prinsip pendidikan dan teknik supervisi pendidikan~1
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sasaran pendidikan adalah manusia pendeidikan bertujuan menambahkan
dan mengembangkan potensi manusia agar menjadi dewasa, beradab dan norma.
Potensi itu merupakan bawaan sejak dilahirkan, tugas pendidikan
mengembangkan potensi itu agar aktivitas pendidikan diperlukan pemahaman
tentang prinsip-prinsip pendidikan, oleh karena itu dalam makalah ini akan
dibahas tentang prinsip-prinsip pendidikan tersebut.
B. Rumusan masalah
Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini.
1. Bagaimana Prinsip – prinsip pendidikan?
2. Bagaimana Teknik – Teknik supervisi pendidikan?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui Prinsip – prinsip pendidikan?
2. Untuk mengetahui Teknik – Teknik supervisi pendidikan?
- 1 -
BAB II
PEMBAHASAN
A. Prinsip –Prinsip dasar Pendidikan
1. Prinsip Relevansi
Kurikulum merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa agar
dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat serta membekali
siswa baik dalam bidang pengetahuan, sikap maupun keterampilan sesuai
dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Oleh sebab itu, pengalaman-
pengalaman belajar yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan
kebutuhan masyarakat. Inilah yang disebut dengan prinsip relevansi. Prinsip
relevansi adalah prinsip kesesuaian. Ada dua macam relevansi, yaitu :
a. Relevansi internal
Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki
keserasian antara komponen-komponennya, yaitu keserasian antara tujuan
yang harus dicapai, isi, materi atau pengalaman belajar yang harus
dimiliki siswa, strategi atau metode yang digunakan serta alat penilaian
untuk melihat ketercapaian tujuan. Relevansi internal ini menunjukkan
keutuhan suatu kurikulum.
b. Relevansi eksternal
Relevansi eksternal berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan
proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan
dan tuntutan masyarakat.
Ada tiga macam relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum:
a. Relevan dengan lingkungan hidup peserta didik (relevansi sosiologis).
- 2 -
Bisa diartikan bahwa proses pengembangan dan penetapan isi
kurikulum hendaklah disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar
siswa. Contohnya untuk siswa yang ada di perkotaan perlu diperkenalkan
kehidupan di lingkungan kota, seperti keramaian dan rambu-rambu lalu
lintas; tata cara dan pelayanan jasa bank, kantor pos, dan lain sebagainya.
Demikian juga untuk sekolah yang berada di daerah pantai, perlu
diperkenalkan bagaimana kehidupan di pantai, seperti mengenai tambak,
kehidupan nelayan, koperasi, pembibitan udang, dan lain sebagainya.
b. Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupundengan yang
akan datang
Bisa diartikan bahwa relevansi harus sesuai dengan tuntutan ilmu
pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis). Artinya, isi
kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang
berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus
bermanfaat untuk kehidupan siswa pada waktu yang akan datang.
Misalkan untuk kehidupan yang akan datang, penggunaan komputer dan
Internet akan menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian
bagaimana cara memanfaatkan komputer dan bagaimana cara
mendapatkan informasi dari Internet sudah harus diperkenalkan kepada
siswa. Demikian juga dengan kemampuan berbahasa. Pada masa yang
akan datang ketika pasar bebas seperti persetujuan APEC mulai berlaku,
maka masyarakat akan dihadapkan kepada persaingan merebut pasar kerja
dengan orang-orang asing. Oleh karenanya keterampilan berbahasa asing
sudah harus mulai dipupuk sejak sekarang.
c. Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan dan potensi peserta
didik (relevansi psikologis)
Artinya bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi
dunia kerja. Untuk sekolah kejuruan contohnya, kalau dahulu di Sekolah
Kejuruan Ekonomi dilatih bagaimana agar siswa mampu menggunakan
- 3 -
mesin tik sebagai alat untuk keperluan surat-menyurat, maka sekarang
mesin tik sudah tidak banyak digunakan, akan tetapi yang lebih banyak
digunakan komputer. Dengan demikian, keterampilan mengoperasikan
komputer harus diajarkan. Untuk memenuhi prinsip relevansi ini, maka
dalam proses pengembangannya sebelum ditentukan apa yang menjadi isi
dan model kurikulum yang bagaimana yang akan digunakan, perlu
dilakukan studi pendahuluan dengan menggunakan berbagai metode dan
pendekatan seperti melakukan survei kebutuhan dan tuntutan masyarakat;
atau melakukan studi tentang jenis-jenis pekerjaan yang dibutuhkan oleh
setiap lembaga atau instansi.
2. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak
kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum
mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan
fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-
penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu
berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
Apa yang diharapkan dalam kurikulum ideal kadang-kadang tidak
sesuai dengan kondisi kenyataan yang ada. Bisa saja ketidaksesuaian itu
ditunjukkan oleh kemampuan guru yang kurang, latar belakang atau
kemampuan dasar siswa yang rendah, atau mungkin sarana dan prasarana
yang ada di sekolah tidak memadai. Kurikulum harus bersifat lentur atau
fleksibel. Artinya, kurikulum itu harus bisa dilaksanakan sesuai dengan
kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak fleksibel akan sulit
diterapkan.
Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi:
a. Fleksibel bagi guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang
gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai
dengan kondisi yang ada.
- 4 -
b. Fleksibel bagi siswa, artinya kurikulum harus menyediakan berbagai
kemungkinan program pilihan sesuai dengan bakat dan minat siswa.
3. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu adanya kesinambungandalam kurikulum,
baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-pengalaman
belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan,
baik yang di dalam tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara
jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
Prinsip ini mengandung pengertian bahwa perlu dijaga saling
keterkaitan dan kesinambungan antara materi pelajaran pada berbagai jenjang
dan jenis program pendidikan. Dalam penyusunan materi pelajaran perlu
dijaga agar apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu materi pelajaran
pada jenjang yang lebih tinggi telah diberikan dan dikuasai oleh siswa pada
waktu mereka berada pada jenjang sebelumnya.
Prinsip ini sangat penting bukan hanya untuk menjaga agar tidak
terjadi pengulanganpengulangan materi pelajaran yang memungkinkan
program pengajaran tidak efektif dan efisien, akan tetapi juga untuk
keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran pada jenjang
pendidikan tertentu.
Untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu ada
kerja sama antara pengembang kurikulum pada setiap jenjang pendidikan,
misalkan para pengembang pendidikan pada jenjang sekolah dasar, jenjang
SLTP, jenjang SLTA, dan bahkan dengan para pengembang kurikulum di
perguruan tinggi.
4. Prinsip Efektifitas
Prinsip efektivitasmerujuk pada pengertian kurikulum itu selalu
berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum bias dikatakan
sebagai instrument untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan
- 5 -
karakteristik tujuan apa yang ingin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan
mengarahkan pada pemilihan dan penentuan isi, metode dan system evaluasi
serta model kurikulum apa yang akan digunakan juga akan mempermudah
dan mengarahkan dalam implementasi kue\rikulu itu sendiri. Prinsip
efektifitas mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai
tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Prinsip efektivitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat
dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar.
Terdapat dua sisi efektivitas dalam suatu pengembangan kurikulum.
Pertama, efektivitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan
tugas mengimplementasikan kurikulum di dalam kelas. Kedua, efektivitas
kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar. Efektivitas kegiatan
guru berhubungan dengan keberhasilan mengimplementasikan program sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun. Sebagai contoh, apabila guru
menetapkan dalam satu caturwulan atau satu semester harus menyelesaikan 12
program pembelajaran sesuai dengan pedoman kurikulum, ternyata dalam
jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan 4 atau 5 program saja,
berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif.
Efektivitas kegiatan siswa berhubungan dengan sejauh mana siswa
dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan sesuai dengan jangka waktu
tertentu. Sebagai contoh apabila ditetapkan dalam satu caturwulan siswa harus
dapat mencapai sejumlah tujuan pembelajaran, ternyata hanya sebagian saja
dapat dicapai siswa, maka dapat dikatakan bahwa, proses pembelajaran siswa
tidak efektif.
5. Prinsip Efesiensi
Prinsip efisiensi yaitu mengusahakan agar dalam pengembangan
kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain
yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
- 6 -
Prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu,
suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh.
B. Teknik – Teknik Yang Digunakan Dalam Pelaksanaan Supervisi
Teknik supervisi Pendidikan adalah atat yang digunakan oleh supervisor
untuk mencapai tujuan supervisi itu sendiri yang pada akhir dapat melakukan
perbaikan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi. Dalam pelaksanaan
supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus mengetahui dan memahami serta
melaksanakan teknik – teknik dalam supervisi. Berbagai macam teknik dapat
digunakan oleh supervisor dalam membantu guru meningkatkan situasi belajar
mengajar, baik secara kelompok maupun secara perorangan ataupun dengan cara
langsung bertatap muka dan cara tak langsung bertatap muka atau melalui media
komunikasi (Sagala 2010 : 210). Adapun teknik – teknik Supervisi adalah sebagai
berikut :
1. Teknik Supervisi yang bersifat kelompok
Teknik Supervisi yang bersifat kelompok ialah teknik supervisi yang
dilaksanakan dalam pembinaan guru secara bersama – sama oleh supervisor
dengan sejumlah guru dalam satu kelompok (Sahertian 2008 : 86). Teknik
Supervisi yang bersifat kelompok antara lain : (Sagala 2010 : 210 - 227).
a. Pertemuan Orientasi bagi guru baru.
Pertmuan orientasi adalah pertemuan anatar supervisor dengan
supervisee (Terutama guru baru) yang bertujuan menghantar supervisee
memasuki suasana kerja yang baru dikutip menurut pendapat Sagala
(2010 : 210) dan Sahertian (2008 : 86). Pada pertemuan Orientasi
supervisor diharapkan dapat menyampaikan atau menguraikan kepada
supervisee hal – hal sebagai berikut (Sahertian 2008 : 86) :
i. Sistem kerja yang berlaku di sekolah itu.
ii. Proses dan mekanisme administrasi dan organisasi sekolah.
- 7 -
iii. Biasanya diiringi dengan tanya jawab dan penyajian seluruh kegiatan
dan situasi sekolah.
iv. Sering juga pertemuan orientasi ini juga diikuti dengan tindak lanjut
dalam bentuk diskusi kelompok dan lokakarya.
v. Ada juga melalui perkunjungan ke tempat – tempat tertentu yang
berkaitan atau berhubungan dengan sumber belajar.
vi. Salah satu ciri yang sangat berkesan bagi pembinaan segi sosial dalam
orientasi ini adalah makan bersama.
vii.Aspek lain yang membantu terciptanya suasana kerja ialah bahwa guru
baru tidak merasa asing tetapi guru baru merasa diterima dalam
kelompok guru lain.
b. Rapat guru
Rapat Guru adalah teknik supervisi kelompok melalui rapat guru yang
dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaan, dan upaya atau cara
meningkatkan profesi guru. (Pidarta 2009 : 71). Tujuan teknik supervisi
rapat guru yang dikutip menurut pendapat Sagala (2010 : 212) adalah
sebagai berikut :
i. Menyatukan pandangan – pandangan guru tentang masalah – masalah
dalam mencapai makna dan tujuan pendidikan.
ii. Memberikan motivasi kepada guru untuk menerima dan melaksanakan
tugas – tugasnya dengan baik serta dapat mengembangkan diri dan
jabatan mereka secara maksimal.
iii. Menyatukan pendapat tentang metode kerja yang baik guna pencapaian
pengajaran yang maksimal.
iv. Membicarakan sesuatu melalui rapat guru yang bertalian dengan proses
pembelajaran.
v. Menyampaikan informasi baru seputar belajar dan pembelajaran,
kesulitan – kesulitan mengajar, dan cara mengatasi kesulitan mengajar
secara bersama dengan semua guru disekolah.
- 8 -
c. Studi kelompok antar guru
Studi kelompok antara guru adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
sejumlah guru yang memiliki keahlian dibidang studi tertentu, seperti
MIPA, Bahasa, IPS dan sebagainya, dan dikontrol oleh supervisor agar
kegiatan dimaksud tidak berubah menjadi ngobrol hal – hal yang tidak ada
kaitannya dengan materi. Topik yang akan dibahas dalam kegiatan ini telah
dirumuskan dan disepakati terlebih dahulu. Tujuan pelaksanaan teknik
supervisi ini adalah sebagai berikut :
i. Meningkatkan kualitas penguasaan materi dan kualitas dalam memberi
layanan belajar.
ii. Memberi kemudahan bagi guru – guru untuk mendapatkan bantuan
pemechan masalah pada materi pengajaran.
iii. Bertukar pikiran dan berbicara dengan sesama guru pada satu bidang
studi atau bidang – bidang studi yang serumpun.
d. Diskusi
Diskusi adalah pertukaran pikiran atau pendapat melalui suatu
percakapan tentang suatu masalah untuk mencari alternatif pemecahannya.
Diskusi merupakan salah satu teknik supervisi kelompok yang digunakan
supervisor untuk mengembangkan berbagai ketrampilan pada diri para
guru dalam mengatasi berbagai masalah atau kesulitan dengan cara
melakukan tukar pikiran antara satu dengan yang lain. Melalui teknik ini
supervisor dapat membantu para guru untuk saling mengetahui,
memahami, atau mendalami suatu permasalahan, sehingga secara bersama
– sama akan berusaha mencari alternatif pemecahan masalah tersebut
(Sagala 2010 : 213). Tujuan pelaksanaan supervisi diskusi adalah untuk
memecahkan masalah – masalah yang dihadapi guru dalam pekerjaannya
sehari – hari dan upaya meningkatkan profesi melaluii diskusi.
- 9 -
Hal – hal yang harus diperhatikan supervisor sebagai pemimpin diskusi
sehingga setiap anggota mau berpartisipasi selama diskusi berlangsung
supervisor harus mampu :
1) Menentukan tema perbincangan yang lebih spesifik ;
2) Melihat bahwa setiap anggota diskusi senang dengan keadaan dan topik
yang dibahas dalam diskusi.
3) Melihat bahwa masalah yang dibahas dapat dimengerti oleh semua
anggota dan dapat memecahkan masalah dalam pengajaran.
4) Melihat bahwa kelompok merasa diperlukan dan diikutsertakan untuk
mencapai hasil bersama.
5) Mengakui pentingnya peranan setiap anggota yang dipimpinnya.
e. Workshop
Workshop adalah suatu kegiatan belajar kelompok yang terjadi dari
sejumlah pendidik yang sedang memecahkan masalah melalui percakapan
dan bekerja secara kelompok.
Hal – hal yang perlu diperhatikan pada waktu pelaksanaan workshop
antara lain :
1) Masalah yang dibahas bersifat “Life cntred” dan muncul dari guru
tersebut,
2) Selalu menggunakan secara maksimal aktivitas mental dan fisik dalam
kegiatan sehingga tercapai perubahan profesi yang lebih tinggi dan
lebih baik.
f. Tukar menukar pengalaman
Tukar menukar pengalaman “Sharing of Experince” suatu teknik
perjumpaan dimana guru menyampaikan pengalaman masing-masing
dalam mengajar terhadap
topik-topik yang sudah diajarkan, saling memberi dan menerima tanggapan
dan saling belajar satu dengan yang lain. Langkah – langkah melakukang
sharing antara lain :
- 10 -
1. Menentukan tujuan yang akan dicapai.
2. Menentukan pokok masalah yang akan dibahas.
3. Memberikan kesempatan pada setiap peserta untuk menyumbangkan
pendapat pendapat mereka
4. Merumuskan kesimpulan.
2. Teknik Individual dalam Supervisi
Teknik Individual Menurut Sahertian yang dikutip oleh Sagala (2010 :
216) adalah teknik pelaksanaan supervisi yang digunakan supervisor kepada
pribadi – pribadi guru guna peningkatan kualitas pengajaran disekolah. Teknik
– teknik individual dalam pelaksanaan supervisi antara lain :
a. Teknik Kunjungan kelas.
Teknik kunjungan kelas adalah suatu teknik kunjungan yang dilakukan
supervisor ke dalam satu kelas pada saat guru sedang mengajar dengan
tujuan untuk membantu guru menghadapi masalah/kesulitan mengajar
selama melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kunjungan kelas dilakukan
dalam upaya supervisor memperoleh data tentang keadaan sebenarnya
mengenai kemampuan dan ketrampilan guru mengajar. Kemudian dengan
yang ada kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan
atas kesulitan – kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan
pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan
3 cara, yatiu :
1) Kunjungan kelas tanpa diberitahu,
2) Kunjungan kelas dengan pemberitahuan,
3) Kunjungan kelas atas undangan guru,
4) Saling mengunjungi kelas.
b. Teknik Observasi Kelas
Teknik observasi kelas dilakukan pada saat guru mengajar. Supervisor
mengobservasi kelas dengan tujuan untuk memperoleh data tentang segala
- 11 -
sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi
supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi.
Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan
ada juga tidak diberi tahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya
tidak mengganggu proses belajar mengajar. Selama berada dikelas
supervisor melakukan pengamatan dengan teliti, dan menggunakan
instrumen yang ada terhada lingkungan kelas yang diciptakan oleh guru
selama jam pelajaran.
c. Percakapan Pribadi
Percakapan pribadi merupakan Dialog yang dilakukan oleh guru dan
supervisornya, yang membahas tentang keluhan – keluhan atau
kekurangan yang dikeluarkan oleh guru dalam bidang mengajar, di mana
di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan
ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan kelebihan dan
kekurangannya. mendorong agar yang sudah baik lebih di tingkatkan dan
yang masih kurang atau keliru agar diupayakan untuk memperbaikinya.
d. Intervisitasi (mengunjungi sekolah lain)
Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju
dengan menyuruh beberapa orang guru untuk mengunjungi sekolah –
sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui
kiat – kiat yang telah diambil sampai seekolah tersebut maju. Manfaat
yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah dapat saling
membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan berdasarkan
pengalaman masing – masing. Sehingga masing – masing guru dapat
memperbaiki kualitasnya dalam memberi layanan belajar kepada peserta
didiknya.
e. Penyeleksi berbagai sumber materi untuk mengajar.
Teknik pelaksanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek – aspek
belajar mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada
- 12 -
guru, supervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek –
aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang efektif.
supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai sumber
materi yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun cara untuk
mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti
perkembangan itu melalui kepustakaan profesional, dengan mengadakan
"profesional reading ". Ini digunakan untuk menambah pengetahuan dan
meningkatkan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Hal ini
menyatakan bahwa teknik penyeleksian berbagai suber materi untuk
mengajar memiliki arti bahwa Teknik ini yang menitik beratkan kepada
kemampuan Supervisor dalam menyeleksi buku – buku yang dimiliki oleh
guru pada saat mengajar yang sesuai dengan kebutuhan kegiatan belajar
mengajar.
f. Menilai diri sendiri
Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana
ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor
tersebut,yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar
mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak
mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru
hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat
digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar
pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk
menilai pekerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas. Yaitu dengan
menyususun pertanyaan yang tertutup maupun terbuka, tanpa perlu
menyebutkan nama siswa.
3. Diskusi Panel
Teknik ini dilakukan dihadapan guru oleh para pakar dari bermacam sudut
ilmu dan pengalaman terhadap suatu masalah yang telah ditetapkan. Mereka
akan melihat suatu masalah itu sesuai dengan pandangan ilmu dan pengalaman
- 13 -
masing-masing sehingga guru dapat masukan yang sangat lengkap dalam
menghadapi atau memecahkan suatu masalah. Manfaat dari kegiatan ini
adalah lahirnya sifat cekatan dalam memecahkan masalah dari berbagai sudut
pandang ahli.
4. Seminar
Seminar adalah suatu rangkaian kajian yang diikuti oleh suatu
kelompok untuk mendiskusikan, membahas dan memperdebatkan suatu
masalah yang berhubungan dengan topik. Berkaitan dengan pelaksanaan
supervisi, dalam seminar ini dapat dibahas seperti bagaimana menyusun
silabus sesuai standar isi, bagaimana mengatasi masalah disiplin sebagai aspek
moral sekolah, bagaimana mengatasi anak – anak yang selalu membuat
keributan dikelas, dll. Pada waktu pelaksanaan seminar kelompok
mendengarkan laporan atau ide – ide menyangkut permasalahan pendidikan
dari salah seorang anggotanya.
5. Simposium
Kegiatan mendatangkan seorang ahli pendidikan untuk membahas
masalah pendidikan. Simposium menyuguhkan pidato-pidato pendek yang
meninjau suatu topik dari aspek-aspek yang berbeda. Penyuguh pidato
biasanya tiga orang dimana guru sebagai pengikut diharapkan dapat
mengambil bekal dengan mendengarkan pidato-pidato tersebut.
6. Demonstrasi mengajar
Usaha peningkatan belajar mengajar dengan cara mendemonstrasikan
cara mengajar dihadapan guru dalam mengenalkan berbagai aspek dalam
mengajar di kelas oleh supervisor.
7. Buletin supervisi
Suatu media yang bersifat cetak dimana disana didapati
peristiwaperistiwa pendidikan yang berkaitan dengan cara-cara
- 14 -
mengajar,tingkah laku siswa,dan sebagainnuya.Diharapkan ini dapat
membantu guru untuk menjadi lebih baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa prinsip pendidikan
terdiri dari :
1. Prinsip relevansi; secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di
antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi
dan evaluasi).
2. Prinsip fleksibilitas; dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar
yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam
pelaksanaannya
3. Prinsip kontinuitas; yakni adanya kesinambungandalam kurikulum, baik
secara vertikal, maupun secara horizontal.
4. Prinsip efisiensi; yakni mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum
dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain
5. Prinsip efektivitas; yakni mengusahakan agar kegiatan pengembangan
kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas
maupun kuantitas.
Dalam pelaksanaan supervisi pendidikan, sebagai supervisor harus
mengetahui dan memahami serta melaksanakan teknik – teknik dalam supervisi.
- 15 -
Berbagai macam teknik dapat digunakan oleh supervisor dalam membantu guru
meningkatkan situasi belajar mengajar, baik secara kelompok maupun secara
perorangan ataupun dengan cara langsung bertatap muka dan cara tak langsung
bertatap muka atau melalui media komunikasi
B. Kritik dan Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
- 16 -
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas rahmat yang diberikan Allah SWT sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Prinsip-Prinsip Pendidikan
dan Supervisi Pendidikan” tepat pada waktunya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yang telah
membantu penulis dalam membuat makalah ini dan teman-teman yang telah memberi
motivasi dan dorongan serta semua pihak yang berkaitan sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa yang akan datang.
Bengkulu, Oktober 2011
Penulis
- 17 -i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFATR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................1
C. Tujuan 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Prinsip – Prinsip Pendidikan.................................................................2
B. Tekhnik Supervisi Pendidikan..............................................................7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................................15
B. Kritik dan Saran ...................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................iii
- 18 -
iii
ii
DAFTAR PUSTAKA
Abrasyi, A, 1974. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam. Cet.II. Jakarta : Bulan
Bintang.
Abdulhak, I, 2001. Komunikasi Pembelajaran: Pendekatan Konvergensi Dalam
Peningkatan Kualitas dan Efektivitas Pembelajaran. Pidato Pengukuhan
Jabatan Guru Besar Tetap. Bandung: Depdiknas UPI.
Abdulkadir, E. Kastomo, 1994.Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Tasikmalaya :
Yayasan Serba Bakti Pondok Pesantren Suryalaya.
- 19 -iii
ADMINISTRASI DAN SUPERVISI PENDIDIKAN
BEBERAPA PRINSIP DAN TEKHNIK SUPERVISI PENDIDIKAN
- 20 -
Disusun Oleh:Eta YarnaMeli Fitria
Melia Hawati Wati
Dosen :
M. Nur Ibrahim.,M.PdM. Nur Ibrahim.,M.Pd
JURUSAN TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERIKOTA BENGKULU
2011