuk menyebarkan ilmu
itu kepada yang lainnya. Sehingga berdosalah orang-orang yang berilmu kalau
ilmunya itu hanya dia simpan untuk dirinya sendiri. Sebab, dengan menyimpan
ilmu dan tidak menyebarkannya, berarti dia telah mengingkari dan menciderai
amanah Allah.
Kemudian yang kedua adalah untuk perkembangan ilmu sendiri. Ilmu
tidak akan berkembang kalau tidak disebarkan secara luas kepada umat manusia.
Ketika ilmu itu hanya disimpan saja maka ia hanya menjadi sistem pengetahuan
yang statis tidak berkembang hingga memfosil. Untuk membuat sebuah ilmu itu
berkembang, maka harus diajarkan dan disebarkan kepada orang lain. Ketika ilmu
itu disebarkan kepada orang banyak, maka akan terjadi dialektika pemikiran,
terjadi perdebatan ilmiah.
“Di antara manusia ada orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan dan mengikuti setiap syaitan yang jahat.”(QS. Al-Hajj: 3)
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa firman Allah “Wa minan naasi man
yujadilu fillahi” (QS. Al Hajj: 3) ini turun berkenaan dengan An-Nahdr bin Hartz
(Diriwayatkan oleh Ibnu Hatim yang bersumber dari Abi Malik).
Allah SWT berfirman :
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang membantah tentang Allah tanpa ilmu pengetahuan, tanpa petunjuk dan tanpa kitab (wahyu) yang bercahaya.”
67
Dalam ayat lain Allah berfirman :
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan
untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang
membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan
tanpa Kitab yang memberi penerangan.” (QS. Luqman: 20)
Seperti yang kita ketahui bahwa dalam Islam itu menuntut ilmu adalah
sesuatu yang diwajibkan, baik itu menuntut ilmu agama maupun ilmu
pengetahuan (sains) dan teknologi. Sebagaimana yang telah disabdakan oleh
Rasulullah SAW, “Menuntut ilmu itu wajib atas setiap orang Islam” (HR. Ibnu
Majah). Selain itu Allah SWT juga akan memberikan suatu penghargaan dan akan
meninggikan derajat bagi orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Dalam
hal ini, Allah SWT berfirman sebagaimana dalam QS Al-Mujaadilah [58] : 11
berikut :
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka
berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
68
Dalam al-Qur'an dan tafsirnya, ayat ini menerangkan bahwa jika
Rasulullah SAW berdiri untuk memberikan kesempatan kepada orang tertentu
agar ia dapat duduk, atau kamu disuruh pergi dahulu hendaknya kamu pergi,
karena Rasul ingin memberikan penghormatan kepada orang-orang atau beliau
ingin menyendiri untuk memikirkan urusan-urusan agama, atau melaksanakan
tugas-tugas yang perlu diselesaikan.23
Menurut Ibnu Katsir Allah Ta'ala berfirman guna mendidik hamba-hamba-
Nya yang beriman dan memerintahkan kepada mereka agar satu sama lain
bersikap baik di majlis. Karena siapa yang menanam kebaikan maka ia juga akan
memperoleh kebaikan. Karena ayat ini turun berkenaan dengan majlis-majlis
zikir, yaitu apabila mereka mempersempit tempat duduk di samping Rasulullah
SAW, kemudian Allah SWT memerintahkan kepada mereka untuk melapangkan
tempat duduk satu sama lain.24
Dalam tafsir al-Mishbah , ayat ini menerangkan tentang perintah untuk
memberi kelapangan dalam segala hal kepada orang lain. Ayat ini juga tidak
menyebut secara tegas bahwa Allah SWT akan meninggikan derajat orang yang
berilmu. Tetapi menegaskan bahwa mereka memiliki derajat-derajat yakni yang
lebih tinggi dari sekadar beriman, tidak disebutkan kata meninggikan itu sebagai
isyarat bahwa sebenarnya ilmu yang dimiliki itulah yang berperanan besar dalam
ketinggian derajat yang diperolehnya, bukan akibat dari faktor di luar ilmu itu.
Yang dimaksud dengan “Allah meninggikan orang-orang yang beriman” diberi
pengetahuan adalah mereka yang beriman dan menghiasi diri mereka dengan
69
pengetahuan. Ini berarti ayat di atas membagi kaum beriman jadi dua, yang
pertama sekadar beriman dan beramal saleh, yang kedua beriman, beramal saleh
serta memiliki pengetahuan. Derajat kedua kelompok ini menjadi lebih tinggi,
bukan saja karena nilai ilmu yang disandangnya, tetapi juga amal dan
pengajarannya kepada pihak lain baik secara lisan atau tulisan maupun
keteladanan.
Berdasarkan ayat ini dapat dikemukakan bahwa dalam ajaran Islam
pengertian ilmu bukan hanya didasarkan pada jumlah ilmu yang dipelajarinya,
tetapi ilmu yang benar adalah ilmu yang dapat dirasakan oleh manfaatnya oleh
manusia pada umumya, sebagaimana halnya ilmu menyempurnakan hikmah bagi
pemiliknya hingga menjadi suatu sikap dan sifat yang menyatu dalam dirinya juga
dalam perilakunya tanpa ada paksaan. Di samping itu, ilmu dapat menjadi cahaya
jalan yang menerangi jalan dalam mencapai petunjuk dan kebaikan.25
Ilmu merupakan pijakan dalam beramal, sebagai landasan berbuat dan
mengarahkan perbuatan ke arah kebaikan. Adapun definisi ilmu itu sendiri dari
segi bahasa adalah pengetahuan dan dari segi istilah adalah pengetahuan yang
sebenar terhadap sesuatu perkara. Maksud ilmu yang benar disini adalah
pengetahuan yang membawa manusia mengenal Allah SWT dan mengakui
bahwasannya Allah SWT Maha Pencipta, tidak ada Tuhan lain yang patut
diperhambakan diri melainkan kepada-Nya. Karena akan pentingnya sebuah ilmu,
Imam Syafi‟i pernah berkata:
“Barang siapa menginginkan dunia harus dengan ilmu, barang siapa menginginkan akhirat harus dengan ilmu, dan barang siapa menginginkan
keduanya harus dengan ilmu.”26
70
Menuntut ilmu pengetahuan dalam arti luas yaitu ilmu pengetahuan umum
dan ilmu agama, karena kedua ilmu tersebut yang dibutuhkan manusia, khususnya
umat Islam agar ilmu pengetahuan yang dipelajari dan diperolehnya dapat
semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
71
BAB VIII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh PBL terhadap minat dan motivasi belajar pada mahasiswa fakultas
kedokteran universitas muhammadiyah Makassar
B. Saran
1. Fakultas diharapkan agar lebih melengkapi fasilitas dan sumber
pembelajaran sehingga lebih mendorong para mahasiswa khususnya
mahasiswa fakultas kedokteran universitas Muhammadiyah Makassar
dalam meningkatkan minat dan motivasi belajar
2. Perlu diadakan penelitian selanjutnya agar lebih dapat mengetahui factor-
faktor lain selain PBL yang dapat meningkatkan minat dan motivasi
belajar khususnya pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar
72
DAFTAR PUSTAKA
1. Prayitno. Dasar teori praksis pendidikan. padang : Grasindo. 2009
2. Ika Sholihah, skripsi: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) untuk meningkatkan partisipasi dan keaktifan berdiskusi
siswa dalam pembelajaran Biologi kelas VII SMP Negeri 2 Surakarta,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Universitas Sebelas Maret,
Surakarta. 2010
3. Hikmawati Nurokhmanti, herma Roebertsens, Jurnal: Culture Influence to
Students’ Interaction Due to Achieving Deep Learning Process in Problem
Based Learning, Fakultas Kedokteran: Universitas Gadjah Mada. 2015
4. Okta Kuswaningsih, Skripsi : Hubungan Motivasi belajar mahasiswa
dengan hasil belajar semester V akademi kebidanan Giri Satria Husada
Wonogiri, Fakultas Kebidanan : Universitas Brawijaya, Malang. 2014
5. Ayub Irmadani Anwar, dkk, jurnal: Motivasi dan strategi belajar siswa
dalam pendidikan pembelajaran berbasis masalah dan collaborative
learning di fakultas kedokteran gigi, Fakultas Kedokteran Gigi:
Universitas Hasanuddin, Makassar. 2013
6. Wastie R.B. Toding, dkk, jurnal: Hubungan Dukungan Sosial Dengan
Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa angkatan 2013 Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Fakultas Kedokteran: Universitas
Sam Ratulangi, Manado. 2015
73
7. Rika Lisiswanti, dkk, jurnal: Hubungan Motivasi Dan Hasil Belajar
Mahasiswa Kedokteran, Fakultas Kedokteran: Universitas Lampung,
Lampung. 2015
8. Abdul Rohim, Sripsi: Pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar
siswa pada bidang studi PAI, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2011
9. Ressa Arsita sari, Skripsi: Hubungan Minat Belajar Siswa Dengan Hasil
Belajar IPS di SD Gugus 1 Kabupaten Kepahiang, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan: Universitas Bengkulu, Bengkulu. 2014
10. Sardini, Artikel Penelitian: Pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar
pelajaran ekonomi siswa kelas XI IPS MAN Pontianak, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan: Universitas Tanjung Pura, Pontianak. 2013
11. Uli Fatmawati, Skripsi: Upaya meningkatkan minat belajar siswa dalam
pembelajaran PAI materi pokok Ilmu Tajwid melalui metode Drill Kelas
VII G di SMP Negeri 1 Kragan, Rembang tahun pelajaran 2009-2010,
Fakultas Tarbiyah: Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang.
2010
12. Novvi Fitria Ayu, dkk, Jurnal: Pelaksanaan Pembelajaran Mandiri
Menurut Persepsi Mahasiswa Angkatan 2012 di PSPD, FKIK UNJA,
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UNJA: Universitas Jambi,
Jambi. 2012
13. Effendi, Ferry, dkk. Pendidikan Untuk Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika. 2008
74
14. Amelia Dwi Fitri, dkk, Jurnal: Persepsi Mahasiswa dan Tutor tentang
kejadian Kritis Selama Diskusi Tutorial dan Jenis-Jenis Intervensi Tutor
Terhadap Kejadian Tersebut, Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu
Kesehatan: Universitas Jambi, Jambi. 2013
15. Tita Menawati Liansyah, Jurnal: Problem Based Learning sebagai Metode
Perkuliahan Kedokteran yang Efektif: Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh, Aceh. 2015
16. Putri Pratama, artikel: Hubungan antara Kecenderungan Berpikir Kritis
dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Mahasiswa Prodi Dokter
Fakultas Kedokteran UNDIP, Fakultas Kedokteran: Universitas
Diponegoro, Semarang. 2012
17. Prof. Bhisma Murti, Jurnal: Kurikulum berbasis kompetensi dan problem
based learning, Fakultas Kedokteran: Universitas Sebelas Maret, Solo.
2010
18. Agung Aji Tapantoko, Skripsi: Penggunaan Metode Mind Map (Peta
Pikiran) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Depok,
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam: Universitas Negeri
Yogyakarta. 2011
19. Rachmanto A. Persepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Teknik
Bangunan FPTK UPI Tentang Minat Kerja[skripsi]. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia; 2011.
75
20. Dewi RL. Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) melalui
Metode Eksperimen Terhadap Kemampuan Kognitif Berdasarkan
Keterampilan Pemecahan Masalah Fisika pada Materi Sub Bahasan Asas
Black untuk Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta [tesis].
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta; 2012.
21. Saidun Hutasuhut, Jurnal: Implementasi Pembelajaran Berbasis Proyek
(Project-Based Learning) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil
Belajar Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Pembangunan Pada Manajemen
FE Unimed: Universitas Negeri Medan. 2010
22. Yuliavsari P. Konsep Pendidikan Islam Dalam Perspektif Kh. Ahmad
Dahlan. Malang : Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim Malang; 2009
23. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an Dan Tafsirnya,
(Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1990), hlm. 26
24. Hasan Muhammad Asy Syarqawi, Manhaj Ilmiah Islami, Cetakan 1,
Jakarta: Gema Insani Press, hlm. 21-22. 1994
25. Muhamad Endut, Johar Seman dan Mashitoh Ahmad, Pendidikan Islam,
Selangor Daruh Ehsan: Penerbitan Pelangi, hlm. 126. 2008
26. Anonym. Al quran dan al hadist. Available at
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Dr.%20Marzuki,%20M.Ag./Dr
.%20Marzuki,%20M.Ag_.%20Buku%20PAI%20SMP%20-%209%20Al-
Quran%20Bab%201.pdf. Accessed on February 26th
2015
76
77
78
PENGARUH PBL TERHADAP MINAT DAN MOTIVASI BELAJAR
MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR ANGKATAN
2012-2015
Nama :……………………………………………………..
NIM :……………………………………………………..
Angkatan :……………………………………………………..
Jenis kelamin :……………………………………………………..
Tempat/Tanggal lahir :……………………………………………………..
No HP/Telp :……………………………………………………..
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2016
79
A. Kuesioner tentang PBL
Berikan tanda centang pada pernyataan yang sesuai dengan kondisi anda
Keterangan
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Tabel 3: Persepsi mahasiswa tentang sumber pembelajaran untuk PBL
NO Pernyataan SS S N TS STS
1 Sumber (referensi) yang dipelajari tersedia di
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Makassar untuk sesi PBL cukup tersedia
2 Sumber (referensi) yang disediakan oleh
perpustakaan / internet memungkinkan saya untuk
memenuhi kebutuhan materi
3 Sumber(referensi) saya belajar terutama dari
catatan kuliah dan teks buku
4 Sumber(referensi) saya terutama sebagian besar
didapatkan bukan dari hasil kerja mahasiswa senior
Tabel 4: Persepsi mahasiswa tentang peran fasilitator dalam PBL
NO Pernyataan SS S N TS STS
1 Fasilitator efektif memfasilitasi sesi PBL
2 Fasilitator kami membantu kita untuk menemukan
sumber (referensi) yang terkait dengan topik
3 Fasilitator kami menyediakan lingkungan belajar
yang positif
4 Kami dapat mengidentifikasi tujuan pembelajaran
sebagai pemicu tanpa bergantung pada fasilitator
5 Merupakan tugas fasilitator untuk memilih ketua,
bukan dari anggota kelompok kami
80
B. Kuesioner minat dan motivasi belajar mahasiswa/i
Petunjuk pengisian :
bacalah pernyataan dengan teliti
berikan tanda centang pada pernyataan yang sesuai dengan kondisi anda
keterangan
TS : tidak sesuai
KS : kurang sesuai
S : Sesuai
SS : Sangat Sesuai
No Pernyataan TS KS S SS
1 Saya mudah mengantuk, bila mendengarkan
penjelasan dari dosen
2 Saya merasa lelah mengikuti pelajaran di kelas.
3 Saya masuk fakultas kedokteran karena cita-cita
menjadi dokter.
4 Saya melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Makassar untuk
menambah pengetahuan ilmu mengenai kesehatan.
5 Saya tidak bersemangat mengikuti pelajaran di kelas.
6 Saya mengikuti pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan sebagai dokter nantinya.
7 Saya malas membahas dengan teman-teman atau
mengulangi materi yang dipelajari
8 Saya tetap berusaha untuk mengejar cita-cita
meskipun ada rintangan.
9 Saya kurang bersemangat, apabila nilai ujian jelek.
10 Saya mampu menjelaskan materi pelajaran dengan
baik kepada teman.
11 Saya mudah pusing apabila menerima pelajaran
dikelas.
81
12 Harapan saya setelah lulus dari Fakultas Kedokteran
menjadi dokter yang profesional
13 Saya akan mengikuti teman yang mengajak saya
untuk belajar kelompok.
14 Lingkungan yang pengap dan panas membuat saya
menjadi malas untuk memulai belajar
15 Saya mengikuti semua pelajaran dengan penuh
perhatian.
16 Saya dipaksa oleh orangtua agar cita-cita menjadi
dokter karena peluang kerja dokter lebih besar.
17 Saya dapat belajar dengan mudah sambil menonton
TV atau mendengarkan musik.
18 Saya mampu menjawab pertanyaan dari dosen
dengan baik.
19 Saya melanjutkan pendidikan S1 kedokteran agar
saya dipromosikan jabatan
20 Saya mampu mengikuti perkuliahan dikelas dengan
baik.
21 Saya memiliki kemampuan keterampilan klinik baik
22 Saya merasa adanya dukungan dari orang lain
meningkatkan keinginan saya untuk belajar
23 Saya akan memaksakan belajar walaupun ruang kelas
gaduh,karena pelajaran itu penting bagi saya
24 Penerangan yang cukup membuat saya lebih
berkonsentrasi dalam belajar.
25 Saya mengikuti pelajaran yang saya sukai
26 Udara yang sejuk membuat saya lebih berkonsentrasi
dalam belajar
27 Saya berusaha untuk mengikuti semua pelajaran,
walaupun pelajaran itu tidak saya sukai.
82
28 Dukungan yang bersifat moril dari keluarga memacu
saya untuk lebih giat belajar.
29 Hambatan yang saya alami selama belajar membuat
saya mudah menyerah.
30 Kemauan saya selalu diikuti dengan
keingitahuan/ketertarikan terhadap pelajaran.
31 Saya membuat brain map/peta konsep untuk
meringkas pelajaran
32 Saya berusaha untuk mengatasi kesulitan dalam
belajar.
33 Saya mulai memprioritaskan belajar daripada
kegiatan lain yang tidak jelas manfaatnya
34 Saya akan mengikuti teman yang mengajak saya
untuk belajar kelompok
35 Pengalaman (baik dan buruk) membuat saya
termotivasi untuk menjadi lebih baik.
36 Selama saya mengikuti pendidikan di Fakultas
Kedokteran membuat perhatian hanya tersita untuk
pelajaran saja
37 Saya dapat berkonsentrasi belajar di lingkungan yang
sepi.
38 Dosen memiliki wawasan yang luas, sehingga
pertanyaan mahasiswa dapat diterangkan dengan
jelas.
39 Dosen menjelaskan materi dengan menggunakan alat
peraga
40 Dosen memberikan motivasi belajar kepada
mahasiswa dikelas.
41 Deosen memberikan kesempatan bertanya kepada
mahasiswa mengenai materi pelajaran yang belum
83
jelas.
42 Dosen menyusun silabus untuk pedoman kerja
mahasiswa
43 Dosen memberikan masukan yang membangun, saat
mahasiswa mempresentasikan materi pelajaran
dikelas
44 Dosen memberikan informasi apabila tidak masuk
kelas
45 Dosen datang tepat waktu sesuai jadwal.
TERIMA KASIH ATAS KERJASAMANYA,PASTIKAN KUESIONER
TELAH DI ISI SEMUA.
84
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases
Included in Analysis 137 100,0
Missing Cases 0 ,0
Total 137 100,0
Unselected Cases 0 ,0
Total 137 100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number
of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
0 0
1 1
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed Predicted
IMB Percentage
Correct 0 1
Step 0 IMB
0 136 0 100,0
1 1 0 ,0
Overall Percentage 99,3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step 0 Constant -4,913 1,004 23,958 1 ,000 ,007
85
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables KategorikPBL ,030 1 ,862
Overall Statistics ,030 1 ,862
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step ,059 1 ,807
Block ,059 1 ,807
Model ,059 1 ,807
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 11,773a ,000 ,005
a. Estimation terminated at iteration number 20 because
maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.
Classification Tablea
Observed Predicted
IMB Percentage
Correct 0 1
Step 1 IMB
0 136 0 100,0
1 1 0 ,0
Overall Percentage 99,3
a. The cut value is .500
Variables in the Equation
86
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step 1a
KategorikPBL -16,320 20096,485 ,000 1 ,999 ,000 ,000 .
Constant -4,883 1,004 23,662 1 ,000 ,008
a. Variable(s) entered on step 1: KategorikPBL.
Logistic Regression
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases
Included in Analysis 137 100,0
Missing Cases 0 ,0
Total 137 100,0
Unselected Cases 0 ,0
Total 137 100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number
of cases.
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
0 0
1 1
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b
Observed Predicted
IMB Percentage
Correct 0 1
Step 0 IMB
0 136 0 100,0
1 1 0 ,0
Overall Percentage 99,3
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is .500
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
87
Step 0 Constant -4,913 1,004 23,958 1 ,000 ,007
Variables not in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables KategorikPBL ,030 1 ,862
Overall Statistics ,030 1 ,862
Block 1: Method = Enter
Omnibus Tests of Model Coefficients
Chi-square df Sig.
Step 1
Step ,059 1 ,807
Block ,059 1 ,807
Model ,059 1 ,807
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox & Snell
R Square
Nagelkerke R
Square
1 11,773a ,000 ,005
a. Estimation terminated at iteration number 20 because
maximum iterations has been reached. Final solution cannot
be found.
Variables in the Equation
B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for
EXP(B)
Lower Upper
Step 1a
KategorikPBL -16,320 20096,485 ,000 1 ,999 ,000 ,000 .
Constant -4,883 1,004 23,662 1 ,000 ,008
a. Variable(s) entered on step 1: KategorikPBL.
88
Frequencies
Angkatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 2012 48 35.0 35.0 35.0
2013 52 38.0 38.0 73.0
2014 37 27.0 27.0 100.0
Total 137 100.0 100.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid L 31 22.6 22.6 22.6
P 106 77.4 77.4 100.0
Total 137 100.0 100.0
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 18 11 8.0 8.0 8.0
19 28 20.4 20.4 28.5
20 42 30.7 30.7 59.1
21 34 24.8 24.8 83.9
22 19 13.9 13.9 97.8
23 3 2.2 2.2 100.0
Total 137 100.0 100.0
89
PBL
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 133 97.1 97.1 97.1
1 4 2.9 2.9 100.0
Total 137 100.0 100.0
Minat dan Motivasi Belajar
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 136 99.3 99.3 99.3
1 1 .7 .7 100.0
Total 137 100.0 100.0
Sumber Pembelajaran
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 133 97.1 97.1 97.1
1 4 2.9 2.9 100.0
Total 137 100.0 100.0
90
Crosstabs
Classification Tablea
Observed Predicted
IMB Percentage
Correct 0 1
Step 1 IMB
0 136 0 100,0
1 1 0 ,0
Overall Percentage 99,3
a. The cut value is .500
PBL * Minat dan Motivasi Belajar Crosstabulation
Minat dan Motivasi Belajar
Total 0 1
PBL 0 Count 133 1 134
Expected Count 133.0 1.0 134.0
% within PBL 99.3% .7% 100.0%
% within Minat dan Motivasi
Belajar 97.8% 100.0% 97.8%
% of Total 97.1% .7% 97.8%
1 Count 3 0 3
Expected Count 3.0 .0 3.0
% within PBL 100.0% .0% 100.0%
% within Minat dan Motivasi
Belajar 2.2% .0% 2.2%
% of Total 2.2% .0% 2.2%
Total Count 136 1 137
Expected Count 136.0 1.0 137.0
% within PBL 99.3% .7% 100.0%
% within Minat dan Motivasi
Belajar 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 99.3% .7% 100.0%
91
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 137
Normal Parametersa Mean .0000000
Std. Deviation .14687488
Most Extreme Differences Absolute .530
Positive .530
Negative -.440
Kolmogorov-Smirnov Z 6.209
Asymp. Sig. (2-tailed) .000